BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Konseptual 1. Pemecahan

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Konseptual
1.
Pemecahan Masalah Matematis
Masalah adalah suatu persoalan yang dihadapi seseorang. Dalam
menyelesaikan masalah matematika tentunya diperlukan suatu cara atau
kemampuan untuk mencapai tujuan. Salah satu kemampuan yang harus
dimiliki siswa adalah kemampuan pemecahan masalah matematis.
Menurut Woofok (Hamzah, 2007 : 134) kemampuan pemecahan
masalah adalah suatu kemampuan seorang siswa dalam menggunakan
proses
berfikirnya
untuk
memecahkan
masalah.
Dalam
proses
pemecahan masalah siswa harus dapat mengumpulkan fakta dari masalah
yang disajikan yang dapat diperoleh dari buku ajar, internet, buku paket,
dll. Kemudian siswa dituntut untuk dapat menganalisis informasi yang
diperoleh kedalam bentuk matematika sehingga dapat digunakan untuk
menyusun berbagai alternatif dari masalah-masalah yang disajikan
sebagai upaya untuk memecahkan suatu masalah, dari alternatif yang
telah dirancang, siswa memilih mana yang seharusnya digunakan untuk
memecahkan masalah tersebut.
Menurut Wena (2010) pemecahan masalah dipandang sebagai
suatu proses untuk menemukan kombinasi dari sejumlah aturan yang
dapat diterapkan dalam upaya mengatasi situasi baru. Pemecahan
7
Peningkatan Kemampuan Pemecahan..., Indriana Wira Mustika, FKIP, UMP, 2017
8
masalah tidak sekedar sebagai bentuk kemampuan menerapkan aturanaturan yang telah dikuasai melalui kegiatan-kegiatan belajar terdahulu,
melainkan lebih dari itu, merupakan proses untuk mendapatkan
seperangkat bantuan pada tingkat yang lebih tinggi. Selanjutnya sebagai
kemampuan pemecahan masalah atau tindakan yang dapat dilakukan
untuk menyelesaikan suatu masalah, dalam hal ini ada proses untuk
menyelesaikannya, kaitannya dengan matematika berarti menyelesaikan
masalah menggunakan proses matematika.
Menurut Polya (2004) pemecahan masalah sebagai usaha untuk
mencari jalan keluar dari suatu kesulitan guna mencapai suatu tujuan
yang tidak segera dapat dicapai. Karena memecahkan sebuah masalah
harus dengan cara yang terurut supaya bisa terpecahkan yaitu memahami
sebuah masalah, masalah akan terpecahkan jika paham tentang masalah
apa yang dihadapi, merencanakan penyelesaian yang akan ditempuh
untuk menyelesaikan masalah dengan membuat beberapa alternatif
jawaban yang baik, setelah itu menyelesaikan masalah sesuai rencana
pasti akan terlihat hasil yang mana yang seharusnya digunakan untuk
memecahkan suatu masalah. Dengan langkah tersebut pemecahan
masalah ini merupakan suatu aktivitas intelektual yang tinggi. Dalam
pemecahan masalah juga memerlukan strategi dalam pelaksanaannya.
Ketrampilan siswa dalam menyusun suatu strategi tersebut adalah
kemampuan yang harus dilihat oleh guru.
Peningkatan Kemampuan Pemecahan..., Indriana Wira Mustika, FKIP, UMP, 2017
9
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemecahan masalah
adalah proses menerapkan strategi yang telah diperoleh siswa yang
ditunjukan dengan memahami, memilih pendekatan dan strategi
pemecahan, menyelesaikan model untuk menyelesaikan masalah serta
merupakan ketrampilan intelektual tinggi yang memerlukan kreativitas
dalam menemukan solusinya. Dapat pula digunakan untuk mencari jalan
keluar dari suatu kesulitan guna mencapai tujuan agar mudah tercapai.
Menurut Polya (2004), langkah – langkah penyelesaian masalah
meliputi :
a.
Memahami masalah
Dalam memahami masalah kegiatan yang dapat dilakukan
pada langkah ini adalah apa (data) yang diketahui, apa yang tidak
diketahui (ditanyakan), apakah informasi cukup, kondisi (syarat)
apa yang harus dipenuhi, menyatakan kembali masalah asli dalam
bentuk yang lebih operasional (dapat dipecahkan). Siswa dapat
menuliskan apa yang diketahui apa yang ditanyakan dalam bentuk
rumus, simbol, atau kata-kata sederhana.
b.
Merencanakan Penyelesaian
Siswa harus dapat merencanakan langkah-langkah apa saja
yang paling penting dan saling menunjang untuk
dapat
memecahkan masalah yang dihadapinya, diantaranya adalah siswa
dapat mencari konsep atau teori-teori yang saling menunjang dan
siswa dapat mencari rumus-rumus yang diperlukan.
Peningkatan Kemampuan Pemecahan..., Indriana Wira Mustika, FKIP, UMP, 2017
10
c.
Menyelesaikan masalah sesuai rencana
Kegiatan yang dapat dilakukan pada langkah ini adalah
menjalankan prosedur yang telah dibuat pada langkah sebelumnya
untuk mendapatkan penyelesaian. Siswa dapat membentuk
sistematika soal yang lebih baku, dalam arti rumus yang digunakan
sudah merupakan rumus yang siap untuk digunakan dalam soal,
kemudian siswa memulai memasukkan data-data sampai menuju ke
rencana pemecahan masalah, setelah itu siswa baru melaksanakan
langkah-langkah
rencana
sehingga
diharapkan
soal
dapat
diselesaikan.
d.
Melakukan pengecekan kembali
Kegiatan yang dapat dilakukan pada langkah ini adalah
menganalisis dan mengevaluasi apakah prosedur yang diterapkan
dan hasil yang diperoleh benar, apakah ada prosedur lain yang
lebih efektif, apakah prosedur yang dibuat dapat digunakan untuk
menyelesaikan masalah yang sejenis, atau apakah prosedur dapat
dibuat generalisasinya. Siswa harus berusaha mengecek ulang dan
menelaah kembali dengan teliti setiap langkah pemecahan yang
digunakan sehingga siswa dapat sampai pada jawaban yang sesuai
dengan masalah yang diberikan.
Dalam pemecahan masalah matematis, pertanyaan merupakan
tantangan yang harus di hadapi. Suatu pertanyaan akan menjadi
permasalahan jika orang itu tidak menerapkan pengertahuan yang diiliki
Peningkatan Kemampuan Pemecahan..., Indriana Wira Mustika, FKIP, UMP, 2017
11
dan mempunyai solusi dalam menyelesaikan masalah tersebut. Dalam
proses menerima tantangan, terdapat empat indikator pemecahan masalah
yaitu : (1) berani menerima tantangan, (2) mau mencoba menyelesaikan,
(3) tidak lekas menyerah, (4) terampil mengaplikasikan pengetahuan dan
pemahaman matematika dalam kehidupan sehari-hari
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa
pengertian pemecahan masalah matematis adalah proses penerapan
pengetahuan untuk mencari jalan keluar dari suatu kesulitan atau
permasalahan yang muncul. Dari beberapa pandangan diatas, langkahlangkah kemampuan pemecahan masalah matematis yang digunakan
peneliti adalah :
1) Memahami masalah, dimana siswa harus mampu menganalisis
masalah yang dihadapi dengan memahami atau mengerti apa yang
diketahui dan ditanyakan dalam permasalahan itu, kemudian
dituliskan dalam bentuk rumus dan kata-kata sederhana
2) Merencanakan rencana penyelesaian masalah, yaitu siswa harus
dapat merencanakan langka-langkah apa saja yang akan digunakan
untuk memecahkan masalah yang dihadapinnya.
3) Melaksanakan masalah yang sesuai rencana, yaitu siswa dapat
membentuk sistematikan soal yang lebih baku, memasukkan datadata hingga menjurus ke rencana pemecahan masalah, setelah itu
siswa baru melaksanakan langkah-langkah rencana sehingga
diharapkan soal dapat dibuktikan atau diselesaikan
Peningkatan Kemampuan Pemecahan..., Indriana Wira Mustika, FKIP, UMP, 2017
12
4) Memeriksa kembali, yaitu siswa harus berusaha mengecek ulang dan
menelaah kembali dengan teliti setiap langkah pemecahan masalah
yang digunakan sehingga siswa dapat sampai pada jawaban yang
sesuai dengan masalah yang diberikan.
2.
Pengertian Kerja Keras
Menurut Kuryanti (2013) mengartikan bahwa kerja keras adalah
sifat seseorang yang tidak mudah putus asa yang disertai kemauan keras
dalam berusaha mencapai tujuan dan cita-citanya. Orang dengan karakter
ini cenderung memaksimalkan potensi yang dimilikinya dalam
penyelesaian suatu tugas atau pekerjaan. Karakter ini muncul sebagai
wujud dorongan motivasi yang kuat serta orientasi ke depan yang jelas.
Menurut Kesuma dkk (2012) kerja keras adalah suatu istilah yang
melingkupi suatu upaya yang terus dilakukan atau tidak pernah menyerah
dalam menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tugasnya sampai tuntas.
Dari penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kerja
keras adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk mencapai hasil yang
diinginkan sampai tuntas tanpa menyerah. Kerja keras harus ditanamkan
pada siswa dalam kegiatan pembelajaran agar siswa termotivasi untuk
selalu bekerja keras mengejar hasil yang diinginkan. Seorang siswa
dikatakan memiliki kerja keras yang tinggi dalam belajar, jika seorang
siswa tidak mudah menyerah terhadap kegiatan yang ada dalam proses
pembelajaran seperti pemberian tugas dari guru ke siswa. Jika siswa yang
Peningkatan Kemampuan Pemecahan..., Indriana Wira Mustika, FKIP, UMP, 2017
13
memiliki kerja keras yang tinggi, siswa tersebut dengan senang hati
berusaha agar dapat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.
Karakteristik kerja keras menurut Kesuma dkk (2012) adalah
perilaku seseorang yang dicirikan oleh kecenderungan sebagai berikut :
a. Merasa risau jika pekerjaannya belum terselesaikan sampai tuntas.
b. Mengecek atau memeriksa terhadap apa yang harus dilakukan atau
apa yang menjadi tanggung jawabnya.
c. Mampu mengelola waktu yang dimilikinya.
d. Mampu mengorganisasi sumber daya yang ada untuk menyelesaikan
tugas dan tanggung jawabnya.
Sikap kerja keras mempunyai beberapa indikator untuk
mengetahui pencapaian kerja keras siswa. Adapun indikator sikap kerja
keras menurut Kuryanti (2013) adalah sebagai berikut :
a) Pantang menyerah dalam menghadapi berbagai kesulitan dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran.
b) Mencari strategi untuk mengatasi kesulitan dengan pemikirannya
sendiri.
c) Menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu.
d) Berupaya mencari sumber belajar dan informasi tentang konsep
yang dipelajari.
e) Mengajukan ide dan pendapat dalam setiap diskusi.
f) Memiliki etos kerja yang tinggi.
Peningkatan Kemampuan Pemecahan..., Indriana Wira Mustika, FKIP, UMP, 2017
14
Berdasarkan uraian indikator-indikator di atas, peneliti akan
mengambil indikator kerja keras sebagai berikut :
a.
Mengerjakan tugas dengan teliti dan rapih.
b.
Berupaya mencari sumber belajar dan informasi tentang konsep yang
dipelajari, misalkan siswa mempunyai buku paket, membawa
sumber yang berasal dari internet dan sebagainya.
c.
3.
Mengajukan ide dan pendapat dalam setiap diskusi.
Problem Based Learning (PBL)
Istilah Problem Based Learning (PBL) adalah Pembelajaran
Berdasarkan Masalah. Menurut Suyadi (2012) PBL adalah suatu
pendekatan pembelajaran yang dimulai dengan menyelesaikan suatu
masalah, tetapi untuk menyelesaikan masalah itu peserta didik
memerlukan pengetahuan baru untuk menyelesaikannya. Pembelajaran
berbasis masalah merupakan penggunaan berbagai macam kecerdasaan
yang diperlukan untuk melakukan konfirmasi terhadap tantangan dunia
nyata. Pembelajaran berdasarkan masalah dimulai dengan memecahkan
masalah, dan masalah diajukan kepada siswa yang mampu memberikan
informasi (pengetahuan) baru sehingga siswa memperoleh pengetahuan
baru sebelum mereka dapat memecahkan masalah itu. Pembelajaran yang
dilakukan memberikan kesempatan siswa untuk aktif dalam belajar,
dengan mencari informasi dari masalah yang diberikan, mengolah
Peningkatan Kemampuan Pemecahan..., Indriana Wira Mustika, FKIP, UMP, 2017
15
informasi, memecahkan masalah kemudian menarik kesimpulan dari
masalah itu.
Menurut Cahyo (2013) Problem Based Learning adalah suatu
model pembelajaran yang didasarkan pada prinsip menggunakan masalah
sebagai titik awal akuisi dan integrasi pengetahuan baru. Terdapat lima
langkah utama Problem Based Learning (PBL) yang dikemukakan oleh
Cahyo (2013), yaitu : (a) Mengorientasikan siswa pada masalah, (b)
mengorganisaikan siswa untuk belajar, (c) memandu menyelidiki secara
mandiri maupun kelompok, (d) mengembangkan dan mengevaluasi hasil
karya, (e) menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan maslah.
Menurut Ibrahim dan Nur ( dalam Rusman, 2012 )
mengemukakan
bahwa
PBL merupakan
salah
satu
pendekatan
pembelajaran yang digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi
siswa dalam situasi yang berorientasi pada masalah dunia nyata,
termasuk di dalamnya belajar bagaimana belajar. Tujuan Problem Based
Learning (PBL) menurut Ibrahim dan Nur (dalam Rusman, 2012) yaitu :
(a) Membantu siswa mengembangkan kemampuan pemecahan masalah,
(b) Belajar sebagai peran orang dewasa melibatkan mereka dalam
pengalaman yang nyata, (c) menjadi para siswa yang otonom.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan Problem Based Learning
adalah pembelajaran yang menggunakan masalah nyata yang mendorong
siswa untuk mengoptimalkan kemampuan berpikirnya melalui kerja
Peningkatan Kemampuan Pemecahan..., Indriana Wira Mustika, FKIP, UMP, 2017
16
kelompok,
sehingga
siswa
dapat
mengembangkan
ketrampilan
pemecahan masalah.
Karakteristik Problem Based Learning (PBL) menurut Rusman
(2012) adalah sebagai berikut :
1) Permasalahan sebagai starting point dalam belajar
2) Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia
nyata yang tidak terstruktur
3) Permasalahan membutuhkan perspektif gand
4) Permasalahan, menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa,
sikap, dan kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi
kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar
5) Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama
6) Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya,
dan evaluasi sumber informasi merupakan proses yang esensial
dalam PBL.
7) Belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif
8) Pengembangan ketrampilan inkuiry dan pemecahan masalah sama
pentingnya dengan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah
permasalahan
9) Keterbukaan proses dalam PBL meliputi sintesi dan integrasi dari
sebuah proses belajar
10) PBL melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses
belajar
Peningkatan Kemampuan Pemecahan..., Indriana Wira Mustika, FKIP, UMP, 2017
17
Langkah-langkah Problem Based Learning adalah sebagai
berikut :
Tabel 2.1 langkah-langkah Problem Based Learning
Tahap
1.
2.
3.
4.
5.
Fase
Orientasi
masalah
Kegiatan Guru
siswa
pada Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
menjelaskan logistik yang diperlukan, dan
memotivasi siswa terlibat pada aktivitas
pemecahan masalah
Mengorganisasikan siswa Guru membantu siswa mendefinisikan dan
untuk belajar
mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut.
Membimbing pengalaman Guru
mendorong
siswa
untuk
individu/kelompok
mengumpulkan informasi yang sesuai,
melaksanakan
eksperimen
untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan
masalah
Mengembangkan
dan Guru membantu siswa dalam merencanakan
menyajikan hasil karya
dan menyiapkan karya yang sesuai seperti
laporan, dan membantu mereka untuk
berbagai tugas dengan temannya
Menganalisis
dan Guru membantu siswa untuk melakukan
mengevaluasi
proses refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan
pemecahan masalah
mereka dan proses yang mereka gunakan
Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa model Problem Based
Learning (PBL) dapat menjadikan masalah yang ada di sekitar siswa
menjadi dasar pembelajaran atau bekal pembelajaran selanjutnya.
Dengan menggunakan model Problem Based Learning ini guru juga
dapat mengarahkan agar lebih bekerja keras dalam menyelidiki dan
memecahkan masalah yang disajikan dalam suatu soal cerita.
Menurut Ibrahim dan Nur ( Cahyo, 2013) Problem Based
Learning memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan sebagai berikut:
Peningkatan Kemampuan Pemecahan..., Indriana Wira Mustika, FKIP, UMP, 2017
18
a.
Keunggulan
1) Siswa lebih memahami konsep yang diajarkan, sebab mereka
sendiri yang menemukan konsep tersebut
2) Melibatkan secara aktif memecahan masalah dan menuntut
ketrampilan berpikir siswa yang lebih tinggi
3) Pengetahuan tertanam berdasarkan skemata yang dimiliki siswa
sehingga pembelajaran lebih bermakna
4) Siswa dapat merasakan manfaat pembelajaran, sebab masalahmasalah
yang
diselesaikan
langsung
dikaitkan
dengan
kehidupan nyata, hal ini dapat meningkatkan motivasi dan
ketertarikan siswa terhadap bahan yang dipelajari
b.
Kelemahan
1) Keberhasilan pembelajaran berbasis masalah sangat tergantung
pada ketersediaan sumber belajar bagi siswa dan alat-alat untuk
menguji jawaban atau dugaan
2) Harus adanya perlengkapan praktikum agar waktu yang
dibutuhkan tidak terlalu lama.
B. Materi
Materi yang akan digunakan peneliti untuk penelitian adalah Aritmatika
Sosial.
Standar Kompetensi :
3.
Menggunakan bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linier satu
variabel, dan perbandingan dalam pemecahan masalah
Peningkatan Kemampuan Pemecahan..., Indriana Wira Mustika, FKIP, UMP, 2017
19
Kompetensi Dasar :
3.3
Menggunakan konsep aljabar dalam pemecahan masalah aritmatika
sosial yang sederhana
Indikator :
Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
aritmatika sosial mencakup beberapa sub pokok bahasan, yaitu :
1.
Menghitung nilai keseluruhan, nilai per unit, dan nilai sebagian
2.
Menentukkan perhitungan harga pembelian dalam kehiduapan sehari-hari
3.
Menentukkan perhitungan harga penjualan dalam kehiduapan sehari-hari
4.
Mendefinisikan dan menghitung untung dan rugi
5.
Mendefiniskan persen, mengubah bentuk antara pecahan, pecahan
desimal, dan persen
6.
Mendefinisikan dan menentukkan perhitungan persentase untung dan
rugi
7.
Menerapkan
harga pembelian dan harga penjualan berdasarkan
persentase untung atau rugi yang diketahui
8.
Mendefiniskan persentae diskon
9.
Menentukkan perhitungan harga beli setelah diskon
10. Menerapkan diskon dalam kehidupan sehari-hari
11. Mendefinisikan berat bruto, neto, dan tara
12. Menentukkan perhitungan berat bruto dengan diketahui netto dan tara
13. Menentukkan persentase untung berdasarkan bruto, netto, dan tara yang
diketahui
Peningkatan Kemampuan Pemecahan..., Indriana Wira Mustika, FKIP, UMP, 2017
20
14. Mendefinisikan dan menentukkan perhitungan bunga tunggal dan pajak
15. Menerapkan perhitungan pajak dalam kehidupan sehari-hari
C. Kerangka Pikir
Setelah melakukan observasi awal, keadaan siswa kelas VII F
sebelum adanya penelitian terdapat beberapa masalah yaitu kemampuan
siswa yang tergolong masih rendah pada kemampuan pemecahan masalah
dan kurangnya motivasi agar siswa bekerja keras dalam mengikuti
pembelajaran. Selain itu, guru dalam mengajar masih menggunakan model
yang kurang bervariasi, maka pembelajarannya menjadi tidak akan berjalan
dengan efektif dan tujuan tidak akan tercapai dengan baik jika siswa tidak
memiliki sikap kerja keras.
Aktivitas siswa ketika proses pembelajaran sangat mempengaruhi
yang diperoleh. Keberhasilan dala belajar siswa dipengaruhi oleh faktor dari
dalam diri siswa, yaitu kemampuan yang dimiliki siswa sendiri. Oleh karena
itu, pembelajaran memerlukan model yang lebih bervariasi agar dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan sikap kerja keras siswa
dalam belajar. Model yang bervariasi agar dapat meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah dan sikap kerja keras adalah menggunakan model
Problem Based Learning.
Dalam pembelajaran Problem Based Learning, Pada tahap I
mengorientasi siswa pada masalah. Pada kesempatan ini guru menyampaikan
tujuan dan aktivitas
yang akan dilakukan dalam pembelajaran. Guru
Peningkatan Kemampuan Pemecahan..., Indriana Wira Mustika, FKIP, UMP, 2017
21
memberikan
motivasi
kepada
siswa
dengan
memberikan
informasi
pentingnya materi pelajaran yang akan diajarkan sehingga akan menimbulkan
rasa kesukaan siswa dalam mempelajari materi karena siswa merasa apa yang
dipelajari itu penting baginya. Guru memberikan masalah kepada siswa pada
awal pembelajaran. Mendefinisikan masalah dengan pernyataan yang timbul
dijelaskan melalui fakta yang ada.
Pada tahap 2 mengorganisasikan siswa untuk belajar. Pada tahap
ini dalam pembelajaran siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang setiap
kelompoknya beranggotakan 4 orang kemudian mengarahkan siswa untuk
segera berbagai tugas belajar dan mendorong siswa untuk segera berbagi
ilmunya dengan siswa yang kurang pintar dan cara membimbing siswa
berbagi tugas dalam kelompok. Selain itu, guru mendorong siswa untuk
saling memotivasi pada aktivitas pemecahan masalah antar sesama
anggotanya. Pada kegiatan ini siswa dapat memenuhi indikator kemampuan
pemecahan masalah yan kedua yaitu merencanakan masalah
Pada tahap 3 membimbing penyelidikan individu maupun
kelompok. Siswa mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan
eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. Siswa
mengemukakan ide-ide/ cara memecahkan masalah di dalam kelompok.
Setelah kelompok menyelesaikan ide sebagai solusi alternatif maka
dikombinasikan aspek-aspek yang telah ada disolusi pertama. Beberapa solusi
dapat mengintegrasikan aspek terbaik dari berbagai ide dan juga dapat
mendorong kelompok untuk menemukan kesepakatan. Setiap anggota
kelompok harus fokus hanya pada kriteria-kriteria yang dibutuhkan untuk
Peningkatan Kemampuan Pemecahan..., Indriana Wira Mustika, FKIP, UMP, 2017
22
memecahkan masalah. Pada kegiatan ini dapat memenuhi indikator
kemampuan
pemecahan
masalah
yang
ketiga
yaitu
menyelesaikan
permasalahan sesuai dengan rencana. Kemudian siswa mengerjakan dengan
waktu yang telah ditentukan.
Pada tahap 4 mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Pada tahap
ini siswa memenuhi indikator yang keempat yaitu mengecek kembali jawaban
dari permasalahan tersebut. Sebelum menyajikan hasil karya, setiap
kelompok
mengecek
kembali
jawaban
dari
permasalahan.
Siswa
merencanakan dan menyiapkan hasil karya yang akan dipresentasikan.
Menuntut siswa untuk mendemonstrasikan apa yang telah dipelajari.
Kemudian siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi.
Apabila hasil karya kurang dipahami atau masih ada yang kurang tepat maka
siswa bertanya atau berpendapat dengan argumennya sendiri serta menjawab
pertanyaan jika terdapat teman yang kurang memahami.
Pada tahap 5 manganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah. Siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan
mereka dan proses-proses yang digunakan dengan bantuan guru. Kegiatan ini
mengecek hasil diskusi dan pembahasan masalah bersama-sama dengan
bantuan guru agar siswa mengetahui apakah jawaban tersebut benar atau
kurang tepat. Siswa melakukan refleksi dan evaluasi terhadap penyelidikan
dan proses yang digunakan serta dengan bimbingan guru untuk menarik
kesimpulan secara bersama-sama. Pada akhir siklus siswa mengerjakan soal
tes evaluasi untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah
matematika.
Peningkatan Kemampuan Pemecahan..., Indriana Wira Mustika, FKIP, UMP, 2017
23
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka pikir diatas maka hipotesis dalam penelitian
ini adalah:
1. Pembelajaran melalui model Problem Based Learning (PBL) dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VII
F SMP N 2 Adipala
2. Pembelajaran melalui model Problem Based Learning (PBL) dapat
meningkatkan sikap kerja keras siswa
Peningkatan Kemampuan Pemecahan..., Indriana Wira Mustika, FKIP, UMP, 2017
Download