KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK OLEH PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI PADA DINAS SOSIAL PROVINSI KEPULAUAN RIAU ( Studi Terhadap Keterbukaan Informasi Terkait Program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) Tanjungpinang ) NASKAH PUBLIKASI Oleh: RINI HASTUTI RAMADHANI SETIAWAN DIAN PRIMA SAFITRI PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2015 1 KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK OLEH PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI PADA DINAS SOSIAL PROVINSI KEPULAUAN RIAU ( Studi Terhadap Keterbukaan Informasi Terkait Program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) Tanjungpinang ) Skripsi Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Bidang Ilmu Administrasi Negara NASKAH PUBLIKASI Oleh: RINI HASTUTI RAMADHANI SETIAWAN DIAN PRIMA SAFITRI PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2015 2 ABSTRAK Keterbukaan Informasi Publik menurut Undang-undang No 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik merupakan sarana dalam mengoptimalkan pengawasan publik terhadap penyelenggaraan Negara dan Badan Publik lainnya dan segala sesuatu yang berakibat pada kepentingan publik. Berdasarkan Undang-undang No 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Inforormasi Publik, untuk mewujudkan pelayanan cepat, tepat, dan sederhana setiap badan publik menunjuk Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi, untuk itu pihak Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi berkewajiban untuk memberikan informasi mengenai program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) kepada masyarakat dalam meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) ini dipegang oleh Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Dinas Sosial Provinsi Kepulauan Riau. Masalah dalam penelitian ini mengenai Keterbukaan Informasi Publik oleh Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi pada Dinas Sosial Provinsi Kepulauan Riau (Berkaitan dengan penanggulangan kemiskinan pada program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) Tanjungpinang). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Keterbukaan Informasi Publik oleh Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi pada Dinas Sosial Provinsi Kepulauan Riau (Studi penanggulangan kemiskinan pada program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) Tanjungpinang). Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian di Dinas Sosial Provinsi Kepulauan Riau. Adapun pengumpulan data yang digunakan yaitu dokumentasi, observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Dinas Sosial Provinsi Kepuluan Riau masih kurangnya keterbukaan informasi pada program RTLH yang dipegang oleh TKPK. Hal-hal yang menyebabkan kurang efektif dan efesien dalam kinerja PPID Dinas Sosial adalah sumber daya manusianya yang kurang memahami Undang-undang No 14 Tahun 2008 tentang keterbukaan Informasi Publik dan peraturan PPID No 17 Tahun 2013 tentang pedoman Pelayanan Informasi dan Dokumentasi di Lingkungan Pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau. Adapun saran dalam penelitian ini yaitu bahwa Provinsi Kepulauan Riau harus meningkatkan sosialisasi, pelatihan-pelatihan kepada seluruh pegawai sehingga para pegawai bisa memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat. Kata Kunci : Keterbukaan Informasi Publik, PPID, TKPK. 3 ABSTRACT Public Disclosure according to Law No. 14 of 2008 on Public Information is a means to optimize public oversight of the implementation of the State and other public agency and everything that results in the public interest. Based on Law No. 14 of 2008 on Openness of Public Inforormasi, to realize the service fast, accurate, and simple every public body appointed Manager of Information and Documentation, for which the Information Management and Documentation Officer is obliged to provide information regarding programs Houses Not Livable (RTLH) to the community in improving the standard of living and welfare of the community. Not Livable Housing Program (RTLH) held by the Poverty Reduction Coordination Team (TKPK) Social Service Riau Islands Province. Problems in this study by the Public Information Officer Information Management and Documentation in Social Service Riau Islands Province (relating to poverty alleviation programs Houses Not Livable (RTLH) Tanjungpinang). The purpose of this study to determine the Public Information and Documentation Management Officer at the Department of Social Riau Islands Province (Study House program to reduce poverty in Not Livable (RTLH) Tanjungpinang). The method used is descriptive qualitative research. The location of research in Social Service Riau Islands Province. The collection of data used are documentation, observation and interviews. The results showed that the PPID Social Service Kepuluan Riau Province is still a lack of disclosure of information on the programs held by the TKPK RTLH. The things that cause less effective and efficient in the performance of Social Service PPID is human resources who do not understand the Law No. 14 of 2008 on Public Information and regulatory disclosure PPID No. 17 of 2013 on guidelines for Information and Documentation Services in Environmental Governance Islands Province Riau. The suggestions in this study is that the Riau Islands province should increase socialization, training to all employees so that employees can provide clear information to the public. Keywords: Public and PPID, TKPK. 4 PENDAHULUAN bertutur kata dengan manusia lainnya A. Latar Belakang Keterbukaan berasal dari kata baik secara horizontal maupun secara dasar terbuka yang berarti suatu vertikal. Secara horizontal, manusia kondisi di tidak berinteraksi antar individu, individu terdapat suatu rahasia, mau menerima dengan kelompok sosial, dan antara sesuatu dari luar dirinya, dan mau kelompok sosial dengan kelompok berkomunikasi dengan lingkungan di sosial yang lainnya. Secara vertikal, luar interaksi mengandung arti bertutur yang dirinya. dalamnya Adapun keterbukaan dapat diartikan sebagai suatu sikap dan kata di bawah sistem perasaan untuk selalu bertoleransi serta tertentu yaitu antara manusia sebagai mengungkapkan dengan warga negara dengan pemerintah atau sejujurnya sebagai landasan untuk antara penguasa dengan yang dikuasai. bertutur (Soekidjo Notoatmodjo, 2006:8) kata. kata-kata Dengan demikian, keterbukaan berkaitan erat dengan kekuasaan Keterbukaan informasi bertutur kata dan hubungan antar diperlukan bagi pemerintah terutama manusia. Keterbukaan sangat penting mengenai kebijakan-kebijakan yang dalam kehidupan manusia sebagai akan diterapkan dalam masyarakat. makhluk sosial karena keterbukaan Pemerintah harus transparan dalam merupakan adanya menerapkan suatu kebijakan serta kegiatan tutur kata. (Nico Adrianto, tidak boleh memaksakan pelaksanaan 2007) suatu prasyarat Sebagai bagi kepada Keterbukaan manusia hidup dalam suatu kelompok. misalnya pemerintah Di dalamnya, setiap anggota kelompok memberitahukan kepada rakyat alasan dituntut dan langkah serta strategi pelaksanaan berinteraksi sosial, tertentu masyarakat. untuk makhluk kebijakan dan bersosialisasi dengan anggota lainnya. kebijaksanaan Dalam melakukan interaksi, manusia sesuai 5 dengan yang telah tersebut harus diambil batas-batasnya. Di samping itu, pemerintah pun harus dibutuhkan oleh banyak orang untuk mau mendengar kritik maupun saran mengembangkan dari rakyat dan menjawab segala lingkungan pertanyaan dari rakyat. Dalam hal informasi banyak hal telah tercipta, keterbukaan, termasuk salah satunya teknologi yang menjadi pemerintah bagi .Atas dasar berkembang. dalam menciptakan keterbukaan demi terpenting dalam terciptanya tatanan sistem politik yang adalah demokratis. informasi yang baik seseorang tidak Meskipun diperlukan, masyarakat sosialnya pada semakin sangat pelopor harus kepribadian keterbukaan namun perlu Bagian berkomunikasi informasi, karena tanpa akan bisa berkomunikasi dengan baik diketahui pula batas dan tanggung pula jawabnya. (Krina, 2003) seseorang tidak akan mampu untuk Di lihat dari aspek ideology, tumbuh dan tanpa informasi juga berkembang ke arah yang lebih baik. keterbukaan akan memberikan ruang bagi dan (George H. Bodnar, 2000: 1) berkembangnya Dengan adanya informasi, ideologi-ideologi dari luar yang tidak seseorang dapat mengetahui keadaan sesuai sesamanya dan keadaan sekitarnya, dengan kepribadian suatu bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, sehingga munculnya dengan era keterbukaan akan membawa dampak yang sangat buruk berbagai apabila nyaman kita tidak dapat dapat benar. menyingkapinya Masyarakat informasi dan untuk aman. merasa Selain mempersiapkan diri. Dengan adanya itu,masyarakat keterbukaan segala informasi harus informasi transparan. kepekaan mereka terhadap lingkungan, Informasi adalah data yang juga perlu untuk memerlukan meningkatkan baik di sekitar mereka maupun tidak. diolah sehingga dapat dijadikan dasar Kegunaan untuk mengambil keputusan yang untuk mengurangi tepat. Informasi merupakan kebutuhan dalam proses pengambilan keputusan utama setiap orang. Informasi semakin tentang 6 Informasi suatu adalah ketidakpastian keadaan. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, pemerintah akan meningkat. (Indro, masyarakat 2003) perlu mendapatkan informasi yang mereka butuhkan dari pemerintah untuk memenuhi Hak rasa memperoleh merupakan aman dan nyaman tersebut. Hak Asasi informasi Manusia (HAM). Hal itu tercermin dalam salah Instansi-instansi yang dikelola satu bagian dari substansi HAM yang oleh pemerintah dan bekerja dengan telah diakui oleh Pajak Bumi dan tujuan menyelenggarakan pemenuhan Bangunan (PBB) sebagai bagian dari kebutuhan masyarakat tentunya harus HAM sejak generasi pertama adalah memberikan Hak atas informasi yang Kebebasan Memperoleh dibutuhkan oleh masyarakat secara Informasi. PBB sejak tahun 1946 telah benar. Masyarakat kini dapat meminta mengadopsi Resolusi 59 (1) yang informasi menyebutkan, dengan yang tujuan kebutuhan mereka butuhkan transparansi informasi adalah hak asasi yang fundamental dan merupakan tanda dari informasi publik. Disini, pemerintah seluruh kebebasan yang akan menjadi Indonesia telah memahami hal tersebut titik dan membuat sebuah undang-undang informasi publik merupakan salah satu baru. Kini, siapapun boleh mengakses ciri penting negara demokratis yang informasi setiap menjunjung tinggi kedaulatan rakyat instansi penyelenggara negara dengan untuk mewujudkan penyelenggaraan landasan Undang-Undang Negara 14/2008 tentang Publik. yang “kebebasan disebut Informasi bersama, demi bahwa (UU) Keterbukaan Terbitnya perhatian yang PBB. baik. Keterbukaan Keterbukaan informasi publik merupakan sarana UU dalam mengoptimalkan pengawasan 14/2008 ini menjadi salah satu titik publik terang Negara dan Badan Publik lainnya. akan pemerintahan good governance yang kita idam-idamkan di terhadap penyelanggaraan Badan Publik adalah lembaga Indonesia selama ini. Melalui UU ini, eksekutif, legislatif, diharapkan badan lain yang fungsi dan tugas transparansi dari 7 yudikatif dan pokoknya berkaitan penyelenggaraan sebagian atau dengan Negara, seluruh harus yang menjamin terhadap akses warganya pelayanan tersebut. dananya Pelayanan ini harus dapat diakses oleh bersumber dari Anggaran Pendapatan warga Negara tanpa kecuali, tanpa dan Belanja Negara dan/ Anggaran melihat status sosial ekonomi, ras, Pendapatan dan Belanja Daerah, atau agama dan ciri-ciri subjektif lainnya. organisasi nonpemerintah sepanjang sebagian atau seluruh Dengan membuka akses publik dananya terhadap informasi diharapkan badan bersumber dari Anggaran Pendapatan publik dan Belanja Negara dan/atau Anggaran bertanggungjawab Pendapatan Daerah, pada pelayanan rakyat yang sebaik- sumbangan masyarakat, dan atau/luar baiknya. Dengan demikian, hal ini negeri. dapat dan Belanja (Undang-Undang Republik termotivasi dan mempercepat untuk berorientasi perwujudan Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 pemeintahan yang terbuka merupakan tentang Pelayanan Publik) upaya strategis mencegah praktik Korupsi, Kolusi, Nepotisme (KKN), Kinerja suatu badan publik dan terciptanya kepemerintahan yang harus diketahui oleh publik, sehingga baik badan publik mampu menunjukkan diterapkannya Undang-undang No. 14 akuntabilitasnnya tahun terkait pelayanan (Good 2008 Governance). tentang keterbukaan yang efektif, efesien, jujur, bersih, informasi terbuka, serta bebas dari korupsi, pelayanan publik harus memberikan kolusi dan nepotisme, atau yang biasa informasi dengan pengecualian hal-hal kita kenal dengan good governance yang menyangkut keamanan Negara, termasuk hak pribadi, dan hal-hal yang diatur pada tatanan pelayanan informasi publik. Pelayanan informasi memenuhi hak setiap lembaga oleh undang-undang. publik merupakan pelayanan yang diperuntukan publik, Sesuai Kebebasan dan merupakan kebutuhan dasar waga dimana Negara salah informasi yang satu asasi hak manusia tidak akan efektif apabila 8 masyarakat tidak diberi akses Kepulauan Riau dengan informasi yang lebih luas karena standart Oprasional sesungguhnya keterbukaan informasi Informasi Publik merupakan dasar demokrasi. Pelayanan ini diharapakn bagi kehidupan implementasi UU KIP dapat berjalan Kebebasan informasi dengan efetif dan hak publik terhadap adalah perangkat masyarakat untuk kebutuhan mengontrol berkualitas dapat terpenuhi. setiap langkah penyelenggaraan Negara. sebuah demokrasi sistem menyatakan adanya kekuasaan Dalam akan Kondisi yang informasi yang masyarakat dimana mereka masih sering terlambat dalam peerintahan mendapatkan informasi. Sebagai berasal dari rakyat sebagai kekuasaan, contoh ada sebuah warga menengah selayaknya rakyat juga memiliki hak kebawah mengkritis mendaftarkan dan mengontrol setiap kebijakan yang diambil pemerintah. yang seharusnya diri untuk bisa ikut mendapatkan bantuan Rumah Tidak Pemerintah Provinsi Kepulauan Layak telah Pejabat dikarenakan informasi yang tidak bisa Pengelola Informasi dan Dokumentasi menjangkau mereka, akhirnya mereka (PPID) sesuai yang tercantum di UU tidak KIP No. 14 tahun 2008 bahwa PPID tersebut. Pejabat Pengelola Informasi sangat dan Dokumentasi (PPID) Provinsi Riau membentuk brperan penyelenggaraan penting dalam pelayanan mupun Huni menjadi Kepulauan Riau (RTLH), penerima nyatanya tetapi bantuan kurang dalam hal penyediaan informasi. Salah memberikan infomasi yang jelas dalam satu tugas Pejabat Pengelola Informasi program penanggulangan kemiskinan dan adalah dan belum sepenuhnya merealisasikan menyediakan akses informasi publik kebijakan yang sudah diputuskan, bagi kurangnya Dokumentasi pemohon dengan tugas (PPID) informasi. Terkait tersebut, PPID PPID terhadap prosedur yang telah dibuat, dan belum menetapkan standart layanan informasi dilingkungan kepatuhan maksimal Provinsi 9 untuk memberikan kemudahan publik mengakses dikarenakan informasi. kurangnya informasi- informasi yang jelas dari pihak TKPK Bantuan RTLH ini salah satu program dan kegiatan Koordinasi dari tersebut. Kehadiran Undang-Undang Tim No.14/2008 tentang KIP ini pun Penanggulangan dikhawatirkan dapat Kemiskinan (TKPK) Dinas Sosial kepanikan kalangan Provinsi karena Kepulauan Riau. TKPK di bisa jadi Provinsi Kepulauan Riau dibentuk berbondong-bondong berdasarkan instansi Keputusan Gubernur informasi 2010. TKPK sangat berperan penting inginkan. dalam menanggulangi apa birokrasi, masyarakat menyerbu pemerintah Kepulauan Riau Nomor 570 Tahun menimbulkan dan saja meminta yang mereka kemiskinan. Terkait masalah sumber daya mendapatkan manusia sebagai penunjang terhadap bantuan kebutuhan yang seharusnya keterbukaan informasi, masalah yang mereka dapatkan dari TKPK Dinas terjadi Sosial Provinsi Kepulauan Riau sesuai masyarakat yang kesuliatan untuk dengan program dan kegiatan TKPK mengakses informasi dari pemerintah. itu Masyarakat sendiri. Provinsi berhak adalah masih banyak TKPK Dinas Sosial Meskipun saat ini sebagian masyarakat Kepulauan Riau dalam sudah sadar akan dampak menjalankan program dan kegiatan pemberlakuan UU itu dapat membuka dibutuhkannya KIP yang jelas, terbuka akses dalam mendapatkan informasi kepada masyarakat, agar masyarakat serta merasa mudah dalam mendapatkan kebijakan informasi. Banyak masyarakat yang pelaksanaannya belum banyak yang belum memanfaatkan secara optimal. Untuk sepenuhnya dapat sebagai terekomendasi pada setiap program itu TKPK Provinsi penelitian Kepulauan Riau. Menurut salah satu Informasi pegawai yang bekerja di Kantor Lurah Pengelola Dinas Sosial 10 sarana publik, penulis mengawasi namun tertarik tentang Publik dalam melakukan Keterbukaan Oleh Pejabat Informasi dan Dokumentasi pada Dinas Sosial Layak Riau (Studi Tanjungpinang)? Provinsi Kepulauan Terkait Keterbukaan Huni (RTLH) Informasi Adapun kegunaan penelitian ini Terkait program Rumah Tidak Layak penulis berharap dapat berguna bagi : Huni (RTLH) Tanjungpinang ). 1. Akademisi Kegunaan akademik dipenelitian A. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belekang ini adalah peneilitian ini diharapakan yang dikemukakan di atas, maka dapat dapat bermanfaat sebagai referensi dirumuskan yang bahwa permasalahan dalam penelitian ini adalah : Bagaimana Publik Keterbukaan oleh Informasi Pejabat dan untuk Informasi sebagai bahan masukan bagi peneliti- Pengelola penelii yang akan datang mengenai Dokumentasi dengan menunjang penegembangan ilmu pengetahuan dan pada Keterbukaan Informasi Publik. Dinas Sosial Provinsi Kepulauan Riau (Berkaitan dapat 2. Praktisi Keterbukaan Kegunaan praktisi dalam Informasi Terkain program Rumah penelitian ini, peneliti mengharapakan Tidak hasil Layak Huni (RTLH) Tanjungpinang) ? B. Tujuan penelitian ini bisa memberikan masukan kepada Pejabat dan Pengelola Informasi dan Dokumentasi Kegunaan di Pemerintah Provinsi Kepulauan Penelitian Adapun dari tujuan penelitian ini Riau. adalah : 3. Penulis Untuk mengetahui Keterbukaan Penulis berharap penelitian ini Informasi Publik oleh Pejabat dapat mnambah wawasan mengenai Pengelola Keterbukaan Informasi Publik dan Informasi dan Dokumentasi pada Dinas Sosial dapat mengubah pola pikir penulis. Provinsi Kepulauan Riau (Studi C. Kajian Teori Terhadap Keterbukan Informasi 1. Keterbukaan Terkait program Rumah Tidak Publik 11 Informasi Informasi menurut UU KIP 14 tahun 2008 adalah atau UUD 1945. Pada pasal 28F keterangan, dinyatakan: “Setiap orang berhak pernyataan gagasan, dan pesan baik untuk berkomunikasi dan memperoleh data, fakta maupun penjelasannya informasi yang dapat dilihat, didengar, dan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta dibaca yang disajikan dalam berbagai berhak kemasan memperoleh,memiliki, dan format sesuai untuk mengembangkan untuk menyimpan, perkembangan teknologi informasi dan mengolah, komunikasi informasi dengan menggunakan segala elektronik nonelektronik. maupun Sedangkan yang dan mencari, menyampaikan jenis saluran yang tersedia.” dimaksud Informasi Publik adalah Hak untuk mendapatkan informasi informasi yang dihasilkan, disimpan, merupakan hak asasi manusia dan dikelola, dikirim dan/atau diterima keterbukaan oleh merupakan salah satu ciri penting suatu Badan Publik yang negara penyelenggaraan keterbukaan informasi publik penyelenggaraan Badan Publik lainnya merupakan sarana dalam yang sesuai dengan Undang-Undang mengoptimalkan pengawasan publik ini serta informasi lain yang berkaitan lainnya dan segala sesuatu yang dengan kepentingan publik. berakibat pada kepentingan publik dan dan Informasi merupakan kebutuhan pokok setiap orang baik publik berkaitan dengan penyelenggara dan Negara yang informasi dan bahwa bahwa pengelolaan informasi publik bagi merupakan salah satu upaya untuk pengembangan pribadi dan lingkungan mengembangkan sosialnya informasi, maka dianggap penting penting serta bagi merupakan bagian ketahanan nasional. untuk menerbitkan masyarakat undang-undang Tentunya berdasarkan hal tersebut, hak tentang Keterbukaan Informasi Publik. untuk mendapatkan informasi adalah Undang-Undang No. 14 tahun hak setiap warga negara. Hak atas 2008, tentang Keterbukaan Informasi informasi ini dijamin oleh Konstitusi Publik 12 adalah salah satu produk hukum Indonesia yang dikeluarkan Febriananingsih (2012), dapat dilihat dalam tahun 2008 dan diundangkan Dimensi dari Keterbukaan Informasi pada tanggal 30 April 2008 dan mulai Publik adalah : berlaku 1. Transparansi dua tahun setelah diundangkan. Undang-undang yang Transparansi adalah keterbukaan terdiri dari 64 pasal ini pada intinya dalam memberikan kewajiban kepada setiap pengambilan keputusan keterbukaan Badan Publik untuk membuka akses dalam bagi setiap pemohon informasi publik materil untuk mendapatkan informasi publik, perusahaan. kecuali beberapa informasi tertentu. atas dasar arus informasi yang bebas. Menurut Febriananingsih Seluruh proses pemerintah, lembaga- (2012) Keterbukaan informasi publik lembaga dan informasi perlu dapat di menjadi salah satu prasyarat menuju akses tata kelola kepemerintahan yang baik berkepentingan dan informasi yang (good tersedia harus memadai agar dapat Nunuk governance) meliputi transparansi dan akuntabilitas. Good governance melaksanakan mengemukakan dan oleh relevan proses Informasi mengenai Transparansi dibangun pihak-pihak yang dimengerti dan dipantau. Transparansi menurut atas setiap informasi publik membuat peraturan pemerintan No. 101 tahun masyarakat dapat ikut berpartisipasi 2000 aktif dalam mengontrol setiap langkah bahwa merupakan good governance kepemerintahan yang dan kebijakan yang diambil oleh prinsip-prinsip pemerintah sehingga penyelenggaraan demokrasi, akuntabilitas, transparansi, kekuasaan dalam Negara demokrasi efesiensi, efektifitas, profesionalitas dapat dipertanggungjawabkan kembali dan kepada rakyat. Keterbukaan informasi menjalankan mendapat dukungan dari masyarakat. publik Menurut Undang-undang No.14 tahun 2008 dan dapat merupakan pondasi dalam membangun tata pemerintahan yang didukung baik (good governance). Pemerintahan dengan kajian teori menurut Nunuk yang 13 transparan, terbuka dalam seluruh proses pengelolaan kenegaraan adalah termasuk seluruh proses pengelolaan memberitahukan bagaimana caranya sumber daya publik sejak dari proses mengukur pengambilan keputusan, pelaksanaan menjelaskan mengenai Keterbukaan serta evaluasinya. Transparansi juga Informasi memiliki keterkaitan yang erat dengan operasional. Keterbukaan Informasi akuntabilitas. Publik menurut UU NO. 14 Tahun 2. Akuntabilitas 2008 Akuntabilitas penelitian suatu variabel. Publik Berikut Sebagai merupakan yang konsep sarana dalam kejelasan mengoptimalkan pengawasan publik dan terhadap penyelenggaraan Negara dan pertanggungjawaban organ perusahaan Badan Publik lainnya dan segala sehingga pengelola sesuatu terlaksana secara fungsi, adalah unsur pelaksanaan, perusahaan efektif. Dapat yang berakibat pada kepentingan publik. Didukung dengan dikatakan juga bahwa Akuntabilitas pendapat Nunuk merupakan kewajiban pihak pemegang (2012) kebebasan amanah (agent) untuk memberikan merupakan pertanggungjawaban, fundamental. Pengalaman selama ini menyajikan, Febriananingsih hak informasi asasi melaporkan dan mengungkpkan segala menunjukkan aktifitas dan kegiatan yang menjadi lembaga tanggungjawabnya pihak pemerintah dianggap sulit dijangkau pemberi amanah (prinscipal) yang masyarakat. Keterbukaan Informasi memiliki hak dan kewenangan untuk Publik dapat diukur melalui Dimensi meminta Transparansi kepada pertanggungjawaban tersebut. informasi pemerintah dan dan non Akuntabilitas sebagai berikut : Dapat dilihat Dimensi sebagai D. Konsep Operasional Konsep bahwa yang yaitu istilah yang berikut : khusus untuk menggambarkan secara 1. tepat fenomena yang hendak diteliti Transparansi Transparansi adalah keterbukaan dari penelitian, Sedangkan operasional dalam 14 melaksanakan proses pengambilan keputusan keterbukaan segala aktifitas dan kegiatan yang dalam Informasi menjadi tanggungjawabnya kepada mengenai pihak pemberi amanah (prinscipal) mengemukakan materil dan relevan perusahaan. Transparansi merupakan Keterbukaan menyeluruh, sungguh-sungguh juga yang memiliki hak dan kewenangan secara untuk meminta pertanggungjawaban dan tersebut.” menunjukkan pada suatu kejadian Adapun Indikatornya adalah : dimana segala aspek dari proses 1. Mempertanggungjawabkan penyelenggaraan yang bersifat terbuka kebijakan yang diambil dan dapat diketahui dengan mudah 2. Adanya oleh publik yang membutuhkan. keterbukaan penyelenggaraan 3. Menyajikan informasi dengan proses jelas penyediaan 4. Melaporkan informasi yang jelas. aktifitas E. Metode Penelitian 3. Meningkatkan arus informasi kerjasama segala dan kegiatan 2. Kemudahan akses informasi. melalui terhadap prosedur Adapun Indikatornya adalah : 1. Tingkat kepatuhan 1. Jenis Penelitian dengan Jenis penelitian yang media masa dan lembaga non digunakan peneliti adalah penelitian pemerintah. deskriptif. Pendekatan penelitian yang 2. Akuntabilitas digunakan peneliti adalah pendekatan Akuntabilitas fungsi, adalah pelaksanaan, pertanggungjawaban perusahaan kejelasan kualitatif. dan memperoleh organ sehingga Penelitian mengenai pengelola Publik gambaran Keterbukaan Oleh untuk yang jelas Informasi Pengelola perusahaan terlaksana secara efektif, Informasi untuk memberikan Dinas Sosial Provinsi Kepulauan Riau pertanggungjawaban, menyajikan, (Studi melaporkan dan mengungkapkan dan Pejabat ini Dokumentasi Terhadap pada Keterbukaan Informasi Terkait program Rumah 15 Tidak Layak Huni (RTLH) b. Sepanjang pengetahuan peneliti, Tanjungpinang ). belum 2. Lokasi Penelitian penelitian Lokasi penelitian ini pada Pejabat pernah dilakukan terhadap permasalahan yang sama dengan Pengelola Informasi dan Dokumentasi yang dibuat peneliti ini. di Provinsi Kepulauan Riau. Alasan 3. Informan penulis mengambil penelitian disini Menurut adalah: dalam a. Lokasi pada Pejabat Pengelola Sugiyono penelitian menggunakan (2013:216) kualitatif populasi, tidak karena Informasi dan Dokumentasi di penelitian kualitatif berangkat dari Provinsi Kepulauan Riau pada kasus tertentu yang ada pada situasi Dinas Sosial Tim Koordinasi sosial tertentu dan hasil kajiannya Penanggulangan Kemiskinan tidak akan diberlakukan ke populasi, memberdayakan tetapi ditransferkan ke tempat lain Keterbukaan pada situasi sosial yang memiliki Informasi Publik sangat penting kesamaan dengan situasi sosial pada dalam kasus yang dipelajari. Sampel dalam untuk masyarakat. menjalankan mereka. Dinas program sosial harus penelitian kualitatif bukan dinamakan memberikan informasi yang jelas responden, tetapi sebagai nara sumber, dan terbuka kepada masyarakat. atau partisipan, informan, teman dan Masyarakat guru dalam penelitian. Sampel dalam pun sangat membutuhkan informasi yang penelitian jelas disebut sampel statistik, tetapi sampel dari tim mereka agar kualitatif, teoritis, bantuan. kualitatif adalah untuk menghasilkan 16 tujuan bukan mereka bisa dapat menerima teori. karena juga penelitian Peneliti dalam penelitian ini langsung menentukan yang menjadi informan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 1 Informan No 1 STATUS JABATAN JUMLAH (Orang) 1 KETERANGAN Key Pejabat Pengelola Sebagai Informan Informasi dan Penanggungjawab Dokumentasi bagian Provinsi Kepulauan informasi Riau dokumentasi pengelola dan Provinsi Kepulauan Riau 2 Informan 1 Salah satu pegawai 1 Anggota PPID 1 Anggota PPID Pegawai dari TKPK Dinas Sosial Provinsi Kepulauan Riau 1 Sebagai Masyarakat 1 dibidang Informasi 3 Informan 2 Salah satu Pegawai dibidang Dokumentasi 4 5. Informan 3 Informan 4 17 penanggungjawab dibagian TKPK Masyarakat dompak kalangan kebawah yang belum mendapatkan bantuan RTLH 6. Informan 5 Masyarakat 1 Total 6 18 Masyarkat kalangan kebawah yang belum mendapatkan bantuan RTLH yang ada relefansinya dengan 4. Jenis dan Sumber Data Untuk memperoleh data yang masalah yang diteliti. diperlukan maka dalam penelitian ini 5. Teknik dan Alat Pengumpulan penulis menggunakan teknik sebagai Data berikut: a. Dokumen Yaitu a. Data Primer Data yang diperoleh langsung dari subjek referensi melalui penelusuran literatur dan yang sumber-sumber informasi valid atau lainnya yang digunakan sebagai pengambilan data langsung pada pelengkap dan perbandingan data subjek sebagai sumber informasi yang telah diperoleh serta mencari yang dicari yaitu studi lapangan. alternatif Biasanya berupa pengumpulan data yang ditemukan di lapangan. mengenakan penelitian pencarian alat ukur yang diperoleh melalui penelitian pemecahan masalah b. Observasi dengan turun ke lokasi penelitian Observasi atau pengamatan untuk mencari fakta yang berkaitan langsung merupakan salah satu dengan masalah yang diteliti. teknik pengumpulan data dimana peneliti terjun langsung sebagai b. Data Sekunder Data pihak yang lain diperoleh tidak dari partisipan atau non partisipan. langsung Dengan teknik observasi peneliti diperoleh oleh peneliti dari subjek dapat penelitiannya langsung dan mengetahui keadaan yaitu studi ke memperoleh gambaran pustaka. Biasanya berupa teknik yang pengumpulan data atau informasi dilapangan. Alat yang digunakan yang menyangkut masalah yang dalam Observasi adalah Chek List diteliti dengan mempelajari dari (daftar periksa) dan kamera. menelaah buku, surat kabar atau bentuk-bentuk tulisan sesungguhnya terjadi c. Wawancara(Interview) lainnya Wawancara yang dilakukan secara langsung ditujukan kepada 19 Pejabat Pengelola Informasi dan Merupakan suatu rakitan Dokumentasi, salah satu anggota organisasi informasi, deskriptif dalam TKPK, dan masyarakat dengan bentuk narasi yang Buku Pedoman menggunakan penulisan Usulan Penelitian & Skripsi alat daftar pertanyaan. Mahasiswa FISIP kesimpulan data dapat dilakukan. Sajian data harus mengacu pada F. Teknik Analisa Data Analisis riset memungkinkan yang rumusan masalah sehingga dapat dipergunakan dalam penelitian ini menjawab permasalahan-permasalahan adalah analisis secara kualitatif dengan yang diteliti. menggunakan 3. Penarikan Kesimpulan model analisis interaktif. Miles dan Huberman dalam Dari awal pengumpulan data, Sugiyono(2003:246), mengemukakan peneliti harus sudah memahami apa bahwa “ aktivitas dalam analisis data arti dari berbagai hal yang ditemui kualitatif dilakukan secara interaktif dengan dan berlangsung secara terus-menurus peraturan-peraturan, sampai tuntas, sehingga datanya sudah pernyataan-pernyataan, arahan, sebab- jenuh”. akibat Aktivitas dalam analisa data, melakukan dan pencatatan pola-pola, berbagai proporsi, kesimpulan perlu diverifikasi agar yaitu : penelitian yang dilakukan benar dan 1. Reduksi Data (Pemilahan/Sortir) bisa dipertahankan. Merupakan bagian dari proses analisis yang memperpendek, PEMBAHASAN mempertegas, membuat A. Karakteristik Informan fokus, membuang hal-hal yang tidak penting Pada bab ini peneliti membahas dan mengatur data sedemikian rupa tentang Keterbukaan Informasi Publik sehingga dapat membuat kesimpulan Oleh Pejabat Pengelola Informasi dan akhir. Dokumentasi 2. Sajian Data Provinsi 20 pada Kepulauan Dinas Soial Riau (Studi penanggulangan Kemiskinan Pada Informasi dan Dokumentasi Program Rumah Tidak Layak Huni pada (RTLH) Tanjungpinang). Sebelum itu Kepulauan akan dibahas mengenai identitas atau penanggulangan karakteristik informan guna mendapat pada Program Rumah Tidak informasi Layak yang menganalisis akurat data, dalam sehingga data Dinas Sosial Provinsi Riau (Studi kemiskinan Huni (RTLH) Tanjungpinang) tersebut dapat dipertanggungjawabkan Menimbang, bahwa informasi kebenarannya dalam pembahasan dan merupakan kebutuhan pokok setiap menganalisis Pejabat orang bagi pengembangan pribadi dan Pengelola Informasi dan Dokumentasi lingkungan sosialnya serta merupakan pada Dinas Soial Provinsi Kepulauan bagian Riau penanggulangan nasional, Kemiskinan Pada Program Rumah informasi Tidak manusia dan keterbukaan informasi tentang (Studi Layak Huni (RTLH) Tanjungpinang). Informan dalam penting bahwa bagi hak ketahanan memperoleh merupakan hak asasi publik merupakan salah satu cirri penelitian ini penting Negara demokratis yang berjumlah 6 orang, yaitu Pejabat menjunjung tinggi kedaulatan rakyat Pengelola Informasi dan Dokumentasi untuk mewujudkan penyelenggaraan Provinsi Kepulauan Riau, 1 orang Negara yang baik, bahwa Keterbukaan salah satu pegawai dibidang Informasi, Informasi publik merupakan sarana 1 orang salah satu pegawai dibidang dalam mengoptimalkan pengawasan Dokumentasi, 1 orang pegawai dari publik terhadap penyelenggara Negara TKPK Dinas Sosial Provinsi Kepuluan dan Badan Publik lainnyadan segala Riau dan 2 masyarakat kalangan sesuatu kebawah yang belum mendaptkan kepentingan publik, bahwa bantuan. pengelolaan informasi publik A. Keterbukaan Informasi Publik merupakan salah satu upaya untuk oleh Pejabat yang mengembangkan Pengelola 21 berakibat pada masyarakat informasi. Dari pernyataan ditas maka PPID, salah satu pegawai dibidang terbentuklah Undang-undang Nomor informasi dan salah satu pegawai 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan dibidang dokumentasi, sangat berbeda Informasi Publik. dengan keadaan sebenarnya. Dinas 1. Transparansi Sosial Terkait dengan Indikator Tingkat Provinsi kurangnya Kepulauan dalam keterbukaan Keterbukaan Proses Penyelenggaraan informasi Penyediaan Masyarakat kalangan kebawah masih Informasi yang jelas adalah sebagai berikut : a. Keterbukaan pada Riau banyak kebingungan RTLH. untuk oleh mendapatkan informasi dari pihak Pejabat Pengelola Informasi dan mereka, kinerja pegawainya belum Dokumentasi sepenuhnya mengerti Undang-Undang Rumah Informasi program pada Tidak program Layak Huni No 14 Tahun 2008 Informasi tentang (RTLH) Dinas Sosial Provinsi Keterbukaan Publik. Kepuluan Riau. Kurangnya kepedulian dan sosialisasi Berdasarkan hasil wawancara antara dari Dinas Sosial Provinsi Kepulauan peneliti dengan key Informan yaitu Riau dan pengurus masyarakat itu Pejabat sendiri. Pengelola Informasi Dokumentasi menunjukkan tenaga atau kerja dan bahwa b. Pengetahuan Pejabat Pengelola Daya Informasi dan Dokumentasi (PPID) Sumber Manusia yang ditunjuk atau diberi dalam tanggungjawab program Rumah Tidak Layak Huni tugasnya untuk agar menjalankan terlaksananya (RTLH) keterbukaan informasi pada program memberikan agar informasi terwujudnya keterbukaan Informasi. ini RTLH ini belum sepenuhnya Secara umum, sebagian besar mengerti mengenai UU KIP agar elemen masyarakat belum memahami terjadinya keterbukaan informasi. semangat dan filsofil Undang-undang Berdasarkan hasil observasi Keterbukaan peneliti, bahwa hasil wawancara pada Informasi Publik tersebut, khususnya terkait dengan 22 program RTLH yang dimna pihak dari keterbukaan PPID Dinas Sosial harus memberikan sehingga PPID Dinas Sosial tersebut informasi yang akurat dan transparan bisa kepada pelayanan publik yang baik dan benar. masyarakat. Beberapa kalangan menilai bahwa PPID Dinas Sosial dapat melakukan bertindak untuk penyelidikan dan Informasi menjalankan Terkait Publik, standarisasi dengan indikator kemudahan akses informasi adalah sebagai berikut: penyidikan sebagaimana yang bisa a. Jarak untuk mendapatkan informasi dilakukan dari program Rumah Tidak Layak aparat hukum lainnya. Ketika sekelompok mahasiswa atau Huni (RTLH) elemen masyarakat yang menggelar Informasi menurut Undang- aksi demonstrasi lantaran pemerintah undang No 14 Tahun 2008 tentang tidak transparan dalam mengelola Keterbukaan Informasi Publik bahwa keuangan daerah atau kurang terbuka informasi merupakan kebutuhan pokok saat proses pembahasan pengambilan setiap keputusan, pribadi dan lingkungan sosialnya serta mendesak Sosial terkadang mendesak untuk mereka PPID melakukan Dinas orang merupakan tindakan bagi bagian pengembangan penting bagi ketahanan nasional. Berdasarkan hasil konkret dengan memanggil pejabat wawancara terkait. Informan yaitu Pejabat Informasi dan Dari hasil wawancra peneliti dengan Dokumentasi bahwa untuk masyarakat, bahwa masyarakat menilai mendapatkan informasi yang kemampuan Sosial masyarakat inginkan tidak sulit, masih Provinsi Kepulauan Riau kurangnya tergolong mudah apabila yang diberi pengetahuan tanggungjawab PPID untuk Dinas menjalankan peneliti dalam paham key bidang tugasnya. Keterbukaan informasi pada informasi program RTLH belum berjalan dengan teknologi internet dan lebih aktif. apa yang ditetapkam di Undang- Dapat dibuat kesimpulan bahwa pihak undang No 14 Tahun 2008 tentang PPID Dinas Sosial Provinsi Kepulauan 23 publik dengan dengan Riau harus lebih aktif lagi dalam melaporkan dan mengungkpkan segala menjalankan aktifitas dan kegiatan yang menjadi tugasnya, dan harus mengerti visi dan misi dari PPID Dinas tanggungjawabnya Sosial agar terlaksananya keterbukaan pemberi amanah (prinscipal) yang informasi publik di Dinas Sosial memiliki hak dan kewenangan untuk Khususnya meminta masalah Penanggulanangan pada kemiskinan sangat membantu pihak pertanggungjawaban tersebut.” Dapat dianalisis bahwa kurangnya Program RTLH yang mana program ini kepada masyarakat, keterbukaan informasi pada berhubungan dengan masyarakat dan bertujuan untuk masyarakat. harus selalu massarakat, yang dimana masyarakat mensejahterahkan PPID disetiap diberikan masih SKPD pelatihan- kesulitan untuk mengakses informasi dari pihak PPID Dinas pelatihan atau sosialisasi agar mengerti Sosial Provinsi Kepulauan Riau. apa yang dimaksud dalam peraturan Keterbukaan Informasi Publik agar Gambar 4.1 terwujudnya tata kelola pemerintahan Penyaluran Informasi yang baik. b.Akses PPI D TKPK untuk mendapatkan PUBLIK informasi program RTLH melalui Berdasarkan perantara orang lain dan berapa lama waktu untuk Sosial, tim ini adalah tim koordinasai penanggulangan Layak Huni (RTLH) untuk pertanggungjawaban, salah program RTLH yang bertujuan untuk adalah mensejahterahkan masyarakat. “kewajiban pihak pemegang amanah (agent) kemiskinan, satu program dari mereka adalah Mardiasmo (2004) menerangkan Akuntabilitas diatas dapat dilihat adanya TKPK Dinas menerima informasi program Rumah Tidak pengertian gambar Terkait memberikan dengan indikator meningkatkan arus informasi melalui menyajikan, 24 kerjasama dengan media masa dan masyarakat sejalan dengan peneliti, lembaga setelah non pemerintah adalah observasi bahwa memang sebagai berikut : pihak instansi dari mereka belum a. Komitmen Dinas Sosial untuk sepenuhnya memberikan kemudahan untuk pegawai berkomitmen, PPIDnya bahkan yang sudah masyarakat menerima informasi terbentuk belum sepenuhnya berjalan tentang program Rumah Tidak atau menjalankan tugasnya. Layak Huni (RTLH). b. Langkah Berbicara untuk meningkatkan mengenai kerjasama kepada non lembaga komitmen memang selalu dikaitkan pemerintah dan media masa dalam dengan memberikan informasi program pengucapan dan perilaku seseorang terhadap apa yang sudah Rumah diyakininya. Seseorang yang sudah (RTLH) berani berkomitmen dan membuktikan komitmennya merupakan Tidak Menjalin Layak dan Huni menjaga contoh hubungan dengan media merupakan pribadi yang bertanggungjawab dan cara yang efektif untuk membangun, bisa dijadikan panutan. Begitu pula menjaga, dan meningkatkan citra atau dengan komitmen organisasi juga tidak reputasi jauh berbeda, ruang lingkupnya saja stakeholder. yang dipersempit, hanya ditataran wawancara sebuah organisasi. informan Tanggapan dari organisasi di mata Berdasarkan hasil peneliti dengan key bahwa Media relations masyarakat sangat penting artinya sebagai wujud menunjukkan bahwa, dari pihak Dinas komunikasi dan mediasi antara suatu Sosial memegang lembaga dengan publiknya. Di sisi komitmennya, visi misi dari pihak lain, fungsi media relations yang mereka berbeda dengan apa yang berjalan baik sangat bermanfaat bagi mereka lakukan saat ini. Dapat dilihat aktivitas lembaga karena pihak media pekerja belum menguasai prosedur- memberi perhatian pada isu-isu yang prosedur diperjuangkan. Salah satu langkah belum yang berlaku. Pendapat 25 untuk meningkatkan kerjasama kepada yang dimaksudkan untuk mengatasi pihak swasta atau media masa dalam permasalahan memberikan informasi yaitu dengan keputusan atau untuk mencapai tujuan cara usahakan punya contact person, tertentu, berisikan ketentuan-ketentuan usahakan mengenal secara personal, yang Lakukan kontak dengan rutin. perilaku Langkah meningkatkan tertentu dapat sebagai dijadikan dalam (1) pedoman pengambilan keputusan lebih lanjut, yang harus kerjasama dengan media masa dan non dilakukan lembaga pemerintah, Dinas Sosial ataupun (unit) organisasi pelaksana mengambil langkah seperti berikut : kebijakan, a. Lebih mengusahakan punya kelompok (2) penerapan atau telah ditetapkan baik dalam hubungan mengenal secara dengan (unit) organisasi pelaksana personal. maupun dengan kelompok sasaran c. Lakukan kontak rutin. yang dimaksudkan. d. Usahakan b. Mengaudit menyampaikan informasi secara informal RTLH sebelum informasi resmi. laporan sudah sesuai program Standar Oprasional Prosedur (SOP) e. Pelihara pertukaran informasi Setiap penyelenggaraan pelayanan yang terbuka dan realistis informasi publik sesuai dengan masing-masing tugas dan fungsinya 2. Akuntabilitas Terkait sasaran pelaksanaan dari suatu kebijakan yang contact person. b. Usahakan baik dengan mempertanggungjawabkan indikator harus memiliki standar pelayanan yang kebijakan berkaitan dengan prosedur dan waktu yang diambil adalah sebagai berikut: sebagai a. Kebijakan yang diambil dapat penyelenggaraan pelayanan publik dan terlaksana secara efektif dan wajib efesien ukuran ditaati penerima Menurut Mustopadidjaja Kebijakan baku oleh pelayanan untuk pemberi dan informasi. Berdasarkan hasil wawancara peneliti adalah keputusan suatu organisasi dengan key informan 26 sebagai PPID menyatakan bahwa PPID Dinas Sosial Biasanya, organisasi publik didirikan dalam berdasarkan mengaudit program RTLH laporan ini agar pada adanya undang-undang dan dikelola sesuai dengan undang-undang keterbukaan informasi sudah sesuai yang dengan SOP pelayanan informasi oleh legislasi. Manajemen bertanggung publik yang ada. Informasi publik di jawab/akuntabel terhadap pengelolaan lingkungan Provinsi Kepulauan Riau organisasi dapat prosedur sesuai dengan situasi dan kondisi pemohonan informasi publik. Proses hukum serta peraturan yang berlaku penyelesaian pada saat itu. diakses melalui untuk memenuhi dihasilkan/diterbitkan/disahkan yang dipimpinnya agar permintaan pemohon informasi publik Dalam setiap organisasi, baik dilakukan setelah pemohon informasi sektor pemerintah maupun swasta, publik memenuhi persyaratan yang pihak manajemen bertanggung jawab telah di tetapkan. Waktu penyelesaian agar setiap kegiatan yang dilaksanakan dilaksanakan paling lambat 10 hari berjalan sesuai atau mematuhi hukum kerja sejak di terima pemberitahuan dan peraturan yang berlaku. Oleh yang berisikan informasi yang diminta, karena itu, audit kepatuhan merupakan dan PPID dapat memperpanjang waktu unsur audit yang sangat penting, paling lambat 7 hari kerja. terutama pada sektor publik karena Terkait dengan indikator adanya organisasi pemerintah beroperasi kepatuhan terhadap prosedur adalah dalam kerangka hukum dan peraturan sebagai berikut: yang a. Kepatuhan terhadap prosedur wawancara Dalam sistem pemerintahan yang demokratis, akuntabilitas publik/masyarakat dan berlaku. Berdasarkan peneliti dengan hasil key informan sebagai pejabat informasi terhadap dan dekumentasi menyatakan bahwa khususnya PPID sudah berjalan, lembaga yang mewakilinya adalah pelaksaannya aspek yang yang mendominasi dalam berjalan pengelolaan karena kurangnya sosialisasi prosedur organisasi publik. 27 sesuai belum tetapi dengan sepenuhnya prosedur, sebenarnya dalam pelaksanaanya agar Program tersebut sampai A. Kesimpulan ke 1. Transparansi masyarakat. Masih banyak kinerja Dapat disimpulkan dari indikator- PPID Dinas Sosial yang belum paham indikator dengan tugasnya dan belum mengerti berikut : Undang-undang No 14 Tahun 2008 a. Masih Transparansi sebagai kurangnya tingkat tentang Keterbukaan Informasi Publik. keterbukaan Informasi pada b. Mengenai PPID Dinas Sosial tanggungjawab tugas dan yang diberikan dalam program RTLH. PPID Dinas kepada petugas yang ditunjuk Sosial dapat melaksanakan mengerti Undang-undang No sesuai Standar tugasnya Oprasional 14 Prosedur (SOP) belum Tahun sepenuhnya 2008 tentang keterbukaan Informasi. Berbicara mengenai tanggungjawab b. Kurangnya kemudahan dalam atau akuntabilitas menurut Mardiasmo mengakses informasi, dalam (2004) kemudahan menerangkan Akuntabilitas adalah pengertian :“kewajiban informasi mengakses pada program pihak pemegang amanah (agent) untuk RTLH 75% melalui perantara memberikan pertanggungjawaban, orang lain, dan tidak butuh menyajikan, melaporkan waktu dan lama untuk mengungkapkan segala aktifitas dan menginformasikan kegiatan program RTLH ini, apabila yang tanggungjawabnya menjadi kepada pihak pegawai PPID aktif dan pemberi amanah (prinscipal) yang peduli memiliki hak dan kewenangan untuk Sebenarnya meminta bahwa dengan New Media pertanggungjawaban tersebut.” kepada kegiatan masyarakat. sudah jelas yang inovatif, segala sesuatu aktifitas KESIMPULAN DAN SARAN birokrasi 28 dan pekerjaan pemerintah akan menjadi lebih mudah, efisien masyarakat. dan efektif. Sosial juga memiliki langkah c. Meningkatkan arus infomasi melalui kerjasama PPID untuk dengan Dinas meningkatkan kerjasama kepada media masa merupakan hal swasta yang sangat penting dalam dalam memberikan informasi PPID Dinas Sosial mengingat program RTLH yaitu Dinas Undang-undang PPID Sosial mengambil langkah Gubernur seperti berikut, lebih bersadarkan SK atau pihak media masa Provinsi Kepualaun Riau No mengusahakan punya contact 17 Tahun 2013. Kerja Sama person, usahakan mengenal Lembaga Pemerintah secara personal, lakukan merupakan suatu kerja sama kontak rutin, usahakan antara KKP (Kelompok Kerja menyampaikan Pemerintah) secara Non dengan mitra informasi informal sebelum pelihara kerjanya dari lembaga non informasi resmi, pemerintah pertukaran informasi dan swasta. Kerjasama lembaga terbuka dan realistis. Non Pemerintah diselaraskan dalam rangka yang 2. Akuntabilitas mendukung Dapat disimpulkan program-program yang ada di beberapa TKPK melalui pelaksanaan akuntabilitas sebagai berikut : program pihak mitra kerja dari indikator-indikator a. Mempertanggungjawabkan dalam upaya mencapai tujuan kebijakan yang diambil, kebijakan bersama. Dinas Sosial disini dalam arti kebijakan pada memiliki komitmen untuk program RTLH yang kemudahan bertanggungjawab pada program mengakses informasi kepada ini adalah TKPK, serta PPID memberikan Dinas 29 Sosial yang berhak memberikan informasi program program ini kepada masyarakat, apabila penyelesaiannya dan masyarakat ingin mengetahui melaporkannya serta informasi yang diperlukan langsung saja membuat merasa mengajukan B. Saran Adapun masyaraktnnya kebingungan sampai menampilkan SOP. informasi kepada pihak PPID, itu yang RTLH dapat dan saran-saran disampaikan dari yang hasill penelitian ini mengenai Keterbukaan kurangnya keterbukaan informasi informasi dari pihak mereka. pengelola informasi dan dokumentasi b. Mengenai kepatuhan publik oleh Pejabat terhadap pada Dinas Sosial Provinsi Kepulauan prosedur pada PPID Dinas Sosial Riau (Studi kasus penanggulangan Provinsi Kepuluan Riau kemiskinan memberikan informasi dalam pada program RTLH pada Tanjungpinang) yaitu bejalannya PPID program RTLH kepada masyarkat dengn baik, tim PPID Dinas Sosial bahwa kurangnya harus memiliki wawasan yang luas terdapat kepatuhan prosedur dalam dalam menjalankan menginformasikan pelayanan informasi publik program RTLH ini yang sudah sehingga kurangnya keterbukaan dirancang, mensosialisaikan kepada informasi. masyarakat tentang program RTLH c. Menyajikan informasi dengan sesuai dengan prosedur, jelas bahwa pihak PPID Dinas menginformasikan dengan jelas agar Sosial terjadinya kurangnya menyajikan transparansi informasi, informasi yang jelas sebagai salah anggota TKPK lebih mensurvei lagi satu langkah yang mendukung lebih luas, lebih aktif ke masyarakat kebijakan program RTLH. yang butuh program RTLH. Pegawai d. Penyajian informasi yang jelas Dinas Sosial harus bisa lebih aktif lagi salah satunya dengan memaparkan dalam setiap kegiatan dari awal mulainya informasi 30 mewujudkan demi keterbukaan tercapainya good governance di Provinsi Kepulauan canggih tersebut. Tim TKPK harus Riau. Adanya sosialisasi terhadap bersosialisasi tugas dan fungsi PPID Dinas Sosial mengenai dengan workshop, terwujudnya visi dan misi TKPK seminar ataupun pembagian brosur Dinas Sosial sendiri. Pegawai PPID kepada publik atau masyarakat, dan disetiap SKPD yang telah dibentuk jangan harus mengadakan mengahandalkan kepada program diberikan masyarakat RTLH demi pelatihan-pelatihan menginformasikan melalui web, tidak agar lebih memahami Undang-undang semua masyarakat kalangan kebawah No yang bisa menggunakan teknologi keterbukaan informasi. 31 14 Tahun 2008 tentang DAFTAR PUSTAKA A. Buku Adrianto, Nico. 2007. Good Governance: Transparansi dan Akuntabilitas publik melalui e-Governance. Palangkaraya: Bayu Media. Bodnar, Geoerge H, William S. Hop wood, 2000. Sistem Informasi. Jakarta: Alfabeta. Dwiyanto, Agus. 2008. Good Governance Melalui Pelayan Publik. Yogyakarta: Gadja Mada University Prees. Nopiyanti. 2013. Peranan Komisi Informasi Dalam Mewujudkan Good Governance Di Provinsi Kepulauan Riau. Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Purwanto, Erwan Agus. 2012. Implementasi Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gava Media. Sirajuddin, Didik Sukriono, Winardi. 2011. Hukum Pelayanan Publik: Berbasis Partisipasi & Keterbukaan Informasi, Setara Press Malang. B. Jurnal Febrianingsih, Nunuk. RV, April 2012, “Keterbukaan Informasi Publik Dalam Pemerintahan Terbuka Menuju Tata Pemerintahan Yang Baik”.Volume 1 No 1. 32 DOKUMEN - Tanya Jawab Seputar Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008. Tentang Keterbukaan Informasi Publik, Badan Informasi Publik, Jakarta - Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008. Tentang Keterbukaan Informasi Publik, Komisi Informasi Pusat, Jakarta - Peraturan Gubernur Nomor 17 Tahun 2013. Tentang Pedoman Pelayanan Informasi dan Dokumentasi di Lingkungan Pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau, Tanjungpinang, Kepulauan Riau - Peraturan Gubernur Nomor 17 Tahun 2013 pada Bab VII. Tentang Mekkanisme dan Prosedur Pelayanan Informasi Publik dan Dokumentasi, Tanjungpinang, Kepulauan Riau 33 34