bab iii asumsi-asumsi dasar dalam penyusunan rancangan

advertisement
PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT
BAB III
ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)
Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 memperhatikan berbagai kondisi, baik lokal maupun nasional,
yang diperkirakan akan mempengaruhi besaran APBD Provinsi Jawa Barat Tahun 2010. Kondisi
tersebut akan menjadi asumsi yang mendasari penetapan APBD Provinsi Jawa Barat Tahun
2010.
3.1.
Asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2010
Penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun 2010
difokuskan pada pemulihan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Asumsi makro
yang digunakan dalam penyusunan RAPBN Tahun 2010 merupakan kondisi eksternal Jawa
Barat yang akan mempengaruhi kebijakan APBD Provinsi Jawa Barat. Asumsi-asumsi makro
tersebut adalah :
Pertama, perekonomian nasional pada tahun 2010 diperkirakan tumbuh pada
kisaran 5 – 6%. Stimulus fiskal yang dilaksanakan pada tahun 2009 diharapkan dapat
mendorong pemulihan perekonomian nasional yang disumbangkan oleh peningkatan investasi
dan pertumbuhan volume dan harga ekspor komoditas non migas. Keserasian peraturan pusat
dan daerah serta peningkatan pengelolaan APBD diharapkan akan meningkatkan pertumbuhan
investasi yang pada saatnya akan mendukung pertumbuhan ekonomi secara agregat.
Sedangkan laju inflasi akan dijaga pada kisaran 4,5 – 5,5%.
Kedua, memperhatikan perkembangan harga minyak dunia yang menunjukkan
kecenderungan menurun, harga minyak dunia tahun 2010 diasumsikan sebesar 45 – 60 dolar
AS per barel dan produksi minyak 950 – 970 juta barel per hari. Pada kisaran harga tersebut
diprediksi Pemerintah tidak akan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi,
sehingga diharapkan akan membantu memperbaiki kondisi ekonomi nasional termasuk
menurunkan inflasi.
Ketiga, pada tahun 2010, pertumbuhan penerimaan pajak diperkirakan hanya
mencapai 14% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), sementara belanja negara
diperkirakan mencapai 15,3% terhadap PDB, sehingga target defisit APBN Tahun 2010
diperkirakan berada pada kisaran 1,3% dari PDB. Penurunan
Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2010
perkiraan penerimaan pajak
III- 1
PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT
mengantisipasi perlambatan perekonomian pada tahun 2009 juga adanya insentif pajak yang
diberikan melalui penurunan tarif pajak penghasilan badan dan pajak ditanggung pemerintah.
APBN Tahun 2010 juga akan tetap mempertahankan anggaran pendidikan 20% dari nilai APBN.
Keempat, nilai tukar rupiah diasumsikan berada pada kisaran Rp 9.500,00 – Rp
10.500,00
per dolar AS. Kondisi ini diharapkan dapat mendorong sektor riil untuk lebih
berperan dalam pertumbuhan ekonomi, menjaga stabilitas ekonomi, dan meningkatkan
kemampuan ekonomi yang akan memperluas lapangan kerja dan mengurangi jumlah penduduk
miskin.
3.2.
Asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2010
Target indikator makro ekonomi regional Jawa Barat yang ingin dicapai pada Tahun
2010, sangat membutuhkan dukungan stabilitas ekonomi internasional dan nasional serta
internal Jawa Barat. Selain asumsi kondisi makro ekonomi nasional, untuk pencapaian target
indikator makro ekonomi Jawa Barat, berikut ini dijelaskan asumsi-asumsi tertentu sebagai
prasyarat tercapainya rencana target makro ekonomi Jawa Barat 2010 yang kemudian
dituangkan dalam kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Provinsi Jawa Barat antara lain
yaitu :
Pertama, memperhatikan kecenderungan laju pertumbuhan penduduk (LPP) Jawa
Barat yang terus mengalami penurunan, laju pertumbuhan penduduk diperkirakan sebesar ……
%. Dengan LPP tersebut, diperkirakan jumlah penduduk Jawa Barat pada tahun 2010 menjadi
sebesar 44,09 juta jiwa. Namun demikian, LPP belum dapat menurun maksimal karena faktor
migrasi sulit dikendalikan secara optimal karena Jawa Barat masih merupakan daerah tujuan
pencari kerja dan tempat menimba ilmu. Strategi yang diterapkan adalah perlu dilakukan
optimalisasi pengendalian laju pertumbuhan alami dan pengendalian laju pertumbuhan migrasi,
terutama migrasi masuk dengan lebih mengintensifkan gerakan keluarga berencana serta
diimbangi dengan kampanye perilaku hidup bersih dan sehat. Kombinasi upaya memperkecil
laju pertumbuhan penduduk dan upaya menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas
adalah hal penting untuk dilakukan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat Jawa Barat.
Kedua, memperhatikan kecenderungan membaiknya perekonomian dunia pada tahun
2010 dan
mempertimbangkan kondisi makro ekonomi Jawa Barat, Laju Pertumbuhan
Ekonomi (LPE) Jawa Barat tahun 2010 ditargetkan pada kisaran 4,6 – 5,06%. Besaran LPE ini
dapat dicapai dengan asumsi adanya pengaruh penguatan kinerja ekspor kepada NegaraKebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2010
III- 2
PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT
negara mitra dagang utama seperti Negara-negara anggota ASEAN, Jepang, Amerika Serikat,
dan Negara-negara Uni Eropa; meningkatnya kegiatan investasi di Jawa Barat melalui
penanaman modal asing (PMA); meningkatnya konsumsi rumah tangga karena peningkatan
ketersediaan lapangan kerja; dan peningkatan ekspor. Besaran nilai LPE yang diproyeksikan
tersebut, optimis dapat dicapai dengan mempertimbangkan kondisi Jawa Barat yang memiliki
keunggulan-keunggulan daerah , misalnya memiliki dominasi sektor industri pengolahan yang
didukung oleh industri kreatif yang melekat pada pencapaian value added yang lebih tinggi
pada sub sektor, terutama sub sektor tekstil, pakaian dan alas kaki, sub sektor industri
makanan, sub sektor industri pengolahan lainnya yakni kerajinan tangan, dan juga pada
produksi jasa berbasis teknologi informasi dan seni; potensi agribisnis terutama dari sub sektor
tanaman pangan dan perikanan yang memasok kebutuhan pasar ibukota negara, memiliki
kapasitas untuk terus ditingkatkan; keunggulan lokasi yang menarik sebagai daerah tujuan
investasi, maka PMA/PMDN di Jawa Barat pun berpotensi meningkat; semakin luasnya
implementasi program Pelayanan Terpadu Satu Pintu baik di tingkat provinsi maupun
kabupaten/kota.
Ketiga, asumsi yang digunakan dalam proyeksi indikator ekonomi Jawa Barat tahun
2010 berasal dari eksternal dan domestik. Sesuai dengan proyeksi Bank Indonesia, jika
pertumbuhan ekonomi Nasional mencapai kisaran 5% serta pertumbuhan ekonomi Amerika
Serikat berada pada kisaran 2-3,5%, sedangkan pengeluaran Pemerintah Daerah Jawa Barat
akan diperkirakan akan meningkat sebesar 30%. Dengan target Laju Pertumbuhan Ekonomi
(LPE) Jawa Barat berkisar 4,6% - 5,06%, ditargetkan laju inflasi mencapai 6 –7%. Perkiraan
laju inflasi 6-7% dapat dicapai, dengan pertimbangan pada tahun 2010 kondisi perekonomian
diprediksikan lebih baik dibanding Tahun 2008 dan 2009. Disamping itu, meskipun ekspor
mengalami peningkatan, tetapi dengan besarnya bahan baku impor maka nilai tukar pada
tahun 2010 diperkirakan akan tetap stabil.
Keempat, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan
(adhk) 2000 merupakan gambaran aktifitas ekonomi riil yang dihitung berdasarkan
penjumlahan nilai 9 sektor lapangan usaha, didalamnya terdapat tiga sektor lapangan usaha
yang dominan di Jawa Barat yaitu industri pengolahan; perdagangan; hotel; restoran; serta
pertanian. Perkiraan nilai PDRB adhk sebesar Rp. 314,67 – 316,19 Trilyun. Hal ini disebabkan,
dari sisi pengeluaran terdapat kecenderungan peningkatan ekspor, impor dan investasi karena
mulai teratasinya krisis ekonomi global dan dari sisi produksi terdapat kecenderungan
Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2010
III- 3
PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT
peningkatan nilai tambah pada sektor industri pengolahan yang merupakan sektor yang
memberikan kontribusi terbesar pada PDRB Jawa Barat. Strategi yang dilakukan adalah secara
internal, Jawa Barat melakukan pengendalian ketahanan pangan, memelihara investasi yang
ada dan meningkatkan kesempatan kerja. Sementara, secara eksternal Pemerintah Pusat
diantaranya perlu menerapkan kebijakan moneter dan fiskal.
Kelima, seiring dengan membaiknya kondisi ekonomi, diperkirakan nilai investasi yang
masuk ke Jawa Barat juga lebih baik dibandingkan Tahun 2009, yaitu berkisar Rp. 116,65 –
122,79%
dengan
laju
pertumbuhan
investasi
sebesar
12,43%.
Seiring
dengan
meningkatnya ekspor produk-produk investasi di bidang industri manufaktur (tekstil, garmen,
sepatu, elektronik) dan harga produk agroindustri di pasaran dunia akan sangat mempengaruhi
meningkatnya tingkat investasi. Strategi yang perlu dikembangkan adalah menciptakan iklim
usaha yang kondusif untuk menarik investor dari luar negeri maupun domestik. Realisasi
investasi diperkirakan semakin meningkat didukung oleh semakin luasnya implementasi
program Perijinan Terpadu satu Pintu (PPTSP) baik di tingkat Provinsi mapun di
Kabuapten/Kota di Jawa Barat dan pembentukan Zona Internasional (ZONI) sebagai Kawasa
Ekonomi Khusus Indonesia di wilayah Bekasi yang diharapkan dapat meningkatkan minat
investor PMA dan PMDN ke Jawa Barat. Pengembangan kerjasama swasta dan pemerintahan,
partisipasi swasta melalui kemitraan antara pemerintah, masyarakat dan swasta ( public private
partnership ),
mengingat
keterbatasan
sumber
daya
pemerintah
dalam
pembiayaan
pembangunan, terutama terkait dengan efisiensi pembiayaan investasi dan penyediaan
infrastruktur yang berkualitas.
Keenam, pada tahun 2010 persentase pengangguran diperkirakan akan menurun
menjadi dibawah 9,8%???????? terhadap total jumlah angkatan kerja. Hal ini dilandasi oleh
asumsi bahwa dengan membaiknya perekonomian internasional dan nasional akan berimbas
pada meningkatnya kegiatan industri baik yang berorientasi ekspor maupun domestik sehingga
kebutuhan tenaga kerja juga meningkat. Namun demikian, karena belum pulih sepenuhnya,
masih diperlukan adanya program-program dari pemerintah Pusat maupun Daerah untuk
mengurangi jumlah pengangguran, misalnya melalui program pemberian kerja sementara yang
bersifat padat karya, peningkatan kesempatan kerja, serta program desa membangun dan
menumbuhkan semangat kemandirian dan berdaya saing melalui budaya masyarakat bekerja.
Ketujuh, demikian pula penduduk miskin, diharapkan dapat menurun???????
jumlahnya dibandingkan tahun 2009, seiring dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi di
Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2010
III- 4
PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT
Jawa Barat, menjadi sebesar ………%. Perkiraan penurunan angka penduduk miskin, perlu
didukung dengan strategi pembangunan Jawa Barat yang tepat sasaran. Strategi yang perlu
dilakukan antara lain adalah mempertahankan daya beli masyarakat melalui pelaksanaan
program-program penanggulangan penduduk miskin seperti BOS Provinsi, beasiswa, bantuan
buku murah, bantuan seragam sekolah, JAMKESMAS, fasilitasi Program Nasional (seperti
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri, fasilitasi Program Keluarga Harapan
(PKH), fasilitasi Raskin), peningkatan cadangan pangan daerah, bantuan permodalan melalui
Gerakan Multi Aktifitas Agribisnis (GEMAR), fasilitasi Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan
(PUAP) dan program lainnya yang dapat menahan penambahan jumlah penduduk miskin.
Kedelapan, peningkatan dibidang pendidikan akan didorong pula oleh kebijakan Jawa
Barat Bebas Buta Aksara tahun 2010. Peningkatan dibidang Pendidikan didapat dengan asumsi
anggaran program pendidikan dipertahankan minimal 20% dari total anggaran belanja daerah.
Kesembilan, Jawa Barat merupakan daerah endemik untuk penyakit menular tertentu
yang bagi Jawa Barat menjadi kejadian luar biasa. Permasalahan penyakit menular akan terus
bergerak dan dihadapkan pada Reemerging Desease (seperti Penyakit Malaria, TBC) dan New
Emerging Desease (seperti HIV-AIDS, Flu Burung terakhir Flu Babi). Dengan demikian
Peningkatan
dan mempertahankan
derajat Kesehatan masyarakat
Jawa
Barat dapat
dipertahankan dengan asumsi anggaran program-program kesehatan masih bisa dipertahankan
bahkan ditingkatkan beserta bantuan-bantuannya. Untuk mengatasinya, upaya promotif dan
preventif harus menjadi fokus perhatian.
Kesepuluh, Pembangunan infrastruktur merupakan aksesibilitas dalam pencapaian
iklim investasi di Jawa Barat baik melalui Penanaman modal Asing (PMA) maupun Penanaman
Modal Dalam Negeri (PMDN). Pada tahun 2010 akan mengoptimalkan aspek-aspek sistem
transportasi dalam mendukung aksesibilitas antar wilayah, kualitas dan kuantitas infrastruktur
Transportasi, infrastruktur strategis di Jawa Barat seperti Bandar udara, pelabuhan laut, jalan
tol, transportasi KA serta peningkatan sistem pengelolaan kualitas, kuantitas dan kontinuitas
ketersediaan air baku untuk menunjang kegiatan rumah tangga, pertanian dan industri.
Kesebelas, sebagai dampak dari pemilihan anggota legislatif dan kepala Negara yang
mengalami berbagai kendala, situasi dan suhu politik baik nasional maupun regional pada
tahun 2010 diperkirakan akan meningkat dibandingkan sebelum pemilihan umum berlangsung.
Upaya pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat harus dilaksanakan secara
komprehensif, baik melalui pemberdayaan tokoh masyarakat dan pemuka agama maupun
Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2010
III- 5
PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT
pemberlakuan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan kesadaran politik dalam rangka
mengendalikan gejolak sosial yang timbul akibat situasi politik yang kurang kondusif.
Keduabelas, penataan kelembagaan perangkat daerah Pemerintah Provinsi Jawa
Barat yang mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Kelembagaan Perangkat Daerah dan diterapkan pada tahun 2009, berimplikasi kepada
bergesernya jumlah dan besaran belanja yang harus dialokasikan pada setiap organisasi
perangkat daerah pada tahun 2010.
Ketigabelas, kebijakan prioritas pembangunan daerah yang telah ditetapkan
dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 tentunya
akan mendapat perhatian lebih dalam kebijakan belanja dalam APBD Provinsi Jawa Barat tahun
2010, dengan tetap memperhatikan pembagian urusan pemerintahan dan peran pada setiap
jenjang pemerintahan.
Untuk mencapai target dan asumsi kondisi ekonomi makro Jawa Barat ini diperlukan
dukungan perencanaan Pemerintahan Daerah yang hati-hati dan cermat. Hal ini berimplikasi
pada penerapan program dan kegiatan yang tepat sasaran dengan melaksanakan program dan
kegiatan yang mempunyai daya ungkit dan mendukung ketercapaian target peningkatan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) terutama komponen daya beli.
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025, target capaian Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) sebagai gambaran pencapaian peningkatan kesejahteraan
masyarakat yang merupakan perwujudan peran lintas pemangku kepentingan (Pemerintah,
Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, Dunia Usaha dan masyarakat) selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini.
Tabel 3.1
Target IPM dalam Penyusunan RAPBD tahun 2010
No
1.
INDIKATOR
IPM
a. Indeks Pendidikan
b. Indeks Kesehatan
c. Indeks Daya Beli
Realisasi
Tahun 2008
71,16
81,64
71,37
60,48
1)
Target
Tahun 2009
72,39
82,02
72,80
62,34
2)
Target
Tahun 2010
73,51
83,46
73,79
63,28
2)
Keterangan : 1) = angka sangat sementara, hasil perhitungan BPS Prov. Jawa Barat, Maret 2008
2) = Target Pencapaian sesuai dengan RPJPD Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025
Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2010
III- 6
Download