PT. HANSON INTERNATIONAL Tbk dan ENTITAS

advertisement
PT. HANSON INTERNATIONAL Tbk dan ENTITAS ANAK
Untuk Periode Yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan 2010
Dan Tahun-tahun Yang Berakhir pada 31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah)
PT. HANSON INTERNATIONAL Tbk
DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PER 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 31 DESEMBER 2009
(TIDAK DIAUDIT)
DAN UNTUK PEROIDE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA
30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT)
1
PT. HANSON INTERNATIONAL Tbk dan ENTITAS ANAK
Untuk Periode Yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan 2010
Dan Tahun-tahun Yang Berakhir pada 31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah)
DAFTAR ISI
Surat Pernyataan Direksi
Posisi Keuangan
i
............................................................................................ 1 - 2
Laporan Laba Rugi Komprehensif ................................................................
3
Laporan Perubahan Ekuitas .........................................................................
4
Laporan Arus Kas ......................................................................................... 5
Catatan Atas Laporan Keuangan ..................................................................
2
6 - 35
PT. HANSON INTERNATIONAL Tbk dan ENTITAS ANAK
Untuk Periode Yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan 2010
Dan Tahun-tahun Yang Berakhir pada 31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah)
3
PT. HANSON INTERNATIONAL Tbk dan ENTITAS ANAK
Untuk Periode Yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan 2010
Dan Tahun-tahun Yang Berakhir pada 31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah)
4
PT. HANSON INTERNATIONAL Tbk dan ENTITAS ANAK
Untuk Periode Yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan 2010
Dan Tahun-tahun Yang Berakhir pada 31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah)
5
PT. HANSON INTERNATIONAL Tbk dan ENTITAS ANAK
Untuk Periode Yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan 2010
Dan Tahun-tahun Yang Berakhir pada 31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah)
6
PT. HANSON INTERNATIONAL Tbk dan ENTITAS ANAK
Untuk Periode Yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan 2010
Dan Tahun-tahun Yang Berakhir pada 31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah)
7
PT. HANSON INTERNATIONAL Tbk dan ENTITAS ANAK
Untuk Periode Yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan 2010
Dan Tahun-tahun Yang Berakhir pada 31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah)
1.UMUM
a. Pendirian Perusahaan
PT Hanson International Tbk (dahulu PT Hanson Industri Utama Tbk/“Perusahaan”) didirikan
pada tanggal 7 Juli 1971 berdasarkan Akta Notaris Henk Limanow, S.H., No. 13. Akta
pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat
Keputusan No. J.A.5/212/11 tanggal 22 Desember 1971, serta diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia No. 103 tanggal 26 Desember 1975, Tambahan No. 777.
Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan
Akta Tri Firdaus Akbarsyah S.H., No. 13 tanggal 04 Juni 2010 mengenai pernyataan
sebagian keputusan rapat PT Hanson International Tbk. Akta perubahan ini telah dicatat
didalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-AH.01.10-30369 tanggal 26
Nopember 2010.
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan
terutama meliputi bidang industri kimia dan serat sintesis, pemintalan dan pertenunan,
industri tekstil lainnya, perdagangan ekspor impor, lokal, leveransir, grosir dan distributor,
serta agen
Perusahaan mulai melakukan kegiatan komersial pada tahun 1973 dan hasil produksinya
dipasarkan terutama ke Eropa, Amerika Serikat, Asia dan Timur Tengah. Perusahaan
berkedudukan di Mayapada Tower lantai 21 Jl. Jend. Sudirman Kav 28, Jakarta Selatan.
b. Penawaran Umum Saham Perusahaan
Pada tanggal 10 September 1990, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua
Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dengan surat No.SI-129/SHM/MK10/1990 untuk
melakukan penawaran umum perdana kepada masyarakat atas 1 juta saham Perusahaan,
nilai nominal Rp 1.000 per saham dengan harga penawaran Rp 9.900 per saham. Pada
tanggal 31 Oktober 1990 saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (dahulu
Bursa Efek Jakarta).
Pada tanggal 4 Desember 1997, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua
Bapepam dengan surat No. S-2789/PM/1997 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas I
dengan hak memesan efek terlebih dahulu sebanyak 92,4 juta saham, nilai nominal
Rp
1.000 per saham dengan harga penawaran Rp 4.400 per saham. Saham-saham tersebut
dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 29 Desember 1997.
Pada tanggal 6 Oktober 2000, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua
Bapepam dengan surat No. S-2700/PM/2000 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas
II Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu maksimum 5,6 miliar saham Seri B dengan
nilai nominal dan harga penawaran Rp 125 per saham, disertai insentif berupa waran secara
cuma-cuma. Setiap pemegang 40 saham Seri B melekat 6 waran dan setiap pemegang 1
waran berhak membeli 1 saham Seri B dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 125 per
saham. Masa pelaksanaan mulai tanggal 1 Juni 2001 sampai dengan 12 Juni 2006. Waran
kadaluarsa, apabila waran tidak dilaksanakan sampai dengan masa berlaku. Saham-saham
tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 6 November 2000.
86
PT. HANSON INTERNATIONAL Tbk dan ENTITAS ANAK
Untuk Periode Yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan 2010
Dan Tahun-tahun Yang Berakhir pada 31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah)
Pada tanggal-tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010, saham Perusahaan
sejumlah 700,7 juta saham Seri A, 1,1 miliar saham Seri B dan 4,5 miliar saham Seri C telah
dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.
c. Anak Perusahaan
Anak Perusahaan yang dimiliki secara langsung oleh Perseroan pada tanggal 30 September
2011 adalah sebagai berikut :
Anak Perusahaan
Domisili
Jenis Usaha
Tahun
Mulai
Beroperasi
Komersial
30 Sept
2011
%
Persentase Kepemilikan
31 Des
1 Jan 2010/
2010
31 Des 2009
%
%
30 Sept
2011
Rp '000
PT Apinus Pratama (API)
Jakarta
Tabung Gas
1997
97
--
--
98,684,808,510
PT De PetroleumInternational
Jakarta
Pertambangan
2004
60
60
--
160,469,804,071
Jumlah Aset
31 Des
2010
Rp '000
1 Jan 2010/
31 Des 2009
Rp '000
100,621,092,102
--
d. Dewan Komisaris dan Direksi
Pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 dan 2009, susunan Dewan
Komisaris dan Direksi Perusahaan adalah sebagai berikut :
Komisaris Utama
Direktur Utama
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
:
:
:
:
:
:
30 September 2011
Monang Situmeang
Raden Agus Sentosa
Roni Agung Suseno
Sali Soemadisastra
Ingrid Suria
Irwan Suria
Komisaris Utama
Komisaris Independen
Direktur Utama
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
:
:
:
:
:
:
:
31 Desember 2010
Monang Situmeang
Haswanto
Raden Agus Sentosa
Roni Agung Suseno
Sali Soemadisastra
Ingrid Suria
Irwan Suria
Komisaris Utama
Komisaris Independen
Komisaris Independen
Direktur Utama
Direktur
Direktur
Direktur
:
:
:
:
:
:
:
31 Desember 2009
Tubagus M Hasyim
Haswanto
Monang Situmeang
Raden Agus Sentosa
Roni Agung Suseno
Ingrid Suria
Irwan Suria
Jumlah rata-rata jumlah karyawan Perusahaan dan entitas anak adalah sebanyak 334 untuk
periode 30 September 2011 dan 224 untuk 31 Desember 2010 dan 2009 (tidak diaudit).
97
---
PT. HANSON INTERNATIONAL Tbk dan ENTITAS ANAK
Untuk Periode Yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan 2010
Dan Tahun-tahun Yang Berakhir pada 31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING
a. Dasar penyajian laporan keuangan Konsolidasi Interim
Laporan keuangan konsolidasi interim disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan peraturanperaturan serta pedoman penyajian dan pengungkapan laporan keuangan yang dikeluarkan
oleh Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK)
untuk perusahaan publik.
Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung (direct method), dengan
mengklasifikasikan peneriman dan pengeluaran kas ke dalam aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan adalah Rupiah
yang merupakan mata uang fungsional Perusahaan.
Standar Akuntansi Baru
Perusahaan telah menerapkan PSAK Revisi dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan
(“ISAK”) yang mulai berlaku pada atau setelah 1 Januari 2011 pada Laporan keuangan
konsolidasian ini, yaitu:
-
PSAK 1 (Revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan
Entitas dapat memilih untuk menyajikan satu laporan kinerja (laporan laba rugi
komprehensif) atau dua laporan (laporan laba rugi dan laporan laba rugi komprehensif).
Perusahaan memilih untuk menyajikan dalam bentuk satu laporan. Laporan keuangan
konsolidasian telah disusun menggunakan pengungkapan yang disyaratkan.
PSAK ini memperkenalkan terminologi baru (termasuk revisi judul atas laporan
keuangan) dan perubahan format dan penyajian laporan keuangan yang mempengaruhi
penyajian laporan keuangan Perusahaan antara lain sebagai berikut:
Neraca berubah nama menjadi Laporan Posisi Keuangan
Laporan Laba Rugi berubah nama menjadi Laporan Laba Rugi Komprehensif
Istilah aktiva menjadi aset, kewajiban menjadi liabilitas dan hak minoritas
menjadi kepentingan non-pengendali
PSAK ini juga mengakibatkan beberapa penambahan pengungkapan dalam Laporan
keuangan konsolidasian
Perusahaan. Pengakuan dan pengukuran aset, liabilitas,
pendapatan dan beban Perusahaan tidak mengalami perubahan. Beberapa akun
pendapatan dan beban yang diakui langsung di bagian ekuitas Perusahaan sekarang
diakui dalam laporan laba rugi komprehensif sebagai “Pendapatan Komperehensif Lain”.
Selain itu, PSAK ini juga mengubah penyajian kepentingan non-pengendali dari disajikan
di antara liabilitas dan ekuitas menjadi disajikan sebagai bagian dari ekuitas. Perusahaan
telah memilih untuk menyajikan laporan laba rugi komprehensif dalam bentuk satu
laporan, yaitu laporan laba rugi komprehensif konsolidasian digabung dengan laporan
pendapatan komprehensif konsolidasian.
-
PSAK 2 (Revisi 2009): Laporan Arus Kas
PSAK ini memberikan tambahan pengaturan mengenai arus kas dari beberapa transaksi
serta keuntungan atau kerugian dari transaksi tersebut yang tidak diatur secara eksplisit
10
8
PT. HANSON INTERNATIONAL Tbk dan ENTITAS ANAK
Untuk Periode Yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan 2010
Dan Tahun-tahun Yang Berakhir pada 31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah)
oleh PSAK 2 sebelumnya. Penerapan PSAK ini tidak memberikan dampak yang
signifikan pada Laporan keuangan konsolidasian Perusahaan.
-
PSAK 4 (Revisi 2009): Laporan Keuangan Konsolidasi dan Laporan Keuangan Tersendiri
PSAK ini menghapuskan pengaturan bahwa entitas anak tidak dikonsolidasian apabila
pengendalian dimaksudkan untuk sementara atau dibatasi oleh suatu restriksi jangka
panjang. Berdasarkan PSAK ini semua entitas anak harus dikonsolidasiankan apabila
perusahaan mempunyai pengendalian atas entitas anak dan keberadaan hak suara
potensial harus diperhitungkan dalam menilai keberadaan pengendalian. Penerapan
PSAK ini tidak mempengaruhi laporan keuangan konsolidasian Perusahaan.
-
PSAK 5 (Revisi 2009): Segmen Operasi
PSAK ini mengidentifikasikan segmen operasi berdasarkan laporan internal manajemen
yang direview secara regular oleh pengambil keputusan operasional Perusahaan. PSAK
ini juga melakukan beberapa perubahan atas metodologi dan format dari pelaporan
segmen. Dampak dari PSAK ini atas Laporan keuangan konsolidasian
Perusahaan
relatif kecil karena Perusahaan menetapkan pelaporan segmen operasi berdasarkan
PSAK 5 (Revisi 2009) sama dengan bentuk primer pelaporan segmen yaitu segmen
usaha berdasarkan PSAK 5 sebelumnya. Penerapan PSAK ini mengakibatkan beberapa
penambahan pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasian Perusahaan.
-
PSAK 7 (Revisi 2010): Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi
PSAK ini mengubah istilah “Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa” menjadi “Pihak
Berelasi”, selain itu PSAK ini memperjelas definisi pihak-pihak berelasi dan
mensyaratkan beberapa tambahan pengungkapan atas pihak-pihak berelasi. Penerapan
PSAK ini mengakibatkan penambahan pengungkapan dalam Laporan keuangan
konsolidasian Perusahaan.
-
PSAK 15 (Revisi 2009): Investasi Pada Entitas Asosiasi
PSAK ini menentukan bahwa pengaruh signifikan tidak hanya berdasarkan persentase
kepemilikan yang ada, tetapi harus memperhatikan hak suara potensial. Selain itu,
penerapan metode ekuitas berdasarkan PSAK ini menghapuskan amortisasi atas
goodwill. Penerapan PSAK ini tidak memberikan dampak yang signifikan pada laporan
keuangan konsolidasian Perusahaan.
-
PSAK 23 (Revisi 2010): Pendapatan
PSAK ini tidak banyak berubah dibandingkan dengan PSAK 23 sebelumnya, namun
PSAK ini sudah dilengkapi dengan lampiran yang diadopsi dari appendix IAS 18.
Penerapan PSAK ini tidak mempengaruhi laporan keuangan konsolidasian Perusahaan.
-
PSAK 25 (Revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan
Kesalahan
PSAK ini memberikan panduan pemilihan kebijakan akuntansi ketika tidak ada PSAK
yang secara khusus berlaku untuk transaksi, peristiwa atau kondisi lainnya. PSAK ini
juga mengharuskan penerapan retrospektif atas suatu kebijakan akuntansi kecuali
disyaratkan lain oleh penerapan PSAK awal atau tidak praktis untuk menentukan
dampak periode spesifik atau dampak kumulatif perubahan tersebut. PSAK ini tidak
mempengaruhi laporan keuangan konsolidasian Perusahaan.
11
79
PT. HANSON INTERNATIONAL Tbk dan ENTITAS ANAK
Untuk Periode Yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan 2010
Dan Tahun-tahun Yang Berakhir pada 31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah)
-
PSAK 48 (Revisi 2009): Penurunan Nilai Aset
PSAK ini memberikan pengaturan beberapa hal yang belum diatur di PSAK 48
sebelumnya diantaranya, beberapa aset tertentu yang harus diuji untuk penilaian
penurunan nilai setiap tahunnya walaupun tidak ada indikasi penurunan nilai, pengaturan
mengenai arus kas masa depan yang menggunakan valuta asing, dan cara melakukan
pengujian penurunan nilai atas goodwill. PSAK ini tidak mempengaruhi laporan
keuangan konsolidasian Perusahaan.
-
PSAK 57 (Revisi 2009): Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi
PSAK ini memberikan pengaturan lebih jelas mengenai provisi, yang harus diakui
Perusahaan apabila memenuhi syarat-syarat tertentu, selain itu PSAK ini juga mengatur
lebih rinci masalah provisi yang berhubungan dengan restrukturisasi Perusahaan.
Penerapan PSAK ini tidak mempengaruhi laporan keuangan konsolidasian Perusahaan.
-
ISAK 17: Laporan Keuangan dan Penurunan Nilai
ISAK 17 mengharuskan Perusahaan untuk tidak membalik rugi penurunan nilai yang
diakui pada periode sebelumnya yang berkaitan dengan goodwill atau investasi pada
instrumen ekuitas atau aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan. Penerapan
ISAK ini tidak mempengaruhi laporan keuangan konsolidasian Perusahaan.
Berikut adalah perubahan atas standar dan interpretasi standar yang wajib diterapkan
untuk pertama kali pada atau setelah 1 Januari 2011, namun tidak relevan bagi Laporan
keuangan konsolidasian Perusahaan:
-
PSAK 22 (Revisi 2010): Kombinasi Bisnis
PSAK 58 (Revisi 2009): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang
Dihentikan
ISAK 7: Konsolidasian Entitas Bertujuan Khusus
ISAK 9: Perubahan Atas Liabilitas Aktivitas Purna Operasi, Restorasi dan Liabilitas
Serupa
ISAK 11: Distribusi Non-kas kepada Pemilik
ISAK 12: Pengendalian Bersama Entitas - Kontribusi Non-moneter oleh Venturer
ISAK 14: Aset Tak Berwujud - Biaya Situs Web
b. Prinsip konsolidasi dan akuntansi penggabungan usaha
Prinsip konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi menggabungkan laporan keuangan Perusahaan dan entitas
yang dikendalikan oleh Perusahaan (anak perusahaan). Pengendalian dianggap ada apabila
Perusahaan mempunyai hak untuk mengatur dan menentukan kebijakan finansial dan
operational dari investee untuk memperoleh manfaat dari aktivitasnya.
Kepentingan dari pemegang saham non-pengendali terdiri dari jumlah kepemilikan pada
tanggal terjadinya penggabungan usaha dan bagian kepentingan non-pengendali dari
perubahan ekuitas sejak tanggal dimulainya penggabungan usaha. Sebelum 1 Januari 2011,
kerugian yang menjadi bagian kepentingan non pengendali dialokasikan kepada bagian
induk perusahaan. Efektif mulai 1 Januari 2011, pendapatan komprehensif diatribusikan
kepada pemilik-pemilik induk perusahaan dan kepentingan non-pengendali walaupun
kepentingan non-pengendali mempunyai saldo defisit.
12
10
PT. HANSON INTERNATIONAL Tbk dan ENTITAS ANAK
Untuk Periode Yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan 2010
Dan Tahun-tahun Yang Berakhir pada 31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah)
Hasil dari anak perusahaan yang diakuisisi atau dijual selama periode berjalan dari tanggal
efektif akuisisi atau sampai dengan tanggal efektif penjualan termasuk dalam laporan laba
rugi konsolidasi.
Penyesuaian dapat dilakukan terhadap laporan keuangan anak perusahaan agar kebijakan
akuntansi yang digunakan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh
Perusahaan.
Seluruh transaksi antar perusahaan, saldo, penghasilan dan beban dieliminasi pada saat
konsolidasi.
Akuntansi Kombinasi Bisnis
Atas transaksi kepemilikan saham yang merupakan reorganisasi perusahaan sepengendali
(metode penyatuan kepemilikan), sesuai PSAK No. 38 (Revisi 2004), “Akuntansi
Restrukturisasi Entitas Sepengendali”, selisih antara harga beli/jual yang dibayarkan atau
diterima dengan nilai buku ekuitas yang dibeli/dijual disajikan dalam Ekuitas sebagai “Selisih
Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”.
Entitas sepengendali akan kehilangan sifat pengendaliannya apabila:


Pihak sepengendali tersebut tidak lagi menjadi sepengendali karena restrukturisasi yang
dimaksudkan tidak untuk sementara waktu (temporer); atau
Aset, kewajiban, saham atau instrumen kepemilikan lainnya yang dikuasai oleh entitas
sepengendali dialihkan ke entitas yang tidak sepengendali.
Jika perubahan selisih restrukturisasi entitas sepengendali dilakukan dengan cara pelepasan
aset, kewajiban, saham atau instrumen kepemilikan lainnya yang mendasari terjadinya
selisih transaksi restrukturisasi entitas sepengendali kepihak lain yang tidak sepengendali,
maka saldo selisih transaksi restrukturisasi entitas sepengendali diakui sebagai laba atau
rugi yang direalisasi.
c. Piutang usaha dan piutang lain-lain
Piutang usaha dan piutang lain-lain disajikan sebesar jumlah bersih setelah dikurangi dengan
penyisihan piutang ragu-ragu, jika ada, berdasarkan penelaahan kolektibilitas saldo piutang
pada akhir tahun. Piutang dihapuskan pada saat piutang tersebut tidak tertagih.
d. Transaksi dengan pihak –pihak berelasi
Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas yang menyiapkan
laporan keuangannya (dalam pernyataan ini dirujuk sebagai entitas pelapor)
 Orang atau anggota keluarga terdekat yang mempunyai relasi dengan entitas pelapor
jika orang tersebut :
1. memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor ;
2. memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor ; atau
3. personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor.

Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut :
1. Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya
entitas induk , entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain).
13
11
PT. HANSON INTERNATIONAL Tbk dan ENTITAS ANAK
Untuk Periode Yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan 2010
Dan Tahun-tahun Yang Berakhir pada 31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah)
2. Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau
entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok
usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya).
3. Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.
4. Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah
entitas asosiasi dari entitas ketiga.
5. Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari
salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika
entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka
entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor.
Semua transaksi yang dilakukan dengan pihak-pihak berelasi baik yang dilakukan dengan
kondisi dan persyaratan dengan pihak ketiga maupun tidak akan diungkapkan pada laporan
keuangan konsolidasi.
e. Persediaan
Persediaan dinyatakan dengan nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai
bersih yang dapat direalisasi. Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode
rata-rata tertimbang.
Harga perolehan barang jadi terdiri dari biaya bahan baku, tenaga kerja serta alokasi biaya
overhead yang secara langsung dapat dihubungkan dengan pembuatan produk, baik yang
bersifat tetap maupun variabel. Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga penjualan dalam
kegiatan usaha normal dikurangi dengan estimasi biaya penyelesaian dan beban penjualan.
f.
Biaya dibayar dimuka
Biaya dibayar di muka dibebankan pada operasi selama masa manfaat biaya yang
bersangkutan dengan menggunakan metode garis lurus.
g. Penyertaan dalam bentuk saham
Penyertaan dalam bentuk saham dengan kepemilikan 20% tetapi tidak lebih dari 50% dicatat
dengan menggunakan metode ekuitas (equity method). Dengan metode ini, penyertaan
dinyatakan sebesar biaya perolehan dan ditambah/dikurangi dengan bagian Perusahaan
atas laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi sesuai dengan jumlah persentase
kepemilikan dan dikurangi dengan penerimaan dividen, sejak tanggal perolehannya.
Pernyataan dengan persentase kepemilikan di bawah 20% dicatat dengan metode biaya,
yaitu sebesar biaya perolehan dikurangi dengan penyisihan penurunan nilai investasi.
h. Aset tetap
Efektif tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), “Aset
Tetap” yang menggantikan PSAK
No. 16 (1994),” Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain” dan
PSAK No. 17 (1994), “Akuntansi Penyusutan”. Berdasarkan PSAK No. 16 (Revisi 2007),
suatu entitas harus memilih antara model biaya atau model revaluasian sebagai kebijakan
atas aset tetap dan harus diterapkan secara konsisten terhadap semua aset tetap dalam
kelompok yang sama. Jika entitas telah melakukan revaluasi aset tetap sebelum penerapan
PSAK No. 16 (Revisi 2007) dan memilih untuk menggunakan model biaya sebagai kebijakan
akuntansi pengukuran aset tetapnya, maka nilai revaluasi aset tersebut dianggap sebagai
14
12
PT. HANSON INTERNATIONAL Tbk dan ENTITAS ANAK
Untuk Periode Yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan 2010
Dan Tahun-tahun Yang Berakhir pada 31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah)
biaya perolehan (deemed cost) dan biaya perolehan tersebut adalah nilai pada saat PSAK
No. 16 (Revisi 2007) diterbitkan.
Seluruh saldo selisih penilaian kembali aset tetap pada saat penerapan pertama kali PSAK
No.16 (Revisi 2007) harus direklasifikasi ke saldo laba. Perusahaan telah memilih untuk
menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya.
Sebagai tambahan, dalam PSAK No.16 (Revisi 2007), biaya perolehan aset tetap juga
meliputi estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi
aset, dimana kewajiban atas biaya tersebut timbul ketika aset tersebut diperoleh atau karena
penggunaan aset tersebut selama periode tertentu untuk tujuan selain untuk menghasilkan
persediaan. Kewajiban atas biaya ini diakui dan diukur sesuai dengan PSAK No. 57,
“Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontinjensi dan Aset Kontinjensi”.
Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method),
berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap yang bersangkutan sebagai berikut:
Tahun
Bangunan dan prasarana
20
Mesin-mesin dan peralatan
4-20
Instalasi dan perlengkapan
4-10
Kendaraan dan peralatan berat
4-8
Perabotan kantor dan pa
4-8
Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada operasi pada saat terjadinya;
pemugaran dan penambahan dalam jumlah signifikan dikapitalisasi. Aset tetap yang sudah
tidak digunakan lagi atau yang dijual, biaya perolehan dan akumulasi penyusutannya
dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan, dan laba atau rugi yang terjadi
dikreditkan atau dibebankan pada operasi yang bersangkutan.
Jumlah aset yang dapat dipulihkan kembali diestimasi pada saat terdapat kejadian atau
perubahan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatatnya mungkin tidak dapat terpulihkan.
Penurunan nilai aset diakui sebagai rugi pada laporan laba rugi. Jumlah aset yang dapat
dipulihkan kembali diukur dengan nilai yang lebih tinggi antara harga jual bersih dan nilai
pakai.
i.
Sewa pembiayaan
Transaksi sewa digolongkan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan
secara substansial seluruh risiko dan manfaat terkait dengan kepemilikan aset.
Klasifikasi sewa sebagai sewa pembiayaan sesuai dengan PSAK No. 30 (Revisi 2007) dari
situasi yang secara individual atau gabungan dalam kondisi normal adalah sebagai berikut:
1. Sewa mengalihkan kepemilikan aset kepada lessee pada akhir masa sewa;
2. Lessee mempunyai opsi untuk membeli pada harga yang cukup rendah dibandingkan
nilai wajar pada tanggal opsi mulai dapat dilaksanakan, sehingga pada sewa dapat
dipastikan bahwa opsi memang akan dilaksanakan;
3. Masa sewa adalah untuk sebagian besar umur ekonomis aset meskipun hak milik tidak
dialihkan;
15
13
PT. HANSON INTERNATIONAL Tbk dan ENTITAS ANAK
Untuk Periode Yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan 2010
Dan Tahun-tahun Yang Berakhir pada 31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah)
4. Pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran minimum secara substansial
mendekati nilai wajar aset sewaan; dan
5. Aset sewaan bersifat khusus dan di mana hanya lessee yang dapat menggunakannya
tanpa perlu modifikasi secara material.
Jika tidak, maka transaksi sewa pembiayaan dikelompokkan sebagai sewa-menyewa biasa
(operating lease). Aset sewa pembiayaan dengan hak opsi (disajikan sebagai bagian dari
akun “Aset Tetap” pada neraca) dinyatakan sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran
sewa
pembiayaan selama
masa sewa pembiayaan ditambah nilai sisa (harga opsi)
yang harus dibayar pada akhir masa sewa pembiayaan. Penyusutan dihitung dengan
menggunakan metode dan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama dengan jenis aset
tetap yang bersangkutan.
Laba atau rugi yang terjadi akibat transaksi penjualan dan penyewaan kembali (“sale-andleaseback”) ditangguhkan dan diamortisasi berdasarkan sisa masa manfaat aset sewa
pembiayaan yang bersangkutan dengan menggunakan metode garis lurus.
j.
Restrukturisasi Hutang Bermasalah
Selisih lebih nilai tercatat pinjaman (termasuk bunga, denda yang berhubungan) di atas
jumlah pembayaran kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru hutang dalam
restrukturisasi hutang bermasalah langsung diakui sebagai keuntungan hasil restrukturisasi.
Setelah restrukturisasi, jumlah pembayaran kas masa depan yang ditetapkan dalam
persyaratan baru dikurangkan dari nilai tercatat hutang dan tidak ada beban bunga yang
diakui hingga jatuh tempo hutang tersebut.
Jika nilai tercatat pinjaman kurang dari jumlah pembayaran kas masa depan yang ditetapkan
dalam persyaratan baru hutang dalam restrukturisasi hutang bermasalah maka tidak ada
keuntungan ataupun kerugian hasil restrukturisasi yang diakui. Setelah restrukturisasi, beban
bunga dihitung dengan menggunakan tingkat bunga efektif konstan dikalikan dengan nilai
tercatat hutang pada awal setiap periode sampai dengan jatuh temponya.
k. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pendapatan
Pendapatan mencakup penerimaan dari pemberian jasa penambangan, jasa konstruksi
pertambangan dimana penagihannya berdasarkan biaya aktual ditambah margin keuntungan
tertentu , penerimaan dari jasa-jasa lainnya yang diberikan kepada pelanggan. Pendapatan
diakui pada saat jasa diberikan.
Pendapatan bunga
Pendapatan bunga diakrual berdasarkan waktu terjadinya dengan acuan jumlah pokok
terhutang dan tingkat bunga yang sesuai.
Beban
Beban diakui pada saat terjadinya.
l.
Imbalan kerja
Berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2004), “Imbalan Kerja”, biaya imbalan pasca masa kerja
berdasarkan Undang-undang Tenaga Kerja No. 13 ditentukan dengan menggunakan metode
perhitungan aktuarial projected unit credit. Keuntungan dan kerugian aktuarial diakui sebagai
16
14
PT. HANSON INTERNATIONAL Tbk dan ENTITAS ANAK
Untuk Periode Yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan 2010
Dan Tahun-tahun Yang Berakhir pada 31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah)
penghasilan atau beban apabila akumulasi bersih keuntungan dan kerugian aktuarial yang
belum diakui untuk setiap program pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi jumlah
10% nilai kini dari kewajiban imbalan pasti pada tanggal tersebut dan selama rata-rata masa
kerja karyawan dengan menggunakan metode garis lurus. Selanjutnya, biaya jasa lalu yang
timbul akibat perubahan kewajiban imbalan kerja dari program sebelumnya harus
diamortisasi sampai imbalan kerja tersebut telah menjadi hak karyawan.
m. Transaksi dan saldo dalam mata uang asing
Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi
dilakukan. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing
disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut dan laba atau rugi
selisih kurs yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada operasi tahun berjalan.
Mata Uang
Per 30 September 2011, 31 Desember 2010 dan 2009, Perusahaan menggunakan mata
uang USD dengan kurs Rp 8.823, Rp 8.991 dan Rp 9.400.
Transksi dalam mata uang lainnya dinilai tidak signifikan.
n. Pajak penghasilan
Beban pajak tahun berjalan dihitung berdasarkan estimasi pendapatan kena pajak tahun
bersangkutan. Penghasilan atau beban pajak tangguhan dihitung sesuai dengan PSAK No.
46, “Akuntansi Pajak Penghasilan”.
Metode pajak penghasilan tangguhan diterapkan untuk mencerminkan pengaruh pajak atas
beda temporer antara pelaporan komersial dan pajak serta akumulasi kompensasi rugi fiskal
yang diestimasi dapat dipulihkan.
Koreksi terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak diterima
atau pada saat keputusan atas keberatan telah ditetapkan jika Perusahaan mengajukan
keberatan.
o. Laba (rugi) bersih per saham dasar
Sesuai dengan PSAK No. 56, “Laba Per Saham (LPS), laba (rugi) bersih per saham dasar
dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih tahun berjalan dengan jumlah rata-rata
tertimbang saham biasa yang beredar selama tahun bersangkutan. Jumlah rata-rata
tertimbang saham yang beredar adalah sejumlah 5.214,4 juta saham pada tahun 2011 dan
2010.
p. Informasi segmen
Informasi segmen disajikan menurut ketentuan PSAK No. 5 (Revisi 2000), ”Akuntansi
Segmen” dengan mengadopsi segmen usaha sebagai bentuk pelaporan segmen primer dan
segmen geografis berdasarkan lokasi aset sebagai bentuk pelaporan segmen sekunder.
17
15
PT. HANSON INTERNATIONAL Tbk dan ENTITAS ANAK
Untuk Periode Yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan 2010
Dan Tahun-tahun Yang Berakhir pada 31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah)
q. Penggunaan Estimasi
Penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
mengharuskan manajemen membuat
estimasi-estimasi dan asumsi-asumsi yang
mempengaruhi angka yang disajikan dalam laporan keuangan. Karena adanya
ketidakpastian yang melekat dalam pembuatan estimasi, hasil aktual yang disajikan di masa
yang akan datang mungkin berdasarkan jumlah yang berbeda dengan estimasi tersebut.
r.
Instrumen Derivatif
Sebagai bagian dari manajemen resiko keuangan, Perusahaan melakukan kontrak opsi
dengan tujuan melindungi nilai atas harga minyak dengan pihak luar. Kontrak-kontrak
tersebut merupakan instrumen derivatif.
Perusahaan menerapkan PSAK No. 55 (revisi 1999), "Akuntansi Instrumen Derivatif dan
Aktivitas Lindung Nilai", dalam membukukan transaksi derivatif. PSAK No.55 mensyaratkan
kriteria tertentu supaya instrumen derivatif dapat dicatat sebagai suatu lindung nilai.
Perubahan nilai wajar derivatif yang tidak memenuhi kriteria sebagai lindungh nilai diakui
dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun berjalan. Perubahan nilai wajar derivatif yang
memenuhi kriteria sebagai lindung nilai secara garis besar dicatat sesuai dengan perlakukan
atas derivatif yang menjadi obyek lindung nilai tersebut.
Mulai 1 januari 2010, Perusahaan menerapkan PSAK No 55 (Revisi 2006), "Instrumen
Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran.
18
16
PT. HANSON INTERNATIONAL Tbk dan ENTITAS ANAK
Untuk Periode Yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan 2010
Dan Tahun-tahun Yang Berakhir pada 31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah)
3. KAS DAN BANK
Akun ini terdiri dari :
30-Sep-11
Kas
Rupiah
Jumlah Kas
Bank
Dalam Rupiah
PT Bank Syariah Mandiri A/C no 0000.157.250
PT Bank Syariah Mandiri A/C No 057.009.6106
PT Bank Central Asia Tbk
PT Bank Syariah Mandiri Rek. 009-022-5651
PT Bank Syariah Mandiri A/C No. 057.002.2120
PT Bank Syariah Mandiri a/c no 0090.191.681
PT Bank Mandiri Rek. 121-00-0424593-6
PT Bank Syariah Mandiri Rek. 009-024-7032
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Ganesha
PT CIMB Niaga Syariah Rek. 502-01-00098-00-5
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Bank Syariah Mandiri ac No 281.000.7168
PT CIMB Niaga
PT Bank Panin Indonesia Tbk
Jumlah Bank
Dalam USD
PT Bank Windu
Jumlah Kas dan Bank
31 Des 2009
-
971,017,460
971,017,460
724,295,701
724,295,701
17,889,065,134
16,228,656
8,468,930
5,142,678
6,530,664
2,226,465
1,315,520
1,094,112
1,230,228
47,914,131
1,016,000
988,858
1,312,596
17,982,533,972
333,441
4,308,789
3,607,758
1,315,520
1,319,112
1,304,990
4,919,368
1,179,000
18,287,978
693,441
1,669,112
1,668,616
1,431,000
595,752
6,057,921
17,469,716
18,971,021,148
742,583,679
6,057,921
Tidak terdapat saldo kas dan setara kas kepada pihak –pihak berelasi.
19
17
31 Des 2010
-
PT. HANSON INTERNATIONAL Tbk dan ENTITAS ANAK
Untuk Periode Yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan 2010
Dan Tahun-tahun Yang Berakhir pada 31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah)
4. PIUTANG USAHA
Akun ini terdiri dari :
30-Sep-11
31 Des 10
31 Des 09
Berdasarkan Pelanggan
Pihak Ketiga :
Suite Atomatic Logan Enterprice Co. Ltd
PT Citra Secta Putra
Inter Atlantic Merchant.Ltd
PT Mitra Pertiwi
PT Pertamina (Persero)
Exxon
PT Permata Loka Pala
Kondur Petroleum S.A
Lain-lain
Jumlah Piutang Usaha
6,741,732,291
43,903,248,000
3,150,000,000
2,296,469,741
711,114,735
700,000,000
626,725,353
1,081,142,521
59,210,432,641
31,908,339,720
6,372,670,292
1,820,189,360
40,101,199,372
-
Berdasarkan Umur :
1 s/d 30 hari
31 s/d 60 hari
61 s/d 90 hari
> 120 hari
Jumlah
Penyisihan piutang ragu-ragu
Jumlah Piutang Usaha - bersih
1,081,142,521
43,903,248,000
1,081,142,521
13,144,899,599
59,210,432,641
59,210,432,641
8,192,859,652
31,908,339,720
40,101,199,372
40,101,199,372
-
44,984,390,521
14,226,042,120
59,210,432,641
31,908,339,720
8,192,859,652
40,101,199,372
59,210,432,641
40,101,199,372
-
Berdasarkan Mata uang
USD
Rupiah
Jumlah
Penyisihan piutang ragu-ragu
Jumlah Piutang Usaha - bersih
Berdasarkan hasil penelahaan terhadap piutang usaha pada akhir periode, manajemen
Perusahaan berkeyakinan bahwa seluruh piutang usaha dapat tertagih sehingga Perusahaan
tidak membentuk penyisihan piutang tak tertagih. Sebagian piutang usaha dijadikan jaminan
atas hutang bank.
18
20
PT. HANSON INTERNATIONAL Tbk dan ENTITAS ANAK
Untuk Periode Yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan 2010
Dan Tahun-tahun Yang Berakhir pada 31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah)
5. PIUTANG PIHAK BERELASI
Akun ini terdiri dari :
Tn. Nardi Atmaja
PT Taloca Corporation
Jumlah
30-Sep-11
31 Des 10
31 Des 09
965,333,000
965,333,000
905,333,000
905,333,000
439,181,906
439,181,906
6. PIUTANG LAIN-LAIN
Akun ini merupakan piutang pinjaman kepada karyawan yang belum dibayar pada anak
perusahaan per 30 September 2011 , 31 Desember 2010 dan 31 Desember 2009 terdiri dari
Rp 42.215.000, Rp 37.875.000 dan nihil.
7. PERSEDIAAN
Akun ini terdiri dari :
Bahan Baku
Barang Jadi
Jumlah Persediaan
30-Sep-11
31 Des 10
4,765,340,120
10,861,059,109
15,626,399,229
9,722,074,022
1,711,910,725
11,433,984,747
31 Des 09
-
8. PAJAK DIBAYAR DIMUKA
Akun ini terdiri dari :
30-Sep-11
PPN masukan
Jumlah Pajak dibayar dimuka
287,610,860
287,610,860
19
21
31 Des 10
211,159,635
211,159,635
31 Des 09
137,610,635
137,610,635
PT. HANSON INTERNATIONAL Tbk dan ENTITAS ANAK
Untuk Periode Yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan 2010
Dan Tahun-tahun Yang Berakhir pada 31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah)
9. UANG MUKA
Jumlah tersebut merupakan saldo uang muka per 30 September 2011, 31 Desember 2010
dan 2009 yang terdiri dari :
30-Sep-11
Inter Atlantic Merchant Ltd
Lain-lain
Jumlah Uang Muka
31 Des 10
1,332,853,578
1,332,853,578
31 Des 09
193,800,350
193,800,350
-
-
10. SIFAT DAN TRANSAKSI HUBUNGAN PIHAK BERELASI
Sifat dan transaksi hubungan pihak berelasi pada tanggal 30 September 2011, 31 Desember
2010 dan 31 Desember 2009 adalah PT Apinus Rama dan PT De Petroleum Indonesia.
Sifat dan transaksi hubungan pihak berelasi pada tanggal-tanggal 30 September 2011, 31
Desember 2010 dan 31 Desember 2009 adalah sebagai berikut:
a. PT Kencanaraya Nusasemesta, PT Taloca Corporation dan PT Ciptawira Binamandiri
adalah pemegang saham Perusahaan.
b. Perusahaan yang pemegang sahamnya sama dengan pemegang saham utama
Perusahaan yaitu PT Ciptawira Binamandiri dan PT Pondok Solo Permai.
c. Perusahaan yang sebagian pengurus atau manajemen sama dengan Perusahaan yaitu
PT Ciptawira Binamandiri, PT Mayer Crocodile Indonesia, PT Pondok Solo Permai dan
PT Kencanaraya Nusasemesta
11. AKTIVA TETAP
S a ld o Aw a l
Rp
B ia ya P e ro le h a n
P e m ilik a n L a n g s u n g
Tanah
B angunan
M e s in d a n P e ra la ta n P ro ye k
M e s in d a n P e ra la ta n P a b rik
P e ra la ta n B e n g k e l
K e n d a ra a n d a n P e ra la ta n B e ra t
P e ra b o ta n K a n to r d a n P a b rik
J u m la h
A k tiva D a la m P e n ye le s a ia n
M e s in d a n P e ra la ta n P ro ye k
J u m la h B ia ya P e ro le h a n
A k u m u la s i P e n yu s u ta n
P e m ilik a n L a n g s u n g
B angunan
M e s in d a n P e ra la ta n P ro ye k
M e s in d a n P e ra la ta n P a b rik
P e ra la ta n B e n g k e l
K e n d a ra a n d a n P e ra la ta n B e ra t
P e ra b o ta n K a n to r d a n P a b rik
J u m la h
J u m la h T e rc a ta t
P enam bahan
Rp
1 0 ,7 3 8 ,7 1 0 ,0 0 0
3 9 ,6 4 3 ,8 7 0 ,0 0 0
3 5 ,4 7 4 ,1 5 8 ,0 0 0
6 ,0 7 2 ,6 0 6 ,7 7 5
7 0 1 ,6 8 0 ,0 0 0
7 ,0 9 4 ,5 8 6 ,0 0 0
2 ,3 9 1 ,0 3 9 ,6 0 0
1 0 2 ,1 1 6 ,6 5 0 ,3 7 5
--
------3 ,2 5 0 ,0 0 0
3 ,2 5 0 ,0 0 0
1 5 ,0 9 9 ,1 7 7 ,9 7 3
3 0 -S e p -1 1
P e n g u ra n g a n
Rp
R e k la s ifik a s i
Rp
--------
S a ld o Ak h ir
Rp
-3 1 ,1 5 2 ,1 3 2 ,3 4 4
4 5 ,8 4 6 ,0 0 0 ,0 0 0
1 8 ,6 7 4 ,8 0 0 ,0 0 0
-3 6 7 ,2 5 6 ,0 0 0
5 2 1 ,2 1 3 ,5 0 0
9 6 ,5 6 1 ,4 0 1 ,8 4 4
1 0 ,7 3 8 ,7 1 0 ,0 0 0
7 0 ,7 9 6 ,0 0 2 ,3 4 4
8 1 ,3 2 0 ,1 5 8 ,0 0 0
2 4 ,7 4 7 ,4 0 6 ,7 7 5
7 0 1 ,6 8 0 ,0 0 0
7 ,4 6 1 ,8 4 2 ,0 0 0
2 ,9 1 5 ,5 0 3 ,1 0 0
1 9 8 ,6 8 1 ,3 0 2 ,2 1 9
--
--
1 5 ,0 9 9 ,1 7 7 ,9 7 3
1 0 2 ,1 1 6 ,6 5 0 ,3 7 5
1 5 ,1 0 2 ,4 2 7 ,9 7 3
-
9 6 ,5 6 1 ,4 0 1 ,8 4 4
2 1 3 ,7 8 0 ,4 8 0 ,1 9 2
3 ,7 3 7 ,9 0 5 ,0 0 0
8 ,9 2 1 ,6 9 9 ,0 4 2
4 ,2 3 5 ,9 9 8 ,7 2 3
8 7 ,7 1 0 ,0 0 0
4 ,4 9 2 ,3 1 5 ,1 6 7
1 ,3 7 0 ,7 4 8 ,8 0 1
1 ,3 8 0 ,4 9 8 ,4 0 4
2 ,9 8 1 ,2 3 4 ,8 7 5
6 2 6 ,3 3 1 ,4 6 5
4 3 ,8 5 5 ,0 0 0
6 9 3 ,6 8 7 ,5 0 0
3 1 3 ,0 2 2 ,0 3 4
-------
8 ,7 6 1 ,5 3 7 ,2 2 1
1 7 ,0 7 3 ,6 3 8 ,0 3 8
7 ,0 0 3 ,0 5 0 ,0 0 0
-3 6 7 ,2 5 6 ,0 0 0
--
1 3 ,8 7 9 ,9 4 0 ,6 2 5
2 8 ,9 7 6 ,5 7 1 ,9 5 5
1 1 ,8 6 5 ,3 8 0 ,1 8 8
1 3 1 ,5 6 5 ,0 0 0
5 ,5 5 3 ,2 5 8 ,6 6 7
1 ,6 8 3 ,7 7 0 ,8 3 5
2 2 ,8 4 6 ,3 7 6 ,7 3 3
6 ,0 3 8 ,6 2 9 ,2 7 8
-
3 3 ,2 0 5 ,4 8 1 ,2 5 9
7 9 ,2 7 0 ,2 7 3 ,6 4 2
6 2 ,0 9 0 ,4 8 7 ,2 7 0
1 5 1 ,6 8 9 ,9 9 2 ,9 2 2
22
20
PT. HANSON INTERNATIONAL Tbk dan ENTITAS ANAK
Untuk Periode Yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan 2010
Dan Tahun-tahun Yang Berakhir pada 31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah)
11. AKTIVA TETAP – LANJUTAN
Saldo Awal
Rp
Biaya Perolehan
Pem ilikan Langsung
Tanah
Bangunan
Mesin dan Peralatan Proyek
Mesin dan Peralatan Pabrik
Peralatan Bengkel
Kendaraan dan Peralatan Berat
Perabotan Kantor dan Pabrik
Jum lah
Akum ulasi Penyusutan
Pem ilikan Langsung
Bangunan
Mesin dan Peralatan Proyek
Mesin dan Peralatan Pabrik
Peralatan Bengkel
Kendaraan dan Peralatan Berat
Perabotan Kantor dan Pabrik
6,754,320,000
27,424,700,000
35,474,158,000
6,072,606,775
-7,094,586,000
2,391,039,600
13,757,611,290
71,453,799,085
S ald o Aw al
Rp
Jum lah
A kum ulasi P enyusutan
P em ilikan Langsung
K endaraan dan P eralatan B erat
P erabotan K antor dan P abrik
Jum lah
Ju m lah Tercatat
16,905,240,000
1,755,711,500
4,487,429,292
3,590,829,126
-3,104,940,167
818,701,205
Jum lah Tercatat
B iaya P erolehan
P em ilikan Langsung
K endaraan dan P eralatan B erat
P erabotan K antor dan P abrik
3,984,390,000
12,219,170,000
--701,680,000
---
85,211,410,375
Jum lah
31 Desem ber 2010
Pengurangan
Rp
Penam bahan
Rp
1,982,193,500
4,434,269,750
645,169,597
87,710,000
1,387,375,000
554,041,646
9,090,759,493
Reklasifikasi
Rp
Saldo Akhir
Rp
--------
--------
-
-
-----1,994,050
-------
1,994,050
--
10,738,710,000
39,643,870,000
35,474,158,000
6,072,606,775
701,680,000
7,094,586,000
2,391,039,600
102,116,650,375
3,737,905,000
8,921,699,042
4,235,998,723
87,710,000
4,492,315,167
1,370,748,801
22,846,376,733
79,270,273,642
31 D esem b er 2009
P en g u ran g an
Rp
P en am b ah an
Rp
626,586,000
27,844,600
654,430,600
626,586,000
2,685,690
S ald o Akh ir
Rp
---
---
---
-
--
--
---
---
--
--
-6,961,140
629,271,690
R eklasifikasi
Rp
6,961,140
25,158,910
626,586,000
27,844,600
654,430,600
626,586,000
9,646,830
636,232,830
18,197,770
Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut :
30-Sep
2011
Rp
30-Sep
2010
Rp
Beban Usaha (Lihat Catatan 24)
6,038,629,278
5,042,210,676
Jumlah
6,038,629,278
5,042,210,676
Aset tetap digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diperoleh dari PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk (lihat Catatan 13).
23
21
PT. HANSON INTERNATIONAL Tbk dan ENTITAS ANAK
Untuk Periode Yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan 2010
Dan Tahun-tahun Yang Berakhir pada 31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah)
11. AKTIVA TETAP – LANJUTAN
Pada tahun 2010, seluruh aset tetap tidak diasuransikan dari risiko kerugian atas kebakaran
dan risiko lainnya.
Berdasarkan analisa manajemen Perusahaan, bahwa tidak terdapat kejadian-kejadian atau
perubahan-perubahan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aset pada tanggaltanggal 30 September 2011, 31 Desember 2010 dan 31 Desember 2009.
12. HUTANG USAHA
Akun ini terdiri dari :
30-Sep-11
31 Des 10
PT Qiam Perkasa
1,987,743,841
4,137,743,843
-
Konsorsium PT Adhi Barata
320,478,242
2,308,222,083
2,958,068,996
7,095,812,839
-
Jumlah Hutang Usaha
31 Des 09
-
13. HUTANG BANK
30-Sep-11
31 Des 10
31 Des 09
Perusahaan
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Dolar AS
No. rekening 115.018.000.028.5
102,244,524,490
102,978,377,612
106,471,019,480
No. rekening 115.010.000.012.6
6,127,722,609
6,191,567,001
6,427,020,828
No. rekening 115.010.000.076.1
7,766,055,156
7,567,410,218
7,498,017,818
31,480,322,750
29,280,632,980
26,350,389,818
Rupiah
No. rekening 115.018.900.073.2
Perusahaan anak
1,995,884,480
2,195,884,481
-
PT Bank Syariah Mandiri - KI 2389
720,000,000
720,000,000
-
PT Bank Syariah Mandiri - KI 2390
900,000,000
900,000,000
-
1,125,000,000
-
-
152,359,509,484
149,833,872,292
PT Bank Syariah Mandiri - KI 2389
28,067,169,888
28,067,169,888
-
PT Bank Syariah Mandiri - KI 2390
35,275,000,000
35,275,000,000
-
114,047,521,011
-
Jumlah Hutang Bank Jangka Panjang
177,389,690,899
63,342,169,888
-
Jumlah Hutang Bank
329,749,200,383
213,176,042,180
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Bank Syariah Mandiri
Jumlah Hutang Bank Jangka Pendek
146,746,447,944
Pinjaman jangka panjang setelah dikurangi bagian
yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun :
PT Bank Syariah Mandiri
24
22
146,746,447,944
PT. HANSON INTERNATIONAL Tbk dan ENTITAS ANAK
Untuk Periode Yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan 2010
Dan Tahun-tahun Yang Berakhir pada 31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah)
13. HUTANG BANK – LANJUTAN
Perusahaan
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (“Bank Mandiri“)
Perusahaan memperoleh fasilitas kredit modal kerja valuta asing dari Bank Mandiri yang
digunakan untuk pembiayaan modal kerja usaha sehubungan pabrik pakaian jadi yang
berlokasi di Tambun, Bekasi, Jawa Barat. Pinjaman ini dijamin dengan piutang usaha,
persediaan, mesin-mesin dan peralatan, tanah, bangunan dan prasarana Perusahaan di
Bekasi serta saham tertentu (lihat Catatan 14 dan 22). Jaminan ini sudah dijual untuk
melunasi sebagian hutangnya di Bank Mandiri. Fasilitas ini dikenakan bunga 10% per tahun.
Fasilitas ini telah jatuh tempo pada tanggal 30 Juni 1999. Pada tanggal 27 Desember 1999,
fasilitas kredit ini telah direstrukturisasi dengan jumlah maksimum AS$ 8.985.000 dan telah
jatuh tempo pada tanggal 30 Juni 2000 dan diperpanjang lagi menjadi tanggal 23 Desember
2008.
Perusahaan sedang melakukan negosiasi dengan Bank Mandiri atas keseluruhan hutangnya
yang telah jatuh tempo. Berdasarkan lampiran surat jawaban konfirmasi Bank Mandiri No.
TFS.SAM/LC II.125/2010 tanggal 23 Desember 2010, pada tanggal 30 September 2011,
posisi hutang pokok Perusahaan yang telah jatuh tempo termasuk hutang tunggakan bunga,
denda dan ongkosnya masing-masing sebesar AS$ 11,588,408.08 (No. rekening
115.018.000.028.5), AS$ 694,516.59 (No. rekening 115.010.000.012.6), AS$ 880,205.73 (No.
rekening 115.010.000.076.1) dan Rp 31.480322,75 (No. rekening 115.018.900.073.2).
Sesuai dengan surat PT Hanson International Tbk No. 115/HI-T/XI/2007 tanggal 1
November 2007 dan No. 118/HI-T/XI/2007 tanggal 15 November 2007, manajemen
Perusahaan meminta klarifikasi data pendukung yang menjadi dasar timbulnya hutang PT
Hanson International Tbk kepada
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Sampai dengan tanggal laporan auditor independen, belum ada hasil kesepakatan antara
Perusahaan dan Bank Mandiri, namun manajemen tetap berupaya untuk melakukan
negosiasi.
Perusahaan anak
PT APINUS RAMA
Sesuai dengan Addendum VII (Ketujuh) Perjanjian Kredit Modal Kerja Nomor
JCCO.IV/098/PK-KMK/2005 tanggal 30 September 2010, Perusahaan telah mendapatkan
persetujuan perubahan dan/atau tambahan fasilitas Kredit Modal Kerja dari PT Bank Mandiri
(Persero), Tbk. Perubahan dan/atau tambahan fasilitas kredit tersebut adalah sebagai
berikut :




Jangka waktu : 9 (sembilan) bulan terhitung sejak tanggal 10 Juni 2010 sampai dengan
09 Maret 2011.
Biaya Administrasi : Rp 1.500.000 (satu juta lima ratus ribu rupiah).
Denda : Atas pelunasan dipercepat, diperkenankan tanpa dikenakan denda / penalti.
Agunan kredit non fixed assets :
Persediaan barang dagangan, baik yang sekarang ada maupun yang akan ada
dikemudian hari, yang telah diikat secara Fidusia berdasarkan Sertifikat Jaminan Fidusia
25
23
PT. HANSON INTERNATIONAL Tbk dan ENTITAS ANAK
Untuk Periode Yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan 2010
Dan Tahun-tahun Yang Berakhir pada 31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah)
13. HUTANG BANK – LANJUTAN
Nomor W7-012214 HT.04.06.TH.2008/STD tanggal 17 September 2008, dengan nilai
penjaminan sebesar Rp 850.765.375.
Piutang dagang, baik yang sekarang ada maupun yang akan ada dikemudian hari, yang
telah diikat secara Fidusia berdasarkan Sertifikat Jaminan Fidusia Nomor W7-003381
HT.04.06.TH.2005/STD tanggal 13 April 2005, dengan nilai penjaminan sebesar Rp
1.700.000.000 yang selanjutnya ditingkatkan dengan nilai penjaminan menjadi sebesar Rp
2.600.000.000
berdasarkan
Perubahan
Jaminan
Fidusia
Nomor
W71194.HT.04.07.TH.2008/P tanggal 17 September 2008.
Sesuai
dengan
Surat
Penawaran
Persetujuan
Kredit
(SPPK)
Nomor
SBDC.JTH.TS4/SPPK/102/2009 tanggal 26 Februari 2009, Perseroan telah mendapatkan
persetujuan perpanjangan fasilitas kredit dari PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk, dengan
ketentuan dan persyaratan sebagai berikut :








Limit kredit : Rp 2.200.000.000 (dua milyar dua ratus juta rupiah).
Jenis kredit : KMK / Revolving Transaksional (Non Rekening Koran).
Jangka waktu : 1 (satu) tahun sejak tanggal 10 Maret 2009 sampai dengan 09 Maret
2010.
Tujuan Penggunaan : Modal Kerja Kontraktor untuk Sektor Telekomunikasi.
Suku Bunga : 15 % per tahun dibayar efektif setiap bulan dan dapat berubah sewaktuwaktu sesuai ketentuan yang berlaku di PT. Bank Mandiri (Persero), perubahan tersebut
mengikat debitur maupun penjamin cukup dengan cara pemberitahuan secara tertulis
kepada debitur.
Provisi : 1 (satu) % per tahun dari tambahan kredit diperhitungkan dengan jangka waktu
kredit dan harus dibayar paling lambat pada saat penandatanganan Add. Perjanjian
Kredit.
Denda : 2 (dua) % per tahun diatas suku bunga kredit yang berlaku untuk setiap
keterlambatan pembayaran bunga.
Biaya Administrasi : Rp 1.000.000 (satu juta rupiah).
PT. Bank Syariah Mandiri
Sesuai dengan Surat Penegasan Persetujuan Peninjauan Kembali Keputusan Pembiayaan
(PKKP) No. 11/070-3/SP3/DKI tanggal 3 November 2009, Perseroan telah mendapatkan
persetujuan penjadwalan kembali fasilitas pembiayaan investasi dan modal kerja dari PT.
Bank Syariah Mandiri, dengan persyaratan dan kondisi sebagai berikut :
Fasilitas I :
Jenis Pembiayaan
Tujuan Penggunaan
Limit Pembiayaan
Jangka Waktu
Biaya Administrasi
Biaya Keterlambatan
: Al Murabahah
: Modal Kerja
: Rp 29.447.169.000
: 60 bulan
: Rp 294.4716.900
: 0,00069 x per hari dari jumlah kewajiban yang tertunda
Fasilitas II :
Jenis Pembiayaan
Tujuan Penggunaan
: Al Murabahah
: Investasi dan Modal Kerja Pabrik Tabung Gas LPG 3 Kg
26
24
PT. HANSON INTERNATIONAL Tbk dan ENTITAS ANAK
Untuk Periode Yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan 2010
Dan Tahun-tahun Yang Berakhir pada 31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah)
13. HUTANG BANK – LANJUTAN
Limit Pembiayaan
Jangka Waktu
Biaya Administrasi
Biaya Keterlambatan
: Rp 37.000.000.000
: 60 bulan
: Rp 370.000.000
: 0,00069 x per hari dari jumlah kewajiban yang tertunda
PT DE PETROLEUM INTERNATIONAL
PT. De Petroleum International mendapatkan pinjaman dari PT. Bank Syariah Mandiri
(Persero), Tbk, sesuai dengan Surat Penegasan Persetujuan Pembiayaan No.
6/134/SP3/DPK2 tanggal 14 Oktober 2004, dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut :
a. Limit Pembiayaan : Rp. 75.000.000.000,- (Tujuh puluh lima miliar rupiah)
b. Jenis Fasilitas
: Pembiayaan Al-Murabahah
c. Tujuan Penggunaan : Pembelian equipment pengolahan sludge oil, 2 unit oil barge dan 1
unit tugboat, pengadaan sarana dan prasarana pendukung (Sludge
Pit 1,3 Ha beton, 15 unit storage sludge dan 2 unit excavator)
d. Jangka Waktu
: 48 bulan termasuk di dalamnya grace periode 6 bulan
e. Margin Bank
: Margin setara 15% dengan ceiling price setara dengan 18% yang
bersifat
f. Biaya-biaya
: Biaya administrasi 1%
Biaya administrasi keterlambatan 0,00069 x total kewajiban
tertunggak per hari
g.Jaminan
Jaminan Utama
: 1. Equipment pengolahan sludge oil
2. 2 unit oil barge dan 1 unit Tugboat
3. Sarana dan prasarana pendukung (sludge pit 1,3 Ha beton, 15
unit storage sludge tank dan 2 unit excavator
Jaminan
: 1 unit apartemen
Jaminan utama dan tambahan diikat secara notarial sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku serta diasuransikan
dengan Banker’s Clause untuk kepentingan PT. Bank syariah
Mandiri minimal sebesar nilai wajar jaminan yang insurable. Biayabiaya yang timbul sehubungan dengan penyerahan jaminan dan
penutupan asuransi menjadi beban Perseroan.
Selanjutnya sesuai dengan akad restrukturisasi dalam akte No. 19 tanggal 31 Oktober 2005
dengan Notaris Efran Yuniarto, SH disebutkan bahwa jangka waktu diperpanjang sampai
dengan 20 Oktober 2011 dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Limit pembiayaan pokok Rp 68.146.133.001 margin Rp 27.532.045.982
b. Biaya restrukturisasi sebesar 8,77% dari baki debet pokok pembiayaan atau
Rp 17.929.247.593 dibayar saat terjadi penjualam asset perusahaan dan maksimal pada
saat berakhirnya pembiayaan.
Perusahaan memiliki hutang pembiayaan Al-Murabahah sesuai dengan Surat Rencana Jual
Beli Saham dan Penetapan Jadwal Angsuran Pembiayaan dengan No. 12/1682-3/DRS
tanggal 22 Desember 2010, hutang pembiayaan Al-Murabahah masing-masing dengan
outstanding pokok sebesar Rp 64.809.485.884 outstanding margin sebesar
Rp
25.839.455.005
dan
biaya
restrukturisasi
sebesar
Rp
31.123.580.124
per 31 Desember 2010.
27
25
PT. HANSON INTERNATIONAL Tbk dan ENTITAS ANAK
Untuk Periode Yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan 2010
Dan Tahun-tahun Yang Berakhir pada 31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah)
14. HUTANG PAJAK
Jumlah tersebut merupakan saldo hutang pajak per 30 September 2011 dan 31 Desember
2010 dan 2009, yang terdiri dari :
30-Sep-11
31 Des 2010
31 Des 2009
Pajak Penghasilan
Pasal 29
Pasal 23
Pasal 21
115,278,099
20,490,816
--
115,278,099
-20,276,200
--83,500
Jumlah
135,768,915
135,554,299
83,500
15. HUTANG PIHAK KETIGA
Jumlah tersebut merupakan saldo hutang pihak ketiga per 30 September 2011 dan 31
Desember 2010 dan 2009 yang terdiri dari :
30-Sep-11
PT Primamandiri Wahana Lestari
PT Usahaprima Bhakti Putera
R/K Associates
Jumlah hutang pihak ketiga
20,000,000,000
14,316,000,000
34,316,000,000
31 Des 2010
10,805,912,046
10,805,912,046
31 Des 2009
-
-
Pada tanggal 21 Mei 2010 PT Hanson International Tbk membeli saham PT Apinus Rama
dari Tuan Ir. Sufrancis sebanyak 9.700 lembar saham, dengan harga Rp 1.000.000/lembar
saham, melalui "Loan Agreement" dengan RK Associaties, yang berkedudukan di New Delhi
- India. PT Hanson International Tbk mengeluarkan Promissory Note (Surat Promes) yang
dibeli oleh RK Associates, dengan nominal Rp 10.454.470.000, tanggal terbit 08 Juni 2010,
jatuh tempo 07 Juni 2011, tingkat suku bunga 6%, dengan total jatuh tempo sebesar
Rp.11.081.738.200 dan telah dilunasi pada tanggal 7 Juni 2011.
Pada tanggal 30 Juni 2011 PT Hanson International Tbk membeli saham PT De Petroleum
International dari PT Usahaprima Bhakti Putera sebanyak 75.000 lembar saham senilai Rp
14.316.000.000 . PT Hanson International Tbk mengeluarkan Promissory Note (Surat
Promes) yang dibeli oleh PT Usahaprima Bhakti Putera, dengan nominal Rp 14.316.000.000,
tanggal terbit 30 Juni 2011, jatuh tempo 36 bulan, tingkat suku bunga 2%
28
26
PT. HANSON INTERNATIONAL Tbk dan ENTITAS ANAK
Untuk Periode Yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan 2010
Dan Tahun-tahun Yang Berakhir pada 31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah)
16. BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR
Jumlah tersebut merupakan saldo biaya masih harus dibayar per 30 September 2011 dan 31
Desember 2010 dan 2009, yang terdiri dari :
30-Sep-11
PKKP PT Bank Syariah Mandiri
31 Des 2009
3,428,601,912
1,142,867,304
288,756,768
108,283,788
-
44,494,387
290,000,000
331,369,745
3,761,853,067
1,541,151,092
331,369,745
Margin Pembiayaan PT Bank Syariah Mandiri
Lain-lain
Jumlah Biaya Masih Harus Dibayar
31 Des 2010
-
17. KEPENTINGAN NON PENGENDALI
Hak Minoritas atas aset bersih dan atas rugi (laba) anak perusahaan :
30-Sep-11
Kepentingan Non Pengendali atas Aset Bersih
PT Apinus Rama
PT De Petroleum International
Jumlah
Kepentingan Non Pengendali atas Rugi (Laba)
PT Apinus Rama
PT De Petroleum International
Jumlah
31 Des 2010
300,000,000
50,000,000,000
50,300,000,000
750,023,871
750,023,871
30-Sep-11
30-Sep-10
27,167,335
470,967,042
498,134,376
4,709,150
4,709,150
18. PENDAPATAN YANG DITANGGUHKAN
30-Sep-11
Pendapatan yang ditangguhkan
Jumlah
31 Des 2010
-
31 Des 2009
12,254,909,410
12,254,909,410
Harga perolehan saham PT Apinus Rama adalah Rp 10.454.470.000, sedangkan nilai buku
saham pada saat akuisisi adalah sebesar Rp. 22.709.379.410,- sehingga Perseroan
memperoleh keuntungan sebesar Rp 12.254.909.410 yang akan dibukukan oleh Perusahaan
pada periode berjalan.
29
27
-
PT. HANSON INTERNATIONAL Tbk dan ENTITAS ANAK
Untuk Periode Yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan 2010
Dan Tahun-tahun Yang Berakhir pada 31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah)
19. MODAL SAHAM
Berdasarkan laporan dari PT Ficomindo Buana Registar, Biro Administrasi Efek dan
PT tanggal-tanggal 30 September 2011, 31 Desember 2010, dan 31 Desember 2009 adalah
sebagai berikut:
Jum lah
Saham
Pem egang Saham
30 Septem ber 2011
Persentase
Pem ilikan
%
Jum lah M odal
Disetor
Rp
Saham Seri A Nom inal Rp 500 per saham
Masyarakat (m asing-m asing di bawah 5% )
700,700,000
100
350,350,000,000
Jum lah Saham Seri A
700,700,000
100
350,350,000,000
Saham Seri B Nom inal Rp 125 per saham
Lily Soem antri
Nathaniel Tanaya
Masyarakat (m asing-m asing di bawah 5% )
120,000,000
61,000,000
939,995,000
10.70
5.44
83.85
15,000,000,000
7,625,000,000
117,499,375,000
Jum lah Saham Seri B
1,120,995,000
100
140,124,375,000
Saham Seri C Nom inal Rp 110 per saham
Budi Darm awan
Jones Djatisasm ito
PT AJ. Adisarana W anaartha
Masyarakat (m asing-m asing di bawah 5% )
527,966,500
400,000,000
901,000,000
2,684,738,664
10.13
7.67
17.28
64.92
58,076,315,000
44,000,000,000
99,110,000,000
295,321,253,040
Jum lah Saham Seri C
4,513,705,164
100.0
496,507,568,040
Jum lah
Saham
Pem egang Saham
31 Desem ber 2010
Persentase
Pem ilikan
%
Jum lah M odal
Disetor
Rp
Saham Seri A Nom inal Rp 500 per saham
Masyarakat (m asing-m asing di bawah 5% )
700,700,000
100
350,350,000,000
Jum lah Saham Seri A
700,700,000
100
350,350,000,000
Saham Seri B Nom inal Rp 125 per saham
Lily Soem antri
Nathaniel Tanaya
Masyarakat (m asing-m asing di bawah 5% )
120,000,000
61,000,000
939,995,000
10.70
5.44
83.85
15,000,000,000
7,625,000,000
117,499,375,000
Jum lah Saham Seri B
1,120,995,000
100
140,124,375,000
Saham Seri C Nom inal Rp 110 per saham
Jones Djatisasm ito
PT AJ. Adisarana W anaartha
Masyarakat (m asing-m asing di bawah 5% )
400,000,000
502,500,000
3,611,205,164
8.86
11.13
80.01
44,000,000,000
55,275,000,000
397,232,568,040
Jum lah Saham Seri C
4,513,705,164
100
496,507,568,040
30
28
PT. HANSON INTERNATIONAL Tbk dan ENTITAS ANAK
Untuk Periode Yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan 2010
Dan Tahun-tahun Yang Berakhir pada 31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah)
31 Desem ber 2009
Persentase
Pem ilikan
%
Jum lah
Saham
Pem egang Saham
Saham Seri A Nom inal Rp 500 per saham
Big Tim e Veblurer
PT Taloca Corporation
Key W ork Universal Ltd
Valley View Holding Ltd
Masyarakat (m asing-m asing di bawah 5% )
228,763,000
200,000,000
170,107,000
62,314,500
39,515,500
Jum lah Saham Seri A
700,700,000
Saham Seri B Nom inal Rp 125 per saham
Lily Soem antri
Nathaniel Tanaya
Masyarakat (m asing-m asing di bawah 5% )
32.65
28.54
24.28
8.89
5.64
100
Jum lah M odal
Disetor
Rp
114,381,500,000
100,000,000,000
85,053,500,000
31,157,250,000
19,757,750,000
350,350,000,000
120,000,000
99,292,500
901,702,500
10.70
8.86
80.44
15,000,000,000
12,411,562,500
112,712,812,500
Jum lah Saham Seri B
1,120,995,000
100
140,124,375,000
Saham Seri C Nom inal Rp 110 per saham
Ferry Sudjono
PT Kencana Raya Nusa Sem esta
Dr. Claudia Jonathan
Raden Sarjono
Bernardi
Maya Hartono
Masyarakat (m asing-m asing di bawah 5% )
800,000,000
658,000,000
260,310,000
258,000,000
256,410,000
243,458,000
2,037,527,164
17.72
14.58
5.77
5.72
5.68
5.39
45.14
88,000,000,000
72,380,000,000
28,634,100,000
28,380,000,000
28,205,100,000
26,780,380,000
224,127,988,040
Jum lah Saham Seri C
4,513,705,164
100
496,507,568,040
20. TAMBAHAN MODAL DISETOR
Akun ini terdiri dari :
Agio Saham Perusahaan
Penawaran Umum Perdana
Penawaran Umum Terbatas I
Jumlah
Pembagian Saham Bonus Tahun 1992
Pembagian Saham Bonus Tahun 1998
Biaya Emisi Saham Penawaran Umum
Terbatas II
Jumlah Tambahan Modal Disetor
31
29
30-Sep-11
31 Des 10
31 Des 09
8,900,000,000
314,160,000,000
323,060,000,000
(7,700,000,000)
(242,550,000,000)
8,900,000,000
314,160,000,000
323,060,000,000
(7,700,000,000)
(242,550,000,000)
8,900,000,000
314,160,000,000
323,060,000,000
(7,700,000,000)
(242,550,000,000)
(1,469,320,564)
71,340,679,436
(1,469,320,564)
71,340,679,436
(1,469,320,564)
71,340,679,436
PT. HANSON INTERNATIONAL Tbk dan ENTITAS ANAK
Untuk Periode Yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan 2010
Dan Tahun-tahun Yang Berakhir pada 31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah)
21. SELISIH NILAI TRANSAKSI RETRUKTURISASI ENTITAS SEPENGENDALI
Harga perolehan saham PT De Petroleum International adalah Rp 14.316.000.000,
sedangkan nilai buku saham pada saat akuisisi adalah sebesar Rp 5.241.401.713 sehingga
Perseroan memperoleh kerugian sebesar Rp 9.074.598.287.
22. PENDAPATAN
Rincian pendapatan adalah sebagai berikut:
30-Sep-11
Penjualan Tabung Gas LPG 3 Kg
Penjualan Scrap Baja SG295/SPHC
Jasa Makloon Metal Forming
Konstruksi
Tank Cleaning
Recovery Oil
Lain
Jumlah
30-Sep-10
15,140,502,746
540,130,320
2,134,024,000
2,050,000,000
2,149,250,000
2,509,702,350
38,565,121,387
59,309,301,200
2,204,616,010
-
63,088,730,803
61,513,917,210
-
23. BEBAN POKOK PENDAPATAN
Rincian Beban Pokok Pendapatan adalah sebagai berikut:
30-Sep-11
Tabung gas LPG
Plaat Coil Body Tabung (SG 259)
Neckring + Valve
Plaat Baja Handguard+Footring (SPHC)
Painting
Upah Langsung
Welding
Sand Blast
Blanking
Annealing
Drawing
Beban Transportasi
K3 dan PD
Sub jumlah
Metal forming
Welding
Upah Langsung
Blanking
Sand Blast
Drawing
Annealing
Sub jumlah
32
30
30-Sep-10
5,324,583,009
2,054,522,400
1,399,835,250
450,691,875
438,859,920
367,698,150
70,792,128
69,183,216
48,267,360
41,831,712
37,548,168
2,654,705
10,306,467,893
26,201,175,000
9,388,281,250
5,843,491,875
2,393,845,525
2,016,505,300
1,816,576,650
313,448,520
306,324,690
213,714,900
185,219,580
185,217,245
11,754,320
48,875,554,855
620,966,000
276,373,600
129,440,800
99,704,400
97,955,200
68,218,800
1,292,658,800
-
-
PT. HANSON INTERNATIONAL Tbk dan ENTITAS ANAK
Untuk Periode Yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan 2010
Dan Tahun-tahun Yang Berakhir pada 31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah)
23. BEBAN POKOK PENDAPATAN LANJUTAN
30-Sep-11
Konstruksi
Biaya material
Biaya upah langsung
Sub jumlah
30-Sep-10
607,500,000
202,500,000
810,000,000
Tank Cleaning
Jumlah Beban Pokok Pendapatan
-
-
2,284,878,996
-
14,694,005,689
48,875,554,855
30-Sep-11
30-Sep-10
24. BEBAN USAHA
Rincian beban usaha adalah sebagai berikut:
6,038,629,278
2,238,312,486
796,251,666
625,000,000
171,710,897
117,154,887.00
85,711,490
36,997,880
22,977,700
26,246,808
-
Penyusutan (Catatan 12)
Gaji, upah dan tunjangan
Sewa kantor
Jasa tenaga ahli
Pos, telegram, internet dan telepon
Transportasi Kantor
Konsumsi
Alat tulis kantor
Beban Pajak PPh Pasal 21
Beban pajak dan denda
Administrasi saham
Keperluan kantor
Listrik, air dan gas
Perijinan dan legalitas
RUPS
Lain-lain
-
166,187,375.00
10,325,180,466
33
31
5,042,210,676
2,876,054,290
3,300,000
787,500,000
2,331,005
209,151,315
82,110,156
20,078,820
35,855,329
521,054,581
117,427,036
2,250,000
184,076,845
79,490,000
10,000,000
167,426,563
10,140,316,616
PT. HANSON INTERNATIONAL Tbk dan ENTITAS ANAK
Untuk Periode Yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan 2010
Dan Tahun-tahun Yang Berakhir pada 31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah)
25. PAJAK PENGHASILAN
Rekonsiliasi antara laba(rugi) sebelum manfaat (beban) pajak penghasilan menurut laporan
laba rugi dengan taksiran laba (rugi) dengan taksiran laba (rugi) fiskal untuk tahun yang
berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut :
30-S ep -11
P erusahaan
Laba ( rugi) sebelum beban pajak
penghasilan m enurut laporan laba rugi
Taksiran pajak penghasilan A nak perusahaan
H ak m inoritas atas laba anak perusahaan
R ugi penjualan anak perusahaan
Laba ( rugi) sebelum beban pajak penghasilan
B eda tetap
P endapatan bunga
B eban pajak
B eban gaji
R epresentasi dan sum bangan
Jum lah
30-S ep -10
38,892,603,067
(303,563,000)
(498,134,376)
38,090,905,691
(16,382,159)
22,977,700
6,595,541
Laba (R ugi) F iskal
K om pensasi rugi fiskal
Tahun 2009
Tahun 2008
Tahun 2007
Tahun 2006
Tahun 2005
A kum ulasi rugi fiskal
38,097,501,232
13,963,024,392
(25,773,456,550)
(33,683,713,346)
(5,720,708,800)
(2,651,877,205)
(15,769,230,277)
3,746,469,629
(52,323,886)
(4,709,150)
3,689,436,593
-
3,689,436,593
13,963,024,392
(25,773,456,550)
(33,683,713,346)
(5,720,708,800)
(2,651,877,205)
(50,177,294,916)
Perusahaan tidak menghitung pajak penghasilan badan untuk tahun 2010 dan 2009, karena
secara fiscal, Perusahaan mengalami akumulasi kerugian fiscal.
26. LABA PER SAHAM
Laba (Rugi) bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih dengan
rata-rata tertimbang jumlah saham Seri A dan Seri C yang beredar pada tahun :
30-Sep-11
30-Sep-10
Laba Komprehensif bersih tersedia
Rata-rata tertimbang jumlah saham
Seri A dan Seri C (dalam jutaan lembar saham)
50,345,815,102
3,689,436,593
5,214.40
5,214.40
Laba Komprehensif Bersih per Saham Dasar
10
1
Saham seri B tidak termasuk dalam perhitungan jumlah rata-rata tertimbang saham beredar,
karena pemegang saham seri B mempunyai keistimewaan terlebih dahulu dalam deviden.
Pada tahun 2010 dan 2008, Perusahaan tidak menghitung laba (rugi) per saham dilusian,
karena Perusahaan tidak mempunyai efek berpotensi saham berseri A dan seri C yang
bersifat dilutif.
34
32
PT. HANSON INTERNATIONAL Tbk dan ENTITAS ANAK
Untuk Periode Yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan 2010
Dan Tahun-tahun Yang Berakhir pada 31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah)
27. KELANGSUNGAN USAHA DAN RENCANA MANAJEMEN
Rincian Ditempatkan dan Disetor Penuh :
30-Sep-11
Modal ditempatkan dan Disetor Penuh
Saham Seri A
Saham Seri C
Saham Seri B
Tambahan modal disetor
Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali
Defisit
31 Des 2010
31 Des 2009
350,350,000,000
496,507,568,040
140,124,375,000
71,340,679,436
(9,074,598,287)
(1,120,520,491,186)
(71,272,466,997)
350,350,000,000
496,507,568,040
140,124,375,000
71,340,679,436
(1,170,866,306,288)
(112,543,683,812)
350,350,000,000
496,507,568,040
140,124,375,000
71,340,679,436
(1,204,499,475,433)
(146,176,852,957)
-105.88%
-110.63%
-113.81%
Pada periode enam bulan dan tahun yang berakhir pada tanggal 30 September 2011, 31
Desemeber 2010 dan 2009 Perusahaan mengalami defisit masing-masing sebesar Rp
1,120,520,491,997 dan Rp 1,170,866,306,288 dan Rp 1,204,499,475,433 atau 105,88%,
110,63% dan 113,81% dari modal ditempatkan dan disetor penuh yang mengakibatkan
defisiensi
ekuitas
Perusahaan
menjadi
masing-masing
sebesar
Rp 71.272.466.997, Rp 111.793.659.941 dan Rp 146.176.852.957.
Sebagaimana ketentuan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No 21 (Reformat
2007), “Akuntansi Ekuitas”, apabila Perusahaan mencapai akumulasi kerugian sebesar tujuh
puluh lima persen (75%) dari modal, penjelasan bahwa demi hokum PT tersebut bubar,
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan, selama Undang-Undang yang terkait
masih berlaku.”
Menanggpi kondisi ini, manajemen perusahaan telah menerapkan dan/atau berencana untuk
melaksanakan hal-hal berikut :
a. Berusaha mencari jalan keluar untuk menyelesaikan kewajiban Perusahaan kepada PT
Bank Mandiri (Persero) Tbk dengan cara apapun yang dianggap perlu dan baik oleh
Perusahaan.
b. Perusahaan akan meningkatkan kapasitas prosuksi Anak Perusahaan dalam
memproduksi Tabung Gas LPG 3 Kg yang dibarengi dengan usaha Perusahaan untuk
bias mendapatkan tender tester/repair tabung LPG 3 kg yang akan direkondisi karena
rusak/aus dan tender pengadaan Tabung LPG 3 Kg dari PT Pertamina, dimana pada
kwartal I tahun 2011. Pertamina telah merencanakan akan menyelenggarakan tender
pengadaan tabung LPG 3 kg dan tender tester/repair tabung LPG 3 Kg, disamping untuk
memenuhi tender produksi yang sudah didapatkan.
c.
Pada tanggal 16 September 2010 Perusahaan telah mengadakan kesepahaman dengan
Jinchuan Group (Republik Rakyat Cina) sebuah Perusahaan pertambangan, untuk
secara berkesinambungan melakukan komunikasi dan pertukaran informasi dalam
rangka pembahasan kerjasama bilateral antar kedua perusahaan dalam usaha
mengembangkan potensi sumber daya pertambangan nikel dan tembaga. Perusahaan
bersama Jin Chuan Group telah mengirimkan timnya untuk menjajagi kelayakan
penambangan dan pengolahan nikel di Sulawesi dan Papua.
35
33
PT. HANSON INTERNATIONAL Tbk dan ENTITAS ANAK
Untuk Periode Yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan 2010
Dan Tahun-tahun Yang Berakhir pada 31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah)
28. KEWAJIBAN KONTINJENSI
Berdasarkan
penetapan
Ketua
Pengadilan
Negeri
Purwakarta
No.
05/Pen.EksL/1996/PN.PWK tanggal 14 Juli 1996, tentang PT Yusung Meyer Textile,
perusahaan asosiasi, memperoleh surat sita eksekusi No. WB.DY.HT.02.02.585/96 tanggal
22 Juli 1996 atas tanah dan bangunan berikut mesin mesin yang berada diatas tanah
tersebut, karena perusahaan asosiasi menunggak pembayaran pinjaman berikut bunganya
kepada PT Bank International Indonesia Tbk, PT Bank Utama dan PT Bank Pan Indonesia
Tbk. Berdasarkan Akta No. 47 tanggal 8 Maret 1993 dari Moendjiati Soegito, SH, notaries di
Jakarta, Perusahaan mengikat diri sebagai penjamin atas kewajiban PT Yusung Meyer
Textile untuk sejumlah 40% dari seluruh jumlah terhutang dan wajib dibayar oleh perusahaan
asosiasi tersebut kepada pihak bank. Sampai dengan tanggal laporan auditor independen,
jumlah kewajiban yang harus dipenuhi Perusahaan atas kejadian tersebut belum dapat
ditentukan secara layak.
29. ASET DAN LIABILITAS MONETER DALAM MATA UANG ASING
Pada tanggal 30 September 2011, 31 Desember 2010 dan 2009, Perusahaan mempunyai
aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing sebagai berikut:
30 September 2011
Mata Uang
Ekuivalen
Asing
Rp
Aset
Kas dan Setara Kas
Piutang Usaha
USD
USD
1,980.02
5,098,536.84
-3,548,920
45,001,860,237
Jumlah
Liabilitas
Hutang Bank
17,469,716
44,984,390,521
31 Desember 2010
Mata Uang
Ekuivalen
Asing
Rp
USD
13,163,130.71
116,138,302,254
-31,908,339,720
1 Januari 2010/31 Desember 2009
Mata Uang
Ekuivalen
Asing
Rp
---
---
31,908,339,720
13,020,763
117,069,683,909
-12,806,920
120,396,058,126
Jumlah
116,138,302,254
117,069,683,909
120,396,058,126
Jumlah Liabilitas Bersih
(71,136,442,017)
(85,161,344,189)
(120,396,058,126)
30. STANDAR AKUNTANSI PROSPEKTIF
Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia juga telah mengeluarkan
revisi atas beberapa standar akuntansi yang mungkin akan berdampak pada laporan
keuangan Perseroan dan anak perusahaan, yang berlaku untuk periode laporan keuangan
yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012 sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
PSAK 10 (revisi 2010) - Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing
PSAK 18 (revisi 2010) - Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya
PSAK 24 (revisi 2010) - Imbalan kerja
PSAK 34 (revisi 2010) - Akuntansi Kontrak Konstruksi
PSAK 45 (revisi 2010) - Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba
36
34
PT. HANSON INTERNATIONAL Tbk dan ENTITAS ANAK
Untuk Periode Yang berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan 2010
Dan Tahun-tahun Yang Berakhir pada 31 Desember 2010 dan 2009
(Dinyatakan dalam Rupiah)
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.
s.
PSAK 46 (revisi 2010) - Akuntansi Pajak Penghasilan
PSAK 50 (revisi 2010) - Instrumen Keuangan: Penyajian
PSAK 53 (revisi 2010) - Pembayaran Berbasis Saham
PSAK 60 (revisi 2010) - Instrumen Keuangan: Pengungkapan
PSAK 61 - Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah
PSAK62 - Kontrak Asuransi
PSAK 63 - (revisi 2010) - Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi
PSAK 64 - Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral
ISAK 13 - Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri
ISAK 15 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya
ISAK 16 - Perjanjian Konsensi Jasa
ISAK 18 - Bantuan Pemerintah – Tidak Ada Relasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi
ISAK 19- Penerapan Pendekatan Penyajian dalam PSAK 63 : Pelaporan Keuangan
dalam Ekonomi Hiperinflasi
ISAK 20 - Pajak Penghasilan - Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para
Pemegang Sahamnya.
Perusahaan dan entitas anak sedang mengevaluasi dampak dari penerapan revisi standar ini
terhadap laporan keuangan konsolidasian
31. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan Laporan
konsolidasian interim yang diselesaikan pada tanggal 31 Oktober 2011.
37
35
keuangan
Download