Paper Title (use style: paper title)

advertisement
Jurnal Ilmu Manajemen Volume 05 Nomor 02 – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Surabaya
2017
PENGARUH FINANCIAL LITERACY, OVERCONFIDENCE, REGRET AVERSION BIAS, DAN
RISK TOLERANCE TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI
(Studi pada investor PT. Sucorinvest Central Gani Galeri Investasi BEI Universitas Negeri Surabaya)
Angga Budiarto
Universitas Negeri Surabaya
e-mail : [email protected]
Susanti
Universitas Negeri Surabaya
e-mail : [email protected]
Abstract
Along with the increasing number of capital market investors in Indonesia, there is an interesting thing to
investigate is how investors make investment decisions. Before entering the capital market and making
investment decisions there are several things into consideration. Financial literacy has a role to know the
product and how the capital market mechanism. In addition there is a development where psychological
factors such as overconfidence, regression aversion bias and risk tolerance also have a role in making
investment decisions. The purpose of this study is to determine and discuss the influence of financial
literacy¸ overconfidence, regression aversion bias and risk tolerance to investment decisions. The sample
used is 42 respondents. The measuring tool used is a questionnaire consisting of tests and statements. Data
analysis using multiple linear regression. This study shows that financial literacy does not affect
investment decisions this can be due to the existence of financial advice and the category of respondents
classified as overconfidence so ignore the knowledge they have. As for the variable overconfidence,
regression aversion bias and risk tolerance effect on investment decisions.
Keywords: financial literacy, overconfidence, regret aversion bias, risk tolerance, and investment
decision.
Rekening Efek di C-BEST, jumlah investor di pasar
modal Indonesia hingga bulan desember 2015 mencapai
433.607.
PENDAHULUAN
Pasar modal membawa peranan yang cukup penting
dalam kegiatan perekonomian, bahkan pasar modal juga
dapat dipandang sebagai salah satu barometer kondisi
perekonomian suatu negara. Banyak sekali informasi yang
dapat diperoleh dari pasar modal oleh para pemodal
(investor), baik informasi yang tersedia di publik maupun
informasi pribadi. Pasar modal juga telah membawa
manfaat positif untuk perkembangan perekonomian
nasional yang mana sektor pemerintah dan sektor swasta
merupakan ujung tombak pembentuk perekonomian
nasional, untuk meningkatkan laju pertumbuhan di segala
bidang dan mendorong perusahaan-perusahaan untuk
lebih berkembang sesuai dengan usahanya masingmasing. Pasar modal di Indonesia mengalami
pertumbuhan yang pesat hal ini ditunjukan
pada
pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
untuk 2014, mencapai 22,23%. Bahkan secara jangka
panjang, pertumbuhan IHSG dalam enam tahun terakhir
(2008-2014) tercatat berada di urutan kedua dengan
jumlah pertumbuhan return sebesar 282,05%. Peluang dan
keuntungan dari berinvestasi di pasar modal Indonesia
semakin meningkatkan daya tarik pasar modal Indonesia
di mata investor asing maupun investor lokal.
Perkembangan IHSG juga diikuti dengan naiknya jumlah
investor yang ada di Indonesia berdasarkan Jumlah Sub
440.000
420.000
400.000
380.000
360.000
340.000
320.000
Gambar
1
Grafik
Kenaikan
Jumlah
Investor
Indonesia 2014-2015
Grafik tersebut menunjukan kenaikan jumlah investor
(individu) yang memasuki pasar modal di Indonesia.
Mulai dari akhir tahun 2014 hingga akhir tahun 2015
jumlah investor trus mengalami kenaikan. Dengan
kenaikan jumlah investor tersebut dapat disimpulkan
bahwa aktifitas investasi pasar modal di Indonesia
semakin tinggi. Hal ini akan berhubungan dengan
1
Angga budiarto dan Susanti, Pengaruh Financial Literacy, Overconfidence, Regret Aversion Bias, Dan Risk Tolerance..
pengambilan keputusan investasi yang dilakukan oleh
investor. Keputusan investasi merupakan kebijakan yang
diambil atas dua atau lebih alternatif penanaman modal
dengan harapan mendapatkan keuntungan dimasa yang
akan datang. Semakin banyak jumlah investor pasar
modal secara otomatis semakin banyak keputusankeputusan investasi yang akan dibuat. Hal ini akan
menjadi sorotan apakah investor sudah melakukan suatu
keputusan investasi sesuai dengan dasar-dasar keputusan
investasi. Menurut Rusdin (2006:69) keputusan investasi
adalah bersifat individual dan tergantung sepenuhnya
kepada pribadi yang bebas. Sehingga sebelum sampai
pada suatu keputusan investasi diharapkan sudah melalui
banyak pertimbangan secara matang.
Dengan adanya perkembangan dunia investasi yang
cepat kebutuhan akan investasi semakin bertambah pada
masyarakat secara umum, mereka berasumsi bahwa ketika
melakukan investasi akan mendapatkan tambahan
pendapatan. Hal ini menjadikan peran financial literacy
sangat penting terutama pada pemahaman akan produk
investasi. Dengan memiliki pengetahuan tentang
keuangan yang memadai diharapkan masyarakat terutama
investor mampu membuat suatu keputusan investasi yang
tepat sesuai dengan harapan yaitu mendapatkan tambahan
pendapatan. Hasil survei nasional literasi keuangan
Indonesia yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
pada 2013 menunjukkan hanya 21,84% dari responden
yang sudah terkategori well literate. Dapat dikatakan
bahwa pelaku pasar modal di Indonesia hanya sebagian
kecil yang paham betul mengenai produk,konsep maupun
sistem dari pasar modal itu sendiri. Dengan pengetahuan
yang cukup para investor diharapkan dapat melakukan
pemilihan investasi yang tepat dengan memaksimalkan
return. Hal ini dapat dimaknai bahwa dengan literasi
keuangan yang baik, investor akan dapat mengambil
keputusan investasi yang tepat agar memperoleh hasil
sesuai yang diinginkan.
Dalam pengambilan keputusan, setiap investor selalu
berusaha untuk mengambil keputusan secara rasional.
Namun seiring berjalannya waktu faktor psikologi juga
ikut menentukan dalam menentukan investasi. Adanya
fenomena roller coaster Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) sejak Juni 2012 hingga 2015. Ada dua kali up and
down besar IHSG. Pertama, Juni 2012-Mei 2013 (11
bulan), IHSG naik 35% dari 3.800 menjadi 5.145.
Kemudian Juni 2013-September 2013 (3 bulan), IHSG
rontok 21% menjadi 4.070. Kedua, dari Desember 2013awal Maret 2015 (15 bulan), IHSG melonjak 32%, dari
level 4.180 menjadi 5.515. Namun IHSG kembali
terpuruk 23% menjadi 4.210 pada September 2015 (6
bulan). Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor psikologi
sosial. Misalnya herding, yakni kecenderungan investor
mengikuti tindak-tanduk kelompok (crowd), yakni
investor domestik mengikuti investor asing yang dianggap
lebih piawai. Kemudian greed (keserakahan) dan fear
(ketakutan) pelaku pasar. Keserakahan mendorong pelaku
pasar masuk ke bursa saham dan ketakutan kehilangan
kesempatan meraup keuntungan besar memicu pelaku
pasar berbondong-bondong masuk. Dalam penelitian
Kahneman dan Tversky (1979) menjelaskan tentang
prospect theory yang berkaitan dengan ide bahwa manusia
tidak selalu berperilaku secara rasional. Keterlibatan
emosi, kesukaan, sifat dan berbagai macam hal yang
melekat di dalam diri manusia sering menyebabkan
manusia tidak selalu berperilaku rasional dalam
mengambil sebuah keputusan. Teori ini beranggapan
bahwa ada bias yang melekat dan pengaruh faktor – faktor
psikologis yang mempengaruhi pilihan seseorang pada
kondisi ketidakpastian. Seseorang yang sedang dalam
kondisi bias percaya akan kemampuannya untuk dapat
mengevaluasi peristiwa secara akurat, termasuk membuat
penilaian mengenai situasi, padahal investor terkadang
dipengaruhi oleh bias yang akan berpengaruh dalam
proses pengambilan keputusan untuk menempatkan dana
yang akan diinvestasikannya. Pompian (2006) membagi
bias menjadi 2 kategori., cognitive bias contohnya
overconfidence bias, Cognitive Dissonance Bias,
Availability Bias. Kedua, emotional bias contohnya regret
aversion bias, status quo bias, loss aversion bias. Dalam
penelitian ini peneliti mengambil masing-masing satu dari
cognitive bias dan emotional bias. Overconfidence adalah
perasaan terlalu percaya dengan kemampuan atau
pengetahuan yang dimiliki dalam melakukan investasi.
sedangkan regret aversion bias merupakan penyesalan
yang ditimbulkan akibat kesalahan sehingga berakibat
akan mempengaruhi keputusan dimasa yang akan datang.
Selain overconfidence dan regret aversion bias keputusan
investasi juga dipengaruhi oleh risk tolerance. Risk
tolerance adalah tingkat kemampuan yang dapat diterima
dalam mengambil suatu risiko investasi. Bailey dan
Kinerson (2005) mengungkapkan bahwa risk tolerance
merupakan faktor utama yang sangat kuat dalam
mempengaruhi seorang untuk membuat keputusan
investasi.
Pada penelitian Lusardi (2007) Tingginya pemahaman
tentang ekonomi dan keuangan mempengaruhi keputusan
investasi dipasar saham. Hal yang sama diungkapkan
dalam temuan (Al-Tamimi 2009) bahwa Financial
Literacy berpengaruh signifikan terhadap keputusan
investasi para investor di UEA. Hal ini dikuatkan dengan
temuan dari (Jariwala 2015) yang menyatakan bahwa
literasi keuangan memiliki efek yang signifikan terhadap
keputusan investasi investor. Hal ini berbeda dengan
penelitian Vuthalova (2015) yang menyatakan dengan
semakin tingginya tingkat literasi keuangan tidak serta
merta keputusan investasi semakin tinggi pula. Pada
penelitian Umairoh (2012) variabel overconfidence
terbukti berpengaruh signifikan terhadap keputusan
investasi. Hal ini bertentangan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Wulandari (2014) yang menunjukan
variabel overconfidence tidak berpengaruh terhadap
keputusan investasi. Pada penelitian Pujianto (2013)
Yohnson
(2009), Kinerson dan Bailey (2005)
menunjukan bahwa variabel Regret Aversion Bias tidak
berpengaruh terhadap keputusan investasi. hal ini berbeda
dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Umairoh (2012),
wong dan kwong (2007) menunjukan bahwa Regret
aversion Bias berpengaruh terhadap keputusan investasi.
Merujuk pada latar belakang yang telah dibahas,
berdasarkan fenomena keputusan investasi dan grafik
peningkatan jumlah investor di pasar modal. Dan merujuk
pada penelitian yang terdahulu yang telah dibahas, maka
2
Jurnal Ilmu Manajemen Volume 05 Nomor 02 – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Surabaya
terdapat research gap antara pengaruh variabel-variabel
Financial
Literacy,
Regret
Aversion
Bias,
Overconfidence, dan perlu adanya pengkajian ulang
dengan fokus dan konsep penelitian Risk Tolerance
terhadap keputusan investasi.
2017
pasar modal yang tergabung pada PT. Sucorinvest
Central Gani data per Desember 2015. Metode sampling
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
purposive random sampling, adapun kriteria sampel
adalah:
1. Investor yang telah terjun di pasar modal minimal 1
tahun.
2. Sudah melakukan minimal lebih dari 2 transaksi
investasi produk pasar modal.
Penelitian ini menggunakan dua variabel yang terdiri dari
variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas yaitu
Financial Literacy ( X1)
Financial Literacy merupakan pengetahuan tentang
konsep dasar keuangan yang berupa produk investasi
yang ada di pasar modal sebagai acuan dalam membuat
keputusan keuangan.
Overconfidence (X2)
Overconfidence adalah sikap terlalu percaya diri
berkaitan dengan seberapa besar investor menilai
kemampuannya dalam sebuah kegiatan investasi.
Regret Aversion Bias (X3)
Regret Aversion bias merupakan tindakan menghindari
konsekuensi yang sama secara tegas karena ada perasaan
takut menghadapi kerugian yang sama dalam diri
seseorang.
Risk Tolerance (X4)
Risk Tolerance merupakan tingkat kemampuan yang
mampu diterima dalam mengambil suatu risiko
berinvestasi.
Sedangkan untuk variabel terikatnya adalah:
Keputusan Investasi (Y)
Proses pengalokasian dana yang dilakukan untuk
penanaman modal dengan harapan mendapatkan
keuntungan.
KAJIAN PUSTAKA
Investasi dan Keputusan investasi
Investasi
merupakan
suatu
kegiatan
dalam
menanamkan modal dalam bidang tertentu. Investasi
dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya
investasi dipasar modal. Menurut Tandelilin (2010:2)
investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau
sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan
tujuan memperoleh sejumlah keuntungan dimasa datang.
Dalam berinvestasi hal yang perlu diperhatikan adalah
dalam pengambilan keputusan investasi. Keputusan
investasi merupakan kebijakan yang diambil atas dua atau
lebih alternatif penanaman modal dengan harapan
mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang.
Financial Literacy
Financial literacy merupakan pengetahuan tentang konsep
dasar keuangan beserta produk keuangan untuk dikelola
agar digunakan sebagai acuan dalam mengambil
keputusan secara efektif untuk memperoleh kesejahteraan
finansial dimasa yang akan datang.
Overconfidence
Overconfidence merupakan kepercayaan yang tidak
beralasan dalam penalaran intuisi seseorang, penilaian,
dan kemampuan kognitif. Konsep overconfidence berasal
dari percobaan psikologis kognitif dan survei di mana
subyek melebih-lebihkan baik kemampuan prediktif
mereka sendiri dan ketepatan informasi yang mereka telah
diberikan.
Regret aversion bias
Regret aversion bias merupakan dimana investor tidak
bisa untuk bertindak tegas karena kesalahan dimasa lalu.
Sehingga investor selalu beranggapan apa saja yang akan
dilakukan merupakan hal yang salah. Sehingga hal ini
menyebabkan investor akan terlalu lama dalam
mempertahankan sebuah instrument yang harusnya sudah
mereka lepaskan untuk mendapatkan keuntungan.
Risk tolerance
Risk tolerance merupakan tingkat kemampuan yang
dapat diterima dalam mengambil suatu risiko investasi.
Menurut Abdul Halim (2005:42), bila dikaitkan dengan
preferensi investor terhadap risiko maka investor
dibedakan menjadi tiga yaitu risk seeker, risk neutral dan
risk averter.
Jika digambarkan model penelitian sebagai berikut:
Financial Literacy (X1)
Regret Aversion Bias
(X2)
Keputusan
Investasi (Y)
Overconfidence (X3)
Risk Tolerance (X4)
Gambar 2 Model Penelitian
Jenis dan sumber data yang terdapat dalam
penelitian ini adalah data primer. Adapun teknik
pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini
adalah kuesioner (angket). Penyebaran kuisioner
dilakukan kepada 42 investor yang sesuai dengan
kriteria sampling yang dipakai dalam penelitian ini.
Angket berisi tentang tes dan pernyataan tentang
regret aversion bias, overconfidence, risk tolerance
dan keputusan investasi. selain secara langsung
kuisioner juga disebarkan melalui grup line investor
METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan kausal
untuk mencari bukti hubungan sebab akibat melalui
pengaruh yang ditimbulkan antara variabel independen
dan variabel dependen pada fenomena tertentu dan untuk
menentukan sifat hubungan antara variabel independen
dan pengaruh yang akan diperkirakan (Malhotra
2009:100). Populasi dalam penelitian ini adalah investor
3
Angga budiarto dan Susanti, Pengaruh Financial Literacy, Overconfidence, Regret Aversion Bias, Dan Risk Tolerance..
Galeri Investasi Universitas Negeri Surabaya berupa
kuisioner online dengan link sebagai berikut
http://bit.ly/2mHX5fM
Instrument yang digunakan adalah kuesioner
yang terdiri dari 3 bagian yang berisikan deskripsi
responden, tes, dan pernyataan. Pada bagian tes
responden diberikan sebuah pertanyaan seputar
investasi dan pasar modal, sedangkan pernyataan
yang digunakan berupa pernyataan tertutup yaitu
responden hanya menjawab dengan cara memilih
salah satu jawaban yang telah disediakan. Untuk
mengukur tingkat literasi keuangan diberikan sesuai
skor yang didapat para responden sebelum
diklasifikasikan tinggi atau rendahnya tingkat literasi
responden Lyons, et al 2007. Dengan nilai tertinggi
93.75 dan terendah 50. Adapun skala interval yang
digunakan untuk pembingkaian sesuai dengan Arifin
(2009) yaitu sebagai berikut:
Tabel 2 Skala Pengukuran financial literacy
Interval
Kategori
Skala Likert
98-100
Sangat tinggi
5
86-97
Tinggi
4
74-85
Sedang
3
62-73
Rendah
2
< 62
Sangat rendah
1
3.
4.
5.
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis
regresi linier berganda. Setelah dilakukan uji validitas,
terdapat hasil bahwa semua item-item pernyataan dalam
indikator untuk variabel overconfidence, regret aversion
bias, risk tolerance dan keputusan investasi memiliki nilai
corrected item-total correlation yang lebih besar dari nilai
r (0,30). Hal itu menunjukkan bahwa indikator dari
masing-masing variabel dinyatakan valid atau dapat
mengukur variabel-variabel tersebut dengan tepat. Setelah
itu dilakukan uji reliabilitas, dengan hasil bahwa nilai
cronbach’s alpha untuk masing-masing variabel memiliki
nilai yang lebih besar dari 0,70 sehingga dapat dinyatakan
bahwa keseluruhan variabel memiliki reliabilitas yang
baik.
Sumber: data diolah penulis
Setelah mengklasifikan nilai tersebut kategori dirubah
menjadi skala likert. Adapun ukuran untuk
menentukan skala likert sebagai berikut:
Tabel 3 klasifikasi skala likert
Interval
Kategori
4,20 < a = < 5,00 Sangat Setuju/Sangat
Tinggi/Sangat Sering
3,40 < a = < 4,20 Setuju/Tinggi/Sering
2,60 < a = < 3,40
Cukup Setuju/Sedang/Pernah
1,80 < a = 2,60
Tidak Setuju/Rendah/Jarang
1,00 < a = 1,80
Sangat Tidak Setuju/Sangat
Rendah/Tidak Pernah
kemampuan diri sendiri, (3) percaya pada
pengetahuan yang dimiliki, (4) keyakinan pemilihan
investasi.
Regret aversion bias dapat diukur dengan
pernyataan (1) rasa takut dan tidak yakin terhadap
kerugian investasi yang sama, (2) menghindari
kerugian yang sama.
Risk tolerance untuk mengetahui tingkat risiko yang
dimiliki terdapat pernyataan yang terdiri dari pilihan
seseorang dalam berinvestasi dalam keadaan
berisiko, seperti (1) penggunaan pendapatan untuk
investasi yang bersifat spekulasi, (2) pembelian
instrumen tanpa pertimbangan, dan (3) investasi
pada kegiatan yang memberikan return besar.
Keputusan investasi diukur dengan dasar-dasar
keputusan investasi, yaitu return/ tingkat
pengembalian investasi, risk (risiko) dan the time
factor (jangka waktu).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan karakteristik responden hasil yang
ditemukan sebanyak 64,3 % responden berjenis kelamin
laki-laki sedangkan sisanya 35,7% berjenis kelamin
perempuan. Berdasarkan range usia 20-22tahun 45,2%,
23-25tahun 40,5%, 26-28tahun 14,3%. Berdasarkan
pendidikan SMA 38,1%, Diploma 19%, Sarjana 42,9%,
sesuai dengan jenis pekerjaan swasta 33,3%, wiraswasta
19%, mahasiswa 47,6%. Berdasarkan
tujuan
investasinya, terdapat 64,3%
responden memilih
melakukan investasi dengan jangka pendek, 19% memilih
jangka panjang, sisanya memilih keduanya. Sedangkan
untuk jenis investasi yang dipilih seluruh responden
memilih saham sebagai pilihan investasinya.
Tabel 3 Hasil Koefisien Regresi Linier Berganda Dan
Hasil Uji Hipotesis
Indikator yang digunakan untuk mengukur masingmasing variabel adalah sebagai berikut:
1. Financial literacy diukur dengan sebuah tes dengan
beberapa
indikator,
numeracy,
interest
coumponding, inflation, time value of money, money
ilusion, stock risk, return, volatility, company stock,
diversification, bond price, bond maturity,
pengertian dari saham, fungsi pasar modal,
reksadana.
2. Overconfidence dapat diukur dengan pernyataan (1)
ketepatan pemilihan investasi, (2) percaya dengan
Variabel
Constanta
4
Koefisien
regresi
29.984
t hitung
8.608
Sig
0
Jurnal Ilmu Manajemen Volume 05 Nomor 02 – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Surabaya
salah satu cara untuk mengoptimalkan
pengembalian dan meminimalisir risiko.
Overconfidence
0.505
2.338
0.025
Pada bagian tes financial literacy tentang pasar modal
Regret aversion
sebagian
besar responden hanya dapat menjawab dengan
bias
-0.844
-2.774
0.009
benar gambaran umum dan produk pasar modal.
Risk tolerance
-1.344
-5.603
0 Sedangkan pada pertanyaan yang berkaitan langsung
dalam hal inflasi dan diversifikasi masih menunjukan
hasil yang kurang bagus dengan nilai masing-masing
F hitung
9.544
61,9% dan 66,7%.
Sig
,000
Mian (2014) financial literacy dibutuhkan jika ingin
terlibat dalam perencanaan pensiun dan partisipasi pasar
Berdasarkan tabel diatas uji f menyatakan bahwa variabel
modal. Jika dipandang secara teoritis financial literacy
merupakan pengetahuan tentang konsep dasar keuangan
financial literacy, overconfidence, regret aversion bias
beserta produk keuangan untuk dikelola agar digunakan
dan risk tolerance berpengaruh secara simultan terhadap
sebagai acuan dalam mengambil keputusan secara efektif
keputusan investasi. sedangkan dilihat dari uji t variabel
untuk memperoleh kesejahteraan finansial dimasa yang
financial literacy tidak berpengaruh terhadap keputusan
akan datang. Dalam penelitian ini hasil yang diperoleh
investasi. sedangkan 3 variabel lainnya overconfidence,
bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat
regret aversion bias dan risk tolerance masing-masing
financial literacy yang sedang dan tidak mempengaruhi
mepengaruhi keputusan investasi.
keputusan investasi yang dibuat. Tidak berpengaruhnya
variabel financial literacy disebabkan oleh adanya fasilitas
Pengaruh Financial Literacy, Overconfidence, Regret
untuk nasabah berupa tips-tips ataupun saran terhadap
Aversion Bias, dan Risk Tolerance terhadap Keputusan
saham yang perlu diperhatikan, saham yang memiliki
Investasi
potensi naik maupun turun yang membantu investor
Berdasarkan pembuktian hipotesis diketahui bahwa
dalam mengambil keputusan oleh perusahaan efek yang
secara simultan hasil pengujian statistik variabel financial
dalam penelitian ini adalah PT. Sucorinvest Central Gani
literacy, overconfidence, regret aversion bias dan risk
sehingga investor menganggap tidak perlu menggunakan
tolerance berpengaruh terhadap keputusan investasi.
pengetahuannya untuk dapat mengambil keputusan
Keempat variabel bebas tersebut berpengaruh secara
investasi.
simultan terhadap keputusan investasi, dimana nilai
Michael (2012) menyatakan bahwa saran ataupun
signifikansi uji F sebesar 0,00. Sehingga dapat
nasihat keuangan (financial advice) dapat mempengaruhi
disimpulkan
hipotesis
pertama
telah
teruji
penggunaan pengetahuan pribadi investor. Hal ini juga
kebenarannya,dimana terdapat pengaruh secara simultan
dikuatkan dengan penemuan M. Marc (2014) bahwa
dari financial literacy, overconfidence, regret aversion
nasihat professional merupakan bagian dari solusi yang
bias dan risk toleranceterhadap keputusan investasi pada
terbaik oleh sebagian investor yang ingin investasi lebih
investor yang tergabung pada PT. Sucorinvest Central
praktis tanpa menganalisis sendiri.
Gani Galeri BEI Universitas Negeri Surabaya.
Hasil dalam penelitian ini juga menunjukan bahwa
Pengaruh Financial Literacy terhadap Keputusan
responden
mengalami overconfidence dimana mereka
Investasi
terlalu
percaya
diri dengan hasil yang pernah diperoleh
Berdasarkan pembuktian hipotesis di ketahui bahwa
sebelumnya
sehingga
responden
mengabaikan
secara parsial hasil pengujian statistik variabel financial
pengetahuan yang dimiliki untuk membuat suatu
literacy tidak berpengaruh terhadap Keputusan Investasi
keputusan. Dengan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa
investor PT. Sucorinvest Central Gani Galeri Investasi
Financial literacy tidak menjamin seseorang dapat
BEI Universitas Negeri Surabaya. Menurut hasil deskripsi
membuat keputusan dengan tepat. Selain itu dilihat dari
jawaban responden nilai secara keseluruhan dari masinglama berinvestasi responden telah melakukan investasi
masing responden dalam kategori financial literacy yang
pada kisaran 1 tahun kurangnya pengalaman juga
sedang dengan nilai mean sebesar 3,07.
mempengaruhi bagaimana seseorang membuat keputusan
Hal ini bisa disebabkan karena tingkat pendidikan
dalam investasi. A. Mustabsar (2016) mengungkapkan
responden menopang pengetahuan keuangan tertutama
bahwa investor cenderung hanya memilih instrument
dibidang pasar modal. Terdapat beberapa dari indikator
investasi hanya berdasarkan konsep dasar produk
financial literacy yang memiliki nilai tinggi yaitu
investasi namun kurang memahami bagaimana detail
perhitungan, pengembalian (return), definisi saham dan
mekanisme kemajuan produk keuangan.
pasar saham. Hal ini dikarenakan responden melakukan
Hasil dari penelitian ini mendukung penelitian yang
tranaksi saham sehingga secara tidak langsung mereka
dilakukan
oleh (Wilson&Zhang 1997 dalam Mason &
harus mempelajari tentang saham agar mereka dapat
Wilson:
2000)
bahwa Financial literacy tidak menjamin
berinvestasi dengan maksimal. Sedangkan indikator yang
dalam membuat keputusan yang tepat. Hal tersebut
memiliki nilai terendah yaitu inflasi dan diversifikasi. Hal
disebabkan karena seseorang tidak selalu mengambil
ini yang menyebabkan responden kurang optimal dalam
keputusan berdasarkan rasional ekonomi. Hal ini juga
melakukan investasi dikarenakan inflasi dan diversifikasi
didukung oleh penelitian Vuthalova (2015) yang
menyatakan dengan semakin tingginya tingkat financial
Financial Literacy
0.452
0.962
0.342 merupakan
2017
5
Angga budiarto dan Susanti, Pengaruh Financial Literacy, Overconfidence, Regret Aversion Bias, Dan Risk Tolerance..
literacy tidak serta merta keputusan investasi semakin
baik pula. Dalam temuan Glaser M (2013)
mengungkapkan bahwa seseorang yang memiliki
financial literacy tidak menjamin kualitas investasi yang
didapatkan, terlebih pada investor yang lebih
mengutamakan intuisi atau firasatnya dalam membuat
keputusan investasi.
Pengaruh Overconfidence terhadap Keputusan
Investasi
Berdasarkan pembuktian hipotesis di ketahui bahwa
secara parsial hasil pengujian statistik variabel
Overconfidence berpengaruh terhadap Keputusan
Investasi pada investor PT. Sucorinvest Central Gani
Galeri Investasi BEI Universitas Negeri Surabaya. Secara
keseluruhan dilihat dari nilai mean masing-masing
indikator
responden
masuk
dalam
kategori
overconfidence.
Menurut Pompian (2006) mengatakan bahwa investor
yang memiliki perilaku overconfidence menyebabkan
orang overestimate terhadap pengetahuan yang dimiliki,
underestimate terhadap risiko.Tinggi rendahnya tingkat
overconfidence investor dapat mempengaruhi dalam
pengambilan keputusan investasi. Seorang investor
dengan tingkat overconfidence yang tinggi akansemakin
berani dalam membuat keputusan investasi. Sedangkan
investor dengan overconfidence rendah cenderung sangat
berhati-hati dalam membuat sebuah keputusan. Hal ini
menunjukan bahwa perilaku overconfidence berpengaruh
dalam hal pengambilan keputusan investasi. Dalam
beberapa kasus terdapat pengaruh overconfidence
terhadap keputusan investor dalam pasar bursa. Seperti
yang diungkapkan oleh Adel dan Mariem Talbi (2013)
bahwa pentingnya bias kepercayaan diri dalam analisis
khusus pasar modal di Tunisia.
Hasil dalam penelitian ini menunjukan bahwa
overconfidence berpengaruh terhadap keputusan investasi.
Hal ini menunjukan setiap investor yang memiliki
overconfidence mempengaruhi keputusan investasi yang
dibuat. Hasil dalam penelitian ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Kartini dan Nugraha (2015),Chandra
(2015), dan Umairoh (2012) yang meyatakan bahwa
overconfidence berpengaruh terhadap keputusan investasi.
Pengaruh Regret Aversion Bias terhadap Keputusan
Investasi
Berdasarkan pembuktian hipotesis di ketahui bahwa
secara parsial hasil pengujian statistik variabel Regret
aversion bias berpengaruh terhadap keputusan investasi,
pada investor PT. Sucorinvest Central Gani Galeri
Investasi BEI Universitas Negeri Surabaya. Dari kedua
indikator yang digunakan sama-sama menunjukan hasil
yang tinggi dengan nilai mean masing-masing 3,79 dan
3,93 dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden
rentan menghadapi regret aversion bias sehingga dapat
mempengaruhi keputusan investasi yang dibuat dimasa
yang akan datang.
Menurut pompian (2006) regret aversion bias kondisi
dimana investor tidak bisa untuk bertindak tegas karena
kesalahan dimasa lalu. Sehingga investor selalu
beranggapan apa saja yang akan dilakukan merupakan hal
yang salah.Sehingga hal ini menyebabkan investor akan
terlalu lama dalam mempertahankan sebuah instrument
yang harusnya sudah mereka lepaskan untuk mendapatkan
keuntungan. Hal ini juga akan membuat rasa khawatir
yang berlebih dengan keputusan yang dibuat. Hal ini juga
akan membuat rasa khawatir yang berlebih dengan
keputusan yang dibuat. Ketika mereka mengalami hasil
negatif dalam investasi akan cenderung lebih berhati-hati
dalam membuat keputusan investasi. Pompian (2006)
Regret aversion bias dapat menyebabkan kesalahan dalam
berinvestasi. Investor cenderung konservatif dalam pilihan
investasi mereka, investor akan menghindari kondisi pasar
yang menurun karena mereka beranggapan pasar seperti
itu akan melanjutkan trennya mendorong mereka untuk
menyesali keputusan untuk membeli, Investor akan
cenderung menilai dengan subyektif kinerja perusahaan
yang memiliki catatan yang baik.
Hasil dalam penelitian ini menunjukan bahwa regret
aversion bias berpengaruh terhadap keputusan investasi.
Dengan demikian hasil tersebut sesuai dengan penelitian
yang dilakukan Umairoh (2012) dan Wong dan Kwong
(2007)penelitian tersebut menyatakan bahwaregret
aversion bias berpengaruh terhadap keputusan investasi,
dimana investor cenderung memilih surat berharga atau
portofolio yang dirasa familiar. Terdapat rasa takut dan
tidak yakin untuk melakukan invetasi yang sama yang
pernah membuat mereka mengalami kerugian walaupun
secara perhitungan atau informasi yang ada menyatakan
bahwa investasi yang akan diambil tersebut akan
menguntungkan.
Pengaruh Risk Tolerance terhadap Keputusan
Investasi
Berdasarkan pembuktian hipotesis di ketahui bahwa
secara parsial hasil pengujian statistik variabel Risk
tolerance berpengaruh terhadap keputusan investasi pada
investor PT. Sucorinvest Central Gani Galeri Investasi
BEI Universitas Negeri Surabaya. Menurut hasil deskripsi
responden sebagian besar responden memiliki tingkat risk
tolerance yang tinggi. Semakin tinggi nilai total dari risk
tolerance semakin besar tingkat kemampuan yang dapat
diterima investor dalam mengambil risiko investasi.
Risk tolerance merupakan tingkat kemampuan yang
dapat diterima seseorang dalam mengambil suatu risiko
investasi. Dilihat dari kesedian menanggung risiko
investasi, investor dapat dikategorikan menjadi 3
kelompok. Tipe risk seeker jika dihadapkan pada dua
pilihan yang memberikan return yang sama dengan risiko
yang berbeda, maka investor lebih memilih risiko yang
lebih tinggi. Tipe risk neutral akan meminta kenaikan
return yang sama untuk setiap kenaikan risiko. Tipe risk
averter apabila dihadapkan pada dua pilihan yang
memberikan return yang sama dengan risiko yang
berbeda, maka investor lebih memilih risiko yang lebih
rendah. Dalam setiap kategori atau kelompok risk
tolerance memiliki pertimbangan masing-masing dalam
menentukan sebuah keputusan investasi, hal ini dapat
dikatakan bahwa risk tolerance berpengaruh dalam
membuat keputusan investasi.
Risk tolerance secara teoritis akan mempengaruhi
sebuah keputusan investasi. Tinggi rendahnya toleransi
6
Jurnal Ilmu Manajemen Volume 05 Nomor 02 – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Surabaya
risiko seseorang sangat di pengaruhi oleh beberapa faktor
seperti usia, jenis kelamin, pendapatan dan kekayaan,
pengalaman dan pendapatan atas investasi. Dengan risk
tolerance yang tinggi seseorang akan cenderung
mengambil keputusan yang lebih berani dibandingkan
dengan orang dengan tingkat risk tolerance rendah. Hasil
penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Wulandari (2104), Pujianto (2013), Yohson (2009),
Bailey (2005), menyatakan bahwa risk tolerance
berpengaruh terhadap keputusan investasi.
PENUTUP
2.
Simpulan
1. Variable financial literacy, overconfidence, regret
aversion bias, dan risk tolerance bersama-sama
berpengaruh terhadap keputusan investasi investor
yang tergabung pada PT. Sucorinvest Central Gani
Galeri BEI Universitas Negeri Surabaya.
2. Variabel financial literacy tidak
berpengaruh
terhadap keputusan investasi investor yang
tergabung pada PT. Sucorinvest Central Gani Galeri
BEI Universitas Negeri Surabaya. Hal ini disebabkan
adanya financial advice sehingga investor cenderung
membuat keputusan praktis tanpa menggunakan
pengetahuan yang dimiliki. Selain itu responden juga
masuk dalam kategori overconfidence sehingga
pengetahuan keuangan diabaikan.
3. Variabel overconfidence berpengaruh terhadap
keputusan investasi investor yang tergabung pada
PT. Sucorinvest Central Gani Galeri BEI Universitas
Negeri Surabaya. Dalam penelitian ini responden
cenderung dalam kategori overconfidence. Sehingga
keputusan investasi yang digunakan sebagian besar
berdasarkan insting dan naluri pribadi investor.
4. Variabel regret aversion bias berpengaruh terhadap
keputusan investasi investor yang tergabung pada
PT. Sucorinvest Central Gani Galeri BEI Universitas
Negeri Surabaya. Hal ini menunjukkan bahwa
responden dalam penelitian ini rawan mengalami
regret sehingga jika investor mengalami suatu
kegagalan atau kerugian dalam pilihannya akan
membuat efek trauma terhadap keputusan investasi
yang akan datang.
5. Variabel risk tolerance berpengaruh terhadap
keputusan investasi investor yang tergabung pada
PT. Sucorinvest Central Gani Galeri BEI Universitas
Negeri Surabaya. Dalam penelitian ini juga
membuktikan bahwa pelaku pasar modal terutama
responden dalam penelitian memiliki tingkat risk
tolerance yang tinggi.
Saran
1. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk
melakukan penelitian di luar variabel bebas
(financial literacy, overconfidence, regret aversion
bias, risk tolerance). Seperti halnya faktor dari
3.
2017
behaviour finance lainnya baik cognitive bias atau
emotional bias yaitu, mental accounting, loss
aversion bias, cognitive dissonance dan masih
banyak lagi.
Populasi dan sampel yang digunakan memiliki
keterbatasan yaitu dalam hal keberagaman investor
karena hanya pada ruang lingkup PT. Sucorinvest
Central Gani Galeri Investasi BEI Universitas Negeri
Surabaya. Disarankan menambah cakupan obyek
penelitian yang lebih besar seperti menambah dari
beberapa perusahaan yang bergerak dibidang yang
sama atau bisa dengan cakupan wilayah kota
maupun daerah tertentu.
Pada variabel financial literacy diharapkan lebih
mengembangkan ataupun memperbanyak indikator
agar mendapatkan hasil yang lebih baik karena
semakin berkembangnya dunia investasi berikut
produk dari investasi di pasar modal. Selain perlu
adanya tambahan selain dalam model pertanyaan
bisa ditambahkan dalam model pernyataan sehingga
hasil yang didapatkan akan lebih optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Ajmi, J.Y. 2008. "Risk Tolerance of Individual
Investor in an Emerging Market". International
Journal of Finance and Economics, 17 . 15-26
Al-Tamimi, Hassan. Hussein A; Anood Bin Kalli,
2009.”financial literacy and investment decisions
of UAE investor”. The Journal of Risk Finance,
Vol.10, Issue 5.
ANZ Bank, 2011. "Adult Financial Literacy In
Australia". Dalam Full Report of the Result from
the 2011 ANZ Survey. Australia
Arifin Zainal, M. Pd, 2009. Evaluasi Pembelajaran.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Bailey, Jeffrey J & Chris Kinerson, 2005. “Regret
Avoidance and Risk Tolerance”. Association for
Financial Counseling and Planning Education,
vol.16 pp. 23-28.
Bei, “Produk dan layanan”. http://www.idx.co.id/ .
Diakses tanggal 17 Agustus 2015
Candra, Christian. 2014."Presepsi Bias Investor dalam
Keputusan Investasi Pada Masyarakat yang
Berusia Produktif di Surabaya"FINESTA Vol.2
No.1: pp 109-113
Ghozali, Imam. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate
dengan Program IBM SPSS 20. Semarang: Badan
Penerbit- Universitas Diponegoro
Hailwood, DWAK 2007, ‘'Financial Literacy and its Role
in Promoting a Sound Financial System", Reserve
Bank of New Zealand, Vol 70, No. 2
7
Angga budiarto dan Susanti, Pengaruh Financial Literacy, Overconfidence, Regret Aversion Bias, Dan Risk Tolerance..
Halim, Abdul. 2005, Analisis Investasi, Edisi pertama,
Jakarta: Salemba Empat.
Michael J, Collins.2012.”Financial advice: Subtitute for
financial literacy?”. Financial service review 21
pp.307-322
Iramani, RR dan Bagus, Dhyka.2008."Studi Eksplorasi
faktor-faktor pembentuk perilaku investor dalam
transaksi saham". Journal national confrence on
management research.
Musundi, Kevin M. 2014."The Effects of Financial
Literacy on personal Investment Decisions in real
estate in Nairobi Count. Online Journal University
of Nairobi. http://erepository.uonbi.ac
Jariwala, Harsya Vijaykumar, 2015."Analysis of
Financial Literacy Level of Retail Individual
Investors of Gujarat State and Its Effect on
Investmen Decision" Journal of Business &
Finance Librarianship, 20:133–158, 2015
Nofsinger, John R 2005, Psychology of Investing, Edisi
Kedua, New Jersey: Preentice-Hall Inc.
Pompian, Michael, M, 2006. “Behavioral Finance and
Wealth Management",New York: Jhon Wiley &
Sons, Inc.
Jogiyanto.2007. Teori Portofolio dan Analisis Investasi.
Edisi Keenam. Cetakan Pertama, Yogyakarta.
PT.BPFE Yogyakarta.
Pujiyanto,
Nafi
dan
Mahastanti,
Linda
Ariani.2013,”Regret Aversion Bias Dan Risk
Tolerance dalam Keputusan Investasi”.Jurnal
online Universitas Jendral Soedirman. Vol.3 No.1
2013. http://jp.feb.unsoed.ac.id. Diakses tanggal
17 Agustus 2015
Kahneman,Daniel & Amos Tversky, 1979. “Prospect
Theory : An Analysis of Decision Under Risk“,
Econometrica vol. 47, no.2, pp. 263-292.
Kartini, dan Nugraha, Nuris Firmansyah. 2015.”Pengaruh
Illusions of Control, Overconfidence, dan Emotion
terhadap Pengambilan Keputusan Investasi Pada
Investor Di Yogyakarta”.Journal inovasi dan
kewirausahaan. Vol.4 No.2
Remund, David L. 2010."Financial Literacy Explicated:
The Case for Clearer definition in an Increasingly
complex economy". Journal of consumer affairs.
Vol.4 Issue.2
Ksei, “Raih Rekor Baru, Jumlah Investor Tercatat Naik”.
http://www.ksei.co.id/files/uploads/press_releases/
press_file/id-id. Diakses tanggal 17 september
2015
Robb, Cliff A. And Sharpe,Deanna L.2009.” Effect of
Personal Financial Knowledge on College
Students’ Credit Card Behavior”. Journal of
Financial Counseling and Planning Volume 20,
Issue 1
Lusardi, A 2007, "Financial Literacy and Stock Market
Participation" Journal Financial Literacy.
Shefrin, Hersh & Statman,Meir. 2000."Behavioral
Portfolio Theory". Journal of Financial and
Quantitative Analysis. Vol.35, No.2
Lyons, A., Rachlis, M., & Scherpf, E. (2007). What’s in a
score? Differences in consumers’ credit
knowledge using OLS and quantile regressions
(2007WP-01). Networks Financial Institute.
Indiana University
Shefrin, Hersh. 2002"Behavioral decision making,
forecasting, game theory, and role-play".
International Journal of Forecasting 18 (2002)
375–382
Malhotra, Naresh K. 2009. Riset Pemasaran Pendekatan
Terapan Jilid 1. Jakarta:PT Index.
Simamora, Bilson. 2004. Panduan Riset Perilaku
Konsumen. Jakarta:Gramedia.
Manurung, Adler H. 2009."Succesful financial planner a
complete guide.Jakarta:Grasindo
Siregar, Syofian. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif.
Edisi Pertama. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Mason,
C.L.J.
and
Wilson,
R.M.S.,
2000.
“Conceptualising financial literacy”. Occasional
Paper, 2000:7. Loughborough: Business School,
Loughborough
University.Online,
https://dspace.lboro.ac.uk. Diakses tanggal 17
Agustus 2015
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods).
Bandung : Alfabeta
Sunariyah.2006. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal.
Edisi Kelima Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN.
M. Glaser, 2013. “Run, Walk, or Buy? Financial
Literacy, Dual-Process Theory, and Investment
Behavior”.
Online,
https:
www.busman.qmul.ac.uk/newsandevents/events/..
./114912. Diakses tanggal 29 november 2016
Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi.
Yogyakarta: Kanisius.
Tilson, Whitney. 2005."Applying Behavioral Finance to
Value
Investing".
Online
http://www.tilsonfunds.com, diakses tanggal 25
agustus 2015
Mian, Tariq saeed.2014."Examining the level of financial
literacy among saudi investors and its impact on
financial decisions". International journal of
accounting and financial reporting. Vol.4 No.2
U.S Financial Literacy and Education Commision. 2011,
"Promoting Financial Succes In the United
8
Jurnal Ilmu Manajemen Volume 05 Nomor 02 – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Surabaya
States". National Strategy For Financial Literacy.
United States
Umairoh, Pradiptaning. 2013. “Cognitive Bias dan
Emotional Bias Dalam Pengambilan Keputusan
Investasi Portofolio” Jurnal online Universitas
Kristen Satya Wacana http://repository.uksw.edu
Diakses tanggal 20 Agsutus 2015
Vuthalova,
Melisa.
2015.”Pengaruh
pengalaman
berinvestasi terhadap literasi keuangan dan
keputusan investasi”. Jurnal online Universitas
Pertanian
Bogor.
http://repository.ipb.ac.id.
Diakses tanggal 20 Agustus 2015
Wong, Kin Fai Ellick & Jessica Y.Y Kwong, “The Role
of Anticipated Regret in Escalation of
Commitment”, Journal of Applied Psychology, vol
92 no 2, 2007: 545-554.
Wulandari, Dewi Ayu, 2014,"Studi Experienced Regret,
Risk Tolerance, Overconfidance dan Risk
Perception Pada Pengambilan Keputusan Investasi
Dosen Ekonomi" Journal of Business and
Banking, Volume 4, No. 1, May 2014, pages 55 –
66
Yohnson, 2008, "Regret Aversion Bias dan Risk
Tolerance Investor Muda Jakarta dan Surabaya",
Jurnal
Manajemen
dan
Kewirausahaan,
Vol.10,No.2, September: 163-168
Zuriah, Nurul. 2006. Metodologi Penelitian Sosial dan
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
9
2017
Download