TUJUAN MEMAKSIMUMKAN NILAI PERUSAHAAN - stia

advertisement
TUJUAN MEMAKSIMUMKAN NILAI PERUSAHAAN
Oleh :
Yanti Sri Danarwati, SS., SE., MM.
Dosen STIA ASMI SOLO
ABSTRAK
Memaksimumkan nilai perusahaan adalah memaksimumkan nilai
sahamnya. Arti memaksimumkan nilai perusahaan berarti memaksimumkan nilai
sekarang semua keuntungan dimasa datang yang akan diterima oleh pemilik
perusahaan, dan lebih menekankan pada aliran hasil bukan sekedar laba bersih
dalam pengertian akuntansi. Memaksimumkan kemakmuran pemegang
perusahaan / pemilik perusahaan tidak mengingkari adanya social objective dan
kewajiban sosial. Metrik untuk menilai perusahaan adalah enterprise value (EV).
Memaksimalisasi EV sebaiknya menjadi tujuan perusahan dalam menjalani
operasional bisnisnya. Ada 3 hal utama yang dapat dilakukan untuk dapat
mencapainya, yaitu : kesehatan jangka panjang perusahaan, ESG (Environmental,
Social dan Governance) serta Komunikasi dan keterbukaan terhadap pemegang
saham.
Kata Kunci : Nilai Perusahaan, Tujuan Perusahaan, Enterprise Value (EV)
A. PENDAHULUAN
Para ahli keuangan mengatakan bahwa tujuan dari perusahaan adalah
memaksimumkan nilai perusahaan. Nilai dari sebuah perusahaan disini
dibatasi dari segi nilai total kapital yang terdiri atas hutang dan akuitas
(saham atau modal sendiri). Namun banyak pula yang menyatakan
argumennya
bahwa
memaksimumkan
nilai
perusahaan
adalah
memaksimumkan nilai sahamnya.
Apabila tujuan tersebut telah disepakati yaitu memaksimumkan nilai
perusahaan, langkah selanjutnya adalah menetapkan kriteria keberhasilan dan
kegagalan. Disinilah pengujian kemampuan dan kemapanan seorang manajer
dalam mengelola keuangan perusahaan, apakah dia berhasil atau gagal dalam
memaksimumkan nilai dari perusahaan.
1
Dalam era persaingan yang semakin ketat, setiap kali perusahaan harus
mengevaluasi kinerjanya, serta melakukan serangkaian perbaikan agar tetap
tumbuh dan dapat bersaing. perbaikan ini akan dilaksanakan secara terusmenerus, sehingga kinerja perusahaan makin baik dan dapat terus ungggul
dalam persaingan, atau minimal dapat bertahan. Salah satu strategi untuk
memperbaiki dan memaksimalkan kinerja perusahaan adalah dengan cara
restrukturisasi.
Jika kita mendengar istilah restrukturisasi, yang ada di dalam pikiran
kita seolah-olah membicarakan perusahaan yang sedang menurun. Hal ini
disebabkan oleh definisi restrukturisasi itu sendiri, yang antara lain sebagai
berikut :
1.
Restrukturisasi, sering disebut sebagai downzising atau delayening,
milibatkan pengurangan perusahaan di bidang tenaga kerja, unit kerja
atau divisi, atau pengurangan tingkat jabatan dalam struktur organisasi
perusahaan. Pengurangan skala perusahaan ini diperlukan untuk
memperbaiki efisiensi dan efektiffitas (David, F, 1997: 226).
2.
Strategi Restrukturisasi digunakan untuk mencari jalan keluar bagi
perusahaan yang tidak berkembang, sakit atau adanya ancaman bagi
organisasi, atau industry diambang pintu perubahan yang signifikan.
Pemilik umumnya melakukan dalam tim unit manajemen, perubahan
strategi atau masuknya teknologi baru dalam perusahaan.
3.
Restrukturisasi
memaksimalisasi
perusahaan
kinerja
bertujuan
untuk
memperbaiki
perusahaan (DjohNPUTRO,
2
dan
Bramantyo,
2004:2). Padahal setiap kali perusahaan melakukan perbaikan, entah
dalam skala kecil atau skala besar tujuannya untuk memperbaiki kinerja.
Tentu saja perusahaan tidak menunggu terjadi penurunan baru dilakukan
perbaikan, karena bisa terlambat sehingga perbaikan perlu dilakukan
secara terus-menerus. Pada umumnya istilah restrukturisasi digunakan
jika perusahaan ingin melakukan perbaikan secara menyeluruh dan
tujuannya adalah untuk memperbaiki dan memaksimalkan kinerja
perusahaan.
B. MASALAH
Tujuan manajamen keuangan adalah memaksimumkan kemakmuran
para
pemegang
saham
atau
memaksimalkan
perusahaan,
bukan
memaksimumkan profit. Arti memaksimumkan profit berarti mengabaikan
tanggung jawab sosial, mengabaikan resiko dan berorientasi jangka pendek.
Sedangkan arti memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau nilai
perusahaan berarti sebagai berikut :
 Memaksimumkan nilai sekarang (present value) semua keuntungan masa
datang yang akan diterima oleh milik perusahaan.
 Lebih menekankan pada aliran bukan sekedar laba bersih dalam pengertian
akuntansi.
Kelebihan memaksimumkan nilai perusahaan atau kemakmuran
pemegang saham adalah secara konseptual jelas sebagai pedoman didalam
pengambilan keputusan yang mempertimbangkan faktor resiko. Dalam
3
pencapaian
tujuan
tersebut
manajemen
keuangan
harus
dapat
menyeimbangkan kepentingan pemilik, kreditor dan pihak lain yang berkaitan
dengan perusahaan.
Memasikmumkan
kemakmuran
pemegang saham
atau
pemilik
perusahaan tidak mengingkari adanya social objectives atau kewajiban sosial.
Tanggung jawab sosial adalah satu aspek penting dari tujuan perusahaan,
maksudnya :
1) Keberhasilan memaksimumkan nilai perusahaan akan memberikan
sumbangan yang berarti kepada lingkungan sosial secara keseluruhan.
2) Pengaruh (dampak) lingkungan eksternal seperti polusi, keselamatan kerja,
keamanan produk juga harus diperhitungkan.
3) Kepekaan terhadap faktor eksternal merupakan salah satu syarat penting
agar perusahaan dapat tetap mempertahankan kelangsungan hidup
perusahaan.
4) Perusahaan harus dapat memaksimumkan kemakmuran pemegang saham
dalam kendala legal dan sosial dan bertanggungjawab terhadap perubahan
lingkungan.
C. PEMBAHASAN
Metrik yang digunakan untuk menilai suatu perusahaan adalah
enterprise value (EV). Pemahaman akan EV membantu perusahaan dalam
menjaga dan meningkatkan nilai perusahaannya, terlebih EV dengan
perspektif jangka panjang dan sustainability suatu bisnis.
4
Menurut Hone dan Kim (2009), definisi enterprise value berdasarkan
akuntansi dengan definisi sempit adalah jumlah nilai ekuitas dan nilai hutang
perusahaan. Sedangkan definisi luasnya termasuk intangible asset yang
diantaranya leaseho;d, goodwill dan trademark right.
Definisi enterprise price dari sisi investor berbeda dengan akuntansi.
Bagi investor EV adalah business value perusahaan, atau nilai jual/beli
perusahaan yang telah memperhitungkan nilai asset, hutang dan ekuitas
perusahaan. Sedangkan intangible asset yang dilihat investor biasanya
kualitas bisnis perusahaan dan kualitas manajemennya, apakah berpihak
kepada long-term value creation.
Memaksimalisasi EV sebaiknya menjadi tujuan perusahaan dalam
menjalani operasional bisnisnya. Ada 3 hal utama yang dapat dilakukan
perusahaan untuk dapat mencapainya yaitu:
1.
Kesehatan jangka penjang perusahaan.
2.
ESG (Environmental, Social and Governance).
3.
Komunikasi dan keterbukaan terhadap pemegang saham.
Tiga hal tersebut akan penulis jelaskan sebagai berikut:
1.
Kesehatan Jangka Panjang Perusahaan
Kesehatan perusahaan berhubungan dengan kemampuan perusahaan
untuk mempertahankan operasionalnya saat ini dan memanfaatkan
semaksimal mungkin potensi pertumbuhan di masa yang akan datang.
Oleh kerenanya perusahaan diharapkan memiliki kemampuan dalam
memperjelas perbedaan antara kinerja jangka pendek dengan kesehatan
5
perusahaan. Bisa saja saat ini kinerja sangat baik, namun kemampuan
perusahaan untuk mengidentifikasi area-area pertumbuhan baru dan
mengejar potensi pertumbuhan tersebut sangat lemah terdapat beberapa
komponen generik suatu perusahaan yang disebut perusahaan sehat
menurut Davis, 2005 yaitu :
a.
Strategi yang baik
b.
Produktif
c.
Aset yang terjaga dengan baik
d.
Produk, jasa dan proses yang inovatif
e.
Reputasi yang baik dimata customer, regulator, pemerintah dan
pemangku kepentingan yang lain
f.
Kemampuan untuk menarik minat, menjaga dan membagun bakatbakat yang berkualitas.
Keseimbangan antara
kinerja
jangka
pendek dengan kesehatan
perusahaan dapat membantu manajemen agar perusahaan tetap kuat di
masa yang akan datang, bahkan menjadi lebih kuat. Sebagaimana yang
dikatakan oleh Davis, ekpektasi future perfoimance merupakan
pendorong utama shareholder return. Lebih lanjut ia mengatakan,
ekspektasi jangka penjang di dorong oleh penilaian pertumbuhan dan
profitabilitas jangka panjang.
2.
ESG (Environmental, Sosial, dan Governance)
Saat ini perusahaan mengalami tekanan sangat tinggi dari berbagai pihak
untuk semakin memperhatikan isu lingkungan (environmental), social
6
dan tata kelola perusahaan (governance). Bonini, Koller dan Mirvis
(2009) mengungkapkan bahwa terdapat hubungan yang jelas antara
tujuan keuangan perusahaan dengan reputasinya dalam ESG yang
memenuhi kebutuhan komunitas, dan melebihi persyaratan peraturan dan
norma industri yang berlaku. Lebih lanjut mereka mengatakan program
ESG yang dilakukan perusahaan dapat menciptakan nilai bagi dirinya
dengan mendukung pertumbuhan, peningkatan return on capital,
pengurangan resiko atau meningkatkan kualitas manajemen.
Pentingnya perusahaan melakukan program-program ESG dilandasi oleh
dibutuhkannya legitimasi masyarakat oleh perusahaan didalam area
operasionalnya.
Dengan
demikian
perusahaan
dapat
memiliki
kemampuan survival dalam jangka panjang dan kemudian tujuan
shareholder value creation menjadi dapat lebih difokuskan. Bagi
masyarakat,
kehadiran
perusahaan juga
sangat
penting,
karena
perusahaan dapat memberikan keuntungan seperti tersedianya produk
dan jasa yang dibutuhkan, terciptanya lapangan kerja dan lainnya.
Reciprocal relationship (hubungan timbal balik) seperti ini menjadi
landasan “Kontrak Bisnis” antara perusahaan dan masyarakat.
3.
Komunikasi dan Keterbukaan terhadap Pemegang Saham
Komunikasi dan katerbukaan terhadap pemegang saham menjadi sangat
penting dalam proses value creation perusahaan. Investor membutuhkan
kejelasan bagaimana bisnis perusahaan bekerja menciptakan nilai dan
kejujuran manajemen perusahaan dalam menilai kinerjanya sendiri.
7
Lingkungan saat ini jauh lebih menuntut transparansi perusahaan.
Demikian
pula
investor
lebih
menghargai
perusahaan
dengan
transparansi yang memadai. Investor lebih menghargai perusahaan yang
memberikan diskusi manajemen yang fair dan berimbang sehingga dapat
memberikan gambaran tentang kualitas tim manajemen dan bagaimana
potensi future value creation.
Menurut Palter dan Rehm (2009) semakin transparannya data keuangan
dan operasional, pengukuran kinerja yang jujur dan panduan tentang
netrik yang digunakan eksekutif dalam menjalankan perusahaan akan
membantu investor untuk membangun opini yang terinformasi tentang
potenasial value creation, kualitas manajemen, dan profit resiko bisnis
perusahaan.
Lebih lanjut mereka mengatakan dalam
prosesnya
manajemen akan memperoleh feedback yang berharga dari investor
misalnya pertumbuhan perusahaan dan kinerja perusahaan relative lebih
baik dari pesaingnya.
D. KESIMPULAN
Tujuan dari manajemen keuangan (The Main Objective of Financial
Management) adalah memaksimumkan kemakmuran pemegang saham yang
memiliki orientasi untuk kepentingan jangka panjang (masa depan
perusahaan). Memaksimumkan kemakmuran berarti memaksimumkan nilai
perusahaan. Nilai perusahaan dibatasi dari segi nilai total kapital yang terdiri
atas hutang dan ekuitas.
8
Metrik yang digunakan untuk menilai suatu perusahaan adalah
enterprise value (EV). Memaksimalisasi EV sebaiknya menjadi tujuan
perusahaan dalam menjalaini operasional bisnisnya. Ada 3 hal yang dapat
dilakukan untuk mencapainya yaitu kesehatan jangka panjang perusahaan,
ESG (Environmental, Social, dan Governance), komunikasi dan keterbukaan
terhadap pemegang saham.
DAFTAR PUSTAKA
Home, James dan John Wachowics, 2005, Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan,
Buku I Salemba Empat, Jakarta.
Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti, 2004, Dasar-dasar Manajemen Keuangan,
UPP AMP YKPN Yogjakarta.
Mardiyanto, Handono, 2008, Intisari Manajemen Keuangan, Grasindo, Jakarta
9
Download