ijmsbm.org IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 2 – 2017 Pengaruh Umur Dan Tingkat Pendidikan Terhadap Perilaku Seks Pranikah Pada Remaja Di Rw 03 Kalurahan Mojosongo Surakarta Influence The Age And Level Education Toward Premarital Sex Behavior Of Adolescent Of Rw 3, Mojosongo District Of SURAKARTA Ani Nur Fauziah, Siti Maesaroh STIKES Mamba’ul Ulum Surakarta [email protected], [email protected] Abstract: Premarital sexual behavior of adolescents will also have an impact on the economic state and social welfare, it’s in the long period not only have effect on the adolescent but also to family, community and nation. Hence,the premarital sexual behavior in adolescents needs to pay attention from various parties to realize the young generation that have high quality. This research has a purpose to analyze the effect between the age and education with Premarital Sex Behaviors of adolescent of RW 3 the Mojosongo district of Surakarta 2016. This research is a kind of analytic descriptive research with cross sectional approach. The population in this study are all the teenagers in the RW 03 of Mojosongo district of Surakarta, while the sampling technique that used was accidental sampling a number of 37 people. This research require the result of square R amount of 42,8% that the age and education level affects the of premarital sex behavior amount of 42,8% while the rest 57,2% influenced by other variables. Key words : Age, Education level , The Premarital Sex Behavior Abstrak: Perilaku seksual pranikah pada remaja juga akan berdampak pada keadaan ekonomi dan kesejahteraan social, dalam jangka panjang tidak hanya berpengaruh pada remaja tersebut tetapi juga terhadap keluarga, masyarakat dan bangsa. Untuk itu perilaku seksual pranikah pada remaja ini perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak untuk mewujudkan generasi muda yang berkualitas. Penelitian ini mempunya tujuan: untuk menganalisis pengaruh antara umur dan pendidikan dengan Perilaku Seks Pranikah Pada Remaja Di RW 3 Kalurahan Mojosongo Surakarta tahun 2016. Penelitian ini merupakan jenis penelitian diskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional .Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja di RW 03 Kalurahan Mojosongo Surakarta, sedangkan tehnik sampling yang digunakan adalah accidental sampling sejumlah 37 orang. Penelitian ini memperoleh hasil R square sebesar 42,8% bahwa umur dan tingkat pendidikan mempengaruhi perilaku seks pranikah sebesar 42,8% sedangkan sisanya 57,2 % dipengaruhi oleh variabel lain Kata kunci : Umur, Tingkat Pendidikan, Perilaku Seksual Pranikah I. PENDAHULUAN Perserikatan Bangsa – Bangsa ( PBB) mengemukakan bahwa akan terjadi transisi demografi pada kurun waktu terakhir yaitu tahun 2020 – 2030,termasuk di Indonesia. Pada masa ini penduduk usia produktif berjumlah dua kali lipat dari penduduk nonproduktif. Peluang ini harus dimanfaatkan sebaik – baiknya dalam rangka mempersiapkan sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas yang harus dilakukan sejak remaja (Maryati ,2015). Perilaku remaja saat ini cenderung mendekati perilaku yang negatif, tidak memungkiri karena semakin berkembangnya era globalisasi gaya hidup dan perilaku remaja saat ini, di dalam sebuah pergaulan remaja Indonesia sudah tercampur dengan gaya pergaulan dari luar, alhasil banyak kebudayaan ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) Indonesia tidak menjadi tradisi dikalangan remaja, perilaku dianggap sebagai sesuatu yang tidak ditujukan oleh seseorang sehingga dapat disebutan dengan sesuatu tindakan sosial yang amat mendasar oleh sebagian manusia tindakan manusia tidak sama dengan perilaku sosial karena perilaku manusia adalah perilaku yang khusus di tunjukan oleh manusia. Namun tidak semua remaja yang bisa melakukan pergaulan yang negatif namun ada remaja yang mengetahui pergaulan yamg begitu luas namun tidak dilakukan atau dicontoh dalam kehidupannya faktor utama kesalahan dari pergaulan remaja itu bagaimana lingkungan yang ada disekitar individu (Maryati , 2015). Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) meneliti 8.084 remaja usia 15-24 tahun di 20 kabupaten di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Lampung. 202 ijmsbm.org IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 2 – 2017 Perilaku seksual pada remaja usia 15 hingga 24 tahun terus meningkat setiap tahun, disebabkan perilaku pacaran yang seringkali kebablasan. Kenaikan perilaku seksual pada remaja dapat dilihat sejak lima tahun terakhir 2007-2012 terhadap Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), terjadi peningkatan hubungan seks pranikah pada remaja usia 15-24 tahun. Survey yang menggunakan data sekunder SDKI 2012 tentang kesehatan reproduksi remaja ini dilakukan terhadap remaja perempuan dan lakilaki yang belum menikah. Hasilnya 8,3 persen remaja laki-laki dan 1 persen remaja perempuan melakukan hubungan seks pranikah. Hubungan seksual terbanyak dilakukan pada remaja usia 20-24 tahun sebesar 9,9 persen dan 2,7 persen pada usia 15-19 tahun. Survey yang sama hampir 80 persen responden pernah berpegangan tangan, 48,2 persen remaja laki-laki 29,4 persen remaja perempuan pernah berciuman, serta 29,5 persen remaja laki-laki dan 6,2 persen remaja perempuan pernah saling merangsang. dari total remaja yang disurvey. Pengaruh kenaikannya antara lain melalui media massa, media cetak, TV dan radio, web online dan jejaring sosial lainnya. Serta pengaruh teman sebaya yang pernah melakukan hubungan seks pranikah ( BKKBN, 2014). Faktor yang mempengaruhi perilaku seksual pranikah remaja, diantaranya faktor biologis yaitu perubahan biologis yang terjadi pada masa pubertas dan pengaktifan hormonal yang dapat menimbulkan perilaku seksual, hal ini berhubungan dengan bertambahnya umur. Faktor pengaruh Orangtua yaitu, kurangnya komunikasi secara terbuka antara orang tua dengan remaja dalam masalah seksual, dapat memperkuat munculnya penyimpangan perilaku seksual. Faktor pengaruh teman sebaya yaitu, pengaruh teman sebaya membuat remaja mempunyai kecenderungan untuk memakai norma teman sebaya dibandingkan norma sosial yang ada. Faktor akademik yaitu, remaja yang prestasi dan aspirasi yang rendah cenderung lebih sering memunculkan perilaku seksual dibandingkan remaja dengan prestasi yang baik disekolah. Faktor pemahaman yaitu, pemahaman kehidupan seksual akan membuat remaja mampu untuk mengambil keputusan yang akan memberikan pemahaman perilaku seksual dikalangan remaja, remaja yang mampu mengambil keputusan secara tepat ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) berdasarkan nilai-nilai yang dianutnya akan menampilkan perilaku seksual yang sehat. Faktor pengalaman sekual yaitu, semakin banyak remaja mendengar, melihat dan mengalami hubungan seksual maka semakin kuat stimulasi yang mendorong munculnya perilaku seksual tersebut, misalnya melihat gambar-gambar porno diinternet ataupun mendengar obrolan dari teman mengenai pengalaman seksual. Faktor pengalaman dan penghayatan nilai-nilai keagamaan yaitu, remaja yang memiliki penghayatan yang kuat mengenai niali-nilai keagamaan, integritas yang baik juga cenderung mampu menampilkan seksual selaras dengan nilai yang diyakininya serta mencari kepuasan dari perilaku yang produktif. Faktor kepribadian yaitu, harga diri, kontrol diri, dan tanggung jawab akan membuat remaja mampu mengambil dan membuat keputusan. Faktor pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi yaitu, remaja yang memiliki pemahaman secara benar dan proporsional tentang kesehatan reproduksi cenderung memahami perilaku seksual serta alternatif cara yang dapat digunakan untuk menyalurkan dorongan seksual secara sehat dan bertanggung jawab ( Pratiwi, 2004). Dampak perilaku seksual pranikah remaja dapat menimbulkan berbagai dampak negatif pada remaja, diantaranya seperti dampak psikologis (perasaan marah, takut, cemas, depresi, rendah diri, bersalah dan berdosa), dampak fisiologis (menimbulkan kehamilan tidak diinginkan dan aborsi), dampak sosial (dikucilkan, putus sekolah pada remaja perempuan yang hamil, dan perubahan peran menjadi ibu. Belum lagi tekanan dari masyarakat yang mencela dan menolak keadaan tersebut, dan dampak fisik (terkena penyakit seksual dan HIV/AIDS (Ririn,2010). Selain itu perilaku seksual pranikah pada remaja ini juga akan berdampak pada keadaan ekonomi dan kesejahteraan social dalam jangka panjang tidak hanya berpengaruh pada remaja tersebut tetapi juga terhadap keluarga, masyarakat dan bangsa. Untuk itu perilaku seksual pranikah pada remaja ini perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak untuk mewujudkan generasi muda yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut diatas maka akan dilakukan penelitian pengaruh antara Umur dan Pendidikan terhadap Perilaku Seks Pranikah Pada Remaja Di RW 03 Kalurahan Mojoosongo Surakarta tahun 2016. 203 ijmsbm.org IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 2 – 2017 Penelitian ini mempunya tujuan: untuk menganalisis pengaruh antara umur dan pendidikan dengan Perilaku Seks Pranikah Pada Remaja Di RW 3 Kalurahan Mojosongo Surakarta tahun 2016. II. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian diskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional . Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja di RW 03 Kalurahan Mojosongo Surakarta, sedangkan tehnik sampling yang digunakan adalah accidental sampling yaitu remaja yang ditemui peneliti pada saat prtemuan karang taruna sejumlah 37 orang. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah umur dan tingkat pendidikan. Variabel terikat adalah perilaku seks pra nikah. Tehnik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis dari penelitian terdiri dari dua analisis yaitu deskriptif dan analisis inferensial. Analisis deskriptif dilakukan dengan menyajikan data melalui tabel data distribusi frekuensi. Analisis inferesial digunakan untuk menguji hipotesis.dengan menggunakan uji regresi linear berganda. III. HASIL a. Analisis deskriptif, yaitu distribusi frekuensi dari variabel yang diteliti, yaitu meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan dan perilaku seksual pranikah. 1) Karakteristik responden berdasarkan umur, jenis kelamin, dan pendidikan disajikan pada tabel 1. Tabel 1 No 1 2 3 No 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Remaja Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin, dan Pendidikan di RW 03 Kalurahan Mojosongo Surakarta tahun 2016 Umur (tahun) 13-14 15-17 18-21 Total Frekuensi Jenis Kelamin Laki – Laki Frekuensi 4 14 19 37 10 ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) Presentase (%) 11 38 51 100 Presentase (%) 27 2 Perempuan Total 27 37 73 100 No Pendidikan Frekuensi 1 2 3 SMP SMA PT Total Presentase (%) 11 59 30 100 4 22 11 37 Berdasarkan tabel 1 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas umur responden yaitu 15 – 17 tahun sebesar 38 %, jenis kelamin adalah perempuan sebesar 73 % dan berdasarkan tingkat pendidikan SMA sebesar 59 %. 2) Perilaku seks pranikah pada remaja di RW 03 Kalurahan Mojosongo Surakarta pada disajikan pada tabel 2. Tabel 2 Distribusi Frekuensi Perilaku Seks Pranikah pada Remaja di RW 03 Kalurahan Mojosongo Surakarta Tahun 2016 No 1 2 3 Perilaku Seks Baik Cukup Kurang Total Frekuensi 31 5 1 37 Presentase (%) 84 13 3 100 Berdasarkan tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas perilaku seks pranikah pada remaja di RW 03 Kalurahan Mojosongo Surakarta adalah baik yaitu sebesar 84 %. Tabel Umur 13-14 15-17 18-21 Total 3 Tabel Silang Umur dengan Perilaku Seks Pranikah pada Remaja di RW 03 Kalurahan Mojosongo Surakarta Tahun 2016 Perilaku Seks Pranikah Ku Baik Cukup rang f % f % f % 4 11 0 0 0 0 14 38 0 0 0 0 13 35 5 13 1 3 31 84 5 13 1 3 Total f 4 14 19 37 % 11 38 51 100 Berdasarkan tabel 3 dapat disimpulkan bahwa mayoritas perilaku seks pranikah pada remaja di RW 03 Kalurahan 204 ijmsbm.org IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 2 – 2017 Mojosongo adalah baik sebesar 38 % yaitu pada umur 15 – 17 tahun Tabel 4 Tabel Silang Pendidikan dengan Perilaku Seks Pranikah pada Remaja di RW 03 Kalurahan Mojosongo Surakarta Tahun 2016 Perilaku Seks Pranikah Baik Cukup Kurang Tingkat Pendidika n SMP SMA PT Total Total f % F % f % f % 4 22 5 11 60 13 0 0 5 0 0 13 84 5 13 0 0 3 3 4 22 11 31 0 0 1 1 11 60 29 10 0 37 Tabel 4 diatas menunjukkan bahwa mayoritas perilaku seks pranikah pada remaja di RW 03 Kalurahan Mojosongo adalah baik sebesar 60 % pada tingkat pendidikan SMA. b. Analisa Inferensial yaitu dengan menggunakan uji regresi linier berganda dengan hasil sebagai berikut : Tabel 5 Hasil Analisis Korelasi ganda Model Summaryb Mo R del R 1 .654a Square .428 Adjusted R Std. Error of Square the Estimate .395 3.203 a. Predictors: (Constant), pendidikan, umur b. Dependent Variable: perilaku Berdasarkan tabel diperoleh angka R sebesar 0,654. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang kuat antara umur dan tingkat pendidikan terhadap perilaku seksual pranikah. Pada hasil uji statistic diperoleh hasil R square sebesar 42,8% yang artinya bahwa umur dan tingkat pendidikan mempengaruhi perilaku seks pranikah sebesar 42,8% sedangkan sisanya 57,2 % dipengaruhi oleh variabel lain. ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) Tabel 6. Hasil Analisis Regresi ( Uji F) ANOVAb Sum of Squares 261.316 Mean df Square F Sig. 2 130.658 12.736 .000a 348.792 34 610.108 36 10.259 Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui F hitung > F tabel ( 12,736 > 4,130) maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh umur dan tingkat pendidikan terhadap perilaku seksual pranikah pada remaja di RW 03 Kalurahan Mojosongo Surakarta. IV. PEMBAHASAN Remaja dalam ilmu psikologis diperkenalkan dengan istilah lain, seperti puberteil, adolescence, dan youth. Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin “ adolescere “ yang berarti tubuh kearah kematangan. Kematangan yang dimaksud adalah bukan kematangan fisik saja tetapi juga kematangan social dan psikologi ( Kumalasari, 2012). Masa remaja merupakan salah satu di antara dua masa rentangan kehidupan individu, dimana terjadi pertumbuhan fisik yang sangat pesat. Masa yang pertama terjadi pada fase prenatal dan bayi. Bagian-bagian tubuh tertentu pada tahun-tahin permulaan kehidupan secara proporsional terlalu kecil, namun pada masa remaja proporsionalnya menjadi terlalu besar, karena terlebih dahulu mencapai kematangan daripada bagian-bagian yang lain ( Yusuf ,12). Remaja mulai muncul dorongan seksual pada umur 14 – 16 tahun , karena mereka sudah mulai mengalami pematangan fisik secara penuh dengan ditandai anak laki – laki mengalami mimpi basah sedangkan anak perempuan sudah mengalami haid. Minat remaja terhadap lawan jenis dipengaruhi oleh perkembangan organ seksual . Terjadinya peningkatan minat remaja terhadap lawan jenis dipengaruhi oleh faktor perubahan fisik selama masa pubertas (Darmasih, 2009). Berdasarkan tabel 5 diatas ada hubungan yang kuat antara umur dan tingkat pendidikan terhadap perilaku seksual pranikah serta tabel 6 menunjukkan ada pengaruh umur dan tingat 205 ijmsbm.org IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 2 – 2017 pendidikan terhadap perilaku seksual pranikah. Hal ini didukung dengan penelitian Rusmiati ( 2015) bahwa remaja umur 20 – 24 tahun mempunyai peluang 2,3 kali untuk memiliki perilaku seksual berisiko dibandingkan remaja yang berusia 15 – 19 tahun. Permasalahan ini dipengaruhi oleh perubahan dan perkembangan yang terjadi pada masa remaja. Semakin bertambah usia remaja, semakin berkembang organ reproduksi yang berpengaruh terhadap dorongan seksual yang dapat muncul dalam bentuk ketertarikan terhadap lawan jenis dan keinginan untuk mendapatkan kepuasan seksual. Remaja usia 20 – 24 tahun akan mengalami proses kematangan seksual lebih dahulu daripada remaja usia 15 – 19 tahun dan hal ini didukung dengan penelitian yang sama juga menunjukkan hasil yang sama yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara usia dengan perilaku seksual yang berisiko termasuk didalamnya perilaku seksual pranikah ( Rusmiati ,2015). Menurut Hyde (2006) semakin muda umur seseorang saat mengalami pubertas maka semakin besar risiko terjadinya perilaku seks pranikah karena perubahan hormone yang terjadi seiring dengan masa pubertas berkontribusi pada meningkatnya keterlibatan seksual pada sikap dan hubungan dengan lawan jenis. Hal ini penyebabnya adalah pada umur ini adalah potensial aktif bagi mereka untuk melakukan perilaku seks bebas. Hasil penelitian Annesia F (2013) juga menggambarkan bahwa umur juga berhubungan dengan perilaku seks pranikah yaitu sebagian besar responden telah melakukan perilaku seks kategori intim berada pada umur 14 – 15 tahun jika dibandingkan dengan responden umur 13 tahun. Menurut teori L.Green perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu : 1) Faktor predisposisi (Predisposing factor) Yaitu faktor yang mempermudah dan mendasari terjadinya perilaku tertentu yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan budaya serta karakteristik individu yaitu : pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, sikap, pendidikan akademik, karakteristik responden, norma agama, norma hukum dan norma sosial. 2) Faktor Pemungkin (enambling factor) Yaitu faktor yang memungkinkan untuk terjadinya perilaku tertentu tersebut yang berwujud dalam lingkungan fisik ketersediaan fasilitas dan ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) sarana yaitu ketersediaan media cetak dan elektronik, petugas kesehatan (penyuluh). 3) Faktor Pendorong (Reinforcing factor) Yaitu faktor yang memperkuat terjadinya perilaku tersebut yaitu : pendapatan, dukungan, kritik baik dari keluarga (orang tua), teman sebaya, dan guru (Notoatmodjo, 2007) Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang antara lain pendidikan dan informasi. Pendidikan secara teori mempengaruhi proses belajar sehingga orang yang pendidikannya semakin tinggi maka akan semakin mudah menerima informasi dari berbagai sumber. Seharusnya semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin baik pengetahuannya. Pengetahuan tersebut akan berpengaruh dalam membentuk sikap dan perilaku sehingga semakin tinggi pendidikan seseorang akan memiliki perilaku yang positif ( Rusmiati , 2015). Penelitian Lestari dan sugiharti (2011) memperoleh hasil bahwa perilaku berisiko pada remaja di Indonesia berhubungan signifikan dengan pengetahuan, sikap, umur, jenis kelamin, pendidikan, status ekonomi , akses terhadap media informasi, komunikasi dengan orang tua dan adanya teman yang berperilaku beresiko. Berdasarkan tabel 6 umur dan pendidikan mempunyai pengaruh terhadap perilaku seks pranikah sebesar sebesar 42,8% sedangkan sisanya 57,2 % dipengaruhi oleh variabel lainnya. V. SIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa umur dan pendidikan mempunyai pengaruh terhadap perilaku seks pranikah sebesar sebesar 42,8% sedangkan sisanya 57,2 % dipengaruhi oleh variabel lainnya. DAFTAR PUSTAKA BKKBN, 2014. Perilaku Seksual pada Remaja Melalui <http://m.jurnas.com/ news/ 137555/ Hubungan -Seksual-Pranikah Remaja- Meningkat- 2014 /1/SosialBudaya /Kesehatan/> di akses pada tanggal 12/12/16 pukul 14.00 wib. Darmasih R, 2009. Faktor yang mempengaruhi seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta. Universitas Muhammadiyah 206 ijmsbm.org IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 2 – 2017 Surakarta. Skripsi https://media.neliti.com/media/publications/ 39905-ID-sikap-remaja-terhadapkeperawanan-dan-perilaku-seksual-dalamberpacaran.pdf diakses pada tanggal 12 Juni 2017 Hyde, J.S.2006. Psychology of Cengage Learning Publisher Women. https://media.neliti.com/media/publications/ 39905-ID-sikap-remaja-terhadapkeperawanan-dan-perilaku-seksual-dalamberpacaran.pdf diakses tanggal 5 Juni 2017 Yusuf,S.(2012), Psikologi Perkembangan Anak & Remaja, Rosdakarya, Bandung Kumalasari,I. & Andhyantoro,I.(2012), Kesehatan Reproduksi, Salemba medika, Jakarta Lestari H, Sugiharti, 2011. Perilaku berisiko Remaja di Indonesia Menurut Survey Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) Tahun 2007. Jurnal Kesehatan Reproduksi http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.p hp/kespro/article/view/1389 diakses pada tanggal 10 Mei 2017 Maryati S, 2015.. Dinamika pengangguran terdidik : tantangan menuju bonus demografi di Indonesia. Jurnal Economica Research of Economic and Economic Education Notoatmodjo, S, 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Rineka cipta, Jakarta. Pratiwi, (2004). Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Pranikah Remaja http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=& esrc=s&source=web&cd=1&ved=0ahUKE wig7_3Ss_bUAhUiS48KHX5B9EQFgglMAA&url=http%3A%2F%2Frepo sitory.usu.ac.id%2Fbitstream%2F1234567 89%2F26504%2F4%2FChapter%2520II.p df&usg=AFQjCNHtkvwzAgnZPVGew8Kwy 2IgK89byw di akses pada tanggal 10 Maret 2017 Ririn, (2010). Dampak Perilaku Seks Pranikah Melalui <http://publikasii lmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/1234567 89/2940/1.%20RIRIN .pdf?sequence=1> di akses pada tanggal 7 Maret 2017 Rusmiati D dan Hastono, 2015. Sikap Remaja Terhadap Keperawanan da Perilaku Seksual dalam Berpacaran. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, Volume 10 No.1 Edisi Agustus 2015 ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) 207