badan koordinasi penanaman modal

advertisement
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
Siaran Pers
RI Siap Lanjutkan Pembahasan Indonesia-Korea CEPA
Jakarta, 18 Desember 2015 -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) siap melanjutkan
pembahasan, terutama mengenai Bab Investasi dalam perjanjian ekonomi komprehensif
antara Indonesia-Korea Selatan (Indonesia Korea Comprehensive Economic Partnership
Aggrement – IK CEPA). Hal ini ditandai dengan RI-ROK Join Commission Meeting yang dilakukan
di Seoul, Korea Selatan, hari ini (18/12). Turut hadir dalam forum bilateral JCM tersebut,
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Dubes RI untuk Korea Selatan John Prasetio. Dalam
pertemuan tersebut, diharapkan ada titik terang untuk memulai pembahasan kerjasama
ekonomi dalam koridor IK-CEPA.
Kepala BKPM Franky Sibarani menyampaikan bahwa Indonesia siap untuk melanjutkan
perundingan investasi pada Bab Investasi sebagai bagian dari IK-CEPA didasarkan pada
kepentingan nasional kedua negara. “Melalui pertemuan penting ini, saya percaya kita dapat
membawa hubungan kedua negara ke tahap berikutnya,” ujarnya melalui keterangan resmi
pada pers, Jum’at (18/12).
Menurut Franky, dengan dilanjutkannya perundingan mengenai IK-CEPA tersebut, diharapkan
dapat memperkuat kerjasama investasi antara kedua negara. “Berbagai perkembangan terkait
layanan investasi yang telah dilakukan diharapkan juga dapat meningkatkan rasio minat dan
realisasi investasi dari Korea Selatan,” paparnya.
Lebih lanjut Franky menjelaskan bahwa setiap tahun pencapaian realisasi investasi Indonesia
selalu melampaui target. Hingga kuartal 3 tahun 2015, angka realisasi investasi telah mencapai
US$ 32 miliar atau terjadi peningkatan sebesar 16,7% dibandingkan periode yang sama tahun
lalu. “Ini berarti pencapaian 77% dari target kami pada 2015 ini. Dalam enam tahun terakhir
telah tercipta sekitar 770 ribu tenaga kerja mendapatkan kesempatan kerja dari investasi yang
berasal dari Korea Selatan,” sebutnya.
Forum tersebut dimanfaatkan oleh Franky untuk menyampaikan perkembangan layanan
investasi yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Seperti diketahui, Pemerintah RI melalui
BKPM telah meluncurkan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) awal tahun lalu.
“Dua pekan lalu kami baru saja meluncurkan layanan perizinan investasi singkat 3-jam kepada
investor dengan persyaratan tertentu. Pekan ini jalur prioritas hijau mulai dibuka dan
dioperasikan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Indonesia untuk mempercepat investor
yang akan mengimpor barang modal seperti mesin dan peralatan bagi perusahaan yang telah
mulai masa konstruksi atau pembangunan pabriknya,” jelasnya.
AnD
Dalam kesempatan tersebut, Kepala BKPM juga mengundang investor Korea Selatan untuk
terus meningkatkan investasi di Indonesia dan menjadikan Indonesia sebagai rumah kedua
bagi investasinya. “Kami percaya bahwa investasi dari Korea Selatan akan terus tumbuh. Oleh
karena itu, BKPM terus melakukan pendekatan melalui kantor perwakilan BKPM yakni IIPC
Seoul, tim marketing officer dan Korean desk yang ada di BKPM,” imbuhnya.
Dari data BKPM, realisasi investasi Korea Selatan di Indonesia pada Januari-September 2015
mencapai US$ 1 miliar yang berarti terjadi peningkatan 33% dibandingkan periode yang sama
tahun lalu. Komitmen investasi Korea sejak Januari hingga November tahun ini meningkat
pesat sebesar 125% dari US$ 2.1 miliar menjadi menjadi US$ 4.7 miliar yang tersebar di
berbagai bidang usaha yaitu kelistrikan, gas dan air, tanaman pangan dan perkebunan, industri
makanan, perdagangan dan reparasi serta industri logam, mesin dan elektronika.
--Selesai--
Untuk keterangan lebih lanjut,hubungi:
Ariesta Riendrias Puspasari
Kepala Biro Peraturan Perundang-Undangan, Hubungan Masyarakat dan Tata Usaha Pimpinan
Jl. Jend. Gatot Subroto No.44 Jakarta 12190
Telepon : 021-5269874
HP : 08161946825
E-mail : [email protected]
AnD
Download