BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan untuk dapat berkembang haruslah melalui perjuangan dan didukung dengan perencanaan yang matang dalam menghadapi berbagai masalahdan rintangan yang timbul, seperti masalah operasional, keuangan, maupun masalah pemasaran dari produk yang diproduksi. Masalah persaingan anta rperusahaan mengharuskan perusahaan harus terus-menerus melakukan perbaikan dalam mutu barang dan layanan serta efisiensi dalam menekan biaya produksi sehingga harga penjualan produk tetap dapat bersaing. Pada perusahaan manufaktur, penghasilan yang diperoleh dari hasil penjualan produk yang diolah sendiri dalam hal ini perusahaan manufaktur harus mengolah terlebih dahulu bahan baku melalui proses produksi menjadi barang yang siap dijual, oleh karenaitu untuk memperoleh laba yang maksimal perusahaan manufaktur harus benar-benar memperhatikan biaya produksi, sehingga harga pokok produksi dapat ditentukan dengan tepat (Haryono, 2009: 403). Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang melakukan kegiatan produksi untuk mengelola bahan baku menjadi produk jadi. Sudah tentu, perusahaan-perusahaan ini berusaha untuk mencapai laba yang maksimum.Jika perusahaan memperoleh laba yang maksimal maka pertumbuhan positif akan terjadi. Jika pertumbuhan positif terjadi maka perusahaan akan mengalami perkembangan. Adanya laba yang maksimal maka perusahaan memiliki dana 1 2 untuk pengembangan aktivitas perusahaan dan pada akhirnya akan menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Namun pada kenyataannya seringkali perusahaan mengalami penurunan laba bahkan mengalami kerugian. (Putra, 2014) PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) mencatatkan laba bersih sepanjang tahun 2014 turun 29,8 persen. Meskipun laba bersih turun, penjualan Holcim mengalami peningkatan 8,7 persen menjadi Rp10,5 triliun dari Rp9,7 triliun yang didorong meningkatnya penjualan semen sebesar 9,4 persen. Menurunnya laba bersih mendorong margin laba bersih juga turun menjadi 6,3 persen dari 9,8 persen. Penurunan laba bersih PT. Holcim Indonesia itu disebabkan adanya kenaikan biaya produksi selama tahun 2014.(Bareksa.com). Laba merupakan indikator keberhasilan bagi perusahaan yang berorientasi pada laba, karena biasanya keberhasilan dari suatu perusahaan tersebut dilihat dari jumlah laba yang diperolehnya pada periode tertentu. Laba adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan dengan kegiatan usaha. Sedangkan laba bersih (net income) adalah selisih lebih semua pendapatan dan keuntungan terhadap semua beban dan kerugian dan merupakan kenaikan bersih terhadap modal (Soemarso, 2004).Agar diperoleh laba sesuai dengan yang dikehendaki, perusahaan perlu menyusun perencanaan laba yang baik. Hal tersebut ditentukan oleh kemampuan perusahaan untuk memprediksi kondisi usaha pada masa yang akan datang yang penuh ketidakpastian, serta mengamati kemungkinan faktorfaktor yang dapat mempengaruhi laba. (Halim & Supomo, 2009). Salah satu unsur yang mempengaruhi laba perusahaan adalah biaya produksi. Biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan suatu perusahaan 3 untuk mengolah bahan baku menjadi barang jadi. Pada perusahaan industri terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Biaya bahan baku adalah nilai uang dari bahan baku yang digunakan dalam proses produksi. Biaya tenaga kerja langsung adalah upah dari tenaga kerja yang mengerjakan proses produksi (Mulyadi, 2012). Dari beberapa faktor tersebut, biaya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi besar kecilnya laba yang diperoleh. Biaya merupakan komponen penting yang harus dipertimbangkan dalam menentukan harga jual produk atau jasa. Berdasarkan fungsinya biaya dapat dikelompokkan menjadi biaya produksi dan biaya non produksi. Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Biaya ini terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik (Mulyadi, 2012). Kemampuan perusahaan dalam menetapkan biaya produksi yang tepat akan mempengaruhi tingkat laba yang diperoleh. Biaya produksi memiliki hubungan yang negatif dengan laba. Jika terjadi peningkatan biaya produksi sementara hasil penjualan tetap maka laba turun dan sebaliknya apabila terjadi penurunan biaya produksi sementara hasil penjualan tetap maka laba naik. Biaya produksi merupakan biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual (Mulyadi,2012). Biaya produksi tersebut menjadi penentu besarnya harga jual dari suatu produk atau jasa yang nantinya akan mempengaruhi besarnya laba yang diperoleh. Sebelum harga jual ditetapkan departemen pembelian harus menghitung perkiraan 4 harga material dan menetapkan harga standar sebagai harga patokan, dengan demikian harga jual yang akan ditetapkan akan menjadi harga yang wajar. Pembelian material dengan harga terlalu mahal mengakibatkan peningkatan biaya produksi yang kemudian dapat mengurangi keuntungan perusahaan. Sebaliknya pembelian material dengan harga yang terlalu murah meskipun dapat menguntungkan perusahaan akan tetapi dapat menimbulkan permasalahan di masa yang akan datang yaitu perusahaan kesulitan dalam menetapkan standar pembelian dan penjualannya jika harga pembelian tiba-tiba menjadi naik. Harga jual merupakan satu hal yang penting dimana harga merupakan suatu komponen besar dari kepuasan konsumen, dan harga adalah suatu nilai produk yang dirasakan oleh konsumen. Harga jual adalah seluruh biaya yang dikeluarkan ditambah keuntungan yang wajar. (Supriyono,2002). Kegiatan penjualan bagi perusahaan merupakan hal penting dan mempunyai arti keuntungan yang paling berharga jika dibandingkan dengan kegiatan lain dalam proses operasi perusahaan. Penjualan adalah suatu kegiatan yang ditujukan untuk mencari pembeli, dan memberi petunjuk agar pembeli dapat menyesuaikan kebutuhannya dengan produksi yang ditawarkan serta mengadakan perjanjian mengenai harga yang menguntungkan bagi kedua belah pihak melakukan penjualan dan memerlukan keahlian khusus.(Dendawijaya, 2009). Bagi manajemen penentuan harga jual produk dan jasa bukan hanya merupakan kebijakan dibidang pemasaran atau bidang keuangan melainkan merupakan kebijakan yang berkaitan dengan seluruh aspek kegiatan perusahaan.Suatu jenis produk dan jasa yang dihasilkan oleh banyak perusahaan 5 barang kali dalam penentuan harga jualnya relatif tidak banyak dijumpai masalah. Dalam keadaan tersebut pada umumnya masing-masing perusahaan tidak dapat secara langsung mempengaruhi tinggi rendahnya harga jual produk atau jasa yang dihasilkannya. Harga jual lebih banyak ditentukan oleh kekuatan antara permintaan dan penawaran produk atau jasa tersebut di pasaran. Sebaliknya, bagi perusahaan yang dihadapkan pada masalah bagaimana menentukan harga jual produk atau jasa yang dihasilkannya. Dalam jangka panjang harga jual produk atau jasa yang ditetapkan harus mampu menutup semua biaya perusahaan dan menghasilkan laba bagi perusahaan (Halim dan Supomo,2001:197). Satu-satunya faktor yang memiliki kepastian relatif tinggi yang berpengaruh dalam penentuan harga jual adalah biaya. Biaya memberikan informasi batas bawah suatu harga jual harus ditentukan. Di bawah biaya penuh produk dan jasa harga jual akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Kerugian yang timbul akibat harga jual di bawah biaya produk atau jasa dalam jangka waktu tertentu mengakibatkan perusahaan akan mengalami kerugian dan mengganggu pertumbuhan perusahaan. Maka sebelumnya harus diketahui jumlah penjualannya. Dengan demikian manajer sebagai penentu harga jual senantiasa memerlukan informasi biaya produk atau jasa dalam pengambilan keputusan penentuan harga jual, karenanya sangatlah penting memperhitungkan biaya produksi dan menetapkan harga jual produk dengan tepat untuk memberikan perlindungan bagi perusahaan dari kemungkinan kerugian. Biaya sebagai penurunan gross dalam asset atau kenaikkan gross dalam kewajiban yang diakui 6 dan dinilai menurut prinsip akuntansi yang diterima yang berasal dari kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan. (Harahap, 2007) Dalam bisnis, kapasitas untuk menghasilkan laba biasanya merupakan tujuan yang paling penting bagi semua perusahaan termasuk perusahaan manufaktur dalam sektor industri semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang kegiatannya mengolah bahan mentah (bahan baku) menjadi barang jadi yang siap untuk digunakan oleh masyarakat. Suatu perusahaan untuk dapat melangsungkan aktivitas operasinya, haruslah berada dalam keadaan yang menguntungkan/profitable. Tanpa adanya keuntungan akan sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar. Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi akan diminati sahamnya oleh investor. (Julianti, 2014) Profitabilitas penting artinya bagi perusahaan. Suatu organisasi harus dalam keadaan profitable agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Karena tanpa adanya laba sangat sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari pihak luar, dalam rangka menjaga kelancaran operasi dan meningkatkan kegiatan usaha.profitabilitas menurut Rahardjo (2009:103) adalah : “kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan menggunakan modal yang tertanam didalamnya”. Profitabilitas menunjukan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dan sejauh mana efektivitas pengelolaan perusahaan oleh manajemen untuk memperoleh laba. Analisis terhadap profitabilitas memberikan gambaran kepada para analisis mengenai kegiatan operasional perusahaan masa lalu dan 7 memberikan informasi untuk memperkirakan hasil-hasil yang diharapkan pada masa yang akan datang. Bagi para pemilik modal, analisis profitabilitas ini digunakan untuk memperkirakan berapa tingkat pengembalian yang akan diterimanya. Bagi para kreditur, analisa profitabilitas penting untuk mengetahui perusahaan dalam menghasilkan laba. Laba yang memadai merupakan sumber dana yang dapat digunakan untuk membayar bunga dan pokok pinjaman. Sedangkan manajemen berkepentingan terhadap profitabilitas untuk menilai kinerja atas prestasi yang didapat.Angka terakhir dalam laporan laba rugi adalah laba bersih (net profit).Jumlah ini merupakan kenaikan bersih terhadap modal. Sebaliknya, apabila perusahaaan menderita rugi, angka terakhir dalam laporan laba rugi adalah rugi bersih (net loss). (Soemarso, 2004). Agar suatu perusahaan dapat terus-menerus dalam keadaan profitable manajemen harus menggunakan sumber daya yang dimilikinya dengan optimal, produktif, dan seefisien mungkin untuk menghasilkan pendapatan. Selain itu dibutuhkan kecermatan dalam pengendalian biaya-biaya yang harus dikeluarkan perusahaan, agar menghasilkan laba yang maksimal.Laba adalah jumlah yang berasal dari pengurangan harga pokok produksi, biaya lain, dan kerugian dari penghasilan atau penghasilan operasi. (Harahap,2007). Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti tentang biaya, penjualan dan profitabilitas dengan judul:”Pengaruh Biaya Produksi, Penjualan Terhadap Profitabilitas (Studi Survey Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar Dan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2010-2014.” 8 1.2 Identifikasi Masalah Dalam setiap perkembangan perusahaan, penilaian kinerja yang akan memaksimumkan nilai perusahaan dapat dilihat melalui peningkatan profitabilitas. Melalui analisis rasio-rasio keuangan, maka penilaian kinerja perusahaan dapat diidentifikasi. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kondisi perkembangan biaya produksi, penjualan pada industri dasar dan kimia yang terdaftardi Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2010-2014 2. Bagaimana kondisi profitabilitas pada industri dasar dan kimia yang terdaftardi Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2010-2014 3. Seberapa besar pengaruh biaya produksi dan penjualan terhadap profitabilitas pada industri dasar dan kimia yang terdaftardi Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2010-2014 baik secara simultan maupun secara parsial. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data dan informasi tentang bagaimana Pengaruh biaya produksi dan penjualan terhadap profitabilitas perusahaan. Yang nantinya akan penulis gunakan sebagai bahan penyusunan skripsi yang merupakan salah satu prasyarat yang harus dipenuhi oleh penulis dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama Bandung. 9 Sedangkan tujuan penelitian secara khusus adalah untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan yang diidentifikasi diatas, yaitu: 1. Untuk menganalisis kondisi perkembangan biaya produksidan penjualan pada industri dasar dan kimia yang terdaftardi Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2010-2014 2. Untuk menganalisis kondisi profitabilitas pada industri dasar dan kimia yang terdaftardi Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2010-2014 3. Untuk menganalisis pengaruh biaya produksi dan penjualan terhadap profitabilitas pada industri dasar dan kimia yang terdaftardi Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2010-2014 baik secara simultan maupun secara parsial 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian dan analisis ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Bagi Pihak Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak Perusahaan khususnya pada industri semen untuk mengetahui kinerja perusahaan dalam memaksimumkan profitabilitas perusahaan yang dapat dijadikan bahan masukan dan pertimbangan yang berarti dalam membuat keputusan keuangan khususnya keputusan pendanaan di masa yang akan datang. 2. Penulis Penelitian ini bagi penulis merupakan sarana belajar untuk mengetahui sejauhmana teori yang diperoleh dapat diterapkan dalam praktek juga 10 menambah pengetahuan penulis khususnya mengenai nilai perusahaan yang tercermin dari harga sahamnya. 3. Bagi pihak lain Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan menjadi referensi tambahan khususnya mengenai kegunaan analisis rasiorasio keuangan untuk menilai kinerja perusahaan dalam memaksimumkan profitabilitas. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam penelitian tersebut, penulis melakukan penelitian terhadap perusahaan-perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dimana penelitian dilakukan secara tidak langsung ke perusahaan yaitu melalui penelitian ke pojok bursa UTAMA untuk mendapatkan laporan tahunan (annual report) perusahaan guna memperoleh data sekunder berupa laporan keuangan. Adapun penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2015 sampai dengan tanggal 25 april 2016.