PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI HUBUNGAN ANTARA MATERIALISME DAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Oleh : I Gusti Ayu Ajeng Dhita Pradnyaningdyah Nim : 099114132 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA MATERIALISME DAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA Disusun oleh : I Gusti Ayu Ajeng Dhita Pradnyaningdyah 099114132 Telah disetujui oleh : Dosen Pembimbing A. Tanti Arini M.Si Yogyakarta ii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI RIPSI HUBUNGAN ANTARA MATERIALISME DAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA Dipersiapkan dan ditulis oleh : I Gusti Ayu Ajeng Dhita Pradnyaningdyah 099114132 Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 21 November 2013 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat Susunan Panitia Penguji Nama Lengkap Tanda Tangan Penguji 1: A. Tanti Arini M.Si ( ) Penguji 2: C. Wijoyo Adinugroho, M. Psi. ( ) Penguji 3: MM. Nimas Eki Suprawati, M. Si., Psi. ( ) Yogyakarta, Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Dekan (C. Siswa Widyatmoko, M. Psi.) iii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Kupersembahkan karya sederhana ini untuk: Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang selalu mendapimgiku. Ajik, Ibu, Mas Agung, Mas Ary, Mbak Ajneg dan Ugek tercinta Bli alit yang kusayangi iv PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 23 Oktober 2013 (I Gusti Ayu Ajeng Dhita Pradnyaningdyah) v PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI HUBUNGAN ANTARA MATERIALISME DAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA I Gusti Ayu Ajeng Dhita Pradnyaningdyah ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara materialisme dengan perilaku seksual pranikah pada remaja. Hipotesis yang diajukan yaitu terdapat korelasi yang positif antara materialisme dengan perilaku seksual pranikah remaja. Subjek yang digunakan dalam peneltian ini sebanyak 147 orang mahasiswa baru dan belum menikah yang berusia 18-24 tahun. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua skala, yaitu skala materialisme yang diadaptasi dari Materialism Value Scale Richins and Dawson 1992 dan skala perilaku seksual pranikah. Koefisien UHOLDELOLWDVSDGDNHGXDVNDODGLXMLGHQJDQPHQJJXQDNDQ&URQEDFK¶V$OSKDGHQJDQKDVLONRHILVLHQ sebesar 0.862 untuk skala materialisme dan koefisien sebesar 0.923untuk skala perilaku seksual. Dari hasil analisis data dengan menggunakan metode korelasi Spearman. Hasilnya menunjukkan bahwa kedua variabel terebut memiliki koefisien korelasi sebesar 0.220 dengan signifikansi 0.004. Angka tersebut menunjukkan bahwa kedua variabel memiliki korelasi yang positif. Hasil tersebut juga mengindikasikan bahwa hipotesis diterima. Kata kunci : materialisme, perilaku seksual pranikah, remaja. vi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI THE RELATION BETWEEN OF MATERIALISM AND PREMARITAL SEXUAL BEHAVIOR IN ADOLESCENT I Gusti Ayu Ajeng Dhita Pradnyaningdyah ABSTRACT The purpose of this research was to find out the correlation between materialism and premarital sexual behavior in adolescent. The hypothesis proposed was there is a correlation between of materialism and premarital sexual behavior. The subjects of this research were 147 new students and unmarried student with aged between 18-24 years old. The instruments of this research used two measurements which is materialism scale that adapted from Richiins & Dawson 1992 Materialism Value Scale and premarital sexual behavior scale. The reliability coefficient of the scales was taste E\ &URQEDFK¶V Alpha technique with value 0.862 for materialism scale and prematiral sexual behavior scale reliability coefficient 0.923. The data was analyzed by Spearman. The result shows that the coefficient correlation gotten as 0.220 on significant rate on 0.004. The result of the data analyzed showed that two variables correlation was positive. The result also indicated that the hypothesis was accepted. Keywords : materialism, premarital sexual behavior, adolescent. vii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : I Gusti Ayu Ajeng Dhita Pradnyaningdyah Nomor Mahasiswa : 099114132 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : ³+8%81*$1$17$5$0$7(5,$/,60('$13(5,/$.8 6(.68$/35$1,.$+3$'$5(0$-$´ beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan pada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta, Pada Tanggal : 23 Oktober 2013 Yang menyatakan (I Gusti Ayu Ajeng Dhita Pradnyaningdyah) viii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena atas berkatNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Sanata Dharma. Peneliti menyadari keterbatasan terhadap penuli, sehingga dari bantuan dari beberapa pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Cornelius Siswa Widyatmoko, M.Psi. selaku Dekan Fakultas Psikologi dan Dosen Pembimbing Akademik. Terima kasih atas bantuan Bapak dari awal perkuliahan saya sampai terselesaikan skripsi ini. 2. Ibu Ratri Sunar Astuti M. Si. selaku Ketua Program Studi Psikologi. 3. Ibu A. Tanti Arini, M. Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Terima kasih telah membantu saya dari awal penulisan skripsi ini sampai terselesaikannya skripsi ini. 4. C. Wijoyo Adinugroho, M. Psi. dan MM. Nimas Eki Suprawati, M. Si., Psi. selaku dosen penguji skripsi. Terimakasih atas pertanyaan, kritik dan saran. 5. Ibu Lusia Pratidarmanstiti. M. Si. yang kukasihi, terima kasih atas ilmu pengetahuan yang Ibu berikan. Terima kasih telah mau mendengarkan semua curhatanku. Semua nasihat Ibu akan selalu ku ingat. 6. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi yang telah membagikan banyak ilmu kepada penulis. ix PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 7. Bu Nanik, Mas Gandung, Mas Muji, dan Mas Doni yang telah membantu saya selama di Fakultas Psikologi. 8. Ajik dan Ibu yang sangat aku cintai, terima kasih atas cinta kasih kalian selama ini sehingga aku dapat seperti ini sekarang. Besar keinginanku untuk memberikan kebahagiaan pada kalian tetapi belum cukup besar untuk membalas kasih sayang dan pengorbanan kalian selama ini. 9. Mas Agung, Mas Ary, Mbak Ajeng, dan Mba Wiqe yang selalu menjadi panutanku, selalu memberi support dalam mengerjakan skripsi ini dan dengan EDLNKDWLXQWXNWLGDNEHUWDQ\D³NDSDQVNULSVLQ\DVHOHVDL'LN"´ 10. Yangti yang ku sayangi. Terima kasih atas doa yang diberikan dan telah membagi energi ketika ku sakit sehingga aku dapat menyelesaikan skripsi ini. 11. Ugek yang selalu meramaikan suasana dirumah Ibu. 12. Tante yang dengan baik hati mau mengurus semua kebutuhan finansialku selama di Jogja. 13. Bli Alit yang dengan setia memberikan banyak semangat dan dukungan dalam segala situasi. Atas dukunganmu aku dapat menyelesaikan skrispsi ini. 14. Seluruh sobat setia C Class 2009 yang telah memberikan warna dalam hidupku selama di Jogja dan mengajarkan artinya persahabatan. Terima kasih untuk bantuan kalian selama ini sampai terselesaikannya skripsi ini. I will miss u guys.. 15. Teman-teman kos Gifa (Birdi, Desi dan Dewi) yang selalu menemaniku dan menghiburku saat aku merasa jenuh untuk menulis skripsi ini. x PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis. Terima kasih untuk dukungan, doa dan kerja sama kalian. Penulis percaya bahwa kasih dan karunia Tuhan selalu menyertai dan memberkati semua pihak yang telah membantu serta memberikan semangat dan dukungannya selama proses penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi orang lain. Yogyakarta, 23 Oktober 2013 Penulis (I Gusti Ayu Ajeng Dhita P.) xi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING................................. ii HALAMAN PENGESAHAN . ........................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN . ....................................................................... iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................... v ABSTRAK .......................................................................................................... vi ABSTRACT ........................................................................................................ vii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................... viii KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii BAB I PENDAHULUAN . .................................................................................. 1 A. Latar Belakang . ........................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah . ................................................................................... 6 C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 6 D. Manfaat Penelitian . .................................................................................. 6 1. Manfaat Teoritis .................................................................................. 6 2. Manfaat Praktis ................................................................................... 7 BAB II LANDASAN TEORI. ............................................................................ 8 A. Remaja ...................................................................................................... 8 xii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 1. Pengertian Remaja . ............................................................................ 8 2. Ciri-ciri Remaja .................................................................................. 9 B. Perilaku Seksual Pranikah Pada Remaja . ................................................. 13 1. Pengertian Perilaku Seksual Pranikah ................................................ 13 2. Tahap-tahap Perilaku Seksual . ........................................................... 13 3. Faktor-faktor yang Mempengaruh Perilaku Seksual Remaja . ........... 16 C. Hedonisme ............................................................................................... 18 1. Pengertian Hedonisme ....................................................................... 18 2. Jenis-jenis Hedonisme ........................................................................ 19 D. Materialisme . ............................................................................................ 20 1. Pengertian Materialisme ..................................................................... 20 2. Aspek-aspek Materialisme . ................................................................ 21 3. Efek Materialisme Pada Remaja . ....................................................... 22 E. Hubungan Antara Materialisme dan Perilaku Seksual Pranikah Pada Remaja . ............................................................................................ 24 F. Hipotesis ................................................................................................... 30 BAB III METODE PENELITIAN . .................................................................. 31 A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ............................................................... 31 B. Identifikasi Variabel . ................................................................................ 31 C. Definisi Operasional ................................................................................. 31 1. Materialisme ....................................................................................... 31 2. Perilaku Seksual Pranikah .................................................................. 32 D. Sampling .................................................................................................. 32 xiii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI E. Subjek Penelitian ...................................................................................... 32 F. Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 33 1. Skala Materialisme ............................................................................. 33 2. Skala Perilaku Seksual Pranikah ........................................................ 34 G. Seleksi Aitem ........................................................................................... 37 H. Hasil Uji Coba Skala Penelitian ............................................................... 38 1. Hasil Analisis Aitem Skala Materialisme .......................................... 38 2. Hasil Analisis Aitem Skala Perilaku Seksual Pranikah ..................... 39 I. Kredibilitas Alat Ukur .............................................................................. 40 1. Estimasi Validitas .............................................................................. 40 2. Reliabilitas .......................................................................................... 41 J. Metode Analisis Data ............................................................................... 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 42 A. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................. 42 B. Data Demografi Subjek Penelitian ........................................................... 42 C. Uji Asumsi ............................................................................................... 43 1. Uji Normalitas .................................................................................... 43 2. Uji Linearitas ...................................................................................... 44 D. Hasil Penelitian ........................................................................................ 44 1. Deskripsi Data Penelitian .................................................................... 44 2. Uji Hipotesis ...................................................................................... 45 E. Pembahasan .............................................................................................. 46 xiv PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 48 A. Kesimpulan .............................................................................................. 48 B. Saran.......................................................................................................... 48 1. Bagi Penelitian Selanjutnya ............................................................... 48 2. Bagi Remaja ........................................................................................ 48 3. Bagi Orang Tua ................................................................................... 49 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 50 xv PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Blue Print Skala Materialisme Sebelum Uji Coba ............................. 33 Tabel 3.2 Pemberian Skor Terhadap Skala Materialisme .................................. 34 Tabel 3.3 Blue Print Skala Perilaku Seksual Pranikah Sebelum Uji Coba ........ 35 Tabel 3.4 Pemberian Bobot Nilai pada Setiap Tahapan Perilaku Seksual Pranikah .............................................................................................. 36 Tabel 3.5 Pemberian Skor Terhadap Skala Perilaku Seksual Pranikah ............. 37 Tabel 3.6 Blue Print Skala Materialisme Setelah Uji Coba ............................... 39 Tabel 3.7 Blue Print Skala Perilaku Seksual Pranikah Setelah Uji Coba ........... 39 Tabel 4.1 Data Usia Subjek Penelitian ............................................................... 43 Tabel 4.2 Data Jenis Kelamin Subjek Penelitian ............................................... 43 Tabel 4.3 Deskripsi Data Penelitian .................................................................... 44 xvi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Skala Sebelum Try Out ................................................................... 57 Lampiran 2 Seleksi Aitem Skala Perilaku Seksual Pranikah ............................. 67 Lampiran 3 Seleksi Aitem Skala Materialisme .................................................. 68 Lampiran 4 Skala Setelah Try Out ..................................................................... 69 Lampiran 5 Uji Reliabilitas Skala Perilaku Seksual Pranikah ........................... 78 Lampiran 6 Uji Reliabilitas Skala Materialisme ................................................ 79 Lampiran 7 Uji Normalitas ................................................................................. 80 Lampiran 8 Uji Linearitas ................................................................................. 81 Lampiran 9 Uji Hipotesis ................................................................................... 82 Lampiran 10 Scatterplot ..................................................................................... 83 Lampiran 11 Keterangan Penelitian ................................................................... 84 xvii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut survey kesehatan reproduksi yang dilakukan oleh BKKBN, anak kelas 6 SD sudah melakukan hubungan pacaran. Perilaku tidak senonoh yang dilakukan remaja ketika bertemu dengan pasangannya mulai meningkat. Sekitar 92% remaja saling berpegangan tangan. Ada 82% saling berciuman dan 63% remaja melakukan petting ketika berpacaran. Menurut Maria, Ketua Komisi Perlindungan Anak (KPAI), mulainya adegan yang mengarah pada perilaku seksual dikarenakan aktivitas pacaran dini. Banyak remaja rata-rata berumur 12 tahun telah melakukan pacaran. Perilaku seksualitas seyogyanya dilakukan oleh pasangan suami istri, sekarang remaja yang hanya berstatus berpacaran pun melakukan hubungan seks. Kalangan remaja saat ini sangat bebas dalam berperilaku seksual. Perlaku seksual tersebut mengakibatkan angka penderita HIV/AIDS di kalangan remaja meningkat tajam. Terjadi peningkatan 700% dari tahun 2004 sampai dengan 2010, yaitu dari awalnya 154 kasus menjadi 1.119 kasus. Diperkirakan penyebab utama dari perilaku seksual ini berawal dari menonton acara teve, internet dan kebebasan berlebihan yang diberikan oleh keluarga (Aminudin, 2013). Kompas (7 September 2012) menyampaikan bahwa Indonesia setiap tahunnya mencapai 2,3 juta kasus aborsi dan 30 persennya dilakukan oleh remaja. Hal ini dapat menunjukkan bahwa memang para remaja sekarang 1 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2 sudah terbiasa dengan perilaku seksual pranikah. Selain di Indonesia, hampir semua remaja U.S melakukan hubungan seksual dengan orang yang bukan pasangannya atau tidak memiliki hubungan yang intim (pacar atau suami istri). Bukti ini disebutkan pada sexual health di Indiana University (2010). Para remaja sudah tidak memikirkan risiko dari perilaku seksual tersebut karena mereka hanya ingin memuaskan kesenangannya semata, sehingga masalah perilaku seksual pranikah yang berujung pada masalah aborsi sering dilakukan oleh para remaja putri. Yogyakarta merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki kasus kehamilan dan aborsi yang cenderung tinggi. Menurut Kasubid Kesehatan Seksual BKKBN Wahyuni yang diwawancarai oleh Wirakusuma (2010), di Yogyakarta tingkat aborsi pada mahasiswa yang belum menikah telah mencapai 97,05 persen, ini dari 1.660 mahasiswa telah kehilangan kegadisannya saat kuliah. Tingginya tingkat aborsi di Yogyakarta didukung dengan adanya jasa aborsi ilegal, seperti salah satu judul artikel Tribun Jogja (2012), yaitu Tarif Janin Tiga Bulan Rp. 6 Juta. Perilaku seksual pranikah yang terjadi kemungkinan dikarenakan adanya perubahan biologis, psikologis, dan sosial. Perubahan biologis terlihat dari alat-alat kelamin manusia yang sudah mencapai kematangan. Secara anatomis, alat-alat kelamin dan keadaan tubuh sudah memperoleh bentuk yang sempurna sehingga alat-alat kelamin sudah berfungsi secara sempurna. Remaja laki-laki sudah mampu menghasilkan beberapa ratus juta sel mani, sedangkan remaja perempuan setiap bulannya akan mengeluarkan sel telur PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3 dari indung telur (Sarwono, 2012). Kemudian secara psikologis terjadi masa pencarian jati diri yang mendorong remaja pada perasaan keingintahuan yang besar. Adanya perkembangan teknologi memudahkan remaja untuk mencari informasi mengenai hal-hal yang berbau seksual (Owens, Behun, Manning & Reis, 2012 dan Haryani, Mudjiran & Syukur, 2012). Rasa keingintahuan yang besar ini juga diikuti dengan ketidakstabilan emosi dari remaja yang membuat para remaja tidak mampu mengontrol emosi diri untuk bertindak atau melakukan sesuatu (Djiwandono, 2008). Secara sosial, adanya konformitas mampu mempengaruhi perilaku seksual pranikah remaja. Teman yang sudah melakukan hubungan seksual akan menjadi contoh (role model) bagi teman yang belum pernah melakukan hubungan sekual (Cynthia, 2007; Crockett, Raffaeli & Moilanen, 2003; Ajilore, 2013). Perilaku seksual pranikah pada remaja akan menyebabkan ketagihan karena perasaan nikmat yang timbul ketika melakukan hubungan seksual (Prasetya, 2013). Perasaan akan ketagihan untuk mencari kenikmatan ataupun kesenangan yang dilakukan oleh remaja saat melakukan hubungan seksual adalah cerminan dari gaya hidup hedonis. Veenhoven (2003) menyatakan bahwa hedonisme adalah cara hidup yang ditandai dengan keterbukaan untuk pengalaman yang menyenangkan dan dikaitkan dengan kecanduan, kedangkalan, perilaku tidak bertanggung jawab dan egoisme. Secara umum, hedonisme merupakan tujuan utama kehidupan dalam mencari kebahagiaan dan kesenangan dalam hidup (Baumgardner & Crothers, 2009). Para remaja yang memiliki gaya hidup hedonis akan cenderung lebih PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4 mudah untuk melakukan hubungan seksual pranikah karena gaya hidup ini akan mengarahkan seseorang untuk mencari kenikmatan fisiologis (termasuk kenikmatan sensori), seperti meminum alkohol dan dengan melakukan hubungan seksual (Veenhoven, 2003). Selain mengarahkan remaja untuk melakukan perilaku seksual pranikah, hedonisme juga mengarahkan seseorang untuk mencari kesenangan akan materi. Sudarsih (tanpa tahun) menyatakan bahwa hedonisme adalah sikap hidup yang identik dengan hidup enak dan foya-foya yang memuja kenikmatan ataupun kesenangan dari sisi materi saja. Gaya hidup yang yang identik dengan memuja materi adalah gambaran dari materialisme. Materialisme merupakan gaya hidup yang mengutamakan materi dan bertujuan untuk memperoleh harta, mencari kesenangan dengan harta yang dimiliki dan mengukur kesuksesan dengan harta yang telah dimiliki (Richins, McKeage & Najjar, 1992). Gaya hidup materialisme sudah mulai menonjol pada kehidupan remaja sekarang. Sebagai contoh, Kompasiana (2012) menyebutkan gaya materialisme remaja seperti hidup glamour semakin disukai oleh para remaja. Para remaja sudah tergila-gila dengan budaya konsumtif, seperti perburuan fashion style terbaru. Materialisme berkorelasi secara signifikan dengan motivasi konsumsi sosial ataupun tendensi remaja akan berbelanja (Fitzmaurice & Comegys, 2006; dan Lins, Bottequin, Doka, Agata, Frida, Anna & Sara, 2013). PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 5 Gaya hidup materialisme akan menimbulkan kesenangan bagi para remaja karena salah satu tujuan hidup materialisme adalah mencari kesenangan. Kesenangan tersebut adalah hedonic happiness yaitu kebahagiaan yang tampak dari luar saja seperti kebahagiaan akan harta yang dimiliki oleh manusia. Namun, hedonic happiness ini juga mencakup kesenangan yang dirasakan saat melakukan hubungan seksual karena dasar pengertian dari kebahagiaan hedonis adalah perasaan senang atau nikmat yang hanya dapat dirasakan untuk jangka pendek (Baumgardner dan Crother, 2009). Dengan demikian, hedonic happiness ini mencakup gaya hidup materialisme remaja dan juga perilaku seksual pranikah pada remaja. Dari uraian tersebut, maka muncul pertanyaan apakah ada hubungan antara materialisme dan perilaku seksual pranikah pada remaja. Hubungan antara materialisme dan perilaku seksual dapat terlihat dari efek materialisme yang cenderung terjerumus pada perilaku yang berisiko, seperti penggunaan drugs (Baumgardner & Crothers, 2009). Penggunaan obat-obatan ini dilakukan untuk mencari dan mendapatkan kenikmaatan serta menjauhi rasa sakit (pain). Vercauteren (2013) mengatakan bahwa kenikmatan yang dirasakan remaja yang menggunakan drugs lebih cenderung pada kenikmatan fisiologis. Kenikmatan fisiologis yang dirasakan saat menggunakan drugs juga dapat dirasakan pada saat berhubungan seksual. Veenhoven (2003) menyebutkan bahwa kenikmatan fisiologis dapat dirasakan ketika melakukan hubungan seksual. Dengan demikian, penggunaan drugs atau salah satu efek dari materialisme memiliki tujuan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 6 yang sama dengan melakukan hubungan seksual, yaitu mencari kenikmatan fisiologis. Oleh karena itu, materialisme diduga akan berkorelasi dengan perilaku seksual pranikah. Untuk membuktikan asumsi ini, maka perlu dilakukan penelitian karena penelitian menganai hubungan materialisme dan perilaku seksual belum pernah dilakukan. Perilaku seksual lebih cenderung dihubungkan pada beberapa variabel, sebagai contoh dengan konformitas kelompok (Cynthia, 2007), relijiositas (Sheeran, Abrams, Abraham dan Spears, 1993) dan konsep diri (Sari, 2011). B. Rumusan Masalah Apakah ada hubungan positif antara materialisme dan perilaku seksual pranikah pada remaja? C. Tujuan Penelitian Mengetahui apakah ada hubungan antara materialisme dan perilaku seksual pranikah pada remaja. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Manfaat dari penelitian ini untuk menyumbang pengetahuan mengenai hubungan antara materialisme pada remaja sekarang dengan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 7 seksual pranikah remaja, khususnya untuk Psikologi Perkembangan Remaja dan Psikologi Sosial. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan agar dapat memberikan informasi kepada masyarakat umum khususnya orang tua dalam upaya membimbing serta memotivasi anak-anak yang sudah memasuki dunia remaja agar tidak memunculkan kecenderungan untuk melakukan perilaku seksual pranikah. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB II LANDASAN TEORI A. Remaja 1. Pengertian Remaja Menurut para tokoh di Barat seperti Steinberg (2002) remaja adalah periode transisi dari anak-anak menuju dewasa dari usia 13-19 tahun biologis, psikologis, sosial, dan ekonomi. Selain itu, transisi remaja ditandai dengan adanya perkembangan fisik dan kematangan sosialpsikologis. Santrock (2002) juga berpendapat bahwa remaja merupakan peralihan usia antara anak-anak menuju dewasa, yaitu antara usia 13-20 tahun. WHO (dalam Sarwono 2012) menetapkan usia remaja awal 10-14 dan remaja akhir 15-20 tahun. Namun Sarwono (2012) sendiri mengungkapkan batasan usia remaja yaitu antara 11-24 tahun dan belum menikah untuk remaja Indonesia. Maka dari itu, peneliti menggunakan batasan usia remaja yaitu usia 11-24 tahun karena dilihat dari budaya yang berlaku di Indonesia. Seperti yang disampaikan oleh Sarwono, bahwa pada usia 24 tahun saja para remaja masih menggantungkan diri kepada orang tua, belum mempunyai hak-hak penuh sebagai orang dewasa (secara adat/tradisi). Dengan kata lain, orang-orang yang sudah mencapai usia 24 tahun belum dapat memenuhi syarat menuju dewasa secara sosial dan psikologis. 8 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 9 2. Ciri-ciri Remaja Pada masa remaja, individu mengalami perubahan-perubahan dan perkembangan dalam hidupnya, yaitu: a. Fisik Remaja mengalami pubertas yaitu kematangan kerangka dan seksual pada awal masa remaja (Santrock, 2002). Perubahan-perubahan yang terjadi saat pubertas adalah perubahan ukuran tubuh, perubahan proporsi tubuh, perubahan ciri-ciri seks primer dan sekunder (Hurlock, 1994). 1). Perubahan ukuran tubuh: perubahan tinggi badan dan berat badan. 2). Perubahan proporsi tubuh: bertambah lebarnya pinggul danbertambah panjangnya lengan. 3). Ciri-ciri seks primer: pertumbuhan penis meningkat pesat, bertambah besarnya testes, peningkatan hormon testosterone dan terjadi mimpi basah (pada laki-laki). Pertumbuhan tuba falopi, matangnya indung telur, pertumbuhan vagina secara pesat, meningkatnya hormon estradiol serta mengalami menarche (pada perempuan). 4). Ciri-ciri seks sekunder: muncul kumis dan jenggot, tumbuhnya jakun yang diikuti perubahan suara dan otot-otot bertambah besar (pada laki-laki). Pinggul bertambah lebar, berkembangnya payudara, muncul rambut halus pada kemaluan dan ketiak (pada perempuan). PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 10 b. Kognitif Kekuatan pemikiran remaja semakin berkembang menuju hal yang lebih idealis, abstrak, logis dan lebih mampu untuk menguji pemikiran diri sendiri dan orang lain (Santrock, 2002). c. Emosi Pada masa remaja juga merupakan masa topan badai (strum und drang), yaitu pertentangan nilai-nilai yang mencerminkan kebudayaan modern yang penuh gejolak (Hurlock, 1994). Perkembanganperkembangan emosi yang terjadi pada remaja, antara lain: 1). Pola emosi pada masa remaja: remaja tidak lagi mengekspresikan amarahanya dengan meledak-ledak (acting out) melainkan dengan cara menggerutu, merajuk atau dengan memberikan kritik kepada orang lain dengan nada suara yang tinggi. Ketidakstabilan emosi dari remaja yang membuat para remaja tidak mampu mengontrol emosi diri untuk bertindak atau melakukan sesuatu, namun tetap dibatasi oleh norma-norma orang dewasa (Djiwandono, 2008). 2). Kematangan emosi: ramaja laki-laki dan perempuan dapat dikatakan matang secara emosi bila tidak “meledakkan” emosinya di depan orang, melainkan mampu menunggu saat yang tepat untuk mengungkapkan emosinya dan mampu menilai secara kritis situasi yang terjadi dibandingan langsung bereaksi secara emosional. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 11 d. Sosial Menurut Hurlock (1994) untuk mencapai tujuan pola sosialisasi, remaja harus beradaptasi dengan situasi baru. Faktor-faktor sosial yang mempengaruhi remaja adalah: 1). Kuatnya Pengaruh Kelompok Sebaya Remaja lebih banyak berada di luar rumah sehingga sikap, perilaku, pembicaraan, minat dan penampilan lebih didominasi oleh pengaruh teman-teman. 2). Perubahan Dalam Perilaku Terjadinya peningkatan pelbagai kegiatan sosial, baik dengan sesama jenis maupun lawan jenis sehingga wawasan sosial mereka semakin membaik dan meluas. 3). Pengelompokan Sosial Baru Kelompok pada masa kanak-kanak lambat laun akan bubar ketika masa puber sehingga akan beralih pada kelompok sosial yang baru seperti kelompok yang terorganisir, teman dekat, kelompok besar ataupun kecil dan kelompok geng. 4). Nilai Baru dalam Memilih Teman Remaja tidak lagi mencari teman karena kemudahannya seperti teman tetangga, teman sekolah dan teman semasa kecil melainkan mencari teman yang memiliki minat dan nilai-nilai yang sama. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 12 5). Nilai Baru dalam Penerimaan Sosial Dalam menerima teman, remaja pun memiliki standar dan nilai-nilai tertentu, sehingga terjadi sindroma penerimaan yaitu penerimaan yang bergantung pada apa yang disenangi remaja dan yang dapat menambah gengsi dari kelompok. Adapula sindroma alienasi yang membuat orang lain tidak menyukai dan menolak karena mungkin penampilan yang tidak sesuai dengan standar kelompok. 6). Nilai Baru dalan Memilih Pemimpin Remaja menginginkan pemimpin yang memiliki konsep diri yang baik, memiliki semangat dan gairah untuk melakukan sesuatu serta menguntungkan mereka. e. Moral Sebagai remaja, mereka harus mempelajari apa yang diharapkan oleh kelompok kepadanya dan kemudian mau membentuk pribadi yang sesuai dengan harapan sosial. Remaja juga harus membentuk kode moral berdasarkan benar dan salah yang telah dipelajari dari orang tua, guru dan hukum-hukum yang berlaku (Hurlock, 1994). PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 13 B. Perilaku Seksual Pranikah Pada Remaja 1. Pengertian Perilaku Seksual Pranikah Meschke, Bartholomae & Zentall (2000) berpendapat bahwa perilaku seksual merupakan tingkah laku yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan yang berlandaskan hasrat dan pengetahuan mengenai seksual. Perilaku seksual pranikah adalah tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual dan dilakukan oleh dua orang dengan lawan jenis ataupun sejenis yang berbeda tanpa memiliki ikatan pernikahan yang sah menurut hukum (Sari, tanpa tahun; dan Rihardini & Yolanda, 2012). Pengertian yang serupa diungkapkan oleh Faturochman (1992) bahwa perilaku seksual pranikah adalah hubungan seks yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan sebelum adanya pernikahan. Dari beberapa pengertian di atas, perilaku seksual pranikah dapat diartikan sebagai tingkah laku yang mengarah pada hubungan seksual yang didorong oleh adanya hasrat seksual dan dilakukan oleh laki-laki dan perempuan di luar pernikahan atau belum sah menurut hukum. 2. Tahap-tahap Perilaku Seksual Rathus, Navid & Rathus (2008) membagi perilaku seks dalam beberapa tahap. Tahapan-tahapan tersebut menjadi bentuk perilaku seksual, yaitu kissing, touching, oral genital, dan intercourse. Menurut Santrock (2003), tahap perilaku seksual biasanya diawali dengan necking (berciuman sampai ke daerah dada), petting (saling menempelkam alat PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 14 kelamin) hingga melakukan hubungan intim atau intercourse. Maka peneliti menyimpulkan aspek-aspek perilaku seksual meliputi: a. Touching Menyentuh pasangan dari berpegangan tangan sampai berpelukan. b. Kissing Berciuman adalah hal yang paling universal yang dilakukan. Berciuman dibagai dalam dua tahap, yaitu simple kissing, saling menempelkan bibir dan deep kissing atau French kiss, yaitu menghisap bibir pasangan dan diikuti dengan gerakan lidah di mulut pasangan. c. Necking Mencium bagian leher pasangan sampai ke daerah dada/payudara. d. Touching Genital Meraba dan menyentuh bagian payudara hingga menyentuh bagian yang paling genital dari wanita (vagina dan clitoris) dan laki-laki (penis dan buah zakar). e. Oral Genital Stimulasi oral pada genital laki-laki disebut dengan fellatio, sedangkan untuk stimulasi oral pada wanita disebut cunnilingus. Lebih mudahnya, oral genital ini adalah aktivitas seks yang lebih berfokus pada alat genital pasangan dengan menggunakan mulut. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI f. 15 Petting Aktifitas seksual dengan tujuan membangkitkan gairah seksual dari rabaan pada daerah erotis sampai saling menempelkan alat kelamin atau menempelkan penis ke vagina, namun tanpa melakukan coitus. g. Intercourse Bersenggama atau coitus adalah aktivitas seksual antara laki-laki dan perempuan dimana penis dimasukkan ke dalam liang vagina atau penetrasi. Rathus, dkk. (2008) berpendapat bahwa dari beberapa tahap-tahap perilaku seksual di atas, taouching (bersentuhan), kissing (berciuman), necking (mencium daerah leher sampai payudara), genital touching (menyentuh daerah genital), petting (bercumbu), dan oral genital (mencium daerah genital) termasuk dalam tahap foreplay atau aktifitas yang membangkitkan gairah seksual seseorang. Namun genital touching dan petting berbeda dengan tahap foreplay lainnya karena dua tahap ini sudah lebih menjurus pada alat genital pasangan. Jika dilihat dari efek atau tujuan dari tahapan-tahapan tersebut, oral genital dan intercourse memiliki tujuan yang sama, yaitu meraih kenikmatan terakhir dari perilaku seksual atau orgasme (wanita) dan ejakulasi (laki-laki). Berdasarkan tahapan perilaku seksual tersebut, maka pada penelitian ini tahapan-tahapan perilaku seksual pranikah dibagi dalam 3 tahapan yang dibedakan dalam beberapa bobot. Untuk tahap awal atau tahapan dengan bobot 1, yaitu touching, kissing, necking. Lalu untuk PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 16 tahapan dengan bobot 2, yaitu touching genital, petting dan yang terkahir untuk tahapan dengan bobot 3, yaitu oral genital dan yang terakhir intercourse. 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Remaja Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual remaja antara lain: a. Usia Menurut Fisgher dan Hall (dalam Sari, tanpa tahun) usia adalah salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku seksual remaja karena remaja menengah dan remaja akhir lebih cenderung permisif dibandingkan dengan remaja awal karena masih adanya pengaruh yang besar dari orang tua. b. Jenis kelamin Selain itu, Faturochman (1992) memiliki pendapat bahwa faktorfaktor yang dapat mempengaruhi perilaku seksual remaja adalah jenis kelamin dan pendidikan. Remaja laki-laki lebih cenderung memiliki sikap permisif dibandingkan dengan remaja perempuan dan semakin tinggi pendidikan seseorang akan semakin tinggi pula sikap tidak permisifnya. c. Agama Rice (1990 dalam Sari, tanpa tahun) mengatakan bahwa agama juga memiliki pengaruh dalam perilaku seksual remaja karena PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 17 seseorang yang tidak memiliki aktifitas agama dan tingkat religiusitas yang rendah akan mudah tergoda dengan dengan pola hidup seks bebas. d. Meningkatnya Libido Seksualitas Seorang remaja menghadapi beberapa tugas-tugas perubahan dan perkembangan salah satunya adalah penerimaan kondisi fisiknya (yang berubah). Pada masa remaja libido menguat dan baik, sehingga ketika libido sedang meningkat, remaja akan mudah terangsang dan dalam kondisi seperti ini adalah godaan untuk melampiaskan gairah seksual yang besar (Monks, Knoers & Hadiutono, 2006). e. Psikologis Remaja Pada usia remaja adalah masa untuk mencari identitas diri dan memiliki rasa keingintahuan yang besar, emosi tidak stabil untuk bertindak dan suka mencoba hal-hal yang baru (Djiwandono, 2008).. Artinya mereka sedang mencari siapa dirinya dengan mengidentifikasi dirinya dengan tokoh-tokoh yang dikagumi. Untuk mencari identitas diri, para remaja juga banyak mencari dan bergaul dengan temantemannya. dalam pergaulan yang diperlukan adalah penerimaan dari teman-temannya. Untuk itu memungkinkan bagi para remaja untuk ikut-ikutan dan terjatuh pada hal-hal yang buruk dan melanggar normanorma yang ada (Santrock, 2002). Selain itu, Cynthia (2007) memiliki pendapat sendiri bahwa remaja yang memiliki tingkat konformitas yang tinggi akan cenderung melakukan hubungan seks bebas karena PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 18 konformitas sendiri adalah salah satu cara bagi para remaja untuk mendapat pengakuan dari teman sebayanya (Sears dkk., 1985). f. Kurangnya Informasi Tentang Seks Para orang tua yang menganggap tabu dalam membicarakan seks kepada anak-anaknya akan menyebabkan mereka mencari dan berpaling pada sumber-sumber yang tidak akurat, khususnya teman. Walaupun para remaja mencari informasi melalui media massa, mengikuti seminar dan membaca buku, namun mereka tetap memerlukan informasi tersebut dari orang tua (Sarwono, 2012). g. Pergaulan yang Makin Bebas Para remaja tidak memiliki larangan untuk bergaul dengan siapa saja, baik lawan jenis maupun sejenis dengan tidak mengindahkan norma dan adat di mayarakat sehingga hal tersebut membuat adanya peluang besar dalam melakukan perilaku seks (Sarwono, 2012). C. Hedonisme 1. Pengertian Hedonisme Moore (2013) menyebutkan bahwa hedonisme berasal dari bahasa Yunani yaitu kesenangan. Secara garis besar, kesenangan mencakup perasaan akan kesenangan dan pengalaman yang menyenangkan seperti cinta, ecstasy, kepuasaan dan euphoria. Moore juga mengatakan bahwa hedonisme merupakan sebuah pandangan hidup, dengan kata lain dapat juga diartikan sebuah nilai hidup yang berarti. Ada PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 19 perbedaan pandangan nilai-nilai hedonistik antara filosof Yunani, tetapi Putra (2008) menyimpulkan bahwa nilai-nilai hedonistik dijadikan dasar seseorang dalam bertingkah laku yaitu mencari kesenangan dan menjauhi perasaan sakit. Pengertian yang serupa disampaikan oleh Veenhoven (2003) bahwa hedonisme sebagai sebuah jalan hidup dengan keterbukaan akan pengalaman yang menyenangkan. Kesenangan yang dirasakan cenderung mengabaikan moral yang ada seperti perilaku yang didasari oleh hawa nafsu (meminum alkohol dan melakukan hubungan seksual) dan cenderung merusak kesenangan jangka panjang. Peneliti menyimpulkan bahwa hedonisme berarti suatu pandangan hidup ataupun suatu nilai-nilai akan kesenangan atau kenikmatan. Kesenangan dapat diperoleh dari pengalaman yang menyenangkan dan kesenangan yang dirasakan mengabaikan moral yang ada dan kesenangannya hanya untuk jangka pendek. 2. Jenis-jenis Hedonisme Moore (2013) menyebutkan bahwa hedonisme memiliki 2 jenis, yaitu : a. Psychological Hedonism Dalam psychological hedonism, hedonisme merupakan suatu motivasi yang menentukan tindakan ataupun perilaku yang akan dilakukan oleh seseorang. Motivasi ini lebih cenderung kepada PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI motivasi untuk mencari kesenangan dan 20 mengabaikan ketidaksenangan. b. Ethical Hedonisme Ethical hedonism berpatokan bahwa kesenangan adalah hal yang paling penting dan ketidaksenangan adalah hal yang tidak penting. Jenis hedonisme ini lebih berfokus pada apa yang dimilikinya atau egosentrime. D. Materialisme 1. Pengertian Materialisme Materialisme merupakan gaya hidup dengan tujuan untuk mendapatkan dan mengumpulkan banyak harta. Seseorang yang materialis akan mengalami ketergantungan dengan harta benda karena dengan memiliki banyak harta akan menunjukkan kesuksesan seseorang (simbol kesuksesan) dan menimbulkan kesenangan dan kenikmatan. Tempat tertinggi dan terpenting dalam mengevaluasi kesuksesan diri dan menganggap kebahagiaan tergantung pada pendapatan masing-masing. (Kasser, 2002 dalam Froh dkk., 2011; Boven, 2005; Chan & Gerard, 2007; dan Richins, 1999 dalam Kinnear, 2011). Selain itu, kepuasaan dalam mengejar materi adalah ukuran untuk prestasi seseorang dan sering dihubungkan dengan tujuan yang berhubungan dengan pengembangan relasi, spritualitas dan kepedulian akan kesejahteraan psikologis dan fisik. Para pelajar remaja lebih cenderung menyukai cita-cita yang PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 21 berhubungan dengan kekayaan seperti memiliki barang-barang mahal sendiri, menjadi milioner dan menjadi boss sebuah perusahaan. (Kasdhan & William, 2007; dan Belk, 1985 dalam Auerbach dkk., 2010). Dari uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa materialisme merupakan segala sesuatu hal yang berhubungan dengan kebutuhan dan hasrat akan material, barang-barang yang bersifat duniawi seperti harta benda. Materialisme juga memiliki tujuan untuk mencari dan menimbulkan kesenangan, mencapai tujuan hidup, pengembangan relasi serta mengevaluasi kesuksesan. 2. Aspek-aspek Materialisme Dawson dan Richins (1987 dalam Wright dan Larsen, 1993) mengatakan bahwa materialisme adalah sebuah nilai, bukan sebuah character trait, karena untuk seseorang yang materialis, pendapatan dan barang milik mereka adalah bagian terdepan dalam personal goals yang kemudian akan membimbing mereka pada “ways of life”. Maka Dawson dan Richins menetapkan tiga komponen materialisme yaitu: (1) Acquisition centrality, menempatkan suatu kepemilikan barang dan perolehan harta menjadi pusat kehidupan; (2) Acquisition as the pursuit of happiness, kecenderungan untuk lebih mempercayai bahwa memiliki suatu barang akan mengantarkan kepada suatu kebahagiaan; (3) Possession-defined success, kecenderungkan untuk menilai apa yang dimiliki diri sendiri dan kesuksesan orang lain dari jumlah dan kualitas PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 22 harta-harta yang diperoleh. Dengan melihat pada tiga komponen Dawson dan Richins di atas yang lebih menekankan pada bagaimana materialisme pada seseorang dan mampu menunjukkan materialisme seseorang, maka peneliti menggunakan teori tersebut sebagai acuan untuk melihat tingkat materialisme seseorang. 3. Efek Materialisme Pada Remaja a. Efek Positif Materialisme memiliki efek positif pada remaja, yaitu happiness. Namun, efek ini masih menjadi perdebatan karena definisi happiness untuk setiap penelitian berbeda. Ada dua kebahagiaan dalam hidup, yaitu hedonic happiness dan eudaimonic happiness. Hedonic happiness lebih menekankan pada kebahagiaan yang terlihat di luar seperti humans good dan tingkat sosial, sedangkan eudaimonic happiness menekankan pada kebahagiaan yang dapat memeenuhi kebutuhan well-being seseorang dan juga pengalaman-pengalaman hidup seseorang (Diener dkk., 2009). Seseorang yang memiliki possession materialism yang tinggi, maka hal tersebut akan mengantarkan seseorang untuk meraih kebahagiaan (Wright dkk., 1993). Hal itu pun didukung oleh Froh dkk. (2011) bahwa ada kemungkinan tinggi tingkat kepuasaan hidup dikarenakan material goods yang dimiliki membawa mereka pada kebahagiaan. Namun hal yang berbeda ditunjukkan oleh Sheldon dkk. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 23 (2004 dalam Baumgardner & Crothers, 2009), yaitu tujuan ekstrinsik (kesuksesan finansial atau status sosial) kurang memuaskan atau kurang membuat bahagia dibandingkan dengan tujuan intrinsik (pertumbuhan personal atau kedekatan emosional dengan orang lain). b. Efek Negatif 1). Konsumerisme Pada Remaja Meningkat Materialisme meningkat. Sebagai menyebabkan contoh, para tingkat remaja konsumerisme sudah tidak menggunakan sepeda sebagai alat transportasi melainkan menggunkan motor dan mobil. Selain itu, penggunaan handphone di Indonesia sangat berkembang pesat sehingga merk Nokia menjadi salah satu merk yang menguasai pesaran di Indonesia dan secara regular Nokia meluncurkan tipe dan model-model baru. Hal tersebut membuat masyarakat tertarik untuk selalu membeli Nokia keluaran terbaru (Haryanto, 2004). 2). Menjurus Pada Perilaku yang Berisiko Penelitian Kasser & Ryan (2001 dalam Auerbach, 2010) memperoleh hasil bahwa tingkat materialisme yang tinggi berasosiasi dalam penggunaan mariyuana, alkohol dan juga rokok. Baumgardner & Crothers (2009) pun menyebutkan hal sama bahwa individu yang materilistik lebih cenderung untuk menggunakan drugs dan alkohol. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 24 3). Negative Life Events Unger dan colleagues (2001b dalam Auerbach, 2010) menemukan bahwa materialisme dapat mengakibatkan kegagalan dalam akademik, hukuman dari orang tua dan timbulnya konflik dengan teman sebaya. E. Hubungan Antara Materialisme dan Perilaku Seksual Pranikah Pada Remaja Gaya hidup materialisme remaja saat ini lebih cenderung pada kehidupan konsumerisme sehingga gaya materialisme mampu meningkatkan tingkat konsumtif remaja. Salah satu contoh, remaja lebih cenderung pada barang-barang dengan brand asing dibandingkan dengan brand buatan negeri. Sebagai contoh, Febriyanti (2010) menyatakan sekarang sedang menjamur merk CROCS pada remaja. Merk dari Colorado ini sangat diminati oleh remaja perempuan dan laki-laki. Pembelian barang brand asing dilakukan untuk membentuk status di masyarakat. Remaja-remaja di Cina juga memiliki kecenderungan yang sama dengan remaja di Indonesia. Sebagai contoh, remaja di Cina setiap harinya tumbuh dewasa lebih untuk menikmati dan mencari harta benda atau barangbarang material dibanding generasi sebelumnya karena adanya perubahan budaya (Parker, Haytko & Hermans, tanpa tahun). Hasrat materialistik remaja di Cina lebih kepada brand asing yang masuk ke Cina. Remaja di Cina yang memiliki barang-barang mewah hanya sebagai simbol status. Menurut Fang PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 25 Gu, Kineta & Tse (2005) remaja lebih kepada centrality-oriented dan secara keseluruhan memiliki tendensi yang tinggi untuk consumption materialism. Centrality-oriented sama seperti acquisition centrality yaitu menempatkan suatu kepemilikan barang dan perolehan harta menjadi pusat kehidupan. Hal ini serupa dengan hasrat materialistik pada remaja di Indonesia, yaitu membeli barang-barang dengan brand asing. Pembelian barang-barang yang diinginkan seperti brand asing yang dilakukan para remaja akan semakin termotivasi dengan adanya iklan-iklan di media massa. Iklan-iklan yang ditonton akan meningkatkan materialistic value orientation seseorang yang menariknya untuk mengejar materialistic goal (Kasser & Kanner, 2003). La Ferle & Chan (2008) juga mengatakan hal yang serupa bahwa melihat iklan di televisi memiliki pengaruh yang kuat terhadap materialisme remaja. Membeli berbagai barang dan menjadi lebih konsumtif akan menimbulkan perasaan senang. Begitu sebaliknya, dengan perasaan senang akan membuat seseorang menjadi lebih konsumtif (Dutt, 2006). Maka seseorang yang konsumtif akan menjadi semakin materialis. Semakin materialis remaja, maka akan semakin mencari kesenangan Efek kesenangan yang dirasakan oleh para remaja akan menuntun mereka menjadi semakin materialis dan akan selalu mencari kenikmatan tersendiri. Mencari kesenangan adalah tujuan dari gaya hidup hedonis. Berdasarkan konsep psychological hedonism, motivasi individu adalah untuk mencari kesenangan. Para remaja mencari kesenangan dengan memperoleh PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 26 barang-barang yang disenangi. Seperti yang disebutkan oleh Chan & Prendergast (2007) bahwa dengan lebih banyak memiliki harta benda akan mengantarkan pada kebahagiaan yang lebih. Kesenangan akan harta benda yang dimiliki masuk pada hedonic happiness yaitu kebahagiaan yang hanya terlihat dari luar saja seperti humans good dan kebahagian yang dirasakan hanya untuk jangka pendek saja. Gaya hidup materialisme tidak hanya memberikan efek positif yaitu bahagia tetapi juga menimbulkan efek negatif, salah satunya terjerumus pada hidup yang berisiko. Contoh hidup yang berisiko yaitu merokok, meminum alkohol dan penggunaan drugs (mariyuana). Penggunaan drugs dilakukan untuk mencari dan mendapatkan kenikmaatan serta menjauhi rasa sakit (pain). Vercauteren (2013) mengatakan bahwa kenikmatan yang dirasakan remaja yang menggunakan drugs lebih cenderung pada kenikmatan fisiologis. Kenikmatan yang dirasakan masih dalam pengertian hedonic happiness. Kebahagiaan hedonis tidak hanya dapat diperoleh dari gaya hidup materialisme tetapi dapat juga diperoleh dari hubungan seksual. Sebagai contoh, kenikmatan fisiologis yang dirasakan saat menggunakan drugs juga dapat dirasakan pada saat berhubungan seksual (Veenhoven, 2003). Dengan demikian, penggunaan drugs atau salah satu efek dari materialisme memiliki tujuan yang sama dengan melakukan hubungan seksual. Selain itu, penggunaan drugs (mariyuana) mampu meningkatkan hasrat untuk melakukan hubungan seksual dan kenikmatan saat melakukan hubungan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 27 seksual (Weller & Halikas, 1984; Anderson, Rizzo, Block, Pearlson & O’Learys, 2010). Gaya hidup hedonis memotivasi para remaja untuk mencari kenikmatan, salah satunya adalah perilaku seksual pranikah. Perilaku seksual pranikah remaja terjadi karena didukung oleh rasa keingintahuan yang besar, emosi tidak stabil untuk bertindak dan suka mencoba hal-hal yang baru (Djiwandono, 2008). Rasa keingintahuan yang besar ini akan membawa remaja untuk mencari hal-hal yang mampu membuat mereka menjadi lebih bahagia selain dengan cara memperoleh barang-barang yang disukai dan rasa keingintahuan yang besar remaja dimotivasi oleh perubahan alat-alat reproduksi dari para remaja yang menjadi lebih sempurna dan sudah berfungsi sempurna. Perilaku seksual pranikah yang muncul pada remaja semakin diperkuat oleh remaja yang mulai mencari jati diri dan maraknya pergaulan bebas para remaja. Dalam mencari identitas diri, para remaja juga banyak mencari dan bergaul dengan teman-temannya. dalam pergaulan yang diperlukan adalah penerimaan dari teman-temannya. Untuk itu memungkinkan bagi para remaja untuk ikut-ikutan dan terjatuh pada hal-hal yang buruk dan melanggar norma-norma yang ada (Santrock, 2002). Seperti yang diungkapkan oleh Sarwono (2012), yaitu para remaja tidak memiliki larangan untuk bergaul dengan siapa saja dan juga tidak mengindahkan norma dan adat di masyarakat sehingga hal tersebut membuat peluang besar PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 28 dalam melakukan seks pranikah. Pergaulan bebas ini memiliki dampak yang besar pada perilaku seksual pranikah remaja. Berdasarkan hal-hal di atas, dapat dikatakan bahwa materialisme mengantarkan para remaja pada kebahagiaan. Kebahagiaan yang dirasakan adalah kebahagiaan hedonis. Kebahagiaan hedonis tidak hanya mencakup kebahagiaan akan materi, tetapi juga mencakup kebahagiaan akan hubungan seksual. Hedonisme juga merupakan salah satu nilai yang digunakan untuk mengambil keputusan dalam melakukan hubungan seksual. Maka peneliti berhipotesis bahwa materialisme berhubungan positif dengan perilaku seksual pranikah pada remaja. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 29 Skema Hubungan Materialisme dengan Perilaku Seksual Pranikah Materialisme remaja Perilaku mencari kenikmatan Perkembangan remaja: rasa keingintahuan yang besar dan organ-organ reproduksi sudah berfungsi dengan sempurna. Penelitian yang mendukung antara lain: 1. Fitzmaurice & Comegys (2006) dan Lins dkk (2013) : mengenai kehidupan konsumtif para remaja. 2. Febriyanti (2010).materialisme remaja yang cenderung pada konsumerisme. Penelitian yang mendukung : 1. Chan & Prendergast (2007): materialime memunculkan kebahagiaan hedonis. 2. Kasser & Ryan (2001 dalam Auerbach, 2010) : materialisme berefek pada penggunaan mariyuana dan alkohol. Lingkungan sosial : Maraknya pergaulan bebas pada remaja Perilaku seksual pranikah remaja Penelitian yang mendukung : 1. Vercautere (2013); Weller & Halikas (1984); dan Anderson dkk (2010): kenikmtan fisiologis dirasakan ketika menggunakan mariyuana dan berhubungan seksual dan dan mariyuana mampu meningkatkan hasrat dan kenikmatan hubungan seksual. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI F. 30 Hipotesis Hipotesis pada penelitian ini adalah ada hubungan positif antara materialisme dan perilaku seksual pranikah pada remaja. Semakin tinggi materialisme maka semakin tinggi pula perilaku seksual pranikah pada remaja. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian korelasional yang melibatkan penghitungan antara dua variabel yang relevan dan mengukur antara hubungan dari kedua variabel tersebut (Stangor, 2007). B. Identifikasi Variabel Variabel dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel tergantung : Perilaku seksual pranikah 2. Variabel bebas : Materialisme C. Definisi Operasional 1. Materialisme Materialisme adalah kecenderungan subjek penelitian melihat dan menilai segala sesuatu hal yang berhubungan dengan kebutuhan dan hasrat akan material, barang-barang yang bersifat duniawi seperti harta benda. Tinggi dan rendahnya materialisme pada subjek penelitian ditunjukkan oleh skor total dari skala materialisme. Semakin tinggi skor total maka semakin tinggi materialisme pada subjek penelitian. 31 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 32 1. Perilaku Seksual Pranikah Perilaku seksual pranikah yaitu laporan subjek penelitian tentang tingkah laku yang mengarah pada hubungan seksual sampai pada hubungan seksual yang dilakukan subjek penelitian yang didorong oleh adanya hasrat seksual dan dilakukan oleh laki-laki dan perempuan di luar pernikahan atau belum sah menurut hukum. Perilaku seksual pranikah dapat dilakukan baik dengan pacar atau bukan pacar. Perilaku seksual pranikah dapat dilihat dari skor total skala perilaku seksual pranikah. Semakin tinggi skor total yang diperoleh maka semakin tinggi perilaku seksual pranikah pada remaja. D. Sampling Penelitian ini menggunakan metode accidental sampling dalam pengambilan sampel. Accidental sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan atau siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti atau dilihat oleh peneliti (Martono, 2012). Akan tetapi, pengambilan sampel dilakukan sesuai dengan ciri-ciri atau kriteria yang telah ditentukan. E. Subjek Penelitian Kriteria subjek penelitian ini adalah : 1. Remaja akhir : mahasiswa (18-24 tahun) yang sudah terdaftar di suatu Universitas. 2. Belum menikah PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 33 F. Metode Pengumpulan Data 1. Skala Materialisme Untuk mengetahui kecenderungan materialisme dari responden, peneliti menggunakan skala adaptasi dari Richins & Dawsons 1992 (dalam Richins 2004), yaitu Materialism Values Scale. Peneliti mengadaptasi skala MVS dengan cara menterjemahkan skala MVS yang asli kemudian peneliti mencari ahli bahasa untuk mengkoreksi apakah terjemahan peneliti sudah benar. Setelah itu, peneliti mendiskusikan hasil terjemahan skala MVS dengan dosen pembimbing untuk melihat apakah pernyataan yang digunakan sudah tepat untuk subjek di kalangan remaja, mudah dimengerti oleh subjek dan yang terutama untuk budaya remaja di Indonesia. Tabel 3.1 Blue-print Skala Materialisme Sebelum Uji Coba Variabel Aspek Favorable Unfavorable Total 8, 11, 12, 15 2, 5, 17 7 Materialisme Acquisition centrality Acquisition as the pursuit of happiness Possessiondefined success 3, 6, 13, 18 9 5 1, 4, 10, 14 7 dan 16 6 12 6 18 Total Pada skala materialisme dilakukan pemberian skor untuk setiap aitem dari setiap aspek. Untuk masing-masing aitem dapat direspon dengan alternatif jawaban SS (Sangat Setuju), S (Setuju), AS (Agak PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 34 Setuju), N (Netral), ATS (Agak Tidak Setuju), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju). Tabel 3.2 Pemberian Skor Skala Terhadap Materialisme Jawaban SS (Sangat Setuju) S (Setuju) AS (Agak Setuju) N (Netral) ATS (Agak Tidak Setuju) TS (Tidak Setuju) STS (Sangat Tidak Setuju) Pernyataan Favorable Unfavorable 1 7 2 6 3 5 4 4 5 3 6 2 7 1 Jika semakin tinggi skor total yang diperoleh artinya tingkat materialisme subjek tinggi. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah skor total yang diperoleh artinya tingkat materialisme subjek rendah. 2. Skala Perilaku Seksual Pranikah Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah metode summated ratings atau skala Likert. Skala perilaku seksual pranikah digunakan untuk mengetahui frekuensi dan kecenderungan tahapan perilaku seksual yang dilakukan oleh subjek. Pada skala ini terdapat 7 tahapan perilaku seksual yang digunakan sebagai aspek dari aitem-aitem perilaku seksual, yaitu touching (menyentuh), kissing (berciuman), necking (mencium daerah leher sampai payudara), touching genital (menyentuh PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 35 daerah genital), petting (bercumbu), oral genital (menncium daerah genital) dan yang terakhir intercourse (senggama). Tabel 3.3 Blue-print Skala Perilaku Seksual Pranikah Sebelum Uji Coba Variabel Aspek Aitem Perilaku Seksual Pranikah Touching Kissing Necking Touching Genital Petting Oral genital Intercourse 2 1, 7, 32, 41 17, 23, 26 11, 31, 47 4, 18, 38, 44, 3, 15, 35, 43 5, 16, 24 22 Total Total 1 4 3 3 4 4 3 22 Untuk skala perilaku seksual dilakukan pembobotan untuk setiap tahapan perilaku seksual pranikah. Pemberian pembobotan dilihat dari efek kenikmatan yang dihasilkan oleh setiap tahapan. Untuk tahapan touching, kissing dan necking diberikan bobot satu karena tahapan ini adalah tahapan foreplay yang berefek membangkutkan gairah seksual. Kemudian untuk tahapan touching genital dan petting diberikan bobot dua karena tahapan ini sudah menjurus pada bagian genital, walaupun tahapan ini juga termasuk tahapan foreplay. Lalu tahapan terakhir yaitu oral genital dan intercourse diberikan bobot tiga karena pada tahapan ini adalah tahap saat subjek mendapatkan kenikmatan orgasme (perempuan) dan ejakulasi (lakilaki). PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 36 Tabel 3.4 Pemberian Bobot Nilai Pada Setiap Tahapan Perilaku Seksual Pranikah Aspek Variabel Perilaku Seksual Pranikah Touching Kissing Necking Touching Genital Petting Oral genital Intercourse Bobot 1 1 1 2 2 3 3 Selain pemberian pembobotan, untuk skala perilaku seksual pranikah juga sterdapat skor untuk frekuensi setiap tahapannya. Untuk masing-masing aitem dapat direspon dengan alternatif jawaban “Sangat Sering”, “Sering”, “Pernah”, dan “Tidak Pernah”. Peneliti menggunakan empat alternatif jawaban pada skala perlaku seksual pranikah untuk menghindari central tendency effect, yaitu menghindari responden untuk memberikan jawaban di tengah-tengah jika responden dalam keadaan ragu-ragu. Pengalaman oleh banyak peneliti di Indonesia menyatakan bahwa kecenderungan orang Indonesia tidak mau memberikan jawaban yang ekstrim, sehingga mereka cenderung memberi jawaban atau respon yang dianggap aman, yaitu jawaban ragu-ragu atau jawaban tengah. Hal ini menyebabkan peneliti akan kehilangan akan informasi mengenai kecenderungan suatu pendapat yang ingin diteliti (Hadi, 1991). PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 37 Tabel 3.5 Pemberian Skor Skala Terhadap Perilaku Seksual Pranikah Jawaban Skor SS (Sangat Sering) S (Sering) P (Pernah) TP (Tidak Pernah) 4 3 2 1 Skor total untuk skala perilaku seksual ini diperoleh dari hasil kali frekuensi dengan bobot aitem (frekuensi x bobot). G. Seleksi Aitem Pada skala yang diujicobakan, peneliti menyeleksi aitem-aitem yang telah dicobakan secara empiris berdasarkan kriteria tertentu dengan menggunakan daya diskriminasi aitem, yaitu dengan melihat sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki atau tidak memiliki atribut yang diukur. Pengujian daya diskriminasi aitem dilakukan dengan melakukan komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor aitem dengan kriteria yang relevan, yang akan menghasilkan koefisien aitem total (rix) (Azwar, 2003).. Besarnya koefisien korelasi aitem bergerak dari 0 sampai dengan 1,00 dengan tanda positif atau negatif. Semakin baik daya diskriminasi maka koefisien korelasi aitem semakin mendekati 1,00. Sedangkan yang mengindikasi diskriminasi yang tidak baik mendekati angka 0 atau memiliki tanda negatif. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 38 Batasan korelasi aitem total rix ≥ 0,30 digunakan untuk memilih aitem yang baik. Semua aitem yang mencapai koefisien 0,30 dianggap memuaskan, sedangkan aitem yang kurang dari 0,30 dianggap tidak memuaskan dan harus harus digugurkan (Azwar, 2003). H. Hasil Uji Coba Skala Penelitian Pada penelitian ini, peneliti menyebar skala pada 100 subjek yang tersebar di beberapa Fakultas di Universitas Sanata Dharma, yaitu fakultas Psikologi, Farmasi dan Bimbingan Konseling. Namun 22 subjek gugur karena ada yang tidak sesuai dengan kriteria subjek penelitian. Sebagai contoh ada usia yang kurang dari kriteria atau lebih muda dari kriteria subjek yang telah ditentukan. Selain itu, ada subjek yang tidak menjawab semua pernyataan yang ada, sehingga jumlah subjek yang terpakai adalah 78 subjek. 1. Hasil Analisis Aitem Skala Materialisme Aitem materialisme dianalisis menggunakan SPSS version 21 dengan melihat Korelasi Aitem Total (Rix). Dari 18 aitem yang di adaptasi dari Richins & Dawsons 1992 (dalam Richins 2004), terdapat delapan aitem yang gugur karena aitem-aitem tersebut memiliki Rix ≤ 0.25 yaitu aitem 15, 34, 39, 43, dan 49 yang dipandang memiliki daya diskriminasi yang tidak baik. Peneliti menggunakan daya diskriminasi 0.25 karena keterbatasan dari jumlah aitem yang tersisa. Maka tersisa 10 aitem yang akan digunakan untuk pengambilan data penelitian yang sesungguhnya. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 39 Tabel 3.6 Blue-print Skala Materialisme Setelah Uji Coba Variabel Aspek Favorable Unfavorable Total 5, 6, 9 - 3 Materialisme Acquisition centrality Acquisition as the pursuit of happiness Possessiondefined success 1, 3, 7, 10 - 4 2, 4, 8 - 3 10 - 10 Total 2. Hasil Analisis Aitem Skala Perilaku Seksual Pranikah Uji coba skala perilaku seksual pranikah sebelumnya dilakukan pada pada kelompok subjek yang berbeda dengan kelompok subjek penelitian. Akan tetapi setelah dilakukan kajian ulang terhadap aitemaitem skala dan beberapa aitem dinilai kurang sesuai. Oleh karena itu, dilakukan perbaikan konstruksi skala dan diuji cobakan pada kelompok subjek penelitian. Hasil analisis aitem dapat dilihat pada tabel 3.7. Tabel 3.7 Blue-print Skala Perilaku Seksual Pranikah Setelah Uji Coba Variabel Aspek Aitem Perilaku Seksual Pranikah Touching Kissing Necking Touching Genital Petting Oral genital Intercourse 2 1, 7, 32, 41 17, 23, 26 11, 31, 47 4, 18, 38, 44, 3, 15, 35, 43 5, 16, 24 22 Total Total 1 4 3 3 4 4 3 22 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 40 Setiap aspek memiliki jumlah aitem yang seimbang. Namun, untuk aspek touching (bergandengan ataupun berpegangan tangan) hanya terdiri darisatu aitem saja. Berdasarkan pertimbangan peneliti, beberapa aspek lainnya lebih merepresantasikan perilaku seksual pranikah sehingga aitem touching tetap digunakan apa adanya. I. Kredibilitas Alat Ukur 1. Estimasi Validitas Menurut Azwar (2007), validitas berarti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Dalam penelitian ini validitas yang digunakan adalah validitas isi. Validitas isi meruapakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgement. Untuk menguji validitas dari skala Perilaku Seksual Pranikah dilakukan dengan cara professional judgment yang dilakukan oleh Dosen Pembimbing Skripsi dan dinyatakan valid karena sudah menjelaskan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Lalu untuk validitas skala Materialisme yang diadaptasi dari Richins & Dawson 1992 (dalam Richins, 2004) yaitu Materialism Value Scale dilakukan dengan cara professional judgment oleh dosen pembimbing. Sebelum dilakukan professional judgment peneliti menterjemahkan skala Materialisme kemudian hasil terjemahan diberikan kepada ahli bahasa untuk melihat PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 41 kesesuaian kata-kata yang digunakan. Hal ini dilakukan karena pada Richins (2004) tidak dicantumkan mengenai uji validitas dari skala materialisme. 2. Reliabilitas Reliabilitas berarti tingkat keterpercayaan hasil suatu pengukuran (Azwar, 2007). Reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini dicari dengan menggunakan rumus alpha Cronbach yang dihitung dengan menggunakan bantuan program SPSS version 21. Untuk skala perilaku seksual pranikah diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,923. Nilai reliabilitas dari perilaku seksual dapat dikatakan memuaskan karena sangat mendekati nilai 1,00. Lalu skala materialisme juga termasuk memuaskan karena memperoleh nilai yang mendekati nilai koefisien alpha 1,00 yaitu memperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,865. J. Metode Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan korelasi product-moment Pearson, yaitu untuk menguji korelasi antara meterialisme dan perilaku seksual pranikah. Cara penghitungannya dibantu dengan menggunakan program SPSS version 21. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilakukan pada tanggal 24 September 2013. Pengambilan data diambil di Universitas Sanata Dharma, kampus II dan kampus III. Subjek tersebar di beberapa fakultas, antara lain Fakultas Psikologi, Fakultas Sastra, Fakultas Ekonomi dan Fakultas Pendidikan. Peneliti mengambil rentang usia 18-24 tahun dengan pertimbangan pada masa ini seseorang sedang berada pada mas aktif seksual karena organ seksualnya sudah sudah berfungsi dengan sempurna (Sarwono, 2012). Penelitian dilaksanakan dengan cara meminta subjek untuk memberi tanggapan terhadap pernyataan pada kuesioner yang terdiri dari Skala Materialisme (MVS) dan Skala Perilaku Seksual Pranikah. Kuesioner dibagikan kepada 150 subjek, namun terdapat 3 subjek yang gugur karena ada beberapa pernyataan yang dilewati oleh subjek sehingga 147 yang terpakai. B. Data Demografi Subjek Penelitian Subjek penelitian memiliki beberpa kriteria, antara lain mahasiswa suatu Universitas dengan rentang usia 18-24 tahun dan belum menikah. Selain itu subjek juga dilihat dari jenis kelaminnya, yaitu laki-laki dan perempuan. Data demografi subjek penelitian dapat dilihat pada tabel 4.1. 42 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 43 Tabel 4.1 Data Usia Subjek Penelitian Usia Jumlah Persentase (%) 18 tahun 90 orang 61,22 % 19 tahun 29 orang 19,72 % 20 tahun 19 orang 12,92 % 21 tahun 9 orang 6,14 % Jumlah 147 orang 100 % Tabel 4.2 Data Jenis Kelamin Subjek Penelitian C. Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%) Perempuan 98 orang 66,67 % Laki-laki 49 orang 33,33 % Jumlah 147 orang 100 Uji Asumsi 1. Uji Normalitas Pengujian dilakukan dengan One Sample Kolmogorov Smirnov Test dengan menggunakan SPSS 21 for Windows. Distribusi dikatakan normal apabila probabilitas (p) > 0,05 (Santoso, 2012). Hasil uji normalitas pada perilaku seksual pranikah adalah 0,000 sehingga p lebih kecil dari 0,05 (dapat dilihat pada Lampiran). Dengan demikian sebaran perilaku seksual pranikah pada subjek dinyatakan tidak normal. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 44 Untuk nilai probabilitas pada materialisme adalah 0,826 > 0,05 (dapat dilihat pada Lampiran). Dengan demikian sebaran materialisme pada subjek dinyatakan normal. 2. Uji Linearitas Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan One Way Anova untuk variabel uji lebih dari satu. Data dari skala materialisme dan skala perilaku seksual pranikah dapat dikatakan linear apabila nilai Sig. lebih kecil dari 0,05 (Santoso, 2012).. Hasil uji linearitas antara skala materialisme dan skala perilaku seksual dinyatakan tidak linear karena nilai probablitias (p) atau Sig. 0,074 atau lebih besar dari 0,05 (dapat dilihat pada Lampiran). D. Hasil Penelitian 1. Deskripsi data Penelitian Tabel 4.3 Deskripsi Data Penelitian N Materialisme 147 Mean Empirik 36.66 Perilaku seksual pranikah 147 54.91 Mean Std. Teoritik Deviation 65 11.958 138 16.386 Sig. .000 .000 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 45 Tabel di atas menunjukkan bahwa variabel materialisme memiliki mean teoritik sebesar 65 dan mean empirik sebesar 36.66. Dari hasil penghitungan data diketahui bahwa kedua mean tersebut memiliki signifikansi dibawah 0.05, yaitu 0.000. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kedua mean tersebut. Angka t hitung yang positif menunjukkan bahwa mean empirik pada variabel ini lebih rendah daripada mean teoritiknya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa perilaku seksual pranikah subjek dalam penelitian ini cenderung rendah. Variabel perilaku seksual pranikah memiliki mean teoritik sebesar 138 dan mean empirik sebesar 54.91. Dari hasil penghitungan data diketahui bahwa kedua mean tersebut memiliki signifikansi dibawah 0.05, yaitu 0.000. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kedua mean tersebut. Angka t hitung yang positif menunjukkan bahwa mean empirik pada variabel ini lebih rendah daripada mean teoritiknya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa perilaku seksual pranikah subjek dalam penelitian ini cenderung rendah. 2. Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan setelah melakukan uji normalitas dan uji linearitas. Penghitungan uji hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan Spearman karena sebaran data skala perilaku seksual pranikah tidak normal (Miles &Shevlin, 2001). PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 46 Hipotesis dalam penelitian menyatakan bahwa ada hubungan positif antara materialisme dan perilaku seksual pranikah, yaitu dengan correlation coefficient (r) 0,220 atau lebih besar dari 0,5 dan nilai Sig. (1-ekor) 0,004 atau lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian, hipotesis penelitian ini diterima. E. Pembahasan Berdasarkan hasil uji statistik yang telah dilakukan, hipotesis pada penelitian ini diterima atau dengan kata lain ada hubungan yang positif antara materialisme dan perilaku seksual pranikah pada remaja. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat materialisme, maka perilaku seksual pranikah remaja juga semakin tinggi atau positif. Begitu sebaliknya, semakin rendah tingkat materialisme maka semakin rendah pula tingkat perilaku seksual pranikah pada remaja. Terbuktinya hipotesis penelitian ini maka menunjukkan bahwa remaja dengan kecenderungan gaya hidup materialisme rentan terhadap perilaku seksual pranikah. Bukti yang mendukung hubungan antara materialisme dan perilaku seksual pranikah dinyatakan oleh Kasser & Ryan (2001 dalam Auerbach, 2010) yaitu jika dilihat dari efek negatif materialisme, remaja yang memiliki kecenderungan materialisme akan mudah terjerumus pada gaya hidup yang berisiko, seperti meminum alkohol, merokok dan menggunakan mariyuana. Remaja yang terjerumus pada gaya hidup yang berisiko dikarenakan ada keinginan untuk maengejar kesenangan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 47 (seeking pleasure) atau kenikmatan. Kenikmatan yang dirasakan adalah kenikmatan pada bagian sensori atau alat indera. Setelah merasakan kenikmatan tersebut, maka ada kecenderungan memunculkan perasaan ketagihan. Hal ini sama seperti seseorang yang melakukan hubungan seksual. Tujuan untuk melakukan hubungan seksual adalah untuk mencari kenikmatan. Kenikmatan yang dirasakan pun sama dengan kenikmatan saat menggunakan mariyuana, yaitu kenikmatan fisiologis (Vercauteren, 2013 dan Veenhoven, 2003). Dengan demikian, penggunaan mariyuana mempengaruhi seseorang untuk melakukan hubungan seksual. Anderson dkk (2010) menyebutkan bahwa penggunaan mariyuana mampu meningkatkan keinginan untuk melakukan hubungan seksual. Penelitian ini memiliki implikasi praktis yakni perlunya pertimbangan faktor materialisme dalam pendidikan seks bagi remaja. Diketahui bahwa pendidikan seks untuk remaja masih menjadi pro dan kontra bagi para pendidik dan para orang tua. Hal tersebut terjadi kemungkinan dikarenakan pendidikan seks hanya memberikan pengetahuan mengenai seksualitas dan kesehatan reproduksi saja. Sebagai contoh, Tribun Jogja (2013) menyebutkan bahwa pendidikan seks dicurigai sebagai hal mengarah pada pornografi dan kegiatan yang kontradiktif. Maka berdasarkan hasil penelitian ini, pendampingan seksualitas remaja dapat dilakukan dengan melibatkan faktor yang tidak langsung terkait dengan seksualitas yakni materialisme. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Setelah melakukan analisis, peneliti menyimpulkan bahwa ada korelasi positif antara materialisme dan perilaku seksual pranikah pada remaja dengan r = 0,220 dan Sig. 1–ekor = 0,004. Semakin tinggi tingkat meterialisme remaja maka semakin tinggi pula perilaku seksual pranikah pada remaja. Begitu sebaliknya, semakin rendah tingkat materialisme maka semakin rendah perilaku seksual pranikah pada remaja. B. SARAN 1. Bagi Penelitian Selanjutnya Kelemahan pada penelitian ini adalah sebaran data perilau seksual pranikah yang tidak normal. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya menggunakan purposive sampling, agar lebih fokus memilih lingkungan remaja yang disinyalir lebih bebas dan tidak. Dengan demikian dapat meminimalisir data yang tidak normal. 2. Bagi Remaja Para remaja diharapkan untuk lebih membatasi diri dengan kehidupan yang cenderung berfoya-foya, glamour karena hal tersebut 48 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 49 akan mengantarkan pada gaya hidup yang materialis, sehingga nanti akan mudah terjerumus pada perilaku seksual pranikah. 3. Bagi Orang Tua Para orang tua diharapkan lebih dapat melatih anak dalam mengolah emosi agar tidak memiliki kecenderungan untuk segera mendapatkan sesuatu atau hal yang menyenangkan. Kemudian melatih anak untuk lebih berusaha untuk mencapai kesenangan, dengan kata lain tidak dengan cara instan. Selain itu orang tua diharapkan untuk mengontrol gaya hidup anak dalam pemakaian uang, agar anak tidak mudah untuk berfoya-foya dan menjadi konsumtif sehingga gaya hidupnya tidak mengarah pada materialisme. Terkontrolnya materialisme anak, maka kecenderungan anak untuk terjerumus pada perilaku seksual pranikah berkurang. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR PUSTAKA Ajilore, O. (2013). National Survey of Sexual Health and Bahvior .The Journal of Sexual Medicine.Indiana University. ABI. (2009, Februari 16) 2,3 Juta Kasus Aborsi Per Tahun, 30 Persen Oleh Remaja. Diunduh pada tangal 4 Juli 2013. http://regional.kompas.com/read/2009/02/16/11310897/2.3.Juta.Kasu s.Aborsi.Per.Tahun..30.Persen.oleh.Remaja. AN. (2010, Januari 18). Makin Banyak Remaja Lakukan Seks Pranikah. Diunduh pada Tanggal 3 Maret 2013. http://nasional.kompas.com/read/2010/01/18/16461662/Makin.Banya k.Remaja.Lakukan.Seks.Pranikah. Anderson, B. M., Rizzo, M., Block, R. I., Pearlson, G. D., dan O’Learys, D. S. (2010). Sex, Drugs, and Cognition: Effects of Marijuana. Journal Psychoactive Drugs.Vol. 42 (4). Pp: 413-424. Auerbach, R. P., McWhinnie, C. M., Goldfinger, M., Abela, J. R. Z., Zhu, X., dan Yao, S. (2010). The Cost of Materialism in A Collectivistic Culture: Predicting Risky Behavior Engagement in Chinese Adolescent. Journal of Clinical Child and Adolescent Psychology. Pp: 117-127. DOI: 1080//15374410903401179. Azwar, S. (2003). Penyusunan Skala Psikologi. Cetakan IV. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Azwar, S. (2007). Penyusunan Skala Psikologi. Cetakan V. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Baumgardner, S. V., dan Crothers, M. K. (2009). Positive Psychology.1st edition. New Jersey: Pearson. Boven, L. V. (2005). Experientalism, Materialism and The Pursuit of Happiness. Review of General Psychology.Vol. 9. Pp: 132-134. DOI: 10.1037/1089-2650.9.2.132. Chan, K., dan Prendergast, G. (2007). Materialism and Social Comparison Among Adolescent. Journal Social Behavior and Personality. Pp: 213-228. Crockett, L. L., Raffaeli, M., dan Moilanen, K. L. (2003). Adolescent Sexuality: Behavior and Meaning. Blackwell Handbook of Adolescence. University of Nabraska-Lincoln. 50 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 51 Cyntia, T. (2007). Konformitas Kelompok dan Perilaku Seks Bebas Pada Remaja. Jurnal Psikologi. Universitas Gunadharma. Djiwandono, S. E. W. (2008). Pemdidikan Seks Keluarga. Jakarta: Indeks. Diener, R. B., Kashdan, T. B., dan King, L. A. (2009). Two Traditions of Happiness Research, Not Two Distinct Type of Happiness.The Journal of Positive Psychology.Vol. 4. Pp: 208211. DOE. (2013, Maret 22). Pendidikan Seks Sulit Diterpakan di Sekolah. Diunduh pada Tanggal 28 November 2013. http://jogja.tribunnews.com/2013/03/22/pendidikan-seks-sulitditerapkan-di-sekolah/ Dutt, A. K. (2006). Consumption and Happiness: Alternative Approaches. Department of Economics and Policy Studies. Fang Gu, F., Kineta, H., dan Tse, D. K. (2005). Determinant for Consumption Materialism among Late Adolescent in China. Advance in Consumer Research. Vol. 32. Faturochman. (1992). Sikap dan Perilaku Seksual Remaja di Bali. Jurnal Psikologi. Fitzmourice, J., dan Comegys, C. (2006). Materialism and Social Consumption. Journal of Marketing Theory and Practice.Vol. 14. Pp: 473-457. DOI: 2753//MTPI069-6679140403. Froh, J. J., Emmons, R. A., Card, N. A., Bono, G., dan Wilson, J. A. (2011).Gratitude and The Reduce Costs of Materialism in Adolescents. Journal Happiness Study. Pp: 289-302. DOI: 10.1007//S10902-010-9195-9. Hadi, S. (1991). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Andi Offset. Haryani, M., Mudjiran., dan Syukur, Y. (2012). Dampak Pornografi Terhadap Perilaku Seksual dan Upaya Guru Pembimbing Untuk Mengatasinya. Jurnal Ilmiah Konseling. Vol. 1. No. 1. Haryanto, J. (2004). Pergeseran Nilai dan Konsumerisme di Tengah Krisis Ekonomi di Indonesia. Jurnal Design. Vol. 6.Nomor 1. Hurlock, F. B. (1994). Psikologi Perkembangan. Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 52 Kashdan, T. B., dan Breen, W. E. (2007). Materialism and Diminished WellBeing: Experiental Avoidance as A Mediating Mechanism. Journal of Social and Clinical Psychology. Pp:521-539. Kasser, T., dan Kanner, A. D. (2003). Psychology and Consumer Culture. The Struggle for A Good Life in A Materialistic World. American Psychology Association. Washington DC. Kinnear, T. C. (2011). Journal of Public Policy and Marketing.American Marketing Association. Kurniawan, H., dan Harry, Y. (2012, Juni 13). Tarif Janin Tiga Bulan Rp 6 Juta. TribunJogja. Diunduh pada Tanggal 3 Maret 2013. http://jogja.tribunnews.com/2012/06/13/tarif-janin-tiga-bulan-rp-6juta/. La Ferle, C., dan Chan, K. (2008). Determinants for Materialism among Adolescent in Singapore. Young Consumer. Lins, S., Bottequin, E., Doka, A., Agata, G., Frida, H., Anna, O., dan Sara, P. (2013). To Think, To Feel, To Have: The Effects of Need for Cognition, Hedonism and Materialism on Impuls Buying Tendencies in Adolescents. Journal of European Psychology Student. Pp: 25-32. Martono, N. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif. Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder. Edisi Revisi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Marwahid, H. (2012, September 3). Hedonism dan Kaum Remaja. . Diunduh pada Tanggal 3 Maret 2013. http://m.kompasiana.com/post/muda/2012/09/03/hedonisme-dankaum-remaja/ Meschke, L. L., Bartholomae, S., dan Zentall, S. R. (2000). Adolescent Sexuality and Parent Adolescent Procesess: Promoting Healthy Teen Choices. National Council on Family Relations. Vol. 49. No. 2. Pp: 143-154. Miles, J., dan Shevlin, M. (2001). Applying Regression and Correlation. British Library. Monks, F. J., Knoers, A. M. P., dan Hadiutono, S. R. (2006). Psikologi Perkembangan: Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Cetakan 14. Revisi 3. Yogyakarta: Gadjahmada University Moore, A. (2013). Hedonism. Metaphysics Research.Stanford University. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 53 Owens, E. W., Behun, R. J., Manning, J. C., dan Reis, R. C. (2012). The Impact of Internet Pornography on Adolescent: A Review of The Research, Sexual Addiction & Compulsivity. The Journal of Treatment and Prevention. Pp: 99-122. DOI: 10.1080//10720102.2012.660431. Parker, R. S., Haytko D., dan Hermans, C. (tanpatahun). A Comparison of Younger Chinese ang United States Consumers. Journal of International Business and Culture Studies. Prasetya, C. ( 2013, Februari 11). Banyak Faktor Yang Mempengaruhi Seks Pra Nikah Kaum Remaja. Diunduh pada Tanggal 3 Maret 2013. http://www.lensaindonesia.com/2013/02/11/banyak-faktor-yangmempengaruhi-seks-pra-nikah-kaum-remaja.html. Putra, G. P. A. (2008, Maret 20). Mengenal Hedonisme Lebih Dekat. . Diunduh pada Tanggal 22 November 2013 http://pwkpersis.wordpress.com/2008/03/20/mengenal-hedonismelebih-dekat/ Putri, F. A. (2012). Perbedaan Tingkat Religiusitas dan Sikap Terhadap Seks Pranikah Antara Pelajar Bersekolah di SMA Umum dan SMA Berbasis Agama. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya. Vol. 1. No. 1. Rathus, S. A., Navid, J. S., dan Rathus, L. F. (2008). Human Sexuality. In A World of Diversity. Seventh Edition. USA: Pearson. Reece, M., Herbenick, D., Fortenberry, J. D., Dodge, B., Sanders, S. A., dan Schick, V. (2010). National Survey of Sexual Health and Behavior. The Journal of Sexual Medicine. Indiana Uneversity. Richins, M. L., McKeage, K. K. R., & Najjar, D. (1992). An Exploration of Materialism and Consumption and Consumption-Related affect. Consumer Reaserch. Vol. 19. Pp. 229-236. Richins, M. L (2004). The Material Values Scale: Measurement Properties and Development of a Short Form. Journal of Consumer Research. Vol. 31. Rihardini, T., dan ZS., Yolanda. (2012). Persepsi Remaja Tentang Perilaku Seks Pranikah di SMA “X”. Jurnal Kebidanan. Vol. 1. Santoso, S. (2012). Panduan Lengkap SPSS Versi 20. Jakarta: PT Gramedia. Santrock, J. W. (2002). Life Span Development. Perkembangan Masa Hidup. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 54 Santrock, J. W. (2003). Adolescence. Perkembangan Remaja. Sixth Edition. Jakarta: Erlangga. Sari, B. S. (2011). Hubungan Konsep Diri Seksual Dengan Perilaku Seksual Pranikah Remaja di Pondok Pesantren Puri. Jurnal Psikologi. Sari, C. P. (tanpa tahun). Jurnal Harga Diri Pada Remaja Putri Yang Telah Melakukan Hubungan Seks Pranikah. Jurnal Psikologi. Sarwono, S. W. (2012). Psikologi Remaja. Edisi Revisi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Setiawan, R., dan Nurhidayah, S. (2008). Pengaruh Pacaran Terhadap Perilaku Seks Pranikah. Jurnal Soul. Vol. 1. Sheeran, P., Abrams, D., Abraham, C. dan Spears, R. (1993). Religiosity and Adolescent Premarital Sexual Attitudes and Behavior: An empirical study of conceptual issues. Europan Journal of Social Pschology. Vol. 23. Pp. 39-52. Sudarsih, S. (tanpatahun). Konsep Hedonisme Epikuros dan Situasi Indonesia Masa Kini. Jurnal Filsafat Universitas Gadjah Mada. Stangor, C. (2007). Research Methods for The Behavioral Science. USA. Steinberg, L. (2002). Adolescence. Sixth Edition. New York: The McGraw-Hill Companies. Veenhoven, R. (2003). Hedonism and Happiness. Journal of Happiness Studies. Vol. 4. Pp: 473-457. Vercauteren, K. (2013). Interporal Choice and Risk Preferences: Understanding Marijuana Use and Sexual Behavior. Journal Behavioral Economics. Weller, R. A., danHalikas, J. A. (1984). Marijuana use and Sexual Behavior. The Journal of Sex Research.Vol. 20.No. 2. Pp: 186-193. Wirakusuma, K. Y. (2010, November 29). 1.660 Mahasiswa Di Yogyakarta Tak Perawan. Diunduh pada Tanggal 5 Mei 2013. http://m.okezone.com/read/2010/11/29/338/398249 Wright, N. D., dan Larsen, V. (1993). Materialism and Life Satisfaction: A Meta Analysis. Journal of Consumer Satisfaction, Dissatifaction and Compalining Behavior. Vol. 6. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 55 Yoshiewafa. (2013, Januari 30). 80 Persen Lebih Remaja Indonesia Pernah Berciuman Saat Berpacaran. Diunduh pada Tanggal 4 Juli 2013. http://www.lintas.me/news/nasional/yoshiewafa/blogspot.com/80remaja-indonesia-pernah-berciuman-saat-pacaran. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI LAMPIRAN 56 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI LAMPIRAN L N1 Skalaa Sebelum T Try Out SKALA A PENEL LITIAN Faku ultas Psik kologi Universit U tas Sanatta Dharm ma Yogyakar Y rta 2013 57 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 58 Kepada Yth. Anda yang berpartisipasi pada penelitian ini Dengan hormat, saya : Nama : I Gusti Ayu Ajeng Dhita Pradnyaningdyah Nim : 099114132 Fakultas : Psikologi Meminta bantuan Anda untuk memberikan tanggapan pada pernyataan-pernyataan dalam skala penelitian ini. Skala ini nantinya akan digunakan untuk pengumpulan data tugas akhir yang sedang saya susun. Semua tanggapan atau jawaban yang Anda berikan akan dijaga kerahasiaannya. Maka saya berharap Anda dapat mengisi sesuai dengan keadaan Anda yang sebenarnya.Akhir kata saya ucapkan terima kasih atas kesediaan Anda untuk mengisi skala ini. Hormat saya, (I Gusti Ayu Ajeng Dhita P.) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI IDENTITAS Umur : …….. tahun Jenis kelamin : P/L * Pendidikan : Status : Menikah/ Belum Menikah * *) coret yang tidak sesuai 59 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 60 BAGIAN I PETUNJUK PENGISIAN Di bawah ini terdapat bermacam-macam perilaku.Perilaku ini adalah perilaku yang dilakukan dengan lawan jenis.Skala ini bersifat sangat pribadi dan dijaga kerahasiaannya.Oleh sebab itu, dimohon Anda mengisi sesuai dengan keadaan Anda yang sebenar-benarnya. Semua orang memiliki jawaban yang berbeda, namun semua jawaban adalah BENAR dan tidak akan ada jawaban yang SALAH. Pilihan jawaban adalah: 1. SS : Bila pernyataan “ Sangat Sering” Anda lakukan. 2. S : Bila pernyataan “Sering” Anda lakukan. 3. P : Bila pernyataan “Pernah” Anda lakukan. 4. TP : Bila pernyataan “Tidak Pernah” Anda lakukan. Bacalah setiap pernyataan dengan seksama.Kemudian pilihlah salah satu jawaban dengan memberikan tanda centang (√) pada jawaban yang menurut Anda paling sesuai. Contoh pernyataan: No 1 Pernyataan Membiarkannya untuk mencium bibir saya. SS S P TP √ Jika Anda merasa jawaban Anda kurang sesuai, maka berilah tanda (=) pada jawaban yang lebih sesuai dengan diri Anda. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 61 Contoh pernyataan: No 1 Pernyataan Membiarkannya untuk mencium bibir saya. SS √ Selamat Mengerjakan… S P TP PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 62 Ketika berhubungan dengan lawan jenis/pasangan, saya: No Pernyataan 1 Membiarkan kening saya dicium. 2 Memperbolehkannya memeluk saya. 3 Mencium alat kelaminnya. 4 Saling menggesekkan alat kelamin. 5 Mengijinkannya saat akan melakukan hubungan seksual dengan saya. 6 Mencium bibirnya. 7 Memegang alat kelaminnya. 8 Mengajaknya untuk saling mencium alat kelamin 9 Mengarahkan alat kelaminnya ke alat kelamin saya. 10 Memperbolehkannya untuk mencium payudara/dada saya. 11 Mendorongnya untuk menggesekkan alat kelaminnya ke alat kelamin saya. 12 Mencium lehernya. 13 Melakukan hubungan seksual dalam keadaan telanjang. 14 Mencium dada/payudaranya. 15 Memintanya agar menyentuh dada/payudara saya. 16 Memperbolehkannya untuk mencium bibir saya. 17 Memintanya untuk memainkan alat kelamin saya dengan mulutnya. SS S P TP PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 18 Menempelkan alat kelamin saya ke alat kelaminnya secara langsung. 19 Mencium mesra bibirnya. 20 Mencoba mencium alat kelaminnya. 21 Saling menempelkan alat kelamin. 22 Memainkan alat kelaminnya dengan tangan saya Pastikan kembali bahwa Anda telah menjawab semua pernyataan yang ada! 63 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 64 BAGIAN II PETUNJUK PENGISIAN Bagian ini bertujuan untuk melihat nilai material pada diri Anda.Anda diminta untuk menilai setiap pernyataan sesuai dengan keadaan Anda.Semakin ke kanan (mendekati angka 7), maka jawaban Anda mendekati “Sangat Setuju”. Begitu sebaliknya, jika semakin ke kiri (mendekati angka 1), maka jawaban Anda mendekati “Sangat Tidak Setuju”. Pilihan jawaban adalah: STS : Bila Anda “Sangat Tidak Setuju” dengan pernyataan yang ada. SS : Bila Anda “Sangat Setuju” dengan pernyataan yang ada. Bacalah setiap pernyataan dengan seksama.Kemudian pilihlah salah satu jawaban dengan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang menurut Anda paling sesuai. Contoh pernyataan: No 1 Pernyataan Memiliki barang-barang mewah membuat saya bahagia Pilihan STS 1 2 3 4 5 6 7 SS Jika Anda merasa jawaban Anda kurang sesuai, maka berilah tanda (=) pada jawaban yang lebih sesuai dengan diri Anda. Contoh pernyataan: No 1 Pernyataan Memiliki barang-barang mewah membuat saya bahagia Pilihan STS 1 2 3 4 5 6 7 SS PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No Pernyataan 1 Saya mengagumi seseorang yang 65 Pilihan memiliki banyak rumah mahal, banyak mobil dan banyak Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Setuju pakaian. 2 Saya biasanya hanya membeli barang-barang yang saya Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Setuju perlukan saja. 3 Saya memiliki semua barangbarang yang benar-benar saya Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Setuju perlukan untuk menikmati hidup. 4 Bagi saya memperoleh harta benda adalah salah satu prestasi Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Setuju yang paling penting. 5 Saya mencoba menjaga hidup saya sederhana dengan menggunakan harta yang saya Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Setuju miliki. 6 Hidup saya akan lebih baik jika saya memiliki barang-barang Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Setuju tertentu yang belum saya miliki. 7 Saya tidak terlalu menekankan pada jumlah materi yang dimiliki seseorang sebagai bukti Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Setuju kesuksesannya. 8 Tidak semua barang-barang yang saya miliki penting untuk saya. 9 Memiliki barang-barang yang lebih baik tidak membuat saya lebih bahagia. Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Setuju Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Setuju PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 10 66 Barang-barang yang saya miliki menunjukkan seberapa baik Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Setuju kehidupan saya. 11 Saya menikmati menghabiskan uang untuk barang-barang yang Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Setuju tidak berguna. 12 Membeli barang-barang memberikan saya banyak Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Setuju kesenangan. 13 Saya akan lebih bahagia jika saya mampu membeli lebih banyak Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Setuju barang-barang. 14 Saya senang memiliki barangbarang yang membuat orang- Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Setuju orang terkesan. 15 Saya banyak menyukai kemewahan dalam hidup saya. 16 Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Setuju Saya tidak terlalu memperhatikan barang-barang yang dimiliki Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Setuju orang lain. 17 Saya kurang menaruh perhatian pada barang-barang material dibandingkan orang-orang yang Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Setuju saya kenal. 18 Terkadang saya cukup terganggu ketika saya tidak mampu membeli semua barang yang saya sukai. Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Setuju PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 67 Lampiran 2 Seleksi Aitem Skala Perilaku Seksual Pranikah Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Cronbach's Alpha Item Deleted Item Deleted Total Correlation Correlation if Item Deleted VAR00001 52.6667 256.470 .329 .643 .924 VAR00002 52.4490 255.509 .403 .626 .922 VAR00003 51.6259 236.797 .795 .958 .915 VAR00004 52.7075 246.441 .753 .954 .917 VAR00005 51.5646 239.028 .622 .611 .918 VAR00006 53.1020 252.983 .508 .696 .921 VAR00007 52.3265 238.071 .654 .556 .918 VAR00008 51.3810 236.224 .663 .605 .918 VAR00009 51.3605 232.314 .633 .636 .919 VAR00010 53.6190 253.977 .615 .590 .920 VAR00011 52.5646 250.439 .422 .497 .922 VAR00012 53.4150 253.957 .590 .637 .920 VAR00013 51.4626 227.154 .734 .770 .916 VAR00014 53.6803 257.192 .539 .608 .921 VAR00015 52.7075 255.112 .491 .595 .921 VAR00016 53.0748 252.672 .520 .602 .921 VAR00017 51.6463 248.093 .521 .623 .920 VAR00018 52.3605 248.314 .449 .417 .922 VAR00019 53.1769 252.352 .545 .672 .920 VAR00020 51.4898 234.498 .694 .884 .917 VAR00021 52.6122 241.938 .774 .893 .916 VAR00022 52.1497 232.279 .624 .491 .919 Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha N of Items Based on Standardized Items .923 .929 22 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 68 Lampiran 3 Seleksi Aitem Skala Materialisme Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Cronbach's Alpha Item Deleted Item Deleted Total Correlation Correlation if Item Deleted VAR00001* 69.58 119.468 .199 .403 .676 VAR00002* 67.74 136.868 -.263 .395 .722 VAR00003 68.50 116.695 .276 .271 .667 VAR00004 69.53 110.954 .449 .439 .646 VAR00005* 67.24 130.966 -.100 .480 .696 VAR00006 68.95 113.478 .438 .473 .650 VAR00007* 67.74 135.830 -.234 .384 .721 VAR00008* 68.60 124.113 .104 .347 .685 VAR00009* 68.90 130.041 -.083 .203 .707 VAR00010 69.40 109.230 .517 .580 .639 VAR00011 70.54 111.914 .496 .478 .644 VAR00012 69.47 106.772 .589 .543 .629 VAR00013 69.49 101.837 .699 .678 .612 VAR00014 69.46 106.200 .619 .676 .626 VAR00015 69.96 108.531 .536 .671 .636 VAR00016* 68.96 119.986 .201 .445 .676 VAR00017* 68.73 127.576 -.018 .377 .700 VAR00018 69.29 110.548 .444 .494 .647 Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha N of Items Based on Standardized Items .865 .865 10 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 4 Skalla Setelah Trry Out SKALA A PENEL LITIAN Faku ultas Psik kologi Universit U tas Sanatta Dharm ma Yogyakar Y rta 2013 69 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 70 Kepada Yth. Anda yang berpartisipasi pada penelitian ini Dengan hormat, saya : Nama : I Gusti Ayu Ajeng Dhita Pradnyaningdyah Nim : 099114132 Fakultas : Psikologi Meminta bantuan Anda untuk memberikan tanggapan pada pernyataan-pernyataan dalam skala penelitian ini. Skala ini nantinya akan digunakan untuk pengumpulan data tugas akhir yang sedang saya susun. Semua tanggapan atau jawaban yang Anda berikan akan dijaga kerahasiaannya. Maka saya berharap Anda dapat mengisi sesuai dengan keadaan Anda yang sebenarnya.Akhir kata saya ucapkan terima kasih atas kesediaan Anda untuk mengisi skala ini. Hormat saya, (I Gusti Ayu Ajeng Dhita P.) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI IDENTITAS Umur : …….. tahun Jenis kelamin : P/L * Pendidikan : Status : Menikah/ Belum Menikah * *) coret yang tidak sesuai 71 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 72 BAGIAN I PETUNJUK PENGISIAN Di bawah ini terdapat bermacam-macam perilaku.Perilaku ini adalah perilaku yang dilakukan dengan lawan jenis.Skala ini bersifat sangat pribadi dan dijaga kerahasiaannya.Oleh sebab itu, dimohon Anda mengisi sesuai dengan keadaan Anda yang sebenar-benarnya. Semua orang memiliki jawaban yang berbeda, namun semua jawaban adalah BENAR dan tidak akan ada jawaban yang SALAH. Pilihan jawaban adalah: 1. SS : Bila pernyataan “ Sangat Sering” Anda lakukan. 2. S : Bila pernyataan “Sering” Anda lakukan. 3. P : Bila pernyataan “Pernah” Anda lakukan. 4. TP : Bila pernyataan “Tidak Pernah” Anda lakukan. Bacalah setiap pernyataan dengan seksama.Kemudian pilihlah salah satu jawaban dengan memberikan tanda centang (√) pada jawaban yang menurut Anda paling sesuai. Contoh pernyataan: No 1 Pernyataan Membiarkannya untuk mencium bibir saya. SS S P TP √ Jika Anda merasa jawaban Anda kurang sesuai, maka berilah tanda (=) pada jawaban yang lebih sesuai dengan diri Anda. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 73 Contoh pernyataan: No 1 Pernyataan Membiarkannya untuk mencium bibir saya. SS √ Selamat Mengerjakan… S P TP PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 74 Ketika berhubungan dengan lawan jenis/pasangan, saya: No Pernyataan 1 Membiarkan kening saya dicium. 2 Memperbolehkannya memeluk saya. 3 Mencium alat kelaminnya. 4 Saling menggesekkan alat kelamin. 5 Mengijinkannya saat akan melakukan hubungan seksual dengan saya. 6 Mencium bibirnya. 7 Memegang alat kelaminnya. 8 Mengajaknya untuk saling mencium alat kelamin 9 Mengarahkan alat kelaminnya ke alat kelamin saya. 10 Memperbolehkannya untuk mencium payudara/dada saya. 11 Mendorongnya untuk menggesekkan alat kelaminnya ke alat kelamin saya. 12 Mencium lehernya. 13 Melakukan hubungan seksual dalam keadaan telanjang. 14 Mencium dada/payudaranya. 15 Memintanya agar menyentuh dada/payudara saya. 16 Memperbolehkannya untuk mencium bibir saya. 17 Memintanya untuk memainkan alat kelamin saya dengan mulutnya. SS S P TP PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 18 Menempelkan alat kelamin saya ke alat kelaminnya secara langsung. 19 Mencium mesra bibirnya. 20 Mencoba mencium alat kelaminnya. 21 Saling menempelkan alat kelamin. 22 Memainkan alat kelaminnya dengan tangan saya Pastikan kembali bahwa Anda telah menjawab semua pernyataan yang ada! 75 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 76 BAGIAN II PETUNJUK PENGISIAN Bagian ini bertujuan untuk melihat nilai material pada diri Anda.Anda diminta untuk menilai setiap pernyataan sesuai dengan keadaan Anda.Semakin ke kanan (mendekati angka 7), maka jawaban Anda mendekati “Sangat Setuju”. Begitu sebaliknya, jika semakin ke kiri (mendekati angka 1), maka jawaban Anda mendekati “Sangat Tidak Setuju”. Pilihan jawaban adalah: STS : Bila Anda “Sangat Tidak Setuju” dengan pernyataan yang ada. SS : Bila Anda “Sangat Setuju” dengan pernyataan yang ada. Bacalah setiap pernyataan dengan seksama.Kemudian pilihlah salah satu jawaban dengan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang menurut Anda paling sesuai. Contoh pernyataan: No 1 Pernyataan Memiliki barang-barang mewah membuat saya bahagia Pilihan STS 1 2 3 4 5 6 7 SS Jika Anda merasa jawaban Anda kurang sesuai, maka berilah tanda (=) pada jawaban yang lebih sesuai dengan diri Anda. Contoh pernyataan: No 1 Pernyataan Memiliki barang-barang mewah membuat saya bahagia Pilihan STS 1 2 3 4 5 6 7 SS PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No Pernyataan 1 Saya memiliki semua barang-barang 77 Pilihan yang benar-benar saya perlukan untuk STS 1 2 3 4 5 6 7 SS STS 1 2 3 4 5 6 7 SS STS 1 2 3 4 5 6 7 SS STS 1 2 3 4 5 6 7 SS STS 1 2 3 4 5 6 7 SS STS 1 2 3 4 5 6 7 SS STS 1 2 3 4 5 6 7 SS STS 1 2 3 4 5 6 7 SS STS 1 2 3 4 5 6 7 SS STS 1 2 3 4 5 6 7 SS menikmati hidup. 2 Bagi saya memperoleh harta benda adalah salah satu prestasi yang paling penting. 3 Hidup saya akan lebih baik jika saya memiliki barang-barang tertentu yang belum saya miliki. 4 Barang-barang yang menunjukkan saya seberapa miliki baik kehidupan saya. 5 Saya menikmati menghabiskan uang untuk barang-barang yang tidak berguna. 6 Membeli barang-barang memberikan saya banyak kesenangan. 7 Saya akan lebih bahagia jika saya mampu membeli lebih banyak barang-barang. 8 Saya senang memiliki barang-barang yang membuat orang-orang terkesan. 9 Saya banyak menyukai kemewahan dalam hidup saya. 10 Terkadang saya cukup terganggu ketika saya tidak mampu membeli semua barang yang saya sukai. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 5 Uji Reliabilitas Skala Perilaku Seksual Reliability Statistics Cronbach's Cronbach's Alpha Alpha Based on N of Items Standardized Items .923 .929 22 78 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 6 Uji Reliabilitas Skala Materialisme Reliability Statistics Cronbach's Cronbach's Alpha Alpha Based on N of Items Standardized Items .862 .859 10 79 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 7 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test mat N seks 147 147 Mean 36.66 152.48 Std. 11.958 55.020 Absolute .052 .169 Positive .052 .169 Negative -.043 -.132 Kolmogorov-Smirnov Z .627 2.046 Asymp. Sig. (2-tailed) .826 .000 Normal Parametersa,b Deviation Most Extreme Differences 80 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 81 Lampiran 8 Uji Linearitas ANOVA Table Sum of df Mean Squares (Combined) Between sex * Groups Sig. Square 14104.177 45 313.426 1.261 .169 Linearity 811.323 1 811.323 3.265 .074 Deviation 13292.854 44 302.110 1.216 .210 from mat F Linearity Within Groups 25095.674 101 248.472 Total 39199.850 146 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 9 Uji Hipotesis Correlations mat Spearman's rho sex Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N **. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed). mat 1.000 . 147 .220** sex .220** .004 147 1.000 .004 147 . 147 82 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 110 Scatterplott 83 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 111 Keteerangan Pennelitian 84