faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan sosial pada

advertisement
1
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENGUNGKAPAN SOSIAL PADA LAPORAN TAHUNAN
PERUSAHAAN PUBLIK DI INDONESIA
Fadlian Lazuardi Mulyono
Mahasiswa Universitas Gunadarma, Depok
Email : [email protected]
ABSTRAK
Keberadaan perusahaan dalam masyarakat dapat memberikan aspek yang
positif dan negatif. Di satu sisi perusahaan menyediakan barang dan jasa yang
diperlukan oleh masyarakat, namun di sisi lain tidak jarang masyarakat
mendapatkan dampak buruk dari aktivitas bisnis perusahaan. Polusi lingkungan,
produk yang membahayakan kesehatan, eksploitasi tenaga kerja, dan penggunaan
energi yang tidak efisien merupakan contoh bentuk negatif yang ditimbulkan oleh
perusahaan. Penelitian mengenai pengungkapan sosial dalam laporan tahunan
perusahaan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya merupakan hal yang penting
dilakukan untuk mengetahui bagaimana perusahaan m enyikapi persoalan-persoalan
tersebut dan apa yang memotivasi perusahaan untuk melakukan pengungkapan
sosial.
Kata kunci : luas pengungkapan sosial, profile perusahaan, umur perusahaan,
ukuran dewan komisaris, kepemilikan saham publik.
1. PENDAHULUAN
CSR adalah basis teori tentang
perlunya sebuah perusahaan
membangun hubungan harmonis
dengan masyarakat tempatan. Secara
teoretik, CSR dapat didefinisikan
sebagai tanggung jawab moral suatu
perusahaan terhadap para strategic
stakeholders, terutama komunitas atau
masyarakat disekitar wilayah kerja dan
o p e r a s i n y a . C S R m e m an d a n g
perusahaan sebagai agen moral.
Dengan atau tanpa aturan hukum,
sebuah perusahaan harus menjunjung
tinggi moralitas. Parameter
keberhasilan suatu perusahaan dalam
sudut pandang
CSR adalah
pengedepankan prinsip moral dan etis,
yakni menggapai suatu hasil terbaik,
tanpa merugikan kelompok
masyarakat lainnya.
Sesungguhnya
substansi
keberadaan CSR adalah dalam rangka
memperkuat keberlanjutan perusahaan
itu sendiri dengan jalan membangun
kerjasama antar stakeholder yang
difasilitasi perusahaan tersebut dengan
menyusun program-program
pengembangan masyarakat sekitarnya.
Atau dalam pengertian kemampuan
perusahaan untuk dapat beradaptasi
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma
2
dengan lingkungannya, komunitas dan
stakeholder yang terkait dengannya,
baik lokal, nasional, maupun global.
Karenanya pengembangan CSR ke
depan seyogianya mengacu pada
konsep pembangunan yang
berkelanjutan.
Prinsip
keberlanjutan
mengedepankan
pertumbuhan,
khususnya bagi masyarakat miskin
dalam mengelola lingkungannya dan
kemampuan institusinya
dalam
mengelola pembangunan, serta
strateginya adalah kemampuan untuk
mengintegrasikan dimensi ekonomi,
ekologi, dan sosial yang menghargai
kemajemukan ekologi dan sosial
budaya. Kemudian dalam proses
pengembangannya tiga stakeholder
inti diharapkan mendukung penuh, di
antarany a adalah; perusahaan,
pemerintah dan masyarakat.
CSR sebagai sebuah gagasan,
perusahaan tidak lagi dihadapkan pada
single botto m line , yaitu nilai
perusahaan (corporate value) yang
direfleksikan dalam kondisi
keuangannya (financial) saja. Tapi
tanggung jawab perusahaan harus
berpijak pada triple bottom lines. Di
sini bottom lines lainnya selain
finansial juga adalah sosial dan
lingkungan. Karena kondisi keuangan
saja tidak cukup menjamin nilai
perusahaan tumbuh secara
berkelanjutan (sustainable ).
Keberlanjutan perusahaan hanya akan
t e r j a mi n a p a b i l a , p er u s a h a a n
memperhatikan dimensi sosial dan
lingkungan hidup. Sudah menjadi
fakta bagaimana resistensi masyarakat
sekitar, di berbagai tempat dan waktu
muncul ke permukaan terhadap
perusahaan yang dianggap tidak
memperhatikan aspek-aspek sosial,
ekonomi dan lingkungan hidupnya.
2. LANDASAN TEORI
Pengungkapan Sosial (Corporate
Social Responsibility)
Pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan yang sering juga
disebut sebagai social disclosure,
corporate social reporting, social
accounting, atau corporate social
responsibility merupakan proses
pengkomunikasian dampak sosial dan
lingkungan dari kegiatan ekonomi
organisasi terhadap kelompok khusus
yang berkepentingan dan terhadap
masyarakat secara keseluruhan
(Sembiring, 2005). Pratiwi dan
Dj am hu ri ( 2 00 4) meng ar ti ka n
pengungkapan sosial sebagai suatu
tanggung jawab yang berpijak pada
pelaporan atau penyampaian informasi
kepada stakeholders mengenai segala
aktivitas perusahaan yang
berhubungan dengan lingkungan
sosialnya. Hasil penelitian di berbagai
negara membuktikan, bahwa laporan
tahunan (annual report) merupakan
media yang tepat untuk menyampaikan
tanggung jawab sosial perusahaan.
Kebutuhan akan pengungkapan sosial
didasari oleh beberapa alasan yaitu:
- Pengakuan keberadaan perusahaan
oleh masyarakat.
Pengakuan
tersebut berupa
kepercayaan
masyarakat
misalnya
untuk
membeli produk perusahaan atau
untuk menanamkan modal dalam
Perusahaan seharusnya mengakui
lingkungannya. Ramanathan (1976)
pentingnya
mengantisipasi
opini
dalam
Puspitaningrum
(2004)
Jurusan Akuntansi,
Fakultas
Ekonomi – Universitas
Gunadarma
publik atas masalah sosial.
mengemukakan tiga tujuan dari
Ada beberapa faktor yang
pengungkapan sosial, yaitu:
3
operasi perusahaan sebagai
imbalannya, perusahaan memiliki
tanggung jawab untuk melaporkan
apa saja yang diperbuatnya atas
kepercayaan tersebut.
- Pemahaman adanya kontrak antara
perusahaan dan negara.
- Terkait dengan hirarki kebutuhan
M as l o w , b a h w a k eb u t u h a n
mempunyai fungsi dari pencapaian
tingkat ekonomi. Organisasi
menyerupai
individu
dalam
perkembangan dan
pertumbuhannya sehingga ketika
kebutuhan dasar telah terpenuhi,
organisasi mencoba memenuhi
kebutuhan sosial dan pengakuan
diri yang lebih tinggi.
-
mempengaruhi
terwujudnya
pengungkapan sosial, yaitu:
- Peraturan pemerintah, apakah
melalui proses legalisasi melalui
parlemen ataupun dalam bentuk
p er at u r a n y a n g d i t e t a p k a n
merupakan suatu hal yang sifatnya
memaksa sehingga mau tak mau
perusahaan harus mengikutinya.
- Penerapan standar pelaporan dan
pengungkapan khususnya di
bidang informasi meng enai
tanggung jawab sosial perusahaan
oleh berbagai badan pembuat
standar akuntansi di berbagai
negara telah meningkatkan social
disclosure.
- Adanya tekanan dari interest
group, diantaranya persatuan
dagang dan serikat pekerja.
- Kesadaran perusahaan berdasarkan
perspektif
ekonomi
politik
perusahaan akan bersikap proaktif
untuk merumuskan pandangannya
mengenai konstituen sosial dan
politiknya
dengan
harapan
perusahaan akan memperoleh
image positif politiknya.
Pengungkapan
sosial
yang
dilakukan oleh perusahaan umumnya
bersifat voluntary, unaudit dan
unregulated.
Tujuan Pengungkapan Sosial
Pertanggungjawaban
sosial
timbul jika organisasi memiliki
kesadaran bahwa mereka memiliki
kewajiban untuk melakukan
pertanggungjawaban
terhadap
- Mengidentifikasi dan mengukur
kontribusi sosial perusahaan tiap
periode, yang tidak hanya berupa
internalisasi sosial cost dan social
benefit, tetapi juga pengaruh
eksternalitas tersebut terhadap
kelompok sosial yang berbeda.
- Untuk membantu menentukan
apakah strategi dan praktek
perusahaan secara langsung
memengaruhi sumber daya dan
status kekuatan dari individu,
masyarakat, kelompok sosial, dan
generasi yang konsisten dengan
prioritas sosial di satu sisi dengan
aspirasi individu di pihak lain.
- Untuk menyediakan secara optimal
informasi-informasi yang relevan
dengan unsur-unsur sosial dalam
tujuan, kebijakan, program,
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma
4
kinerja,
dan
sumbangan
perusahaan terhadap tujuan sosial.
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma
5
Tema Pengungkapan Sosial
Glaoutier (dalam Utomo, 2000)
pengungkapan informasi akuntansi
menyebutkan
tema-tema
yang
termasuk dalam wacana akuntansi
pertanggungjawaban sosial adalah:
- Kemasyarakatan
Tema ini mencakup aktivitas
kemasyarakatan yang diikuti oleh
perusahaan, misalnya aktivitas
yang terkait dengan kesehatan,
p en d i d i k a n d a n s e n i , s e r t a
pengungkapan
aktivitas
kemasyarakatan lainnya.
- Ketenagakerjaan
Tema ini meliputi dampak aktivitas
perusahaan pada orang-orang
dalam
perusahaan tersebut.
Aktiv itas ters ebut melip uti
rekruitmen, program pelatihan, gaji
dan tunjangan, mutasi dan promosi
lainnya.
- Produk dan Konsumen
Tema in i melib at k an as pe k
kualitatif suatu produk atau jasa,
antara lain kegunaan, durability,
kepuasan pelanggan, kejujuran
dalam iklan, kejelasan atau
kelengkapan isi pada kemasan dan
lainnya.
- Lingkungan hidup
Tema ini
meliputi
aspek
lingkungan dari proses produksi,
yang meliputi pengendalian polusi
dalam menjalankan operasi bisnis,
p en c e g ah a n d an p e r b ai k a n
kerusakan lingkungan akibat
pemrosesan sumber daya alam dan
konversi sumber daya alam.
Teori Pengungkapan Sosial
Gray et. al., (1995) merangkum
berbagai teori yang dipergunakan oleh
peneliti
untuk
menjelaskan
kecenderungan pengungkapan sosial
dalam tiga kelompok utama, yaitu:
- Decision Usefulness Studies
Sebagian dari studi-studi yang
dilakukan oleh para peneliti yang
mengemukakan
teori
ini
menemukan bukti bahwa informasi
sosial dibutuhkan oleh para users.
Para analis, banker dan pihak lain
yang dilibatkan dalam penelitian
tersebut
diminta
melakukan
pemeringkatan terhadap informasi
akuntansi. Informasi akuntansi
tersebut tidak terbatas pada
informasi akuntansi tradisional
yang telah dikenal selama ini,
namun juga merupakan informasi
lain yang relatif baru dalam
wacana
akuntansi.
Mereka
menempatkan informasi aktivitas
sosial perusahaan pada posisi yang
moderately important.
- Economic Theory Studies
Studi tentang teori ekonomi dalam
corporate responsibility reporting
ini mendasarkan diri pada
economic agency theory .
Penggunaan
agency
theory
menganalogikan manajemen
adalah agen dari suatu prinsipal.
Lazimnya, prinsipal diartikan
sebagai pemegang saham atau
traditional users lain. Namun,
pengertian prinsipal tersebut
meluas menjadi seluruh interest
group perusahaan yang
bersangkutan.
Sebagai agen,
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma
6
manajemen
akan
berupaya
mengoperasikan perusahaan sesuai
dengan keinginan publik
(stakeholder).
- Social and Political Theory Studies
Studi di bidang ini menggunakan
teori stakeholders, teori legitimasi
organisasi dan teori ekonomi
p olitik. Teor i st ak eho lde rs
mengasumsikan bahwa eksistensi
perusahaan ditentukan oleh para
stakeholders. Perusahaan berusaha
mencari pembenaran dari para
stakeholders dalam menjalankan
operasi perusahaannya. Semakin
kuat posisi stakeholders, semakin
besar pula
kecenderungan
perusahan mengadaptasi
diri
Jumlah
populasi
dalam
penelitian ini adalah 393 perusahaan
go public di Indonesia yang telah
menerbitkan laporan tahunan 2007
berdasarkan data yang diambil dari
situs BEI, yaitu www.idx.co.id.
Populasi dibagi menjadi 2 kelompok
yaitu Perusahaan High Profile yang
berjumlah 202 dan Perusahaan Low
Profile berjumlah berjumlah 191.
Sampel bejumlah 80 yang diperoleh
dengan menggunakan stratified
terhadap
keinginan
stakeholders-nya.
para
Hipotesis Penelitian
- H1 : Profil perusahaan berpengaruh
terhadap pengungkapan sosial
- H2 : Umur perusahaan berpengaruh
terhadap pengungkapan sosial
- H 3 : Ukuran dewan komisaris
perusahaan berpengaruh terhadap
pengungkapan
sosial
- H4
:
Kepemilikan saham
perusahaan publik berpengaruh
terhadap pengungkapan
sosial
3. METODOLOGI PENELITIAN
random sampling per sektor industri.
Jumlah sampel minimal ditentukan
dengan menggunakan rumus Yamane
(1973) dalam Mardiyah (2002) sebagai
berikut:
n = N =
393
= 80
Nd2 + 1
(393 x 0.12)+1
Dimana : n = jumlah sampel
1 = angka konstanta
N = ukuran populasi
d = presisi yang ditetapkan
393 Perusahaan Publik
n = (202 / 393 ) * 80 = 41
202
Perusahaan
high profile
n = (191 / 393) *80 = 39
191
Perusahaan
low profile
Gambar 1
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma
http://gundarma.ac.id
7
Ilustrasi Pengambilan Sampel
Kemudian, jumlah total sampel
dialokasikan per sektor industri dengan
ketentuan sebagai berikut:
ni = Ni x n = 80 x n
N393 dimana: ni = ukuran
sampel yang harus diambil
dari strata
Ni = ukuran sampel minimal
n = jumlah populasi per sektor industri
N = ukuran populasi
Tabel 1
Operasionalisasi Variabel
Nama dan Notasi Variabel
Dimensi / Indikator
Pengungkapan Sosial (Indeks)
Jumlah Pengungkapan
Profil Perusahaan (PROF)
High Profile dan Low Profile
Umur Perusahaan (AGE)
First Issue
Ukuran Dewan Komisaris (KOM)
Jumlah Anggota
Kepemilikan Saham oleh Publik (PUB)
Jumlah saham
Skala
Rasio
Interval
Rasio
Rasio
Rasio
4. HASIL ANALISA
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Tabel 2
Pembagian Sampel Berdasarkan Kategori Profil Perusahaan
High Profile
∑
Low Profile
Sampel
Agriculture, Forestry, and
2
Textille Mill Products
Fishing
Animal Feed and
1
Apparel and Other Textille
Husbandry
Products
Mining and Mining Services
3
Stone, Clay, Glass, and
Concrete Products
Constructions
2
Cables
Food and Beverages
4
Electronic and Office
Equipment
Tobacco Manufacturers
1
Photographic Equipment
Lumber and Wood Products
1
Whole Sale and Retail Trade
Paper and Allied Products
1
Banking
Chemical and Allied
2
Credit Agencies Other Than
Products
Bank
Adhesive
1
Securities
Plastics and Glass Products
3
Insurance
Cement
1
Real Estate and Property
Metal and Allied Products
2
Holding and Other Investment
Companies
Fabricated Metal Products
-
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma
http://gundarma.ac.id
∑
Sampel
2
3
1
1
1
1
5
6
3
3
2
10
1
8
15
16
Machinery
Automotive and Allied
Products
Pharmaceuticals
Consumer Goods
Transportation Services
Telecommunication
Hotel and Travel Services
Others
4
17
18
19
20
21
22
Total
Sumber data: Diolah, 2009
2
1
3
1
2
4
41
Uji Statistik
Statistik Deskriptif
Hasil statistik deskriptif variabel
penelitian disajikan pada tabel 3.
Tabel 3.
Statistik Deskriptif
No
1
2
3
4
Variabel
Indeks
AGE
KOM
PUB
n
80
80
80
80
Min
0,05
1
2
1,00
Max
0,77
26
10
96,86
Mean
0,25
11,73
4,80
29,80
Berdasarkan hasil statistik
deskriptif pada tabel 3 dengan
menggunakan metode cross sectional
diperoleh sebanyak 80 data sampel
yang diambil dengan menggunakan
teknik stratified random sampling
terhadap seluruh emiten yang terdaftar
di BEI pada tahun 2007.
Luas pengungkapan setiap
perusahaan diukur dengan
menggunakan angka indeks, yaitu
rasio antara total skor yang diberikan
kepada sebuah perusahaan dengan skor
yang diharapkan dapat diperoleh oleh
perusahaan tersebut. Penentuan skor
pengungkapan bersifat dikotomi,
dimana item pengungkapan diberi nilai
skor 1 (satu) jika diungkapkan dan
d i b er i s k o r 0 ( n o l ) j i k a t i d a k
39
diungkapkan.
Hasil statistik deskriptif indeks
p eng un g k ap an s os ial ( I nd eks )
menunjukkan nilai minimum sebesar
5%, nilai maksimum sebesar 77%,
dengan rata-rata sebesar 25%, Indeks
pengungkapan tertinggi terdapat pada
PT Indosat (high profile) sedangkan
indeks pengungkapan minimum
terdapat pada PT Duta Pertiwi (high
p ro file ) . indeks terend ah pada
perusahaan low profile sebesar 7%
pada PT Pacific Utama dan tertinggi
pada perusahaan low profile sebesar
44% pada PT Jakarata Setiabudi
Internasional. Secara keseluruhan
dapat disimpulkan bahwa rata-rata
pengungkapan pada perusahaan di
Indonesia tergolong masih relatif
rendah, hal tersebut bisa diamati dari
rata-rata nilai indeks yang hanya
sebesar 25% dari total indeks yang
diharapkan. Selain itu, dari 80
perusahaan yang diambil sebagai
sampel, hanya 3 perusahaan yang
melakukan pengungkapan di atas 50%
dari keseluruhan item yang disyaratkan
yaitu PT Astra International, PT
Indosat, dan PT Wijaya Karya dimana
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma
9
ketiga perusahaan tersebut merupakan
perusahaan high profile.
Umur p er us ah aa n ( A GE)
diukur berdasarkan selisih antara
perusahaan melakukan first issue
sampai dengan tahun 2007 sebagai
periode penelitian. Hasil statistik
deskriptif umur (AGE) menunjukkan
nilai minimum sebesar 1 tahun, nilai
maksimum sebesar 26 tahun, dengan
rata-rata yaitu 11,73 tahun (12 tahun).
Umur tertinggi terdapat pada PT Multi
Bintang Indonesia (high profile),
sedangkan umur termuda, yaitu 1
tahun dapat ditemukan pada PT
Elnusa, PT Jaya Konstruksi Manggala
Pratama, PT Jasa Marga, PT Wijaya
Karya dan PT Panorama Transportasi
dimana kelima perusahaan tersebut
merupakan perusahaan high profile.
Umur terendah pada perusahaan low
profile yaitu 2 tahun pada PT Indo
Acidatama sedangkan umur tertinggi
pada perusahaan low profile yaitu 24
tahun pada PT Panin Life dan PT
Ramayana Lestari Sentosa dengan rata
- rata umur perusahaan low profile
yaitu 11,38 tahun (11 tahun) dan rata rata umur perusahaan high profile
yaitu 11,68 (12 tahun). Hasil tersebut
menunjukkan bahwa baik perusahaan
high profile maupun low profile sejak
berdiri sudah termotivasi untuk
melakukan
pengungkapan
sosial
walaupun masih relatif rendah.
Uk ur an de w an k o mis ar is
(KOM) menunjukkan jumlah anggota
dewan komisaris sebagai mekanisme
pengendalian intern tertinggi di dalam
perusahaan. Hasil statistik deskriptif
ukuran dewan komisaris menunjukkan
nilai minimum sebesar 2 orang, nilai
maksimum sebesar 10 orang, dengan
rata-rata sebesar 4,80 (5 orang).
Ukuran dewan komisaris terbanyak
terdapat pada PT Astra International
(high profile), sedangkan ukuran
dewan komisaris minimum
diantaranya terdapat pada PT Delta
Dunia Petroindo (low profile) , PT
Humpuss Intermoda Transportasi
(high profile), PT Kresna Securities
(low profile), PT Reliance Securities
(low profile), dan PT Trimegah
Securities (low profile). Ukuran dewan
komisaris terbanyak pada perusahaan
low profile yaitu 7 orang.
Hasil
statistik
deskriptif
kepemilikan saham oleh publik (PUB)
menunjukkan nilai minimum sebesar
1% dan nilai maksimum sebesar
96,86%, dengan rata-rata sebesar
29,80%. Proporsi kepemilikan saham
publik terbanyak terdapat pada PT
Sier ad Produce ( high p rofile ) ,
sedangkan proporsi kepemilikan
saham publik minimum dimiliki oleh
PT Bank UOB Buana (low profile).
proporsi kepemilikan saham publik
terendah pada perusahaan high profile
yaitu 4,79% pada PT SMART dan
proporsi kepemilikan tertinggi pada
perusahaan low profile yaitu 85,36%
pada PT Metrodata Electronics.
Kepemilikan saham publik
menunjukkan jumlah kepemilikan
saham oleh masyarakat umum yang
tidak memiliki hubungan khusus atau
hubungan istimewa dengan
perusahaan. Semakin tinggi presentase
tersebut pada umumnya mensyaratkan
tuntutan yang semakin besar terhadap
pertanggungjawaban sosial
perusahaan, karena proporsi publik
yang semakin besar dalam menentukan
kebijakan perusahaan. Berdasarkan
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma
10
nilai rata-rata yang dihasilkan, secara
umum dapat disimpulkan bahwa
proporsi kepemilikan saham oleh
publik pada perusahaan di BEI masih
belum terlalu besar, yaitu hanya
sebesar 29,80%. Hal ini menunjukkan
bahwa pada umumnya kepemilikan
saham perusahaan di Indonesia masih
ter kons entrasi pada kelo mp ok-
kelompok tertentu sehingga memiliki
pola penyebaran yang relatif kecil.
Hasil Uji Normalitas
Pengujian normalitas dilakukan
ter h ad ap n ila i U n s tan d a rd i ze d
Residual menggunakan One Sample
Kolmogorov-Smirnov test dengan
signifikansi sebesar 5%. Hasil
pengujian disajikan pada tabel 4.
Hasil Uji Asumsi Klasik
Pengujian
hipotesis ke-1
sampai ke-4 dilakukan dengan
menggunakan uji regresi linier
berganda.
Tabel 4
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N
Normal Parametersa,b
Most Extreme
Differences
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardiz
ed Residual
80
.0000000
.11188962
.078
.077
-.078
.694
.721
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel
4, hasil pengujian terhadap nilai
residual menghasilkan nilai Asymptotic
significance > 0,05, yaitu sebesar
0,721 Berdasarkan hasil tersebut,
sesuai dengan kaidah pengujian maka
dapat disimpulkan bahwa model
regresi telah memenuhi asumsi
kenormalan.
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma
11
Normal P- P Plot of Re gress ion Standar dize d Residual
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Dependent Vari abl e: I ndeks
Observed Cum Prob
Gambar 2
Grafik Normal Plot
Hasil Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas digunakan
untuk menguji adanya korelasi antar
variabel independen. Metode yang
digunakan untuk mendeteksi adanya
multikolinearitas
dengan
menggunakan nilai tolerance dan VIF
(variance inflation factor). Hasil uji
gej ala multikolinieritas disajikan pada
tabel 5.
Tabel 5
Hasil Uji Multikolinieritas
No Variabel Tolerance
1 PROF
0,987
2 AGE
0,994
3 KOM
0,975
4 PUB
0,985
Sumber : Data Diolah 2009
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel
5, semua variabel independen yang
d igun akan mengh as ilkan nilai
tolerance > 0,1 dan VIF lebih kecil
VIF
1,013
1,006
1,026
1,015
dari 10. Berdasarkan hasil tersebut
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma
maka dapat disimpulkan tidak terdapat
gej ala multikolinieritas antar variabel
independen dalam model regresi yang
digunakan.
13
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Tabel 6
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Model
Unstandardized Standardized
t
Sig.
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
PROF -0,009
0,026
-0,057
-0,358 0,722
AGE
0,000
0,001
0,026
0,209 0,835
KOM
0,007
0,004
0,277
1,935 0,057
PUB
-0,001
0,000
-0,232
-1,879 0,064
Sumber data : Diolah, 2009
pendekatan atau analisis tabel Anova
variabel dependen (absolut residual).
Berdasarkan hasil Uji Glejser
Berdasarkan hasil pengujian tersebut
pada tabel 6, hasil regresi
maka dapat disimpulkan bahwa tidak
menunjukkan tidak satupun dari
terdapat gej ala heteroskedastisitas
variabel independen (PROF, AGE,
pada model regresi yang digunakan.
KOM, dan PUB) yang secara statistik
berpengaruh signifikan terhadap
terhadap nilai Deviation from linierity
Hasil Uji Linieritas
dengan signifikansi sebesar 5%. Hasil
Uji Linieritas ini menggunakan
pengujian disajikan pada tabel 11.
Tabel 7
Uji Anova PROF
ANOVA Table
a
Sum of
Squares
Indeks * PROBetween Group(Combined)
.273
Within Groups
1.124
1.397
Total
df
1
78
79
Mean Square
F
.273 18.939
.014
Sig.
.000
a. With fewer than three groups, linearity measures for Indeks * PROF cannot be computed.
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma
http://gundarma.ac.id
14
Tabel 8
Uji Anova AGE
ANOVA Table
Indeks * AGE
Between
Groups
(Combined)
Linearity
Deviation from Linearity
Within Groups
Total
Sum of
Squares
.236
.001
.235
1.161
1.397
df
Mean Square
.012
.001
.013
.019
F
.642
.063
.674
Sig.
.858
.802
.823
Mean Square
.033
.174
.013
.016
F
2.096
10.936
.833
Sig.
.047
.001
.563
78
1
Mean Square
.017
.003
F
.517
.093
Sig.
.832
.812
.018
.034
.523
.829
19
1
18
60
79
Tabel 9
Uji Anova KOM
ANOVA Table
Indeks * KOM
Between
Groups
(Combined)
Linearity
Deviation from Linearity
Within Groups
Total
Sum of
Squares
.267
.174
.093
1.130
df
8
1
7
71
1.397
79
Tabel 10
Uji Anova PUB
ANOVA Table
Indeks * PUB
Between
Groups
(Combined)
Linearity
Deviation from Linearity
Sum of
Squares
1.363
.003
df
Within Groups
1.360
.034
77
1
Total
1.397
79
Tabel 11
Hasil Uji Linieritas
Keterangan Signifikansi Alpha Kondisi Kesimpulan
Y * AGE
0,823
0,05
S>A
Linier
Y * KOM
0,563
0,05
S>A
Linier
Y * PUB
0,829
0,05
S>A
Linier
Berdasarkan hasil pengujian
hasil tersebut, sesuai dengan kaidah
pada tabel 11, hasil pengujian terhadap
pengujian maka dapat disimpulkan
Deviation from linierity menghasilkan
bahwa model regresi berbentuk linier.
nilai signifikansi > 0,05. Berdasarkan
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma
http://gundarma.ac.id
15
3. Hasil Uji Hipotesis
Pengujian
terhadap hipotesis
penelitian bertujuan untuk mengetahui
apakah
Pengungkapan sosial oleh
perusahaan dipengaruhi oleh kondisikondisi
spesifik perusahaan, yaitu
profil
perusahaan (PROF), umur
perusahaan (AGE), ukuran dewan
komisaris (KOM), dan kepemilikan
saham oleh publik (PUB). Pengujian
dilakukan secara cross sectional
menggunakan uji regresi berganda
dengan α=10%. Hasil pengujian
disajikan pada Tabel 12.
Tabel 12
Hasil Uji Regresi
Prob. F-Hitung
(P)
Variabel Koefisien
Konstanta
0,088
0,064
7,737
PROF
0,109
0,000
AGE
0,000
0,93 5
KOM
0,023
0,002
PUB
0.000
0,860
Sumber data : Diolah, 2009
Berdasarkan hasil uji regresi
pada Tabel 12, pembahasan berkaitan
dengan pengujian hipotesis penelitian
dijelaskan sebagai berikut:
- Berdasarkan hasil uji parsial
terhadap variabel profil perusahaan
(PROF), diperoleh tingkat
kesalahan prediksi (p) sebesar 0%.
Karena tingkat kesalahan prediksi
(p) lebih kecil dari α=10% maka
hipotesis ke-1 didukung oleh bukti
empiris sehingga hipotesis
diterima.
- Berdasarkan hasil uji parsial
terhadap variabel umur perusahaan
(AGE), tingkat kesalahan prediksi
(p) sebesar 93,5%. Berdasarkan
hasil tersebut, karena tingkat
kesalahan prediksi (p) lebih besar
dari α=10% maka hipotesis ke-2
tidak didukung oleh bukti empiris
sehingga hipotesis ditolak.
Prob.
(P)
0,000
Adjusted
R2
0,254
- Berdasarkan hasil uji parsial
terhadap variabel ukuran dewan
k o m i s ar i s ( K O M ) , t i n g k at
kesalahan prediksi (p) sebesar
0,2%. Berdasarkan hasil tersebut,
karena tingkat kesalahan prediksi
(p) lebih kecil dari α=10% maka
hipotesis ke-3 didukung oleh bukti
em p ir is s e h i n g g a hi p o t es is
diterima.
- Berdasarkan hasil uji parsial
terhadap variabel kepemilikan
saham oleh publik (PUB), tingkat
kesalahan prediksi (p) sebesar
86%. Berdasarkan hasil tersebut,
karena tingkat kesalahan prediksi
(p) lebih besar dari α=10% maka
hipotesis ke-4 tidak didukung oleh
bukti empiris sehingga hipotesis
ditolak.
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma
http://gundarma.ac.id
16
Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Koefisien determinasi
(adjusted R 2) menunjukkan sampai
seberapa besar proporsi perubahan
variabel independen mampu
menjelas kan varias i p er ubah an
variabel dependen. Hasil pengujian
pada tabel 12 menunjukkan nilai
koefisien determinasi sebesar 0,254.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa
proporsi variabel independen dalam
menjelas ka n varias i p er ubah an
variabel dependen adalah sebesar
25,4%, sedangkan sisanya sebesar
74,6% lebih dijelaskan oleh variabel
lain di luar variabel yang diteliti.
Besarnya nilai koefisien determinasi
yang diperoleh pada penelitian ini
relatif rendah, yang menunjukkan
bahwa masih terdapat variabel lain
diluar variabel penelitian yang dapat
dijadikan sebagai prediktor terhadap
nilai variabel dependen.
Model Regresi Yang Terbentuk
Berdasarkan hasil pengujian
seperti yang ditunjukkan pada Tabel
12, model regresi yang terbentuk
adalah sebagai berikut:
-
-
-
IPS = 0,088 + 0,109 PROF +
0,000 AGE + 0,023 KOM + 0,000 PUB
Penjelasan yang dapat diberikan
berkaitan dengan model regresi yang
terbentuk adalah:
- Konstanta diperoleh sebesar 0,088.
Hasil ini menunjukkan apabila
semua variabel independen bernilai
nol, maka indeks pengungkapan
perusahaan akan bernilai sebesar
0,088. Konstanta bernilai positif
-
menunjukkan bahwa tanpa adanya
faktor-faktor yang memengaruhi,
maka ind eks pen gungkapan
perusahaan bernilai lebih besar dari
nol ata u ad a mo tiv as i y an g
menyebabkan perusahaan untuk
melakukan pengungkapan.
Koefisien regresi profil perusahaan
(PROF) diperoleh sebesar 0,109.
Koefisien regresi dari variabel ini
bernilai positif atau lebih besar dari
nol menunjukkan bahwa
perusahaan high profile memiliki
kecenderungan pengungkapan
yang lebih tinggi apabila
dibandingkan dengan perusahaan
low profile.
Koefisien regresi umur perusahaan
(AGE) diperoleh sebesar 0,000.
Hasil ini menunjukkan apabila
umur perusahaan naik sebesar 1
tahun, maka akan diikuti oleh
kenaikan indeks pengungkapan
sebesar 0%.
Koefisien regresi ukuran dewan
komisaris (KOM) diperoleh
sebesar 0,023. Hasil ini
menunjukkan apabila proporsi
dewan komisaris naik sebanyak 1
orang, maka akan diikuti oleh
kenaikan indeks pengungkapan
sebesar 2,3%.
Koefisien regresi kepemilikan
saham oleh publik (PUB) diperoleh
sebesar 0,000. Hasil ini
menunjukkan apabila proporsi
kepemilikan saham publik naik
sebesar 1% maka akan diikuti oleh
kenaikan indeks pengungkapan
sebesar 0%.
PENUTUP
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma
http://gundarma.ac.id
17
Kesimpulan
Kesimpulan
yang
dapat
diambil berdasarkan hasil analisis
adalah sebagai berikut:
- Penelitian
ini
membuktikan
pengaruh
profil
perusahaan
terhadap pengungkapan sosial.
Hasil pengujian yang signifikan
menunjukkan bahwa perusahaan
dengan kategori high profile,
merasa perlu menerapkan
pengungkapan sosial yang lebih
baik dengan tujuan untuk
menciptakan penilaian yang positif
terhadap kinerja perusahaan.
- Penelitian ini belum dapat
membuktikan pengaruh umur
perusahaan terhadap
pengungkapan sosial.
- Penelitian
ini
membuktikan
pengaruh ukuran dewan komisaris
terhadap pengungkapan sosial.
Hasil pengujian yang signifikan
menunjukkan bahwa semakin
besar jumlah anggota dewan
komisaris maka kegiatan
monitoring akan semakin efisien.
- Penelitian ini belum dapat
membuktikan pengaruh
kepemilikan saham oleh publik
terhadap pengungkapan sosial.
Keterbatasan
Penelitian
ini
memiliki
beberapa keterbatasan sebagai berikut:
- P e n el it i a n i ni m en g g u n ak an
periode penelitian hanya selama
satu periode. Hal ini diduga
menjadi penyebab hasil analisis
tidak
mampu
menemukan
keterkaitan antara kebijakan
perusahaan yang bersifat jangka
panjang dengan motivasi
perusahaan dalam mengungkapkan
informasi dalam laporan keuangan.
- Hasil analisis dengan model regresi
yang digunakan menunjukkan nilai
koefisien determinasi (adjusted R2)
yang relatif rendah. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa terdapat
variabel lain yang dapat digunakan
sebagai variabel prediksi terhadap
nilai variabel dependen.
Saran
Dengan adanya keterbatasan
pada penelitian ini, implikasi untuk
penelitian selanjutnya adalah:
- Penelitian
selanjutnya
bisa
dilakukan dengan menggunakan
periode yang lebih panjang.
Dengan dilakukan penambahan
periode pada penelitian
selanjutnya, diharapkan pengaruh
dari variabel yang berkaitan
dengan kebijakan jangka panjang
perusahaan seperti umur
perusahaan dapat lebih dijelaskan
dalam analisis.
- Untuk memperbaiki nilai koefisien
determinasi (adjusted R 2) yang
diperoleh, penelitian selanjutnya
bis a d ik em b ang k an den g an
menambahkan variabel-variabel
lain yang dianggap berpengaruh
terhadap pengungkapan sosial
per u sahaan, seperti tingk at
leverage, profitabilitas, dan lainlain.
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma
http://gundarma.ac.id
18
DAFTAR PUSTAKA
Botosan A. Christine. 1997. Disclosure
Level and the Cost of Equity
Capital. Accounting Review 72.
Juli. pp. 323-349
Chariri, A., dan Imam Ghozali. 2005.
Teori Akuntansi. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Fitriany. 2001. Signifikasi Perbedaan
Tingkat Kelengkapan
Pengungkapan Wajib dan
Sukarela pada Laporan
Keuangan Perusahaan Publik
yang Terdaftar di BEJ. SNA IV,
133-154.
Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi
Analisis Multivariate dengan
Program SPSS. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Gray, R., Reza Kouhy, and Simon
Lavers. 1995. Corporate Social
and Environmental Reporting:
A Review of The Literature
and A Longitudinal Study of
UK Disclosure. Accounting,
Auditing & Accountability
Journal, Vol. 8, No. 2, 47-77.
Hackston, David and Markus J. Milne.
1996. Some Determinants of
Social and Environmental
Disclosures in New Zealand
C ompan ies . A cc oun ting,
Auditing & Accountability
Journal, Vol. 9, Iss. 1, 77-108.
Halim, Abdul. 1999. Perspektif Teori
Akuntansi Keuangan Terhadap
Masalah Lingkungan. Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Indonesia,
Vol.14 No.2, 101-112.
Harahap, S.S. 2004. Teori Akuntansi.
Jakarta: Raja Grafindo Persada
Hendriksen, Eldon. 1996. Teori
Akuntansi jilid 2. Penerbit
Erlangga. Jakarta
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2002.
Standar Akuntansi Keuangan.
Salemba Empat. Jakarta
Lutfi, Andy Prayogo Ika. 2001.
Analisis Pengaruh Praktek
Pengungkapan Sosial Terhadap
Perubahan Harga Saham pada
Perusahaan yang terdaftar di
BEJ. Skripsi. FE UB. Malang
Marwata. 2001. Hubungan Antara
Karakteristik Perusahaan dan
Kualitas Ungkapan Sukarela
d al a m L ap o r an T ah u n a n
Perusahaan Publik di
Indonesia. SNA IV, 155-173.
Pratiwi, S.P., dan Ali Djamhuri. 2004.
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Praktik-praktik
Pengungkapan Sosial: Studi
pada Perusahaan-perusahaan
High Profile yang Terdaftar di
Bursa Efek Jakarta. TEMA,
Vol.5, No.1, 1-21.
Puspitaningrum, T.I. 2004. Analisis
Pengaruh
Country
of
Ownership
Terhadap
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma
http://gundarma.ac.id
19
Pengungkapan Sosial pada
Laporan Tahunan Perusahaan.
Skripsi. FE-UB. Malang.
Sembiring, E.R. 2005. Karakteristik
Perusahaan dan Pengungkapan
Tanggung Jawab Sosial: Study
Empiris pada Perusahaan yang
Tercatat di Bursa Efek Jakarta.
SNA VIII, 379-395.
Simanjutak,
B.H.,
dan
Lusy
Widiastuti. 2004. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi
Kelengkapan Pengungkapan
Laporan Keuangan pada
Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek
Jakarta. JRAI, Vol.7, No.3,
351-366.
Suwaldiman.
2000.
Pentingnya
Pertimbangan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan Dalam
Penetapan Tujuan Pelaporan
Keungan Dalam Conceptual
Framework Pelaporan
Keuangan Indonesia. JAAI,
Vol.4 No.1, 67-94.
Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi:
Perekayasaan
Pelaporan
Keuangan,
Edisi Ketiga .
Yogyakarta: BPFE.
Utomo,
M.U.
2000.
Praktek
Pengungkapan Sosial pada
Laporan Tahunan Perusahaan
di
Indonesia
(Studi
Perbandingan Antara
Perusahaan-Perusahaan High
Profile dan Low Profile). SNA
III, 99-117.
Zuhroh, D., dan I Putu Pande Heri
Sukmawati. 2003. Analisis
Pengaruh Luas Pengungkapan
Sosial dalam Laporan Tahunan
Perusahaan Terhadap Reaksi
Investor (Studi Kasus Pada
Perusahaan-perusahaan High
Profile di BEJ). SNA VI, 13141341.
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma
Download