Bab 2 - Widyatama Repository

advertisement
BAB II
BAHAN RUJUKAN
2.1 Laporan Keuangan
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang
dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan/aktivitas
suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan baik pihak intern maupun
ekstern dengan data/aktivitas perusahaan tersebut.
2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau
laporan kemajuan (progress report) yang secara periodik dilakukan oleh pihak
manajemen yang bersangkutan. Dengan kata lain laporan keuangan bertujuan untuk
menyadiakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta menyangkut
perubahan posisi keuangan perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah pemakai
dalam mengambil keputusan ekonomi.
Menurut PSAK, (2009) No.1 menyatakan bahwa:
“Laporan keuangan untuk tujuan umum adalah laporan keuangan yang
ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna
laporan keuangan.”
Laporan keuangan untuk tujuan umum termasuk juga laporan keuangan yang
disajikan terpisah atau disajikan dalam laporan public lainnya seperti laporan tahunan
atau prospectus. Pernyataan ini berlaku pula untuk laporan keuangan konsolidasi.
Laporan keuangan yang lengkap terdiri atas komponen-komponen berikut ini:
1. Laporan posisi keuangan [neraca] pada akhir periode.
2. Laporan laba-rugi komprehensif selama periode.
3. Laporan perubahan ekuitas selama periode.
4. Laporan arus kas selama periode.
6
7
5. Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting
dan informasi penjelasan lain.
6. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika
entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau
membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketikaentitas
mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan.
Menurut Kieso dan Weygandt (2004), menjelaskan bahwa :
“Financial statement are the principal means throught which financial
information in communicated to those outside an enterprise. These statement
provide the firm is history quantified in money terms.”
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan
hasil akhir dari suatu proses akuntansi yang terdiri dari pencatatan, pengelompokan,
pelaporan dan penginterpretasikan yang isinya merupakan data historis dan masa kini
dari perusahaan yang dalam satuan uang.
Menurut Warren, Reeve dan Fess (2005:24) menyatakan pendapatnya
bahwa :
“Laporan keuangan adalah laporan akuntansi yang menghasilkan informasi
demikian disebut laporan keuangan, laporan keuangan yang utama bagi
peusahaan perorangan adalah laporan laba rugi, laporan ekuitas pemilik,
neraca, dan laporan arus kas.”
Menurut Soemarso (2002:34) menyatakan pendapatnya mengenai laporan
keuangan sebagai berikut:
“Laporan keuangan (financial statement) adalah laporan yang dirancang untuk
pembuat keputusan, terutama pihak di luar perusahaan, mengenai posisi
keuangan dan hasil usaha perusahaan.”
Menurut Kasmir (2010:7) mengemukakan pendapatnya mengenai laporan
keuangan adalah sebagai berikut:
“Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukan kondisi keuangan
perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.”
8
Menurut Harahap (2007:19) menyatakan pendapatnya mengenai laporan
keuangan, yaitu :
“Laporan keuangan dalam suatu perusahaan sebenarnya merupakan output
dari proses atau siklus akuntansi dalam suatu kesatuan akuntansi usaha.”
Dimana proses akuntansi meliputi kegiatan-kegiatan:
1. Mengumpulkan bukti-bukti transaksi.
2. Mencatat transaksi dan jurnal.
3. Memposting dalam buku besar dan membuat kertas kerja.
4. Menyusun laporan keuangan.
2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan
Menurut PSAK (2009) No.1 yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi
Indonesia (IAI), tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi tentang
posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian
besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan
ekonomi serta menunjukan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas
penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
Lapoan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan
bersama sebagian besar pengguna. Namun demikian, laporan keuangan tidak
menyadiakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pengguna dalam
pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh
keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyadiakan informasi
non keuangan.
Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen
(stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya. Pengguna yang ingin menilai apa yang telah dilakukanatau
pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat
9
keputusan ekonomi. Keputusan ini mungkin mencangkup, misalnya keputusan untuk
menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk
mengangkat kembali atau mengganti manajemen.
Menurut Suhardjono (2006:9) mengemukakan tujuan utama dari diterbitkannya
laporan keuangan perusahaan adalah untuk memberikan informasi yang relevan
kepada pihak-pihak diluar perusahaan seperti pemegang saham atau pemilik
perusahaan, pemerintah, masyarakat, investor, dan sebagainya. Secara garis besar
laporan keuangan perusahaan harus memberikan informasi sebagai berikut :
1.
Bermanfaat bagi investor maupun calon investor serta kreditor dalam
mendukung pengambilan keputusan investasi dan keputusan kredit yang
rasional.
2. Memberikan informasi yang menyeluruh kepada mereka yang mempunyai
pemahaman yang memadai tentang bisnis maupun aktivitas ekonomi bagi
yang menginginkan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang
memadai.
3. Memberikan informasi tentang sumber daya ekonomi milik perusahaan, asal
sumber daya tersebut, serta pengaruh transaksi atau kejadian yang mengubah
sumber daya dan hak atas sumber daya tersebut.
4. Memberikan informasi tentang kinerja keuangan perusahaan dalam satu
periode tertentu.
5. Membantu pengguna laporan keuangan dalam mengakses jumlah, waktu dan
ketidakpastian, penerimaan kas dari deviden atau bunga dan penerimaan dari
penjualan atau penarikan kembali surat berharga atau pinjaman.
Kelima manfaat informasi tersebut secara keseluruhan dimaksudkan
agar laporan keuangan memberikan informasi tentang masa lalu perusahaan
untuk membantu pengguna laporan keuangan dalam membuat prediksi dan
10
keputusan yang berkaitan dengan status atau aliran keuangan perusahaan di
masa depan.
2.1.3 Pihak-pihak yang Memerlukan Laporan Keuangan
Menurut Kasmir (2010:19) berpendapat bahwa ada beberapa pihak yang
memerlukan laporan keuangan, yaitu :
1. Pemilik
Pemilik adalah seseorang yang memiliki usaha tersebut. Hal ini tercermin
darikepemilikan saham yang dimilikinya. Kepentingan dari para pemegang
saham yang merupakan pemilik perusahaan terhadap laporan keuangan yang
telah dibuat adalah ;
1) Untuk melihat kondisi dan posisi keuangan saat ini.
2) Untuk melihat perkembangan dan kemajuan perusahaan dalam suatu
periode.
3) Untuk menilai kinerja manajemen atas target yang telah ditetapkan.
2. Manajemen
Kepentingan pihak manajemen perusahaan terhadap laporan keuangan
perusahaan yang mereka buat memiliki arti tertentu. Bagi pihak manajemen
laporan keuangan merupakan cermin kinerja mereka dalam suatu periode
tertentu. Nilai pentik laporan keuangan bagi manajemen yaitu :
1) Dengan laporan keuangan yang dibuat,manajemen dapat menilai dang
mengevaluasi kinerja mereka dalam suatu periode, apakah telah mencapai
target atau tujuan yang telah ditetapkan atau tidak.
2) Manajemen dapat melihat kemampuan mereka dalam mengoptimalkan
sumber daya yang dimiliki perusahaan saat ini.
3) Laporan keuangan dapat digunakan untuk melihat kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki perusahaan saat ini sehingga dapat menjadi dasar
pengambilan keputusan dimasa yang akan datang.
11
4) Laporan keuangan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan
keuangan kedepan berdasarkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki
perusahaan, baik dalam hal perencanaan, pengawasan, dan pengendalian
kedepan sehingga target-target yang diinginkan dapat tercapai.
3. Kreditor
Kreditor adalah pihak yang menyandang dana bagi perusahaan. Pihak
pemberi dana seperti bank atau lembaga lainnya. Kepentingan pihak kreditor
terhadap laporan keuangan perusahaan adalah dalam hal memberikan
pinjaman atau pinjaman yang telah berjalan sebelumnya. Bagi pihak kreditor,
prinsip kehati-hatian dalam penyaluran dana (pinjaman) kepada berbagai
perusahaan sangat diperlukan. Kepentingan pihak kreditor antara lain sebagai
berikut :
1) Pihak kreditor tidak ingin usaha yang dibiayainya mengalami kegagalan
dalam hal pembayaran kembali pinjaman tersebut (macet). Oleh karena
itu, pihak kreditor sebelum mengucurkan kreditnya, terlebih dahulu
melihat kemampuan perusahaan untuk membayarnya. Salah satu ukuran
kemampuan perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan yang telah
dibuat.
2) Pihak kreditor juga perlu memantau terhadap kredit yang sudah berjalan
untuk melihat kepatuhan perusahaan membayar kewajibannya.
3) Pihak kreditor tidak ingin kredit atau pinjaman yang diberikan justru
menjadi beban nasabah dalam pengembaliannya apabila kemampuan
perusahaan diluar dari yang diperkirakan.
4. Pemerintah
Pemerintah juga memiliki arti penting terhadap laporan keuangan
perusahaan. Bahkan pemerintah melalui Departemen Keuangan mewajibkan
kepada setiap perusahaan untuk menyusun dan melaporkan keuangan
pemerintah secara periodik. Arti penting laporan keuangan bagi pemerintah
adalah :
12
1) Untuk menilai kejujuran perusahaan dalam melaporkan seluruh keuangan
perusahaan yang sesungguhnya.
2) Untuk mengetahui kewajiban perusahaan terhadap Negara dari hasil
laporan keuangan yang dilaporkan. Dari laporan ini akan terlihat jumlah
pajak yang harus dibayar kepada Negara secara jujur dan adil.
5. Investor
Investor adalah seseorang yang hendak menanamkan dana di suatu
perusahaan. Bagi investor yang ingin menanamkan dananya dalam suatu
usaha sebelum memutuskan untuk membeli saham, perlu mempertimbangkan
banyak hal secara matang. Dasar pertimbangan investor adalah dari laporan
keuangan yang disajikan perusahaan yang akan ditanamnya. Bagi investor
laporan keuangan dibutuhkan untuk menilai prospek usaha, apakah mampu
memberikan deviden dan nilai saham seperti yang diinginkan.
2.1.4 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Laporan keuangan dapat disajikan sebagai salah satu sumber informasi bagi
manajemen perusahaan dalam pengambilan keputusan. Tentu saja hanya laporan
keuangan yang disusun secara benar dan memenuhi syarat kualitas yang dapat
dijadikan sumber informasi yang baik. Karakteristik kualitatif merupakan cirri
khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pengguna.
Terdapat empat karakteristikkualitatif pokok yaitu dapat dipahami, relevan,
keandalan, dan dapat dibandingkan yang dikemukakan dalam Standar Akuntansi
Indonesia PSAK (2009) yaitu :
1. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah
kemudahannya untuk dapat segera dipahami oleh pengguna. Untuk maksud
ini, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang
aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemampuan untuk mempelajari
informasi dengan ketekunan yang wajar.
13
2. Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan bagi
pengguna dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas
relevan jika dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna dengan
membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa
depan, menegaskan, atau mengoreksi hasil hasil evaluasi pengguna dimasa
lalu.
3. Keandalan
Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang
menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan penggunanya sebagai
penyajian yang tulus dan jujur (faithful representation) dari yang seharusnya
disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.
1) Penyajian jujur
Agar dapat diandalkan, informasi harus menggambarkan dengan jujur
transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang
secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.
2) Substansi mengungguli bentuk
Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi serta
peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka peristiwa tersebut perlu
dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan
bukan hanya bentuk hukumnya.
3) Netralitas
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pengguna, dan tidak
bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu.
4) Pertimbangan sehat
Penyusunan laporan keuangan adakalanya menghadapi ketidakpastian
peristiwa dan keadaan tertentu, seperti ketertagihan piutang yang
diragukan, perkiraan masa manfaat, dan tuntutan atas jaminan garansi
yang mungkin timbul.
14
5) Kelengkapan
Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap
dalam batasan materialitas dan biaya. Kesenjangan untuk tidak
mengungkapkan mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau
menyesatkan, dan karena tidak dapat diandalkan dan tidak sempurna
ditinjau dari segi relevansinya.
4. Dapat dibandingkan
Pengguna harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar
periode untuk mengidentifikasi kecenderungan/trn posisi dan kinerja
keuangan.
2.1.5 Keterbatasan Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan produk akhir dari proses akuntansi yang
mempunyai beberapa keterbatasan. Keterbatasan yang dimiliki laporan keuangan ini
bertujuan agar dapat membaca laporan keuangan tidak menimbulkan salah tafsir.
1. Laporan keuangan pada dasarnya merupakan laporan intern report, bukan
merupakan laporan final karena laporan laba rugi rill/final hanya dapat
ditemukan bila perusahaan dijual atau dilikuidasi. Karena alasan tersebut
laporan keuangan perlu disusun untuk periode waktu tertentu.
2. Laporan keuangan ditunjukan dalam jumlah rupiah yang tampaknya pasti.
Sebenarnya jumlah rupiah ini dapat saja berbeda bila dipergunakan standar
lain karena adanya lebih dari satu standar yang diperkenankan.
3. Neraca dan laporan laba rugi mencerminkan transaksi-transaksi keuangan dari
waktu ke waktu.
4. Laporan keuangan tidak memberikan gambaran yang lengkap mengenai
keadaan perusahaan. Laporan keuangan tidak mencerminkan semua faktor
yang mempengaruhi kondisi keuangan dan hasil usaha karena tidak semua
faktor dapat diukur dalam satuan uang.
15
2.2 Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
Laporan keuangan sering disajiakan sebagai bagian dari suatu dokumen
seperti aporan tahunan. Pernyataan Akuntansi Keuangan hanya berlaku untuk laporan
keuangan dan tidak berlaku untuk informasi lain yang disajikan dalam laporan
tahunan atau laporan lainnya. Oleh karena itu sangat penting bagi pengguna untuk
mampu membedakan laporan yang disusun sesuia dengan pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan dari informasi yang lain juga bermanfaat bagi pengguna laporan
tetapi tidak perlu disajikan dengan pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2004:12) menyatakan bahwa
penyajian laporan keuangan :
“Menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang
diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik
ekonomi kelompok besar ini merupakan unsur laporan keuangan. Unsur yang
berkaitan langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva,
kewajiban, ekuitas.”
Unsur yang berkaitan langsung dengan pengukuran posisi laporan keuangan
adalah aktiva, kewajiban dan ekuitas, pos-pos tersebut didefinisikan sebagai berikut :
1. Aktiva merupakan sumber daya yang dikuasai perusahaan sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan
akan diperoleh perusahaan.
2. Kewajiban merupakan kewajiban perusahaan masa kini yang timbul dari masa
lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya
perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.
3. Ekuitas merupakan hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi
semua kewajiban.
2.2.1 Langkah-langkah Penyusunan Laporan Keuangan
Langkah-langkah penyusunan laporan keuangan menurut Bastian Suhardjono
(2004) yang biasanya dilakukan adalah sebagai berikut :
16
1. Tahap Analisis Transaksi.
Pada tahap ini setiap bukti keuangan (dokumen) daro transaksi yang
dilakukan akan dianalisis.
2. Tahap pencatatan transaksi ke buku jurnal.
Setelah transaksi dianalisis akan dapat ditentukan perkiraan-perkiraan mana
yang berpengaruh dan bagaimana pengaruh atas transaksi-transaksi tersebut
(apakah menambah atau mengurangi, apakah debit atau kredit).
3. Tahap posting dari buku jurnal ke buku besar atau buku pembantu.
Setelah setiap transaksi dicatat dalam buku jurnal umum, kemudian
dilanjutkan dengan memposting catatan (entry) yang ada dalam buku jurnal
umum kebuku besar.
4. Tahap penyusunan neraca saldo.
Setelah saldo akun dalam buku besar ditentukan, maka tahap selanjutnya
adalah menyiapkan neraca saldo atau neraca percobaan (Trial Balance).
neraca saldo merupakan hasil dari pengikhtisaran seluruh akun-akun yang ada
(akun yang telah ditutup).
5. Tahap pembuatan ayat jurnal.
Sebelum menyiapkan neraca diyakini terlebih dahulu bahwa setiap akun yang
akan tampak dalam laporan keuangan haruslah menunjukan nilai atau jumlah
yang semestinya (realistis).
6. Tahap menyiapkan neraca lajur (Work Sheet).
Setelah neraca saldo diperoleh dan jurnal-jurnal penyesuaian yang diperlukan
telah disiapkan, maka langkah selanjutnya membuat neraca lajur (work sheet).
7. Tahap penyusunan laporan keuangan.
Laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan
ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
8. Tahap pencatatan AJP kedalam buku jurnal dan buku besar pembantu.
Walaupun laporan keuangan telah selesai dibuat bukan berarti transaksi telah
selesai, saldo-saldo yang ada di akun-akun buku besar belum disesuaikan
17
dengan jurnal-jurnal penyesuaian yang telah dibuat, untuk melakukan
penyesuaian saldo-saldo tersebut maka langkah selanjutnya adalah mencatat
jurnal-jurnal penyesuaian ke buku-buku jurnal umum.
9. Tahap membuat jurnal penutup.
Pada prinsipnya seluruh perkiraan buku besar harus ditutup pada setiap akhir
periode. Sebagian perkiraan-perkiraan khususnya untuk akun-akun laba rugi
(nominal account) pada akhir periode harus menunjukan saldo nol, oleh
karena itu perlu dilakukan jurnal penutupan yang akan membuat saldo-saldo
perkiraan menjadi nol.
10. Tahap pembuatan neraca saldo penutup (post closing trial balance).
Neraca saldo penutup datanya diambil dari akun-akun buku besar setelah
disesuaikan dan ditutup. Data tersebut juga dapat diperoleh langsung dari
neraca lajur.
Berdasarkan uraian diatas pada dasarnya penyusunan laporan keuangan
dilakukan mulai dari analisa transaksi hingga dijabarkan dalam laporan keuangan.
Proses penjabaran tersebut merupakan siklus kegiatan akuntansi yang dilakukan
secara kronologis sebagian arus data dapat ditelusuri dengan tepat.
2.3 Jenis-jenis Laporan Keuangan
2.3.1 Laporan Posisi Keuangan [Neraca] pada Akhir Periode
Menurut Munawir (2000:13) menyatakan bahwa :
“Neraca merupakan laporan sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari
perusahaan pada suatu saat tertentu dan disusun secara sistematis sehingga
dapat memberikan gambaran mengenai posisi keuangan perusahaan pada suatu
saat tertentu.”
Laporan posisi keuangan harus disusun secara sistematis sehingga dapat
memberikan gambaran mengenai posisi keuangan perusahan pada saat tertentu, yang
biasanya pada waktu dimana buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu
akhir tahun fiskal atau tahun kalender, sehingga neraca sering disebut sebagai
Balance Sheet.
18

Bentuk Penyajian Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
Neraca perusahaan disajikan secara wajar terbagi atas 3 bagian utama
mencangkup pos-pos berikut :
1. Aktiva yaitu sumber dana ekonomi yang dimiliki perusahaan
a) Aktiva lancar : uang kas dan aktiva lainnya yang dapat dicairkan atau
dapat segera diuangkan dalam periode berikutnya. Terdiri dari kas, surat
berharga piutang, persediaan, biaya dimuka.
b) Investasi jangka panjang : investasi dalam bentuk saham, obligasi atau
pinjaman yang jangka waktunya lebih dari 1 tahun.
c) Aktiva tetap : aktiva perusahaan yang fisiknya tampak nyata, dapat
dirasakan (kongkreet) digunakan dalam operasi yang bersifat permanen,
terdiri dari tanah, bangunan, mesin, dan kendaraan.
d) Aktiva tak berwujud : kekayaan perusahaan yang secara fisik tidak tampak
(abstrak) merupakan suatu hak yang mempunyai nilai untuk digunakan
dalam kegiatan perusahaan. Terdiri dari hak cipta, goodwill, patent, merk
dagang.
e) Aktiva lainnya : kekayaan perusahaan yang tidak dapat atau belum
dimasukan dalam klasifikasi sebelumnya. Terdiri dari gedung yang sedang
dibangun, piutang jangka panjang.
2. Hutang yaitu kewajiban keuangan perusahaan pada pihak-pihak yang belum
terpenuhi dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan
yang berasal dari kreditur.
a) Hutang lancar : kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya
dilakukan dalam satu tahun sejak tanggal neraca misalnya hutang dagang,
wesel, pajak, biaya yang masih harus dibayar.
19
b) Hutang
jangka
panjang
:
kewajiban
keuangan
perusahan
yng
pelunasannya dilakukan lebih dari 1 tahun. Terdiri dari hutang obligasi,
hutang hipotik, pinjaman jangka panjang.
3. Modal yaitu merupakan bagian yang dimiliki oleh perusahaan yang
ditunjukan pos modal, surplus dan laba ditahan atau kelebihan modal akhir
yang dimiliki oleh perusahaan.
Istilah yang digunakan dan pos-pos dapat diubah sesuai dengan sifat
perusahaan dan transaksinya guna mencari informasi yang diperlukan bagi
pemahaman posisi keuangan perusahaan secara menyeluruh. Penyajian pos
utama diklasifikasikan sebagai berikut :
a) Aktiva disajikan menurut urutan likuiditasnya yaitu nama pos-pos yang
urutannya berdasarkan saldo pos yang paling mudah untuk diuangkan atau
dapat segera dijual.
b) Kewajiban disajikan menurut jatuh tempo pembayarannya yaitu pos-pos
yang diurutkan bedasarkan pembayaran dari jangka waktu paling dekat
sampai dengan jangka waktu yang jatuh temponya lama. Misalnya jangka
pendek adalah ukuran untuk jatuh tempo yang kurang dari 1 tahun, jangka
panjang adalah untuk yang jatuh temponya lebih dari 1 tahun.
Bentuk atau susunan dari lapoan posisi keuangan tidak ada keseragaman
diantara perusahaan-perusahaan tergantung pada tujuan yang akan dicapai tetapi
bentuk neraca yang umum digunakan sebagai berikut :
1. Bentuk Skonto (account form) dimana semua aktiva tercantum sebelah kiri
atau debit dan hutang serta modal tercantum sebelah kanan atau kredit.
2. Bentuk Staffel (report form) adalah cara penyajian laporan keuangan dimana
semua aktiva, hutang serta modal berada di sisi kiri disusun kebawah.
2.3.2 Laporan Perubahan Ekuitas Selama Periode
Pengertian modal menurut S. Munawir (2002:18) adalah :
20
“Hak atau bagian yang dimiliki oleh perusahaan yang ditunjukan dalam pos
modal (modal saham), surplus dan laba yang ditahan atau kelebihan nilai aktiva
yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutang-hutangnya.”
Penyajian laporan perubahan ekuitas bagi perusahaan menurut Ikatan Akuntansi
Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (2004:1.17) sebagai komponnen
utama harus menyajikan :
1. Laba/rugi perusahaan yang bersangkutan.
2. Setiap pendapatan atau beban, keuntungan atau kerugian beserta jumlahnya
berdasarkan PSAK terkait diakui secara langsung dalam modal.
3. Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan
terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam pernyataan Standar
Akuntansi terkait.
4. Transaksi modal pemilik dan distribusi kepada pemilik.
5. Saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta
perubahannya.
6. Rekonsiliasi antara nilai yang tercatat dari masing-masing jenis modal saham,
rasio dan cadangan pada awal atau akhir periode yang mengungkapkan secara
terpisah untuk setiap perubahan.
2.3.3 Laporan Laba Rugi Komprehensif Selama Periode
Menurut Munawir (2000:26) menyatakan bahwa :
“Laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang sistematis tentang
penghasilan, biaya, laba rugi yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama
periode tertentu.”
Lapoan laba rugi komprehensif memperihatkan kemampuan manajemen
dalam menciptakan pendapatan dari harta yag dimiliki perusahaan bersangkutan,
serta memperlihatkan efisiensi pengeluaran biaya baik dana maupun overhead dan
personalia yang telah dikeluarkan oleh perusahaan tersebut.
21

Komponen Laporan Laba Rugi Komprehensif
Walaupun belum ada keseragaman tentang susunan laba rugi bagi tiap-tiap
perusahaan namun prinsip-prinsip yang umumnya diterapkan adalah sebagai berikut :
1. Bagian yang pertama menunjukan penghasilan yang diperoleh dari usaha
pokok perusahaan (penjualan barang dagangan) atau service yang dijual,
sehingga diperoleh laba kotor.
2. Bagian kedua menunjukan biaya-biaya operasional yang terdiri dari biaya
penjualan dan biaya umum atau administrasi (operating expense).
3. Bagian ketiga menunjukan hasil-hasil yang diperoleh dari luar operasi pokok
perusahaan yang diikuti biaya-biaya yang terjadi diluar usaha pokok
perusahaan (non operating financial income expense).
4. Bagian keempat menunjukan laba atau rugi yang insidentil (extra ordinary
gain or loss) sehingga akhirnya diperoleh laba bersih sebelum pajak
penghasilan.
Pada dasarnya laporan laba rugi komprehensif perbankan disusun berdasarkan
komponen-komponen yang mengacu pada PSAK yang terdiri dari :
1. Pendapatan dan beban
Pendapatan (evenue) merupakan arus masuk bruto dari manfaat ekonomi
yang timbul dari aktivitas normal bank selama suatu periode yang
mengakibatkan kenaikan ekuitas dan tidak secara langsung berasal dari
kontribusi penanaman modal.
2. Pendapatan dan beban bunga
Pendapatan bunga adalah pendapatan yang diperoleh dari penanaman dana
bank pada aktiva produktif.
Beban bunga adalah beban yang dibayarkan kepada nasabah atau pihak
lain yang berkaitan dengan kegiatan penghimpunan data.
3. Beban administrasi umum atau overhead
22
Beaban administrasi adalah berbagai beban yang timbul untuk mendukung
kegiatan operasional.

Bentuk Penyajian Laporan Laba Rugi Komprehensif
Bentuk laporan laba rugi adalah sebagai berikut :
1. Single Step
Yaitu dengan menggabungkan semua penghasilan menjadi satu kelompok dan
semua biaya dalam satu kelompok sehingga untuk menghitung rugi atau laba
bersih hanya diperlukan satu langkah yaitu mengurangkan total biaya terhadap
total penghasilan.
2. Multiple Step
Dalam bentuk ini dilakukan pengelompokan yang lebih teliti sesuai dengan
prinsip yang digunakan secara umum.
2.3.4 Laporan Arus Kas Selama Periode
Pengertian laporan arus kas secara umum yaitu laporan arus kas merupakan
laporan yang menunjukan penerimaan atau pengeluaran selama periode tertentu yang
dikelompokan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Berdasarkan definisi diatas laporan arus kas dikelompokan kedalam 3 bagian
yaitu :
1. Aktivitas Operasi (operating) adalah aktivitas penghasil utama pendapatan
perusahaan (principal revenue producting activities) dan aktivitas lain yang
bukan merupakan aktivitas investasi maupun pendanaan.
2. Aktivitas Investasi (investing) adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka
panjang serta investasi jangka panjang serta investasi lainnya yang tidak
setara kas.
3. Aktivitas Pendanaan (financing) adalah aktivitas yang mengakibatkan dalam
jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan.
23

Bentuk Laporan Arus Kas
Dalam pelaporan arus kas ada 2 metode yang digunakan yaitu :
1. Metode Langsung (Direct Method)
Dalam metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan
pengeluaran kas bruto diungkapkan.
2. Metode Tidak Langsung (Undirect Method)
Dalam metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengkoreksi
pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan (deferral) atau akrual dari
penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi dimasa lalu dan masa depan
dan unsure penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi
ataupun pendanaan.
2.3.4
Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan
(2004:1.17) mengungkapkan :
1. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan
akuntansi yang dipilih dan diterapkan peristiwa atau transaksi yang
penting.
2. Informasi yang diwajibkan dalam pernyataan Akuntansi Keuangan
tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan
laporan perubahan ekuitas.
3. Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi
diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.
Catatan atas laporan keuangan tidak termasuk dalam laporan keuangan tetapi
catatan atas laporan keuangan merupakan informasi keuangan yang mencangkup
informasi mengenai komponen-komponen yang terdapat dalam neraca, laporan laba
rugi, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Catatan atas laporan keuangan
24
harus disajikan secara sistematis dengan urutan penyajian sesuai dengan komponen
utamanya yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam bukunya Standar
Akuntansi Keuangan (2004:1.18) menyatakan bahwa :
“Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian
jumlah yang tertera dalam neraca, laoran laba rugi dan laporan perubahan
ekuitas serta informasi tambahan seperti kewajiban kontijensi dan komitmen.”
Catatan atas laporan keuangan juga harus mencangkup informasi yang
dianjurkan untuk diungkapkan dalam pernyataan Standar Akuntansi Keuangan serta
pengungkapan-pengungkapan lain yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian
laporn secara wajar.
Download