BAB I - RP2U Unsyiah - Universitas Syiah Kuala

advertisement
Jurnal Perspektif Manajemen Dan Perbankan
Vol. 1, No. 1, Maret 2010: 1-24
PENGARUH FAKTOR-FAKTOR STRATEGI DIFERENSIASI PADA
KEPUTUSAN KONSUMEN MENGGUNAKAN JASA HOTEL OASIS DI
KOTA BANDA ACEH.
Ahmad Nizam
Evi Rahmadani
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Darussalam Banda Aceh
Abstract
The goal of this research is to know that strategic differentiation factors
influence significantly on the customer satisfaction using Oasis Hotel’ service in
Banda Aceh. Research samples in this research are 100 respondents from all the
population who have ever used Hotel Oasis services in Banda Aceh. Researcher used
non probability sampling in this research, specifically purposive sampling technique.
The result of this research show that F test described variables of price, promotion,
place and services influenced considerably on customer satisfaction of Oasis Hotel
in Banda Aceh.
Keywords: Differentiation Strategic, Costumer Decision, Purchasing Behaviour.
PENDAHULUAN
Pertumbuhan jasa hotel Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat,
hal ini didukung oleh berkembangnya industri pariwisata. Di Indonesia sejak tahun
2008 pemerintah melalui kementerian kebudayaan dan pariwisata memprogramkan
visit Indonesia 2008 yang bertujuan untuk mempromosikan objek wisata di
Indonesia pada turis asing dan wisata domestik. Pertumbuhan jasa perhotelan di
Indonesia juga didukung dengan membaiknya kondisi keamanan juga pasca bom
Bali 2002, dan kondisi keamanan di Nanggroe Aceh Darussalam, dan Ambon yang
mengakibatkan kunjungan wisatawan ke Indonesia serta dihapuskannya travel
warning oleh pemerintah Amerika dan Australia hal ini memberikan sinyal positif
bagi meningkatnya wisatawan di Indonesia.
Berbagai industri pelayanan jasa yang tumbuh pesat seperti restaurant, guest
house, night club, cattering service, bar, diskotik dan tentunya jasa hotel Indonesia
yang kaya akan lokasi yang membutuhkan perhotelan sebagai penunjang dan
2
pendukung pariwisata. Hal tersebut menandakan bahwa hotel merupakan jasa
komersial yang sedang tumbuh di Indonesia. Namun demikian pertumbuhan ini
harus didukung oleh pelayanan dan peningkatan kualitas jasa yang ditawarkan
kepada konsumen.
Jasa perhotelan merupakan industri yang sangat menarik, karena industri ini
bersifat abstrak dan memberikan kesan yang berbeda terhadap wisatawan
saat
menggunakan jasa perhotelan. Industri ini juga sangat kompetitif dalam persaingan
karena kebijakan pemerintah mengizinkan hotel-hotel mancanegara untuk beroperasi
atau membuka cabang di Indonesia sehingga menimbulkan persaingan diantara
pengusaha hotel domestik dan hotel internasional. Persaingan seperti ini mendorong
dilakukannya strategi-strategi usaha yang dapat meningkatkan keunggulan dalam
bersaing. Salah satu strategi yang diterapkan adalah strategi diferensiasi.
Di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam usaha perhotelan tumbuh pesat Pasca
Tsunami tahun 2004 pertumbuhan ini didorong oleh kunjungan dari para pekerja
sosial (NGO) lembaga donor, para diplomat, pejabat yang berkujung ke Nanggroe
Aceh Darussalam dalam rangka mengikuti proses rekonstruksi dan rehabilitasi.
Walaupun pada awal Tsunami banyak bangunan hotel Nanggroe Aceh Darussalam
mengalami kerusakan, namun perbaikan segera dilakukan mengingat tingginya
wisatawan yang berkunjung ke Aceh Pasca Tsunami.
Pemerintah kota berupaya mewujudkan kota Banda Aceh sebagai Bandar Wisata
Islami di Indonesia, sebagai upaya menarik minat wisatawan domestik dan
mancanegera, Pasca Tsunami 26 Desember 2007 dan bermaksud menjadikan
pariwisata sebagai garda terdepan dalam pembangunan dan pengembangan kota
Banda Aceh. Selain itu juga mampu meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat
melalui penciptaan lapangan kerja dan sekaligus meningkatkan pendapatan daerah
yang juga akan meningkatkan pendapatan secara nasional.
Dengan adanya program Pemerintah Kota Banda Aceh mengenai Bandar Wisata
Islami akan semakin mendorong pembangunan di bidang industri jasa salah satunya
jasa perhotelan. Dikota Banda Aceh terdapat 40 hotel yang menyediakan sarana
penginapan bagi para turis dan tamu yang berkunjung. Hotel-hotel ini terdiri dari
berbagai jenis, ukuran, dan kelas yang menawarkan berbagai produk dengan harga
yang berbeda serta menggunakan media promosi yang juga berbeda.
Jurnal Perspektif Manajemen Dan Perbankan, Vol. 1, No. 1, Maret 2010
3
Salah satunya adalah Hotel Oasis yang merupakan hotel berbintang tiga yang
terletak di Jl. Tgk. Imum Lueng Bata No 115 Banda Aceh.
Fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh Hotel Oasis antara lain:
 Jenis Kamar
•
Deluxe Room
•
Executive Suite
Setiap kamar didesain khusus demi kenyamanan dengan gaya minimalis serta
furniture yang serasi dengan suasana kamar yang nyaman dan lain-lain.
 Fasilitas yang ada
Individual air conditioning with remote control, Telephone direct dial, Double
and Twin Bed Room, Hairdryer, Minibar, Coffee maker, Coffee & Tea Instant,
Koran & majalah, Room service/ pelayanan kamar 24 jam, Bed side shopping,
Guest supplies dan Guest amenities, Safe Deposit Boxes.
 Food Beverage Outlet
Restaurant, Coffee Shop, Room Service 24 Hours, Meeting Room.
 Fasilitas Penunjang Lain
Wifi Acces at lobby area and rooms, Praying Room, Business Centre, Doctor on
Call, Airport shuttle service, Free parking area, International TV Chanel, Security
System, Comfortable, Friendly and excellent services.
Menghadapi era persaingan yang semakin ketat, maka Hotel Oasis memerlukan
suatu strategi yang dapat membedakan hotel yang satu dengan hotel yang lain
(Differentiation Strategy). Tabel 1 menjelaskan berbagai usaha yang telah dilakukan
oleh hotel Oasis untuk membedakan dirinya dari hotel-hotel lain di Banda Aceh.
Diharapkan dengan berbagai perbedaan tersebut mampu memberikan kenyamanan
dan kepuasan yang lebih bagi konsumen.
Tabel 1
Perbedaan Hotel Oasis dengan Hotel Bintang Tiga Lain
No
Hotel Oasis
Hotel Bintang Tiga Lain
1
Hotel perpaduan antara desain Hotel didesain modern.
klasik dan modern.
2
Suasana hotel bernuansa bisnis dan Suasana hotel bernuansa bisnis.
homely.
3
Lingkungan yang asri, sejuk dan menenangkan.
Jurnal Perspektif Manajemen Dan Perbankan, Vol. 1, No. 1, Maret 2010
4
Berdasarkan berbagai perbedaan tersebut, terlihat jelas berbagai upaya telah
dilakukan hotel Oasis untuk menarik konsumen serta memberikan kepuasan
kepadanya. Namun demikian, apakah berbagai strategi diferensiasi yang telah
dilakukan tersebut berpengaruh pada keputusan konsumen menggunakan jasa Hotel
Oasis? Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis apakah
faktor-faktor strategi diferensiasi pada keputusan konsumen menggunakan jasa Hotel
Oasis.
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Arif, Rahayu dan Thoyib (2004), melakukan penelitian dengan judul Analisis
Strategi Diferensiasi Yang Berpengaruh Terhadap Keunggulan Bersaing Pada
Industri Hotel Melati III Di Kota Malang. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui perbedaan strategi yang dilakukan perusahaan dibandingkan pesaingnya.
Variabel diidentifikasi sebagai berikut : Y = Keunggulan Bersaing ; X1 = perbedaan
lokasi hotel ; X2 = perbedaan harga kamar hotel ; X3 = perbedaan ukuran hotel ; X4
= perbedaan pelayanan hotel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi harga dan pelayanan mempunyai
korelasi terhadap keunggulan bersaing, artinya kedua dimensi tersebut mempunyai
tingkat kesamaan yang tinggi. Dimensi lokasi, mempunyai korelasi negatif terhadap
keunggulan bersaing, artinya dimensi lokasi antara satu hotel dengan yang lainnya
berbeda. Sedangkan dimensi ukuran tidak berhubungan dengan kinerja.
Syarif (1997) meneliti tentang Analisis beberapa faktor yang berpengaruh
terhadap prestasi ekonomis pada industri jasa (Studi kasus pada Hotel Bintang satu
di Jawa Timur).
Variabel diidentifikasi sebagai berikut : Y = prestasi ekonomis ; X1 = pelayanan
; X2 = harga ; X3 = Lokasi ; X4 = Promosi ; X5 = tenaga kerja ; X6 = distribusi.
Hasil penelitian menunjukkan : 1) faktor pelayanan, harga, lokasi, promosi,
tenaga kerja dan distribusi berpengaruh terhadap prestasi ekonomis hotel bintang
satu di Jawa Timur. 2) faktor harga mempunyai pengaruh dominan terhadap prestasi
ekonomis hotel bintang satu di Jawa Timur.
Jurnal Perspektif Manajemen Dan Perbankan, Vol. 1, No. 1, Maret 2010
5
Pengertian Strategi
Alfred D. Chandler (ahli sejarah bisnis di Harvard Business School) pada tahun
1962 mengemukakan bahwa “strategi didefinisikan penentuan sasaran dan tujuan
jangka panjang sebuah perusahaan dan proses adopsi rangkaian tindakan
pengalokasian sumberdaya yang diperlukan untuk mencapai sasaran perusahaan”.
Chandler menekankan pada tiga elemen kunci:
a. Rangkaian untuk mencapai tujuan.
b. Proses untuk mencari ide pokok (bukan menerapkan kebijakan yang sudah ada
secara rutin).
c. Bagaimana strategi dirumuskan.
Sedangkan Pearce & Robinson (2004) menyatakan bahwa Manajemen Strategik
merupakan sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan
implementasi rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran perusahaan.
Strategi Diferensiasi
Manurut Frinces (2007:192)
“Strategi diferensiasi adalah strategi yang ditujukan dalam beberapa hal antara
lain:
a. untuk membedakan secara jelas visi dan misi perusahaan dengan perusahaan
yang lain.
b. untuk membedakan jenis produk dan kualitas dengan produk dan tingkat kualitas
produk pesaing.
c. untuk membedakan segmentasi pasar atau captive market secara khusus sehingga
berbeda dengan pasar pesaing.
d. untuk menunjukkan kekhususan, kekhasan, dan keunggulan tertentu yang
dimiliki perusahaan dibandingkan dengan yang dimiliki pesaing.
e. untuk menciptakan kebutuhan konsumen, dan kebutuhan baru ini secara khusus
hanya dapat dipenuhi oleh perusahaan miliknya.
Sedangkan Porter & Maulana (2007:33), mendefinisikan strategi diferensiasi
sebagai berikut:
“Strategi Diferensiasi merupakan strategi yang dirancang untuk menciptakan
sesuatu yang baru yang dirasakan oleh keseluruhan industri sebagai hal yang unik”.
Jurnal Perspektif Manajemen Dan Perbankan, Vol. 1, No. 1, Maret 2010
6
Esensi dari strategi diferensiasi adalah perusahaan dapat memberikan perbedaan
yang lebih unik dari pada pesaing, sehingga dengan perbedaan itu konsumen
memiliki nilai yang lebih tinggi.
Menurut Markus oleh Porter & Maulana (2007:37), ada dua elemen yang
diperlukan untuk menciptakan diferensiasi yang menguntungkan. Pertama: pada sisi
penawaran, perusahaan harus sadar tentang sumberdaya dan kapabilitas yang
diperlukan untuk menciptakan keunikan dan melakukannya dengan lebih baik dari
para pesaing. Kedua: pada sisi permintaan, kuncinya adalah memiliki pandangan ke
dalam, dan pemahaman tentang pelanggan yaitu tentang kebutuhan dan pilihan
mereka.
Analisis ini tidak ditujukan untuk menghambat untuk mengubah intuisi dan
kreatifitas, akan tetapi untuk mendapatkan suatu kerangka kerja yang mampu
merangsang dan menuntun pendekatan yang kreatif dan unik untuk menciptakan
nilai tambah di mata pelanggan. Menurut Treacy & Wiersema (2003:34) ada tiga
strategi yang akan mempengaruhi diferensiasi (pembedaan) itu menjadi sukses atau
menjadi pemimpin pasar. Tiga strategi tersebut yaitu:
1. Keunggulan Operasional (Operational Excelence)
Artinya, disini perusahaan memberikan para konsumen dengan produk-produk
serta jasa-jasa yang berkualitas atau terpercaya pada harga kompetitif dan
tersedia dengan mudah.
2. Kedekatan terhadap Konsumen (Costumer intimacy)
Artinya, perusahaan harus mengetahui atau mengenal para konsumen secara
dekat dan mampu merespon dengan cepat terhadap kebutuhan-kebutuhan tertentu
mereka.
3. Kepemimpinan Produk (Product Leadership)
Artinya, perusahaan menawarkan kepada para konsumen produk-produk atau
jasa-jasa yang inovatif serta pelayanan yang meningkatkan serta memperbaiki
pemakaian oleh konsumen dan mengalihkan produk atau jasa para pesaing.
Tidak seluruh diferensiasi berguna atau bernilai dan tidak setiap perbedaan
adalah alat pembeda (differentiator). Setiap perbedaan memiliki potensi untuk
menciptakan biaya sebagai keuntungan. Oleh karena itu, perusahaan harus hati-hati
memilih cara yang akan membedakan dirinya dari pesaing., mengingat biaya
diferensiasi akan mempengaruhi terhadap kenaikan harga produk maupun tidak dapat
diterimanya keuntungan sebagaimana yang diharapkan.
Jurnal Perspektif Manajemen Dan Perbankan, Vol. 1, No. 1, Maret 2010
7
Dengan demikian ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh perusahaan
dalam membuat diferensiasi, dimulai dari tahap analisis kepentingan dan keunikan
pelanggan, sampai analisis keuntungan yang akan diterima perusahaan. Pada intinya
perusahaan harus memiliki wawasan dalam melakukan pemetaan terhadap kepuasan
pelanggan, pesaing, dan perusahaan sendiri berupa keuntungan dan biaya dalam
membuat keunikan.
Proses Pengambilan Keputusan Konsumen
Menurut Schiffman & Kanuk (2007:201-224) keputusan konsumen dalam
membeli suatu produk didasari atas faktor-faktor
yang mempengaruhi perilaku
konsumen. Faktor-faktornya adalah:
1. Faktor Budaya
Faktor-faktor yang dapat berpengaruh paling luas dan paling dalam bahkan
melebihi perilaku konsumen secara pribadi dan pengambilan keputusan. Karena
budaya merupakan karakter yang penting dari suatu sosial yang membedakannya
dari kelompok kultur lainnya, seperti nilai-nilai dasar, persepsi, dan perilaku yang
mempelajari anggota suatu masyarakat dari keluarga dan institusi penting
lainnya.
2. Faktor Sosial
Faktor sosial ini juga dapat mempengaruhi konsumen dalam memutuskan untuk
membeli suatu produk. Konsumen mencari pendapat orang lain sebagai panduan
atas produk atau jasa yang akan mereka pilih. Adapun faktor-faktor sosial seperti
kelompok kecil, keluarga, serta aturan dan status sosial konsumen.
3. Faktor Individual
Keputusan seseorang untuk membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi
yang unik dari masing-masing individu, seperti: jenis kelamin, usia dan tahapan
dalam siklus hidup, kepribadian, konsep diri, dan gaya hidup.
4. Faktor Psikologi
Keputusan membeli individual sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologi:
persepsi, motivasi, pembelajaran, dan kepercayaan, serta sikap. Faktor-faktor
tersebut juga merupakan alat bagi konsumen untuk mengenali perasaan mereka,
mengumpulkan dan menganalisis informasi, merumuskan pikiran dan pendapat
(opini), dan mengambil tindakan.
Para konsumen membuat keputusan tidaklah dalam sebuah tempat yang terisolasi
dari lingkungan sekitarnya. Proses pengambilan keputusan konsumen sangat
dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu peranan utama dalam pembelian, tipe-tipe
perilaku membeli serta proses pengambilan keputusan membeli adalah sebagai
berikut:
Jurnal Perspektif Manajemen Dan Perbankan, Vol. 1, No. 1, Maret 2010
8
Tahap-tahap Keputusan Pembelian Konsumen
Setiap hari manusia membuat keputusan walaupun terkadang tanpa
mengetahui bagaimana mengambil keputusan dan apa yang terlibat dalam proses
pengambilan keputusan ini. Menurut pandangan umum pengambilan keputusan
adalah seleksi terhadap dua pilihan atau lebih. Dalam hal memaksimalkan kepuasan,
maka pengambilan keputuan dilakukan
melalui sejumlah tahap
sehingga
diperolehnya kepuasan. Menurut Sciffman & Kanuk (2007:492-507), dalam
melakukan pembelian biasanya konsumen melalui tahap-tahap seperti tampak pada
gambar 1.
Seperti yang digambarkan pada komponen proses dalam tinjauan model
keputusan (Gambar 1), tindakan pengambilan keputusan konsumen terdiri dari tiga
tahapan, yaitu:
1. Pengenalan Kebutuhan
Pengenalan kebutuhan mungkin terjadi ketika konsumen dihadapkan dengan
suatu ”masalah”. Ada dua pengenalan kebutuhan atau masalah yang berbeda:
• Tipe keadaan yang sebenarnya
Konsumen merasa bahwa mereka mempunyai masalah ketika sebuah produk
tidak dapat berfungsi secara memuaskan.
• Tipe keadaan yang diinginkan
Di mana bagi mereka keinginan terhadap sesuatu yang baru dapat
menggerakkan proses keputusan.
2. Penelitian Sebelum Pembelian
Penelitian sebelum pembelian dimulai ketika konsumen merasakan adanya
kebutuhan yang dapat dipenuhi dengan membeli dan mengkonsumsi suatu
produk. Penelitian ini dipengaruhi oleh beberapa faktor:
• Faktor Produk
Faktor ini terdiri dari lamanya waktu antar pembelian (produk tahan lama),
perubahan yang sering terjadi dalam model produk, perubahan harga yang
sering, dan berbagai macam keistimewaan.
• Faktor Situasi
Meliputi: pengalaman (pembelian pertama kali), dapat diterima secara sosial
(pembelian ditujukan untuk hadiah, produk dapat dilihat oleh masyarakat),
pertimbangan yang berhubungan dengan nilai (kesepakatan para anggota
keluarga terhadap suatu produk, pembelian dilakukan karena keinginan saja
bukan karena kebutuhan, banyak informasi yang bertolak belakang).
• Faktor Psikologi
Karakteristik demografis konsumen (berpendidikan, penghasilan tinggi),
kepribadian (kemampuan menerima risiko rendah, ketertarikan terhadap
produk tinggi, senang berbelanja dan menyelidiki).
Jurnal Perspektif Manajemen Dan Perbankan, Vol. 1, No. 1, Maret 2010
9
Gambar 1
Model Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan konsumen
Bidang psikologi
Pengenalan
kebutuhan
Proses
Penelitian
sebelum
pembelian
1.
2.
3.
4.
5.
Motivasi
Persepsi
Pembelajaran
Kepribadian
Sikap
Evaluasi
alternatif
Pengalaman
Perilaku setelah Keputusan
Pembelian
1. Percobaan
2. Pembelian
ulang
Keluaran
Evaluasi
setelah
pembelian
Jurnal Perspektif Manajemen Dan Perbankan, Vol. 1, No. 1, Maret 2010
10
3. Penilaian Alternatif
Ketika menilai bebagai alternatif potensial, para konsumen cenderung
menggunakan dua macam informasi:
• Rangkaian merek yang diminati
Mengacu kepada merek-merek khusus yang dipertimbangkan konsumen
dalam melakukan pembelian dalam kategori produk tertentu.
• Kriteria yang digunakan untuk menilai merek
Kriteria yang digunakan konsumen untuk menilai merek yang merupakan
rangkaian merek yang mereka minati biasanya dinyatakan dari sudut sifatsifat produk yang penting.
Keluaran
Porsi keluaran dalam model pengambilan keputusan konsumen menyangkut
dua kegiatan pasca-pembelian yang berhubungan erat yaitu:
1. Perilaku Pembelian
Para konsumen melakukan tiga tipe pembelian: pembelian percobaan, pembelian
ulangan, dan pembelian komitmen jangka panjang.
2. Penilaian Pasca-pembelian
Ketika konsumen menggunakan suatu produk, terutama selama pembelian
percobaan, mereka menilai kinerja produk tersebut menurut berbagai harapan
mereka.
Ada tiga hasil penilaian yang mungkin timbul yaitu:
• Kinerja yang sesungguhnya sesuai dengan harapan yang menimbulkan
perasaan netral
• Kinerja melebihi harapan (yang menimbulkan kepuasan)
• Kinerja dibawah harapan (yang menimbulkan ketidakpuasan)
Urutan pembelian yang spesifik terdiri dari urutan kejadian sebagai berikut:
pengenalan masalah, kebutuhan, mencari informasi, evaluasi alternatif, keputusan
pembelian dan perilaku pasca pembelian menurut Setiadi (2005 : 16) adalah:
Gambar 2
Tahap-tahap Keputusan Pembelian
Mengenali
Kebutuhan
Pencarian
Informasi
Evaluasi
Alternatif
Keputusan
Pembelian
Perilaku
Pasca
Pembelian
Setiadi, 2005
Jurnal Perspektif Manajemen Dan Perbankan, Vol. 1, No. 1, Maret 2010
11
1. Pengenalan masalah. Proses membeli di awali dengan saat pembeli menyadari
adanya masalah kebutuhan. Konsumen menyadari adanya kondisi yang berbeda
antara yang sesungguhnya dengan yang diinginkan.
2. Pecarian informasi. Seorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan
terdorong untuk mencari informasi. Sumber-sumber informasi konsumen dapat di
kelompokkan menjadi empat kelompok:
- Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, kenalan
- Sumber komersial: iklan, tenaga penjualan, penyalur, kemasan dan pameran.
- Sumber umum: media massa dan organisasi konsumen
- Sumber pengalaman: pernah, menangani, menguji, menggunakan produk.
3. Evaluasi alternatif. Bagaimana konsumen memproses informasi tentang pilihan
merek untuk membuat keputusan terakhir. Konsumen mungkin mengembangkan
seperangkat kepercayaan merek tentang dimana setiap merek berada pada ciri
masing-masing.
4. Keputusan membeli. Konsumen membentuk tujuan membeli untuk merek yang
paling disukai. Keputusan membeli dipengaruhi oleh sikap orang lain dan sejauh
mana sikap orang lain mempengaruhinya ditentukan oleh (1) intensitas sikap
negatif orang lain (2) motivasi konsumen untuk menuruti perilaku orang lain.
5. Perilaku pasca pembelian: Sesudah membeli produk, konsumen akan mengalami
beberapa tingkatan kepuasan atau ketidakpuasan.
Berdasarkan kelasnya, hotel diklasifikasikan menjadi beberapa kelas, yaitu hotel
Berbintang dan hotel Melati. Hotel Berbintang dibagi menjadi Bintang I, Bintang II,
Bintang III, Bintang VI, dan Bintang V. Sedangkan hotel Melati dibagi menjadi hotel
melati I, Melati II, dan Melati III. Dengan adanya pembagian kelas hotel, maka
setiap kelas mempunyai karakteristik yang hampir sama, mulai dari harga,
pelayanan, dan fasilitas yang dimiliki. Hotel yang berada dalam satu kelas
mempunyai karakteristik yang hampir sama, maka diperlukan suatu strategi yang
dapat membedakan hotel yang satu dengan hotel yang lain (differentiation strategy).
Jurnal Perspektif Manajemen Dan Perbankan, Vol. 1, No. 1, Maret 2010
12
Hasil Penelitian Sebelumnya
Tabel 2
Matrik Persamaan dan Perbedaan Penelitian Sebelumnya
Peneliti
Mohammad
Arief,
Mintarti
Rahayu,
Armanu
Thoyib
(2004).
Judul
Persamaan
Perbedaan
Analisis Strategi -Menggunakan
-Variable
dependen
Diferensiasi Yang variable independen merupakan
Berpengaruh
yang sama seperti keunggulan bersaing
Terhadap
harga,
pelayanan, (volume penjualan),
Keunggulan
promosi, dan tempat.
sementara penelitian
Bersaing
Pada
ini
menggunakan
Industri
Hotel -Sama-sama
variable
dependen
Malati III Di melakukan penelitian Keputusan Pembelian
Kota Malang.
pada
industri Konsumen.
perhotelan.
Hipotesis
Berdasarkan latar belakang, tujuan, dan landasan teoritis yang ada, maka
hipotesisnya adalah: “diduga bahwa faktor-faktor strategi diferensiasi yang terdiri
dari harga, layanan konsumen, promosi, dan tempat berpengaruh terhadap keputusan
konsumen menggunakan jasa Hotel Oasis Banda Aceh”.
METODA PENELITIAN
Untuk mendapatkan data, peneliti mengadakan penelitian langsung pada Hotel
Oasis Banda Aceh yang berlokasi di Jalan Tgk. Imum Lueng Bata Banda Aceh,
sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah keputusan konsumen
menggunakan jasa Hotel Oasis Banda Aceh. Untuk memperoleh data primer sebagai
data utama dalam penelitian ini, penulis mendapatkan data dan keterangan langsung
dari pihak hotel dan para tamu, sedangkan yang diambil sampel penelitian adalah
sebanyak 100 responden dari populasi seluruh tamu yang pernah atau sedang
memanfaatkan kamar hunian pada Hotel Oasis Banda Aceh. Penentuan sampel
melalui prosedur pengambilan sampel menggunakan non probability sampling
dengan teknik purposive sampling. Hal ini dilakukan karena setiap anggota populasi
tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel, disamping
sampling framenya juga tidak diketahui (Cooper & Schindler, 2006).
Jurnal Perspektif Manajemen Dan Perbankan, Vol. 1, No. 1, Maret 2010
13
Pengumpulan data dilakukan melalui survey dengan menggunakan kuesioner
sebagai instrumennya, instrumen tersebut diminta untuk diisikan oleh responden
yang diantar langsung oleh peneliti. Respondennya adalah semua tamu yang
menginap di hotel Oasis Banda Aceh. Sementara, peralatan statistik yang digunakan
untuk menganalisis data dari permasalahan penelitian adalah analisis regresi
berganda.
Operasional Variabel
Tabel 3
Operasional Variabel Bebas dan Terikat
N
o
Variabel
Independen
1 Harga
2
Promosi
Definisi
Operasional
Penentuan harga
merupakan salah
satu keputusan yang
penting bagi
manajemen. Lamb,
Hair, McDaniel (
2002:57)
Promosi sebagai
penyampaian
informasi yang
mendidik,
membujuk, atau
mengingatkan
mereka akan
manfaat suatu
Indikator
Ukura Skala
n
Item
Pertanya
an
Harga
yang
terjangkau
Harga
sesuai
pelayanan
Harga
bervariatif
sesuai
dengan
pilihan
dan
pelayanan
Harga
yang lebih
murah dari
hotel lain
Sistem
promosi
efektif
Iklan
dapat
menigkatk
an
loyalitas
1-5
Interval
A-1
1-5
Interval
A-2
1-5
Interval
A-3
1-5
Interval
A-4
1-5
Interval
B-1
1-5
Interval
B-2
Jurnal Perspektif Manajemen Dan Perbankan, Vol. 1, No. 1, Maret 2010
14
organisasi atau suatu Promosi
produk. Lamb, Hair, dapat
McDaniel ( 2002:57) meningkat
kan
ingatan
konsumen
Adanya
penetapan
diskon
produk
3
4
Tempat
Pelayanan
Dependen
1 Keputusan
Pembelian
1-5
Interval
B-3
1-5
Interval
B-4
Lokasi
1-5
mudah
dijangkau
Lokasi
1-5
strategis
Lokasi
1-5
jauh dari
kebisingan
Interval
C-1
Interval
C-2
Interval
C-3
Layanan konsumen
pada pemasaran jasa
lebih dilihat sebagai
suatu hasil kegiatan
distribusi dan
logistik, dimana
pelayanan diberikan
kepada konsumen
untuk kepuasan
Lupiyoadi (2002:64)
Fasilitas
pelayanan
pendukun
g
1-5
Interval
D-1
1-5
Interval
D-2
1-5
Interval
D-3
Tahap dalam proses
pengambilan
keputusan pembeli
dimana konsumen
benar-benar
membeli produk.
Setiadi (2005:18)
Lingkunga 1-5
n sosial
konsumen
Interval
E-1
Pemilihan
alternatif
Standar
kualitas
mutu
1-5
Interval
E-2
1-5
Interval
E-3
Gabungan antara
lokasi dan keputusan
atas saluran
distribusi. Lupiyoadi
(2002:61)
Kualifikas
i kamar
hunian
Standar
pelayanan
Jurnal Perspektif Manajemen Dan Perbankan, Vol. 1, No. 1, Maret 2010
15
Uji Reliabilitas dan Validitas
Pengumpulan
data
dilakukan
dengan
menggunakan
kuesioner,
maka
kesanggupan responden dalam menjawab pertanyaan merupakan hal yang penting
dalam penelitian ini. Untuk mendapatkan suatu hasil penelitian yang dapat dipercaya
sangat ditentukan oleh alat pengukuran yang digunakan untuk mengukur variabel
yang akan diteliti.
Oleh karena itu untuk mengukur handal atau tidaknya kuesioner digunakan
analisis validitas dan reliabilitas. Instrument yang valid berarti alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sedangkan
instrumen yang realible adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk
mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama.
Untuk melihat reliabilitas masing-masing instrumen yang digunakan, peneliti
menggunakan koefisien Cronbach Alpha. Malhotra : suatu instrumen dikatakan
realible jika memiliki nilai alphanya lebih besar dari 0.60, penguji validitas data
dalam penelitian ini dilakukan secara statistik, yaitu dengan menggunakan uji
pearson product-moment coefficient of correlation dengan bantuan program
Statistical Product and Service Solution (SPSS). Seluruh pernyataan dinyatakan valid
jika memiliki tingkat significansi alpha di bawah 5%.
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Tujuan dari dilakukannya uji normalitas tentu saja untuk mengetahui apakah
suatu variabel normal atau tidak. Normal disini dalam arti mempunyai distribusi data
yang normal. Normal atau tidaknya berdasarkan patokan distribusi normal dari data
dengan mean dan standar deviasi yang sama. Jadi uji normalitas pada dasarnya
melakukan perbandingan antara data yang kita miliki dengan data berdistribusi
normal yang memiliki mean dan standar deviasi yang sama dengan data kita.
Pengujian normalitas data dapat dilakukan dengan melihat sebaran
standarrized residual pada gambar normal P-P Plot. Apabila sebaran standarrized
residual berada dalam kisaran garis normal (tidak terpencar jauh dari garis diagonal),
maka data tersubut berdistribusi normal.
Jurnal Perspektif Manajemen Dan Perbankan, Vol. 1, No. 1, Maret 2010
16
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui apakah pada model regresi
ditemukan adanya gejala korelasi antara variabel independen yang satu dengan
variabel independen lainnya (Supramono & Haryanto 2005:88). Jika terjadi korelasi,
terdapat multikolinearitas yang harus diatasi. Masalah multikolinearitas yakni
hubungan antara semua atau beberapa variabel penjelas sangat erat. Hal ini dapat
mengakibatkan tidak satupun nilai dari t- hitung signifikan.
Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dapat dilakukan dengan malihat
nilai tolerance dan VIF (Variance Inflatian Factors). Bila nilai tolerance diatas 0.10
dan VIF dibawah 10 maka dapat dikatakan tidak memiliki multikolinearitas, atau
sebaliknya. Alternatif lain yaitu dengan melihat hasil koefisien antar veriabel
independen.
Koefisien
korelasi
yang
tinggi
mengidentifikasi
adanya
multikolinearitas.
Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model
regresi linear terdapat hubungan yang kuat, baik positif maupun negatif antara data
yang ada pada variabel-variabel peneliti (Umar 2008:182) atau untuk mengetahui
apakah dalam sebuah model regresi terdapat korelasi antara kesalahan pada periode t
dengan kesalahan pada periode sebelumnya. Jika terjadi korelasi maka dapat
dipastikan adanya masalah autokorelasi.
Dalam penelitian ini, pengujian terhadap gejala autokorelasi dilakukan
dengan uji “Durbin – Watson” (DW-Test). Model regresi yang baik adalah regresi
yang bebas dari autokorelasi. Jika nilai DW atau d tersebut dibawah 2 atau
mendekati 2 maka dapat disimpulkan tidak terdapat gajala autokorelasi (Supramono
& Haryanto 2005:88). Sementara menurut Santoso (2005:240) uji ini merupakan
pengujian asumsi dalam regresi dimana nilai dependen tidak berhubungan dengan
nilai variabel itu sendiri, baik nilai periode sebelumnya atau periode sesudahnya.
Untuk mendeteksi adanya gejala autokorelasi dapat menggunakan uji Durbin
Watson (DW). Dasar pengambilan keputusan dalam uji ini adalah jika du<DW<4-du
Jurnal Perspektif Manajemen Dan Perbankan, Vol. 1, No. 1, Maret 2010
17
maka tidak ada serial autokorelasi baik positif maupun negatif. Uji ini menghasilkan
niali DW hitung (d) dan nilai DW tabel (du & dl).
HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN
Analisis Pengaruh Faktor-faktor Strategi Diferensiasi Terhadap Keputusan
Konsumen Menggunakan Jasa Hotel Oasis Banda Aceh
Untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor strategi diferensiasi terhadap
keputusan konsumen menggunakan jasa Hotel Oasis digunakan analisis regresi linier
berganda dengan mengoperasionalkan 5 variabel. Variabel keputusan konsumen (Y)
menjadi variabel terikat (dependent variable) yang dipengaruhi oleh 4 variabel bebas
(independent variable) antara lain harga (X1), promosi (X2), tempat (X3), dan
pelayanan (X4). Analisis ini untuk mengetahui pengaruh 4 variabel bebas (X1, X2,
X3, X4) terhadap variabel terikat (Y), dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4
Pengaruh Variabel Bebas Terhadap Keputusan konsumen
Menggunakan Jasa Hotel Oasis di Kota Banda Aceh
Nama variabel
Β
Konstanta
1,181
Harga (X1)
0,100
Promosi (X2)
0,001
Tempat (X3)
0,342
Pelayanan (X4)
0,301
Sumber: Data Primer (diolah), 2010
Standar
Error
0,336
0,103
0,120
0,111
0,103
T hitung
t tabel
Sig
3,514
0,968
0,010
3,077
2,996
1,984
1,984
1,984
1,984
1,984
0,001
0,335
0,992
0,003
0,003
Dari output SPSS di atas, maka diperoleh persamaan regresi linier berganda
sebagai berikut:
Y = 1,181 + 0,100X1 + 0,001X2 + 0,342X3 + 0,301X4
Jurnal Perspektif Manajemen Dan Perbankan, Vol. 1, No. 1, Maret 2010
18
Dari persamaan regresi diatas dapat diketahui hasil penelitian sebagai berikut:
a. Dalam penelitian diperoleh nilai konstanta sebesar 1,181. Artinya bila harga
(X1), promosi (X2), tempat (X3), dan pelayanan (X4) dianggap konstan maka
nilai keputusan konsumen menggunakan jasa Hotel Oasis adalah sebesar 1,181.
b. Koefisien regresi harga (X1) sebesar 0,100. Artinya setiap kenaikan dalam satu
satuan variabel harga akan meningkatkan keputusan konsumen menggunakan
jasa Hotel Oasis sebesar 0,100 dengan asumsi variabel lainnya dianggap konstan.
c. Koefisien regresi promosi (X2) sebesar 0,001. Artinya setiap penurunan dalam
satu satuan variabel promosi akan meningkatkan keputusan konsumen
menggunakan jasa Hotel Oasis sebesar 0,001 dengan asumsi variabel lainnya
dianggap konstan.
d. Koefisien regresi tempat (X3)sebesar 0,342. Artinya setiap kenaikan dalam satu
satuan variabel tempat akan meningkatkan keputusan konsumen menggunakan
jasa Hotel Oasis sebesar 0,342 dengan asumsi variabel lainnya dianggap konstan.
e. Koefisien regresi pelayanan (X4) sebesar 0,301. Artinya setiap kenaikan dalam
satu satuan variabel pelayanan akan meningkatkan keputusan konsumen
menggunakan jasa Hotel Oasis sebesar 0,301 dengan asumsi variabel lainnya
dianggap konstan.
5.1
Koefisien Korelasi dan Determinasi
Untuk melihat besarnya hubungan dan besarnya pengaruh dari masing-masing
variabel dapat dijelaskan pada tabel berikut ini:
Tabel 5
Tabel Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted
2
1
0,681
0,464
Sumber: Data Primer (diolah), 2010
R
0,442
Std. Error of
the Estimate
Durbin
Watson
0,425
1.765
a. Koefisien Korelasi (R)
Berdasarkan data output di atas, diperoleh koefisien korelasi dalam penelitian
sebesar 0,681 dimana dengan nilai tersebut terdapat hubungan antara variabel bebas
dengan variabel terikat sebesar 68,1%. Artinya antara keputusan konsumen
Jurnal Perspektif Manajemen Dan Perbankan, Vol. 1, No. 1, Maret 2010
19
menggunakan jasa Hotel Oasis di Kota Banda Aceh dengan variabel harga (X1),
promosi (X2), tempat (X3), dan pelayanan (X4) terdapat hubungan yang kuat.
b. Koefisien Determinasi (R)
Koefisien determinasi yang diperoleh dengan nilai sebesar 0,464, artinya
bahwa keputusan konsumen menggunakan jasa (Y) Hotel Oasis di Kota Banda Aceh
46,4% dipengaruhi oleh harga (X1), promosi (X2), tempat (X3), dan pelayanan (X4),
sedangkan selebihnya sebesar 53,6 dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya yang tidak
dirumuskan dalam model kajian ini.
Pembuktian Hipotesis
Pembuktian Uji F (Secara Simultan)
Untuk melihat besarnya pengaruh secara keseluruhan terhadap variabel yang
diteliti maka akan diuji berdasarkan uji ANOVA seperti dijelaskan pada tabel di
bawah ini:
Tabel 6
Analisis of Variance (ANOVA)
Model
Sum of
Df
Square
Regresi
14,890
4
Residual
17,193
95
Total
32,083
99
Sumber: Data Primer (diolah), 2010
Mean
Square
3,723
0,181
F hitung
F tabel
Sig.
20,569
2,463
0,000
Berdasarkan dari hasil uji ANOVA atau uji F (secara menyeluruh/simultan)
diperoleh F hitung sebesar 20,569, sedangkan F tabel pada signifikansi α = 5% adalah
sebesar 2,463. Hal ini memperlihatkan bahwa F hitung > F tabel , dengan signifikansi
alpha 0,000. Dari hasil perhitungan ini dapat diambil suatu kesimpulan bahwa
menerima hipotesis alternatif (Ha) dan menolak hipotesis nol (Ho). Artinya bahwa
variabel harga (X1), promosi (X2), tempat (X3), dan pelayanan (X4) secara bersamasama berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen menggunakan jasa Hotel
Oasis di Kota Banda Aceh.
Jurnal Perspektif Manajemen Dan Perbankan, Vol. 1, No. 1, Maret 2010
20
Pembuktian Uji-t (Secara Partial)
Uji ini dilakukan untuk melihat signifikan dari pengaruh variabel independen
secara individu terhadap variabel dependen (secara parsial). Dengan menganggap
variabel lainnya konstan. Bila t hitung > t tabel dengan signifikansi 5% maka dapat
disimpulkan bahwa secara parsial variabel independent berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen. Jika t hitung < t tabel dengan tingkat signifikansi 5%
maka dapat disimpulkan variabel independent tidak berpengaruh terhadap variabel
dependen. Pembuktian hipotesis secara partial dapat dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 7
Hasil Uji t
Nama variabel
Β
Konstanta
1,181
Harga (X1)
0,100
Promosi (X2)
0,001
Tempat (X3)
0,342
Pelayanan (X4)
0,301
Sumber: Data Primer (diolah), 2010
Standar
Error
0,336
0,103
0,120
0,111
0,103
T hitung
T tabel
Sig
3,514
0,968
0,010
3,077
2,996
1,984
1,984
1,984
1,984
1,984
0,001
0,335
0,992
0,003
0,003
a. Pengaruh harga (X1) terhadap keputusan konsumen menggunakan jasa Hotel
Oasis di Kota Banda Aceh tidak signifikan karena t hitung (0,100) lebih kecil dari
t tabel (1,984) dengan nilai signifikansi sebesar 0.335 atau lebih besar dari 0,05
b. Pengaruh promosi (X2) terhadap keputusan konsumen menggunakan jasa Hotel
Oasis di Kota Banda Aceh tidak signifikan karena t hitung (0,010) lebih kecil dari
t tabel (1,984) dengan nilai signifikansi sebesar 0,992 atau lebih besar dari 0,05
c. Pengaruh lokasi (X3) terhadap keputusan konsumen menggunakan jasa Hotel
Oasis di Kota Banda Aceh signifikan karena t hitung (3,077) lebih besar dari
t tabel (1,984) dengan nilai signifikansi sebesar 0,003 atau lebih kecil dari 0,05
Jurnal Perspektif Manajemen Dan Perbankan, Vol. 1, No. 1, Maret 2010
21
d. Pengaruh pelayanan (X4) terhadap keputusan konsumen menggunakan jasa Hotel
Oasis di Kota Banda Aceh signifikan karena t hitung (2,996) lebih besar dari
t tabel (1,984) dengan nilai signifikansi sebesar 0,003 atau lebih kecil dari 0,05
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
a. Semua indikator yang dijadikan variabel dalam penelitian ini dipersepsikan
secara positif oleh responden, karena sumua indikator penelitian diperoleh nilai
rata-rata lebih besar dari 3 pada satuan skala likert.
b. Dari perhitungan dengan menggunakan bantuan program SPSS diperoleh
formulasi persamaan regresi berganda dalam penelitian ini yaitu
Y = 1,181 + 0,100X1 + 0,001X2 + 0,342X3 + 0,301X4
•
Dalam penelitian diperoleh nilai konstanta sebesar 1,181. Artinya bila harga
(X1), promosi (X2), tempat (X3), dan pelayanan (X4) dianggap konstan maka
nilai keputusan konsumen menggunakan jasa Hotel Oasis adalah sebesar
1,181.
•
Koefisien regresi harga (X1) sebesar 0,100. Artinya setiap kenaikan dalam
satu satuan variabel harga akan meningkatkan keputusan konsumen
menggunakan jasa Hotel Oasis sebesar 0,100 dengan asumsi variabel lainnya
dianggap konstan.
•
Koefisien regresi promosi (X2) sebesar 0,001. Artinya setiap kenaikan dalam
satu satuan variabel promosi akan meningkatkan keputusan konsumen
menggunakan jasa Hotel Oasis sebesar 0,001 dengan asumsi variabel lainnya
dianggap konstan.
•
Koefisien regresi tempat (X3)sebesar 0,342. Artinya setiap kenaikan dalam
satu satuan variabel tempat akan meningkatkan keputusan konsumen
menggunakan jasa Hotel Oasis sebesar 0,342 dengan asumsi variabel lainnya
dianggap konstan.
•
Koefisien regresi pelayanan (X4) sebesar 0,301. Artinya setiap kenaikan
dalam satu satuan variabel pelayanan akan meningkatkan keputusan
Jurnal Perspektif Manajemen Dan Perbankan, Vol. 1, No. 1, Maret 2010
22
konsumen menggunakan jasa Hotel Oasis sebesar 0,301 dengan asumsi
variabel lainnya dianggap konstan.
c. Koefisien korelasi dalam penelitian sebesar 0,681 dimana dengan nilai tersebut
terdapat hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat sebesar 68,1%.
Artinya antara keputusan konsumen menggunakan jasa Hotel Oasis di Kota
Banda Aceh dengan variabel harga (X1), promosi (X2), tempat (X3), dan
pelayanan (X4) terdapat hubungan yang kuat.
d. Koefisien determinasi yang diperoleh dengan nilai sebesar 0,464, artinya bahwa
keputusan konsumen menggunakan jasa (Y) Hotel Oasis di Kota Banda Aceh
46,4% dipengaruhi oleh harga (X1), promosi (X2), tempat (X3), dan pelayanan
(X4), selebihnya sebesar 53,6 dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya yang tidak
dirumuskan dalam model kajian ini.
e. Dari hasil uji F (secara keseluruhan) menunjukkan bahwa variabel harga (X1),
promosi (X2), tempat (X3), dan pelayanan (X4) secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen menggunakan jasa Hotel
Oasis di Kota Banda Aceh, hal ini dapat dilihat dari nilai F hitung sebesar 20,569
sedangkan F tabel 2,463 atau F hitung > F tabel , dengan signifikansi alpha 0,000.
Dapat diambil suatu kesimpulan bahwa menerima hipotesis alternatif (Ha) dan
menolak hipotesis nol (Ho).
f. Sedangkan secara parsial variabel tempat (X3) dan pelayanan (X4) berpengaruh
secara signifikan terhadap keputusan konsumen menggunakan jasa Hotel Oasis,
sedangkan variabel harga (X1) dan promosi (X2) berpengaruh tetapi tidak
signifikan terhadap keputusan konsumen menggunakan jasa Hotel Oasis.
Jurnal Perspektif Manajemen Dan Perbankan, Vol. 1, No. 1, Maret 2010
23
Saran-saran
a. Dengan memahami pentingnya strategi diferensiasi, diharapkan Hotel Oasis
Banda Aceh dapat menciptakan perbedaan dengan pesaingnya.
b. Variabel tempat dan pelayanan merupakan variabel yang memiliki nilai
koefisien regresi lebih besar dibandingkan dengan variabel lainnya. Diharapkan
bagi pihak Hotel Oasis Banda Aceh agar terus mempertahankan kualitas jasanya
melalui kedua variabel tersebut.
c. Berdasarkan bukti empirik menunjukkan bahwa variabel harga, promosi, tempat,
dan pelayanan berpengaruh terhadap keputusan konsumen menggunakan jasa
Hotel Oasis, sehingga Hotel Oasis dapat menerapkan strategi diferensiasi dengan
berdasarkan pada variabel tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Arief, rahayu dan Thoib (2004) Analisis Strategi Diferensial yang Berpengaruh
Terhadap Keunggulan Bersaing pada Industri Hotel Melati III di Kota
Malang, Studi Buletin Ekonomi. Vol 13, No. 2.
Baduara & Sirait (2003) Salesmanship, Suatu Ilmu dan Studi, Akademika
Presindo, Jakarta.
Lupiyoadi, Rambat (2002) Manajemen Pemasaran Jasa: Teori dan Praktik,
Salemba Empat, Jakarta.
Lamb, Hair dan McDaniel (2002) Pemasaran, Salemba Empat, Jakarta.
Mowen dan Minor (2002) Perilaku Konsumen, Edisi 5, Jilid 1, Erlangga, Jakarta.
Mulyono, Slamet (2002) Pengantar Usaha Perhotelan, Balai Pendidikan dan
Pelatihan Pariwisata, Bandung.
Poter & Maulana (2007) Strategi Bersaing, Teknik Menganalisis Industri dan
Pesaing, PT. Gelora Aksara Pratama, Bandung.
Sekaran, Uma (2006) Reseach Methods For Business: Metodologi Penelitian
Untuk Bisnis, Salemba Empat, Jakarta.
Simamora, Bilson (2005) Analisis Multivariat Pemasaran, Gramedia, Jakarta.
Sugiyono (2005) Metode Penelitian Bisnis, CV Alfabet, Bandung.
Jurnal Perspektif Manajemen Dan Perbankan, Vol. 1, No. 1, Maret 2010
24
Supranto, Johanes (2004) Analisi Multivariat: Arti dan Interpretasi, Rineka Cipta,
Jakarta.
Supramono & Haryanto (2005) Desain Proposal Penelitian Studi Pemasaran,
ANDY, Yogyakarta.
Schiffman & Kanuk (2007) Perilaku Konsumen, PT. Macana Jaya Cemerlang.
Jakarta.
Santoso, Singgih (2001) Mengelola Data Statistik Secara profesional, PT Elex
Media Komputindo, Jakarta.
Tjiptono, Fandi (2008) Strategi Pemasaran, CV ANDY OFFSET, Yogyakarta.
Umar, Husein (2008) Metodologi Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Edisi
2, PT Raja Garafindo Persada, Jakarta.
Jurnal Perspektif Manajemen Dan Perbankan, Vol. 1, No. 1, Maret 2010
Download