BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Hakekat Pembelajaran Kontekstual 2.1.1. Pengertian Pembelajaran Kontekstual Pembelajaran kontekstual Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan “konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat.”1 Pembelajaran kontekstual adalah “proses pembelajaran yang bertolak dari proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada, dalam arti bahwa apa yang akan dipelajari tidak terlepas dari apa yang sudah dipelajari, sehingga pengetahuan yang akan diperoleh siswa adalah pengetahuan yang utuh yang memiliki keterkaitan satu sama lain.”2 Definisi pembelajaran kontekstual secara umum belum disepakati oleh para ahli, tetapi dasar dan unsur-unsurnya lebih banyak disepakati. Pembelajaran seperti ini dapat dilihat di negara-negara maju yang sudah mengembangkan pembelajaran kontekstual ini dengan berbagai nama. 1 Republik Indonesia, Undang Undang Sisdiknas, Citra Umbara: Bandung, 2006, hal.5. http://www.m-edukasi.web.id/2011/12/pengertian-pembelajaran-kontekstual-ctl.html (diunduh tanggal 29 September 2013, pukul 19:43). 2 9 2.1.2. Penerapan Pembelajaran Kontekstual a. Perencanaan Pembelajaran Menurut pendapat Arthur W. Steller yang dikutip oleh Hamzah B. Uno, mengemukakan perencanaan sebagai “hubungan antara apa yang ada sekarang (what is) dengan bagaimana seharusnya (what shoul be) yang bertalian dengan kebutuhan, penentuan tujuan, prioritas, program, dan alokasi sumber.”3 Bagaimana seharusnya mengacu pada masa yang akan datang. Perencanaan pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran atau interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Kegiatan perencanaan pembelajaran oleh guru meliputi penyusunan perangkat pembelajaran antara lain: Program Tahunan, Program Semester, Silabus, Rencana Pembelajaran, Buku Siswa serta Instrumen Evaluasi, yang mengacu pada format pembelajaran kontekstual. b. Proses Pembelajaran Dalam proses pembelajaran yang mengacu pada pendekatan kontekstual dimana proses belajar mengajar didominasi oleh aktivitas siswa, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator bagi siswa dalam menemukan suatu konsep atau memecahkan suatu masalah. Kegiatan pembelajaran tidak hanya dilakukan didalam kelas, tetapi juga dilaksanakan diluar kelas atau lingkungan sekitar dengan menggunakan berbagai alat pembelajaran yang efektif dan menggunakan 3 Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, Bumi Aksara: Jakarta, 2006, hal.1. 10 strategi pengajaran dengan pendekatan kontekstual. Didalam pembelajaran kontekstual sumber belajar tidak hanya berasal dari guru tetapi dari berbagai sumber, seperti buku paket, media masa, lingkungan dan lain-lain. c. Evaluasi Pembelajaran Kegiatan evaluasi dalam pembelajaran kontekstual mengarah pada prinsip penilaian yang sebenarnya terjadi. Kegiatan evaluasi dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran, dengan menggunakan berbagai cara dan berbagai sumber yang mengukur semua aspek pembelajaran, yaitu : proses, kinerja, dan produk. 2.1.3. Prinsip Penerapan Pembelajaran Kontekstual Guru harus memegang kuat beberapa prinsip pembelajaran dalam menerapkan pendekatan pembelajaran kontekstual : “1. Merencanakan pembelajaran sesuai dengan kewajaran mental sosial. 1. Membentuk kelompok belajar yang saling bergantung. 2. Menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran yang mandiri. 3. Mempertimbangkan keragaman siswa. 4. Mempertimbangkan multi intelegensi siswa. 5. Menggunakan teknik-teknik bertanya untuk meningkatkan pembelajaran siswa, perkembangan masalah, dan keterampilan berfikir tingkat tinggi. 6. Menerapkan penilaian authentic.”4 4 http://www.sekolahdasar.net/2011/12/prinsip-pembelajaran-kontekstual.html (diunduh tanggal 29 September 2013, pukul 19:05). 11 2.1.4. Metode Pembelajaran Proses pembelajaran diharapkan guru memilih metode-metode dari sekian banyak metode yang telah ditemukan oleh para ahli, sebelum guru tersebut menyampaikan materi pengajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran yang dimaksud adalah “sasaran yang hendak dicapai pada akhir pengajaran, serta kemampuan yang harus dimiliki siswa.”5 Metode pembelajaran merupakan “cara melakukan atau menyajikan, mengurai, memberi contoh, dan memberi latihan kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu”6 tetapi tidak setiap metode yang digunakan sesuai dengan pencapaian tujuan pembelajaran tertentu. Metode yang digunakan tidak boleh monoton dalam setiap pembelajaran. 2.1.5. Hasil Pembelajaran Hasil pembelajaran merupakan “semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan metode pembelajaran dibawah kondisi yang berbeda.”7 Penggunaan metode pembelajaran dibawah kondisi pembelajaran yang berbeda dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu: “1. Keefektifan (effectiveness), 2. Efisiensi (efficiency), daya tarik (appeal).”8 5 Martinis Yamin. Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, Gaung Persada Press: Jakarta, 2007, hal. 133. 6 Ibid., hal. 138. 7 Hamzah B. Uno, Op.cit., hal. 16. 8 Ibid., hal. 21. 12 Keefektifan pembelajaran diukur dengan tingkat pencapaian. Empat aspek penting yang dapat dipakai untuk mendeskripsikan keefektifan pembelajaran, yaitu: kecermatan penguasaan perilaku yang dipelajari atau sering disebut dengan tingkat kesalahan, kecepatan untuk kerja, tingkat belajar, tingkat retensi dari apa yang dipelajari. Efisiensi pembelajaran diukur dengan rasio antara keefektifan dan jumlah waktu yang dipakai untuk belajar dan atau jumlah biaya pembelajaran yang digunakan. Daya tarik pembelajaran diukur dengan mengamati kecenderungan siswa untuk tetap belajar. Hasil pembelajaran bisa berupa hasil nyata (actual outcomes) dan hasil yang diinginkan (desired outcomes). Actual outcomes adalah hasil yang nyata dicapai dari penggunaan suatu metode dibawah kondisi tertentu, sedangkan desired outcomes, yakni tujuan yang ingin dicapai, yang sering mempengaruhi keputusan perancang pembelajaran dalam melakukan pilihan metode yang sebaiknya digunakan. Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar mengajar yang optimal ditunjukkan dengan ciri-ciri sebagai berikut: “• Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsik pada diri siswa. siswa tidak mengeluh dengan prestasi yang rendah dan ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau setidaknya mempertahankan apa yang telah dicapai. • Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi yang tidak kalah dari orang lain apabila ia berusaha sebagaimana mestinya. • Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan lama diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan mengembangkan kreativitasnya. • Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif), yakni mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau 13 wawasan, ranah afektif (sikap) dan ranah psikomotorik (keterampilan atau perilaku). • Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan diri terutama dalam menilai hasil yang dicapainyamaupun nilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.”9 Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu: “1. Faktor Intern. Faktor interen adalah faktor yang berasal dari dalam, meliputi tiga faktor yaitu: jasmani, psikolok, dan kelelahan. a) Faktor jasmaniah meliputi: kesehatan dan cacat tubuh. b) Faktor psikologis meliputi: intelegensi, minat, perhatian, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan. c) Faktor kelelahan berupa kelelahan jasmani dan rohani. Kelelahan ini dapat diatasi dengan tidur, istirahat, penguasaan fariasi dalam belajar, dsb. 2. Faktor Ekstern. Faktor ekstern yaitu faktor yang berasal dari luar meliputi tiga faktor yaitu: keluarga, sekolah, dan masyarakat. a) Faktor keluarga meliputi: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan. b) Faktor sekolah meliputi: metode belajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung. c) Faktor masyarakat meliputi: kegiatan siswa dalam masyarakat, media masa, teman bergaul, dan kehidupan masyarakat.”10 2.1.6. Strategi Pembelajaran Kontekstual Pembelajaran kontekstual dapat dilaksanakan dalam beberapa model atau teknik pembelajaran yang dapat dipilih oleh guru, yaitu : 9 http://www.scribd.com/doc/51282702/penertian-hasil-belajar-menurut-para-ahli (diunduh tanggal 17 Mei 2014, pukul 19:37) 10 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta: Jakarta, 2003, hal.54. 14 1. Pengajaraan Berbasis Masalah “Pengajaran berbasis masalah (Problem Based Learning), yaitu suatu pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang berfikir kritis dan ketrampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi pelajaran.”11 Pengajaran berbasis masalah digunakan agar siswa berfikir tingkat tinggi dalam suatu situasi masalah, yang termasuk didalamnya bagaimana belajar. 2. Pengajaran Kooperatif Pengajaran kooperatif adalah pembelajaran yang mengharuskan siswa untuk bekerja dalan suatu tim untuk menyelesaikan masalah, menyelesaikan tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk tujuan bersama. “David dan robert johnson mendefinisikan cooperatif learning adalah a teaching strategy in which small teams, each with students of different levels of ability, use a variety of learning activities to improve their understanding of a subject (setrategi pembelajaran dalam bentuk kelompok-kelompok kecil dimana setiap siswa memiliki tingkat kemampuan berbeda, dengan menggunakan berbagai macam aktivitas belajar untuk meningkatkan pemahaman terhadap materi).”12 3. Pengajaran Berbasis Inkuiri “Inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk 11 http://www.kajianpustaka.com/2013/08/pembelajaran-kontekstual.html (diunduh tanggal 29 september 2013, pukul 20:58). 12 http://kabar-pendidikan.blogspot.com/2011/10/pengertian-cooperativelearning.html?m=1 (diunduh tanggal 29 September 2013, pukul 20:35). 15 mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.”13 Proses berfikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Belajar dengan mengemukan sesuatu mempunyai banyak keuntungan. Siswa ingin mengetahui dengan pembelajaran inkuiri, karena pembelajaran ini akan motivasi siswa untuk melanjutkan pekerjaannya sampai mereka menemukan jawabannya. 4. Pengajaran Berbasis Proyek atau Tugas “Belajar Berbasis Proyek/Tugas (Project Based Learning), yaitu suatu pendekatan komperhensif dimana lingkungan belajar siswa (kelas) didesain agar siswa dapat melakukan penyelidikan terhadap masalah autentik termasuk pendalaman dari suatu topik mata pelajaran, dan melaksanakan tugas bermakna lainnya.”14 Dengan pendekatan pengajaran bekerja secara ini agar siswa bekerja secara mandiri dalam membentuk pembelajaran dan membawanya kedunia nyata. 5. Pengajaran Autentik “Pengajaran autentik yaitu pendekatan pengajaran yang memperkenalkan siswa untuk mempelajari konteks bermakna.”15 Dengan begitu siswa akan belajar seperti mengumpulkan informasi, menghitung, menulis dan berbicara dalam konteks kehidupan nyata. 13 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Perenada Media Grup: Jakarta, 2007, hal. 194. 14 http://www.kajianpustaka.com/2013/08/pembelajaran-kontekstual.html (diunduh tanggal 29 september 2013, pukul 21:48). 15 Ibid. 16 2.2. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) 2.2.1. Konsep Dasar Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang mengharuskan siswa untuk bekerja dalam suatu tim untuk menyelesaikan masalah, menyelesaikan tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk tujuan bersama. “David dan robert johnson mendefinisikan cooperatif learning adalah a teaching strategy in which small teams, each with students of different levels of ability, use a variety of learning activities to improve their understanding of a subject (setrategi pembelajaran dalam bentuk kelompok-kelompok kecil dimana setiap siswa memiliki tingkat kemampuan berbeda, dengan menggunakan berbagai macam aktivitas belajar untuk meningkatkan pemahaman terhadap materi).”16 Disamping itu “cooperative learning disebut sebagai sistem pembelajaran gotong royong. Dalam sistem pembelajaran ini, guru hanya bertindak sebagai fasilitator.”17 Melalui cooperative learning siswa didorong untuk bekerja sama secara maksimal sesuai dengan keadaan kelompoknya masing-masing. Kerjasama disini adalah setiap anggota kelompok harus saling bantu yang pandai membantu yang kurang pengetahuanya, dan kegagalan individu adalah kegagalan kelompok begitu pula sebaliknya. Anggota kelompok harus mempunyai tanggung jawab yang sama. Tujuan pembelajaran kooperatif akan tercapai melalui enam fase atau langkah utama yang terlibat dalam pembelajaran yang menggunakan model cooperative learning, yaitu: 16 http://kabar-pendidikan.blogspot.com/2011/10/pengertian-cooperativelearning.html?m=1 (diunduh tanggal 29 September 2013, pukul 20:35). 17 Anita Lie, Op. cit., hal. 12. 17 1) Pelajaran dimulai dengan guru membahas tujuan-tujuan pembelajaran dan membangkitkan motivasi belajar. 2) Fase ini diikuti oleh persentasi informasi, sering kali dalam bentuk teks daripada ceramah. 3) Siswa kemudian diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok belajar. 4) Dalam langkah berikutnya siswa dibantu guru, bekerja bersamasama untuk menyelesaikan tugas-tugas interdependen. 5) Persentasi akhir kelompok atau menguji segala yang sudah dipelajari siswa. 6) Memberi pengakuan pada usaha kelompok maupun individu.”18 2.2.2. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif Karakteristik atau ciri-ciri pembelajaran kooperatif antara lain: “Pembelajaran secara tim. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran secara tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Setiap anggota tim harus mampu membuat setiap siswa belajar. 1) Didasarkan pada Managemen kooperatif. Managemen memiliki tiga fungsi, yaitu: (a) fungsi manajemen sebagai perencanaan pelaksanaan menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, dan langkahlangkah pembelajaran yang sudah ditetapkan, (b) fungsi manajemen sebagai organisasi, menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang sudah matang agar proses pembelajaran berjalan dengan efektif, (c) fungsi manajemen sebagai kontrol, menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilan baik melalui bentuk tes maupun non-tes. 2) Kemauan untuk bekerja sama. Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok, oleh karenanya kebersamaan atau kerja sama perlu ditekankan dalam pembelajaran kooperatif. Tanpa kerja sama yang baik pembelajaran kooperatif tidak akan mencapai hasil yang optomal. 3) Keterampilan bekerja sama. Keterampilan bekerja sama dipraktikkan melalui aktivitas dalam kegiatan pembelajaran secara kelompok. Dengan demikian, siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi 18 Richard I. Arends, Op. cit., hal. 6. 18 dengan anggota lain dalam rangka pembelajaran yang telah ditetapkan.”19 mencapai tujuan Berdasarkan karakteristik tersebut, siswa belajar dalam kelompok secara bekerja sama, untuk menuntaskan materi belajarnya. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan. 2.2.3. Prosedur Pembelajaran Kooperatif Prosedur atau langkah-langkah pembelajaran kooperatif pada dasarnya terdiri atas empat tahap, yaitu: “1. Penjelasan materi, tahap ini merupakan tahapan penyampaian pokok-pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok. Tujuan utama tahapan ini adalah pemahaman siswa terhadap materi pokok pelajaran. 2. Belajar kelompok, tahapan ini dilakukan setelah guru memberikan penjelasan materi, siswa bekerja dalam kelompok yang telah dibentuk sebelumnya. 3. Penilaian, penilaian dalam pembelajaran kooperatif bisa dilakukan melalui tes atau kuis, yang dilakukan secara individu atau kelompok. Tes individu akan memberikan penilaian pada kemampuan individu, sedangkan kelompok akan memberikan penilaian pada kemampuan kelompoknya. Nilai setiap kelompok memiliki nilai sama dalam kelompoknya. Hal ini disebabkan nilai kelompok adalah nilai bersama dalam kelompoknya yang merupakan hasil kerja sama setiap anggota kelompoknya. 4. Pengakuan tim, adalah penetapan tim yang dianggap paling menonjol atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan atau hadiah, dengan harapan dapat memotivasi tim untuk terus berprestasi lebih baik lagi.”20 19 Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan profesionalisme guru, Rajawali Pera: Jakarta, 2010, hal. 207-208. 20 Ibid., hal. 212-213. 19 2.2.4. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Koperatif Keunggulan cooperative learning sebagai sesuatu strategi pembelajaran, yaitu: “ a. Meningkatkan aktivitas belajar siswa dan prestasi akademiknya. b. Meningkatkan daya ingatan siswa. c. Meningkatkan kepuasan siswa dengan pengalaman belajar. d. Membantu dalam mengembangkan keterampilan berkomunikasi secara lisan. e. Mengembangkan keterampilan sosial siswa. f. Meningkatkan rasa percaya diri siswa. g. Membantu meningkatkan hubungan positif antar siswa.”21 Siswa dapat dilatih untuk mengembangkan keterampilannya dan keaktifannya selama pembelajaran, baik aktif dalam hal bertanya ketika tidak mengerti tentang materi, ataupun menggali informasi dari berbagai sumber, dan kemudian menularkannya kepada siswa lain. Kelemahan dari cooperative Learning yaitu: “a. Pelajaran berkelompok membatasi siswa yang berkemampuan tinggi dalam waktu belajar. b. Dibandingkan pengajaran langsung oleh guru, bisa terjadi apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa. c. Penilaian yang diberikan berdasarkan hasil kerja kelompok.”22 Cooperative learning membatasi siswa yang berkemampuan tinggi, yang dimaksud yaitu siswa yang dianggap mempunyai kemampuan lebih mungkin akan merasa terlambat oleh siswa yang kurang memiliki kemampuan dalam penguasaan materi, yang mengakibatkan terganggunya kerjasama dalam 21 http://sunartoms.wordpress.com/2009/03/20/pengertian-cooperative-learning/ (diunduh tanggal 28 Septenber 2013, pukul 20:09). 22 http://cucunuryani.blogspot.com/2011/08/pembelajaran-individual-dan.html (diunduh tanggal 28 September 2013, pukul 20: 32). 20 kelompok. Penilaian didasarkan pada hasil kerja kelompok. Guru perlu menyadari bahwa sebenarnya hasil yang diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa. 2.2.5. Model-Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif dapat dilaksanakan dalam beberapa model atau teknik pembelajaran yang dapat dipilih oleh guru. “teknik-teknik yang dapat dipakai dalam pembelajaran model cooperative learning adalah: Jigsaw, TAI, STAD, TGT (slavin 1990) write Pair Square, Inside-Outside Circle, Round-Robin, NHT, Two Stay Two Stray (kagan 1992), Group Investigation (Sharanet al), Learning Together (Johnson et al 1990), Cooperative Controversy (johnson and johnson 1987), Murder-mood, Understand, Recall, Detect, Elaborate, Review (Hythecker et al 1988).”23 2.3. Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS 2.3.1. Konsep dasar pembelajaran Tipe TSTS Ciri khas dari pembelajaran ini adalah sebagai berikut: “kerja kelompok secara heterogen, setelah selesai dua siswa dari masing-masing kelompok bertamu ke kelompok lain, dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagi hasil kerja dan informasi ke tamu mereka dari kelompok lain, tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dengan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain, kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerjakerja mereka.”24 23 http://nesaci.com/pengertian-dan-macam-macam-model-pembelajaran-kooperatifcooperative-learning/ (diunduh tanggal 28 September 2013, pukul 20:55). 24 Anita Lie, Mempraktekkan cooperative learning di Ruang-ruang Kelas, PT Gramedia: Jakarta, 2002, hal. 60-61. 21 Anggota kelompok memiliki tugas yang sama. Keberhasilan dalam kelompok sangat diperhatikan, maka siswa yang pandai ikut membantu temannya yang lemah dalam kelompok. Siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilannya, sedangkan siswa yang lemah akan terbantu dalam memahami permasalahan yang disesuaikan dalam kelompok tersebut. Tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe TSTS, yaitu: “1. Siswa belajar bekerja sama. 2. Bertanggung jawab. 3. Saling membantu memecahkan masalah. 4. Saling mendorong untuk berprestasi. 5. Melatih siswa agar dapat bersosialisasi dengan baik.”25 2.3.2. Persiapan Dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS Tahap persiapan, hal yang dilakukan guru adalah membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dan sistem penilaian, desain pembelajaran, menyiapkan tugas siswa, dan peserta didik dikelompokkan dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 4 siswa. Anggota kelompok harus heterogen berdasarkan prestasi akademik siswa dan jenis kelamin. “Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TSTS, yaitu: 1. Pembagian kelompok. Pada langkah ini guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari 4 siswa. 2. Pemberian tugas. Di langkah kedua ini guru memberikan sub pokok bahasan tertentu atau tugas-tugas tertentu kepada setiap kelompok untuk dibahas bersama-sama dengan anggota kelompoknya masing-masing. 25 http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/03/model-pembelajaran-kooperatiftwo-stay-two-stray.html, (diunduh tanggal 28 September 2013, pukul 21:35). 22 3. Diskusi: Siswa mengerjakan tugas. Pada kegiatan ini siswasiswa di dalam setiap kelompok bekerja sama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. 4. Tinggal atau berpencar? Setelah setiap kelompok selesai mengerjakan tugas yang diberikan maka setiap kelompok menentukan 2 anggota yang akan stay (tinggal) dan 2 anggota yang akan stray (berpencar) ke kelompok lain. 5. Berbagi. Pada langkah kelima ini, semua siswa saling berbagi apa yang telah mereka kerjakan untuk menyelesaikan tugas dari guru (catatan: siswa pada langkah ini saling menjelaskan, presentasi, bertanya, dan melakukan konfirmasi, lalu mencatat apa-apa yang didapatnya dari kelompok lain). Dua anggota kelompok yang tinggal di dalam kelompok bertugas membagi informasi dan hasil kerja mereka kepada 2 orang tamu dari kelompok lain yang akan berkunjung ke kelompok mereka. 6. Diskusi kelompok. Tahap selanjutnya adalah semua anggota kelompok kembali ke kelompok yang semula dan melaporkan apa yang mereka temukan dari kelompok lain. 7. Diskusi kelas. Setiap kelompok kemudian membandingkan dan membahas hasil pekerjaan mereka semua dalam sebuah diskusi kelas dengan fasilitasi oleh guru.”26 2.3.3 Kelebihan dan Kelemahan Model Kooperatif Tipe TSTS Model kooperatif tipe TSTS memiliki kelebihan sebagai berikut: “1) Dapat diterapkan pada semua kelas/tingkatan. 2) Kecenderungan belajar siswa menjadi lebih bermakna. 3) Lebih berorientasi pada keaktifan. 4) Diharapkan siswa akan berani mengungkapkan pendapatnya. 5) Menambah kekompakan dan rasa percaya diri siswa. 6) Kemampuan berbicara siswa dapat ditingkatkan. 7) Membantu meningkatkan minat dan prestasi belajar. Sedangkan kekurangan dari model ini adalah: 1) Membutuhkan waktu yang lama. 2) Siswa cenderung tidak mau belajar dalam kelompok. 3) Bagi guru, membutuhkan banyak persiapan (materi, dana dan tenaga). 4) Guru cenderung kesulitan dalam pengelolaan kelas.”27 26 Ibid, http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/03/model-pembelajarankooperatif-two-stay-two-stray.html. 23 2.4. Mata Pelajaran Ekonomi 2.4.1. Pengertian Ekomoni Menurut Para Ahli Kata ekonomi sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu: oikos yang berarti rumah tangga dan nomos yang berarti ilmu. Ekonomi berarti ilmu yang mengatur rumah tangga, sedangkan secara umum ekonomi berarti suatu bidang ilmu tentang pengurusan sumber daya material individu, masyarakat, dan negara untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Mata pelajaran ekonomi adalah salah satu mata pelajaran bagian dari satu bidang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang membicarakan tentang aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi terhadap barang dan atau jasa. Seorang guru ekonomi harus dapat menggambarkan secara langsung materi-materi yang diberikan dengan keadaan perekonomian saat ini. “Menurut P.A. Samuelson: Ilmu ekonomi adalah suatu studi mengenai individu-individu dan masyarakat membuat pilihan, dengan atau tanpa penggunaan uang, dengan menggunakan sumber-sumber daya yang terbatas tetapi dapat digunakan dalam berbagai cara untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan atau jasa dan mendistribusikannya untuk kebutuhan konsumsi, sekarang dan dimasa akan datang, kepada berbagai individu dan golongan masyarakat.28 Menurut Abraham Maslow Ekonomi adalah salah satu bidang pengkajian yang mencoba menyelesaikan masalah keperluan asas kehidupan manusia melalui penggemblengan segala sumber 27 http://tri-bowop.blogspot.com/2012/01/model-kooperatif-tipe-two-stay-two.html (diunduh pada tanggal 30 September 2013, pukul 17:21). 28 http://www.pengertianahli.com/2013/08/pengertian-ekonomi-menurut-para-ahli.html (diunduh tanggal 30 September 2013, pukul 20:24). 24 ekonomi yang ada dengan berasaskan prinsip serta teori tertentu dalam suatu sistem ekonomi yang dianggap efektif dan efisien.”29 Mata pelajaran ekonomi bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan peristiwa dan masalah ekonomi dan kehidupan sehari-hari terutama yang terjadi dilingkungan individu, rumah tangga, masyarakat dan negara. 2. Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi. 3. Bentuk sikap bijak, rasional, dan bertanggung jawab dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen, dan akuntansi yang bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga, masyarakat, dan negara. 4. Membuat keputusan yang bertanggung jawab mengenai nilainilai sosial ekonomi dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional.30 Mata pelajaran ekonomi mencakup perilaku ekonomi dan kesejahteraan yang berkaitan dengan masalah ekonomi yang terjadi dilingkungan kehidupan terdekat hingga lingkungan terjauh, yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut : “1. Perekonomian. 2. Ketergantungan. 3. Spesialisasi dan pembagian kerja. 4. Perkoperasian. 5. Kewirausahaan. 6. Akuntansi dan manajemen.”31 29 http://carapedia.com/pengertian_definisi_ekonomi_menurut_para_ahli_info501.html (diunduh tanggal 30 September 2013, pukul 20:55). 30 Ibid., http://www.pengertianahli.com/2013/08/pengertian-ekonomi-menurut-paraahli.html. 31 Ibid., http://www.pengertianahli.com/2013/08/pengertian-ekonomi-menurut-paraahli.html. 25 2.4.2. Kompetensi Dasar Mengenal Jenis Produk Dalam Bursa Efek A. Definisi Pasar Uang Pasar Uang adalah suatu tempat dimana akan bertemunya pemilik jangka pendek dapat menawarkan kepada calon peminjam dana yang membutuhkannya baik secara langsung ataupun melalui perantara. Pasar uang terdiri dari permintaan dan penawaran Uang. Penawaran Uang disini adalah jumlah uang yang beredar di dalam masyarakat, yaitu yang terdiri dari uang kartal dan uang Giral, sedangkan Permintaan Uang adalah keseluruhan jumlah uang yang ingin dipegang oleh suatu perusahaan maupun masyarakat, atau bisa juga disebut sebagai kebutuhan masyarakat akan uang tunai. Ciri-ciri Pasar Uang 1. Menekankan pada pemenuhan dana jangka pendek. 2. Mekanisme pasar uang ditekankan untuk mempertemukan pihak yang mempunyai kelebihan dana dan yang membutuhkan dana. 3. Tidak terikat pada tempat tertentu seperti halnya pasar modal. Pelaku Pasar Uang 1. Bank 2. Yayasan 3. Dana Pensiun 4. Perusahaan Asuransi 5. Perusahaan-perusahaan besar 6. Lembaga Pemerintah 7. Lembaga Keuangan lain 8. Individu Masyarakat 26 Kebutuhan Adanya Pasar Uang Alasan kenapa pasar uang dibutuhkan dalam sistem perekonomian adalah banyaknya perusahaan serta individu yang mengalami arus kas yang tidak sesuai antara inflows dan outflows, misalnya, perusahaan melakukan penagihan dari klien pada periode tertentu dan pada waktu yang lain ia harus mengeluarkan uang untuk menutupi biaya operasionalnya, untuk mengatasi masalah tersebut (perusahaan pada saat kasnya mengalami defisit), maka perusahaan tersebut sementara dapat memasuki pasar uang sebagai peminjam dengan mencari lembaga keuangan atau pihak lain yang memiliki surplus (kelebihan) dana. Perusahaan yang mengalami surplus dana, maka perusahaan tersebut menjadi kreditor dalam pasar uang untuk memperoleh pendapatan daripada membiarkan dananya tak terpakai atau idle. Mekanisme Pasar Uang Pasar Uang berbeda dengan Pasar Modal yang tradingnya dilakukan melalui Bursa atau Stock Exchange, Pasar Uang sifatnya abstrak, tidak ada tempat khusus seperti halnya dengan Pasar Modal, transaksi pada Pasar Uang dilakukan secara OTC (Over The Counter Market), dilakukan oleh setiap peserta (partisipan) melalui Desk atau Dealing Room masing-masing peserta. FUNGSI PASAR UANG 1. Perantara dalam perdagangan surat-surat berharga berjangka pendek. 2. Penghimpun danas berupa surat-surat berharga jangka pendek. 3. Sumber pembiayaan bagi perusahan untul melakukan investasi. 27 4. Perantara bagi investor luar negeri dalam menyalurkan kredit jangka pendek kepada perusahaan di Indonesia. Kebutuhan akan adanya pasar uang dilatar belakangi adanya kebutuhan untuk mendapatkan sejumlah dana dalam jangka pendek atau sifatnya harus segera dipenuhi. Pasar uang merupakan sarana alternatif khususnya bagi lembagalembaga keuangan, perusahaan-perusahaan non keuangan, dan peserta-peserta lainnya, baik dalam memenuhi kebutuhan dana jangka pendek maupun dalam rangka melakukan penempatan dana atas kelebihan likuiditasnya. Pasar uang juga merupakan sarana pengendali moneter (secara tidak langsung) oleh otoritas moneter dalam melaksanakan operasi terbuka, karena di Indonesia pelaksanaan operasi pasar terbuka oleh Bank Sentral yaitu Bank Indonesia dilakukan melalui pasar uang dengan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) sebagai instrumennya. PESERTA PASAR UANG 1. Lembaga keuangan 2. Perusahaan besar 3. Lembaga pemerintah, dan 4. Individu-individu TUJUAN PASAR UANG Pihak yang membutuhkan dana : 1. Memenuhi kebutuhan jangka pendek 2. Memenuhi kebutuhan likuiditas 28 3. Memenuhi kebutuhan modal kerja 4. Mengalami kalah keliring Pihak yang menanamkan dana : 1. Memperoleh penghasilan dengan tingkat suku bunga tertentu 2. Membantu pihak-pihak yang mengalami kesulitan keuangan 3. Spekulasi JENIS-JENIS RISIKO INVESTASI DALAM PASAR UANG 1. Risiko pasar (interest-rate risk) 2. Risiko reinvestment 3. Risiko gagal bayar 4. Risiko inflasi 5. Risiko valuta (currency or exchange rate risk) 6. Risiko politik 7. Marketability atau Liquidity risk Jenis-jenis Resiko Investasi di Pasar Keuangan: a. Resiko Pasar (interest rate risk), yaitu resiko yang berkaitan dengan turunnya harga surat berharga (dan tingkat bunga naik) mengakibatkan investor mengalami capital loss. b. Resiko Reinvestment, yaitu resiko terhadap penghasilan-penghasilan suatu aset finansial yang harus di re-invest dalam aset yang berpendapatan rendah (resiko yang memaksa investor menempatkan pendapatan yang diperoleh dari 29 bunga kredit atau surat-surat berharga ke investasi yang berpendapatan rendah akibat turunnya tingkat bunga. c. Resiko Gagal Bayar (default risk atau credit risk), yaitu resiko yang terjadi akibat peminjam (debitur) tidak mampu memenuhi kewajibannya sesuai dengan yang diperjanjikan. d. Resiko Inflasi (resiko daya beli atau purchasing power risk). Untuk menghadapi hal tersebut kreditur biasanya berusaha mengimbangi proyeksi inflasi dengan mengenakan tingkat bunga yang lebih tinggi. e. Resiko Valuta (currency risk atau exchange rate risk). f. Resiko Politik, ini berkaitan dengan kemungkinan adanya perubahan ketentuan perundangan yang berakibat turunnya pendapatan yang diperkirakan dari suatu investasi atau bahkan akan terjadi kerugian total dari modal yang diinvestasikan. g. Marketability atau Liquidity Risk, ini dapat terjadi apabila instrument pasar uang yang dimiliki sulit untuk dijual kembali sebelum jatuh tempo. Sulitnya menjual kembali surat berharga tersebut memberi resiko untuk tidak dapat mencairkan kembali instrument pasar uang dalam bentuk uang tunai pada saat membutuhkan likuiditas sebelum jatuh tempo. INSTRUMEN PASAR UANG 1. Interbank call money 2. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 3. Sertifikat Deposito 4. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) 30 5. Banker’s Acceptance 6. Commercial Paper 7. Treasury Bills 8. Repupuchase Agreement Pasar Modal Pasar yang mempertemukan penjual dan pembeli surat-sutat berharga (efek) jangka panjang berdasarkan Tujuan Pendirian Pasar Modal • Untuk menghimpun dan mengerahkan dan dari masyarakat guna membiayai pembangunan. • untuk memperluas dan mempercepat partisipasi masyarakat dalam pemilikansaham maupun obligasi. Manfaat adanya pasar modal • mempermudah pengusaha mendapatkan modal yang sehat dan tidak begitu mengikat. • membantu pemerintah dalam usaha menghimpun danmengarahkan dana masyarakat untuk membiayai pembangunan nasional. Instrumen/produk bursa efek Terdiri atas Saham biasa •Untuk menghimpun, mengerahkan dana dari masyarakat guna membiayai pembangunan. • untuk memperluas dan mempercepat partisipasi masyarakat dalam pemilikan saham maupun obligasi Oblogasi Surat pengakuan hutang dari perusahaan dengan kesanggupan untuk mengembalikan pokok hutang dan bunga secara periodik pada waktu yang telah ditentukan. Bukti right Surat bukti emiten untuk menambah saham yang beredar guna menambah modal perusahaan tanpa merugikan pemegang saham yang ada Saham istimewa Gabungan (hybrid) antara saham biasa dan obligasi Reksadana Sarana atau alat untuk menghimpun dana dari pemodal dan diinvestasikan dalam bentuk kumpulan suraat berharga Waran Surat hak untuk membeli saham biasa pada wakyu dan harga yang sudah ditentukan. Skema 2.1. Pasar Modal 31 Pasar Modal Pasar modal (capital market ) adalah pasar yang mempertemukan antara penjual dan pembeli dana jangka panjang, baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri. Menurut Kepres No 52 tahun 1976 yang dimaksud dengan bursa adalah “ gedung atau ruangan yang ditetapkan sebagai kantor dan tempat kegiatan perdagangan effek” dan dana yang diperjual belikan di pasar modal meliputi saham, obligasi surat berharga (hipotik) kredit penanaman modal jangka panjang, sertifikat yang dikeluarkan oleh PT Danareksa dan tanda penyertaan modal pada perseroan terbatas. Hugh T. Parick dkk mendefinisikan pasar modal dalam tiga defisini yaitu definisi luas, menengah dan sempit: a. Pengertian luas. Pasar modal adalah kebutuhan sistem keuangan yang terorganisasi termasuk bank-bank komersial dan semua perantara dibidang keuangan serta surat-surat berharga jangka panjang dan jangka pendek, primer dan tidak langsung. b. Pengertian menengah Pasar modal adalah semua pasar yang terorganisasi dan lembaga-lembaga yang memperdagangakan warkat-warkat kredit (biasanya yang berjangka waktu lebih dari satu tahun) termasuk saham, obligasi, pinjaman berjangka, hipotek dan tabungan serta deposito berjangka. 32 c. Pengertian sempit. Pasar modal adalah pasar terorganisasi yang memperdagangakan saham- saham dan obligasi dengan memakai jasa makelar, komisioner dan underwriter. B. Instrumen yang Diperdagangkan di Pasar Modal Instrumen pasar modal adalah semua surat-surat berharga (sekuritas) yang diperdagangkan di pasar bursa, instrumen pasar bursa bersifat jangka panjang. Instrumen pasar modal terdiri dari saham, obligasi dan sertifikat Danareksa yang merupakan komoditi yang diperdagangkan di pasar modal Indonesia sebagai berikut: 1. Saham adalah tanda bukti penyertaan modal atau bukti kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau Perseroan Terbatas. Pemilik saham mempunyai hak-hak sebagai berikut; 1. Mendapat deviden yaitu bagian keuntungan perusahaan untuk pemilik saham. 2. Mengeluarkan hak suara dalam rapat umum pemegang saham 3. Mempunyai hak seperti bonus, klaim 4. Peningkatan nilai modal atau selisih nilai yang mungkin ada apabila saham dijual oleh pemiliknya dengan harga yang lebih tinggi (capital gain) Saham yang diperdagangakan di pasar bursa adalah: a. Saham biasa (common stock), yaitu saham yang pemegangnya tidak memperoleh hak istimewa pada saat perusahaan dilikuidasi. b. Saham preferen (preferred stock), yaitu saham yang diberikan atas hak untuk mendapatkan deviden dan atau bagian kekayaan pada 33 pemegangnya lebih dahulu dari pemegang saham biasa pada saat perusahaan dilikuidasi. 2. Obligasi adalah tanda utang yang dikeluarkan perusahaan atau pemerintah kepada masyarakat. Obligasi merupakan selembar kertas yang menyatakan bahwa pemilik kertas tersebut telah membeli utang perusahaan yang menerbitkan obligasi. Obligasi yang diperdagangkan dikelompokkan menjadi: a. Corporat Bond, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan. b. Government Bond atau Treasury Bond, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah. c. Municipal Bond, yaitu obligasi yang diterbitkan pemerintah daerah untuk membiayai proyek tertentu di daerah Pemilik obligasi memiliki hak-hak sebagai berikut: a. Hak atas pembayaran bunga b. Hak pelunasan utang dan c. Peningkatan nilai modal apabila obligasi dijual kembali 3. Bukti Right (Right Issue) Bukti right adalah efek yang memberikan hak kepada pemegang saham lama untuk membeli saham baru yang akan dikeluarkan oleh emiten pada proporsi dan harga tertentu. Hak dalam right sering disebut juga preemtive right, yaitu suatu hak untuk menjaga proporsi kepemilikan pemegang saham lama di suatu perusahaan berkaitan dengan pengeluaran saham baru. 34 4. Waran (Warrant) Waran merupakan opsi jangka panjang yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham atas nama dengan harga tertentu. Masa berlaku waran dimulai sejak tanggal pencatatan waran di bursa efek, sampai tanggal terakhir pelaksanaan penebusan waran. Berdasarkan sifatnya waran memiliki karakteristik yang sama dengan saham biasa. Harga waran pada umumnya dipengaruhi juga oleh harga saham. 5. Sertifikat PT Danareksa Surat berharga pengganti dari sekumpulan surat berharga lain. Reksadana (Mutual Funds) Dilihat dari sifatnya reksadana dibagi menjadi dua, yaitu reksadana terbuka (open-ended mutual funds) dalam reksadana tertutup (closeended mutual funds). Reksadana terbuka, saham yang sudah diterbitkan dapat ditarik atau dibeli kembali dengan nilai transaksi yang didasarkan pada net asset value. Reksadana tertutup, jumlah surat berharga yang diterbitkan terbatas, dan surat brharga tersebut tidak dapat ditarik oleh perusahaan reksadana. Di Indonesia, munculnya reksadana dipelopori oleh PT Danareksa yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berada dalam binaan Departemen Keuangan. Pemilik sertifikat dana reksa memiliki hak-hak sebagai berikut: a. Deviden yang dibayar secara berkala b. Peningkatan nilai modal apabila sertifikat dijual kembali c. Hak menjual kembali kepada PT Danareksa 35 C. Tujuan Pasar Modal Beberapa tujuan didirikan pasar modal di Indonesia diantaranya adalah: a. Menghimpun dan mengerahkan dana dari masyarakat terutama dana-dana jangka panjang untuk membiayai pembangunan dan perkembangan ekonomi, dengan jalan mengikut sertakan masyarakat dalam kepemilikan perusahaan memelaui pembelian saham atau obligasi b. Memperluas dan mempercepat partispasi pembangunan masyarakat melalui kepemilikan saham, obligasi dan surat-surat berharga lainnya dalam rangka untuk pemerataan pendapatan. D. Fungsi Pasar Modal Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu Negara, karena pasar modal menjalankan dua fungsi sebagai berikut: a. Fungsi ekonomi Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal menyediakan fasilitas yang mempertemukan dua kepentingan, yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). b. Fungsi keuangan Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan karena pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan atau laba (retur) bagi pemilik dana sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih. 36 E. Manfaat Pasar Modal Manfaat pasar modal dapat dirasakan oleh pemilik modal (investor), emiten, pemerintah dan lembaga penunjang. a. Manfaat Pasar Modal bagi Insvestor Mendapatkan keuntungan deviden bagi pembeli saham dan bunga bagi pembeli obligasi sehingga akan meningkatkan pendapatan Keuntungan dari adanya peningkatan harga saham sehingga akan mendapatkan capital gain. Nilai investasi berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi, hal ini tercermin dari meningkatnya harga saham. Memiliki perusahaan sehingga mempunyai hak suara yang dapat menentukan majunya perusahaan. Yaitu mempunyai hak suara dalam RUPS bagi pemilik saham, mempunyai RUPO bila pemegang obligasi. Menjual belikan saham sehingga dapat meningkatkan keuntungan atau mengurangi resiko. Melakukan investasi dalam beberapa instrumen untuk mengurangi resiko b. Manfaat Pasar Modal bagi Pemerintah Mendorong laju pembangunan ekonomi Mendorong meningkanya investasi yang dilakukan oleh masyarakat Meringankan beban anggaran pemerintah Menciptakan perluasan kesempatan kerja. Memperkecil Debt Service Ratio (DSR) 37 c. Manfaat bagi masyarakat Dana modal akan berkembang mengikuti perkembangan ekonomi Pemodal, wirausaha akan menarik manfaat dari pengelolaan dana yang menguntungkan Dengan membagi resiko , maka akan mendapat keuntungan yang cukup d. Manfaat bagi Pemilik Saham Tidak ada pengusutan fiskal terhadap asal-usul uang pembelian saham Pembelian saham tidak dapat dipergunakan sebagai dasar pengenaan pajak Pajak atas bunga, deviden, royalty diberikan keringanan Tidak ada penagihan atas pajak perseroan dari hasil penerimaan bunga, hadiah. e. Manfaat bagi pemilik sertifikat dana Harga pembelian dijamin minimal sebesar harga nominal Dana dijamin tidak terkena akibat hukum yang mungkin diderita oleh perusahaan. f. Manfaat Pasar Modal bagi Emiten Ketergantungan emiten terhadap bank menjadi berkurang Resiko finansial yang ringan karena kepada pemilik saham diberikan deviden yang besarnya tergantung pada keuntungan perusahaan Tidak dikaitkan dengan kekayaan sebagai jaminan Jumlah dana yang terkumpul bisa berjumlah besar Perusahaan dapat lebih bebas dalam pengelolaan dana 38 Meningkatkan kesejahteraan karyawan. Dana dapat diterima pada saat pasar perdana selesai Solvabilitas perusahaan tinggi dapat mempertinggi citra perusahaan Profesionalisme dalam manajemen meningkat F. Keuntungan dan Risiko di Pasar Modal Beberapa keuntungan yang menjanjikan dari transaksi di pasar modal : 1. Capital Gain, yaitu selisih nilai jual yang lebih tinggi dari nilai beli saham. 2. Dividen, yaitu keuntungan perusahaan yang akan dibagikan kepada pemegang saham. 3. Nilai saham yang terus meningkat. 4. Saham dapat dijadikan agunan/jaminan dalam mengajukan kredit ke bank. Beberapa risiko kerugian dari transaksi di pasar modal : 1. Capital Loss, yaitu kerugian dari hasil jual beli saham dimana nilai jual lebih rendah dari nilai beli saham. 2. Opportunity Loss, yaitu kerugian berupa selisih suku bunga deposito dikurangi total hasil yang diperoleh dari investasi saham. 3. Kerugian karena perusahaan dilikuidasi karena nilai likuidasinya lebih rendah dari harga beli saham. Bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka. Lembaga yang dapat menyelenggarakan kegiatan usaha sebagai bursa efek adalah perseroan yang telah 39 memperoleh izin usaha dari Bapepam. Persyaratan dan tata cara perizinan bursa efek diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah. Bursa efek didirikan dengan tujuan menyelenggarakan perdagangan efek yang teratur, wajar, dan efisien, mengingat perdagangan tersebut menyangkut dana masyarakat yang diinvestasikan dalam efek. Penyelenggaraan kegiatan bursa efek hanya dapat dilaksanakan setelah memperoleh izin usaha dari Bapepam, dalam rangka mencapai tujuan tersebut, bursa efek wajib menyediakan sarana pendukung dan mengawasi kegiatan anggota bursa efek. Rencana anggaran tahunan dan penggunaan laba bursa efek wajib disusun sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bapepam. 2.5. Kerangka Berfikir Keberhasilan proses pembelajaran tentunya tidak lepas dari peran guru sebagai salah satu sumber belajar. Peran guru sebagai sumber belajar sangat penting dimana guru harus menguasai materi pelajaran/bahan ajar. Guru harus lebih banyak memiliki bahan referensi, hal ini untuk menjaga agar guru memiliki pemahaman yang jauh lebih baik tentang materi yang akan diajarkan. Pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kompetensi dasar mengenal jenis produk dalam bursa efek adalah melalui pengajaran kooperatif tipe TSTS, dimana pendekatan ini didefinisikan sebagai rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis sehingga dalam kerja kelompok siswa salinh berbagi tugas, saling membantu memberikan penyelesaian agar semua anggota kelompok 40 dapat memahami materi yang dibahas. Pemanfaatan pengajaran kooperatif tipe TSTS siswa akan lebih mudah memahami dan menguasai materi pada mata pelajaran ekonomi kompetensi dasar mengenal jenis produk dakam bursa efek, siswa lebih antusias dalam mengikuti proses pembelajaran, hasil belajar siswa meningkat, siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga suasana kelas menjadi lebih menarik dan tidak membosankan sehingga dapat mempengaruhi hasil belajarnya dan sebagian besar siswa nilainya mencapai KKM. Penggunaan pendekatan mengajar yang tepat untuk siswa, maka guru dapat merancang pembelajaran yang bermanfaat untuk mengaktifkan siswa, meningkatkan kreatifitas dan mendorong semangat dan minat siswa dalam proses belajar sehingga memberikan kesempatan yang luas kepada siswa secara aktif dan kreatif untuk mencapai kompetensi dasar yang diharapkan. Proses belajar mengajar lebih berkualitas dilihat dari berbagai aspek diantaranya siswa termotivasi, terbimbing, lebih aktif dan kreatif serta situasi dan kondisi pembelajaran yang menyenangkan. Alur kerangka berfikir yang ditujukan untuk mengarahkan jalannya penelitian agar tidak menyimpang dari pokok-pokok permasalahan, maka kerangka pemikiran dilukiskan dalam sebuah gambar skema agar peneliti mempunyai gambaran yang jelas dalam melakukan penelitian. 41 Pra siklus KONDOSI AWAL Guru : masih menggunakan metode ceramah Hasil belajar siswa masih rendah < KKM (71) Siklus I: TINDAKAN Menerapkan pengajaran kooperatif tipe TSTS Menerapkan pengajaran kooperatif tipe TSTS. Ada peningkatan ≥ KKM(71) Siklus II: KONDISI Menerapkan AKHIR pengajaran kooperatif tipe TSTS. Ada peningkatan ≥ KKM (71) diharapkan tuntas. Penerapan pengajaran kooperatif tipe TSTS pada mata pelajaran ekonomi kompetensi dasar mengenal jenis produk dalam bursa efek, siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Grobogan meningkat ≥ KKM (71) dengan ketuntasan klasikal ≥ 80% dari jumlah siswa dalam kelas tersebut. 2.6. Hipotesis Tindakan Penggunaan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) metode pengajaran kooperatif tipe TSTS dapat membuat peserta didik kelas XI IS2 menunjukkan perubahan yang positif berupa: 42 1. Peningkatan hasil belajar akademik stuktural yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas akademiknya. 2. Peningkatan aktivitas dalam pembelajaran. Keaktifan yang dimaksudkan antara lain penerimaan, partisipasi, penentuan sikap, organisasi, penentuan pola hidup. 43