ANALISIS PENGARUH KONFLIK DALAM PELAKSANAAN KONSTRUKSI TERHADAP KESUKSESAN PROYEK Herman Susila Suryo Handoyo Abstrak Pada tahap pelaksanaan proyek konstruksi sangat besar kemungkinannya terjadi konflik karena dalam pelaksanaan proyek konstruksi sumberdaya yang digunakan besar, jumlah kegiatan yang sangat banyak dan melibatkan banyak pihak yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Perbedaan-perbedaan tujuan, pandangan, pendapat dari masing-masing pihak akan dapat menimbulkan konflik. Analisis pengaruh konflik dalam pelaksanaan konstruksi terhadap kesuksesan proyek ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk dapat mengetahui faktor-faktor dominan yang dapat menimbulkan konflik dan bagaiman pengaruh konflik terhadap kesuksesan proyek. Data diperoleh melalui survei kuesioner dengan responden yang diteliti adalah kontraktor, konsultan pengawas dan dari pihak pemilik pada tingkat manajemen menengah yang pernah terlibat dalam pelaksanaan pembangunan konstruksi gedung. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Untuk mengetahui keakuratan data dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Untuk mengetahui faktor dominan yang dapat menimbulkan konflik dilakukan analisis mean dan untuk menganalisis pengaruh konflik dengan kesuksesan proyek dilakukan anilisis korelasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor-faktor yang sering menimbulkan konflik dalam pelaksanaan proyek konstruksi adalah wewenang dan tanggung jawab yang kurang jelas, tugas yang tidak sesuai keahliannya, kesalahan desain dan spesifikasi, keterlambatan peralatan dan bahan, estimasi biaya yang tidak akurat dan pendekatan menangani masalah. Berdasar uji konkordansi kendall menunjukkan bahwa variabel konflik dari kontrak dan spesifikasi, sumber daya manusia, manajemen dan organisasi, biaya, dan perbedaan kultur mempunyai korelasi yang rendah terhadap kesuksesan proyek atau mampu mempengaruhi kesuksesan proyek sebesar 23% sedangkan 77% dipengaruhi oleh faktor lain. Kata kunci : konflik, konstruksi, kesuksesan proyek 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pelaksanaan proyek tentu semua pihak yang terlibat berharap proyek dapat selesai sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Tujuan yang diharapkan tersebut antara lain adalah agar proyek tersebut selesai dengan tepat waktu, tidak melebihi anggaran yang ditetapkan dan mutu terpenuhi (Atkinson, 1999). Proyek konstruksi melibatkan interaksi antar unsur-unsur pembangunan dari proyek tersebut, yaitu antara lain owner, konsultan, kontraktor dan subkontraktor. Dalam proses pelaksanaan proyek mereka berinteraksi satu sama lain. Oleh karena itu kerjasama, koordinasi, komunikasi menjadi sangat penting untuk menjadikan proyek sukses dalam arti proyek dapat selesai dengan tepat waktu, biaya yang tidak melebihi anggaran dan mutu sesuai dengan yang ditentukan. Permasalahan-permasalahan dalam pelaksanaan proyek akan muncul apabila tujuan proyek tersebut tidak tercapai. Permasalahan ini apabila tidak dikelola dengan baik maka akan menjadi konflik. Konflik merupakan kondisi terjadinya ketidakcocokan antar nilai atau tujuantujuan yang ingin dicapai, baik yang ada dalam diri individu maupun dalam hubungannya dengan orang lain. Kondisi yang telah dikemukakan tersebut dapat mempengaruhi efisiensi dan produktifitas kerja (Thomas , 1978). Kesuksesan proyek pembangunan tergantung dari beberapa variabel, salah satu variabel kunci adalah bagaimana cara dari masing-masing unsur pembangunan itu menangani konflik yang dihadapi (Diekmann et al., 1994). Studi yang dilakukan Yates dan Hardcastel dalam Ntiyakunze (2011) menemukan bahwa konflik dan sengketa menyebabkan naiknya biaya langsung maupun tidak langsung dalam proyek, oleh karena itu perlu pengelolaan konflik agar tidak mempengaruhi tujuan proyek. 1.2. Perumusan Masalah Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. 2. Apa yang menjadi faktor dominan penyebab konflik pada tahap pelaksanaan proyek konstruksi? Bagaimana pengaruh konflik terhadap kesuksesan proyek dalam pelaksanaan konstruksi ? 1.3. Tujuan Penelitian Sesuai dengan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan : 1. Untuk mengetahui faktor dominan yang dapat menimbulkan konflik dalam pelaksanaan proyek konstruksi. 2. Menganalisis pengaruh konflik terhadap kesuksesan proyek. 1.4. 1. 2. 3. 2. 2.1. Batasan Penelitian Batasan dalam penelitian ini adalah : Penelitian dilakukan terhadap perusahaan – perusahaan kontraktor, konsultan pengawas dan pemilik (owner) pada level manajemen menengah baik dari instansi pemerintah maupun swasta di kota Surakarta dan sekitarnya yang pernah menangani proyek konstruksi gedung. Konflik yang diteliti adalah konflik pada proyek gedung yang berskala kecil dan menengah yang terjadi pada internal proyek antar organisasi proyek diantara kontraktor, owner dan konsultan pengawas pada tahap pelaksanaan proyek. Konflik yang diteliti sebatas konflik yang tidak sampai tahap persengketaan. TINJAUAN PUSTAKA Definisi Konflik Konflik merupakan kondisi terjadinya ketidakcocokan antar nilai atau tujuan-tujuan yang ingin dicapai, baik yang ada dalam diri individu maupun dalam hubungannya dengan orang lain. Kondisi yang telah dikemukakan tersebut dapat mengganggu bahkan menghambat tercapainya emosi atau stres yang mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja (Thomas, 1978). Handy (1983) mendefinisikan konflik sebagai dimulainya proses bila satu pihak merasa bahwa pihak lain akan menggagalkan tujuannya. Fenn et.al. (1997) berpendapat bahwa konflik timbul karena ada ketidakcocokan kepentingan. Soeharto (2001) konflik didefinisikan sebagai tumbukan diantara unsur-unsur atau pemikiran yang berlawanan. Atas dasar bermacam-macam definisi konflik dari peneliti-peneliti sebelumnya, maka dalam penelitian ini konflik dianggap sebagai tindakan atau keadaan yang dihasilkan dari perbedaan pendapat atau ketidakcocokan antara unsurunsur proyek (stakeholders) dalam memenuhi kewajiban kontrak mereka, dimana konflik tersebut belum menjadi persengketaan. 2.2. Sumber Konflik Dalam Proyek Konstruksi Dalam setiap proyek konstruksi, di satu sisi perhatian utama kontraktor adalah menyelesaikan proyek sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dan berusaha untuk dapat memperoleh keuntungan finansial, sementara di sisi lain owner membutuhkan fasilitas yang baik dengan harga seekonomis mungkin. Tujuan dari masing-masing pihak tersebut tampaknya bertentangan dan upayaupaya dari masing-masing pihak tersebut dalam mencapai tujuan mereka, mungkin akan mengakibatkan konflik. Selain itu, dalam organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan proyek pembangunan terdiri dari berbagai disiplin ilmu, beragam norma, perilaku dan budaya. Oleh karena itu, sangat jelas bahwa di dalam melaksanakan proyek berada pada lingkungan yang kompetitif yang dapat menimbulkan keteganganketegangan. Banyak penulis yang telah melakukan penelitian untuk mengetahui penyebab konflik dalam proyek konstruksi. Menurut Hellard (1997), faktor utama yang menyebabkan konflik dalam konstruksi adalah : 1. Kondisi kontrak : Kurangnya kesempurnaan dalam dokumen kontrak. Kegagalan dalam pembayaran. Kondisi psikologi orang dalam proyek konstruksi. 2. Gambar desain yang tidak lengkap : Masalah bawah permukaan tanah. Risiko-risiko. Perencanaan yang kurang lengkap. Metode kerja dan spesifikasi. 3. 4. Proses konstruksi Konsumen Kepemilikan publik Jaminan 5. Waktu Menurut Filley (1975) penyebab utama timbulnya konflik yang sering terjadi di lingkungan proyek adalah batas wewenang dan tanggung jawab kurang jelas, adanya konflik kepentingan, adanya hambatan komunikasi, adanya pertentangan lama yang belum terselesaikan, tidak adanya pengertian bersama (consensus). Penelitian yang dilakukan Marzouk et.al (2007) mengidentifikasi ada empat sumber konflik yaitu masalah kontrak, masalah budaya, manajemen dan organisasi unsur-unsur proyek dan kondisi proyek. 2.3. Faktor Penyebab Konflik Pada Tahap Pelaksanaan Konstruksi Kompleksitas pekerjaan, waktu yang terbatas, banyaknya sumber daya yang digunakan, dan masih banyak lagi hal-hal yang mempengaruhi proses pelaksanaan konstruksi. Apabila hambatan-hambatan tersebut tidak segera diatasi maka akan dapat menimbulkan kerugian dan akan memicu terjadinya konflik. Konflik pada tahap pelaksanaan terjadi manakala apa yang tertera dalam kontrak tidak sesuai dengan apa yang dilaksanakan di lapangan. Dalam istilah umum sering orang mengatakan bahwa pelaksanaan proyek di lapangan tidak sesuai dengan bestek, baik bestek tertulis (kontrak kerja) dan atau bestek gambar (lampiranlampiran kontrak), ditambah perintahperintah direksi/pengawas proyek (manakala bestek tertulis dan bestek gambar masih ada yang belum lengkap). Sedangkan faktor timbulnya konflik, menurut Shahab (2000) dan Poerdiyatmono (2007), terdapat beberapa kasus , yaitu : a. Perjanjian (kontrak) kerja dan dokumen konstruksi kurang lengkap. b. Pelaksanaan pekerjaan dimulai tanpa pola urutan proses kerja, program waktu serta garis kritis (time schedule). c. Ketidak jelasan dokumen. alur penyaluran d. Tanggung jawab yang kurang jelas. e. Timbulnya variation order sepanjang masa pelaksanaan konstruksi, dengan tidak mencatat, melaporkan atau mengantisipasi terhadap pengaruh perubahan waktu dan biaya. f. Site Engineer atau Koordinator Lapangan yang tidak menguasai seluruh proses. g. Terjadinya kerancuan istilah Quality Control dengan Quality Assurance. h. Terdapat istilah-istilah yang membingungkan dalam dokumen kontrak. j. Terdapat istilah-istilah yang dapat menimbulkan makna ganda dalam dokumen kontrak. k. Administrasi proyek yang tidak baik. l. Idle time peralatan yang tidak efektif. m. Banyaknya change order atau perubahan pekerjaan yang berakibat pada pekerjaan tambah. n. Keterlambatan pembayaran. o. Adanya perbedaan pengertian kontrak yang berbahasa asing dengan kontrak yang sama dan berbahasa Indonesia. Kissiedu (2009) mengidentifikasi faktor-faktor penyebab konflik atau perselisihan di Ghana adalah : 1. Kegagalan klien dalam pembayaran. 2. Tidak jelas dan tidak lengkap diskripsi kegiatan dalam bill of quantity (BQ). 3. Komunikasi yang tidak efektif antara unsur-unsur proyek. 4. Keterlambatan pembayaran dari owner. 5. Kontraktor tidak dapat memenuhi jadwal yang telah direncanakan. 6. Kesalahan kontraktor dalam mengestimasi biaya pekerjaan. 7. Kontraktor tidak membaca dan memahami dokumen-dokumen dengan baik. 8. Tidak ada semangat kerja dalam tim. 9. Keterlambatan kontraktor dalam menyelesaikan pekerjaan. 10. Kontraktor yang tidak cakap atau pengalaman. 11. Kesalahan dan kekhilafan desain dan spesifikasi. 12. Penghitungan progress pekerjaan yang tidak tepat. 13. Manajemen, koordinasi dan pengawasan yang tidak baik 14. Tidak mentaati perintah. 15. Makna ganda dalam dokumen kontrak. 16. Kondisi lokasi yang berbeda dengan uraian dalam dokumen kontrak. 17. Kesalahan penggunaan material, tenaga terampil dan metode pelaksanaan. 18. Perbedaan penafsiran tentang spesifikasi 19. Kesalahan perhitungan anggaran proyek oleh owner. 20. Perubahan lingkup kerja diluar kontrak. Fenn et.al. (1997) mengidentifikasi penyebab konflik konstruksi yang disebabkan oleh pemilik (owner) adalah sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Kegagalan menanggapi permasalahan dengan tepat waktu. Kurang komunikasi antar anggota tim. Mekanisme yang kurang jelas dalam memberikan permintaan informasi. Buruknya manajemen, pengawasan dan koordinasi. Memenangkan penawar terendah (mentalitas kontraktor dan konsultan). Tidak adanya semangat tim. Enggan untuk memeriksa konstruksi mengenai kejelasan dan kelengkapan. Kegagalan untuk menunjuk seorang manajer proyek . Perbedaan penafsiran makna dalam dokumen kontrak. Hall (2002) mengidentifikasi penyebab konflik konstruksi yang disebabkan oleh konsultan adalah sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 2. 3. 4. 5. 7. Keengganan untuk meminta penjelasan. Penjadwalan pekerjaan (scheduling) yang kurang baik 2.5. Kesuksesan Proyek Kesuksesan proyek dilihat berdasarkan siklus hidup proyek menurut Khang dan Moe (2004) meliputi conceptualizing (konsep), planning (perencanaan), implementing (pelaksanaan), closing/completing (penutup) dan overall project success (keseluruhan kesuksesan proyek). Faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek adalah : 1. Kurangnya manajemen kontraktor, pengawasan dan koordinasi. Keterlambatan pekerjaan. Kegagalan untuk merencanakan dan melaksanakan perubahan pekerjaan. Kegagalan untuk memahami harga pekerjaan atau penawaran dengan benar. Kurang memahami kesepakatan yang ada dalam kontrak. Penggunaan sumber daya yang sesuai dengan rencana. Sumber daya sangat diperlukan dalam pelaksanaan untuk merealisasikan proyek. Pemakaian sumber daya akan memberikan akibat pada biaya dan jadwal pelaksanaan yang telah direncanakan. Dalam pelaksanaan proyek, sumber daya harus tersedia dalam kualitas dan kuantitas yang cukup pada waktunya, digunakan secara optimal, dimobilisasi secepat mungkin setelah tidak diperlukan. Oleh karena itu sumber daya harus dikelola agar dalam penggunaannya dapat efektif dan efisien. Kegagalan untuk mengetahui tanggungjawabnya sesuai dengan kontrak. Kesalahan estimasi. Lambat memberikan informasi. Kesalahan desain dan spesifikasi karena kurang koordinasi antara insinyur sipil, arsitek, mekanikal dan elektrikal. Gambar dan spesifikasi yang tidak lengkap. Carmicheal (2002) mengidentifikasi penyebab konflik konstruksi yang disebabkan oleh kontraktor adalah sebagai berikut : 1. 6. 2. Aktivitas pekerjaan sesuai dengan rencana. Waktu merupakan parameter yang penting dalam mengukur kesuksesan proyek. Perencanaan dan pengendalian waktu dilakukan dengan mengatur jadwal, yaitu dengan cara mengidentifikasi titik kapan pekerjaan dimulai dan kapan pekerjaan akan berakhir. Sering kali pengelola proyek beranggapan bahwa penyelesaian proyek semakin cepat semakin baik. Berbagai usaha dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut, misalnya dengan kerja lembur, atau memberikan insentif berupa premium bagi penyerahan barang yang lebih awal. Usahausaha tersebut umumnya akan berpengaruh pada kenaikan biaya. 3. berbagai sumber daya dimana keseluruhannya membentuk operasi pelaksanaan optimal yang membutuhkan pembiayaan. Estimasi dibuat jauh hari sebelum konstruksi dimulai atau paling tidak selama pelaksanaannya, maka jumlah biaya yang didapat berdasarkan analisis lebih merupakan taksiran biaya daripada biaya yang sebenarnya (actual cost). Hasil pekerjaan sesuai dengan kualitas dan spesifikasi yang telah direncanakan. Untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang sesuai dengan kualitas yang direncanakan maka harus melalui prosedur yang telah ditetapkan. Untuk mencapai suatu tingkat kualitas yang dibutuhkan maka harus dapat memenuhi fungsi-fungsi yang diharapkan dalam batasan berbagai persyaratan baik yang bersifat teknis maupun non teknis. Spesifikasi dari kualitas pekerjaan merupakan bagian dari sejumlah dokumen untuk menggambarkan suatu fasilitas. Dokumen ini sebagai pedoman untuk mengendalikan kualitas. Masalah utama dalam penulisan spesifikasi adalah adanya perbedaan interpretasi pihak-pihak yang terlibat terhadap berbagai persyaratan yang tercantum dalam dokumen tersebut. 5. Semua stakeholders harus selalu mendapat informasi tentang proyek dan merasa puas terhadap pekerjaan proyek. Konflik mempengaruhi komunikasi pihak-pihak yang terkait (stakeholders). Informasi yang diberikan tentang pelaksanaan proyek harus selalu update, sehingga stakeholders merasa puas akan hasil dari pelaksanaan proyek. Informasi-informasi proyek yang diperlukan tersebut antara lain : Menjelaskan kemajuan pelaksanaan pekerjaan yang sedang dilaksanakan. Menjelaskan pekerjaan di lapangan yang telah dilaksanakan dan informasi hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan di lapangan. Menjelaskan persoalan-persoalan yang dihadapi dalam proyek. 4. Estimasi biaya yang baik dan akurat. Ketidaktepatan yang terjadi dalam estimasi biaya proyek akan berakibat kurang baik pada pihakpihak yang terlibat dalam proyek. Estimasi biaya proyek konstruksi merupakan proses analisis perhitungan berdasarkan pada metode konstruksi, volume pekerjaan, dan ketersediaan 3. 3.1. METODE PENELITIAN Kerangka Pikir Kesuksesan proyek pembangunan tergantung dari beberapa variabel, salah satu variabel kunci adalah bagaimana cara dari masing-masing unsur pembangunan itu menangani konflik yang dihadapi (Diekman et al., 1994). Dari penelitian terdahulu, Studi yang dilakukan Yates dan Hardcastel dalam Ntiyakunze (2011) menemukan bahwa konflik dan sengketa menyebabkan naiknya biaya langsung maupun tidak langsung dalam proyek. Oleh karena itu perlu adanya pengelolaan konflik yang baik, antara lain adalah mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan konflik dan bagaimana cara menanganinya jika terjadi konflik. Tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini yang pertama adalah untuk mengetahui faktor yang dominan penyebab konflik yang terjadi pada saat pelaksanaan proyek konstruksi dan kedua adalah untuk mengetahui pengaruh antara konflik dengan kesuksesan proyek pada saat pelaksanaan proyek. Untuk mengetahui faktor-faktor dominan adalah dengan mencari nilai mean dari masing-masing variabel penyebab konflik kemudian dilakukan perangkingan. Yang menjadi faktor dominan adalah variabel yang mempunyai nilai mean terbesar. Tujuan kedua dalam penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh konflik terhadap kesuksesan proyek. Untuk mengetahui pengaruh konflik terhadap kesuksesan proyek dalam penelitian ini digunakan uji korelasi kendall. Untuk mengetahui variabel konflik (sebagai variabel bebas) secara bersama-sama mempengaruhi terhadap kesuksesan proyek (sebagai variabel terikat) dilakukan uji konkordansi kendall. Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini adalah : H0 : Tidak ada pengaruh negatif antara konflik pada kontrak dan spesifikasi (X1), Sumber Daya Manusia (X2), manajemen dan organisasi unsurunsur proyek (X3), kondisi proyek (X4) dan perbedaan kultur (X5) terhadap kesuksesan proyek (Y) Ha : Ada pengaruh negatif antara konflik pada kontrak dan spesifikasi (X1), Sumber Daya Manusia (X2), manajemen dan organisasi unsurunsur proyek (X3), kondisi proyek (X4) dan perbedaan kultur (X5) terhadap kesuksesan proyek (Y) 3.2. Tahapan Penelitian Tahapan yang direncanakan dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu: a. Identifikasi masalah dan tujuan penelitian Untuk dapat mengidentifikasi faktorfaktor yang dapat menyebabkan konflik, maka dilakukan kajian terhadap teori-teori dan literatur. 3 4 5 Desain kuesioner Kuesioner di buat sebagai alat untuk mengumpulkan data yang digunakan sebagai dasar untuk analisis dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan dalam penelitian ini. Pertanyaanpertanyaan yang disusun dalam kuesioner bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang : - Data responden - Faktor-faktor penyebab konflik - Faktor-faktor kesuksesan proyek Pengumpulan data Alat untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada responden yang pernah terlibat dalam pelaksanaan proyek konstruksi gedung di Surakarta. Responden terdiri dari pemilik proyek, konsultan pengawas dan kontraktor. Pengolahan data Setelah memperoleh data di lapangan, kemudian dilakukan perhitungan dengan metode yang sesuai tujuan penelitian. 6 Analisis dan Pembahasan Hasil pengolahan data yang dihasilkan pada butir (d) kemudian dianalisis dan dikaji lebih lanjut. 7 Kesimpulan sebelumnya seperti yang ada pada tabel 2.1. Faktor-faktor yang menjadi instrument pengukuran variable-variabel tersebut kemudian dikodekan seperti yang ada pada tabel 3.1. 3.3. Variabel Penelitian Variabel - variabel penyebab konflik, diambil dari penelitian - penelitian Tabel 3.1 Variabel-variabel penelitian. No. Variabel Kesuksesan proyek dalam pelaksanaan proyek 1 Khang dan Moe (2004) Khang dan Moe (2004) Hasil pekerjaan sesuai dengan kualitas dan spesifikasi yang telah direncanakan Estimasi biaya yang baik dan akurat Y3 Khang dan Moe (2004) Y4 Khang dan Moe (2004) Semua pihak yang berkepentingan dalam proyek (stakeholders) harus selalu mendapat informasi tentang proyek dan merasa puas terhadap pekerja proyek Y5 Khang dan Moe (2004) 4 X1 Ruang lingkup yang kurang jelas Spesifikasi yang kurang jelas X11 X12 Marzouk et.al (2007) Marzouk et.al (2007) Makna ganda dan membingungkan dalam kontrak X13 Perbedaan penafsiran dalam kontrak X14 Shahab (2000) dan Poerdiyatmono (2007) Fenn et.al (1997) Criteria material Metode kerja X15 X16 Kissiedu (2009) Hellard (1997) Alokasi resiko yang kurang jelas X17 Marzouk et.al (2007) Wewenang dan tanggung jawab yang kurang jelas X18 Change order X19 Hall (2002) Filley (1975) Shahab (2000) dan Poerdiyatmono (2007) X2 Penempatan personil tidak sesuai dengan keahliannya Produktivitas rendah X21 X22 Kissiedu (2009) Marzouk et.al (2007) Kualitas yang kurang baik Jumlah tenaga yang tidak sesuai dengan kebutuhan X23 X24 Huang et.al (2008) Mahato dan Ogunlana (2010) Riantini et.al (2005) Proses rekrutmen dan asal tenaga kerja Manajemen dan organisasi unsur-unsur dalam proyek Kontraktor Y Y1 Y2 Sumber Daya Manusia 3 Literature Penggunaan sumber daya yang sesuai dengan rencana Aktivitas pekerjaan sesuai dengan rencana Kontrak dan spesifikasi 2 Kode X24 X3 Kurang pengalaman menangani proyek Pengawasan, koordinasi dan manajemen yang buruk Keterlambatan pekerjaan X31 X32 X33 Kissiedu (2009) Marzouk et.al (2007) Huang et.al (2008) Kurang memahami kesepakatan dalam kontrak X34 Keengganan untuk meminta penjelasan X35 Mahato dan Ogunlana (2010) Riantini et.al (2005) No. Variabel Owner Konsultan Proses konstruksi 5 Variasi X36 Kissiedu (2009) Buruknya manajemen, pengawasan dan koordinasi X37 Marzouk et.al (2007) Harapan dari owner yang tidak realistis Lambat menanggapi permasalahan X38 X39 Kurang komunikasi antar anggota tim X310 Huang et.al (2008) Mahato dan Ogunlana (2010) Riantini et.al (2005) Mekanisme yang kurang jelas dalam memberikan permintaan informasi Enggan untuk memeriksa mengenai kejelasan dan kelengkapan Kegagalan untuk menunjuk seorang manajer proyek Kurang pengalaman X311 Kissiedu (2009) X312 Marzouk et.al (2007) X313 X314 Huang et.al (2008) Kissiedu (2009) Kesalahan estimasi X315 Hall (2002) Kesalahan desain dan spesifikasi X316 Hall (2002) Lambat memberikan informasi X317 Hall (2002) Kesalahan desain dan spesifikasi X318 Hall (2002) Gambar dan spesifikasi tidak lengkap X319 Hall (2002) X41 X42 Marzouk et.al (2007) Marzouk et.al (2007) Tingginya tingkat kesuliatan pelaksanaan konstruksi X43 Marzouk et.al (2007) Keterlambatan prestasi pekerjaan Keterlambata peralatan dan bahan X44 X45 Carmicheal (2002) Marzouk et.al (2007) Produktifitas yang rendah X46 Marzouk et.al (2007) Kekurangan sumber daya X47 Marzouk et.al (2007) Kurangnya prosedur pengendalian mutu X48 Marzouk et.al (2007) Perkembangan teknologi X49 Marzouk et.al (2007) Perubahan desain, jenis dan spesifikasi oleh konsultan X410 Marzouk et.al (2007) Perubahan peraturan daerah X411 Marzouk et.al (2007) Perubahan kondisi pasar X412 Marzouk et.al (2007) Estimasi biaya yang tidak akurat X5 X51 Keterlambatan pembayaran oleh owner X52 Birokrasi yang panjang dalam proses pembayaran dari pihak owner Perbedaan kultur 7 X4 Tingkat ketidak pastian proyek yang tinggi Pekerjaan yang sangat komplek Biaya 6 Literature Penjadwalan pekerjaan (scheduling) yang kurang baik Kondisi proyek Internal proyek Kode X53 Kissiedu (2009) Hall (2002) Shahab (2000) dan Poerdiyatmono (2007) Ntiyakunze (2011) X6 Masalah bahasa Masalah norma kerja X61 X62 Ntiyakunze (2011) Ntiyakunze (2011) Pendekatan menangani masalah X63 Marzouk et.al (2007) 3.4. Metode Analisis Data 3.4.1. Analisis Distribusi Frekuensi Analisis distribusi frekuensi digunakan untuk menunjukkan persentase jawaban yang diberikan responden berdasarkan nilaipada masing-masing faktor. Pada analisis frekuensi dapat dihitung dengan rumus : % = . . ℎ 100 % 3.4.2. Analisis Mean Ranking Metode analisis ini berguna untuk menentukan ranking para responden dan memberikan. Mean ini didapat dengan cara menjumlahkan data seluruh individu dalam kelompok itu, kemudian dibagi dengan jumlah individu yang ada pada kelompok tersebut. Hal ini dapat dilihat dengan rumus berikut : ∑ i. Me = -------------------n Dimana: Me = nilai rata-rata (mean) n = jumlah responden i = kategori index responden (i= 1,2,3,4,5) Xi = frekuensi pada (i) yang diberikan responden, sebagai persentase pada jumlah responden terhadap masing-masing permasalahan. X1 = frekuensi jwaban ”Tidak berpengaruh” X2 = frekuensi jawaban ”Kurang berpengaruh” X3 = frekuensi jawaban ”cukup berpengaruh” X4 = frekuensi jawaban ”Berpengaruh” X5 = frekuensi jawaban “sangat berpengaruh” Dari hasil data kuesioner tersebut diperbandingkan sebagai koefisien rangking, kemudian dapat dientukan rangking dari masing – masing faktor dengan cara mengurutkan nilai mean dari nilai yang paling tinggi sebagai rangking 1. 3.4.3. Analisis Korelasi Analisis korelasi merupakan teknik statistik yang digunakan untuk menguji ada atau tidaknya hubungan serta arah hubungan dari dua variable atau lebih. Dua variabel dikatakan berhubungan jika perilaku variabel yang satu mempengaruhi variabel yang lain. Jika tidak terjadi pengaruh, maka kedua variabel tersebut disebut independen. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan program statistik SPSS release 13.0 for Windows. Derajat atau tingkat hubungan antara dua variabel diukur dengan indeks korelasi, yang disebut dengan koefisien korelasi. Besarnya koefisien korelasi berkisar antara +1 s/d -1. Koefisien korelasi menunjukkan kekuatan (strength) hubungan linear dan arah hubungan dua variabel acak. Jika koefesien korelasi positif, maka kedua variabel mempunyai hubungan searah. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan tinggi pula. Sebaliknya, jika koefesien korelasi negatif, maka kedua variabel mempunyai hubungan terbalik. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan menjadi rendah (dan sebaliknya). Untuk memudahkan melakukan interpretasi mengenai kekuatan hubungan antara dua variable, maka diberikan kriteria sebagai berikut (Ismiyati, 2003): 0,00– 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000 : Korelasi sangat rendah : Korelasi rendah : Korelasi sedang : Korelasi kuat : Korelasi sangat kuat 4. ANALISIS DAN HASIL 4.1. Faktor Dominan Penyebab Konflik Untuk mengetahui faktor dominan penyebab konflik dilakukan analisis mean dari masing-masing variabel kemudian dirangking. Analisis ini dilakukan dengan bantuan software SPSS 13.0. hasil analisis dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini : Tabel 4.1. Analisis mean faktor kontrak dan spesifikasi Kode X18 X12 X14 X13 X19 Variabel Wewenang dan tanggung jawab yang kurang jelas Spesifikasi yang kurang jelas Perbedaan penafsiran dalam kontrak Makna ganda dan membingungkan dalam kontrak Change order Mean 4,10 4,05 3,95 3,88 3,88 Rangking 1 2 3 4 5 Tabel 4.2. Analisis mean sumber daya manusia Kode X21 X22 X23 X24 X25 Variabel Penempatan personil tidak sesuai dengan keahliannya Produktivitas rendah Kualitas yang kurang baik Jumlah tenaga yang tidak sesuai dengan kebutuhan Proses rekrutmen dan asal tenaga kerja Mean 4,48 4,19 4,14 3,90 3,38 Rangking 1 2 3 4 5 Tabel 4.3. Analisis mean Manajemen dan Organisasi unsur-unsur dalam proyek Kode X316 X33 X32 X315 X37 Variabel Kesalahan desain dan spesifikasi Keterlambatan pekerjaan Pengawasan, koordinasi dan manajemen yang buruk Kesalahan estimasi Buruknya manajemen, pengawasan dan koordinasi Mean 4,62 4,36 4,36 4,33 4,24 Rangking 1 2 3 4 5 Tabel 4.4. Analisis mean Kondisi proyek Kode X45 X47 X44 X46 X41 Variabel Keterlambata peralatan dan bahan Kekurangan sumber daya Keterlambatan prestasi pekerjaan Produktifitas yang rendah Tingkat ketidak pastian proyek yang tinggi Mean 4,43 4,14 4,14 4,02 4,00 Rangking 1 2 3 4 5 Tabel 4.5. Analisis mean Biaya Kode X51 X52 X53 Variabel Estimasi biaya yang tidak akurat Keterlambatan pembayaran oleh owner Birokrasi yang panjang dalam proses pembayaran dari pihak owner Mean 4,12 3,88 Rangking 1 2 3,83 3 Tabel 4.6. Analisis mean Perbedaan kultur Kode X61 X62 X63 4.3. Variabel Mean 2,88 3,10 3,67 Masalah bahasa Masalah norma kerja Pendekatan menangani masalah Rangking 3 2 1 (X4) dan perbedaan kultur (X5) terhadap kesuksesan proyek (Y) dilakukan dengan uji korelasi kendall. Pengujian hipotesa ini dilakukan dengan bantuan program SPSS.13 dan didapat hasil seperti dalam tabel-tabel di bawah ini: Analisis Korelasi Konflik terhadap Kesuksesan Proyek Analisis korelasi konflik pada kontrak dan spesifikasi (X1), Sumber Daya Manusia (X2), manajemen dan organisasi unsur-unsur proyek (X3), kondisi proyek Tabel 4.7. korelasi variabel konflik dengan kesuksesan proyek Correlations Kendall's tau_b Y Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N X1 X5 ,368** X6 ,286** . ,036 ,056 ,001 ,001 ,001 ,008 42 42 42 42 42 42 ,389** ,253* ,268** ,287** ,162 ,080 42 . ,000 ,012 ,009 ,007 42 42 42 42 42 42 42 ,392** ,271** ,262* ,197* ,045 1,000 Correlation Coefficient ,186 ,389** Sig. (1-tailed) ,056 ,000 . ,000 ,008 ,012 42 42 42 42 42 42 42 Correlation Coefficient ,358** ,253* ,392** ,542** ,419** ,460** Sig. (1-tailed) ,001 ,000 1,000 1,000 ,012 ,000 . ,000 ,000 42 42 42 42 42 42 42 Correlation Coefficient ,362** ,268** ,271** ,542** ,524** ,582** Sig. (1-tailed) ,001 ,009 ,008 ,000 ,000 ,000 1,000 . 42 42 42 42 42 Correlation Coefficient ,368** ,287** ,262* ,419** ,524** Sig. (1-tailed) ,001 ,007 ,012 ,000 ,000 . 42 42 42 42 42 42 N X6 X4 ,362** ,036 N X5 X3 ,358** Sig. (1-tailed) N X4 X2 ,186 ,208* N X3 X1 ,208* Correlation Coefficient N X2 Y 1,000 42 1,000 42 ,346** ,002 42 Correlation Coefficient ,286** ,162 ,197* ,460** ,582** ,346** Sig. (1-tailed) ,008 ,080 ,045 ,000 ,000 ,002 . 42 42 42 42 42 42 42 N 1,000 *. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed). Tabel 4.8. Uji konkordansi kendall Test Statistics N Kendall's Wa Chi-Square df Asymp. Sig. 42 ,230 58,042 6 ,000 a. Kendall's Coefficient of Concordance 4. KESIMPULAN Berdasarkan analisis data diperoleh faktor dominan yang dapat menimbulkan konflik akibat kontrak dan spesifikasi adalah wewenang dan tanggung jawab yang kurang jelas. Faktor dominan yang dapat menimbulkan konflik akibat sumber daya manusia adalah penempatan personil tidak sesuai dengan keahliannya. Faktor dominan yang dapat menimbulkan konflik akibat manajemen dan unsur organisasi proyek adalah kesalahan desain dan spesifikasi. Faktor dominan yang dapat menimbulkan konflik akibat kondisi proyek adalah keterlambatan peralatan dan bahan. Faktor dominan yang dapat menimbulkan konflik akibat biaya adalah estimasi biaya yang tidak akurat dan faktor dominan yang dapat menimbulkan konflik akibat perbedaan kultur adalah masalah. pendekatan menangani Berdasarkan uji konkordansi kendall diperoleh hasil secara bersama-sama variabel konflik dari kontrak dan spesifikasi, sumber daya manusia, manajemen dan organisasi, kondisi proyek, biaya dan perbedaan kultur berpengaruh negatif terhadap kesuksesan proyek. Jadi timbulnya konflik dalam pelaksanaan proyek konstruksi akan dapat mengurangi kesuksesan proyek . Dari hasil uji tersebut diperoleh bahwa konflik akibat kontrak dan spesifikasi, sumber daya manusia, manajemen dan organisasi, kondisi proyek, biaya dan perbedaan kultur mempunyai korelasi yang rendah terhadap kesuksesan proyek. 5. DAFTAR PUSTAKA Atkinson, R. (1999). “Project management: cost, time and quality, two best guesses and aphenomenon, its time to accept other success criteria”. International Journal of Project Management Vol. 17, No. 6, pp. 337-342. Diekmann, J.E., Girard, M.J., and AbdulHadi, N. (1994). Dispute Potential Index: A Study into the Predictability of Contract Disputes. Construction Industry Institute, Boulder, Colo Ervianto, W.I. (2002). “Manajemen Proyek Konstruksi”, Andi Yogyakarta, 2002 Fenn, P., Lowe, D. and Speek C. (1997). “Conflict and dispute in construction”. Contract Management Economics. Journal of Management in Engineering, ASCE, Vol. 18No. 1:20. Filley, A.C. (1975). “Interpersonal Conflict Resolution”. Glenview, Illinois: Scott, Foresmen, 1975. Hall, J.M. (2002). Ineffective communication: “Common causes of construction disputes”. Alliance’s Advisory Council Legal Notes. Vol. 13, No.2 Khang, D.B. and Moe, T.L., (2004). “Successcriteria and factors for international developmentprojects : A Lifecycle-based framework”. Thailand : School of Management Asian Institute of Technology (AIT). Kissiedu, A. (2009), “The Development Of Appropriate Strategies For The Prevention Of Construction Disputes In Ghana”. Master of theses Kwame Nkrumah University Of Science And Technology, Kumasi, Ghana. Malak, A.M., and Saadi, M.H., (2000). “Claim-Avoidance Administrative Procedures for Construction Projects”, Procedings of the Congress, Construction Congress VI, Orlando, Florida. Marzouk, M.M., Mesteckawi, L.T., and Ibrahim, M.E. (2007). “Construction Disputes In Egypt: Causes And Methodologies For Resolution”, Twelfth International Colloqium on Structural and Geotechnical Engineering, CairoEgypt. Motsa, C.D. (2006). “Managing Construction Disputes”, Theses Master of science (Construction Management), Faculty of Engineering UTM, Malaysia. Ntiyakunze, S.K. (2011). “Conflicts in Building Projects in Tanzania : Analysis of Couses and Management Approaches”, Building and Real Estate Economics Departmentof Real Estate and Construction Management Royal Instituteof Technology, Stockholm, Sweden. Poerdyatmono, B. (2007). “Alternatif Penyelesaian Sengketa Jasa Konstruksi”, Jurnal Teknik Sipil Universitas Atma Jaya, Volume 8 No. 1. Soeharto, I. (2001). “Manajemen Proyek (Dari Konseptual Sampai Operasional) Jilid 1”. Erlangga, Jakarta, 1999 Thomas, K. W. (1978). 'Conflict and the collaborative ethic: An introduction', California Management Review, 21, 56-60. Biodata penulis : Herman Susila, Alumni S1 Teknik Sipil Universitas Tunas Pembangunan Surakarta (1998), Pascasarjana (S2) Magister Teknik Sipil Program Studi Manajemen Konstruksi Universitas Diponegoro (2012), Dosen Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik UTP Surakarta. Suryo Handoyo, Alumni S1 Teknik SIPIL Universitas Tunas Pembangunan Surakarta (1998), Dosen Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik UTP Surakarta.