Pejalaran Satu Yesus Adalah Anak Allah Yesus Kristus adalah oknum yang paling penting bagi dunia ini. Mengapa? Apa sebabnya kami berani mengatakan bahwa Yesus begitu penting? Oleh karena perbuatanNya bagi kita manusia yang tidak mungkin dilaksanakan oleh siapapun yang lain. PerbuatanNya demi manusia yang tersesat dalam dosa dinyatakan dalam penjelasan mengenai titel- titel Nya yang terdapat dalam Firman Tuhan. Marilah kita menyelediki dan menjelaskan beberapa titel atau nama itu agar memperdalam pengertian tentang Yesus. Yesus disebutkan, dipanggil, Anak Allah. Apa arti dan maksud nama/titel itu? I. Istilah itu merupakan suatu titel/nama khusus. Manusia yang taat kepada injil Tuhan juga diangkat menjadi anak Allah. " Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman dalam Yesus Kristus. Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus." (Galatia 3:26,27). Tentu, kita manusia tidak mungkin dilahirkan secara jasmani dari suatu oknum ilahi, yang bersifat rohani. Kita menjadi anakNya secara rohani dengan mentaati firmanNya, demikianlah lahir kembali dan menjadi Anak Allah. Istilah “anak Allah” mengacu kepada suatu hubungan rohani bukan kepada suatu aksi jasmani, perbuatan fisik. Secara rohani kita diangkat menjadi anakNya. Tetapi Yesus bukan anak angkat, melainkan Ialah oknum ilahi yang bersifat kekal. Istilah "Anak Allah" ketika mengacu kepada Yesus berarti Putera yang berkuasa, oknum yang istemewa, tidak berarti bahwa Ia diciptakan atau diperanakkan oleh Bapa secara jasmani, atau secara manusia. Yesus tidak diciptakan; tidak ada mulanya; Ialah sama dalam sifat dan pribadi dengan Bapa itu. " Tetapi Ia berkata kepada mereka : BapakKu bekerja sampai sekarang,, maka Akupun bekerja juga. Sebab itu orang orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh Nya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah BapaNya sendiri, dan dengan demikian menyamakan diriNya dengan Allah." (Yohanes 5:17,18). Menurut Kolosse 1: 15-,17, Yesus tidak diciptakan, melainkan menciptakan segala sesuatu dan, “Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia.”. Jelas menurut ayat-ayat ini bahwa Yesus bersifat kekal, bahwa Ialah juga oknum ilahi setara dengan Bapa itu. Sebelum Yesus datang kedalam dunia, Ia sudah berada, dan hidup kekal di surga. Dia berkata "Sebelum Abrahim jadi, Aku telah ada." (Yohanes 8:58). Istilah “Sulung” tidak berarti bahwa Yesus diperanakkan atau lahir secara jasmani, melainkan menunjukkan bahwa Dia suatu oknum utama, terunggul, yang sangat istemewa. Dalam Keluaran 4:22, Bangsa Israel disebutkan sebagai “anakKu, anak-Ku yang sulung”. Tentu Israel tidak diperanakkan secara jasmani sebagai anak sulung Allah, melainkan berarti bahwa bangsa itu adalah bangsa khusus, istemewa, dan yang terutama sebagai pilihan Allah dan bahwa mereka memiliki suatu hubungan khusus dengan Tuhan. Dalam Yeremia 31:9, Efraim disebutkan sebagai “ anak sulungKu”. Suku itu juga adalah suku khusus, istemewa, sebagai pilihan Allah, tidak diperanakkan secara jasmani sebagai anak sulung Allah. Dalam Mazmur 89: 28, tercatat bahwa seorang dari keturunan Daud akan diangkat sebagai “ anak sulung” Tuhan untuk duduk di atas tahktanya dan bahwa ia akan menjadi yang mahatinggi di antara raja-raja bumi. Disitu terlihat bahwa arti anak sulung adalah sama dengan raja yang mahatinggi, bukannya bahwa ia lahir secara jasmani sebagai anak yang pertama. Begitulah kita melihat bahwa menurut Alkitab, Yesus memiliki suatu hubungan khusus dengan Allah Bapa, yang disebutkan “Anak Allah”, dan bukannya bahwa Ia dilahirkan ataupun diciptakan oleh Bapa, tetapi Ia luar biasa dan istemewa sebagai oknum ilahi yang bersifat kekal. II. Kuasa Yesus tidak kurang dari kuasa Bapa itu. Mungkin ada seseorang yang bertanya, "Bukankah Yesus mengatakan bahwa Bapak itu lebih mulia daripada Dia?” Benar. Tertulis demikian dalam Yohanes 14:28, “Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku”, tetapi keadaan itu berlaku selama Yesus hidup di dunia ini, tidak berlaku di surga. Dengarlah Yohanes 17:5, "Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada Mu sendiri dengan kemuliaan yang Ku miliki di hadiratmu sebelum dunia ada." Arti dari ayat ini adalah bahwa Yesus merendahkan diri dan meninggalkan posisinya atau tempatnya disorga agar datang ke dunia ini. Pada waktu Dia ada di dunia ini, Ia kurang mulia dari Bapa karena Ia menjelma dalam daging sebagai manusia. Allah sudah datang berbadan sebagai manusia dengan darah-daging biasa. " Yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diriNya, dan mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia..” (Filipi 2:6,7). Maka, istilah Anak Allah tidak berarti bahwa Yesus kurang mulia, kurang berkuasa, kurang dalam keallahan, melainkan berarti bahwa Ia bersekutu dan bersepakat dengan Allah Bapa. Berarti bahwa mereka memiliki suatu hubungan khusus yang dicirikan dengan istilah “Anak” dan “Bapa”. Yesus tidak berasal dari Bapa itu, melainkan mereka berdua bersifat kekal. Suatu nubuatan mengenai Yesus menunjukkan kebenaran ini. " Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata! Hai yang terkecil diantara kaum-kaum Yehuda , dari padamu akan bangkit bagi Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaan Nya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala."(Mikha 5:1). Sejak purbakala, dahulu kala, dalam bahasa aslinya berarti kekal; sebelum waktu terhitung; bahkan sebelum waktu ada. III. Nubuatan dari Perjanjian Lama menyaksikan bahwa Yesus itu adalah oknum ilahi Nabi Yesaya bernubuat mengenai Yesus dengan beberapa istilah yang menunjukkan betapa mulia dan tinggi namanya. "Nama Nya disebut orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang kekal, Raja Damai" (Yesaya 9:5). Semua pakar teologia setuju bahwa nas ini mengacu kepada Yesus Kristus. Perhatikanlah bahwa Ia disebut “Allah Perkasa” dan “Bapa kekal”. Tentu sebagai “Allah Perkasa” haruslah Dia bersifat kekal. Biasanya kata “Bapa” tidak mengacu kepada Kristus, tetapi oleh karena Dialah penebus kita, Iapun boleh dipanggil Bapa rohani kita : “Ya TUHAN, Engkau sendiri Bapa kami; nama-Mu ialah "Penebus kami" sejak dahulu kala”(Yes.63:16). Tidak dapat disangkal bahwa Kristus adalah penebus umat manusia karena menurut Paulus, “Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa”(Efesus 1:7). Nama Anak Allah adalah titel yang wajib diterima sebagai yang paling terhormat di antara nama-nama lain. "Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada Nya nama diatas segala nama."(Flipi 2:9). Nama itu yang begitu tinggi adalah "Anak Allah", karena dalam Filipi 2 Paulus membicarakan kematian dan kebangkitan Yesus. Lagi, dalam Roma1:4 tertulis, " dan menurut roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitkan-Nya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah anak Allah yang berkuasa, Yesus Kristus, Tuhan kita.” IV. Kemuliaan Yesus dan Bapa adalah sama Apakah Yesus sama mulia dan sama berkuasa dengan Bapa itu? Marilah kita kembali kepada Yohanes fasal lima dan melihat beberapa fakta: 1. Mereka setara dalam pekerjaan. " Sebab, apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak."(Yohanes 5:19). 2. Mereka setara dalam pengetahuan. " Sebab Bapa mengasihi Anak dan la menunjukkan kepada Nya segala sesuatu yang dikerjakanNya sendiri." (Yohanes 5:20). Jelas menurut ayat in bahwa mereka bersama-sama mengetahui semuanya. 3. Mereka setara dalam kuasa atas kematian/maut. seperti Bapa membangkitkan orang- orang " Sebab sama mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak itu menghidupkan barang siapa yang dikehendaki-Nya. "(Yohanes 5:21). 4. Mereka setara dalam kuasa menghukum. " Bapa tidak mengahakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak." (Yohanes 5:22). 5. Mereka setara dalam hormat. “ Supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa." (Yohanes 5:23) 6. Mereka setara dalam kuasa hidup. "Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri” ( Yohanes 5:26). 7. Yesus juga adalah “Yahweh” “TUHAN”(LORD), atau Yehowah. Istilah Yehowah, atau Yahweh, merangkum Yesus sama dengan Bapa. Di dalam Keluaran 3:14, Tuhan menyatakan Diri-Nya sebagai, “ AKU ADALAH AKU”, atau, “AKULAH AKU.” Menurut Yohanes 8:58, Yesus mengatakan bahwa “ ..sebelum Abraham jadi, Aku telah ada”. Dalam bahasa asli, “ Aku telah ada” adalah sama dengan “ Akulah Aku” yang menunjukkan bahwa Yesus termasuk dalam Allah, sebagai salah satu oknum yang kekal, yang ilahi. Marilah kita memuji Yesus Kristus, Anak Allah itu dan mentaati injilNya dengan percaya atas namaNya dan dibaptis agar diselamatkan dari dosa.