plagiat merupakan tindakan tidak terpuji plagiat

advertisement
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA MATERIALISME DAN PERILAKU
SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh :
I Gusti Ayu Ajeng Dhita Pradnyaningdyah
Nim : 099114132
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA MATERIALISME DAN PERILAKU SEKSUAL
PRANIKAH PADA REMAJA
Disusun oleh :
I Gusti Ayu Ajeng Dhita Pradnyaningdyah
099114132
Telah disetujui oleh :
Dosen Pembimbing
A. Tanti Arini M.Si
Yogyakarta
ii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
RIPSI
HUBUNGAN ANTARA MATERIALISME DAN PERILAKU
SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA
Dipersiapkan dan ditulis oleh :
I Gusti Ayu Ajeng Dhita Pradnyaningdyah
099114132
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
Pada tanggal 21 November 2013
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap
Tanda Tangan
Penguji 1: A. Tanti Arini M.Si
(
)
Penguji 2: C. Wijoyo Adinugroho, M. Psi.
(
)
Penguji 3: MM. Nimas Eki Suprawati, M. Si., Psi.
(
)
Yogyakarta,
Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma
Dekan
(C. Siswa Widyatmoko, M. Psi.)
iii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Kupersembahkan karya sederhana ini untuk:
Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang selalu
mendapimgiku.
Ajik, Ibu, Mas Agung, Mas Ary, Mbak Ajneg
dan Ugek tercinta
Bli alit yang kusayangi
iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah
disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 23 Oktober 2013
(I Gusti Ayu Ajeng Dhita Pradnyaningdyah)
v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA MATERIALISME DAN PERILAKU SEKSUAL
PRANIKAH PADA REMAJA
I Gusti Ayu Ajeng Dhita Pradnyaningdyah
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara materialisme dengan perilaku
seksual pranikah pada remaja. Hipotesis yang diajukan yaitu terdapat korelasi yang positif antara
materialisme dengan perilaku seksual pranikah remaja. Subjek yang digunakan dalam peneltian ini
sebanyak 147 orang mahasiswa baru dan belum menikah yang berusia 18-24 tahun. Pengumpulan
data dalam penelitian ini menggunakan dua skala, yaitu skala materialisme yang diadaptasi dari
Materialism Value Scale Richins and Dawson 1992 dan skala perilaku seksual pranikah. Koefisien
UHOLDELOLWDVSDGDNHGXDVNDODGLXMLGHQJDQPHQJJXQDNDQ&URQEDFK¶V$OSKDGHQJDQKDVLONRHILVLHQ
sebesar 0.862 untuk skala materialisme dan koefisien sebesar 0.923untuk skala perilaku seksual.
Dari hasil analisis data dengan menggunakan metode korelasi Spearman. Hasilnya menunjukkan
bahwa kedua variabel terebut memiliki koefisien korelasi sebesar 0.220 dengan signifikansi 0.004.
Angka tersebut menunjukkan bahwa kedua variabel memiliki korelasi yang positif. Hasil tersebut
juga mengindikasikan bahwa hipotesis diterima.
Kata kunci
: materialisme, perilaku seksual pranikah, remaja.
vi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
THE RELATION BETWEEN OF MATERIALISM AND PREMARITAL
SEXUAL BEHAVIOR IN ADOLESCENT
I Gusti Ayu Ajeng Dhita Pradnyaningdyah
ABSTRACT
The purpose of this research was to find out the correlation between materialism and
premarital sexual behavior in adolescent. The hypothesis proposed was there is a correlation
between of materialism and premarital sexual behavior. The subjects of this research were 147
new students and unmarried student with aged between 18-24 years old. The instruments of this
research used two measurements which is materialism scale that adapted from Richiins & Dawson
1992 Materialism Value Scale and premarital sexual behavior scale. The reliability coefficient of
the scales was taste E\ &URQEDFK¶V Alpha technique with value 0.862 for materialism scale and
prematiral sexual behavior scale reliability coefficient 0.923. The data was analyzed by Spearman.
The result shows that the coefficient correlation gotten as 0.220 on significant rate on 0.004. The
result of the data analyzed showed that two variables correlation was positive. The result also
indicated that the hypothesis was accepted.
Keywords
: materialism, premarital sexual behavior, adolescent.
vii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama
: I Gusti Ayu Ajeng Dhita Pradnyaningdyah
Nomor Mahasiswa
: 099114132
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
³+8%81*$1$17$5$0$7(5,$/,60('$13(5,/$.8
6(.68$/35$1,.$+3$'$5(0$-$´
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya
memberikan pada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk
menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam
bentuk
pangkalan
data,
mendistribusikan
secara
terbatas,
dan
mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta,
Pada Tanggal : 23 Oktober 2013
Yang menyatakan
(I Gusti Ayu Ajeng Dhita Pradnyaningdyah)
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena atas berkatNya
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Sanata Dharma.
Peneliti menyadari keterbatasan terhadap penuli, sehingga dari bantuan
dari beberapa pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada :
1. Bapak Cornelius Siswa Widyatmoko, M.Psi. selaku Dekan Fakultas Psikologi
dan Dosen Pembimbing Akademik. Terima kasih atas bantuan Bapak dari
awal perkuliahan saya sampai terselesaikan skripsi ini.
2. Ibu Ratri Sunar Astuti M. Si. selaku Ketua Program Studi Psikologi.
3. Ibu A. Tanti Arini, M. Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Terima kasih
telah membantu saya dari awal penulisan skripsi ini sampai terselesaikannya
skripsi ini.
4. C. Wijoyo Adinugroho, M. Psi. dan MM. Nimas Eki Suprawati, M. Si., Psi.
selaku dosen penguji skripsi. Terimakasih atas pertanyaan, kritik dan saran.
5. Ibu Lusia Pratidarmanstiti. M. Si. yang kukasihi, terima kasih atas ilmu
pengetahuan yang Ibu berikan. Terima kasih telah mau mendengarkan semua
curhatanku. Semua nasihat Ibu akan selalu ku ingat.
6. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi yang telah membagikan banyak ilmu
kepada penulis.
ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7. Bu Nanik, Mas Gandung, Mas Muji, dan Mas Doni yang telah membantu
saya selama di Fakultas Psikologi.
8. Ajik dan Ibu yang sangat aku cintai, terima kasih atas cinta kasih kalian
selama ini sehingga aku dapat seperti ini sekarang. Besar keinginanku untuk
memberikan kebahagiaan pada kalian tetapi belum cukup besar untuk
membalas kasih sayang dan pengorbanan kalian selama ini.
9. Mas Agung, Mas Ary, Mbak Ajeng, dan Mba Wiqe yang selalu menjadi
panutanku, selalu memberi support dalam mengerjakan skripsi ini dan dengan
EDLNKDWLXQWXNWLGDNEHUWDQ\D³NDSDQVNULSVLQ\DVHOHVDL'LN"´
10. Yangti yang ku sayangi. Terima kasih atas doa yang diberikan dan telah
membagi energi ketika ku sakit sehingga aku dapat menyelesaikan skripsi ini.
11. Ugek yang selalu meramaikan suasana dirumah Ibu.
12. Tante yang dengan baik hati mau mengurus semua kebutuhan finansialku
selama di Jogja.
13. Bli Alit yang dengan setia memberikan banyak semangat dan dukungan
dalam segala situasi. Atas dukunganmu aku dapat menyelesaikan skrispsi ini.
14. Seluruh sobat setia C Class 2009 yang telah memberikan warna dalam
hidupku selama di Jogja dan mengajarkan artinya persahabatan. Terima kasih
untuk bantuan kalian selama ini sampai terselesaikannya skripsi ini. I will
miss u guys..
15. Teman-teman kos Gifa (Birdi, Desi dan Dewi) yang selalu menemaniku dan
menghiburku saat aku merasa jenuh untuk menulis skripsi ini.
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis. Terima
kasih untuk dukungan, doa dan kerja sama kalian.
Penulis percaya bahwa kasih dan karunia Tuhan selalu menyertai dan
memberkati semua pihak yang telah membantu serta memberikan semangat
dan dukungannya selama proses penulisan skripsi ini. Penulis menyadari
bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis menerima
kritik dan saran yang sifatnya membangun. Penulis berharap skripsi ini dapat
bermanfaat bagi orang lain.
Yogyakarta, 23 Oktober 2013
Penulis
(I Gusti Ayu Ajeng Dhita P.)
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN . ........................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN . ....................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................... v
ABSTRAK .......................................................................................................... vi
ABSTRACT ........................................................................................................ vii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN . .................................................................................. 1
A. Latar Belakang . ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah . ................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian . .................................................................................. 6
1. Manfaat Teoritis .................................................................................. 6
2. Manfaat Praktis ................................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI. ............................................................................ 8
A. Remaja ...................................................................................................... 8
xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
1. Pengertian Remaja . ............................................................................ 8
2. Ciri-ciri Remaja .................................................................................. 9
B. Perilaku Seksual Pranikah Pada Remaja . ................................................. 13
1. Pengertian Perilaku Seksual Pranikah ................................................ 13
2. Tahap-tahap Perilaku Seksual . ........................................................... 13
3. Faktor-faktor yang Mempengaruh Perilaku Seksual Remaja . ........... 16
C. Hedonisme ............................................................................................... 18
1. Pengertian Hedonisme ....................................................................... 18
2. Jenis-jenis Hedonisme ........................................................................ 19
D. Materialisme . ............................................................................................ 20
1. Pengertian Materialisme ..................................................................... 20
2. Aspek-aspek Materialisme . ................................................................ 21
3. Efek Materialisme Pada Remaja . ....................................................... 22
E. Hubungan Antara Materialisme dan Perilaku Seksual Pranikah
Pada Remaja . ............................................................................................ 24
F. Hipotesis ................................................................................................... 30
BAB III METODE PENELITIAN . .................................................................. 31
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ............................................................... 31
B. Identifikasi Variabel . ................................................................................ 31
C. Definisi Operasional ................................................................................. 31
1. Materialisme ....................................................................................... 31
2. Perilaku Seksual Pranikah .................................................................. 32
D. Sampling .................................................................................................. 32
xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
E. Subjek Penelitian ...................................................................................... 32
F. Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 33
1. Skala Materialisme ............................................................................. 33
2. Skala Perilaku Seksual Pranikah ........................................................ 34
G. Seleksi Aitem ........................................................................................... 37
H. Hasil Uji Coba Skala Penelitian ............................................................... 38
1. Hasil Analisis Aitem Skala Materialisme .......................................... 38
2. Hasil Analisis Aitem Skala Perilaku Seksual Pranikah ..................... 39
I. Kredibilitas Alat Ukur .............................................................................. 40
1. Estimasi Validitas .............................................................................. 40
2. Reliabilitas .......................................................................................... 41
J. Metode Analisis Data ............................................................................... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 42
A. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................. 42
B. Data Demografi Subjek Penelitian ........................................................... 42
C. Uji Asumsi ............................................................................................... 43
1. Uji Normalitas .................................................................................... 43
2. Uji Linearitas ...................................................................................... 44
D. Hasil Penelitian ........................................................................................ 44
1. Deskripsi Data Penelitian .................................................................... 44
2. Uji Hipotesis ...................................................................................... 45
E. Pembahasan .............................................................................................. 46
xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 48
A. Kesimpulan .............................................................................................. 48
B. Saran.......................................................................................................... 48
1. Bagi Penelitian Selanjutnya ............................................................... 48
2. Bagi Remaja ........................................................................................ 48
3. Bagi Orang Tua ................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 50
xv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Blue Print Skala Materialisme Sebelum Uji Coba ............................. 33
Tabel 3.2 Pemberian Skor Terhadap Skala Materialisme .................................. 34
Tabel 3.3 Blue Print Skala Perilaku Seksual Pranikah Sebelum Uji Coba ........ 35
Tabel 3.4 Pemberian Bobot Nilai pada Setiap Tahapan Perilaku Seksual
Pranikah .............................................................................................. 36
Tabel 3.5 Pemberian Skor Terhadap Skala Perilaku Seksual Pranikah ............. 37
Tabel 3.6 Blue Print Skala Materialisme Setelah Uji Coba ............................... 39
Tabel 3.7 Blue Print Skala Perilaku Seksual Pranikah Setelah Uji Coba ........... 39
Tabel 4.1 Data Usia Subjek Penelitian ............................................................... 43
Tabel 4.2 Data Jenis Kelamin Subjek Penelitian ............................................... 43
Tabel 4.3 Deskripsi Data Penelitian .................................................................... 44
xvi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skala Sebelum Try Out ................................................................... 57
Lampiran 2 Seleksi Aitem Skala Perilaku Seksual Pranikah ............................. 67
Lampiran 3 Seleksi Aitem Skala Materialisme .................................................. 68
Lampiran 4 Skala Setelah Try Out ..................................................................... 69
Lampiran 5 Uji Reliabilitas Skala Perilaku Seksual Pranikah ........................... 78
Lampiran 6 Uji Reliabilitas Skala Materialisme ................................................ 79
Lampiran 7 Uji Normalitas ................................................................................. 80
Lampiran 8 Uji Linearitas ................................................................................. 81
Lampiran 9 Uji Hipotesis ................................................................................... 82
Lampiran 10 Scatterplot ..................................................................................... 83
Lampiran 11 Keterangan Penelitian ................................................................... 84
xvii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut survey kesehatan reproduksi yang dilakukan oleh BKKBN,
anak kelas 6 SD sudah melakukan hubungan pacaran. Perilaku tidak senonoh
yang dilakukan remaja ketika bertemu dengan pasangannya mulai meningkat.
Sekitar 92% remaja saling berpegangan tangan. Ada 82% saling berciuman
dan 63% remaja melakukan petting ketika berpacaran. Menurut Maria, Ketua
Komisi Perlindungan Anak (KPAI), mulainya adegan yang mengarah pada
perilaku seksual dikarenakan aktivitas pacaran dini. Banyak remaja rata-rata
berumur 12 tahun telah melakukan pacaran. Perilaku seksualitas seyogyanya
dilakukan oleh pasangan suami istri, sekarang remaja yang hanya berstatus
berpacaran pun melakukan hubungan seks. Kalangan remaja saat ini sangat
bebas dalam berperilaku seksual. Perlaku seksual tersebut mengakibatkan
angka penderita HIV/AIDS di kalangan remaja meningkat tajam. Terjadi
peningkatan 700% dari tahun 2004 sampai dengan 2010, yaitu dari awalnya
154 kasus menjadi 1.119 kasus. Diperkirakan penyebab utama dari perilaku
seksual ini berawal dari menonton acara teve, internet dan kebebasan
berlebihan yang diberikan oleh keluarga (Aminudin, 2013).
Kompas (7 September 2012) menyampaikan bahwa Indonesia setiap
tahunnya mencapai 2,3 juta kasus aborsi dan 30 persennya dilakukan oleh
remaja. Hal ini dapat menunjukkan bahwa memang para remaja sekarang
1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2
sudah terbiasa dengan perilaku seksual pranikah. Selain di Indonesia, hampir
semua remaja U.S melakukan hubungan seksual dengan orang yang bukan
pasangannya atau tidak memiliki hubungan yang intim (pacar atau suami
istri). Bukti ini disebutkan pada sexual health di Indiana University (2010).
Para remaja sudah tidak memikirkan risiko dari perilaku seksual tersebut
karena mereka hanya ingin memuaskan kesenangannya semata, sehingga
masalah perilaku seksual pranikah yang berujung pada masalah aborsi sering
dilakukan oleh para remaja putri. Yogyakarta merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang
memiliki kasus kehamilan dan aborsi yang cenderung tinggi. Menurut
Kasubid Kesehatan Seksual BKKBN Wahyuni yang diwawancarai oleh
Wirakusuma (2010), di Yogyakarta tingkat aborsi pada mahasiswa yang
belum menikah telah mencapai 97,05 persen, ini dari 1.660 mahasiswa telah
kehilangan kegadisannya saat kuliah. Tingginya tingkat aborsi di Yogyakarta
didukung dengan adanya jasa aborsi ilegal, seperti salah satu judul artikel
Tribun Jogja (2012), yaitu Tarif Janin Tiga Bulan Rp. 6 Juta.
Perilaku seksual pranikah yang terjadi kemungkinan dikarenakan
adanya perubahan biologis, psikologis, dan sosial. Perubahan biologis terlihat
dari alat-alat kelamin manusia yang sudah mencapai kematangan. Secara
anatomis, alat-alat kelamin dan keadaan tubuh sudah memperoleh bentuk
yang sempurna sehingga alat-alat kelamin sudah berfungsi secara sempurna.
Remaja laki-laki sudah mampu menghasilkan beberapa ratus juta sel mani,
sedangkan remaja perempuan setiap bulannya akan mengeluarkan sel telur
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3
dari indung telur (Sarwono, 2012). Kemudian secara psikologis terjadi masa
pencarian jati diri yang mendorong remaja pada perasaan keingintahuan yang
besar. Adanya perkembangan teknologi memudahkan remaja untuk mencari
informasi mengenai hal-hal yang berbau seksual (Owens, Behun, Manning &
Reis, 2012 dan Haryani, Mudjiran & Syukur, 2012). Rasa keingintahuan yang
besar ini juga diikuti dengan ketidakstabilan emosi dari remaja yang membuat
para remaja tidak mampu mengontrol emosi diri untuk bertindak atau
melakukan sesuatu (Djiwandono, 2008). Secara sosial, adanya konformitas
mampu mempengaruhi perilaku seksual pranikah remaja. Teman yang sudah
melakukan hubungan seksual akan menjadi contoh (role model) bagi teman
yang belum pernah melakukan hubungan sekual (Cynthia, 2007; Crockett,
Raffaeli & Moilanen, 2003; Ajilore, 2013).
Perilaku seksual pranikah pada remaja akan menyebabkan ketagihan
karena perasaan nikmat yang timbul ketika melakukan hubungan seksual
(Prasetya, 2013). Perasaan akan ketagihan untuk mencari kenikmatan ataupun
kesenangan yang dilakukan oleh remaja saat melakukan hubungan seksual
adalah cerminan dari gaya hidup hedonis. Veenhoven (2003) menyatakan
bahwa hedonisme adalah cara hidup yang ditandai dengan keterbukaan untuk
pengalaman yang menyenangkan dan dikaitkan dengan kecanduan,
kedangkalan, perilaku tidak bertanggung jawab dan egoisme.
Secara umum, hedonisme merupakan tujuan utama kehidupan dalam
mencari kebahagiaan dan kesenangan dalam hidup (Baumgardner & Crothers,
2009). Para remaja yang memiliki gaya hidup hedonis akan cenderung lebih
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4
mudah untuk melakukan hubungan seksual pranikah karena gaya hidup ini
akan mengarahkan seseorang untuk mencari kenikmatan fisiologis (termasuk
kenikmatan sensori), seperti meminum alkohol dan dengan melakukan
hubungan seksual (Veenhoven, 2003). Selain mengarahkan remaja untuk
melakukan perilaku seksual pranikah, hedonisme juga mengarahkan
seseorang untuk mencari kesenangan akan materi. Sudarsih (tanpa tahun)
menyatakan bahwa hedonisme adalah sikap hidup yang identik dengan hidup
enak dan foya-foya yang memuja kenikmatan ataupun kesenangan dari sisi
materi saja.
Gaya hidup yang yang identik dengan memuja materi adalah
gambaran dari
materialisme. Materialisme merupakan gaya hidup yang
mengutamakan materi dan bertujuan untuk memperoleh harta, mencari
kesenangan dengan harta yang dimiliki dan mengukur kesuksesan dengan
harta yang telah dimiliki (Richins, McKeage & Najjar, 1992).
Gaya hidup materialisme sudah mulai menonjol pada kehidupan
remaja sekarang. Sebagai contoh, Kompasiana (2012) menyebutkan gaya
materialisme remaja seperti hidup glamour semakin disukai oleh para remaja.
Para remaja sudah tergila-gila dengan budaya konsumtif, seperti perburuan
fashion style terbaru. Materialisme berkorelasi secara signifikan dengan
motivasi konsumsi sosial ataupun tendensi remaja akan berbelanja
(Fitzmaurice & Comegys, 2006; dan Lins, Bottequin, Doka, Agata, Frida,
Anna & Sara, 2013).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5
Gaya hidup materialisme akan menimbulkan kesenangan bagi para
remaja karena salah satu tujuan hidup materialisme adalah mencari
kesenangan.
Kesenangan
tersebut
adalah
hedonic
happiness
yaitu
kebahagiaan yang tampak dari luar saja seperti kebahagiaan akan harta yang
dimiliki oleh manusia. Namun, hedonic happiness ini juga mencakup
kesenangan yang dirasakan saat melakukan hubungan seksual karena dasar
pengertian dari kebahagiaan hedonis adalah perasaan senang atau nikmat
yang hanya dapat dirasakan untuk jangka pendek (Baumgardner dan Crother,
2009). Dengan demikian, hedonic happiness ini mencakup gaya hidup
materialisme remaja dan juga perilaku seksual pranikah pada remaja. Dari
uraian tersebut, maka muncul pertanyaan apakah ada hubungan antara
materialisme dan perilaku seksual pranikah pada remaja.
Hubungan antara materialisme dan perilaku seksual dapat terlihat dari
efek materialisme yang cenderung terjerumus pada perilaku yang berisiko,
seperti penggunaan drugs (Baumgardner & Crothers, 2009). Penggunaan
obat-obatan ini dilakukan untuk mencari dan mendapatkan kenikmaatan serta
menjauhi rasa sakit (pain). Vercauteren (2013) mengatakan bahwa
kenikmatan yang dirasakan remaja yang menggunakan drugs lebih cenderung
pada kenikmatan fisiologis. Kenikmatan fisiologis yang dirasakan saat
menggunakan drugs juga dapat dirasakan pada saat berhubungan seksual.
Veenhoven (2003) menyebutkan bahwa kenikmatan fisiologis dapat
dirasakan
ketika
melakukan
hubungan
seksual.
Dengan
demikian,
penggunaan drugs atau salah satu efek dari materialisme memiliki tujuan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6
yang sama dengan melakukan hubungan seksual, yaitu mencari kenikmatan
fisiologis. Oleh karena itu, materialisme diduga akan berkorelasi dengan
perilaku seksual pranikah.
Untuk membuktikan asumsi ini, maka perlu dilakukan penelitian
karena penelitian menganai hubungan materialisme dan perilaku seksual
belum pernah dilakukan. Perilaku seksual lebih cenderung dihubungkan pada
beberapa variabel, sebagai contoh dengan konformitas kelompok (Cynthia,
2007), relijiositas (Sheeran, Abrams, Abraham dan Spears, 1993) dan konsep
diri (Sari, 2011).
B. Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan positif antara materialisme dan perilaku seksual
pranikah pada remaja?
C. Tujuan Penelitian
Mengetahui apakah ada hubungan antara materialisme dan perilaku
seksual pranikah pada remaja.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Manfaat dari penelitian ini untuk menyumbang pengetahuan
mengenai hubungan antara materialisme pada remaja sekarang dengan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7
seksual pranikah remaja, khususnya untuk Psikologi Perkembangan
Remaja dan Psikologi Sosial.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan agar dapat memberikan informasi
kepada
masyarakat
umum
khususnya
orang
tua
dalam
upaya
membimbing serta memotivasi anak-anak yang sudah memasuki dunia
remaja agar tidak memunculkan kecenderungan untuk melakukan
perilaku seksual pranikah.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Remaja
1. Pengertian Remaja
Menurut para tokoh di Barat seperti Steinberg (2002) remaja
adalah periode transisi dari anak-anak menuju dewasa dari usia 13-19
tahun biologis, psikologis, sosial, dan ekonomi. Selain itu, transisi remaja
ditandai dengan adanya perkembangan fisik dan kematangan sosialpsikologis. Santrock (2002) juga berpendapat bahwa remaja merupakan
peralihan usia antara anak-anak menuju dewasa, yaitu antara usia 13-20
tahun.
WHO (dalam Sarwono 2012) menetapkan usia remaja awal 10-14
dan remaja akhir 15-20 tahun. Namun Sarwono (2012) sendiri
mengungkapkan batasan usia remaja yaitu antara 11-24 tahun dan belum
menikah untuk remaja Indonesia. Maka dari itu, peneliti menggunakan
batasan usia remaja yaitu usia 11-24 tahun karena dilihat dari budaya
yang berlaku di Indonesia. Seperti yang disampaikan oleh Sarwono,
bahwa pada usia 24 tahun saja para remaja masih menggantungkan diri
kepada orang tua, belum mempunyai hak-hak penuh sebagai orang
dewasa (secara adat/tradisi). Dengan kata lain, orang-orang yang sudah
mencapai usia 24 tahun belum dapat memenuhi syarat menuju dewasa
secara sosial dan psikologis.
8
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9
2. Ciri-ciri Remaja
Pada masa remaja, individu mengalami perubahan-perubahan dan
perkembangan dalam hidupnya, yaitu:
a.
Fisik
Remaja mengalami pubertas yaitu kematangan kerangka dan
seksual pada awal masa remaja (Santrock, 2002). Perubahan-perubahan
yang terjadi saat pubertas adalah perubahan ukuran tubuh, perubahan
proporsi tubuh, perubahan ciri-ciri seks primer dan sekunder (Hurlock,
1994).
1). Perubahan ukuran tubuh: perubahan tinggi badan dan berat badan.
2). Perubahan proporsi tubuh: bertambah lebarnya pinggul danbertambah
panjangnya lengan.
3). Ciri-ciri seks primer: pertumbuhan penis meningkat pesat, bertambah
besarnya testes, peningkatan hormon testosterone dan terjadi mimpi
basah (pada laki-laki). Pertumbuhan tuba falopi, matangnya indung
telur, pertumbuhan vagina secara pesat, meningkatnya hormon
estradiol serta mengalami menarche (pada perempuan).
4). Ciri-ciri seks sekunder: muncul kumis dan jenggot, tumbuhnya jakun
yang diikuti perubahan suara dan otot-otot bertambah besar (pada
laki-laki). Pinggul bertambah lebar, berkembangnya payudara,
muncul rambut halus pada kemaluan dan ketiak (pada perempuan).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10
b. Kognitif
Kekuatan pemikiran remaja semakin berkembang menuju hal
yang lebih idealis, abstrak, logis dan lebih mampu untuk menguji
pemikiran diri sendiri dan orang lain (Santrock, 2002).
c. Emosi
Pada masa remaja juga merupakan masa topan badai (strum und
drang), yaitu pertentangan nilai-nilai yang mencerminkan kebudayaan
modern yang penuh gejolak (Hurlock, 1994). Perkembanganperkembangan emosi yang terjadi pada remaja, antara lain:
1). Pola emosi pada masa remaja: remaja tidak lagi mengekspresikan
amarahanya dengan meledak-ledak (acting out) melainkan dengan
cara menggerutu, merajuk atau dengan memberikan kritik kepada
orang lain dengan nada suara yang tinggi. Ketidakstabilan emosi
dari remaja yang membuat para remaja tidak mampu mengontrol
emosi diri untuk bertindak atau melakukan sesuatu, namun tetap
dibatasi oleh norma-norma orang dewasa (Djiwandono, 2008).
2). Kematangan emosi: ramaja laki-laki dan perempuan dapat
dikatakan matang secara emosi bila tidak “meledakkan” emosinya
di depan orang, melainkan mampu menunggu saat yang tepat untuk
mengungkapkan emosinya dan mampu menilai secara kritis situasi
yang terjadi dibandingan langsung bereaksi secara emosional.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11
d. Sosial
Menurut Hurlock (1994) untuk mencapai tujuan pola sosialisasi,
remaja harus beradaptasi dengan situasi baru. Faktor-faktor sosial yang
mempengaruhi remaja adalah:
1). Kuatnya Pengaruh Kelompok Sebaya
Remaja lebih banyak berada di luar rumah sehingga sikap,
perilaku, pembicaraan, minat dan penampilan lebih didominasi
oleh pengaruh teman-teman.
2). Perubahan Dalam Perilaku
Terjadinya peningkatan pelbagai kegiatan sosial, baik
dengan sesama jenis maupun lawan jenis sehingga wawasan sosial
mereka semakin membaik dan meluas.
3). Pengelompokan Sosial Baru
Kelompok pada masa kanak-kanak lambat laun akan bubar
ketika masa puber sehingga akan beralih pada kelompok sosial
yang baru seperti kelompok yang terorganisir, teman dekat,
kelompok besar ataupun kecil dan kelompok geng.
4). Nilai Baru dalam Memilih Teman
Remaja tidak lagi mencari teman karena kemudahannya
seperti teman tetangga, teman sekolah dan teman semasa kecil
melainkan mencari teman yang memiliki minat dan nilai-nilai yang
sama.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12
5). Nilai Baru dalam Penerimaan Sosial
Dalam menerima teman, remaja pun memiliki standar dan
nilai-nilai tertentu, sehingga terjadi sindroma penerimaan yaitu
penerimaan yang bergantung pada apa yang disenangi remaja dan
yang dapat menambah gengsi dari kelompok. Adapula sindroma
alienasi yang membuat orang lain tidak menyukai dan menolak
karena mungkin penampilan yang tidak sesuai dengan standar
kelompok.
6). Nilai Baru dalan Memilih Pemimpin
Remaja menginginkan pemimpin yang memiliki konsep diri
yang baik, memiliki semangat dan gairah untuk melakukan sesuatu
serta menguntungkan mereka.
e.
Moral
Sebagai remaja, mereka harus mempelajari apa yang diharapkan
oleh kelompok kepadanya dan kemudian mau membentuk pribadi yang
sesuai dengan harapan sosial. Remaja juga harus membentuk kode
moral berdasarkan benar dan salah yang telah dipelajari dari orang tua,
guru dan hukum-hukum yang berlaku (Hurlock, 1994).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13
B. Perilaku Seksual Pranikah Pada Remaja
1. Pengertian Perilaku Seksual Pranikah
Meschke, Bartholomae & Zentall (2000) berpendapat bahwa
perilaku seksual merupakan tingkah laku yang dilakukan oleh laki-laki dan
perempuan yang berlandaskan hasrat dan pengetahuan mengenai seksual.
Perilaku seksual pranikah adalah tingkah laku yang didorong oleh
hasrat seksual dan dilakukan oleh dua orang dengan lawan jenis ataupun
sejenis yang berbeda tanpa memiliki ikatan pernikahan yang sah menurut
hukum (Sari, tanpa tahun; dan Rihardini & Yolanda, 2012). Pengertian
yang serupa diungkapkan oleh Faturochman (1992) bahwa perilaku
seksual pranikah adalah hubungan seks yang dilakukan oleh laki-laki dan
perempuan sebelum adanya pernikahan.
Dari beberapa pengertian di atas, perilaku seksual pranikah dapat
diartikan sebagai tingkah laku yang mengarah pada hubungan seksual
yang didorong oleh adanya hasrat seksual dan dilakukan oleh laki-laki dan
perempuan di luar pernikahan atau belum sah menurut hukum.
2. Tahap-tahap Perilaku Seksual
Rathus, Navid & Rathus (2008) membagi perilaku seks dalam
beberapa tahap. Tahapan-tahapan tersebut menjadi bentuk perilaku
seksual, yaitu kissing, touching, oral genital, dan intercourse. Menurut
Santrock (2003), tahap perilaku seksual biasanya diawali dengan necking
(berciuman sampai ke daerah dada), petting (saling menempelkam alat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14
kelamin) hingga melakukan hubungan intim atau intercourse. Maka
peneliti menyimpulkan aspek-aspek perilaku seksual meliputi:
a. Touching
Menyentuh pasangan dari berpegangan tangan sampai berpelukan.
b. Kissing
Berciuman adalah hal yang paling universal yang dilakukan.
Berciuman dibagai dalam dua tahap, yaitu simple kissing, saling
menempelkan bibir
dan deep kissing atau French kiss, yaitu
menghisap bibir pasangan dan diikuti dengan gerakan lidah di mulut
pasangan.
c. Necking
Mencium bagian leher pasangan sampai ke daerah dada/payudara.
d. Touching Genital
Meraba dan menyentuh bagian payudara hingga menyentuh bagian
yang paling genital dari wanita (vagina dan clitoris) dan laki-laki
(penis dan buah zakar).
e. Oral Genital
Stimulasi oral pada genital laki-laki disebut dengan fellatio,
sedangkan untuk stimulasi oral pada wanita disebut cunnilingus. Lebih
mudahnya, oral genital ini adalah aktivitas seks yang lebih berfokus
pada alat genital pasangan dengan menggunakan mulut.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
f.
15
Petting
Aktifitas seksual dengan tujuan membangkitkan gairah seksual dari
rabaan pada daerah erotis sampai saling menempelkan alat kelamin
atau menempelkan penis ke vagina, namun tanpa melakukan coitus.
g. Intercourse
Bersenggama atau coitus adalah aktivitas seksual antara laki-laki
dan perempuan dimana penis dimasukkan ke dalam liang vagina atau
penetrasi.
Rathus, dkk. (2008) berpendapat bahwa dari beberapa tahap-tahap
perilaku seksual di atas, taouching (bersentuhan), kissing (berciuman),
necking (mencium daerah leher sampai payudara), genital touching
(menyentuh daerah genital), petting (bercumbu), dan oral genital
(mencium daerah genital) termasuk dalam tahap foreplay atau aktifitas
yang membangkitkan gairah seksual seseorang. Namun genital touching
dan petting berbeda dengan tahap foreplay lainnya karena dua tahap ini
sudah lebih menjurus pada alat genital pasangan. Jika dilihat dari efek atau
tujuan dari tahapan-tahapan tersebut, oral genital dan intercourse
memiliki tujuan yang sama, yaitu meraih kenikmatan terakhir dari perilaku
seksual atau orgasme (wanita) dan ejakulasi (laki-laki).
Berdasarkan tahapan perilaku seksual tersebut, maka pada
penelitian ini tahapan-tahapan perilaku seksual pranikah dibagi dalam 3
tahapan yang dibedakan dalam beberapa bobot. Untuk tahap awal atau
tahapan dengan bobot 1, yaitu touching, kissing, necking. Lalu untuk
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16
tahapan dengan bobot 2, yaitu touching genital, petting dan yang terkahir
untuk tahapan dengan bobot 3, yaitu oral genital dan yang terakhir
intercourse.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Remaja
Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual
remaja antara lain:
a. Usia
Menurut Fisgher dan Hall (dalam Sari, tanpa tahun) usia adalah
salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku seksual remaja karena
remaja menengah dan remaja akhir lebih cenderung permisif
dibandingkan dengan remaja awal karena masih adanya pengaruh yang
besar dari orang tua.
b. Jenis kelamin
Selain itu, Faturochman (1992) memiliki pendapat bahwa faktorfaktor yang dapat mempengaruhi perilaku seksual remaja adalah jenis
kelamin dan pendidikan. Remaja laki-laki lebih cenderung memiliki
sikap permisif dibandingkan dengan remaja perempuan dan semakin
tinggi pendidikan seseorang akan semakin tinggi pula sikap tidak
permisifnya.
c. Agama
Rice (1990 dalam Sari, tanpa tahun) mengatakan bahwa agama
juga memiliki pengaruh dalam perilaku seksual remaja karena
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17
seseorang yang tidak memiliki aktifitas agama dan tingkat religiusitas
yang rendah akan mudah tergoda dengan dengan pola hidup seks bebas.
d. Meningkatnya Libido Seksualitas
Seorang remaja menghadapi beberapa tugas-tugas perubahan dan
perkembangan salah satunya adalah penerimaan kondisi fisiknya (yang
berubah). Pada masa remaja libido menguat dan baik, sehingga ketika
libido sedang meningkat, remaja akan mudah terangsang dan dalam
kondisi seperti ini adalah godaan untuk melampiaskan gairah seksual
yang besar (Monks, Knoers & Hadiutono, 2006).
e. Psikologis Remaja
Pada usia remaja adalah masa untuk mencari identitas diri dan
memiliki rasa keingintahuan yang besar, emosi tidak stabil untuk
bertindak dan suka mencoba hal-hal yang baru (Djiwandono, 2008)..
Artinya mereka sedang mencari siapa dirinya dengan mengidentifikasi
dirinya dengan tokoh-tokoh yang dikagumi. Untuk mencari identitas
diri, para remaja juga banyak mencari dan bergaul dengan temantemannya. dalam pergaulan yang diperlukan adalah penerimaan dari
teman-temannya. Untuk itu memungkinkan bagi para remaja untuk
ikut-ikutan dan terjatuh pada hal-hal yang buruk dan melanggar normanorma yang ada (Santrock, 2002). Selain itu, Cynthia (2007) memiliki
pendapat sendiri bahwa remaja yang memiliki tingkat konformitas yang
tinggi akan cenderung melakukan hubungan seks bebas karena
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18
konformitas sendiri adalah salah satu cara bagi para remaja untuk
mendapat pengakuan dari teman sebayanya (Sears dkk., 1985).
f. Kurangnya Informasi Tentang Seks
Para orang tua yang menganggap tabu dalam membicarakan seks
kepada anak-anaknya akan menyebabkan mereka mencari dan
berpaling pada sumber-sumber yang tidak akurat, khususnya teman.
Walaupun para remaja mencari informasi melalui media massa,
mengikuti seminar dan membaca buku, namun mereka tetap
memerlukan informasi tersebut dari orang tua (Sarwono, 2012).
g. Pergaulan yang Makin Bebas
Para remaja tidak memiliki larangan untuk bergaul dengan siapa
saja, baik lawan jenis maupun sejenis dengan tidak mengindahkan
norma dan adat di mayarakat sehingga hal tersebut membuat adanya
peluang besar dalam melakukan perilaku seks (Sarwono, 2012).
C.
Hedonisme
1. Pengertian Hedonisme
Moore (2013) menyebutkan bahwa hedonisme berasal dari
bahasa Yunani yaitu kesenangan. Secara garis besar, kesenangan
mencakup
perasaan
akan
kesenangan
dan
pengalaman
yang
menyenangkan seperti cinta, ecstasy, kepuasaan dan euphoria. Moore
juga mengatakan bahwa hedonisme merupakan sebuah pandangan hidup,
dengan kata lain dapat juga diartikan sebuah nilai hidup yang berarti. Ada
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19
perbedaan pandangan nilai-nilai hedonistik antara filosof Yunani, tetapi
Putra (2008) menyimpulkan bahwa nilai-nilai hedonistik dijadikan dasar
seseorang dalam bertingkah laku yaitu mencari kesenangan dan menjauhi
perasaan sakit. Pengertian yang serupa disampaikan oleh Veenhoven
(2003) bahwa hedonisme sebagai sebuah jalan hidup dengan keterbukaan
akan pengalaman yang menyenangkan. Kesenangan yang dirasakan
cenderung mengabaikan moral yang ada seperti perilaku yang didasari
oleh hawa nafsu (meminum alkohol dan melakukan hubungan seksual)
dan cenderung merusak kesenangan jangka panjang.
Peneliti
menyimpulkan
bahwa
hedonisme
berarti
suatu
pandangan hidup ataupun suatu nilai-nilai akan kesenangan atau
kenikmatan. Kesenangan dapat diperoleh dari pengalaman yang
menyenangkan dan kesenangan yang dirasakan mengabaikan moral yang
ada dan kesenangannya hanya untuk jangka pendek.
2. Jenis-jenis Hedonisme
Moore (2013) menyebutkan bahwa hedonisme memiliki 2 jenis,
yaitu :
a. Psychological Hedonism
Dalam psychological hedonism, hedonisme merupakan suatu
motivasi yang menentukan tindakan ataupun perilaku yang akan
dilakukan oleh seseorang. Motivasi ini lebih cenderung kepada
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
motivasi
untuk
mencari
kesenangan
dan
20
mengabaikan
ketidaksenangan.
b. Ethical Hedonisme
Ethical hedonism berpatokan bahwa kesenangan adalah hal
yang paling penting dan ketidaksenangan adalah hal yang tidak
penting. Jenis hedonisme ini lebih berfokus pada apa yang
dimilikinya atau egosentrime.
D.
Materialisme
1. Pengertian Materialisme
Materialisme merupakan gaya hidup dengan tujuan untuk
mendapatkan dan mengumpulkan banyak harta. Seseorang yang
materialis akan mengalami ketergantungan dengan harta benda karena
dengan memiliki banyak harta akan menunjukkan kesuksesan seseorang
(simbol kesuksesan) dan menimbulkan kesenangan dan kenikmatan.
Tempat tertinggi dan terpenting dalam mengevaluasi kesuksesan diri dan
menganggap kebahagiaan tergantung pada pendapatan masing-masing.
(Kasser, 2002 dalam Froh dkk., 2011; Boven, 2005; Chan & Gerard,
2007; dan Richins, 1999 dalam Kinnear, 2011). Selain itu, kepuasaan
dalam mengejar materi adalah ukuran untuk prestasi seseorang dan sering
dihubungkan dengan tujuan yang berhubungan dengan pengembangan
relasi, spritualitas dan kepedulian akan kesejahteraan psikologis dan fisik.
Para
pelajar
remaja
lebih
cenderung
menyukai
cita-cita
yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21
berhubungan dengan kekayaan seperti memiliki barang-barang mahal
sendiri, menjadi milioner dan menjadi boss sebuah perusahaan. (Kasdhan
& William, 2007; dan Belk, 1985 dalam Auerbach dkk., 2010).
Dari uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa materialisme
merupakan segala sesuatu hal yang berhubungan dengan kebutuhan dan
hasrat akan material, barang-barang yang bersifat duniawi seperti harta
benda. Materialisme juga
memiliki tujuan untuk
mencari dan
menimbulkan kesenangan, mencapai tujuan hidup, pengembangan relasi
serta mengevaluasi kesuksesan.
2. Aspek-aspek Materialisme
Dawson dan Richins (1987 dalam Wright dan Larsen, 1993)
mengatakan bahwa materialisme adalah sebuah nilai, bukan sebuah
character trait, karena untuk seseorang yang materialis, pendapatan dan
barang milik mereka adalah bagian terdepan dalam personal goals yang
kemudian akan membimbing mereka pada “ways of life”. Maka Dawson
dan Richins menetapkan tiga komponen materialisme yaitu: (1)
Acquisition centrality, menempatkan suatu kepemilikan barang dan
perolehan harta menjadi pusat kehidupan; (2) Acquisition as the pursuit
of happiness, kecenderungan untuk lebih mempercayai bahwa memiliki
suatu barang akan mengantarkan kepada suatu kebahagiaan; (3)
Possession-defined success, kecenderungkan untuk menilai apa yang
dimiliki diri sendiri dan kesuksesan orang lain dari jumlah dan kualitas
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22
harta-harta yang diperoleh. Dengan melihat pada tiga komponen Dawson
dan Richins di atas yang lebih menekankan pada bagaimana materialisme
pada seseorang dan mampu menunjukkan materialisme seseorang, maka
peneliti menggunakan teori tersebut sebagai acuan untuk melihat tingkat
materialisme seseorang.
3. Efek Materialisme Pada Remaja
a. Efek Positif
Materialisme memiliki efek positif pada remaja, yaitu
happiness. Namun, efek ini masih menjadi perdebatan karena definisi
happiness untuk setiap penelitian berbeda. Ada dua kebahagiaan
dalam hidup, yaitu hedonic happiness dan eudaimonic happiness.
Hedonic happiness lebih menekankan pada kebahagiaan yang terlihat
di luar seperti humans good dan tingkat sosial, sedangkan eudaimonic
happiness menekankan pada kebahagiaan yang dapat memeenuhi
kebutuhan well-being seseorang dan juga pengalaman-pengalaman
hidup seseorang (Diener dkk., 2009).
Seseorang yang memiliki possession materialism yang tinggi,
maka hal tersebut akan mengantarkan seseorang untuk meraih
kebahagiaan (Wright dkk., 1993). Hal itu pun didukung oleh Froh
dkk. (2011) bahwa ada kemungkinan tinggi tingkat kepuasaan hidup
dikarenakan material goods yang dimiliki membawa mereka pada
kebahagiaan. Namun hal yang berbeda ditunjukkan oleh Sheldon dkk.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23
(2004 dalam Baumgardner & Crothers, 2009), yaitu tujuan ekstrinsik
(kesuksesan finansial atau status sosial) kurang memuaskan atau
kurang membuat bahagia dibandingkan dengan tujuan intrinsik
(pertumbuhan personal atau kedekatan emosional dengan orang lain).
b. Efek Negatif
1). Konsumerisme Pada Remaja Meningkat
Materialisme
meningkat.
Sebagai
menyebabkan
contoh,
para
tingkat
remaja
konsumerisme
sudah
tidak
menggunakan sepeda sebagai alat transportasi melainkan
menggunkan motor dan mobil. Selain itu, penggunaan handphone
di Indonesia sangat berkembang pesat sehingga merk Nokia
menjadi salah satu merk yang menguasai pesaran di Indonesia
dan secara regular Nokia meluncurkan tipe dan model-model
baru. Hal tersebut membuat masyarakat tertarik untuk selalu
membeli Nokia keluaran terbaru (Haryanto, 2004).
2). Menjurus Pada Perilaku yang Berisiko
Penelitian Kasser & Ryan (2001 dalam Auerbach, 2010)
memperoleh hasil bahwa tingkat materialisme yang tinggi
berasosiasi dalam penggunaan mariyuana, alkohol dan juga
rokok. Baumgardner & Crothers (2009) pun menyebutkan hal
sama bahwa individu yang materilistik lebih cenderung untuk
menggunakan drugs dan alkohol.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
24
3). Negative Life Events
Unger dan colleagues (2001b dalam Auerbach, 2010)
menemukan bahwa materialisme dapat mengakibatkan kegagalan
dalam akademik, hukuman dari orang tua dan timbulnya konflik
dengan teman sebaya.
E. Hubungan Antara Materialisme dan Perilaku Seksual Pranikah Pada
Remaja
Gaya hidup materialisme remaja saat ini lebih cenderung pada
kehidupan konsumerisme sehingga gaya materialisme mampu meningkatkan
tingkat konsumtif remaja. Salah satu contoh, remaja lebih cenderung pada
barang-barang dengan
brand asing dibandingkan dengan brand buatan
negeri. Sebagai contoh, Febriyanti (2010) menyatakan sekarang sedang
menjamur merk CROCS pada remaja. Merk dari Colorado ini sangat diminati
oleh remaja perempuan dan laki-laki. Pembelian barang brand asing
dilakukan untuk membentuk status di masyarakat.
Remaja-remaja di Cina juga memiliki kecenderungan yang sama
dengan remaja di Indonesia. Sebagai contoh, remaja di Cina setiap harinya
tumbuh dewasa lebih untuk menikmati dan mencari harta benda atau barangbarang material dibanding generasi sebelumnya karena adanya perubahan
budaya (Parker, Haytko & Hermans, tanpa tahun). Hasrat materialistik remaja
di Cina lebih kepada brand asing yang masuk ke Cina. Remaja di Cina yang
memiliki barang-barang mewah hanya sebagai simbol status. Menurut Fang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
25
Gu, Kineta & Tse (2005) remaja lebih kepada centrality-oriented dan secara
keseluruhan memiliki tendensi yang tinggi untuk consumption materialism.
Centrality-oriented sama seperti acquisition centrality yaitu menempatkan
suatu kepemilikan barang dan perolehan harta menjadi pusat kehidupan. Hal
ini serupa dengan hasrat materialistik pada remaja di Indonesia, yaitu
membeli barang-barang dengan brand asing.
Pembelian barang-barang yang diinginkan seperti brand asing yang
dilakukan para remaja akan semakin termotivasi dengan adanya iklan-iklan di
media massa. Iklan-iklan yang ditonton akan meningkatkan materialistic
value orientation seseorang yang menariknya untuk mengejar materialistic
goal (Kasser & Kanner, 2003). La Ferle & Chan (2008) juga mengatakan hal
yang serupa bahwa melihat iklan di televisi memiliki pengaruh yang kuat
terhadap materialisme remaja.
Membeli berbagai barang dan menjadi lebih konsumtif akan
menimbulkan perasaan senang. Begitu sebaliknya, dengan perasaan senang
akan membuat seseorang menjadi lebih konsumtif (Dutt, 2006). Maka
seseorang yang konsumtif akan menjadi semakin materialis. Semakin
materialis remaja, maka akan semakin mencari kesenangan
Efek kesenangan yang dirasakan oleh para remaja akan menuntun
mereka menjadi semakin materialis dan akan selalu mencari kenikmatan
tersendiri. Mencari kesenangan adalah tujuan dari gaya hidup hedonis.
Berdasarkan konsep psychological hedonism, motivasi individu adalah untuk
mencari kesenangan. Para remaja mencari kesenangan dengan memperoleh
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
26
barang-barang yang disenangi. Seperti yang disebutkan oleh Chan &
Prendergast (2007) bahwa dengan lebih banyak memiliki harta benda akan
mengantarkan pada kebahagiaan yang lebih. Kesenangan akan harta benda
yang dimiliki masuk pada hedonic happiness yaitu kebahagiaan yang hanya
terlihat dari luar saja seperti humans good dan kebahagian yang dirasakan
hanya untuk jangka pendek saja.
Gaya hidup materialisme tidak hanya memberikan efek positif yaitu
bahagia tetapi juga menimbulkan efek negatif, salah satunya terjerumus pada
hidup yang berisiko. Contoh hidup yang berisiko yaitu merokok, meminum
alkohol dan penggunaan drugs (mariyuana). Penggunaan drugs dilakukan
untuk mencari dan mendapatkan kenikmaatan serta menjauhi rasa sakit
(pain). Vercauteren (2013) mengatakan bahwa kenikmatan yang dirasakan
remaja yang menggunakan drugs lebih cenderung pada kenikmatan fisiologis.
Kenikmatan yang dirasakan masih dalam pengertian hedonic happiness.
Kebahagiaan hedonis tidak hanya dapat diperoleh dari gaya hidup
materialisme tetapi dapat juga diperoleh dari hubungan seksual. Sebagai
contoh, kenikmatan fisiologis yang dirasakan saat menggunakan drugs juga
dapat dirasakan pada saat berhubungan seksual (Veenhoven, 2003). Dengan
demikian, penggunaan drugs atau salah satu efek dari materialisme memiliki
tujuan yang sama dengan melakukan hubungan seksual. Selain itu,
penggunaan drugs (mariyuana)
mampu
meningkatkan hasrat untuk
melakukan hubungan seksual dan kenikmatan saat melakukan hubungan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
27
seksual (Weller & Halikas, 1984; Anderson, Rizzo, Block, Pearlson &
O’Learys, 2010).
Gaya hidup hedonis memotivasi para remaja untuk mencari
kenikmatan, salah satunya adalah perilaku seksual pranikah. Perilaku seksual
pranikah remaja terjadi karena didukung oleh rasa keingintahuan yang besar,
emosi tidak stabil untuk bertindak dan suka mencoba hal-hal yang baru
(Djiwandono, 2008). Rasa keingintahuan yang besar ini akan membawa
remaja untuk mencari hal-hal yang mampu membuat mereka menjadi lebih
bahagia selain dengan cara memperoleh barang-barang yang disukai dan rasa
keingintahuan yang besar remaja dimotivasi oleh perubahan alat-alat
reproduksi dari para remaja yang menjadi lebih sempurna dan sudah
berfungsi sempurna.
Perilaku seksual pranikah yang muncul pada remaja semakin
diperkuat oleh remaja yang mulai mencari jati diri dan maraknya pergaulan
bebas para remaja. Dalam mencari identitas diri, para remaja juga banyak
mencari dan bergaul dengan teman-temannya. dalam pergaulan yang
diperlukan
adalah
penerimaan
dari
teman-temannya.
Untuk
itu
memungkinkan bagi para remaja untuk ikut-ikutan dan terjatuh pada hal-hal
yang buruk dan melanggar norma-norma yang ada (Santrock, 2002). Seperti
yang diungkapkan oleh Sarwono (2012), yaitu para remaja tidak memiliki
larangan untuk bergaul dengan siapa saja dan juga tidak mengindahkan
norma dan adat di masyarakat sehingga hal tersebut membuat peluang besar
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
28
dalam melakukan seks pranikah. Pergaulan bebas ini memiliki dampak yang
besar pada perilaku seksual pranikah remaja.
Berdasarkan hal-hal di atas, dapat dikatakan bahwa materialisme
mengantarkan para remaja pada kebahagiaan. Kebahagiaan yang dirasakan
adalah kebahagiaan hedonis. Kebahagiaan hedonis tidak hanya mencakup
kebahagiaan akan materi, tetapi juga mencakup kebahagiaan akan hubungan
seksual. Hedonisme juga merupakan salah satu nilai yang digunakan untuk
mengambil keputusan dalam melakukan hubungan seksual. Maka peneliti
berhipotesis bahwa materialisme berhubungan positif dengan perilaku seksual
pranikah pada remaja.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
29
Skema Hubungan Materialisme dengan Perilaku Seksual Pranikah
Materialisme remaja
Perilaku mencari kenikmatan
Perkembangan
remaja:
rasa keingintahuan yang
besar dan organ-organ
reproduksi
sudah
berfungsi
dengan
sempurna.
Penelitian yang mendukung antara
lain:
1. Fitzmaurice & Comegys (2006)
dan Lins dkk (2013) : mengenai
kehidupan konsumtif para remaja.
2. Febriyanti
(2010).materialisme
remaja yang cenderung pada
konsumerisme.
Penelitian yang mendukung :
1. Chan & Prendergast (2007):
materialime
memunculkan
kebahagiaan hedonis.
2. Kasser & Ryan (2001 dalam
Auerbach, 2010) : materialisme
berefek
pada
penggunaan
mariyuana dan alkohol.
Lingkungan sosial :
Maraknya
pergaulan
bebas pada remaja
Perilaku
seksual
pranikah remaja
Penelitian yang mendukung :
1. Vercautere (2013); Weller &
Halikas (1984); dan Anderson
dkk (2010): kenikmtan fisiologis
dirasakan ketika menggunakan
mariyuana dan berhubungan
seksual dan dan mariyuana
mampu meningkatkan hasrat dan
kenikmatan hubungan seksual.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
F.
30
Hipotesis
Hipotesis pada penelitian ini adalah ada hubungan positif antara
materialisme dan perilaku seksual pranikah pada remaja. Semakin tinggi
materialisme maka semakin tinggi pula perilaku seksual pranikah pada
remaja.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian korelasional yang melibatkan
penghitungan antara dua variabel yang relevan dan mengukur antara
hubungan dari kedua variabel tersebut (Stangor, 2007).
B. Identifikasi Variabel
Variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel tergantung : Perilaku seksual pranikah
2. Variabel bebas
: Materialisme
C. Definisi Operasional
1. Materialisme
Materialisme adalah kecenderungan subjek penelitian melihat dan
menilai segala sesuatu hal yang berhubungan dengan kebutuhan dan
hasrat akan material, barang-barang yang bersifat duniawi seperti harta
benda. Tinggi dan rendahnya materialisme pada subjek penelitian
ditunjukkan oleh skor total dari skala materialisme. Semakin tinggi skor
total maka semakin tinggi materialisme pada subjek penelitian.
31
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
32
1. Perilaku Seksual Pranikah
Perilaku seksual pranikah yaitu laporan subjek penelitian tentang
tingkah laku yang mengarah pada hubungan seksual sampai pada
hubungan seksual yang dilakukan subjek penelitian yang didorong oleh
adanya hasrat seksual dan dilakukan oleh laki-laki dan perempuan di luar
pernikahan atau belum sah menurut hukum. Perilaku seksual pranikah
dapat dilakukan baik dengan pacar atau bukan pacar. Perilaku seksual
pranikah dapat dilihat dari skor total skala perilaku seksual pranikah.
Semakin tinggi skor total yang diperoleh maka semakin tinggi perilaku
seksual pranikah pada remaja.
D. Sampling
Penelitian ini menggunakan metode accidental sampling dalam
pengambilan sampel. Accidental sampling adalah teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan atau siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan
peneliti atau dilihat oleh peneliti (Martono, 2012). Akan tetapi, pengambilan
sampel dilakukan sesuai dengan ciri-ciri atau kriteria yang telah ditentukan.
E. Subjek Penelitian
Kriteria subjek penelitian ini adalah :
1. Remaja akhir : mahasiswa (18-24 tahun) yang sudah terdaftar di suatu
Universitas.
2. Belum menikah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
33
F. Metode Pengumpulan Data
1. Skala Materialisme
Untuk mengetahui kecenderungan materialisme dari responden,
peneliti menggunakan skala adaptasi dari Richins & Dawsons 1992 (dalam
Richins 2004), yaitu Materialism Values Scale. Peneliti mengadaptasi
skala MVS dengan cara menterjemahkan skala MVS yang asli kemudian
peneliti mencari ahli bahasa untuk mengkoreksi apakah terjemahan peneliti
sudah benar. Setelah itu, peneliti mendiskusikan hasil terjemahan skala
MVS dengan dosen pembimbing untuk melihat apakah pernyataan yang
digunakan sudah tepat untuk subjek di kalangan remaja, mudah dimengerti
oleh subjek dan yang terutama untuk budaya remaja di Indonesia.
Tabel 3.1
Blue-print Skala Materialisme Sebelum Uji Coba
Variabel
Aspek
Favorable
Unfavorable
Total
8, 11, 12, 15
2, 5, 17
7
Materialisme
Acquisition
centrality
Acquisition
as the pursuit
of happiness
Possessiondefined
success
3, 6, 13, 18
9
5
1, 4, 10, 14
7 dan 16
6
12
6
18
Total
Pada skala materialisme dilakukan pemberian skor untuk setiap
aitem dari setiap aspek. Untuk masing-masing aitem dapat direspon
dengan alternatif jawaban SS (Sangat Setuju), S (Setuju), AS (Agak
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
34
Setuju), N (Netral), ATS (Agak Tidak Setuju), TS (Tidak Setuju), dan STS
(Sangat Tidak Setuju).
Tabel 3.2
Pemberian Skor Skala Terhadap Materialisme
Jawaban
SS (Sangat Setuju)
S (Setuju)
AS (Agak Setuju)
N (Netral)
ATS (Agak Tidak Setuju)
TS (Tidak Setuju)
STS (Sangat Tidak Setuju)
Pernyataan
Favorable
Unfavorable
1
7
2
6
3
5
4
4
5
3
6
2
7
1
Jika semakin tinggi skor total yang diperoleh artinya tingkat
materialisme subjek tinggi. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah skor
total yang diperoleh artinya tingkat materialisme subjek rendah.
2. Skala Perilaku Seksual Pranikah
Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah metode
summated ratings atau skala Likert. Skala perilaku seksual pranikah
digunakan untuk mengetahui frekuensi dan kecenderungan tahapan
perilaku seksual yang dilakukan oleh subjek. Pada skala ini terdapat 7
tahapan perilaku seksual yang digunakan sebagai aspek dari aitem-aitem
perilaku seksual, yaitu touching (menyentuh), kissing (berciuman), necking
(mencium daerah leher sampai payudara), touching genital (menyentuh
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
35
daerah genital), petting (bercumbu), oral genital (menncium daerah
genital) dan yang terakhir intercourse (senggama).
Tabel 3.3
Blue-print Skala Perilaku Seksual Pranikah Sebelum Uji Coba
Variabel
Aspek
Aitem
Perilaku
Seksual
Pranikah
Touching
Kissing
Necking
Touching Genital
Petting
Oral genital
Intercourse
2
1, 7, 32, 41
17, 23, 26
11, 31, 47
4, 18, 38, 44,
3, 15, 35, 43
5, 16, 24
22
Total
Total
1
4
3
3
4
4
3
22
Untuk skala perilaku seksual dilakukan pembobotan untuk setiap
tahapan perilaku seksual pranikah. Pemberian pembobotan dilihat dari efek
kenikmatan yang dihasilkan oleh setiap tahapan. Untuk tahapan touching,
kissing dan necking diberikan bobot satu karena tahapan ini adalah tahapan
foreplay yang berefek membangkutkan gairah seksual. Kemudian untuk
tahapan touching genital dan petting diberikan bobot dua karena tahapan
ini sudah menjurus pada bagian genital, walaupun tahapan ini juga
termasuk tahapan foreplay. Lalu tahapan terakhir yaitu oral genital dan
intercourse diberikan bobot tiga karena pada tahapan ini adalah tahap saat
subjek mendapatkan kenikmatan orgasme (perempuan) dan ejakulasi (lakilaki).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
36
Tabel 3.4
Pemberian Bobot Nilai Pada Setiap Tahapan Perilaku Seksual Pranikah
Aspek
Variabel
Perilaku
Seksual
Pranikah
Touching
Kissing
Necking
Touching Genital
Petting
Oral genital
Intercourse
Bobot
1
1
1
2
2
3
3
Selain pemberian pembobotan, untuk skala perilaku seksual pranikah juga
sterdapat skor untuk frekuensi setiap tahapannya. Untuk masing-masing
aitem dapat direspon dengan alternatif jawaban “Sangat Sering”, “Sering”,
“Pernah”, dan “Tidak Pernah”.
Peneliti menggunakan empat alternatif jawaban pada skala perlaku
seksual pranikah untuk menghindari central tendency effect, yaitu
menghindari responden untuk memberikan jawaban di tengah-tengah jika
responden dalam keadaan ragu-ragu. Pengalaman oleh banyak peneliti di
Indonesia menyatakan bahwa kecenderungan orang Indonesia tidak mau
memberikan jawaban yang ekstrim, sehingga mereka cenderung memberi
jawaban atau respon yang dianggap aman, yaitu jawaban ragu-ragu atau
jawaban tengah. Hal ini menyebabkan peneliti akan kehilangan akan
informasi mengenai kecenderungan suatu pendapat yang ingin diteliti
(Hadi, 1991).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
37
Tabel 3.5
Pemberian Skor Skala Terhadap Perilaku Seksual Pranikah
Jawaban
Skor
SS (Sangat Sering)
S (Sering)
P (Pernah)
TP (Tidak Pernah)
4
3
2
1
Skor total untuk skala perilaku seksual ini diperoleh dari hasil kali
frekuensi dengan bobot aitem (frekuensi x bobot).
G. Seleksi Aitem
Pada skala yang diujicobakan, peneliti menyeleksi aitem-aitem yang
telah dicobakan secara empiris berdasarkan kriteria tertentu dengan
menggunakan daya diskriminasi aitem, yaitu dengan melihat sejauh mana
aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang
memiliki atau tidak memiliki atribut yang diukur. Pengujian daya
diskriminasi aitem dilakukan dengan melakukan komputasi koefisien korelasi
antara distribusi skor aitem dengan kriteria yang relevan, yang akan
menghasilkan koefisien aitem total (rix) (Azwar, 2003)..
Besarnya koefisien korelasi aitem bergerak dari 0 sampai dengan
1,00 dengan tanda positif atau negatif. Semakin baik daya diskriminasi maka
koefisien korelasi aitem semakin mendekati 1,00. Sedangkan yang
mengindikasi diskriminasi yang tidak baik mendekati angka 0 atau memiliki
tanda negatif.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
38
Batasan korelasi aitem total rix ≥ 0,30 digunakan untuk memilih
aitem yang baik. Semua aitem yang mencapai koefisien 0,30 dianggap
memuaskan, sedangkan aitem yang kurang dari 0,30 dianggap tidak
memuaskan dan harus harus digugurkan (Azwar, 2003).
H. Hasil Uji Coba Skala Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti menyebar skala pada 100 subjek yang
tersebar di beberapa Fakultas di Universitas Sanata Dharma, yaitu fakultas
Psikologi, Farmasi dan Bimbingan Konseling. Namun 22 subjek gugur
karena ada yang tidak sesuai dengan kriteria subjek penelitian. Sebagai
contoh ada usia yang kurang dari kriteria atau lebih muda dari kriteria subjek
yang telah ditentukan. Selain itu, ada subjek yang tidak menjawab semua
pernyataan yang ada, sehingga jumlah subjek yang terpakai adalah 78 subjek.
1. Hasil Analisis Aitem Skala Materialisme
Aitem materialisme dianalisis menggunakan SPSS version 21
dengan melihat Korelasi Aitem Total (Rix). Dari 18 aitem yang di adaptasi
dari Richins & Dawsons 1992 (dalam Richins 2004), terdapat delapan
aitem yang gugur karena aitem-aitem tersebut memiliki Rix ≤ 0.25 yaitu
aitem 15, 34, 39, 43, dan 49 yang dipandang memiliki daya diskriminasi
yang tidak baik. Peneliti menggunakan daya diskriminasi 0.25 karena
keterbatasan dari jumlah aitem yang tersisa. Maka tersisa 10 aitem yang
akan digunakan untuk pengambilan data penelitian yang sesungguhnya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
39
Tabel 3.6
Blue-print Skala Materialisme Setelah Uji Coba
Variabel
Aspek
Favorable
Unfavorable
Total
5, 6, 9
-
3
Materialisme
Acquisition
centrality
Acquisition as
the pursuit of
happiness
Possessiondefined success
1, 3, 7, 10
-
4
2, 4, 8
-
3
10
-
10
Total
2. Hasil Analisis Aitem Skala Perilaku Seksual Pranikah
Uji coba skala perilaku seksual pranikah sebelumnya dilakukan
pada pada kelompok subjek yang berbeda dengan kelompok subjek
penelitian. Akan tetapi setelah dilakukan kajian ulang terhadap aitemaitem skala dan beberapa aitem dinilai kurang sesuai. Oleh karena itu,
dilakukan perbaikan konstruksi skala dan diuji cobakan pada kelompok
subjek penelitian. Hasil analisis aitem dapat dilihat pada tabel 3.7.
Tabel 3.7
Blue-print Skala Perilaku Seksual Pranikah Setelah Uji Coba
Variabel
Aspek
Aitem
Perilaku
Seksual
Pranikah
Touching
Kissing
Necking
Touching Genital
Petting
Oral genital
Intercourse
2
1, 7, 32, 41
17, 23, 26
11, 31, 47
4, 18, 38, 44,
3, 15, 35, 43
5, 16, 24
22
Total
Total
1
4
3
3
4
4
3
22
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
40
Setiap aspek memiliki jumlah aitem yang seimbang. Namun, untuk
aspek touching (bergandengan ataupun berpegangan tangan) hanya terdiri
darisatu aitem saja. Berdasarkan pertimbangan peneliti, beberapa aspek
lainnya lebih merepresantasikan perilaku seksual pranikah sehingga aitem
touching tetap digunakan apa adanya.
I. Kredibilitas Alat Ukur
1. Estimasi Validitas
Menurut Azwar (2007), validitas berarti sejauhmana ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Dalam
penelitian ini validitas yang digunakan adalah validitas isi. Validitas isi
meruapakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes
dengan analisis rasional atau lewat professional judgement.
Untuk menguji validitas dari skala Perilaku Seksual Pranikah
dilakukan dengan cara professional judgment yang dilakukan oleh Dosen
Pembimbing Skripsi dan dinyatakan valid karena sudah menjelaskan
fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud
dilakukannya
pengukuran
tersebut.
Lalu
untuk
validitas
skala
Materialisme yang diadaptasi dari Richins & Dawson 1992 (dalam
Richins, 2004) yaitu Materialism Value Scale dilakukan dengan cara
professional judgment oleh dosen pembimbing. Sebelum dilakukan
professional judgment peneliti menterjemahkan skala Materialisme
kemudian hasil terjemahan diberikan kepada ahli bahasa untuk melihat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
41
kesesuaian kata-kata yang digunakan. Hal ini dilakukan karena pada
Richins (2004) tidak dicantumkan mengenai uji validitas dari skala
materialisme.
2. Reliabilitas
Reliabilitas berarti tingkat keterpercayaan hasil suatu pengukuran
(Azwar, 2007). Reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini dicari dengan
menggunakan
rumus
alpha
Cronbach
yang
dihitung
dengan
menggunakan bantuan program SPSS version 21.
Untuk skala perilaku seksual pranikah diperoleh nilai reliabilitas
sebesar 0,923. Nilai reliabilitas dari perilaku seksual dapat dikatakan
memuaskan karena sangat mendekati nilai 1,00. Lalu skala materialisme
juga termasuk memuaskan karena memperoleh nilai yang mendekati
nilai koefisien alpha 1,00 yaitu memperoleh nilai reliabilitas sebesar
0,865.
J.
Metode Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan korelasi product-moment Pearson, yaitu untuk menguji
korelasi antara
meterialisme
dan
perilaku
seksual
pranikah.
Cara
penghitungannya dibantu dengan menggunakan program SPSS version 21.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilakukan pada tanggal 24 September 2013. Pengambilan
data diambil di Universitas Sanata Dharma, kampus II dan kampus III.
Subjek tersebar di beberapa fakultas, antara lain Fakultas Psikologi,
Fakultas Sastra, Fakultas Ekonomi dan Fakultas Pendidikan. Peneliti
mengambil rentang usia 18-24 tahun dengan pertimbangan pada masa ini
seseorang sedang berada pada mas aktif seksual karena organ seksualnya
sudah sudah berfungsi dengan sempurna (Sarwono, 2012). Penelitian
dilaksanakan dengan cara meminta subjek untuk memberi tanggapan
terhadap pernyataan pada kuesioner yang terdiri dari Skala Materialisme
(MVS) dan Skala Perilaku Seksual Pranikah. Kuesioner dibagikan kepada
150 subjek, namun terdapat 3 subjek yang gugur karena ada beberapa
pernyataan yang dilewati oleh subjek sehingga 147 yang terpakai.
B.
Data Demografi Subjek Penelitian
Subjek penelitian memiliki beberpa kriteria, antara lain mahasiswa
suatu Universitas dengan rentang usia 18-24 tahun dan belum menikah.
Selain itu subjek juga dilihat dari jenis kelaminnya, yaitu laki-laki dan
perempuan. Data demografi subjek penelitian dapat dilihat pada tabel 4.1.
42
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
43
Tabel 4.1
Data Usia Subjek Penelitian
Usia
Jumlah
Persentase (%)
18 tahun
90 orang
61,22 %
19 tahun
29 orang
19,72 %
20 tahun
19 orang
12,92 %
21 tahun
9 orang
6,14 %
Jumlah
147 orang
100 %
Tabel 4.2
Data Jenis Kelamin Subjek Penelitian
C.
Jenis Kelamin
Jumlah
Persentase (%)
Perempuan
98 orang
66,67 %
Laki-laki
49 orang
33,33 %
Jumlah
147 orang
100
Uji Asumsi
1. Uji Normalitas
Pengujian dilakukan dengan One Sample Kolmogorov Smirnov
Test dengan menggunakan SPSS 21 for Windows. Distribusi dikatakan
normal apabila probabilitas (p) > 0,05 (Santoso, 2012).
Hasil uji normalitas pada perilaku seksual pranikah adalah 0,000
sehingga p lebih kecil dari 0,05 (dapat dilihat pada Lampiran). Dengan
demikian sebaran perilaku seksual pranikah pada subjek dinyatakan
tidak normal.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
44
Untuk nilai probabilitas pada materialisme adalah 0,826 > 0,05
(dapat dilihat pada Lampiran). Dengan demikian sebaran materialisme
pada subjek dinyatakan normal.
2. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan One Way Anova
untuk variabel uji lebih dari satu. Data dari skala materialisme dan skala
perilaku seksual pranikah dapat dikatakan linear apabila nilai Sig. lebih
kecil dari 0,05 (Santoso, 2012)..
Hasil uji linearitas antara skala materialisme dan skala perilaku
seksual dinyatakan tidak linear karena nilai probablitias (p) atau Sig.
0,074 atau lebih besar dari 0,05 (dapat dilihat pada Lampiran).
D.
Hasil Penelitian
1. Deskripsi data Penelitian
Tabel 4.3
Deskripsi Data Penelitian
N
Materialisme
147
Mean
Empirik
36.66
Perilaku seksual
pranikah
147
54.91
Mean
Std.
Teoritik Deviation
65
11.958
138
16.386
Sig.
.000
.000
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
45
Tabel di atas menunjukkan bahwa variabel materialisme memiliki
mean teoritik sebesar 65 dan mean empirik sebesar 36.66. Dari hasil
penghitungan data diketahui bahwa kedua mean tersebut memiliki
signifikansi dibawah 0.05, yaitu 0.000. Hal ini menunjukkan bahwa ada
perbedaan yang signifikan antara kedua mean tersebut. Angka t hitung
yang positif menunjukkan bahwa mean empirik pada variabel ini lebih
rendah daripada mean teoritiknya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan
bahwa perilaku seksual pranikah subjek dalam penelitian ini cenderung
rendah.
Variabel perilaku seksual pranikah memiliki mean teoritik
sebesar 138 dan mean empirik sebesar 54.91. Dari hasil penghitungan
data diketahui bahwa kedua mean tersebut memiliki signifikansi dibawah
0.05, yaitu 0.000. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang
signifikan antara kedua mean tersebut. Angka t hitung yang positif
menunjukkan bahwa mean empirik pada variabel ini lebih rendah
daripada mean teoritiknya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
perilaku seksual pranikah subjek dalam penelitian ini cenderung rendah.
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan setelah melakukan uji normalitas dan uji
linearitas.
Penghitungan
uji
hipotesis
ini
dilakukan
dengan
menggunakan Spearman karena sebaran data skala perilaku seksual
pranikah tidak normal (Miles &Shevlin, 2001).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
46
Hipotesis dalam penelitian menyatakan bahwa ada hubungan
positif antara materialisme dan perilaku seksual pranikah, yaitu dengan
correlation coefficient (r) 0,220 atau lebih besar dari 0,5 dan nilai Sig.
(1-ekor) 0,004 atau lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian, hipotesis
penelitian ini diterima.
E.
Pembahasan
Berdasarkan hasil uji statistik yang telah dilakukan, hipotesis pada
penelitian ini diterima atau dengan kata lain ada hubungan yang positif
antara materialisme dan perilaku seksual pranikah pada remaja. Hal ini
berarti semakin tinggi tingkat materialisme, maka perilaku seksual pranikah
remaja juga semakin tinggi atau positif. Begitu sebaliknya, semakin rendah
tingkat materialisme maka semakin rendah pula tingkat perilaku seksual
pranikah pada remaja.
Terbuktinya hipotesis penelitian ini maka menunjukkan bahwa
remaja dengan kecenderungan gaya hidup materialisme rentan terhadap
perilaku seksual pranikah. Bukti yang mendukung hubungan antara
materialisme dan perilaku seksual pranikah dinyatakan oleh Kasser & Ryan
(2001 dalam Auerbach, 2010) yaitu jika dilihat dari efek negatif
materialisme, remaja yang memiliki kecenderungan materialisme akan
mudah terjerumus pada gaya hidup yang berisiko, seperti meminum alkohol,
merokok dan menggunakan mariyuana. Remaja yang terjerumus pada gaya
hidup yang berisiko dikarenakan ada keinginan untuk maengejar kesenangan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
47
(seeking pleasure) atau kenikmatan. Kenikmatan yang dirasakan adalah
kenikmatan pada bagian sensori atau alat indera. Setelah merasakan
kenikmatan tersebut, maka ada kecenderungan memunculkan perasaan
ketagihan. Hal ini sama seperti seseorang yang melakukan hubungan
seksual. Tujuan untuk melakukan hubungan seksual adalah untuk mencari
kenikmatan. Kenikmatan yang dirasakan pun sama dengan kenikmatan saat
menggunakan mariyuana, yaitu kenikmatan fisiologis (Vercauteren, 2013
dan Veenhoven, 2003). Dengan
demikian, penggunaan
mariyuana
mempengaruhi seseorang untuk melakukan hubungan seksual. Anderson dkk
(2010) menyebutkan bahwa penggunaan mariyuana mampu meningkatkan
keinginan untuk melakukan hubungan seksual.
Penelitian
ini
memiliki
implikasi
praktis
yakni
perlunya
pertimbangan faktor materialisme dalam pendidikan seks bagi remaja.
Diketahui bahwa pendidikan seks untuk remaja masih menjadi pro dan
kontra bagi para pendidik dan para orang tua. Hal tersebut terjadi
kemungkinan dikarenakan pendidikan seks hanya memberikan pengetahuan
mengenai seksualitas dan kesehatan reproduksi saja. Sebagai contoh, Tribun
Jogja (2013) menyebutkan bahwa pendidikan seks dicurigai sebagai hal
mengarah pada pornografi dan kegiatan yang kontradiktif. Maka berdasarkan
hasil penelitian ini, pendampingan seksualitas remaja dapat dilakukan
dengan melibatkan faktor yang tidak langsung terkait dengan seksualitas
yakni materialisme.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Setelah melakukan analisis, peneliti menyimpulkan bahwa ada
korelasi positif antara materialisme dan perilaku seksual pranikah pada
remaja dengan r = 0,220 dan Sig. 1–ekor = 0,004. Semakin tinggi tingkat
meterialisme remaja maka semakin tinggi pula perilaku seksual pranikah
pada remaja. Begitu sebaliknya, semakin rendah tingkat materialisme
maka semakin rendah perilaku seksual pranikah pada remaja.
B. SARAN
1. Bagi Penelitian Selanjutnya
Kelemahan pada penelitian ini adalah sebaran data perilau
seksual pranikah yang tidak normal. Diharapkan untuk penelitian
selanjutnya menggunakan purposive sampling, agar lebih fokus
memilih lingkungan remaja yang disinyalir lebih bebas dan tidak.
Dengan demikian dapat meminimalisir data yang tidak normal.
2. Bagi Remaja
Para remaja diharapkan untuk lebih membatasi diri dengan
kehidupan yang cenderung berfoya-foya, glamour karena hal tersebut
48
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
49
akan mengantarkan pada gaya hidup yang materialis, sehingga nanti
akan mudah terjerumus pada perilaku seksual pranikah.
3. Bagi Orang Tua
Para orang tua diharapkan lebih dapat melatih anak dalam
mengolah emosi agar tidak memiliki kecenderungan untuk segera
mendapatkan sesuatu atau hal yang menyenangkan. Kemudian melatih
anak untuk lebih berusaha untuk mencapai kesenangan, dengan kata
lain tidak dengan cara instan. Selain itu orang tua diharapkan untuk
mengontrol gaya hidup anak dalam pemakaian uang, agar anak tidak
mudah untuk berfoya-foya dan menjadi konsumtif sehingga gaya
hidupnya
tidak
mengarah
pada
materialisme.
Terkontrolnya
materialisme anak, maka kecenderungan anak untuk terjerumus pada
perilaku seksual pranikah berkurang.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Ajilore, O. (2013). National Survey of Sexual Health and Bahvior .The Journal of
Sexual Medicine.Indiana University.
ABI. (2009, Februari 16) 2,3 Juta Kasus Aborsi Per Tahun, 30 Persen Oleh
Remaja.
Diunduh
pada
tangal
4
Juli
2013.
http://regional.kompas.com/read/2009/02/16/11310897/2.3.Juta.Kasu
s.Aborsi.Per.Tahun..30.Persen.oleh.Remaja.
AN. (2010, Januari 18). Makin Banyak Remaja Lakukan Seks Pranikah. Diunduh
pada
Tanggal
3
Maret
2013.
http://nasional.kompas.com/read/2010/01/18/16461662/Makin.Banya
k.Remaja.Lakukan.Seks.Pranikah.
Anderson, B. M., Rizzo, M., Block, R. I., Pearlson, G. D., dan O’Learys, D. S.
(2010). Sex, Drugs, and Cognition: Effects of Marijuana. Journal
Psychoactive Drugs.Vol. 42 (4). Pp: 413-424.
Auerbach, R. P., McWhinnie, C. M., Goldfinger, M., Abela, J. R. Z., Zhu, X.,
dan Yao, S. (2010). The Cost of Materialism in A Collectivistic
Culture: Predicting Risky Behavior Engagement in Chinese
Adolescent. Journal of Clinical Child and Adolescent Psychology.
Pp: 117-127. DOI: 1080//15374410903401179.
Azwar, S. (2003). Penyusunan Skala Psikologi. Cetakan IV. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Azwar, S. (2007). Penyusunan Skala Psikologi. Cetakan V. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Baumgardner, S. V., dan Crothers, M. K. (2009). Positive Psychology.1st edition.
New Jersey: Pearson.
Boven, L. V. (2005). Experientalism, Materialism and The Pursuit of Happiness.
Review of General Psychology.Vol. 9. Pp: 132-134. DOI:
10.1037/1089-2650.9.2.132.
Chan, K., dan Prendergast, G. (2007). Materialism and Social Comparison
Among Adolescent. Journal Social Behavior and Personality. Pp:
213-228.
Crockett, L. L., Raffaeli, M., dan Moilanen, K. L. (2003). Adolescent Sexuality:
Behavior and Meaning. Blackwell Handbook of Adolescence.
University of Nabraska-Lincoln.
50
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
51
Cyntia, T. (2007). Konformitas Kelompok dan Perilaku Seks Bebas Pada Remaja.
Jurnal Psikologi. Universitas Gunadharma.
Djiwandono, S. E. W. (2008). Pemdidikan Seks Keluarga. Jakarta: Indeks.
Diener, R. B., Kashdan, T. B., dan King, L. A. (2009). Two Traditions of
Happiness Research, Not Two Distinct Type of Happiness.The
Journal of Positive Psychology.Vol. 4. Pp: 208211.
DOE. (2013, Maret 22). Pendidikan Seks Sulit Diterpakan di Sekolah. Diunduh
pada
Tanggal
28
November
2013.
http://jogja.tribunnews.com/2013/03/22/pendidikan-seks-sulitditerapkan-di-sekolah/
Dutt, A. K. (2006). Consumption and Happiness: Alternative Approaches.
Department of Economics and Policy Studies.
Fang Gu, F., Kineta, H., dan Tse, D. K. (2005). Determinant for Consumption
Materialism among Late Adolescent in China. Advance in Consumer
Research. Vol. 32.
Faturochman. (1992). Sikap dan Perilaku Seksual Remaja di Bali. Jurnal
Psikologi.
Fitzmourice, J., dan Comegys, C. (2006). Materialism and Social Consumption.
Journal of Marketing Theory and Practice.Vol. 14. Pp: 473-457.
DOI: 2753//MTPI069-6679140403.
Froh, J. J., Emmons, R. A., Card, N. A., Bono, G., dan Wilson, J. A.
(2011).Gratitude and The Reduce Costs of Materialism in
Adolescents. Journal Happiness Study. Pp: 289-302. DOI:
10.1007//S10902-010-9195-9.
Hadi, S. (1991). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Andi Offset.
Haryani, M., Mudjiran., dan Syukur, Y. (2012). Dampak Pornografi Terhadap
Perilaku Seksual dan Upaya Guru Pembimbing Untuk Mengatasinya.
Jurnal Ilmiah Konseling. Vol. 1. No. 1.
Haryanto, J. (2004). Pergeseran Nilai dan Konsumerisme di Tengah Krisis
Ekonomi di Indonesia. Jurnal Design. Vol. 6.Nomor 1.
Hurlock, F. B. (1994). Psikologi Perkembangan. Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
52
Kashdan, T. B., dan Breen, W. E. (2007). Materialism and Diminished WellBeing: Experiental Avoidance as A Mediating Mechanism. Journal of
Social and Clinical Psychology. Pp:521-539.
Kasser, T., dan Kanner, A. D. (2003). Psychology and Consumer Culture. The
Struggle for A Good Life in A Materialistic World. American
Psychology Association. Washington DC.
Kinnear, T. C. (2011). Journal of Public Policy and Marketing.American
Marketing Association.
Kurniawan, H., dan Harry, Y. (2012, Juni 13). Tarif Janin Tiga Bulan Rp 6 Juta.
TribunJogja.
Diunduh
pada
Tanggal
3
Maret
2013.
http://jogja.tribunnews.com/2012/06/13/tarif-janin-tiga-bulan-rp-6juta/.
La Ferle, C., dan Chan, K. (2008). Determinants for Materialism among
Adolescent in Singapore. Young Consumer.
Lins, S., Bottequin, E., Doka, A., Agata, G., Frida, H., Anna, O., dan Sara, P.
(2013). To Think, To Feel, To Have: The Effects of Need for
Cognition, Hedonism and Materialism on Impuls Buying Tendencies
in Adolescents. Journal of European Psychology Student. Pp: 25-32.
Martono, N. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif. Analisis Isi dan Analisis Data
Sekunder. Edisi Revisi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Marwahid, H. (2012, September 3). Hedonism dan Kaum Remaja. . Diunduh pada
Tanggal
3
Maret
2013.
http://m.kompasiana.com/post/muda/2012/09/03/hedonisme-dankaum-remaja/
Meschke, L. L., Bartholomae, S., dan Zentall, S. R. (2000). Adolescent Sexuality
and Parent Adolescent Procesess: Promoting Healthy Teen Choices.
National Council on Family Relations. Vol. 49. No. 2. Pp: 143-154.
Miles, J., dan Shevlin, M. (2001). Applying Regression and Correlation. British
Library.
Monks, F. J., Knoers, A. M. P., dan Hadiutono, S. R. (2006). Psikologi
Perkembangan: Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Cetakan 14.
Revisi 3. Yogyakarta: Gadjahmada University
Moore, A. (2013). Hedonism. Metaphysics Research.Stanford University.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
53
Owens, E. W., Behun, R. J., Manning, J. C., dan Reis, R. C. (2012). The Impact
of Internet Pornography on Adolescent: A Review of The Research,
Sexual Addiction & Compulsivity. The Journal of Treatment and
Prevention. Pp: 99-122. DOI: 10.1080//10720102.2012.660431.
Parker, R. S., Haytko D., dan Hermans, C. (tanpatahun). A Comparison of
Younger Chinese ang United States Consumers. Journal of
International Business and Culture Studies.
Prasetya, C. ( 2013, Februari 11). Banyak Faktor Yang Mempengaruhi Seks Pra
Nikah Kaum Remaja. Diunduh pada Tanggal 3 Maret 2013.
http://www.lensaindonesia.com/2013/02/11/banyak-faktor-yangmempengaruhi-seks-pra-nikah-kaum-remaja.html.
Putra, G. P. A. (2008, Maret 20). Mengenal Hedonisme Lebih Dekat. . Diunduh
pada
Tanggal
22
November
2013
http://pwkpersis.wordpress.com/2008/03/20/mengenal-hedonismelebih-dekat/
Putri, F. A. (2012). Perbedaan Tingkat Religiusitas dan Sikap Terhadap Seks
Pranikah Antara Pelajar Bersekolah di SMA Umum dan SMA
Berbasis Agama. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya.
Vol. 1. No. 1.
Rathus, S. A., Navid, J. S., dan Rathus, L. F. (2008). Human Sexuality. In A
World of Diversity. Seventh Edition. USA: Pearson.
Reece, M., Herbenick, D., Fortenberry, J. D., Dodge, B., Sanders, S. A., dan
Schick, V. (2010). National Survey of Sexual Health and Behavior.
The Journal of Sexual Medicine. Indiana Uneversity.
Richins, M. L., McKeage, K. K. R., & Najjar, D. (1992). An Exploration of
Materialism and Consumption and Consumption-Related affect.
Consumer Reaserch. Vol. 19. Pp. 229-236.
Richins, M. L (2004). The Material Values Scale: Measurement Properties and
Development of a Short Form. Journal of Consumer Research. Vol.
31.
Rihardini, T., dan ZS., Yolanda. (2012). Persepsi Remaja Tentang Perilaku Seks
Pranikah di SMA “X”. Jurnal Kebidanan. Vol. 1.
Santoso, S. (2012). Panduan Lengkap SPSS Versi 20. Jakarta: PT Gramedia.
Santrock, J. W. (2002). Life Span Development. Perkembangan Masa Hidup.
Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
54
Santrock, J. W. (2003). Adolescence. Perkembangan Remaja. Sixth Edition.
Jakarta: Erlangga.
Sari, B. S. (2011). Hubungan Konsep Diri Seksual Dengan Perilaku Seksual
Pranikah Remaja di Pondok Pesantren Puri. Jurnal Psikologi.
Sari, C. P. (tanpa tahun). Jurnal Harga Diri Pada Remaja Putri Yang Telah
Melakukan Hubungan Seks Pranikah. Jurnal Psikologi.
Sarwono, S. W. (2012). Psikologi Remaja. Edisi Revisi. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Setiawan, R., dan Nurhidayah, S. (2008). Pengaruh Pacaran Terhadap Perilaku
Seks Pranikah. Jurnal Soul. Vol. 1.
Sheeran, P., Abrams, D., Abraham, C. dan Spears, R. (1993). Religiosity and
Adolescent Premarital Sexual Attitudes and Behavior: An empirical
study of conceptual issues. Europan Journal of Social Pschology.
Vol. 23. Pp. 39-52.
Sudarsih, S. (tanpatahun). Konsep Hedonisme Epikuros dan Situasi Indonesia
Masa Kini. Jurnal Filsafat Universitas Gadjah Mada.
Stangor, C. (2007). Research Methods for The Behavioral Science. USA.
Steinberg, L. (2002). Adolescence. Sixth Edition. New York: The McGraw-Hill
Companies.
Veenhoven, R. (2003). Hedonism and Happiness. Journal of Happiness Studies.
Vol. 4. Pp: 473-457.
Vercauteren, K. (2013). Interporal Choice and Risk Preferences: Understanding
Marijuana Use and Sexual Behavior. Journal Behavioral Economics.
Weller, R. A., danHalikas, J. A. (1984). Marijuana use and Sexual Behavior. The
Journal of Sex Research.Vol. 20.No. 2. Pp: 186-193.
Wirakusuma, K. Y. (2010, November 29). 1.660 Mahasiswa Di Yogyakarta Tak
Perawan.
Diunduh
pada
Tanggal
5
Mei
2013.
http://m.okezone.com/read/2010/11/29/338/398249
Wright, N. D., dan Larsen, V. (1993). Materialism and Life Satisfaction: A Meta
Analysis. Journal of Consumer Satisfaction, Dissatifaction and
Compalining Behavior. Vol. 6.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
55
Yoshiewafa. (2013, Januari 30). 80 Persen Lebih Remaja Indonesia Pernah
Berciuman Saat Berpacaran. Diunduh pada Tanggal 4 Juli 2013.
http://www.lintas.me/news/nasional/yoshiewafa/blogspot.com/80remaja-indonesia-pernah-berciuman-saat-pacaran.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN
56
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN
L
N1
Skalaa Sebelum T
Try Out
SKALA
A PENEL
LITIAN
Faku
ultas Psik
kologi
Universit
U
tas Sanatta Dharm
ma
Yogyakar
Y
rta
2013
57
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
58
Kepada
Yth. Anda yang berpartisipasi pada penelitian ini
Dengan hormat, saya :
Nama
: I Gusti Ayu Ajeng Dhita Pradnyaningdyah
Nim
: 099114132
Fakultas
: Psikologi
Meminta bantuan Anda untuk memberikan tanggapan pada pernyataan-pernyataan
dalam skala penelitian ini. Skala ini nantinya akan digunakan untuk pengumpulan
data tugas akhir yang sedang saya susun. Semua tanggapan atau jawaban yang Anda
berikan akan dijaga kerahasiaannya. Maka saya berharap Anda dapat mengisi sesuai
dengan keadaan Anda yang sebenarnya.Akhir kata saya ucapkan terima kasih atas
kesediaan Anda untuk mengisi skala ini.
Hormat saya,
(I Gusti Ayu Ajeng Dhita P.)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
IDENTITAS
Umur
: …….. tahun
Jenis kelamin : P/L *
Pendidikan
:
Status
: Menikah/ Belum Menikah *
*) coret yang tidak sesuai
59
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
60
BAGIAN I
PETUNJUK PENGISIAN
Di bawah ini terdapat bermacam-macam perilaku.Perilaku ini adalah perilaku
yang dilakukan dengan lawan jenis.Skala ini bersifat sangat pribadi dan dijaga
kerahasiaannya.Oleh sebab itu, dimohon Anda mengisi sesuai dengan keadaan Anda
yang sebenar-benarnya. Semua orang memiliki jawaban yang berbeda, namun semua
jawaban adalah BENAR dan tidak akan ada jawaban yang SALAH.
Pilihan jawaban adalah:
1. SS
: Bila pernyataan “ Sangat Sering” Anda lakukan.
2. S
: Bila pernyataan “Sering” Anda lakukan.
3. P
: Bila pernyataan “Pernah” Anda lakukan.
4. TP
: Bila pernyataan “Tidak Pernah” Anda lakukan.
Bacalah setiap pernyataan dengan seksama.Kemudian pilihlah salah satu
jawaban dengan memberikan tanda centang (√) pada jawaban yang menurut Anda
paling sesuai.
Contoh pernyataan:
No
1
Pernyataan
Membiarkannya untuk mencium bibir
saya.
SS
S
P
TP
√
Jika Anda merasa jawaban Anda kurang sesuai, maka berilah tanda (=) pada
jawaban yang lebih sesuai dengan diri Anda.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
61
Contoh pernyataan:
No
1
Pernyataan
Membiarkannya untuk mencium bibir
saya.
SS
√
Selamat Mengerjakan…
S
P
TP
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
62
Ketika berhubungan dengan lawan jenis/pasangan, saya:
No
Pernyataan
1
Membiarkan kening saya dicium.
2
Memperbolehkannya memeluk saya.
3
Mencium alat kelaminnya.
4
Saling menggesekkan alat kelamin.
5
Mengijinkannya saat akan melakukan
hubungan seksual dengan saya.
6
Mencium bibirnya.
7
Memegang alat kelaminnya.
8
Mengajaknya untuk saling mencium
alat kelamin
9
Mengarahkan alat kelaminnya ke alat
kelamin saya.
10
Memperbolehkannya untuk mencium
payudara/dada saya.
11
Mendorongnya untuk menggesekkan
alat kelaminnya ke alat kelamin saya.
12
Mencium lehernya.
13
Melakukan hubungan seksual dalam
keadaan telanjang.
14
Mencium dada/payudaranya.
15
Memintanya agar menyentuh
dada/payudara saya.
16
Memperbolehkannya untuk mencium
bibir saya.
17
Memintanya untuk memainkan alat
kelamin saya dengan mulutnya.
SS
S
P
TP
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18
Menempelkan alat kelamin saya ke alat
kelaminnya secara langsung.
19
Mencium mesra bibirnya.
20
Mencoba mencium alat kelaminnya.
21
Saling menempelkan alat kelamin.
22
Memainkan alat kelaminnya dengan
tangan saya
Pastikan kembali bahwa Anda telah menjawab semua pernyataan yang ada!
63
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
64
BAGIAN II
PETUNJUK PENGISIAN
Bagian ini bertujuan untuk melihat nilai material pada diri Anda.Anda diminta
untuk menilai setiap pernyataan sesuai dengan keadaan Anda.Semakin ke kanan
(mendekati angka 7), maka jawaban Anda mendekati “Sangat Setuju”. Begitu
sebaliknya, jika semakin ke kiri (mendekati angka 1), maka jawaban Anda mendekati
“Sangat Tidak Setuju”.
Pilihan jawaban adalah:
STS : Bila Anda “Sangat Tidak Setuju” dengan pernyataan yang ada.
SS : Bila Anda “Sangat Setuju” dengan pernyataan yang ada.
Bacalah setiap pernyataan dengan seksama.Kemudian pilihlah salah satu
jawaban dengan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang menurut Anda
paling sesuai.
Contoh pernyataan:
No
1
Pernyataan
Memiliki barang-barang mewah
membuat saya bahagia
Pilihan
STS
1
2
3
4
5
6
7
SS
Jika Anda merasa jawaban Anda kurang sesuai, maka berilah tanda (=) pada
jawaban yang lebih sesuai dengan diri Anda.
Contoh pernyataan:
No
1
Pernyataan
Memiliki barang-barang mewah
membuat saya bahagia
Pilihan
STS
1
2
3
4
5
6
7
SS
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
No
Pernyataan
1
Saya mengagumi seseorang yang
65
Pilihan
memiliki banyak rumah mahal,
banyak
mobil
dan
banyak
Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Setuju
pakaian.
2
Saya biasanya hanya membeli
barang-barang
yang
saya
Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Setuju
perlukan saja.
3
Saya memiliki semua barangbarang yang benar-benar saya
Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Setuju
perlukan untuk menikmati hidup.
4
Bagi saya memperoleh harta
benda adalah salah satu prestasi
Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Setuju
yang paling penting.
5
Saya mencoba menjaga hidup
saya
sederhana
dengan
menggunakan harta yang saya
Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Setuju
miliki.
6
Hidup saya akan lebih baik jika
saya
memiliki
barang-barang
Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Setuju
tertentu yang belum saya miliki.
7
Saya tidak terlalu menekankan
pada jumlah materi yang dimiliki
seseorang
sebagai
bukti
Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Setuju
kesuksesannya.
8
Tidak semua barang-barang yang
saya miliki penting untuk saya.
9
Memiliki
barang-barang
yang
lebih baik tidak membuat saya
lebih bahagia.
Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Setuju
Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Setuju
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10
66
Barang-barang yang saya miliki
menunjukkan
seberapa
baik
Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Setuju
kehidupan saya.
11
Saya menikmati menghabiskan
uang untuk barang-barang yang
Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Setuju
tidak berguna.
12
Membeli
barang-barang
memberikan
saya
banyak
Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Setuju
kesenangan.
13
Saya akan lebih bahagia jika saya
mampu membeli lebih banyak
Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Setuju
barang-barang.
14
Saya senang memiliki barangbarang yang membuat orang-
Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Setuju
orang terkesan.
15
Saya
banyak
menyukai
kemewahan dalam hidup saya.
16
Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Setuju
Saya tidak terlalu memperhatikan
barang-barang
yang
dimiliki
Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Setuju
orang lain.
17
Saya kurang menaruh perhatian
pada
barang-barang
material
dibandingkan orang-orang yang
Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Setuju
saya kenal.
18
Terkadang saya cukup terganggu
ketika
saya
tidak
mampu
membeli semua barang yang saya
sukai.
Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Setuju
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
67
Lampiran 2
Seleksi Aitem Skala Perilaku Seksual Pranikah
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Scale Variance if
Corrected Item-
Squared Multiple
Cronbach's Alpha
Item Deleted
Item Deleted
Total Correlation
Correlation
if Item Deleted
VAR00001
52.6667
256.470
.329
.643
.924
VAR00002
52.4490
255.509
.403
.626
.922
VAR00003
51.6259
236.797
.795
.958
.915
VAR00004
52.7075
246.441
.753
.954
.917
VAR00005
51.5646
239.028
.622
.611
.918
VAR00006
53.1020
252.983
.508
.696
.921
VAR00007
52.3265
238.071
.654
.556
.918
VAR00008
51.3810
236.224
.663
.605
.918
VAR00009
51.3605
232.314
.633
.636
.919
VAR00010
53.6190
253.977
.615
.590
.920
VAR00011
52.5646
250.439
.422
.497
.922
VAR00012
53.4150
253.957
.590
.637
.920
VAR00013
51.4626
227.154
.734
.770
.916
VAR00014
53.6803
257.192
.539
.608
.921
VAR00015
52.7075
255.112
.491
.595
.921
VAR00016
53.0748
252.672
.520
.602
.921
VAR00017
51.6463
248.093
.521
.623
.920
VAR00018
52.3605
248.314
.449
.417
.922
VAR00019
53.1769
252.352
.545
.672
.920
VAR00020
51.4898
234.498
.694
.884
.917
VAR00021
52.6122
241.938
.774
.893
.916
VAR00022
52.1497
232.279
.624
.491
.919
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha
N of Items
Based on
Standardized
Items
.923
.929
22
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
68
Lampiran 3
Seleksi Aitem Skala Materialisme
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Scale Variance if
Corrected Item-
Squared Multiple
Cronbach's Alpha
Item Deleted
Item Deleted
Total Correlation
Correlation
if Item Deleted
VAR00001*
69.58
119.468
.199
.403
.676
VAR00002*
67.74
136.868
-.263
.395
.722
VAR00003
68.50
116.695
.276
.271
.667
VAR00004
69.53
110.954
.449
.439
.646
VAR00005*
67.24
130.966
-.100
.480
.696
VAR00006
68.95
113.478
.438
.473
.650
VAR00007*
67.74
135.830
-.234
.384
.721
VAR00008*
68.60
124.113
.104
.347
.685
VAR00009*
68.90
130.041
-.083
.203
.707
VAR00010
69.40
109.230
.517
.580
.639
VAR00011
70.54
111.914
.496
.478
.644
VAR00012
69.47
106.772
.589
.543
.629
VAR00013
69.49
101.837
.699
.678
.612
VAR00014
69.46
106.200
.619
.676
.626
VAR00015
69.96
108.531
.536
.671
.636
VAR00016*
68.96
119.986
.201
.445
.676
VAR00017*
68.73
127.576
-.018
.377
.700
VAR00018
69.29
110.548
.444
.494
.647
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha
N of Items
Based on
Standardized
Items
.865
.865
10
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 4
Skalla Setelah Trry Out
SKALA
A PENEL
LITIAN
Faku
ultas Psik
kologi
Universit
U
tas Sanatta Dharm
ma
Yogyakar
Y
rta
2013
69
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
70
Kepada
Yth. Anda yang berpartisipasi pada penelitian ini
Dengan hormat, saya :
Nama
: I Gusti Ayu Ajeng Dhita Pradnyaningdyah
Nim
: 099114132
Fakultas
: Psikologi
Meminta bantuan Anda untuk memberikan tanggapan pada pernyataan-pernyataan
dalam skala penelitian ini. Skala ini nantinya akan digunakan untuk pengumpulan
data tugas akhir yang sedang saya susun. Semua tanggapan atau jawaban yang Anda
berikan akan dijaga kerahasiaannya. Maka saya berharap Anda dapat mengisi sesuai
dengan keadaan Anda yang sebenarnya.Akhir kata saya ucapkan terima kasih atas
kesediaan Anda untuk mengisi skala ini.
Hormat saya,
(I Gusti Ayu Ajeng Dhita P.)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
IDENTITAS
Umur
: …….. tahun
Jenis kelamin : P/L *
Pendidikan
:
Status
: Menikah/ Belum Menikah *
*) coret yang tidak sesuai
71
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
72
BAGIAN I
PETUNJUK PENGISIAN
Di bawah ini terdapat bermacam-macam perilaku.Perilaku ini adalah perilaku
yang dilakukan dengan lawan jenis.Skala ini bersifat sangat pribadi dan dijaga
kerahasiaannya.Oleh sebab itu, dimohon Anda mengisi sesuai dengan keadaan Anda
yang sebenar-benarnya. Semua orang memiliki jawaban yang berbeda, namun semua
jawaban adalah BENAR dan tidak akan ada jawaban yang SALAH.
Pilihan jawaban adalah:
1. SS
: Bila pernyataan “ Sangat Sering” Anda lakukan.
2. S
: Bila pernyataan “Sering” Anda lakukan.
3. P
: Bila pernyataan “Pernah” Anda lakukan.
4. TP
: Bila pernyataan “Tidak Pernah” Anda lakukan.
Bacalah setiap pernyataan dengan seksama.Kemudian pilihlah salah satu
jawaban dengan memberikan tanda centang (√) pada jawaban yang menurut Anda
paling sesuai.
Contoh pernyataan:
No
1
Pernyataan
Membiarkannya untuk mencium bibir
saya.
SS
S
P
TP
√
Jika Anda merasa jawaban Anda kurang sesuai, maka berilah tanda (=) pada
jawaban yang lebih sesuai dengan diri Anda.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
73
Contoh pernyataan:
No
1
Pernyataan
Membiarkannya untuk mencium bibir
saya.
SS
√
Selamat Mengerjakan…
S
P
TP
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
74
Ketika berhubungan dengan lawan jenis/pasangan, saya:
No
Pernyataan
1
Membiarkan kening saya dicium.
2
Memperbolehkannya memeluk saya.
3
Mencium alat kelaminnya.
4
Saling menggesekkan alat kelamin.
5
Mengijinkannya saat akan melakukan
hubungan seksual dengan saya.
6
Mencium bibirnya.
7
Memegang alat kelaminnya.
8
Mengajaknya untuk saling mencium
alat kelamin
9
Mengarahkan alat kelaminnya ke alat
kelamin saya.
10
Memperbolehkannya untuk mencium
payudara/dada saya.
11
Mendorongnya untuk menggesekkan
alat kelaminnya ke alat kelamin saya.
12
Mencium lehernya.
13
Melakukan hubungan seksual dalam
keadaan telanjang.
14
Mencium dada/payudaranya.
15
Memintanya agar menyentuh
dada/payudara saya.
16
Memperbolehkannya untuk mencium
bibir saya.
17
Memintanya untuk memainkan alat
kelamin saya dengan mulutnya.
SS
S
P
TP
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18
Menempelkan alat kelamin saya ke alat
kelaminnya secara langsung.
19
Mencium mesra bibirnya.
20
Mencoba mencium alat kelaminnya.
21
Saling menempelkan alat kelamin.
22
Memainkan alat kelaminnya dengan
tangan saya
Pastikan kembali bahwa Anda telah menjawab semua pernyataan yang ada!
75
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
76
BAGIAN II
PETUNJUK PENGISIAN
Bagian ini bertujuan untuk melihat nilai material pada diri Anda.Anda diminta
untuk menilai setiap pernyataan sesuai dengan keadaan Anda.Semakin ke kanan
(mendekati angka 7), maka jawaban Anda mendekati “Sangat Setuju”. Begitu
sebaliknya, jika semakin ke kiri (mendekati angka 1), maka jawaban Anda mendekati
“Sangat Tidak Setuju”.
Pilihan jawaban adalah:
STS : Bila Anda “Sangat Tidak Setuju” dengan pernyataan yang ada.
SS : Bila Anda “Sangat Setuju” dengan pernyataan yang ada.
Bacalah setiap pernyataan dengan seksama.Kemudian pilihlah salah satu
jawaban dengan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang menurut Anda
paling sesuai.
Contoh pernyataan:
No
1
Pernyataan
Memiliki barang-barang mewah
membuat saya bahagia
Pilihan
STS
1
2
3
4
5
6
7
SS
Jika Anda merasa jawaban Anda kurang sesuai, maka berilah tanda (=) pada
jawaban yang lebih sesuai dengan diri Anda.
Contoh pernyataan:
No
1
Pernyataan
Memiliki barang-barang mewah
membuat saya bahagia
Pilihan
STS
1
2
3
4
5
6
7
SS
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
No
Pernyataan
1
Saya memiliki semua barang-barang
77
Pilihan
yang benar-benar saya perlukan untuk
STS
1
2
3
4
5
6
7
SS
STS
1
2
3
4
5
6
7
SS
STS
1
2
3
4
5
6
7
SS
STS
1
2
3
4
5
6
7
SS
STS
1
2
3
4
5
6
7
SS
STS
1
2
3
4
5
6
7
SS
STS
1
2
3
4
5
6
7
SS
STS
1
2
3
4
5
6
7
SS
STS
1
2
3
4
5
6
7
SS
STS
1
2
3
4
5
6
7
SS
menikmati hidup.
2
Bagi saya memperoleh harta benda
adalah salah satu prestasi yang paling
penting.
3
Hidup saya akan lebih baik jika saya
memiliki barang-barang tertentu yang
belum saya miliki.
4
Barang-barang
yang
menunjukkan
saya
seberapa
miliki
baik
kehidupan saya.
5
Saya menikmati menghabiskan uang
untuk
barang-barang
yang
tidak
berguna.
6
Membeli barang-barang memberikan
saya banyak kesenangan.
7
Saya akan lebih bahagia jika saya
mampu
membeli
lebih
banyak
barang-barang.
8
Saya senang memiliki barang-barang
yang membuat orang-orang terkesan.
9
Saya banyak menyukai kemewahan
dalam hidup saya.
10
Terkadang saya cukup terganggu
ketika saya tidak mampu membeli
semua barang yang saya sukai.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 5
Uji Reliabilitas Skala Perilaku Seksual
Reliability Statistics
Cronbach's
Cronbach's Alpha
Alpha
Based on
N of Items
Standardized Items
.923
.929
22
78
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 6
Uji Reliabilitas Skala Materialisme
Reliability Statistics
Cronbach's
Cronbach's Alpha
Alpha
Based on
N of Items
Standardized
Items
.862
.859
10
79
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 7
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
mat
N
seks
147
147
Mean
36.66
152.48
Std.
11.958
55.020
Absolute
.052
.169
Positive
.052
.169
Negative
-.043
-.132
Kolmogorov-Smirnov Z
.627
2.046
Asymp. Sig. (2-tailed)
.826
.000
Normal Parametersa,b
Deviation
Most Extreme
Differences
80
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
81
Lampiran 8
Uji Linearitas
ANOVA Table
Sum of
df
Mean
Squares
(Combined)
Between
sex *
Groups
Sig.
Square
14104.177
45 313.426 1.261
.169
Linearity
811.323
1 811.323 3.265
.074
Deviation
13292.854
44 302.110 1.216
.210
from
mat
F
Linearity
Within Groups
25095.674 101 248.472
Total
39199.850 146
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 9
Uji Hipotesis
Correlations
mat
Spearman's rho
sex
Correlation Coefficient
Sig. (1-tailed)
N
Correlation Coefficient
Sig. (1-tailed)
N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
mat
1.000
.
147
.220**
sex
.220**
.004
147
1.000
.004
147
.
147
82
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 110
Scatterplott
83
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 111
Keteerangan Pennelitian
84
Download