ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI FLUIDA STATIS DI KELAS XI IPA 2 SMAN 8 KOTA JAMBI OLEH: 1. ERKI ALVINA (RRA1C310003) 2. Drs MENZA HENDRI, M.Pd 3. Drs. DARMAJI, M.Si FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS, 2014 1 LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING Artikel ilmiah berjudul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Fluida Statis Di Kelas Xi IPA 2 SMAN 8 Kota Jambi yang disusun oleh Muhammad Erki Alvina RRA1C310003 telah diperiksa dan disetujui. Jambi, Pembimbing I 2014 Drs. Menza Hendri, M.Pd NIP 19600929 198403 1 001 Jambi, Pembimbing II 2014 Drs. Darmaji, M.Si NIP. 19630208 199102 1 001 Erki Alvina : S1 Pendidikan Fisika 2 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Fluida Statis Di Kelas Xi IPA 2 SMAN 8 Kota Jambi OLEH: 1. ERKI ALVINA (RRA1C310003) 2. Drs, MENZA HENDRI, M.Pd 3. Drs. DARMAJI, M.Si ABSTRAK Kata Kunci: Keaktifan, hasil belajar, Model Think Pair Share Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya beberapa faktor yang menyebabkan kurang berhasilnya kegiatan pembelajaran di kelas XI IPA2 SMAN 8 Kota Jambi, diantaranya adalah respon siswa yang masih rendah terhadap penjelasan guru dan inisiatif siswa yang rendah untuk bertanya. Akibatnya, siswa menjadi cenderung pasif selama proses pembelajaran dan kurang termotivasi untuk belajar. Hal inilah yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dilakukan penelitian dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Fluida Statis Di Kelas XI IPA2 SMAN 8 Kota Jambi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi Fluida Statis di kelas XI SMAN 8 Kota Jambi. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Clasroom Action Research) yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus melalui tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi, analisis dan refleksi. Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang diperoleh dari pengamatan aktivitas belajar siswa dan pelaksanaan pembelajaran oleh guru dan data kuantitatif yang diperoleh melalui tes hasil belajar. Hasil penelitian ini menunjukan adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar fisika siswa pada tiap siklus. Pada siklus I, rata-rata presentase aktivitas siswa adalah 52,25% yang kemudian pada siklus II meningkat menjadi 73,06% dan pada siklus III menjadi 83.62%. Sedangkan untuk nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat dari 64,83 dengan jumlah siswa yang berhasil sebanyak 12 orang (37,50%) pada siklus I, menjadi 78,58 dengan jumlah siswa yang berhasil sebanyak 21 orang (65,63%) pada siklus II, kemudian meningkat lagi menjadi 87,69 dengan jumlah siswa yang berhasil sebanyak 29 orang (90,63%) pada siklus III. Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian dapat disimpulkan bahwa Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share dapat Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Fluida Statis Di Kelas XI IPA2 SMAN 8 Kota Jambi. Erki Alvina : S1 Pendidikan Fisika 3 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pokok permasalahan yang ada dalam pembelajaran fisika saat ini adalah peran aktif siswa dalam pembelajaran masih kurang. Pada pembelajaran fisika jarang sekali siswa didorong untuk menyelesaikan masalah-masalah riil, melalui konsep-konsep yang sudah dipelajari. Akibatnya, konsep yang dimiliki siswa tidak bertahan lama. Pembelajaran yang memandang bahwa guru sebagai pusat aktivitas dari pembelajaran perlu digeser menuju pandangan bahwa siswa memegang peranan aktif dalam pembelajaran. Siswa harus aktif membangun pengetahunnya berdasarkan kematangan kognitif yang dimikilinya. Model yang digunakan dalam pembelajaran merupakan sarana interaksi guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu model yang digunakan berperan penting sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar. Dengan suasana belajar mengajar yang menantang kompetensi secara sehat serta memotivasi siswa dalam belajar akan berdampak positif terhadap pencapaian hasil belajar secara optimal. Sehingga hasil dari pembelajaran dapat dicapai yaitu meningkatkan kemampuan siswa untuk belajar lebih mudah dan efektif dimasa depan baik karena pengetahuan yang telah siswa miliki maupun karena siswa telah menuntaskan proses-proses belajar. Sebagai guru fisika dalam menjalankan tugasnya harus mengupayakan keaktifan siswa dalam belajar. Dari uraian tersebut di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Fluida Statis Di Kelas Xi IPA 2 SMAN 8 Kota Jambi” 1.2 Rumusan Masalah “apakah penerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada materi Fluida Statis di kelas XI SMAN 8 Kota Jambi?” 1.3 Tujuan Penelitian untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share pada materi Fluida Statis di kelas XI SMAN 8 Kota Jambi. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi penulis, dapat dijadikan sebagai tambahan pengetahuan dan bekal pengalaman sebagai seorang calon guru. 2. Bagi guru, sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam menentukan model pembelajaran dalam melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar di sekolah 3. Bagi siswa, sebagai motivasi agar lebih aktif dalam belajar dengan cara berdiskusi serta berani mengeluarkan pendapat dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa itu sendiri 1.5 Keterbatasan Penelitian 1. Aktivitas yang diteliti adalah aktivitas siswa dan guru selama proses belajar mengajar 2. Hasil belajar yang diteliti adalah hasil belajar tiap akhir siklus pada ranah kognitif Erki Alvina : S1 Pendidikan Fisika 4 II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Pengertian Belajar Menurut Sardiman (2008) “belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengar, meniru dan lain sebagainya.” 2.2.1 Pengertian Pembelajaran Trianto (2007) mengemukakan bahwa “Pembelajaran adalah suatu rangkaian events (kejadian, peristiwa, kodisi) yang secara sengaja dirancang untuk mempengaruhi siswa (pembelajar), sehingga proses belajarnya dapat berlangsung dengan mudah atau dengan kata lain bantuan yang diberikan guru agar terjadi proses belajar pada siswa”. 2.2 Aktivitas Belajar Wiliski (2012) dalam Sadirman mengungkapkan “ Dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas, tanpa aktivitas belajar itu tidak mungkin akan berlangsung dengan baik. Aktivitas dalam proses belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran, bertanya hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berfikir, menbaca, dan segala kegiatan yang dilakukan yang dapat menunjang prestasi belajar.” 2.3 Hasil Belajar Sudjana (2008), menyatakan bahwa “Proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”. 2.4 Teori Pembelajaran Konstruktivisme Baharuddin dan Wahyuni (2010) mengatakan “secara filosofis, belajar menurut teori kontruktivisme adalah membangun pengetahuan sedikit demi sedikit, yang kemudian hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsepkonsep atau kaidah yang siap diambil atau diingat. Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.” 2.5 Model Pembelajaran Menurut Dahlan dalam Isjoni (2010), “model mengajar dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi pembelajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas”. Sehingga untuk memilih model yang tepat, maka perlu diperhatikan relevansinya dengan pencapaian tujuan pengajaran dan dalam penerapannya model pembelajaran harus sesuai dengan kebutuhan siswa.” 2.6 Model Pembelajaran Kooperatif Menurut Trianto (2007) Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif. Langkah-langkah itu ditunjukan pada tabel 2.1 di bawah ini. Tabel 2.1 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Fase Tingkah Laku Guru Guru menyampaikan semua tujuan Fase-1 pelajaran yang ingin dicapai pada Menyampaikan tujuan pembelajaran dan Memotivasi siswa pelajaran tersebut dan memootivasi siswa belajar Erki Alvina : S1 Pendidikan Fisika 5 Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrsi atau bahan bacaan Guru menjelaskan kepada siswa Fase-3 Mengorganisasikan siswa ke dalam bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu kelompok kooperatif setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien Guru membimbing kelompokFase-4 Membimbing kelompok bekerja dan kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka belajar Guru mengevalusi hasil belajar Fase-5 tentang materi yang telah dipelajari Evaluasi atau masing-masing kelompok mempresentsikan hasil kerjanya. Guru mencari cara-cara untuk Fase-6 menghargai baik upaya maupun hasil Memberikan penghargaan belajar individu dan kelompok. Fase-2 Menyajikan informasi 2.7 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Suprijono (2009) menyatakan bahwa “model pembelajaran Think Pair Share merupakan model pembelajaran yang dapat digunakan secara efektif untuk mengarahkan siswa dalam mempelajari sebuah materi pelajaran, model pembelajaran Think Pair Share dilaksanakan melalui tiga tahap yaitu thinking (berpikir secara individu), pairing (berdiskusi dengan pasangan), dan sharing (berbagi dengan teman)”. 2.7.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Think Pair Share Arends dalam Trianto (2009) mengungkapkan bahwa Guru memilih menggunakan think pair share untuk membandingkan tanya jawab kelompok keseluruhan. Guru menggunakan langkah-langkah berikut. a. b. c. Langkah 1: Berpikir (Thinking) Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan pelajaran, dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir sendiri jawaban atau masalah. Siswa membutuhkan penjelasan bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir. Langkah 2: Berpasangan (Pairing) Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh. Interaksi selama waktu yang disediakan dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasikan. Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan. Langkah 3: Berbagi (Sharing) Pada langkah akhir, guru memintan pasangan-pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjuutkan sampai sekitar sebagian pasangan mendapatkan kesempatan untuk melaporkan 2.7.2 Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Think Pair Share Kelebihan model pembelajaran Think Pair Share menurut Lie dalam Handayani (2009) adalah sebagai berikut: Erki Alvina : S1 Pendidikan Fisika 6 1. 2. 3. 4. Meningkatkan kemandirian siswa. Meningkatkan partisipasi siswa untuk menyumbangkan pemikiran karena merasa leluasa dalam mengungkapkan pendapatnya. Membentuk kelompoknya lebih mudah dan lebih cepat. Melatih kecepatan berfikir siswa. Kelemahan model Think Pair Share menurut Lie dalam Handayani (2009) adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. Tidak selamanya mudah bagi siswa untuk mengatur cara berpikir sistematis. Lebih sedikit ide yang muncul. Jika ada perselisihan, tidak ada penengah dari siswa dalam kelompok yang bersangkutan, sehingga banyak kelompok yang melapor dan dimonitor. 2.8 Tinjauan Materi 2.8.1 Fluida 2.8.2 Fluida Statis Halliday (1978) mengemukakan bahwa Fluida statis (fluida tak mengalir) adalah zat alir dalam keadaan diam (hidrostatis). 2.8.2.1 Pengertian Tekanan Jika gaya ⃗ berkerja tegak lurus permukaan bidang A maka besar tekanan pada permukaan bidang tersebut adalah = ⃗ 2.8.2.2 Tekanan Hidrostatik Secara matematis Tekanan Hidrostatik digunakan rumus ℎ = = ℎ 2.8.2.3 Hukum Pascal Hukum Pascal secara matematis diguakan rumus = 2.8.2.4 Hukum Archimedes Hukum Archimedes secara matematis digunakan rumus = 2.8.2.5 Tegangan permukaan pada fluida Gaya tegangan permukaan secara umum digunakan rumus: = 2 2.8.2.6 Kapilaritas Untuk menghitung tingginya zat cair yang naik kepermukaan digunakan rumus: ℎ= 2 cos 2.8.2.7 Viskositas persamaan gaya gesekan fluida untuk benda berbentuk bola dirumuskan sebagai berikut: =6 η Erki Alvina : S1 Pendidikan Fisika 7 Untuk menhitung kecepatan terminal suatu benda dalam fluida kental digunakan rumus η= III. 3.1 2 (ρ − 9 ) METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Ada 4 tahapan-tahapan yang dimaksud dalam penelitian tindakan kelas yaitu: 1). Perencanaan (planning), 2). Pelaksanaan tindakan (acting), 3). Observasi dan evaluasi, 4). Analisis dan refleksi. 3.2 Jenis Penelitian Penellitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). 3.3 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di seluruh SMA Negeri se-Kota Jambi. Adapun perencanaan waktu penelitian ini secara rinci dapat dilihat di tabel 3.1 berikut ini. Tabel 3.1 Perencanaan waktu penelitian Bulan Nov observasi Penyusu nan proposal 1 2 3 4 Des 1 2 3 4 Jan 1 2 3 4 Feb 1 2 3 Erki Alvina : S1 Pendidikan Fisika Seminar proposa Perbaikan proposal penelitian pelaporan ujian 8 4 Mar 1 2 3 4 Apr 1 2 3 4 Mai 1 2 3 4 Juni 1 2 3 4 juli 1 2 3 4 3.4 Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah kelas XI IPA2 semesterr 2 SMA Negeri 8 Kota Jambi tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 32 orang. 3.5 Instrumen Penelitian Adapun langkah-langkah yang digunakan adalah sebagai berikut: 3.5.1 Validitas 3.5.2 Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran digunakan rumus: 3.5.3 Daya Pembeda Daya pembeda digunakan rumus : Erki Alvina : S1 Pendidikan Fisika = 9 = 3.5.4 Reliabilitas Reliabilitas digunakan rumus: = − 1− ( − ) −1 3.6 Data dan Cara Pengambilan Data 3.6.1 Jenis Data Jenis data yang diambil dalam penelitian ini berupa: a. Data kualitatif yaitu data tentang aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam proses belajar mengajar b. Data Kuantitatif yaitu data tentang hasil belajar siswa setiap akhir siklus 3.6.2 Cara Pengambilan Data Pengambilan data kualitatif dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa dan lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Pengambilan data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan seperangkat alat tes (ulangan formatif) yang berupa tes objektif yang di adakan disetiap akhir siklus pembelajaran. 3.7. Analisis Data 3.7.1 Data Kuantitatif Data kuatitatif digunakan rumus: = 3.7.2 Data Kualitatif Data kualitatif digunakan rumus: 3.8 = − −1 100% Indikator Kerja Dalam penelitian ini tindakan dikatakan berhasil, jika memenuhi kriterian ketuntasan minimu (KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah pada mata pelajaran fisika yaitu 75% atau 75. IV. 4.1 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Secara umum, peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dapat dilihat pada gambar grafik 4.1 di bawah. Dari gambar grafik 4.1 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa dan aktivitas guru. Hasil ini membuktikan bahwa penggunaan model pembelajaran Think Pair Share dalam proses belajar mengajar dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa di kelas XI IPA2 SMA Negeri 8 Kota Jambi. Erki Alvina : S1 Pendidikan Fisika 10 PRESENTASI Grafik Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa 83,62 73,06 90,63 65,63 52,25 37,5 SIKLUS I SIKLUS II aktivitas siswa SIKLUS III hasil belajar V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Pada siklus I, rata-rata presentasi aktivitas siswa adalah 52,25% yang kemudian pada siklus II meningkat menjadi 73,06% dan pada siklus III meningkat menjadi 83,62%. Sedangkan untuk nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat dari 64,83 dengan jumlah siswa yang berhasil sebanyank 12 orang (37,50%) pada siklus I, menjadi 78,58 dengan jumlah siswa yang berhasil sebanyak 21 orang (65,63%) pada siklus II dan kemudian meningkat lagi menjadi 87,69 dengan jumlah siswa yang berhasil sebanyak 29 orang (90,63%) pada siklus III. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan serta dari data-data tersebut, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Think Pair Share dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar fisika siswa kelas XI IPA2 SMA Negeri 8 Kota Jambi. 5.2 Saran 1. Model pembelajaran Think Pair Share dapat digunakan dalam proses pembelajaran di sekolah sebagai variasi model pembelajaran untuk lebih meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran fisika. 2. Penelitian ini hanya terbatas pada aktivitas dan pemahaman konsep fluida statis diharapkan lebih lanjut dilakukan penelitian terhadapa hasil belajar pada aspek afektif dan psikomotorik serta pada materi lainnya. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Baharuddin dan Wahyuni Esa Nur. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Budiningsih, C. Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Dimyati & Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Djiwandono, S.E. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Grasindo. Erki Alvina : S1 Pendidikan Fisika 11 Giancolli, Douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Halliday, dkk. 1978. Fisika Jilid 1. Bandung: Erlangga. Hamalik, O. 1990. Pendekatan Baru Strategi Belajar-MengajarBerdasarkan CBSA, Bandung: CV Sinar Baru. Handayani, Gusti Ayu. 2009, Studi Perbandingan Hasil Belajar Fisika Siswa Menggunakan Tehnik Syndicate Group dengan Teknik Think Pair Share Pada Materi Alat-Alat Optik Di Kelas VIII SMP Negeri 7 Kota Jambi. Skripsi, Jambi: Universitas Jambi. Isjoni, 2010. Cooperative Learning: Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta. Kanginan, M. 2002. Fisika untuk SMA Kelas XI Semester 2. Jakarta: Erlangga. . 2006. Fisika Untuk SMA Kelas XI . Jakarta: Erlangga. Kusuma & Aisyah. 2012. Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Akutansi Siswa Kelas XI IPS 1 SMA NEGERI 1 Wonosari Tahun Ajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Akutansi Indonesia. Vol. X, No. 2: 46 Rasto, (2013). Diakses 26 desember 2013. Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share. http://pembelajaranku.com/model-pembelajaran-kooperatifthink-pair-share/ Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajarran . Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sardiman, 2008. Interaksi dan MOtivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Gravindo Persada. Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktek. Bandung: Nusa Media Sudjana, N. 2008. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Suprijono A. 2009. Cooperative Learning (Teori dan Aplikasi PAIKEM). Yogyakarta: Pustaka Belajar. Sutrisno. 2011. Pengantar Pembelajaran Inovatif Berbasis TIK. Jakarta: Gaung Persada. Taniredja, T, dkk. 2013. Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif . Bandung: Alfabeta. Trianto, 2007.Model-Model Pembelajaran inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Surabaya: Prestasi Pustaka Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media. Wiliski, N.A. 2012 Penggunaan Media Animasi Dalam Model Pembelajaran Direct Instruction Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas Xb Di SMA Negeri 10 Kerinci. Jambi. Universitas Jambi. Yamin, M. 2006. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada Press. Zainul, Asmawi, dkk 1993. Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: PAU-PPAI. Erki Alvina : S1 Pendidikan Fisika