peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman rempah dan

advertisement
PENINGKATAN PRODUKSI,
PRODUKTIVITAS DAN MUTU
TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR
PEDOMAN TEKNIS
KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN
TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR
TAHUN 2014
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
DESEMBER 2013
KATA PENGANTAR
Dalam pelaksanaan pembangunan tanaman rempah dan
penyegar selama ini masih banyak tantangan yang
dihadapi, salah satunya adalah belum terpadunya
koordinasi
para
stake
holder
dan
belum
termanfaatkannya potensi sumberdaya yang ada.Agar
kegiatan pembangunan tanaman rempah dan penyegar
dimaksud dapat dilakukan sesuai dengan tuntutan
kebutuhan baik lokal, regional maupun global maka
perlu dilakukan identifikasipengembangan kawasan,
fasilitasi dalam upaya proses sertifikasiindikasi
geografis, serta upaya pendayagunaan dan optimalisasi
sumberdaya. Berdasarkan kegiatan tersebut dapat
diketahui potensi wilayah dan fokus kegiatan yang akan
dilaksanakan di daerah tersebut, secara sistematik,
terintegrasi dan berkelanjutan, sehingga dapat
meningkatkan efektifitas pembangunan dan pada
gilirannya dapat meningkatkan produktivitas dan
pendapatan pekebun.
Mempertimbangkan kondisi tersebut, maka pada tahun
anggaran 2014 dialokasikan kegiatan “Koordinasi
Kegiatan Pengembangan Tanaman Rempah dan
Penyegar”.
Untuk kelancaran kegiatan tersebut perlu disusun
Pedoman Teknis Koordinasi Kegiatan Pengembangan
Tanaman Rempah dan Penyegar2014, yang terdiri dari
4 (empat) kegiatan yaitu : 1) Identifikasi
Pengembangan
Kawasan,
2)
Pendayagunaan
Sumberdaya, 3) Indikasi Geografis (IG), 4) Model
Pengembangan Kawasan Kakao, sebagai acuan
pelaksana kegiatan dimaksud sesuai dengan kebutuhan
pada wilayah masing-masing.
i
Selanjutnya agar pedoman teknis ini dapat
ditindaklanjuti
dengan petunjuk pelaksanaan di
tingkat Provinsi dan petunjuk teknis di tingkat
Kabupaten.
ii
PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS
DAN MUTU
TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR
PEDOMAN TEKNIS
IDENTIFIKASI/PENGEMBANGAN KAWASAN TANAMAN
REMPAH DAN PENYEGAR
TAHUN 2014
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
DESEMBER 2013
DAFTAR ISI
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Sasaran
C. Tujuan
II
PENDEKATAN PELAKSANAAN
KEGIATAN
A. Prinsip
Pendekatan
Pelaksanaan Kegiatan
B. Spesifikasi Teknis
III
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Ruang Lingkup
B. Pelaksana Kegiatan
C. Lokasi, Jenis dan Volume
D. Simpul Kritis
IV PROSES PENGAJUAN DAN
PENYALURAN DANA
V
PEMBINAAN, PENGENDALIAN,
PENGAWALAN
DAN
PENDAMPINGAN
VI MONITORING, EVALUASI DAN
PELAPORAN
VII PEMBIAYAAN
VIII PENUTUP
LAMPIRAN
..................
..................
..................
..................
..................
1
1
4
4
6
..................
6
..................
..................
..................
..................
..................
..................
..................
6
7
7
8
11
11
12
..................
13
..................
14
..................
..................
15
16
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lokasi Kegiatan Identifikasi Pengembangan
Kawasan Tanaman Rempah dan Penyegar pada
Tahun 2014
2. Outline Pengembangan Kawasan Tanaman
Rempah dan Penyegar
3. Outline Laporan Kegiatan
Identifikasi/Pengembangan Kawasan Tanaman
Rempah dan Penyegar
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perencanaan pembangunan perkebunan ke depan
harus dilandasi optimasi sumber daya yang
dicirikan dengan keterpaduan kegiatan, lokasi,
pembiayaan maupun fokus komoditas. Namun
disadari hingga saat ini belum tersedia rujukan
operasional yang bersifat komprehensif bagi
daerah dalam menyusun rancang bangun
pewilayahan dan pengembangan kawasan
produksi komoditas strategis dan komoditas
unggulan
nasional.
Peraturan
Menteri
Pertanian
Nomor
41/Permentan/OT.140/9/2009
Tentang
Kriteria Teknis Kawasan Peruntukan Pertanian
masih
bersifat
umum
bagi
semua
komoditas pertanian, dan dimaksudkan
sebagai dasar dalam penetapan rekomendasi
kawasan pertanian pada RTRW daerah.
Pendekatan pengembangan kawasan dirancang
untuk meningkatkan efektivitas kegiatan,
efisiensi anggaran dan mendorong keberlanjutan
kawasan
komoditas
unggulan.
Sentra
perkebunan diartikan sebagai bagian dari
kawasan yang memiliki ciri tertentu di mana di
dalamnya terdapat kegiatan produksi suatu jenis
produk perkebunan unggulan. Adapun kawasan
perkebunan adalah gabungan dari sentra-sentra
perkebunan yang terkait secara fungsional baik
Pedoman Teknis Identifikasi/Pengembangan Kawasan Tanaman Rempah dan Penyegar
1
dalam faktor sumber daya alam, sosial
budaya, maupun infrastruktur, sedemikian
rupa sehingga memenuhi batasan luasan
minimal
skala
efektivitas
manajemen
pembangunan wilayah.
Pembangunan perkebunan bertujuan untuk
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
masyarakat, meningkatkan penerimaan dan
devisa Negara, menyediakan lapangan kerja,
meningkatkan produktivitas, nilai tambah dan
daya saing, memenuhi kebutuhan konsumsi dan
bahan baku industri dalam negeri, dan
mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya alam
secara berkelanjutan. Untuk mencapai tujuan
tersebut, pada tahun 2010 telah dirumuskan
Rencana Strategis Pembangunan Perkebunan
2010-2014 termasuk Program peningkatan
produksi, produktivitas dan mutu tanaman
perkebunan berkelanjutan. Program dimaksud
mencakup 9 (sembilan) kegiatan pembangunan
perkebunan, salah satu diantaranya adalah
peningkatan produksi, produktivitas dan mutu
tanaman rempah dan penyegar.
Komoditas tanaman rempah dan penyegar lebih
dari 90% merupakan usaha perkebunan rakyat
dengan kepemilikan lahan yang relatif sempit.
Pengembangan komoditas tanaman rempah dan
penyegar
diprioritaskan
pada
komoditaskomoditas utama dan potensial seperti: kakao,
Pedoman Teknis Identifikasi/Pengembangan Kawasan Tanaman Rempah dan Penyegar
2
kopi, teh, lada, cengkeh, pala, gambir, kina, dan
pinang.
Dalam upaya peningkatan produksi, produktivitas
dan mutu tanaman rempah dan penyegar pada
usaha perkebunan rakyat, sering menghadapi
permasalahan terutama pada aspek-aspek
sumberdaya
seperti:
sumberdaya
alam,
sumberdaya modal, sumberdaya manusia,
sumberdaya teknologi, dan sumberdaya sosial
ekonomi.
Permasalahan tersebut di atas pada setiap
daerah
sangat
beragam
sehingga
untuk
penanganannya memerlukan informasi yang lebih
jelas dan rinci serta pendekatan yang berbeda.
Untuk mengatasi berbagai permasalahan dalam
pengembangan tanaman rempah dan penyegar
tersebut, sampai saat ini telah dilaksanakan
fasilitasi baik dari Pemerintah Pusat maupun
Pemerintah Daerah namun hasilnya belum
optimal karena masih bersifat parsial dan belum
berkelanjutan.
Dengan
mempertimbangkan
faktor-faktor
tersebut diatas, maka kebijakan pengembangan
tanaman rempah dan penyegar kedepan
diarahkan untuk mengoptimalkan seluruh potensi
sumberdaya dengan menggunakan pendekatan
kawasan dan dilaksanakan di sentra-sentra
produksi
secara
partisipatif,
siatimatik,
terintegrasi dan berkelanjutan.
Pedoman Teknis Identifikasi/Pengembangan Kawasan Tanaman Rempah dan Penyegar
3
Untuk mencapai hal tersebut diperlukan data dan
informasi yang merupakan potret profil kawasan
saat ini serta potensi dan peluang kemudian
disusun
rencana
pengembangan
kawasan
tersebut.
B. Sasaran
Sasaran kegiatan ini adalah :
-
Tersusunnya profil pengembangan kawasan
tanaman rempah dan penyegar, di 8
(delapan)
Provinsi
dan
11
(sebelas)
Kabupaten.
-
Tersusunnya rencana kawasan pengembangan
kawasanan tanaman rampah dan penyegar
dan 8 (delapan) provinsi dan 11 (sebelas)
kabupaten.
C. Tujuan
Tujuan kegiatan ini adalah:
1. Melaksanakan pengumpulan data mengenai
kondisi dan potensi pengembangan kawasan
tanaman rempah dan penyegar;
2. Mengolah dan menganalisis data untuk
menyusun database pengembangan kawasan
tanaman rempah dan penyegar;
3. Menyusun profil/potret kondisi kawasan
tanaman rempah dan penyegar saat ini dan
menginput profil kawasan berbasis web;
Pedoman Teknis Identifikasi/Pengembangan Kawasan Tanaman Rempah dan Penyegar
4
4. Menyusun rencana pengembangan kawasan
tanaman rempah dan penyegar;
5. Menyusun laporan kegiatan Identifikasi/
Pengembangan Kawasan Tanaman Rempah
dan Penyegar.
Pedoman Teknis Identifikasi/Pengembangan Kawasan Tanaman Rempah dan Penyegar
5
II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Prinsip Pendekaan Pelaksanaan Kegiatan
- Kegiatan identifikasi/pengembangan kawasan
tanaman rempah dan penyegar dilaksanakan
dengan berdasarkan pada prinsip akuntabilitas,
efisiensi dan efektivitas;
- Dalam penyusunan data dan informasi
pengembangan kawasan memasukan semua
aspek baik utama maupun pendukung dengan
secara terintegrasi;
- Kegiatan difokuskan kepada komoditi utama
dan potensial rempah penyegar;
- Lokasi kegiatan didaerah sentra produksi dan
pengembangan potensial;
- Hasil pengumpulan, pengolahan dan analisis
data
disajikan
dalam
bentuk
profil
pengembangan kawasan.
B. Spesifikasi Teknis
Kegiatan identifikasi/pengembangan kawasan
tanaman rempah dan penyegar merupakan
rangkaian kegiatan persiapan, pembentukan tim,
koordinasi dan pengumpulan data, penyusunan
draft dan pembahasan final profil kawasan,
penyusunan
laporan kegiatan identifikasi/
pengembangan kawasan tanaman rempah dan
penyegar. Oleh karenanya spesifikasi teknis
mengacu kepada standar biaya yang ditetapkan
oleh pemerintah.
Pedoman Teknis Identifikasi/Pengembangan Kawasan Tanaman Rempah dan Penyegar
6
III. PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Ruang Lingkup
Kegiatan identifikasi/pengembangan kawasan
tanaman rempah dan penyegar dilaksanakan di 8
(delapan) Provinsi dan 11 (sebelas) Kabupaten.
- Wilayah Provinsi/Kabupaten merupakan daerah
sentra produksi tanaman rempah dan penyegar
yaitu di Provinsi Lampung, Kab. Lampung Timur
(lada), Kab. Lampung Barat (kopi); Provinsi
Jawa Barat, Kab. Sukabumi (teh); Provinsi Bali,
Kabupaten Bangli (kopi); Provinsi Sulawesi
Selatan, Kab. Enrekang (kopi); Provinsi Sulawesi
Utara kab. Sitaro (pala); Provinsi Sulawesi
Barat, Kab. Mamuju dan Polman (kakao);
Provinsi Nusa Tenggara Barat, Kab. Lombok
Timur dan Kab. Lombok Utara (kopi); Provinsi
Maluku Utara Kab. Hamahera Barat (cengkeh);
- Aspek-aspek sumberdaya yang diperlukan dalam
pengembangan kawasan tanaman rempah dan
penyegar, yang meliputi : sumberdaya alam
(SDA), sumberdaya modal (SDMd), sumberdaya
manusia (SDM), sumberdaya teknologi (SDT),
dan sumberdaya ekonomi (SDE), sumberdaya
pemerintah (SDP).
Pedoman Teknis Identifikasi/Pengembangan Kawasan Tanaman Rempah dan Penyegar
7
B. Pelaksana Kegiatan
Pelaksana kegiatan identifikasi / pengembangan
kawasan tanaman rempah dan penyegar adalah:
1. Tingkat Pusat: Direktorat Tanaman Rempah
dan
Penyegar,
Direktorat
Jenderal
Perkebunan dengan tugas-tugas sebagai
berikut :
- Penyiapan Pedoman Teknis Identifikasi
Pengembangan Kawasan Tanaman Rempah
dan Penyegar;
- Sosialisasi, Pembinaan, Monitoring dan
evaluasi
kegiatan
identifikasi/
pengembangan kawasan tanaman rempah
dan penyegar;
- Koordinasi
pelaksanaan
identifikasi/pengembangan
tanaman rempah dan penyegar;
kegiatan
kawasan
- Rekapitulasi profil pengembangan kawasan
tanaman rempah dan penyegar;
- Penyusunan
laporan
identifikasi/pengembangan
tanaman rempah dan penyegar.
kegiatan
kawasan
2. Tingkat Provinsi dilaksanakan oleh Dinas yang
menangani bidang Perkebunan dengan tugastugas sebagai berikut :
Pedoman Teknis Identifikasi/Pengembangan Kawasan Tanaman Rempah dan Penyegar
8
- Penyiapan
Petunjuk
Pelaksanaan
Identifikasi/Pengembangan
Kawasan
Sumberdaya
Tanaman
Rempah
dan
Penyegar;
- Pembentukan
tim
Identifikasi/
Pengembangan
Kawasan
Sumberdaya
Tanaman Rempah dan Penyegar;
- Sosialisasi,
Pembinaan,
Pengawalan,
Pengumpulan
data,
Monitoring
dan
evaluasi
kegiatan
identifikasi/
pengembangan kawasan tanaman rempah
dan penyegar;
- Koordinasi
pelaksanaan
identifikasi/pengembangan
tanaman rempah dan penyegar;
kegiatan
kawasan
- Rekapitulasi profil pengembangan kawasan
tanaman rempah dan penyegar tingkat
provinsi;
- Monitoring penyusunan profil dan posting
database kawasan;
- Penyusunan
laporan
kegiatan
identifikasi/pengembangan
kawasan
tanaman rempah dan penyegar tingkat
provinsi.
3. Tingkat Kabupaten/Kota dilaksanakan oleh
Dinas yang menangani bidang Perkebunan
bekerjasama dengan tugas-tugas sebagai
berikut :
Pedoman Teknis Identifikasi/Pengembangan Kawasan Tanaman Rempah dan Penyegar
9
- Penyiapan Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Identifikasi
Pengembangan
Kawasan
Tanaman Rempah dan Penyegar;
- Pembentukan
tim
Identifikasi/
Pengembangan
Kawasan
Sumberdaya
Tanaman Rempah dan Penyegar;
- Pengumpulan data, pengawalan, analisis,
pembahasan draft dan pembahasan final
profil identifikasi/pengembangan kawasan
tanaman rempah dan penyegar saat ini;
- Koordinasi
pelaksanaan
identifikasi/pengembangan
tanaman rempah dan penyegar;
kegiatan
kawasan
- Penyusunan profil kawasan tanaman
rempah dan penyegar di kabupaten/kota;
- Posting database berbasis web kawasan
tanaman rempah dan penyegar di
kabupaten/kota;
- Penyusunan
laporan
kegiatan
identifikasi/pengembangan
kawasan
tanaman rempah dan penyegar di
kabupaten/kota;
Pedoman Teknis Identifikasi/Pengembangan Kawasan Tanaman Rempah dan Penyegar
10
C. Lokasi, Jenis dan Volume
Lokasi, jenis dan volume kegiatan identifikasi
pengembangan kawasan tanaman rempah dan
penyegar seperti pada lampran 1.
D. Simpul Kritis
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan identifikasi
pengembangan kawasan tanaman rempah dan
penyegar, diprediksi adanya simpul-simpul kritis
sebagai berikut:
1. Terbatasnya jumlah petugas yang menangani
kegiatan pengumpulan data, analisis sampai
dengan rekomendasi kebutuhan untuk
pengembangan kawasan tanaman rempah
dan penyegar;
2. Kapasitas
Petugas
dalam
pemahaman
sumberdaya, pengumpulan data, analisis
sampai dengan rekomendasi kebutuhan
untuk pengembangan kawasan tanaman
rempah dan penyegar;
3. Ketersediaan data sumberdaya secara
lengkap baik data sekunder maupun primer;
4. Tidak tersedianya koneksi internet yang baik
pada beberapa daerah.
Pedoman Teknis Identifikasi/Pengembangan Kawasan Tanaman Rempah dan Penyegar
11
IV. PROSES PENGAJUAN DAN PENYALURAN DANA
Proses pengajuan dan penyaluran dana mengikuti
pedoman/petunjuk
pelaksanaan
pengelolaan
anggaran Tahun 2014 dan kegiatan APBN.
Pedoman Teknis Identifikasi/Pengembangan Kawasan Tanaman Rempah dan Penyegar
12
V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN DAN
PENDAMPINGAN
1. Pembinaan, Pengendalian, Pengawalan dan
Pendampingan dilakukan oleh Pusat, Provinsi dan
Kabupaten dilakukan secara berkelanjutan;
2. Koordinasi tindaklanjut baik pemerintah pusat
maupun daerah untuk penyusunan program dan
kegiatan pengembangan kawasan tanaman
rempah dan penyegar secara terpadu dan
berkelanjutan yang terkait dengan identifikasi
kebutuhan sumberdaya alam (SDA), sumberdaya
modal (SDMd), sumberdaya manusia (SDM),
sumberdaya teknologi (SDT), dan sumberdaya
ekonomi (SDE), sumberdaya pemerintah (SDP).
Program dan kegiatan tersebut kemudian
dijabarkan ke dalam rencana pengembangan
kawasan tanaman rempah dan penyegar.
3. Agar kegiatan dapat dilaksanakan secara efektif
dan efisien maka perlu dilakukan pengawalan dan
pendampingan dalam berbagai tahapan proses
kegiatan identifikasi/pengembangan kawasan
tanaman rempah dan penyegar.
Pedoman Teknis Identifikasi/Pengembangan Kawasan Tanaman Rempah dan Penyegar
13
VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
Kegiatan
monitoring
bertujuan
mengetahui
perkembangan pelaksanaan kegiatan melalui
pemantauan, evaluasi dan pelaporan secara berkala
dan berkelanjutan.
Monitoring, evaluasi dan pelaporan merupakan
suatu alat untuk mengetahui perkembangan/
progress pelaksanaan kegiatan pada wilayah
tertentu dan pada kurun waktu yang telah
ditetapkan, ini digunakan pula untuk memantau
kendala yang dihadapi baik oleh pelaksana
administrasi, keuangan maupun teknis pada suatu
titik
kegiatan
sebagai
dasar
untuk
menindaklanjutinya.
Monitoring, evaluasi dan pelaporan dilaksanakan
pada kurun waktu yang telah ditetapkan disetiap
tingkatan pelaksana kegiatan (Pusat, Provinsi dan
Kabupaten).
Monitoring, evaluasi dan pelaporan menggunakan
format baku yang dibuat oleh Direktorat Jenderal
Perkebunan serta institusi lainnya berdasarkan
ketentuan yang berlaku.
Pedoman Teknis Identifikasi/Pengembangan Kawasan Tanaman Rempah dan Penyegar
14
VII. PEMBIAYAAN
Biaya kegiatan identifikasi/pengembangan kawasan
tanaman rempah dan penyegar dibebankan pada
Satker Dinas yang membidangi perkebunan
Provinsi/Kabupaten Tahun Anggaran 2014.
Pedoman Teknis Identifikasi/Pengembangan Kawasan Tanaman Rempah dan Penyegar
15
VIII. PENUTUP
Pedoman
Identifikasi/Pengembangan
Tanaman
Rempah Dan Penyegar disusun untuk dapat
dipedomani oleh para petugas identifikasi sumber
daya baik di Pusat maupun Daerah.
Pedoman teknis ini dijabarkan lebih lanjut dalam
Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) yang disusun oleh
Dinas Provinsi dan Petunjuk Teknis (Juknis) yang
disusun oleh Dinas Kabupaten/Kota dengan
menyesuaikan aspirasi dan kondisi maupun
kebutuhan di masing-masing wilayah.
Jakarta, Desember 2013
Pedoman Teknis Identifikasi/Pengembangan Kawasan Tanaman Rempah dan Penyegar
16
Pedoman Teknis Identifikasi/Pengembangan Kawasan Tanaman Rempah dan Penyegar
17
Lampiran1. Lokasi Kegiatan Identifikasi Pengembangan
Kawasan Tanaman Rempah dan Penyegar
pada Tahun 2014
No.
1.
Provinsi
LAMPUNG
Kabupaten
Volume
1. Lampung Timur
1 Kegiatan
2. Lampung Barat
1 Kegiatan
2.
JABAR
3. Sukabumi
1 Kegiatan
3.
BALI
4. Bangli
1 Kegiatan
4.
SULSEL
5.
1 Kegiatan
5.
SULUT
6. Sitaro
1 Kegiatan
6.
SULBAR
7. Mamuju
1 Kegiatan
8. Polman
1 Kegiatan
9. Lombok Timur
1 Kegiatan
10. Lombok Utara
1 Kegiatan
11. Halmahera Barat
1 Kegiatan
7.
8.
NTB
MALUT
Enrekang
Pedoman Teknis Identifikasi/Pengembangan Kawasan Tanaman Rempah dan Penyegar
18
Outline
PENGEMBANGAN KAWASAN
TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR
Lampiran 2
Kata Pengantar
I. PENDAHULUAN
1.
2.
3.
4.
5.
Latar Belakang
Tujuan
Hasil yang diharapkan
Sasaran
Ruang Lingkup
II. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PENGEMBANGAN
KAWASAN
III. GAMBARAN UMUM KAWASAN
1. Penetapan Kawasan
2. Profil Kawasan (alam, modal, manusia, teknologi
ekonomi dan pemerintah)
3. Analisa tahapan proses (inisiasi, penumbuhan,
pengembangan, pemantapan)
IV. PERMASALAHAN,
PENGEMBANGAN
POTENSI
DAN
PELUANG
V. MASTER PLAN DAN RENCANA AKSI PENGEMBANGAN
KAWASAN.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
LAMPIRAN
Peta Kawasan
Lainnya Sesuai Kebutuhan
Pedoman Teknis Identifikasi/Pengembangan Kawasan Tanaman Rempah dan Penyegar
19
Lampiran 3
Outline
LAPORAN KEGIATAN IDENTIFIKASI/PENGEMBANGAN
KAWASAN TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR
Kata Pengantar
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan dan Sasaran
C. Ruang Lingkup
D. Indikator Kinerja
II. PELAKSANA KEGIATAN
A. Waktu dan Lokasi
B. Alat dan Bahan
C. Metode Pelaksanaan
D. Tahapan Pelaksanaan
E. Simpul Kritis
F. Penerima Manfaat
G. Hasil Yang Diharapkan
H. Pembiayaan
III. HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN
IV. PERMASALAHAN DAN UPAYA TINDAK LANJUT
V. KESIMPULAN
LAMPIRAN
Pedoman Teknis Identifikasi/Pengembangan Kawasan Tanaman Rempah dan Penyegar
20
PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN
MUTU
TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR
PEDOMAN TEKNIS
PENDAYAGUNAAN SUMBERDAYA TANAMAN REMPAH DAN
PENYEGAR
TAHUN 2014
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
DESEMBER 2013
DAFTAR ISI
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Sasaran
C. Tujuan
II
PENDEKATAN PELAKSANAAN
KEGIATAN
A. Prinsip
Pendekatan
Pelaksanaan Kegiatan
B. Spesifikasi Teknis
III
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Ruang Lingkup
B. Urutan Kegiatan
C. Pelaksana Kegiatan
D. Lokasi, Jenis dan Volume
E. Simpul Kritis
IV PROSES PENGADAAN DAN
PENYALURAN DANA
V
PEMBINAAN, PENGENDALIAN,
PENGAWALAN
DAN
PENDAMPINGAN
VI MONITORING, EVALUASI DAN
PELAPORAN
VII PEMBIAYAAN
VIII PENUTUP
LAMPIRAN
..................
..................
..................
..................
..................
1
1
3
3
4
..................
4
..................
..................
..................
..................
..................
..................
..................
..................
4
6
6
6
6
9
10
12
..................
13
..................
14
..................
..................
15
16
DAFTAR LAMPIRAN
1.
Outline Laporan
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengembangan tanaman rempah dan
penyegar mempunyai peranan stategis
dalam pembangunan pertanian, umumnya
dan secara spesifik dalam pembangunan
perkebunan. Peran strategis tersebut
terkait langsung dengan peningkatan
devisa negara, penyediaan kesempatan
kerja, peningkatan pendapatan pekebun,
pelestarian sumber daya alam dan
lingkungan serta pengembangan wilayah.
Tanaman rempah dan penyegar mempunyai
prospek
dan
potensi
besar
untuk
dikembangkan
secara
ekonomis,
terintegrasi dan berkelanjutan. Sebagian
besar komoditi utama tanaman rempah dan
penyegar telah mempunyai pangsa pasar di
tingkat dunia karena cita rasa dan aroma
yang khas dan tidak tergantikan oleh
produk negara lain. Hal tersebut karena
adanya dukungan keunggulan spesifik
geografis, sumber daya genetika berbasis
kearifan lokal dan iklim yang mendukung
dalam pengembangan komoditi tersebut.
Namun demikian, dalam operasional
pengembangan
komoditi
tersebut
dihadapkan pada berbagai tuntunan
kebutuhan yang selalu berkembang dari
Pedoman Teknis Pendayagunaan Sumberdaya Tanaman Rempah dan Penyegar Tahun 2014
1
waktu ke waktu dan perubahan lingkungan
yang sangat dinamis. Disamping itu masih
dijumpai berbagai permasalahan seperti
rendahnya produktivitas sebagai akibat
belum diterapkannya standar baku teknis
GAP
(Good
Agricultural
Practices),
rendahnya mutu produk akibat belum
diterapkannya standar mutu baku GMP
(Good Manufacturing Practices) dan GHP
(Good Handling Practices) lemahnya
kelembagaan pekebun dan kerjasama
kemitraan usaha serta terbatasnya akses
terhadap permodalan.
Mengacu
kepada
kondisi
tersebut,
kebijakan pembangunan tanaman rempah
dan penyegar yang ditempuh adalah
mensinergikan seluruh potensi sumberdaya
tanaman
rempah
dalam
rangka
peningkatan daya saing usaha, nilai
tambah, produktivitas dan mutu produk,
melalui partisipasi aktif para pemangku
kepentingan dan penerapan struktur
organisasi yang sesuai dengan kebutuhan
berlandaskan kepada ilmu pengetahuan
dan teknologi serta didukung dengan tata
kelola pemerintah yang baik.
Melalui
anggaran
pemerintah
telah
dilakukan berbagai pembangunan melalui
berbagai kegiatan perluasan, peremajaan,
rehabilitasi, intensifikasi dan diversifikasi.
Pedoman Teknis Pendayagunaan Sumberdaya Tanaman Rempah dan Penyegar Tahun 2014
2
Hasil–hasil
pembangunan
tersebut
merupakan suatu aset yang harus
dioptimalkan dan didayagunakan, sehingga
dapat
meningkatkan
efektivitas
pembangunan dan pada gilirannya dapat
meningkatkan
produktivitas
dan
pendapatan pekebun.
B. Sasaran
Tersedianya data hasil inventarisasi asset
Sumberdaya fisik di lingkungan tanaman
rempah dan penyegar serta melakukan
optimalisasi sumberdaya tersebut di
4 (empat) Provinsi yaitu : Lampung,
Banten, Bali, dan Jawa Barat.
C. Tujuan
1. Melakukan
inventarisasi
asset
sumberdaya yang dialokasikan dari
berbagai sumber khususnya APBN
selama 5 (lima) tahunterakhir;
2. Melakukan analisis dan rekomendasi
tindak lanjut dalam rangka optimalisasi
sumberdaya di lingkungan tanaman
rempah dan penyegar
Pedoman Teknis Pendayagunaan Sumberdaya Tanaman Rempah dan Penyegar Tahun 2014
3
II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan
1. Lokasi
kegiatan
pendayagunaan
sumberdaya merupakan daerah sentra
produksi atau secara teknis layak untuk
pengembangan
budidaya
tanaman
rempah dan penyegar.
2. Kegiatan pendayagunaan sumberdaya
tanaman
rempah
dan
penyegar
dilaksanakan di provinsi Lampung,
Banten, Jawa Barat dan Bali.
3. Diprioritaskan pada daerah sentra
produksi perkebunan rakyat yang
mendapatkan
fasilitas
pemerintah,
utamanya sumberdaya fisik tanaman
dalam 5 (lima) tahun terakhir;
B. Spesifikasi Teknis
Kegiatan Pendayagunaan Sumberdaya
Tanaman
Rempah
dan
Penyegar
merupakan
rangkaian
kegiatan
pertemuan,
pengumpulan
data,
pengolahan, pembahasan dan perumusan
hasil,
serta
penyusunan
model
pendayagunaan sumberdaya.
Penyusunan
model
mengacu
pada
Pedoman Pendayagunaan Sumberdaya.
Pedoman Teknis Pendayagunaan Sumberdaya Tanaman Rempah dan Penyegar Tahun 2014
4
Spesifikasi teknis kegiatan mengacu
kepada standar biaya yang ditetapkan
pemerintah.
Pedoman Teknis Pendayagunaan Sumberdaya Tanaman Rempah dan Penyegar Tahun 2014
5
III. PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Ruang Lingkup
Wilayah
Provinsi/Kabupaten
sentra
produksi tanaman rempah dan penyegar
yaitu Lampung, Banten, Bali, Jawa
Barat.
B. Urutan Kegiatan
- Pembentukan panitia;
- Rapat persiapan dan penyusunanJuklak
/Juknis;
- Pengawalan/sosialisasi/inventarisasi;
- Penyusunan model
sumberdaya;
pendayagunaan
- Workshop manajemen pendayagunaan
sumberdaya;
- Penyusunan dan pembahasan laporan.
C. Pelaksana Kegiatan
Pelaksanaan
sumberdaya
penyegar:
kegiatan
tanaman
pendayagunaan
rempah
dan
1. Tingkat Pusat
Direktorat Tanaman rempah dan
penyegar,
Direktorat
Jenderal
Perkebunan bekerjasama dengan unit
terkait dengan tugas sebagai berikut:
Pedoman Teknis Pendayagunaan Sumberdaya Tanaman Rempah dan Penyegar Tahun 2014
6
- Menyiapkan pedoman teknis;
- Melakukan sosialisasi ke Provinsi
dan Kabupaten;
- Melakukan
bimbingan
pengawalan kegiatan;
dan
- Pembahasan
usulan
model
pendayagunaan sumberdaya;
- Menyusun
laporan
kegiatan
pendayagunaan
sumberdaya
tanaman rempah dan penyegar.
2. Tingkat Provinsi
Dilaksanakan
oleh
Dinas
yang
menangani Perkebunan bekerjasama
dengan unit terkait dengan tugas
sebagai berikut:
-
Menyiapkan petunjuk pelaksanaan
kegiatan
pendayagunaan
sumberdaya tanaman rempah dan
penyegar;
-
Melakukan
sosialisasi
kegiatan
pendayagunaan
sumberdaya
tanaman rempah dan penyegar di
Kabupaten/Kota;
Pedoman Teknis Pendayagunaan Sumberdaya Tanaman Rempah dan Penyegar Tahun 2014
7
-
Melakukan inventarisasi kegiatan
dan asset sumberdaya tanaman
rempah
dan
penyegar
di
Kabupaten/Kota;
-
Pengolahan dan analisa data hasil
inventaris;
-
Penyusunan model pendayagunaan
sumberdaya;
-
Penyusunan
laporan
kegiatan
pendayagunaan
sumberdaya
tanaman rempah dan penyegar.
3. Tingkat Kabupaten/Kota
Dilaksanakan
oleh
Dinas
yang
menangani Perkebunan bekerjasama
dengan unit terkait dengan tugas
sebagai berikut:
- Penyiapan
petunjuk
teknis
pelaksanaan
kegiatan
pendayagunaan
sumberdaya
tanaman rempah dan penyegar;
- Melakukan sosialisasi pelaksanaan
kegiatan
pendayagunaan
Pedoman Teknis Pendayagunaan Sumberdaya Tanaman Rempah dan Penyegar Tahun 2014
8
sumberdaya tanaman rempah dan
penyegar;
- Melakukan
inventarisasi
aset
sumberdaya tanaman rempah dan
penyegar;
- Melakukan pengolahan dan analisa
data
hasil
inventarisasi
aset
sumberdaya tanaman rempah dan
penyegar;
- Penyusunan model pendayagunaan
sumberdaya;
- Penyusunan
laporan
kegiatan
pendayagunaan
sumberdaya
tanaman rempah dan penyegar.
D. Lokasi, Jenis dan Volume
Lokasi, jenis dan volume kegiatan
pendayagunaan sumberdaya tanaman
rempah dan penyegar seperti pada tabel
berikut:
Pedoman Teknis Pendayagunaan Sumberdaya Tanaman Rempah dan Penyegar Tahun 2014
9
Tabel Lokasi Kegiatan
No.
Provinsi
Kabupaten
1.
Lampung
*)
2.
Banten
*)
3.
Jawa Barat
4.
Bali
Cianjur
*)
Catatan :*) ditetapkan oleh Provinsi
E. Simpul Kritis
Agar pendayagunaan asset sumberdaya
tanaman rempah dan penyegar dapat
berkelanjutan perlu diperhatikan faktor
kritis sebagai berikut :
1. Ketersediaan
kualitas/kuantitas
Sumberdaya Manusia (SDM), baik
petugas maupun petani.
2. Dukungan Pemda dalam kegiatan
Pendayagunaan Sumberdaya.
3. Ketersediaan data dan informasi,
Pedoman Teknis Pendayagunaan Sumberdaya Tanaman Rempah dan Penyegar Tahun 2014
10
4. Dukungan infrastruktur sarana dan
prasarana pelatihan.
5. Faktor
teknis,
antara
lain
ketidaksesuaian
spesifikasi
teknis
dengan kebutuhan setempat dan
factor lainnya sosial, ekonomi dan
kelembagaan
6. Faktor ekonomi, antara lain biaya
operasional
Asset
lebih
mahal
dibandingkan
dengan
biaya
operasional dari teknologi yang biasa
dilakukan (terlalu mahal).
7. negatif terhadap lingkungan (erosi
dan limbah)
Pedoman Teknis Pendayagunaan Sumberdaya Tanaman Rempah dan Penyegar Tahun 2014
11
IV. PROSES PENGAJUAN DAN PENYALURAN
DANA
Proses pengajuan dan penyaluran dana
mengikuti pedoman/petunjuk pelaksanaan
pengelolaan anggaran dan kegiatan APBN.
Pedoman Teknis Pendayagunaan Sumberdaya Tanaman Rempah dan Penyegar Tahun 2014
12
V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN
DAN PENDAMPINGAN
Pembinaan dan Pengendalian dilakukan oleh
Pusat, Provinsi dan Kabupaten dilakukan
secara berkelanjutan. Untuk itu diperlukan
dukungan dana pembinaan lanjutan yang
bersumber dari dana APBD;
Untuk
meningkatkan
akuntabilitas
pelaksanaan
maka
perlu
dilakukan
pengawalan melalui jalur struktural oleh Tim
Teknis Kabupaten/Kota, Tim Pembinaan
Provinsi dan Pusat. Sedangkan pengendalian
pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen dan Kuasa Pengguna
Anggaran;
Pedoman Teknis Pendayagunaan Sumberdaya Tanaman Rempah dan Penyegar Tahun 2014
13
VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
Kegiatan monitoring bertujuan mengetahui
perkembangan pelaksanaan kegiatan melalui
pemantauan, evaluasi dan pelaporan secara
berkala dan berkelanjutan.
Monitoring,
evaluasi
dan
pelaporan
merupakan suatu alat untuk mengetahui
perkembangan/
progress
pelaksanaan
kegiatan pada wilayah tertentu dan pada
kurun waktu yang telah ditetapkan, ini
digunakan pula untuk memantau kendala
yang
dihadapi
baik
oleh
pelaksana
administrasi, keuangan maupun teknis pada
suatu titik kegiatan sebagai dasar untuk
menindaklanjutinya.
Monitoring,
evaluasi
dan
pelaporan
dilaksanakan pada kurun waktu yang telah
ditetapkan disetiap tingkatan pelaksana
kegiatan (Pusat, Provinsi dan Kabupaten).
Sistem monitoring, evaluasi dan pelaporan
menggunakan format baku yang dibuat oleh
Direktorat Jenderal Perkebunan serta
institusi lainnya berdasarkan ketentuan yang
berlaku.
Pedoman Teknis Pendayagunaan Sumberdaya Tanaman Rempah dan Penyegar Tahun 2014
14
VII. PEMBIAYAAN
Biaya kegiatan pendayagunaan sumberdaya
tanaman rempah dan penyegar dibebankan
pada Satker Dinas yang membidangi
perkebunan
Provinsi/Kabupaten
Tahun
Anggaran 2014.
Pedoman Teknis Pendayagunaan Sumberdaya Tanaman Rempah dan Penyegar Tahun 2014
15
VIII. PENUTUP
Pedoman Teknis Pemberdayaan Sumberdaya
Tanaman Rempah Dan Penyegar disusun
untuk dapat dipedomani oleh para petugas
pendayagunaan sumberdaya baik di Pusat
maupun Daerah.
Pedoman teknis ini dijabarkan lebih lanjut
dalam Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) yang
disusun oleh Dinas Provinsi dan Petunjuk
Teknis (Juknis) yang disusun oleh Dinas
Kabupaten/Kota
dengan
menyesuaikan
aspirasi dan kondisi maupun kebutuhan di
masing-masing wilayah.
Jakarta, Desember 2013
Pedoman Teknis Pendayagunaan Sumberdaya Tanaman Rempah dan Penyegar Tahun 2014
16
LAMPIRAN
Pedoman Teknis Pendayagunaan Sumberdaya Tanaman Rempah dan Penyegar Tahun 2014
17
Lampiran 1
OUTLINE LAPORAN
KATA PENGANTAR
I.
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Tujuan
3. Sasaran
4. Ruang Lingkup
II.
PELAKSANAAN KEGIATAN
III.
PROFIL PENDAYAGUNAAN SUMBERDAYA
1. Hasil Inventarisasi Aset Sumberdaya
2. Hasil Evaluasi Keberhasilan
dan Keberlanjutan
3. Rekomendasi
IV. OPTIMASI PEMANFAATAN SUMBERDAYA
1. Langkah Tindak Lanjut
2. Faktor Kritis
3. Pengorganisasian
4. Pembiayaan
V.
KESIMPULAN
LAMPIRAN
Pedoman Teknis Pendayagunaan Sumberdaya Tanaman Rempah dan Penyegar Tahun 2014
18
PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN
MUTU
TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR
PEDOMAN TEKNIS
INDIKASI GEOGRAFIS (IG)
TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR
TAHUN 2014
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
DESEMBER 2013
DAFTAR ISI
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Sasaran
C. Tujuan
II
PENDEKATAN PELAKSANAAN
KEGIATAN
A. Prinsip
Pendekatan
Pelaksanaan Kegiatan
B. Spesifikasi Teknis
III
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Ruang Lingkup
B. Pelaksana Kegiatan
C. Lokasi, Jenis dan Volume
D. Simpul Kritis
IV PROSES PENGADAAN DAN
PENYALURAN DANA
V
PEMBINAAN, PENGENDALIAN,
PENGAWALAN
DAN
PENDAMPINGAN
VI MONITORING, EVALUASI DAN
PELAPORAN
VII PEMBIAYAAN
VIII PENUTUP
..................
..................
..................
..................
..................
1
1
2
2
3
..................
3
..................
..................
..................
..................
..................
..................
..................
4
5
5
6
7
8
9
..................
10
..................
15
..................
..................
16
17
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alam tropis Indonesia memiliki anugerah
sumber daya alam yang beraneka ragam
sehingga
menghasilkan
produk
perkebunan dengan ciri khas atau
karakteristik tertentu yang menjadi
keunggulan produk di masing-masing
daerah, baik dari sisi aroma, cita rasa,
warna, ukuran maupun tekstur yang
khas.
Dilingkungan tanaman rempah dan
penyegar, beberapa komoditi unggulan
seperti kopi, teh, lada dan pala yang
memiliki keunggulan tertentu, telah
diminati konsumen tertentu dan brand
di pasar dunia seperti gayo, kintamani,
toraja-kalosi, baliem, flores-bajawa
(kopi), lampung black pepper (lada) dan
munthok white pepper, serta banda dan
siau nutmeg (pala).
Sebagai salah satu upaya perlindungan
terhadap keaslian dan kekhasan produk
yang dihasilkan oleh suatu daerah, serta
dalam rangka meningkatkan daya saing
produk di pasar domestik maupun
Pedoman Teknis Indikasi Geografis (IG) Tanaman Rempah dan Penyegar
1
global, maka perlu kegiatan Indikasi
Geografis dilingkup tanaman rempah
dan penyegar. Kegiatan ini merupakan
pengutuhan
bagi
kegiatan
yang
sebelumnya telah difasilitasi pihak lain
dan kegiatan awal bagi komoditi yang
merupakan rintisan baru.
B. Sasaran Nasional
Sasaran
kegiatan
ini
adalah
terfasilitasinya proses pengembangan
sertifikasi indikasi geografis komoditas
tanaman
rempah
dan
penyegar
khususnya komoditi kopi, lada, teh dan
pala di 5 Provinsi (3 Kab.).
C. Tujuan
Tujuan kegiatan ini adalah:
1) Melakukan sosialisasi, penyamaan
persepsi, serta pemahaman mengenai
pengembangan
indikasi
geografis
terhadap
kondisi
rempah
dan
penyegar.
2) Memfasilitasi
proses
pembuatan
sertifikasi Indikasi Geografis (IG)
komoditas rempah dan penyegar.
Pedoman Teknis Indikasi Geografis (IG) Tanaman Rempah dan Penyegar
2
II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Prinsip
Kegiatan
Pendekatan
Kegiatan
Indikasi
Tanaman
Rempah
ditetapkan dengan
berikut :
Pelaksanaan
Geografis
(IG)
dan
Penyegar
kriteria sebagai
1) Kegiatan Indikasi Geografis (IG) ini
difokuskan pada komoditi tanaman
rempah dan penyegar yang memiliki
potensi indikasi geografis.
2) Merupakan daerah sentra produksi
tanaman rempah dan penyegar atau
secara teknis dan agroklimat layak
untuk
pengembangan
budidaya
tanaman rempah dan penyegar.
3) Menghasilkan produk yang mempunyai
karakteristik, citarasa dan aroma
yang spesifik diminati oleh konsumen
dalam maupun luar negeri.
4) Relatif berada dalam satu kesatuan
ekonomi, wilayah/hamparan, status
lahan sebagai hak milik, dukungan
infrastruktur
dan
terdapat
kelembagaan petani aktif.
Pedoman Teknis Indikasi Geografis (IG) Tanaman Rempah dan Penyegar
3
5) Lokasi kegiatan Indikasi Geografis (IG)
Tanaman Rempah dan Penyegar
adalah 1). Provinsi Riau, Kab.
Meranti,
2). Provinsi
Sumatera
Selatan, 3). Provinsi Lampung, 4).
Provinsi Jawa Barat, Kab. Bandung
dan, 5). Provinsi Sulawesi Utara, Kab.
Sitaro.
B. Spesikasi Teknis
Kegiatan
Indikasi
Geografis
(IG)
Tanaman
Rempah
dan
Penyegar
merupakan rangkaian kegiatan awal
maupun pengutuhan dengan kegiatan
meliputi : persiapan, pembentukan tim,
pertemuan
dengan
stakeholder
(sosialisasi), pembentukan kelembagaan
MPIG, Analisis Tanah, Analisis Produk,
Penyusunan Buku Persyaratan IG dan
Peta Wilayah IG,
Pembahasan buku
Persyaratan, Pendaftaran ke ditjen
HaKI, Kementerian Hukum dan HAM, dan
fasilitasi Pemeriksaan substantive serta
penyusunan laporan kegiatan spesifikasi
teknis mengacu kepada standar biaya
yang ditetapkan oleh pemerintah.
Pedoman Teknis Indikasi Geografis (IG) Tanaman Rempah dan Penyegar
4
III. PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Ruang Lingkup
1) Kegiatan
fasilitasi
pengembangan
indikasi geografis ini difokuskan pada
komoditi rempah dan penyegar yang
memiliki potensi indikasi geografis,
yaitu Kopi, Lada, Pala dan Teh.
2) Wilayah
Provinsi/Kabupaten
yang
memiliki potensi indikasi geografis
komoditi rempah dan penyegar.
3) Cakupan kegiatan fasilitasi IG ini
merupakan kegiatan baru/pengutuhan
meliputi
1).
pertemuan
dengan
stakeholder
(sosialisasi),
2).
pembentukan kelembagaan MPIG, 3).
Analisis Tanah, 4). Analisis Produk, 5).
Penyusunan Buku Persyaratan IG dan
Peta Wilayah IG, 6). Pembahasan buku
Persyaratan, Pendaftaran ke ditjen
HaKI, Kementerian Hukum dan HAM,
7).
dan
fasilitasi
Pemeriksaan
substantive.
Pedoman Teknis Indikasi Geografis (IG) Tanaman Rempah dan Penyegar
5
B. Pelaksana Kegiatan
Secara umum organisasi pelaksanaan
kegiatan dengan uraian tugasnya adalah
sebagai berikut :
1. Pusat
Direktorat Tanaman Rempah dan
Penyegar bekerjasama dengan instansi
terkait dengan tugas :
a. Menyusun Pedoman Teknis
b. Melakukan konsultasi, koordinasi dan
pelaksanaan kegiatan dengan pihak
terkait;
c. Melakukan sosialisasi kegiatan;
d. Melakukan pembinaan, pengawalan
Monev, konsultasi dan koordinasi,
indikasi geografis (IG) tanaman
rempah
dan
penyegar
ke
Provinsi/Kab./Kota.
2. Provinsi/Kabupaten/Kota
a. Menyusun Petunjuk Pelaksanaan
(Juklak/Juknis).
Pedoman Teknis Indikasi Geografis (IG) Tanaman Rempah dan Penyegar
6
b. Melakukan sosialisasi/pembentukan
kelembagaan indikasi geografis
c. Melakukan koordinasi penyusunan
buku
persyaratan
dan
peta,
pengumpulan
data
ke
kabupaten/kota.
d. Fasilitasi analisis tanah dan kualitas
produk.
e. Melakukan
pembahasan
persyaratan IG.
buku
f. Melakukan Pendaftaran IG ke Ditjen
HaKI Kementerian Hukum dan Ham.
g. Melakukan penyusunan laporan.
C. Lokasi, Jenis dan Volume
Lokasi, jenis dan volume kegiatan
indikasi geografis (IG) tanaman rempah
dan penyegar TA. 2014 dapat dilihat
pada tabel berikut :
No
1.
2.
3.
4.
5.
Provinsi
Riau
Sumsel
Lampung
Jawa Barat
Sulut
Kabupaten
Kep. Meranti
Bandung
Sitaro
Pedoman Teknis Indikasi Geografis (IG) Tanaman Rempah dan Penyegar
Volume
1 Keg.
1 Keg.
1 Keg.
1 Keg.
1 Keg.
7
D. Simpul Kritis
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan
indikasi geografis tanaman rempah dan
penyegar,
diprediksi
adanya
simpul-
simpul kritis sebagai berikut :
1. Kapasitas
Petugas
terhadap
pemahaman IG dan proses sertifikasi
IG.
2. Dukungan petani / kelompok tani /
kelembagaan / pemerintah daerah
dalam
pengembangan
indikasi
geografis.
Pedoman Teknis Indikasi Geografis (IG) Tanaman Rempah dan Penyegar
8
IV. PROSES PENGADAAN DAN PENYALURAN
DANA
Proses pengajuan dan penyaluran dana
mengikuti pedoman/petunjuk pelaksanaan
pengelolaan anggaran Tahun 2014 dan
kegiatan APBN.
Pedoman Teknis Indikasi Geografis (IG) Tanaman Rempah dan Penyegar
9
V.
PEMBINAAN, PENGENDALIAN,
PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN
A. Pembinaan
Pembinaan kelompok dilakukan secara
berkelanjutan
sehingga
kelompok
mampu
mengembangkan
usahanya
secara mandiri. Untuk itu diperlukan
dukungan dana pembinaan lanjutan yang
bersumber dari APBD.
Agar pelaksanaan kegiatan ini memenuhi
kaidah pengelolaan sesuai prinsip
pelaksanaan pemerintah yang baik (good
governance) dan pemerintah yang bersih
(clean goverment), maka pelaksanaan
kegiatan harus mematuhi prinsipprinsip:
1. Mentaati ketentuan peraturan dan
perundangan;
2. Membebaskan diri dari praktek
korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN);
3. Menjunjung
tinggi
keterbukaan
informasi,
transparansi
dan
demokratisasi;
4. Memenuhi asas akuntabilitas.
Pedoman Teknis Indikasi Geografis (IG) Tanaman Rempah dan Penyegar
10
B. Pengendalian
Untuk lebih meningkatkan akuntabilitas
pelaksanaan pemberdayaan masyarakat
pertanian
melalui
bantuan
perlu
dilakukan
pengendalian
dan
pengawasan. Pengendalian melalui jalur
struktural dilakukan oleh Tim indikasi
geografis Provinsi dan Kabupaten/Kota,
Tim Pusat.
Pengendalian kegiatan dilakukan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen dan Kuasa
Pengguna
Anggaran.
Proses
pengendalian
di
setiap
wilayah
direncanakan dan diatur oleh masingmasing instansi.
Pengawasan dilakukan oleh pemerintah
melalui aparat pengawas fungsional
(Inspektorat Jenderal, Badan Pengawas
Daerah
maupun
lembaga.instansi
pangawas lainnya) dan pengawasan oleh
masyarakat,
sehingga
diperlukan
penyebarluasan informasi kepada pihak
yang terkait (Penyuluh Pertanian,
pengurus kelompok, anggota kelompok,
tokoh masyarakat, organisasi petani,
LSM, aparat instansi di daerah,
Pedoman Teknis Indikasi Geografis (IG) Tanaman Rempah dan Penyegar
11
perangkat pemerintah mulai dari desa
sampai kecamatan, anggota lembaga
legislatif dan lembaga lainnya).
Pada
tingkat
lokal/desa/kelompok,
pengawasan
masyarakat
terhadap
ketepatan sasaran dilakukan oleh
perangkat desa, anggota kelompok,
penyuluh lapangan, maupun LSM.
Laporan
pengaduan
penyimpangan
terhadap pengelolaan dana dapat
disampaikan
kepada
Tim
Teknis
Kabupaten/ Kota. Pengaduan dari
masyarakat segera ditanggapi secara
langsung oleh pihak yang terkait.
C. Pengawalan
Pengawalan kegiatan perlu dilakukan
sebagai suatu verifikasi usulan untuk
melakukan kegiatan dimaksud, dimana
kelompok/ gabungan kelompok eksis
disuatu tempat tertentu siap untuk
melakukan kegiatan yang diadakan,
sehingga pemanfaatan bantuan benarbenar dapat dirasakan oleh masyarakat
setempat
dalam
meningkatkan
kesejahteraanya.
Pedoman Teknis Indikasi Geografis (IG) Tanaman Rempah dan Penyegar
12
Pengawalan dilakukan oleh Dinas yang
membidangi perkebunan di tingkat
Kabupaten/kota dan Propinsi yang
dibiayai masing-masing oleh APBD serta
oleh Direktorat Jenderal Perkebunan
yang dibiayai oleh APBN.
D. Pendampingan
Pendampingan kegiatan dilakukan oleh
pendamping yang ditunjuk oleh Dinas
yang membidangi perkebunan dari Dinas
Provinsi dan atau Direktorat Jenderal
Perkebunan, untuk ikut mengawasi dan
memberikan
petunjuk
dalam
pelaksanaan kegiatan serta memberikan
arahan inovasi kegiatan yang lebih
menguntungkan bagi peningkatan dan
pengembangan
usaha
kelompok/
gabungan kelompok untuk meningkatkan
kesejahteraan anggota.
1. Pembinaan
dan
pengendalian
dilakukan oleh Pusat, Provinsi dan
Kabupaten
dilakukan
secara
berkelanjutan. Untuk itu, diperlukan
dukungan dana pembinaan lanjutan
yang bersumber dari dana APBD.
Pedoman Teknis Indikasi Geografis (IG) Tanaman Rempah dan Penyegar
13
2. Untuk meningkatkan akuntabilitas
pelaksanaan maka perlu dilakukan
pengawalan melalui jalur struktural
oleh Tim Teknis Kabupaten/Kota, Tim
Pembina
Provinsi
dan
Pusat.
Sedangkan pengendalian pelaksanaan
kegiatan dilakukan oleh Pejabat
Pembuat
Komitmen
dan
Kuasa
Pengguna Anggaran.
Pedoman Teknis Indikasi Geografis (IG) Tanaman Rempah dan Penyegar
14
V. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
Kegiatan monitoring bertujuan mengetahui
perkembangan pelaksanaan kegiatan melalui
pemantauan, evaluasi dan pelaporan secara
berkala dan berkelanjutan.
Monitoring,
evaluasi
dan
pelaporan
merupakan suatu alat untuk mengetahui
perkembangan/
progress
pelaksanaan
kegiatan pada wilayah tertentu dan pada
kurun waktu yang telah ditetapkan, ini
digunakan pula untuk memantau kendala
yang
dihadapi
baik
oleh
pelaksana
administrasi, keuangan maupun teknis pada
suatu titik kegiatan sebagai dasar untuk
menindaklanjutinya.
Monitoring,
evaluasi
dan
pelaporan
dilaksanakan pada kurun waktu yang telah
ditetapkan disetiap tingkatan pelaksana
kegiatan (Pusat, Provinsi dan Kabupaten).
Monitoring,
evaluasi
dan
pelaporan
menggunakan format baku yang dibuat oleh
Direktorat Jenderal Perkebunan serta
institusi lainnya berdasarkan ketentuan yang
berlaku.
Pedoman Teknis Indikasi Geografis (IG) Tanaman Rempah dan Penyegar
15
VII. PEMBIAYAAN
Pembiayaan kegiatan di tiap kabupaten/
kota dianggarkan melalui dana APBN pada
Dana Tugas Pembantuan (TP), sedangkan
kegiatan di provinsi dianggarkan melalui
APBN pada dana Dekonsentrasi dan TP
Provinsi. Kegiatan pengawalan monitoring
dan evaluasi oleh Pusat dianggarkan melalui
DIPA Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun
Anggaran 2014.
Pedoman Teknis Indikasi Geografis (IG) Tanaman Rempah dan Penyegar
16
VIII. PENUTUP
Pedoman Teknis ini disusun sebagai acuan
penyelenggaraan kegiatan indikasi geografis
tanaman rempah dan penyegar bagi
pengelola kegiatan di tingkat pusat, provinsi
dan kabupaten/kota serta pihak terkait
lainnya dari perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian, monitoring dan pelaporan.
Pedoman Teknis ini dijabarkan lebih lanjut
dalam Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) yang
disusun oleh dinas provinsi dan Petunjuk
Teknis (Juknis) yang disusun oleh dinas
kabupaten/kota
dengan
menyesuaikan
aspirasi dan kondisi maupun kebutuhan di
masing-masing wilayah. Berdasarkan Pedum,
Juklak, Juknis maka Tim Pembina provinsi
dan Tim Teknis kabupaten/kota menyusun
desain teknis operasional dan rencana
pembinaannya sehingga mampu mencapai
hasil yang diharapkan.
Keberhasilan kegiatan ini diharapkan dapat
menjadi
penggerak
bagi
masyarakat
setempat
dalam
upaya
peningkatan
pendapatan dan kesejahteraan petani.
Capaian keberhasilan yang dimaksud akan
dapat
terwujud
melalui
integrasi
Pedoman Teknis Indikasi Geografis (IG) Tanaman Rempah dan Penyegar
17
perencanaan,
kesamaan
tekad
kerjasama semua pihak terkait.
Pedoman Teknis Indikasi Geografis (IG) Tanaman Rempah dan Penyegar
dan
18
PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN
MUTU
TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR
PEDOMAN TEKNIS
MODEL PENGEMBANGAN KAWASAN KAKAO
TAHUN 2014
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
DESEMBER 2013
DAFTAR ISI
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Sasaran
C. Tujuan
II
PENDEKATAN PELAKSANAAN
KEGIATAN
A. Prinsip
Pendekatan
Pelaksanaan Kegiatan
B. Spesifikasi Teknis
III
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Ruang Lingkup
B. Pelaksana Kegiatan
C. Lokasi, Jenis dan Volume
D. Simpul Kritis
IV PROSES PENGADAAN DAN
PENYALURAN DANA
V
PEMBINAAN, PENGENDALIAN,
PENGAWALAN
DAN
PENDAMPINGAN
VI MONITORING, EVALUASI DAN
PELAPORAN
VII PEMBIAYAAN
VIII PENUTUP
LAMPIRAN
..................
..................
..................
..................
..................
1
1
2
3
4
..................
4
..................
..................
..................
..................
..................
..................
..................
5
7
7
7
9
10
11
..................
12
..................
16
..................
..................
18
19
DAFTAR LAMPIRAN
1. Berita Acara Pemeriksaan dan Penerimaan Barang
Pekerjaan Pengadaan Barang
2. Berita Acara Serah Terima Barang
3. Rencana Kerja Dana Tugas Pembantuan Ditjen
Perkebunan TA ... di Kabupaten
4. Laporan Realisasi Fisik dan Keuangan Dana Tugas
Pembantuan Tahun 2014 di Kabupaten
5. Laporan
Realisasi
Kinerja
Dana
Tugas
Pembantuan Ditjen Perkebunan TA 2014 di
Kabupaten
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengembangan tanaman rempah dan penyegar
merupakan
andalan
dalam
peningkatan
pendapatan masyarakat, penerimaan devisa
negara, penyediaan lapangan kerja, penyediaan
bahan baku industry, pembangunan wilayah dan
konservasi lahan.
Selama ini berbagai upaya telah dilaksanakan
melalui kegiatan intensifikasi, rehabilitasi,
peremajaan dan perluasan. Namun demikian
pendekatan yang dilaksanakan selama ini
dirasakan masih belum sepenuhnya terpadu,
terintegrasi dan berkelanjutan.
Oleh karenanya pendekatan pengembangan
kedepan difokuskan kedalam pengembangan
kawasan yang dalam hal ini berbasis tanaman
rempah dan penyegar dengan komoditas utama
kakao menggunakan pendekatan yang lebih
utuh, terpadu, terintegrasi dan berkelanjutan.
Dalam penerapan model kawasan juga
mengakomodir tuntutan pengembangan masa
depan seperti efisiensi pemanfaatan SDA,
keadilan social dan proses produksi tanpa
menyisakan limbah.
Dengan
demikian
pembangunan
yang
dilaksanakan selain menciptakan perkebunan
yang
ramah
lingkungan
juga
dapat
Pedoman Teknis Model Pengembangan Kawasan Kakao
2014
1
melipatgandakan
pendapatan,
kesempatan
kerja dan menggerakkan ekonomi masyarakat
sekitar.
Rangkaian kegiatan dalam model pengembangan
kawasan merupakan bagian yang saling
mengutuhkan dengan kegiatan pengembangan
komoditi
kakao
dan
pemberdayaan
petani/pengembangan kelembagaan.
B. Sasaran Nasional
Sasaran kegiatan ini adalah :
1. Tersusunnya model pengembangan kawasan
agribisnis berbasis kakao.
2. Terealisasinya tahapan model pengembangan
kawasan kakao di Aceh (provinsi, kab. Aceh
Timur) dan Sulawesi Tengah (Provinsi, Kota
Palu).
3. Terealisasinya bantuan ternak kambing
sebanyak 663 ekor;
4. Terealisasinya bantuan Alat Pengolah Limbah
Kakao 14 set.
5. Terealisasinya bantuan kandang sebanyak 112
unit.
6. Terealisasinya bantuan benih tanaman Hijau
Ternak sebanyak 112 paket.
Pedoman Teknis Model Pengembangan Kawasan Kakao
2014
2
C. Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini adalah :
1. Meningkatkan produksi dan produktivitas
kakao;
2. Menerapkan pendekatan pengembangan
kawasan berbasis perkebunan kakao;
3. Melaksanakan pengembangan kakao secara
terpadu melalui integrasi tanaman dengan
ternak secara berkelanjutan.
4. Pemanfaatan limbah kakao untuk pakan
ternak dan penyediaan pupuk untuk
memenuhi kebutuhan hara tanaman.
5. Menyusun model pengembangan kawasan
kakao.
Pedoman Teknis Model Pengembangan Kawasan Kakao
2014
3
II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan
Prinsip pendekatan pelaksanaan kegiatan
model pengembangan kawasan kakao secara
garis besar adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan pengembangan dilaksanakan
pada wilayah sentra pertanaman kakao;
2. Kegiatan dilaksanakan secara terintegrasi
melibatkan pemerintah pusat, provinsi,
kabupaten,
petani
dengan
mengoptimalkan sumberdaya yang ada;
3. Kelompok tani merupakan petani kakao
yang telah ada dengan anggota 20-25
orang.
4. Penyusunan
Model
Pengembangan
Kawasan Kakao dilaksanakan di Provinsi
sedangkan penyediaan alat pengolah
limbah kakao, kandang dan benih
tanaman hijau ternak dilaksanakan di
Kabupaten;
5. Kegiatan
yang
dilaksanakan
saling
mengutuhkan dengan fasilitasi kegiatan
pengembangan kakao dan pemberdayaan
petani/kelembagaan.
6. Paket bantuan yang diterima
kelompok tani harus dikelola
dikembangkan dengan baik;
Pedoman Teknis Model Pengembangan Kawasan Kakao
2014
oleh
dan
4
7. Seluruh tahapan kegiatan yang dilakukan
dengan bimbingan dan pendampingan
oleh Tim Provinsi dan Kabupaten;
8. Tim Provinsi dan Kabupaten bertanggung
jawab
mengawasi
kelancaran
dan
keberhasilan
kegiatan
Model
Pengembangan Kawasan Kakao.
9. Dalam penyusunan model pengembangan
kawasan dan aplikasi model dapat
bekerjasama dengan institute/universitas
terkait.
B. Spesifikasi Teknis
1. Kelompok Tani Calon Penerima Bantuan
- Kelompok yang bersangkutan adalah
kelompok tani eksis, bukan bentukan
baru serta mampu mengelola dan
mengembangkan
usaha/kegiatan
melalui kerjasama kelompok.
- Kelompok tani calon penerima bantuan
berperan
aktif
untuk
mengawasi
pelaksanaan
kegiatan
model
pengembangan kawasan kakao.
- Petani
sasaran
sebagai
penerima
bantuan adalah anggota kelompok tani
sasaran yang ditetapkan dengan surat
keputusan Bupati / Walikota atau
Kepala Dinas Kabupaten yang menangani
perkebunan.
Pedoman Teknis Model Pengembangan Kawasan Kakao
2014
5
2. Spesifikasi Teknis Ternak dan Kandang
Spesifikasi teknis baik ternak maupun
kandang ditentukan bersama dengan
Dinas Peternakan / Instansi berwenang di
Daerah.
3. Spesifikasi Teknis Alat Pengolah Limbah
Kakao
Spesifikasi teknis alat pengolah limbah
kakao sesuai kebutuhan dan ditetapkan
bersama dengan instansi yang berwenang
di daerah.
4. Spesifikasi Teknis untuk Benih Tanaman
Hijauan Ternak
Spesifikasi teknis untuk benih tanaman
hijauan ternak sesuai kebutuhan dan
ditetapkan bersama instansi berwenang
di daerah.
Pedoman Teknis Model Pengembangan Kawasan Kakao
2014
6
III. PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Ruang Lingkup
1. Kegiatan model pengembangan kawasan
kakao
tahun 2014 dilaksanakan di 2
provinsi dan 2 kabupaten/kota. (provinsi
Aceh, Kab. Aceh Timur, provinsi Sulawesi
Tengah, Kota Palu).
2. Kegiatan model pengembangan kawasan
kakao meliputi persiapan, koordinasi,
penyusunan
model
pengembangan
kawasan kakao, pengadaan ternak
kambing, pengadaan alat pengolah
limbah kakao, pengadaan kandang dan
pengadaan tanaman hijauan ternak serta
pelaporan.
3. Kelompok
sasaran
adalah
petani/kelompok tani yang berada di
lokasi sentra produksi kakao yang
dijadikan lokasi model pengembangan
kawasan kakao.
B. Pelaksana Kegiatan
Pelaksana kegiatan Model Pengembangan
Kawasan Kakao adalah :
1. Tingkat Pusat : Direktorat Tanaman
Rempah dan Penyegar, Ditjen Perkebunan
dengan tugas-tugas sebagai berikut :
Pedoman Teknis Model Pengembangan Kawasan Kakao
2014
7
• Penyiapan Pedoman Teknis Model
Pengembangan Kawasan kakao.
• Sosialisasi Pedoman ke Daerah.
• Pembinaan, koordinasi dan pengawalan
kegiatan,
• Monitoring dan evaluasi,
• Penyusunan laporan.
2. Tingkat Provinsi dilaksanakan oleh Dinas
yang membidangi bidang perkebunan
dengan tugas-tugas sebagai berikut :
• Penyiapan
Petunjuk
Pelaksanaan
model pengembangan kawasan kakao.
• Sosialisasi petunjuk pelaksanaan,
• Pembinaan teknis, koordinasi, dan
pengawalan kegiatan,
• Penyusunan model pengembangan
kawasan kakao,
• Monitoring dan evaluasi,
• Penyusunan laporan.
3. Tingkat Kabupaten/Kota dilaksanakan
oleh Dinas yang menangani bidang
Perkebunan dengan tugas-tugas sebagai
berikut :
• Penyiapan petunjuk teknis,
• Sosialisasi kepada petani calon
penerima bantuan dalam rangka
penyamaan
persepsi
dalam
pelaksanaan kegiatan,
Pedoman Teknis Model Pengembangan Kawasan Kakao
2014
8
• Melakukan inventarisasi, identifikasi
dan seleksi calon lahan dan calon
petani.
• Menetapkan calon petani dan calon
lokasi kegiatan,
• Pengadaan
ternak
kambing,
pengadaan alat pengolah limbah
kakao, pengadaan kandang dan
pengadaan tanaman hijauan ternak.
• Bimbingan, pengawalan, monitoring
dan Evaluasi kegiatan;
• Penyusunan laporan kegiatan.
C. Lokasi, Jenis dan Volume
Lokasi, jenis dan volume kegiatan model
pengembangan kawasan kakao sebagai
berikut:
No.
1
2
Lokasi
Aceh
Provinsi
Kab. Aceh
Timur
Jenis Kegiatan
Penyusunan model
• Bantuan Ternak Kambing.
• Bantuan Alat Pengolah Limbah
Kakao
Bantuan Kandang
• Bantuan Benih Tanaman Hijau
Ternak.
Sulawesi Tengah
Provinsi
• Penyusunan Model
Kota Palu
• Bantuan Ternak Kambing
• Bantuan Alat Pengolah Limbah
Kakao
Bantuan Kandang
• Benih Tanaman Hijauan
Ternak
Pedoman Teknis Model Pengembangan Kawasan Kakao
2014
Volume
576 ekor
12 Set
96 unit
96 paket
96 ekor
2 set
16 kandang
16 paket
9
D. Simpul Kritis
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan model
pengembangan kawasan kakao, diprediksi
adanya simpul-simpul kritis sebagai berikut:
1. Kurangnya kapasitas Petugas dalam
pemahaman sumberdaya, pengumpulan
data, analisis sampai dengan rekomendasi
kebutuhannya
untuk
Model
pengembangan kawasan kakao;
2. Ketersediaan data sumberdaya secara
lengkap baik data sekunder maupun
primer;
3. Persaingan penggunaan lahan untuk
Model pengembangan kawasan ekonomi
biru
tanaman rempah dan penyegar
dengan penggunaan untuk kepentingan
lain
sesuai
kebijakan
Pemda
Provinsi/Kabupaten.
Pedoman Teknis Model Pengembangan Kawasan Kakao
2014
10
IV. PROSES PENGADAAN DAN PENYALURAN
DANA
Proses pengadaan dan Penyaluran dana dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. Pelaksanaan
kontraktual;
kegiatan
dilakukan
melalui
b. Prosedur
pengadaan
dan
penyaluran
mengacu pada Perpres 54 Tahun 2010
berikut perubahannya serta Pedoman
Pengadaan dan Penatausahaan Barang
Lingkup Satker Ditjen Perkebunan Tahun
2014.
c. Penyaluran dana tersebut kepada petani
dengan dibuat berita acara serah terima
barang sesuai aturan yang berlaku.
Pedoman Teknis Model Pengembangan Kawasan Kakao
2014
11
V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN
DAN PENDAMPINGAN
A. Pembinaan
Pembinaan
kelompok
dilakukan
secara
berkelanjutan sehingga kelompok mampu
mengembangkan usahanya secara mandiri.
Untuk itu diperlukan dukungan dana pembinaan
lanjutan yang bersumber dari APBD.
Agar pelaksanaan kegiatan ini memenuhi kaidah
pengelolaan
sesuai
prinsip
pelaksanaan
pemerintah yang baik (good government) dan
pemerintahan yang bersih (clean government),
maka pelaksanaan kegiatan harus memenuhi
prinsip :
- Mentaati
ketentuan
peraturan
dan
perundangan,
- Membebaskan diri dari praktek korupsi, kolusi
dan nepotisme (KKN),
- Menjunjung tinggi keterbukaan informasi,
transparansi dan demokratisasi,
- Memenuhi asas akuntabilitas.
B. Pengendalian
Untuk
lebih
meningkatkan
akuntabilitas
pelaksanaan kegiatan model pengembangan
kawasan kakao melalui Bantuan secara
kontaktual perlu dilakukan pengendalian dan
pengawasan.
Pengendalian
melalui
jalur
struktural
dilakukan
oleh
Tim
Teknis
Pedoman Teknis Model Pengembangan Kawasan Kakao
2014
12
Kabupaten/Kota, Tim Pembina Provinsi dan
Pusat. Pengendalian kegiatan dilakukan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen dan Kuasa
Pengguna Anggaran. Proses pengendalian di
setiap wilayah direncanakan dan diatur oleh
masing-masing instansi.
Pengawasan dilakukan oleh pemerintah melalui
aparat
pengawas
fungsional
(Inspektorat
Jenderal, Badan Pengawas Daerah maupun
lembaga.instansi
pangawas
lainnya)
dan
pengawasan
oleh
masyarakat,
sehingga
diperlukan penyebarluasan informasi kepada
pihak yang terkait (Penyuluh Pertanian,
pengurus kelompok, anggota kelompok, tokoh
masyarakat, organisasi petani, LSM, aparat
instansi di daerah, perangkat pemerintah mulai
dari desa sampai kecamatan, anggota lembaga
legislatif dan lembaga lainnya).
Ada tiga tahapan kritis yang perlu diperhatikan
yaitu :
1. Tahap sosialisasi yang dilakukan oleh Tim
Pengarah/Pembina di Pusat/Provinsi dan Tim
Teknis Kabupaten/ Kota;
2. Tahap persiapan pelaksanaan seleksi calon
kelompok sasaran dan calon lokasi yang
dilakukan oleh Tim Teknis Kabupaten/Kota;
3. Tahap pengembangan usaha produktif yang
dilakukan oleh kelompok.
Pedoman Teknis Model Pengembangan Kawasan Kakao
2014
13
Pada tingkat lokal/desa/kelompok, pengawasan
masyarakat
terhadap
ketepatan
sasaran
dilakukan oleh perangkat desa, anggota
kelompok, penyuluh lapangan, maupun LSM.
Laporan pengaduan penyimpangan terhadap
pengelolaan dana dapat disampaikan kepada
Tim Teknis Kabupaten/Kota. Pengaduan dari
masyarakat segera ditanggapi secara langsung
oleh pihak yang terkait.
C.
Pengawalan
Pengawalan kegiatan perlu dilakukan sebagai
suatu verifikasi usulan untuk melakukan
kegiatan
dimaksud,
dimana
kelompok/
gabungan kelompok eksis disuatu tempat
tertentu siap untuk melakukan kegiatan yang
diadakan
secara
kontraktual,
sehingga
pemanfaatan bantuan benar-benar dapat
dirasakan oleh masyarakat setempat dalam
meningkatkan kesejahteraanya.
Pengawalan dilakukan oleh Dinas yang
membidangi
perkebunan
di
tingkat
Kabupaten/kota dan Propinsi yang dibiayai
masing-masing oleh APBN dan APBD serta oleh
Direktorat Jenderal Perkebunan yang dibiayai
oleh APBN.
Pedoman Teknis Model Pengembangan Kawasan Kakao
2014
14
D. Pendampingan
Pendampingan
kegiatan
dilakukan
oleh
pendamping yang ditunjuk oleh Dinas yang
membidangi perkebunan dari Dinas Provinsi dan
atau Direktorat Jenderal Perkebunan, untuk ikut
mengawasi dan memberikan petunjuk dalam
pelaksanaan kegiatan serta memberikan arahan
inovasi kegiatan yang lebih menguntungkan bagi
peningkatan
dan
pengembangan
usaha
kelompok/gabungan
kelompok
untuk
meningkatkan kesejahteraan anggota.
Pedoman Teknis Model Pengembangan Kawasan Kakao
2014
15
VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
Agar
pemanfaatan
bantuan
kepada
kelompok tani penerima bantuan berjalan
secara efektif, dan tepat, maka kegiatan
monitoring dan evaluasi dilakukan sedini
mungkin untuk mengetahui berbagai masalah
yang mungkin timbul maupun tingkat
keberhasilan yang dapat dicapai. Kegiatan
monitoring dan evaluasi dilakukan secara
berkala dan berjenjang sesuai dengan
tahapan kegiatan, yaitu pada saat sebelum
dimulai kegiatan, saat dilakukan kegiatan
dan setelah dilakukan kegiatan.
Kelompok membuat laporan fisik kegiatan
termasuk
permasalahan/kendala
yang
dihadapi dan menyampaikannya kepada Tim
Teknis Kabupaten/Kota sebagai bahan
pelaporan dan evaluasi. Selanjutnya laporan
tersebut disampaikan kepada dinas terkait
lainnya secara berjenjang.
Tim Teknis Kabupaten/Kota dan Tim
Pembina
Provinsi
wajib
melakukan,
monitoring, evaluasi serta membuat laporan
pengendalian secara berjenjang dilaporkan
Pedoman Teknis Model Pengembangan Kawasan Kakao
2014
16
ke Direktorat Jenderal Perkebunan (Pusat)
mencakup :
1. Kemajuan pelaksanaan
indikator kinerja.
kegiatan
sesuai
2. Permasalahan
yang
dihadapi
dan
penyelesaiannya di tingkat kabupaten/kota
dan provinsi.
3. Format pelaporan menggunakan format
yang disepakati oleh daerah dan dituangkan
dalam Juklak yang disusun oleh Tim
Pembina Provinsi serta Juknis yang disusun
oleh Tim Teknis Kabupaten/Kota.
4. Laporan mencakup perkembangan kelompok
sasaran dalam pengelolaan usahanya berikut
realisasi fisik dan keuangan.
5. Laporan disampaikan secara berkala dan
berjenjang mulai dari tingkat kelompok
sampai ke pusat per triwulan (seperti pada
lampiran).
Pedoman Teknis Model Pengembangan Kawasan Kakao
2014
17
VII. PEMBIAYAAN
Pembiayaan kegiatan model pengembangan
kawasan green ekonomi tanaman rempah
dan penyegar tahun 2014 dianggarkan
dengan dana APBN Ditjen Perkebunan
melalui DIPA Dinas yang membidangi
perkebunan Provinsi/ Kabupaten/Kota.
Kegiatan pengawalan monitoring dan
evaluasi oleh Pusat dianggarkan melalui
DIPA Direktorat Jenderal Perkebunan.
Tatacara pengelolaan anggaran kegiatan
masing-masing tingkatan unit dan biaya
kegiatan lapangan, tertib administrasi,
tertib pelaksanaan berpedoman dan tunduk
pada ketentuan yang berlaku.
Pedoman Teknis Model Pengembangan Kawasan Kakao
2014
18
VIII. PENUTUP
Pedoman Teknis ini disusun sebagai acuan
penyelenggaraan kegiatan model pengembangan
kawasan kakao bagi pengelola kegiatan di
tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota
serta pihak terkait lainnya dari perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian, monitoring dan
pelaporan.
Pedoman Teknis ini dijabarkan lebih lanjut
dalam Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) yang
disusun oleh dinas provinsi dan Petunjuk Teknis
(Juknis) yang disusun oleh dinas kabupaten/kota
dengan menyesuaikan aspirasi dan kondisi
maupun kebutuhan di masing-masing wilayah.
Berdasarkan Pedoman Teknis, Juklak, Juknis
maka Tim Pembina provinsi dan Tim Teknis
kabupaten/kota
menyusun
desain
teknis
operasional
dan
rencana
pembinaannya
sehingga
mampu
mencapai
hasil
yang
diharapkan.
Keberhasilan kegiatan ini diharapkan dapat
menjadi penggerak bagi masyarakat setempat
dalam upaya peningkatan pendapatan dan
kesejahteraan petani. Capaian keberhasilan
yang dimaksud akan dapat terwujud melalui
integrasi perencanaan, kesamaan tekad dan
kerjasama semua pihak terkait.
Pedoman Teknis Model Pengembangan Kawasan Kakao
2014
19
LAMPIRAN
Pedoman Teknis Model Pengembangan Kawasan Kakao
2014
20
Lampiran 1
BERITA ACARA PEMERIKSAAN DAN PENERIMAAN BARANG
PEKERJAAN PENGADAAN BARANG
KEGIATAN ......................
TAHUN ANGGARAN 2014
Nomor
: .........
Pada hari ini …….tanggal ………bulan………tahun........, bertempat
di ............. kami yang bertanda tangan di bawah ini selaku
Panitia Pemeriksa dan Penerima Barang/Jasa yang dibentuk
berdasarkan Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran .......Nomor :
...... tanggal .... Januari ......, yang terdiri dari :
Anggota
: .......................
......................
Secara bersama - sama telah memeriksa dan menerima barang
yang diserahkan oleh :
Nama Perusahaan
Alamat
Jenis Pekerjaan
:
:
:
................................
................................
................................
Dengan rincian sebagai berikut :
Wilayah ............. (Kab. ........................)
No.
Jenis Barang
Volume
Keterangan
1
..............
................
...............
2
..............
...............
...............
JUMLAH
Pedoman Teknis Model Pengembangan Kawasan Kakao
2014
21
Untuk Barang-barang tersebut dapat diterima dengan volume, hasil
cek fisik dan spesifikasi teknis barang.
Demikian Berita Acara Pemeriksaan dan Penerimaan Barang ini dibuat
dan ditanda tangani oleh kedua belah pihak, untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Yang Menyerahkan :
PT. ....................
..............................
Direktur
Panitia Pemeriksa dan Penerima
Barang/Jasa
1.
................
2.
................
dst . ................
Mengetahui ;
Kepala Dinas Provinsi/Kabupaten yang membidangi perkebunan
Perjabat yang ditunjuk kepala dinas Provinsi/Kabupaten
......................................
NIP................................
Pedoman Teknis Model Pengembangan Kawasan Kakao
2014
22
Lampiran 2
BERITA ACARA SERAH TERIMA BARANG
NOMOR : ...................
Pada hari ini...................tanggal
..................bulan...................... tahun dua ribu dua belas,
kami yang bertanda tangan dibawah ini :
1.
Nama
Jabatan
: ........................
: ........................
Alamat
: ........................
Selanjutnya dalam berita acara serah terima ini disebut
PIHAK PERTAMA
2.
Nama
Jabatan
:..........................
: Ketua
Kelompok
...........
Alamat
: .........................
tani
Selanjutnya dalam berita acara serah terima ini disebut
PIHAK KEDUA
Dengan ini PIHAK PERTAMA menyerahkan kepada PIHAK KEDUA,
dan PIHAK KEDUA telah menerima penyerahan dari PIHAK
PERTAMA berupa paket bantuan untuk Kegiatan ....... T.A 2014,
dengan rincian Sebagai Berikut :
No
1
2
3
4
Nama Barang*)
Merk
Pedoman Teknis Model Pengembangan Kawasan Kakao
Volume
2014
Ket*)
23
Barang sejumlah tersebut diatas telah diterima oleh PIHAK
KEDUA dari PIHAK PERTAMA dalam Keadaan Jumlah Cukup dan
Kondisi Baik, Sesuai dengan Surat Perjanian/Kontrak Nomor :
............ tanggal ........bulan......... tahun.......Dan Surat
Lulus Uji Mutu Nomor :....tanggal.....bulan....tahun.....
Demikian Berita Acara Serah Terima ini kami buat dengan
sebenarnya dan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
PIHAK KEDUA
Yang menerima,
PIHAK PERTAMA
Yang menyerahkan,
.................
Ketua Kelompok
....................
Direktur
Mengetahui
Kepala Dinas/
Pejabat yang ditunjuk oleh Kepala Dinas Kabupaten*)
...........................
NIP........................
*) Coret yang tidak perlu
Pedoman Teknis Model Pengembangan Kawasan Kakao
2014
24
Lampiran 3
Form – 01 Ditjen Perkebunan
RENCANA KERJA DANA TUGAS PEMBANTUAN
DITJEN PERKEBUNAN TA. ....
KABUPATEN .............................
DATA UMUM :
Nomor Satker
:
Satker
:
Nama KPA
:
Bendaharawan
:
Alamat Kantor
:
Telp. Kantor
:
Fax Kantor
:
Nama / No. HP Contact
Person
:
DATA RENCANA KINERJA
No.
KEGIATAN
INPUT
OUTPUT
OUTCOME
BENEFIT
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Pedoman Teknis Model Pengembangan Kawasan Kakao
2014
25
Lampiran 4
Form – 02 Ditjen Perkebunan
LAPORAN REALISASI FISIK DAN KEUANGAN
DANA TUGAS PEMBANTUAN TAHUN 2014
DI KABUPATEN ..............
NAMA SATKER
: ................
LAPORAN BULAN : ................
KODE
KEGIATAN
PAGU DIPA
Fisik
Anggaran
(Ribu
Satuan
Rp.)
REALISASI S/D BULAN INI
Keuangan
Fisik
(Ribu
%
Satuan
%
Rp.)
Pedoman Teknis Model Pengembangan Kawasan Kakao
2014
Kendala
Utama
(Masalah)
26
Solusi
Lampiran 5
Form – 03 Ditjen Perkebunan
LAPORAN REALISASI KINERJA DANA TUGAS PEMBANTUAN
DITJEN PERKEBUNAN TA. 2014
KABUPATEN .............................
TRIWULAN :
No.
KEGIATAN
INPUT
OUTPUT
OUTCOME
BENEFIT
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Catatan: Dilaporkan per tiga bulan, paling lambat pada tanggal
5 bulan April, Juli, dan Oktober serta pada akhir
Desember 2013. Laporan melalui faxcimile nomor
(021) – 7815681, ditujukan kepada Direktorat
tanaman Rempah dan Penyegar, Direktorat Jenderal
Perkebunan.
Pedoman Teknis Model Pengembangan Kawasan Kakao
2014
27
Pedoman Teknis Model Pengembangan Kawasan Kakao
2014
28
Pedoman Teknis Model Pengembangan Kawasan Kakao
2014
29
Download