laporan pendahuluan asuhan keperawatan pada pasien terminal

advertisement
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TERMINAL
A.
KONSEP DASAR
1. Pengertian Penyakit Terminal
Keadaan Terminal adalah suatu keadaan sakit dimana menurut akal sehat tidak
ada harapan lagi bagi si sakit untuk sembuh. Keadaan sakit itu dapat disebabkan oleh
suatu penyakit atau suatu kecelakaan. Kondisi terminal adalah suatu proses yang
progresif menuju kematian berjalan melalui suatu tahapan proses penurunan fisik,
psikososial dan spiritual bagi individu (Kubler-Ross, 1969).
Kondisi terminal adalah suatu proses yang progresif menuju kematian berjalan
melalui suatu tahapan proses penurunan fisik, psikososial dan spiritual bagi individu
(Carpenito, 1999).
Penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian tidak
dapat dihindari dalam waktu yang bervariasi. (Stuard & Sundeen, 1995). Penyakit
pada stadium lanjut, penyakit utama tidak dapat diobati, bersifat progresif,
pengobatan hanya bersifat paliatif (mengurangi gejala dan keluhan, memperbaiki
kualitas hidup). ( Tim medis RS Kanker Darmais, 1996)
Pada stadium lanjut, pasien dengan penyakit kronis tidak hanya mengalami
berbagai masalah fisik seperti nyeri, sesak nafas, penurunan berat badan, gangguan
aktivitas tetapi juga mengalami gangguan psikososial dan spiritual yang
mempengaruhi kualitas hidup pasien dan keluarganya. Maka kebutuhan pasien pada
stadium lanjut suatu penyakit tidak hanya pemenuhan/ pengobatan gejala fisik,,
namun juga pentingnya dukungan terhadap kebutuhan psikologis, sosial dan spiritual
yang dilakukandengan pendekatan interdisiplin yang dikenal sebagai perawatan
paliatif. (Doyle & Macdonald, 2003)
1
Pada pasien penyakit terminal akan melalui fase – fase berduka akibat
kekhwatiran akan penyakitnya. Sering kali penyakit terminal membawa efek
psikologis terhadap klien, seperti kekhawatiran berlebihan akan penyakit atau
kondisis yang akan dialami, serta kekawatiran akan kematian yang disebabkan oleh
penyakitnya. Kehilangan aspek diri biasanya dialami oleh pasien terminal, akibat
kondisi tubuh yang semakin melemah, terjadi penurunan kemampuan fisik, dan
diikuti perubahan citra tubuh, yang menyebabkan kehilangan pada aspek diri klien.
Perawatan terminal dapat dimulai pada minggu-minggu, hari-hari dan jaminan
terakhir kehidupan dimana bertujuan:
1.
Mempertahankan hidup
2.
Menurunkan stress
3.
Meringankan dan mempertahankan kenyamanan selama mungkin
(Weisman)
Secara umum kematian adalah sebagian proses dari kehidupan yang dialami
oleh siapa saja meskipun demikian, hal tersebut tetap saja menimbulkan perasaan
nyeri dan takut, tidak hanya pasien akan juga keluarganya bahkan pada mereka yang
merawat dan mengurusnya.
Penderita yang akan meninggal tidak akan kembali lagi ke tengah keluarga,
kenyataan ini sangat berat bagi keluarga yang akan ditinggalkannya Untuk
menghindari hal diatas bukan hanya keluarganya saja yang berduka bahkan klien
lebih tertekan dengan penyakit yang dideritanya.
2. Faktor Predisposisi
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Usia
Lingkungan sosial dan budaya
Faktor Jenis Kelamin
Faktor Tingkat Pendidikan
Faktor Ekonomi
Faktor Pengetahuan
Faktor Lama Rawat Inap
Faktor Caring Perawat
2
3. Pathway
Penyakit Terminal
Fase Denial
Fase Anger
Fase
Bargaining
Fase
Depresi
Syok
Marah
Tawar
Menawar
Gangguan
Hubungan
Mengingkari
Kondisi
Takut Akan
Dosa
Takut Akan
Kematian
Tidak
Percaya
Fase
Acceptance
Menerima
Kondisi
Sosial
Mempersiap
kan mental
Merasa
Tidak
Berharga
Penarikan
Diri Dari
Lingkungan
Sosial
Resiko
Bunuh Diri
Faktor Usia
Faktor
Ekonomi
Faktor
Lingkungan
Sosial dan
Budaya
Faktor Jenis
Kelamin
Faktor Tingkat
Pendidikan
Faktor
Pengetahuan
Faktor Lama
Rawat Inap
Faktor Caring
Perawat
3
Dukacita
Kehilangan
Ketidak
Ketidak
efektifan
mampuan
koping
koping
keluarga
4. Klasifikasi
1
2
3
4
5
6
7
Penyakit-penyakit kanker stadium akhir.
Penyakit-penyakit infeksi.
Congestif Renal Falure (CRF).
Stroke Multiple Sklerosis.
Akibat kecelakaan fatal.
AIDS
Diabetes Militus Tipe II
5. Tanda dan Gejala
Ciri – Ciri Penyakit Terminal
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Penyakit tidak dapat disembuhkan
Mengarah pada kematian
Diagnosa medis sudah jelas
Tidak ada obat untuk menyembuhkan
Prognosis jelek
Bersifat progresif
Fisik
a. Gerakan pengindraan menghilang secara berangsur – angsur dari ujung kaki
b.
c.
d.
e.
dan ujung jari
Aktifitas dari GI berkurang
Reflek mulai menghilang
Kulit kebiruan dan pucat
Denyut nadi tidak teratur dan lemah
4
f.
g.
h.
i.
Nafas berbunyi keras dan cepat ngorok
Penglihatan mulai kabur
Klien kadang-kadang kelihatan rasa nyeri
Klien dapat tidak sadarkan diri
Psikososial
Sesuai fase-fase kehilangan menurut seorang ahli E.Kubbler Ross mempelajari
respon-respon atas menerima kematian dan maut secara mendalam dan hasil
penelitiannya yaitu :
a.
Respon kehilangan
1) Rasa takut diungkapkan dengan ekspresi wajah , keakutan, cara tertentu
untuk mengatur tangan
2) Cemas diungkapkan dengan cara menggerakan otot rahang dan kemudian
mengendor
3) Rasa sedih diungkapkan dengan mata setengah terbuka / menangis
b.
Hubungan dengan orang lain
Kecemasan timbul akibat ketakutan akan ketidakmampuan untuk berhubungan
secara interpersnal serta akibat penolakan. Dr.Elisabeth Kublerr-Ross telah
mengidentifikasi lima tahap berduka yang dapat terjadi pada pasien dengan penyakit
terminal :
1) Denial ( Pengingkaran )
Tidak percaya telah terjadi kehilangan. Tidak siap mengatasi masalah praktis,
seperti pasien yang mengalami penyakit terminal tidak siap atau tidak dapat
menerima bahwa dirinya terkena penyakit terminal. Biasanya klien dapat menunjukan
keceriaan palsu sehingga memperlama penyangkalan.
Reaksi pada Fase Denial :
5
Psikologi
a)
b)
c)
d)
Syok
Tidak percaya
Tidak tahu harus berbuat apa
Mengingkari Kenyataan
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
Letih
Lemah
Pucat
Mual
Diare
Menangis
Gangguan Pernafasan
Gelisah
Detak jantung meningkat
Fisik
2) Anger ( Marah )
Pada fase ini pasien dapat mengarahkan kemarahan kepada petugas medis atau
perawat yang melakukan kegiatan atau tindakan normal yang tidak mengganggu
mereka.
Reaksi pada fase anger :
Perilaku
a)
b)
c)
d)
e)
Agresif
Bicara kasar
Menyerang orang lain
Menolak pengobatan
Menuduh dokter atau perawat tidak kompeten
Fisik
6
a)
b)
c)
d)
e)
Muka merah
Denyut nadi cepat
Gelisah
Susah tidur
Tangan mengepal
3) Bargaining (Tawar-Menawar)
Klien berusaha melakukan tawar menawar terhdap penyakitnya, biasanya klien
takut akan kondisinya yang semakin parah dan juga kematian akibat penyakitnya.
Klien mengalami masa ketakutan akibat rasa bersalah atau dosa apabila dia
mengalami kematian akibat penyakit terminalnya.
4) Depretion ( Depresi )
Fase dimana ketika klien mengingat akan kondisi penyakitnya, dan memikirkan
dan mendapatkan tekanan dari kondisinya. Pada fase ini klien biasanya mengingat hal
– hal menarik dalam hidupnya, dan takut kehilangan semua momen atau hal tersebut
apabila klien harus meninggalkan semuanya akibat penyakit terminal yang ia derita.
Klien biasanya cenderung menutup diri, cemas, dan menangis, serta klien dapat
menarik diri dari lingkungan sosial.
Perilaku
a)
b)
c)
d)
e)
f)
Menunjukan sikap menarik diri
Kadang bersikap sangat penurut
Tidak mau bicara
Menyatakan keputusasaan
Rasa tidak berharga
Bisa muncul keinginan bunuh diri
Gejala fisik
a) menolak makan
7
b) susah tidur
c) letih
d) libido turun
5) Acceptance ( Penerimaan)
Pada fase ini biasanya klien telah menerima kondisinya. Klien membutuhkan
perhatian dari orang – orang terdekatnya, untuk memotivasi psikologis klien dalam
menghadapi penyakit terminal nya, dan juga menghadapi kematian yang akan terjadi
padanya. Klien juga biasanya telah merencanakan atau menata kehidupannya dalam
kondisinya.
Reaksi pada fase acceptance:
a) Reorganisasi perasaan kehilangan
b) Pikiran tentang objek yang hilang akan mulai berkurang atau hilang beralih
ke objek baru.
c) Menerima kenyataan kehilangan
d) Mulai memandang ke depan.
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan/Penatalaksanaan Medis
1. Pengkajian Keperawatan
a. Pengkajian terhadap identitas klien
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Agama
Suku
Bangsa
Alamat
Dx Medis
Sumber Biaya
Sumber Informasi
No.RM
Tanggal Masuk Rumah Sakit
Ruangan
8
b. Pengkajian terhadap identitas penangguang jawab klien (keluarga)
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Agama
Suku
Bangsa
Alamat
Hubungan Dengan Klien
c. Pengkajian terhadap riwayat kesehatan klien
1)
2)
3)
4)
5)
Alasan masuk rumah sakit
Keluhan utama
Kronologi keluhan
Riwayat kesehatan masa lalu
Riwayat kesehatan keluarga
d. Mengkaji kebutuhan dasar klien berdasarkan teori 14 dasar kebutuhan dasar
manusia
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
Bernapas
Makan dan minum
Gerak aktivitas
Eliminasi
Istirahat tidur
Kebersihan diri
Pengaturan suhu tubuh
Rasa aman
Rasa nyaman
Sosial
Prestasi dan produktivitas
Rekreasi
Belajar
Spiritual
e. Melakukan pemeriksaan fisik pada klien
9
f. Mengkaji data penunjang klien
g. Mengkaji kondisi keluarga klien dalam menghadapi kondisi klien dan kesiapan
keluarga akan kehilangan klien dengan penyakit terminal yang sulit disembuhkan :
1) Fase Denial
Perawat dapat mengkaji gejala pada tahap denial (penolakan) yang ditunjukan
keluarga klien pada saat mendengar kondisi klien dengan penyakit terminal, yang
kemudian dicocokan dengan tanda dan gejala pada fase ini sesuai teori.
2) Fase Anger
Perawat dapat mengkaji gejala pada tahap anger (marah) yang ditunjukan
keluarga klien pada saat mendengar kondisi klien dengan penyakit terminal, yang
kemudian dicocokan dengan tanda dan gejala pada fase ini sesuai teori. Pada fase ini
perawat mengkaji hanya berdasarkan observasi sebab kluarga pasien tidak mungkin
menjawab pertanyan perawat pada fase ini.
3) Fase Bargaining (Tawar Menawar)
Perawat dapat mengkaji gejala pada tahap bargaining (tawar menawar) yang
ditunjukan keluarga klien pada saat mendengar kondisi klien dengan penyakit
terminal, yang kemudian dicocokan dengan tanda dan gejala pada fase ini sesuai
teori. Pada fase ini perawat masih bisa mengkaji klien dengan wawancara namun
perhatikan kuantitas serta kulitas pertanyaan untuk menjaga kestabilan kondisi
keluarga klien.
4) Fase Depresi
Perawat dapat mengkaji gejala pada tahap depresi yang ditunjukan keluarga
klien pada saat mendengar kondisi klien dengan penyakit terminal, yang kemudian
10
dicocokan dengan tanda dan gejala pada fase ini sesuai teori. Pada tahap ini perawat
dapat mengkaji keluarga klien namun sedikit, dan terkadang tidak mendapatkan
respon sebab kondisi keluarga klien dalam keadaan tertekan, dan perawat dapat
mengkomunikasikan kondisi keluarga klien.
5) Fase Acceptance (Penerimaan)
Perawat dapat mengkaji gejala pada tahap acceptance (penerimaan) yang
ditunjukan keluarga klien pada saat mendengar kondisi klien dengan penyakit
terminal, yang kemudian dicocokan dengan tanda dan gejala pada fase ini sesuai
teori. Pada kondisi ini perawat lebih leluasa mengkaji kondisi kesiapan keluarga klien
dalam menghadapi resiko kehilangan klien yang mengalami penyakit terminal, sebab
pada gfase ini kleuarga klien biasanya mulai pasrah atau sudah dapat menerima
kondisi kerabatnya.
2. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
a. Dukacita
Definisi
Proses kompleks normal yang meliputi respons dan perilaku emosional, fisik,
spiritual, sosial, dan intelektual yakni individu, keluarga, dan komunitas memasukan
kehilangan yang aktual, adaptif, atau dipersepsikan kedalam kehidupan sehari – hari
mereka.
Batasan Karakteristik
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
Perubahan tingkat aktivitas
Perubahan pola mimpi
Perubahan fungsi imun
Gangguan fungsi neuroendokrin
Marah
Menyalahkan
Berpisah/menarik diri
Putus asa
Disorganisasi/kacau
Gangguan pola tidur
Mengalami kelegaan
Memelihara hubungan dengan klien dengan penyakit terminal
11
13)
14)
15)
16)
17)
18)
Membuat makna kehilangan
Kepedihan
Perilaku panik
Pertumbuhan personal
Distres psikologis
Menderita
Faktor yang berhubungan
1)
2)
3)
4)
Mengantisipasi kehilangan hal yang bermakna
Mengantisipasi kehilangan orang terdekat
Kematian orang terdekat
Kehilangan objek penting
b. Ketidakefektifan Koping
Defenisi :
Ketidak mampuan untuk membentuk penilaian valid tentang stressor, ketidak
adekuatan pilihan respon yang dilakukan dan/atau tidak mampuan untuk
menggunakan sumber daya yang tersedia.
Batasan Karakteristik
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
15)
16)
Perubahan pada pola komunikasi yang biasa
Penurunan penggunaan dukungan sosial
Perilaku destruktif terhadap orang lain
Letih, Angka penyakit yang tinggi
Ketidak mampuan memperhatikan informasi
Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar
Ketidak mampuan memenuhi harapan peran
Pemecahan masalah yang tidak adekuat
Kurangnya perilaku yang berfokus pada pencapaian tujuan
Kurangnya resolusi masalah
Konsentrasi buruk
Mengungkapkan ketidakmampuan meminta bantuan
Mengungkapkan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah
Pengambilan resiko, gangguan tidur
Penyalahgunaan zat
Menggunakan koping yang mengganggu perilaku adaptif
Faktor yang berhubungan
1)
Gangguan dalam pola penilaian ancaman, melepas tekanan
12
2)
3)
4)
5)
6)
7)
Gangguan dalam pole melepaskan tekanan/ketegangan
Perbedaan gender dalam strategi koping
Derajad ancaman yang tinggi
Ketidak mampuan untuk mengubah energi yang adaptif
Sumber yang tersedia tidak adekuat
Dukungan sosial yang tidak adekuat yang diciptakan oleh karakteristik
8)
hubungan
Tingkat percaya diri yang tidak adekuat dalam kemampuan mengatasi
9)
10)
11)
12)
masalah
Tingkat persepsi kontrol yang tidak adekuat
Ketidak adekuatan kesempatan bersiap terhadap stresor
Krisis muturasi, krisis situasi
Ragu
c. Ketidakefektifan Koping Keluarga
Defenisi
Perilaku terdekat (anggota keluarga atau orang penting lainnya) yang
membatasi kapasitas/kemampuannya dan kemampuan klien untuk secara efektif
menangani tugas penting mengenai adaptasi keduanya terhadap masalah kesehatan.
Batasan Karakteristik
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
Pengabaian
Agresi agitasi
Menjamin rutinitas biasa tanpa menghormati kebutuhan klien
Peningkatan ketergantungan klien
Depresi
Membelot
Tidak menghormati kebutuhan klien
Perilaku keluarga yang mengganggu kesejahteraan
Permusuhan
Ganguan Individualisasi
Gangguan membangun kembali kehidupan yang bermakna untuk diri
12)
13)
14)
15)
16)
17)
sendiri
Intoleran
perawatan yang mengabaikan klien dalam hal kebutuhan dasar manusia
hubungan yang mengabaikan anggota keluarga lain
terlalu khawatir terus menerus mengenai klien
psikosomatis
penolakan
13
18)
merasakan tanda penyakit klien
Faktor Yang Berhubungan
1)
2)
Penanganan resistensi keluarga terhadap pengobatan yang berubah – ubah
Gaya koping yang tidak sesuai antara orang terdekat dengan klien untuk
3)
4)
5)
menangani tugas adaptif
Gaya koping yang tidak sesuai diantara orang terdekat
Hubungan keluarga yang sangat ambivalen
Orang terdekat lama tidak mengungkapkan perasaan (miasalkan rasa
bersalah, cemas, permusuhan, putus asa)
3. Rencana Asuhan Keperawatan
No
1.
Diagnosa
Tindakan dan
Keperawatan
Kriteria Hasil
Duka cita
1. Menunjukkan
Intervensi
Rasional
1) Tentukan pada tahap 1)Pengkajian data
rasa
berduka
pergerakan ke
pasian
arah
Identifikasi
untuk perencanaan
dari rasa duka
perilaku-perilaku
keperawatan yang
dan
yang
efektif bagi pasien
resolusi
harapan
untuk
depan
2. Fungsi
masa
serta
berhubungan
dengan tahap ini.
pada
hubungan
dasar yang akurat
adalah penting
yang berduka.
2)Rasa percaya
saling
percaya
dengan
ikut
pasien.
Perlihatkan
dalam
empati
dan
pekerjaan dan
AKS
terfiksasi.
2) Kembangkan
tingkat
adekuat,
mana
merupakan dasar
unutk suatu
kebutuhan yang
terapeutik.
perhatian. Jujur dan
tepati semua janji
3) Perlihatkan
sikap
menerima
membolehkan
14
dan
3) Sikap menerima
menunjukkan kepada
pasien bahwa anda
pasien
untuk
yakin bahwa ia
mengekspresikan
merupakan
perasaannya
seseorang pribadi
secara
yang bermakna.
terbuka
Rasa percaya
meningkat.
4) Dorong pasien untuk 4)Pengungkapan
mengekspresikan
secara verbal
rasa marah.
perasaan dalam
suatu lingkungan
yang tidak
mengancam dapat
membantu pasien
sampai kepada
hubungan dengan
persoalanpersoalan yang
belum terpecahkan.
5)Latihan fisik
5) Bantu pasien untuk
mengeluarkan
kemarahan
yang
terpendam
dengan
berpartisipasi dalam
aktivitas-aktivitas
motorik kasar (mis,
joging, bola voli,dll)
6) Ajarkan
tentang
metode yang aman
dan efektif untuk
mengeluarkan
kemarahan yang
terpendam.
6)Pengetahuan
tentang perasaan-
tahap-tahap berduka
perasaan yang
yang
wajar yang
normal
perilaku
15
memberikan suatu
dan
yang
berhubungan
berhubungan dengan
dengan berduka
setiap tahap.
yang normal dapat
menolong
mengurangi
beberapa perasaan
bersalah
menyebabkan
timbulnya responrespon ini.
7)Pasien harus
7) Dorong pasien untuk
meninjau hubungan
dengan
konsep
menghentikan
persepsi idealisnya
dan mampu
menerima baik
kehilangan.
aspek positif
maupun negatif
dari konsep
kehilangan
sebelum proses
berduka selesai
seluruhnya.
8)Menangis
merupakan hal yan
8) Komunikasikan
kepada
pasien
bahwa
menangis
wajar dalam
menghadapi
kehilangan
merupakan hal yang 9)Umpan balik
dapat diterima.
9) Bantu pasien dalam
memecahkan
masalahnya sebagai
16
positif
meningkatkan
harga diri dan
mendorong
usaha
untuk
pengulangan
menentukan
perilaku yang
metoda-metoda
diharapkan.
koping yang lebih
adaptif
terhadap
pengalaman
10) Memenuhi
kehilangan.
kebutuhan
10) Dorong pasien untuk
spiritual klien
menjangkau
dukungan
selama
spiritual
waktu
dalam
ini
bentuk
apapun
yang
diinginkan
3.
Ketidak
NOC
untuknya.
NIC
efektifan
Decision making
Decision making
koping
Role inhasmet
1) Menginformasikan
berhubungan
Sosial suport
klien alternatif atau
mengurangi
dengan
Kriteria hasil
solusi
perasaan
penyakit
Mengidentifikasi
penanganan
terminal
pola
lain
koping
1)Informasi
dapat
tanpa
harapan dan tidak
berguna.
yang efektif
Keikutsertaan
Mengungkapkan
dalam
secara
verbal
akan
tentang
koping
meningkatkan
yang efektif
perasaan
Mengatakan
penurunan stres
2) Memfasilitasi klien
Klien
untuk
membuat
perawatan
kontrol
dan harga diri.
2)Meningkatkan
perasaan
kontrol
dan keikutsertaan
17
mengatakan
dalam
situasi
dimana
orang
tentang
terdekat
tidak
keadaanya
dapat
telah
keputusan
menerima
Mampu
banyak.
3)Memberikan
mengidentifikasi
strategi
berbuat
tentang 3) Bantu klien untuk
koping
wawasan
mengenai
mengidentifikasi
pemikiran,/faktor-
keuntungan,
kerugian
dari
faktor
yang
berhubungan
keadaan
dengan
situasi
individu.
Kepercayaan akan
meningkatkan
persepsi
pasien
tentang situasi dan
partisipasi
dalam
regimen
keperawatan.
1)Menurunkan
Role inhancement
ansietas
1) Bantu klien untuk
menyediakan
mengidentifikasi
kontrol bagi pasien
macam
selama
situasi
krisis
2)Untuk
mengatasi
–
macam
nilai kehidupan
2) Bantu
klien
identifikasi strategi
18
dan
ketegangan
dan
memelihara
rasa
kontrol individu
positif
untuk
mengatur pola nilai
yang dimiliki
1)Menyiapkan status
mental pasien agar
Coping enhancement
1) Anjurkan
mampu menerima
klien
untuk
perubahan
yang terjadi
2)Agar pasien yakin
mengidentifikasi
gambaran perubahan
dan
peran yang realistis
2) Gunakan pendekatan
tenang
peran
dan
meyakinkan
mau
kooperatif
dalam
pemberian
informasi
3)Pasien
lebih
mampu menerima
3) Hindari
informasi dengan
pengambilan
keputusan pada saat
klien berada dalam
stres berat
4) Berikan informasi
actual yang terkait
dengan
4)
jelas
Agar
keluarga
bisa mengerti dan
menerima
sehingga
tahap
anger bisa ditekan
diagnosis,
terapi dan prognosis
1) Memonitor
Intervensi lainnya
perkembangan
1) Mengobservasi TTV
status kesehatan
klien
pasien
2) Menghargai
kehidupan klien
dengan
2) Memenuhi
kebutuhan
klien
19
dasar
tetap
memberikan
pelayanan sesuai
kebutuhannya
demi
mempertahankan
hidupnya
4.
Ketidak
NOC
NIC
mampuan
1) Family
Coping
koping
keluarga
berhubungan
dengan
kehilangan
coping,
disable
2) Perenting,
enhanchement
1) Bantu
dalam
impaired
3) Therapeutic
keluarga 1)Pasien
mengenal
masalah
regimen
management,
2) Dorong partisipasi
directed, risk
keluarga
for
semua
Kriteria hasil
dalam
pertemuan
pemberi
3) Dorong
keluarga
klien:
untuk
interaksi
memperlihatkan
dan
kekhawatiran
hubungan
untuk
yang positif
perawatan
antara
pemberi
dan
penerima
dan
bantuan
dari
keluarga
dalam
penyakitnya
2) Partisipasi seluruh
anggota
keluarga
dalam
menyelesaikan
kelompok
1) Hubungan
asuhan
dukungan
menghadapi
ineffective
4) Violence:
other
mendapatkan
masalah
yang
efektif
3)Simpati
dari
keluarga
meningkatkan
harga diri pasien.
dan
membantu
pascahospitalisasi
4)Membantu orang
4) Bantu memotivasi
terdekat
dengan
keluarga
untuk
pasien
untuk
berubah membantu
meyakinkan pasien
20
asuhan
2) Performa
klien
pemberi
asuhan
perawatan
lansung
:
beradaptasi dengan
yang terjadi dan
persepsi
berkeinginan
stresor,
perubahan,
atau
untuk
ancaman
yang
masalah
tuntutan dan peran
hidup
5) Dukungan emosi ;
personal
penenangan,
yang tepat
penerimaan,
kepada
dorongan
anggota
periode stres
6) Memfasilitasi
pemberi
keperawata
perawatan
koping
keluarga
terjadi
dengan efektif
perawatan
keluarga
7)Meningkatkan
hubungan
keluarga
dengan klien
:
meningkatkan
pemberian
asuhan
selama
emosi fisik klien
7) Dukungan
n keluarga
3) Peforma
pasien yang tidak
dan 6)Proses
partisipasi keluarga
dalam
perasaan pada diri
terselesaikan
memberikan
oleh
pasien
5)Mengungkapkan
perawatan
keluarga
membagi
dengan keluarga
pemenuhan
perawatan
dan
agar menerima apa
mengganggu
penyediaan
kesehatan
untuk
nilai, minat, dan
8)Peningkatan
kesehatan
pasien
tujuan keluarga
8) Panduan
sistem dengan memberikan
tidak
kesehatan
langsung :
: pelayanan
sesuai
memfasilitasi lokal kebutuhan pasien
pengaturan
klien
dan
dan
penggunaan
pengawasa
pelayanan
n perawatan
kesehatan
21
yang
yang sesuai
bagi
anggota
keluarga
oleh
pemberi
perawatan
keluarga
4) Kesejahtera
an pemberi
asuhan
:
derajat
persepsi
positif
mengenai
status
kesehatan
dan kondisi
5) Potensial
ketahanan
pemberi
asuhan
:
faktor yang
meningkatk
sesuai
9)Memberikan
9) Mendorong pasien
pemahaman tentang
mencari dorongan
esensi kehidupan dan
spiritual , jika
kematian
diperlukan
10) Untuk mencari
10) Bantu
anggota
bantuan
sesuai
keluarga
dalam
kebutuhan
akan
mengklarifikasi
membuat
mereka
apa yang mereka
memilih
untuk
harapkan
dan
mengambil
butuhkan
satu
keuntungan dari apa
sama lain
yang tersedia
Caregiver support
1)Membantu
1) Menyediakan
pasien/orang terdekat
informasi penting,
untuk
mengilhami
advokasi,
dan
solusi yang mungkin
dukungan
yang
(memberikan
dibutuhkan
untuk
pertimbangan
pro
memfasilitasi
dan kontra bagi
perawatan
primer
setiap
masalah)
pasien selain dari
sehingga
mampu
profesional
mengambil
kesehatan
keputusan yang baik
an
kontinuitas
Family support
perawatan
Intervensi lainnya
oleh
1) Mengobservasi TTV
pemberi
klien
perawatan
1)Memantau
perkembangan
kondisi pasien
2)Mempertahankan
hidup
22
pasien
keluarga
2) Memenuhi
dalam
kebutuhan
periode
klien
waktu yang
lama
6) Koping
keluarga
:
tindakan
keluarga
untuk
mengelola
stresor yang
membebani
sumber
–
sumber
keluarga
7) Normalisasi
keluarga
;
kapasitas
sistem
keluarga
dalam
mempertah
ankan
rutinitas
dan
mengemba
ngkan
strategi
untuk
23
dengan
dasar
menghargai
pasien
tetap
diri
mengoptim
alkan
fungsi jika
ada anggota
keluarga
yang
sakit
kronis atau
mengalami
ketunadaya
an
8) Mampu
mengatasi
masalah
keluarga
9) Mencari
bantuan
keluarga
bila perlu
10) Mencapai
stabilitas
finansial
untuk
memenuhi
kebutuhan
anggota
keluarga
11) Mampu
menyelesai
kan konflik
tanpa
kekerasan
24
12) Memperlih
atkan
fleksibelitas
peran
13) Mengungka
pkan
peningkata
n
kemampua
n
untuk
melakukan
koping
terhadap
perubahan
dalam
struktur
dinamika
keluarga
14) Mengungka
pkan
perasaan
yang tidak
terselesaika
n
15) Identifikasi
gaya
koping
yang
bertentanga
n
16) Partisipasi
25
dalam
pengemban
gan
dan
implementa
si
rencana
keperawata
n
D. Daftar Pustaka
Nurarif, Amin Huda, Kusuma, Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis Dan Nanda NIC-NOC. Jakarta : Mediaction
Carpenito-Moyet, Lynda Juall.
1999. Buku Saku Diagnosis Keperawatan.
Jakarta:EGC
Kozier, Barbara. 2011. Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC
Cemy Nur Fitria. 2010. Palliative Care Pada Penderita Penyakit Terminal. Bandung.
portalgaruda.org. diakses pada 30 Mei 2015
Joko Susanto. 2012. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Penyakit Terminal.
Lamongan. www.e-jurnal.com. diakses pada 30 Mei 2015
AD Damayanti. 2008. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Penyakit Terminal
Ditinjau Dari Aspek Psikososial. www.indonesianjournalofcancer.or.id. diakses
pada 30 Mei 2015
26
Gianyar, ………………….2015
Mengetahui
Mahasiswa
Pembimbing Praktik
(............................................................)
(Ni Nym. Diah Vitri Pradnyaningrum)
NIP.
NIM. P07120214029
Mengetahui
Pembimbing Akademik
(.................................................................................)
NIP.
27
28
Download