DI KELAS IX SMP NEGERI 1 SAMPIT TAHUN

advertisement
1
PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM
MATERI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MELALUI
PENERAPAN MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMENT
DIVISION (STAD) DI KELAS IX SMP NEGERI 1 SAMPIT
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Oleh: Hj. Elpiah, S.Pd
GURU IPS TERPADU
SMP N 1 RSBI SAMPIT
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR
SMP N 1 RSBI SAMPIT
2012
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Pembinaan Sekolah Pertama
No.543/C3/KEP/2007, sejak dimulai tahun pelajaran 2007/2008 SMP Negeri 1
Sampit dipercaya untuk mengemban tugas sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional (RSBI) sebelum nantinya mengarah ke terwujudnyabSekolah
Bertaraf
Internasional
(SBI).
Depdiknas(2006),
tentang
Pedoman
Penyelenggaraan SBI SMP, dinyatakan bahwa standar standar SBI pada jenjang
SMP diantaranya adalah setiap rombongan belajar (rombel) kapasitas maksimum
adalah 24 siswa, calon siswa baru (input) memiliki rata-rata nilai akademik dari
Sekolah Dasar (SD) di atas 7 dan siswa mampu mengoperasikan komputer serta
memiliki kemampuan dasar Bahasa Inggris.
SMP Negeri 1 Sampit yang menyandang predikat ristisan sekolah berstandar
internasional (RSBI) memiliki beragam tantangan. Dalam pembelajaran di kelas
berbagai masalah dihadapai dalam berbagai matapelajaran. Salah satu masalah itu
terjadi dalam pembelajaran IPS, khususnya submatapelajaran
Ekonomi. Secara
umum, masalah itu berkaitan pada masih rendahnya prestasi belajar siswa. Dalam
hal ini, para siswa belum dapat mencapai prestasi optimal sesuai dengan standar
RSBI.
Fenomena yang terjadi di
SMP Negeri 1 RSBI Sampit itu merrupakan akibat
dari paradigma iemplementasi pembelajaran secara konvensional. Hal itu
mengandung arti bahwa komunikasi dalam pembelajaran IPS di SMP Negeri 1
RSBI Sampit cenderung berlangsung satu arah. Aktivitas pembelajaran hanya
berupa mengalihan informasi pengetahuan dari guru ke siswa. Guru lebih
mendominasi pembelajaran di dalam kelaas. Kondisi itu mengakibatkan siswa
kurang termotivasi, yang dampaknya mudah merasa jenuh dalam mengikuti
pembelajaran IPS. Padahal, input siswa SMP Negeri 1 RSBI Sampit merupakan
siswa-siswa yang sangat potensial. Fakta kontradiktif itulah yang menjadi
permasalahan dalam pembelajaran IPS untuk dapat dipecahkan secara efektif.
3
Pembelajaran konvensional yang pada umumnya menggunakan model
ekspositori, ditinjau dari kepraktisan dan pola kebiasaan guru memang memiliki
keuntungan. Namun, mempertahankan model itu menunjukkan adanya celah
kelemahan dalam pembelajaran, yaitu kurang adanya timbal balik guru dengan
siswa atau komunikasi antarsiswa. itu sendiri. Untuk itu perlu dicoba pendekatan,
metode, dan model
pembelajaran lain yang dipandang lebih efekktif sesuai
dengan tingkap perkembangan sikap dan pola tingkah laku siswa saat ini.
Menghadapi permasalahan tersebut, dipandang penting adanya alternatif solusi
untuk diterapkan kepada siswa di SMP Negeri 1 RSBI Sampit. Pembelajaran
kooperatif menjadi salah satu pilihan itu. Hakekatnya, pembelajaran kooperatiif
dalam praktik pembelajaran dapat meningkatkan pencapaian prestasi belajar,
dapat
mengembangkan
Perdagangan
antar
kelompok,
dan
dapat
mnumbuhkankesadaran bahwa para siswa perlu belajar untuk berpikir dalam
menyelesaikan masalah.
Adesoji
(2009) dalam suatu penelitiannya menyatakan adanya
pengaruh
positif bagi siswa penggunaan strategi model pembelajaran kooperatif, yakni
model Student Team Achievement Division (STAD) terhadap hasil pembelajaran
siswa. Model pembelajaran ini memberi kesempatan siswa untuk bekerja sendiri
dan bekerjasama dengan orang lain, serta adanya optimalisasi partisipasi siswa
dalam pembelajaran.
Pemilihan materi Perdagangan internasional dalam penelitian ini dilakuakan
dengan pertimbangan materi tersebut dalam penjadwalan diajarkan pada semester
ganjil, dan dari materi tersebut memungkinkan banyak permasalahan yang bisa
diangkat. Berdasarkan pengamatan dan pengalaman selama melaksanakan tugas
di SMP Negeri 1 RSBI Sampit, pembahsan materi Perdagangan internasional
pada kelas IX belum seluruh siswa memenuhi batas Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM). Dalam pembelajaran ini KKM yang telah disepakati bersama oleh di
tingkat sekolah sebesar 79. Sesuai dengan latar belakang tersebut
dilakukanlah
penelitian dengan judul Peningkatan Prestasi Belajar Siswa dalam Materi
Perdagangan Internasional Melalui Penerapan Model Student Team Achievement
Division (STAD) di Kelas IX SMP Negeri 1 Sampit Tahun Pelajaran 2012/2013?
1.2 Identifikasi Masalah
4
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dalam pelaksanaan penelitian
ini diidentifikasi masalah sebagai berikut:
1.2.1
Prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS Ekonomi perlu
ditingkatkan.
1.2.2
Model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division
(STAD)
diharapakan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada
materi Perdagangan internasional di kelas IX SMP Negeri 1 Sampit
Tahun Pelajaran 2012/2013.
1.2.3
Perilaku siswa dalam pembelajaran IPS Ekonomi yang ersifat pasif perlu
diubah menjadi bersikap aktif.
1.2.4
Pembelajaran melalui model kooperatif tipe Student Team Achievement
Division
(STAD) pada materi Perdagangan Internasional diharapkan
dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas IX SMP Negeri 1 Sampit
Tahun Pelajaran 2012/2013.
1.3 Ruang Lingkup Masalah
Sesuai dengan identifikasi masalah yang dirumuskan berdasarkan
latar
belakang di atas maka cakupan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1.3.1 Peningkatan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS Ekonomi
1.3.2 Perubahan perilaku siswa dalam pembelajaran IPS Ekonomi
Prestasi belajar IPS Ekonomi kelas IX pada materi Perdagangan
internasional masih kurang. Pembelajaran model kooperatif learning tipe
Student Team Achievement Division (STAD) diharapkan dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa selain perubahan perilaku keaktifannya.
1.4 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang tersebut, dapat dirumuskan permasalahan dalam
penelitian ini sebagai
berikut: Apakah terjadi peningkatan prestasi belajar siswa
dalam materi Perdagangan Internasional melalui model pembelajaran Student Team
Achievement Division (STAD) di kelas IX SMP Negeri 1 Sampit Tahun Pelajaran
2012/2013?
1.5 Tujuan Penelitian
5
Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan yang
penelitian ini adalah untuk
ingin dicapai dalam
alah dalam
mengetahui besaran peningkatan prestasi belajar siswa
dalam materi Perdagangan Internasional melalui model pembelajaran Student Team
Achievement Division (STAD) di kelas IX SMP Negeri 1 Sampit Tahun Pelajaran
2012/2013.
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan harapan dapat bermanfaat sebagai berikut;
1.5.1
Manfaat bagi guru
(1) Memperluas wawasan pengetahuan guru tentang model pembelajaran.
(2) Meningkatkan profesionalitas kerja
1.5.2
Manfaat bagi siswa
(1) Mendapat layanan pembelajaran yang lebih berkualitas
(2) Dapat berperan lebih aktif dalam pembelajaran sesuai dengan potensi yang
dimiliki.
1.5.3
Manfaat bagi kepala sekolah
(1) Proses pembelajaran yang dikola disekolah lebih berkualitas
(2) Guru yang dipimpin memilikia wawasan pengetahuan yang lebih luas
dan lebih professional
(3) Siswa di sekolah lebih mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan
prestasi.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Pengertian Belajar
Seorang belajar jika mendapatkan insight, yang diperoleh kalau seorang
melihat Perdagangan tertentu antara berbagai unsur dalam situasi tertentu.
Adapun timbulnya insight itu tergantung pada kesanggupan, pengalaman,
6
taraf kompleksitas dari situasi, latihan dan trial and error, Gestalt (dalam
Sardiman, 2006: 30). Beberapa prinsip belajar yang penting antara lain :
1) manusia belajar dengan lingkungannya secara keseluruhan, tidak hanya
intelektual, tetapi juga secara fisik, emosional, sosial dan sebagainya,
2) belajar adalah penyesuaian diri dengan lingkungan,
3) manusia berkembang sebagai keseluruhan sejak kecil sampai dewasa,
4) belajar adalah perkembangan ke arah diferensiasi yang lebih luas,.
belajar hanya berhasil apabila memperoleh kematangan untuk
memperoleh insight.
5) tidak mungkin ada belajar tanpa ada kemauan untuk belajar,
6) belajar akan berhasil kalau ada tujuan, dan
7) belajar merupakan suatu proses bila seorang itu aktif.
Belajar adalah proses mengkonstruksi pengetahuan dari abstraksi
pengalaman baik alami atau manusiawi (Suparno, 1997:64). Proses konstruksi
ini dilakukan secara pribadi dan sosial. Beberapa faktor seperti pengalaman,
pengetahuan, yang telah dipunyai, kemampuan kognitif dan lingkungan
berpengaruh terhadap hasil belajar.
2.1.2 Pembelajaran Kooperatif
Menurut Eggen dan Kauchak (dalam Trianto, 2007:42) pembelajaran
kooperatif merupakan sebuah strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja
secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Depdiknas (2004:13)
pembelajaran koopertif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan
kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pengajaran
kooperatif memiliki ciri-ciri:
1) Siswa belajar dalam kelompok.
Kelompok dibentuk dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedan dan
rendah.
2) Diupayakan dalam tiap kelompok terdiri dari ras, suku, budaya, jeniskelamin
3) Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok dari pada perorangan.
Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisIPSsi
siswa memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat
keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk
7
berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya.
2.1.3 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Salah satu pendekatan dalam pembelajaran kooperatif adalah tipe STAD . (Bruce,
Carol A. 2009). STAD merupakan model pembelajaran kooperatif secara garis besar
model ini terdiri terdiri dari 4 langkah (Slavin, 2005: 143), sebagai berikut :
1) Pembentukan kelompok heterogen
Pembentukan kelompok ditentukan oleh guru. Guru yang lebih tahu tentang kondisi
siswa akan mengelompokkan dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 siswa untuk
setiap kelompok. Pembagian kelompok harus heterogen, siswa dalam setiap
kelompok dengan kemampuan beragam, tidak membedakan jenis kelamin, ras dan
agama.
2) Penjelasan materi dan kegiatan kelompok.
Guru memberikan informasi kepada siswa berkenaan dengan kegiatan yang akan
dilakukan siswa serta relevansi kegiatan dengan materi pelajaran. Pada saat
menyampaikan materi siswa sudah duduk dalam kelompoknya. Selanjutnya siswa
melakukan diskusi sesuai arahan guru sesuai LKS atau bentuk tugas lain.
3) Pelaksanaan kuis atau evaluasi
Setelah diskusi guru memberikan tes yang harus dikerjakan siswa secara individu.
Guru memberi waktu secukupnya sesuai tingkat kesukaran dalam kuis, kemudian
memberi skor atas jawaban siswa.
4) Pemberian penghargaan
Kelompok yang rata-rata nilai setiap anggotanya paling bagus diberi
penghargaan.
Hasil tes ini dapat digunakan sebagai data pembentukan kelompok baru untuk pokok
bahasan selanjutnya.
Secara skematis, model STAD secara umum dapat dilihat pada bagan
berikut :
Gambar 2.1: Bagan Pembelajaran Model STAD
Pembentukan
Kelompok Heterogen
Pemberian Materi
dan Kegiatan
Kelompok
Setiap siswa terdiri dari 4-5 orang siswa
yang
mempunyai
nama
kelompok
tersendiri, tiap siswa mempunyai tugas :
menulis dan membaca soal, menggali
maksud soal, menjawab soal.
Guru memberikan penyajian suatu materi
pelajaran melalui metode ceramah,
pengamatan atau membahas buku teks,
siswa sudah berada dalam kelompoknya
8
2.1.4 Keaktifan siswa dalam pembelajaran
Belajar diperlukan aktifitas sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Itulah
sebabnya aktifitas merupakan prinsip yang sangat penting dalam proses pembelajaran.
Seperti yang dikemukakan oleh Frobel dalam Sardiman (2006:96) bahwa dalam
belajar sangat memerlukan kegiatan berpikir dan berbuat. Dalam buku yang sama
Montessori juga menegaskan bahwa anak-anak
memiliki tenaga-tenaga untuk
berkembang sendiri sehingga yang lebih banyak melakukan aktifitas di dalam
pembentukan diri adalah anak itu sendiri, sedang pendidik memberikan bimbingan dan
merencanakan segala kegiatan yang akan diperbuat oleh anak didik.
Dalam penelitian ini keaktifan siswa yang dimaksud adalah keaktifan yang
dipenuhi dengan cerminan dari kreatifitas siswa. Indikator aktivitas dan indikator
kreatifitas terpadu sehingga memunculkan instrumen keaktifan siswa yang akan
diukur.
Menurut Paul B. Diedrich (dalam Sardiman, 2006:101) aktifitas siswa dalam
belajar dapat digolongkan sebagai berikut.
1) Visual Activities, yang termasuk didalamnya misalnya memperhatikan gambar
demonstrasi, membaca, percobaan dari pekerjaan orang lain.
9
2) Oral Activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,
mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.
3) Listening Activities, seperti mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik
4) Writing Activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket,
menyalin.
5) Drawing Activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram.
6) Motor Activities, misalnya melakukan percobaan, membuat konstruksi model,
mereparasi, bermain, berkebun, beternak.
7) Mental
Activities,
sebagai
contoh
misalnya:
menanggapi,
mengingat,
menyelesaikan soal, menganalisis, melihat Perdagangan, mengambil keputusan.
Menurut Guilford dalam Alisyahbana (1983:78) terdapat sifat-sifat sebagai
indikator dalam perencanaan dan kemampuan kreatif adalah :
1) Fluency, kesigapan, kelancaran, kemampuan untuk menghasilkan gagasan.
2) Fleksibility, kemampuan untuk menggunakan bermacam-macam pendekatan
dalam mengatasi persoalan.
3) Originality, kemampuan untuk mencetuskan gagasan-gagasan asli.
4) Elaborator, kemampuan untuk melakukan hal-hal secara detail dan terperinci.
5) Redefinition, kemampuan untuk merumuskan batasan-batasan dengan melihat dari
sudut lain dari pada cara-cara yang lazim.
2.1.5 Pembelajaran berbasis kelompok
Untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam IPS Ekonomi perlu dilakukan
upaya dengan memberikan suatu alternatif model pembelajaran. Menurut Hudojo
(1988) strategi pembelajaran yang jitu adalah membelajarkan siswa dengan
melibatkan intelektual siswa secara maksimum. Salah satu alternatif yang mungkin
digunakan adalah dengan menggunakan belajar kelompok. Ide utama belajar
kelompok adalah memotivasi siswa untuk ikut serta dan membantu satu sama lain
dalam menyelesaikan masalah IPS Ekonomi.
Sutawijaya (2002) menyatakan bahwa belajar kelompok adalah salah satu
alternatif yang perlu digalakkan, dikarenakan pertimbangan sebagai berikut.
a. Siswa yang menyelesaikan masalah bersama-sama dengan teman
sekelompoknya dalam kegiatan belajar kelompok masing-masing melihat
bagaimana masalah itu dan merancang pemecahannya.
10
b. Menjelaskan sesuatu kepada teman biasanya mengarah kepada siswa
untuk
melihat
sesuatu
lebih
jelas
dan
seringkali
menemukan
ketidakkonsistenan pada pikirannya sendiri.
c. Ketika suatu kelompok kecil menerangkan solusinya ke seluruh kelas
(tidak peduli apakah solusi layak atau tidak). Kelompok itu memperoleh
kesempatan yang berharga untuk mempelajari hasil yang mereka buat.
d. Mengetahui bahwa ada teman sekelompoknya belum bisa menjawab,
akan meningkatkan kegairahan setiap anggota kelompok untuk mencoba
menemukan jawabannya.
e. Keberhasilan suatu kelompok menemukan suatu jawaban akan
menumbuhkan motivasi mereka untuk menghadapi masalah baru.
Dengan demikian belajar kelompok memberi kesempatan pada siswa untuk
memecahkan masalah, melatih berpikir kritis, dan meningkatkan motivasi
untuk dapat memecahkan masalah.
2.2 Kerangka Berpikir
Perubahan kurikulum tidak akan banyak berarti jika tidak diikuti perubahan
dalam pengajaran. Salah satu ciri dalam perubahan ini adalah bagaimana seorang guru
dapat mempersiapkan program pengajaran secara cermat, sehingga kegiatan belajar
mengajar terlaksana secara menarik, melibatkan siswa, mengoptimalkan sumberdaya
yang tersedia, dan bermakna (Depdiknas, 2008:1). Salah satu komponen dalam
pembelajaran adalah pemanfaatan berbagai macam strategi dan model pembelajaran
secara dinamis dan fleksibel sesuai dengan materi, siswa dan konteks pembelajaran
(Depdiknas, 2003:1). Dengan demikian dalam pembelajaran diperlukan
model
pembelajaran serta media yang cocok dengan materi atau bahan ajaran, agar
menumbuhkan minat belajar dan keaktifan.
SMP Negeri 1 Sampit dipercaya untuk mengemban tugas sebagai Rintisan
Sekolah Bertaraf
Internasional (RSBI), sejak tahun pelajaran 2007/2008
Depdiknas(2006), tentang Pedoman Penyelenggaraan SBI SMP, dinyatakan bahwa
standar standar SBI pada jenjang SMP diantaranya adalah setiap rombongan belajar
(rombel) kapasitas maksimum adalah 24 siswa, calon siswa baru (input) memiliki
rata-rata nilai akademik dari Sekolah Dasar (SD) di atas 7 dan siswa mampu
mengoperasikan komputer serta memiliki kemampuan dasar Bahasa Inggris. Jumlah
11
siswa yang relatif sedikit setiap rombelnya dan kualitas input yang cukup baik , maka
keaktifan individu maupun kemandirian kelompok diharapkan bisa ditingkatkan.
Pembelajaran Ekonomi dengan model kooperatif melibatkan siswa bekerja
secara kolaborasi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Siswa secara rutin bekerja
dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah yang kompleks. Jadi,
hakikat sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek utama dalam
pembelajaran kooperatif. Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah Students
Team Achievement Division (STAD). Model pembelajaran ini dapat memberikan
siswa kesempatan seluas-luasnya untuk memahami IPS Ekonomi dengan strateginya
sendiri, berkolaborasi dengan teman, dan mengetahui penerapan pengetahuan dalam
kehidupan yang dipelajari atau mengaplikasikan pengalaman belajarnya dalam
lingkungan kehidupan.
Gambar. 2.2: Pola Kerangka Berpikir




Pembelajaran
Konvensional
Berpusat pada
guru
Materi
 Hubungan
internasio
nal
Siswa sulit
mengkonstr
uksi
pengetahuan
Pemahaman
siswa rendah
Kualitas keaktifan
siswa rendah dan
hasil belajar
rendah
solus
i
si
 Pembelajara
n Kooperatif
Model
STAD
 Keaktifan
meningkat
 Mencapai
Ketuntasan
Belajar
12
2.4 Hipotesis Tindakan
Penelitian ini dilaksanakan dengan hipotesis tindakan sebagai berikut: Pembelajaran
model Student Team Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan prestasi
belajar pada materi Perdagangan Internasional siswa kelas IX SMP Negeri 1 Sampit
Tahun Pelajaran 2012/2013.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Pada penelitian ini penulis menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas
(PTK), yang dirancang melalui dua siklus yaitu dengan prosedur:
Perencanaan (Planning), Pelaksanaan Tindakan (Acting), Pengamatan
(Observing) dan Refleksi (Reflecting)
Planning
Acting
Reflecting
Observing
Gambar 3.1
Model dasar Penelitian Tindakan Kelas
13
Sesuai dengan desai di atas,
Proses Tindakan dalam setiap Siklus dilaksanakan
dengan tahapan sebagai berikut.
3.1.1 Perencanaan
Tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
(1) Menyusun perangkat pembelajaran Lesson Plan, Work Sheet, Tes prestasi
Belajar beserta Lembar Pengamatan dan Pedoman Wawancara
(2)Menyusun jadwal kegiatan.
(3)Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan selama proses pembelajaran.
3.1.2 Tindakan
Pada tahap ini dilaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan deain yang
disusun. Dalam pelakaanaannya, semua instrument yang telah dipersiapkan dengan
baik dguinakan sesrencanaannya..
3.1.3 Observasi
Pengamatan dilakukan secara bertahap, dari persiapan, pelaksanaan, pelaporan
hasil
pembahasan.
Agar pengamatan bisa memberi arah digunakan lembar
pengamatan yang telah disusun.
3.1.4 Refleksi
Pada akhir tiap siklus diadakan refleksi berdasarkan data observasi, dengan
refleksi ini dimaksudkan agat peneliti dapat melihat apakah kegiatan yang dilakukan
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, dan ada perubahan perilaku siswa.
Proses tindakan siklus dimulai dari skluI dilanjutkan dengan pemnyempurnaan
ke siklus II dengan tahapan-tahapan yang sesuai dengan yang dilakukan dalam siklus
I. Perbaikan pada sklus selanjutnya dapat dilakukan pada perangkat pembelajaran
Lesson Plan, Work Sheet, Tes prestasi Belajar dan Lembar Pengamatan, peyesuaian
jadwal kegiatan, alat dan bahan, sumber, dan aspek yang berkait dengan pelaksanan
model pembelanjaran.
3.2 Latar Penelitian
3.2.1 Latar Penelitian
14
Penelitian ini dilakukan di kelas IX SMP Negeri 1 Sampit semester 1 Tahun
Pelajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa 24 siswa terdiri dari laki-laki 12 siswa dan
perempuan 13 siswa.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 2 (dua) bulan yaitu mulai September 2012
sampai dengan Oktober 2012. Pada bulan September 2012 peneliti melakukan
persiapan, penyusunan proposal penelitian, seminar proposal penelitian, dan
melakukan tindakan siklus I. Pada bulan Oktober 2012 peneliti merencanakan
melakukan tindakan siklus II, analisis data, seminar, dan penyususnan laporan
penelitian.
3.3 Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian adalah siswa kelas IX
SMP Negeri 1 Sampit
semester 1 Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa 24 siswa terdiri laki-laki
11 siswa dan perempuan 13 siswa.
Obyek penelitian adalah peningkatan prestasi belajar siswa dengan
pembelajaran model kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) pada
materi perdagangan internasional kelas IX SMPN 1 Sampit Tahun Pelajaran
2012/2013
Pada
pelaksanaan
penelitian
ini
siswa
dikelompokkan
dengan
pengelompokan berbasis pembelajaran IPS. Nama-nama kelompok diambil dari nama
para negara, anggota kelompok dengan kode huruf.
. Tabel 3.1: Pembagian Kelompok
Anggota Kelompok
(simbol Responden Individual)
Kelompok
No
1
Indonesia
(Simbol
Responden
Kelompok
INA
2
Australia
AUS
RS-5, RS-6, RS-7, RS-8
3
Jepang
JAP
RS-9, RS-10, RS-11, RS-12
4
Saudi Arabia
ARA
RS-13, RS-14, RS-15, RS-16
5
Cina
CIN
RS-17, RS-18, RS-19, RS-20
6
Amerika
USA
RS-21, RS-22, RS-23, RS-24
Nama
RS-1, RS-2, RS-3, RS-4
15
3.4.
Tehnik dan Alat Pengumpul Data
3.4.1 Tehnik pengumpul Data
Tehnik pengumpul data yang digunakan adalah non tes, yaitu angket yang
dijadikan pedoman wawancara dan pengamatan penilaian pengelolaan kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru termasuk aktifitas siswa pada saat
pembelajaran berlangsung.
3.4.2.1 Teknik Observasi
“Kerlinger dalan Arikunto (2006,222), mengatakan bahwa mengobservasi
adalah suatu istilah umum yang mempunyai arti semua bentuk peneriman data yang
dilakukan
dengan
merekam
kejadian,
menghitungnya,
mengukurnya,
dan
mencatatnya. Sementara menurut Arikunto (2006,222) metode observasi adalah suatu
usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dikupulkan secara sistematis dengan
prosedur yang terstandar. Observasi digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh
melalui pengamatan, metode ini digunakan untuk mengungkapkan kemampuan guru
dalam menggunakan rencana pelaksanaan pembelajaran yang meliputi penguasaan
materi, pengelolaan
pembelajaran,
menggunakan rencana
pelaksanaan
dan
penyanpaian
bahan
ajar dengan
pembelajaran, serta observasi terhadap siswa
saat menerima dan kegiatan dalam pembelajaran.
3.4.2.2 Teknik Dokumentasi
Dokumentasi adalah apabila yang diamati bukan benda hidup tetapi benda
mati menurut Arikunto (2006,231), jadi dokumentasi dalam penelitian ini adalah
16
berupa rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dipersiapkan oleh guru sebelum
kegiatan pembelajaran.
3.4.2.3 Teknik Pengamatan
Mengamati adalah menatap suatu kejadian, grak atau proses menurut Arikunto
(2006,203). Teknik ini digunakan guna mendapatkan informasi dengan cara yang
cermat terhadap suatu objek yang akan diteliti. Pengamatan langsung dilakukan pada
saat kegiatan pembelajaran sedang berlangsung dengan menggunakan lembar
observasi.
3.4.2.4 Angket
Angket adalah seperangkat pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab
oleh responden(sukardi,1993:134). Angket adalah suatu daftar yang berisi
pertanyan-pertanyaanyang harus dijawab serta dikerjakan oleh siswa atau anak
yang ingin diselidiki responden.
3.4.2
Alat Pengumpul Data
Sesuai dengan materi yang akan diteliti, maka pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan Instrumen Penelitian sebagai berikut:
1) Instrumen Tes mencakup (1) Lembar kerja siswa/worksheet, worksheet
pada siklus 1 berbeda materi dengan siklus 2 dan (2) Soal ulangan harian. Materi
ulangan harian siklus 1 dan siklus 2 berbeda sesuai dengan materi yang dipelajari
dalam pembelajaran.
2) Instrumen Nontes terdiri (1) Lembar Observasi, (2) Panduan Wawancara,
dan (3) Alat Perekam (Kamera)
17
3.5 Tehnik Analisis Data
Data yang diperoleh dalam bentuk kualitatif baik dari hasil pengamatan
maupun wawancara menggunakan analisis deskriptif kualitatif berdasarkan hasil
observasi dan refleksi dari tiap-tiap siklus.
Prosedur penelitian tindakan ini terdiri dari dua kali putaran, setiap putaran
dilaksanakan berdasarkan rencana pembelajaran. Rencana pembelajaran disusun
berdasarkan hasil refleksi dari suatu tindakan yang dilaksanakan.
Sebelum
melaksanakan
tindakan
tersebut,
peneliti
terlebih
dahulu
melaksanakan observasi awal dan tes kompetensi siswa dalam menulis, observasi
dilaksanakan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menulis
Untuk mengetahui kemampuan siswa, peneliti mengamati aktifitas penting
berupa perkataan dan perbuatan dengan menggunakan catatan lapangan, selain itu
siswa diminta mengisi angket.
3. 6 Indikator Keberhasilan Penelitian
Indikator keberhasilan pada penelitian ini disesuaikan dengan ketuntasan belajar
minimal pada aspek membaca yaitu 79. Dengan ketentuan sebagai berikut:
Tabel 2 : Kriteria penilaian berdasarkan KKM Kelas IX SMP N 1 Sampit.
NO
NILAI
KETUNTASAN
Kode
1
80 -100
Berhasil
B
2
79
Tuntas
T
Belum Tuntas
TT
3
0
- 78
18
3.7 Validasi Data
Data dalam penelitian ini adalah kualitatif yang berasal dari
beberapa
sumber
/melalui kolaborasi dengan teman sejawat sehingga validasi data dengan
menggunakan triangulasi sumber
3.8. Jadwal Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dijadwalkan seperti berikut.
No.
Uraian Kegiatan
Bulan
I
1.
Persiapan
2.
Menyusun Proposal PTK
3.
Seminar Proposal
4.
Menyusun Instrumen PTK
5.
Pelaksanaan Tindakan Siklus I
6.
Analisis Data siklus I
7.
Pelaksanaan Tindakan Siklus II
8.
Analisis Data Siklus II
9.
Seminar Hasil Penelitian
10.
Menyusun Laporan Hasil penelitian
September
Oktober
2012
2012
II
III
IV
I
II
III
IV
V
19
20
DAFTAR PUSTAKA
Adesoji, Francis A and T. L. Ibraheem.2009. Effects of Student Teams Achievement
Divisions Strategy and Mathemathics Knowledge on Learning Outcomes in
Chemical Kinetics. The Journal of International Social Research. 2/6: 15-23
Alisyahbana, S.T. et al. 1980. Kreativitas, Jakarta: PT Dian Rakyat
Bruce, Carol A. 2009. Cooperative Learning: New Promise for Today’s Diverse
Classrooms. National Association of Elementary PrincIPSls NAESP ,1: 1-2
Depdiknas. 2008. Media Pembelajaran dan Sumber Belajar. Jakarta: Direktorat
Tenaga Kependidikan, Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan
Depdiknas.2006.
Pedoman
Penyelenggaraan
SBI
SMP.
Jakarta:
Direktorat
Pembinaan SMP Dirjen Dikdasmen
Depdiknas. 2009. Science: Student’s Book for Junior High School.Jakarta: Dirjen
Dikdasmen
Hudojo, H. 1988. Mengajar Belajar Ekonomi. Jakarta: Depdikbud.
Sardiman, AM. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja
GrafindoPersada
Sutawidjaya, A. 2002. Konstruktivisme Konsep dan Implikasinya pada Pembelajaran
Ekonomi. Jurnal Ekonomi VIII (Edisi Khusus)
Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta:
Prestasi Pustaka
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana
Download