1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini
menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah populasi terbanyak
keempat setelah China, India, dan Amerika Serikat. Melihat pola pertumbuhan
penduduk
beberapa
tahun
sebelumnya,
jumlah
penduduk
Indonesia
diperkirakan mencapai 273,65 juta jiwa pada tahun 2025. Pada tahun tersebut
juga diperkirakan akan terjadi peningkatan angka harapan hidup cukup
signifikan dari 69 tahun (tahun 2005) menjadi 73,7 tahun (BPS, 2012).
Proporsi penduduk usia lanjut (65 tahun ke atas) pada tahun 2025
diperkirakan akan meningkat dari 5,0% menjadi 8,5% (BPS, 2012).
Meningkatnya populasi penduduk usia lanjut ini menjadi tantangan tersendiri
dalam bidang kesehatan. Proses penuaan (aging) secara perlahan-lahan
menyebabkan hilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri dan
mempertahankan struktur serta fungsi normalnya. Hal tersebut dapat
mengakibatkan kelemahan organ, kemunduran fisik, dan timbulnya berbagai
macam penyakit, termasuk penyakit degeneratif. Penyakit degeneratif yang
sering diderita pada usia lanjut diantaranya adalah hipertensi, jantung koroner,
stroke, patah tulang akibat osteoporosis, diabetes melitus, dan demensia
(Arisman, 2010; Mahan, 2008).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 menunjukkan
tingginya prevalensi hipertensi di Indonesia, yaitu 25,8%, dan hanya sekitar
9,5% penduduk yang sudah mengetahui memiliki hipertensi dan rutin
1
mengkonsumsi obat hipertensi. Prevalensi hipertensi di Yogyakarta mencapai
25,7%.
Seseorang dikatakan mengalami hipertensi ketika memiliki tekanan darah
lebih besar dari 140/90 mmHg. Berdasarkan kriteria terbaru yang dikeluarkan
oleh Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and
Treatment of High Blood Pressure, seseorang yang memiliki tekanan darah
120/80 mmHg digolongkan sebagai prehipertensi. Hipertensi dapat terjadi
karena adanya peningkatan tekanan darah diastolik (>115 mmHg), merokok,
diabetes melitus, hiperkolesterolemia, obesitas, dan konsumsi alkohol yang
berlebihan. Kenaikan tekanan darah semakin meningkatkan risiko terjadinya
penyakit kardiovaskuler, stroke, penyakit ginjal, pre-eklampsia, bahkan
kematian tiba-tiba (Mahan, 2008).
Penerapan perubahan gaya hidup sehat merupakan cara pencegahan
utama yang dapat dilakukan untuk menghindari hipertensi dan pada
penyandang hipertensi terbukti dapat menurunkan tekanan darah hingga
mencapai batas normal. Perubahan gaya hidup sehat meliputi penurunan
berat badan jika sudah obese maupun overweight, membatasi konsumsi
alkohol, berhenti merokok, meningkatkan aktivitas fisik, dan menerapkan pola
makan yang baik. Penerapan pola makan yang baik meliputi peningkatkan
asupan buah, sayuran, produk-produk susu rendah lemak, mengurangi
konsumsi lemak terutama lemak jenuh dan kolesterol, serta mengurangi
asupan natrium (Mahan, 2008). Pola makan ini dikenal dengan istilah Dietary
Approach to Stop Hypertension diet (DASH diet).
RISKESDAS 2013 menunjukkan bahwa Yogyakarta adalah salah satu
provinsi di Indonesia yang memiliki persentase cukup konsumsi buah dan
2
sayur di atas rata-rata nasional, yaitu sebesar 15,2%. Rata-rata nasional
konsumsi cukup buah dan sayur di Indonesia adalah 6,5%. Kriteria "cukup"
yang ditetapkan RISKESDAS adalah apabila rata-rata konsumsi rumah
tangga minimal 5 porsi perhari selama 7 hari dalam seminggu.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengetahui hubungan penerapan
DASH diet dengan perubahan tekanan darah pada kelompok lansia di Desa
Purwomartani, Kalasan, Sleman. Penelitian ini difokuskan pada hubungan
riwayat konsumsi sayur, buah, dan susu dengan tekanan darah pada lansia
yang mengikuti posyandu lansia di Desa Purwomartani, Kalasan, Sleman.
Penelitian lain yang menguji hubungan konsumsi sayur, buah, dan susu
terhadap pencegahan hipertensi dalam kehamilan menunjukkan hasil yang
positif (Marfitarini, 2009).
B. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui hubungan riwayat konsumsi sayur dengan tekanan darah
pada lansia hipertensi yang mengikuti posyandu lansia di Desa
Purwomartani, Kalasan, Sleman.
2. Mengetahui hubungan riwayat konsumsi tahu tempe dengan tekanan
darah pada lansia hipertensi yang mengikuti posyandu lansia di Desa
Purwomartani, Kalasan, Sleman.
3. Mengetahui hubungan riwayat konsumsi buah dengan tekanan darah
pada lansia hipertensi yang mengikuti posyandu lansia di Desa
Purwomartani, Kalasan, Sleman.
4. Mengetahui hubungan riwayat konsumsi susu dengan tekanan darah
pada lansia hipertensi yang mengikuti posyandu lansia di Desa
Purwomartani, Kalasan, Sleman.
3
C. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Bagi peneliti, diharapkan penelitian ini dapat menambah pemahaman
tentang
hipertensi,
faktor-faktor
yang
dapat
mempengaruhi
maupun
mengontrol kondisi hipertensi tersebut, dan mampu merancang DASH diet
yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di berbagai lingkungan
masyarakat khususnya pada kelompok lanjut usia.
2. Bagi Masyarakat
Bagi masyarakat, diharapkan penelitian ini dapat menyadarkan tentang
bahaya
hipertensi
yang
tidak
terkontrol,
faktor-faktor
yang
dapat
mempengaruhi kondisi hipertensi tersebut, dan penerapan DASH diet dalam
kehidupan sehari-hari khususnya pada kelompok lanjut usia.
3. Bagi Institusi Kesehatan
Bagi institusi kesehatan, diharapkan penelitian ini dapat memberikan
informasi mengenai hubungan pelaksanaan DASH diet dengan tekanan
darah, terutama pada kelompok lansia. Sehingga institusi kesehatan mampu
menjabarkan prinsip DASH diet tersebut menjadi program-program promosi
kesehatan yang efektif.
4. Bagi Akademisi
Bagi akademisi, diharapkan penelitian ini dapat menjadi dasar bagi
penelitan selanjutnya terutama penelitian tentang hubungan antara DASH diet
dengan hipertensi sehingga memberikan manfaat positif bagi masyarakat
luas.
4
D. Keaslian Penelitian
Penelitian tentang hipertensi pada lansia telah banyak dilakukan. Akan
tetapi, penelitian yang berfokus untuk mengetahui hubungan penerapan
DASH diet terutama konsumsi sayur, buah, dan susu pada lansia yang
mengikuti posyandu lansia di Desa Purwomartani, Kalasan, Sleman belum
pernah dilakukan. Beberapa penelitian yang terkait adalah sebagai berikut:
1. Wuri Marfitarini (2009) dengan judul penelitian Hubungan Pola
Konsumsi Sayur, Buah, dan Susu dengan Hipertensi dalam
Kehamilan. Kesimpulan penelitian ini adalah tidak ada hubungan
bermakna antara konsumsi sayur dengan hipertensi dalam kehamilan,
tetapi ada hubungan bermakna antara konsumsi buah dan susu
dengan hipertensi dalam kehamilan
Perbedaan terdapat pada desain penelitian yang digunakan dan
subjek penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh Wuri Marfitarini
dilaksanakan dengan desain penelitian kasus kontrol dengan
mengambil subjek penelitian ibu hamil. Sedangkan pada penelitian ini,
desain yang digunakan adalah cross sectional dengan responden
lansia yang menjadi peserta posyandu lansia.
Persamaan dengan penelitian ini adalah pada variabel bebas,
yaitu riwayat konsumsi sayur, buah, dan susu.
2. Renny Dewanty (2008) dengan judul penelitian Hubungan Pola
Makan, Aktivitas Fisik dengan Perubahan Tekanan Darah pada
Lansia Penderita Hipertensi di Puskesmas Mlati II, Sleman. Penelitian
ini menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara pola
makan dengan perubahan tekanan darah, tetapi ada hubungan
5
bermakna antara asupan natrium dan aktifitas fisik terhadap
perubahan tekanan darah pada lansia hipertensi.
Perbedaan terdapat pada variabel bebas yang diamati. Variabel
bebas pada penelitian Renny Dewanty adalah pola makan, asupan
natrium, dan aktivitas fisik. Sedangkan variabel bebas pada penelitian
ini adalah riwayat konsumsi sayur, buah, dan susu.
Persamaan dengan penelitian ini adalah desain penelitian yang
digunakan, yaitu cross sectional, serta variabel terikat yang diamati,
yaitu tekanan darah.
3. Fitrian Afifah Yurma (2007) dengan judul penelitian Hubungan Asupan
Lemak, Asupan Natrium, dan Status Gizi Lebih dengan Kejadian
Hipertensi pada Usia Lanjut di Posyandu Usia Lanjut Wilayah Kerja
Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta. Penelitian ini menyimpulkan tidak
adanya hubugan bermakna antara asupan lemak dengan hipertensi,
tetapi ada hubungan bermakna antara asupan natrium dan status gizi
dengan hipertensi.
Perbedaan terletak pada variabel bebas yang diteliti. Variabel
bebas yang diamati pada Yurma adalah asupan lemak, natrium, dan
status gizi. Sedangkan variabel bebas pada penelitian ini adalah
riwayat konsumi sayur, buah, dan susu.
Persamaan terletak pada desain dan subjek penelitian, yaitu
menggunakan desain cross sectional dengan subjek penelitian lansia.
6
Download