0 ARTIKEL PENELITIAN ANALISIS KECENDERUNGAN MANAJEMEN BISNIS WAKTU LUANG DI KOTA BANDUNG Oleh : Drs. H. Yudha M. Saputra, M.Ed Drs. Ramlan Drs. J.S. Husdarta, M.Pd Dra. Yati Ruhayati Nurindri Rahayu, S.Pd (Ketua) (Anggota) (Anggota) (Anggota) (Anggota) FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2004 ANALISIS KECENDERUNGAN MANAJEMEN WAKTU LUANG DI KOTA BANDUNG 1 Oleh Drs. H. Yudha M.Saputra, M.Ed ABSTRAK Saat ini kualitas hidup menjadi perhatian utama pada masyarakat perkotaan di Indonesia, khususnya di kota Bandung dengan persepsi bahwa kesehatan pribadi sangat penting melalui aktivitas waktu luang. Ruskin dan Sivan (1996:6) memaparkan bahwa tujuan pemanfaatan waktu luang adalah untuk membantu individu dan masyarakat meraih hidup yang lebih bermutu. Inilah yang menjadi fungsi waktu luang mengurangi keadaan yang tidak mengenakkan melalui istirahat dan selingan dengan memanfaatkan sedikit waktu luang yang mereka punyai. Ini yang menjadi fungsi waktu luang yakni untuk memberikan keseimbangan hidup dalam kaitannya dengan kegiatan rutin, untuk memberikan penyegaran (refreshing), untuk kompensasi, melepaskan tanggung jawab sesaat, meninggalkan tugas rutin, dan melepaskan aktivitas yang monoton. Fungsi ini merupakan penghibur agar ada keseimbangan dalam hidup. Esensi gerak fisik sebenarnya adalah meningkatkan kualitas hidup untuk menunjang produktivitas individu dan masyarakat. Kecenderungan masyarakat melakukan latihan kebugaran di pusat-pusat kebugaran untuk tujuan pemanfaatan waktu luang menjadi hal yang popular dan tumbuh pesat sehingga memunculkan kompetisi dalam bisnis yang menggiurkan ini. Tujuan dari penelitian ini sebagai berikut: 1) mengenalkan bisnis olahraga dan kebugaran di kota Bandung, 2) menganalisis strategi manajemen yang diterapkan oleh pusat-pusat kebugaran, dan 3) mengindikasikan pengembangan ke depan mengenai bisnis ini yang mengacu pada manajemen. Pada penelitian ini, pusat olahraga dan kebugaran di kota Bandung dipilih sebagai lingkup penelitian dengan mengklasifikasi lokasi fitness center dan fungsi layanan, selanjutnya menganalisis strategi manajemen dan pemasaran yang diterapkan oleh fitness center. Kesimpulannya adalah kecenderungan manajemen bisnis waktu luang yang ada di kota Bandung secara umum kategorinya sudah baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa bisnis waktu luang ini sudah dapat berjalan dalam batas kemampuan yang tersedia. Kategori baik ini menggambarkan perlu adanya upaya yang optimal dari pengelola bisnis dalam memberdayakan segala potensi yang ada agar konsumen lebih terpuaskan lagi. Jadi, bisnis waktu luang sekarang telah diterima sebagai bagian dari gaya hidup masyarakat perkotaan. Pertanyaannya sekarang adalah bagaimana kecenderungan manajemen bisnis waktu luang ini yang ada di kota Bandung? Semua itu bergantung pada filosofi, struktur Sikap seperti ini, sering dikomunikasikan kepada investor yang gagal dan tidak serius dengan bisnis ini; (2) Untuk mengelola olahraga dan pusat kebugaran itu tidak mudah dan memerlukan biaya yang tidak sedikit; (3) Layanan yang diberikan melalui olahraga dan pusat kebugaran belum optimal; (4) Strategi pemasaran waktu luang masih menggunakan pendekatan tradisional; (5) Sangat sedikit para pemilik bisnis olahraga dan 2 pusat kebugaran yang memahami hasil yang ingin dicapai dari usahanya; dan (6) Belum cerdasnya upaya pengembangan ke depan mengenai bisnis yang dikelolanya, sehingga sering menimbulkan gulung tikar. Melihat kondisi semacam itu muncul persoalan umum yang dihadapi, “Bagaimana analisis kecenderungan manajemen bisnis waktu luang di kota Bandung?” Masalah Penelitian Sebagai kendali penelitian supaya terfokus pada pokok persoalan, maka di bawah ini dikemukakan rumusan penelitian yang dibuat dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: a. Apa yang menjadi prinsip dasar dalam pengelolaan bisnis waktu luang di kota Bandung? b. Apa struktur dan kepemimpinan yang diterapkan dalam menjalankan bisnis waktu luang di kota Bandung? c. Apa bentuk layanan yang diberikan pelaku bisnis waktu luang di kota Bandung? d. Apa strategi pemasaran yang diaplikasikan oleh pelaku bisnis waktu luang di kota Bandung? e. Apa yang menjadi orientasi hasil yang ingin didapat dari bisnis waktu luang ini? f. Apa yang menjadi orientasi produksi dalam bisnis waktu luang di kota Bandung? g. Apa orientasi penjualan dalam bisnis waktu luang di kota Bandung? h. Apa orientasi konsumen yang diterapkan pelaku bisnis waktu luang di kota Bandung? i. Apa pengembangan ke depan dalam menjalankan bisnis waktu luang di kota Bandung? Tujuan Penelitian Esensi gerak fisik sebenarnya adalah meningkatkan kualitas hidup untuk menunjang produktivitas individu dan masyarakat. Kecenderungan masyarakat melakukan latihan kebugaran di pusat-pusat kebugaran untuk tujuan pemanfaatan waktu luang menjadi hal yang popular dan tumbuh pesat sehingga memunculkan kompetisi dalam bisnis yang menggiurkan ini. Untuk itu maka ditentukanlah beberapa tujuan dari penelitian ini sebagai berikut: Mengenalkan Bandung.Menganalisis strategi bisnis manajemen olahraga yang dan kebugaran diterapkan oleh di kota pusat-pusat 3 kebugaran.Mengindikasikan perkembangan ke depan mengenai profesi ini yang mengacu pada manajemen. Prosedur Pengolahan Data Untuk menjadikan data yang diperoleh mengandung arti dan dapat menjawab permasalahan yang diteliti, maka salah satu usahanya adalah mengolah dan menganalisa data tersebut. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: Seleksi data, yaitu memisahkan dan memilih data-data yang telah terkumpul sesuai dengan petunjuk pengisian angket yang benar. Pengolahan data a. Mengelompokkan tiap-tiap butir pernyataan berdasarkan indikator yang ada. b. Menghitrung frekuensi responden dalam memilih alternatif jawaban berdasarkan setiap butir pernyataan, yang selanjutnya dikalikan dengan masing-masing alternatif kedua jawaban tersebut. c. Menghitung prosentase gambaran alternatif jawaban berdasarkan komponen proses pelaksanaan, hambatan, dan manfaat kegiatan pembinaan dengan rumus : P= Xi x100% Xn d. Menghitung persentase perbandingan antara skor harapan yang diperoleh pada tiap-tiap sub komponen dengan skor pembinaan secara keseluruhan. e. Melakukan pengkategorian sesuai dengan pendapat Arikunto (1998:246) yaitu seperti pada tabel 1 Tabel 1 Kriteria Penilaian KRITERIA Baik Cukup Kurang baik Tidak baik PENILAIAN (%) 76 % - 100% 56 % - 75 % 40 % - 55% Kurang dari 40 % 4 Populasi dan Sampel Dalam penelitian ini penulis menetapkan populasi yaitu para manajer pusat kebugaran yang ada di kota Bandung. Jadi yang menjadi karakteristik populasi dalam penelitian ini adalah para pimpinan pengelolaan pusat kebugaran yang ada di kota Bandung. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pariwisata Kota Bandung tahun 2004 bahwa jumlah pusat-pusat olahraga rekreasi yang tercatat sebanyak 52 buah yang terdiri dari: (1) pusat kebugaran, (2) lapangan golf, (3) bowling, dan (4) Billiard. Dalam penelitian (10) Joanne Drew Excecutive Fitness Center, (11) Octagon Fitness Center, (12) Bumi Sangkuriang Fitness Center, (13) Gahana Fitness Center, (14) Club Olympus, (15) Universe Fitness, (16) Fitness Center Hotel Papandayan, (17) Seruni Fitness Ceter, (18) Indana Vit Club. Adapun teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sampling purposive, artinya penentuan sampel ini diambil dengan berdasarkan pertimbangan tertentu. Instrumen Penelitian Pengumpulan data merupakan upaya peneliti mencari informasi yang diperlukan untuk menjawab semua pertanyaan penelitian. Pengumpulan data dalam pelaksanaan penelitian deskriptif menurut Bambang Soewarno (1987:43) dapat dilakukan melalui teknik yaitu: (a) sumber dokumen; (b) observasi; (c) angket; dan (d) wawancara (terstruktur atau tidak terstruktur). Jadi, teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket (kuesioner) agar dapat menghasilkan banyak informasi yang berharga. Untuk menentukan apakah instrument ini layak untuk digunakan dalam penelitian, maka uji coba instrument mutlak dilakukan terutama uji validitas dan uji reliabilitas instrument. Atas dasar itulah, maka peneliti melakukan langkah-langkah pengujian sebagai berikut: Uji Validitas Pengujian kualitas instrumen yang pertama adalah uji validitas. Pengujian ini dimaksukan untuk mengetahui derajat kesahihan dari sebuah instrumen. Setelah menggunakan uji korelasi antara masing-masing item tes (variable X) dan skor total (variable Y). Dengan membandingkan r hitung dan r tabel pada tingkat kepercayaan 95% yaitu 0,63. Apabila r hitung ≥ r tabel, maka item tersebut dinyatakan valid. Adapun hasil penghitungan validitas instrument sebagai berikut: 5 Tabel 2 Hasil Uji Validitas Instrumen Nomor Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 r hitung 0,84 0,80 0,63 0,81 0,65 0,66 0,83 0,83 0,68 0,83 r tabel (0,05) 0,63 0,63 0,63 0,63 0,63 0,63 0,63 0,63 0,63 0,63 Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Uji Reliabilitas Pengujian kualitas instrumen yang terpenting kedua kali dilakukan adalah uji reliabilitas. Uji reliabilitas ini menggambarkan derajat ketepatan dan kemantapan alat ukur. Suatu alat ukur dikatakan reliabel apabila alat ukur itu menghasilkan ukuran yang benarbenar dapat dipercaya dan dapat diandalkan. Berdasarkan hasil penghitungan Alfa Cronbach tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa instumen ini reliabel. Karena membuktikan bahwa r hitung (0,90) > r tabel (0,63) pada tingkat kepercayaan 95 % (0,05). Jadi, instrumen ini memiliki tingkat reliabilitas yang memadai. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil studi penelitian tentang analisis kecenderungan manajemen bisnis waktu luang di kota Bandung sebagai berikut: Siapa investor pada bisnis olahraga rekreasi? Tabel 3 Prosentase Investors dalam Bisnis Olahraga Rekreasi INDIKATOR Investor: 1. Domestik 2. Asing 3. Domestik dan Asing PROSENTASE 83 % 0% 17 % 6 JUMLAH 100 % Bagaimana bentuk layanan pada bisnis olahraga rekreasi? Tabel 4 Prosentase Bentuk Layanan pada Bisnis Olahraga Rekreasi INDIKATOR PROSENTASE Layanan: 1. Tempat yang aman dan nyaman 2. Peralatan dan instruktur yang trampil 3. Layanan yang bermutu dlm berbagai hal 6% 5% 89 % JUMLAH 100 % Apa hasil yang diperoleh dalam bisnis olahraga rekreasi? Tabel 5 Prosentase Hasil pada Bisnis Olahraga Rekreasi INDIKATOR Hasil usaha: 1. Menguntungkan 2. Biasa-biasa saja 3. Merugikan JUMLAH PROSENTASE 83 % 17 % 0 % 100 % Bagaimana bentuk struktur organisasi yang umum digunakan dalam bisnis olahraga rekreasi? Tabel 6 Prosentase Struktur Organisasi pada Bisnis Olahraga Rekreasi INDIKATOR Struktur Organisasi: 1. Manajer, instruktur, dan staf 2. Manajer dan instruktur 3. Instruktur saja JUMLAH PROSENTASE 83 % 17 % 0 % 100 % 7 Bagaimana gaya kepemimpinan bisnis olahraga rekreasi? Tabel 7 Prosentase Gaya Kepemimpinan pada Bisnis Olahraga Rekreasi INDIKATOR PROSENTASE Gaya Kepemimpinan: 1. Partisipatif 2. Kooperatif 3. Otoriter 44 % 50 % 6% JUMLAH 100 % Dimana lokasi bisnis olahraga rekreasi? Tabel 8 Prosentase Lokasi Bisnis Olahraga Rekreasi INDIKATOR PROSENTASE Lokasi: 1. Hotel 2. Gymnasium 3. Pusat Rekreasi 67 % 22 % 11 % JUMLAH 100 % Apa saja program yang ditawarkan pada bisnis olahraga rekreasi? Tabel 9 Prosentase Program pada Bisnis Olahraga Rekreasi INDIKATOR Program: 1. Latihan beban dan senam 2. Renang dan olahraga permainan 3. Berbagai macam aktivitas JUMLAH Apa strategi pemasaran bisnis olahraga rekreasi? PROSENTASE 33 % 0% 67 % 100 % 8 Tabel 10 Prosentase Strategi Pemasaran Bisnis Olahraga Rekreasi INDIKATOR PROSENTASE Strategi Pemasaran: 1. Surat 2. Iklan 3. Pesan dan iklan 17 % 44 % 39 % JUMLAH 100 % Apa orientasi produksi dari bisnis olahraga rekreasi? Tabel 11 Prosentase Orientasi Produksi Bisnis Olahraga Rekreasi INDIKATOR PROSENTASE Orientasi Produksi: 1. Biaya murah 2. Kualitas layanan 3. Biaya murah dan kualitas layanan JUMLAH 0% 50 % 50 % 100 % Apa upaya pengembangan ke depan bisnis olahraga rekreasi? Tabel 12 Prosentase Upaya Pengembangan Bisnis Olahraga Rekreasi INDIKATOR Upaya Pengembangan: 1. Meningkatkan mutu layanan 2. Membuka pangsa pasar baru 3. Mencari investor JUMLAH PROSENTASE 61 % 39 % 0% 100 % 9 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data serta pembahasan, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: Kecenderungan investor yang terlibat dalam manajemen bisnis waktu luang di kota Bandung adalah berasal dari dalam (local investor) dengan prosentase sebesar 83%. Bentuk layanan yang diberikan oleh manajemen bisnis waktu luang di kota Bandung cenderung pada bentuk layanan yang bermutu (quality service) dengan prosentase sebesar 89%. Hasil yang didapat dari bisnis waktu luang di kota Bandung cenderung menguntungkan dengan prosentase sebesar 83%. Struktur organisasi yang diterapkan dalam manajemen bisnis waktu luang di kota Bandung cenderung menggunakan struktur yang utuh yang terdiri dari manajer, staf, dan instruktur dengan prosentase sebesar 83%. Gaya kepemimpinan yang dijalankan oleh manajemen bisnis waktu luang di kota Bandung ini cenderung menggunakan gaya kepemimpinan partisipatif dan kooperatif dengan prosentase sebesar 94%. Lokasi atau tempat bisnis waktu luang yang cenderung digunakan adalah hotel atau resort dengan prosentase sebesar 67%. Program yang ditawarkan kepada konsumen oleh manajemen bisnis waktu luang cenderung gabungan yang meliputi program latihan beban, senam, renang, dan olahraga permainan dengan prosentase sebesar 67%. Strategi pemasaran yang manajemen lakukan untuk menarik minat para konsumen cenderung menggunakan iklan diberbagai media seperti TV, radio, majalah, koran, internet dengan prosentase sebesar 44%. Orientasi produksi yang ditawarkan manajemen cenderung pada biaya yang murah dan kualias layanan dengan prosentase sebesar 50%. Upaya pengembangan ke depan agar bisnis waktu luang ini semakin besar, maka kecenderungan manajemen adalah pada peningkatan layanan dengan prosentase sebesar 61%. 10 Jadi, kecenderungan manajemen bisnis waktu luang yang ada di kota Bandung secara umum kategorinya sudah baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa bisnis waktu luang ini sudah dapat berjalan dalam batas kemampuan yang tersedia. Rekomendasi Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil studi penelitian tentang analisis kecenderungan manajemen bisnis waktu luang di kota Bandung, maka pada kesempatan ini penulis ingin mengajukan beberapa rekomendasi sebagai berikut: Agar manajemen bisnis waktu luang ini berjalan optimal, maka perlunya memberikan tanggapan terhadap ide atau gagasan yang muncul dari konsumen. Dengan cara memberikan perlakuan yang lebih menyenangkan dan simfatik dalam berbagai kesempatan yang diciptalan seluas-luasnya, agar kalaupun ide atau gagasan itu sulit untuk diterima, konsumen yang mengajukannya akan dapat memaklumi karena memperoleh tanggapan yang memuaskan disertai alasan yang rasional. Perlunya memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada konsumen untuk dapat beraktivitas secara aman dan nyaman. Konsumen dapat pula turut berpartisipasi dalam pembahasan program sehingga prinsip kooperatif akan lebih terasa. Pada akhirnya dapat berimplikasi terutama dalam menumbuhkan tanggung jawab yang besar pada diri konsumen untuk turut berperan serta dalam setiap kegiatan yang ditawarkan pihak manajemen. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, (1998). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta. PT. Rineka Cipta. Bucher, A.C., dan Wuest, A.D., 1995, Foundations of Physical Education and Sport, Edisi ke 12, St. Louis, Mosby-Year Book, Inc. Frank H. Fu dan Patrick PC. Chan., 1996, Recreation, Sport, Culture and Tourism for the 21st Century, Departement of Physical Education, Hong Kong: Hong Kong Baptist University Heidrachman, Ranupandojo (1996). Dasar Dasar Manajemen. UPP AMPKPN Yogyakarta. Lam Toh Kian, 1999, Important Developments of Leisure Education in American Public Schools: What can We Learn from Them?, Hong Kong: Journal of Physical Education and Recreation, Vol. No. 1 hal. 43. Lavay W.B., French R., dan Henderson L.H., (1997), Positive Behavior Management Strategies for Physical Educators, USA, Human Kinetics. 11 Ruskin, H. dan Sivan, A., 1995, Goals, Objectives and Strategies in School Curricula in Leisure Education, Brigham Young University, UT. Sivan Atara, 1996, Current Model for Leisure Education in Educational Systmes, Hong Kong: Glory Printing and Productions Co., Ltd. Sudjana (1992). Metode Statistik. Bandung. Tarsito Sudjana (1993). Strategi Pembelajaran dalam Pendidikan Luar Sekolah. Bandung. Nusantara Press. Sugiyono, 1997, Statistika untuk Penelitian, Edisi pertama, Bandung: Penerbit CV. Alfabeta Sugiyono (1994). Metode Penelitian Administrasi. Bandung. CV. Alfabeta. Surakhmad, Winarno (1990). Pengantar Penelitian, Dasar, Metode dan Teknik. Bandung. Tarsito. Yudha M. Saputra, 2000, Pendidikan Rekreasi Sekolah, Jakarta, Dikdasmen, Depdiknas.