Pengaruh Umur Dan Tingkat Pendidikan Terhadap Perilaku Seks

advertisement
ijmsbm.org
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 2 – 2017
Pengaruh Umur Dan Tingkat Pendidikan Terhadap Perilaku Seks Pranikah
Pada Remaja Di Rw 03 Kalurahan Mojosongo Surakarta
Influence The Age And Level Education Toward Premarital Sex Behavior Of
Adolescent Of Rw 3, Mojosongo District Of SURAKARTA
Ani Nur Fauziah, Siti Maesaroh
STIKES Mamba’ul Ulum Surakarta
[email protected], [email protected]
Abstract: Premarital sexual behavior of adolescents will also have an impact on the economic state
and social welfare, it’s in the long period not only have effect on the adolescent but also to family,
community and nation. Hence,the premarital sexual behavior in adolescents needs to pay attention
from various parties to realize the young generation that have high quality. This research has a
purpose to analyze the effect between the age and education with Premarital Sex Behaviors of
adolescent of RW 3 the Mojosongo district of Surakarta 2016. This research is a kind of analytic
descriptive research with cross sectional approach. The population in this study are all the teenagers
in the RW 03 of Mojosongo district of Surakarta, while the sampling technique that used was
accidental sampling a number of 37 people. This research require the result of square R amount of
42,8% that the age and education level affects the of premarital sex behavior amount of 42,8% while
the rest 57,2% influenced by other variables.
Key words : Age, Education level , The Premarital Sex Behavior
Abstrak: Perilaku seksual pranikah pada remaja juga akan berdampak pada keadaan ekonomi dan
kesejahteraan social, dalam jangka panjang tidak hanya berpengaruh pada remaja tersebut tetapi
juga terhadap keluarga, masyarakat dan bangsa. Untuk itu perilaku seksual pranikah pada remaja ini
perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak untuk mewujudkan generasi muda yang berkualitas.
Penelitian ini mempunya tujuan: untuk menganalisis pengaruh antara umur dan pendidikan dengan
Perilaku Seks Pranikah Pada Remaja Di RW 3 Kalurahan Mojosongo Surakarta tahun 2016.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian diskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional
.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja di RW 03 Kalurahan Mojosongo Surakarta,
sedangkan tehnik sampling yang digunakan adalah accidental sampling sejumlah 37 orang.
Penelitian ini memperoleh hasil R square sebesar 42,8% bahwa umur dan tingkat pendidikan
mempengaruhi perilaku seks pranikah sebesar 42,8% sedangkan sisanya 57,2 % dipengaruhi oleh
variabel lain
Kata kunci : Umur, Tingkat Pendidikan, Perilaku Seksual Pranikah
I. PENDAHULUAN
Perserikatan Bangsa – Bangsa ( PBB)
mengemukakan bahwa akan terjadi transisi
demografi pada kurun waktu terakhir yaitu
tahun 2020 – 2030,termasuk di Indonesia.
Pada masa ini penduduk usia produktif
berjumlah dua kali lipat dari penduduk
nonproduktif. Peluang ini harus dimanfaatkan
sebaik – baiknya dalam rangka mempersiapkan
sumber daya manusia yang sehat dan
berkualitas yang harus dilakukan sejak remaja
(Maryati ,2015).
Perilaku remaja saat ini cenderung
mendekati perilaku yang negatif, tidak
memungkiri karena semakin berkembangnya
era globalisasi gaya hidup dan perilaku remaja
saat ini, di dalam sebuah pergaulan remaja
Indonesia sudah tercampur dengan gaya
pergaulan dari luar, alhasil banyak kebudayaan
ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line)
Indonesia tidak menjadi tradisi dikalangan
remaja, perilaku dianggap sebagai sesuatu
yang tidak ditujukan oleh seseorang sehingga
dapat disebutan dengan sesuatu tindakan
sosial yang amat mendasar oleh sebagian
manusia tindakan manusia tidak sama dengan
perilaku sosial karena perilaku manusia adalah
perilaku yang khusus di tunjukan oleh manusia.
Namun tidak semua remaja yang bisa
melakukan pergaulan yang negatif namun ada
remaja yang mengetahui pergaulan yamg
begitu luas namun tidak dilakukan atau
dicontoh dalam kehidupannya faktor utama
kesalahan dari pergaulan remaja itu bagaimana
lingkungan yang ada disekitar individu (Maryati
, 2015).
Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) meneliti 8.084 remaja usia
15-24 tahun di 20 kabupaten di Jawa Barat,
Jawa Tengah, Jawa Timur dan Lampung.
202
ijmsbm.org
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 2 – 2017
Perilaku seksual pada remaja usia 15 hingga
24 tahun terus meningkat setiap tahun,
disebabkan perilaku pacaran yang seringkali
kebablasan. Kenaikan perilaku seksual pada
remaja dapat dilihat sejak lima tahun terakhir
2007-2012 terhadap Survey Demografi dan
Kesehatan
Indonesia
(SDKI),
terjadi
peningkatan hubungan seks pranikah pada
remaja usia 15-24 tahun. Survey yang
menggunakan data sekunder SDKI 2012
tentang kesehatan reproduksi remaja ini
dilakukan terhadap remaja perempuan dan lakilaki yang belum menikah. Hasilnya 8,3 persen
remaja laki-laki dan 1 persen remaja
perempuan
melakukan
hubungan
seks
pranikah.
Hubungan
seksual
terbanyak
dilakukan pada remaja usia 20-24 tahun
sebesar 9,9 persen dan 2,7 persen pada usia
15-19 tahun. Survey yang sama hampir 80
persen responden pernah berpegangan tangan,
48,2 persen remaja laki-laki 29,4 persen remaja
perempuan pernah berciuman, serta 29,5
persen remaja laki-laki dan 6,2 persen remaja
perempuan pernah saling merangsang. dari
total remaja yang disurvey. Pengaruh
kenaikannya antara lain melalui media massa,
media cetak, TV dan radio, web online dan
jejaring sosial lainnya. Serta pengaruh teman
sebaya yang pernah melakukan hubungan seks
pranikah ( BKKBN, 2014).
Faktor yang mempengaruhi perilaku
seksual pranikah remaja, diantaranya faktor
biologis yaitu perubahan biologis yang terjadi
pada masa pubertas dan pengaktifan hormonal
yang dapat menimbulkan perilaku seksual, hal
ini berhubungan dengan bertambahnya umur.
Faktor pengaruh Orangtua yaitu, kurangnya
komunikasi secara terbuka antara orang tua
dengan remaja dalam masalah seksual, dapat
memperkuat
munculnya
penyimpangan
perilaku seksual. Faktor pengaruh teman
sebaya yaitu, pengaruh teman sebaya
membuat remaja mempunyai kecenderungan
untuk memakai norma teman sebaya
dibandingkan norma sosial yang ada. Faktor
akademik yaitu, remaja yang prestasi dan
aspirasi yang rendah cenderung lebih sering
memunculkan perilaku seksual dibandingkan
remaja dengan prestasi yang baik disekolah.
Faktor
pemahaman
yaitu,
pemahaman
kehidupan seksual akan membuat remaja
mampu untuk mengambil keputusan yang akan
memberikan pemahaman perilaku seksual
dikalangan remaja, remaja yang mampu
mengambil
keputusan
secara
tepat
ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line)
berdasarkan nilai-nilai yang dianutnya akan
menampilkan perilaku seksual yang sehat.
Faktor pengalaman sekual yaitu, semakin
banyak remaja mendengar, melihat dan
mengalami hubungan seksual maka semakin
kuat stimulasi yang mendorong munculnya
perilaku seksual tersebut, misalnya melihat
gambar-gambar porno diinternet ataupun
mendengar obrolan dari teman mengenai
pengalaman seksual. Faktor pengalaman dan
penghayatan nilai-nilai keagamaan yaitu,
remaja yang memiliki penghayatan yang kuat
mengenai niali-nilai keagamaan, integritas yang
baik juga cenderung mampu menampilkan
seksual selaras dengan nilai yang diyakininya
serta mencari kepuasan dari perilaku yang
produktif. Faktor kepribadian yaitu, harga diri,
kontrol diri, dan tanggung jawab akan membuat
remaja mampu mengambil dan membuat
keputusan. Faktor pengetahuan mengenai
kesehatan reproduksi yaitu, remaja yang
memiliki pemahaman secara benar dan
proporsional tentang kesehatan reproduksi
cenderung memahami perilaku seksual serta
alternatif cara yang dapat digunakan untuk
menyalurkan dorongan seksual secara sehat
dan bertanggung jawab ( Pratiwi, 2004).
Dampak perilaku seksual pranikah
remaja dapat menimbulkan berbagai dampak
negatif pada remaja, diantaranya seperti
dampak psikologis (perasaan marah, takut,
cemas, depresi, rendah diri, bersalah dan
berdosa), dampak fisiologis (menimbulkan
kehamilan tidak diinginkan dan aborsi), dampak
sosial (dikucilkan, putus sekolah pada remaja
perempuan yang hamil, dan perubahan peran
menjadi ibu. Belum lagi tekanan dari
masyarakat yang mencela dan menolak
keadaan tersebut, dan dampak fisik (terkena
penyakit seksual dan HIV/AIDS (Ririn,2010).
Selain itu perilaku seksual pranikah pada
remaja ini juga akan berdampak pada keadaan
ekonomi dan kesejahteraan social dalam
jangka panjang tidak hanya berpengaruh pada
remaja tersebut tetapi juga terhadap keluarga,
masyarakat dan bangsa. Untuk itu perilaku
seksual pranikah pada remaja ini perlu
mendapat perhatian dari berbagai pihak untuk
mewujudkan generasi muda yang berkualitas.
Berdasarkan hal tersebut diatas maka akan
dilakukan penelitian pengaruh antara Umur dan
Pendidikan terhadap Perilaku Seks Pranikah
Pada Remaja Di RW 03 Kalurahan Mojoosongo
Surakarta tahun 2016.
203
ijmsbm.org
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 2 – 2017
Penelitian ini mempunya tujuan: untuk
menganalisis pengaruh antara umur dan
pendidikan dengan Perilaku Seks Pranikah
Pada Remaja Di RW 3 Kalurahan Mojosongo
Surakarta tahun 2016.
II. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian
diskriptif analitik dengan pendekatan cross
sectional . Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh remaja di RW 03 Kalurahan Mojosongo
Surakarta, sedangkan tehnik sampling yang
digunakan adalah accidental sampling yaitu
remaja yang ditemui peneliti pada saat
prtemuan karang taruna sejumlah 37 orang.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
umur dan tingkat pendidikan. Variabel terikat
adalah perilaku seks pra nikah. Tehnik
pengumpulan data menggunakan kuesioner.
Analisis dari penelitian terdiri dari dua analisis
yaitu deskriptif dan analisis inferensial. Analisis
deskriptif dilakukan dengan menyajikan data
melalui tabel data distribusi frekuensi. Analisis
inferesial
digunakan
untuk
menguji
hipotesis.dengan menggunakan uji regresi
linear berganda.
III. HASIL
a. Analisis deskriptif, yaitu distribusi frekuensi
dari variabel yang diteliti, yaitu meliputi
umur, jenis kelamin, pendidikan dan
perilaku seksual pranikah.
1) Karakteristik responden berdasarkan
umur, jenis kelamin, dan pendidikan
disajikan pada tabel 1.
Tabel 1
No
1
2
3
No
1
Distribusi
Frekuensi
Karakteristik
Remaja
Berdasarkan Umur, Jenis
Kelamin, dan Pendidikan di
RW 03 Kalurahan Mojosongo
Surakarta tahun 2016
Umur
(tahun)
13-14
15-17
18-21
Total
Frekuensi
Jenis
Kelamin
Laki – Laki
Frekuensi
4
14
19
37
10
ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line)
Presentase
(%)
11
38
51
100
Presentase
(%)
27
2
Perempuan
Total
27
37
73
100
No
Pendidikan
Frekuensi
1
2
3
SMP
SMA
PT
Total
Presentase
(%)
11
59
30
100
4
22
11
37
Berdasarkan tabel 1 diatas dapat diketahui
bahwa mayoritas umur responden yaitu 15
– 17 tahun sebesar 38 %, jenis kelamin
adalah perempuan sebesar 73 % dan
berdasarkan tingkat pendidikan SMA
sebesar 59 %.
2) Perilaku seks pranikah pada remaja di
RW 03 Kalurahan Mojosongo Surakarta
pada disajikan pada tabel 2.
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Perilaku Seks
Pranikah pada Remaja di RW 03
Kalurahan Mojosongo Surakarta Tahun
2016
No
1
2
3
Perilaku
Seks
Baik
Cukup
Kurang
Total
Frekuensi
31
5
1
37
Presentase
(%)
84
13
3
100
Berdasarkan tabel 2 diatas dapat dilihat
bahwa mayoritas perilaku seks pranikah
pada remaja di RW 03 Kalurahan
Mojosongo Surakarta adalah baik yaitu
sebesar 84 %.
Tabel
Umur
13-14
15-17
18-21
Total
3
Tabel Silang Umur dengan
Perilaku Seks Pranikah pada
Remaja di RW 03 Kalurahan
Mojosongo Surakarta Tahun
2016
Perilaku Seks Pranikah
Ku
Baik
Cukup
rang
f
%
f
%
f
%
4
11
0
0
0
0
14
38
0
0
0
0
13
35
5
13
1
3
31
84
5
13
1
3
Total
f
4
14
19
37
%
11
38
51
100
Berdasarkan tabel 3 dapat disimpulkan
bahwa mayoritas perilaku seks pranikah
pada remaja di RW 03 Kalurahan
204
ijmsbm.org
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 2 – 2017
Mojosongo adalah baik sebesar 38 % yaitu
pada umur 15 – 17 tahun
Tabel 4 Tabel Silang Pendidikan dengan
Perilaku Seks Pranikah pada
Remaja di RW 03 Kalurahan
Mojosongo Surakarta Tahun
2016
Perilaku Seks Pranikah
Baik
Cukup
Kurang
Tingkat
Pendidika
n
SMP
SMA
PT
Total
Total
f
%
F
%
f
%
f
%
4
22
5
11
60
13
0
0
5
0
0
13
84
5
13
0
0
3
3
4
22
11
31
0
0
1
1
11
60
29
10
0
37
Tabel 4 diatas menunjukkan bahwa mayoritas
perilaku seks pranikah pada remaja di RW 03
Kalurahan Mojosongo adalah baik sebesar 60
% pada tingkat pendidikan SMA.
b. Analisa
Inferensial
yaitu
dengan
menggunakan uji regresi linier berganda
dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 5 Hasil Analisis Korelasi ganda
Model Summaryb
Mo
R
del
R
1
.654a
Square
.428
Adjusted R Std. Error of
Square
the Estimate
.395
3.203
a. Predictors: (Constant), pendidikan, umur
b. Dependent Variable: perilaku
Berdasarkan tabel diperoleh angka R
sebesar 0,654. Hal ini menunjukkan bahwa
terjadi hubungan yang kuat antara umur
dan tingkat pendidikan terhadap perilaku
seksual pranikah. Pada hasil uji statistic
diperoleh hasil R square sebesar 42,8%
yang artinya bahwa umur dan tingkat
pendidikan mempengaruhi perilaku seks
pranikah sebesar 42,8% sedangkan
sisanya 57,2 % dipengaruhi oleh variabel
lain.
ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line)
Tabel 6. Hasil Analisis Regresi ( Uji F)
ANOVAb
Sum of
Squares
261.316
Mean
df
Square
F
Sig.
2 130.658 12.736 .000a
348.792
34
610.108
36
10.259
Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui F hitung
> F tabel ( 12,736 > 4,130) maka dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh umur dan
tingkat pendidikan terhadap perilaku seksual
pranikah pada remaja di RW 03 Kalurahan
Mojosongo Surakarta.
IV. PEMBAHASAN
Remaja dalam ilmu psikologis diperkenalkan
dengan
istilah
lain,
seperti
puberteil,
adolescence, dan youth. Remaja atau
adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin
“ adolescere “ yang berarti tubuh kearah
kematangan. Kematangan yang dimaksud
adalah bukan kematangan fisik saja tetapi juga
kematangan social dan psikologi ( Kumalasari,
2012).
Masa remaja merupakan salah satu di antara
dua masa rentangan kehidupan individu,
dimana terjadi pertumbuhan fisik yang sangat
pesat. Masa yang pertama terjadi pada fase
prenatal dan bayi. Bagian-bagian tubuh tertentu
pada tahun-tahin permulaan kehidupan secara
proporsional terlalu kecil, namun pada masa
remaja proporsionalnya menjadi terlalu besar,
karena terlebih dahulu mencapai kematangan
daripada bagian-bagian yang lain ( Yusuf ,12).
Remaja mulai muncul dorongan seksual
pada umur 14 – 16 tahun , karena mereka
sudah mulai mengalami pematangan fisik
secara penuh dengan ditandai anak laki – laki
mengalami mimpi basah sedangkan anak
perempuan sudah mengalami haid.
Minat remaja terhadap lawan jenis
dipengaruhi oleh perkembangan organ seksual
. Terjadinya peningkatan minat remaja terhadap
lawan jenis dipengaruhi oleh faktor perubahan
fisik selama masa pubertas (Darmasih, 2009).
Berdasarkan tabel 5 diatas ada hubungan
yang kuat antara umur dan tingkat pendidikan
terhadap perilaku seksual pranikah serta tabel
6 menunjukkan ada pengaruh umur dan tingat
205
ijmsbm.org
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 2 – 2017
pendidikan terhadap perilaku seksual pranikah.
Hal ini didukung dengan penelitian Rusmiati
( 2015) bahwa remaja umur 20 – 24 tahun
mempunyai peluang 2,3 kali untuk memiliki
perilaku seksual berisiko dibandingkan remaja
yang berusia 15 – 19 tahun. Permasalahan ini
dipengaruhi
oleh
perubahan
dan
perkembangan yang terjadi pada masa remaja.
Semakin bertambah usia remaja, semakin
berkembang
organ
reproduksi
yang
berpengaruh terhadap dorongan seksual yang
dapat muncul dalam bentuk ketertarikan
terhadap lawan jenis dan keinginan untuk
mendapatkan kepuasan seksual.
Remaja usia 20 – 24 tahun akan
mengalami proses kematangan seksual lebih
dahulu daripada remaja usia 15 – 19 tahun dan
hal ini didukung dengan penelitian yang sama
juga menunjukkan hasil yang sama yaitu
terdapat hubungan yang signifikan antara usia
dengan perilaku seksual yang berisiko
termasuk didalamnya perilaku seksual pranikah
( Rusmiati ,2015).
Menurut Hyde (2006) semakin muda umur
seseorang saat mengalami pubertas maka
semakin besar risiko terjadinya perilaku seks
pranikah karena perubahan hormone yang
terjadi seiring dengan masa pubertas
berkontribusi pada meningkatnya keterlibatan
seksual pada sikap dan hubungan dengan
lawan jenis. Hal ini penyebabnya adalah pada
umur ini adalah potensial aktif bagi mereka
untuk melakukan perilaku seks bebas. Hasil
penelitian
Annesia
F
(2013)
juga
menggambarkan
bahwa
umur
juga
berhubungan dengan perilaku seks pranikah
yaitu sebagian besar responden telah
melakukan perilaku seks kategori intim berada
pada umur 14 – 15 tahun jika dibandingkan
dengan responden umur 13 tahun.
Menurut teori L.Green perilaku dipengaruhi
oleh 3 faktor utama, yaitu : 1) Faktor
predisposisi (Predisposing factor) Yaitu faktor
yang mempermudah dan mendasari terjadinya
perilaku tertentu yang terwujud dalam bentuk
pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan,
nilai-nilai dan budaya serta karakteristik individu
yaitu : pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi, sikap, pendidikan akademik,
karakteristik responden, norma agama, norma
hukum dan norma sosial. 2) Faktor Pemungkin
(enambling
factor)
Yaitu
faktor
yang
memungkinkan untuk terjadinya perilaku
tertentu tersebut yang berwujud dalam
lingkungan fisik ketersediaan fasilitas dan
ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line)
sarana yaitu ketersediaan media cetak dan
elektronik, petugas kesehatan (penyuluh). 3)
Faktor Pendorong (Reinforcing factor) Yaitu
faktor yang memperkuat terjadinya perilaku
tersebut yaitu : pendapatan, dukungan, kritik
baik dari keluarga (orang tua), teman sebaya,
dan guru (Notoatmodjo, 2007)
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
tingkat pengetahuan seseorang antara lain
pendidikan dan informasi. Pendidikan secara
teori mempengaruhi proses belajar sehingga
orang yang pendidikannya semakin tinggi maka
akan semakin mudah menerima informasi dari
berbagai sumber. Seharusnya semakin tinggi
pendidikan
seseorang,
semakin
baik
pengetahuannya. Pengetahuan tersebut akan
berpengaruh dalam membentuk sikap dan
perilaku sehingga semakin tinggi pendidikan
seseorang akan memiliki perilaku yang positif (
Rusmiati , 2015).
Penelitian Lestari dan sugiharti (2011)
memperoleh hasil bahwa perilaku berisiko pada
remaja di Indonesia berhubungan signifikan
dengan pengetahuan, sikap, umur, jenis
kelamin, pendidikan, status ekonomi , akses
terhadap media informasi, komunikasi dengan
orang tua dan adanya teman yang berperilaku
beresiko. Berdasarkan tabel 6 umur dan
pendidikan mempunyai pengaruh terhadap
perilaku seks pranikah sebesar sebesar 42,8%
sedangkan sisanya 57,2 % dipengaruhi oleh
variabel lainnya.
V. SIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa umur
dan pendidikan mempunyai pengaruh terhadap
perilaku seks pranikah sebesar sebesar 42,8%
sedangkan sisanya 57,2 % dipengaruhi oleh
variabel lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
BKKBN, 2014. Perilaku Seksual pada Remaja
Melalui
<http://m.jurnas.com/
news/
137555/ Hubungan -Seksual-Pranikah Remaja- Meningkat- 2014 /1/SosialBudaya /Kesehatan/> di akses pada
tanggal 12/12/16 pukul 14.00 wib.
Darmasih R, 2009. Faktor yang mempengaruhi
seks pranikah pada remaja SMA di
Surakarta. Universitas Muhammadiyah
206
ijmsbm.org
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 2 – 2017
Surakarta.
Skripsi
https://media.neliti.com/media/publications/
39905-ID-sikap-remaja-terhadapkeperawanan-dan-perilaku-seksual-dalamberpacaran.pdf diakses pada tanggal 12
Juni 2017
Hyde, J.S.2006. Psychology of
Cengage Learning Publisher
Women.
https://media.neliti.com/media/publications/
39905-ID-sikap-remaja-terhadapkeperawanan-dan-perilaku-seksual-dalamberpacaran.pdf diakses tanggal 5 Juni
2017
Yusuf,S.(2012), Psikologi Perkembangan Anak
& Remaja, Rosdakarya, Bandung
Kumalasari,I.
&
Andhyantoro,I.(2012),
Kesehatan Reproduksi, Salemba medika,
Jakarta
Lestari H, Sugiharti, 2011. Perilaku berisiko
Remaja di Indonesia Menurut Survey
Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia
(SKRRI) Tahun 2007. Jurnal Kesehatan
Reproduksi
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.p
hp/kespro/article/view/1389 diakses pada
tanggal 10 Mei 2017
Maryati S, 2015.. Dinamika pengangguran
terdidik : tantangan menuju bonus
demografi di Indonesia. Jurnal Economica
Research of Economic and Economic
Education
Notoatmodjo, S, 2007. Promosi Kesehatan dan
Ilmu Perilaku, Rineka cipta, Jakarta.
Pratiwi, (2004). Faktor Yang Mempengaruhi
Perilaku
Seksual
Pranikah
Remaja
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&
esrc=s&source=web&cd=1&ved=0ahUKE
wig7_3Ss_bUAhUiS48KHX5B9EQFgglMAA&url=http%3A%2F%2Frepo
sitory.usu.ac.id%2Fbitstream%2F1234567
89%2F26504%2F4%2FChapter%2520II.p
df&usg=AFQjCNHtkvwzAgnZPVGew8Kwy
2IgK89byw di akses pada tanggal 10
Maret 2017
Ririn, (2010). Dampak Perilaku Seks Pranikah
Melalui
<http://publikasii
lmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/1234567
89/2940/1.%20RIRIN .pdf?sequence=1> di
akses pada tanggal 7 Maret 2017
Rusmiati D dan Hastono, 2015. Sikap Remaja
Terhadap Keperawanan da Perilaku
Seksual
dalam
Berpacaran.
Jurnal
Kesehatan Masyarakat Nasional, Volume
10
No.1
Edisi
Agustus
2015
ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line)
207
Download