PEMKAB MAMUJU EMPAT KALI PERTAHANKAN WTP makassar.antaranews.com Pemerintah Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, kembali berhasil mempertahankan capaian hasil pemeriksaan atas laporan keuangan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI dengan hasil Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) selama empat kali berturut-turut. Hal ini disampaikan Kepala BPK Sulbar, Sumedi, S.H. di Auditorium kantor BPK Perwakilan Sulawesi Barat dalam penyerahan hasil pemeriksaan BPK atas laporan keuangan Kabupaten Mamuju tahun 2015 di Mamuju, Selasa. Laporan keuangan Pemkab Mamuju ini diterima Bupati Mamuju Drs. H. Habsi Wahid, M.M. yang dihadiri Ketua DPRD Mamuju Hj. St. Suraedah, S.E., M.Si. serta sejumlah kepala SKPD di Pemkab Mamuju. Meski terdapat beberapa hal mendasar yang seyogyanya dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan BPK tahun ini, namun segelanya tidak mempengaruhi penilaian BPK. Adanya perubahan sistem standar akutansi pemerintahan dari Cash Toward Accrual menjadi Accrual juga tidak berdampak signifikan atas laporan keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Mamuju. "Laporan keuangan Pemkab Mamuju masih memenuhi kriteria penialan yang didasarkan pada empat poin utama, yakni kesesuaian dengan standar akutansi pemerintah, kecukupan kelengkapan, kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan serta efektifitas sistem pengendalian internal," kata Sumedi. Sumedi mengapresiasi berbagai upaya yang telah dilakukan Pemkab Mamuju dalam menerapkan perubahan sistem laporan keuangan sesuai dengan standar akutansi pemerintah. Meski demikian BPK masih mengungkapkan sejumlah catatan yang diharapkan dapat menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Mamuju di antaranya pengelolaan belanja barang yang diserahkan ke masyarakat pada lima SKPD yang tidak sesuai Permendagri Nomor 32 Tahun 2011 jo. Permendagri Nomor 39 Tahun 2012. "Sesuai dengan aturan, rekomendasi dari BPK ini wajib ditindaklanjuti selambat-lambatnya 60 hari setelah laporan hasil pemeriksaan ini diterima," kata Sumedi. Habsi Wahid mengatakan, sesungguhnya apa yang telah diraih adalah sesuatu yang telah dipersiapkan matang selama satu tahun terakhir. Berbagai upaya telah dilakukan di antaranya dengan meningkatkan kualitas SDM pengelola keuangan daerah melalui jenjang pelatihan, pembenahan sejumlah perangkat daerah serta peraturan daerah yang dapat mendorong pengelolaan keuangan yang maksimal serta sejumlah upaya lain dengan membangun sinergi antarpemangku kepentingan. "Ini Subbagian Hukum – Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat adalah prestasi yang masih sangat jarang diraih oleh daerah lain, karenanya ini perlu disyukuri dan dipertahankan dimasa mendatang," kata Habsi. Sumber berita : 1. Harian Radar Sulbar, Pertahankan Tradisi WTP, Rabu, 20 Juli 2016. 2. Harian Fajar, Empat Kali Raih WTP, Rabu, 20 Juli 2016. 3. makassar.antaranews.com, Pemkab Mamuju Empat Kalo Pertahankan WTP, Rabu, 20 Juli 2016. 4. www.mediasulbar.com, Luar Biasa, Mamuju Lagi-lagi Raih WTP, Selasa, 19 Juli 2016. 5. www.rubrikkotanews.com, Keempat Kalinya Pemerintah Daerah Mamuju Raih WTP dari BPK, Selasa, 19 Juli 2016. Catatan : Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara menyatakan Opini merupakan pernyataan profesional pemeriksa mengenai kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan yang didasarkan pada kriteria (i) kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan, (ii) kecukupan pengungkapan (adequate disclosures), (iii) kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan (iv) efektivitas sistem pengendalian intern. Opini yang dapat diberikan oleh BPK atas pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, yakni : 1. Opini Wajar Tanpa Pengecualian (unqualified opinion) Menyatakan bahwa laporan keuangan entitas yang diperiksa, menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. 2. Opini Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelasan (WTP-DPP) Dikeluarkan karena dalam keadaan tertentu auditor harus menambahkan suatu paragraf penjelasan dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporannya. Ada beberapa keadaan yang menyebabkan ditambahkannya paragraf penjelasan. Keadaan itu, misalnya, adanya ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi, adanya keraguan tentang kelangsungan hidup lembaga pengelola keuangan. Salain itu, bisa juga karena auditor setuju dengan suatu penyimpangan dari prinsip akuntansi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan atau adanya penekanan atas suatu hal. Dan bisa juga karena laporan audit yang melibatkan auditor lain. Subbagian Hukum – Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat 3. Opini Wajar dengan Pengecualian (qualified opinion) Menyatakan bahwa laporan keuangan entitas yang diperiksa menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas entitas tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, kecuali untuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan. 4. Opini Tidak Wajar (adversed opinion) Menyatakan bahwa laporan keuangan entitas yang diperiksa tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. 5. Pernyataan Menolak Memberikan Opini (disclaimer of opinion) Menyatakan bahwa Auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan apabila lingkup audit yang dilaksanakan tidak cukup untuk membuat suatu opini. Subbagian Hukum – Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat