MSPi STUDENT JOURNAL, VOL. I NO. 1 pp 11-21 UNIVERSITAS BRAWIJAYA Recieved 18 January 2013, Accepted 16 May 2013 EVALUASI KELAYAKAN TAMBAK TRADISIONAL DITINJAU DARI SEGI BIOFISIK DI DESA TRITUNGGAL KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN 1*) 2) Indra Hasanah , Putut Widjanarko , Muhammad Musa 2) PS Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan 1*) [email protected] ABSTRAK Air merupakan sumber daya yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, sehingga sumber daya air harus dilindungi agar dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup yang lain. Desa tritunggal Kecamatan Babat merupakan salah satu wilayah di Kab. Lamongan dengan kondisi lingkungan berupa tanah tambak yang sebagian besar dimanfaatkan untuk budidaya oleh masyarakat sekitar, dalam menyokong pendapatan daerah melalui kegiatan perikanan. Sumber air tambak tradisional Kec. Babat sebagian mendapat masukan air dari sungai terusan bengawan solo dan sungai-sungai tadah hujan yang tersebar di beberapa desa, termasuk desa Tritunggal. Tambak tradisional di desa Tritunggal merupakan tambak tradisional yang mengandalkan pakan alami seperti plankton sebagai pakan serta sebagai indikator kondisi kualitas air dan tanah sebagai media hidupnya, sehingga perlu dilakukan pengamatan kualitas air dan tanah sebagai kontrol untuk mengetahui kelayakan tambak pada budidaya ikan. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk menjelaskan kondisi biofisik tambak tradisional dilihat dari kualitas air dan kualitas tanah di Desa Tritunggal Kec. Babat serta menilai kelayakan tambak tradisional berdasarkan keadaan biofisik tambak. Metode penelitian yang digunakan yaitu menggunakan metode Deskriptif. Hasil penilaian kelayakan tanah (SQI) tambak dan kelayakan air (WQI) tambak di desa tritunggal secara keseluruhan dapat dinyatakan dalam kondisi baik, yang berarti kondisi tanah layak untuk lahan budidaya tambak. Hasil rata-rata nilai SQI dan WQI berdasarkan kondisi biofisiknya termasuk dalam kategori baik. Dari hasil penelitian didapatkan urutan tambak dari yang terbaik yaitu dimulai dari tambak 1 dengan nilai 59,24, tambak 3 dengan nilai 56,73, tambak 2 dengan nilai 56,71 dan tambak 4 dengan nilai 56,33. Key Words : tambak tradisional, SQI, WQI ABSTRACT Water is a resource that is necessary for the majority welfare, so that water resources must be protected in order to be used by humans and other living creatures. Tritunggal village is one of the areas in Lamongan subdistrict which has a certain environmental conditions such as farm land, mostly used for cultivation by the community to support of local income through fisheries. Water source of traditional ponds Tritunggal village is taken bengawan solo river channel rainfed river around villages, including Tritunggal village. Traditional ponds in Tritunggal village are the traditional farms that rely on natural feed like plankton as a feed and as an indicator of water quality and soil conditions as it’s medium, so it needs to observe water and soil quality as a control to determine the pond feasibility in fish farming. The purpose of this study is to describe biophysical conditions of traditional ponds based on water and soil quality in Tritunggal village. , Babat sub-district and also to assess the feasibility of traditional ponds based on pond’s biophysical condition. The results of soil quality evaluation and water quality evaluation in Tritunggal village overall is in a good condition, which means it’s suitable for fish farming area. The average yield of SQI and WQI values based on biophysical conditions, also including in good terms From the results, the order of best farms pond 1 (59.24), pond 3 (56.73), pond 2 ( 56.71), pond 4 ( 56,33). Key Words: Traditional Farms, SQI, WQI PENDAHULUAN Air merupakan sumber daya yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup yang lain (Effendi, 2003). Tambak sudah sejak abad ke-14 digunakan sebagai wadah pemeliharaan bandeng, tetapi tidak banyak 11 MSPi STUDENT JOURNAL, VOL. I NO. 1 pp 11-21 UNIVERSITAS BRAWIJAYA Recieved 18 January 2013, Accepted 16 May 2013 mengalami perubahan dalam hal konstruksi dan rancangan bangunan. Pada padat tebar rendah, 2 kurang dari 5.000 ekor/ha Luas wilayah Kabupaten Lamongan 1.812,80 km atau setara 181.280 Ha, terdiri dari dataran rendah berawa dengan ketinggian 0-25 m, seluas 50,17% dari luas kabupaten Lamongan. Pada sektor perikanan, kabupaten Lamongan mampu memberikan kontribusi sebesar 15,25% dari total produksi ikan di Jawa Timur. Desa Tritunggal merupakan salah satu wilayah di Lamongan dengan kondisi lingkungan berupa tanah tambak yang sebagian besar dimanfaatkan untuk budidaya oleh masyarakat sekitar. Perairan di tambak tradisional desa Tritunggal mendapat masukan air dari sungai terusan Bengawan Solo dan sungai-sungai tadah hujan yang tersebar di beberapa desa. Rumusan Masalah Keberhasilan budidaya di tambak diperlukan syarat utama yaitu pemilihan lahan tambak, dimana kondisi faktor biofisik tanah dan air memegang peranan penting, karena faktor biofisik tersebut menentukan budidaya apa yang cocok dan bisa diterapkan pada tambak. Sebagai mana yang telah dijelaskan diatas yang telah dijelaskan di atas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Sejauh mana kondisi biofisik tambak tradisional ditinjau dari Kualitas air dan kualitas tanah? 2. Sejauh mana kelayakan tambak tradisional di Desa Tritunggal Kec. Babat kabupaten Lamongan berdasarkan kondisi biofisik tambaknya? Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk menjelaskan kondisi biofisik tambak tradisional dilihat dari kualitas air dan kualitas tanah di Desa Tritunggal Babat serta menilai kelayakan tambak tradisional berdasarkan keadaan biofisik tambak. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini adalah untuk: 1. Memberikan informasi kelayakan air tambak yang digunakan sebagai budidaya ikan, yang berdasarkan biofisik 2. Memberikan informasi mengenai hubungan faktor fisika, kimia dan biologi dalam menentukan kelayakan tambak bandeng. 3. Memberikan kebijakan kepada para petambak mengenai penanganan yang benar dan cocok untuk tambak tersebut. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu-ilmu Perairan, Laboratorium Hidrologi Fakultas Perikanan dan Kelautan dan Laboratorim Ilmu Tanah Fakultas Pertanian. Desa Tritunggal kec. Babat kabupaten Lamongan. Penelitian ini dilakukan pada bulan April – Mei 2012. MATERI DAN METODE Materi Penelitian Materi penelitian ini adalah evaluasi kelayakan tambak ditinjau dari segi biofisik tanah tambak dan air yang meliputi, kualitas tanah dan kualitas air di Desa Tritunggal kec. Babat kabupaten Lamongan. Parameter kualitas tanah yang diukur antara lain adalah : parameter fisika tanah (tekstur tanah dan struktur tanah). Parameter kimia tanah (bahan organik tanah, pH tanah, potensi redoks, KTK, N, P). Parameter kualitas air yang diukur meliputi parameter fisika,kimia dan biologi. Parameter fisika yang diukur antara lain suhu, kecerahan. Parameter kimia yang diukur antara lain oksigen terlarut (DO), pH, CO 2, amonia, nitrat, orthofosfhat, total organic matter. Sedangkan faktor biologi adalah kelimpahan fitoplankton. Metode Pengambilan Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif kuantitatif. Menurut Sigarimbun dan Effendi (1985) dalam Pamungkas (2010), metode deskriptif adalah gambaran yang cermat terhadap fenomena yang terjadi Marzuki (1986). Penentuan Stasiun dan Teknik Pengambilan Sampel Sampel diambil pada 4 tambak dalam satu wilayah yang berbeda sumber airnya, tambak 1 dan 2 sumber airnya berasal dari air saluran irigasi dan tambak 3 dan 12 MSPi STUDENT JOURNAL, VOL. I NO. 1 pp 11-21 UNIVERSITAS BRAWIJAYA Recieved 18 January 2013, Accepted 16 May 2013 4 sumber airnya berasal dari sungai bengawan. Waktu pengambilan sampel dilakukan setiap 1 minggu sekali sebanyak 3 kali sebagai pembanding/pengulang kondisi biofisik tambak. Prosedur Penelitian Penentuan Kualitas Tanah Tanah diambil pada bagian tengah, bagian sisi samping tambak kanan dan kiri kemudian dicampurkan menjadi satu. Pengambilan sampel tanah tambak dengan menggunakan Ekman Grab. Alat ini berbentuk segi lima yang sisi bagian bawahnya dapat dibuka dengan bantuan pegas yang dikaitkan pada bagian atas Ekman Grab. Setelah Ekman Grab ini telah diturunkan pada dasar tambak kemudian diturunkan pemberat pada tali pengikat Ekman Grab sehingga tanah tambak dapat masuk kedalam Ekman Grab sehingga mudah diangkat dari perairan. Sebelum dianalisis, tanah dikeringkan dengan dianginanginkan selama ± 2 minggu sehingga dapat memberikan hasil yang baik. Berikut jenis parameter tanah yang diiukur adalah: tekstur tanah, pH tanah, bahan organik tanah, potensial redoks tanah, kapasitas tukar kation tanah, nitrat, phospat. Metode Pengukuran Parameter Kualitas Air Parameter yang diambil dalam penelitian ini adalah parameter kualitas air terdiri dari parameter fisika (suhu, kecerahan), parameter kimia (pH air,DO, CO2,amonia, nitrat, TOM) dan parameter biologi (identifikasi plankton). Tambak yang akan diambil sampel kualitas air adalah tambak tradisional. Analisis Data Data yang didapat dikelompokkan menjadi empat kelompok stasiun. Kemudian dihitung rata-rata dari masing-masing kelompok data dalam setiap variabel, selanjutnya data tersebut disajikan dalam bentuk tabel. Sedangkan untuk mengetahui seberapa besar peran variabel pendukung tersebut dilakukan scoring. Untuk mengetahui jumlah perbandingan skor masing masing variabel yaitu dalam kategori baik,sedang, buruk dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Dimana, P = Rating prosetase F = Frekuensi N = Jumlah kategori subyek penelitian Sehingga rating klas kelayakan didapatkan dengan nilai 99 (kategori baik) diberikan pada variabel yang sangat mendukung dalam lingkungan tambak, nilai 66 (kategori sedang) diberikan pada variabel yang mendukung dengan tingkat sedang dalam lingkungan tambak, dan nilai 33 (buruk) diberikan pada variabel yang kondisinya tidak mendukung dalam lingkungan tambak. Setiap variabel dilakukan pembobotan berdasarkan studi pustaka untuk digunakan dalam penilaian atau penentuan tingkat kelayakannya dalam tambak. Variabel atau parameter yang berpengaruh lebih kuat dalam kehidupan dan pertumbuhan organisme budidaya diberi bobot 3, sedang bobot 2 diberikan pada variabel yang berpengaruh kuat dan bobot 1 diberikan pada variabel atau parameter yang lebih lemah pengaruhnya terhadap kehidupan dan pertumbuhan ikan. 13 MSPi STUDENT JOURNAL, VOL. I NO. 1 pp 11-21 UNIVERSITAS BRAWIJAYA Recieved 18 January 2013, Accepted 16 May 2013 Tabel 1. Kisaran Parameter Kualitas Tanah Sebagai Pendukung Kelayakan untuk Budidaya di Tambak Parameter Bobot Kisaran Kualitas Tanah Referensi Baik (99) Sedang (66) Buruk (33) pH tanah 3 7-8 6,5-<7 <6,5 Supratno (2006) Bahan organik (5) 3 2,5 2,6-5 >5 Tianren (1985) Potensial redoks (mV) 3 Positif 0-(-150) >(-151) Tianren (1985) KTK (me/100 g) 2 >100 50-90 <50 Tianren (1985) Tekstur tanah 2 Tipe halus Tipe sedang Tipe kasar Agus (2008) Nitrat (%) 2 0,51-0,75 0,21-0,50 0,10-0,20 Hardjowigeno (1993) Phospat (%) 2 0,00260,00160,0010Hardjowigeno (1993) 0,0035 0,0025 0,0015 Berdasarkan rumus water quality index/soil quality index maka diperoleh batas atas dan batas bawah interval klas kelayakan kualitas air dan tanah untuk budidaya menggunakan rumus sebagai berikut : Keterangan : q1 = Nilai rating kualitas air/tanah dari indikator w1 = Berat dari indikator Sedangkan untuk interval dari ketiga variabel ditentukan dengan menggunakan rumus interval hitung sebagai berikut : Panjang klas interval Maka diperoleh nilai klas kelayakan kualitas air dan tanah tambak untuk budidaya sebagai berikut : 76 – 100 = Kualitas air dan tanah sangat layak 51 – 75 = Kualitas air dan tanah dengan kategori layak 26 – 50 = Kualitas air dan tanah dengan kategori sedang 0 – 25 = Kualitas air dan tanah tidak layak Parameter Orthofosfat (mg/l) Nitrat (mg/l) Oksigen terlarut (mg/l) pH air o Suhu air ( C) TOM (mg/l) CO2 bebas Densitas fitoplankton (cel/L) Diversitas (H) fitoplankton Kecerahan (cm) Amonia (mg/l) Tabel 2. Kisaran Parameter Kualitas Air Bobot Kisaran Kualitas Tanah Baik (99) Sedang (66) Buruk (33) 3 0,031-0,05 0,01-0,03 <0,01 & >0,051 3 >2,0 1,0-1,9 <1 3 >4 3-4 <3 3 7,4-8,5 6-7,3 <6 & >9 2 25-30 18-24 & <18 & >32 31-32 2 <20 20-40 >40 2 <5 5-10 >10 2 10,1062,106-10,106 <2,106 & 15,106 15.106 2 >2 1-2 <1 1 2 25-35 0,1862,480 36-65 0,027-0,250 <25 & >65 <20,30 & >44,60 Referensi Agus (2008) Supratno (2006) Agus (2008) Agus (2008) Agus (2008) Effendi (2003) Effendi (2003) Landner (1976) Strin (1981) Effendi (2003) Kordi (2007) 14 MSPi STUDENT JOURNAL, VOL. I NO. 1 pp 11-21 UNIVERSITAS BRAWIJAYA Recieved 18 January 2013, Accepted 16 May 2013 HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Tambak Penelitian Tambak yang berada di Desa Tritunggal Kec. Babat ini mayoritas merupakan tambak tradisional dan juga merupakan tambak air tawar, karena sumber airnya berasal dari sungai aliran irigasi dan air yang berasal dari bengawan. Berikut ini adalah deskripsi dari 4 tambak yang di gunakan sebagai penelitian : a. Tambak 1 Tambak yang airnya berasal dari sungai tadah hujan ini merupakan tambak milik bapak badawi yang terletak di sebelah kiri jalan utama menuju persawahan dan dekat dengan aliran sungai tadah hujan yang biasa digunakan sebagai sumber pengairan di persawahan. Tambak 2 ini berukuran 200 m , berbentuk persegi panjang, tidak memiliki pintu dan pemasukan atau mengeluaran air tambak dilakukan dengan menggunakan mesin disel. Kontruksi tambak, pematang tambak pada lokasi penelitian ini memiliki tinggi ± 1,5 m dari dasar tambak dengan lebar ± 1 m. Komoditas pada tambak satu ini adalah ikan mujair, ikan tawes dan ikan tombro dengan padat tebar 1 rean (5000 ekor), ikan mujair ½ rean (2500 ekor) dan ikan bader 1 rean (5000 ekor). b. Tambak 2 Tambak 2 ini airnya berasal dari sungai tadah hujan pula, tambak ini milik bapak burhanudin yang terletak di sebelah utara dari tambak milik bapak badawi. Tambak ini memiliki 2 ukuran 200 m dan bentuk tidak beraturan. Kontrusi bangunan pada tambak 2 sama seperti kontruksi bangunan pada tambak 1. Begitu pula dengan komoditas yang ada pada tambak 2 sama dengan tambak 1. c. Tambak 3 Tambak 3 ini airnya berasal dari terusan sungai bengawan solo. Tambak 3 ini letaknya cukup jauh dari tambak 1 dan 2 dan berbatasan dengan desa lain yang dialiri terusan sungai bengawan solo. Tambak 3 ini merupakan tambak milik bapak suhari. Tambak ini memiliki luas 2 400 m dan berbentuk persegi panjang. Kontrusi bangunan pada tambak 3 sama seperti kontruksi bangunan pada tamabak 1 dan 2. Komoditas pada tambak 3 yaitu ikan mujair, ikan tombro dan ikan tawes dengan padat tebar ikan tombro 1 rean (5000 ekor), ikan mujair ½ rean (2500 ekor) dan ikan tawes 1 rean (5000 ekor). d. Tambak 4 Tambak 4 merupakan tambak yang airnya berasal dari terusai sungai bengawan solo. Tambak ini memiliki luas lahan 200 m2 dan berada di sebelah tambak bapak suhari. Tambak ini merupakan tambak milik bapak khanan. Kontrusi bangunan pada tambak 4 sama seperti kontruksi bangunan pada tamabak 3. Begitu pula dengan komoditas yang ada pada tambak 4 sama dengan tambak 3. Yaitu ikan mujair, ikan tawes dan ikan tombro dengan padat tebar ½ rean (2500 ekor) dan ikan tawes 1 rean (5000 ekor). Analisis Kelayakan Tanah Tambak Berdasarkan Nilai Soil Quality Index (SQI) Hasil perhitungan dan peneraan parameter tanah yang merupakan variabel penentuan kelayakan tambak dari tambak 1, tambak 2, tambak 3, tambak 4 secara berurutan tersaji pada Tabel 3, 4, 5, 6 sebagai berikut : No 1 2 3 4 5 6 7 Tabel 3. Nilai Parameter Kelayakan Tanah Tambak 1 Parameter Hasil Pengukuran Bobot Nilai Tekstur tanah Liat 0,13 90 Bahan organik (%) 1,69 0,2 80 Potensial Redoks (mV) (+134)-(+174) 0,2 90 KTK (meq/100g) 52,02-56,50 0,13 60 pH tanah 7,1-7,2 0,2 90 Nitrat (%) 0,24-0,50 0,06 60 Phospat (%) 0,0015-0,024 0,06 60 Total SQI Kategori Total Nilai 11,7 16 18 7,8 18 3,6 3,6 78,7 61,93 Baik Pada tabel 3 tekstur tanah pada tambak 1 mempunyai jenis tanah liat, dan diberi nilai 90 karena kandungan liatnya lebih dari 35%. Sehingga tingkat porositas tanah sangat baik. Menurut Notohadiprawiro (1998), menyatakan apabila fraksi liat >35% tanah disebut bertekstur liat. Bahan organik tanah mempunyai hasil 1,69-1,79% dan diberi nilai 80 karena menurut Tianren 15 MSPi STUDENT JOURNAL, VOL. I NO. 1 pp 11-21 UNIVERSITAS BRAWIJAYA Recieved 18 January 2013, Accepted 16 May 2013 (1985), menyatakan bahwa nilai bahan organik tanah yang baik 2,5 %. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai bahan organik tanah pada tambak 1 dalam keadaan yang cukup baik. Potensi redoks diberikan nilai 90 karena hasilnya mempunyai nilai yang positif berkisar antara (+134) sampai (+174) menurut Tianren (1987), menyatakan bahwa niali redoks yang baik adalah mempunyai nilai Eh posotif. Potensial redoks dinyatakan posotif karena tanah dalam kondisi aerobik (terdapat oksigen) sehingga dapat digunakan untuk proses dekomposisi. Kapasitas tukar kation tanah (KTK) diberikan nilai 60, karena kisaran nilai KTK yang didapat adalah 52,02-56,50 meq/100g. Menurut Tianren (1985) menyatakan bahwa nilai yang baik bagi KTK yaitu > 100 meq/100g, jadi dapat disimpulkan bahwa nilai KTK yang didapat dinyatakan dalam kondisi sedang. pH tanah diberikan nilai 90 karena kisaran nilai yang didapatkan selama penelitian cenderung stabil yakni 7.Menurut Supratno (2006), pH tanah yang baik adalah 6,5-7,5. Nitrat diberikan nilai sebesar 60 dengan kisaran antara 0,24-0,50. Menurut Hardjowigeno (1993), kadar nitrat dengan nilai 0,210,50% masih dapat dikatan dalam keadaan sedang. Phospat diberi nilai 60 karena nilainya berkisar antara 15-24 ppm dan dapat dinyatakan phospat tanah dalam keadaan sedang karena menurut Hardjowigeno (1993), kadar phospat yang sedang dalam tanah adalah berkisar antara 16-25ppm. No 1 2 3 4 5 6 7 Tabel 4. Nilai Parameter Kelayakan Tanah Tambak 2 Parameter Hasil Pengukuran Bobot Nilai Tekstur tanah Liat 0,13 90 Bahan organik (%) 2,41-2,51 0,2 80 Potensial Redoks (mV) (+23)-(+160) 0,2 90 KTK (meq/100g) 58,23-64,08 0,13 60 pH tanah 7,1 0,2 85 Nitrat (%) 0,31-0,55 0,06 70 Phospat (%) 0,0016-0,0022 0,06 60 Total SQI Kategori Total Nilai 11,7 16 18 7,8 17 4,2 3,6 78,3 61,30 Baik Pada tabel 4 tekstur tanah pada tambak 2 mempunyai tekstur tanah tambak mempunyai jenis tanah liat, dan diberi niali 90 karena kandungan liatnya lebih dari 35%. Bahan organik tanah diberikan nilai 80 karena berkisar antara 2,41-2,51% yang menunjukkan pada kondisi bahan organik tanah dalam keadaan sedang. Menurut Tianren (1985), menyatakan bahwa niali bahan organik tanah yang baik 2,5%. Potensial redoks pada tanah diberikan nilai sebesar 90 karena redoks memiliki nilai positif yaitu (+23) sampai (+160 mv), menurut Tianren (1987), menyatakan bahwa niali redoks yang baik adalah mempunyai nilai Eh posotif. Sedangkan kapasitas tukar kation tanah diberikan nilai 60 hal ini dikarenakan kisaran nilai KTK yang didapatkan adalah 58,23-64,08 meq/100g, Menurut Tianren (1985), menyatakan bahwa nilai yang baik bagi KTK yaitu > 100 meq/100g, jadi dapat disimpulkan bahwa nilai KTK yang didapat dapat dinyatakan dalam kondisi sedang. pH tanah diberikan nilai 85 karena kisaran nilai yang didapatkan selama penelitian cenderung stabil yakni 7,1. Menurut Supratno (2006), pH tanah yang baik adalah 6,5-7,5. Nitrat diberikan nilai sebesar 70 karena menurut Hardjowigeno (1993), kadar nitrat dengan nilai 0,31-0,55 masih dapat dikatan dalam keadaan sedang mendekati baik. Phospat diberikan nilai 60 dengan kisaran nilai kandungan phospat dalam tanah antara 16,3022 ppm. Menurut Hardjowigeno (1993), menyatakan bahwa kandungan phospat yang sedang dalam tanah adalah berkisar antara 16-25 ppm. No 1 2 3 4 5 6 7 Tabel 5. Nilai Parameter Kelayakan Tanah Tambak 3 Parameter Hasil Pengukuran Bobot Nilai Tekstur tanah Liat 0,13 90 Bahan organik (%) 2,17-2,27 0,2 80 Potensial Redoks (mV) (+179)-(+185) 0,2 90 KTK (meq/100g) 65,74-64,66 0,13 60 pH tanah 7,0-7,1 0,2 85 Nitrat (%) 0,20-0,25 0,06 60 Phospat (%) 0,0010-0,0014 0,06 33 Total SQI Kategori Total Nilai 11,7 16 18 7,8 17 3,6 1,98 76,08 57,88 Baik 16 MSPi STUDENT JOURNAL, VOL. I NO. 1 pp 11-21 UNIVERSITAS BRAWIJAYA Recieved 18 January 2013, Accepted 16 May 2013 Pada tabel 5 penilaian parameter tekstur tanah pada tambak 3 dengan tekstur tanah liat diberi nilai 90 karena kandungan liatnya lebih dari 35%. Sehingga tingkat porositas tanah sangat baik. Bahan organik tanah diberi nilai 80 karena kisaran bahan organik tanah 2,17-2,27% sedangkan kisaran yang baik untuk bahan organik tanah adalah 2,5%. Peranan bahan organik dalam tanah menurut Soedijanto (1982), peranan bahan organik tanah sesuai dengan kegiatana jasad-jasad renik antara lain adalah memberikan warna hitam coklat pada tanah, bahan organik tanah juga mempengaruhi sifat-sifat fisis tanah, menaikkan nilai tukar kation tanah. sehingga bahan organik tanah pada tambak 3 tergolong dalam kondisi yang baik. Potensial redoks diberikan nilai 90 menurut Tianren (1987), menyatakan bahwa niali redoks yang baik adalah mempunyai nilai Eh posotif. KTK diberikan nilai 60 karena tergolong dalam kisaran sedang yaitu 65,74 – 64,66 meq/100g. pH tanah diberikan nilai 85 karena pH tanah yang baik yaitu 6,5 - 7,5. Nitrat diberikan nilai 60 karena mempunyai nilai berkisar antara 0,20-0,25% sehingga dapat dinyatakan dalam keadaan sedang. Phospat dalam tanah diberikan niilai sebesar 33karena nilai phospat yang didapat berkisar antara 10-14, karena menurut Hardjowigeno (1993), menyatakan bahwa kisaran nilai 10-15 ppm dapat digolongkan dalam keadaan buruk sehingga kadar phospat dalam tanah dapat dinyatakan dalam keadaan buruk. Pada tabel 6 penilaian tekstur tanah pada tambak 4 dengan tekstur tanah liatdiberi nilai 90 karena kandungan liatnya lebih dari 35%. Sehingga tingkat porositas tanah sangat baik. Bahan organik tanah diberi nilai 66 dengan kisaran 1,71-2,65 % dari hasil yang didapat menyatakan bahwa bahan organik dalam kondisi sedang. Menurut Tianren (1985), menyatakan bahwa nilai bahan organik tanah yang baik adalah 2,5 %. Potensial redoks diberikan nilai 90 karena nilai redoks positif. KTK diberikan nilai 60 karena tergolong dalam kisaran sedang yaitu 61,46-70,09 meq/100g menurut Tianren (1985), nilai KTK yang baik adalah >100. pH tanah diberikan nilai 90 karena kisaran nilai yang didapatkan selama penelitian cenderung stabil yakni 7. Menurut Supratno (2006), pH tanah yang baik adalah 6,5-7,5. Nitrat diberikan nilai sebesar 60 karena nilai nitrat dalam kandungan tanah berkisar antara 0,18-0,30 % dan dapat dinyatakan dalam keadaan sedang kadarnya dalam tanah. Menurut Hardjowigeno (1993), menuyatakan bahwa kandungan nitrat dalam tanah dapat dikatakan dalam nilai yang sedang apabila berkisar antara 0,21-0,50 %. Phospat dalam tanah diberikan nilai sebesar 30 karena dinyatakan dalam keadaan buruk dengan kisaran nilai antara 30-32 ppm. Menurut Hardjowigeno (1993), phospat dalam tanah dapat dinyatakan dalam keadaan baik apabila mempunyai nilai yang berkisar antara 7,90-12 ppm. Hasil dari keseluruhan data penilaian klas kelayakan pada 4 tambak dengan menggunakan soil quality index (SQI) untuk tambak di Desa Tritunggal tertera pada Tabel 7. No 1 2 3 4 5 6 7 Tabel 6. Nilai Parameter Kelayakan Tanah Tambak 4 Parameter Hasil Pengukuran Bobot Nilai Tekstur tanah Lempung berdebu 0,13 90 Bahan organik (%) 1,71-2,65 0,2 66 Potensial redoks (mV) (+102)-(+166) 0,2 90 KTK (meq/100g) 61,46-70,09 0,13 60 pH tanah 7,2-7,4 0,2 90 Nitrat (%) 0,18-0,30 0,06 30 Phospat (%) 0,0007-0,0012 0,06 30 Total SQI Kategori Total Nilai 11,7 13,2 18 7,8 18 1,8 1,8 74,1 54,90 Baik Tabel 7. Hasil Penilaian Kelayakan Tanah Tambak Tambak Parameter Tanah Nilai SQI Kategori 1 61,93 Baik 2 61,30 Baik 3 57,88 Baik 4 54,90 Baik Hasil penilaian kelayakan tanah tambak secara keseluruhan dapat dinyatakan dalam kondisi baik, yang berarti kondisi tanah layak untuk lahan budidaya. Tanah dengan kondisi baik atau layak ini lebih muda untuk pengelolaan tanahnya dan hasil produktifitasnya akan baik jika tanah dikelolah dengan baik. Dalam upaya peningkatan produksi tanah tambak dapat dilihat dari parameter yang memenuhi standart bagi pemanfaatan budidaya. 17 MSPi STUDENT JOURNAL, VOL. I NO. 1 pp 11-21 UNIVERSITAS BRAWIJAYA Recieved 18 January 2013, Accepted 16 May 2013 Analisis Kelayakan Kualitas Air Tambak Berdasarkan Nilai Water Quality Index (WQI) Penilaian kualitas air tambak tambak 1 parameter orthofosfat diberi nilai 80 karena hasil yang didapatkan menurut Agus (2008), menyatakan bahwa nilai phospat yang baik diperairan antara 0,031-0,05mg/l. Nitrat diberi nilai 80 karena hasil yang didapat cukup baik menurut Supratno (2006), 1,9-2,0 dan >2,0. Oksigen terlarut diberi nilai 90 karena kisaran nilai DO yang didapat >4 kadar oksigen terlarutnya telah mendekati optimal dan dengan melimpahnya oksigen di perairan tambak maka organisme budidaya dapat beraktivitas lebih banyak dan siklus aerob pun berjalan lancar. Suhu air diberi nilai 90 karena suhu yang baik bagi perairan berkisaran o antara 25-30 C dan jika melebihi dari itu maka aktivitas organisme dalam pernafasan dapat berlangsung cepat sehingga mempengaruhi kadar oksigen terlarut di perairan nantinya. pH air diberi nilai 90 karena pH yang baik untuk perairan adalah 7,4-8,5. Tom diberikan nilai 80 karena nilai TOM yang baik untuk perairan adalah <20. CO 2 diberi nilai 33 karena mempunyai kadar CO2 yang sangat tinggi >10. Effendi (2003), menjelaskan bahwa perairan yang diperuntukkan bagi kepentingan perikanan sebaiknya mengandung kadar karbondioksida bebas <5 mg/l. Amonia diberi nilai 80 karena amonia dalam keadaan sedang, kadar amonia yang dinyatakan sedang diperairan berkisar antara 0,027-0,250. Densitas fitoplankton diberikan nilai 25 karena kelimpahan fitoplankton <2,105 cel/ml. Keragaman fitoplankton diberikan nilai 50 karena nilai yang didapatkan lebih dari satu. Kecerahan diberi nilai 80 karena nilai kecerahan tergolong dalam keadaan yang baik. Hasil perhitungan dan peneraan parameter kualitas air yang merupakan variabel penentuan kelayakan tambak dari tambak 1, 2, 3 dan 4 secara berurutan tersaji pada Tabel 8, 9, 10, 11. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Tabel 8. Nilai Parameter Kelayakan Kualitas Air Tambak 1 Parameter Pengukuran Bobot Nilai Nilai Total Kecerahan (cm) 21,40 0,04 80 3,2 o Suhu ( C) 29-31 0,08 90 7,2 Oksigen terlarut (mg/L) 6,1-7,7 0,12 90 10,8 CO2 bebas (mg/L) 0-6 0,08 90 7,2 pH 8,6-9 0,12 80 9,6 Nitrat (mg/L) 0,984-5,16 0,12 80 9,6 Orthofosfat (mg/L) 0,078-0,124 0,12 80 9,6 Amonia (mg/L) 0,08-0,74 0,08 70 5,6 TOM (mg/L) 7,70-22,12 0,08 80 6,4 5 6 Densitas fitoplankton (cel/ml) 2.10 -1.10 0,08 25 2 Diversitas fitoplankton (H) 0,54-1,71 0,08 50 4 Total 75,2 WQI 56,55 Kategori Baik Tabel 9. Nilai Parameter Kelayakan Kualitas Air Tambak 2 Parameter Pengukuran Bobot Nilai Nilai Total Kecerahan (cm) 21-50-30 0,04 90 3,6 o Suhu ( C) 32 0,08 90 7,2 Oksigen terlarut (mg/L) 6,5-7,76 0,12 90 10,8 CO2 bebas (mg/L) 0-5 0,08 90 7,2 pH 8,5-10 0,12 70 8,4 Nitrat (mg/L) 0,584-7,052 0,12 70 8,4 Orthofosfat (mg/L) 0,120-0,170 0,12 80 9,6 Amonia (mg/L) 0,12-0,73 0,08 80 6,4 TOM (mg/L) 4-18,96 0,08 70 5,6 4 5 Densitas fitoplankton (cel/ml) 6.10 -7.10 0,08 33 2,6 Diversitas fitoplankton (H) 0,92-0,96 0,08 30 2,4 Total 72,2 WQI 52,12 Kategori Baik Penilaian kualitas air tambak 2 parameter orthofosfat diberi nilai 80 karena hasil yang didapatkan hasil yang didapatkan menurut Agus (2008), menyatakan bahwa nilai phospat yang baik diperairan antara 0,031-0,05mg/l. Nitrat diberi nilai 70 karena hasil yang didapat dalam kisaran 18 MSPi STUDENT JOURNAL, VOL. I NO. 1 pp 11-21 UNIVERSITAS BRAWIJAYA Recieved 18 January 2013, Accepted 16 May 2013 sedang menurut Supratno (2006), menyatakan bahwa kisaran nilai nitrat dalam kondisi sedang adalah antara 1,0-1,9mg/l. Phosphat diberi nilai 80 karena termasuk dalam kategori baik menurut Agus (2008), phospat termasuk dalam kategori baik pada kisaran 0,031-0,05. Oksigen terlarut diberi nilai 90 karena kisaran nilai DO yang didapat >4 kadar oksigen terlarutnya telah mendekati optimal dan dengan melimpahnya oksigen di perairan tambak maka organisme budidaya dapat beraktivitas lebih banyak dan siklus aerob pun berjalan lancar. Suhu air diberi nilai 90 karena suhu yang baik bagi perairan berkisaran antara 25-30 o C dan jika melebihi dari itu maka aktivitas organisme dalam pernafasan dapat berlangsung cepat sehingga mempengaruhi kadar oksigen terlarut di perairan nantinya. pH air diberi nilai 80 karena pH yang baik untuk perairan adalah 7,4-8,5. TOM diberikan nilai 70 karena nilai TOM berada pada kisaran cenderung baik dan cenderung sedang. CO 2 diberi nilai 30 karena mempunyai kadar CO2 yang sangat tinggi >10. Effendi (2003), menjelaskan bahwa perairan yang diperuntukkan bagi kepentingan perikanan sebaiknya mengandung kadar karbondioksida bebas <5 mg/l. Amonia diberi nilai 80 karena amonia dalam keadaan sedang, kadar amonia yang dinyatakan sedang diperairan berkisar antara 0,027-0,250. Densitas fitoplankton diberikan nilai 33 karena kelimpahan fitoplankton <2.105 cel/ml. Keragaman fitoplankton diberikan nilai 30 karena nilai yang didapatkan kurang dari satu. Kecerahan diberi nilai 90 karena nilai kecerahan tergolong dalam keadaan yang baik. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Tabel 10. Nilai Parameter Kelayakan Kualitas Air Tambak 3 Parameter Pengukuran Bobot Nilai Nilai Total Kecerahan (cm) 19,50-29,50 0,04 90 3,6 o Suhu ( C) 32 0,08 90 7,2 Oksigen terlarut (mg/L) 6,2-7,1 0,12 90 10,8 CO2 bebas (mg/L) 5-6,48 0,08 60 4,8 pH 8-8,2 0,12 90 10,8 Nitrat (mg/L) 0,542-2,279 0,12 70 8,4 Orthofosfat (mg/L) 0,032-0,173 0,12 70 8,4 Amonia (mg/L) 0,09-0,13 0,08 70 5,6 TOM (mg/L) 4,42-9 0,08 70 56 4 4 Densitas fitoplankton (cel/ml) 3.10 -10.10 0,08 27 2,16 Diversitas fitoplankton (H) 0,50-0,75 0,08 90 7,2 Total 74,56 WQI 55,59 Kategori Baik Penilaian kualitas air tambak 3 parameter orthofosfat diberi nilai 70 karena hasil yang didapatkan saat penelitian dalam kisaran baik untuk perairan menurut Agus (2008), phospat termasuk dalam kategori baik pada kisaran 0,031-0,05mg/l. Nitrat diberi nilai 70 karena hasil yang didapat dalam kisaran sedang menurut Supratno (2006), menyatakan bahwa kisaran nilai nitrat dalam kondisi sedang adalah antara 1,0-1,9 mg/l. Oksigen terlarut diberi nilai 90 karena kisaran nilai DO yang didapat >4 kadar oksigen terlarutnya telah mendekati optimal dan dengan melimpahnya oksigen di perairan tambak maka organisme budidaya dapat beraktivitas lebih banyak dan siklus aerob pun berjalan lancar. Suhu air diberi nilai 90 karena suhu yang baik bagi perairan berkisaran antara 25-30 o C dan jika melebihi dari itu maka aktivitas organisme dalam pernafasan dapat berlangsung cepat sehingga mempengaruhi kadar oksigen terlarut di perairan nantinya. pH air diberi nilai 90 karena pH yang baik untuk perairan adalah 7,4-8,5. TOM diberikan nilai 30 karena nilai TOM berada pada kisaran cenderung berlebih yaitu >40. CO2 diberi nilai 30 karena mempunyai kadar CO2 yang sangat tinggi >10. Effendi (2003), menjelaskan bahwa perairan yang diperuntukkan bagi kepentingan perikanan sebaiknya mengandung kadar karbondioksida bebas < 5 mg/l. Amonia diberi nilai 66 karena amonia dalam keadaan sedang, kadar amonia yang dinyatakan sedang diperairan berkisar antara 0,027-0,250. Densitas fitoplankton diberikan nilai 25 karena kelimpahan fitoplankton <2.105 cel/ml. Keragaman fitoplankton diberikan nilai 27 karena nilai yang didapatkan kurang dari satu. Kecerahan diberi nilai 90 karena nilai kecerahan tergolong dalam keadaan yang baik. 19 MSPi STUDENT JOURNAL, VOL. I NO. 1 pp 11-21 UNIVERSITAS BRAWIJAYA Recieved 18 January 2013, Accepted 16 May 2013 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Tabel 11. Nilai Parameter Kelayakan Kualitas Air 4 Parameter Pengukuran Bobot Nilai Kecerahan (cm) 19,50-29,50 0,04 80 o Suhu ( C) 32 0,08 90 Oksigen terlarut (mg/L) 5,7-6,6 0,12 90 CO2 bebas (mg/L) 4-7 0,08 60 pH 8-8,4 0,12 90 Nitrat (mg/L) 0,606-4,558 0,12 80 Orthofosfat (mg/L) 0,096-0,264 0,12 80 Amonia (mg/L) 0,08-0,38 0,08 70 TOM (mg/L) 5,05-7,58 0,08 70 3 4 Densitas fitoplankton (cel/ml) 8.10 -3.10 0,08 30 Diversitas fitoplankton (H) 0,63-0,79 0,08 80 Total WQI Kategori Nilai Total 3,2 7,2 10,8 4,8 10,8 9,6 9,6 5,6 5,6 2,4 6,4 76 57,76 Baik Penilaian kualitas air tambak 4 parameter orthofosfat diberi nilai 80 karena hasil yang didapatkan saat penelitian dalam kisaran baik untuk perairan menurut Agus (2008), phospat termasuk dalam kategori baik pada kisaran 0,031-0,05 mg/l. Nitrat diberi nilai 80 karena hasil yang didapat dalam kisaran baik cenderung sedang menurut Supratno (2006), menyatakan bahwa kisaran nilai nitrat dalam kondisi sedang adalah antara 1,0-1,9 mg/l. Oksigen terlarut diberi nilai 90 karena kisaran nilai DO yang didapat >4 kadar oksigen terlarutnya telah mendekati optimal dan dengan melimpahnya oksigen di perairan tambak maka organisme budidaya dapat beraktivitas lebih banyak dan siklus aerob pun berjalan lancar. o Suhu air diberi nilai 90 karena suhu yang baik bagi perairan berkisaran antara 25-30 C dan jika melebihi dari itu maka aktivitas organisme dalam pernafasan dapat berlangsung cepat sehingga mempengaruhi kadar oksigen terlarut di perairan nantinya. pH air diberi nilai 90 karena pH yang baik untuk perairan adalah 7,4-8,5. TOM diberikan nilai 80 karena nilai TOM berada pada kisaran cenderung baik dan cenderung sedang. CO 2 diberi nilai 30 karena mempunyai kadar CO2 yang sangat tinggi >10. Effendi (2003), menjelaskan bahwa perairan yang diperuntukkan bagi kepentingan perikanan sebaiknya mengandung kadar karbondioksida bebas <5 mg/l. Amonia diberi nilai 80 karena amonia dalam keadaan sedang, kadar ammonia. Densitas fitoplankton diberikan nilai 25 karena kelimpahan fitoplankton <2.105 cel/L. Keragaman fitoplankton diberikan nilai 30 karena nilai yang didapatkan kurang dari satu. Kecerahan diberi nilai 80 karena nilai kecerahan tergolong dalam keadaan yang baik. Sehingga dari keseluruhan data hasil penilaian klas kelayakan pada 4 tambak dengan menggunakan water quality index (WQI) di Desa Tritunggal tertera pada Tabel 12. Tabel 12. Hasil Penilaian Kelayakan Kualitas Air Parameter Tambak Nilai WQI Kategori 1 56,55 Baik 2 52,12 Baik 3 55,59 Baik 4 57,76 Baik Pada tambak 1, 2 dan 4 dikategorikan dalam keadaan baik, sedangkan tambak 3 dikategorikan dalam keadaan sedang. Hasil penelitian kualitas air secara keseluruhan dapat dinyatakan dalam kondisi baik, yang berarti kondisi tanah dapat dilakukan pengelolaan kualitas air yang lebih baik sehingga dapat mendapatkan hasil yang maksimal/produktifitasnya tinggi. Hasil Analisis Evaluasi Kelayakan Tambak Penelitian Hasil penilaian klas kelayakan dengan soil quality index didapatkan bahwatanah tambak 1, 2, 3, 4termasuk dalam kategori baik dengan nilai berturutturut adalah 61,93; 61,30; 57,88; 54,90 yang berarti keadaan tanah tambak dalam keadaan baik. Dan dari hasil penilaian klas kelayakan pada kualitas air dengan water quality index untuk tambak secara keseluruhan didapatkan dalam kondisi baik dengan nilai yang didapatkan untuk tambak 1, 2, 3, 4 secara berturut-turut adalah 56,55; 52,12; 55,59; 57,76. Jadi dapat dilihat rata-rata dari keseluruhan nilai SQI dan WQI dapat dilihat pada tabel 19 sebagai berikut: 20 MSPi STUDENT JOURNAL, VOL. I NO. 1 pp 11-21 UNIVERSITAS BRAWIJAYA Recieved 18 January 2013, Accepted 16 May 2013 Tabel 13. Rata-rata Nilai SQI dan WQI Kondisi 1 2 3 4 Tanah tambak 61,93 61,3 57,88 54,90 Air tambak 56,55 52,12 55,59 57,76 Rata-rata 59,24 56,71 56,73 56,33 Berdasarkan data tersebut diatas, kondisi kelayakan tambak tradisional di Desa Tritunggal berdasarkan kondisi biofisiknya termasuk dalam kategori baik, yang berarti kondisi tambak dapat dilakukan pengelolaan kualitas tanah yang lebih baik sehingga mendapatkan hasil yang produksi yang maksimal, karena tanah merupakan kunci keberhasilan tambak dan kualitas tanah sangat mempengaruhi kualitas air. Dari hasil penelitian didapatkan urutan tambak dari yang terbaik yaitu dimulai dari tambak 1, tambak 3, tambak 2 dan tambak 4. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan observasi lapangan dan pengambilan sampel tanah dan air di tambak tradisional Desa Tritunggal, Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan dapat disimpulkan bahwa : 1. Kondisi tanah tambak 1,2,3,4 termasuk dalam kategori baik. Berdasarkan penilaian menggunakan soil quality index didapatkan hasil tekstur tanah dalam keadaan baik dengan tekstur liat (70-82%). pH tanah dalam keadaan baik (7,0-7,4). Bahan organik tanah dalam keadaan baik (1,69-2,65). Potensial redoks tanah dalam keadaan baik karena mempunyai nilai redoks positif. Kapasitas tukar kation dalam keadaan sedang (52,02-70,09). Nitrat dalam keadaan sedang (0,20-0,55). Dan yang terakhir adalah phospat yang masuk dalam kategori sedang (10-24). 2. Kondisi kualitas air tambak 1,2,3,4 termasuk dalam kategori baik. Berdasarkan penelitian menggunakan water quality index didapat hasil kecerahan air tambak dalam kategori sedang (19,40-30). Suhu air tambak masuk dalam kategori baik (29-32), oksigen terlarut termasuk pada kategori baik (5,7-7,76), karbondioksida bebas masuk dalam kategori baik (0-7), pH dalam keadaan baik (8-10). Nitrat dapat digolongkan dalam kategori sedang (0,541-7,052), orthofosfat termasuk dalam kategori buruk (0,078-0,264), amonia dalam kategori buruk (0,080,74) dan yang terakhir TOM termasuk dalam kategori baik (4-22,12). 3. Secara keseluruhan nilai soil quality index/water quality index termasuk dalam kategori baik. Dan untuk mendapatkan hasil produksi panen yang maksimal perlu adanya pengelolaan kualitas tanah dengan baik. Dengan adanya kualitas tanah yang baik maka juga akan mempengaruhi kualitas air menjadi baik pula. Saran Berdasarkan data hasil kondisi tanah yang diperoleh, untuk memperbaikinya maka perlu dilakukan pengolahan tanah yang lebih baik daripada sebelumnya misalnya dengan revitalisasi, pembalikan tanah dan pengeringan tanah untuk mengurangi bahan organik tanah yang terlampau banyak. Atau dapat dilakukan peristirahatan penggunaan tambak ± 4 bulan atau 1 periode budidaya agar kondisi tambak tidak mengalami penurunan secara terus menerus. DAFTAR PUSTAKA Agus, M. 2008. Analisis Carrying Capacity Tambak pada Sentra Budidaya Kepiting Bakau (Scilla sp) di Kabupaten Pemalang – Jawa Tengah. TESIS. Universitas Diponegoro. Semarang. Effendi, H . 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. Kanisius. Jogjakarta. Hardjowigeno,S. 1993. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. CV. Akademika Pressindo.Jakarta. Notohadiprawiro, T. 1998. Tanah dan Lingkungan. Direktorat Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Jenderal Pendidikan Tinggi, Pamungkas, C.B. 2010. Profil Wirausahawan di Bidang Agribisnis. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang. Supratno, T.K.P. 2006. Evaluasi Lahan Tambak Wilayah Pesisir Jepara Untuk Pemanfaatan Budidaya Ikan Kerapu. Tesis. Fakultas Perikanan Universitas Diponegoro. Semarang. Tianren, Y. 1985. Physical Chemistry of Paddy Soils. Science Press. Beijing and SpringerVerlag, Berlin. 21