BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Rumah Sakit Maternal Seiring dengan perkembangan zaman, kualitas dan kuantitas rumah sakit di Indonesia juga terus berkembang, yaitu dengan mulai munculnya rumah sakit spesialis. Walaupun begitu karena kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks, menyebabkan masyarakat cenderung menggunakan tenaga medis yang ditawarkan oleh negara lain yang lebih lengkap dari segi fasilitas dan dari segi keamanan lebih terjamin. Namun, untuk beberapa kasus seperti tenaga medis untuk persalinan, masyarakat cenderung menggunakan tenaga yang medis yang jaraknya mudah dijangkau karena faktor waktu kelahiran yang tidak bisa ditentukan secara akurat terutama untuk kelahiran normal dan juga faktor psikologis yaitu ketidaknyamanan bergerak atau berpindah karena umur kehamilan yang sudah besar. Sehingga peningkatan rumah sakit ibu dan anak yang masih dibutuhkan untuk mewadahi tuntutan kebutuhan masyarakat. Selain itu, menurut Data Statistik di Indonesia, jumlah kelahirannya di Indonesia masih tinggi yaitu mencapai sekitar 4,5 juta bayi tiap tahunnya. Begitupun juga dengan angka kematian yang ditunjukkan oleh survey kedokteran 2012 yang juga masih tinggi yaitu angka kematian ibu masih di atas 200 setiap 100 ribu kelahiran dan kematian anak di atas 34 per 100 ribu kelahiran. Sedangkan angka kematian ibu maksimal menurut data dari Menteri Kesehatan adalah 102 per 100 ribu kelahiran dan angka kematian bayi 23 per 100 ribu kelahiran Sehingga peningkatan kualitas rumah sakit ibu dan anak baik dari layanan maupun fasilitas diperlukan untuk mengurangi angka kematian ibu yang umumnya karena melahirkan dan gangguan kesehatan pada proses kehamilan. Selain itu juga untuk mengurangi angka kematian bayi yang lahirnya kurang sehat ataupun kekurangan gizi. 1.1.2. Gaya Hidup Ibu hamil a. Gaya hidup ibu hamil Masa kehamilan merupakan masa yang membutuhkan banyak persiapan baik secara fisik, psikologis dan material. Persiapan fisik dapat dilakukan dengan menjaga kondisi tubuh ibu hamil agar tetap sehat dengan mengkonsumsi makanan bergizi karena gizi pada saat hamil dibutuhkan jauh lebih banyak. Sedangkan persiapan material berupa perlengkapan bayi merupakan persiapan yang paling dipersiapkan jauh-jauh hari terutama bagi calon ibu. Sehingga dapat disimpulkan gaya hidup ibu hamil cenderung suka berbelanja walaupun terkadang tidak semuanya dibutuhkan. 1 b. Gaya hidup ibu hamil yang kurang sehat Kesehatan dan kondisi psikologis ibu pada proses kehamilan merupakan hal yang penting dan berpengaruh pada proses tumbuh dan berkembang bayi. Sehingga pada masa itu, dibutuhkan adanya pengontrolan dan pengecekan secara berkala untuk memantau kesehatan ibu dan bayi. Pada masa kehamilan, para ibu hamil akan mengalami perubahan fisik misalnya pertambahan berat badan ,membengkaknya kaki, mudah lelah dan sakit pinggang, ngantuk dan juga sering sakit kepala. Hal tersebut menyebabkan kecenderungan malas dan memanjakan diri untuk tidak beraktivitas sehingga gaya hidup (lifestyle) ibu hamil cenderung untuk duduk dan tidur-tiduran yang disebut juga sedentary life, yang menurut mereka merupakan solusi mengurangi kelelahan dan kesakitan pada masa adaptasi kehamilan tersebut. Padahal dengan mengalihkan proses adaptasi tersebut dalam aktivitas ringan juga dapat menjadi solusi. Beraktivitas pada saat kehamilan dalam arti banyak gerak namun tidak berlebihan dan berolahraga dapat menyehatkan dan membugarkan badan. Selain itu juga membantu dan memudahkan proses persalinan. Namun dalam kasus tertentu, terdapat ibu hamil yang ingin berolahraga namun merasa tidak percaya diri atau merasa malu untuk bertemu orang lain dengan badan mereka yang kelihatan gemuk. Gambar 1. Perubahan Fisik dan Psikologis pada Masa Kehamilan Sumber: www.newparent.com Setelah melalui masa kehamilan, ibu akan mengalami masa menyusui dan merawat bayi, dimana pada masa ini harus sangat hati-hati karena kondisi bayi yang masih rentan terluka dan sakit. Sehingga sangat diharuskan bagi seorang ibu untuk belajar merawat bayi sebelumnya, sehingga nantinya tidak kaku dan merawatnya dengan benar. Sedangkan pada masa sekarang ini, banyak pasangan muda yang memiliki anak disaat belum siap. Hal ini menyebabkan ketidaktahuan untuk merawat bayi yang kemudian berujung fatal. Dengan adanya rumah sakit maternal yang bisa mengakomodasi semua perubahan gaya hidup ibu hamil karena perubahan fisik tersebut, maka keselamatan ibu dan anak dapat ditingkatkan. 2 1.1.3. Rumah Sakit Maternal di Semarang Sebagai salah satu kota yang tingkat konsumtivitasnya tinggi yaitu ditunjukkan dengan kota metropolitan terbesar kelima setelah Jakarta, Surabaya,Bandung dan Medan, Semarang memiliki potensi yang sesuai dengan latar belakang perancangan rumah sakit maternal ini yaitu meningkatkan kualitas gaya hidup ibu hamil, karena fasilitas dan citra yang ditawarkan lebih bersifat rekreatif. Selain itu, dilihat dari data profil kesehatan kota Semarang, angka kematian maternal pada pasangan suami istri pada umumnya (20-30 tahun) di Semarang yang masih cukup tinggi (dapat dilihat pada hal 41). 1.2. Permasalahan 1.2.1. Permasalahan Arsitektural Beberapa permasalahan secara arsitektural yang harus diselesaikan dalam perancangan rumah sakit maternal antara lain: Bagaimana penataan zonasi rumah sakit yang baik? Antara bagian steril dan nonsteril ?dan antara service dan publik? Bagimana menciptakan rumah sakit maternal yang sesuai dengan karakter ibu dan anak? 1.2.2. Bagaimana warna berpengaruh terhadap proses penyembuhan? Apa yang dilakukan untuk menciptakan fungsi rumah sakit yang berkelanjutan? Permasalahan Non-Arsitektural Selain permasalahan arsitektural juga terdapat permasalahan yang non-arsitektural, antara lain: Apa yang membedakan antara rumah sakit maternal dengan rumah sakit ibu anak? Bagaimana cara menciptakan rumah sakit yang dapat menanggapi gaya hidup ibu hamil yang kurang sehat? Bagaimana cara menerapkan desain yang disesuaikan dengan perilaku ibu dan anak? 1.3. Tujuan dan Sasaran Pembahasan 1.3.1. Tujuan Meningkatkan kualitas gaya hidup ibu hamil yang kurang sehat dengan kesan rumah sakit yang bersifat rekreatif Membentuk citra rumah sakit bagi ibu dan anak yang lebih aman dan terjamin Memberikan alternatif penyelesaian terhadap kebutuhan masyarakat akan fasilitas dan pelayanan yang semakin kompleks 3 Menciptakan lingkungan rumah sakit yang lebih rekreatif sehingga berpengaruh positif terhadap psikologis ibu dan anak 1.3.2. Sasaran Menghasilkan konsep perencanaan rumah sakit maternal yang lebih menekankan pada rumah sakit yang dapat mengubah kualitas gaya hidup ibu hamil menjadi lebih lebih sehat dengan fasilitas yang mengakomodasi kebutuhan ibu secara optimal dari masa kehamilan, melahirkan dan paska melahirkan. Menghasilkan arahan desain yang didasari dengan pertimbangan dan analisis lokasi lahan, orientasi site, aksesibiltas lahan sehingga bangunan berfungsi secara optimal. 1.4. Lingkup Pembahasan Hasil akhir dari penulisan mengenai rumah sakit ibu anak ini menekankan pada aspek fungsi yang dapat mewadahi gaya hidup ibu hamil yang kurang sehat yaitu dengan peningkatan fasilitas dan layanan. Selain itu juga meningkatkan citra rumah sakit ibu dan anak menjadi lebih nyaman dan mengikuti tuntutan kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi. 1.5. Metode Pembahasan a) Pengumpulan data Pengumpulan data dilakukan melalui dua metode yaitu: Observasi lapangan Merupakan proses pencarian data secara langsung di lapangan untuk mengetahui keadaan lokasi dan survei mengenai perilaku pengguna yang akan dituju. Observasi data Merupakan proses studi literatur mengenai standar dan syarat-syarat perancangan rumah, teori penunjang dan studi kasus pembanding baik dari dalam maupun luar negri melalui berbagai media sumber. b) Analisis data Menyangkut tipologi dan morfologi, standar dan syarat implementasi desain yang baik pada bangunan rumah sakit ibu dan anak. c) Sintesis Data Dilakukan terhadap data kondisi eksisting yaitu data kasus pembanding, dan juga standar teori untuk menjadi dasar perencanaan konsep. d) Penyusunan Konsep 4 Merupakan hasil dari integrasi data dari lapangan dan analisis studi yang telah dikaji pada tahap sintesis data yang kemudian diolah menjadi konsep perencanaan dan perancangan desain. 1.6. Sistematika Penulisan Agar dapat memberikan informasi secara sistematis dan mudah dipahami, maka sistematika penulisan laporan ini disusun sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Pada bab ini diuraikan tentang latar belakang dan penulisan laporan, baik secara umum, maupun khusus, tujuan pengamatan, lingkup pembahasan, metodologi pembahasan dan pengamatan yang digunakan, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan serta perbandingan antara perbedaan dan persamaan dengan judul tugas akhir lainnya untuk menunjukkan keaslian laporan. Bab II Tinjauan Teori Menjelaskan tentang pengertian rumah sakit dan rumah sakit ibu anak, tipologi rumah sakit, klasifikasi dan komponen rumah sakit, layanan dan fasilitas rumah sakit ibu anak, karakter dan perilaku ibu dan anak, persyaratan fisik rumah sakit,pengaruh warna pada rumah sakit Bab III Tinjauan Lokasi Uraian keterangan dan spesifikasi secara mendetail mengenai keadaan di lapangan, seperti profil lokasi, profil kesehatan daerah, daftar rumah sakit daerah, aksesibilitas lokasi, gambaran lokasi serta analisis site. Bab IV Analisis dan Pendekatan Konsep Berisi analisis dan pendekatan konsep dalam perancangan rumah sakit seperti pendekatan massa, zonasi, warna, vegetasi dan sirkulasi. Bab V Konsep Perancangan Penjelasan mengenai konsep perancangan rumah sakit maternal yang membedakan dengan rumah sakit ibu anak, konsep perancangan secara fungsional yang ditunjukkan dengan tata massa,kebutuhan ruang, tata ruang dan hubungan ruang , tata sirkulasi dan tata bentuk, konsep penerapan warna terhadap aspek psikologis dan penyembuhan. 5 1.7. Kerangka Pikiran Latar Belakang : Gaya hidup ibu hamil yang kurang sehat yang disebabkan oleh perubahan fisik dan psikologis Angka Kematian Maternal yang masih tinggi di Semarang Semarang merupakan kota Metropolitan kelima di Indonesia Tujuan : Meningkatkan kualitas gaya hidup ibu hamil dengan rumah sakit dengan fasilitas yang lengkap dan bersifat rekreatif Membentuk citra rumah sakit bagi ibu dan anak yang lebih aman dan terjamin Rumusan Masalah Arsitektur Rumah sakit yang mencerminkan karakter ibu & anak Penataan zonasi yang baik Fungsi rumah sakit yang berkelanjutan Non-Arsitektur Perbedaan rumah sakit maternal dan rumah sakit ibu anak Rumah sakit yang memberikan solusi terhadap gaya hidup ibu hamil yang kurang sehat Pengumpulan Data Data Primer Data Sekunder SURVEI Lokasi Site Data fasilitas kesehatan di Semarang Data taraf kesehatan kota Semarang Studi Banding Studi Literatur ANALISIS DATA KONSEP PERANCANGAN Massa • Sirkulasi Orientasi Vegetasi Zonasi • • Fasade Diagram 1. Kerangka Pikir Penulis Sumber: Pemikiran Penulis 6 1.8. Keaslian Penulisan Pengambilan tema perencanaan rumah sakit maternal pada tugas akhir mahasiswa bukan merupakan tema yang diambil pertama kali dalam periode tugas akhir di Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Gadjah Mada. Beberapa karya tugas akhir yang sudah ada sebelumnya, digunakan sebagai pembanding mengenai persamaan dan perbedaan yang diangkat dalam penulisan sebuah bangunan penunjang kesehatan. Latar belakang dan konsep merupakan hal yang membedakan dengan karya tugas akhir yang ada sebelumnya. Beberapa karya tugas akhir yang membahas mengenai fasilitas rumah sakit, yang dijadikan sebagai pembanding oleh penulis adalah: Judul : Perancangan Rumah Sakit Ibu dan Anak di Jakarta Barat Oleh : Leonardus Chrisnantyo NIM : 05/187832/TK/31024 Judul : Perancangan Rumah Sakit Ibu dan Anak di Balikpapan dengan Penekanan pada Konsep Homy Oleh : Sherlia NIM : 05/183665/TK/30371 Judul : Perancangan Rumah Sakit Bersalin di Samarinda Oleh : Yunisa Asrianie NIM : 08/264889/TK/33591 7