BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia masih belum

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia masih belum juga mengatasi tingginya angka kematian ibu (AKI)
yang 307 per 1000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi (AKB) 35 Per 1000
kelahiran hidupitu berarti setiap tahun ada 13.778 kematian ibu atau setiap dua
jam ada dua ibu hamil, bersalin, nifas yang meninggal karena berbagai penyebab.
(Azwar, 2009).
Saat ini angka kematian maternal dan neonatal di Indonesia masih tinggi yaitu
334/100.000 kelahiran hidup dan 21,8/1000 kelahiran hidup. Salah satu faktor
penting dalam upaya menurunkan angka kemmatian terseebut yaitu penyediaan
pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang berkualitas dekat dengan
masyarakat belum terlaksana dengan baik.Tahun 1996 : WHO memperkirakan
lebih dari 580.000 ibu pertahunnya meninggal saat hamil atau bersalin di kawasan
ASEAN. Indonesia mempunyai AKI yang paling tinggi. Adapun penyebab
kematian ibu berkaitan langsung dengan kehamilan, persalinan dan post partum di
Indonesia seperti halnya Negara lain adalah di sebabkan “Trias Klasik” yaitu
perdarahan (30-35 %), Infeksi (20-25%) dan Eklamsi (15-17 %) hanya kematian
ibu yang disebabkan penyakit yang memperburuk akibat kehamilan misalnya
penyakit jantung dan infeksi yang kronis (Manuaba,1998 : 19)
Kematian maternal adalah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam
42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya
kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan. (Sarwono,
2007).
Kemajuan yang dicapai dalam kira-kira setengah abad terakhir telah
diumumkan oleh banyak penulis. Angka kematian menurun dari 44,2 per 10.000
kelahiran dalam tahun 1928 menjadi 2,5 per 10.000 dalam tahun 1970.
Perkembangan ini terlihat pula pada semua Negara-negara itu berkisar antara 1,5
dan 3,0 per 10.000 kelahiran hidup. (Sarwono, 2007).
1
Penyebab kematian ibu di Indonesia terbanyak (90%) disebabkan oleh
komplikasi obstetri yaitu perdarahan infeksi dan eklamsi. Oleh karena itu
kebijakan Departemen Kesehatan adalah mendekatkan pelayanan Obstetri dan
Neonatal (kebidanan dan bayi baru lahir ).(IBI, 2006).
Di Perbaungan pada tahun 2015 Angka kematian ibu sampai saat ini masih
terbilang tinggi. Untuk itu hampir semua menteri kesehatan di seluruh dunia telah
sepakat bahwa tindakan tegas harus segera diambil untuk mengurangi jumlah
angka kematian ibu selama masa kehamilan atau pada saat Menurunkan angka
kematian ibu merupakan salah satu dari Tujuan MDGs (Millenium Development
Goals).(http : dinkes. Jabarprov.go.id).
Di Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2015 Kematian Ibu dan Bayi
mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, dan penyebab kematian
ibu lebih banyak disebabkan karena Eklamsi 19 orang, Perdarahan 15 orang,
Infeksi 5 orang, dan oleh sebab lain 31 orang, sementara kematian bayi lebih
banyak disebabkan berat bayi baru lahir rendah (BBLR) (89), Asfiksi (76),Ispa
(6), Infeksi (12), Diare (27), Tetanus (8), lahir mati (157) dan oleh sebab lainya
150.
Data laporan tahunan klinik Johana 2015, mencatat bahwa kematian ibu
sebanyak 2 orang yang disebabkan karena perdarahan. Sedangkan Kematian Bayi
sebanyak 13 bayi penyebabnya karena asfiksi 4 kasus, IUFD 2 kasus, eklamsi 1
kasus, BBLR 2 kasus, premature 1 kasus, dan oleh sebab lain 3 kasus. (Data dari
Sei sijenggi). Data di BPS Klinik Johana jumlah persalinan sebanyak 100 orang.
Kematian ibu dan bayi setidaknya dapat diantisipasi dengan memberikan
asuhan secara Komprehensif dari mulai hamil, persalinan, nifas bayi baru lahir
dan KB.Berdasarkan Latar Belakang di atas, maka penulis akan melaksanakan
Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi
baru lahir dan KBpada Ny. N
2
1.2 Ruang lingkup
Studi kasus ini dilaksanakan selama 9 bulan mulai dari Bulan Juli 2015
sampai Bulan Mei 2016 pada Ny. N meliputi Asuhan Kebidananpada masa
kehamilan 39 minggu, persalinan, nifas dan asuhan pada bayi baru lahir sampai
dengan 6 minggu di Wilayah Sei sijenggi Kec.perbaungan Tahun 2016
1.3 Tujuan Penyusunan LTA
1.3.1. Tujuan umum
Untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari masa
kehamilan 12minggu, persalinan, nifas, asuhan bayi baru lahir dan KB sampai
dengan 6 minggu yang didokumentasikan melalui manajemen kebidanan dalam
bentuk SOAP.
1.3.2
Tujuan khusus
a. Mampu melaksanakan pengkajian pada ibu dalam masa kehamilan,
persalinan, nifas, bayibaru lahir dan KB di wilayah Sei sijenggi
Kec.Perbaungan Tahun 2016.
b. Mampu menetapkan diagnosa, masalah dan kebutuhan ibu dalam masa
kehamilan, persalinan, nifas bayi baru lahir dan KB di wilayah Sei sijenggi
Kec.Perbaungan Tahun 2016.
c. Mampu menetapkan identifikasi potensial dan masalah potensial yang terjadi
pada ibu dalam masa kehamilan, persalinan, nifas bayi baru lahir dan KBdi
wilayah Sei sijenggi Kec.Perbaungan Tahun 2016.
d. Mampu melaksanakan identifikasi tindakan segera pada masa kehamilan,
persalinan, nifas bayi baru lahir dan KB di wilayah Sei sijenggi
Kec.perbaungan Tahun 2016.
e. Mampu merencanakan asuhan kebidanan yang akan diberikan pada masa
kehamilan, persalinan, nifas bayi baru lahir dan KB di wilayah Sei sijenggi
Kec.perbaungan Tahun 2016.
3
f. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan masalah kebutuhan
ibu dan pada masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan KB di
wilayah Sei sijenggi Kec.perbaungan Tahun 2016.
g. Mampu melaksanakan evaluasi hasil asuhan pada ibu dan dalam masa
kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan KB di wilayah Sei sijenggi
Kec.perbaungan Tahun 2016.
h. Mampu mendokumentasikan hasil asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin,
nifas, bayi baru lahir dan KB dengan metode Subjektif, Objektif, Analisa,
Penatalaksanaan (SOAP).
1.4 Sasaran, tempat dan waktu asuhan kebidanan
1.5 Manfaat
1.5.1. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat dijadikan sebagai masukan untuk pengembangan materi yang telah
diberikan baik dalam proses perkuliahan maupun praktik lapangan agar mampu
menerapkan secara langsung dan berkesinambungan pada ibu hamil, bersalin,
nifas dan bayi baru lahir dengan pendekatan manajemen kebidanan yang sesuai
dengan standar pelayanan kebidanan.
1.5.2. Bagi Lahan Praktik
Sebagai masukan untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan kebidanan
terutama asuhan pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir.
1.5.3. Bagi Klien Asuhan
Sebagai informasi dan motivasi bagi klien, bahwa perhatian pemeriksaan
dan pemantauan kesehatan sangat penting khususnya asuhan kebidanan pada ibu
hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir.
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Kehamilan
2.1.1. Konsep Dasar Kehamilan
Kehamilan berlangsung selama 40 minggu, dengan perhitungan bahwa
satu bulan sama dengan 28 hari. Kehamilan dianggap lewat bulan bila lebih dari
42 minggu. (Manuaba, 2010 : 98)
Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari Hari
Pertama Haid Terakhir (HPHT). Kehamilan dibagi dalam 3 trimester, yaitu
trimester pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, trimester kedua dari
bulan ke 4-6 bulan, dan triemester ketiga dari bulan ke 7-9 bulan. (Saifuddin,
2006 : 90).
Kehamilan adalah proses dimana sperma menembus ovum sehingga
terjadinya konsepsi dan fertilasi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan), dihitung dari pertama haid terakhir
(Sumber : Alzam Faisal, 2009)
a.Fisiologi Kehamilan
1.
Uterus
Uterus yang semula besarnya hanya sebesar jempol atau beratnya 30 gram
akan mengalami hipertrofi dan hiperpla-sia, sehingga menjadi seberat 1000
gram saat akhir kehamilan. Otot dalam rahim mengalami hiperplasia dan
hipertrofi menjadi lebih besar, lunak, dan dapat mengikuti pembesaran rahim
karena pertumbuhan janin (Manuaba, 2010; h. 85-87).
2. Ovarium
Dengan adanya kehamilan, indung telur yang mengan-dung korpus luteum
gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang
sempurna pada usia 16 minggu (Manuaba, 2010; h. 92).
5
3. Vagina dan Perineum
Perubahan yang terjadi pada vagina selama kehamilan antara lain terjadinya
peningkatan vaskularitas dan hiperemia (tekanan darah meningkat) pada kulit
dan otot perineum, vulva, pelunakan pasa jaringan ikat, munculnya tanda
chadwick yaitu warna kebiruan pada daerah vulva dan vagina yang
disebabkan hiperemia, serta adanya keputihan karena sekresi serviks yang
meningkat akibat stimulasi estrogen (Aprillia, 2010; h. 65).
4.
Payudara
Menurut Djusar Sulin dalam buku Ilmu Kebidanan (2009; h. 179), pada awal
kehamilan perempuan akan merasakan payudara menjadi semakin lunak.
Seletah bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya dan vena – vena
dibawah kulit akan lebih terlihat. Puting payudara akan lebih besar,
kehitaman, dan tegak. Areola akan lebih besar dan kehitaman. Kelenjar
sebasea dari areola akan membesar dan cenderung menonjol keluar.
5.
Sirlukasi Darah
Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah lebih besar dari
pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi pengenceran darah (hemodelusi). Sel
darah merah semakin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi
pertumbuhan janin dalalm rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak
seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodelusi
yang disertai anemia fisiologis (Manuaba, 2010; h. 93).
6.
Sistem Respirasi
Kapasitas paru secara total menurun 4-5% dengan adanya elevasi diafragma.
Fungsi respirasi juga mengalami peru-bahan. Respirasi rate 50% mengalami
peningkatan, 40% pada tidal volume dan peningkatan konsumsi oksigen 15–
20% diatas kebutuhan perempuan tidak hamil (Aprillia, 2010; h. 71-72).
7.
Sistem pencernaan
Menurut Djusar Sulin dalam buku Ilmu Kebidanan (2009; h. 185), seiring
dengan makin membesarnya uterus, lambung, dan usus akan tergeser.
Perubahan yang nyata terjadi pada penurunan motilitas otot polos pada
traktus digestivus. Mual terjadi akibat penurunan asam hidrokloroid dan
6
penurunan motilitas, serta konstipasi akibat penurunan motilitas usus besar.
Gusi akan menjadi lebih hiperemis dan lunak sehingga dengan trauma sedang
saja bisa menyebabkan perdarahan. Epulis selama kehamilan akan muncul.
Hemorroid juga merupakan suatu hal yang sering terjadi akibat konstipasi dan
peningkatan tekanan vena pada bagian bawah karena pembesa-ran uterus.
8.
Sistem perkemihan
Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi pada hamil
tua, terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering berkemih. Desakan tersebut
menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh. Hemodelusi menyebabkan
metabo-lisme air makin lancar sehingga pembentukan urine akan bertambah
(Manuaba, 2010; h. 94).
A. Penyesuaian Psikologi Pada Trimeter III
Trimester Tiga sering disebutperiode penantian dengan penuh kewaspadaan pada
periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayi sebagai makhluk yang terpisah
sehingga ia menjadi tidak sabar menanti kehadiran sang bayi. (Varney, 2006 :
492)
Trimester Ketiga ini merupakan waktu persiapan yang aktif terlihat dalam
menanti kelahiran bayi dengan menjadi orang tua sementara perhatian pertama
wanita terfokus pada bayi yang akan segera dilahirkan, pergerakan janin dan
pembesaran uterus keduanya menjadi hal yang terus menerus mengingat tentang
keberadaan bayi. (Varney, 2006 : 492)
Wanita akan kembali meresahkan ketidak nyamanan yang semakin kuat
menjelang akhir kehamilan. Ia akan merasa canggung, jelek, berantakan, dan
memerlukan dukungan yang sangat besar dan konsisten dari pasanganya. (Varney,
2006 : 493)
7
B. Perubahan Maternal Pada Ibu
a. Perubahan pada sistem gastrointestinal
Perubahan sistem gastrointestinal sebagai besar terjadi oleh karena makin
meningkatnya hormon progesteron yang dapat mengurangi peristaltik usus dan
menimbulkan berbagai komplikasi ringan sampai berat.
b. Perubahan pada kulit
Perubahan pada kulit ibu hamil, terjadi karenaterdapat hormon khusus.
Perubahan kulit dapat bentuk hiperpigmentasi dan hiperemia di beberapa tempat.
c. Sistem kardiovaskular
Sistem kardiovaskular mengalami perubahan untuk dapat mendukung
peningkatan metabolisme sehingga tumbuh kembangnya janinsesuai dengan
kebutuhnya.
d. Perubahan sistem kelenjar endokrin
Kehamilan telah mengubah seluruh sistem sehingga bersama-sama dapat
memenuhi kebutuhan tumbuh kembangnya janin dalam uterus dengan sempurna.
e. Perubahan metabolisme pada ibu hamil
Kehamilan merupakan satu tambahan kehidupan intra uteri yang memerlukan
nutrisi, elektrolit, trace elemen, dan lain-lain sehingga secara keseluruhan
metabolisme anak meningkat sekitar 20-25%.
Deposit nitrogen dalam bentuk protein naik sekitar 25% sehingga diperlukan
tambahan protein yang cukup untuk dapat meningkatkan tumbuh kembang janin
dengan sempurna, tidak mengalami gangguan atau mengalami anemia. (Manuaba,
2007 : 136-149)
f. Servik uteri
Servik uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon
estrogen. Jika korpus uteri mengandung lebih banyak jaringan otot, maka servik
lebih banyak mengandung jaringan ikat, hanya 10% jaringan otot. Jaringan ikat
pada servik ini banyak mengandung kolagen. Akibat kadar estrogen meningkat,
dan dengan adanya hipervaskularisasi maka konsistensi servik menjadi
lunak.(Sarwono, 2005 : 94)Servik berfungsi menjadi barier yang efektif terhadap
infeksi saat kehamilan. Hal ini juga terstruktur untuk melindungi fetus pada saat
8
perkembangannya, dengan cara menutup dan menyediakan resistensi terhadap
tekanan dari atas saat ibu dalam posisi berdiri. (Salmah, 2006:48)
g. Sistem respirasi
Kehamilan sangat sedikit mempengaruhi system respirasi dibandingkan dengan
sistem
kardiovaskuler.
Tetapi
perubahan
yang
terjadi
menyebabkan
ketidaknyamanan dan keadaan tidak menyenangkan pada kehamilan dan penyakit
sistem respirasi bisa menjadi lebih parah karena kehamilan. (Salmah, 2006:53
2.1.2 Asuhan Kehamilan
A. Antenatal Care
Asuhan antenatal adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditunjukan
pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. (Yulaikhah, 2008:67)
a. Jadwal pemeriksaan
Ibu hamil ldianjurkan untuk melakukan
pengawasan antenatal minimal
sebanyak 4 kali, yaitu I kali pada trimester 1, 1 kali pada pada trimester II, dan 2
kali pada trimester III. (Yulaikhah, 2008:67)
b.Tujuan
1. pengawasan serta penanganan wanita hamil dan pada saat persalinan.
2. perawatan dan pemeriksaan wanita sesudah persalinan.
3. perawa tan neonatus bayi.
4. pemeliharaan dan pemberian laktasi. (Yulaikhah, 2008:67)
c. Kebijakan program
Pelayanan/asuhan standar minimal asuhan kehamilan termasuk ”14 T”, yaitu :
1.(Timbang) berat badan ( T1)
a. Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelum hamil
dihitung dari trimester I sampai trimester II yang berkisar antara 9-13,5 kg.
penimbangan berat badan mulai terimester III bertujusn untuk mengetahui
kenaikan berat badan setiap minggu, yaitu tergolong normal adalah 0,4-0,5
kg tiap minggu.
b. Pengukuran tinggi badan ibu hamil dilakukan untuk mendeteksi faktor
resiko terhadap kehamilan yang sering berhubungan
9
2. Ukur (Tekanan) darah (T2)
Tekanan darah > 140/90 mmHg atau tekanan sistolik meningkat .30 mmHg
atau tekanan distolik > 15 mmHg yang diukur setelah pasien beristirahat selama
30 menit. Tekanan pada diastolic pada trimester kedua yang lebih dari 85 mmHg
patut dicurigai sebagai bakat pre-eklamsi. (Hanifah, 2005:92)
3. Nilai status gizi (T3)
Nilai status gizi ibu dilihat dari peningkatan barat badan ibu dan kecukupan
istirahat ibu, serta dilihat dari LILA ibu. (Mandriwati, 2008:47)
4. Ukur (Tinggi) fundus uteri (T4)
Tujuan pemerikasaan TFU mengunakan tehnik Mc Donald adalah menentukan
umur kehamilan berdasarkan umur kehamilan brdasarkan minggu, dan hasilnya
bias dibandingkan dengan hasil anamnesis dari pertama haid terakhir (HPHT) dan
kapan gerakan janin mulai dirasakan TFU dalam cm yang normal harus sama
dengan umur kehamilan dalam minggu yang ditentukan berdasarkan HPHT.
(Mandriwati, 2008:83)
5. Presentasi kepala dan DJJ (T5)
Dilakukanya pemeriksaan presentasi janin yaitu untuk mengetahui bagian
terendah janin. Macamnya adalah presentasi puncak kepala, presentasi muka dan
presentasi dahi.
Dilakukanya pemeriksaan DJJ yaitu untuk mengetahui apakah bayi dalm keadaan
sehat, bunyi jantungnya teratur dan frekuensinya berkisar antara 120-160 kali /
menit. Kalau bunyi jantung kurang dari 120 kali/menit. Atau lebih dari 160
kali/menit atau tidak teratur, janin dalam keadaan asfiksi (kekurangan oksigen)
yang disebut gawat janin.
10
6. Pemberian imunisasi (Tetanus toksoid) TTlengkap (T6)
Tabel 2.1
Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid
Interval
Imunisasi
(selang waktu
minim)
TT1
TT2
TT3
TT4
Lama
perlindungan Perlindungan
Pada kunjungan
-
-
3 tahun
80
5 tahun
95
10 tahun
99
antenatal
4 minggu
setelah TT1
6 bulan setelah
TT2
1 tahun setelah
TT3
%
7. Pemberian Tablet zat besi (T7)
Pemberian Tablet zat besiminimum 90 tablet selama kehamilan.
8. Tes terhadap penyakit menular seksual (T8)
Pemeriksaan terhadap penyakit menular seksual sangat penting karena dapat
membahayakan perkembangan janin bahkan kematian janin. Test laboratorium
rutin (HB dan Protein), dilakukan pemeriksaan darah ibu hamil, yaitu untuk
mengetahui Hb ibu hamil apakah ibu anemis atau tidak, sedangkan dilakukanya
pemeriksaan urine pada ibu hamil yaitu untuk mengetahui apakah urine
mengandung
protein
atau
tidak
untuk
mendeteksi
gejala
pre-eklamsi.
(Mandriwati, 2008:54)
9. Tata laksana kasus (T9)
Untuk mendeteksi apakah terdapat kegawat daruratan pada ibu hamil serta
merencanakan penetalaksanaan kegawat daruratan tersebut. (Saifudin, 2006:76)
10.Temu wicara ( koseling ) (T10)
Temu wicara atau konseling sangat diperlukan karena dapat menjalin
tertatalaksana asuhan yang bai selama kehamilan bahkan berlanjut pada asuhan
11
intranatal, postnatal dan asuhan pada bayi baru lahir. Konseling yang perlu
diberikan selama hamil meliputi : konseling mengenai kebutuhan nutrisi ibu
hamil, senam ibu hamil, persiapan persalinan, tanda bahaya hamil.
11. Pemeriksaan protein urine atas indikasi (T11)
12. Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi (T12)
13. Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok (T13)
14. Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis
malaria (T14)
Apabila suatu daerah tidak bisa melaksanakan 14T sesuai kebijakan dapat
dilakukanstandarminimal pelayanan ANC yaitu 7T(Prawiroharjo,2002:88).
5. Nasihat-Nasihat Untuk Ibu hamil
1.Nutrisi
Dalam masa kehamilan, kebutuhan zat-zat meningkat. Hal ini diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang janin, pemeliharaan kesehatan
ibu dan persediaan laktasi baik untuk ibu maupun janin.
Selama kehamilan terjadi peningkatan kalorisekitar 80.000 kilokalori
sehingga dibutuhkan penambahan kalori sebanyak 300 kilokalori/hari.
Penambahan kalori ini dihitung melalui protein, lrmak, yang ada pada janin,
lemak pada ibu, dan konsumsi O2 ibu selama 9 bulan. (Yulaikhah, 2008 : 49).
2. Higiene Personal.
Mandi di perlukan untuk menjaga kebersihan atau higiene terutama
perawatan kulit, karena fungsi ekskresi dan keringat bertambah. Hal ini yang
perlu diperhatikan adalah :
a. Tidak mandi air panas
b. Tidak mandi air dingin
c. Pada kehamilan lanjutr, shower lebih aman dari bak mandi. (Yulaikhah,
2008 : 49).
3. Pakaian
Pakaian yang dikenakan harus longgar, bersih, dan ada ikatan yang ketat pada
daerah perut. Selain itu wanita dianjurkan mengenakan Bra yang menyokong
payudara dan sepatu dengan hak yang tidak terlalu tinggi karena titik berat
12
wanita hamil berubah.Dianjurkan pula memeakai pakaian dari bahan katun
yang dapat menyerap keringat. pakaian dalam harus kering dan harus sering
diganti. (Yulaikhah, 2008 : 50)
4. Eliminasi
Wanita dianjurkan untuk defekasi teratur dengan mengonsumsi makanan
yang banyak mengandung serat seperti sayuran. Selain itu perawatan
perinium
dan
vagina
dilakukan
setelah
BAK/BAB
dengan
cara
membersihkan dari depan kebelakang, mengunakan pakaian dalam dari bahan
katum, sering mengganti pakaian dalam, dan tidak melakukan docing /
pembilasan. (Yulaikhah, 2008 : 51)
5. Seksual
Hubungan seksual saat hamil bukanlah merupakan suatu halangan, asalkan
dilakukan dengan hati-hati. Sering dijumpai bahwa hubungan seksual dapt
menimbulkan abortus, persalinan prematur.
Karena mempunyai riwayat kehamilan yang buruk, sebaiknya dinasihati agar
berpuasa dalam berhubungn seksual, khususnya saat hamil muda. Namun ada
kemungkinan libido wanita saat hamil meningkat seiring dengan peningkatan
estrogen. (Manuaba, 2007 :193)
6. Mobilisasi Atau Mekanik Tubuh
Postur tubuh, lifting (menangkat), bangun dari posisi jongkok/duduk (bend
kness [ menekuk lutut ], turn side [berbalik badan], menahan tangan dari
posisi duduk). (Yulaikhah, 2008)
7. Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III
1. Perdarahan Pervaginam
2. Nyeri perut
3. Rasa kencang di perut yang terus menerus, berkesinambungan (kontraksi) atau
kram.
4. Rabas atau mancurnya cairan dari vagina.
5. Bengkak ata pembesaran tangan, kaki, atau wajah yang tiba-tiba.
6. Ganguan penglihatan
13
7. Pusing, sakit kepala yang hebat.
8. Gerakan janin berkurang
9. Daerah sakit dan kemerahan di kaki, atau sakit di kaki jika berdiri.
10. Nyeri yang hebat di kemaluan dan panggul, denggan gangguan gerak kaki
11. Nyeri tau panas saat berkemih.
12. Nyeri daerah kemaluan atau gatal.
13. Mual atau muntah yang persisten. (Whalley, 2007:49)
2.2 Persalinan
a. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil
konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati yang
ditandai oleh perubahan progresif pada serviks dan diakhiri dengan pelahiran
plasenta. (Varney, 2007 : 672)
Persalinan disertai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan
perubahan pada servik (membuka dan menipis) dan berakhirnya dengan lahirnya
plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu jika kontraksi uterus tidak
mengakibatkan penambahan servik. (APN, 2007 : 37)
b. Tujuan
Tujuan Asuhan persalinan normal adalah menjaga kelangsungan hidup dan
memberikan derajat kesehatah yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui upaya
yang terintegrasi dan lengkap tetapi dengan intervensi yang seminal mungkin agar
prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapt terjaga pada tingkat yang
diinginkan ( Optimal ). (APN, 2007 :3 )
c. Bentuk- Bentuk Persalianan
1. Persalinan spontan, bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan
ibu sendiri dan melalui jalan lahir.
2. Persalinan buatan, bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar,
misalnya: ekstrasi dengan forsep atau dilakukan operasi SC atau VE.
14
3. Persalinan anjuran, bila persalinan berlangsung tidak mulai dengan sendirinya
tetapi berlangsung setelah pemecahan ketuban atau pemberian pitosin atau
prostaglandin. (Mira, 2009 : 74)
d. Tanda-Tanda Persalinan
1. Penipisan dan pembukaan serviks.
2. Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan serviks (frekuensi minimal 2
kali dalam 10 menit )
3. Keluarnya lendir bercampur darah (”show”) melalui vagina.
(Mira, 2009: 75)
e. Permulaan terjadinya persalinan
Penyebab mulainya persalinan diuraikan oleh beberapa teori:
1. Teori hormon progesteron dan estrogen
Progesteron menimbulkan strogen meninggikan kerentanan otot rahim. hormon
Relaksasi otot-otot rahim, sedangkan estrogen meninggikan kerentanan otot
rahim.
Hormon yang dominan saat hamil adalah estrogen dan progesteron. Pengaruh
hormon progesteron tersebut antara lain:
a.
Hormon estrogen meningkatkan sensitivitas otot rahim dan memudahkan
rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin, prostaglandin, dan
rangsangan mekanis.
b.
Hormon progesteron menurunkan sensitivitas otot rahim, menyulitkan otot
rahim menerima rangsangan dari luar seperti oksitosin,dan prostaglandin
mekanik.
c.
Menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi.
2. Teori oksitosin internal
Pada akhir kehamilan kadar oksitosin bertambah sehingga timbul kontraksi.
oksitosin di hasilkan oleh kelenjar hipofise parss posterior.
Perubahan keseimbangan progesteron dan estrogen mengubah sensitivitas
sehingga sering terjadi kontraksi Braxton Hicks. Menurunya progesteron akibat
tuanya kehamilan maka oksitosin dapat meningkatkan aktifitas kontraksi sehingga
terjadi persalinan.
15
3. Teori prostaglandin
Prostaglandin dihasilakan oleh desidua, meningkat setelah usia kehamilan 15
minggu. Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulakn kontraksi otot
rahim sehingga hassil konsepsi dikeluarkan.
4. Teori kerengangan.
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu. Setelah
melewati batas terjadinya kontraksi sehingga persalinan dimulai. Contohnay pada
kehamilan ganda.
5. Pengaruh janin
Hipotalamus, hipofise, dan kelenjar suprarenalis janin merupakan pemicu
terjadinya persalinan. Oleh karena itu bayi anensepalus, kehamilanya sering lebih
lama karena tidak terbentuk hipotalamus. (Mira, 2009:74)
f. Tahapan persalinan
Kala I
Dapat dinyatakan partus lama dimana bila timbulnya his wanita tersebut
mengeluarkan lendir darah ( blood show ). Lendir ini berasal dari lendir kanalis
serviks karena servik mulai membuka tau mendatar. Sedangkan darahnya berasal
dari pembuluh-pembuluh kapiler yang berad pada di sekitar kanalis servikalis itu
pecah karena pergeseran-pergeseran ketika servik membuka.
Proses pembukaanya servik sebagai akibat his dibagi 2 fase, yaitu
a. Fase laten
Berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat sampai
mencapai ukuran diameter 3 cm.
b. Fase Aktif
Dibagi dalam 3 fase yaitu :
1. Fase akselerasi. Dalam waktu 2 jam pembukaan 2 jam pembukaan 3 cm
tadi menjadi 4 cm.
2. Fase dilatasi. Dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat,
dari 4 cm menjadi 9 cm.
16
3. Fase deselerasi. Pembukaan menjadi lambat kembali. Dalam waktu 2 jam
pembukaan 9 cm menjadi pembukaan lengkap. (Sarwono, 2007)
Kala II
Kala II persalinan adalah di mulai dengan dilatasi lengkap servik di akhiri
dengan kelahiran bayi. (Varney, 2008).
Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai 3 menit
sekali. Karena biasanya dalam hal ini kepala janin sudah masuk di ruang panggul,
maka pada his
dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara
reflektoris menimbulkan rasa ingin mengedan (Wiknjosastro, 2007)
Kala III
Kala III adalah setelah plasenta lahir, uterus teraba keras dengan fundus diatas
pusat. Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan
plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6 jam sampai 15 menit
setela bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri.
(Wiknjosastro, 2007)
Tujuan manajemen adalah untuk menghasilkan kontraksi uterus yang lebih
efektif sehingga dapat mempersingkat waktu, mencegah perdarahan dan
mengurangi kehilangan darah pada kala III persalinan jika dibandingakan dengan
penatalaksanaan fisiologis. Sebagian besar kasus kesakitan dan Kematian ibu di
Indonesia disebabkan oleh perdarahan pasca persalinan dimana sebagian besar
disebabkan oleh atonia uteri dan retensi plasenta, yang yang sebenarnya dapat di
cegah dengan melakukan manajemen aktif kala III. (APN, 2008:123)
Fisiologi persalinan kala III yaitu otot uterus ( miometrium ) berkontraksi
mengikuti penyusutan volume rongga uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan
ukuran ini menyebabkan berkurnagnya ukuran tempat perlekatan plasenta. Karena
tempat peerlekatan menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak
berubah maka plasenta akan terlipat, menebal dan kemudian lepas dari dinding
uterus. Setelah lepas, plasenta akan turun ke bagian bawah uterus atau kedalam
vagina. (APN, 2007:123)
17
Tanda dan Gejala Kala II persalinan :
1. Ibu merasa ingin meneran bersama dengan terjadinya kontraksi.
2. Ibu merasakan adanya peningkatan pada rektum dan vaginanya.
3. Perineum menonjol.
4. Vulva-vagina dan spingter ani membuka.
5. Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah.
6. Tanda pasti kala II ditentukan melalui periksa dalam (informasi objektif) yang
hasilnya adalah :
a. Pembukaan serviks telah lengkap, atau
b. Terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina. (APN, 2007:75-76)
Kala IV
Kala IV yait disebut kala pemantuan atau untuk mengamati apakah ada
perdarahan postpartum. (Wiknjosastro, 2007)
Dalam kala IV yang harus dipantau kontraksi uterus, tinggi fundus,
perdarahan,
dan mengevaluasi kondisi ibu secara umum.(APN, 2007:137)
g. Partograp
Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala persalinan dan
informasi untuk membuat keputusan klinik.
Tujuan utama penggunaan partograf :
1. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan denganmenilai
pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam.
2. Mendeteksi apakah persalinan berjalan normal
3. Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu, bayi,
kemajuan persalinan dan proses persalinan. (APN, 2007:55)
4 Kondisi ibu dan janin harus dinilai dan dicatat secara seksama, yaitu:
1.Denyut jantung janin dicatat setiap 30 menit.
2.Air ketuban, catat dengan lambang-lambang berikut :
a. U
: Selaput ketuban Utuh (belum pecah)
b. J
: Selaput ketuban pecah dan air ketuban Jernih
c. M
: Selaput ketuban pecah dan air ketuban bercampur Mekonium
d. D
: Selaput ketuban pecah dan air ketuban bercampur Darah
18
e. K
: Selaput ketuban pecah dan air ketuban Kering
Penyusupan (Molase) tulang kepala janin, catat dengan lambang-lambang
berikut :
1. 0 : Tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudahdipalpasi.
2.1
: Tulang-tulang kepala janin hanya terpisah.
3. 2
: Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih namun masih bisa
dipisahkan.
4. 3 : Tulang-tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan.
5. Pembukaan serviks dinilai setiap 4 jam dan diberi tanda (X).
6. Penurunan bagian terbawah janin
Tulisan “Turunnya kepala” dan garis tidak putus dari 0-5, tertera disisi
yangsama dengan angka pembukaan serviks. Berikan tanda “O” yang ditulis
padagaris waktu yang sesuai
7. Jam : catat jam yang sesungguhnya.
8. Waktu: menyatakan berapa jam waktu yang dijalani sesudah pasien diterima.
9. Kontraksi uterus, catat setiap 30 menit. Lakukan palpasi untuk menghitung
banyaknya kontraksi dalam 10 menit dan lamanya tiap-tiap kontraksi dalam
hitungan detik :
a. Beri titik-titik di kotak yang sesui untuk menyatakan kontraksi yang
lamanya <20 detik.
b. Beri garis-garis di kotak yang sesui untuk menyatakan kontraksi yang
lamanya 20-40 detik.
c. Isi penuh di kotak yang sesui untuk menyatakan kontraksi yang lamanya
>40 detik.
10. Nadi dicatat setiap 30 menit
11. Tekanan darah dicatat setiap 4 jam
12. Suhu badan dicatat setiap 2 jam.
13. Protein, aseton, dan volume urin dicatat setiap 2 jam (APN, 2007:57-6
19
f. Mekanisme persalinan normal
Seperti diketahui bahwa proses pesalinan normal, ditentukan oleh tiga faktor utama,
yaitu :
a. Power
Kekuatan his yang adekuat dan tambahan kekuatan mengeja
b. Passange
Jalan lahir tulang, jaln lahir otot
c. Passanger
Janin, plasenta, dan selaput ketuban. (Manuaba, 2007)
Gambar 2.1
Sinklitismus : bila arah sumbu kepala janin tegak lurus dengan bidang pintu atas
panggul
20
Gambar 2.2
Asinklitismus anterior : apabila arah sumbu kepala membuat sudut lancip ke
depan dengan pintu atas panggul
Gambar 2.3
Asinklitismus posterior : keadaan sebaliknya dari asinklitismus anterior
Masuknya kepala melintasi pintu atas panggul dapat dalam keadaan,
sinklitismus, ialah bila arah sumbu kepala janin tegak lurus dengan bidang pintu
atas panggul (Gambar 23-11). Dapat pula kepala masuk dalam keadaan
asinklitismus, yaitu arah sumbu kepala miring dengan bidang pintu atas panggul.
21
Asinklitismus anterior menurut Naegle ialah apabila arah sumbu kepala membuat
sudut lancip ke depan dengan pintu atas panggul (Gambar 23-12). Dapat pula
asinklitismus posterior menurut Litzman, ialah apabila keadaan adalah sebaliknya
dari asinklitismus anterior (Gambar 23-13).
Keadaan asinklitismus anterior lebih menguntungkan dari pada mekanisme
turunnya kepala dengan asinklitismus posterior karena ruangan pelvis di daerah
posterior lebih luas jika dibandingkan dengan ruangan pelvis di daerah anterior.
Hal asingklitismus penting apabila daya akomodasi panggul agak terbatas.
Gambar 2.4 Fleksi kepala janin
Akibat sumbu kepala janin yang eksentrik atau tidak simetris, untuk lebih
mendekati suboksiput, maka tahanan oleh jaringan di bawahnya terhadap kepala
yang akan menurun, menyebabkan kepala mengadakan fleksi di dalam rongga
panggul
22
Gambar 2.5
Putaran paksi dalam
Gambar 2.6
Gerakan kepala janin pada defleksi dan putaran paksi luar
Dengan fleksi kepala janin memasuki ruang panggul dengan ukuran yang
paling kecil, yakni dengan diameter suboksipitobregmatikus (9,5 cm) dan dengan
sirkumferensia suboksipitobregmatikus (32 cm) sampai di dasar panggul kepala
janin berada di dalam keadaan fleksi maksimal. Kepala yang sedang turun
menemui diafragma pelvis yang berjalan dari belakang atas ke bawah depan.
Akibat kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan tekanan intrauterin disebabkan
oleh his yang berulang-ulang, kepala mengadakan rotasi, disebut pula putaran
paksi dalam (Gambar 23-15). Di dalam hal mengadakan rotasi ubun-ubun kecil
23
akan berputar ke arah depan, sehingga di dasar panggul ubun-ubun kecil di bawah
simfisis, dan dengan suboksiput sebagai hipomoklion, kepala mengadakan
gerakan defleksi untuk dapat dilahirkan. Pada tiap his vulva lebih membuka dan
kepala janin makin tampak. Perineum menjadi makin lebar dan tipis, anus
membuka dinding rektum. Dengan kekuatan his bersama dengan kekuatan
mengejan, berturut-turut tampak bregma, dahi, muka, dan akhirnya dagu. Sesudah
kepala lahir, kepala segera mengadakan rotasi, yang disebut putaran paksi luar
(Gambar 23-16). Putaran paksi luar ini ialah gerakan kembali ke posisi sebelum
putaran paksi dalam terjadi, untuk menyesuaikan kedudukan kepala dengan
punggung anak.
Gambar 2.7
Kelahiran bahu depan, kemudian bahu belakang
Bahu melintasi pintu atas panggul dalam keadaan miring. Di dalam rongga
panggul bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang dilaluinya,
sehingga di dasar panggul, apabila kepala telah dilahirkan, bahu akan berada
dalam posisi depan belakang. Selanjutnya dilahirkan trokanter depan terlebih
dahulu, baru kemudian trokanter belakang (gambar 23-17). Kemudian bayi lahir
seluruhnya. (Wikjosastro, 2008 : 314)
24
2.3.Nifas
2.3.1. Konsep Dasar Nifas
Pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi
persalinan sejati yang ditandai oleh perubahan progresif pada serviks dan diakhiri
dengan pelahiran plasenta. (Varney, 2008 : 672)
Masa nifas (puerperium) didefinisikan sebagai periode 6 minggu segera setelah
lahirnya dan mencerminkan periode saat fisiologis ibu, terutama sistem reproduksi
kembali mendekati keadaan sebelum hamil. (Dunstall, 2007: 304)
Asuhan persalinan normal adalah asuhan yang bersih dan aman selama persalinan
dan setelah bayi lahir, serta upaya pencegahan komplikasi terutama perdarahan
pasca perdarahan, hipotermia dan asfiksi bayi barulahir. (Winkjosastro, 2008 :
334)
Tujuan asuhan masa nifas :
Asuhan yang diberikan kepada ibu nifas bertujuan untuk :
1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikologis bagi ibu dan bayiDengan
diberikanya asuhan, ibu akan mendapatkan fasilitas dan dukungan dalam
upayanya untuk menyesuaikan peran barunya sebagai ibu (pada kasus ibu dengan
kelahiran anak pertama) dan pendampingan keluarga dalam membuat bentuk dan
pola bsaru dengan kelahiran anak berikutnya. Jika ibu dapat melewati masa ini
dengan baik maka kesejahteraan fisik dan psikologis bayipun akan meningkat
2.
Pencegahan, diagnosa dini, dan pengobatan komplikasi pada
ibuDengan
diberikanya asuhan pada ibu nifas, kemungkinan munculnya permasalahan dan
komplikasi akan lebih cepat terdeteksi sehigga penanganyapun dapat lebih
maksimal.
3. Merujuk ibu dan asuhan tenaga ahli bilaman perlu meskipun ibu dan keluarga
mengetahui ada permasalahan kesehtan pada ibu nifas yang memerlukan rujukan,
namun tidak semua keputusan yang diambil tepat.
4. Mendukung dan memperkuat keyakinan ibu, sertamemungkinkan ibu untuk
mampu melaksanakan peranya dalam situasi keluarga dan budaya yang
khususPada saat memberikn asuhan nifas, ketrampilan seseorang tetanus dapat
25
dihindari, meskipun untuk saat ini angka bidan sangat dituntut dalam memberikan
pendidikan kesehatan terhadap ibu dan keluarga.
5. Imunisasi ibu terhadap tetanus
Dengan pemberian asuhan yang maksimal pada ibu nifaskejadian kejadian tetanus
sudah banyak mengalami penurunan.
Mendorong pelaksanaan metode yang sehat tentang pemberian makan anak, serta
peningkatan pengembangan hubungan yang baik antara ibu dan anakSaat bidan
memberikan asuhan pada mas nifas, materidan pemantauan yang diberikan tidak
hanya sebatas pada lingkup permasalan ibu, tapi bersifat menyeluruh terhadap ibu
dan anak.(Sulistyawati, 2009: 2-3)
a. Proses adaptasi psikologi ibu pada masa nifas
Periode masa nifas merupakan waktu dimana ibu mengalami stres
pascapersalinan, terutamapada ibu primipara.
Hal-hal yang dapat membantu ibu dalam beradaptasi pada masa nifas adalah
sebagai berikut:
1. Fungsi yang mempengaruhi untuk sukses dan lancarnya masa transisi menjadi
orang tua.
2. Respons dan dukungan dari keluarga dan teman dekat.
3. Riwayat pengalaman hamil dan melahirkan sebelumnya.
4. Harapan, keinginan dan aspirasi ibu saat hamil juga melahirkan.
Periode ini diekspresikan oleh reva rubin yang terjadi pada tiga tahap berikut
ini
1. Talking in period
Terjadi pada 1-2 hari setelah persalinan, ibu masih pasif dan sangat
tergantungpada orang lain, fokus perhatian terhadap tubuhnya, ibu lebih
mengingan pengalaman melahirkan dan persalinan yang dialami, serta
kebutuhan tidur dannafsu makan meningkat.
26
2.
Talking hold period
Berlangsung 3-4 hari post partum, ibu lebih berkonsentrasi pada
kemampuanya dalam menerima tanggung jawab sepenuhnya terhadap perawatan
bayi, pada masa ini ibu menjadi sangat sensitif, sehingga membutuhkan
bimbingan dan dorongan perawatan untuk mengatasi kritikan yang dialami ibu
3.
Letting go period
Dialami setelah tiba ibu dan bayi tiba di rumah mulai secara penuh menerima
tanggungjawab sebagai “sebagai ibu” dan menyadari atau merasa kebutuhan bayi
sangat tergantung pada diriya. (Saleha, 2009 : 63-6
4. Perubahan fisiologis pada masa nifas
1. Uterus
a. pengerutan rahim
Involusi merupakan suatu proses kembalinya uterus pada kondisi sebelum
hamil. Dengan involusi uterus ini, lapisan luar dari desidus yang mengelilingi
situs plasenta akan menjadi neurotic ( layu/mati ).
Perubahan ini diketahui dengan melakukan pemeriksaan palpasi dimana TFU nya
( tinggi fundus uteri ).
27
Tabel 2.7
Tinggi Fundus Uteri dan Berat Uterus Menurut Masa Involusi
Involusi
Tinggi Fundus Uterus
Berat Uterus
Bayi lahir
Setinggi pusat
1000 gram
Uri lahir
2 jari bawah pusat
700 gram
1 minggu
Pertengahan pusat simfisis
500 gram
2 minggu
Tidak teraba diatas
simfisis
300 gram
6 minggu
Bertambah kecil
40-60 gram
8 minggu
Sebesar normal
30 gram
(Saleha, 2009 : 3)
b. Lokhea
Lokhea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lokhea mengandung
darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam uterus.
Lokhea dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan warna dan waktu keluarnya :
1. Lokhea rubra/merah
Lokhea ini keluar dari hari pertama sampai hari ke masa post partum .
2. Lochea sanguinolenta
Lochea ini berwarna merah kecoklatan dan berlendir, serta berlangsung dari
hari ke-4 sampai hari ke-7 post pastum.
3. Lochea serosa
Lochea ini berwarna kuning kecoklatan karena mengandung serum, leukosit,
dan robekan atau laserasi plasenta. Keluar pada hari ke-7 sampai hari ke-14.
28
4. Lochea alba/putih
Lochea ini mengandug leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput lendir servik,
dan serabut jaringan yang mati. Lochea alba ini dapat berlangsung selama 2-6
minggu post partum. (Sulistyawati, 2009 : 76)
c. Perubahan pada servik
Perubahan yang terjadi pada servik ialah bentuk servik agak menganga seperti
corong, segera setelah bayi baru lahir. Bentuk ini disebabkan oleh corpus uteri
yang dapt mengadakan kontraksi sehingga seolah-olah pada perbatasan antara
korpus dan servik berbentuk semacam cincin.
Muara servik yang berdilatasi sampai 10 cm sewaktu persalinan akan menutup
secara perlahan dan bertahap. Setelah bayi b ru lahir, tangan dapat masuk kedalam
rongga rahim. Setelah 2 jam, hanya dapat dimasuki 2-3 jari. Pada minggu ke-6
post partum, servik sudah menutup kembali. (Sulistyawati, 2009 : 77)
d. Vulva dan vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan, sera peregangan yang sangat besar
selama proses melahirkan bayi. Dalam bebrapa hari pertama sesudah proses
tersebut, kedua organ ini tetap dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu, vulva
dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara
berangsur-angsur akan muncul kembali, sementara labia menjadi lebih
menonjol.(Sulistyawati, 2009 : 77)
e. Sistem pencernaan
Seorang wanita dapat merasa lapar dan siap menyatap makananya dua jam
setelah persalinan. Kalsium mat sangat penting untuk gigi pada kehamilan, masa
nifas, dimana pada massa ini terjadi penurunan konsentrasi ion kalsium karena
meningkatnya kebutuhan kalsium pada ibu, teruutama pada bayi yang
dikandunganya untuk proses pertumbuhan janin juga pada ibu pada massaa
laktasi. (Saleha, 2009 : 5)
29
f. Sistem perkemihan
Pelvis ginjal dan ureter yang teregang dan berdilatasi selama kehamilan
kembali normal pada akhir minggu keempat setelah melahirkan. Pemeriksaan
sistokopik segera setelah melahirkan menunjukan tidak saja edema dan hyperemia
dinding kendung kemih, tetapi sering kali terdapat ekstavasai darah pada
submukosa.
Kurang lebih 40% wanita nifas mengalami proteinuria yang non patologis
sejak pasca melahirkan sampai dua hari post partum agar dapat dikendalikan.
Diuretis yang normal dimulia segera setelah bersalin sampai hari kelima setelah
persalinan. Jumlah urine yang keluar dapat melebihi 3.000 ml perharinya. Hal ini
diperkirakan merupakan salah satu cara untuk menghilangkan peningkatan cairan
ekstraseluler yang merupakan bagian normal dari kehamilan. Selain itu juga di
dapati adanya keringat yang banyak pada beberapa hari pertama setelah
persalinan. (Saleha, 2009 : 59)
g. Sistem muskuloskeletal
ligamen-ligamen, fasia, dan diafragma pelvis yang meregang sewaktu
kehamilan dan persalinan berangsur-angsur kembali seperti sediakala. Tidak
jarang ligament rotundum mengendur,sehingga uterus jatuh ke belakang. Fasia
jaringan penunjang alat genetalia yang mengendur dapat di atasi dengan latihanlatihan tartentu. (Saleha, 2009:59)
1. sistem endokrin
Selama proses kehamilan dan persalinan terdapat perubahan pada system
endokrin, terutama pada hormone-hormon yang berperan pada proses tersebut.
2. Oksitosin
Oksitosin disekresikan dari kelenjar otak bagian belakang. Selama tahap ke 3
persalinan,hormone
oksitosin
berperan
dalam
pelepasan
plasenta
dan
mempertahankan kontraksi,sehingga mencegah pendarahan. Isapan bayi dapat
merangsang produksi asi dan sekresi oksitosin. Hal tersebut membantu uterus
kembali ke bentuk normal
30
3. Prolaktin
Menurunya kadar estrogen menimbulkan terangsangnya kelenjar pituitary
bagian belakang untuk mengeluarkan prolaktin, hormone ini beraperan dalam
pembesaran payudara untuk merangsang produksi susu. Pada wanita yang
menyusui bayinya, kadar prolaktin cepat tinggi dan pada permulaan ada
rangsangan folikel dalam ovarium yang di tekan. (Saleha, 2009 : 59)
4. Kadar estrogen
Setelah persalinan,terjadi penurunan kadar estrogen yang bermakna sehingga
aktifitas prolaktin yang juga sedang meningkat dapat mempengaruhi kelenjar
mamae dalam menghasilkan ASI. (Sulistyawati, 2009:80)
5. Perubahan tanda – tanda vital
Tanda – tanda vital yang harus dikaji pada masa nifas adalah sebagai berikut :
1. Suhu
Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 derajat celsius, sesudah partus
dapat naik kurang lenih 0,5 derajat celsius dari keadaan normal, namun tidak akan
melebihi 8 derajat celsius. Sesudah dua jam pertama melahirkan umumnya suhu
badan akan kembali normal. Bila suhu lebih dari 38 derajat celsius, mungkin
terjadi ionfeksi pada klien.
2. Nadi dan pernapasan
Nadi berkisar antara 60 – 80 denyut per menit setelah partus, dan dapat terjadi
bradikardia. Bila terdapat takikardia dan suhu tubuh tidak panas mungkin ada
perdarahan berlebihanatau ada vitium kordis pada penderita. Pada masa nifas
umumnya denyut nadi labil dibandingkan dengan suhu tubuh, sedangkan
pernapasan akan sedikit meningkat setelah partus kemudian kembali seperti
keadaan semula.
3. Tekanan Darah
Pada beberapa kasusu ditemu8kan keadaan hipertensi postpartum akan
menghilang dengan sendirinya apabila tidak terdapat penyakit – penyakit lain
yang menyertainya dalam ½ bulan tanpa pengobatan.
31
4. Sistem Hematologi dan Kardiovaskular
Leukositosis adalah meningkatnya jumlah
sel – sel darah putih sampai
sebanyak 15.000 selama masa persalinan. Leukosit akan tetap tinggi jumlahnya
selama beberapa hari pertama masa postpartum. Jumlah sel – sel darah putih
tersebutsemacam itu. Jumlah hemoglobin dan hematokrit serta eritrosit akan
sangat bervariasi pada awal – awal masa nifas sebagai akibar dari volume darah,
volume plasma, dan volume sel darah yang berubah – ubah. Sering dikatakan
bahwa jika hematokrit pada hari pertama atau kedeua lebih rendah dari titik 2 %
atau lebih tinggi daripada saat memasuki persalinan awal, maka klien dianggap
telah kehilangan 500 ml darah. Biasanya terdapat suatu penurunan besar kurang
lebih 1.500 ml dalam jumlah darah keseluruhan selama kelahiran dan masa nifas.
Rincian jumlah darah yang terbuang pada klien ini kira - kira 200 – 500 ml
hingga masa persalinan, 500 – 800 ml hingga selama minggu pertama postpartum,
dan terakhir 500 ml selama sisa masa nifas.
5.
Program dan Kebijakan Teknis Masa Nifas
Kunjungan masa nifas dilakukan paling sedikit 4 kali Kunjungan ini bertujuan
untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir juga untuk mencegah, mendeteksi,
serta menangani masalah – masalah yang terjadi.
32
Tabel 2.8
Kunjungan masa nifas
Kunjungan
I
Waktu
6-8 jam
setelah
persalinan
Tujuan
- Mencegah terjadinya
perdarahan pada masa nifas.
- Mendeteksi dan merawat
penyebab lain perdarahan, dan
memberikan rujukan bila
perdarahan berlanjut.
- Memberikan konseling kepada
ibu atau salah satu anggota
keluarga mengenai bagaimana
mencegah perdarahan masa
nifas karena atonia uteri.
- Pemberian ASI pada masa
awal menjadi ibu.
- Mengajarkan cara mempererat
hubungan antara ibu dan bayi
baru lahir.
- Menjaga bayi tetap sehat
dengan cara mencegah
hipotermia.
Jika bidan menolong
persalinan, maka bidan harus
menjaga ibu dan bayi untuk 2
jam pertama setelah kelahiran
atau sampai keadaan ibu dan
bayi dalam keadaan stabil.
II
6hari
- Memastikan involusi uterus
33
Kunjungan
Waktu
Tujuan
setelah
berjalan normal : uterus
persalinan
berkontraksi, fundus dibawah
umbilikus, tidak ada
perdarahan abnormal, tidak
ada bau.
- Menilai adanya tanda-tanda
demam, infeksi, atau kelainan
pasca melahirkan.
- Memastikan ibu mendapatkan
cukup makanan, cairan dan
istirahat.
- Memastikan ibu menyusui
dengan baik dan tidak ada
kesulitan.
- Memberikan konseling pada ibu
mengenai asuhan pada bayi,
tali pusat, menjaga bayi tetap
hangat dan merawat bayi
sehari-hari.
III
2 minggu
setelah
persalinan
- Sama dengan di atas (6 hari
setelah persalinan).
- Memastikan Diasthasis rektus
abdomonalis
IV
6 minggu
- Menanyakan pada ibu tentang
setelah
penyulit-penyulit yang ia atau
persalinan
bayi alami.
34
Kunjungan
Waktu
Tujuan
- Memberikan konseling KB
secara dini.
- Memberikan konseling tentang
hubungan sexual.
- Menganjurkan/mengajak ibu
membawa bayinya ke
posyandu atau puskesmas
untuk penimbangan dan
imunisasi
(Saleha, 2009:84)
6. Tanda bahaya masa nifas
Tanda-tanda bahaya berikut merupakan hal yang sangat penting, yang harus
disampaikan kepada ibu dan keluarga. Jika ia mengalami salah satu atau lebih
keadaan berikut maka ia harus secepatnya dating kebidan atau kedokter.
a. Perdarahan pervaginam yang luar biasa atau tiba-tiba bertambah banyak (
lebih dari perdarahan haid biasa atau memerlukan ganti pembalut 2 hari dalam
setengah jam ).Pengeluran pervaginam yang berbau menusuk ( menyengat ).
b. Rasa sakit dbagian bawah abdomen atau punggung.
c. Rasa sakit kepala yang terus menerus atau masalah penglihatan
d. Pembengkakan diwajah atau ditangan.Demam, muntah , rasa sakit waktu
buang air kecil, atau merasa tidak enak badan
e. Payudarah yang berubah menjadi merah, panas dan sakit.
f. Kehilangan nafsu makan dalam jangka waktu yang lama.
g. Rasa sakit, warna merah, pembengkakan di kaki.
h. Merasa sedih dan tidak mampu merawat bayinya atau dirinya sendiri
i. Merasa sangat letih atau nafas terengah-engah. (Sulistyawati, 2009 : 137)
35
7.Peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas
Peran bidan pada masa nifas adalah sebagai berikut :
a. Memberi dukungan yang terus menerus selama masa nifas yang baik dan
sesuai dengan kebutuhan ibu agar mengurangi ketegangan fisik dan
psikologis selama persalinan dan nifas.
a. Sebagai promotor hubungan yang erat antara ibu dan bayi secara fisik dan
psikologis.
b. Mengondisikan ibu untuk menyusui bayinya dengan cara meningkatkan
rasa nyaman. (Saleha, 2009 : 5)
2.4 Bayi baru lahir
2.4.1. Konsep Dasar Nifas
a. Pengertian Bayi Baru Lahir
Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi
baru lahir satu jam pertama sampai 24 jam setelah kelahiran. Sebagian besar bayi
baru lahir menunjukan usaha pernapasan spontan dengan sedikit bantuan atau
gangguan.(APN, 2007)
1. Tujuan
Mengetahui derajat vitalitas dan mengukur reaksi bayi terhadap tindakan
resusitas. Derajat vitalitas bayi adalah kemampuan sejumlah fungsi tubuh yang
bersifat esensial dan kompleks untuk berlangsungnya kelangsungan hidup bayi
seperti pernafasan, denyut jantung, sirkulasi darah dan reflek-refleks primitive
seperti menghisap dan mencari puting susu. (Saifuddin, 2006 : 133)
2. Penilaian bayi baru lahir
Penilaian awal bayi baru lahir haru segera dilakukan secara tepat dan tepat (0-30
detik), dengan cara menilai:
a.
Apakah bayi mengis dengan kuat atau bernafas tanpa kesulitan?
b.
Apakah bayi bergerak aktif?
c.
Apakah kulit bayi berwarna merah muda, pucat, atau biru?
36
Identifikasi bayi baru lahir yang memerlukan asuhan tambahan adalah bila bayi
tidak menagis kuat, kesulitan bernafas, gerak bayi tidak aktif, warna kulit bayi
pucat. (APN, 2007:42)
3. penanganan Bayi baru lahir
Tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir adalah :
a. Membersihkan jalan nafas
Bayi normal akan menangis spontan setelah lahir. Apabila bayi tidak
langsung menangis penolong segera memberikan jalan nafas dengan cara sebagai
berikut :
1.
Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat
2.
Gulung kain dan letakkan dibawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan
kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah kebelakang.
3.
Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tengan
yang membungkus dengan kassa steril.
4.
Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi
dengan kain kering. Dengan rangsangan ini biasanya bayi segera menangis.
5. Memotong dan merawat tali pusat
Tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi dengan menggunakan
gunting steril dan diikat dengan pengikat steril, tali pusat dibersihkan dan
dirawat dengan kassa steril.
b. Mempertahankan suhu tubuh
Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya, dan
membutuhkan pengaturan dari luar untuk membantunya tetap hangat. Bayi
baru lahir harus dibungkus hangat setelah IMD, suhu tubuh bayi merupakan
tolak ukur kebutuhan akan tempat tidur yang hangat sampai suhu tubuhnya
sudah stabil, suhu bayi harus dicatat.
c. IMD (Inisiasi Menyusu Dini)
37
1. Pengertian IMD
Inisiasi Menyusu dini (early initiation) adalah bayi diberi kesempatan mulai
atau inisiasi menyusui sendiri segera setelah lahir/dini dengan cara membiarkan
kulit bayi melekat pada kulit ibu setidaknya satu jam atau sampai menyusu awal
selesai, dengan cara merangkak mencari payudara (The Breast Crawl).
2. Tahapan Perilaku Bayi Sebelum Menyusui
Untuk mencari payudara, bayi merangkak melalui 5 tahapan, yaitu:
a. Dalam 30 menit pertama : istirahat siaga, sekali-kali melihat ibunya,
menyesuaikan dengan lingkungannya.
b. 30-40 menit : mengeluarkan suara, gerakan menghisap, memasukan tangan ke
mulut.
c. Mengeluarkan air liur
d. Kaki menekan-nekan perut ibu untuk bergerak kearah payudara.
e. Menjilat-jilat kulit ibu, menyentuh puting susu dan tangannya
f. Menghentakan kepala ke dada ibu, menoleh ke kanan dan kiri
g. Menemukan puting, menjilat, mengulum puting susu. Membuka mulut lebar
dan melekat dengan baik serta menghisap dengan kuat pada puting susu ibu.
3. Manfaat IMD
a. Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat, sehingga menurunkan AKB
karena hypotermia.
b. Ibu dan bayi merasa tenang.
c. Memindahkan bakteri kulit ibu ke kulit bayi, dengan menjilat kulit ibu maka
bayi menelan bakteri berkoloni dan bakteri yang berada diusus bayi akan
menyaingi bakteri ganas dari lingkungannya.
d. Jalinan kasih sayang ibu-bayi lebih baik sebab bayi siaga 1-2 jam pertama.
e. Mendapat colostrum, kaya anti bodi, penting untuk pertumbuhan usus,
ketahanan infeksi, kehidupan bayi.
f. IMD lebih berhasil menyusui eksklusif dan lebih lama disusui.
g. Sentuhan, emutan, jilatan pada puling merangsang pengeluaran hormon
oksitosin, penting untuk :
h.
38
4. Tatalaksana Inisiasi Menyusu Dini
a.
Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu saat melahirkan.
b.
Dalam menolong ibu saat melahirkan, disarankan untuk tidak atau
mengurangi mempergunakan obat kimiawi.
c.
Dikeringkan, kecuali tangannya, tanpa menghilangkan lemak putih (vernix).
d.
Tengkurupkan bayi di dada atau perut ibu dengan kulit bayi melekat pada
kulit ibu. Selimuti keduanya. Kalau perlu menggunakan topi bayi
e.
Biarkan bayi mencari putting susu ibu sendiri Ibu dapat merangsang
bayi dengan sentuhan lembut. Bila perlu ibu boleh mendekatkan bayi pada
puting tapi jangan memaksakan bayi ke puting susu
f.
Biarkan bayi dalam posisi kulit bersentuhan dengan kulit ibu sampai proses
menyusu pertama selesai atau setelah satu jam pertama IMD.
5. Peran tenaga kesehatan dalam proses IMD :
a. Menyediakan waktu dan suasana tenang.
b. Membantu ibu menemukan posisi yang nyaman.
c. Membantu bapak dan ibu menunjukkan perilaku pre-feeding yang positif saat
bayi mencari payudara.
d. Membantu meningkatkan rasa percaya diri ibu
e. Menghindarkan memaksa memasukkan puting susu ke mulut bayi.
f. Perlu Kesabaran.
6.
Pendapat yang menghambat IMD pada bayi baru lahir
a.
Bayi kedinginan.
b.
Ibu lelah setelah melahirkan.
c.
Kurang tersedia tenaga kesehatan.
d.
Kamar bersalin atau kamar operasi sibuk.
e.
Ibu harus dijahit.
f.
Bayi perlu diberi vitamin K dan tetes mata segera.
39
7. Pedoman umum yang diikuti ibu saat menyusui mencakup.
a. Mulai menyusui segera setelah lahir (dalam waktu satu jam)
b. Jangan berikan makan dan minuman lain kepada bayi
c. Berikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupanya dan baru
dianjurkan untuk memulai pemberian makanan pendamping ASI setelah
periode eksklusif tersebut.
d. Berikan asi pada bayi sesuai dorongan alamiahnya baik siang maupun malam
(8-10 kali atau lebih dalam 24 jam) selam bayi menginginkan. (APN, 2007 :
101)5
8. cara menghilangkan panas dari tubuh bayi
Bayi baru lahir dapat kehilangan panas tubuhnya melalui cara-cara berikut :
a. Evaporasi
Kehilangan panas terjadi karena penguapan cairan ketuban pada permukaan
tubuh bayi.
b. Konduksi
Kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan
permukaan yang dingin.
c. Konveksi
Kehilangan panas saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin.
d. Radiasi
Kehilangan panas karena bayi ditempatkan ditempat benda-benda yang
mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi. (APN, 2007:96-97)
9. Reflek-reflek pada bayi baru lahir
Bayi dilahirkan dengan banyak refleks normal. Saat semakin dewasa, banyak
dari refleks atau aksi awal ini yang akan hilang. Ketika baru lahir, memeriksakan
refleks-refleks ini, yang merupakan tanda dari kesehatan neurology yang baik.
Beberapa refleks mempunyai nama khusus.
40
a. Refleks moro atau terkejut
Terjadi jika bayi anda kaget terhadap suatu bunyi, cahay terang, atau takut
terhadap suatu bunyi, cahaya terang atau gerakan yang cepat. Bayilebih mudah
terkejut jika ia terbaring terlentang.
b. Refleks menggengam
Terjadi jika anda meletakan jari-jari anda ditelapak tanganya; ia akan
memberikan respons dengan mengengam jemari anda dengan kencang. (Whalley,
2008:351)
c. Refleks menghisap dan menelan
Refleks ini berkembang dengan baik pada bayi yang normaldan terkondinasi
dengan pernafasan. Refleks ini sangat penting artinya bagi proses pemberian
makan dan kecukuan nutrisi.
1. Refleks rooting
Bayi akan memutar kearahsumber rangsangan dan membuka mulut,
bersiap untuk menyusu jika disentuh di pipi atau tepi mulut.
2. Refleks muntah, batuk, dan bersin
Refleksi ini melindungi bayi dari sumbatan jalan nafas.
3. Refleks berjalan dan melangkah
Jika disangga pada posisi tegak dengan kakinya menyentuh permukaandatar,
bayi seperti mencoba berjalan. Jika di gendong tibia menyentuh ujung meja
bayi, bayi akan mencoba menaiki meja tersebut(refleks perubahan
ekstremitas).
4. Refleks tonus leher yang tidak simetris
Pada posisi terlentang, ekstermitas di sisi tubuh dimana kepala menoleh
mengalami ekstensi, sedangkan disisi tubuh lainya fleksi. Tonus otot dapat
dilihat pada respons terhadap gerakan pasif.
5. Penahan sentral
Jika ditahan pada tangan pemeriksa dengan posisi tengkurap, bayi
akanmenahan posisi kepala sebentar dengan badanya dan menekuku
ekstremitasnya.
41
refleks dan merespons tersebut merupakan mekanisme pertahanan diri, yang
memang ditunjukan
menarik perhatian sang ibu terhadap bayinya sehingga
meningkatkan perlekatan antara ibu dab bayinya. (Cooper, 2009:722)
10. Tanda-tanda bahaya yang harus diwaspadai
a.
Temperatur aksila di atas 37,5° c atau di bawah 36,5° c
b.
Kemungkinana adanya ikterus jika pada bayi, anggota gerak, dan bagian
putih matanya berwarna kekuningan.
c.
Perubahan pada prilaku bayi seperti lebih diam atu rewel dan gelisah yang tak
biasa.
d.
Masalah dengan tali pusat, termasuk perdarahan .
e.
Masalah dengan pemberian makan, termasuk menyusui bayi baru lahir
kurang dari tujuh atau delapan kali dalm 24 jam, atau bayi yang disusui tidak
efektif.
f.
Masalah buang air besar
g.
Masalah dengan pernafasan. (Whalley, 2007:369)
11. Imunisasi pada bayi
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara
aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terkena pada antigen yang
serupa tidak terjadi penyakit. Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya
penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat (populasi).
a. Hepatitis
Imunisasi hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi hepatitis B terhadp
bayi, terutama jalur penularan ibu –bayi. Terhadap 2 jadwal pemberian imunisasi
B Jadwal pertama imunisasi Hepetitis B sebanyak 3 kali, yaitu pada usia 0 (segera
setelah lahir mengunakan uniject), 1 dan 6 bulan. Jadwal kedua, imunisasi
hepatitis B sebanyak 4 kali, yaitu pada usia0, dan DPT+Hepatitis B pada 2, 3 dan
4 bulan usia kehamilan. (APN, 2007:106)
Disuntikkan dengan dosis 0,5 ml secara IM, dosis pertama diberikan pada usia 0-7
hari, selanjutnya dengan interval minimal 4 minggu. Bidan juga harus
42
memprogramkan pemberian dosis pertama vaksin Hepatitis B dalam 12 jam
setelah kelahiran. (Varney, 2008 : 895)
b. BCG (Bacillus Calmette Guerine)
Indikasi : untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tuberculosis.
Diberikan sebanyak 1 kali secara intrakutan di lengan kanan atas vaksin yang
sudah dilarutkan harus digunakan sebelum lewat 3 jam.
c. Polio
Indikasi : untuk pemberian kekebalan aktif terhadap poliomyelitis.
Diberikan secara oral 2 tetes sebanyak 4 kali dengan interval 4 minggu
d. DPT
Indikasi : untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit difteri, tetanus,
pertusis, dan hepatitis B.
Cara pemberian dosis :
1.Sebelum digunakan, vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi
homogen.
2. Disuntikkan secara intra muskuler dengan dosis pemberian 0,5 ml sebanyak 3
dosis.
3. Dosis pertama diberikan pada umur 2 bulan, dosis selanjutnya diberikan dengan
interval paling cepat 4 minggu (1 bulan)
4. Campak
Indikasi : untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit campak.
Cara pemberian dan dosis :
a. Sebelum disuntikkan vaksin terlebih dahulu harus dilarutkan dengan
pelarut steril yang telah tersedia yang berisi 5 ml cairan pelarut.
b. Dosis pemberian 0,5 ml disuntikkan secara subkutan pada lengan kiri atas,
pada usia 9-11 bulan. Dan ulangan (booster) pada usia 6-7 tahun (kelas 1
SD) setelah catch up campaign campak pada anak Sekolah Dasar kelas 16.
43
E. Manajemen kebidanan
1. Proses Manajemen Kebidanan
Menurut
pemecahan
Varney
masalah
(2007),
manajemen
kebidanan
adalah
prosess
yang
digunakan
sebagai
metode
untuk
mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan,
keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk mengambil
suatu keputusan yang terfokus pada klien.
Proses manajemen kebidanan terdiri dari langkah – langkah sebagai berikut:
a. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai keadaan klien
secara keseluruhan.
b. Menginterpretasikan data untuk menidentifikasi diagnosa dan masalah.
c. Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi
penanganannya.
d. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi
dengan tenaga kesehatan lain serta rujukan berdasarkan kondisi klien.
e. Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan mengulang kembali
manajemen proses untuk aspek – aspek asuhan yang tidak efektif.
f. Melihat dari penjelasan diatas
maka proses manajemen kebidanan
merupakan suatu langkah sistematis yang menjadi pola pikir bidan dalam
melaksanakan asuhan kepada klien diharapkan menggunakan pendekatan
pemecahan masalah yang sistematis dan rasional sehingga semua asuhan
yang diberikan bidan pada klien akan efektif.
2. Dokumentasi Asuhan Kebidanan
Dokumentasi adalah catatan tentang interaksi antara tenaga kesehatan,
pasien, keluarga pasien, keluarga pasien dan tim kesehatan yang mencatat
tentang hasil dari pemeriksaan prosedur, pengobatan pada pasien dan
pendidikan pada pasien serta respon terhadap semua asuhan yang telah
dilakukan.
Alur berfikir saat menghadapi
klien meliputi 7 langkah Varney dan di
dokumentasikan dalam bentuk SOAP, yaitu :
44
a. S (Subjektif), menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data
klien melalui anamnesis sebagai langkah 1 Varney.
b. O (Objektif), menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik
klien, hasil laboratorrium dan uji diagnostik lain yang merumuskan dalam
data fokus untuk mendukung asuhan sebagai langkah 1 Varney.
c. (Analisa), menggambarkan pendokumentasian hasil analisis
dan interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi
1. Diagnosis atau masalah potensial
2. Antisipasi diagnosis atau masalah potensial
3. Perlunya tindakan segera oleh bidan/ dokter, konsultasi atau kolaborasi
serta rujukan sebagi 2, 3 dan 4 Varney.
d. P (Penatalaksanaan), menyusun suatu rencana secara menyeluruh dan
melaksanakan asuhan asuhan secara efisien dan aman serta mengevaluasi
keefektifan asuhan yang diberikan. Sebagai langkah 5, 6 dan 7 Varney.
2.5. Keluarga Berencana
2.5.1. Konsep Dasar Keluarga Berencana
a. Pengertian Keluarga Berencana
Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang
diinginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau
alternatif untuk mencegah ataupun menunda kehamilan. Cara-cara tersebut
termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga.
Berdasarkan penelitian, terdapat 3.6 juta kehamilan tidak direncanakan setiap
tahunnya di Amerika Serikat, separuh dari kehamilan yang tidak direncanakan ini
terjadi karena pasangan tersebut tidak menggunakan alat pencegah kehamilan, dan
setengahnya
lagi
menggunakan
alat
kontrasepsi
tetapi
tidak
benarcarapenggunaannya.Metode kontrasepsi bekerja dengan dasar mencegah
sperma laki-laki mencapai dan membuahi telur wanita (fertilisasi) atau mencegah
telur yang sudah dibuahi untuk berimplantasi (melekat) dan berkembang di dalam
rahim. Kontrasepsi dapat reversible (kembali) atau permanen (tetap).Kontrasepsi
yang reversible adalah metode kontrasepsi yang dapat dihentikan setiap saat tanpa
45
efek lama di dalam mengembalikan kesuburan atau kemampuan untuk punya anak
lagi.Metode kontrasepsi permanen atau yang kita sebut sterilisasi adalah metode
kontrasepsi
yang
tidak
dapat
melibatkantindakanoperasi.Metode
mengembalikan
kontrasepsi
kesuburan
juga
dapat
dikarenakan
digolongkan
berdasarkan cara kerjanya yaitu metode barrier (penghalang), sebagai contoh,
kondom yang menghalangi sperma; metode mekanik seperti IUD; atau metode
hormonal seperti pil. Metode kontrasepsi alami tidak memakai alat-alat bantu
maupun hormonal namun berdasarkan fisiologis seorang wanita dengan tujuan
untuk mencegah fertilisasi (pembuahan).
b. Fisiologi Keluarga Berencana
Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti
“melawan” atau “mencegah”, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel
telur yang matang dengan sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari
konsepsi adalah menghindari
mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat
adanya pertemuan antara sel telur dengan sel sperma.
Untuk itu, berdasarkan maksud dan tujuan kontrasepsi, maka yang membutuhkan
kontrasepsi adalah pasangan yang aktif melakukan hubungan seks dan kedua duanya memiliki kesuburan normal namun tidak menghendaki kehamilan
(Depkes, 1999). Kontrasepsi adalah usaha - usaha untuk mencegah terjadinya
kehamilan, usaha
itudapat
bersifat
sementara dapat
bersifat
permanen
(Prawirohardjo, 2008; 534).
2. Akseptor KB menurut sasarannya
a. Fase menunda kehamilan
Masa menunda kehamilan pertama sebaiknya dilakukan oleh pasangan yang
istrinya belum mencapai usia 20 tahun.Karena usia di bawah 20 tahun adalah usia
yang sebaiknya menunda untuk mempunyai anak dengan berbagai alasan.Kriteria
kontrasepsi yang diperlukan yaitu kontrasepsi dengan pulihnya kesuburan yang
tinggi, artinya kembalinya kesuburan dapat terjamin 100%.
46
Hal ini penting karena pada masa ini pasangan belum mempunyai anak, serta
efektifitas yang tinggi. Kontrasepsi yang cocok dan yang disarankan adalah pil
KB, AKDR.
b. Fase mengatur / menjarangkan kehamilan
Periode usia istri antara 20 - 30 tahun merupakan periode usia paling baik untuk
melahirkan, dengan jumlah anak 2 orang dan jarak antara kelahiran adalah 2 - 4
tahun.Ktiteria kontrasepsi yang perlukan yaitu efektifitas tinggi, reversibilitas
tinggi karena pasangan masih mengharapkan punya anak lagi.Kontrasepsi dapat
dipakai 3 - 4 tahun sesuai jarak kelahiran yang direncanakan.
c. Fase mengakhiri kesuburan / tidak hamil lagi
Sebaiknya keluarga setelah mempunyai 2 anak dan umur istri lebih dari 30
tahun tidak hamil. Kondisi keluarga seperti ini dapat menggunakan kontrasepsi
yang mempunyai efektifitas tinggi, karena jika terjadi kegagalan hal ini dapat
menyebabkan terjadinya kehamilan dengan resiko tinggi bagi ibu dan anak. Di
samping itu jika pasangan akseptor tidak mengharapkan untuk mempunyai anak
lagi, kontrasepsi yang cocok dan disarankan adalah metode kontap, AKDR,
implan, suntik KB dan pil KB (Pinem, 2009.).
3. Syarat - Syarat Kontrasepsi
Sebagai usaha untuk mencegah kehamilan hendaknya kontrasepsi memiliki syarat
- syarat sebagai berikut :
a. aman pemakaiannya dan dapat dipercaya.
b. efek samping yang merugikan tidak ada.
c. lima kerjanya dapat diatur menurut keinginan.
d. tidak mengganggu hubungan persetubuhan.
e. tidak memerlukan bantuan medik atau control yang ketat selama
pemakaiannya.
f. cara penggunaannya sederhana.
g. harganya murah supaya dapat dijangkau oleh masyarakat luas.
h. dapat diterima oleh pasangan suami istri.
47
BAB 3
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN
3.1 Asuhan Kebidanan Kehamilan
Tanggal pengkajian
: 20 agustus 2015
Waktu
: 16.20 WIB
Tempat
: Rumah Bidan
Pengkaji
: Salmiati
I. Data Subyektif
1. Biodata
Nama Ibu
: Ny. N
NamaSuami
: Tn. R
Umur
: 30 tahun
Umur
: 34 tahun
Suku/bangsa
: Jawa/indonesia Suku/bangsa
: Jawa/indonesia
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan
: Dagang
Alamat
: Jl. Bersama
2. Alasan Datang/Keluhan Utama
Tanggal 20 Agustus 2015, pukul 14.30 WIB
Ibu datang ke BPS Bd.Nirmala sapti AM.keb untuk memeriksakan
kehamilannya.
3. Riwayat Menstruasi
Menarche
: 13 Tahun
Lama
: + Hari
Siklus
: 28 Hari
Jumlah Darah
: 2 x ganti pembalut
Konsistensi
: Cair
Dismenorhoe
: Kadang – kadang
48
4. Riwayat Kehamilan Sekarang
Amenorhoe
: Ada
HPHT
: 07-07-2015
HTP
: 14-04-2016
Paritas
UK
: G1PoAo
: 36 minggu
Gerakan janin : Dirasakan lebih dari 10x/hari dalam 24 jam.
ANC : Trimester I : 1 kali dibidan
Keluhan : Mual
Trimester II : 4 kali dibidan
Keluhan : Pusing, mual
Trimester III : 2 kali dibidan
Keluhan : Pegal-pegal
Imunisasi : TT I : UK 10 Minggu (29-09-2015)
TT II : UK 18 Minggu (15-12-2015)
Fe : Ibu mengatakan minum tablet Fe secara teratur sesuai dosis yang dianjurkan
5. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu6. Riwayat Kesehatan Ibu dan Keluarga
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit berat seperti penyakit
jantung, hipertensi, asma, diabetes, dan penyakit menular seperti TBC
(Tuberculose), HIV/AIDS, Hepatitis. Ibu juga mengatakan di dalam
keluarganya tidak mempunyai keturunan kehamilan kembar.
7. Riwayat Perkawinan
Ibu mengaku menikah 1 kali, umur 17 tahun, lama nikah + 2 tahun.
8. Riwayat Kontrasepsi
Ibu mengatakan terakhir pernah menjadi akseptor KB jenis suntik 1 bulan
49
9.Pola Kebiasaan Sehari-hari
Pola Sehari-hari
Sebelum Hamil
Selama Hamil
1. Nutrisi
a. Makan
Jenis Makanan
b. Minum
Jenis minuman
2. Istirahat
3 X / hari
3 X / hari
Nasi,Sayur,Lauk
Nasi,Sayur,Lauk pauk
pauk
+ 8 gelas / hari
5 -7 gelas / hari
Air putih / teh / susu
Air putih
a. Siang
b. Malam
3. Eliminasi
+ 1 jam
+ 1 jam
+ 8 jam
a. BAK
Warna
+ 7 jam
5-6 X / hari
4-5 X / hari
Kuning jernih
Kuning jernih
1 -2 X / hari
Warna
1 X / hari
Kuning kecoklatan
Konsistensi
Kuning kecoklatan
Lembek
b. BAB
4. Personal Hygiene
Lembek
a. Mandi
2 X / hari
b. Gosok Gigi
2 X / hari
2 X / hari
c. Keramas
2 X / hari
3 X / hari
d. Perawatan
3 X / minggu
Setiap mandi
-
Setiap mandi
e. Perawatan Vulva
Setiap mandi
Tidak ada keluhan
f. Aktivitas
Tidak ada keluhan
Baik
g. Hubungan
Baik
Payudara
Seksual
50
Data Objektif
1) Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
: Baik
Kesadaran
: Compos Mentis
Tekanan darah
: 110/70 mmHg
Nadi
: 80x/menit
Pernapasan
: 21x/menit
Suhu
: 36,5 °C
Status Gizi
a. BB sebelum hamil
: 40 kg
b. BB sekarang
: 50 kg
c. BB Bulan Lalu
: 48 kg
d. Tinggi Badan
: 155 cm
e. Lila
: 24 cm
2) Pemeriksaan Fisik
Bersih,tidak ada benjolan,tidak ada
a. Kepala
:
ketombe,rambut hitam
bergelombang,tidak rontok.
Tidak ada oedema, tidak pucat,tidak
b. Muka
:
c. Mata
: Simetris,Konjungtiva an anemis,
ada cloasma gravidorum
sclera an ikterik, rangsangan pupil
terhadap cahaya baik.
d. Hidung
: Bersih, tidak ada polip, tidak ada
sekret, penciuman baik.
e. Telinga
: Bersih, tidak ada
serumen,pendengaran baik
f. Gigi dan Mulut
: Bibir tidak pucat, tidak ada stomatitis
tidak ada karies gigi.
g. Leher
: Tidak ada pembesaran baik pada
51
kelenjar tiroid, kelenjar limfe,tidak
ada nyeri tekan
h. Dada
: Bunyi jantung regular,paru-paru tidak
ada ronchi dan wheezing.
i. Payudara
: Bentuk simetris, puting susu
menonjol, areola mamaeh
hyperpigmentasi, tidak ada nyeri
tekan.
j. Abdomen
:
Pembesaran rahim sesuai umur
kehamilan, tidak ada bekas luka
operasi, terdapat striae gravidarum,
terdapat linea nigra.
Leopold I
: TFU 31 cm, bagian fundus teraba
bulat, lembek, tidak melenting
(bokong).
Leopold II
: Bagian perut sebelah kiri teraba
bagian-bagian kecil janin
(ekstermitas), bagian perut sebelah
kanan teraba bagian keras memanjang
dan ada tahanan (punggung).
Leopold III
: Bagian terendah janin teraba bulat,
keras melenting (kepala) dan belum
masuk PAP.
Leopold IV
: -
Taksiran Berat Janin
: (31-13) X 155 = 2790 gram
DJJ
: 142 kali/menit, reguler.
k. Genitalia
: Vulva dan vagina bersih, tidak ada
Oedema, tidak ada varises, tidak ada
pembengkakan kelenjar skene dan
: kelenjar bartholini.
52
l. Anus
m.Ekstremitas Atas
Tidak ada hemoroid
: Kuku tidak pucat, tidak ada
edema,pergerakn normal dan jumlah
jari lengkap.
Bawah
: Kuku tidak pucat, tidak ada edema,
tidak ada varises, refleks patella (+/+).
3) Pemeriksaan Penunjang
HB
: 11 gr %
Protein urine
:(-)
Glukosa urine
: (-)
II. INTERPRETASI DATA
Ny. N umur 30 tahun G1P0A0, gravida 36 minggu, janin hidup tunggal intra
uterin, presentasi kepala,keadaan ibu dan janin baik.
III. DIAGNOSA POTENSIAL
Jam : 16.20 WIB
Tidak ada
IV. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA
Tidak ada
V. PERENCANAAN
1. Bina hubungan baik dengan ibu dan keluarga
2. beritahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga
3. berikan tablet Fe 30 tablet
4. beritahu cara meminum tablet Fe,yaitu dengan air putih, jus jeruk ataupun
Vit.C dan diminum 1 X/ hari
5. anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi,
seperti : bayam,kangkung dan yang lainnya.
6. berikan kebebasan ibu untuk memilih tempat bersalin
53
7. anjurkan ibu untuk mempersiapkan donor darah,dana,dan kendaraan
9. anjurkan ibu untuk mempersiapkan fisik menghadapi persalinan seperti :
jalan-jalan di pagi hari dan mengurangi aktivitas
10. anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 bulan kemudian atau
jika ada keluhan.
VI.PELAKSANAAN
Tanggal 20 Agustus 2015
Jam 16.35 WIB
1. Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga
2. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga
3. Memberikan tablet Fe 30 tablet
4. Memberitahu cara meminum tablet Fe,yaitu dengan air putih, jus jeruk
ataupun Vit.C dan diminum 1 X/ hari
5. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung zat
besi, seperti : bayam,kangkung dan yang lainnya.
6. Memberikan kebebasan ibu untuk memilih tempat bersalin
7. Menganjurkan ibu untuk mempersiapkan donor darah,dana,dan kendaraan
9. Menganjurkan ibu untuk mempersiapkan fisik menghadapi persalinan
seperti : jalan-jalan di pagi hari dan mengurangi aktivitas
10. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 bulan kemudian
atau jika ada keluhan.
VII. EVALUASI
Tanggal 10 September 2015
Jam 16.40 WIB
1.
Hubungan baik terbina dengan ibu dan keluarga
2.
Ibu dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan
3.
Ibu mendapat tablet Fe 30 tablet
4.
Ibu mengetahui cara minum Fe yaitu dengan air putih 1 X / hari di
minum tiap malam
5.
Ibu bersedia mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat
besi seperti : bayam,kangkung dan sebagainya.
54
6.
Ibu ingin bersalin di bidan Siti Qori’ah
7.
Ibu sudah mempersiapkan kelengkapan bayinya
8.
Ibu sudah siap menghadapi persalinan
9.
Ibu mau mengurangi aktivitas dan istirahat yang cukup
10. Ibu mau kembali kunjungan ulang 1 bulan kemudian atau jika ada
keluhan.
55
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL NORMAL (ANC)
PADA NY. N G1P0A0 DI BPS Bd.NIRMALA SAPNI AM.Keb
KERAKATAU MEDAN
Kunjungan II
Tanggal pengkajian
: 21 Febuari 2016
Waktu
: 16.00 WIB
Tempat
: Rumah Bidan
Nama Pengkaji
: Salmiati
I. Data Subyektif
Biodata
Nama Ibu
:
Ny. N
NamaSuami
: Tn. R
Umur
:
30 tahun
Umur
: 35 tahun
Suku/bangsa
:
Jawa/indonesia Suku/bangsa
: Jawa/indonesia
Agama
:
Islam
Agama
: Islam
Pendidikan
:
SMA
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
:
IRT
Pekerjaan
: Dagang
Alamat
:
Jl. Bersama
1. Keluhan Utama
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya, sudah merasakan
mules tapi masih jarang dan mengeluh sering buang air kecil, gerakan
janin masih dirasakan.
2. Riwayat Psikososial
Ibu mengatakan kehamilan ini sangat diharapkan, ibu tinggal bersama
suami,
ibu
dan
keluarga
sangat
menantikan
kelahiran
anak
ini,pengambilan keputusan oleh suami, inu mengatakan ingin bersalin
dibidan.
56
II. Data Obyektif
1.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
: Baik
Kesadaran
: Compos Mentis
Tekanan darah
: 110/80 mmHg
Nadi
: 88x/menit
Pernapasan
: 24x/menit
Suhu
: 37 °C
BB
: 58 kg
2. Pemeriksaan Khusus
Bersih,tidak ada benjolan,tidak ada
a.Kepala
ketombe,rambut hitam
bergelombang,tidak rontok.
Tidak ada oedema, tidak pucat,tidak
b.Muka
:
c.Mata
: Simetris,Konjungtiva an anemis,
ada cloasma gravidorum
sclera an ikterik, rangsangan pupil
terhadap cahaya baik.
d.Hidung
: Bersih, tidak ada polip, tidak ada
sekret, penciuman baik.
e.Telinga
: Bersih, tidak ada
serumen,pendengaran baik
f.Gigi dan Mulut
: Bibir tidak pucat, tidak ada stomatitis
tidak ada karies gigi.
g.Leher
: Tidak ada pembesaran baik pada
kelenjar tiroid, kelenjar limfe,tidak
ada nyeri tekan
h.Dada
: Bunyi jantung regular,paru-paru tidak
ada ronchi dan wheezing.
i.Payudara
: Bentuk simetris, puting susu
menonjol, areola mamae
57
hyperpigmentasi, tidak ada nyeri
tekan,kolostrum belum keluar.
j.Abdomen
inspeksi
:
Pembesaran rahim sesuai umur
kehamilan, tidak ada bekas luka
operasi, terdapat striae gravidarum,
terdapat linea nigra.
Palpasi
Leopold I
: TFU 33 cm, bagian fundus teraba
bundar, lembek, tidak melenting
(bokong).
Leopold II
: Bagian perut sebelah kiri teraba
bagian-bagian kecil janin
(ekstermitas), bagian perut sebelah
kanan teraba bagian keras memanjang
dan ada tahanan (punggung).
Leopold III
: Bagian terendah janin teraba bulat,
keras melenting (kepala) dan sudah
masuk PAP. (bagian atas simpisis
tidak dapat digoyangkan)
Leopold IV
: Penurunan kepala 3/5
Auskultasi
DJJ
: 140 kali/menit.
Taksiran Berat Janin
: (33-13) X 155 = 2790 gram
k.Genitalia
: Vulva dan vagina bersih, tidak ada
Oedema, tidak ada varises, tidak ada
pembengkakan kelenjar bartholini,
tidak ada lender darah dari jalan lahir.
l.Anus
: Tidak ada haemoroid
58
m.Ekstremitas Atas
: Kuku tidak pucat, tidak ada
edema,pergerakan normal dan jumlah
jari lengkap.
Bawah
: Kuku tidak pucat, tidak ada edema,
tidak ada varises, refleks patella (+/+).
3. Pemeriksaan Penunjang
HB
: 11 gr %
Protein urine
:(-)
Glukosa urine
:(-)
III. ANALISA DATA
Ny.N umur 30 tahun G1P0A0 gravida 39 minggu, janin hidup tunggal intra
uterin, keadaan ibu dan janin baik.
IV. PLANNING
1.
Membina hubungan baik dengan ibu → hubungan baik terbina.
2.
Memberitahukan hasil pemeriksaan  Ibu mengetahui tentang hasil
pemeriksaannya.
3. Memberikan dukungan moril pada ibu dan keluarga bahwa kehamilan
merupakan proses alamiah tetapi harus tetap diperiksa untuk mendeteksi
adanay kelainan  ibu merasa tenang setelah mendapat dukungan dari bidan.
4. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup  ibu mengerti dan mau
melakukannya.
5. Memeberitahu ibu tentang gizi seimbang seperti makanan-makanan yang
banyak mengandung mineral, protein dan karbo hidrat contohnya :
tempe,telur,sayur, biscuit  ibu bisa mengerti dan mengulang kembali apa
yang telah di samapaikan bidan.
6. Memberikan ibu tablet Fe dan kalsium dan menganjurkan ibu untuk
meminumnya menjelang tidur 1x sehari dengan air putih → Ibu mengerti dan
mau meminumnya.
59
7. Memberitahu ibu tentang personal hygiene seperti mandi 3 X sehari,gosok
gigi minimal 2 kali sehari,keramas 3 kali seminggu dan menganjurkan
perawatan payudara sebanyak 2 kali sehari sebelum mandi dengan cara :
a.
Kompres putting susu dan sekitarnya dengan cara menempelkan
washlap bersih yang dibasahi air hangat + selama 3 menit.
b.
Kompres diangkat,usap berulang-ulang dengan washlap sampai putting
dan aerola menjadi bersih kemudian keringkan dengan menggunakan
handuk.
c. Licinkan kedua telapak tangan dengan minyak kelapa,kemudian
pilih putting susu dengan ibu jari dan telunjuk kea rah tengah 20-30
kali
 ibu mengerti dan mau melakukannya.
8. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan seperti : sakit
kepala,pandangn kabur,bengkak pada wajah,tangan dan kaki,gerak janin tidak
dirasakan,demam tinggi  ibu mengerti apa yang telah disampaikan.
9. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda persalinan seperti : adanya mules yang
sering dan kuat,keluarnya lender dan campur darah dari jaln lahir, keluarnya
cairan yang banyak dan sekonyong-konyong dari jalan lahir  ibu mengerti
dan mengetahui tentang tanda-tanda persalinan.
10. Menganjurkan ibu untuk kontrol 1 minggu kemudian  Ibu setuju untuk
diperiksa kembali 1 minggu kemudian atau bila terdapat keluhan.
60
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. N G1P0A0
PARTURIENT ATERM DENGAN PERSALINAN NORMAL
DI BPS Bd. NIRMALA
B. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin
Kala I Fase Laten
Tanggal
: 17 April 2016
Waktu
: 05.20 WIB
Tempat
: Rumah Bidan
Alamat BPS
: Jl. Kerakatau Medan
I. DATA SUBJEKTIF
Biodata
Nama Ibu
: Ny. N
NamaSuami
: Tn. R
Umur
: 30 tahun
Umur
: 34 tahun
Suku/bangsa
: Jawa/indonesia Suku/bangsa
: Jawa/indonesia
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Pendidikan
: SD
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan
: Dagang
Alamat
: Jl. Bersama
2.Riwayat Datang ke BPS
Ny. N datang ke BPS Bd.Nirmala pada tanggal 17 April 2016 jam 05.20
WIB diantar suami dan keluarganya, mersa hamil 9 bulan, HPHT : 07-07-2015,
HTP : 14-04-2016, mengeluh sudah ingin melahirkan merasa mules sejak jam
02.00 WIB ( 16 april 2016) dan sekarang semakin sering dan menjalar dari daerah
perut ke pinggang His 2-3 kali dalam 10 menit. Sudah keluar lender campur
darah,ketuban
sudah
pecah
jam
23.30
WIB,pergerakan
janin
masih
dirasakan,makan terakhir jam 19.00 WIB, minum terakhir jam 20.00 WIB, BAB
terakhir jam 17.00 WIB, dan BAK terakhir jam 20.30 WIB istirahat kurang.
Merupakan kehamilan yang pertama,ANC rutin di bidan sebanyak 6 kali.
61
II. DATA OBJEKTIF
a. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
: Baik
Kesadaran
: Compos mentis
Tanda-tanda vital : Tekanan darah
Nadi
: 89x/menit
Pernapasan
: 24x/menit
Suhu
: 37,6°C
: 110/80 mmHg
b. Pemeriksaan Khusus
a. Muka
: Tidak ada oedema, tidak pucat
b.
Mata
:
c.
Abdomen
Konjungtiva merah muda, sklera putih
: Tidak ada luka bekas operasi,TFU 33
cm,posisi puka, presentasi kepala,
penurunan kepala 2/5 bagian.
DJJ : 130 kali/menit, his 3 kali dalam 10
menit lamanya 40 detik, kandung kemih
kosong.
d.
Taksiran Berat Janin
: (33-12) x 155 = 2790 gram
e.
Ekstremitas atas
: Kuku tidak pucat, tidak ada oedema,
tidak ada nyeri tekan.
Ekstremitas Bawah
: Kuku tidak pucat, tidak ada oedema,
tidak ada varises, tidak ada nyeri tekan.
f.
Genitalia
: Tidak ada oedema, tidak ada varises,
tidak ada pembengkakan kelenjar skene
dan kelenjar bartholini, tidak ada tandatanda infeksi, terdapat pengeluaran
lendir bercampur darah.
Pemeriksaan dalam : Vulva vagina tidak
ada kelainan, portio tipis lunak,
pembukaan 5 cm, ketuban negatif,
presentasi kepala, penurunan kepala di
62
Hodge II, tidak ada molase.
III. ANALISA DATA
Ny.N umur 30 tahun G1P0A0 parturient aterm kala I fase aktif, janin hidup
tunggal intra uterin, keadaan ibu dan janin baik.
IV. PLANNING
a. Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga  Ibu merasa nyaman.
b. Melakukan informed consent  Ibu menyetujui tentang tindakan yang
akan dilakukan.
c. Memberitahu pada ibu dan keluarga mengenai pemeriksaan dalam bahwa
proses persalinan sudah pembukaan 5 cm, keadaan ibu dan janin baik 
Ibu dan keluarga mengetahui.
d. Menganjurkan ibu untuk miring kiri/kanan, bila mampu jalan-jalan  Ibu
miring kanan.
e. Memberikan dukungan moral dan spiritual Ibu tampak tenang.
f. Menganjurkan ibu BAK setiap kali menginginkan  ibu mau
melakukannya.
g. Memberikan makan dan minum disela waktu his  Ibu minum teh manis
± 50 cc, air kloropil ± 150 cc,makan 1 porsi kecil.
h. Memberikan kebebasan kepada ibu untuk memilih pendamping persalinan
 Ibu menginginkan di damping ibunya.
i. Memberikan informasi tentang proses persalinan  Ibu mampu memahami
apa yang di informasikan.
j. Mengajarkan teknik relaksasi khususnya saat ada his  Ibu mampu
melakukannya.
k. Menyiapkan partu set, perisapan ibu dan bayinya  persiapan
persalinan sudah siap.
l.
Merencanakan pemantauan kemajuan persalinan,badan ibu dan janin
 Hasil pemantauan tercatat dalam partograf.
63
m. Merencanakan Pemeriksaan Dalam 4 jam kemudian atau jika ada
indikasi.
Kala I
Jam 05.30 WIB
SUBJEKTIF
Ibu mengatakan mules lebih sering dirasakan, ketuban sudah pecah, gerakan
janin masih dirasakan.
OBJEKTIF
Keadaan umum
Tanda-tanda vital
: Baik
: Tekanan darah:110/80 mmHg, Nadi: 89x/menit
Pernapasan: 24x/menit,Suhu: 37,6°C.
Abdomen
:
kandung kemih penuh,penurunan kepala 2/5 , DYY :
130 X/menit, His 3 X dalam 10 menit,lamanya 30
detik.
Pemeriksaan Dalam
:
Vulva Vagina : Pengeluaran lender campur darah
+,portio
,presentasi
tipis/lunak,pembukaan
kepala,penurunan
5
H
cm,ketuban
II,UUK
-
kanan
depan,tidak ada molase.
ASSESMENT
Parturient aterm kala I fase aktif janin tunggal hidup,keadaaan ibu janin
dan kemajuan persalinan ibu baik  ibu tampak sedikit gelisah.
64
PLANNING
a. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga  ibu tampak
tenang.
b. Memberi dukungan moral dan spiritual  Ibu lebih tenang setelah diberi
dukungan.
c. Menawarkanminum disela his  Ibu minum teh manis ± 50 cc.
d. Menganjurkan ibu BAK  Ibu mengerti.
e. Mengajarkan kembali teknik relaksasi yang benar di sela his untuk
mengurangi rasa nyeri  Ibu mampu melakukannya.
f. Mengajarkan teknik mengedan yang baik  Ibu mengerti dengan penjelasan
yang di berikan.
g. Memberikan kebebasan posisi yang nyaman untuk ibu  Ibu memilih tidur
miring kiri.
h. Merencanakan Pemeriksaan dalam 2 jam kemudian atau bila ada indikasi.
Kala II
Jam 07.45 WIB
SUBJEKTIF
Ibu mengatakan mulesnya bertambah sering,merasa ingin BAB dan
mengedan,gerakan janin masih dirasakan.
OBJEKTIF
Keadaan umum
Tanda-tanda vital
: Baik,ibu lebih tampak gelisah
: Tekanan darah:110/80 mmHg, Nadi: 84x/menit
Pernapasan: 24x/menit,Suhu: 37°C.
Abdomen
:
kandung kemih penuh,penurunan kepala 1/5 , DYY : 136
X/menit, His 5 X dalam 10 menit,lamanya 45 detik.
Pemeriksaan Dalam
:
Vulva Vagina : portio tidak teraba,pembukaan lengkap,
ketuban -,penurunan kepala H IV,UUK kanan depan,tidak
ada molase.
65
ASSESMENT
Parturient aterm kala II,janin tunggal hidup,keadaaan ibu janin dan
kemajuan persalinan ibu baik  ibu lebih gelisah.
PLANNING
a. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga  ibu bersyukur
sudah akan di pimpin meneran.
b. Memberi dukungan moril pada ibu dan keluarga Ibu merasa nyaman.
c. Memastikan perlengkapan bahan-bahan dan obat-obat an esensiap siap
digunakan  semua telah disediakan dan alat partus telah tersedia.
d. Memakai celemek plastik yang bersih  Celemek digunakan.
e. Melepaskan semua perhiasan yang dipakai kemudian mencuci tangan dengan
sabun dan air bersih dampai siku serta mengeringkannya dengan handuk yang
kering dan bersih  perhiasan dilepas dan mencuci tangan di lakukan.
f. Memakai sarung tangan DTT  sarung tangan DTT digunakan.
g. Memasukkan oksitosin 1 ampul kedalam spuit 3 cc dengan teknik one hand
dan meletakkannya kembali kedalam partus set  Oksitosin 1 ampul dalam
spuit 3 cc siap digunakan.
h. Memimpin ibu untuk meneran pada saat ibu mempunyai dorongan yang kuat
untuk meneran  Ibu dapat melakukan cara meneran.
66
Kala III
Tanggal
: 17 April 2016
Waktu
: 18.15 WIB
Tempat
: Rumah Bidan
1. Data Subjektif
Ibu masih merasa mules.
2. Data Objektif
a. Keadaan umum
: Baik
b. Kesadaran
: Compos mentis
c. Plasenta belum lahir, TFU setinggi pusat, kontraksi baik, kandung
kemih kosong, perdarahan ± 150 cc.
3. Analisa
P1A0 kala III keadaan ibu baik.
4. Penatalaksanaan
Melakukan manajemen aktif kala III :
a. Memasang kain diperut ibu → Kain terpasang.
b. Mengecek fundus untuk memastikan janin tunggal  Janin tunggal.
c. Memberitahu ibu akan disuntik  Ibu bersedia untuk di suntik.
d. Menyuntikkan oksitosin 10 IU secara IM pada 1/3 paha bagian luar ibu
 Oksitosin telah masuk (disuntikkan).
e. Melakukan penegangan tali pusat terkendali dengan posisi tangan
Dorso kranial  Sudah dilakukan.
f. Memantau tanda lepasnya plasenta  Terlihat tanda-tanda lepasnya
plasenta (tali pusat memanjang, uterus membulat, darah keluar
sekonyong-konyong).
g. Melahirkan plasenta  Plasenta lahir spontan jam 11.25 WIB.
h. Melakukan Massase uterus setelah plasenta lahir  Kontraksi uterus
menjadi baik.
67
Kala IV
Tanggal
: 17 april 2016
Waktu
: 11.25 WIB
Tempat
: Rumah Bidan
1. Data Subjektif
Ibu merasa senang dengan kelahiran bayinya.
2. Data Objektif
a. Keadaan umum
: Baik
b. Kesadaran
: Compos mentis
c. Tanda-tanda vital : Tekanan darah
: 100/70 mmHg
Nadi
: 84 kali/menit
Respirasi
: 24 kali/menit
Suhu
: 36,6°C
d. Kontraksi uterus baik, TFU 2 jari dibawah pusat, kandung kemih
kosong, perdarahan ± 150 cc.
3. Analisa
P2A0 kala IV, keadaan ibu baik.
4. Penatalaksanaan
a. Memeriksa kelengkapan plasenta → Kotiledon lengkap dan selaput
plasenta utuh.
b. Memeriksa robekan jalan lahir  Terdapat robekan pada perinium
derajat 2
c. Melakukan hecting  hecting sudah dilakukan dengan mengunakan
anastesi lidokain 1 % yang dilarutkan dengan aquabides dengan tehnik
jelujur
d. Mengajarkan pada ibu cara menilai kontraksi yang baik dan melakukan
massase uterus jika kontraksi lembek  Ibu bisa melakukan massase
dan mengerti cara menilai kontraksi.
68
e. Memberikan rasa aman dan nyaman pada ibu  Tubuh ibu telah di
bersihkan dengan air DTT dan pakaian ibu telah diganti dengan yang
bersih dan kering.
f. Mendekontaminasikan tempat tidur ibu dengan larutan klorin 0,5% dan
air DTT  tempat tidur ibu telah bersih.
g. Mendekontaminasikan alat dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit
dan membuang sampah → alat direndam dan sampah sudah dibuang.
h. Melakukan pemantauan TTV, kontraksi uterus, perdarahan, kandung
kemih, setiap 15 menit pada satu jam petama dan setiap 30 menit pada
satu jam kedua pasca persalinan  Hasil terlampir dalam partograf.
i. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum  ibu makan roti.
j. Melengkapi partograf dan mendokumentasikan hasil asuhan.
69
C. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas
Ibu Nifas 2 Jam
Tanggal
: 17 April 2016
Jam
: 13.25 WIB
Tempat
: Rumah Bidan
Pengkaji
: salmiati
1. Data Subjektif
Ibu mengatakan masih merasa lemas dan mules, ibu belum mengetahui tandatanda bahaya masa nifas.
2.
Data Objektif
a. Keadaan umum
: Baik
b. Kesadaran
: Compos Mentis
c. TTV
: TD = 100/80 mmHg, nadi = 80
kali/menit, pernapasan 20 kali/menit,
suhu = 36.8ºC.
d. Mata
Konjungtiva merah muda, sklera
putih.
e. Payudara
: Bersih, puting susu menonjol,
colostrum sudah keluar tetapi masih
sedikit.
f. Abdomen
: Kontraksi uterus baik, TFU 2 jari di
bawah pusat, kandung kemih kosong.
g. Vulva/vagina
Tidak ada kelainan, tidak ada oedema,
jumlah perdarahan lochea rubra ± 35
: cc.
h.Ekstremitas atas dan bawah
Tidak ada oedema, tidak ada varises.
3. Analisa
P1A0 2 Jam post partum, keadaan umum ibu baik.
70
4. Penatalaksanaan
a. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan  Ibu mengetahui hasil
pemeriksaan.
b. Memberikan konseling tentang gizi dan istirahat  Ibu mengerti dan
mau melakukan saran yang diberikan.
c. Menganjurkan Ibu untuk mobilisasi dini  ibu miring kiri.
d. Memberikan ibu vitamin A 200.000 IU per oral  Ibu mau minum
vitamin A 200.000 IU
e. Menganjurkan pada ibu untuk menyusui bayinya hanya dengan ASI
saja  Ibu mau melakukannya.
f. Memberikan motivasi pada ibu untuk tetap menyusui bayinya sampai
6 bulan sesering mungkin  Ibu akan berusaha untuk selalu
memberikan ASInya.
g. Memberitahukan kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya dalam masa
nifas yaitu keluar darah yang banyak dari jalan lahir, demam, keluar
cairan yang berbau nyengat dari jalan lahir, nyeri kepala yang hebat,
pandangan kabur, nyeri ulu hati, bengkak pada salah satu atau kedua
payudara  Ibu mengerti tanda-tanda bahaya masa nifas dan ibu
mampu mengulangi apa yang telah dijelaskan.
h. Mendokumentasikan hasil asuhan
71
Ibu Nifas 6 Jam
Tanggal
: 17 April 2016
Jam
: 17.25 WIB
Tempat
: Rumah bidan
1. Data Subjektif
Ibu mengatakan bahwa bayinya sudah menyusu dengan baik.
2. Data Objektif
a. Keadaan umum
: Baik
b. Kesadaran
: Compos Mentis
c. TTV
: TD = 100/70 mmHg, nadi = 78
kali/menit, pernapasan 22 kali/menit,
suhu = 36.5 ºC.
d. Mata
: Konjungtiva merah muda, sklera
putih.
e. Payudara
: Puting susu menonjol, colostrum (+/+)
jumlah sedikit.
f. Abdomen
: Kontraksi uterus baik, TFU 2 jari di
bawah pusat, kandung kemih kosong.
g. Vulva/vagina
: Tidak ada kelainan, tidak ada oedema,
jumlah perdarahan ± 25 cc.
h. Ekstremitas
: Tidak ada oedema, tidak ada varises,
tidak ada nyeri tekan.
3. Analisa
P2A0,6 jam post partum, keadaan umum ibu baik.
72
4. Penatalaksanaan
a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan  Ibu mengetahui hasil
pemeriksaan.
b. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini  ibu sudah mulai duduk.
c. Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAK  Ibu mau BAK.
d. Menganjurkan kepada ibu untuk selalu menjaga kebersihan diri
terutama pada daerah kewanitaannya  ibu mengerti dan akan sering
mengganti pembalut
e. Mengajarkan pada ibu tentang perawatan tali pusat yaitu dengan
menggunakan air beserta sabun  ibu mengerti dan akan
melakukannya.
f. Menganjurkan pada ibu untuk istirahat yang cukup
 ibu akan
melakukannya.
g. Mendiskusikan kunjungan berikutnya (Tanggal 11 Oktober 2010) 
Ibu setuju.
h. Mendokumentasikan hasil asuhan.
Ibu Nifas 2 Hari
Tanggal
: 20 April 2016
Jam
: 07.00 WIB
Tempat
: Rumah Klien
1. Data Subjektif
Ibu merasa lebih baik, ASI keluar banyak, makan dan minum baik, BAK dan
BAB lancar.
2. Data Objektif
a. Keadaan umum
: Baik
b. Kesadaran
: Compos Mentis
c. TTV
: TD = 110/70 mmHg, nadi = 80
kali/menit, pernapasan=22 kali/menit,
73
suhu = 36,5 ºC.
d. Payudara
: Puting susu menonjol, puting susu
tidak lecet, ASI keluar banyak.
e. Abdomen
: Kontraksi uterus baik, TFU 3 jari di
bawah pusat, kandung kemih kosong.
f. Vulva/vagina
: Tidak ada kelainan, lochea rubra, bau
khas, tidak ada tanda-tanda infeksi.
g. Ekstremitas
: Tidak ada oedema, tidak ada varises,
tidak ada nyeri tekan, tanda homman
(-)
3. Analisa
P1A0,2 hari post partum, keadaan umum ibu baik.
4. Penatalaksanaan
a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan  Ibu mengetahui hasil
pemeriksaan.
b. Menganjurkan ibu untuk banyak istirahat  Ibu mau melakukannya
c. Memotivasi ibu untuk tetap menyusui bayinya tanpa makanan
pendamping (ASI eksklusif)  Ibu mengerti dan akan memberikan
ASI saja pada bayinya.
d. Mendiskusikan kunjungan berikutnya (tanggal 17 Oktober 2010) 
Ibu setuju.
e. Mendokumentasikan hasil asuhan.
74
Ibu Nifas 6 Hari
Tanggal
: 27 april 2016
Jam
: 16.00 WIB
Tempat
: Rumah Klien
1. Data Subjektif
Ibu mengatakan tidak ada keluhan yang dirasakan ibu, makan dan minum
cukup, tidak ada makanan yang dipantang, ASI keluar banyak dan lancar,
bayi sering menyusui,BAB dan BAK lancar.
2. Data Objektif
a. Keadaan umum
: Baik
b. Kesadaran
: Compos Mentis
c. TTV
: TD = 110/70 mmHg, nadi = 80
kali/menit, pernapasan=20 kali/menit,
suhu = 36,5ºC.
d. Payudara
: Puting susu menonjol, puting susu
tidak lecet, ASI keluar banyak.
e. Abdomen
: TFU 2 jari di atas simfisis.
f. Genitalia
: Lochea serosa, bau khas, tidak ada
tanda-tanda infeksi.
g. Ekstremitas
: Tidak ada oedema, tidak ada varises,
tidak ada nyeri tekan, tanda homman
(-)
3. Analisa
P1A0,6 hari post partum, keadaan umum ibu baik.
4. Penatalaksanaan
a. Memberitahukan hasil pemeriksaan 
Ibu mengetahui hasil
pemeriksaan.
b. Memastikan ibu dapat menyusui dengan baik  Ibu menyusui dengan
baik.
75
c. Memastikan ibu memberi bayinya ASI saja tanpa makanan
pendamping  Ibu hanya memberi ASI saja pada bayinya.
d. Mendiskusikan kunjungan berikutnya (tanggal 20 April 2016)  Ibu
setuju.
e. Mendokumentasikan hasil asuhan.
Ibu Nifas 2 Minggu
Tanggal
: 10 Mei 2016
Jam
: 16.30 WIB
Tempat
: Rumah Klien
1. Data Subjektif
Ibu merasa sehat, sudah tidak ada lagi darah yang keluar dari jalan
lahir,ibu sudah mulai mengerjakan pekerjaan rumah yang ringan, ASI
lancar, istirahat cukup, ibu belum mengetahui info tentang KB yang cocok
digunakan untuknya.
2. Data Objektif
a. Keadaan umum
: Baik
b. Kesadaran
: Compos Mentis
c. TTV
: TD = 110/70 mmHg, nadi = 86
kali/menit, pernapasan=18 kali/menit,
suhu = 36,5ºC.
d. Muka
: Tidak pucat, konjungtiva merah muda,
sklera putih.
e. Payudara
: Puting susu tidak lecet, ASI keluar
banyak.
f. Abdomen
: TFU sudah tidak teraba, diastasis
rectus abdominalis tidak teraba.
g. Genetalia
: Lochea alba, bau khas, tidak ada
tanda-tanda infeksi.
76
h. Ekstremitas
: Tidak ada oedema dan varises, tidak
ada nyeri tekan, tanda homman (-).
3. Analisa
P1A0,2 minggu post partum, keadaan umum ibu baik.
4. Penatalaksanaan
a. Memberitahukan hasil pemeriksaan 
Ibu mengetahui hasil
pemeriksaan.
b. Memotivasi ibu untuk tetap memberikan ASI kepada bayinya selama 6
bulan  Ibu mau melakukannya.
c. Menginformasikan tentang macam-macam alat kontrasepsi secara dini
40 hari pasca persalinan
 ibu akan membicarakannya tentang
memilih KB dengan suami.
d. Mendiskusikan kunjungan berikutnya (tanggal 20 November 2010) 
Ibu setuju.
e. Mendokumentasikan hasil asuhan.
Ibu Nifas 6 Minggu
Tanggal
: 06 juli 2016
Jam
: 08.00 WIB
Tempat
: Rumah Klien
1. Data Subjektif
Ibu mengatakan tidak ada keluhan yang dirasakan, cukup istirahat, ibu
dapat beraktivitas seperti biasa, ASI lancar, ibu ingin menggunakan KB
suntik 1 bulan
2. Data Objektif
a. Keadaan umum
: Baik
b. Kesadaran
: Compos Mentis
c. TTV
: TD = 110/80 mmHg, nadi = 82
kali/menit, pernapasan=20 kali/menit,
77
suhu = 36,7ºC.
d. Muka
: Tidak pucat, konjungtiva merah muda,
sklera putih.
e. Payudara
: Tidak bengkak, puting susu tidak
lecet, ASI keluar banyak.
f. Abdomen
: TFU sudah tidak teraba, kandung
kemih kosong.
g. Genetalia
: Bersih, tidak ada bau khas, tidak ada
tanda-tanda infeksi.
h. Ekstremitas
: Tidak ada oedema, tidak ada varises,
tidak ada nyeri tekan.
3. Analisa
P2A0,6 minggu post partum normal, keadaan ibu baik.
4. Penatalaksanaan
a. Memberitahu hasil pemeriksaan  Ibu mengetahui hasil pemeriksaan.
b. Memastikan bahwa ibu hanya memberikan ASI saja pada bayinya
tanpa makanan pendamping  Ibu hanya memberikan ASI saja pada
bayinya.
c. Memberikan informasi kepada ibu tentang kontrasepsi pil 
ibu
yakin untuk memilih kontrasepsi pil menyusui
d. Memberikan alat kontrasepsi pil menyusui  Ibu telah mendapatkan
pil menyusui.
e. Memberikan konseling tentang hubungan seksual pasca nifas yaitu ibu
bisa melakukan hubungan suami istri apabila darah merah sudah tidak
keluar lagi dan test memasukan satu jari ke dalam kemaluan apakah
masih terdapat darah merah atau ibu masih merasa sakit  Ibu
mengerti dan akan melakukannya.
f. Menganjurkan ibu agar tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi
dan istirahat yang cukup  Ibu mengerti.
g. Mendokumentasikan hasil asuhan.
78
D. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir
Tanggal
: 17 april 2016
Waktu
: 11.15 WIB
Tempat
: Rumah Bidan
Pengkaji
: Salmiati
1. Data Subjektif
2. Data Objektif
Pukul 11.15 WIB bayi lahir spontan, segera menangis, warna kulit
kemerahan, pergerakan aktif, jenis kelamin laki-laki
3. Analisa
Bayi baru lahir normal cukup bulan, keadaan umum bayi baik.
4. Penatalaksanaan
a. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga
b. Melakukan perawatan bayi baru lahir.
1. Meletakkan bayi di atas perut ibu
2. Mengeringkan tubuh bayi dengan handuk bersih.
3. Memotong tali pusat dan mengikat tali pusat.
4. Mengganti handuk dan membungkus bayi dengan kain bersih untuk
mempertahankan kehangatan tubuh bayi.
5. Melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) selama ± 1 jam  Bayi
6. berhasil menemukan puting susu dan mulai menyusu pada jam 12.30
WIB.
79
Bayi Baru Lahir 1 Jam
Tanggal
: 17 April 2016
Jam
: 12.15 WIB
Tempat
: Rumah Bidan
1. Data Subjektif
2. Data Objektif
a. Keadaan umum
: baik, bayi menangis kuat, aktif, kulit dan bibir
kemerahan.
b. Frekuensi napas
: 46 kali/menit
c. Suhu
: 36,5 °C
d. Berat badan
: 26.00 gram
e. Panjang badan
: 49 cm
f. Lingkar kepala
: 33 cm
g. Lingkar dada
: 34 cm
1. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
: Sutura normal, tidak ada caput succedaneum,
tidak ada moullage dan tidak ada cepal
hematoma, ubun-ubun tidak cekung.
b. Mata
: Simetris, tidak ada tanda-tanda infeksi, sklera
putih, konjungtiva merah muda.
c. Telinga
: Hubungan dengan mata simetris, terdapat
lubang, telinga simetris dan normal.
d. Mulut
: Bibir tidak pucat, tidak ada labioskizis maupun
palatoskizis, refleks sucking (+) dan refleks
rooting (+).
e. Leher
: Tidak ada pembesaran kelenjar limfe maupun
kelenjar tyroid.
f. Dada
: Bentuk simetris, tidak ada bunyi wheezing,
tidak ada bunyi ronchi, tidak ada tarikan
dinding dada.
80
g. Ekstremitas atas
: Gerakan simetris, fleksi, refleks palmar graps
(+), jari tidak ada polidaktili maupun sindaktili.
h. Abdomen
: Bulat dan menonjol, tali pusat terikat kuat,
tidak merah dan tidak ada perdarahan.
i. Genitalia
: Labia mayora sudah menutupi labia minora.
j. Ekstremitas
: Gerakan simetris, fleksi, refleks babinski (+),
bawah
k. Anus
refleks plantar grasp (+), Refleks moro (+)
: tidak ada kelainan, mekonium sudah keluar.
3. Analisa
Neonatus cukup bulan umur 1 jam, keadaan baik.
4. Penatalaksanaan
a
Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga.
b
Memindahkan bayi dari perut ibu ke tempat yang kering  bayi
ditempatkan di tempat tidur.
c
Membersihkan tubuh bayi  Tubuh bayi telah dibersihkan
d
Memberikan salep mata oksitetrasiklin 1% dan injeksi vitamin K  Bayi
telah diberi salep mata dan injeksi vitamin K 1 mg secara IM.
e
Menjaga kehangatan tubuh bayi  Bayi terbungkus kain
f
Mendokumentasikan hasil asuhan.
81
Bayi Baru Lahir 2 Jam
Tanggal
: 17 April 2016
Jam
: 13.25 WIB
Tempat
: Rumah Bidan
1. Data Subjektif
Ibu mengatakan bayinya sudah bisa menyusu.
2. Data Objektif
a. Keadaan umum
: baik, aktif, kulit dan bibir kemerahan.
b. Frekuensi napas
: 46 kali/menit
c. Suhu
: 36,6 °C
d. Refleks hisap
: Baik
3. Analisa
Bayi baru lahircukup bulan umur 2 jam, keadaan baik.
4. Penatalaksanaan
a. Memberitahu hasil pemeriksaan  Ibu mengetahui hasil pemeriksaan.
b. Memberitahu ibu bahwa bayinya akan di Imunisasi Hepatitis B0 Ibu
setuju.
c. Memberikan imunisasi Hepatitis B0 0,5 ml secara IM  Hepatitis B0
0,5 ml telah masuk.
d. Menjaga kehangatan tubuh bayi  Bayi terbungkus kain bersih dan
kering.
e. Menjelaskan pada ibu dan keluarga bahwa pemberian ASI sedini
mungkin dan pengeluaran ASI yang pertama keluar mengandung zat
kekebalan atau antibodi yang sangat bermanfaat bagi bayi  Ibu dan
keluarga mengerti.
f. Mendokumentasikan hasil. Asuhan
82
Bayi Baru Lahir 6 jam
Tanggal
: 17 April 2016
Jam
: 17.25 WIB
Tempat
: Rumah Bidan
1. Data Subjektif
Ibu mengatakan bayinya menyusu kuat, menangis kuat, sudah BAB dan
BAK, ibu belum mengetahui tanda bahaya pada bayi.
2. Data Objektif
a. Keadaan umum
: Baik, bayi menangis kuat, pergerakan aktif, kulit
dan bibir kemerahan
b. Frekuensi napas
: 46 kali/menit
c. Suhu
: 36,6°C
d. Mata
: Tidak ada tanda infeksi, konjungtiva merah
muda, sklera putih.
e. Refleks hisap
: Baik
f. Abdomen
: Tidak
ada
tanda-tanda
infeksi,
tidak
ada
perdarahan pada tali pusat.
3. Analisa
Bayi baru lahir cukup bulan umur 6 jam, keadaan baik.
4. Penatalaksanaan
a. Memberitahu hasil pemeriksaan  Ibu mengetahui hasil
pemeriksaan.
b. Memenuhi kebutuhan nutrisi bayi dengan menetekkan bayi ke ibunya 
Bayi mau menetek.
c. Menjaga kehangatan tubuh bayi  Bayi terbungkus kain bersih dan
kering.
d. Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi dengan
menyusui tanpa jadwal  Ibu akan memberikan ASI setiap saat.
e. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayinya  Ibu
83
mengerti dan akan melaksanakan apa yang telah disampaikan.
f. Menganjurkan ibu untuk segera menghubungi tenaga kesehatan apabila
terdapat tanda-tanda bahaya pada bayi, seperti :
1. Pemberian ASI sulit, isapan bayi lemah.
2. Kesulitan bernapas, yaitu cepat dan lebih dari 60 kali/menit.
3. Letargi, bayi tidur terus.
4. Warna kulit yang abnormal yaitu biru atau kuning.
5. Hipertermia atau hipotermia (panas atau kedinginan).
6. Tidak BAB selama 3 hari pertama setelah lahir, muntah-muntah, perut
kembung.
7. Mata bengkak dan mengeluarkan cairan → Ibu mengerti dan
memahami apa yang telah disampaikan serta mau mengikuti semua
anjuran yang diberikan.
g. Mendiskusikan kunjungan berikutnya (tanggal 11 Oktober 2010) 
Ibu setuju
h. Mendokumentasikan hasil asuhan.
Bayi umur 2 Hari
Tanggal
: 19 April 2016
Jam
: 07.00 WIB
Tempat
: Rumah Klien
1. Data Subjektif
Ibu mengatakan tidak ada keluhan dengan bayinya, bayi menyusu dengan
baik, ASI lancar, BAB dan BAK lancar, ibu belum tahu macam-macam
imunisasi, manfaat dan pentingnya imunisasi.
2. Data Objektif
a
Keadaan umum
: Baik, bayi menangis kuat, aktif, kulit dan bibir
kemerahan.
b
Berat badan
: 26.00 gram
c
Pernapasan
: 45x/menit
84
d
Suhu
: 36,6°C
e
Mata
: Tidak ada tanda infeksi, konjungtiva merah
muda, sklera putih.
f
Refleks hisap
: Baik
g
Abdomen
: Tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak ada
perdarahan pada tali pusat.
3. Analisa
Neonatus cukup bulan umur 2 hari, keadaan baik perlu informasi tentang
macam-macam imunisasi, manfaat dan pentingnya imunisasi.
4. Penatalaksanaan
a. Membina hubungan baik  Ibu menerima dengan baik.
b. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan  Ibu mengetahui hasil pemeriksaan.
c. Memenuhi kebutuhan nutrisi dengan menetekan bayi ke ibunya  Bayi
mau menetek dengan baik.
d. Memastikan bayi dalam keadaan hangat  Bayi terbungkus kain bersih
dan kering.
e. Menginformasikan tentang macam-macam, manfaat dan pentingnya
imunisasi  Ibu mengerti.
f. Memberitahu pada ibu untuk menjaga kebersihan badan bayi seperti
mandi 1 kali sehari, mengganti popok yang basah jika bayi BAB/BAK 
Ibu mengerti dan mau melakukannya.
g. Memastikan ibu masih ingat tentang informasi pada kunjungan lalu Ibu
masih mengingatnya dan mampu mengulang kembali.
h. Menganjurkan ibu agar menjemur bayinya setiap pagi selama 10-15 menit
 Ibu mau melakukannya.
i. Mendiskusikan kunjungan berikutnya (tanggal 17 Oktober 2010)  Ibu
setu
85
Bayi Umur 6 Hari
Tanggal
: 27 april 2016
Jam
: 16.00 WIB
Tempat
: Rumah Klien
1. Data Subjektif
Ibu mengatakan tidak ada keluhan dengan bayinya, bayi menyusu dengan
baik, BAB dan BAK lancar, tali pusat lepas pada waktu malam hari (14
juli 2016)
2. Data Objektif
a. Keadaan umum
: Baik, bayi menangis kuat, aktif, kulit dan bibir
kemerahan.
b. Berat badan
: 27.00 gram
c. Pernapasan
: 44x/menit
d. Suhu
: 37 °C
e. Mata
: Tidak ada tanda infeksi, konjungtiva merah
muda, sklera putih.
f. Refleks hisap
: Baik
g. Abdomen
: Tali pusat sudah lepas, tidak ada tanda-tanda
infeksi.
3. Analisa
Neonatus cukup bulan umur 6 hari, tali pusat sudah lepas.
4. Penatalaksanaan
a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan  Ibu mengetahui hasil
pemeriksaan.
b. Memastikan tidak ada kelainan pada bayi  Tidak ada kelainan pada
bayi.
c. Memastikan bayi beraktifitas dengan baik  Bayi terlihat aktif.
d. Mendiskusikan kunjungan berikutnya (tanggal 23 Oktober 2010) 
Ibu setuju.
e. Mendokumentasikan hasil asuhan.
86
Bayi Umur 2 Minggu
Tanggal
: 10 Mei 2016
Jam
: 16.30 WIB
Tempat
: Rumah Klien
1. Data Subjektif
Ibu mengatakan tidak ada keluhan dengan bayinya, BAB dab BAK lancar,
bayi menyusu dengan aktif.
2. Data Objektif
a
Keadaan umum
: Baik, aktif, kulit dan bibir kemerahan.
b
Berat badan
: 2800 gram
c
Pemapasan
: 40x/menit
d
Suhu
: 36,5 °C
e
Aktifitas
: Baik
f
Mata
: Tidak ada tanda infeksi, konjungtiva merah
muda, sklera pu
3. Analisa
Neonatus cukup bulan umur 2 minggu, keadaan bayi baik.
4. Penatalaksanaan
a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan  Ibu mengetahui hasil
pemeriksaan.
b. Memastikan kebutuhan nutrisi bayi tercukupi  Kebutuhan bayi
tercukupi dengan dibuktikan penambahan berat badan.
c. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayinya  Ibu
sudah melakukannya.
d. Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene bayi  Bayi
dimandikan 1 kali sehari.
e. Memotivasi ibu untuk tetap memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan
tanpa memberikan makanan tambahan  Ibu mau melakukannya.
87
f. Mendiskusikan kunjungan berikutnya (tanggal 20 Nopember 2010) 
Ibu setuju.
g. Mendokumentasikan hasil asuhan.
Bayi Umur 6 Minggu
Tanggal
: 02 Juli 2016
Jam
: 08.00 WIB
Tempat
: Rumah klien
1. Data Subjektif
Ibu mengatakan tidak ada keluhan dengan bayinya, BAB dan BAK lancar,
bayi menyusu dengan baik, sudah imunisasi BCG dan Polio 1.
2. Data Objektif
a Keadaan umum
: Baik, aktif, kulit dan bibir kemerahan.
b Berat badan
: 3.200 gram
c Pemapasan
: 48x/menit
d Suhu
: 36,7 °C
e Aktifitas
: Baik
f Mata
: Tidak ada tanda infeksi, konjungtiva merah
muda, sklera putih.
g Abdomen
: Tidak kembung.
3. Analisa
Neonatus cukup bulan umur 6 minggu, keadaan baik.
4.
Penatalaksanaan
a.
Memberitahu ibu
hasil
pemeriksaan

Ibu mengetahui
hasil
pemeriksaan.
b.
Menganjurkan ibu untuk segera menghubungi tenaga kesehatan apabila
terdapat keluhan/masalah dengan bayinya  Ibu akan melakukannya.
c.
Memberikan konseling pada ibu bahwa pentingnya mendatangi
pelayanan kesehatan tiap bulan ke posyandu, BPS, maupun Puskesmas
88
untuk mengetahui perkembangan buah hatinya dan untuk menerima
imunisasi lanjutan  Ibu mengerti dan berjanji akan membawa bayinya
untuk diimunisasi dan agar dipantau tumbuh kembangnya.
d.
Memastikan ibu bahwa hanya memberi ASI saja tanpa makanan
tambahan pada bayinya  Bayi hanya diberi ASI saja
e.
Mendokumentasikan hasil asuhan
89
BAB 4
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil asuhan yang dilakukan penulis kepada Ny. S sejak
tanggal 07 – 07- 2015 sampai 17 April 2016 atau sejak masa kehamilan Ny. N
berusia 36 minggu (masa hamil), bersalin sampai 6 minggu post partum dan
asuhan bayi baru lahir 0 sampai dengan 6 minggu didapatkan hasil sebagai
berikut :
A. Masa Kehamilan
Asuhan kebidanan yang telah diberikan kapada Ny. N pada kehamilan 36
minggu sampai 39 minggu adalah pengkajian data dari mulai anamnesa
tentang biodata, status pernikahan, keluhan utama, riwayat kesehatan ibu dan
keluarga, pla kehidupan sehari-hari. Selanjutnya penulis
melakukan
pemeriksaan sesuai dengan standar pelayanan minimal 14 T yaitu menimbang
berat badan, mengukur tekanan darah, menilai status gizi, mengukur tinggi
fundus uteri, melakukan pemeriksaan presentasi kepala dan DJJ, pemberian
imunisasi TT sebanyak 2 kali, pemberian tablet zat besi, test penyakit menular
seksual tidak dilakukan karena sarana dan failitas tidak tersedia, melakukan
tata laksana kasus, dan temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.
Pemberian imunisasi Tetanus toxoid tidak diberikan pada sat pengkajian
karena ibu telah mendapatkan imunisasi TT lengap yaitu TT1 pad umur
kehamilan 10minggu yaitu tanggal 29 mei 2010, dan TT2 pada umur 18
minggu yaitu tanggal 10 juli 2010, tapi penulis sudah memberikan konseling
tentang pentingnya imunisasi TT untuk dappatmenurunkan angka kemtian
bayi karena infeksi tetanus, dilakukan 2 kali selama hamil.
Pemberian tablet zat besi (tablet tambah darah), Ny. N sudah mengonsumsi
sejak usia kehamilan 21 minggu, walau setiap bulanya kadag-kadang masih
ada 4 atau 5 tablet karena Ny. N lupa meminumnya, dan Ny. N sudah
merasakan manfaatnya selama ini. Ny. N tidak merasa keluhan yang berarti
atau mengarah pada tanda bahaya.
90
Penulis dalam melaksanakan asuhan kebidanan Ny.S menemukan beberapa
masalah atau keluhan yang diraskan oleh Ny. Syaitu mengeluh sering kencing
dan cepat merasa lelah. Hal ini merupakan keadaan fisiologis pada kehamilan
trimester III karena bayi sudah masuk pintu atas panggul.
Ny. S melakukan kunjungan antenatal care (ANC) sebanyak 6 kali kunjungan
selama hamil dan berdasarkan program pemerintah ANC dilakukan minimal 4
kali kunjungan selama hamil. (Saifudin AB, 2006)
Sedangkan pada pemeriksaan laboratorium dilakukan pemeriksaan Hb an
hasilnya 11 gram %, menunjukan masih batas normal, ini sesuai dengan teori
bahwa Hb normal pada ibu hamil adalah 11 gr%. (Manuaba, 2007)
Protein urine hasilnya (-), glukosa (-), pemeriksaan Tes sipilis dan HIV/AIDS
tidak dilakukan karena tidak ada indikasi kearah penyakit menular seksual
ditandai dengan tidak adda keluhan keputihan berbau dan gatl serta tiak
adanya sarana dan fasilitas yang tersedia.
Selama melaksanakan asuhan antenatal, semua asuhan yang diberikan pada
Ny. S, dpat terlaksana dengan baik, keadaan normal. Ny. S, suami dan
keluarga bersifat kooperatif sehingga tidak terjadi kesulitan dalam
memberikan asuhan.
B. Persalinan
Kala I
Pada saat usia kehamilan menginjak 39 minggu, Ny. S dan keluarga
datang keklinik bidan, ibu mengeluh mules-mules dan telah mangeluarkan
lender bercampur darah. Menurut referensi tanda-tanda awal persalinan adalah
his yang datang lebih kuat dan teratur, diikuti dengan keluarnya lender
bercampur darah yang menendakan bahwa jalan lahir telah mulai membuka.
Kemudian bidan melakukan pemeriksaan dan ditemukan hasilnya Ny, S benar
telah mengalami proses persalinan.
Kala I dimulai dari pembukaan serviks sampai menjadi lengkap (10 cm)
dimana proses ini dibagi dalam 2 fase, yaitu fase laten (7-8 jam) serviks
membuka sampai 3 cm dan fase aktif (6-8 cm) serviks membuka dari 4-10 cm,
kontraksi lebih kuat dan sering selama fase aktif. (APN, 2007)
91
Pada saat Ny. S datang kerumah bidan pembukaan serviks sudah 5 cm, portio
tipis lunak, ketuban sudah pecah, kepala berada dibidang hodge III dan his
kuat. Kurang lebih 2 jam kemudian dilakukan pemeriksaan didapatkan bahwa
kemajuan persalinan Ny. S berlangsung normal dengan hasil pembukaan
serviks 10 cm dan kepala sudah berada di hodge IV.
Kala II
Selama kala II ibu dipimpin meneran ketika ada his dan menganjurkan ibu
untuk minum di sela-sela his, 25 menit kemudian ibu mengatakan bahwa ia
ingin meneran dan sudah ada tanda-tanda persalinan yaitu : adanya dorongan
meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol, dan vulva membuka. Kala II
berlangsung selama 25 menit terdapat robekan derajat 1 pada jalan lahir
dengan jumlah darah ± 150 cc.
Kala III
Kala III dimulai dari setelah pengeluaran janin sampai pengeluaran uri
biasanya berlangsung 5-30 menit (mohtar, 2007:97). Segera setelah
melakukan asuhan pada bayi baru ahir, maka manajemen aktif kala III segeraa
dilakukan untuk meminimalkan kejadian kompikasi. Kala III segera selama 10
menit dengan perdarahan ± 100 cc.
Kala IV
Kala IV adalah kala pengawasan selama 2 jam setelah bayi dan uri lahir
untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya atau pardarahan.
(mochtar, 2007). Setelah proses persalinan selesai maka bidan mamntau
kondisi Ny. S selama 2 jam diantaranya yaitu melakukan pemantauan tandatanda vital, perdarahan dan menilai kontraksi fundus uteri dari hasil
pemantauan tersebut didapatkan keadaan ibu baik secara keseluruhan
persalinan Ny. S berlangsung normal tanpa ada penyulit.
92
C. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas
Masa nifas (puerperium) didefinisikan sebagai periode 6 minggu segera
setelah lahirnya dan mencerminkan periode saat fisiologis ibu, terutama sistem
reproduksi kembali mendekati keadaan sebelum hamil. (Dunstall, 2007: 304),
dimana pada masa nifas ini perlu mendapat perhatian lebih karena banyak hal
yang dapat terjadi pad masa nifas ini, yaitu perdarahan dan infeksi.
Pengawasan masa nifas berdasarkan program dan kebijakan teknis Ikatan
Bidan Indonesia (IBI) dilakukan untuk menilai keadan ibu dan bayi baru lahir
serta untuk mencegah, mendeteksi, dan menagani masalah-masalah yang
terjadi, dimana bidan harus melakukan kunjungan dan pengawasan paling
sedikti 4 kali yaitu dalam 6-8 jam, 2-6 hari, 2 minggu dan 6 minggu.
Dalam hal ini penulis melakukan kunjungan nifas sesuai dengan program
yang ada dan hasilnya masa nifas Ny. S belangsung secara normal tanpa ada
komplikasi seperti adanya perdarahan, sub involusi, maupun infeksi dan
pengeluaran ASI tidak ada masalah. Selama melakukan asuhan penulis
melakukanya sesuai dengan tujuan pengawasan masa nifas diantaranya
menjaga kesehatan bayinya baik fisik maupun psikologi, melaksanakan
skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, memeberikan pendidikan
kesehatn tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, menyusui, dan
imunisasi pada bayi sesuai dengan teori. Dari hasil pemantauan tersebut
didapatkan keadaan ibu baik. Secara keseluruhan persalinan Ny. S
berlangsung normal tanpa ada penyulit.
D. Bayi Baru Lahir
Bayi Ny. S lahir spontan pada tanggal 17 April 2016 pukul 08.10 WIB,
menangis keras dan warna kulit kemerahan, jenis kelamin laki-laki, tidak ada
cacat kongenital, lingkar kepala 34 cm, lingkar dada 33 cm. Asuhan segera
yang dilakukan pada bayi baru lahir adalah bebaskan jalan nafas,
mengeringkan bayi, memotong tali pusat, menjaga kehangatan bayi,
pemberian ASI, pencegahan infeksi, pemberian imunisasi. (APN, 2007)
93
Asuhan yang diberikan pada bayi segera setelah lahir yaitu penulis
melakukan penilaian dengan cepat dan hasilnya adalah normal, maka langsung
meletakan bayi di atas perut Ny. S segera mengeringkan, membungkus kepala
dan badan bayi, tali pusat kemudian di jepit dengan klem dan memotongnya.
Setelah itu mengganti kain yang tadi membungkus bayi dengan kain yang
bersih dan kering kemudian dilakukan IMD. Sebagai upaya profilaksis
diberikan salep mata tetracyclin 1 % dn vitamin K untuk mencegah terjadinya
perdarahan 1 jam setelah IMD. 1 jam kemudian bayi dalam keadaan sehat,
bayi dapat menyusu pada ibunya dengan baik dan kebersihan bayinya terjaga
dengan baik.
Asuhan yang dilakukan penulis dalam setiap kunjungan adalah
memberikan konseling tentang menjaga kehangatan dan kebersihan bayi,
pemberian ASI, perawatan tali pusat, yaitu dilakukan dengan cara
membersihkan
dan
mengeringkan
setelah
bayi
di
mandikan
tanpa
menggunakan apapun.
Setelah melakukan pengkajian sampai evaluasi asuhan bayi baru lahir
mulai dari 2 jam, 6 jam, 2 hari, 6 hari, 2 minggu dan 6 minggu, maka penulis
dapat menyimpulkan bahwa bayi dalam keadaan sehat tanpa komplikasi
apapun.
94
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Asuhan Antenatal yang diberikan kepada Ny. S pada umur kehamilan 3639 minggu sudah sesuai dengan kebijakan Program pelayanan / Asuhan
Standar Minimal 14 T. Selama kehamilan tidak ada keluhan yang serius,
Ny. S dan janinya dalam keadaan normal.
2. Asuhan Intranatal dari kala I sampai kala IV, dilakukan sesuai dengan
asuhan persalinan normal, tidak ada kesenjangan dalam melakukan asuhan
Intranatal, ibu dan bayi lahir tanpa ada penyulit maupun komplikasi.
3. Asuhan Kebidanan pada ibu nifas dilakukan kebanyak 6 kali dengan
tujuan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir, mencegah dan
mendetaksi, serta malayani masalah-msalah yang terjadi. Selama
memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas, tidak ditemukan adanya
masalah atau komplikasi.
4. Asuhan bayi baru lahir Ny.S yang dilanjutkan dengan asuhan kebidanan 2
jam, 6 jam, 2 hari, 6 hari, 2 minggu, 6 minggu postnatal tidak ditemukan
masalah ataupun komplikasi.
B. Saran
1. Untuk Institusi Pendidikan
Memeberikan kesempatan untuk memperluas area lahan praktek di
lapangan sehingga diharapkan mahasiswa dapat mahir dan mengenal
banyak kasus di lapangan yang tidak diterangkan dalam bacaan, refrensi
atau literatur yang ada, termasuk yang tidak diberikan di dalam kelas.
2. Untuk Puskesmas
Peningkatan pelayanan harus terus dilakukan dalam upaya meningkatkan
kesehatan masyarakat terutama pada ibu hamil dan bayi untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian. Puskesmas sebaagai pelaksana
teknik Dinas Kesehatan perlu melengkapi sarana pemeriksaan kehamilan
95
dan laboratorium untuk menyadari bahwa masalah kesehatan, khususnya
ibu hamil adalah tanggung jawab tenaga kesehatan untuk mendeteksi dini
kemungkinan kegawat daruratan.
3
Untuk Klien
Diharapkan dapat dijadikan sebagai pengalaman dan pembelajaran untuk
kehamilan-kehamilan berikutnya.
96
LEMBAR PERSETUJUAN
INFORMED CONSENT
Dengan ini saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama
: Ny.S
Umur
: 30 Tahun
Pekerjaan : IRT
Alamat
: Jl. Bersama
Menyatakan dengan sesungguhnya setuju menjadi klien dalam penatalaksaan
Asuhan Kebidanan yang meliputi Asuhan Keamilan, Asuhan Persalinan, Asuhan
Nifas dan Asuhan Bayi Baru Lahir yang kemudian akan disusun sebagai Laporan
Studi Kasus dalam rangka menyelesaikan pendidikan pada Program Diploma
Kebidanan STIKes Indramayu.
Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.
Seisijenggi, 20 Maret 2016
Mahasiswa,
Pasien
(SALMIATI)
(Ny.N)
97
MATERI PENYULUHAN
KELUARGA BERENCANA
Penjarangan kehamilan dilakukan dengan pemberian obat, pemasangandan
tindakan bedah. Program Keluarga Berencana sangat dianjukan untukpasangan
suami istri yang mempunyai :
Keinginan untuk mencegah kehamilan dengan alasan-alasan pribadi
a.
Keinginan untuk menjarangkan kehamilan
b.
Keinginan untuk membatasi jumlah anak
c.
Alasan kesehatan
Manfaat Keluarga Berencana dari segi kesehatan bagi keluarga adalah :
a. Dengan mengatur jumlah dan jarak kelahiran, ibu dapat meningkatakan
kesehatanya, baik fisik, mental, maupun sosial.
b. Memberikan kesmpatan pada suami untuk meningkatkan atau memperbaiki
ksehatan fisik, mental dan sosial.
c. Memberikan kesempatan pada anak-anak untuk tumbuh dengan wajar dan
memperoleh pendidikan, perhatian, pemeliharaan, kecukupan, makanan serta
memperoleh perkembangan mental dan sosial.
Kontrasepsi yand dipilih oleh Ny.N adalah Kb suntik 3 bulan. Metode KB ini
dilakukan dengan cara menyuntikan hormone pencegahan kehamilan pada ibu
yang masih subur. Obat ini hanya berisi hormone progesterone dengan interval
diberikan 12 minggu sekali.
a. Keuntungan
KB ini sangat tepat untuk ibu yang sedang menyusui karena tidak
mempengaruhi produksi ASI.
b. Kerugian
perdarahan terjadi secara teratur dan tidak mendapat haid dalam waktu yang
lama.
98
c. kontra-indikasi
1.
wanita yang menderita tumor, terutama tumor ganass pada payudara atau
kelamin.
2.
Varises yang luas, lading pembuluh darah atau kelainan perdarahan
jantung.Penyakit hati (hepar)
3.
Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya.
d. efek saamping
1.
Gangguan haid berupa spotting, perdarahan yang tidak teratur,
amenorrhea
2.
Berat badan bertambah
3.
Cenderung ada penigkatan gula darah
4.
Keluhan lain berupa mua, muntah, sakit kepala, panas, dingin, pegalpegal dan nyeri perut.
99
MATERI PENYULUHAN
PERAWATAN PAYUDARA
1. Pemeriksaan payudara
a. inspeksi
1. Ukuran payudara dan putting susu
2. Retraksi (penarkan kedalam) atau benjolan
3. Pelebaran vena, warna kulit, radang, luka ulkus
4. Putting terbenam
5. Cairan selain colostrums
b. Palpasi
1. Konsentrasi
2. Massa
3. Mammary fold
4. Kista
5. Putting susu
6. Koreksi putting
7. Areola
2.
Manfaat perawatan payudara
a. mengetahui kelainan pada payudara
b. mencegah tersumbatnya saluran susu
c. memperlancar sirkulasi darah
d. koreksi putting
3. Cara massage payudara pada ibu post patum
a. Alat
1.
1 buah handuk besar
2.
1 buah baskom untuk air hangat
3.
Kapas
100
4.
Minyak
5.
Washlap
b. Cara kerja
1.
Mengompres putting susu dengan minyak untuk melemaskan atau
melenturkan putting susu.
2.
Memassage payudara dari arah dalam keluar dan melenting untuk
mempelancar peredaran darah.
3.
Memassage denagn pinggir tangan seluruh payudara.
4.
Memasage dengan jari-jari tangan yang dikepal emutari seluruhpayudara
5.
Memutarkan putting susu untuk menuatkan payudara.
101
MATERI PENYULUHAN
TANDA BAHAYA PADA KEHAMILAN
Tanda bahaya pada kehamilan meliputi :
1. Perdarahan
a. Perdarahan pada ibu hamil muda dapat menyebabkan kegugura.
b. Perdarahan pada hamil tua dapat membahayakan keselamatan ibu dan
janin.
2. Bengkak di kaki, tangan dan wajah atau sakit kepala disertai kejang.
3. Demam tinggi, biassanya disebabkan infeksi atau malaria yang dapat
membahayakan keselamatan ibu dan menyebabkan keguguran atau
melahirkan premature.
4. Keluar air ketuban sebelum waktunya, tanda adanya gangguan kehaamilan
dan dapat membahayakan bayi dalam kandungan.
5. Gerakan janin berkurang atau tidak bergerak
6. Muntah terus menerus dan tidak nafsu makan.
102
MATERI PENYULUHAN
CARA MENYUSUI YANG BAIK DAN BENAR
Cara menyusui sangat mempengaruhi kenyamanan bayi yang
menghisap air susu. Oleh karena itu usahakan agar ibu dapat menyusui
dengan baik dan benar. Hal-hal berikut ini diperhatikan adalah :
1. Usahakan posisi bayi cukup nyaman saat menyusui
2. Peluk dan letakan kepal bayi pada siku tangan ibu sehingga
menompang bayi dengan tahap sebagai berikut :
a. Posisis bayi menghadap ibu sehingga telinga dan lenganya berada
pada satu garis lurus sehingga dagu bay menyentuh payudara.
b. Sangga bawah/dasar payudara dengan jari-jari, jangan terlalu dekat
dengan putting (diluar areola) dan tidak menjepit putting susu
dengan dua jari.
c. Bayi akan meraihpayudara jika lapar. Beri rangsangan pada mulut
bayi pada bagian areola sehingga timbul refleks bayi untuk mencari
puting.
d. Pipi bayi akan kelihatan bulat Karena areola barada dalam mulut
bayi.
e. Terlihat isapan yang lambat dan dalam disertai gerakan menelan
yang teratur.
f. Bayi tetap melekat pada payudara dengan tenang karena sentuhan
ibu yang penuh kasih sayang.
g. Jika ASI keluar tampak menetes, susukan bayi selama 10-15 menit
atau sesuai kebutuhan pada satu payudara sampai terasa kosong
(lunak)
103
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik
: Metode kontrasepsi
Waktu
: 16.00WIB
Sasaran
: Ny.S
Tanggal
: 29 Mei 2016
Tempat
: Rumah pasien
A. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan, ibu diharapkan mengetahui dan memahami
tentang metode kontrasepsi.
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ibu diharapkan mampu :
1. mengetahui pengertian kontrasepsi.
2. menegtahui tentang manfaat, kerugian dan kontra indikasi alat kontrasepsi.
3. menyebutkan macam-macam kontrasepsi.
4. dapat memilih metode kontrasepsi yang akan digunakan.
C. Metode
Ceramah
Tanya jawab
D. Materi
Terlampir.
104
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik
: Asuhan Pelayanan Kebidanan Post Partum
Sub Pokok Bahasan
: Tanda Bahaya Nifas
Waktu
: 16.00 WIB
Sasaran
: Ny.S
Tempat
: klinik
A. Tujuan Umum
Agar klien dapat mengetahui dan mengerti tentang tanda-tanda bahaya nifas.
B. Tujuan Khusus
Setelah melakukan penyuluhan, diharapkan klien dapat :
1.
Mengetahui pengertian tanda bahaya nifas.
2.
menyebutkan macam-macam tanda bahaya nifas.
3.
mengatasi kelluhan bahaya nifas.
C. Metode
Ceramah
Tanya jawab
D. Materi
Terlampir.
105
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik
: Cara Menyusui yang baik dan benar
Sub Pokok Bahasan
: Tanda Bahaya Nifas
Waktu
: 16.00WIB
Sasaran
: Ny.S
Tanggal
: 19 April 2016
Tempat
: Rumah pasien
A. Tujuan Umum
Agar klien dapat mengetahui dan mengerti tentang cara menyusui yang baik dan
benar.
B. Tujuan Khusus
1.
Menegetahui hal-hal yang harus diperhatikan pada saat menyusui
2.
Mampu mempraktekan cara menyusui yang baik dan benar
3.
Mengatasi keluhan bahaya nifas.
C. Metode
Ceramah
Tanya jawab
D. Materi
Terlampir
106
DAFTAR
PUSTAKA
Depkes RI. 2007. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JNPK-KR
Dinkes Kabupaten Indramayu, 2009. Laporan Kematian Ibu dan Bayi
Manuaba, IBG. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC
Prawirohardjo, Sarwono, 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Saleha, Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba
Medika.
Varney, Helen. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC
Whalley, Janet. 2007. Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan, Dan
Bayi. Jakarta : ARCAN.
Varney, Helen. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC
Prawirohardjo, Sarwono, 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas.
Yogyakarta : Sulistyawati Ari
Roesli, Utami. 2008. Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Jakarta : Depkes RI
Mira, Dwi. 2009. Buku Ajar Biologi Reproduksi. Jakarta : EGC
107
Dunstall, Melvyn, 2010. Anatomi Dan fisiologi Untuk Bidan. Jakarta :
EGC.
Saifuddin, AB, 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Datta, Monika. 2007. Panduan Praktis Kehamilan dan Melahirkan,
Jakarta : Pengurus IBI Pusat
IBI. 2006. Catatan Tentang Perkembangan Dalam Praktek Kebidanan.
Jakarta Cetakan Ke VI-APRIL 2006
Salmah, S.Kp, M.Kes. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta : EGC
Manuaba, IBG. 2010. Penyakit Kandungan Dan KB Untuk Pendidikan
Bidan. Jakarta : EGC
108
Download