1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN SOSIAL PADA LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PUBLIK DI INDONESIA Fadlian Lazuardi Mulyono Mahasiswa Universitas Gunadarma, Depok Email : [email protected] ABSTRAK Keberadaan perusahaan dalam masyarakat dapat memberikan aspek yang positif dan negatif. Di satu sisi perusahaan menyediakan barang dan jasa yang diperlukan oleh masyarakat, namun di sisi lain tidak jarang masyarakat mendapatkan dampak buruk dari aktivitas bisnis perusahaan. Polusi lingkungan, produk yang membahayakan kesehatan, eksploitasi tenaga kerja, dan penggunaan energi yang tidak efisien merupakan contoh bentuk negatif yang ditimbulkan oleh perusahaan. Penelitian mengenai pengungkapan sosial dalam laporan tahunan perusahaan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya merupakan hal yang penting dilakukan untuk mengetahui bagaimana perusahaan m enyikapi persoalan-persoalan tersebut dan apa yang memotivasi perusahaan untuk melakukan pengungkapan sosial. Kata kunci : luas pengungkapan sosial, profile perusahaan, umur perusahaan, ukuran dewan komisaris, kepemilikan saham publik. 1. PENDAHULUAN CSR adalah basis teori tentang perlunya sebuah perusahaan membangun hubungan harmonis dengan masyarakat tempatan. Secara teoretik, CSR dapat didefinisikan sebagai tanggung jawab moral suatu perusahaan terhadap para strategic stakeholders, terutama komunitas atau masyarakat disekitar wilayah kerja dan o p e r a s i n y a . C S R m e m an d a n g perusahaan sebagai agen moral. Dengan atau tanpa aturan hukum, sebuah perusahaan harus menjunjung tinggi moralitas. Parameter keberhasilan suatu perusahaan dalam sudut pandang CSR adalah pengedepankan prinsip moral dan etis, yakni menggapai suatu hasil terbaik, tanpa merugikan kelompok masyarakat lainnya. Sesungguhnya substansi keberadaan CSR adalah dalam rangka memperkuat keberlanjutan perusahaan itu sendiri dengan jalan membangun kerjasama antar stakeholder yang difasilitasi perusahaan tersebut dengan menyusun program-program pengembangan masyarakat sekitarnya. Atau dalam pengertian kemampuan perusahaan untuk dapat beradaptasi Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma 2 dengan lingkungannya, komunitas dan stakeholder yang terkait dengannya, baik lokal, nasional, maupun global. Karenanya pengembangan CSR ke depan seyogianya mengacu pada konsep pembangunan yang berkelanjutan. Prinsip keberlanjutan mengedepankan pertumbuhan, khususnya bagi masyarakat miskin dalam mengelola lingkungannya dan kemampuan institusinya dalam mengelola pembangunan, serta strateginya adalah kemampuan untuk mengintegrasikan dimensi ekonomi, ekologi, dan sosial yang menghargai kemajemukan ekologi dan sosial budaya. Kemudian dalam proses pengembangannya tiga stakeholder inti diharapkan mendukung penuh, di antarany a adalah; perusahaan, pemerintah dan masyarakat. CSR sebagai sebuah gagasan, perusahaan tidak lagi dihadapkan pada single botto m line , yaitu nilai perusahaan (corporate value) yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya (financial) saja. Tapi tanggung jawab perusahaan harus berpijak pada triple bottom lines. Di sini bottom lines lainnya selain finansial juga adalah sosial dan lingkungan. Karena kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh secara berkelanjutan (sustainable ). Keberlanjutan perusahaan hanya akan t e r j a mi n a p a b i l a , p er u s a h a a n memperhatikan dimensi sosial dan lingkungan hidup. Sudah menjadi fakta bagaimana resistensi masyarakat sekitar, di berbagai tempat dan waktu muncul ke permukaan terhadap perusahaan yang dianggap tidak memperhatikan aspek-aspek sosial, ekonomi dan lingkungan hidupnya. 2. LANDASAN TEORI Pengungkapan Sosial (Corporate Social Responsibility) Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang sering juga disebut sebagai social disclosure, corporate social reporting, social accounting, atau corporate social responsibility merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok khusus yang berkepentingan dan terhadap masyarakat secara keseluruhan (Sembiring, 2005). Pratiwi dan Dj am hu ri ( 2 00 4) meng ar ti ka n pengungkapan sosial sebagai suatu tanggung jawab yang berpijak pada pelaporan atau penyampaian informasi kepada stakeholders mengenai segala aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan lingkungan sosialnya. Hasil penelitian di berbagai negara membuktikan, bahwa laporan tahunan (annual report) merupakan media yang tepat untuk menyampaikan tanggung jawab sosial perusahaan. Kebutuhan akan pengungkapan sosial didasari oleh beberapa alasan yaitu: - Pengakuan keberadaan perusahaan oleh masyarakat. Pengakuan tersebut berupa kepercayaan masyarakat misalnya untuk membeli produk perusahaan atau untuk menanamkan modal dalam Perusahaan seharusnya mengakui lingkungannya. Ramanathan (1976) pentingnya mengantisipasi opini dalam Puspitaningrum (2004) Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma publik atas masalah sosial. mengemukakan tiga tujuan dari Ada beberapa faktor yang pengungkapan sosial, yaitu: 3 operasi perusahaan sebagai imbalannya, perusahaan memiliki tanggung jawab untuk melaporkan apa saja yang diperbuatnya atas kepercayaan tersebut. - Pemahaman adanya kontrak antara perusahaan dan negara. - Terkait dengan hirarki kebutuhan M as l o w , b a h w a k eb u t u h a n mempunyai fungsi dari pencapaian tingkat ekonomi. Organisasi menyerupai individu dalam perkembangan dan pertumbuhannya sehingga ketika kebutuhan dasar telah terpenuhi, organisasi mencoba memenuhi kebutuhan sosial dan pengakuan diri yang lebih tinggi. - mempengaruhi terwujudnya pengungkapan sosial, yaitu: - Peraturan pemerintah, apakah melalui proses legalisasi melalui parlemen ataupun dalam bentuk p er at u r a n y a n g d i t e t a p k a n merupakan suatu hal yang sifatnya memaksa sehingga mau tak mau perusahaan harus mengikutinya. - Penerapan standar pelaporan dan pengungkapan khususnya di bidang informasi meng enai tanggung jawab sosial perusahaan oleh berbagai badan pembuat standar akuntansi di berbagai negara telah meningkatkan social disclosure. - Adanya tekanan dari interest group, diantaranya persatuan dagang dan serikat pekerja. - Kesadaran perusahaan berdasarkan perspektif ekonomi politik perusahaan akan bersikap proaktif untuk merumuskan pandangannya mengenai konstituen sosial dan politiknya dengan harapan perusahaan akan memperoleh image positif politiknya. Pengungkapan sosial yang dilakukan oleh perusahaan umumnya bersifat voluntary, unaudit dan unregulated. Tujuan Pengungkapan Sosial Pertanggungjawaban sosial timbul jika organisasi memiliki kesadaran bahwa mereka memiliki kewajiban untuk melakukan pertanggungjawaban terhadap - Mengidentifikasi dan mengukur kontribusi sosial perusahaan tiap periode, yang tidak hanya berupa internalisasi sosial cost dan social benefit, tetapi juga pengaruh eksternalitas tersebut terhadap kelompok sosial yang berbeda. - Untuk membantu menentukan apakah strategi dan praktek perusahaan secara langsung memengaruhi sumber daya dan status kekuatan dari individu, masyarakat, kelompok sosial, dan generasi yang konsisten dengan prioritas sosial di satu sisi dengan aspirasi individu di pihak lain. - Untuk menyediakan secara optimal informasi-informasi yang relevan dengan unsur-unsur sosial dalam tujuan, kebijakan, program, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma 4 kinerja, dan sumbangan perusahaan terhadap tujuan sosial. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma 5 Tema Pengungkapan Sosial Glaoutier (dalam Utomo, 2000) pengungkapan informasi akuntansi menyebutkan tema-tema yang termasuk dalam wacana akuntansi pertanggungjawaban sosial adalah: - Kemasyarakatan Tema ini mencakup aktivitas kemasyarakatan yang diikuti oleh perusahaan, misalnya aktivitas yang terkait dengan kesehatan, p en d i d i k a n d a n s e n i , s e r t a pengungkapan aktivitas kemasyarakatan lainnya. - Ketenagakerjaan Tema ini meliputi dampak aktivitas perusahaan pada orang-orang dalam perusahaan tersebut. Aktiv itas ters ebut melip uti rekruitmen, program pelatihan, gaji dan tunjangan, mutasi dan promosi lainnya. - Produk dan Konsumen Tema in i melib at k an as pe k kualitatif suatu produk atau jasa, antara lain kegunaan, durability, kepuasan pelanggan, kejujuran dalam iklan, kejelasan atau kelengkapan isi pada kemasan dan lainnya. - Lingkungan hidup Tema ini meliputi aspek lingkungan dari proses produksi, yang meliputi pengendalian polusi dalam menjalankan operasi bisnis, p en c e g ah a n d an p e r b ai k a n kerusakan lingkungan akibat pemrosesan sumber daya alam dan konversi sumber daya alam. Teori Pengungkapan Sosial Gray et. al., (1995) merangkum berbagai teori yang dipergunakan oleh peneliti untuk menjelaskan kecenderungan pengungkapan sosial dalam tiga kelompok utama, yaitu: - Decision Usefulness Studies Sebagian dari studi-studi yang dilakukan oleh para peneliti yang mengemukakan teori ini menemukan bukti bahwa informasi sosial dibutuhkan oleh para users. Para analis, banker dan pihak lain yang dilibatkan dalam penelitian tersebut diminta melakukan pemeringkatan terhadap informasi akuntansi. Informasi akuntansi tersebut tidak terbatas pada informasi akuntansi tradisional yang telah dikenal selama ini, namun juga merupakan informasi lain yang relatif baru dalam wacana akuntansi. Mereka menempatkan informasi aktivitas sosial perusahaan pada posisi yang moderately important. - Economic Theory Studies Studi tentang teori ekonomi dalam corporate responsibility reporting ini mendasarkan diri pada economic agency theory . Penggunaan agency theory menganalogikan manajemen adalah agen dari suatu prinsipal. Lazimnya, prinsipal diartikan sebagai pemegang saham atau traditional users lain. Namun, pengertian prinsipal tersebut meluas menjadi seluruh interest group perusahaan yang bersangkutan. Sebagai agen, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma 6 manajemen akan berupaya mengoperasikan perusahaan sesuai dengan keinginan publik (stakeholder). - Social and Political Theory Studies Studi di bidang ini menggunakan teori stakeholders, teori legitimasi organisasi dan teori ekonomi p olitik. Teor i st ak eho lde rs mengasumsikan bahwa eksistensi perusahaan ditentukan oleh para stakeholders. Perusahaan berusaha mencari pembenaran dari para stakeholders dalam menjalankan operasi perusahaannya. Semakin kuat posisi stakeholders, semakin besar pula kecenderungan perusahan mengadaptasi diri Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 393 perusahaan go public di Indonesia yang telah menerbitkan laporan tahunan 2007 berdasarkan data yang diambil dari situs BEI, yaitu www.idx.co.id. Populasi dibagi menjadi 2 kelompok yaitu Perusahaan High Profile yang berjumlah 202 dan Perusahaan Low Profile berjumlah berjumlah 191. Sampel bejumlah 80 yang diperoleh dengan menggunakan stratified terhadap keinginan stakeholders-nya. para Hipotesis Penelitian - H1 : Profil perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan sosial - H2 : Umur perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan sosial - H 3 : Ukuran dewan komisaris perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan sosial - H4 : Kepemilikan saham perusahaan publik berpengaruh terhadap pengungkapan sosial 3. METODOLOGI PENELITIAN random sampling per sektor industri. Jumlah sampel minimal ditentukan dengan menggunakan rumus Yamane (1973) dalam Mardiyah (2002) sebagai berikut: n = N = 393 = 80 Nd2 + 1 (393 x 0.12)+1 Dimana : n = jumlah sampel 1 = angka konstanta N = ukuran populasi d = presisi yang ditetapkan 393 Perusahaan Publik n = (202 / 393 ) * 80 = 41 202 Perusahaan high profile n = (191 / 393) *80 = 39 191 Perusahaan low profile Gambar 1 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma http://gundarma.ac.id 7 Ilustrasi Pengambilan Sampel Kemudian, jumlah total sampel dialokasikan per sektor industri dengan ketentuan sebagai berikut: ni = Ni x n = 80 x n N393 dimana: ni = ukuran sampel yang harus diambil dari strata Ni = ukuran sampel minimal n = jumlah populasi per sektor industri N = ukuran populasi Tabel 1 Operasionalisasi Variabel Nama dan Notasi Variabel Dimensi / Indikator Pengungkapan Sosial (Indeks) Jumlah Pengungkapan Profil Perusahaan (PROF) High Profile dan Low Profile Umur Perusahaan (AGE) First Issue Ukuran Dewan Komisaris (KOM) Jumlah Anggota Kepemilikan Saham oleh Publik (PUB) Jumlah saham Skala Rasio Interval Rasio Rasio Rasio 4. HASIL ANALISA No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Tabel 2 Pembagian Sampel Berdasarkan Kategori Profil Perusahaan High Profile ∑ Low Profile Sampel Agriculture, Forestry, and 2 Textille Mill Products Fishing Animal Feed and 1 Apparel and Other Textille Husbandry Products Mining and Mining Services 3 Stone, Clay, Glass, and Concrete Products Constructions 2 Cables Food and Beverages 4 Electronic and Office Equipment Tobacco Manufacturers 1 Photographic Equipment Lumber and Wood Products 1 Whole Sale and Retail Trade Paper and Allied Products 1 Banking Chemical and Allied 2 Credit Agencies Other Than Products Bank Adhesive 1 Securities Plastics and Glass Products 3 Insurance Cement 1 Real Estate and Property Metal and Allied Products 2 Holding and Other Investment Companies Fabricated Metal Products - Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma http://gundarma.ac.id ∑ Sampel 2 3 1 1 1 1 5 6 3 3 2 10 1 8 15 16 Machinery Automotive and Allied Products Pharmaceuticals Consumer Goods Transportation Services Telecommunication Hotel and Travel Services Others 4 17 18 19 20 21 22 Total Sumber data: Diolah, 2009 2 1 3 1 2 4 41 Uji Statistik Statistik Deskriptif Hasil statistik deskriptif variabel penelitian disajikan pada tabel 3. Tabel 3. Statistik Deskriptif No 1 2 3 4 Variabel Indeks AGE KOM PUB n 80 80 80 80 Min 0,05 1 2 1,00 Max 0,77 26 10 96,86 Mean 0,25 11,73 4,80 29,80 Berdasarkan hasil statistik deskriptif pada tabel 3 dengan menggunakan metode cross sectional diperoleh sebanyak 80 data sampel yang diambil dengan menggunakan teknik stratified random sampling terhadap seluruh emiten yang terdaftar di BEI pada tahun 2007. Luas pengungkapan setiap perusahaan diukur dengan menggunakan angka indeks, yaitu rasio antara total skor yang diberikan kepada sebuah perusahaan dengan skor yang diharapkan dapat diperoleh oleh perusahaan tersebut. Penentuan skor pengungkapan bersifat dikotomi, dimana item pengungkapan diberi nilai skor 1 (satu) jika diungkapkan dan d i b er i s k o r 0 ( n o l ) j i k a t i d a k 39 diungkapkan. Hasil statistik deskriptif indeks p eng un g k ap an s os ial ( I nd eks ) menunjukkan nilai minimum sebesar 5%, nilai maksimum sebesar 77%, dengan rata-rata sebesar 25%, Indeks pengungkapan tertinggi terdapat pada PT Indosat (high profile) sedangkan indeks pengungkapan minimum terdapat pada PT Duta Pertiwi (high p ro file ) . indeks terend ah pada perusahaan low profile sebesar 7% pada PT Pacific Utama dan tertinggi pada perusahaan low profile sebesar 44% pada PT Jakarata Setiabudi Internasional. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa rata-rata pengungkapan pada perusahaan di Indonesia tergolong masih relatif rendah, hal tersebut bisa diamati dari rata-rata nilai indeks yang hanya sebesar 25% dari total indeks yang diharapkan. Selain itu, dari 80 perusahaan yang diambil sebagai sampel, hanya 3 perusahaan yang melakukan pengungkapan di atas 50% dari keseluruhan item yang disyaratkan yaitu PT Astra International, PT Indosat, dan PT Wijaya Karya dimana Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma 9 ketiga perusahaan tersebut merupakan perusahaan high profile. Umur p er us ah aa n ( A GE) diukur berdasarkan selisih antara perusahaan melakukan first issue sampai dengan tahun 2007 sebagai periode penelitian. Hasil statistik deskriptif umur (AGE) menunjukkan nilai minimum sebesar 1 tahun, nilai maksimum sebesar 26 tahun, dengan rata-rata yaitu 11,73 tahun (12 tahun). Umur tertinggi terdapat pada PT Multi Bintang Indonesia (high profile), sedangkan umur termuda, yaitu 1 tahun dapat ditemukan pada PT Elnusa, PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama, PT Jasa Marga, PT Wijaya Karya dan PT Panorama Transportasi dimana kelima perusahaan tersebut merupakan perusahaan high profile. Umur terendah pada perusahaan low profile yaitu 2 tahun pada PT Indo Acidatama sedangkan umur tertinggi pada perusahaan low profile yaitu 24 tahun pada PT Panin Life dan PT Ramayana Lestari Sentosa dengan rata - rata umur perusahaan low profile yaitu 11,38 tahun (11 tahun) dan rata rata umur perusahaan high profile yaitu 11,68 (12 tahun). Hasil tersebut menunjukkan bahwa baik perusahaan high profile maupun low profile sejak berdiri sudah termotivasi untuk melakukan pengungkapan sosial walaupun masih relatif rendah. Uk ur an de w an k o mis ar is (KOM) menunjukkan jumlah anggota dewan komisaris sebagai mekanisme pengendalian intern tertinggi di dalam perusahaan. Hasil statistik deskriptif ukuran dewan komisaris menunjukkan nilai minimum sebesar 2 orang, nilai maksimum sebesar 10 orang, dengan rata-rata sebesar 4,80 (5 orang). Ukuran dewan komisaris terbanyak terdapat pada PT Astra International (high profile), sedangkan ukuran dewan komisaris minimum diantaranya terdapat pada PT Delta Dunia Petroindo (low profile) , PT Humpuss Intermoda Transportasi (high profile), PT Kresna Securities (low profile), PT Reliance Securities (low profile), dan PT Trimegah Securities (low profile). Ukuran dewan komisaris terbanyak pada perusahaan low profile yaitu 7 orang. Hasil statistik deskriptif kepemilikan saham oleh publik (PUB) menunjukkan nilai minimum sebesar 1% dan nilai maksimum sebesar 96,86%, dengan rata-rata sebesar 29,80%. Proporsi kepemilikan saham publik terbanyak terdapat pada PT Sier ad Produce ( high p rofile ) , sedangkan proporsi kepemilikan saham publik minimum dimiliki oleh PT Bank UOB Buana (low profile). proporsi kepemilikan saham publik terendah pada perusahaan high profile yaitu 4,79% pada PT SMART dan proporsi kepemilikan tertinggi pada perusahaan low profile yaitu 85,36% pada PT Metrodata Electronics. Kepemilikan saham publik menunjukkan jumlah kepemilikan saham oleh masyarakat umum yang tidak memiliki hubungan khusus atau hubungan istimewa dengan perusahaan. Semakin tinggi presentase tersebut pada umumnya mensyaratkan tuntutan yang semakin besar terhadap pertanggungjawaban sosial perusahaan, karena proporsi publik yang semakin besar dalam menentukan kebijakan perusahaan. Berdasarkan Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma 10 nilai rata-rata yang dihasilkan, secara umum dapat disimpulkan bahwa proporsi kepemilikan saham oleh publik pada perusahaan di BEI masih belum terlalu besar, yaitu hanya sebesar 29,80%. Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya kepemilikan saham perusahaan di Indonesia masih ter kons entrasi pada kelo mp ok- kelompok tertentu sehingga memiliki pola penyebaran yang relatif kecil. Hasil Uji Normalitas Pengujian normalitas dilakukan ter h ad ap n ila i U n s tan d a rd i ze d Residual menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov test dengan signifikansi sebesar 5%. Hasil pengujian disajikan pada tabel 4. Hasil Uji Asumsi Klasik Pengujian hipotesis ke-1 sampai ke-4 dilakukan dengan menggunakan uji regresi linier berganda. Tabel 4 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Unstandardiz ed Residual 80 .0000000 .11188962 .078 .077 -.078 .694 .721 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4, hasil pengujian terhadap nilai residual menghasilkan nilai Asymptotic significance > 0,05, yaitu sebesar 0,721 Berdasarkan hasil tersebut, sesuai dengan kaidah pengujian maka dapat disimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi kenormalan. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma 11 Normal P- P Plot of Re gress ion Standar dize d Residual 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 Dependent Vari abl e: I ndeks Observed Cum Prob Gambar 2 Grafik Normal Plot Hasil Uji Multikolinieritas Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji adanya korelasi antar variabel independen. Metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dengan menggunakan nilai tolerance dan VIF (variance inflation factor). Hasil uji gej ala multikolinieritas disajikan pada tabel 5. Tabel 5 Hasil Uji Multikolinieritas No Variabel Tolerance 1 PROF 0,987 2 AGE 0,994 3 KOM 0,975 4 PUB 0,985 Sumber : Data Diolah 2009 Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 5, semua variabel independen yang d igun akan mengh as ilkan nilai tolerance > 0,1 dan VIF lebih kecil VIF 1,013 1,006 1,026 1,015 dari 10. Berdasarkan hasil tersebut Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma maka dapat disimpulkan tidak terdapat gej ala multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi yang digunakan. 13 Hasil Uji Heteroskedastisitas Tabel 6 Hasil Uji Heteroskedastisitas Model Unstandardized Standardized t Sig. Coefficients Coefficients B Std. Error Beta PROF -0,009 0,026 -0,057 -0,358 0,722 AGE 0,000 0,001 0,026 0,209 0,835 KOM 0,007 0,004 0,277 1,935 0,057 PUB -0,001 0,000 -0,232 -1,879 0,064 Sumber data : Diolah, 2009 pendekatan atau analisis tabel Anova variabel dependen (absolut residual). Berdasarkan hasil Uji Glejser Berdasarkan hasil pengujian tersebut pada tabel 6, hasil regresi maka dapat disimpulkan bahwa tidak menunjukkan tidak satupun dari terdapat gej ala heteroskedastisitas variabel independen (PROF, AGE, pada model regresi yang digunakan. KOM, dan PUB) yang secara statistik berpengaruh signifikan terhadap terhadap nilai Deviation from linierity Hasil Uji Linieritas dengan signifikansi sebesar 5%. Hasil Uji Linieritas ini menggunakan pengujian disajikan pada tabel 11. Tabel 7 Uji Anova PROF ANOVA Table a Sum of Squares Indeks * PROBetween Group(Combined) .273 Within Groups 1.124 1.397 Total df 1 78 79 Mean Square F .273 18.939 .014 Sig. .000 a. With fewer than three groups, linearity measures for Indeks * PROF cannot be computed. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma http://gundarma.ac.id 14 Tabel 8 Uji Anova AGE ANOVA Table Indeks * AGE Between Groups (Combined) Linearity Deviation from Linearity Within Groups Total Sum of Squares .236 .001 .235 1.161 1.397 df Mean Square .012 .001 .013 .019 F .642 .063 .674 Sig. .858 .802 .823 Mean Square .033 .174 .013 .016 F 2.096 10.936 .833 Sig. .047 .001 .563 78 1 Mean Square .017 .003 F .517 .093 Sig. .832 .812 .018 .034 .523 .829 19 1 18 60 79 Tabel 9 Uji Anova KOM ANOVA Table Indeks * KOM Between Groups (Combined) Linearity Deviation from Linearity Within Groups Total Sum of Squares .267 .174 .093 1.130 df 8 1 7 71 1.397 79 Tabel 10 Uji Anova PUB ANOVA Table Indeks * PUB Between Groups (Combined) Linearity Deviation from Linearity Sum of Squares 1.363 .003 df Within Groups 1.360 .034 77 1 Total 1.397 79 Tabel 11 Hasil Uji Linieritas Keterangan Signifikansi Alpha Kondisi Kesimpulan Y * AGE 0,823 0,05 S>A Linier Y * KOM 0,563 0,05 S>A Linier Y * PUB 0,829 0,05 S>A Linier Berdasarkan hasil pengujian hasil tersebut, sesuai dengan kaidah pada tabel 11, hasil pengujian terhadap pengujian maka dapat disimpulkan Deviation from linierity menghasilkan bahwa model regresi berbentuk linier. nilai signifikansi > 0,05. Berdasarkan Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma http://gundarma.ac.id 15 3. Hasil Uji Hipotesis Pengujian terhadap hipotesis penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah Pengungkapan sosial oleh perusahaan dipengaruhi oleh kondisikondisi spesifik perusahaan, yaitu profil perusahaan (PROF), umur perusahaan (AGE), ukuran dewan komisaris (KOM), dan kepemilikan saham oleh publik (PUB). Pengujian dilakukan secara cross sectional menggunakan uji regresi berganda dengan α=10%. Hasil pengujian disajikan pada Tabel 12. Tabel 12 Hasil Uji Regresi Prob. F-Hitung (P) Variabel Koefisien Konstanta 0,088 0,064 7,737 PROF 0,109 0,000 AGE 0,000 0,93 5 KOM 0,023 0,002 PUB 0.000 0,860 Sumber data : Diolah, 2009 Berdasarkan hasil uji regresi pada Tabel 12, pembahasan berkaitan dengan pengujian hipotesis penelitian dijelaskan sebagai berikut: - Berdasarkan hasil uji parsial terhadap variabel profil perusahaan (PROF), diperoleh tingkat kesalahan prediksi (p) sebesar 0%. Karena tingkat kesalahan prediksi (p) lebih kecil dari α=10% maka hipotesis ke-1 didukung oleh bukti empiris sehingga hipotesis diterima. - Berdasarkan hasil uji parsial terhadap variabel umur perusahaan (AGE), tingkat kesalahan prediksi (p) sebesar 93,5%. Berdasarkan hasil tersebut, karena tingkat kesalahan prediksi (p) lebih besar dari α=10% maka hipotesis ke-2 tidak didukung oleh bukti empiris sehingga hipotesis ditolak. Prob. (P) 0,000 Adjusted R2 0,254 - Berdasarkan hasil uji parsial terhadap variabel ukuran dewan k o m i s ar i s ( K O M ) , t i n g k at kesalahan prediksi (p) sebesar 0,2%. Berdasarkan hasil tersebut, karena tingkat kesalahan prediksi (p) lebih kecil dari α=10% maka hipotesis ke-3 didukung oleh bukti em p ir is s e h i n g g a hi p o t es is diterima. - Berdasarkan hasil uji parsial terhadap variabel kepemilikan saham oleh publik (PUB), tingkat kesalahan prediksi (p) sebesar 86%. Berdasarkan hasil tersebut, karena tingkat kesalahan prediksi (p) lebih besar dari α=10% maka hipotesis ke-4 tidak didukung oleh bukti empiris sehingga hipotesis ditolak. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma http://gundarma.ac.id 16 Koefisien Determinasi (Adjusted R2) Koefisien determinasi (adjusted R 2) menunjukkan sampai seberapa besar proporsi perubahan variabel independen mampu menjelas kan varias i p er ubah an variabel dependen. Hasil pengujian pada tabel 12 menunjukkan nilai koefisien determinasi sebesar 0,254. Hasil tersebut menunjukkan bahwa proporsi variabel independen dalam menjelas ka n varias i p er ubah an variabel dependen adalah sebesar 25,4%, sedangkan sisanya sebesar 74,6% lebih dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel yang diteliti. Besarnya nilai koefisien determinasi yang diperoleh pada penelitian ini relatif rendah, yang menunjukkan bahwa masih terdapat variabel lain diluar variabel penelitian yang dapat dijadikan sebagai prediktor terhadap nilai variabel dependen. Model Regresi Yang Terbentuk Berdasarkan hasil pengujian seperti yang ditunjukkan pada Tabel 12, model regresi yang terbentuk adalah sebagai berikut: - - - IPS = 0,088 + 0,109 PROF + 0,000 AGE + 0,023 KOM + 0,000 PUB Penjelasan yang dapat diberikan berkaitan dengan model regresi yang terbentuk adalah: - Konstanta diperoleh sebesar 0,088. Hasil ini menunjukkan apabila semua variabel independen bernilai nol, maka indeks pengungkapan perusahaan akan bernilai sebesar 0,088. Konstanta bernilai positif - menunjukkan bahwa tanpa adanya faktor-faktor yang memengaruhi, maka ind eks pen gungkapan perusahaan bernilai lebih besar dari nol ata u ad a mo tiv as i y an g menyebabkan perusahaan untuk melakukan pengungkapan. Koefisien regresi profil perusahaan (PROF) diperoleh sebesar 0,109. Koefisien regresi dari variabel ini bernilai positif atau lebih besar dari nol menunjukkan bahwa perusahaan high profile memiliki kecenderungan pengungkapan yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan perusahaan low profile. Koefisien regresi umur perusahaan (AGE) diperoleh sebesar 0,000. Hasil ini menunjukkan apabila umur perusahaan naik sebesar 1 tahun, maka akan diikuti oleh kenaikan indeks pengungkapan sebesar 0%. Koefisien regresi ukuran dewan komisaris (KOM) diperoleh sebesar 0,023. Hasil ini menunjukkan apabila proporsi dewan komisaris naik sebanyak 1 orang, maka akan diikuti oleh kenaikan indeks pengungkapan sebesar 2,3%. Koefisien regresi kepemilikan saham oleh publik (PUB) diperoleh sebesar 0,000. Hasil ini menunjukkan apabila proporsi kepemilikan saham publik naik sebesar 1% maka akan diikuti oleh kenaikan indeks pengungkapan sebesar 0%. PENUTUP Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma http://gundarma.ac.id 17 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil analisis adalah sebagai berikut: - Penelitian ini membuktikan pengaruh profil perusahaan terhadap pengungkapan sosial. Hasil pengujian yang signifikan menunjukkan bahwa perusahaan dengan kategori high profile, merasa perlu menerapkan pengungkapan sosial yang lebih baik dengan tujuan untuk menciptakan penilaian yang positif terhadap kinerja perusahaan. - Penelitian ini belum dapat membuktikan pengaruh umur perusahaan terhadap pengungkapan sosial. - Penelitian ini membuktikan pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap pengungkapan sosial. Hasil pengujian yang signifikan menunjukkan bahwa semakin besar jumlah anggota dewan komisaris maka kegiatan monitoring akan semakin efisien. - Penelitian ini belum dapat membuktikan pengaruh kepemilikan saham oleh publik terhadap pengungkapan sosial. Keterbatasan Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan sebagai berikut: - P e n el it i a n i ni m en g g u n ak an periode penelitian hanya selama satu periode. Hal ini diduga menjadi penyebab hasil analisis tidak mampu menemukan keterkaitan antara kebijakan perusahaan yang bersifat jangka panjang dengan motivasi perusahaan dalam mengungkapkan informasi dalam laporan keuangan. - Hasil analisis dengan model regresi yang digunakan menunjukkan nilai koefisien determinasi (adjusted R2) yang relatif rendah. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat variabel lain yang dapat digunakan sebagai variabel prediksi terhadap nilai variabel dependen. Saran Dengan adanya keterbatasan pada penelitian ini, implikasi untuk penelitian selanjutnya adalah: - Penelitian selanjutnya bisa dilakukan dengan menggunakan periode yang lebih panjang. Dengan dilakukan penambahan periode pada penelitian selanjutnya, diharapkan pengaruh dari variabel yang berkaitan dengan kebijakan jangka panjang perusahaan seperti umur perusahaan dapat lebih dijelaskan dalam analisis. - Untuk memperbaiki nilai koefisien determinasi (adjusted R 2) yang diperoleh, penelitian selanjutnya bis a d ik em b ang k an den g an menambahkan variabel-variabel lain yang dianggap berpengaruh terhadap pengungkapan sosial per u sahaan, seperti tingk at leverage, profitabilitas, dan lainlain. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma http://gundarma.ac.id 18 DAFTAR PUSTAKA Botosan A. Christine. 1997. Disclosure Level and the Cost of Equity Capital. Accounting Review 72. Juli. pp. 323-349 Chariri, A., dan Imam Ghozali. 2005. Teori Akuntansi. Semarang: Universitas Diponegoro. Fitriany. 2001. Signifikasi Perbedaan Tingkat Kelengkapan Pengungkapan Wajib dan Sukarela pada Laporan Keuangan Perusahaan Publik yang Terdaftar di BEJ. SNA IV, 133-154. Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro. Gray, R., Reza Kouhy, and Simon Lavers. 1995. Corporate Social and Environmental Reporting: A Review of The Literature and A Longitudinal Study of UK Disclosure. Accounting, Auditing & Accountability Journal, Vol. 8, No. 2, 47-77. Hackston, David and Markus J. Milne. 1996. Some Determinants of Social and Environmental Disclosures in New Zealand C ompan ies . A cc oun ting, Auditing & Accountability Journal, Vol. 9, Iss. 1, 77-108. Halim, Abdul. 1999. Perspektif Teori Akuntansi Keuangan Terhadap Masalah Lingkungan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.14 No.2, 101-112. Harahap, S.S. 2004. Teori Akuntansi. Jakarta: Raja Grafindo Persada Hendriksen, Eldon. 1996. Teori Akuntansi jilid 2. Penerbit Erlangga. Jakarta Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2002. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat. Jakarta Lutfi, Andy Prayogo Ika. 2001. Analisis Pengaruh Praktek Pengungkapan Sosial Terhadap Perubahan Harga Saham pada Perusahaan yang terdaftar di BEJ. Skripsi. FE UB. Malang Marwata. 2001. Hubungan Antara Karakteristik Perusahaan dan Kualitas Ungkapan Sukarela d al a m L ap o r an T ah u n a n Perusahaan Publik di Indonesia. SNA IV, 155-173. Pratiwi, S.P., dan Ali Djamhuri. 2004. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Praktik-praktik Pengungkapan Sosial: Studi pada Perusahaan-perusahaan High Profile yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. TEMA, Vol.5, No.1, 1-21. Puspitaningrum, T.I. 2004. Analisis Pengaruh Country of Ownership Terhadap Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma http://gundarma.ac.id 19 Pengungkapan Sosial pada Laporan Tahunan Perusahaan. Skripsi. FE-UB. Malang. Sembiring, E.R. 2005. Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial: Study Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta. SNA VIII, 379-395. Simanjutak, B.H., dan Lusy Widiastuti. 2004. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. JRAI, Vol.7, No.3, 351-366. Suwaldiman. 2000. Pentingnya Pertimbangan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam Penetapan Tujuan Pelaporan Keungan Dalam Conceptual Framework Pelaporan Keuangan Indonesia. JAAI, Vol.4 No.1, 67-94. Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan, Edisi Ketiga . Yogyakarta: BPFE. Utomo, M.U. 2000. Praktek Pengungkapan Sosial pada Laporan Tahunan Perusahaan di Indonesia (Studi Perbandingan Antara Perusahaan-Perusahaan High Profile dan Low Profile). SNA III, 99-117. Zuhroh, D., dan I Putu Pande Heri Sukmawati. 2003. Analisis Pengaruh Luas Pengungkapan Sosial dalam Laporan Tahunan Perusahaan Terhadap Reaksi Investor (Studi Kasus Pada Perusahaan-perusahaan High Profile di BEJ). SNA VI, 13141341. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma