BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Konseptual 1. Pemecahan Masalah Matematis Masalah adalah suatu persoalan yang dihadapi seseorang. Dalam menyelesaikan masalah matematika tentunya diperlukan suatu cara atau kemampuan untuk mencapai tujuan. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki siswa adalah kemampuan pemecahan masalah matematis. Menurut Woofok (Hamzah, 2007 : 134) kemampuan pemecahan masalah adalah suatu kemampuan seorang siswa dalam menggunakan proses berfikirnya untuk memecahkan masalah. Dalam proses pemecahan masalah siswa harus dapat mengumpulkan fakta dari masalah yang disajikan yang dapat diperoleh dari buku ajar, internet, buku paket, dll. Kemudian siswa dituntut untuk dapat menganalisis informasi yang diperoleh kedalam bentuk matematika sehingga dapat digunakan untuk menyusun berbagai alternatif dari masalah-masalah yang disajikan sebagai upaya untuk memecahkan suatu masalah, dari alternatif yang telah dirancang, siswa memilih mana yang seharusnya digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Menurut Wena (2010) pemecahan masalah dipandang sebagai suatu proses untuk menemukan kombinasi dari sejumlah aturan yang dapat diterapkan dalam upaya mengatasi situasi baru. Pemecahan 7 Peningkatan Kemampuan Pemecahan..., Indriana Wira Mustika, FKIP, UMP, 2017 8 masalah tidak sekedar sebagai bentuk kemampuan menerapkan aturanaturan yang telah dikuasai melalui kegiatan-kegiatan belajar terdahulu, melainkan lebih dari itu, merupakan proses untuk mendapatkan seperangkat bantuan pada tingkat yang lebih tinggi. Selanjutnya sebagai kemampuan pemecahan masalah atau tindakan yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan suatu masalah, dalam hal ini ada proses untuk menyelesaikannya, kaitannya dengan matematika berarti menyelesaikan masalah menggunakan proses matematika. Menurut Polya (2004) pemecahan masalah sebagai usaha untuk mencari jalan keluar dari suatu kesulitan guna mencapai suatu tujuan yang tidak segera dapat dicapai. Karena memecahkan sebuah masalah harus dengan cara yang terurut supaya bisa terpecahkan yaitu memahami sebuah masalah, masalah akan terpecahkan jika paham tentang masalah apa yang dihadapi, merencanakan penyelesaian yang akan ditempuh untuk menyelesaikan masalah dengan membuat beberapa alternatif jawaban yang baik, setelah itu menyelesaikan masalah sesuai rencana pasti akan terlihat hasil yang mana yang seharusnya digunakan untuk memecahkan suatu masalah. Dengan langkah tersebut pemecahan masalah ini merupakan suatu aktivitas intelektual yang tinggi. Dalam pemecahan masalah juga memerlukan strategi dalam pelaksanaannya. Ketrampilan siswa dalam menyusun suatu strategi tersebut adalah kemampuan yang harus dilihat oleh guru. Peningkatan Kemampuan Pemecahan..., Indriana Wira Mustika, FKIP, UMP, 2017 9 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemecahan masalah adalah proses menerapkan strategi yang telah diperoleh siswa yang ditunjukan dengan memahami, memilih pendekatan dan strategi pemecahan, menyelesaikan model untuk menyelesaikan masalah serta merupakan ketrampilan intelektual tinggi yang memerlukan kreativitas dalam menemukan solusinya. Dapat pula digunakan untuk mencari jalan keluar dari suatu kesulitan guna mencapai tujuan agar mudah tercapai. Menurut Polya (2004), langkah – langkah penyelesaian masalah meliputi : a. Memahami masalah Dalam memahami masalah kegiatan yang dapat dilakukan pada langkah ini adalah apa (data) yang diketahui, apa yang tidak diketahui (ditanyakan), apakah informasi cukup, kondisi (syarat) apa yang harus dipenuhi, menyatakan kembali masalah asli dalam bentuk yang lebih operasional (dapat dipecahkan). Siswa dapat menuliskan apa yang diketahui apa yang ditanyakan dalam bentuk rumus, simbol, atau kata-kata sederhana. b. Merencanakan Penyelesaian Siswa harus dapat merencanakan langkah-langkah apa saja yang paling penting dan saling menunjang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya, diantaranya adalah siswa dapat mencari konsep atau teori-teori yang saling menunjang dan siswa dapat mencari rumus-rumus yang diperlukan. Peningkatan Kemampuan Pemecahan..., Indriana Wira Mustika, FKIP, UMP, 2017 10 c. Menyelesaikan masalah sesuai rencana Kegiatan yang dapat dilakukan pada langkah ini adalah menjalankan prosedur yang telah dibuat pada langkah sebelumnya untuk mendapatkan penyelesaian. Siswa dapat membentuk sistematika soal yang lebih baku, dalam arti rumus yang digunakan sudah merupakan rumus yang siap untuk digunakan dalam soal, kemudian siswa memulai memasukkan data-data sampai menuju ke rencana pemecahan masalah, setelah itu siswa baru melaksanakan langkah-langkah rencana sehingga diharapkan soal dapat diselesaikan. d. Melakukan pengecekan kembali Kegiatan yang dapat dilakukan pada langkah ini adalah menganalisis dan mengevaluasi apakah prosedur yang diterapkan dan hasil yang diperoleh benar, apakah ada prosedur lain yang lebih efektif, apakah prosedur yang dibuat dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang sejenis, atau apakah prosedur dapat dibuat generalisasinya. Siswa harus berusaha mengecek ulang dan menelaah kembali dengan teliti setiap langkah pemecahan yang digunakan sehingga siswa dapat sampai pada jawaban yang sesuai dengan masalah yang diberikan. Dalam pemecahan masalah matematis, pertanyaan merupakan tantangan yang harus di hadapi. Suatu pertanyaan akan menjadi permasalahan jika orang itu tidak menerapkan pengertahuan yang diiliki Peningkatan Kemampuan Pemecahan..., Indriana Wira Mustika, FKIP, UMP, 2017 11 dan mempunyai solusi dalam menyelesaikan masalah tersebut. Dalam proses menerima tantangan, terdapat empat indikator pemecahan masalah yaitu : (1) berani menerima tantangan, (2) mau mencoba menyelesaikan, (3) tidak lekas menyerah, (4) terampil mengaplikasikan pengetahuan dan pemahaman matematika dalam kehidupan sehari-hari Berdasarkan uraian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa pengertian pemecahan masalah matematis adalah proses penerapan pengetahuan untuk mencari jalan keluar dari suatu kesulitan atau permasalahan yang muncul. Dari beberapa pandangan diatas, langkahlangkah kemampuan pemecahan masalah matematis yang digunakan peneliti adalah : 1) Memahami masalah, dimana siswa harus mampu menganalisis masalah yang dihadapi dengan memahami atau mengerti apa yang diketahui dan ditanyakan dalam permasalahan itu, kemudian dituliskan dalam bentuk rumus dan kata-kata sederhana 2) Merencanakan rencana penyelesaian masalah, yaitu siswa harus dapat merencanakan langka-langkah apa saja yang akan digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinnya. 3) Melaksanakan masalah yang sesuai rencana, yaitu siswa dapat membentuk sistematikan soal yang lebih baku, memasukkan datadata hingga menjurus ke rencana pemecahan masalah, setelah itu siswa baru melaksanakan langkah-langkah rencana sehingga diharapkan soal dapat dibuktikan atau diselesaikan Peningkatan Kemampuan Pemecahan..., Indriana Wira Mustika, FKIP, UMP, 2017 12 4) Memeriksa kembali, yaitu siswa harus berusaha mengecek ulang dan menelaah kembali dengan teliti setiap langkah pemecahan masalah yang digunakan sehingga siswa dapat sampai pada jawaban yang sesuai dengan masalah yang diberikan. 2. Pengertian Kerja Keras Menurut Kuryanti (2013) mengartikan bahwa kerja keras adalah sifat seseorang yang tidak mudah putus asa yang disertai kemauan keras dalam berusaha mencapai tujuan dan cita-citanya. Orang dengan karakter ini cenderung memaksimalkan potensi yang dimilikinya dalam penyelesaian suatu tugas atau pekerjaan. Karakter ini muncul sebagai wujud dorongan motivasi yang kuat serta orientasi ke depan yang jelas. Menurut Kesuma dkk (2012) kerja keras adalah suatu istilah yang melingkupi suatu upaya yang terus dilakukan atau tidak pernah menyerah dalam menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tugasnya sampai tuntas. Dari penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kerja keras adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk mencapai hasil yang diinginkan sampai tuntas tanpa menyerah. Kerja keras harus ditanamkan pada siswa dalam kegiatan pembelajaran agar siswa termotivasi untuk selalu bekerja keras mengejar hasil yang diinginkan. Seorang siswa dikatakan memiliki kerja keras yang tinggi dalam belajar, jika seorang siswa tidak mudah menyerah terhadap kegiatan yang ada dalam proses pembelajaran seperti pemberian tugas dari guru ke siswa. Jika siswa yang Peningkatan Kemampuan Pemecahan..., Indriana Wira Mustika, FKIP, UMP, 2017 13 memiliki kerja keras yang tinggi, siswa tersebut dengan senang hati berusaha agar dapat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Karakteristik kerja keras menurut Kesuma dkk (2012) adalah perilaku seseorang yang dicirikan oleh kecenderungan sebagai berikut : a. Merasa risau jika pekerjaannya belum terselesaikan sampai tuntas. b. Mengecek atau memeriksa terhadap apa yang harus dilakukan atau apa yang menjadi tanggung jawabnya. c. Mampu mengelola waktu yang dimilikinya. d. Mampu mengorganisasi sumber daya yang ada untuk menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya. Sikap kerja keras mempunyai beberapa indikator untuk mengetahui pencapaian kerja keras siswa. Adapun indikator sikap kerja keras menurut Kuryanti (2013) adalah sebagai berikut : a) Pantang menyerah dalam menghadapi berbagai kesulitan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. b) Mencari strategi untuk mengatasi kesulitan dengan pemikirannya sendiri. c) Menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu. d) Berupaya mencari sumber belajar dan informasi tentang konsep yang dipelajari. e) Mengajukan ide dan pendapat dalam setiap diskusi. f) Memiliki etos kerja yang tinggi. Peningkatan Kemampuan Pemecahan..., Indriana Wira Mustika, FKIP, UMP, 2017 14 Berdasarkan uraian indikator-indikator di atas, peneliti akan mengambil indikator kerja keras sebagai berikut : a. Mengerjakan tugas dengan teliti dan rapih. b. Berupaya mencari sumber belajar dan informasi tentang konsep yang dipelajari, misalkan siswa mempunyai buku paket, membawa sumber yang berasal dari internet dan sebagainya. c. 3. Mengajukan ide dan pendapat dalam setiap diskusi. Problem Based Learning (PBL) Istilah Problem Based Learning (PBL) adalah Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Menurut Suyadi (2012) PBL adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dimulai dengan menyelesaikan suatu masalah, tetapi untuk menyelesaikan masalah itu peserta didik memerlukan pengetahuan baru untuk menyelesaikannya. Pembelajaran berbasis masalah merupakan penggunaan berbagai macam kecerdasaan yang diperlukan untuk melakukan konfirmasi terhadap tantangan dunia nyata. Pembelajaran berdasarkan masalah dimulai dengan memecahkan masalah, dan masalah diajukan kepada siswa yang mampu memberikan informasi (pengetahuan) baru sehingga siswa memperoleh pengetahuan baru sebelum mereka dapat memecahkan masalah itu. Pembelajaran yang dilakukan memberikan kesempatan siswa untuk aktif dalam belajar, dengan mencari informasi dari masalah yang diberikan, mengolah Peningkatan Kemampuan Pemecahan..., Indriana Wira Mustika, FKIP, UMP, 2017 15 informasi, memecahkan masalah kemudian menarik kesimpulan dari masalah itu. Menurut Cahyo (2013) Problem Based Learning adalah suatu model pembelajaran yang didasarkan pada prinsip menggunakan masalah sebagai titik awal akuisi dan integrasi pengetahuan baru. Terdapat lima langkah utama Problem Based Learning (PBL) yang dikemukakan oleh Cahyo (2013), yaitu : (a) Mengorientasikan siswa pada masalah, (b) mengorganisaikan siswa untuk belajar, (c) memandu menyelidiki secara mandiri maupun kelompok, (d) mengembangkan dan mengevaluasi hasil karya, (e) menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan maslah. Menurut Ibrahim dan Nur ( dalam Rusman, 2012 ) mengemukakan bahwa PBL merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi siswa dalam situasi yang berorientasi pada masalah dunia nyata, termasuk di dalamnya belajar bagaimana belajar. Tujuan Problem Based Learning (PBL) menurut Ibrahim dan Nur (dalam Rusman, 2012) yaitu : (a) Membantu siswa mengembangkan kemampuan pemecahan masalah, (b) Belajar sebagai peran orang dewasa melibatkan mereka dalam pengalaman yang nyata, (c) menjadi para siswa yang otonom. Dari uraian di atas dapat disimpulkan Problem Based Learning adalah pembelajaran yang menggunakan masalah nyata yang mendorong siswa untuk mengoptimalkan kemampuan berpikirnya melalui kerja Peningkatan Kemampuan Pemecahan..., Indriana Wira Mustika, FKIP, UMP, 2017 16 kelompok, sehingga siswa dapat mengembangkan ketrampilan pemecahan masalah. Karakteristik Problem Based Learning (PBL) menurut Rusman (2012) adalah sebagai berikut : 1) Permasalahan sebagai starting point dalam belajar 2) Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata yang tidak terstruktur 3) Permasalahan membutuhkan perspektif gand 4) Permasalahan, menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap, dan kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar 5) Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama 6) Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya, dan evaluasi sumber informasi merupakan proses yang esensial dalam PBL. 7) Belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif 8) Pengembangan ketrampilan inkuiry dan pemecahan masalah sama pentingnya dengan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan 9) Keterbukaan proses dalam PBL meliputi sintesi dan integrasi dari sebuah proses belajar 10) PBL melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses belajar Peningkatan Kemampuan Pemecahan..., Indriana Wira Mustika, FKIP, UMP, 2017 17 Langkah-langkah Problem Based Learning adalah sebagai berikut : Tabel 2.1 langkah-langkah Problem Based Learning Tahap 1. 2. 3. 4. 5. Fase Orientasi masalah Kegiatan Guru siswa pada Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan, dan memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah Mengorganisasikan siswa Guru membantu siswa mendefinisikan dan untuk belajar mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. Membimbing pengalaman Guru mendorong siswa untuk individu/kelompok mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah Mengembangkan dan Guru membantu siswa dalam merencanakan menyajikan hasil karya dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, dan membantu mereka untuk berbagai tugas dengan temannya Menganalisis dan Guru membantu siswa untuk melakukan mengevaluasi proses refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan pemecahan masalah mereka dan proses yang mereka gunakan Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa model Problem Based Learning (PBL) dapat menjadikan masalah yang ada di sekitar siswa menjadi dasar pembelajaran atau bekal pembelajaran selanjutnya. Dengan menggunakan model Problem Based Learning ini guru juga dapat mengarahkan agar lebih bekerja keras dalam menyelidiki dan memecahkan masalah yang disajikan dalam suatu soal cerita. Menurut Ibrahim dan Nur ( Cahyo, 2013) Problem Based Learning memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan sebagai berikut: Peningkatan Kemampuan Pemecahan..., Indriana Wira Mustika, FKIP, UMP, 2017 18 a. Keunggulan 1) Siswa lebih memahami konsep yang diajarkan, sebab mereka sendiri yang menemukan konsep tersebut 2) Melibatkan secara aktif memecahan masalah dan menuntut ketrampilan berpikir siswa yang lebih tinggi 3) Pengetahuan tertanam berdasarkan skemata yang dimiliki siswa sehingga pembelajaran lebih bermakna 4) Siswa dapat merasakan manfaat pembelajaran, sebab masalahmasalah yang diselesaikan langsung dikaitkan dengan kehidupan nyata, hal ini dapat meningkatkan motivasi dan ketertarikan siswa terhadap bahan yang dipelajari b. Kelemahan 1) Keberhasilan pembelajaran berbasis masalah sangat tergantung pada ketersediaan sumber belajar bagi siswa dan alat-alat untuk menguji jawaban atau dugaan 2) Harus adanya perlengkapan praktikum agar waktu yang dibutuhkan tidak terlalu lama. B. Materi Materi yang akan digunakan peneliti untuk penelitian adalah Aritmatika Sosial. Standar Kompetensi : 3. Menggunakan bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linier satu variabel, dan perbandingan dalam pemecahan masalah Peningkatan Kemampuan Pemecahan..., Indriana Wira Mustika, FKIP, UMP, 2017 19 Kompetensi Dasar : 3.3 Menggunakan konsep aljabar dalam pemecahan masalah aritmatika sosial yang sederhana Indikator : Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), aritmatika sosial mencakup beberapa sub pokok bahasan, yaitu : 1. Menghitung nilai keseluruhan, nilai per unit, dan nilai sebagian 2. Menentukkan perhitungan harga pembelian dalam kehiduapan sehari-hari 3. Menentukkan perhitungan harga penjualan dalam kehiduapan sehari-hari 4. Mendefinisikan dan menghitung untung dan rugi 5. Mendefiniskan persen, mengubah bentuk antara pecahan, pecahan desimal, dan persen 6. Mendefinisikan dan menentukkan perhitungan persentase untung dan rugi 7. Menerapkan harga pembelian dan harga penjualan berdasarkan persentase untung atau rugi yang diketahui 8. Mendefiniskan persentae diskon 9. Menentukkan perhitungan harga beli setelah diskon 10. Menerapkan diskon dalam kehidupan sehari-hari 11. Mendefinisikan berat bruto, neto, dan tara 12. Menentukkan perhitungan berat bruto dengan diketahui netto dan tara 13. Menentukkan persentase untung berdasarkan bruto, netto, dan tara yang diketahui Peningkatan Kemampuan Pemecahan..., Indriana Wira Mustika, FKIP, UMP, 2017 20 14. Mendefinisikan dan menentukkan perhitungan bunga tunggal dan pajak 15. Menerapkan perhitungan pajak dalam kehidupan sehari-hari C. Kerangka Pikir Setelah melakukan observasi awal, keadaan siswa kelas VII F sebelum adanya penelitian terdapat beberapa masalah yaitu kemampuan siswa yang tergolong masih rendah pada kemampuan pemecahan masalah dan kurangnya motivasi agar siswa bekerja keras dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu, guru dalam mengajar masih menggunakan model yang kurang bervariasi, maka pembelajarannya menjadi tidak akan berjalan dengan efektif dan tujuan tidak akan tercapai dengan baik jika siswa tidak memiliki sikap kerja keras. Aktivitas siswa ketika proses pembelajaran sangat mempengaruhi yang diperoleh. Keberhasilan dala belajar siswa dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri siswa, yaitu kemampuan yang dimiliki siswa sendiri. Oleh karena itu, pembelajaran memerlukan model yang lebih bervariasi agar dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan sikap kerja keras siswa dalam belajar. Model yang bervariasi agar dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan sikap kerja keras adalah menggunakan model Problem Based Learning. Dalam pembelajaran Problem Based Learning, Pada tahap I mengorientasi siswa pada masalah. Pada kesempatan ini guru menyampaikan tujuan dan aktivitas yang akan dilakukan dalam pembelajaran. Guru Peningkatan Kemampuan Pemecahan..., Indriana Wira Mustika, FKIP, UMP, 2017 21 memberikan motivasi kepada siswa dengan memberikan informasi pentingnya materi pelajaran yang akan diajarkan sehingga akan menimbulkan rasa kesukaan siswa dalam mempelajari materi karena siswa merasa apa yang dipelajari itu penting baginya. Guru memberikan masalah kepada siswa pada awal pembelajaran. Mendefinisikan masalah dengan pernyataan yang timbul dijelaskan melalui fakta yang ada. Pada tahap 2 mengorganisasikan siswa untuk belajar. Pada tahap ini dalam pembelajaran siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang setiap kelompoknya beranggotakan 4 orang kemudian mengarahkan siswa untuk segera berbagai tugas belajar dan mendorong siswa untuk segera berbagi ilmunya dengan siswa yang kurang pintar dan cara membimbing siswa berbagi tugas dalam kelompok. Selain itu, guru mendorong siswa untuk saling memotivasi pada aktivitas pemecahan masalah antar sesama anggotanya. Pada kegiatan ini siswa dapat memenuhi indikator kemampuan pemecahan masalah yan kedua yaitu merencanakan masalah Pada tahap 3 membimbing penyelidikan individu maupun kelompok. Siswa mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. Siswa mengemukakan ide-ide/ cara memecahkan masalah di dalam kelompok. Setelah kelompok menyelesaikan ide sebagai solusi alternatif maka dikombinasikan aspek-aspek yang telah ada disolusi pertama. Beberapa solusi dapat mengintegrasikan aspek terbaik dari berbagai ide dan juga dapat mendorong kelompok untuk menemukan kesepakatan. Setiap anggota kelompok harus fokus hanya pada kriteria-kriteria yang dibutuhkan untuk Peningkatan Kemampuan Pemecahan..., Indriana Wira Mustika, FKIP, UMP, 2017 22 memecahkan masalah. Pada kegiatan ini dapat memenuhi indikator kemampuan pemecahan masalah yang ketiga yaitu menyelesaikan permasalahan sesuai dengan rencana. Kemudian siswa mengerjakan dengan waktu yang telah ditentukan. Pada tahap 4 mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Pada tahap ini siswa memenuhi indikator yang keempat yaitu mengecek kembali jawaban dari permasalahan tersebut. Sebelum menyajikan hasil karya, setiap kelompok mengecek kembali jawaban dari permasalahan. Siswa merencanakan dan menyiapkan hasil karya yang akan dipresentasikan. Menuntut siswa untuk mendemonstrasikan apa yang telah dipelajari. Kemudian siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi. Apabila hasil karya kurang dipahami atau masih ada yang kurang tepat maka siswa bertanya atau berpendapat dengan argumennya sendiri serta menjawab pertanyaan jika terdapat teman yang kurang memahami. Pada tahap 5 manganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang digunakan dengan bantuan guru. Kegiatan ini mengecek hasil diskusi dan pembahasan masalah bersama-sama dengan bantuan guru agar siswa mengetahui apakah jawaban tersebut benar atau kurang tepat. Siswa melakukan refleksi dan evaluasi terhadap penyelidikan dan proses yang digunakan serta dengan bimbingan guru untuk menarik kesimpulan secara bersama-sama. Pada akhir siklus siswa mengerjakan soal tes evaluasi untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika. Peningkatan Kemampuan Pemecahan..., Indriana Wira Mustika, FKIP, UMP, 2017 23 D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka pikir diatas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. Pembelajaran melalui model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VII F SMP N 2 Adipala 2. Pembelajaran melalui model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan sikap kerja keras siswa Peningkatan Kemampuan Pemecahan..., Indriana Wira Mustika, FKIP, UMP, 2017