“STRATEGI KOMUNIKASI PENYIAR RADIO DAKWAH MU`ADZ BIN

advertisement
“STRATEGI KOMUNIKASI PENYIAR RADIO DAKWAH MU’ADZ BIN
JABAL DALAM MENINGKATKAN MINAT PENDENGAR”.
*Andi Hasta**Sumadi Dilla**Harnina Ridwan*
Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Halu Oleo, 085241816823
[email protected]
Abstract
This research was conducted on the Radio DakwahMu’adz Bin JabalKendari.
The purpose of this research was to know ‘how the communication strategy of Radio
DakwahMu’adz Bin Jabalannouncer in improving the listeners’ interests.
The method used in this research was purposive technic samplingit meansthe
researcher choosing some people who hold the responsibility of this research, by four
people as informant. Afterwards, the data obtained in this research will analyzed by
using the technique of qualitative descriptive.
The result of this research indicated that, the communication strategy of Radio
DakwahMu’adz Bin Jabal announcer in improving the listeners’ interests, was by
using the message of communication that include characteristic such informative,
persuasive, and instructive. Informative message had done by an announcer was, the
ability in utilize an adequate language, an excellent personality, which means she/he
have to sociable, confidence, discipline, understand the ethic, proper, and respectful in
present the broadcast program. Have own character of communication manner and
using a simple style of speech. Persuasive message had done by an announcer, was in
the way of giving comfortable to their listener by the comprehension of religion they
have, it become able to get attention from everyone who listening and appropriate
while taking decision inpresent Dakwahbroadcast program. Instructive message did
by an announcer,was by using sources of information where the source must
distinctand while have broadcasting they should beexplicit yet keep in good manner
and wisdom, as the result that the listener have no impression as menaced or forced to
follow what being conveyed by announcer.
Keywords: Communication Strategy, Radio announcer, Mu’adz Bin Jabal.
1
Abstrak
Penelitian ini dilaksanakan pada radio Dakwah Mu’adz Bin Jabal Kendari,
dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi penyiar radio Dakwah
Mu’adz Bin Jabal dalam meningkatkan minat pendengar.
Metode yang digunaka dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling,
yaitu memilih orang-orang yang memiliki tanggung jawab dengan penelitian ini.
Dengan jumlah informan sebanyak 4 orang . Kemudian data yang diperoleh dalam
penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa startegi komunikasi penyiar radio
Dakwah Mu’adz Bin Jabal dalam meningkatkan minat pendengar adalah dengan cara
menggunakan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif, dan instruktif.
Pesan informatif dilakukan penyiar yaitu kemampuan dalam mengolah bahasa yang
memadai, kepribadian yang excellen, artinya dia harus luwes, percaya diri, disiplin,
memahami etika, wajar dan sopan dalam membawakan program siaran, memiliki
karakter gaya komunikasi dan menggunakan gaya berbahasa yang sederhana.Pesan
persuasif di lakukan penyiar, yaitu dengan cara memberikan kenyamanan
pendengarnya dengan pemahaman agama yang dimilimkinya mampu menarik
perhatian setiap orang yang mendengarkan dan tepat saat mengambil keputusan dalam
menyiarkan program siaran dakwah.Pesan instruktif dilakukan penyiar yaitu dengan
menggunakan sumber informasi yang jelas sumbernya dan dalam melakukan penyiaran
harus tegas namun tetap santun dan hikma sehingga pendengar tidak terkesan diancam
atau dipaksakan untuk mengikuti apa yang disampaikan oleh penyiar.
Kata Kunci: Strategi Komunikasi, Penyiar Radio, Mu’adz Bin Jabal
2
PENDAHULUAN
Radio merupakan media massa auditif, yakni dikonsumsi telinga atau
pendengaran. Radio sebagai sarana komunikasi yang dapat memberikan manfaat bagi
masyarakat, serta memiliki keunggulan yang memberikan keakraban bagi masyarakat
dan menciptakan komunikasi yang menimbulkan pembentukan opini dan persepsi yang
berarti komunikasi itu terjadi dua arah atau lebih yang berada bersama-sama baik
secara tatap muka maupun melalui media atau saluran tertentu.
Fenomena dalam dunia penyiaran radio merupakan hal yang menarik untuk
menjadi perhartian penelitian akademisi, karena walaupun sudah terdapat penyiaran
televisi yang mempunyai kekuatan audiovisual, penyiaran radio mampu berkembang
dan mempunyai kelompok pendengar yang setia terhadap program-program siaran
radio, namun untuk lebih meningkatkan jumlah pendengar tentunya perlu perbaikan
dalam berbagai hal. Salah satu hal yang perlu mendapat perhatian khusus diantaranya
adalah kualitas penyiar, seorang penyiar harus memiliki pengetahuan tentang startegi
komunikasi dan memahami karakteristik radio.
Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen untuk
mencapai tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi
sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah saja, melainkan harus menunjukkan
bagaimana taktik operasionalnya (Effendy,2009). Setiap perusahaan media audio
(radio), baik itu cetak maupun elektronik harus selalu mempunyai strategi untuk
3
mencapai tujuannya. Begitu juga dengan Radio Mu’adz Bin Jabal harus dapat
menyusun suatu strategi agar tujuannya tercapai.
Strategi komunikasi dilakukan agar suatu radio mempunyai keunggulan atau
cirri khas. Keunggulan tersebut dapat dilihat dari format radio dan penyiar radio.
Format siaran adalah bentuk atau gaya penyiaran suatu radio. Penentuan format siaran
radio bertujuan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan khalayak secara spesifik dan
untuk kesiapan berkompetisi dengan media atau stasiun radio lain. Dalam penyiaran
radio, strategi komunikasi bertujuan untuk mencapai efektivitas kegiatan penyiaran
yang hanya bisa didengar, sehingga komunikasi yang disampaikan penyiar dapat
mudah diterima dan dimengerti oleh khalayak pendengar.
Sebagai salah satu Radio Dakwah, Radio Mu’adz Bin Jabal yang mempunyai
tujuan untuk menumbuhkan semangat dan kecintaan kaum muslimin terhadap ilmuilmu Islam dan untuk memenuhi kebutuhan kaum muslimin dalam penyebaran dakwah
dan informasi, tentulah penyiar radio dituntut untuk lebih banyak mengetahui tentang
strategi komunikasi dan ilmu-ilmu Islami untuk mendukung kemampuan dalam
menyampaikan pesan-pesan kepada pendengar sesuai dengan kaidah-kaidah siaran di
media tersebut. Itulah sebabnya strategi penyiar dalam menyampaikan sebuah siaran
sangat diperlukan karena dengan kualitas penyiar yang baik maka program siaran yang
disampaikan juga lebih menarik begitu juga pesan yang disampaikan bisa diterima
dengan baik oleh pendengar
4
Hasil observasi penulis dilapangan didapatkan bahwa, Radio Dakwah Mu’adz
Bin Jabal berada difrekuensi 94.30 MHz, dan mengudara mulai jam 4 : 00 pagi sampai
dengan jam 23:30 malam, Radio Mu’adz Bin Jabal membahas tentang Islam yaitu
keseluruhan ajaran Islam, yang pada pokoknya mengandung 3 (tiga) prinsip pokok
yaitu adalah Akidah, Syariat, dan Ahlak. Awal mula didirikan radio ini adalah atas
berdirinya Islamic Center Mu’adz Bin Jabal pada tahun 2008, sebuah lembaga dakwah
dan sosial, milik umat Islam, yang bernaung di bawah Yayasan Pendidikan Islam
Baitul Arqom (YAPIBA), yang beralamtakan di Jl. Prof. Dr. Abdul Rauf Tarimana,
Kelurahan Kambu, Kecamatan Kambu, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.
Berdasarkan deskripsi latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk
mengkaji penelitian dengan judul : “Strategi Komunikasi Penyiar Radio Dakwah
Mu’adz Bin Jabal Dalam Meningkatkan Minat Pendengar”.
Konsep Strategi Komunikasi
Strategi Komunikasi
Strategi komunikasi merupakan perencanaan dan manajemen yang sangat
berperan dalam mempengaruhi keberhasilan proses komunikasi massa dalam
menyebarluaskan pesan yang bersifat informatif, persuasif, dan instruktif kepada
sasaran khalayak. (Effendy, 1986).
Pada abad 20 para ahli komunikasi khusus di negara sedang berkembang
banyak memokuskan perhatian terhadap strategi komunikasi dalam hubungan dengan
aktivitas pembangunan nasional di negaranya masing-masing. Berhasil tidaknya
5
kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh strategi komunikasi,
(Effendy, 2000). Sebaik apapun strategi komuniukasi, dalam implementasinya harus
didukung oleh teori-teori komunikasi yang tepat, karena teori adalah hasil penelitian
atas pengalaman.
Strategi komunikasi perlu memperhatikan komponen-komnponen dalam
komunikasi yaitu :
1) Sifat komunikator
Komunikator dalam media massa adalah penyiar radio. Media massa
radio merupakan suatu lembaga atau organisasi maka penyiar radio merupakan
komunikator yang terlembagakan (Effendy,1986). Pesan pesan yang disampai
kan oleh komunikator merupakan hasil kerja seluruh bagian dalam organisasi
radio. Oleh karena itu, suatu penyiar radio akan dapat didengar khalayak
pendengar karena bantuan bagian pemograman, bagian peralatan pemancar, dan
bagian-bagian lainnya.
2) Sifat media massa
Sifat media massa adalah serempak, yaitu keserempakan kontak antara
komunikator dengan komunikan yang jumlahnya besar, sehingga pada saat yang
sama media massa dapat membuat khalayak secara sermpak menaruh perhatian
kepada pesan yang disampaikan komunikator.
3) Sifat pesan
Sifat pesan dalam media media massa adalah umum, yaitu ditujukan
untuk kalayak dan bukan untuk sekelompok orang tertentu. Dalam media massa
6
radio yang bersifat hanya didengar dan selintas, maka sifat pesan hanya sekilas
sampai ditelinga khalayak pendengar, lalu hilang diganti oleh pesan yang lain.
4) Sifat komunikan
Komunikasi massa ditujukan kepada khalayak yang jumlahnya besar,
heterogen dan anonim. Komunikan tersebut tidak sama karena berganti-ganti
setiap periode waktu yang singkat dan tergantung pada selera masing masing.
Komunikan berada pada temat yang berbeda, sehingga mempunyai sifat yang
berbeda-beda pula tetapi ketika mendengarkan program radio, mereka disatukan
oleh selera dan ketertarikan yang sama. Penyiar radio tidak mengenal khalayak
tetapi untuk memudahkan dalam penyampaian pesan maka khalayak dipilih
sesuai dengan format radio.
5) Sifat efek
Efek komunikasi yang timbul kepada komunikan bergantung pada
tujuan komunikasi yang dilakukan oleh komunikator. Dalam media massa radio,
efek yang diharapkan adalah khalayak pendengar dapat setia untuk
mendengarkan satu stasiun radio saja.
Bila komponen-komponen komunikasi diatas dapat diketahui dengan
baik maka keberhasilan dalam kegiatan komunikasi dapat tercapai. Oleh karena
itu, dalam komunikasi penyiaran radio perlu adanya startegi komunikasi.
Strategi komunikasi mempunnyai fungsi (Effendy,1986):
1) Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif dan
instruktif kepada sasaran khlayak sasaran untuk memperoleh hasil yang optimal.
7
2) Menjembatani kesenjangan budaya akibat kemudahan diperolehnya dan
kemudahan dioperasionalkannya suatu media massa.
Strategi komunikasi dilakukan agar suatu radio mempunyai keunggulan atau ciri
khas. Keunggulan tersebut terutama dapat dilihat dari format radio dan penyiar radio.
Format siaran radio adalah bentuk atau gaya penyiaran suatu radio. Format siaran
tersebut biasanya berdasarkan jenis musik yang dijadikan andalan suatu radio. Format
siaran yang dipilih suatu radio dipengaruhi oleh segmentasi, targeting, dan positioning
yang telah dilakukan sebelumnya.
Format siaran berdasarkan segmentasi khalayak pendengar (Morissan, 2005),
yaitu:
1. Format siaran segmen dengar muda, ciri-ciri :
a. Selalu mengikuti perkembangan yang sedang trend
b. Menggunaakan bahasa yang berciri anak muda
c. Menggunakan call listener atau sapaan untuk khalayak pendengar.
d. Penyiar mempunyai suara yang ramai, yaitu intonasi dan kecepatan
berbicara yang cenderung cepat dengan suara yang apa adanya dan wajar.
2. Format siaran segmen dengar dewasa, ciri-ciri :
a. Selalu mengikuti perkembangan terkini, tapi lebih difokuskan pada isuisu yang lebih berat seperti isu politik, ekonomi, dan lain-lain.
b. Menggunakan bahasa yang formal tetapi tidak kaku.
c. Menggunakan call listener biasanya mengunakan ’anda’.
8
d. Penyiar mempunyai kualitas suara yang cenderung lebih dewasa, artinya
suara lebih berat dan kecepatan berbicara yang tidak terlalu cepat.
3. Format siaran segmen dengar all segment (keluarga), ciri-cirinya:
a. Mengikuti semua perkembangan, namun lebih ditekankan pada
informasi seputar keluarga.
b. Penyiar lebih akrab berinteraksi dengan khalayak pendengar dengan
menggunakan bahasa yang lebih variatif, yaitu mampu memainkan
suara disegmen dengar.
c. Menggunakan call listener ’anda”.
Hal penting yang harus diperhatikan dalam penyiaran radio adalah adanya prinsip
dasar siaran, dimana keberhasilan komunikasi di radio hanya mengandalkan suara.
Pesan yang disampaikan bergantung pada apa isi pesan dan bagaimana
menyampaikannya (Romli,2004). Penyampain atau penyajian pesan merupakan hal
penting karena bersifat selektif dimana begitu banyak pilihan diantara sekian banyak
media massa dan begitu banyak juga pilihan program siaran dari setiap media massa
tersebut. Selain itu karena sifat radio yang hanya bisa didengar menyebabkan pesan
yang diterima khalyak hanya sekilas, begitu terdengar lalu hilang. Oleh karena itu,
diperlukan penyiar radio yang sesuai dengan format radio yang dimiliki.
METODE PENELITIAN
Subjek dan Informan
Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh staf Radio Mu’adz Bin Jabal
kendari, yang berjumlah 10 orang. Adapun Informan dalam penelitian ini terdiri dari
9
direktur Radio Mu’adz Bin Jabal sebanyak 1 orang dan penyiar Radio Mu’adz Bin
Jabal sebanyak 3 orang, sehingg keseluruhan informan sebanyak 4 orang.
Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang ada maka teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah:
1. Observasi adalah pengamatan yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis
terhadap aktivitas individu atau obyek lain yang diselidiki. Adapun jenisjenis observasi tersebut diantaranya yaitu observasi terstruktur, observasi tak
terstruktur, observasi partisipan, dan observasi nonpartisipan. Observasi ini
dilakukan agar peneliti dapat menentukan informan yang akan diteliti,
alamat, nomor telepon dari calon informan sehingga mudah untuk
mendapatkan informasi untuk kepentingan penelitian.
2. Wawancara mendalam (in depth interview) adalah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap
muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancara,
dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara dimana
pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relative
lama.
3. Dokumentasi yang merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumentasi yang digunakan oleh peneliti yaitu berupa foto, gambar atau
data-data lainnya. Hasil penelitian dari observasi dan wawancara akan
semakin sah dan dapat dipercaya apabila di dukung oleh foto-foto.
10
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif :
1. Mengorganisasikan data.
Peneliti mendapatkan data langsung dari subjek melalui wawancara
mendalam (indepth inteviwer), dimana data tersebut direkam dengan tape
recoeder dibantu alat tulis lainya. Kemudian dibuatkan transkipnya dengan
mengubah hasil wawancara dari bentuk rekaman menjadi bentuk tertulis
secara verbatim. Data yang telah didapat dibaca berulang-ulang agar penulis
mengerti benar data atau hasil yang telah di dapatkan.
2. Pengelompokan berdasarkan kategori, tema dan pola jawaban.
Pada tahap ini dibutuhkan pengertiaan yang mendalam terhadap data,
perhatiaan yang penuh dan keterbukaan terhadap hal-hal yang muncul di luar
apa yang ingin digali. Berdasarkan kerangka teori dan pedoman wawancara,
peneliti menyusun sebuah kerangka awal analisis sebagai acuan dan pedoman
dalam melakukan coding. Dengan pedoman ini, peneliti kemudian kembali
membaca transkip wawancara dan melakukan coding, melakukan pemilihan
data yang relevan dengan pokok pembicaraan. Data yang relevan diberi kode
dan penjelasan singkat, kemudian dikelompokan atau dikategorikan
berdasarkan kerangka analisis yang telah dibuat.
3. Menguji asumsi atau permasalahan yang ada terhadap data.
Setelah kategori pola data tergambar dengan jelas, peneliti menguji data
tersebut terhadap asumsi yang dikembangkan dalam penelitian ini. Pada tahap
ini kategori yang telah didapat melalui analisis ditinjau kemabali berdasarkan
11
landasan teori yang telah dijabarkan dalam bab II, sehingga dapat dicocokan
apakah ada kesamaan antara landasan teoritis dengan hasil yang dicapai.
Walaupun penelitian ini tidak memiliki hipotesis tertentu, namun dari
landasan teori dapat dibuat asumsi-asumsi mengenai hubungan antara konsepkonsep dan factor-faktor yang ada.
4. Mencari alternatif penjelasan bagi data.
Setelah kaitan antara kategori dan pola data dengan asumsi terwujud,
peneliti masuk ke dalam tahap penejelasan. Dan berdasarkan kesimpulan yang
telah didapat dari kaitanya tersebut, penulis merasa perlu mencari suatau
alternatif penjelasan lain tetnag kesimpulan yang telah didapat. Sebab dalam
penelitian kualitatif memang selalu ada alternative penjelasan yang lain. Dari
hasil analisis, ada kemungkinan terdapat hal-hal yang menyimpang dari
asumsi atau tidak terfikir sebelumnya. Pada tahap ini akan dijelaskan dengan
alternatif lain melalui referensi atau teori-teori lain. Alternatif ini akan sangat
berguna pada bagian pembahasan, kesimpulan dan saran.
5. Menulis hasil penelitian.
Penulisan data subjek yang telah berhasil dikumpulkan merupakan
suatu hal yang membantu penulis unntuk memeriksa kembali apakah
kesimpulan yang dibuat telah selesai. Dalam penelitian ini, penulisan yang
dipakai adalah presentase data yang didapat yaitu, penulisan data-data hasil
penelitian berdasarkan wawancara mendalam dan observasi dengan subjek
dan significant other. Proses dimulai dari data-data yang diperoleh dari subjek
dan significant other, dibaca berulang kali sehinggga penulis mengerti benar
12
permasalahanya, kemudian dianalisis, sehingga didapat gambaran mengenai
penghayatan pengalaman dari subjek. Selanjutnya dilakukan interprestasi
secara keseluruhan, dimana di dalamnya mencangkup keseluruhan
kesimpulan dari hasil penelitian.
HASIL PENELITIAN
Strategi Komunikasi Penyiar Radio Dakwah Mu’adz Bin Jabal Dalam
Meningkatkan Minat Pendengar
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan didapatkan bahwa strategi komunikasi
penyiar Radio Dakwah Mu’adz Bin Jabal dalam meningkatkan minat pendengar adalah
dengan menggunakan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif, dan
instruktif. Komunikasi yang bersifat Informatif yaitu untuk memberikan keterangan
fakta dan data kemudian komunikan mengambil kesimpulan dan keputusan sendiri,
dalam situasi tertentu pesan informatif tentu lebih berhasil dibandingkan persuasif.
Komunikasi yang bersifat persuasif yaitu berisikan bujukan yakni membangkitkan
pengertian dan kesadaran manusia bahwa apa yang kita sampaikan akan memberikan
sikap berubah. Tetapi berubahnya atas kehendak sendiri. Jadi perubahan seperti ini
bukan terasa dipaksakan akan tetapi diterima dengan keterbukaan dari penerima,
sedangkan komunikasi yang bersifat instuktif menyampaikan pesan yang bersifat
memaksa dengan menggunakan sanksi-sanksi bentuk yang terkenal dari penyampaian
secara inti adalah agitasi dengan penekanan yang menumbuhkan tekanan batin dan
ketakutan dikalangan publik. (Widjaja & Wahab,1987)
13
Sebagai salah satu radio dakwah yang mempunyai tujuann untuk menumbuhkan
semangat dan kecintaan kaum muslimin terhadap ilmu-ilmu Islam dan untuk
memenuhi kebutuhan kaum muslimin dalam penyebaran dakwah dan informasi,
penyiar Radio Mu’adz Bin Jabal menggunakan strategi komunikasi yang didalamnya
terdapat pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif, dan instruktif untuk
mendukung kemampuan dalam menyampaikan pesan-pesan kepada pendengar sesuai
dengan kaidah-kaidah siaran di media tersebut. Itulah sebabnya keterampilan penyiar
dalam menyampaikan sebuah siaran sangat diperlukan karena dengan kualitas penyiar
yang baik maka program siaran yang disampaikan juga lebih menarik begitu juga pesan
yang disampaikan bisa diterima dengan baik oleh pendengar.
PEMBAHASAN
Strategi komunikasi penyiar dalam meningkatkan minat pendengar yang terdiri
dari pesan komunikasi yang bersifat informatif, pesuasif, dan insrtruktif dimaksudkan
untuk memberikan pemahaman kepada pendengarnya dan menarik minat pendengar .
Penyiar radio adalah komunikator dalam kaitannya dengan proses komunikasi. Penyiar
radio adalah pengirim pesan untuk khalayaknya, penyiar memiliki peran strategis yang
dapat menentukan maju mundurnya sebuah stasiun radio. Sosoknya menjadi salah satu
kunci inti yang mengarahkan pada posisi atau rating sebuah stasiun radio melalui
program-program yang dipandunya. Dari segi bisnis, radio siaran harus memperhatikan
pendengar sebagai faktor penenentu maju mundurnya stasiun radio siaran.
Sebagai salah satu radio dakwah yang mempunyai tujuann untuk menumbuhkan
semangat dan kecintaan kaum muslimin terhadap ilmu-ilmu Islam dan untuk
14
memenuhi kebutuhan kaum muslimin dalam penyebaran dakwah dan informasi,
tentulah penyiar radio dituntut untuk lebih banyak mengetahui tentang strategi
komunikasi
dan
ilmu-ilmu
Islami
untuk
mendukung
kemampuan
dalam
menyampaikan pesan-pesan kepada pendengar sesuai dengan kaidah-kaidah siaran di
media tersebut. Itulah sebabnya ketrampilan penyiar dalam menyampaikan sebuah
siaran sangat diperlukan karena dengan kualitas penyiar yang baik maka program
siaran yang disampaikan juga lebih menarik begitu juga pesan yang disampaikan bisa
diterima dengan baik oleh pendengar.
Penelitian ini menggunakan pendekatan pada model komunikasi Harlold Laswell
(Mulyana, 2007), yang memperlihatkan adanya elemen-elemen diantaranya : Siapa
(Who), Bicara apa (says what), Pada saluran mana (in which channel), Kepada siapa
(to whom), Dengan pengaruh apa (with what effect). Kaitannya dengan strategi
komunikasi Penyiar Radio Dakwah Mu’adz Bin Jabal dalam meningkatkan minat
pendengar adalah para penyiar tersebut melakukan proses komunikasinya kepada
pendengarnya dengan pendekatan dari model komunikasi Harlold Laswell tersebut.
PENUTUP
Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi komunikasi penyiar Radio
Dakwah Mu,adz Bin Jabal dalam meningkatkan minat pendengar terdiri dari :
1. Pesan komunikasi yang bersifat informatif dilakukan penyiar yaitu kemampuan
dalam mengolah bahasa yang memadai, kepribadian yang excellen, artinya dia
15
harus luwes, percaya diri, disiplin, memahami etika, wajar dan sopan dalam
membawakan program siaran, memiliki karakter gaya komunikasi dan
menggunakan gaya berbahasa yang sederhana.
2. Pesan komunikasi yang bersifat persuasif di lakukan penyiar, yaitu dengan cara
memberikan kenyamanan pendengarnya dengan
pemahaman agama yang
dimilimkinya mampu menarik perhatian setiap orang yang mendengarkan dan
tepat saat mengambil keputusan dalam menyiarkan program siaran dakwah.
3. Pesan komunikasi yang bersifat instruktif dilakukan penyiar yaitu dengan
menggunakan sumber informasi yang jelas sumbernya dan dalam melakukan
penyiaran harus tegas namun tetap santun dan hikma sehingga pendengar tidak
terkesan diancam atau dipaksakan untuk mengikuti apa yang disampaikan oleh
penyiar.
Saran
Berdasarkan pembahasan diatas, maka saran-saran yang dibeikan penulis adalah:
1. Kepada Radio Mu’adz Bin Jabal Kendari hendaknya lebih kreatif dalam
memvariasikan program, sehingga tidak terkesan monoton dan membosankan.
2. Kepada penyiar Radio Mu’adz Bin Jabal Kendari jangan pernah berhenti
menggali ilmu dan mencari informasi baik dari perpustakaan, media massa,
maupun referensi yang lain. Hal ini sangat diperlukan agar strategi komunikasi
berjalan efektif dan efesien.
3. Kepada peneliti selanjutnya untuk dapat mengkaji permasalahan yang sama
menyangkut strategi komunikiasi penyiar Radio Dakwah Mu’adz Bin Jabal
dalam meningkatkan minat pendengar dalam metode kuantitatatif.
16
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku:
Effendy, Onong Uchjana. 2009. Komunikasi teori dan praktek. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.
_____________________. 1986. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
_____________________. 2000. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung
: PT. Citra Aditya Bakti.
Morissan, 2005. Media penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi.
Ramdina Prrakarsa. Tangerang
Romli, Asep Syamsul. 2004. Broadcast Journalism. Panduan Menjadi Penyiar,
Reporter dan Script Writer. Nuansa. Bandung.
Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu komunikasi suatu pengantar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Sumber Lain:
http:// kampus komunikasi.blogspot.com//, akses 28/03/2016.
www.komunikasipraktis.com, akses 29/03/2016.
http://www.islamcendekia.com/2014/01/radio-sebagai-media-dakwah.html, akses
29/03/2016.
17
Download