RAPBN 2018 - Direktorat Jenderal Anggaran

advertisement
RAPBN 2018
Kerja Bersama untuk Kesejahteraan Rakyat
Disampaikan dalam
Forum DJA Mendengar
JAKARTA, 30 AGUSTUS 2017
KEMENTERIAN KEUANGAN
1
POKOK BAHASAN
1
Pendahuluan
2
Postur RAPBN 2018
3
Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan
2
1
Pendahuluan
KEMENTERIAN KEUANGAN
3
Tujuan Kemerdekaan Indonesia
Memajukan
Kesejahteraan
Umum
•
•
•
•
•
Mengurangi kemiskinan
Mengurangi pengangguran
Mengatasi kesenjangan
Membangun dari pinggiran
Indonesia centris (bukan
jawa centris)
Mencerdaskan
Kehidupan
Bangsa
•
•
•
Pendidikan
Riset + Teknologi  Inovasi
Kesehatan
Menjaga ketertiban
dunia berdasarkan
perdamaian abadi
•
•
•
Keadilan Sosial
Penegakan Hukum
TNI dan POLRI
Pemerintahan yang efektif dan
bersih)
Mengurangi
ketimpangan
antarpendapatan dan
antar wilayah
EKONOMI HARUS TUMBUH
CUKUP TINGGI
KEMENTERIAN KEUANGAN
BERKELANJUTAN
INKLUSIF &
BERKEADILAN
PERANGI
KEMISKINAN &
KESENJANGAN
4
APBN sebagai instrumen untuk
mencapai tujuan kemerdekaan
5
2
Postur RAPBN 2018
KEMENTERIAN KEUANGAN
6
Pertumbuhan Ekonomi diperkirakan akan terus
meningkat dan inflasi menurun
Realisasi
2016
KEMENTERIAN KEUANGAN
APBN-P
2017
RAPBN
2018
5,0
5,2
5,4
3,0
4,3
3,5
13.307
13.400
13.500
5,7
5,2
5,3
40
48
48
829
815
800
1.180
1.150
1.200
7
Defisit RAPBN tahun 2018
dapat diturunkan menjadi
2,19% PDB
Triliun Rupiah
(2017 : 2,67% PDB)
Belanja
Pemerintah Pusat
1.443,3
Penerimaan Perpajakan
1.609,4
814,1
• Belanja K/L
• Belanja Non K/L 629,2
86% dr Pendapatan
Negara
Transfer Ke Daerah
& Dana Desa
761,1
PNBP
267,9
Pendapatan Negara
HIBAH
1,2
1.878,4
Outlook 2017: 1.736,1
Keseimbangan Primer
(78,4)
Outlook 2017: (144,3)
KEMENTERIAN KEUANGAN
Belanja Negara
2.204,4
Outlook 2017: 2.098,9
Pembiayaan Anggaran
Defisit Anggaran
(325,9)
Outlook 2017: (362,9)
325,9
Pembiayaan Utang
Pembiayaan
investasi
(65,7)
399,2
8
Penerimaan Perpajakan terus
ditingkatkan
(triliun
rupiah)
Dengan tetap menjaga perbaikan iklim investasi dan dunia usaha
Target
9,3
2017:
Rp1.609,4 T
1.472,7
Pertumbuhan Perpajakan (%)
Outlook 2017: 1.472,7
2016:
1.285,0
14,6
2015:
1.240,4
PPh Migas
3,6
Tax Ratio
2014:
1.146,9
8,2
35,9
Pajak Nonmigas
1.379,4
11,5% PDB
Kepabeanan
& Cukai
194,1
Termasuk SDA migas & pertambangan
6,5
Automatic
Exchange of
Information
(AEoI)
•
•
meningkatkan basis
pajak
mencegah praktik
penghindaran
pajak dan erosi
perpajakan (Base
Erosion Profit
Shifting)
KEMENTERIAN KEUANGAN
Pertumbuhan Perpajakan (%)
Data Dan
Sistem
Informasi
Perpajakan
Kepatuhan Wajib
Pajak
up to date dan
terintegrasi a.l.
melalui e-filing, eform dan e-faktur.
e-service, mobile tax
unit, KPP Mikro, dan
outbond call.
Insentif Perpajakan
•
membangun kesadaran
pajak (sustainable
compliance) a.l. melalui
•
tax holiday dan tax
allowance
reviu kebijakan exemption
tax pada beberapa barang
SDM dan regulasi
Peningkatan Pelayanan
dan efektifitas organisasi
kena PPN.
9
(triliun
rupiah)
PNBP lebih optimal
• tetap memperhatikan kualitas
pelayanan kepada masyarakat dan
menjaga kelestarian sumber daya alam
• PNBP K/L perlu terus dioptimalkan
Revisi Regulasi
UU PNBP dan PP tentang jenis
dan tarif PNBP
Pendapatan SDA
99,3
Minerba 16,8
Panas bumi 0,7
Kehutanan 4,1
Perikanan 0,5
398,6
2015
255,6
22,1
2016
262,0
2017
260,2
Target
Rp267,9 T
Outlook 2017: Rp260,2 T
Peningkatan Pengawasan
Penyetoran sesuai penerimaannya
Optimalisasi PNBP
• Efisiensi operasional PNBP
• Menggali potensi baru
Pendapatan dari
Kekayaan Negara yang
Dipisahkan
43,7
SDA Migas 77,2
SDA Nonmigas
2014
Bagian Pemerintah
atas Laba BUMN:
Perbankan
11,0
Non Perbankan
32,7
PNBP Lainnya
82,0
3 K/L Terbesar:
Kemkominfo
15,4
Polri
8,6
Kemenhub
7,0
Perbaikan Pelayanan
•
•
Tranparansi dan kemudahan
Pemanfaatan IT
Pendapatan
BLU
43,0
3 K/L dengan
Pendapatan BLU
Terbesar:
Kemenkeu
13,9
Kemenkes
11,1
Kemenristek Dikti
6,4
10
Belanja Pemerintah Pusat
Belanja K/L & non K/L lebih berkualitas dengan melanjutkan
efisensi belanja, refocussing pada infrastruktur, pendidikan,
kesehatan, dan perlindungan sosial
7,5
Alokasi
(triliun rupiah)
Rp1.443,3 T
Outlook 2017: 1.343,0
814,1
Belanja K/L
Outlook
2017:
• Perbaikan perencanaan dengan berbasis
kinerja sejalan dengan prioritas
pembangunan
1.343,1
2014:
• Efisiensi belanja operasional
1.203,6
• Monitoring pelaksanaan
2015:
5,8
1.183,3
(1,7)
2016:
• Proses pelelangan yang lebih awal
16,4
1.154,0
Belanja Non K/L
Antara lain:
(2,5)
%
Pertumbuhan Belanja Pemerintah Pusat (%)
KEMENTERIAN KEUANGAN
629,2
Pembayaran
Bunga Utang
247,6
Perbaikan peringkat surat
utang diharapkan memberi
dampak positif terhadap
penurunan yield SBN.
Sejalan dengan perbaikan
peringkat utang juga efisiensi
biaya bunga
Subsidi Energi
103,4
Subsidi lebih tepat
sasaran dan
pengendalian inflasi
Subsidi Nonenergi
69,0
Subsidi nonenergi
• Sinergi dengan bansos dan
transfer ke daerah agar efektif
dan terintegrasi untuk:
- Pengendalian inflasi
- Bantuan masyarakat
menengah ke bawah
11
Belanja Pemerintah Pusat
diarahkan untuk
(triliun rupiah)
Kemiskinan dan
Kesenjangan 292,8 1)
Program
perlindungan sosial
(PKH) --> Naik dari 6
juta menjadi 10 juta
KPM
Perluasan Bantuan
Pangan non Tunai
(BPNT) dari rastra
Pelayanan
KesehatanPBI
92,4 juta jiwa
Pendidikan
Program Indonesia
Pintar 19,7 juta
siswa Bidik misi 
401,5 ribu mahasiswa
1) Termasuk Dana Desa
Infrastruktur
409,0 2)
Pembangunan
Jalan
856 km
Pembangunan
Irigasi
781 km
Rasio
Elektrifikasi
95,15 %
Perumahan
7.062 unit
2) Termasuk TkDD dan Pembiayaan
Sektor Unggulan
34,8
3)
Pertanian
• Peningkatan
Produksi pangan
dan
pembangunan
sarpras
• Pengembangan
hortikulrtura
Pariwisata
• Pengembangan 10
destinasi wisata
• Peningkatan
wisatawan
• Promosi pariwisata
Perikanan
• Peningkatan daya
saing produk olahan
perikanan
• Bantuan kapal nelayan
1048 unit
• Kelestarian lingkungan
3) Alokasi Kementan,
KKP, dan Kemenpar
KEMENTERIAN KEUANGAN
Aparatur Negara dan
Pelayanan Masyarakat
Pertahanan Keamanan
dan Demokrasi
369,2
Peningkatan
reformasi birokrasi
untuk
meningkatkan
kualitas
pelayanan publik
Kesejahteraan
aparatur dan
pensiunan 4)
Kenaikan uang
lauk pauk TNI/Polri
 Rp5 ribu dari
Rp55.000 menjadi
Rp60.000/org/hari
Perbaikan
sistem dan
manfaat
pensiun
4) Termasuk pensiunan aparat pemda
201,6
5)
Pertahanan
Pencapaian
MEF tahap 2
dan
pengembanga
n industri
pertahanan
Keamanan
Pemeliharaan
keamanan dan
ketertiban dan
penyelidikan/p
enyidikan
pidana
Demokrasi
Penyelenggara
n pilkada 2018
dan persiapan
pemilu 2019
5) Alokasi Kemenhan,
Polri, KPU, dan Bawaslu
12
Subsidi lebih tepat sasaran
menuju nontunai
ALOKASI
Melalui berbagai kebijakan di subsidi energi maupun nonenergi
Rp172,4 T
(triliun rupiah)
Subsidi
Energi
103,4
Subsidi BBM & LPG
51,1
• Perbaikan penyaluran untuk
memperbaiki ketepatan sasaran
• Subsidi tertutup untuk LPG tabung 3
kg
Subsidi Listrik
52,2
KEMENTERIAN KEUANGAN
• subsidi tepat sasaran untuk
pelanggan 450 VA dan 900
VA
Subsidi
Non-energi
antara
lain:
69,0
Subsidi Pangan
7,3
• untuk 5,6 juta KPM
• Sinergi subsidi rastra dengan
BPNT
Subsidi Pupuk
28,5
• Penyempurnaan data
penerima dengan NIK.
• volume pupuk 9,5 juta ton
13
(triliun rupiah)
BLU Kelapa
Sawit
Rp 10,7 T
Rp11,0 T
10
Kementerian
dan Lembaga
Dengan
Anggaran
Terbesar
KEMENTERIAN KEUANGAN
14
Anggaran Pendidikan
tetap dijaga 20 persen
untuk meningkatkan akses, distribusi, dan kualitas pendidikan
Alokasi
Rp440,9 T
(triliun rupiah)
Melalui Belanja
Pusat
146,6
Melalui Transfer
279,3
Melalui Pembiayaan
15,0
Sasaran Target
Indikator
Pendidikan :
APK
Pendidikan
Menengah
APM
Pendidikan
Menengah
2017
89,7
88,1
65,3
63,4
Program
Indonesia Pintar
19,7 Juta siswa
Bantuan Operasional
Sekolah
262,1 ribu sekolah
Beasiswa Bidik Misi
401,5 ribu
mahasiswa
Tunjangan Profesi Guru
Non PNS 435,9 ribu guru
257,2 ribu guru
PNS
1,2 juta guru
PNSD
Pembangunan/Rehab
Ruang Kelas
61,2 ribu
2018
KEMENTERIAN KEUANGAN
15
Anggaran Kesehatan
sebesar 5 persen Belanja
untuk meningkatkan supply side dan layanan, upaya kesehatan
promotif preventif, serta menjaga keberlanjutan JKN
Alokasi
Rp110,2 T
(triliun rupiah)
Melalui Belanja
Pusat
80,7
Sasaran Target
Indikator Kesehatan :
Stunting
28,8%
29,6%
Persalinan di
fasilitas kesehatan
82%
81%
Ketersediaan obat dan
vaksin di puskesmas
86%
83%
2017
2018
KEMENTERIAN KEUANGAN
Program
Indonesia Sehat
92,4 juta jiwa
Kesertaan ber-KB
melalui
peningkatan akses
dan kualitas
pelayanan KB dan
Kesehatan
Reproduksi
1,8
juta orang
Melalui Transfer
29,5
Imunisasi untuk
anak usia 0-11
bulan
92,5%
Penyediaan sarana
fasilitas kesehatan
yang berkualitas
49 RS/Balkes
Sertifikasi obat
dan makanan
74,0 ribu
Penanganan
Malaria dan HIV
95% Kasus Malaria diobati
52% Kasus HIV diobati
16 16
Konektivitas dan Perumahan Untuk
Masyarakat Berpenghasilan Rendah
(triliun rupiah)
2016
2015
256,1
Kemen PUPR
Kemenhub
DAK
106,9 *
48,2 *
33,9
317,1
*) total pagu
2017
401,1
Anggaran
Infrastruktur
Rp409,0 T
Investasi
Pemerintah (PMN & LMAN)
41,5
Output
Angka
sementara
Pembangunan dan Preservasi Jalan
• Pembangunan Jalan
Baru
856 km
• Pembangunan jalan tol
25 km
• Pembangunan
Jembatan
8.761 m
Pembangunan LRT (lanjutan)
23 km’sp
Pembangunan Bandara
Penyediaan dan Peningkatan
kualitas Perumahan Masyarakat
Berpenghasilan Rendah
15 lokasi
• Pembangunan
Rusun
Pembangunan jalur KA
Informasi dan Telekomunikasi
• Bantuan Stimulan 180,0 ribu unit
(peningkatan/
pembangunan)
639 km’sp
• Pembangunan desa
broadband terpadu
• Pembangunan BTS
di daerah blankspot,
terutama daerah 3T
KEMENTERIAN KEUANGAN
7.062 unit
100 lokasi
380 lokasi
17
Transfer ke Daerah
dan Dana Desa
Fokus untuk meningkatkan pemerataan keuangan antardaerah, meningkatkan kualitas, dan
mengurangi ketimpangan layanan publik antar daerah, menciptakan lapangan kerja, dan
mengentaskan kemiskinan.
Penyaluran berbasis kinerja
(triliun rupiah)
Dana Bagi Hasil
Transfer ke Daerah
Rp701,1 T
87,7
• Penggunaan DBH Cukai Hasil Tembakau selain
sesuai UU Cukai, juga untuk infrastruktur sesuai
prioritas daerah;
• DBH Dana Reboisasi, selain Rehabilitasi Hutan dan
Lahan juga penanganan kebakaran hutan, penataan
batas kawasan, dan pembenihan; serta
• 25% untuk belanja infrastruktur.
Dana Alokasi Umum
•
•
•
•
Dana Insentif Daerah
62,4
• Mengejar ketertinggalan infrastruktur layanan publik;
• Money follow program;
• Afirmasi kepada daerah tertinggal, perbatasan,
kepulauan, dan transmigrasi;
• Usulan daerah sesuai prioritas nasional; dan
• Sinkronisasi dengan belanja K/L.
Dana Alokasi Khusus Nonfisik
123,5
Mengurangi beban masyarakat terhadap layanan publik
dengan sasaran, antara lain BOS untuk 211,6 sekolah,
TPG 1,2 juta guru, BOK 9.767 Puskesmas.
8,5
• Memacu perbaikan kinerja pengelolaan keuangan,
pelayanan pemerintahan umum, layanan dasar
publik, dan kesejahteraan.
Rp761,1 T
Dana Alokasi Khusus Fisik
398,1
Mengurangi ketimpangan fiskal antardaerah
Pagu bersifat dinamis;
Bobot wilayah laut naik menjadi 100%; dan
25% untuk belanja infrastruktur.
Alokasi
Dana Otsus, DTI, dan Dana Keistimewaan DIY
Untuk percepatan pembangunan infrastruktur
Papua & Papua Barat, serta pendanaan pendidikan,
sosial dan kesehatan di Provinsi Aceh.
20,9
Dana Desa
Rp60,0 T
KEMENTERIAN KEUANGAN
Formula makin fokus untuk pengentasan kemiskinan, melalui:
• Penurunan porsi alokasi yg dibagi merata & peningkatan alokasi formula;
• Pemberian bobot yang lebih besar kepada jumlah penduduk miskin; dan
• Pemberian afirmasi kepada desa tertinggal dan desa sangat tertinggal
dengan jumlah penduduk miskin tinggi.
18
Pembiayaan
Anggaran
Penerbitan SBN (neto) turun dari outlook 2017
Pembiayaan Utang
399,2
• SBN (neto) 414,7
• Pinjaman (neto)
(15,5)
(triliun rupiah)
Pembiayaan Investasi
• BUMN: 3,6
• BLU: 57,4
• Lembaga
Lainnya: 2,5
• Organisasi/LK
I/BUI: 2,1
Pemberian Pinjaman
Alokasi
Rp325,9 T
Outlook 2017: Rp362,9 T
(6,7)
Pinjaman kepada BUMN Pemda (neto)
Kewajiban Penjaminan
Pembiayaan Lainnya
KEMENTERIAN KEUANGAN
(65,7)
(1,1)
0,2
19
3
KEMENTERIAN KEUANGAN
Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan
20
Good Governance harus dijaga
Usulan kebijakan, alokasi, dan revisi harus sesuai peraturan dan siklus
pembahasan APBN yang berlaku
Penyusunan dan
Pembahasan RAPBN di
DPR dilakukan sesuai siklus
Putusan MK terkait
batasan pembahasan
RAPBN di DPR
Pelimpahan kewenangan revisi rincian
belanja
pergeseran anggaran
antarprogram dalam 1
BA untuk kebutuhan
ineligible kegiatan PHLN
Pergeseran
anggaran
antarprogram
dlm 1 BA yang
bersumber dari
RM Bel .
operasional
•
•
•
Berpedoman
pada
kebijakan dan besaran
pada Nota Keuangan
Usul
tambahan
anggaran

didiskusikan
internal
pemerintah
Arahan
/
Direktif
Presiden
dan/atau
Sidang Kabinet
KEMENTERIAN KEUANGAN
perubahan
anggaran
belanja yang
bersumber dari
SBSN
 Persetujuan
DPR
level program
 Tidak
ada
pemberian tanda
bintang
pergeseran anggaran
dalam rangka
penyediaan dana
untuk penyelesaian
restrukturisasi
K/L
perubahan
anggaran
belanja yang
bersumber dari
PNBP
Perubahan
Anggaran Belanja
Pemerintah Pusat
Pergeseran BA BUN ke BA
KL atau BA KL ke BA BUN
• Terdapat kewenangan Pemerintah
• Termasuk revisi tambah
belanja (PNBP, PHLN, SBSN)
pagu
21
Hal-hal Penting Lainnya
Kesesuaian output dalam berbagai dokumen  mengacu ke NK RAPBN
2018
RKP, Renja K/L, RKA KL dan DIPA
Sinergi perencanaan dan pelaksanaan belanja pemerintah Pusat dan
pemerintah daerah
DAK fisik dan DAK non Fisik
Fokus pada pencapaian target, dengan tetap menjaga efisiensi
Money follow program
Minimalisir revisi dokumen, percepat pelaksanaan
Monitoring dan evaluasi capaian kinerja
Pemanfaatan IT
Strategi komunikasi yang efektif
publikasi dan diseminasi program-program pembangunan
KEMENTERIAN KEUANGAN
22
T E R I M A K A S I H
Direktorat Penyusunan APBN, DJA
[email protected]
[email protected]
Download