2 menyerupai aplikasi (Gwardak 2007). berbasis desktop Interaktif, responsif, dan kaya dengan konten merupakan tiga karakteristik umum RIA. Dengan bantuan RIA, aplikasi web dapat memberikan umpan balik lebih cepat karena web tidak harus menampilkan ulang halaman web. Terlebih lagi, RIA sering mengandung animasi dan konten media. Semua aspek ini biasanya memberikan pengalaman yang lebih baik kepada pengguna (Zetie 2005). Kerangka RIA terbagi menjadi dua kategori: framework berbasis JavaScript atau AJAX dan framework berbasis plug-in. Framework berbasis JavaScript atau AJAX berbasis browser sehingga lebih ringan, sebaliknya framework berbasis plug-in lebih berat karena harus mengunduh dan memasang perangkat yang bersangkutan (Valdes 2009). RIA menyajikan antarmuka visual yang cantik dan interaktif. Sifatnya yang tidak bergantung pada suatu sistem operasi menjadikan RIA bisa menjangkau pengguna komputer lebih banyak (Valdes 2008). Salah satu contoh aplikasi yang dikembangkan dengan framework RIA berbasis plug-in ialah TweetDeck. Aplikasi tersebut dikembangkan masing-masing oleh Flex dari Adobe, JavaFX dari Sun, dan Silverlight dari Microsoft. Contoh aplikasi RIA dari ketiga pengembang tersebut dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1 RIA yang dikembangkan oleh Adobe, Sun, dan Microsoft. Objek Tiga Dimensi (3D) Objek 3D terdiri atas titik-titik (vertex) yang saling dihubungkan untuk membentuk kerangka (frame) yang diselimuti oleh surface. Surface merupakan objek 2D berupa poligon. Struktur objek 3D dapat dilihat pada Gambar 2. Bentuk interaktif obyek 3D yang berkualitas tinggi membutuhkan sistem pemrosesan grafis yang cukup dengan memperhitungkan hal-hal berikut (Nugroho 2004): Tampilan perspektif dari berbagai sudut pandang. Pencahayaan, bayangan, dan tekstur. Translasi dan rotasi gambar 3D pada resolusi tinggi. Gambar 2 Struktur objek 3D. Papervision3D Papervision3D adalah open source engine yang membawa 3D ke Flash Player. Papervision3D berbentuk library yang ditulis dalam ActionScript 3.0 yang mudah digunakan dan memungkinkan pengembang untuk membuat 3D pada Flash. Aplikasi yang menggunakan Papervision3D dapat dipasang di web atau dibuat sebagai aplikasi AIR yang dapat diinstal. Pada dasarnya, Papervision3D terdiri atas satu set folder dengan struktur tertentu. Folder yang terdiri atas kelas modifikasi ActionScript yang memberikan arsitektur well-laid-out, memungkinkan pembuatan konten 3D di Flash. Set folder dimasukkan ke dalam proyek ActionScript, dan diakses dengan cara yang sama seperti mengakses API Flash atau kelas yang mungkin ditulis sendiri. Kelas analog seperti MovieClip, Sprite, dan Button serta tampilan kelas objek ada di dalam library Papervision3D disebut DisplayObject3D dengan variabel tersendiri, metode, dan properti. Oleh karena itu, setelah menginstalasi set folder, program dapat mengakses variabel DisplayObject3D, metode, dan sifat dalam kelas tersendiri seperti DisplayObject (Winder & Tondeur 2009). Kurva Bezier Kurva Bezier adalah satu teknik untuk membuat kurva dari satu set poin yang memenuhi persyaratan fungsional untuk mengatur kelengkungan dan menjaga kontinuitas. Kurva Bezier dirancang oleh Pierre Bezier untuk pemodelan badan mobil Renault dan lebih disempurnakan oleh Forrest, Gordon, dan Riesenfeld. Kurva Bezier 3 menggunakan empat titik kontrol, dua di antaranya adalah titik awal dan titik akhir P0 serta P3, dan dua titik lainnya yaitu P1 serta P2 yang mendekati titik kurva. Posisi titik tersebut berfungsi untuk mengontrol kurva. Convex hull atau poligon kontrol dibentuk oleh titik kontrol kurva yang dapat dilihat pada Gambar 3a dan Gambar 3b (Verth & Bishop 2004). 2009). Dokumen Collada menggambarkan aset digital dalam bentuk XML yang biasanya diidentifikasi dengan ekstensi *.dae (digital asset exchange). Sistem Informasi Geografis (SIG) SIG adalah suatu sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan, mengambil, mencari, menganalisis, dan menampilkan (secara spasial) informasi geografis. Dalam pembuatan SIG, diperlukan data geografis, yaitu suatu himpunan entitas yang memiliki sebuah lokasi. SIG menggunakan informasi wilayah tersebut untuk membuat keputusan (Budiyanto 2002). Metode Pengujian Terdapat dua kelas dasar dari pengujian perangkat lunak (Williams 2006), yaitu: a Black Box Testing Gambar 3 Contoh kurva Bezier. Secara umum kurva Bezier didefinisikan oleh fungsi n i=0 Pi Jn,i (u) Q(u) = (1) himpunan 𝑃𝑖 adalah titik kontrol, dan Jn,i (u) = n i = n i ui (1-u) n-i n! i! n-i ! (2) (3) Extensible Markup Language (XML) XML adalah standar dokumen markup dari World Wide Web Consortium (W3C). XML mendefinisikan sintaks umum yang digunakan untuk melakukan markup data dengan tag sederhana dan mudah terbaca oleh manusia. XML adalah format dokumen paling portabel dan fleksibel yang didesain semenjak ASCII text file. XML menyediakan format standar untuk dokumen komputer yang cukup fleksibel untuk bermacam-macam domain seperti website, pertukaran data elektronik, vektor grafis, dan lain-lain (Harold & Means 2004). Collada Collada (Collaborative Design Activity) adalah skema open standar XML untuk membuat sebuah objek 3D yang dapat dikembangkan secara interaktif. Collada dikembangkan oleh Khoronos Group dan dapat digunakan secara gratis (Asyadiq Black box testing merupakan strategi testing yang hanya memerhatikan faktor fungsionalitas dan spesifikasi perangkat lunak. Berbeda dengan white box, black box testing tidak membutuhkan pengetahuan mengenai alur internal (internal path), struktur, atau implementasi dari software under test (SUT). Pendekatan pengujian ini memfokuskan pada kebutuhan fungsional dari sistem. Black box testing ditujukan untuk mengabaikan struktur kontrol dan lebih terfokus terhadap domain informasi. b White Box Testing White box testing merupakan strategi pengujian yang diterapkan pada mekanisme internal suatu sistem atau komponen. Strategi ini digunakan untuk melihat mekanisme internal dari suatu produk perangkat lunak, khususnya untuk mengamati struktur dan logika kode-kode program yang ditulis. Pendekatan yang digunakan ialah struktur kontrol dari desain prosedural. Basis path testing merupakan suatu metode yang digunakan dalam teknik white box testing. Metode basis path ini sangat bermanfaat bagi seorang penguji perangkat lunak dalam menentukan: Ukuran kompleksitas logika dari suatu struktur program, prosedur, dan fungsi. Nilai kompleksitas untuk menentukan basis set (himpunan dasar) alur logika yang akan dieksekusi.