KAJIAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM TENTANG PEMALSUAN AKTA OTENTIK OLEH NOTARIS (Analisis Putusan Mahkamah Agung Nomor 1568 K/Pid/2008) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.sy.) Oleh: DWI CAHYO NUGROHO NIM: 109045100006 KONSENTRASIKEPIDANAANISLAM JURUSANJINAYAH SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015/1436 ABSTRAK Nama : Dwi Cahyo Nugroho NIM :109045100006 Prodi/Konsentrasi: Jinayah Siyasah/Kepidanaan Islam Judul Skripsi: Kajian Hukum Pidana Islam Terhadap Putusan Hakim Tentang Pemalsuan Akta Otentik Oleh Notaris Negara Republik Indonesia merupakan suatu negara hukum dimana kekuasaan tunduk pada hukum. Prinsip negara hukum menjamin kepastian, ketertiban, dan perlindungan hukum yang berintikan kebenaran keadilan. Dalam mewujudkan hal tersebut memerlukan adanya alat bukti. Salah satu alat bukti tersebut dapat berupa akta otentik. Kekuatan pembuktian akta notaris dalam perkara pidana, merupakan alat bukti yang sah menurut undang-undang dan bernilai sempurna. Nilai kesempurnaannya tidak dapat berdiri sendiri, tetapi memerlukan dukungan alat bukti lain berupa akta notaris. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perpektif hukum islam dan positif terhadap tindak pidana pemalsuan akta otentik oleh notaris dan menjelaskan analisis putusan mahkamah agung. Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum normatif. Pendekatan yuridis yang mempergunakan sumber data sekunder, digunakan untuk menganalisa berbagai peraturan perundangundangan di bidang hukum perjanjian, perlindungan notaris, al-Qur’an hadist, buku-buku dan artikel-artikel yang mempunyai korelasi dan relevan dengan permasalahan yang akan diteliti. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, apabila ditinjau dari aspek Hukum Positif, praktik Pemalsuan Akta Otentik dibagi menjadi dua sub poin, pertama pertanggung jawaban pidana tersebut dilimpahkan kepada para pihak/penghadap apabila akta yang akan dibuat mengandung unsur yang bertentangan dengan Undang-Undang. Kedua, pertanggungjawaban pidana Pemalsuan Akta Otentik dilimpahkan kepada Notaris apabila Notaris membuat surat atau akta palsu, Kata Kunci: pemalsuan, akta otentik, notaris. x KATA PENGANTAR بسم اهلل الرحمن الرحيم Assalamu’alaikum Wr. Wb. Puji syukur saya haturkan kepada Allah SWT yang telah menciptakan manusia dengan kesempurnaan sehingga dengan izin dan berkah-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan penuh rasa tanggung jawab kepada Allah SWT dan seluruh umat manusia yang mencintai ilmu. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada suri tauladan kita Nabi Muhammad SAW, atas tetesan darah dan air mata beliaulah kita mampu berdiri dengan rasa bangga sebagai umat Islam yang menjadi umat yang terbaik diantara semua kaum. Tidak lupa kepada keluarga, para sahabat, serta yang mengamalkan sunnahnya dan menjadi pengikut setia hingga akhir zaman. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari akan pentingnya orangorang yang telah memberikan pemikiran dan dukungan secara moril maupun spiritual sehingga skripsi ini dapat terselesaikan sesuai yang diharapkan karena adanya mereka segala macam halangan dan hambatan yang menghambat penulisan skripsi ini menjadi mudah dan terarah. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Bapak Dr. Phill H. J.M. Muslimin, Ph.D selaku Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. v 2. Ibu Dra. Hj. Maskufa M.Ag selaku Ketua Program Studi Jinayah Siyasah terima kasih banyak telah memberikan petunjuk, dan nasehat yang berguna bagi penulis selama perkuliahan, dalam perkuliahan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi strata I dengan sebaik-baiknya. 3. Bapak Afwan Faizin, MA selaku Sekretaris Program Studi Jinayah Siyasah terima kasih banyak telah banyak membantu penulis untuk melengkapi berbagai macam keperluan, dan berkas-berkas persyaratan untuk menggapai studi strata I dengan sebaik-baiknya. 4. Bapak Prof. Dr. H. Yunasril Ali, MA dan Nahrowi, SH.MH selaku Dosen Pembimbing terima kasih banyak telah memberikan bimbingan, petunjuk, dan nasehat yang berguna bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan studi strata 1 dengan sebaik-baiknya. 5. Segenap Dosen Fakultas Syari’ah dan Hukum yang dengan ikhlas menyalurkan ilmu dan pengetahuannya secara ikhlas dalam kegiatan belajar mengajar yang penulis jalani. 6. Orang tua ananda yaitu Ayahanda tercinta H. Soetardjo dan Ibunda tercinta Nikmatu Soleha, yang telah membesarkan, mendidik, memotivasi, dan mendoakan penulis hingga dapat melanjutkan kuliah di Perguruan Tinggi dan dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. 7. Terima kasih kakakku Tri Surya Fajar dan adik-adikku, Tri Cahyo Sadono, Aisya Putri Nimas yang selalu menjadi motivasi dan kekuatan untuk vi menyelesaikan skripsi ini, dan saya harap mereka dapat juga berjuang untuk terus menimba ilmu demi masa depan yang lebih cemerlang.. 8. Teman-teman, Daniel, Ara, Bima, Bobi, Brama, kiki, yang selalu memberikan dukungan berupa moral dan material pada penulis, sehingga penulis dalam menyelesaikan skripsi ini merasa begitu sempurna karena mendapat dukungan yang begitu besar. 9. Seluruh rekan-rekan seperjuangan dari awal bertemu di UIN hingga selesai yakni kelas PI angkatan 2009, Asep, Andre, hafid, Mansur, Sopian dan serta rekan-rekan SS angkatan 2009, Anwar, Cocom, Ridho, Sultan, Muhdi, Yongki. Terima kasih telah menghibur penulis selama ini baik dalam keadaan senang maupun susah, dan juga telah menjadi rekan berdiskusi selama ini, penulis tak akan lupa atas kekonyolan kalian semua. Walaupun sedikit kalian luar biasa 10. Kepada sahabat-sahabatku Calvin, Aditiawan, Gindha, Rayhan, Puji, Mustazib dan Alfianda. Terima kasih sebanyak-banyaknya yang selalu bersedia menemani penulis berdiskusi maupun berpetualang. Maaf saya lulus belakangan Tiada cita dapat terwujud dengan sendirinya kecuali dengan pertolongan Allah SWT sehingga dapat memberikan kontribusinya dalam ilmu pengetahuan. Mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya serta menjadi amal baik disisi Allah SWT. Akhirnya semoga vii setiap bantuan, doa, motivasi yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan dari Allah SWT. Wassalammualaikum. Wr. Wb Jakarta, 1436 hijriyah Dwi Cahyo Nugroho viii DAFTAR ISI HALAMAN DEPAN LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ...................................................... i LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN MUNAQASAH ........................ ii LEMBAR PERNYATAAN. ................................................................................. iii ABSTRAK ............................................................................................................. iv KATA PENGANTAR ........................................................................................... v DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.............................................. 9 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................... 11 D. Kajian (Review) Studi Terdahulu .................................................. 11 E. Metode Penelitian .......................................................................... 13 F. Sistematika Penulisan .................................................................... 15 BAB II TINJAUAN UMUM HUKUM ISLAM DAN PEMALSUAN SURAT DALAM HUKUM ISLAM A. Pengertian Jarimah .......................................................................... 18 B. Macam-Macam Jarimah............................................................................ 19 C. Jarimah Ta’zir ................................................................................. 20 D. Macam-Macam Jarimah Ta’zir ....................................................... 21 x E. Macam-Macam Hukuman Ta’zir .................................................... 22 F. Tindak Pidana Pemalsuan Surat Menurut Hukum Pidana Islam 1. definisi Tindak Pidana dan Tindak Pidana Pemalsuan Surat…23 2.Dasar Hukum Larangan Tindak Pidana Pemalsuan Surat ............. 25 BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG AKTA OTENTIK DAN NOTARIS SELAKU PEJABAT UMUM A. Pengertian Akta Otentik .................................................................. 31 B. Pemalsuan Akta Otentik .................................................................. 32 C. Bentuk dan jenis Pemalsuan Akta Otentik ...................................... 35 D. Tugas, Wewenang dan Kewajiban Notaris ..................................... 40 E. Akta-Akta Notaris ........................................................................... 47 F. Asas-Asas Pelaksanaan Tugas Jabatan Notaris............................... 52 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF TERHADAP PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG No. 1568 K/Pid/2008 TENTANG PEMALSUAN AKTA OTENTIK OLEH NOTARIS A. Kronologis Perkara ......................................................................... 57 B. Putusan Pengadilan ......................................................................... 61 1. Putusan Pengadilan Negeri Malang ......................................... 61 2. Putusan Pengadilan Tinggi Surabaya ...................................... 62 3. Putusan Mahkamah Agung ...................................................... 63 xi C. Analisis Hukum Islam Terhadap Putusan Mahkamah Agung No.1568 K/Pid/2008 ....................................................................... 67 D. Analisis Hukum Positif Terhadap Putusan Mahkamah Agung No. 1568 K/Pid/2008 ............................................................................. 68 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ..................................................................................... 71 B. Saran-Saran ..................................................................................... 72 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 74 LAMPIRAN ........................................................................................................... 77 xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara hukum, hal ini disebutkan di dalam UUD 1945 pasal 1 ayat (3), yaitu suatu Negara yang dalam menjalankan pemerintahannya hukum dijadikan patokan utama dengan tujuan agar terciptanya kehidupan yang aman dan tentram. Di Indonesia hukum di bagi menjadi dua, yaitu hukum perdata dan pidana, hukum pidana berarti peraturan yang mengatur terhadap pelanggaran yang menyangkut/berhubungan dengan kepentingan umum serta peraturan yang menentukan perbuatan mana yang diancam dengan pidana yang merupakan suatu penderitaan dan siksaan, sedangkan hukum perdata adalah aturan-aturan hukum yang mengatur tingkah laku setiap orang terhadap orang lain yang berkaitan dengan hak dan kewajiban yang timbul dalam pergaulan masyarakat maupun pergaulan keluarga. Agar terciptanya tujuan yang diharapkan oleh hukum yaitu untuk menciptakan kehidupan yang aman dan tentram, maka setiap terjadi pelanggaran-pelanggaran atau perilaku yang tidak sesuai dengan undang-undang maka akan mendapatkan sanksi yang sesuai dengan pelanggaran yang telah dilakukan.1 1 Artikel diakses pada 26 September 2013 dari internet di http://hukumpidana1.blogspot.com/2012/02/bab-ipendahuluan.html 1 2 Hukum pidana adalah bagian keseluruhan hukum yang berlaku di suatu Negara, yang mengadakan dasar-dasar dan aturan-aturan untuk: 1. Menentukan perbuatan-perbuatan mana yang tidak boleh dilakukan, yang dilarang, dengan disertai ancaman atau sanksi yang berupa pidana tertentu bagi barang siapa melanggar larangan tersebut. 2. Menentukan kapan dan dalam hal-hal apa kepada mereka yang telah melanggar larangan-larangan itu dapat dikenakan atau dijatuhi pidana sebagaimana yang telah diancamkan. 3. Menentukan dengan cara bagaimana pengenaan pidana itu dapat dilaksanakan apabila ada orang yang disangka telah melanggar larangan tersebut.2 Tindak pidana dalam pasal 266 KUHP mengenai pemalsuan suatu akta otentik yang di dalamnya seseorang menyuruh memasukkan keterangan palsu ke dalam akta itu tentang hal yang kebenaranya harus dibuktikan oleh akta itu dengan tujuan untuk memakai akta itu, seolah-olah keterangan itu benar. Kalau pemakaian akta itu dapat mendatangkan suatu kerugian, maka si pelaku dihukum dengan hukuman maksimum tujuh tahun penjara.3 Hukuman yang sama diancamkan kepada barangsiapa yang dengan sengaja memakai akta itu seolah-olah keterangan itu benar dan pemakaian itu mendatangkan kerugian. Akta otentik, misalnya surat akta notaris, suatu prosesverbal dari polisi, jaksa sidang pengadilan, akta seorang pencatatan sipil 2 Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana, cet,IV. (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), h.1. 3 Andi Hamzah, KUHP dan KUHAP, cet. XV. (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 106-107. 3 mengenai kelahiran, kematian, atau perkawinan. Unsur dari tindak pidana ini adalah bahwa akta-akta tersebut harus membuktikan suatu kejadian, dan tentang kejadian inilah diberitahukan hal-hal yang tidak benar kepada pejabat-pejabat tersebut untuk dimuat dalam akta yang dibuat oleh pejabat-pejabat itu.4 Sedangkan di dalam hukum Islam orang yang melakukan perbuatan tindak pidana pemalsuan surat maka akan terkena hukuman takzir. takzir adalah hukuman yang ditetapkan syara dan diserahkan sepenuhnya kepada ulil amri untuk menetapkanya, sedangkan para ulama fiqh mendefinisikannya sebagai hukuman yang wajib menjadi hak Allah atau bani adam pada tiap-tiap kemaksiatan yang tidak mempunyai putusan tertentu dan tidak pula adalah kefarahnya.5 Hukuman takzir ini jenisnya bermacam namun secara garis besar dapat dibagi. Hukuman takzir yang berkaitan dengan empat kelompok yaitu. 1. Hukuman takzir yang berkaitan dengan kemerdekaan seseorang seperti hukuman penjara dan hukuman pengasingan. 2. Hukuman takzir yang berkaitan dengan harta, seperti denda, penyitaan, perampokan harta dan penghancuran barang. 3. Hukuman takzir yang berkaitan dengan badan seperti hukuman mati dan hukuman jilid. 4 Wirjono Prodjodikoro, Tindak-tindak Pidana Tertentu di Indonesia (Bandung: Refika Aditama, 2003), h. 191-192. 5 A. Ruway’I Ar-Ruhaly, fikih umar 2, penterjemahan, basalamah, cet,I. (Jakarta: Pustaka AlKautsan, 1994), h.110. 4 4. Hukuman lain yang ditentukan oleh ulil amri dan kemaslahatan umum.6 Berdasarkan jenis-jenis hukuman takzir tersebut di atas, maka hukuman yang diberikan kepada pelaku tindak pidana pemalsuan surat adalah hukuman jilid dan pengasingan. Umar ibn Al- khattab terhadap Mu’an Ibn Zaidah yang memalsukan stempel Bait al-mal. Demikian pula terhadap tindak pidana pemalsuan Al-Quran. Khalifah Umar Ibn Al-khattab mengasingkan Mu’an Ibn Zaidah setelah sebelumnya dikenakan hukuman takzir. Notaris adalah pejabat umum yang berwenang membuat akta otentik dan kewenangan lainya, yang ditentukan oleh Undang-Undang. Keberadaan notaris sangat penting artinya dalam pembuatan alat-alat bukti yang bersifat otentik, yang mungkin dipergunakan kelak oleh para pihak dalam suatu persidangan di pengadilan. Akta otentik mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna (volledijg bewijs), artinya terhadap bukti tersebut dalam pengadilan dianggap benar, tanpa diperlukan lagi pengakuan dari para pihak. Notaris sebagai pejabat umum diangkat oleh Negara, bekerja juga untuk kepentingan Negara, namun demikian notaris bukanlah pegawai sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian, sebab dia tidak menerima gaji, dan hanya menerima honorarium atau fee dari klien, dan dapat dikatakan bahwa notaris adalah pegawai pemerintah tanpa menerima suatu gaji dari pihak pemerintah, notaris 6 A. Rahman I, Doi., Penjelasan lengkap hukum-hukum Allah (syara), (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), Cet 1, h, 292. 5 dipensiunkan oleh pemerintah, akan tetapi tidak menerima pensiun dari pemerintah. Karena tugas yang diemban oleh notaris adalah tugas yang seharusnya merupakan tugas pemerintah, maka hasil pekerjaan notaris mempunyai akibat hukum, notaris dibebani sebagian kekuasaan Negara dan memberikan pada aktanya kekuatan otentik dan eksekutorial.7 Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik sejauh pembuatan akta otentik tidak dikhususkan kepada pejabat umum lainnya. Pembuatan akta otentik ada yang diharuskan oleh peraturan perundangundangan dalam rangka menciptakan kepastian, ketertiban dan perlindungan hukum. Selain itu, akta otentik yang dibuat oleh atau di hadapan notaris, bukan saja karena diharuskan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga dikehendaki oleh pihak yang berkepentingan untuk memastikan hak dan kewajiban para pihak demi kepastian, ketertiban dan perlindungan hukum bagi pihak yang berkepentingan sekaligus bagi masyarakat secara keseluruhan. Kedudukan seorang notaris sebagai suatu fungsionaris dalam masyarakat sehingga sekarang dirasakan masih disegani. Seorang notaris biasanya dianggap sebagai pejabat tempat seorang dapat memperoleh nasihat yang boleh 7 Lubis Suhrawadi, Etika Profesi Hukum (Jakarta: Sinar Grafika, 2006), h. 35. 6 diandalkan. Segala sesuatu yang ditulis serta ditetapkannya (konstatir) adalah benar, ia adalah pembuat dokumen yang kuat dalam suatu proses hukum.8 Dalam praktik notaris ditemukan kenyataan, jika ada akta notaris dipermasalahkan oleh para pihak atau pihak lainnya, maka sering pula notaris ditarik sebagai pihak yang turut serta melakukan atau membantu melakukan suatu tindak pidana, yaitu membuat atau memberikan keterangan palsu ke dalam akta notaris. Hal ini pun memberikan kerancuan, apakah mungkin notaris secara sengaja (culpa) atau khilaf (alpa) bersama-sama para penghadap/pihak untuk membuat akta yang diniatkan sejak awal untuk melakukan suatu tindak pidana. Dalam kaitan ini tidak berarti notaris steril (bersih) dari hukum atau tidak dapat dihukum atau kebal terhadap hukum. Notaris bisa saja dihukum pidana, jika dapat dibuktikan di pengadilan, bahwa secara sengaja atau tidak disengaja notaris bersama-sama dengan para pihak untuk membuat akta dengan maksud dan tujuan untuk menguntungkan pihak atau penghadap tertentu saja atau merugikan pihak yang lain-lain. Jika hal ini terbukti, maka notaris tersebut wajib dihukum. Oleh karena itu, hanya notaris yang tidak jujur dalam menjalankan tugas jabatannya, ketika membuat akta untuk kepentingan pihak tertentu dengan 8 Mahmud Mulyadi, Perlindungan Hukum Terhadap Notaris (Indikator Tugas-Tugas Jabatan Notaris yang Berimplikasi Perbuatan Pidana), (Jakarta: P.T Sofmedia, 2011), h. 2. 7 maksud untuk merugikan pihak tertentu atau untuk melakukan suatu tindakan yang melanggar hukum.9 Dalam Undang-Undang Jabatan Notaris Nomor 30 Tahun 2004 (UUJN) ketika notaris dalam menjalankan tugas jabatanya terbukti melakukan pelanggaran, maka notaris dapat dikenai atau dijatuhi sanksi adminitrasi, sanksi perdata, sanksi pidana dan sanksi kode etik. Dan sanksi sanksi tersebut telah diatur sedemikian rupa, baik sebelumnya dalam Peraturan Jabatan Notaris (PJN) dan sekarang dalam Undang-Undang jabatan notaris (UUJN) dan kode etik jabatan notaris, dan tidak mengatur adanya sanksi pidana terhadap notaris. Dalam praktik ditemukan kenyataan bahwa suatu tindakan hukum atau pelanggaran yang dilakukan notaris sebenarnya dapat dijatuhi sanksi administrasi atau perdata atau kode etik jabatan notaris, tapi kemudian ditarik atau dikualifikasikan sebagai suatu tindak pidana yang dilakukan oleh notaris.10 Pengkualifikasian tersebut berkaitan dengan aspek-aspek seperti: 1. kepastian hari, tanggal, bulan, tahun, dan pukul menghadap; 2. pihak (siapa-orang) yang menghadap notaris; 3. tanda tangan yang menghadap; 4. salinan akta tidak sesuai dengan minuta akta;11 9 Habib Adjie, Hukum Notaris Indonesia (Tafsir Tematik Terhadap UU No.30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris), (Bandung: Refika Aditama, 2009), h. 24. 10 11 Adjie, Hukum Notaris Indonesia.,h.25. Minuta= akta asli yang disimpan dalam protocol notaris. Dalam minuta ini juga tercantum asli tanda tangan, paraf para penghadap atau cap jempol kiri dan kanan, para saksi dan notaries. 8 5. salinan akta ada, tanpa dibuat minuta akta; dan 6. minuta akta tidak ditandatangani secara lengkap, tapi minuta akta dikeluarkan. Aspek –aspek akta notaris tersebut di atas, dapat saja dijadikan dasar atau batasan untuk mempidanakan notaris, sepanjang aspek-aspek tersebut terbukti secara sengaja (dengan penuh kesadaran dan keinsyafan serta direncanakan oleh notaris dan para pihak/penghadap yang bersangkutan), bahwa akta yang dibuat di hadapan dan oleh notaris untuk dijadikan suatu alat suatu tindak pidana. Aspek lainnya yang perlu untuk dijadikan batasan yang dilanggar oleh notaris harus diukur berdasarkan UUJN, artinya apakah perbuatan yang dilakukan oleh notaris melanggar pasal-pasal tertentu dalam UUJN, karena ada kemungkinan menurut UUJN bahwa akta yang bersangkutan telah sesuai dengan UUJN, tapi menurut pihak penyidik perbuatan tersebut merupakan suatu tindak pidana. Dengan demikian sebelum melakukan penyidikan lebih lanjut, lebih baik meminta pendapat dari mereka yang mengetahui dengan pasti dari para notaris mengenai hal tersebut, dari organisasi jabatan notaris. Dengan demikian pemidanaan terhadap notaris dapat saja dilakukan dengan batasan, jika: 1. Ada tindakan hukum dari notaris terhadap aspek lahir, formal, dan materil akta yang sengaja penuh kesadaran dan keinsyafan serta direncanakan, bahwa akta yang dibuat di hadapan notaris atau oleh notaris bersama-sama (sepakat) para penghadap untuk dijadikan dasar untuk melakukan suatu tindak pidana; 9 2. Ada tindakan hukum dari notaris dalam membuat akta di hadapan atau oleh notaris yang jika diukur berdasarkan UUJN tidak sesuai dengan UUJN; dan 3. Tindakan notaris tersebut juga tidak sesuai menurut instansi yang berwenang untuk menilai tindakan suatu notaris, dalam hal ini majelis pengawas notaris. Penjatuhan sanksi pidana terhadap notaris dapat dilakukan sepanjang batasan-batasan sebagaimana tersebut di atas dilanggar artinya di samping memenuhi rumusan pelanggaran yang tersebut dalam Undang-Undang Jabatan Notaris (UUJN), kode etik jabatan notaris juga harus memenuhi rumusan yang tersebut dalam KUHP.12 Berangkat dari dasar pemikiran tersebut, penulis tertarik mengangkat tema tersebut dalam sebuah skripsi dengan judul : “Kajian Hukum Pidana Islam Terhadap Putusan Hakim Tentang Pemalsuan Akta Otentik oleh Notaris (Analisis Putusan Mahkamah Agung No. 1568 K/Pid/2008).” B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Mengingat begitu kompleknya hal-hal yang berhubungan dengan masalah tindak pidana pemalsuan akta otentik, dan guna menghindari kesalah fahaman serta untuk mencapai kesamaan persepsi dalam masalah yang hendak penulis bahas, maka penulis merasa perlu untuk memberikan suatu batasan 12 Adji, Hukum Notaris Indonesia, h.29-30. 10 dan rumusan terhadap masalah yang akan dikaji. Pembahasan skripsi ini akan dibatasi disekitar msalah-masalah tindak pidana pemalsuan akta otentik. Dalam masalah putusan hakim yang akan dianalisis oleh penulis, maka penulis akan menganalisis putusan Mahkamah Agung yang terjadi tahun 2008 dengan nomor putusan No. 1568 K/Pid/2008 tentang pemalsuan akta otentik oleh notaris. Namun tidak menutup kemungkinan untuk lebih memperjelas pembahasan, penulis akan menyinggung hal-hal lain yang ada kaitannya dengan permasalahan tersebut. 2. Perumusan Masalah Dengan mengacu pada pembatasan masalah di atas, untuk mendapatkan hasil yang baik, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: a. Bagaimana pandangan hukum pidana Islam dan positif terhadap tindak pidana pemalsuan akta otentik oleh notaris ? b. Bagaimana pandangan hukum pidana Islam terhadap pertimbangan hakim Mahkamah Agung tentang sanksi pada putusan kasasi No. 1568 K/Pid/2008 dalam masalah tindak pidana pemalsuan akta otentik oleh notaris ? 11 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Supaya pembahasan tentang tindak pidana pemalsuan akta otentik oleh notaris lebih terarah dan mendalam sesuai dengan permasalahan- permasalahan di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dari penulisan skripsi ini adalah: a. Untuk mengetahui dan menjelaskan perspektif hukum pidana Islam dan hukum positif terhadap tindak pidana pemalsuan akta otentik oleh notaris. b. Untuk dapat menjelaskan analisis Putusan Mahkamah Agung No. 1568 K/Pid/2008 tentang tindak pidana pemalsuan akta otentik oleh notaris. 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat pada penelitian ini sebagai berikut : a. Sebagai sumbangan ilmu pengetahuan tentang tindak pidana pemalsuan akta otentik oleh notaries baik dari hukum Islam maupun hukum positif. b. Dapat mengetahui dasar hukum atas tindak pidana pemalsuan akta otentik oleh notaris. c. Dapat menjadi tulisan yang relative komprehensif tentang analisis Putusan Mahkamah Agung No. 1568 K/Pid/2008. D. Kajian (review) Studi Terdahulu Dalam penulisan skripsi ini penulis merujuk pada skripsi yang pernah membahas seputar tindak pidana pemalsuan surat dan peran notaris. 12 Berikut review data yang menyinggung mengenai bahasan tindak pidana pemalsuan akta otentik oleh notaris dan peran notaris. 1. Judul Skripsi: “Tindak Pidana Pemalsuan Surat dalam Pandangan Hukum Pidana Islam (Kajian Atas Putusan Pengadilan Negeri Depok).” yang ditulis oleh Dewi Kurnia Sari, menjelaskan tentang gambaran umum tindak pidana pemalsuan surat menurut hukum positif dan hukum Islam dan bagaimana hukuman yang diberikan oleh pengadilan negeri depok dalam tindak pidana pemalsuan surat. Didalam penulisannya tidak menjelaskan bentuk dan jenis pemalsuan akta otentik, motif dan tujuan pemalsuan akta otentik, dan tindak pidana pemalsuan akta otentik oleh notaris. 2. Judul Skripsi: “Peranan Notaris dalam Membuat Akta Akad Pembiayaan di Bank Syariah Penelaahan Terhadap Akad Pembiayaan di Bank Muamalat Indonesia.” yang ditulis oleh Nurul Iman, menjelaskan tentang peran notaris, bagaimana karakteristik akad di perbankan syariah, apa saja yang harus dikuasai notaris di perbankan syariah peran notaris dalam membuat akta akad pembiayaan di bank. Sedangkan penulis berusaha membahas secara lebih mengenai praktik notaris dalam Islam, macam – macam akta notaris, dan tindak pidana pemalsuan akta otentik yang dilakukan oleh notaris. 3. Judul skripsi “tinjauan yuridis terhadap notaris dalam hukum positif” yang ditulis oleh Yuni Wahyu FH UI. Dalam skripsinya menjelaskan tentang notaris dalam pelaksanaan jabatannya, kasus pelanggaran yang dilakukan oleh notaris yang melakukan pelanggaran, dalam skripsi penulis membahas lebih 13 mengenai praktik pemalsuan notaris dalam islam dan praktik pemalsuan notaris dalam hukum positif 4. Judul buku “notariat syariah dalam praktik jilid ke 1 hukum keluarga islam” penulis: H.Saifuddin Arif,SH. Editor : Ah. Azharuddin Lathif, M. Ag, MH. Dalam buku ini menjelaskan notariat dalam perspektif syariah seperti urgensi notariat syariah, tugas notaris yang bersentuhan dengan persoalan hukum islam, standar kompetensi notaris syariah. E. Metode Penelitian 1. Jenis penelitian Penelitian ini berjenis penelitian hukum normatif atau penelitian kepustakaan (library research) yaitu penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder. Pada jenis penelitian hukum normatif, penelitian ini berjenis penelitian perbandingan hukum. Pengetian hukum normatif yaitu pendekatan terhadap suatu masalah yang menitik beratkan kepada ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku.13 Sedangkan metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian kualitatif yang berasal dari bahan-bahan hukum. Data kualitatif tersebut berupa uraian penjelasan yang tersusun dalam kallimat dan tata bahasa yang berkaitan dengan penelitian hukum-hukum. 2. Teknik Pengumpulan Data 13 h. 31. Lexy Moleoang, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000 ), 14 Penelitian ini menggunakan study pustaka (library research) yang objek utamanya berupa buku-buku literature, peraturan perundang-undangan, norma-norma yang hidup dan berkembang dalam masyarakat14, majalah, surat kabar, hasil seminar dan sumber lainnya yang berkaitan secara langsung dengan obyek yang diteliti. a. Sumber data primer tersebut terdiri dari buku – buku fiqh, Kitab UndangUndang Hukum Pidana (KUHP) dan Mahkamah Agung No 1568 K/Pid/2008. b. Sumber data sekunder merupakan data-data yang memberikan penjelasan mengenai bahan-bahan primer yang diambil dari sumber-sumber tambahan yang memuat segala keterangan-keterangan yang berkaitan dengan penelitian ini, antara lain informasi yang relevan, artikel, bulletin, atau karya ilmiah para sarjana. c. Bahan hukum tersier, yang memberikan informasi lebih lanjut terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder antara lain kamus umum bahasa Indonesia, majalah, Koran dan lainnya. 3. Metode Analisis Data Pada penelitian ini menggunakan tehnik analisis data kualitatif dengan cara memperoleh data kemudian diuraikan untuk memberikan gambaran (deskriptif). Yang dimaksud dengan metode deskriptip analisis yaitu metode yang bertujuan untuk memberikan gambaran suatu gejala suatu masyarakat 14 Zainudin Ali. Metode Penelitian Hukum (Palu: Sinar Grafika, 2009), h.30. 15 tertentu. Yakni dengan mengumpulkan dan menganalisis data yang diperoleh dan faktor-faktor yang merupakan pendukung dan relevan terhadap objek yang diteliti sehingga dapat ditarik kesimpulan dari hal yang dijadikan objek penelitian. Data yang diklarifikasikan maupun dianalisis untuk mempermudah dan menghadapkan pada pemecahan masalah. Adapun metode analisis data yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode analisis isi secara kualitatif. Dalam analisis ini, semua data yang dianalisis adalah berupa teks. Analisis isi kualitatif digunakan untuk menemukan, mengidentifikasi, dan menganalisa teks atas dokumen untuk memahami, signifikasi dan relevansi teks atau dokumen. 4. Sistematika Penulisan Sebagai pertimbangan dalam mempermudah penulisan skripsi, penulis menyusun melalui sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab, dimana pada setiap bab dibagi atas sub sub bab, dengan penjelasan yang terinci, agar memudahkan pembaca. Berdasarkan pada materi skripsi yang penulis bahas, sistematika penyusunan skripsi ini terbagi sebagai berikut : Bab Pertama dalam bab ini penulis mengemukakan mengenai latar belakang masalah yang merupakan hal-hal yang mendorong penulis untuk mengadakan penelitian, perumusan masalah merupakan inti dari permasalahan yang ingin diteliti, tujuan penelitian berisi tujuan dari penelitian dalam mengadakan penelitian, manfaat penelitian 16 merupakan hal-hal yang diambil dari hasil penelitian, metode penelitian berupa jenis penelitian, jenis data, sumber data, metode pengumpulan data, dan metode analisis data, selanjutnya adalah sistematika penulisasn hukum yang merupakan kerangka atau susunan penelitian. Bab Kedua pada bab ini penulis mengemukakan pengertian jarimah dan pengertian akta otentik, pemalsuan akta otentik, bentuk dan jenis pemalsuan akta otentik, motif dan tujuan pemalsuan akta otentik, sanksi dan hukum pemalsuan akta otentik, dan praktik pemalsuan dalam Islam. Bab Ketiga pada bab ketiga ini penulis menggambarkan tentanu notaris selaku pejabat umum mulai dari sejarah profesi notaris, tugas wewenang dan kewajiban dari notaris, akta-akta notaris dan pada pembahasan terakhir penulis membahas asas-asas pelaksanaan tugas jabatan notaris. Bab Keempat bab keempat membahas tentang kronologi perkara mulai dari putusan pengadilan negeri malang, putusan pengadilan tinggi Surabaya dan putusan mahkamah agun, analisis hukum islam terhadap putusan mahkamah agung No.1568 K/Pid/2008, analisis hukum positif terhadap putusan mahkamah agung No.1568 K/Pid/2008. 17 Bab Kelima penutup terdiri dari kesimpulan dan saran. Yang mana kesimpulan ini nantinya merupakan jawaban dari pokok masalah pada Bab I. BAB II TINJAUAN UMUM HUKUM ISLAM DAN PEMALSUAN SURAT DALAM HUKUM ISLAM A. Pengertian jarimah Pidana islam disebut juga dengan fiqih jinayah, dalam mempelajari fiqih jinayah ada dua istilah yang harus kita ketahui terlebih dahulu yaitu jinayah itu sendiri dan jarimah. Yang pertama tentang jinayah, jinayah adalah semua perbuatan yang diharamkan, perbuatan yang diharamkan adalah indakan yang dilarang atau dicegah oleh syara’ atau dengan kata lain jinayah itu perbuatan jahat atau salah yang mempunyai konsekuensi membahayakan jiwa, akal, agama, kehormatan. Sedangkan jarimah mempunyai arti yang sama dengan jinayah yaitu mengandung arti perbuatan buruk, jelek, dosa. Akan tetapi Kata jarimah identik dengan pengertian yang disebut dalam hukum positif sebagai tindak pidana atau pelanggaran. Contohnya adalah jarimah pencurian, jarimah pembunuhan, dan sejenisnya. Jadi di dalam hukum positif jarimah distilahkan dengan delik atau tindak pidana yang melanggar hukum. Seseorang yang tidak melanggar hokum tidak bisa dikatan tindak pidana atau delik, menurut sudut pandang hokum positif Indonesia. Sedangkan menurut kaca mata fiqh jinayah adalah seseorang 18 19 yang meninggalkan perintah agama dan melanggar perbuatan yang dilarang oleh agama disebut dengan jarimah.1 B. Macam-Macam Jarimah Jarimah dapat dibagi menjadi bermacam macam bentuk dan jenis. a. Jarimah Hudud Jarimah hudud adalah jarimah yang diancam dengan hukuman had. Hukuman had sebagaimana dikemukakan oleh Abdul Qadir Audah: “Hukuman had adalah hukuman yang telah ditentukan oleh syara’ dan merupakan hak Allah. b. Jarimah Qishash dan Diyat Adalah jarimah yang diancam dengan hukuman qishas dan diyat (ganti rugi dari si pelaku kepada si korban atau walinya). Baik qishas maupun diyat keduanya adalah hukuman yang sudah ditentukan syara’ dan merupakan hak individu. c. Jarimah Takzir Adalah jarimah yang hukumannya bersifat mendidik atas perbuatan dosa yang belum ditetapkan oleh syara` atau hukuman yang diserahkan kepada keputusan Hakim. Namun hukum takzir juga dapat dikenakan atas kehendak masyarakat umum, meskipun bukan perbuatan maksiat, melainkan awalnya mubah. Dasar hukum takzir adalah pertimbangan kemaslahatan dengan mengacu 1 Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005), h.24. 20 pada prinsip keadilan. Pelaksanaannyapun bisa berbeda, tergantung pada tiap keadaan. Karena sifatnya yang mendidik, maka bisa dikenakan pada anak kecil.2 C. Jarimah Takzir Menurut istilah, takzir didefinisikan oleh Al-Mawardi sebagai berikut: ٓب انحذٔدٛت عهٗ رَٕة نى تششع فٚش تبدٚٔانتعز “takzir adalah hukuman yang bersifat pendidikan atas perbuatan dosa (maksiat)yang hukumannya belum ditetapkan oleh syara’ “ Wahbah Zuhaili memberikan define takzir yang mirip dengan definisi Almawardi: ٓب ٔال كفهشحٛخ الحذ فٚخ أ جُبٛ انعمٕثخ انًششٔعخ عهٗ يعص: ْٕٔ ششعب “takzir menurut sayara’adalah hukuman yang ditetapkan atas perbuatan maksiat atau jinayah yang tidak dikenakan hukuman had dan tidak pula kafarat. Dalam definisi yang dikemukakan di atas, jelaslah bahwa takzir adalah suatu istilah untuk hukuman atas jarimah-jarimah yang hukumannya belum ditetapkan oleh syara’. Di kalangan fuqaha, jarimah jarimah yang hukumannya belum ditetapkan oleh syara’ dinamakan dengan jarimah takzir. Jadi, istilah takzir bisa digunakan untuk hukuman dan juga digunakan untuk jarimah (tindak pidana). 2 Muslich, Hukum Pidana Islam, h. 18-19. 21 Dari definisi tersebut, juga dapat dipahami bahwa jarimah takzir terdiri atas perbuatan-perbuatan maksiat yang tidak dikenakan hukuman had dan tidak pula kafarat. Dengan demikian, inti dari jaarimah takzir adalah perbuatan maksiat. Adapun yang dimaksud dengan maksiat adalah meninggalkan perbuatan yang diwajibkan dan melakukan perbuatan yang diharamkan (dilarang). Para fuqaha memberikan contoh meninggalkan kewajiban seperti mengkhianati amanat, seperti menggelapkan titipan, dan lain sebagainya. Sebagai contoh melakukan perbuatan yang dilarang seperti sumpah palsu, penipuan dalam jual beli dan melindungi dan menyembunyikan pelaku kejahatan dan sebagainya.3 D. Macam-Macam Jarimah Takzir Dilihat dari hak yang dilanggar, jarimah takzir dapat dibagi kepada dua bagian, yaitu 1. Jarimah takjir yang menyinggung hak allah 2. Jarimah takzir yang menyinggung hak individu. Dari segi sifatnya, jarimah takjir dapat dibagi kepada tiga bagian, yaitu a. Takzir karena melakukan perbuatan maksiat; b. Takzir karena melakukan perbuatan yang membahayakan kepentingan umum; c. Takzir karena melakukan pelanggaran. Di samping itu, dilihat dari segi dasar hukum (penetapannya), takzir juga dapat dibagi kepada tiga bagian, yaitu sebagai berikut. 3 Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam (Jakarta: Sinar Grafika, 2005), h.248-249 22 1) Jarimah takzir yang berasal dari jarimah-jarimah hudud dan qishash, tetapi syarat-syaratnya tidak terpennuhi, atau ada syubhat, seperti pencurian yang tidak mencapai nishab, atau oleh keluarga sendiri. 2) Jarimah takzir yang jenisnya disebutkan dalam nash syara’tetapi hukumannya belum ditetapkan, seperti riba, suap dan mengurangi takaran dan timbangan. 3) Jarimah takzir yang baik jenis dan sanksinya belum ditentukan oleh syara’. Jenis ketiga ini sepenuhnya diserahkan kepada ulil amri, seperti pelanggaran disiplin pegawai pemerintah. Abdul Aziz Amir membagi jarimah takzir secara rinci kepada beberapa bagian, yaitu 1) Jarimah takzir yang berkaitan dengan pembunuhan; 2) Jarimah takzir yang berkaitan dengan pelukaan; 3) Jarimah takzir yang berkaitan dengan kejahatan terhadap kehormatan dan kerusakan akhlak; 4) Jarimah takzir yang berkaitan dengan ahrta; 5) Jarimah takzir yang berkaitan dengan kemaslahatan individu; 6) Jarimah takzir yang berkaitan dengan keamanan umum.4 E. Macam-Macam Hukuman Takzir Dalam uraian yang lalu telah dikemukakan bahwa hukuman takzir adalah hukuman yang belum ditetapkan oleh syara’ dan diserahkan kepada ulil amri 4 Muslich, Hukum Pidana Islam, h.255-256. 23 untuk menetapkannya. Hukuman takzir ini jenisnya beragam, namun secara garis besar dapat dikelompokkan kepada empat kelompok, yaitu sebagai berikut. 1. Hukuman takzir yang mengenai badan, seperti hukman mati dan jilid (dera) 2. Hukuman yang berkaitan dengan kemerdekaan seseorang, seperti hukuman penjara dan pengasingan. 3. Hukuman takzir yang berkaitan dengan harta, seperti denda, penyitaan/perampasan harta, dan penghancuran barang. 4. Hukuman-hukuman lain yang ditentukan oleh ulil amri demi kemaslahatan umum.5 F. Tindak Pidana Pemalsuan Surat Menurut Hukum Pidana Islam 1. Definisi Tindak Pidana dan Tindak Pidana Pemalsuan Surat Di dalam hukum Islam, tindak pidana dikenal dengan istilah “jinayah” atau “jarimah”. Pengertian “jinayah yang didefinisikan sebagai laranganlarangan hukum yang diberikan allah yang pelanggarannya dikenakan hukuman baik berupa hal atau takzir. Para ahli hukum Islam, jinayah adalah sinonim dengan kejahatan. Namun di Mesir, istilah ini memiliki konotasi yang berbeda. Ia diterapkan untuk kejahatan yang diancam dengan hukuman mati, kerja paksa seumur hidup atau 5 Muslich, Hukum Pidana Islam, h.258 24 penjara. Dengan kata lain hanya ditujukan bagi kejahatan berat. Sementara syariah memerlukan setiap kejahatan sebagai jinayah.6 Hukum pidana Islam dalam artinya yang khusus membicarakan tentang satu persatu perbuatan beeserta unsure-unsurnya yang berbentuk jarimah dibagi tiga golongan, yaitu golongan hudud yaitu golongan yang diancam dengan hukuman had, golongan qishash dan diyat yaitu golongan yang diancam dengan hukuman qishash dan diyat, dan golongan takzir yaitu golongan yang diancam dengan hukuman takzir.7 Berdasarkan salah satu jenis jarimah takzir yang berkaitan dengan kemaslahatan umum menurut Abdul Aziz Amir tersebut, yakni jarimah pemalsuan tanda tangan dan stempel, maka terlihat adanya kesesuaian antara jarimah pemalsuan tangan dan pemalsuan stempel tersebut dengan tindak pidana pemalsuan surat. Mengingat dari ketiga jarimah tersebut terdapat persamaan dalam perbuatan yakni adanya perbuatan, proses atau cara memalsukan adanya objek, di mana objek tersebut dapat berupa tanda tangan, suratnya, dan stempel baitul mal atau Al-Quran. Biasanya pemalsuan itu dilakukan terhadap tanda tangan pejabat atau stempel yang seharusnya ada dalam surat tersebut Di dalam hukum Islam belum ada pembahasan secara jelas dan khusus mengenai pemalsuan surat. Akan tetapi, terlihat adanya kesesuaian antara 6 Topo Santoso, Menggagas Hukum Pidana Islam, (Bandung: Asy-Syamil, 2001), cet 2, h. 7 Ahmad Hanafi, Pengantar dan Sejarah Hukum Islam, (Jakarta: PT Bulan Bintang, 1995), cet 132-133. 7, h.48. 25 jarimah pemalsuan tanda tangan dan pemalsuan stempel dengan tindak pidana pemalsuan surat tersebut, maka tindak pidana pemalsuan surat ini harus dikategorikan kedalam jarimah takzir mengingat tindak pidana pemalsuan surat ini baik jenis maupun hukumannya tidak disbutkan di dalam nash syara’ secara jelas. 2. Dasar Hukum Larangan Tindak Pidana Pemalsuan Surat Secara umum, perbuatan memalsukan surat merupakan perbuatan dusta (bohonng), karena pada dasarnya di dalam perbuatan tersebut terdapat perbuatan dusta yakni dengan tidak memberikan keterangan yang sebenarnya/seharusnya di dalam surat yang dipalsukan tersebut. Penipuan sering terjadi dalam hal jual beli, seperti dalam suatu riwayat ketika suatu hari, Rasullah SAW melewati penjual makanan, kemudian beliau memasukkan tangannya ke dalam barang dagangan tersebut. Ternyata didapatinya makanan yang dijual itu basah, dan sudah tidak baik untuk dimakan.8 Hal ini berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah, yang berbunyi: ٓب فُبنتٛذِ فٚ ّ ٔصهى يش عهٗ صجشح طعبو فأدخمٛشح أٌ سصٕل اهلل صهٗ اهلل عهٚ ْشٙعٍ أث ّب سصٕل اهلل لبل أفال جعهتٚ ب صبحت انطعبو ؟ لبل أصبثتّ انضًبءٚ أصبثعّ ثهال فمبل يب ْزا ()م ش لم رواه.ُٙش يٛشاِ انُبس ؟ يٍ غش فهٚ ٙفٕق انطعبو ك 8 Said Agil Husin Munawwar, MA dan Abdul Mustaqin, M.Ag, Asbabul Wurud (Studi Kritis Hadis Nabi Pendekatan Sosio Kontekstual), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2001), cet. 1, h.125 26 Artinya: Dari Abu Hurairah ra, berkata:”pada suatu ketika Rasulullah melewati tumpukan makanan (dipasas)”, lalu beliau memasukkan tangannya kedalam tumpukan itu setelah diangkat kembali, ternyata jari-jari beliau basah. Lalu beliau bertanya “kenapa begini hai penjual makanan? ,”jawabannya”kena hujan ya Rasulullah”sabda beliau, mengapa tidak ditaruh di atas (yang basah) supaya dilihat orang; siapa yang menipu tidak termasuk golonganku.” (H.R Muslim) Dari hadis di atas jelaslah bahwa penipuan itu diharamkan karena penipuan merupakan suatu kebohongan yang dapat merugikan orang lain maka Islam melarang berbohong dan menganggapnya sebagai perbuatan dosa besar. Selain itu ada hadist yang menerangkan tentang berbuat dusta. صذقٚ زال انشجمٚ ٓذ٘ إنٗ انجُخ ٔيبٚ ٓذ٘ إنٗ انجش ٔإٌ انجشٚ كى ثبنصذق فإٌ انصذقٛعه ٌٓذ٘ إنٗ انفجٕس ٔإٚ بكى ٔانكزة فإٌ انكزةٚمب ٔإٚكتت عُذ اهلل صذٚ ٗتحشٖ انصذق حتٚٔ كتت عُذ اهلل كزاثبٚ ٗتحشٖ انكزة حتٚٔ كزةٚ زال انشجمٚ ٓذ٘ إنٗ انُبس ٔيبٚ انفجٕس 9 )(سٔاِ يشهى Artinya: “ hendaklah kamu berlaku jujur membimbing kepada kebajikan, dan kebajikan membawa kesurga. Seseorang yang senantiasa berlaku jujur dan berusaha mempertahankan atau mencari kejujuran, maka dia dicatat Allah sebagai “shadiq” dan hindarilah olehmu dusta karena sesungguhnya dusta itu membimbing kepada kejahatan, dan kejahatan membawa ke neraka. Seseorang yang senantiasa berdusta dan mempertahankan kedustaan maka dia dicatat oleh Allah sebagai “kadzab” (HR. Muslim). 9 Muslim bin Al-haj Ibn Muslim Al-Qusyiriy Al-Naisaburiy (Al Muslim), Shahih Al Muslim, (Bairut; Dar al-fikr, t.t,,) Juz 8, h. 29. 27 Di dalam al-Qur’an juga diterangkan mengenai perbuatan dusta yaitu surat an-Nisa’Ayat 145 yang artinya: “Sesungguhnya orang-orang munafik itu (diletakkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekalikali tidak akan mendapat sesorang penolong bagi mereka”.10 Ditinjau dari ruh syari’at, menipu adalah membohongi, berlaku dusta adalah cirri munafik, munafik seperti dinyatakan dalam hadist Nabi SAW yang diriwayatkan oleh imam Bukhari: خ انًُبفك ثالث إرا حذثّٚ ٔصهى لبل ( آٛشحأٌ سصٕل اهلل صهٗ اهلل عهٚ ْشٙعٍ أث 11 )٘ كزة ٔإرا ٔعذ أخهف ٔإرا اؤتًٍ خبٌ)(سٔاِ انجخب س Artinya:” Abi Hurairah mengatakan bahwa Nabi SAW. Bersabda, “ tanda-tanda orang itu ada tiga: yaitu apabila dia berbicara dia berdusta, apabila berjanji dia inkar, apabila dia dipercaya dia khianat. (HR. Bukhari) Setidaknya ada 3 (tiga) ayat Al-Qur’an yang memotivasi adanya kegiatan notariat syariah, yaitu: 12 1. Surat Al-Baqarah ayat 282: ل َٔنَب ِ ْ َُ ُكىْ كَبتِتٌ ثِب ْنعَ ْذَٛكْ ُتتْ ثَٛ ْضًًّٗ فَبكْتُجُُِٕ َٔن َ م ُي ٍج َ ٍٍَْ ِإنَٗ أَُُْٚتىْ ثِذَٚ ٍَ آيَُُٕا إِرَا َتذَاَُِٚٓب اَّنزّٚ ََب أٚ َ ّتَكِ انَهَّّ سَ ّثَُّ َٔنَبْٛكُ َٔن ّ َِّْ انْحٛعَه َ ِ٘م اَّنز ِ ًِْهُٛ ْكْتُتْ َٔنَٛ َْكْ ُتتَ َكًَب عَّهًََ ُّ انهَّ ُّ َفهٚ ٌَْت أ ٌ ة كَب ِت َ َْأٚ ٌ ْ ِْئًب فَإَٛش يُُِّْ ش ْ خ َ ْجَٚ 10 Departemen Agama, Al-Qur’an Dan Terjemahanya, (Jakarta: CV Samara Mandiri, 1999), 11 Muhammad bin Ismail bin Ibrahim, Shahi’h Al-Bukhariy, (Beirut: D’ar al-Fikr 1981), Juz h. 147. 20, h. 248. 12 Saifuddin Arif, Notariat Syariah Dalam Praktik, jilid ke I hukum keluarga Islam (Jakarta:PT Galaksi Komunikasi Utama, 2011)., h.38-39. 28 Artinya “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu meng-imla-kan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan jangannlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur.” (Al-Baqarah : 282 ) Ayat di atas, berisi anjuran untuk menuliskan setiap transaksi yang dilakukan tidak secara tunai. Anjuran penulisan ini tentu saja dimaksudkan untuk dijadikan sebagai alat bukti seandainya pada suatu ketika terjadi perselisihan yang diakibatkan oleh sifat lupa manusia akan isi perjanjiannya atau karena kesengajaan salah satu pihak untuk berbuat curang kepada pihak lain. 2. Surat Al-Alaq ayat 1-5 عهَى َ ٘ )ا نّ ْز٣( أل ْكشَا ُو َ )إِ ْل َش ْأ َٔ ُس ُثكَ ا٢( ك ْ عَه َ ٌٍِْ ي َ أل َْضَب ِ خَهكَ ا َ )١( ك َ خَه َ ٘ ْ ك انَز َ اِ ْلشَأ ثِب صْ ِى َس ِث )٥(ْ ْعهَىَٚ ٌ يَب َن ْى َ ال َْضَب ِ عهَ َى ا َ )٤( ثِب نْ َمهَ ْى Artinya “(1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. (2) Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (3) Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. (4) yang mengajar (manusia)dengan perantaran kalam. (5) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinnya." Dalam surat ini menerangkan bahwa Dia menciptakan manusia dari benda yang hina dari sperma menjadi segumpal darah, kemudian memuliakannya dengan mengajarkan membaca, menulis dan memberi ilmu pengetahuan. Tetapi manusia tidak ingat lagi asalnya, karena dia tidak menysukuri nikmat Allah, 29 bahwa manusia bertindak melampaui batas melihat dirinya telah merasa serba cukup. Diantara kesimpulan surat ini, bahwa membaca dan menulis adalah dua kegiatan yang hanya dilakukan seseorang jika ingin sukses dan berhasil dalam hidupnya.13 Dalam tafsir ibnu abbas hakikat dari perintah Iqra’ pada ayat pertama ini adalah perintah untuk membaca basmallah dalam memulai melakukan sesuatu pekerjaan. 3. Surat Al-Qalam ayat 1 )١( ٌ َ ُٔطش ُض ْ َٚ ٌ َٔانْمَهَ ِى َٔيَب Artinya “Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis”14 Dari beberapa hadist dan ayat di atas terungkap bahwa praktik pemalsuan sudah terjadi dimasa awal Islam. Namun yang berkaitan dengan praktik pemalsuan akta otentik secara khusus memang belum ada, karena pada masa itu kenotariatan belum dikenal. Notaris merupakan pejabat umum yang ditunjuk oleh undang-undang dalam membuat akta otentik dan sekaligus notaris merupakan perpanjangan tangan pemerintah. Dalam menjalankan jabatannya notaris harus dapat bersikap professional dan mematuhi peraturan perundang-undangan serta menjunjung tinggi kode etik notaris. Notaris sebagai pejabat umum kepadanya dituntut tanggung jawab terhadap akta yang di buatnya, yakni tanggung jawab hukum dan tanggung jawab moral. Permasalaham ini adalah bagaimana 13 Arif, Notariat Syariah Dalam Praktik, jilid ke I hukum keluarga Islam., h.40. 14 Arif, Notariat Syariah Dalam Praktik., h.40-41. 30 pertanggung jawaban notaris terhadap akta otentik yang mengandung keterangan palsu, bagaimana sanksi yang diberikan kepada penghadap yang memberikan keterangan palsu dalam akta otentik, dan bagaimana akibat hukumnya terhadap akta otentik yang mengandung keterangan palsu.15 4. Dalil As-Sunnah “dari ubadah ibnu shamid ra, bahwasanya Nabi Muhammad SAW bersabda: “sesungguhnya pertama kali yang diciptakan oleh Allah adalah alkalam atau pena. Allah memerintahkan kepada pena “tulislah!”. Pena itu bertanya: “Ya Tuhan, apakah yang saya harus tuliskan? Allah menjawab: “tulislah segala sesuatu yang ada sampai dating hari kiamat.(HR Al-Baihaqi, Turmuzi, dan Abu Dawud) “dari Annas Ibnu Malik meriwayatkan bahwa Nabi bersabda: “ikatlah ilmu itu dengan tulisan. (HR Turmuzi, Ad darimi) 15 Zainuddin Ali, Hukum Pidana Islam, ( Jakarta: Sinar Grafika, 2007), h. 24. BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG AKTA OTENTIK DAN NOTARIS SELAKU PEJABAT UMUM A. Pengertian Akta Otentik Akta Otentik ialah akta yang dibuat oleh pejabat umum yang berwenang yang memuat atau menguraikan secara otentik sesuatu tindakan yang dilakukan atau suatu keadaan yang dilihat atau disaksikan oleh pejabat umum pembuat akta itu. Pejabat umum yang dimaksud adalah notaris, hakim, juru sita pada suatu pengadilan, pegawai pencatatan sipil, dan sebagainya. Suatu akta otentik mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna bagi para pihak beserta seluruh ahli warisnya atau pihak lain yang mendapat hak dari para pihak. Sehingga apabila suatu pihak mengajukan suatu akta otentik, hakim harus menerimanya dan menganggap apa yang dituliskan di dalam akta itu sungguh-sungguh terjadi, sehingga hakim itu tidak boleh memerintahkan penambahan pembuktian lagi.1 1 Artikel diakses pada 26 September 2013 dari internet di http://rahmadvai..com/2014/04/pengertian-dan-perbedaan-akta-otentik.html. 31 32 B. Pemalsuan Akta Otentik Kejahatan pemalsuan surat pada umumnya adalah berupa pemalsuan surat dalam bentuk pokok (bentuk standar) yang dimuat dalam pasal 264, yang merumuskan adalah sebagai berikut:2 (1) Pemalsuan surat diancam dengan pidana penjara paling lama delapan tahun, jika dilakukan terhadap: 1. Akta-akta otentik 2. Surat hutang atau sertifikat hutang dari sesuatu negara atau bagiannya ataupun dari suatu lembaga umum; 3. Surat sero atau hutang atau sertifikat sero atau hutang dari sesuatu perkumpulan, yayasan, perseroan atau maskapai; 4. Talon, tanda bukti dividen atau bunga dari salah satu surat yang diterangkan dalam 2 dan 3, atau tanda bukti yang dikeluarkan sebagai pengganti surat-surat itu; 5. Surat kredit atau surat dagang yang diperuntukkan untuk diedarkan (2) Diancam dengan pidana yang sama barang siapa dengan sengaja memakai surat tersebut dalam ayat pertama, yang isinya tidak sejati atau yang dipalsukan seolah-olah benar dan tidak dipalsu, jika pemalsuan surat itu dapat menimbulkan kerugian. 2 Darus Badrulzaman Mariam, KUHPerdata Buku III Hukum Perikatan Dengan Penjelasan, (Bandung: Alumni, 1996), h. 24. 33 Membuat surat palsu dapat berupa hal-hal berikut:3 1. Membuat surat palsu yang sebagian atau seluruh isi surat tidak sesuai atau bertentangan dengan kebenaran. Membuat surat palsu yang demikian disebut pemalsuan intelektual (intelectuale valschelijk). 2. Membuat surat palsu yang seolah-olah surat itu berasal dari orang lain selain si pembuat surat. Membuat surat palsu yang demikian ini disebut dengan pemalsuan materiil (materiele valschelijk). Palsunya surat atau tidak benarnya surat terletak pada asalnya atau si pembuat surat. Di samping isi dan asalnya sebuah surat disebut surat palsu, apabila tanda tangannya yang tidak benar. Hal ini dapat terjadi dalam hal misalnya: 1. Membuat dengan meniru tanda tangan seseorang yang tidak ada orangnya, seperti orang yang telah meninggal dunia atau secara fiktif (dikarang-karang): 2. Membuat dengan meniru tanda tangan orang lain baik dengan persetujuannya ataupun tidak. Sedangkan perbuatan memalsukan (versvalsen) surat adalah perbuatan mengubah dengan cara bagaimanapun oleh orang yang tidak berhak atas sebuah surat yang berakibat sebagian atau seluruh isinya menjadi lain/berbeda dengan isi surat semula.4 Tidak penting apakah dengan perubahan itu lalu isinya menjadi benar ataukah tidak ataukah bertentangan dengan kebenaran ataukah tidak, bila 3 4 Mariam, KUHPerdata Buku III Hukum Perikatan Dengan Penjelasan., h. 31. Lihat dalam Nina Tania Rahayu, Penerapan Sanksi Pidana Terhadap Notaris Sebagai Pejabat Umum, Universitas Indonesia Fakultas Hukum Program Studi Magister Kenotariatan (Depok: Juni, 2010), h.46. 34 perbuatan mengubah itu dilakukan oleh orang yang tidak berhak, pemalsuan surat telah terjadi. Orang yang tidak berhak itu adalah orang selain si pembuat surat. Sama halnya dengan membuat surat palsu, memalsukan surat dapat terjadi selain terhadap sebagian atau seluruh isi surat. Misalnya si pembuat dan yang bertanda tangan dalam surat yang bernama parikun, diubah tanda tangannya menjadi tanda tangan orang lain yang bernama parinun. Menurut Soenarto Soerodibroto, dalam hal ini ada suatu arrest HR (14-41913) yang menyatakan bahwa “barang siapa di bawah suatu penulisan membubuhkan tanda tangan orang lain sekalipun atas perintah dan persetujuan orang tersebut telah memalsukan tulisan itu” Perbedaan prinsip antara perbuatan membuat surat palsu dan memalsukan surat, adalah bahwa membuat surat palsu/membuat palsu surat sebelum perbuatan dilakukan belum ada surat, kemudian di buat suatu surat yang isinya sebagian atau seluruhnya adalah bertentangan dengan kebenaran atau palsu. Seluruh tulisan dalam tulisan itu dihasilkan membuat surat palsu. Surat yang demikian di sebut dengan surat palsu atau surat tidak asli.5 Tidak demikian dengan perbuatan memalsu surat. Sebelum perbuatan ini dilakukan, sudah ada sebuah surat disebut surat asli. Kemudian pada surat yang asli ini, terhadap isinya (termasuk tanda tangan dan nama si pembuat asli) 5 Rahayu, Penerapan Sanksi Pidana Terhadap Notaris Sebagai Pejabat Umum., h.50. 35 dilakukan perbuat memalsu yang akibatnya surat yang semula benar menjadi surat yang semula benar dan bertentangan dengan kebenaran atau palsu. Surat yang berisi suatu perikatan pada dasarnya adalah berupa surat yang karena perjanjian itu melahirkan hak. Misalnya surat jual beli melahirkan hak si penjual untuk menerima uang pembayaran harga benda, dan pembeli mempunyai hak untuk memperoleh atau menerima benda yang dibelinya.6 Begitu juga dengan surat yang berisi pembebasan hutang. Lahirnya pembebasan hutang pada dasarnya disebabkan karena dan dalam hubungannya dengan suatu perikatan. Misalnya suatu kwitansi yang berisi penyerahan sejumlah uang tertentu dalam hal dan dalam hubungannya dengan misalnya jual beli, hutang piutang dan lain sebagainya. C. Bentuk Dan Jenis Pemalsuan Akta Otentik Pada setiap tindak kejahatan terdapat banyak cara untuk melakukannya. Termasuk dalam kejahatan pemalsuan dokumen dan tanda tangan, pelakunya melakukan berbagai cara dalam melaksanakan tindak kejahatannya. Dalam kriminologi, setiap tindak kejahatan, walaupun memiliki tingkat variasi yang tinggi, namun akan selalu ada pola dan teknik yang akan muncul jika kejahatannya terus berulang. Setiap tindakan kejahatan, lambat laun akan memunculkan pola pengulangan yang bisa dipelajari sebagai pencegahan. Pola 6 Darus Badrulzaman Mariam, KUHPerdata Buku III, h. 41. 36 dan teknik kejahatan yang selalu muncul berulang-ulang, juga umum dikenal sebagai modus operandi.7 Dalam tindak kejahatan pemalsuan dokumen, ada berbagai macam modus pemalsuan, tergantung dari jenis dokumen dan juga tujuan si pelaku. Namun umumnya dalam jenis apapun modus pemalsuan dokumen, pelakunya sudah merencanakan dulu tindak kejahatannya. Dengan kata lain, pemalsuan dokumen bukanlah kejahatan insidentil seperti street crimes. Pemalsuan dokumen adalah kejahatan terencana. Secara niat dan perbuatan, pelakunya sudah merencanakan terlebih dahulu skema tindak kejahatannya.8 Kebenaran pada suatu atau akta otentik sendiri terdiri atas 4 macam, yaitu:9 1. Surat atau akta yang menimbulkan suatu hak 2. Surat atau akta yang menerbitkan suatu perikatan 3. Surat atau akta yang menimbulkan pembebasan utang 4. Surat atau akta yang dibuat untuk membuktikan suatu hal/keadaan tertentu. Dalam hal surat atau akta ini perbuatan yang dilarang terhadap 4 macam surat tersebut adalah perbuatan membuat surat palsu (valschelijk opmakeen) atau tindakan perbuatan memalsu (vervalsen). Perbuatan membuat surat palsu adalah suatu perbuatan atau tindakan membuat sebuah surat yang sebelumnya tidak 7 Kansil, Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata Hukum Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1986), 8 Kansil, Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata Hukum Indonesia, h. 92. h. 84. 9 I. G. Ray Widjaya, Merancang Suatu Kontrak Teori dan Praktek, (Bekasi: Kesaint Blanc, 2004), h. 26. 37 ada/belum ada, yang sebagian atau seluruh isinya palsu. Surat yang dihasilkan dari perbuatan ini disebut dengan surat palsu.10 Sementara perbuatan memalsu adalah segala wujud perbuatan apapun yang ditujukan pada sebuah surat yang sudah ada, dengan cara menghapus, mengubah atau mengganti salah satu isinya surat sehingga berbeda dengan surat semula. Surat ini disebut dengan surat yang dipalsu.11 Dua unsur perbuatan dan 4 unsur objek surat atau akta tersebut merupakan sesuatu yang bersifat alternative, dimana dalam mendalilkannya sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada pasal 263 KUHP harus dibuktikan salah satu wujud perbuatannya dan salah satu objek suratnya. Dimana, dalam proses pembuktiannya melalui dan dengan menggunakan hukum pembuktian sebagaimana telah diatur pada pasal 183 jo 184 KUHAP. Perbuatan membuat surat, adalah melakukan suatu perbuatan dengan cara apapun mengenai suatu surat atau akta misalnya akta kelahiran, sehingga menghasilkan sebuah akta kelahiran. Hal-hal yang harus dibuktikan mengenai perbuatan membuat ini antara lain, adalah wujud apa termasuk bagaimana caranya dari perbuatan membuat (misalnya menggunakan mesin cetak/ketik dan sebagainya), dan siapa yang melakukan wujud tersebut, berikut kapan waktunya (tempusnya) dan dimana lokasi atau terjadinya peristiwa tersebut (lokusnya).12 Dalam hal ini, semuanya 10 Widjaya, Merancang Suatu Kontrak Teori dan Praktek, h. 29. 11 Widjaya, Merancang Suatu Kontrak Teori dan Praktek, h. 38. 12 R. Subekti, Pokok-pokok Hukum Perdata, (Jakarta: Intermesa, 2003), h. 44. 38 harus jelas, artinya dapat dibuktikan tanpa keraguan sama sekali. Tidak cukup adanya fakta kedapatan peada seseorang, atau digunakan sebagai bukti oleh seseorang mengenai akta tersebut. Dalam hukum pembuktian tidak mengenal dan tidak tunduk pada anggapan, melainkan harus dibuktikan setidak-tidaknya memenuhi syarat minimal pembuktian. Hukum pembuktian dibuat untuk menjamin kepastian hukum dan keadilan bagi setiap orang di negara ini, dan untuk menghindari kesewenang-wenangan hakim dalam menjatuhkan suatu putusan atau vonis pada suatu perkara yang ditanganinnya.13 Pada pasal 183 KUHAP tentang syarat minimal pembuktian, menetapkan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menjatuhkan pidana, ialah syarat subjektif yang juga harus dilandasi syarat objektif. Harus ada suatu keyakinan hakim yang dibentuk berdasarkan minimal dua alat bukti yang sah. Dasar keyakinan hakim yang dibentuk atas dasar (objektif) minimal 2 alat bukti yang sah tersebut adalah hakim yakin tindak pidana telah terjadi, hakim yakin terdakwa tersebut yang telah melakukannya dan hakim yakin terdakwa telah bersalah dalam melakukan tindak pidana tanpa adanya hal-hal yang bisa memaafkan atau menghapuskan pidana. Oleh karena itu tidak cukup untuk membentuk keyakinan dari sekedar fakta bahwa, misalnya sebuah akta kelahiran yang diduga palsu kedapatan pada seseorang, atau fakta ada orang lain yang menyerahkannya kepada orang lain untuk melakukan suatu perbuatan hukum. Fakta yang seperti ini hanya sekedar 13 Widjaya, Merancang Suatu Kontrak, h. 48. 39 dapat dipakai sebagai bahan untuk membuat alat bukti petunjuk saja dan tidak membuktikan sebagai pelaku tindak pidana sebagaimana diatur pada pasal 263 KUHP. Terlebih lagi, untuk terbitnya sebuah akta kelahiran selalu melalui prosedur baku yang tidak mungkin dibuat oleh satu orang saja.14 Ada 2 syarat adanya surat asli dan tidak dipalsu dalam pasal 263 (1) atau (2), ialah:15 1. Perkiraan adanya orang yang terpedaya terhadap surat itu, dan 2. Surat itu dibuat memang untuk memperdaya orang lain. Arti dapat merugikan menurut ayat (1) maupun ayat (2) pasal 263. Istilah “dapat” adalah perkiraan yang dapat dipikirkan oleh orang yang normal. Ada perbedaan perihal “dapat merugikan” menurut ayat (1) dan menurut ayat (2). Perbedaannya, ialah surat palsu atau dipalsu menurut ayat (1) belum digunakan, sementara ayat (2) surat sudah digunakan. Oleh karena menurut ayat (2) surat sudah digunakan, maka hal kerugian menurut ayat (2) harus jelas dan pasti perihal pihak mana yang dirugikan dan kerugian berupa apa yang akan di derita oleh orang/pihak tertentu tersebut. Ada 2 pihak yang dapat menderita kerugian, ialah: (1) pihak/orang yang namanya disebutkan di dalam surat palsu tersebut, atau (2) pihak/orang siapa surat itu pada kenyataannya digunakan.16 Namun harus jelas bahwa perkiraan kerugian ini adalah akibat langsung dari 14 Widjaya, Merancang Suatu Kontrak., h. 51. 15 Widjaya, Merancang Suatu Kontrak, h.52. 16 Widjaya, Merancang Suatu Kontrak., h. 53. 40 penggunaannya. Artinya tanpa menggunakan surat palsu/dipalsu, kerugian itu tidak mungkin terjadi. D. Tugas, Wewenang, Dan Kewajiban Notaris Pasal 1 P.J.N tidak memberikan uraian yang lengkap mengenai tugas dan pekerjaan notaris. Dikatakan demikian, oleh karena selain untuk membuat aktaakta otentik, notaris juga ditugaskan untuk melakukan pendaftaran dan mensyahkan surat-surat/akta-akta yang dibuat dibawah tangan. Notaris juga memberikan nasehat hukum dan penjelasan mengenai undang-undang kepada pihak-pihak yang bersangkutan. Juga sebagaimana telah dikemukakan diatas, menurut kenyataannya tugas notaris bersamaan dengan perkembangan waktu telah pula berkembang sebagaimana itu sekarang ini. Tegasnya notaris sebagaimana menurut undang-undang dan notaris menurut yang sebenarnya dan tugas yang harus dijalankannya, yang diletakan kepadanya oleh undang-undang, sangat berbeda sekali dengan tugas yang dibebankan kepadanya oleh masyarakat didalam praktek, sehingga sulit untuk memberikan definisi yang lengkap mengenai tugas dan pekerjaan notaris.17 a. Wewenang Notaris Bersifat Umum Pertama sekali didalam pasal 1 PJN ditentukan, bahwa notaris berwenang untuk membuat akta mengenai semua perbuatan, perjanjian dan penetapan yang diharuskan oleh suatu peraturan umum atau oleh yang berkepentingan 17 G.H.S. Lumban Tobing, Peraturan Jabatan Notaris (Jakarta: Erlangga, 1980), h. 32. 41 dikehendaki untuk dinyatakan dalam suatu akta otentik. Dari bunyi pasal tersebut, bahwa wewenang notaris adalah “regel” (bersifat umum), sedangkan wewenang dari pejabat lain adalah “pengecualian”. Wewenang dari pejabat lainnya itu untuk membuat akta sedemikian hanya ada, apabila oleh undang-undang dinyatakan secara tegas, bahwa selain dari notaris, mereka juga turut berwenang membuatnya atau untuk pembuatan suatu akta tertentu mereka oleh undang-undang dinyatakan sebagai satu-satunya yang berwenang untuk itu.18 Pasal 15 ayat (1) UUJN menegaskan bahwa salah satu kewenangan notaris, yaitu membuat akta secara umum, hal ini disebut sebagai kewenangan umum notaris, dengan batasan sepanjang: 1. Tidak dikecualikan kepada pejabat lain yang ditetapkan oleh undang-undang. 2. Menyangkut akta yang harus dibuat atau berwenang membuat akta otentik mengenai semua perbuatan, perjanjian, dan ketatapan yang diharuskan oleh aturan hukum atau dikehendaki oleh yang bersangkutan. 3. Mengenai subjek hukum (orang atau badan hukum) untuk kepentingan siapa akta itu dibuat atau dikehendaki oleh yang berkepentingan. Menurut pasal 15 ayat (1) bahwa wewenang notaris adalah membuat akta, bukan membuat surat, seperti surat kuasa membebankan hak tanggungan (SKMHT) atau membuat surat lain, seperti surat keterangan waris (SKW). Ada beberapa akta otentik yang merupakan wewenang notaris dan juga menjadi wewenang pejabat atau instansi lain,yaitu: 18 Ibid.,h. 33. 42 1. Akta pengakuan anak di luar kawin (pasal 281 BW) 2. Akta berita acara kelalaian pejabat penyimpan hipotik (pasal 1227 BW) 3. Akta berita acara tentang penawaran pembayaran tunai dan konsinyansi (pasal 1405 dan 1406 BW). 4. Akta protes wesel dan cek (pasal 143 dan 218) 5. Surat kuasa membebankan hak tanggungan (SKMHT) – (pasal 15 ayat (1) undang-undang nomor 4 tahun 1996). Berdasarkan wewenang yang ada pada notaris sebagaimana tersebut dalam pasal 15 UUJN dan kekuatan pembuktian dari akta notaris, maka ada 2 (dua) kesimpulan, yaitu: 1. Tugas jabatan notaris adalah memformulasikan keinginan/tindakan para pihak ke dalam akta otentik, dengan memperhatikan aturan hukum yang berlaku. 2. Akta notaris sebagai akta otentik mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna, sehingga tidak perlu dibuktikan atau ditambah dengan alat bukti yang lainnya, jika ada orang/pihak yang menilai atau menyatakan bahwa akta tersebut tidak benar, maka orang/pihak yang menilai atau menyatakan tidak benar tersebut wajib membuktikan penilaian atau pernyataannya sesuai aturan hukum yang berlaku. 19 Kewenangan notaris, menurut pasal 15 UUJN adalah membuat akta otentik mengenai perbuatan, perjanjian dan ketetapan yang diharuskan oleh 19 Habib Adjie, Hukum Notaris Indonesia (Tafsir Tematik Terhadap UU No.30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris), (Bandung: Refika Aditama, 2009), h. 78-79. 43 peraturan perundang-undangan dan/atau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam akta otentik, menjamin kepastian tanggal pembuatan akta, menyimpan akta, memberikan grosse, salinan dan kutipan akta, semuanya itu sepanjang pembuatan akta-akta itu tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan oleh undangundang. Notaris memiliki wewenang pula untuk: 1. Mengesahkan tanda tangan dan menetapkan kepastian tanggal surat di bawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus. 2. Membukukan surat-surat di bawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus; 3. Membuat kopi dari asli surat-surat di bawah tangan berupa salinan yang memuat uraian sebagaimana ditulis dan digambarkan dalam surat yang bersangkutan; 4. Melakukan pengesahan kecocokan fotokopi dengan surat aslinya; 5. Memberikan penyuluhan hukum sehubungan dengan pembuatan akta; 6. Membuat akta yang berkaitan dengan pertanahan; atau 7. Membuat akta risalah lelang. Melalui pengertian notaris tersebut terlihat bahwa wewenang notaris adalah membuat akta otentik.20 b. Kewajiban Notaris 20 Abdul Ghofur Anshori, Lembaga Kenotariatan Indonesia Perspektif Hukum dan Etika, (Yogyakarta: UII Press, 2009), h. 15-16. 44 Kewajiban menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, diartikan sebagai sesuatu yang diwajibkan, sesuatu yang harus dilaksanakan atau dapat diartikan juga sebagai suatu keharusan.21 Sehingga kewajiban notaris adalah sesuatu yang harus dilaksanakan oleh notaris dalam menjalankan jabatannya, karena sudah menjadi suatu keharusan yang diwajibkan oleh undang-undang (UUJN). Kewajiban notaris melupakan sesuatu yang wajib dilakukan oleh notaris yang jika tidak dilakukan atau dilanggar, maka atas pelanggaran tersebut akan dikenakan sanksi terhadap notaris. Kewajiban tersebut diatur pada bab III pasal 16 dari UUJN, yaitu sebagai berikut.22 1. Dalam menjalan jabatannya, notaris berkewajiban: a. Bertindak jujur, seksama, mandiri, tidak berpihak, dan menjaga kepentingan pihak yang terkait dalam perbuatan hukum; b. Membuat akta dalam bentuk minuta akta dan menyimpannya sebagai bagian dari protocol notaris; c. Mengeluarkan grosse akta, salinan akta, atau kutipan akta berdasarkan minuta akta; d. Memberikan pelayanan sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang ini, kecuali ada alasan untuk menolaknya; 21 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), h. 1123. 22 Pasal 16 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris. 45 e. Merahasiakan segala sesuatu mengenai akta yang dibuatnya dan segala keterangan yang diperoleh guna pembuatan akta sesuai dengan sumpah/janji jabatan, kecuali undang-undang menentukan lain; f. Menjilid akta yang dibuatnya dalam 1 (satu) bulan menjadi buku yang memuat tidak lebih dari 50 (lima puluh) akta, dan jika jumlah akta tidak dapat dimuat dalam satu buku, akta tersebut dapat dijilid menjadi lebih dari saatu buku, dan tahun pembuatannya pada sampul setiap buku; g. Membuat daftar dari akta proses terhadap tidak dibayar atau tidak diterimanya surat berharga; h. Membuat daftar akta yang berkenaan dengan wasiat menurut urutan waktu pembuatan akta setiap bulan; i. Mengirimkan daftar akta sebagaimana dimaksud dalam huruf h atau daftar nihil yang berkenaan dengan wasiat ke daftar pusat wasiat departemen yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang kenotariatan dalam waktu 5 (lima) hari pada minggu pertama setiap bulan berikutnya; j. Mencatat dalam repertorium tanggal pengiriman daftar wasiat pada setiap akhir bulan; k. Mempunyai cap/stempel yang memuat lambing negara Republik Indonesia dan pada ruang yang melingkarinya dituliskan nama, jabatan dan tempat kedudukan yang bersangkutan; 46 l. Membacakan akta di hadapan penghadap dengan dihadiri oleh paling sedikit 2 (dua) orang saksi dan ditandatangani pada saat itu juga oleh penghadap, saksi, dan notaris m. Menerima magang calon notaris. 2. Menyimpan minuta akta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hruf b tidak berlaku, dalam hal notaris mengeluarkan akta dalam bentuk originali. 3. Akta originali sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah akta a. Pembayaran uang sewa, bunga dan pension b. Penawaran pembayaran tunai; c. Protes terhadap tidak dibayarnya atau tidak diterimanya surat berharga; d. Akta kuasa; e. Keterangan kepemilikan; atau f. Akta lainnya berdasrkan peraturan perundang-undangan. 4. Akta original sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dibuat lebih dari 1 (satu) rangkap. 5. Akta originali yang berisi kuasa yang belum diisi nama penerima kuasa hanya dapat dibuat dalam 1 (satu) rangkap. 6. Bentuk dan ukuran cap/stempel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf k ditetapkan dengan peraturan menteri. 7. Pembacaan akta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf I tidak wajib dilakukan, jika penghadap menghendaki agar akta tidak dibacakan karena penghadap telah membaca sendiri, mengetahui dan memahami isinya. 47 8. Jika salah satu syarat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf I dan ayat (7) tidak dipenuhi, akta yang bersangkutan hanya mempunyai kekuatan pembuktian sebagai akta di bawah tangan. 9. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (8) tidak berlaku untuk pembuatan akta wasiat.23 E. Akta-Akta Notaris Ada 2 (dua) jenis/golongan akta notaris,yitu: (1) akta yang dibuat oleh (door) notaris, biasa disebut dengan istilah akta relaas atau berita acara, (2) akta yang dibuat di hadapan (ten overstaan) notaris, biasa disebut dengan akta pihak atau akta partij. Akta-akta tersebut dibuat atas dasar permintaan para pihak/penghadap, tanpa adanya permintaan para pihak, sudah tentu akta tersebut tidak akan dibuat oleh notaris. Akta relaas akta yang dibuat oleh notaris atas permintaan para pihak, agar notaris mencatat atau menuliskan segala sesuatu hal yang dibicarakan oleh pihak berkaitan dengan tindakan hukum atau tindakan lainnya yang dilakukan oleh para pihak, agar tindakan tersebut dibuat atau dituangkan dalam suatu akta notaris. Dalam akta relaas ini notaris menulis atau mencatatkan semua hal yang dilihat atau didengar sendiri secara langsung oleh notaris yang dilakukan para pihak. Dan akta pihak adalah akta yang dibuat di hadapan notaris atas permintaan 23 Mahmud Mulyadi, Perlindungan Hukum Terhadap Notaris Indikator Tugas-Tugas Jabatan Notaris yang Berimplikasi Perbuatan pidana, (Jakarta: P.T SOFMEDIA, 2011), h. 40-43. 48 para pihak, notaris berkewajiban untuk mendengarkan pernyataan atau keterangan para pihak yang dinyatakan atau diterangkan sendiri oleh para pihak di hadapan notaris. Pernyataan atau keterangan para pihak tersebut oleh notaris dituangkan ke dalam akta notaris.24 Berbagai akta yang biasa atau sering dibuat dihadapan atau oleh notaris dalam menjalankan tugas jabatannya adalah sebagai berikut: 1. Akta-akta yang menyangkut hukum perorangan (personen recht), Burgerlijk Wetboek buku I, antara lain: a. Berbagai izin kawin baik dari orangtua ataupun kakek/nenek (harus otentik/pasal 71 BW) b. Pencabutan pencegahan perkawinan (harus otentik/pasal 70 BW) c. Berbagai perjanjian kawin berikut perubahannya (harus otentik/pasal 147, 148 BW dan sebagainya). d. Kuasa melangsungkan perkawinan (harus otentik/pasal 79 BW) e. Hibah yang berhubungan dengan perkawinan dan penerimaannya (harus otentik/pasal 176 dan 177 BW). f. Berbagai kuasa/bantuan suami kepada istrinya (pasal 108 dan 139 BW). g. Pembagian harta perkawinan setelah adanya putusan pengadilan tentang pemisahan harta (harus otentik/pasal 191 BW). h. Kuasa melepaskan harta campur (pasal 132 dan 133 BW) 24 Habib Adjie, Hukum Notaris Indonesia Tafsir Tematik Terhadap UU No.30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2009), h. 45. 49 i. Pemulihan kembali harta campur yang telah terpisah (harus otentik/pasal 196 BW). j. Syarat-syarat untuk mengadakan perjanjian pisah meja dan ranjang (pasal 237 BW). k. Perdamaian antara suami istri yang telah pisah meja dan ranjang (pasal 248 dan 249 BW). l. Keingkaran sahnya anak (pasal 253 dan 256 BW). m. Pengakuan anak luar kawin (harus otentik/pasal 281 BW) 2. Akta-akta yang menyangkut hukum kebendaan (zaken recht, Burgerlijk Wetboek buku II, antara lain: a. Berbagai macam jenis surat wasiat, termasuk di antaranya penyimpanan wasiat umum, wasiat pendirian yayasan, wasiat umum, wasiat pemisahan dan pembagian harta peninggalan, pengangkatan pelaksana wasiat dan pengurusan harta peninggalan dan pencabutannya (harus otentik/pasal 874 dan seterusnya BW) b. Berbagai kuasa yang menyangkut warisan, seperti kuasa keterangan menimbang, menerima secara terbatas, menolak harta peninggalan (pasal 1023 dan sebagainya 1044 dan seterusnya BW) c. Berbagai akta pemisahan dan pembagian harta peninggalan/warisan (dalam berbagai hal harus otentik/pasal1066 dan seterusnya BW) d. Pencatatan harta peninggalan (pasal 1073 BW) e. Jaminan kebendaan gadai (pasal 1150 dan seterusnya BW) 50 f. Jaminan kebendaan hipotik (harus otentik/pasal 1162 dan seterusnya 1171, 1195 dan 1196 BW juncto peraturan agrarian). 3. Akta-akta yang menyangkut hukum perikatan (verbintenissen recht), Burgerlijk Wetboek buku III, antara lain: a. Berbagai macam/jenis jual beli (pasal 1457 dan seterusnya BW), untuk tanah dengan PPAT. b. Berbagai macam/jenis tukar menukar (Pasal 1541 dan seterusnya bw), untuk tanah dengan akta PPAT. c. Berbagai macam/jenis sewa-menyewa (Pasal 1548 dan seterusnya BW) d. Macam-macam perjanjian perburuhan/hubungan kerja (Pasal 1601 dan seterusnya BW) e. Aneka perjanjian pemborongan pekerjaan (Pasal 1064 dan seterusnya BW) f. Rupa-rupa persekutuan/perseroan (maatschap) (Pasal 1618 dan seterusnya BW) g. Berbagai jenis perkumpulan (Pasal 1653 dan seterusnya BW) h. Berbagai hibah (Pasal 1666 dan seterusnya BW), untuk tanah dengan akta PPAT (harus otentik/Pasal 1682 BW) i. Rupa-rupa penitipan barang (pasal 1964 dan seterusnya BW) j. Aneka perjanjian tentang pinjam pakai (Pasal 1740 dan seterusnya BW) k. Berbagai perjanjian pinjam-meminjam/kredit/hutang uang dan sebagainya (Pasal 1754 dan seterusnya BW) 51 l. Rupa-rupa pemberian kuasa, khusus maupun umum (Pasal 1792 dan seterusnya BW) m. Penanggung utang/jaminan peribadi (Pasal 1820 BW) n. Perdamaian dalam berbagai masalah (Pasal 1851 dan seterusnya BW) o. “seribu satu” (tidak terduga banyaknya macam kontrak inominat atas dasar Pasal 1338 Jis Pasal 1319, 1233, dan seterusnya serta 1313 dan seterusnya BW) 4. Akta-akta yang menyangkut hukum dagang/perusahaan (Wetboek van Koophandel dan lain-lain), antara lain: a. Berbagai perseroan (Maatschap, Firma, Comanditair Vennotschap, Perseroan Terbatas biasa, Penanaman Modal Dalam Negeri dan Penanaman Modal Asing, Persero, Perseroan Indonesia atas Saham, baik pendirian, perubahan, pembukuan maupun pembubarannyaserta gabungan beberapa perusahaan atau merger dan lain sebagainya. b. Protes non pembayaran/akseptasi (harus otentik/Pasal 132 dan 143 WvK) c. Berbagai perantara dagang, seperti perjanjian keagenan dagang dan kontrak perburuhan dengan pedagang keliling. d. Akta-akta yang menyangkut badan-badan social atau kemanusiaan (zedelijke lichamen), seperti perkumpulan yayasan (harus/bisa otentik) dan wakaf.25 25 Abdul Ghofur Anshori, Lembaga Kenotariatan Indonesia Perspektif Hukum dan Etika, (Yogyakarta: UII Press, 2009), h. 23-25. 52 F. Asas-Asas Pelaksanaan Tugas Jabatan Notaris Asas aau prinsip merupakan sesuatu yang dapat dijadikan sebagai alas, dasar, tumpuan, tempat untuk menyandarkan sesuatu, mengembalikan sesuatu hal yang hendak dijelaskan. Asas hukum mengandung nilai-nilai dan tuntutantuntutan etis, sehingga ia merupakan jembatan antara peraturan-peraturan hukum dengan cita-cita social dan pandangan etis masyarakatnya. Melalui asas hukum ini, peraturan-peraturan hukum berubah sifatnya menjadi bagian dari suatu tatanan etis26 Dalam asas-asas pemerintahan yang baik (AUPB) dikenal asas-asas sebagai berikut 1. Asas persamaan; 2. Asas kepercayaan; 3. Asas kepastian hukum; 4. Asas kecermatan; 5. Asas pemberian alasan; 6. Larangan penyalah gunaan wewenang; 7. Larangan bertindak sewenang-wenang. Untuk kepentingan pelaksanaan tugas jabatan notaris, ditambah dengan asas proporsionalitas dan asas profesionalitas. Asas-asas tersebut dapat diadopsi 26 Mulyadi, Perlindungan Hukum Terhadap Notaris Indikator Tugas-Tugas Jabatan Notaris yang Berimplikasi Perbuatan pidana, h. 21. 53 sebagai asas-asas yang harus dijadikan pedoman dalam menjalankan tugas jabatan notaris, sebagai asas-asas pelaksanaan tugas jabatan notaris yang baik, dengan substansi dan pengertian untuk kepentingan notaris, sebagai berikut; 1. Asas Persamaan Sesuai dengan perkembangan jaman, institusi notaris telah menjadi bagian dari masyarakat Indonesia, dan dengan lahirnya UUJN semakin meneguhkan institusi notaris. Dalam memberikan pelayanan kepada msyarakat tidak membeda-bedakan satu dengan lainnya berdasarkan keadaan social-ekonomi atau alasan lainnya. Alasan-alasan seperti ini tidak dibenarkan untuk dilakukan oleh notaris dalam melayani masyarakat, hanya alasan hukum yang dapat dijadikan dasar bahwa notaris dapat tidak memberikan jasa kepada yang menghadap notaris. Bahkan dalam keadaan tertentu notaris wajib memberikan jasa hukum di bidang kenotariatan secara cuma-cuma kepada yang tidak mampu (Pasal 37 UUJN). 2. Asas Kepercayaan Jabatan notaris merupakan jabatan kepercayaan yang harus selaras dengan mereka yang menjalankan tugas jabatan notaris sebagai orang yang dapat dipercaya. Notaris sebagai jabatan kepercayaan tidak berarti apa-apa, jika ternyata mereka yang menjalankan tugas jabatan sebagai notaris sebagai orang yang tidak dapat dipercaya, sehingga hal tersebut, antara jabatan notaris dan pejabatnya (yang menjalankan tugas jabatan notaris) harus sejalan bagaikan dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. 54 Notaris sebagai jabatan kepercayaan wajib untuk menyimpan rahasia mengenai akta yang dibuatnya dan keterangan/pernyataan para pihak yang diperoleh dalam pembuatan akta, kecuali undang-undang memerintahkannya untuk membuka rahasia dan memberikan keterangan/tersebut kepada pihak yang memintannya. Tindakan seperti ini merupakan suatu kewajiban notaris berdasarkan ketentuan Pasal 4 ayat (2) UUJN dan Pasal 16 ayat (1) huruf e UUJN. Jika ternyata notaris sebagai saksi atau tersangka, tergugat ataupun dalam pemeriksaan oleh majelis pengawas notaris membuka rahasia dan memberikan keterangan pernyataan yang seharusnya wajib dirahasiakan, sedangkan undang-undang tidak memerintahkannya, maka aras pengaduan pihak yang merasa dirugikan kepada pihak yang berwajib dapat diambil tindakan terhadap notaris tersebut, notaris seperti ini dapat dikenakan Pasal 22 ayat (1) KUHP, yaitu membongkar rahasia, padahal notaris berkewajiban untuk menyimpannya. 3. Asas Kepastian Hukum Notaris dalam menjalankan tugas jabatannya wajib berpedoman secara normatif kepada aturan hukum yang berkaitan dengan segala tindakan yang akan diambil untuk kemudian dituangkan dalam akta.bertindak berdasarkan aturan hukum yang berlaku akan memberikan kepastian kepada para pihak, bahwa akta yang dibuat di hadapan atau oleh notaris yelah sesuai dengan aturan hukum yang berlaku, sehingga jika terjadi permasalahan, akta notaris dapat dijadikan pedoman oleh para pihak. 55 4. Asas Kecermatan Notaris dalam mengambil suatu tindakan harus dipersiapkan dan didasarkan pada aturan hukum yang berlaku. Meneliti semua bukti yang diperlihatkan kepada notaris dan mendengarkan keterangan atau pernyataan para pihak wajib dilakukan sebagai bahan dasar untuk dituangkan dalam akta. Asas kecermatan ini merupakan penerapan dari Pasal 16 ayat (1) huruf a, antara lain dalam menjalankan tugas jabatannya wajib bertindak seksama. 5. Asas Pemberian Alasan Setiap akta yang dibuat di hadapan atau oleh notaris harus mempunyai alasan dan fakta yang mendukung untuk akta yang bersangkutan atau ada pertimbangan hukum yang harus dijelaskan kepada para pihak/penghadap. 6. Larangan Penyalahgunaan Wewenang Pasal 15 UUJN merupakan batas kewenangan notaris dalam menjalankan tugas jabatannya. Penyalahgunaan wewenang yaitu suatu tindakan yang dilakukan oleh notaris di luar dari wewenang yang telah ditentukan. Jika notaris membuat suatu tindakan di luar wewenang yang telah ditentukan, maka tindakan notaris dapat disebut sebagai tindakan penyalahgunaan wewenang.jika tindakan seperti merugikan para pihak, maka para pihak yang merasa dirugikan dapat menuntut notaris. 7. Larangan Bertindak Sewenang-wenang Notaris dalam menjalankan tugas jabatannya dapat menentukan, tindakan para pihak dapat dituangkan dalam bentuk akta notaris atau tidak. 56 Sebelum sampai pada keputusan seperti itu, notaris harus mempertimbangkan dan melihat semua dokumen yang diperlihatkan kepada notaris. Dalam hal ini notaris mempunyai peranan untuk menentukan suatu tindakan dapat dituangkan dalam bentuk akta atau tidak, dan keputusan yang diambil harus didasarkan pada alasan hukum yang harus dijelaskan kepada para pihak.27 27 Adjie, Hukum Notaris Indonesia Tafsir Tematik Terhadap UU No.30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris, h. 33-38. BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF TERHADAP PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG No. 1568 K/Pid/2008 TENTANG PEMALSUAN AKTA OTENTIK OLEH NOTARIS A. Kronologi Perkara Terdakwa notaris dalam kasus pemalsuan akta otentik ini adalah AMBAR PAWITRI, SH. Lahir di Sidoarjo, umur 47 tahun, jenis kelamin perempuan, bertempat tinggal Jl. Bromo No. 11 Kota Malang, beragama Islam, kewarganegaraan Indonesia, pekerjaan Notaris.1 Terdakwa AMBAR PAWITRI, SH. Pada hari dan tanggal yang sudah tidak dapat ditentukan lagi dengan pasti antara bulan juni dan juli 2003 atau setidak-tidaknya disekitar waktu itu dalam tahun 2003 bertempat di kantor terdakwa di Jl. Bromo No.11 Kota Malang atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Malang, terdakwa telah membuat secara tidak benar atau memalsu surat otentik yang dapat menimbulkan sesuatu hak, perikatan atau pembebasan hutang, atau yang diperuntukkan sebagai bukti daripada sesuatu hal, dengan maksud memakai atau menyuruh orang lain pakai surat tersebut seolah-olah isinya benar dan tidak 1 Direktori Putusan, Putusan No: 1568k/Pid/2008, diakses pada tanggal 20 April 2014, dari putusan.mahkamahagung.go.id, h. 1. 57 58 dipalsu, adapun perbuatan tersebut dilakukan dengan cara antara lain sebagai berikut: Sertifikat SHM yang telah berada di tangan terdakwa karena diminta oleh saksi ENDANG WAHYUNI dan saksi DEWI NURMAYA untuk dibuatkan akta jual beli dan balik nama ternyata oleh terdakwa dibuatkan surat peralihan hak atau jual beli dari pemilik semula yakni saksi Ir. IRWAN kepada karyawan-karyawan terdakwa sendiri yakni saksi YOYOK SUNARYO, SOETRISNO dan saksi SINTHA DEWI ARTHARINI, dimana saksi YOYOK maupun saksi SINTHA tidak pernah melakukan pembelian tanah ataupun villa dengan Ir. IRWAN namun terdakwa telah membuat peralihan hak atau akta jual beli yang isinya tidak benar seolah-olah telah terjadi jual beli antara nama-nama karyawannya dengan pemilik tanah semula yakni Ir. IRWAN, sebagaimana saksi SINTHA memang telah diminta untuk menandatangani akte jual beli namun saksi SINTHA sendiri tidak pernah membeli ataupun tidak tahu nama penjualnya siapa.2 Begitu pula yang terjadi pada saksi YOYOK, seperti AJB No. 164/11X/FS-BATU/2002 tanggal 02 september 2002 adalah tidak benar karena saksi SINTHA masuk bekerja pada terdakwa barulah tahun 2003, begitu juga dengan AJB No. 7/1-1/FS-BATU/2002 tanggal 22 januari 2002 dimana isinya juga tidak benar karena saksi YOYOK barulah masuk bekerja pada terdakwa tahun 2003, untuk semua surat-surat yang isinya tidak benar itu yang membuat adalah 2 Direktori Putusan, Putusan No: 1568k/Pid/2008, diakses pada tanggal 20 April 2014, dari putusan.mahkamahagung.go.id, h.2. 59 terdakwa dan untuk kepentingan terdakwa sendiri yang dikatakannya pada saat itu adalah untuk membantu klien terdakwa, dari surat yang isinya tidak benar atau dipalsu itulah dapatnya terdakwa untuk mengajukan kredit pada bank/BPR MULYO SRI REJEKI di Wlingi-Blitar, atas perbuatan terdakwa yang telah membuat akta jual beli yang isinya tidak benar itulah maka saksi DEWI NURMAYA dan saksi ENDANG WAHYUNI merasa dirugikan karena hingga kini sertifikat-sertifikat yang mereka miliki tersebut belum dapat dikuasainya.3 Dari surat-surat akta jual beli palsu yang dibuat oleh terdakwa itu selanjutnya terdakwa mengajukan surat-surat itu sebagai jaminan hutang kepada BPR MULYO SRI REJEKI untuk mendapatkan pinjaman uang dengan cara meminta tanda tangan saksi YOYOK dan SINTHA untuk menandatangani blanko kosong pengajuan kredit kepada BPR.4 dimana antara saksi yoyok dan saksi sintha sendiri tidak pernah mengajukan kredit kepada BPR tersebut, setelah diajukan kredit dengan jaminan sertifikat-sertifikat yakni untuk SHM No. 00995 atas tanah seluas 311M menggunakan nama SOETRISNO dengan jaminan kredit sebesar Rp. 40.000.000,- tanggal 24 februari 2003 dalam jangka waktu tempo selama 3 bulan, sedang SHM No.00994 atas tanah seluas 47 M dengan menggunakan nama SINTHA DEWI ARTHARINI sebesar Rp. 35.000.000,tanggal 10 juni 2003 dalam jangka waktu tempo 3 bulan, dimana para saksi yang 3 Direktori Putusan, Putusan No: 1568k/Pid/2008, diakses pada tanggal 20 April 2014, dari putusan.mahkamahagung.go.id, h.2. 4 Direktori Putusan, Putusan No: 1568k/Pid/2008, diakses pada tanggal 20 April 2014, dari putusan.mahkamahagung.go.id, h.3. 60 telah mengajukan pinjaman itu tidak pernah menerima uang sebagaimana permohonan kredit yang diajukannya melainkan keseluruh uang itu diterima oleh terdakwa sendiri sehingga pemakaian surat-surat itu menimbulkan kerugian baik pada saksi DEWI NURMAYA dan saksi ENDANG sebagai pemilik sertifikat yang hendak dibuatkan akta jual beli dan balik nama maupun kerugian pada saksi YOYOK dan SINTHA dimana nama-nama merekalah yang seolah-olah telah mengajukan pinjaman dengan akta jual beli yang telah dibuatkan oleh terdakwa hingga dapatnya disetujui pinjaman yang diajukan tersebut yang keseluruhannya hanyalah untuk kepentingan terdakwa sendiri.5 Akibat dari perbuatan terdakwa AMBAR PAWITRI, SH, jaksa penuntut umum Kejaksaan Negeri Malang menuntut terdakwa AMBAR PAWITRI dengan:6 1. Menyatakan terdakwa AMBAR PAWITRI, SH bersalah melakukan tindak pidana “memalsu surat otentik dan memakainya serta melakukan penggelapan dalam jabatannya” sebagaimana diatur dalam pasal 264 ayat (1) KUHP dan pasal 264 ayat (2) KUHP serta pasal 374 jo pasal 65 ayat (1) KHUP dalam surat dakwaan. 5 Direktori Putusan, Putusan No: 1568k/Pid/2008, diakses pada tanggal 20 April 2014, dari putusan.mahkamahagung.go.id, h.4. 6 Direktori Putusan, Putusan No: 1568k/Pid/2008, diakses pada tanggal 20 April 2014, dari putusan.mahkamahagung.go.id, h.9. 61 2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa AMBAR PAWITRI, SH dengan pidana penjara selama 4 (empat) tahun potong tahanan dengan perintah terdakwa ditahan. 3. Menyatakan barang bukti berupa: a. 2 buah SHM No.00991 dan 00995 dikembalikan kepada saksi R. Ayu Endang Wahyuni DW. b. 3 buah SHM No.1353,1244 dan 1246 dikembalikan kepada saksi Ir. Dewi Nurmaya. 4. Menetapkan agar terdakwa dibebani biaya perkara sebesar Rp. 1.000 ,-7 B. Putusan Pengadilan Pada bagian ini, penulis akan mencoba memaparkan putusan pengadilan tingkat awal, maupun pengadilan tingkat kasasi. 1. Putusan Pengadilan Negeri Malang No. 549/Pid.B/2005 Pada tuntutannya, jaksa penuntut umum memohon kepada hakim untuk menyatakan terdakwa AMBAR PAWITRI, SH bersalah melakukan tindak pidana “memalsu surat otentik dan memakainya serta melakukan penggelapan dalam jabatannya” sebagaimana diatur dalam pasal 264 ayat (1) KUHP dan pasal 264 ayat (2) KUHP serta pasal 374 jo pasal 65 ayat (1) KHUP. Dan menjatuhkan pidana terhadap terdakwa AMBAR PAWITRI, SH dengan pidana penjara selama 4 (empat) tahun. 7 Direktori Putusan, Putusan No: 1568k/Pid/2008, diakses pada tanggal 20 April 2014, dari putusan.mahkamahagung.go.id, h.10. 62 Maka pada tanggal 27 november 2006, hakim Pengadilan Negeri Malang membacakan amar putusan yang mana amar putusannya sebagai berikut: 1. Menyatakan terdakwa AMBAR PAWITRI, SH telah terbukti sah dan meyakinkan, melakukan tindak pidana a. Pemalsuan surat authentiek ; b. Pemalsuan surat hutang ; c. Penggelapan barang karena jabatannya 2. Menghukum oleh karena itu dengan pidana penjara selama 3 (tiga) tahun; 3. Menetapkan bahwa lamannya masa penahanan yang telah dijalani oleh terdakwa, dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan; 4. Menyatakan barang bukti berupa; 2 (dua) SHM, masing-masing No.00991 dan 00995 dikembalikan kepada saksi R. Ayu Endang Wahyuni DW, 3 (tiga) SHM, masing-masing No.1353,1244 dan 1246 dikembalikan kepada saksi Ir. Dewi Nurmaya 5. Membebankan biaya perkara sebesar Rp. 1.000,- (seribu rupiah) kepada terdakwa. 2. Putusan Pengadilan Tinggi Surabaya No. 234/PID/PT.SBY Pada tingkat pengadilan tinggi Surabaya, sebelum hakim memberikan putusan maka harus mempertimbangkan beberapa hal terlebih dahulu. Pertama hakim dapat menerima permintaan banding jika penuntut umum mengajukan sesuai dengan cara yang diatur oleh undang-undang. Kedua, penuntut umum 63 harus mengajukan memori banding dan terdakwa mengajukan kontra memori banding kepada pengadilan tinggi Surabaya. Berdasarkan pertimbangan majelis hakim, maka pengadilan tinggi Surabaya telah memutuskan, menguatkan putusan pengadilan negeri malang tanggal 27 November 2006 No.549/pid.B/2005/PN.Mlg. dan terdakwa AMBAR PAWITRI, SH tetap dinyatakan bersalah secara sah dan meyakinkan, melakukan tindak pidana pemalsuan surat authentiek, pemalsuan surat hutang dan penggelapan barang karena jabatannya. Menghukum oleh karena itu dengan pidana penjara selama 3 (tiga) tahun Berdasarkan pasal 241 KUHAP putusan pada tingkat pengadilan tinggi dapat berupa puttusan yang menguatkan, mengubah atau memperbaiki putusan dan dapat juga membatalkan putusan pengadilan negeri.8 Jadi dalam perkara ini putusan yang dijatuhkan terhadap terdakwa adalah putusan yang menguatkan putusan pengadilan negeri dan sudah sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. 3. Putusan Kasasi Mahkamah Agung (No.1568 K/Pid/2008) Sebelum memberikan keputusan terhadap pemohon kasasi (Ambar Pawitri, SH), hakim harus mempertimbangkan dahulu alasan-alasan yang diajukan oleh pemohon kasasi. Alasan-alasan tersebut diajukan karena penerapan hukum tidak diterapkan atau diterapkan tidak sebagaimana mestinya dan tidak 8 Harun M husin, Kasasi Sebagai Upaya Hukum,(Jakarta: PT. Sinar Grafika,1992), h.35. 64 sesuai dengan judex facti. Alasan yang diajukan oleh pemohon kasasi adalah sebagai berikut: Pertama, bahwa putusan judex facti di atas yang telah menguatkan putusan Pengadilan Negeri Malang No.549/Pid.B/2005?PN.MIg, tanggal 27 november 2006 telah salah menerapkan hukum atau tidak menerapkan hukum sebagaimana mestinya, dengan uraian sebagai berikut : Pada tanggal 24 Juni 2002, pemohon kasasi menerima penyerahan 14 SHM atas nama Ir. Irwan dari saksi pelapor Ny. R. Ayu Endang Wahyuni DW untuk dibuatkan akta jual beli dan dibalik nama. Dari 14 SHM tersebut, 7 (tujuh) SHM telah selesai pengurusannya, 1 (satu) SHM yaitu No.01003 telah diambil oleh saksi H.Kris Irianto, SH., sedangkan 6 (enam) SHM belum selesai pengurusannya. Dari 6 (enam) SHM yang belum selesai pengurusannya tersebut, 2 (dua) SHM yaitu No.00991 dan No.00995 oleh pemohon kasasi telah diserahkan kepada penyidik dan disita sebagai barang bukti, 1 (satu) SHM No.00994 dipegang oleh Ny. Samsi, pemilik BPR mulyo sri rejeki sebagai jaminan hutang, 1 (satu) SHM yaitu No.01002 dipegang oleh Ny. Tjandra Mierawati als. Nonong sebagai jaminan hutang dan 2 (dua) SHM, yaitu No.0090 dan No.00996 dipegang oleh Ny.Fifi Setyawati sebagai jaminan hutang Pemohon kasasi telah melunasi hutang-hutangnya baik kepada Ny.Samsi, kepada saksi Ny. Tjandra Mierawati (nonong) maupun kepada Ny. Fifi Setyawati, 65 tapi SHM-SHM jaminan tersebut sampai sekarang tidak dikembalikan kepada pemohon kasasi.9 Kedua, bahwa putusan judex facti di atas yang telah menguatkan putusan Pengadilan Negeri Malang No.549/Pid.B/2005?PN.MIg, tanggal 27 november 2006 telah salah menerapkan hukum atau tidak menerapkan hukum sebagaimana mestinya, dengan uraian sebagai berikut : Bahwa pada dasarnya surat dakwaan jaksa penuntut umum haruslah memenuhi ketentuan yang diatur oleh undang-undang, yakni memenuhi syarat formil maupun syarat materiil surat dakwaan sebagaimana diatur dalam ketentuan pasal 143 ayat (2) huruf a dan b KUHAP adalah : penuntut umum membuat surat dakwaan yang diberi tanggal dan ditanda tangani serta berisi : A.Nama Lengkap, Tempat Lahir, Umur dan Tanggal Lahir, Jenis Kelamin, Kebangsaan, Tempat Tanggal Lahir, Agama dan Pekerjaan Tersangka. B. Uraian secara cermat, Jelas dan Lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan dengan menyebut waktu dan tempat tindak pidana itu dilakukan. Selanjutnya pasal 143 ayat (3) KUHAP menegaskan sebagai berikut : surat dakwaan yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP, batal demi hukum. 9 Direktori Putusan, Putusan No: 1568k/Pid/2008, diakses pada tanggal 20 April 2014, dari putusan.mahkamahagung.go.id, h. 11-12. 66 Terhadap syarat formil surat dakwaan jaksa penuntut umum, kami tidak keberatan karena surat dakwaan jaksa penuntut umum telah memenuhi ketentuan pasal 143 ayat (2) huruf a KUHAP. Sedangkan terhadap syarat materiil kami sangat keberatan karena surat dakwaan jaksa penuntut umum tidak berisikan uraian cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan kepada pemohon kasasi.10 Ketiga, bahwa putusan judex facti di atas yang telah menguatkan putusan Pengadilan Negeri Malang No.549/Pid.B/2005?PN.MIg, tanggal 27 November 2006 adalah putusan yang tidak cukup pertimbangannya.11 Mengenai alasan-alasan ke 1 sampai 3 bahwa alasan-alasan tersebut tidak dapat dibenarkan, oleh karena putusan judex facti / pengadilan tinggi yang menguatkan putusan Pengadilan Negeri telah tepat dan benar atau tidak salah menerapkan hukum. Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, lagi pula ternyata, putusan judex facti dalam perkara ini tidak bertentangan dengan hukum dan/atau undang-undang, maka permohonan kasasi tersebut harus ditolak; 10 Direktori Putusan, Putusan No: 1568k/Pid/2008, diakses pada tanggal 20 April 2014, dari putusan.mahkamahagung.go.id, h. 14-15. 11 Direktori Putusan, Putusan No: 1568k/Pid/2008, diakses pada tanggal 20 April 2014, dari putusan.mahkamahagung.go.id,,h. 19. 67 C. Analisis Hukum Islam Terhadap Putusan Mahkamah Agung No. 1568 K/Pid/2008 Apabila melihat putusan hukum hakim Mahkamah Agung yang memberikan putusan menolak permohonan kasasi terdakwa Ambar Pawitri, sebelum hakim memutuskan, dalam proses pembuktian hakim mempertimbangkan beberapa alasan-alasan, maka menurut penganalisaan hukum pidana Islam bahwa putusan yang yang dijatuhkan terhadap terdakwa Ambar Pawitri sesuai dalam kasus pidana Islam, seseorang yang melakukan jarimah pemalsuan akta otentik dapat dikenakan hukuman takzir. Dan apabila melihat pasal - pasal yang diberikan terhadap terdakwa yang terbukti melakukan tindak pidana pemalsuan akta otentik, pemalsuan surat hutang dan penggelapan barang karena jabatannya sudah terpenuhi. Dan ini juga yang terjadi pada masa Khalifah Umar Ibn Al-Khatab yakni adanya kesesuaian antara tindak pidana pemalsuan akta otentik yang dilakukan notaris dengan tindak pidana pemalsuan stempel, maka tindakan Khalifah Umar Ibn Al-khatab yang pernah memberikan hukuman terhadap Mu’an Ibn Aidah, sebagai pelaku jarimah pemalsuan stempel Bail al-maal cukup untuk dijadikan landasan hukuman larangan terhadap tindak pidana pemalsuan akta otentik oleh notaris tersebut. Karena tindakan pemberian hukuman oleh Khalifah Umar Ibn Al-khatab terhadap pemalsuan tersebut menunjukan bahwa setiap perbuatan memalsukan adalah merupakan perbuatan yang dilarang, termasuk kedalam perbuatan dusta, penipuan dan mengelabui. Perbuatan menipu dan mengelabui 68 merupakan perbuatan zalim yang dapat merugikan orang lain, oleh karenanya harus diberikan hukuman bagi siapa saja yang melakukannya. Berdasarkan putusan Mahkamah Agung tersebut, maka penulis dapat mengambil sebuah kesimpulan, yaitu putusan yang diberikan sesuai, jika kita melihat dari hukum pidana Islam. Dimana seharusnya terdakwa dapat dikenakan hukuman takzir atas perbuatan pemalsuan akta otentik tersebut, hukuman yang diberikan dapat berupa hukuman penjara dan kurungan, hal ini berdasarkan atas tindakan Khalifah Umar Ibn Al-khatab terhadap Mu’an Ibn Zaidah yang memalsukan stempel Bait al-Almaal. Demikian pula terhadap tindak pemalsuan Al-Quran, Khalifah Umar Ibn Al-Khatab mengasingkan Ma’an Ibn Zaidah setelah sebelumnya dikenakan hukuam takzir. D. Analisis Hukum Positif Terhadap Putusan Mahkamah Agung No. 1568 K/Pid/2008 Apabila melihat putusan hukum hakim Mahkamah Agung yang memberikan putusan menolak permohonan kasasi dari pemohon kasasi/terdakwa Ambar Pawitri, SH, di mana di dalam proses pembuktian hakim mempertimbangkan alasan-alasan yang diajukan oleh pemohon kasasi, bahwa alasan-alasan tersebut tidak dapat dibenarkan, oleh karena putusan judex facti/Pengadilan Tinggi yang menguatkan putusan Pengadilan Negeri telah tepat dan benar atau tidak salah menerapkan hukum dan alasan kasasi tersebut mengenai penilaian hasil pembuktian yang bersifat penghargaan tentang suatu 69 kenyataan, halmana tidak dapat dipertimbangkan dalam pemeriksaan pada tingkat kasasi, karena pemeriksaan dalam tingkat kasasi hanya berkenaan dengan tidak diterapkannya suatu peraturan hukum atau peraturan hukum tidak diterapkan sebagaimana mestinya, atau apakah cara mengadili tidak dilaksanakan menurut ketentuan undang-undang dan apakah pengadilan telah melampaui batas wewenangnya, sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 253 KUHAP (undangundang nomor 8 tahun 1981).12 Memperhatikan pasal 264 ayat (1) KUHP, pasal 264 ayat (2) KUHP, pasal 374 jo pasal 65 ayat (1) KUHP, undang-undang No.48 tahun 2009, undangundang No.8 tahun 1981 dan undang-undang No.14 tahun 1985 sebagaimana yang telah diubah dan ditambah dengan undang-undang No.5 tahun 2004 dan perubahan kedua dengan undang-undang No.3 tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan.13 Maka menurut penganalisaan hukum pidana positif bahwa putusan yang ditetapkan telah memberikan keadilan. Karena apabila memperhatikan pasal-pasal yang dijatuhkan kepada terdakwa Ambar Pawitri sudah terpenuhi, terdakwa Ambar Pawitri, SH bersalah melakukan tindak pidana memalsu surat otentik dan memakainya serta melakukan penggelapan dalam jabatannya. Oleh karena itu peran seorang hakim dalam pelaksanaan proses hukum harus benar hati-hati dan 12 Direktori Putusan, Putusan No: 1568k/Pid/2008, diakses pada tanggal 20 April 2014, dari putusan.mahkamahagung.go.id, h.22. 13 Direktori Putusan, Putusan No: 1568k/Pid/2008, diakses pada tanggal 20 April 2014, dari putusan.mahkamahagung.go.id,., h. 23. 70 teliti dalam proses persidangan, terutama dalam proses pembuktian supaya hakim dalam memberikan keputusan terhindar dari kesalahan dan kekeliruan dan agar keadilan benar-benar dapat ditegakkan. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Ditinjau dari aspek hukum positif, pertama, pertanggungjawaban pidana yang dilimpahkan kepada para pihak/penghadap apabila akta yang akan dibuat mengandung unsur yang bertentangan dengan Undang-Undang, hal ini sesuai dengan ketentuan pidana dalam pasal 266 ayat (1) KUHP jo. Pasal 55 ayat (1). Kedua, pertanggungjawaban pidana pemalsuan akta otentik dilimpahkan kepada notaris apabila membuat surat atau akta palsu, atau memalsukan surat atau akta berdasarkan pasal 263. Dalam ketentuan pasal 263 KUHP disebutkan bahwa ketentuan pidana bagi pelaku tindak pidana pemalsuan surat atau akta otentik adalah enam tahun penjara. Hal ini membuktikan bahwa praktik pemalsuan surat yang dilakukan oleh notaris, selain melanggar kode etik kenotariatan, juga merupakan tindak pidana yang cukup serius dan harus dihentikan. Sedangkan menurut hukum Islam, praktik penipuan dengan modus pemalsuan ini sudah terjadi pada zaman Nabi SAW dan sahabat. Pada saat itu praktik penipuan berkedok pemalsuan tersebut lebih banyak terjadi dalam aspek muamalah, karena jabatan kenotariatan pada saat itu belum ada. Selain itu penipuan tersebut diharamkan dan termasuk dalam kategori dosa besar karena merupakan suatu kebohongan yang dapat merugikan orang lain. 71 72 Namun, dalam hukum Islam selain tindak pidana pemalsuan dapat dikatakan dosa besar, pelaku dari tindak pidana tersebut dapat dijatuhi hukuman sebagai mana yang telah Nabi SAW dan para sahabatnya lakukan yakni memberikan sanksi seratus kali cambukan kemudian dimasukkan dalam penjara, di cambuk lagi hingga seratus kali lalu dipenjarakan kembali dan dilakukan sebanyak tiga kali, dan kemudian diasingkan. Hal demikian dilakukan karena tindak pidana pemalsuan surat atau akta otentik dapat merugikan pihak lain. 2. Berdasarkan hasil analisa terhadap Putusan Hakim Mahkamah Agung Nomor : 1568 K/Pid/2008. Dalam perkara pemalsuan akta otentik, baik menurut hukum positif dan hukum islam, menunjukan bahwa putusan tersebut ditolak karena terdakwa terbukti melakukan tindak pidana pemalsuan akta otentik, pemalsuan surat hutang dan penggelapan barang karena jabatannya. Sudah memberikan keadilan, hal ini didasarkan kepada tindakan Khalifah Umar Ibn Al-khatab yang telah diberikan jilid sebanyak 100 (seratus) kali jilid dan hukuman pengasingan terhadap Mu’an Ibn Zaidah sebagai pelaku pemalsuan stempel Bait al-maal. 3. Saran-Saran Dari pembahasan tersebut, muncul beberapa saran yang dapa dijadikan kontribusi ilmiah terkait dengan persoalan pemalsuan akta otentik oleh notaris, sebagai berikut: 73 1. Bagi para notaris haruslah tetap idealis dalam menjalankan jabatannya, dengan tetap menjaga sikap integritas moral yang tinggi, jujur, professional, kehati-hatian, ketelitian dan tetap dalam koridor hukum yang berlaku, sehingga tindakan melakukan perbuatan pidana dapat dihindari dan masyarakat akan menilai profesi notaris merupakan profesi kepercayaan yang melayani kepentingan masyarakat akan tetap terjaga. 2. Sebaiknya hakim yang memeriksa perkara notaris hendaknya lebih berhati hati dan teliti ketika memproses bukti – bukti dipengadilan, agar tidak terjadi kesalahan dan kekeliruan dan keadilan dapat ditegakkan. 3. Hendaknya untuk pihak yang menghadap notaris lebih mengutamakan kejujuran dan tidak bersama-sama dengan notaris melakukan suatu tindak pidana karena hukuman yang berat juga diancam untuk pihak/penghadap yang melakukan tindak pidana. DAFTAR PUSTAKA A. Al-Qur’an dan Tafsir Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Bandung: CV Penerbit Diponegoro,2005 B. Kelompok Fikih dan Hadis Al-Nawawiy, Abu Zakariya Yahya ibn Syaraf, Sahih Muslim bi Syarh alNawawiy, Beirut: Dar al-Fikr, 1983 Al-Muslim, Muslim bin Al-Haj Ibn Muslim Al-Qusyiriy Al-Naisaburiy, Sahih Al Muslim, Beirut: Dar al-Fikr, t.th. Ibn Ibrahim, Muhammad bin Ismail, Shahih Al-Bukhariy, Beirut: Dar al-Fikr, 1981. Rawas Qal’aji, Muhammad, EnsiklopediFikih Umar bin Khatab, Jakarta: Manajemen PT Raja Grafindo Persada, 1999. C. Kelompok Buku dan Undang-Undang Adjie Habib, Hukum Notaris Indonesia (tafsirtematik terhadap UU No.30 tahun 2004 tentangj abatan notaries), Bandung: Refika Aditama, 2009 Ali, Zainuddin, Hukum Pidana Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 2007 Ali Zainudin, Metode Penelitian Hukum, Palu: Sinar Grafika, 2009 Anshori, Abdul Ghofur, Lembaga Kenotariatan Indonesia, Perspektif Hukum dan Etika, Yogyakarta: UII Press, 2009. Arif Syaifuddin, Notariat Syariah Dalam Praktik, jilid ke I hukum keluarga Islam, Jakarta: PT Galaksi Komunikasi Utama, 2011 74 75 Ar-Ruhaly A. Ruway’I, Fikih Umar 2, Penterjemahan. Basalamah, Jakarta: Pustaka Al-Kautsan, 1994 Departemen Pendidikandan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2001 Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia, Putusan No.1568 K/Pid/2008 Doi A. Rahman I., Penjelasan Lengkap Hukum-Hukum Allah (syara), Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002 Hamzah Andi, KUHP dan KUHAP, Jakarta: Rineka Cipta, 2007 Husein, M Harun, Kasasi Sebagai Upaya Hukum. Jakarta: PT. Sinar Grafika, 1992 I.G. Ray Widjaya, Merancang Suatu Kontrak Teori dan Praktek, Bekasi: Kesaint Blanc, 2004. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Jakarta: BalaiPustaka, 1986. Lamintang, P. A. F, Delik-Delik Khusus; Kejahatan Membahayakan Kepercayaan Umum Terhadap Surat, Alat Pembayaran, Alat Bukti, dan Peradilan, Jakarta: Sinar Grafika, 2009. Mariam, Darus Badrulzaman, KUH Perdata Buku III Hukum Perikatan Dengan Penjelasan, Bandung: Alumni, 1996. Moleong, Lexy. J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya Bandung Nadar, 2000 Mulyadi, Mahmud, Perlindungan Hukum Terhadap Notaris (Indikator TugasTugas Jabatan Notaris yang Berimplikasi Perbuatan Pidana), Jakarta: P.T Sofmedia, 2011 Notodisoerdjo, Soegondo, Hukum Notariat di Indonesia Suatu Penjelasan, Jakarta: P.T Raja Grafindo Persada, 1993. Prodjodikoro Wirjono, Tindak-Tindak Pidana Tertentu di Indonesia, Bandung: Refika Aditama, 2003 Moeljatno, Asas-Asas HukumPidana, Jakarta: Rineka Cipta, 1993 76 Rahayu, Nina Tania, Penerapan Sanksi Pidana Terhadap Notaris Sebagai Pejabat Umum, Universitas Indonesia Fakultas Hukum Program Studi Magister Kenotariatan, Depok, ,juni 2010. R. Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, Jakarta: Intermesa, 2003. Saputro, Anke Dwi, Jati Diri Notaris di Indonesia (Dulu, Sekarang, dan Masa Datang), Jakarta: Gramedia Pustaka, 2009. Suhrawadi Lubis, Etika Profesi Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, 2006 Tobing, GHS Lumbang, Peraturan Jabatan Notaris, Jakarta: Erlangga, 1980. Undang – Undang No 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris – Dilengkap iDengan: Keputusan Menteri Kehakiman dan HAM R.I Tahun 2003 Tentang Kenotariatan, Jakarta: Fokus Media, 2004. D. Internet: http://hukumpidana1.blogspot.com/2012/02/bab-ipendahuluan.html R ep ub putusan.mahkamahagung.go.id ne si a P U T U S A N No. 1568 K/Pid / 2008 MA H K A MA H perka r a p idana memutuskan sebaga i ber i k u t da lam t i n g ka t : AMBAR PAWITRI , SH ; tempa t l ah i r : Sidoa r j o l ah i r ke l am in : Perempuan kebangsaan ; ; : Indones i a ; : Jl . Bromo ub tempa t t i n g ga l m : 47 tahun ; lik ah umur / tangga l Malang ; ka te l a h da lam perka ra Terdakwa : Nama j en i s kasas i In A gu memer i k sa A G U N G do ng DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Kota : I s l am ; ep agama No.11 peke r j a a n : Nota r i s ; 25 Apr i l Apr i l Umum se j a k tangga l 26 Apr i l tangga l 04 Jun i 2005 di tangga l 05 Jun i 2005 sampai A gu 2005 sampai 2005 sampai dengan Rutan , se l an j u t n y a dengan 06 Perpan j angan Ketua Ju l i Neger i sampai dengan tangga l Dia l i h k a n Neger i menjad i sampai se j a k se j a k dengan tangga l tangga l 26 Agus tus 24 September 2005 R Malang se j a k tangga l 2005 ; Hakim Pengad i l a n Neger i 26 September 2005 sampa i dengan 26 Agus tus 2005 ; 1 dar i 19 ha l . Put . No. 1568 K/P id / 2 008 In Hal . do ng gu A 25 13 September 2005 ; Di t angguhkan penahanannya o leh M Neger i tahanan Negara o leh Hak im Pengad i l a n Malang tangga l tangga l dengan Pengad i l a n 2005 Agustus 2005 ; Hakim Pengad i l a n sampai 2005 ; o leh 27 2005 tahanan ne tangga l Ju l i Umum; lik 26 Ju l i 07 ep ah ka m ah tangga l tangga l ub se j a k Umum dengan sta t u s 2005 In Di t ahan o leh Jaksa Penun tu t se j a k Ju l i t i d a k d i l a k u kan penahanan o leh Jaksa Penuntu t ko ta dengan s Penun tu t 06 2005 d i Rutan ; ng tangga l tangga l ne se j a k do Peny i d i k R ah Terdakwa berada d i da lam tahanan : si hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1 ng o leh Ketua Pengad i l a n tangga l 30 2005 sampai dengan Pengad i l a n Kesatu : Terdakwa AMBAR PAWITRI , No.11 Pengad i l a n Kota yang Neger i benar Malang masih se t i d a k - t i d a kn ya atau atau ia da lam sura t R atau yang d ipe r un t u k kan sebaga i Terdakwa d i daerah hukum yang dapa t atau pembebasan hutang , buk t i dar i p ada sesua t u ha l , ng dengan maksud un tuk memakai atau menyuruh orang l a i n te r s ebu t seo l ah - o lah i s i n y a adapun perbua t an te r sebu t d i l a k u kan dengan cara anta ra l a i n : SHM yang te l a h o leh saks i berada d i yakn i Terdakwa send i r i be l i dar i karyawan - karyawan YOYOK SUNARYO, SOETRISNO dan ARTHARINI , d imana saks i YOYOK maupun SINTHA t i d a k pernah melakukan pembel i a n tanah ataupun dengan pera l i h a n Ir . IRWAN, hak atau ak ta namun Terdakwa j ua l be l i te l a h yang i s i n y a seo l ah - o lah te l a h te r j a d i j ua l be l i anta r a karyawannya dengan pemi l i k tanah semula yakn i sebaga imana saks i j ua l gu A memang be l i te l a h namun saks i Hal . 2 dar i t idak benar nama- nama Ir . IRWAN, d im in t a un tuk SINTHA send i r i 19 ha l . Put . No. 1568 K/P id / 2 008 In ak te ng menandatangan i SINTHA membuat s Vi l l a do saks i SINTHA DEWI Nama te r n ya t a o leh IRWAN kepada saks i DEWI NURMAYA hak atau j ua l ep saks i Ir . yakn i dan Bal i k pera l i h a n R ka m ah Terdakwa d ibua t k an sura t semula tangan Terdakwa karena ENDANG WAHYUNI dan saks i untuk d ibua t k an Akta Jua l Bel i pemi l i k do d im in t a d ipa l s u , In Ser t i f i k a t paka i lik A gu sebaga i ber i k u t benar dan t i d a k ub sura t pada membuat seca ra oten t i k per i k a t a n d i sek i t a r se t i d a k - t i d a kn ya Terdakwa te l a h memalsu hak , d i kan to r te rmasuk Malang , menimbu l kan sesua tu ah anta r a dengan pas t i lik 2003 atau da lam tahun 2003 ber t empa t tempa t t i dak d i t e n t u k an l ag i dan tangga l ne ka dan Ju l i Bromo sua tu dapa t ub m Jl . Malang SH pada har i ep ah yang sudah t i d a k waktu i t u Neger i d idakwa : Jun i 28 do A gu d imuka pers i d angan karena bu lan tangga l 2006 ; Yang d ia j u k an Bahwa i a Malang se j a k In Januar i November Neger i 31 Oktobe r si 2005 ; tahanan ko ta se j a k tangga l ne Dia l i h k a n menjad i ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Dipe rpan j a ng ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M R ep ub hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Halaman 2 s i apa , beg i t u pu la ataupun t idak yang te r j a d i No.164 / 1 - 1X/FS- BATU/2002 t i dak benar pada saks i tangga l karena saks i 2002 SINTHA masuk beke r j a pada karena saks i Terdakwa tahun benar itu ada lah m untuk t i dak ka membantu k l i e n benar – Bl i t a r , ak te j ua l DEWI NURMAYA dan Terdakwa dan d i ka t a kannya Terdakwa , d ipa l s u i tu lah dar i untuk pada saa t sura t yang dapa tnya Terdakwa pada Bank /BPR MULYO SRI REJEKI d i be l i yang i s i n y a t idak benar i tu lah saks i ENDANG WAHYUNI maka saks i merasa ser t i f i k a t - ser t i f i k a t d i r ug i k a n yang mereka mi l i k i R te r s ebu t yang i s i n y a atas perbua t an Terdakwa yang te l a h membuat karena h ingga k in i ah atau mengajukan kred i t Wling i yang pada be l um dapa t d i kuasa i n ya ; ng Perbua t an i a Terdakwa sebaga imana d ia t u r dan d iancam p idana da lam Pasa l 264 aya t (1 ) KUHP; da lam tahun 2003 ber t empa t No.11 tempa t Pengad i l a n yang d ipa l s u , oten t i k te r s ebu t sebaga i ber i k u t sura t - sura t Terdakwa itu itu sebaga i j am inan mendapa t kan A Akta Jua l Bel i kepada benar t i dak pa l su senga j a atau yang 3 dar i adapun la i n d ibua t o leh sura t - sura t MULYO SRI p in j aman uang dengan cara yang anta r a menga jukan Hal . hukum pa l su , cara BPR. pada daerah dengan t idak dengan Terdakwa hu tang da lam dan d i l a k u kan Terdakwa d i se t i d a k - t i d a kn ya Terdakwa is inya benar se l an j u t n y a gu untuk ia yang : atau te rmasuk Malang , seo l ah - o lah perbua t an Dar i masih Neger i sura t Malang d i kan to r memin ta 19 ha l . REJEKI tanda Put . No. 1568 K/P id / 2 008 In memakai Kota anta r a d i sek i t a r lik Bromo sua tu se t i d a k - t i d a kn ya ng ka m ah Jl . 2003 atau ub waktu i t u dan Ju l i dengan pas t i do Jun i d i t e n t u k an l ag i ep bu lan dapa t dan tangga l In yang sudah t i d a k SH pada har i do Terdakwa AMBAR PAWITRI , A gu Bahwa i a R Kedua : s is inya untuk send i r i ada lah j uga si itu semua sura t - sura t membuat Terdakwa masuk beke r j a ep ah kepen t i n g an YOYOK baru l a h untuk yang 2002 d imana i s i n y a ne t i dak 2003 , j uga denga n AJB No.7 / 1 - lik benar 22 Janua r i 02 ub A gu t i dak YOYOK, seper t i September Terdakwa baru l a h tahun 2003 , beg i t u 1/FS- BATU/2002 tangga l nama pen jua l n ya ne ada lah tahu ne si a membel i do pernah In t i dak AJB ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M R ep ub putusan.mahkamahagung.go.id ng hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Halaman 3 send i r i kepada BPR te r s ebu t , M² A gu 195 p in j aman kred i t t idak yakn i kred i t Februa r i 2003 SHM da lam 35.000 . 0 00 , - tangga l atas tanah 2003 SOETRISNO dengan tangga l tempo se l ama se l uas 47 ARTHARINI 3 M² bu lan , dengan sebesa r Rp. 2003 da lam j angka waktu tempo yang te l a h mener ima uang mengajukan p in j aman sebaga imana permohonan dan ENDANG Jua l pada saks i pemi l i k Bel i dan DEWI NURMAYA dan ser t i f i k a t Bal i k yang hendak Nama maupun kerug i a n YOYOK dan SHINTA d imana nama- nama mereka l ah yang send i r i yang hanya l ah d ia j u k an untuk Bahwa : ia Februa r i Terdakwa waktu i t u di Jl . ng Terdakwa gu A AMBAR PAWITRI , 2002 dan pada tangga l t i d a kn ya d i sek i t a r kan to r ep Ket i g a : te r s ebu t yang Terdakwa dan d iancam p idana ub Perbua t an i a Terdakwa sebaga imana d ia t u r da lam Pasa l 264 aya t (2 ) KUHP ; dapa tnya kepen t i n g an ; Pr ima i r h ingga SH 24 Jun i pada tangga l 20 2002 atau se t i d a k - da lam tahun 2002 ber t empa t Bromo No. Hal . 11 Kota 4 dar i Malang 19 ha l . di atau do kese l u r u hannya Terdakwa Put . No. 1568 K/P id / 2 008 In p in j aman o leh R ka m ah d i se t u j u i d ibua t k an lik te l a h Bel i In seo l ah - o lah te l a h menga jukan p in j aman dengan Akta Jua l s pada saks i ba i k sebaga i Akta A gu d ibua t k an seh i ngga pemaka ian sura t - su ra t ne saks i kerug i a n sebaga imana ne ng menimbu l kan d ipe r gunakan si Terdakwa do o leh kepen t i n g an Terdakwa send i r i yang 24 yang d ia j u k annya mela i n kan kese l u r u han uang- uang i t u d i t e r i ma itu dengan SHM No.00991 atas nama DEWI 10 Jun i pernah kred i t 07 Ju l i 40.000 . 000 , - waktu d imana para saks i t idak kred i t Rp. SINTHA Sunaryo pada tangga l j angka No.00994 saks i dengan j am inan Yoyok menggunakan sebesa r nama itu anta r a mengajukan se l ama 3 bu lan , M² menggunakan 3 bu lan , nama ep ka m sedang ah 311 j am inan pernah Rp. 50.000 . 0 00 , - R ah se l uas d imana untuk SHM No. 00995 atas tanah menggunakan da lam tempo waktu kred i t tanah BPR, se te l a h d ia j u kan kred i t ser t i f i k a t - ser t i f i k a t se l uas kepada do Shin t a ng dan kred i t b lanko In penga j uan menandatangan i lik kosong YOYOK dan SINTHA un tuk ub tangan saks i ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Yoyok ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M R ep ub hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Halaman 4 R ep ub melakukan d ipandang A gu melawan hak sesua t u Hak Mi l i k (SHM) ah dan kepunyaan senga j a 5 ( l i ma ) buah Ir . m yang ka peke r j a a nnya DEWI NURMAYA se l a i n memegang atau ia saks i j aba t a nnya , 20 Februa r i Nota r i s Ir . dengan Hak Mi l i k di se t i d a k - t i d a kn ya Terdakwa dan barang i t u barang adapun Kota berhubung perbua t an : Terdakwa yang te l a h d ida t a ng i ng p ihak pen jua l saa t yakn i ser t i f i k a t SHM No. SHM No. Bal i k Nama menyerahkan ber i k u t itu membayar pu la da lam j angka SHM yang d i se r ahkan 12 .06 . 05 . 0 6 . 1 . 0 1 243 HADIMOELYONO, akan Dkk ub buah tanah Terdakwa DEWI untuk penye l e sa i a n ep No. saa t Nama akan se l e sa i ke- 5 dan Terdakwa d ipe r l u k a n , kepada saks i 12 .06 . 05 . 0 6 . 1 . 0 1 244 HADIMOELYONO, M pada Terdakwa yakn i SHM (AJB) Terdakwa d ihadapan Terdakwa p ihak pen jua l R ka m ah ah yang Bel i pen j ua l HADIMOELYONO, tanahnya menjan j i k a n minggu , itu MAS semua b iaya dan Bal i k Jua l p ihak MAS do Ser t i f i k a t , dan HARRY In Akta A gu mengurus DEWI lik saks i o leh tanah yakn i HADIMOELYONO, RINI dan EDY HADIANTO d i kan to r tanah beker j a DEWI NURMAYA dan kakaknya bernama Dr . PARATHON, Sp.OG beser t a karena dengan te r sebu t sebaga i ber i k u t Malang ada mela i n kan d i l a k u kan itu 2002 , R ah sebaga i memi l i k i atau ep tangga l berd i r i R. AYU ENDANG WAHYUNI DW d i l a k u kan dengan cara an ta r a l a i n Pada yang Ser t i f i k a t da lam tangannya bukan karena ke j aha t an orang perbua t an atau sebag i annya te rmasuk kepunyaan kepunyaan saks i kepunyaan orang l a i n o leh ia barang berupa 6 (enam) buah Ser t i f i k a t dan yakn i Malang , beberapa perbua t an dengan (SHM) yang sama seka l i orang l a i n perba rengan sebaga i yakn i Kota te rmasuk 12 .06 . 05 . 0 6 . 1 . 0 1 245 waktu dan AJB sa tu d i t e r i ma l uas 408 M² an . M. l uas 399 M² an . M. l uas 385 M² an . M. 5 dar i 19 ha l . do Hal . Put . No. 1568 K/P id / 2 008 In A gu ng ne HADIMOELYONO, s send i r i - send i r i Neger i masih si harus Pengad i l a n yang ne yang te l a h ng Terdakwa hukum tempat do daerah sua tu In da lam pada lik se t i d a k - t i d a knya ne si a putusan.mahkamahagung.go.id ub hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5 R ep ub SHM No. 12.06 . 0 5 . 0 6 . 1 . 0 1 246 l uas 415 M² M² an. Drs . ne si a putusan.mahkamahagung.go.id an. M. HADIMOELYONO, No. 1353 NAWANTO,yang te r ima 2002 Terdakwa j uga d ida t a ng i o leh Mei 2002 te l a h membel i Vi l l a IRWAN keda tangan JATI WALUYO ada l ah untuk SHM yang Akta b iaya Jua l pengurusan ENDANG maka saa t dapa t menye lesa i k a n se te l a h dan d ibaya r o leh un tuk da lam j angka waktu dua Terdakwa d i ke t a hu i Terdakwa l ag i kuasa untuk SHM i t u prosesnya be lum dapa t mengurus t i dak ENDANG SHM te r s ebu t SH dan saa t sudah j an j i - i tu l ah berada baru d i t a ngan mela i n kan o leh Terdakwa te l a h d i se r a hkan kepada orang l a i n yakn i kepada saks i CHANDRA MEIRAWATI j am i nan p in j aman uang un tuk Terdakwa , saa t i t u menye lesa i k a n ENDANG yakn i SHM No. 00987 se l uas 344 M², ser t a nama te t a p i 455 M², se l uas berhas i l gu 465 M², d iamb i l R mi l i k te r s e l e s a i k a n SHM No.00991 , ng No.00990 , SHM No.00997 se l uas SHM No.01001 241 se l uas sebuah SHM No.01003 yang be lum d iba l i k sedang 6 buah SHM l ag i be lum ser t i f i k a t SHM No. 00986 se l uas 438 M², ep SHM No.01000 8 buah al i h saks i ada l ah o leh KRIS, ENDANG yang h ingga SHM No.00995 , SHM No.00994 , Hal . saks i 6 dar i SHM SHM No.00996 , 19 ha l . s saks i dapa t do baru Put . No. 1568 K/P id / 2 008 In Terdakwa lik sebaga i hanya l ama menunggu maka saks i KRIS IR IANTO, j ika te l e pon do A gu bernama saks i mela l u i te r n ya t a sa j a dan menguta r a kan j i k a pengurusan si menanyakannya dan seorang sebuah ne saks i untuk In maka Terdakwa menun juk A Nama, guna Terdakwa menjan j i k a n l ag i d i BPN, karena te r l a l u kin i d i sepaka t i itu is t r i n ya Bal i k urusan i t u waja r ng kepada M², dan ep t i dak ser t i f i k a t mi l i k d ibe l i namun l ama ke l amaan d i t u nggu da lam kurun waktu yang j an j i baru Bel i saks i bu lan , lik 14 ub Ir . bu lan R. AYU ENDANG In WAHYUNI DW pada R m Terdakwa te r t a n gga l saks i sega l a ka tanda yakn i d ibua t k an ka m ah o leh d ibe r i k a n ne A gu ah 24 Jun i menyerahkan ah tangan i AGUS JATI WALUYO d imana i s t r i n y a dar i ah te l a h 2002 ; Pada tangga l M 260 kese l u r u hannya yang d i t a nda 20 Februa r i l uas do SHM ng Dan ub hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6 R ep ub dan SHM No.01002 , d imana 6 buah ser t i f i k a t 5 buah berada ng kese l u r u hannya Terdakwa j aba t an d ipe r ca ya Terdakwa A gu d ip i n d ah untuk ser t i f i k a t mi l i k Nota r i s o leh mempero l eh Bal i k itu Terdakwa p in j aman ba i k ah o leh ser t i f i k a t saks i tanpa se i j i n dengan uang- uang itu sedang send i r i mi l i k DEWI merasa d i r u g i k a n Terdakwa 11 buah Terdakwa Terdakwa send i r i , ENDANG dan maka kedua saks i te r s ebu t ke POLDA JATIM ; ep ia yang o leh ka rena saks i melapo rkan perbua t an Terdakwa i t u Perbua t an uang menjaminkan d ipe rgunakannya perbua t an Terdakwa i t u saks i ka itu ub m ak i ba t Terdakwa itu seo l ah - o lah ser t i f i k a t ke- 3 kepada In d i t e r i ma sah te l a h p ihak lik pemi l i k ka rena te r n ya t a CHANDRA MEIRAWATI maupun kepada Ny.F IF I l ag i karena Nama kepada uang saks i DEWI yang Terdakwa menguruskan tangankan saks i d i t a n gan sebaga i mi l i k do ENDANG dan ne si a putusan.mahkamahagung.go.id sebaga imana d ia t u r dan d iancam Bahwa i a AMBAR PAWITRI , dan te r u r a i d ipandang senga j a yang berd i r i memi l i k i dengan Ser t i f i k a t Hak Mi l i k (SHM) atau sebag i annya te rmasuk kepunyaan orang saks i R. AYU ENDANG WAHYUNI DW dan DEWI NURMAYA atau se t i d a k - t i d a kn ya kepunyaan se l a i n ia Terdakwa dan barang itu ada da lam adapun perbua t an te r s ebu t d i l a k u kan dengan cara an ta r a l a i n sebaga i ber i k u t Nota r i s Ir . di 2002 , Kota yang beker j a te l a h d ida t a ng i o leh DEWI NURMAYA dan kakaknya bernama dr . p ihak HADI dan A Terdakwa Malang PARATHON,Sp.OG bese r t a ng MOELYONO, gu M saks i Februa r i RINI pen jua l EDY Hal . tanah HADIANTO 7 dar i 19 ha l . HARRY yakn i di MAS kan to r do sebaga i 20 : Put . No. 1568 K/P id / 2 008 In tangga l R Pada ep tangannya bukan karena ke j aha t an , s la i n atas , barang berupa 6 (enam) buah Ser t i f i k a t kepunyaan kepunyaan I r . ah ka m ah yakn i perbua t an dengan (SHM) dan 5 ( l i ma ) yang sama seka l i orang sebaga i yakn i melawan hak sesua t u la i n di melakukan perba rengan beberapa perbua t an send i r i - send i r i Hak Mi l i k da lam dakwaan pr ima i r ne harus A gu yang sebaga imana In Terdakwa te l a h tempa t lik ia te r s ebu t dan ub te l a h SH waktu si : ne R Subs i da i r ng ah p idana da lam pasa l 374 j o Pasa l 65 aya t (1 ) KUHP ; do hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7 R ep ub akan karena mengurus tanah Akta saa t ng Ser t i f i k a t , yakn i ser t i f i k a t A gu itu menjan j i k a n dan Bal i k Bel i HADI pada ber i k u t saa t itu DEWI untuk Nama akan se l e sa i SHM yang d i se r ahkan 12 .06 . 05 . 0 6 . 1 . 0 1 243 12 .06 . 05 . 0 6 . 1 . 0 1 244 SHM No. 12 .06 . 05 . 0 6 . 1 . 0 1 245 HADIMOELYONO, sa tu dan d i t e r i ma 408 M² an . M. l uas 399 M² an . M. l uas 385 M² an . M. an. M. 12.06 . 0 5 . 0 6 . 1 . 0 1 246 R ah SHM No. waktu AJB l uas ep ka HADIMOELYONO, Terdakwa penye l e sa i a n ub m No. membayar pu la da lam j angka HADIMOELYONO, SHM Nama menyerahkan lik ah No. tanah Bal i k Dkk Terdakwa yakn i SHM pen j ua l dan Terdakwa d ipe r l u k a n , buah (AJB) MOELYONO, kepada saks i ke- 5 p ihak d ihadapan Terdakwa p ihak pen jua l tanahnya yang DEWI dan Jua l MAS semua b iaya minggu , saks i do Terdakwa ne si a putusan.mahkamahagung.go.id In hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia l uas 415 M² M² an. Drs . No. 1353 NAWANTO,yang A gu 24 Jun i d ibe r i k a n tanda Terdakwa te r t a n gga l 2002 Terdakwa j uga d ida t a ng i o leh saks i WAHYUNI DW pada Mei 2002 te l a h membel i Vi l l a IRWAN keda tangan JATI WALUYO ada l ah untuk d ibua t k an sega l a 14 Akta b iaya SHM yang Jua l Bel i pengurusan saks i ENDANG maka saa t dapa t menye lesa i k a n Bal i k Nama, se te l a h dan d ibaya r Terdakwa menjan j i k a n urusan i t u guna o leh un tuk da lam j angka waktu dua dan menanyakannya Terdakwa sa j a dan menguta r a kan j i k a gu Hal . pengurusan mela l u i te r n ya t a hanya te l e pon j an j i - prosesnya be lum dapa t 8 dar i 19 ha l . s Terdakwa sebuah ne saks i untuk do maka l ag i ng kepada waja r Put . No. 1568 K/P id / 2 008 In t i dak ser t i f i k a t A dan d i sepaka t i itu is t r i n ya namun l ama ke l amaan d i t u nggu da lam kurun waktu yang j an j i d ibe l i ep bu lan , baru lik menyerahkan ub Ir . bu lan R. AYU ENDANG In yakn i R ka m ah o leh AGUS JATI WALUYO d imana i s t r i n y a dar i ah tangan i te l a h 2002 ; Pada tangga l M kese l u r u hannya yang d i t a nda 20 Februa r i 260 do te r ima l uas ne SHM ng Dan si HADIMOELYONO, ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8 d i BPN, karena te r l a l u seorang d i ke t a hu i j ika Terdakwa l ag i SHM i t u CHANDRA MEIRAWATI menye lesa i k a n 8 buah SHM No. 00986 se l uas 438 M², 455 M², se l uas SHM No.00997 se l uas 465 M², SHM No.01001 berhas i l d iamb i l al i h mi l i k te r s e l e s a i k a n SHM No.00991 , o leh saks i ada l ah ENDANGyang h ingga SHM No.00995 , SHM No.00994 , berada ng j aba t an d ipe r ca ya Terdakwa o leh uang kepada ba i k ser t i f i k a t itu seo l ah - o lah dengan d ipe rgunakannya uang- uang itu saks i DEWI merasa d i r u g i k a n saks i tanpa se i j i n sedang send i r i ia Terdakwa yang 11 buah Terdakwa sebaga imana Terdakwa send i r i , ENDANG dan maka kedua saks i ep Perbua t an uang o leh ka rena saks i melapo rkan perbua t an Terdakwa i t u ke- 3 kepada menjaminkan mi l i k perbua t an Terdakwa i t u p ihak ub ak i ba t Terdakwa itu te l a h In o leh ser t i f i k a t ka rena te r n ya t a lik ka m ah d i t e r i ma sah karena Nama CHANDRA MEIRAWATI maupun kepada Ny.F IF I pemi l i k saks i DEWI yang Terdakwa itu Terdakwa p in j aman mi l i k Bal i k Nota r i s SHM SHM No.00996 , saks i d i t a n gan sebaga i mempero l eh mi l i k menguruskan tangankan A gu d ip i n d ah ser t i f i k a t KRIS, do R ah 5 buah kese l u r u hannya Terdakwa se l uas saks i dan SHM No.01002 , d imana 6 buah ser t i f i k a t ENDANG dan 241 sebuah SHM No.01003 yang be lum d iba l i k ep No.00990 , ser t i f i k a t si ser t a be lum l ag i d i t a ngan In dapa t sedang 6 buah SHM l ag i untuk baru ne ah berada kepada saks i ENDANG yakn i nama te t a p i m i tu l ah lik saks i 344 M², ka t i dak ub A gu baru SHM No.01000 kin i SH dan saa t sudah yakn i SHM No. 00987 se l uas M², SHM te r s ebu t j am i nan p in j aman uang un tuk Terdakwa , saa t i t u Terdakwa mi l i k mengurus mela i n kan o leh Terdakwa te l a h d i se r a hkan kepada orang l a i n sebaga i untuk KRIS IR IANTO, ng bernama saks i kuasa ENDANG do menun juk l ama menunggu maka saks i ne si a putusan.mahkamahagung.go.id te r s ebu t ke POLDA JATIM ; d ia t u r dan d iancam p idana da lam Pasa l 372 Jo Pasa l 65 aya t (1 ) KUHP ; A tangga l Jaksa /Penun tu t 06 November Hal . 9 dar i Umum pada 2006 sebaga i 19 ha l . s p idana ne Malang ng Neger i gu Kejaksaan tun t u t a n ; do Membaca R Mahkamah Agung te r s ebu t Put . No. 1568 K/P id / 2 008 In ah ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h M R ep ub hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Halaman 9 R ep ub putusan.mahkamahagung.go.id ber i k u t : ne si a hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Menya takan Terdakwa AMBAR PAWITRI , SH bersa l a h melakukan ng t i n da k p idana memalsu sura t oten t i k dan memakainya ser t a melakukan pengge l apan da lam j aba t a nnya sebaga imana d ia t u r da lam Pasa l 264 aya t (1 ) KUHP dan aya t (1 ) KUHP da lam sura t do A gu Pasa l 264 aya t (2 ) KUHP ser t a Pasa l 374 j o Pasa l 65 dakwaan. In Menja t uh kan p idana te r hadap Terdakwa AMBAR PAWITRI , SH dengan p idana pen j a r a se l ama 4 (empa t ) tahun potong Menya takan barang buk t i berupa : lik ah tahanan dengan per i n t a h Terdakwa d i t a han . 2 buah SHM No.00991 dan 00995 d i kemba l i k a n kepada R. Ayu Endang Wahyun i DW, 3 buah SHM No. ub ep Menetapkan agar Terdakwa d ibeban i pu tusan tangga l ng 549 /P i d . B / 2 005 Pengad i l a n l engkapnya sebaga i ber i k u t Menya takan Terdakwa 27 Neger i November amar AMBAR PAWITRI , SH te l a h te r b uk t i melakukan t i n d ak p idana : Pemalsuan sura t authen t i e k ; Pemalsuan sura t hutang ; do seca ra sah dan meyak in kan , di j a l a n i bahwa o leh l amanya Terdakwa , p idana yang d i j a t u h kan ; 2 (dua ) SHM, SHM, masing - masing d i kemba l i k a n kepada saks i b iaya A gu ng Membebankan 00995 masing - masing R (t iga) No.00991 yang se l u r u hnya dar i berupa : d i kemba l i k a n kepada saks i 3 te l a h penahanan d i ku r angkan ep Menya takan barang buk t i masa perka ra dan R. Ayu Endang Wahyun i DW, No. Ir . dan 1246 Dewi Nurmaya . sebesa r Hal . 1353 ,1244 Rp. 10 dar i 1.000 , - (se r i b u 19 ha l . Put . No. 1568 K/P id / 2 008 In Menetapkan se l am a 3 lik tahun ; ub (t iga) dengan p idana pen j a r a do A gu ka m ah yang : Menghukum o leh karena i t u ah No. 2006 Pengge l apan barang karena j aba t a nnya ; M Malang s Membaca ne R ah Rp. 1.000 , - b iaya perka ra sebesa r si Dewi Nurmaya . Ir . In ka 1353 ,1244 dan 1246 d i kemba l i k a n kepada saks i ne m saks i ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10 R ep ub kepada Terdakwa ; Pengad i l a n tangga l ng l engkapnya sebaga i ber i k u t band i ng Menguatkan pu tusan November Pengad i l a n yang tangga l Oktobe r 10 t i n g ka t ak ta ten t a ng permohonan 2007 y ang da lam band i ng No. o leh Pan i t e r a pada menerangkan , Terdakwa memor i sebaga i ng kepan i t e r a a n yang kasas i kasas i Pengad i l a n Kasas i Neger i pada permohonan te r s ebu t tangga l Pemohon bahwa menga jukan te r h adap putusan Pengad i l a n Tingg i Terdakwa 27 (se r i b u rup i a h ) ; Malang Memperha t i k a n tangga l Terdakwa untuk ep Neger i dar i kepada Pid / 2005 /PN .MALANG yang d ibua t Pengad i l a n kasas i ah akan ; in i perad i l a n , R m ka 549 /Ak t a Malang ub ah perka ra sebesa r Rp. 1.000 , Menginga t Hukum No.549 /P i d . B / 2 005 /PN .M lg , b iaya t i n g ka t amar Penaseha t Neger i d im in t a kan band i ng te r s ebu t kedua dar i ; 2006 Membebankan yang ; 24 Oktobe r yang Malang 2007 d i t e r i ma di tangga l 24 pada Oktobe r 2007 ; te l a h bahwa putusan d ibe r i t a h u kan kepada Pengad i l a n do Menimbang , yang bersangku t an ; Tingg i Terdakwa pada te r s ebu t tangga l Oktobe r 2007 dan Terdakwa mengajukan permohonan kasas i 24 Oktobe r bese r t a dengan memor i Pengad i l a n Neger i 2007 dengan demik i a n a lasan - a lasannya ; Pemohon Kasas i bahwa a lasan - a lasan Bahwa Putusan Judex Fac t i Pengad i l a n gu A fo rma l da lam yang 11 dar i o leh dapa t d i t e r i ma d ia j u k an o leh : menguatkan Neger i Hal . pada undang- undang , atas yang te l a h ng putusan di Malang d ia j u k an pada pokoknya sebaga i ber i k u t R Menimbang , te r sebu t ep permohonan kasas i te l a h permohonan kasas i te l a h tenggang waktu dan dengan cara menuru t karena i t u kasas i n ya 19 ha l . Malang do kepan i t e r a an ser t a pada Put . No. 1568 K/P id / 2 008 In di 2007 lik tangga l Oktobe r ub 10 d i t e r i ma M h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) ik ah ka m ah tangga l 02 In A gu Membaca sura t - su ra t s A gu te r s ebu t 2007 : permin t a an Terdakwa Jun i No. si Mener ima 21 Surabaya ne 234 /P ID / 2007 /PT .SBY Tingg i ne pu tusan do Membaca In rup i a h ) ne si a putusan.mahkamahagung.go.id lik hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Halaman 11 R ep ub No.549 /P i d . B / 2 005 /PN .Ml g, te l a h sa l ah menerapkan hukum sebaga imana hukum atau mest i n ya , dengan 24 Jun i 2002 , R. (enam) SHM BPR dan d i s i t a Mulyo 1 (sa t u ) A gu d ipegang Sr i Kr i s als . Fi f i o leh Mierawa t i (Nonong ) Setyawa t i , tap i Samsi , j am inan sebaga i melunas i , 1 kepada maupun j am inan No.0090 dan No.00996 j am inan hu tang - hutangnya saks i Ny. lik Samsi Ny. sebaga i hutang . Ny. d i se r ahkan barang buk t i , Setyawa t i te l a h No.00991 Nonong sebaga i d ipegang Bahwa Pemohon Kasas i se l esa i No. 01002 d ipegang o leh SHM, ya i t u Ny. te l a h Rejek i SHM ya i t u Mierawa t i o leh SHM ya i t u sebaga i hutang dan 2 (dua ) kepada SHM-SHM j am inan ub kepada SHM, H. be lum Pemohon Kasas i No.00994 ng SHM Tjand ra (sa t u ) saks i yang 2 (dua ) R o leh kepada peny i d i k hutang , 7 (tu juh ) si 6 dan No.00995 pemi l i k dan sedangkan 6 (enam) SHM be lum se l e sa i pengurusannya te r s ebu t , (sa t u ) 1 o leh ep dar i Endang be l i SHM te r s ebu t , d iamb i l nama ne SH. , te l a h Ayu j ua l pengurusannya , pengurusannya . Tjand ra Ny. te r s ebu t Fi f i sampai seka rang t i d a k d i kemba l i k a n kepada Pemohon Kasas i . Pemohon mener ima penye rahan 5 ( l i ma ) nama SHM atas nama Drs . pe lapo r Ny. be l i R 1(sa t u ) gu j ua l A SHM atas Ir . Dewi dan d iba l i k j uga SHM yang te r d i r i Mas Hadi Moel j o no Agus Nawanto dar i Nurmaya untuk dar i d ibua t k an dan saks i ak te nama ; Hal . ne (empa t ) ng M ah 4 Kasas i s Februa r i , 12 dar i 19 ha l . Put . No. 1568 K/P id / 2 008 In bu lan ep Bahwa sek i t a r do ka Ny. ak ta Kasas i SHM atas lik m Ir ian to , be las ) se l e sa i No.01003 Bahwa be las ) pe l apo r d ibua t k an 14 (empat SHM te l a h ya i t u saks i Pemohon nama. Bahwa dar i ah dar i DW untuk d iba l i k ka m ah sebaga i do Wahyun i ah ura i a n ub A gu I rwan ba i k menerapkan do tangga l mener ima penye rahan 14 (empat Ny. t idak 2006 : pada Ir . November In Bahwa 27 In ber i k u t tangga l ne si a putusan.mahkamahagung.go.id ng hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12 R ep ub putusan.mahkamahagung.go.id Bahwa 5 ( l i ma ) d iu r u s SHM te r s ebu t dan saa t ng atas nama Drs . in i 3 semuanya (t iga) be lum ne si a hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia se l e sa i SHM, ya i t u No.1353 Agus Nawanto dan 2 (dua ) SHM No.1245 dan No. 1246 yang masin g- masing atas nama Mas Hadi Pemohon d i se r ahkan buk t i Sedangkan 2 (dua ) 19 Mare t No.1243 dan 1245 atas d ipegang o leh te l a h Tjand ra melunas i Mie rawa t i , te r s ebu t sampai ep Bahwa Pemohon Kasas i kepada pe l apo r Ny. Samsi , saks i tap i dengan j am i nan Ny. Ayu Endang pe lapo r R. A gu saks i hu tang Ny. seka rang menjua l Pemohon Kasas i . Oleh menyerahkan se i j i n Endang saks i SHM Nurmaya se i j i n karena mengembal i k a nnya se te l a h Mierawa t i M Bahwa untuk gu A saks i als , kepada Pemohon Nonong , (dua ) Nurmaya pe lapo r Ny.T j and r a mendapat kan 2 saks i Ny. Mierawa t i Pemohon Kasas i j am inan Ir . akan Dewi segera Kasas i kepada SHM kepada a l s .Nonong sebaga i (Nonong ) d i l u n as i ng Mierawa t i hutang Dewi Kasas i mi l i k lik Mierawa t i Ir . kepada segera Ny. Tjand ra saks i Tjand ra ; p in j aman Pemohon Hal . dar i Kasas i 13 dar i 19 ha l . o leh saks i Put . No. 1568 K/P id / 2 008 In tanpa Ny. ub Tjand ra hutang pe l apo r DW memang Pemohon menyerahkan ep saks i da lam dan pe lapo r te r s ebu t itu (empat ) DW sebe l umnya Wahyun i SHM-SHM 4 SHM (Nonong ) DW ka rena karena R ka m ah ah Kasas i saks i t i dak Setyawa t i pe lapo r un tuk j am inan hutang ; mi l i k SHM ; Fi f i tanpa Ayu untuk Bahwa Pemohon (dua ) Mie rawa t i Wahyun i bern i a t beran i 2 kepada R. Ayu Endang Wahyun i Tj andra sebaga i R. Ny. kepada Ny. ng kepada Ny. da lam menyerahkan 4 (empat ) R ah saks i saks i hu tangnya d i kemba l i k a n kepada Pemohon Kasas i mi l i k 2005 . s ka j am inan tangga l ub m Ny. dis i t a (Nonong ) sebaga i j am inan hutang ; Bahwa Pemohon Kasas i saks i untuk SHM ya i t u Moel j o no Tjand ra Mierawa t i peny i d i k si Hadi Wibawa ne Mas Gunawan ne ah nama pada Kasas i do barang kepada Pemohon Kasas i do sebaga i kan to r do pegawai di In te l a h te r s impan In o leh A gu dan masih lik Moel j o no ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13 Tjand ra ak ta Mierawa t i peng i ka t a n j ua l Kasas i j ua l sen i l a i hutang yang be l i d i kosong i , bermate r a i ya i t u membuat ak ta dan l a i n i ka t a n sa j a dan t idak i ka t a n pernah dan ak ta karena j ua l yang d ibua t d i ca t a t persya r a t a n Nonong te r s ebu t , be l i itu akan saks i hanya d iba l i k be l i atau sebaga i nama atau maupun t i dak kuasa Tjand ra ak ta - ak ta o leh Pemohon Kasas i ep kuasa menjua l j ua l ber j a n j i d ia l i h k a n ; ak ta - ak ta als . sebaga i n ya a l s .Nonong fo rma l i t a s memenuhi Mierawa t i dan do Tjand ra bersed i a In Kasas i Ny. Mierawa t i m tangga l menjua l lik ah kwi t a n s i saks i menjua l , ka gi ro / check membuat kuasa sebaga i n ya ; Pemohon Bahwa ak ta ub A gu Bahwa dan dengan menandatangan i la i n be l i menyerahkan ng Pemohon d i sya r a t k a n / d i h a r u s kan ne si a putusan.mahkamahagung.go.id pura - pura , di reg i s t e r t i dak pada bersed i a Tjand ra Mierawa t i membuat ak ta menjua l , dan l a i n A gu Mierawa t i i ka t a n sa j a j ua l be l i te r s ebu t , dan ak ta saks i Tjand ra itu hanya sebaga i t idak d iba l i k n ama ak ta - ak ta d i ca t a t atau be l i maupun ak ta - ak ta o leh Pemohon Kasas i t i dak di reg i s t e r lik pernah j ua l yang d ibua t t i dak pada Repor t or i um karena hanya merupakan ak ta pura - pura . Bahwa pu tusan Judex Fact i Pengad i l a n atau Bahwa pada dasa rnya sa l ah menerapkan Sura t gu A fo rm i l ng memenuhi sya ra t dengan : Dakwaan Jaksa harus l a h memenuhi ke ten t u an yang d ia t u r yakn i hukum, Umum o leh Undang- Undang , maupun sya ra t Hal . Penun tu t s ura i a n sebaga i ber i k u t 27 November 2006 t i d a k mate r i i l . 14 dar i 19 ha l . ne hukum Malang do menerapkan tangga l ep No.549 /P i d . B / 2 005 /PN .M lg , Neger i Put . No. 1568 K/P id / 2 008 In putusan d i atas yang te l a h menguatkan ub II . R ka m ah kuasa menjua l i ka t a n atau In d ia l i h k a n ; Bahwa kuasa karena ber j a n j i dan persya r a t a n a l s .Nonong sebaga i n ya a l s .Nonong fo rma l i t a s memenuhi si Ny. ng saks i Kasas i ne Pemohon do Bahwa R ah Reper t o r i um karena hanya merupakan ak ta pura - pura . ya i t u ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M R ep ub hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Halaman 14 R ep ub d i t a nda tangan i seca ra cermat , d idakwakan Sura t Lah i r , dan Jen i s dengan Lengkap menyebu t pasa l 143 aya t Kelamin , waktu (3 ) t i dak memenuhi Terhadap sya ra t Umum te l a h kebera t a n memenuhi karena te r hadap karena Sura t sya ra t A gu URAIAN CERMAT, JELAS dan Sura t pasa l kami : dengan Sura t Biasa (Mode l Perka ra No.Po l . Bp. / 26 Mei 2005 Pemohon Kasas i t i n d ak p idana sebaga imana 378 dan 374 dan 264 428 /MLANG/Ep.1 / 0 6 / 2 005 tangga l 24 Agustus 2005 Pemohon Kasas i : d iancam dan d ia t u r da lam pasa l aya t (1 ) dan aya t (2 ) dan 266 dan 65 aya t (1 ) KUHP ng Hal . Reg. Perka ra : PDM- s Dakwaan No. d idakwa sebaga i ber i k u t gu A Sura t ne Bahwa sesua i M melakukan p idana ep te l a h dan Pemer i k saan Berkas 187 /V / 2005 /Resk r im tangga l d idakwa P.29 ) Acara Sampul t i n d ak sebaga imana d imaksud P.31 ) . sesua i a kebera t a n lik Bahwa huru f Umum TIDAK BERISIKAN ub Formu l i r Umum, Penun tu t (2 ) sanga t demi Berkas Perka ra dengan Sura t Formu l i r Perka ra sebaga i sebaga imana b sebaga i ber i k u t R ka m ah ah Pel impahan t i n da k b KUHAP, bata l LENGKAP mengena i aya t (2 ) huru f (Mode l tempat 143 aya t Penun tu t Tidak ada persesua i a n anta r a Dakwaan p idana Dakwaan Jaksa yang d idakwakan kepada Pemohon Kasas i da lam Pasa l 143 t i ndak ke ten t u an mate r i i l Dakwaan Jaksa Ura i an Dakwaan Jaksa Penun tu t ke ten t u an ng KUHAP. Sedangkan Sura t R ah t idak fo rm i l B. 15 dar i 19 ha l . do ka hukum. Tempat KUHAP menegaskan d imaksud da lam Pasa l 143 aya t (2 ) huru f kami dan dan Kebangsaan , Tersangka . mengena i : Dakwaan yang tangga l Nama Lengkap , d i l a k u kan . Selan j u t n y a ber i k u t A. b KUHAP Put . No. 1568 K/P id / 2 008 In ah p idana i t u : Agama dan Peker j a an Je l a s a dan lik A gu Tingga l , huru f dakwaan yang d ibe r i ber i s i Umur atau Tangga l Tempat yang ser t a (2 ) si umum membuat sura t aya t ne Penun tu t Lah i r , m 143 do ng ada lah : pasa l dakwaan sebaga imana d ia t u r do da lam ke ten t uan sura t In dan mate r i i l In fo rm i l ub Syara t ne si a putusan.mahkamahagung.go.id ep hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15 R ep ub putusan.mahkamahagung.go.id Kesatu : Melangga r pasa l 264 aya t (1 ) KUHP ; Kedua : Melangga r pasa l 264 aya t (2 ) KUHP; : ng Ket i g a Pr ima i r : Melangga r pasa l 374 j o pasa l 65 aya t : Melangga r pasa l 372 j o pasa l 65 aya t (1 ) KUHP; (1 ) do A gu Subs i da i r ne si a hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia KUHP; : 25 Agustus 2005 , melakukan B- 3044 /0 . 5 . 1 1 / Ep . 1 / 0 8 / 2 0 05 Pemohon Kasas i d ia t u r Penuntu t Umum t i dak 378 KUHP sebaga imana te r t e r a da lam t i ndak p idana sebaga imana , d iancam da lam Pasa l 378 KUHP. maupun KETIGA Pel impahan Perka ra Pemer i k saan anta r a ng Ket i d a ksesua i a n Dakwaan tangga l R ah 3044 /0 . 5 . 1 1 / Ep . 1 / 0 8 / 2 0 05 te r s ebu t . dan dengan Dakwaan KESATU, Berkas Sura t Biasa 25 Perka ra Pel impahan No : Agustus 2005 dengan Sura t Perka ra Acara Pemer i k saan Biasa sebaga imana d iu r a i k a n d i atas , ser t a te l i t i t idak Jaksa Penun tu t Umum t i d a k da lam menyusun Sura t da l am sura t menyimpang dar i Penun tu t Berkas Perka ra , In t idak dan te l i t i d idakwakan d iu r a i k a n da lam seh i ngga di atas Umum t i d a k mengura i k an seca ra l engkap dan mengena i perbua t an p idana yang d idakwakan kepada 16 dar i d idakwa 19 ha l . te l a h do Hal . Kasas i Put . No. 1568 K/P id / 2 008 In KESATU Pemohon ng dakwaan gu A sebaga imana itu te r j a d i . Pemohon Kasas i . Dalam yang Pemohon ep Jaksa Penun tu t te r hadap namun seyogyanya Jaksa berha t i - hat i pasa l - pasa l kesa l ahan - kesa l ahan t i d a k per l u d i kenakan dakwaannya sepan j ang ha l Umum l eb i h mencan tumkan je l a s M yang ub Kasas i mana Umum untu k menentukan R ah ka m ah pasa l - pasa l Jaksa Penuntu t lik hak dar i cermat Dakwaan yang d idakwakan te r hadap Pemohon Kasas i . Adalah je l as do bahwa A gu menun jukkan B- s Sura t Jaksa ep mendakwakan pasa l Dakwaan ba i k dan ne ka KEDUA da lam Sura t ub m Akan te t a p i d idakwa te l a h si No lik ah tangga l Biasa ne Pemer i k saan In Bahwa se l an j u t n y a da l am Sura t Pel impahan Perka ra Acara ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16 R ep ub seca ra t i dak benar atau hak atau j ua l t i dak SHM mi l i k Ir . benar atau pa l su dan saks i atas Dewi Nurmaya dar i be l i yang Enda ng pemi l i k semula , send i r i yakn i Soet r i s n o dan Sin t ha Dewi…dst . Akan te t a p i Penuntu t atau pa l su , pengurusan Endang hak yang 5 te l a h be l i Pemohon dan yang j ua l SHM atas Wahyun i Nurmaya dan padaha l 14 sa j a In nama s iapa pera l i h a n yang Kasas i nama Ir . SHM dar i te r d i r i mengura i k a n SHM-SHM nomor berapa sa j a dan dar i d ibua t k an t i dak te l a h I rwan saks i 4 SHM atas benar mener ima dar i Ny. ub sura t Umum t i d a k lik Jaksa do Yoyok Sunaryo , A gu saks i SHM-SHM atas ah hak…dst . saks i I rwan kepada karyawan Pemohon Kasas i seca ra l engkap dan j e l a s m sesua tu Dengan cara membuat pera l i h a n Wahyun i ka memalsu ne si a putusan.mahkamahagung.go.id ng saks i Ir . Dewi nama Mashad i d i t e r i ma Endang Wahyun i o leh dan saks i ak ta j ua l be l i o leh Pemohon Kasas i hak dan j ua l SHM-SHM dengan Pemohon te l a h ba l i k su ra t perka ra Pemohon te l a h se l esa i ura i a n Pemohon Kasas i . Jaksa Penun tu t je l a s Umum t i d a k mengena i dakwaan di atas te r s ebu t kepada Jaksa je l a s ep sebaga imana d iu r a i k a n d iu r u s d i se r ah kan padaha l Kasas i lik te l a h Wahyun i . dan pera l i h a n te l a h SHM-SHM te r s ebu t ub Pemohon Kasas i saks i namanya te r s ebu t d ibua t k an saks i Penun tu t sanga t o leh Endang Umum merug i kan mengura i k an seca ra l engkap dan waktu dan tempa t R ka m ah ah dan SHM-SHM yang dar i yang t i d a k benar atau pa l su , berkas Jaksa bahwa semua Kasas i menye lesa i k a n pengurusan separoh dar i Rumusan te r s ebu t Dewi Nurmaya untuk d ibua t k an dan d iu r u s kan be l i je l a s perbua t an p idana yang s SHM yang A gu da lam dan nama- nama pemegang hak Umum seo l ah - o lah menggenera l i s i r ng Penun tu t te r t e r a l engkap si nomor - nomor SHM ser t a sebaga imana sesua i seca ra ne ah mengena i mengura i k an do t i dak R Dengan ep Moelyono dan 1 SHM atas nama Agus Nawanto . In hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia A Hal . Kasas i 17 dar i d idakwa 19 ha l . te l a h ne Pemohon do KEDUA Put . No. 1568 K/P id / 2 008 In Dakwaan gu Dalam ng M d idakwakan kepada Pemohon Kasas i . ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17 R ep ub dengan senga j a memakai sura t oten t i k atau yang d ipa l s u…dst . ng o leh Pemohon Kasas i ak ta j ua l - be l i Perbua t an mana d i l a k u kan dengan cara mengajukan sura t - sura t te r s ebu t BPR Mulyo Sr i yang i s i n y a t i d a k sebaga i j am inan hutang kepada Rejek i . itu sebaga i Rejek i…”ds t . dan Dalam Dakwaan KEDUA sanga t t idak member i k an ah Pemohon Kasas i benar j am inan hutang kepada BPR Mulyo Sr i atau kepas t i a n memakai sura t yang d ipa l s u ka Atau se te l a h se te l a h bu l an Jun i je l a s sesungguhnya yang i s i n y a t i d a k te r s ebu t , Apakah ha l itu pada bu lan Jun i dan Ju l i ak ta - ak ta ub m 2003 segera kapan oten t i k d i l a k u kan o leh Pemohon Kasas i tahun t idak In sura t mengajukan sura t - lik A gu Rumusan “…se lan j u t n y a Pemohon Kasas i do benar ne si a putusan.mahkamahagung.go.id dan Ju l i te r s ebu t d ibua t ? 2003 ? atau bahkan je l a s d imana Rejek i te r s ebu t . tempa t / k e dudukan Seo lah - o lah ng tempa t d imana Pemohon Kasas i pa l su sebaga i j am inan Mulyo Sr i seca ra l engkap je l a s dengan t i dak seca ra A lik pada Pemohon dapa t ura i a n - ura i a n memenuhi ce rma t , da l am pasa l gu d ia t u r Umum sebaga imana dan l engkap mengena i te r s ebu t bahwa Sura t ng ura i a n menyebu t kan Kasas i , d i ka t e go r i k a n dakwaan yang OBSCUUR LIBEL atau KABUR. berdasa r kan berpendapa t dakwaan di Dakwaan Penun tu t sya ra t je l a s atas Umum seca ra karena t i d a k dan l engkap 143 aya t (2 ) huru f Hal . kami ber i s i k a n sebaga imana b KUHAP dan o leh 18 dar i 19 ha l . s Maka d idakwakan dakwaan sebaga i sura t Wling i d i l a k u kan . ub sura t yang ep maka p idana sura t Penun tu t ura i a n seca ra ce rma t seca ra j e l a s t i n da k di BPR 1,2 dan 3 d i atas t i d a k ber i s i k a n R ka m ah ah d iu r a i k a n pada but i r mate r i i l M dakwaan Jaksa padaha l berkedudukan waktu dan tempat t i n d a k p idana i t u Karena sura t mendapat kan Malang , mengharuskan dan Rejek i ne d i susun un tuk di d imaksud Undang- Undang Sr i do A gu berkedudukan / be r t empa t Bl i t a r . BPR Mulyo Sr i te l a h d idakwa menggunakan hutang Rejek i BPR Mulyo Put . No. 1568 K/P id / 2 008 In ak ta - ak ta menyebu tkan si seca ra Umum j uga t i d a k ne Jaksa Penun tu t In itu R ah Sela i n ep mungk in se te l a h tahun 2003 ? do hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18 R ep ub menuru t pasa l Dakwaan yang t i d a k II I . Bahwa Putusan menguatkan sesua i Judex pu tusan A gu sebaga i ber i k u t (3 ) Fact i tangga l di atas Neger i : (1 ) ka S.H . te l a h d ia t u r Pers i d angan Umum menuntu t te r b uk t i (2 ) melakukan KUHP dan Pasa l R 6 Pemohon Kasas i t i n d ak ada l ah 264 aya t o leh Jaksa November 2006 , AMBAR PAWITRI , p idana 264 aya t 374 j o unsu r - unsu rnya sebaga i ber i k u t ah tangga l dan d iancam dengan Pasa l 264 aya t d ibacakan ep m Jaksa Penun tu t yang No. dengan ura i a n lik Umum pada p idana te l a h 2006 KUHP, Pasa l ub ah Penun tu t tun t u t a n 143 Malang cukup per t imbangannya , (2 ) KUHP dan Pasa l 374 j o 65 aya t (1 ) KUHP da lam pasa l yang 27 November TENTANG PEMBUKTIAN PASAL 264 aya t Bahwa KUHAP Sura t demi hukum. Pengad i l a n 549 /P i d . B / 2 005 /PN .M l g , putusan yang t i d a k aya t dengan ke ten t u an b KUHAP bata l ng aya t (2 ) huru f 143 do karenanya ne si a putusan.mahkamahagung.go.id In hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia (1 ) 65 aya t sebaga imana KUHP, Pasa l (1 ) KUHP yang : Membuat seca ra t i dak benar atau memalsu sura t per i k a t a n atau ne “ ng Unsur oten t i k . ” “ Yang A gu pembebasan buk t i dapa t menimbu l kan hutang , atau hak , yang d ipe r un t u k kan dar i p ada sesua t u ha l . ” la i n paka i sura t te r sebu t atau menyuruh orang In Unsur “ Dengan maksud untuk memakai seo l ah - o lah i s i n y a benar dan Unsur “ Dengan Senga ja ” atau Memakai yang su ra t d ipa l s u Oten t i k atau d ipa l s u . Unsur “ J i ka yang pemalsuan kerug i a n . ” is inya ub “ lik UNSUR-UNSUR PASAL 264 AYAT (2 )KUHP seo l ah - o lah ep ah ka m ah t i d a k pa l su . ” Unsur sebaga i do Unsur si Unsur “ Barang Siapa . ” sura t itu t i dak benar dan t i dak benar dapa t menimbu l kan s R UNSUR-UNSUR PASAL 374 j o 65 AYAT(1 ) KUHP A Hal . 19 dar i 19 ha l . ne dengan melawan hak . ” do gu ng Unsur “ Dengan senga j a memi l i k i Put . No. 1568 K/P id / 2 008 In M Unsur “ Barang s i apa . ” ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19 R ep ub putusan.mahkamahagung.go.id Unsur “ Sesua tu barang yang sama seka l i ne si a hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia atau sebag i annya te rmasuk kepunyaan orang l a i n . ” “ Barang itu ada da lam tangannya bukan ng Unsur karena ke j aha t a n . ” Unsur “ Di l a ku kan dengan orang yang memegang barang i t u Dakwaannya te r t a n gga l d ibua t seca ra ber i k u t : l engkap Dalam pembukt i a n tak ubahnya seper t i 24 Agustus 2005 , ya i t u dan je l a s anta r a la i n 264 aya t (1 ) sebaga i KUHP dan Pasa l 264 Umum t i d a k menyebu t kan seca ra l engkap dan j e l a s ak ta - ak ta oten t i k ten t ang apa sa j a sa j a dan nomor berapa da lam Pers i d angan Dalam pembukt i a n Pasa l Penun tu t je l a s s i apa A gu te r buk t i yang Pasa l berapa berdasa r kan te l a h o leh 65 aya t menyebu t kan SHM-SHM nomor sa j a berdasa r kan d ipa l s u 374 j o Umum t i d a k ng dan te r bu k t i R Kasas i . Jaksa yang fak t a d ige l a p kan Pemohon (1 ) seca ra sa j a dan KUHP, l engkap atas nama da l am Pers i d angan o leh Pemohon Kasas i sehubungan denga n peke r j a annya / j a b a t a n nya . PEMBUKTIAN DAKWAAN KESATU PASAL 264 AYAT (1 ) In PERIHAL fak t a ne KUHP, Jaksa Penun tu t t idak do (2 ) Pasa l Penun tu t 2006 , ep ka m aya t ah November Jaksa ub ah Sura t 6 Pidana si Umum te r t a n gga l Tuntu t an do Sura t In Bahwa mencermat i lik A gu berhubung dengan peke r j a annya atau j aba t annya . ” KUHP DAN DAKWAAN KEDUA PASAL 264 AYAT (2 ) KUHP. buk t i - buk t i te r buk t i sura t , te l a h sura t Oten t i k ak ta kuasa da lam d i ka i t k a n dengan Pers i d angan Pemohon Kasas i , seca ra menjua l yang benar i ka t a n kemudian dar i Fi f i Hal . maupun atau j ua l be l i 19 ha l . dan untuk saks i Setyawa t i 20 dar i S.H . , memalsu d igunakan mendapat kan p in j aman uang dar i (Nonong ) , ba i k AMBAR PAWITRI , t idak berupa beberapa ak ta ng gu , Pemohon Kasas i membuat Tjand ra Mierawa t i A dan s te r ungkap ke te r angan saks i - saks i memenuh i sya ra t M atas , KUHP Ny. dan dar i ne mela l u i yang di (2 ) do fak t a - fa k t a d i sebu t k an 264 aya t 264 Put . No. 1568 K/P id / 2 008 In sebaga imana Pasa l lik KUHP dan unsu r - unsu r unsu r - unsu r Pasa l ub (1 ) ep aya t R ah ka m ah Bahwa sehubungan dengan pembukt i a n ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20 R ep ub putusan.mahkamahagung.go.id Mulyo Sr i merug i kan Rejek i saks i Wl ing i Bl i t a r dan R, Ayu Endang Wahyun i ak i ba t n ya DW dan saks i Ir . karena Jaksa Penun tu t unsu r - unsu r dar i KUHP te r s ebu t A gu (2 ) Pemohon Kasas i , t i dak ak ta - ak ta i ka t a n d ipa l s u kan je l a s atas (1 ) dan Pasa l t idak perbua t an j ua l seca ra d idakwakan kepada yang menyebu t kan be l i seca ra kuasa menjua l nomor berapa o leh Pemohon Kasas i , sa j a ka Kasas i yang di j ad i k an da lam pers i d angan cermat , demi hukum. Per i h a l je l a s Pembukt i a n Apalag i memer i k sa huru f b KUHAP, ya i t u dan l engkap , seh i ngga harus R ah bata l seca ra te l a h ber t e n t a nga n ep dengan ke ten t u an Pasa l 143 aya t (2 ) d ibua t untuk is i nya dan berpendapa t te r bu k t i . dasa r dan sa j a yang maka kami ub m Dakwaan Pemohon l engkap nomor berapa Dakwaan KESATU dan Dakwaan KEDUA t i d a k sura t 264 aya t mengura i k an lik dan ak ta - ak ta 264 aya t di l engkap je l a s ah Pasa l Umum da lam membukt i k a n do Akan te t a p i In ng Dewi Nurmaya . Dakwaan Ket i g a Pr ime r Pasa l 374 jo si BPR ne si a hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia (1 ) , KUHP kami A gu Jaksa Penuntu t j ug a 374 j o t i dak dengan sependapa t Umum dengan a lasan sebaga i ber i k u t Unsur - unsu r Pasa l 374 j o 65 aya t (1 ) KUHP sua tu perbua t an memper tanggung j awabkan Kasas i i den t i t a s n y a sesua i atau pr i b ad i yang dapa t hukum seh i ngga Ambar Pawi t r i , ub Pemohon dengan sura t memper tanggung j awabkan Pemohon SH. Kasas i perbua t annya , seca ra Yang mampu seh i ngga dengan dan Terpenuh i . dengan melawan hak” fak t a yang Hal . te r ungkap 21 dar i 19 ha l . da lam Put . No. 1568 K/P id / 2 008 In R A gu ng M dengan te r sebu t dan mampu melakukan perbua t an Unsur “ Dengan senga j a memi l i k i sesua i orang dakwaan ada lah orang demik i a n “Unsu r Barang Siapa ”Te r buk t i Bahwa orang perbua t annya hukum. Bahwa dan lik mampu melakukan ep ah ka m ah yang barangs i a pa ada lah subyek hukum ya i t u do Penger t i a n In Unsur “ Barang s i apa ” : s aya t unsur - unsu r Pasa l ne 65 dengan pembukt i a n ne Bahwa te r k a i t do ng Pasa l 65 aya t (1 ) KUHP. ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21 R ep ub putusan.mahkamahagung.go.id pers i d angan ba i k Kasas i ada kesenga j aan ng memi l i k i Wahyun i atau n ia t SHM-SHM ba i k DW maupun saks i d i s impu l k a n dar i bahwa Pemohon Kasas i mi l i k Ny. pe lapo r Ir. R. Ayu Endang Dewi Nurmaya ah kepada peny i d i k Belum dapa t Ny. saks i Nurmaya saks i pe lapo r DW kepada saks i pe lapo r DW dan 2 SHM mi l i k ub m Dewi Nurmaya kepada saks i Samsi pemi l i k j am i nan te r s ebu t akan segera A gu Kasas i ya i t u 1 SHM d ipegang o leh Mulyo Sr i Ny. buk t i - buk t i Haz l i n d a , Kr i s na r t o , Har i n y Bambang kwi t a n s i Ny. Fi f i Setyawa t i Mierawa t i , o leh Bu ah Tjand ra Ny. Mierawa t y M R memin tanya . A gu ng bahwa atas la i n ba i k Bambang dan Samsi kepada Ny.T j and r a Kasas i kepada Ibu dan t idak o leh , Ny. d i kemba l i k a n mesk ipun Pemohon Kasas i a lasan - a lasan te r s ebu t 22 dar i te l a h SHM-SHM te r s ebu t Setyawa t i Hal . dan Totok Herman Muchl i s seka rang (Nonong ) Ir , Spd. , Pemohon maupun Fi f i kepada Pemohon Kasas i Menimbang , S.H. namun h ingga Samsi , anta r a Purwan i ngs i h , hutang - hutangnya melunas i pembayaran ub melunas i Pemohon Kasas i Sunyo to , Pramono , bahwa SHM- ke te r a ngan Pemohon Kasas i ep ka m ah Winar t o , dan Mei rawa t i kepada Pemohon Menuru t Wl ing i Setyawa t i Tjand ra d i kemba l i k a n menuru t ke te r angan para saks i Ton i Rejek i dengan komi tmen se te l a h hutang - hutangnya . berdasa r kan saks i hu tang Ir . 19 ha l . te l a h Mahkamah Put . No. 1568 K/P id / 2 008 In ng SHM o leh pe lapo r d ipegang atau 2 SHM d ipegang o leh Ny. Fi f i SHM d ipegang sebaga i BPR saks i lik Bl i t a r , 3 o leh orang l a i n , R ah i bu ep Dewi Nurmaya karena SHM-SHM te r s ebu t d i kuasa i DW Dewi 4 SHM mi l i k Ny. R. Ayu Endang Wahyun i ka Ir . saa t d ipe r i k s a . d i se r ah kannya Ir . Ayu Endang Wahyun i pe lapo r R. Ayu Endang Wahyun i pe lapo r do R. ne SHM mi l i k Ny. do 3 pe l apo r do dan saks i In mi l i k dapa t menunjukkan dan menyerahkan 2 SHM In Pemohon Kasas i : lik A gu dengan a lasan ser t a pen je l a s an sebaga i ber i k u t s untuk dapa t maupun si t i dak Pemohon ke te r angan para saks i ne ke te r angan mela l u i ne si a hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22 R ep ub Agung berpendapa t : mengena i a lasan - a lasan ke 1 sampai dengan 3 : Judex Fac t i menguatkan pu tusan Pengad i l a n t i dak sa l ah A gu atau te r s ebu t mengena i penghargaan ten t ang pemer i k s aan dengan t idak t i n g ka t d i t e r a p kannya Tingg i kasas i yang bers i f a t ha lmana pada t idak t i n g ka t kasas i sua tu yang dan benar a lasan pembukt i a n pemer i k s aan d ibena r kan , tepa t dan kenya t aan , da lam dapa t hanya pera t u r a n kasas i , berkenaan hukum atau pera t u r a n hukum t i d a k d i t e r a p kan sebaga imana mest i n ya , atau apakah cara mengad i l i m te l a h hukum has i l sua tu da lam karena Neger i t i d a k d i l a k s anakan menuru t ub ah d ipe r t i mbangkan /Pengad i l a n menerapkan pen i l a i a n dapa t do putusan t idak In karena te r s ebu t lik o leh ng Bahwa a lasan - a lasan ke ten t u t a n wewenangnya , sebaga imana yang d imaksud ep ka Undang - Undang dan apakah Pengad i l a n te l a h melampau i batas da lam pasa l 253 dengan Menimbang , da lam t i n g ka t bahwa o leh kasas i Memperha t i k a n (2 ) KUHP, te r s ebu t Pasa l in i (1 ) KUHP, Pasa l 65 aya t 264 aya t 91) KUHP, Undang- Undang- Undang No.8 tahun 1981 dan tahun 1985 sebaga imana yang te l a h d iubah dan d i t ambah dengan Undang- Undang Nomor 5 tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang- Undang No.3 ser t a pera t u r a n perundang - undangan l a i n Tahun 2009 yang bersangku t an ; permohonan kasas i Kasas i / T e r d a kwa : AMBAR PAWITRI , SH Membebankan Pemohon Pemohon ; te r s ebu t kasas i in i untuk sebesa r Rp. 23 dar i 19 ha l . Put . No. 1568 K/P id / 2 008 In Hal . do ng ne ( dua r i b u l ima ra t u s rup i a h ) ; gu A te r s ebu t Kasas i / T e r d a kwa membayar b iaya perka r a da l am t i n g ka t 2.500 , - dar i s Menolak ep ME N G A D I L I : R ka m ah No.14 Pemohon Kasas i / T e r d a kwa un tuk membayar b iaya perka ra Pasa l Undang No.4 8 tahun 200 9, Undang- Undang harus d i t o l a k ; 264 aya t jo in i undang- undang , ; Pasa l 374 dan /a t a u karena maka harus d ibeban i A gu d ip i d a na , hukum da lam perka ra In ber t en t a ngan atas , si putusan Judex Fac t i di lik t i dak per t imbangan ne pu la te r n ya t a , berdasa r kan do bahwa R l ag i Menimbang , ng ah KUHAP (Undang - Undang Noomor 8 Tahun 1981) ; maka permohonan kasas i ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M ne si a putusan.mahkamahagung.go.id ub hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Halaman 23 R ep ub Demik i an l a h d ipu t u s kan Mahkamah Agung pada har i SH. , ng Djoko Sarwoko, da lam Selasa MH. Ketua rapa t permusyawara t an tangga l 18 Mei 2010 o leh Muda Mahkamah Agung yang d i t e t a p kan o leh Ketua Mahkamah Agung sebaga i Hakim- Hakim Agung te r bu ka Maje l i s o leh bese r t a Budi ah d ihad i r i Dr . Komariah E. Sapard ja j a , sebaga i untuk Anggo ta , umum pada har i Hak im- Hakim anggo ta Hapsar i , SH. , Pani t e r a o leh Pemohon Kasas i : dan d iucapkan da lam itu j uga Ketua te r s ebu t , o leh dan d iban t u Penggan t i dan t idak Terdakwa dan Jaksa /Penun t u t Umum. ub Hakim- Hakim Anggo ta m SH. lik s i dang dan Prof . Ketua Maje l i s In SH A gu I Made Tara , ne si a putusan.mahkamahagung.go.id do hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia ka K e t u a ; Made Ttd . / Dr . Komar i ah E. Sapard j a j a , SH SH. Djoko R ah Ttd . / P r o f . Tara , ep Ttd . / I si ne Pani t e r a Penggan t i do Ttd . / In Budi Hapsar i , SH. Untuk Sal i n an Mahkamah Agung- RI a.n . Pan i t e r a Pan i t e r a Muda Pidana , ub lik ka m ah A gu ng Sarwoko , SH. , MH. s ne 24 dar i 19 ha l . do Hal . Put . No. 1568 K/P id / 2 008 In A gu ng M R ah ep MACHMUD RACHIMI , SH. , MH. NIP 040 018 310 ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24