RENSTRA dinkes prov

advertisement
RENCANA STRATEGIS
DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA
TENGAH
TAHUN 2013 – 2018
DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH
Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024 3511351 (Hunting) – 3581965
Fax. 024 3517463 Kode Pos 50131 Kotak Pos : 026
Website : dinkesjatengprov.go.id Email : [email protected]
i
KATA PENGANTAR
Pembangunan kesehatan
dilaksanakan
dengan
tujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, pembangunan
kesehatan dilaksanakan secara sistematis dan berkesinambungan.
Dengan telah ditetapkannya Peraturan Daerah Provinsi Jawa
Tengah nomor 5 tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2013 – 2018, dokumen tersebut
sebagai acuan seluruh Satuan kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam
menyusun Rencana Strategis (Renstra).
Pasal 25 ayat 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8
Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, menyebutkan
bahwa setiap SKPD wajib menyusun Rencana Strategis yang memuat Visi,
Misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan
sesuai dengan tugas dan fungsinya dan ditetapkan oleh Kepala SKPD yang
sesuai motto Gubernur Jawa Tengah “Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi”
yang kemudian diejawantahkan dalam Visi Provinsi Jawa Tengah yaitu
“Menuju Jawa Tengah Sejahtera dan Berdikari”
Tantangan
pembangunan
kesehatan
dan
permasalahan
pembangunan kesehatan makin bertambah berat dan kompleks serta
terkadang tidak terduga. Untuk itu peran aktif masyarakat dalam
pembangunan kesehatan manjadi sangat penting dalam mengantisipasi
segala kemungkinan yang akan terjadi di Jawa Tengah.
Pentingnya peran aktif masyarakat dalam pembangunan kesehatan
tercermin dalam strategi dan sasaran utama Rencana Strategis Dinas
ii
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 – 2018. Program-program
pembangunan
kesehatan
yang
akan
diselenggarakan
oleh
Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, diarahkan untuk pengembangan
pemberdayaan masyarakat di desa. Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
(UKBM) diharapkan mampu menanggulangi faktor risiko masalah-masalah
kesehatan yang terjadi di masyarakat, sehingga diharapkan seluruh
jajaran kesehatan untuk saling bahu membahu dalam menyelenggarakan
pembangunan kesehatan guna mewujudkan Visi Dinas Kesehatan yaitu :
“Institusi
yang
Profesional
dalam
mewujudkan
Kesehatan
Paripuna di Jawa Tengah”.
Kami senantiasa mengharap saran dan masukan guna perbaikan
Renstra ini, sehingga bermanfaat tidak saja bagi Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Tengah dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) tetapi juga bagi Dinas
Kesehatan Kabupaten/ Kota dan Rumah Sakit Umum Daerah serta
pemerhati kesehatan.
Pada kesempatan ini, kami menyampaikan penghargaan yang
setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada pihak yang telah
berkontribusi dalam penyusunan Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah tahun 2013 – 2018. Akhirnya hanya kepada Allah SWT sajalah
kita berlindung danberserah diri. Semoga upaya kita bersama dalam
mewujudkan kesehatan paripurna di Jawa Tengah mendapatkan rahmat,
hidayah dan ridhoNya. Amien.
Semarang, 20 Februari 2014
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………….. ii
SK KEPALA DINAS TENTANG RENSTRA…………………………………….. iv
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….. ix
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………………….. xi
BAB I
PENDAHULUAN…………………………………………………………. I-1
A. Latar Belakang……………………………………………………… I-1
B. Landasan Hukum………………………………………………….. I-2
C. Maksud dan Tujuan………………………………………………. I-4
D. Sistematika Penulisan……………………………………………. I-4
BAB II
TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN PROVINSI
JAWA TENGAH………………………………………………………….. II-1
A. Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi………….. II-1
B. Struktur Organisasi……………………………………………….. II-11
C. Sumber Daya……………………………………………………….. II-13
D. Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan………………………… II-22
E. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan…. II-28
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN
FUNGSI……………………………………………………………………. III-1
A. Identifikasi Permasalahan berdasarkan Tugas Pokok
Dan Fungsi………………………………………………………….. III-1
B. Telaah Visi, Misi dan Program Gubernur dan Wakil
Gubernur……………………………………………………………... III-3
C. Telaah Renstra Kementerian/ Lembaga dan Renstra.. III-5
D. Telaah Rencana tata Ruang Wilayah (RTRW) dan
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)……………… III-6
E. Penentuan Isu-isu Strategis………………………………….. III-6
iv
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN
KEBIJAKAN………………………………………………………………. IV-1
A. Visi dan Misi Dinas Kesehatan……………………………….. IV-1
B. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah………………….. IV-7
C. Strategi dan Kebijakan…………………………………………. IV-9
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA
KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF…….. V-1
BAB VI
INDIKATOR KINERJA SKPD MENGACU PADA TUJUAN DAN
SASARAN RPJMD………………………………………………………. VI-1
BAB VII
PENUTUP…………………………………………………………………. VII-1
v
DAFTAR LAMPIRAN
1. Definisi Operasional Indikator
2. Daftar Singkatan
3. Kontributor
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak asasi manusia sebagaimana yang
tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28h dan Undang-Undang
nomor 26 tahun 2009 tentang Kesehatan. Hal ini menjadi unsur pokok
pembangunan
dalam
mencapai
Pembangunan
kesehatan
pembangunan
Nasional
kesejahteraan
merupakan
yang
bagian
bertujuan
untuk
masyarakat.
integral
dari
meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi - tingginya.
Pembangunan kesehatan tersebut merupakan upaya seluruh potensi
bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta maupun pemerintah, yang
dimotori dan dikoordinasikan oleh Pemerintah.
Pemerintah telah menerbitkan Undang-Undang nomor 17 Tahun
2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
(RPJPN), yang menempatkan periode 2014 – 2019 sebagai tahapan ke
tiga
untuk memantapkan pembangunan secara
menyeluruh
di
berbagai bidang. Hal ini dilakukan dengan menekankan pencapaian
daya
saing kompetitif, perekonomian, berlandaskan keunggulan
sumber daya alam dan sumber daya manusia yang berkualitas serta
kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus meningkat.
Pemerintah
daerah,
memegang
peranan
penting
dalam
pembangunan di wilayahnya termasuk bidang kesehatan dengan
berbagai tantangan dan peluang yang ada. Untuk mensinergikan
pembangunan kesehatan di Jawa Tengah dengan pembangunan
kesehatan Nasional, maka perlu adanya penyelarasan. Oleh karena itu
penyelenggaraan pembangunan kesehatan di Provinsi Jawa Tengah
I -1
mengacu pada Sistem Kesehatan Nasional berdasarkan Peraturan
Presiden nomor 72 tahun 2012, Surat Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 021/Menkes/SK/I/2011 tentang Rencana Strategis Kementerian
kesehatan 2010 – 2014, Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Bidang Kesehatan (RPJPK) Tahun 2005 - 2025.
Dalam rangka penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) perlu mempedomani Permendagri 54/2010
tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 2008
tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan
Rencana
Pembangunan
Daerah, Peraturan Daerah
Provinsi Jawa Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Organisasi
Dan Tata Kerja Dinas Daerah dan Peraturan Daerah Provinsi Jawa
Tengah nomor 5 tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Tengah 2013 – 2018.
Penyusunan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah sebagai upaya dalam melaksanakan pokok – pokok pikiran visi
dan misi Pembangunan Jangka Menengah Daerah Jawa Tengah,
terutama misi 6 yaitu meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk
memenuhi kebutuhan dasar melalui paket sehat. Implementasi
pelaksanaan
upaya
tersebut
dilandasi dengan
nilai
keutamaan
“mboten korupsi, mboten ngapusi”.
B. Landasan Hukum
1. Landasan idiil
yaitu Pancasila
dan
Landasan konstitusional
10
Tahun
Undang–Undang Dasar 1945
2. Landasan Operasional yaitu :
a. Undang–Undang
Nomor
Pembentukan Provinsi Jawa Tengah,
I -2
1950
tentang
b. Undang–Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional
c.
Undang–Undang
Nomor
32
Tahun
2004
tentang
33
Tahun
2004
tentang
Pemerintahan Daerah.
d. Undang–Undang
Perimbangan
Nomor
Keuangan
Antara
Pemerintah
Pusat
dan
Pemerintah Daerah.
e. Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN)
f.
Undang–Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
g. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Provinsi
Sebagai
Daerah
Otonom.
h. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian
Urusan
Pemerintahan
Antara
Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten / Kota.
i.
Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 72 tahun 2012
tentang Sistem Kesehatan Nasional
j.
Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah;
k. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
741/Menkes/Per/VII/2008
tentang
Standard
Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
l.
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun
2008 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Daerah Provinsi Jawa Tengah
I -3
m. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun
2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Tengah 2013 – 2018;
n. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 63 Tahun 2008
tentang
Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi Dan Tata Kerja
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
C. Maksud dan Tujuan
Maksud penyusunan rencana strategis Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Tengah tahun 2013 – 2018 untuk memberikan arah, pedoman
dan penjelasan program makro pembangunan kesehatan di Jawa
Tengah dalam rangka pencapaian Visi – Misi Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Jawa Tengah Tahun 2013 – 2018.
Tujuan penyusunan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Tengah tahun 2013 – 2018 adalah sebagai berikut :
1. Menjabarkan visi, misi dan program Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah ke dalam kegiatan untuk jangka waktu lima tahun.
2. Sebagai pedoman dalam menyusun rencana kerja tahunan yang
dituangkan dalam rencana kerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah.
3. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan, pengendalian, pengawasan
dan evaluasi pembangunan kesehatan.
D. Sistematika Penulisan.
BAB I
PENDAHULUAN
Memuat
secara
ringkas
tentang
latar
belakang,
landasan hukum, maksud dan tujuan penyusunan Renstra
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah serta Sistematika
Penulisan.
I -4
BAB II
GAMBARAN
PELAYANAN
DINAS
KESEHATAN
umum
tentang
PROVINSI
JAWA TENGAH
Memuat
penjelasan
dasar
hukum
pembentukan, struktur organisasi serta uraian tugas dan
fungsi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah; sumber daya
yang dimiliki; tingkat pencapaian kinerja; hasil analisis Kajian
Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) sebagai tantangan dan
peluang bagi pengembangan pelayanan kesehatan lima
tahun mendatang.
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN
FUNGSI
Memuat tentang identifikasi permasalahan tugas dan
fungsi pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah;
telaah
visi,
misi
dan
program
Pembangunan
Jangka
Menengah Daerah; telaah Renstra Kementerian/ Lembaga
dan Renstra Kabupaten/ Kota; telaah Rencana Tata Ruang
dan Wilayah (RTRW) dan KLHS serta penentuan isu-isu
strategis.
BAB IV VISI,
MISI,
TUJUAN
DAN
SASARAN,
STRATEGI
DAN
KEBIJAKAN
Memuat rumusan Visi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah serta pernyataan misi dalam rangka mencapai visi
tersebut. Selanjutnya dikemukakan pula nilai-nilai yang
melandasi pernyataan misi dalam mencapai visi tersebut,
yang sekaligus sebagai pedoman moral dan etika bagi setiap
personil Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dalam
melaksanakan tugas pengabdiannya.
I -5
BAB V RENCANA
PROGRAM,
KEGIATAN,
INDIKATOR
KINERJA,
KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF
Memuat tentang rencana program, kegiatan, indikator
kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif dari
prioritas program. Pendanaan bersumber dari Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi dan sumber
pendanaan lainnya yang sah dalam periode satu tahun dan
lima tahun. Indikator kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah yang merupakan refleksi capaian prioritas program
dan kegiatan yang telah direncanakan dan terukur.
BAB VI
INDIKATOR KINERJA SKPD MENGACU PADA TUJUAN DAN
SASARAN RPJMD
Memuat tentang indikator kinerja Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah yang merupakan bagian dari indikator
RPJMD. Indikator ini bukan hanya menjadi tanggungjawab
sektor kesehatan saja namun memerlukan dukungan sektor
lain terkait. Indikator kinerja berupa angka, persentase (%)
dan penjelasan naratif.
BAB VII
PENUTUP
Memuat kaidah pelaksanaan yang antara lain meliputi
penjelasan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah merupakan pedoman dalam penyusunan rencana
kerja Dinas Kesehatan, penguatan peran para stakeholders
dalam pelaksanaan rencana kerja Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD), dasar evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
atas kinerja tahunan dan lima tahunan serta catatan dan
harapan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
LAMPIRAN – LAMPIRAN
I -6
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN DINAS KSEHATAN
PROVINSI JAWA TENGAH
A. Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi
1. Tugas dan Fungsi
Sebagaimana diatur dalam pasal 87 Peraturan Daerah
Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Tengah, kedudukan, tugas
pokok dan fungsi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah adalah
sebagai berikut:
a. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah merupakan unsur
pelaksana
otonomi
daerah
di
bidang
kesehatan
yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
Gubernur melalui Sekretaris Daerah.
b. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah mempunyai tugas pokok
melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan
berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan.
c. Dinas Kesehatan menyelenggarakan fungsi:
1) Perumusan kebijakan teknis bidang kesehatan;
2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan
umum bidang kesehatan;
3) Pembinaan dan fasilitasi bidang kesehatan lingkup Provinsi
dan Kabupaten / Kota;
4) Pelaksanaan tugas di bidang pembinaan dan pengendalian
kemitraan kesehatan dan promosi kesehatan, pembinaan
dan pengendalian penyakit, dan penyehatan lingkungan,
II - 1
pembinaan
dan
pengendalian
pelayanan
kesehatan,
pembinaan dan pengendalian sumber daya kesehatan;
5) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang kesehatan;
6) Pelaksanaan kesekretariatan Dinas;
7) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai
dengan tugas dan fungsinya
Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 63 Tahun 2008
tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
menyebutkan bahwa Kepala
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah memimpin pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi membawahi :
a. Sekretariat;
b. Bidang Pembinaan dan Pengendalian Kemitraan Kesehatan, dan
Promosi Kesehatan;
c.
Bidang Pembinaan dan Pengendalian Penyakit, dan Penyehatan
Lingkungan;
d. Bidang Pembinaan dan Pengendalian Pelayanan Kesehatan;
e. Bidang Pembinaan dan Pengendalian Sumber Daya Kesehatan;
f.
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD);
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
Adapun tugas pokok dan fungsi Sekretariat, Bidang, Subagian
dan Seksi adalah sebagai berikut :
a. Sekretariat
1) Tugas Pokok
Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan,
pengkoordinasian
penyelenggaraan
tugas
secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di
bidang program, keuangan, umum dan kepegawaian.
II - 2
2) Fungsi :
a) Penyiapan
bahan
perumusan
kebijakan
teknis,
pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas
secara terpadu, pelayanan administrasi dan pelaksanaan
di bidang program;
b) Penyiapan
bahan
perumusan
kebijakan
teknis,
pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas
secara terpadu, pelayanan administrasi dan pelaksanaan
di bidang keuangan;
c) Penyiapan
bahan
perumusan
kebijakan
teknis,
pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas
secara terpadu, pelayanan administrasi dan pelaksanaan
di bidang umum dan kepegawaian;
d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Sekretariat membawahi :
1) Sub Bagian Program
Sub Bagian Program mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan,
pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu,
pelayanan administrasi, dan
pelaksanaan
di
bidang
program, meliputi : koordinasi perencanaan, pemantauan,
evaluasi dan pelaporan di lingkungan Dinas
2) Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan,
pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu,
pelayanan
administrasi
II - 3
dan
pelaksanaan
di
bidang
keuangan, meliputi : pengelolaan keuangan, verifikasi,
dan pembukuan dan akuntansi di lingkungan Dinas
3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan
teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan
tugas
secara
terpadu,
pelayanan
administrasi
dan
pelaksanaan di bidang umum dan kepegawaian, meliputi :
pengelolaan administrasi kepegawaian, hukum, humas,
organisasi dan tatalaksana, ketatausahaan, rumah tangga
dan perlengkapan di lingkungan Dinas.
b.
Bidang Pembinaan dan Pengendalian Kemitraan Kesehatan dan
Promosi Kesehatan
1) Tugas Pokok :
Melaksanakan
teknis,
penyiapan
pembinaan
dan
perumusan
pelaksanaan
di
kebijakan
bidang
pemberdayaan masyarakat dan kemitraan, pembiayaan
dan jaminan kesehatan masyarakat dan promosi kesehatan
2) Fungsi :
a) Penyiapan
bahan
perumusan
kebijakan
teknis,
pembinaan dan pelaksanaan di bidang pemberdayaan
masyarakat dan kemitraan;
b) Penyiapan
bahan
perumusan
kebijakan
teknis,
pembinaan dan pelaksanaan di bidang pembiayaan dan
jaminan kesehatan masyarakat;
c) Penyiapan
pembinaan
bahan
dan
perumusan
pelaksanaan
kesehatan;
II - 4
kebijakan
di
bidang
teknis,
promosi
d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Bidang Pembinaan dan Pengendalian Kemitraan Kesehatan,
dan Promosi Kesehatan, membawahi :
1) Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan
Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan
kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang
pemberdayaan
masyarakat
dan
kemitraan,
meliputi:
bimbingan dan pengendalian upaya kesehatan pada daerah
perbatasan,
terpencil,
rawan
dan
kepulauan,
penyelenggaraan kerjasama bidang kesehatan dengan luar
negeri skala provinsi.
2) Seksi Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan Masyarakat
Seksi
Pembiayaan
dan
Jaminan
Kesehatan
Masyarakat mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di
bidang pembiayaan dan jaminan kesehatan masyarakat,
meliputi : penyelenggaraan, bimbingan dan pengendalian
sistem
pembiayaan
dan
penyelenggaraan
jaminan
pemeliharaan kesehatan skala provinsi, bimbingan dan
pengendalian
penyelenggaraan
jaminan
pemeliharaan
kesehatan nasional.
3) Seksi Promosi Kesehatan
Seksi
Promosi
Kesehatan
mempunyai
tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan dan pelaksanaan di bidang promosi kesehatan
skala provinsi.
II - 5
c.
Bidang Pembinaan dan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan
1) Tugas Pokok :
Melaksanakan
penyiapan
perumusan
kebijakan
teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengendalian
penyakit,
pencegahan
penyakit
dan
penanggulangan
kejadian luar biasa dan penyehatan lingkungan.
2) Fungsi :
a) Penyiapan
bahan
perumusan
kebijakan
teknis,
pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengendalian
penyakit;
b) Penyiapan
bahan
perumusan
kebijakan
teknis,
pembinaan dan pelaksanaan di bidang pencegahan
penyakit dan penanggulangan kejadian luar biasa;
c) Penyiapan
bahan
perumusan
kebijakan
teknis,
pembinaan dan pelaksanaan di bidang penyehatan
lingkungan;
d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Bidang Pembinaan dan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan, membawahi :
1) Seksi Pengendalian Penyakit
Seksi Pengendalian Penyakit mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan
dan pelaksanaan
di
bidang
pengendalian
penyakit, meliputi : pengendalian dan penanggulangan
penyakit menular dan tidak menular.
II - 6
2) Seksi Pencegahan Penyakit dan Penanggulangan Kejadian
Luar Biasa
Seksi Pencegahan Penyakit dan Penanggulangan
Kejadian
Luar
Biasa
mempunyai
tugas
melakukan
penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan
dan pelaksanaan di bidang pencegahan penyakit dan
penanggulangan
kejadian
luar
biasa,
meliputi
:
penyelenggaraan pencegahan penyakit menular dan tidak
menular, pengendalian operasional masalah kesehatan
akibat bencana, wabah dan surveilans epidemiologi serta
penyelidikan kejadian luar biasa.
3) Seksi Penyehatan Lingkungan
Seksi Penyehatan Lingkungan mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan
dan
pelaksanaan
di
bidang
penyehatan
lingkungan, meliputi : penyelenggaraan pencegahan dan
penanggulangan pencemaran lingkungan skala provinsi.
d. Bidang Pembinaan dan Pengendalian Pelayanan Kesehatan
1) Tugas Pokok :
Melaksanakan
penyiapan
perumusan
kebijakan
teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang upaya
kesehatan masyarakat, upaya kesehatan rujukan, dan
upaya kesehatan keluarga dan gizi.
2) Fungsi :
a) Penyiapan
bahan
perumusan
kebijakan
teknis,
pembinaan dan pelaksanaan di bidang upaya kesehatan
masyarakat;
II - 7
b) Penyiapan
bahan
perumusan
kebijakan
teknis,
pembinaan dan pelaksanaan di bidang upaya kesehatan
rujukan;
c) Penyiapan
bahan
perumusan
kebijakan
teknis,
pembinaan dan pelaksanaan di bidang upaya kesehatan
keluarga dan gizi;
d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Bidang Pembinaan dan Pengendalian Pelayanan Kesehatan,
membawahi :
1) Seksi Upaya Kesehatan Masyarakat
Seksi Upaya Kesehatan Masyarakat mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan
teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang upaya
kesehatan masyarakat, meliputi : koordinasi dan pembinaan
penyelenggaraan
kesehatan
dasar, analisis
kebutuhan
buffer stock obat, alat kesehatan dan reagensia, dan
bimbingan dan pengendalian kesehatan haji skala provinsi.
2) Seksi Upaya Kesehatan Rujukan
Seksi Upaya Kesehatan Rujukan mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan dan pelaksanaan di bidang upaya kesehatan
rujukan, meliputi : pengelolaan pelayanan kesehatan
rujukan sekunder dan tersier tertentu, registrasi, akreditasi,
sertifikasi sarana kesehatan sesuai peraturan perundang –
undangan pemberian izin sarana kesehatan meliputi rumah
sakit pemerintah kelas B non pendidikan, rumah sakit
khusus, rumah sakit swasta serta sarana kesehatan
penunjang yang setara.
II - 8
3) Seksi Upaya Kesehatan Keluarga dan Gizi
Seksi
Upaya
Kesehatan
Keluarga
dan
Gizi
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan
kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang
upaya kesehatan keluarga dan gizi, meliputi : penetapan
kebijakan teknis dan pembinaan penyelenggaraan upaya
kesehatan keluarga, penyelenggaraan surveilans gizi buruk,
dan pemantauan penanggulangan gizi buruk skala provinsi.
e. Bidang Pembinaan dan Pengendalian Sumber Daya Kesehatan
1) Tugas Pokok :
Melaksanakan
teknis,
pembinaan
penyiapan
dan
perumusan
pelaksanaan
kebijakan
di
bidang
pengembangan sumber daya manusia kesehatan dan
organisasi
profesi,
farmasi,
makanan,
minuman
dan
perbekalan kesehatan, dan manajemen informasi dan
pengembangan kesehatan.
2) Fungsi :
a) Penyiapan
bahan
perumusan
kebijakan
teknis,
pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengembangan
sumber daya manusia kesehatan dan organisasi profesi;
b) Penyiapan
pembinaan
bahan
dan
perumusan
pelaksanaan
kebijakan
di
bidang
teknis,
farmasi,
makanan, minuman dan perbekalan kesehatan;
c) Penyiapan
bahan
perumusan
kebijakan
teknis,
pembinaan dan pelaksanaan di bidang manajemen
informasi dan pengembangan kesehatan;
d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.
II - 9
Bidang Pembinaan dan Pengendalian Sumber Daya Kesehatan,
membawahi :
1) Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan dan
Organisasi Profesi
Seksi
Kesehatan
Pengembangan
dan
Organisasi
Sumber
Profesi
Daya
Manusia
mempunyai
tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengembangan
sumber daya manusia kesehatan dan organisasi profesi,
meliputi:
pengusulan
strategis,
penempatan
pemindahan
Kabupaten/Kota,
tenaga
tenaga
pendayagunaan
kesehatan
tertentu
tenaga
antar
kesehatan,
pelatihan diklat fungsional dan teknis, registrasi, akreditasi,
sertifikasi tenaga kesehatan tertentu skala provinsi sesuai
peraturan
perundang-undangan
dan
pemberian
rekomendasi izin tenaga kesehatan asing.
2) Seksi
Farmasi,
Makanan
Minuman
dan
Perbekalan
Kesehatan
Seksi Farmasi, makanan, Minuman dan Perbekalan
Kesehatan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di
bidang
farmasi,
kesehatan,
makanan,
meliputi:
minuman
penyediaan
dan
dan
perbekalan
pengelolaan
bufferstock obat provinsi, alat kesehatan, reagensia dan
vaksin lainnya skala provinsi, sertifikasi sarana produksi dan
distribusi alat kesehatan rumah tangga kelas II, dan
pemberian rekomendasi izin industri komoditi kesehatan,
pedagang
besar
farmasi
kesehatan.
II - 10
dan
pedagang
besar
alat
3) Seksi Manajemen Informasi dan Pengembangan Kesehatan
Seksi Manajemen Informasi dan Pengembangan
Kesehatan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di
bidang
manajemen
kesehatan,
informasi
meliputi:
dan
pengelolaan
pengembangan
sistem
informasi
kesehatan, bimbingan dan pengendalian norma, standar,
prosedur dan kriteria bidang kesehatan, penyelenggaraan
penelitian dan pengembangan kesehatan yang mendukung
perumusan
kebijakan
provinsi,
pengelolaan
survey
kesehatan daerah (surkesda) skala provinsi, pemantauan
pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
kesehatan skala provinsi.
B. Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor
6 Tahun 2008 tentang Organisiasi dan Tata Kerja Dinas Daerah
Provinsi Jawa Tengah, struktur organisasi Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Tengah terdiri dari :
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat, yang membawahi tiga Kepala Sub Bagian :
1) Kepala Sub Bagian Program
2) Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
3) Kepala Sub Bagian Keuangan
c.
Kepala
Bidang
Pembinaan
dan
Pengendalian
Kesehatan, membawahi :
1) Kepala Seksi Upaya Kesehatan Masyarakat
2) Kepala Seksi Upaya Kesehatan Rujukan
3) Kepala Seksi Upaya Kesehatan Keluarga dan Gizi
II - 11
Pelayanan
d. Kepala Bidang Pembinaan dan Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan, membawahi :
1) Kepala Seksi Pengendalian Penyakit
2) Kepala Seksi Pencegahan penyakit dan Penanggulangan
Kejadian Luar Biasa
3) Kepala Seksi Penyehatan Lingkungan
e. Kepala
Bidang
Pembinaan
dan
Pengendalian
Kemitraan
Kesehatan dan Promosi Kesehatan, membawahi :
1) Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan
2) Kepala
Seksi
Pembiayaan
dan
Jaminan
Kesehatan
Masyarakat
3) Kepala Seksi Promosi Kesehatan
f.
Kepala Bidang Pembinaan dan Pengendalian Sumber Daya
Kesehatan, membawahi :
1) Kepala
Seksi
Pengembangan
Sumber
Daya
Manusia
Kesehatan dan Organisasi Profesi
2) Kepala Seksi Farmasi, Makanan Minuman dan Perbekalan
Kesehatan
3) Kepala Seksi Manajemen Informasi dan Pengembangan
Kesehatan.
Selain itu, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah memiliki
Kelompok Jabatan Fungsional Kesehatan dan 9 (sembilan)
Unit
Pelayanan Teknis Dinas (UPTD), yaitu:
a. Balai Laboratorium Kesehatan (BLK) Semarang,
b. Balai Kesehatan Indera Masyarakat (BKIM) Semarang,
c.
Balai Pelatihan Teknis Profesi Kesehatan (BPTPK) Gombong,
d. Akademi Keperawatan (Akper) Pemerintah Provinsi Jawa
Tengah,
e. Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Wilayah Semarang,
II - 12
f.
Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Wilayah Pati,
g. Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Wilayah Klaten,
h. Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Wilayah Magelang,
i.
Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Ambarawa.
C. Sumber Daya
1. Sumber daya yang dimiliki Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
dalam melaksanakan fungsi koordinasi
a. Sumber Daya Manusia Kesehatan
1) Pegawai berdasarkan Golongan Kepegawaian dan Tingkat
Pendidikan.
Pegawai di lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Tengah dan UPTD sampai dengan akhir tahun 2013
sebanyak
750
orang.
Jumlah
pegawai
berdasarkan
golongan kepegawaian dapat dilihat pada tabel 2.1 sebagai
berikut:
Tabel 2.1. Jumlah
Pegawai
Berdasarkan
Golongan
Kepegawaian di Lingkungan Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013
GOLONGAN KEPEGAWAIAN
IV
III
II
I
Dinas Kesehatan
37
223
28
7
1
2
Balai Labkes Semarang
4
33
23
1
3
BKIM Semarang
2
30
10
1
4
BPTPK Gombong
1
18
19
0
5
Akademi Keperawatan
3
35
14
2
6
BKPM Semarang
11
43
27
2
7
BKPM Pati
2
29
20
0
8
BKPM Klaten
2
32
11
0
9
BKPM Magelang
1
27
17
1
10 BKPM Ambarawa
2
19
13
0
Jumlah
65
489
182
14
Sumber data : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2013
NO
Institusi
II - 13
Jumlah
295
61
43
38
54
83
51
45
46
34
750
Sebagian besar (65,2%) pegawai Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah dan UPT Dinas (UPTD) berdasarkan
golongan, terbanyak adalah golongan III (489 orang),
sedangkan golongan II 24,2% (182 orang) dan golongan
IV
8,6% (65 orang). Sisanya sebanyak 1,8% adalah
pegawai golongan I (14 orang).
Jumlah pegawai berdasarkan tingkat pendidikan
dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut:
Tabel 2.2: Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan
di Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2013
NO
INSTITUSI
S2
TINGKAT PENDIDIKAN
S1
D3 D1 SLTA SLTP SD
JML
1
Dinas Kesehatan
75
125
18
1
57
2
Balai Labkes Semarang
4
11
22
0
15
13
3
6
6
295
61
3
BKIM Semarang
4
11
14
0
12
2
0
43
4
BPTPK Gombong
8
0
15
4
4
38
5
1
5
6
Akademi Keperawatan
33
6
0
8
2
0
54
6
BKPM Wil. Semarang
6
20
25
0
28
1
3
83
7
BKPM Wil. Pati
0
9
20
0
19
1
2
51
8
BKPM Wil. Klaten
3
6
17
0
2
17
0
45
9
BKPM Wil. Magelang
0
9
12
0
24
0
1
46
10
BKPM Wil. Ambarawa
2
5
11
0
11
4
1
34
Jumlah
100 235 153
1
191
47
Sumber data : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013
23
750
Sebagian besar 31,3% pegawai Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah dan UPTD berlatar belakang
pendidikan Sarjana (235 orang), sedangkan SLTA 25,4%
(191 orang) dan Diploma 3 sebanyak 20,4% (153 orang).
2) Pegawai Fungsional Khusus dan Fungsional Umum.
Sebagaimana tercantum dalam Peraturan Gubernur
Jawa Tengah no. 63/2008, bahwa Kepala Dinas Kesehatan
II - 14
Provinsi Jawa Tengah membawahkan Kelompok Jabatan
fungsional. Kelompok Jabatan fungsional terdiri dari
sejumlah tenaga fungsional yang terbagi dalam berbagai
kelompok
sesuai
dengan
bidang
keahliannya
dan
mempunyai tugas sesuai dengan jabatan fungsional
masing-masing
berdasarkan
peraturan
perundang-
undangan yang berlaku.
Jumlah pegawai berdasarkan jabatan fungsional
dapat dilihat pada tabel 2.3 berikut:
Tabel
NO
JABATAN
DIN
KES
2.3:
Jumlah pegawai berdasarkan jabatan
fungsional khusus dan fungsional umum di
Lingkungan Dinkes Prov. Jateng Th. 2013.
BA
LAB
KES
BKIM
SMG
BPTPK
GOM
BONG
AK
PER
BKPM
SMG
BKPM
PATI
BKPM
KLA
TEN
BKPM
MGL
BKPM
AMB
JUM
LAH
A
FUNGSIONAL
KHUSUS
26
23
0
0
53
27
25
28
20
230
1
Dokter spesialis
-
-
1
-
-
1
-
-
-
-
2
2
Dokter
-
1
5
-
-
11
3
2
4
4
30
3
Dokter gigi
-
-
1
-
-
-
-
-
-
-
1
4
Perawat
1
-
8
-
-
19
14
10
12
10
74
5
Perawat gigi
-
-
1
-
-
-
-
-
-
-
1
6
Bidan
7
Penyuluh kesehatan
8
Sanitarian
28
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
0
11
-
2
-
-
1
-
-
2
-
-
3
-
-
-
-
1
-
-
-
-
4
9
Epidemiologi
13
-
-
-
-
2
-
-
-
-
15
10
Pranata lab
-
24
2
-
-
5
4
6
4
3
48
11
Apoteker
-
1
-
-
2
-
-
1
-
-
12
Asisten Apoteker
-
-
2
-
-
3
2
2
3
1
13
13
Refrak. Option
-
-
1
-
-
-
-
-
-
-
1
14
Fisioterapi
-
-
-
-
-
2
-
1
-
-
3
15
Nutrisionis
-
-
-
-
-
1
-
-
-
-
1
16
Elektromedik
-
-
-
-
-
1
1
-
-
-
2
17
Rekam medik
-
-
-
-
-
2
1
1
-
-
4
18
Radiografer
-
-
-
-
-
2
2
2
2
2
10
31
16
34
50
26
20
16
14
11
464
B
FUNGSIONAL UMUM
246
Sumber data : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2013
II - 15
Kelompok Jabatan fungsional di Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah dan UPT terbagi menjadi 2 (dua)
yaitu: fungsional khusus dan fungsional umum. Pegawai
fungsional khusus sebanyak 230 orang dengan 18 kriteria
jabatan fungsional khusus. Sedangkan jabatan fungsional
umum sebanyak 464 orang.
Jabatan fungsional khusus yang banyak terdapat di
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dan UPT antara
lain perawat 74 orang (32,2%), pranata laboratorium 48
orang (20,9%) dan dokter 30 orang (13%).
b. Perlengkapan
Untuk
mendukung
pelaksanaan
kegiatan,
Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dilengkapi dengan berbagai
fasilitas berupa tanah, gedung, serta berbagai peralatan
dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 2.4. Jenis dan Jumlah Fasilitas Perlengkapan Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013
NO
1
2
3
JENIS FASILITAS
JUMLAH
Tanah
Gedung dan bangunan
25 bidang
63 unit
Peralatan
a. Alat besar
42 unit
b. Alat angkut
617 unit
c. Alat bengkel
d. Alat kantor dan rumah
tangga
1 unit
20.330 unit
e. Alat studio dan komunikasi
f. Alat kedokteran
g. Alat laboratorium
633 unit
2.230 unit
2.490 unit
II - 16
KETERANGAN
Lokasi : perkantoran
Dinkes Prov, UPTD,
Rumah jabatan,
rumah dinas, gudang
obat (Semarang dan
Salatiga)
NO
4
JENIS FASILITAS
JUMLAH
Aset tetap lainnya
a. Buku perpustakaan
b. Barang bercorak kesenian
KETERANGAN
4.165 buku
93 buah
Sumber data : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2013
2. Sumber Daya Kesehatan Dalam Melaksanakan Fungsi Pelayanan
Provinsi Jawa Tengah
a. Sumber Daya Manusia Kesehatan
Sumber daya manusia kesehatan yang mendukung
upaya pelayanan kesehatan di Jawa Tengah sebagai berikut:
Tabel 2.5: Jumlah Tenaga Kesehatan di Jawa Tengah Tahun
2013
NO.
JENIS TENAGA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Dokter Spesialis
Dokter Umum
Dokter Gigi
Dokter Gigi Spesialis
Perawat
Perawat Gigi
Bidan
Teknis Kefarmasian
Apoteker
Kesehatan Masyarakat
Sanitarian
Gizi
Keterapian Fisik :
a. Fisioterapis
b. Terapis Okupasi
c. Terapis Wicara
d. Akupuntur
Keteknisian Medis :
a. Radiografer
b. Radioterapis
c. Teknisi Elektromedis
d. Teknisi Gigi
e. Analis Kesehatan
f. Refraksionis Optisien
g. Ortotik Prostetik
h. Rekam Medis
16.
BERDASAR
PROFESI
2.526 orang
4.175 orang
989 orang
72 orang
28.056 orang
1.050 orang
16.129 orang
3.841 orang
2.177 orang
710 orang
1.261 orang
1.487 orang
656 orang
565 Orang
58 orang
27 orang
6 orang
4.531 orang
849 orang
28 orang
193 orang
17 orang
2.481 orang
39 orang
17 orang
897 orang
II - 17
BERDASAR
PENDIDIKAN
2.637 orang
4.737 orang
1.133 orang
70 orang
28.377 orang
1.050 orang
16.455 orang
4.349 orang
2.314 orang
1.653 orang
1.344 orang
1.545 orang
665 orang
565 orang
59 orang
35 orang
6 orang
4.541 orang
835 orang
30 orang
201 orang
17 orang
2.488 orang
38 orang
17 orang
905 orang
NO.
JENIS TENAGA
BERDASAR
BERDASAR
PROFESI
PENDIDIKAN
i. Teknisi Transfusi Darah
10 orang
10 orang
JUMLAH
67.660 orang
70.870 orang
Sumber data : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2013
Jumlah tenaga kesehatan di Jawa Tengah berdasarkan
profesi tahun 2013 sebanyak 67.660 orang dengan jenis
tenaga terbanyak adalah perawat
28.056 orang (41,47%),
bidan 16.129 orang (23,84%) dan dokter umum 4.175 orang
(6,17%).
Jumlah tenaga kesehatan berdasarkan pendidikan
berjumlah 70.870 orang dengan tenaga kesehatan terbanyak
adalah perawat sebanyak 28.377 orang (40,04%), bidan
sebanyak 16.455 orang (23,22%) dan dokter umum sebanyak
4.737 orang (6,68%). Adanya perbedaan jumlah tenaga
kesehatan berdasarkan profesi dan jumlah tenaga kesehatan
berdasarkan pendidikan mengindikasikan bahwa ada tenaga
kesehatan yang bekerja belum/ tidak sesuai dengan jenjang
pendidikannya
walaupun
bidan,
perawat
dan
dokter
merupakan tenaga kesehatan terbanyak, namun dibandingkan
dengan jumlah penduduk, jumlah tenaga tersebut masih
kurang. Rasio tenaga kesehatan berdasarkan jenis tenaga
kesehatan menunjukkan semua jenis tenaga kesehatan masih
di bawah target Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2010 –
2014 dan target Indonesia Sehat 2010.
b. Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan yang ada di Jawa Tengah, dapat
dilihat pada tabel 2.6 sebagai berikut:
II - 18
Tabel 2.6 : Jumlah Sarana Kesehatan di Jawa Tengah tahun
2013
KEPEMILIKAN
NO
SARANA KESEHATAN
DAERAH
PUSAT
PROV
1
2
3
4
5
6
7
8
Puskesmas /
Rawat Inap
Puskesmas Pembantu
Puskesmas Keliling
Balai Besar/Balai
Kesehatan Paru Masy.
1
Balai Kesehatan Indra
Balai Labkes
RSU
2
RS Khusus
a. RS Jiwa
b. RS Orthopedi
1
c. RS Paru
1
d. RS Bersalin
e. RS Rehab Medik
f. RS Khusus lain (RSB,
RSIA, RS KB, RSO, RSA,
RSJ)
JUMLAH
5
Sumber data : Dinas Kesehatan Provinsi
KAB/KOT
873/
311
1.827
948
5
1
1
4
4
-
6
35
49
1
-
JUMLAH
TNI/
POLRI
SWASTA
-
-
-
122
139
-
12
1
158
205
69
4
1
1
1
1
61
322
61
4.094
11
1
-
19
3.772
12
Jawa Tengah tahun 2013
873
1.827
948
Selain sarana kesehatan diatas, di Jawa Tengah
terdapat beberapa Unit Pelaksana Teknis (UPT) Vertikal, yaitu
Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Surakarta,
Balai Besar Penelitian Vektor dan Reservoir Penyakit (BBPVRP)
Salatiga, Loka Penelitian dan Pengembangan Pemberantasan
Penyakit
Bersumber
Binatang
(Lokalitbang
P2B2)
Banjarnegara, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Tanaman
Obat
Tawangmangu,
dan
Balai
Obat
Tradisional
Pelatihan
Kesehatan
(B2P2TO-OT)
(Bapelkes)
Semarang, Balai Penelitian Pengembangan Gangguan Akibat
II - 19
Kekurangan Iodium (BP2 GAKI) Magelang, Kantor Kesehatan
Pelabuhan (KKP) Semarang dan KKP Cilacap.
Dalam hal sarana pendidikan, berbagai jenis institusi
pendidikan kesehatan dari jenjang Diploma III (D III) sampai
S1-Profesi terdapat di Jawa Tengah, dapat dilihat pada tabel
2.7 berikut:
Tabel 2.7: Jumlah sarana pendidikan kesehatan di Jawa
Tengah Tahun 2013
NO
SARANA
PENDIDIKAN
KEPEMILIKAN
NEGERI
DAERAH
TNI/POL
JUMLAH
SWASTA
1
D3 Keperawatan
7
3
1
41
52
2
D3 Kebidanan
6
2
-
57
65
3
1
-
-
18
19
4
D3 Kefarmasian
D3 Kesehatan
Lingkungan
1
-
-
2
3
5
D3 Gizi
1
-
-
2
3
6
D3 Keterapian Fisik
4
-
-
4
8
7
D3 Keteknisan Medik
5
-
-
16
19
8
D3 Jamu
1
-
-
-
1
9
D4 Keperawatan
4
-
-
-
4
10
4
-
-
2
6
11
D4 Kebidanan
D4 Kesehatan
Lingkungan
1
-
-
-
1
12
D4 Gizi
1
-
-
-
1
13
D4 Keterapian Fisik
4
-
-
2
6
14
D4 Keteknisan Medis
2
-
-
2
4
15
Kedokteran
3
-
-
4
7
16
1
-
-
3
4
17
Kedokteran Gigi
S1 Kesehatan
Masyarakat
3
-
-
10
13
18
S1 Keperawatan
2
-
-
26
28
19
S1 Farmasi
2
-
-
8
10
20
S1 Gizi
2
-
-
6
8
21
S1 Fisioterapi
-
-
-
1
1
22
Profesi Dokter
3
-
-
2
5
23
Profesi Apoteker
-
-
-
5
5
24
Profesi Ners
2
-
-
21
23
60
5
1
232
298
JUMLAH
Sumber data : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2013
II - 20
Jumlah institusi pendidikan kesehatan dari jenjang D III
sampai profesi di Jawa Tengah sebanyak 298 institusi, dengan
jenjang pendidikan terbanyak D III Kebidanan sebanyak 65
institusi, D III Keperawatan 52 institusi dan S1 Keperawatan
28 institusi. Dari 298 institusi kesehatan tersebut sebanyak
77,85% adalah milik swasta, 21,81% milik pemerintah pusat
dan daerah dan 0,34% milik TNI/POLRI. Dari tabel tersebut
dapat dilihat bahwa peran swasta dalam bidang pendidikan
kesehatan sangat menonjol dengan banyaknya
institusi
pendidikan tenaga kesehatan milik swasta. Diharapkan peran
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dalam pembinaan dan
pengendalian terhadap kurikulum, seleksi dan kompetensi
lulusan
lebih
diperketat.
Dengan
banyaknya
institusi
pendidikan tenaga kesehatan diharapkan dapat memenuhi
kekurangan tenaga
kesehatan di
Jawa
Tengah secara
kuantitas dan kualitas.
Jumlah industri farmasi, obat tradisional, kosmetika,
perbekalan kesehatan rumah tangga di Jawa Tengah dapat
dilihat pada tabel 2.8 berikut:
Tabel 2.8: Jumlah Industri Farmasi, Obat tradisional,
Kosmetika dan Perbekalan Kesehatan Rumah
Tangga di Jawa Tengah tahun 2013
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
JENIS INDUSTRI
Industri farmasi
Industri Ekstrak Bahan Alami (IEBA)
Industri obat tradisional (IOT)
Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT)
Usaha Kecil Obat Tradisional (UKOT)
Industri kosmetik
Industri PKRT
Industri alat kesehatan
Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP)
Pedagang Besar Farmasi
Penyalur Alat Kesehatan Pusat
II - 21
JUMLAH
21 unit
2 unit
15 unit
275 unit
14 unit
52 unit
27 unit
21 unit
15.992 unit
340 unit
82 unit
NO
JENIS INDUSTRI
JUMLAH
12
13
Penyalur Alat Kesehatan Cabang
50 unit
Pedagang Besar Bahan Baku Farmasi
4 unit
(PBBBF)
14 Apotek
2.305 unit
15 Toko Obat
381 unit
16 Instalasi Farmasi Kab/Kota (IFK)
26 unit
17 Pengelolaan Obat di Seksi Farmasi
9 unit
Kab/Kota
18 Pengujian Makanan Minuman Kab/Kota
29 unit
Sumber data : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2013
Sumber daya lain yang dapat digerakkan untuk
pemecahan masalah kesehatan yang bersifat emergency,
serta untuk meningkatkan cakupan berbagai program, adalah
tersedianya berbagai sarana dan peralatan yang diperlukan
untuk penanggulangan bencana yang terdiri dari: 1 unit
Rumah Sakit Lapangan, 2 Ambulance, 1 mobil Klinik, 8 Perahu
karet dan 2 Penjernih Air. Sarana dan peralatan tersebut
bantuan Pusat Penanggulangan Krisis untuk Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah yang Tahun 2006 ditetapkan sebagai
Pusat Bantuan Regional bantuan Jawa Tengah dan Daerah
Istimewa Yogyakarta (DIY). Saka Bhakti Husada yang aktif di
25 Kabupaten/ Kota. Pos Kesehatan Pesantren di Jawa
Tengah sebanyak 1.870 unit.
D. Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
1. Kinerja Umum
Secara umum kinerja Dinas Kesehatan berkaitan dengan
fungsi
perumusan
kebijakan
teknis
bidang
kesehatan,
penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum,
pembinaan dan fasilitasi bidang kesehatan lingkup Provinsi dan
Kabupaten/ Kota, pelaksanaan tugas, pemantauan, evaluasi dan
II - 22
pelaporan di bidang pelayanan kesehatan, pencegahan dan
penanggulangan penyakit, kesehatan lingkungan, sumber daya
manusia
kesehatan,
masyarakat,
promosi
kesehatan
dan
pemberdayaan
farmasi dan perbekalan kesehatan, manajemen
informasi dan pengembangan kesehatan serta regulasi kesehatan
termasuk pelaksanaan kesekretariatan dinas serta pelaksanaan
tugas lain yang diberikan oleh Gubernur.
Layanan
administrasi
Sekretariat
meliputi
layanan
kehumasan, penyusunan dokumen perencanaan dan evaluasi,
pengelolaan administrasi keuangan dan tindak lanjut Laporan Hasil
Pemeriksaan (LHP) oleh aparat pengawas instansi pemerintah.
Jumlah dokumen perencanaan dan evaluasi yang dihasilkan
pada tahun 2013 sebanyak 8 dokumen, rekomendasi usulan Dana
Alokasi Khusus (DAK) dan Tugas Pembantuan (TP) sebanyak 87
satuan kerja (Satker). Jumlah dokumen laporan pengelolaan
administrasi keuangan sebanyak 2 dokumen. Kinerja tindak lanjut
penyelesaian LHP aparat pengawas instansi pemerintah pada
periode Januari sampai dengan Desember 2013 sebanyak 448
temuan dengan 254 temuan telah selesai ditindaklanjuti dan
sebanyak 222 masih dalam proses penyelesaian.
Layanan administrasi bidang pembinaan dan pengendalian
pelayanan kesehatan meliputi pemberian rekomendasi pelayanan
haemodialisa, pemberian ijin penetapan klas rumah sakit klas B,
pemberian rekomendasi pemberian ijin rumah sakit klas A yang
ditujukan ke Kementerian Kesehatan, pemberian ijin laboratorium
klinik madya dan pemberian rekomendasi laboratorium klinik
utama, pemberian rekomendasi pelayanan sarana kesehatan Calon
Tenaga
Kerja
Indonesia
(CTKI).
Pada
tahun
2013
telah
memberikan rekomendasi terhadap 24 pelayanan haemodialisa,
II - 23
pemberian ijin 4 laboratorium klinik madya dan 6 rekomendasi
laboratorium klinik utama dan pemberian rekomendasi 6 pelayanan
sarana kesehatan CTKI.
Layanan administrasi bidang pembinaan dan pengendalian
Kemitraan Kesehatan dan Promosi Kesehatan meliputi advokasi
penyusunan regulasi bidang kesehatan, di 35 kabupaten/ kota
(100%), perjanjian kerjasama bidang kesehatan sebanyak 34
kabupaten/ kota (156 dokumen). Perjanjian kerjasama lintas batas/
Mitra Praja Utama (MPU) bidang kesehatan sebanyak 2 dokumen.
Layanan administrasi bidang pembinaan dan pengendalian
Sumber Daya Kesehatan meliputi waktu pelayanan perijinan di
bidang farmasi dan perbekalan kesehatan sesuai standar, layanan
penerbitan Surat Tanda Registrasi Teknis Kefarmasian (STR-TTK),
layanan penerbitan Surat Tugas Dokter Spesialis dan pemberian
rekomendasi penelitian kesehatan.
Pelayanan perijinan di bidang farmasi dan perbekalan
kesehatan sesuai standar meliputi rekomendasi Industri Farmasi,
dengan standar waktu perijinan paling lama 30 hari sebanyak 5
rekomendasi, Rekomendasi Industri Obat Tradisional (IOT) dan
Industri Ekstrak Bahan Alami (IEBA) dengan standar perijinan
paling lama 30 hari kerja sebanyak 11 rekomendasi, Ijin Usaha
Kecil Obat Tradisional (UKOT) paling lama 14 hari sebanyak 14 ijin,
Rekomendasi ijin produksi kosmetika paling lama 21 hari kerja
sebanyak 13 rekomendasi, rekomenasi sertifikasi produksi alat
kesehatan dan rekomendasi sertifikasi produksi PKRT paling lama
30 hari kerja sebanyak 10 rekomendasi, Rekomendasi ijin PAK dan
ijin cabang PAK paling lama
30
hari
kerja
sebanyak 48
rekomendasi, dan rekomendasi ijin PBF dan pengakuan PBF
cabang, paling lama 18 hari kerja sebanyak 99 rekomendasi.
II - 24
Jumlah layanan penerbitan surat tanda registrasi teknis
kefarmasian sebanyak 5.380 STR-TTK. Jumlah layanan penerbitan
Surat Tugas Dokter Spesialis sebanyak 471 surat tugas. Jumlah
rekomendasi penelitian kesehatan sebanyak 10 rekomendasi.
2. Kinerja Khusus
Kinerja Dinas Kesehatan secara khusus dapat dilihat melalui
capaian beberapa indikator yang perkembangannya disajikan tiap 3
bulan. Capaian kinerja Dinas Kesehatan dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun terakhir dapat dilihat pada tabel 2.9 sebagai berikut :
II - 25
Tabel 2.9
Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
NO
Indikator
Target Renstra SKPD Tahun keTarget
Kinerja
Target Target
Indikator
sesuai Tugas SPM IKK
2010 2011 2012
2013
Lainnya 2009
dan Fungsi
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Realisasi Capaian Tahun ke-
Rasio Capaian pada Tahun ke-
2009
2010
2011
2012
2013
2009
2010
2011
2012
2013
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
Cakupan
1. kunjungan ibu 95%
hamil K4
88%
90%
93%
96%
100%
93,39
92,04
93,71
92,99
92,13
106,125 102,266 100,76 96,86 92,13
Cakupan
pertolongan
2.
persalinan
Nakes
90%
88%
90%
93%
96%
100%
93,03
93,93
96,79
97,14
98,08
105,71 104,37 104,07 101,18 98,08
Cakupan
neonatal resti/
3.
80%
komplikasi
yang ditangani
80%
85%
90%
95%
100%
23,96
44,90
55,10
66,38
75,36
29,95
52,82
Cakupan
4. kunjungan
bayi
50%
60%
75%
90%
100%
95,07
94,14
92,64
96,95
95,59
190,14
156,9 123,52 107,72 95,59
-
-
-
-
-
91,95
94,08
95,89
98,05
99
-
-
50%
60%
70%
85%
100%
50,29
65,88
69,62
80,21
75,46
100,58
109,8
SPM
5.
90%
Desa/
100%
kelurahan UCI
Cakupan
deteksi dini
6. tumbuh
80%
kembang anak
Balita dan
II - 1
61.22 69,87 75,36
-
-
-
99,45 94,36 75,46
NO
(1)
Indikator
Target Renstra SKPD Tahun keTarget
Kinerja
Target Target
Indikator
sesuai Tugas SPM IKK
2010 2011 2012
2013
Lainnya 2009
dan Fungsi
(2)
(3)
(4)
(5)
Realisasi Capaian Tahun ke-
Rasio Capaian pada Tahun ke-
2009
2010
2011
2012
2013
2009
2010
2011
2012
2013
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
Cakupan Balita
gizi
buruk
7.
100%
mendapat
perawatan
100
100
100
100
100
72,49
100
100
100
100
72,49
100
100
100
100
Penjaringan
kesehatan
8.
100%
siswa SD dan
setingkat
40%
60%
75%
90%
100%
65,61
75
78,72
70,08
71,88
164.025
125
104.96 77,867 71,88
Cakupan
9. peserta
aktif
KB 70%
77%
82%
87%
95%
100%
78,37
78,25
79,09
75,71
79,52
101,77
95,42
90,90 79,69 79,52
Desa/
kelurahan
mengalami
10.
100%
KLB
yang
ditangani < 24
jam
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
prasekolah
100
100
100
Penduduk
yang
11.
75%
memanfaatkan
jamban
28,57% 42,87% 57,14%71,42% 85,71%
72,22
72,95
68
70,46
76,11
252,78 170,16 119,00 98,65 88,79
Cakupan
12. pemanfaatan
air bersih
28,57% 42,87% 42,87%71,42% 85,71%
82,38
87,82
63
75,05
78,55
288,34 204,85 146,95 105,08 91,64
63,5%
II - 2
NO
(1)
Indikator
Target Renstra SKPD Tahun keTarget
Kinerja
Target Target
Indikator
sesuai Tugas SPM IKK
2010 2011 2012
2013
Lainnya 2009
dan Fungsi
(2)
(3)
(4)
(5)
(8)
(9)
Realisasi Capaian Tahun ke-
Rasio Capaian pada Tahun ke-
2009
2010
2011
2012
2013
2009
2010
2011
2012
2013
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
100%
79,38
73,48
83,09
83,72
84,23
126
95,42
(6)
(7)
Rumah/
bangunan
13.
>95%
bebas
jentik
nyamuk Aedes
63%
77%
Tempat umum
yang
14.
82%
memenuhi
syarat
-
-
-
-
-
73,57
69,28
74,9
76,36
78,39
-
-
-
-
-
89% 100%
93,35 83,72 84,23
15
Posyandu
Purnama
40%
-
-
-
-
-
32,79
34,94
36,84
35,22
37,91
-
-
-
-
-
16.
Posyandu
Mandiri
40%
-
-
-
-
-
12,58
13,14
16,08
17,57
18,78
-
-
-
-
-
17
Cakupan desa
siaga aktif
-
50
70
100
100
100
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
55,4%
-
-
-
-
-
96,7
96,1
93,7
96,4
99,8
-
-
-
-
-
Cakupan
18 imunisasi
campak
B
DERAJAT
KESEHATAN
1
Umur Harapan
Hidup (UHH)
-
71
71
71,2
71,3
71,5
71,25
71,40
72,6
72,6
-
Jumlah
2 Kematian Ibu/
AKI
-
110
108
106
104
102
117,02
104,97
116,01
116,34
118,62
II - 3
100,35 100,56 101,96 101,82
106,38
-
97,19 109,44 111,86 116,29
NO
(1)
Indikator
Target Renstra SKPD Tahun keTarget
Kinerja
Target Target
Indikator
sesuai Tugas SPM IKK
2010 2011 2012
2013
Lainnya 2009
dan Fungsi
(3)
(4)
Jumlah
3 Kematian
Bayi/ AKB
(2)
-
Jumlah
4 Kematian
Balita
(5)
Realisasi Capaian Tahun ke-
Rasio Capaian pada Tahun ke-
2009
2010
2011
2012
2013
2009
2010
2011
2012
2013
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
8,9
9,15
9,12
9,1
9
8,9
10,37
10,62
10,34
10,75
10.41
113,33 116,44 113,62 116,44 116,96
-
9,3
10,1
10
9,7
9,5
9,3
11,74
12,02
11,50
11,85
11,80
116,23
Kasus
Balita
5 gizi
buruk
(BB/TB)
-
-
1,02% 0,97% 0,92% 0,87% 0,82%
3160
3468
3187
1131
964
-
6
Angka
kesakitan DBD
-
-
28,5% 31,4% 34,2% 40%
45%
57,9
56,8
15,3
19,29
45,52
7
Kesakitan
malaria (API)
-
100
100%
100%
100% 100%
100%
0,05
0,1
0,1
0,075
0,06
8
Penemuan TB
Paru (CDR)
-
60
35%
40%
50%
60%
80%
48,15
55,38
59,52
58,45
58,46
9
Kesembuhan
TBC Paru
-
85
90%
93%
94%
95%
96%
85,01
85,15
82,90
81,36
-
10
Kasus
baru
HIV – AIDS
-
0,6
100%
100%
100% 100%
Penemuan/
Kematian
11
Kasus
Avian
Influenza
-
-
30%
40%
50%
60%
120,2 118,55 124,73 126,88
-
-
-
-
203,15 180,89 44,73 48,225 101,55
0,05
0,1
0,1
0,075
0,07
137,57 138,45 119,04 97,41 73,07
94,45
91,55
100% 143/430 373/501 755/521 607/797 1045/993
-
-
-
-
-
70%
-
-
-
-
-
II - 4
1/1
1/1
0/0
0/0
0/0
88,19 85,64
-
NO
(1)
Indikator
Target Renstra SKPD Tahun keTarget
Kinerja
Target Target
Indikator
sesuai Tugas SPM IKK
2010 2011 2012
2013
Lainnya 2009
dan Fungsi
(3)
(4)
Penemuan
12 penderita baru
kusta PB/ MB
(2)
-
Proporsi
penderita
13
kusta
cacat
tingkat 2
(5)
Realisasi Capaian Tahun ke-
(10)
Rasio Capaian pada Tahun ke-
2009
2010
2011
2012
2013
2009
2010
2011
2012
2013
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
-
-
-
-
-
(6)
(7)
(8)
(9)
-
40%
50%
60%
70%
-
-
30%
40%
50%
60%
70%
15
12,9
12,49
16,59
14,4
50
32,25
14 Kasus Polio
-
-
-
-
-
-
-
0
0
0
0
0
-
-
-
-
-
Non Polio AFP
15
Rate
-
100
-
-
-
-
-
2,37
2,16
2,62
2,3
2,70
-
-
-
-
-
80%
226/1348 315/1344 348/1678 211/1308 190/2297
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2013
II - 5
24,98 27,65 20,57
II - 1
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada bebepara indikator
kinerja yang tidak tercapai sampai dengan tahun 2013. Indikator
tersebut antara lain Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian
Bayi (AKB), Penemuan kasus TB Paru, Penemuan HIV AIDS dan
Angka Kesakitan dan Kematian DBD.
Tidak tercapainya target AKI dan AKB disebabkan antara lain
masih rendahnya kunjungan ibu hamil K4, cakupan neonatal risiko
tinggi/ komplikasi yang ditangani dan cakupan imunisasi yang
masih di bawah target.
Penyebab tingginya kematian ibu antara lain : hipertensi,
perdarahan, masih rendahnya deteksi dini kehamilan risiko tinggi
oleh masyarakat dan masih kurangnya kesiapsiagaan keluarga
dalam rujukan kehamilan resiko tinggi. Penyebab kematian bayi
antara lain kehamilan resiko tinggi, Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR), penyakit kongenital, masih rendahnya pemberian ASI
eksklusif serta belum optimalnya pola asuh bayi.
Upaya untuk menurunkan AKI dan AKB dilakukan dengan
pelayanan kesehatan ibu dan anak di puskesmas PONED dan
Rumah Sakit PONEK, namun pelaksanaan pelayanan kesehatan
masih belum optimal disebabkan karena belum terpenuhinya
prasarana dan sarana, belum meratanya pendayagunaan tenaga
kesehatan serta masih kurangnya kompetensi tenaga kesehatan.
Sarana pelayanan kesehatan di Jawa Tengah jika dibandingkan
dengan jumlah penduduk masih belum proporsional, sehingga
masih diperlukan optimalisasi pelayanan kesehatan di tingkat dasar
dan rujukan yang sesuai dengan standar.
Angka Kesakitan dan Kematian penyakit menular dan tidak
menular masih tinggi. Meningkatnya jumlah kasus penyakit menular
TB Paru disebabkan belum semua komponen pelaksana penemuan
II - 26
kasus di sarana pelayanan kesehatan mendapat pelatihan dan
belum optimalnya ketersediaan prasarana dan sarana di Puskesmas
dan Rumah Sakit.
Angka kesakitan Demam Berdarah masih tinggi dikarenakan
iklim yang tidak stabil dan curah hujan yang banyak yang
merupakan sarana perkembangbiakan nyamuk Aedes aegepty serta
belum optimalnya kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
Penemuan infeksi HIV dan AIDS tiap tahun cenderung
meningkat, hal ini sebagai hasil penemuan dan pencarian kasus
yang semakin intensif melalui Voluntary Conceling and Testing
(VCT) di Rumah Sakit Kab/Kota dan UPT BKPM di Jawa Tengah
3. Analisis pengelolaan pendanaan pelayanan SKPD
Tabel 2.10 : Proporsi Anggaran Dinas Kesehatan Tahun 2009 2013
APBD (,000)
Dinas
Provinsi
Kesehatan
1
2009
5.692.612.376
130.622.314
2
2010
6.263.446.469
139.477.000
3
2011
8.024.966.580
111.216.000
4
2012
11.928.572.886
156.220.000
5
2013
13.684.684.479
188.737.680
Sumber data : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2013
NO TAHUN
%
2,29%
2,22%
1,38%
1,31%
1,38%
Anggaran Dinas Kesehatan bersumber APBD Provinsi, pada
tahun 2009 – 2013 fluktuatif cenderung mengalami peningkatan.
Namun apabila dilihat proporsi anggaran Dinas Kesehatan terhadap
anggaran Provinsi selama 5 tahun mengalami penurunan.
Anggaran dan realisasi pendanaan pelayanan di Dinas
Kesehatan tahun 2009 – 2013, selengkapnya dapat dilihat pada
tabel 2.11 berikut :
II - 27
II - 28
Tabel 2.11
Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 – 2013
Anggaran pada Tahun
Uraian ***)
(1)
Realisasi Anggaran pada Tahun
2009
2010
2011
2012
2013
2009
2010
2011
2012
2013
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
PENDAPATAN DAERAH
Pendapatan Asli Daerah
- Hasil pajak daerah
- Hasil retribusi daerah
- Hasil pengelolaan kekayaan
dipisahkan
- Lain-lain PAD yang Sah
Dana Perimbangan
daerah
yang
- Bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak
- Dana alokasi umum
- Dana alokasi khusus
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
- Pendapatan hibah
- Dana darurat
- Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan
pemerintah daerah lainnya
- Dana penyesuaian dan otonomi khusus
- Bantuan
keuangan
dari
provinsi
atau
pemerintah daerah lainnya
BELANJA DAERAH
Belanja tidak langsung
- Belanja pegawai
- Belanja bunga
- Belanja subsidi
- Belanja hibah
II - 1
Rasio antara Realisasi dan Anggaran
Tahun
2009
2010
2011
2012
2013
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
Rata-rata Pertumbuhan
Anggaran
Realisasi
(17)
(18)
Anggaran pada Tahun
Uraian ***)
(1)
- Belanja bantuan sosial
- Belanja
bagi
provinsi/kabupaten/kota
desa
- Belanja tidak terduga
Belanja langsung
Realisasi Anggaran pada Tahun
2009
2010
2011
2012
2013
2009
2010
2011
2012
2013
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
hasil
kepada
dan pemerintahan
- Belanja pegawai
- Belanja barang dan jasa
- Belanja modal
PEMBIAYAAN
Penerimaan pembiayaan
- Sisa lebih perhitungan anggaran
anggaran sebelumnya
- Pencairan dana cadangan
- Hasil penjualan kekayaan daerah
dipisahkan
- Penerimaan pinjaman daerah
tahun
yang
- Penerimaan kembali pemberian pinjaman
- Penerimaan piutang daerah
Pengeluaran pembiayaan
- Pembentukan dana cadangan
- Penyertaan modal (investasi)
daerah
- Pembayaran pokok utang
- Pemberian pinjaman daerah
pemerintah
Total
Sumber : Dinas Kesehatan 2013
(Masih Menunggu data dari Subag Keuangan)
II - 2
Rasio antara Realisasi dan Anggaran
Tahun
2009
2010
2011
2012
2013
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
Rata-rata Pertumbuhan
Anggaran
Realisasi
(17)
(18)
E. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan
1. Peluang dan Tantangan Eksternal
a. Peluang Eksternal
1) Kelembagaan :
Adanya
perubahan
regulasi
otonomi
daerah
memungkinkan untuk mengevaluasi kelembagaan yang ada.
2) Sumber Daya :
Antara lain yaitu : a). kesempatan mengalokasikan
dan mengajukan formasi kebutuhan tenaga kesehatan
melalui seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), Pegawai
Tidak Tetap (PTT) untuk bidan; b). memfasilitasi Program
Pendidikan Dokter/ Dokter Gigi Spesialis (PPD-DGS), dan
formasi khusus dokter, dokter gigi dan dokter spesialis untuk
daerah terpencil, daerah konflik, daerah tidak diminati dan
daerah bencana; c). kerjasama dengan Perguruan Tinggi
Pendidikan Kesehatan dalam rangka mencukupi tenaga
kesehatan strategis; d). adanya forum komunikasi organisasi
profesi
kesehatan di Jawa Tengah; dan e). adanya
kesempatan peningkatan pendidikan formal dan informal
melalui BKD dan Badan Diklat.
3) Pembiayaan :
Terdapat bantuan anggaran dari UNICEF, USAID dan
dunia usaha/ masyarakat.
b. Tantangan Eksternal
1) Kelembagaan :
Dukungan sektor lain terhadap bidang kesehatan
masih belum optimal karena masih ada anggapan bahwa
II - 3
urusan
kesehatan
merupakan
tanggung
jawab
Dinas
Kesehatan saja.
Jaringan kemitraan dengan berbagai pihak termasuk
sektor pemerintah dan dunia usaha dalam penanganan
masalah kesehatan sudah dilakukan namun belum optimal.
Kemitraan yang
kepekaan,
telah dibangun belum menampakkan
kepedulian
dan
rasa
memiliki
terhadap
permasalahan dan upaya kesehatan. Kemitraan berbagai
unsur terkait termasuk stakeholder belum ditata secara baik
sesuai peran, fungsi dan tanggung jawab masing – masing
dalam pemberdayaan di bidang kesehatan.
2) Sumber Daya (Manusia dan Sarana) :
Antara lain yaitu : a) pemenuhan formasi masih
tergantung pada kebijakan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi; b). belum adanya regulasi
pengangkatan pegawai terutama SDM kesehatan di tingkat
pemerintah daerah.
3) Pembiayaan :
Kesadaran masyarakat terhadap asuransi kesehatan
belum tumbuh dengan baik, terlihat dari masih rendahnya
kemandirian
masyarakat
untuk
membiayai
jaminan
pemeliharaan kesehatannya.
Ketersediaan
dan
pengalokasian
pembiayaan
kesehatan baik dari pemerintah, masyarakat, swasta dan
dunia usaha masih rendah, belum tertata secara terpadu dan
terorganisir dan belum terlihat jelas pembagian tugasnya.
Pembangunan kesehatan di Kabupaten/ Kota belum
sepenuhnya menjadi prioritas daerah karena di beberapa
II - 4
kabupaten/ kota alokasi anggaran kesehatan masih rendah
(< 10% dari total anggaran kabupaten/ kota).
4) Budaya :
Gaya Hidup yang tidak sehat dapat mengakibatkan
berbagai macam penyakit, antara lain : sakit jantung,
tekanan darah tinggi, kanker, stroke, diabetes, dan lainnya
yang kesemuanya disebabkan oleh 3 faktor resiko utama,
yaitu : merokok, kurang aktifitas fisik dan kurangnya makan
makanan berserat. Untuk mencegah hal tersebut perlu
diterapkan gaya hidup sehat setiap hari.
Di Provinsi Jawa Tengah masalah sosial budaya masih
sangat
berpengaruh
terhadap
kehidupan
masyarakat,
terutama masyarakat yang bertempat tinggal di pedesaan.
Pengaruh sosial budaya dalam masyarakat akan memberikan
peran penting dalam mencapai derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya. Adanya perubahan sosial budaya di suatu
daerah dapat memberikan dampak positif maupun negatif.
Hubungan antara budaya dan kesehatan sangatlah erat,
kebudayaan/kultur ataupun kepercayaan dapat membentuk
kebiasaan dan respons masyarakat terhadap kesehatan.
Salah satu contoh suatu masyarakat desa yang sederhana
dapat bertahan dengan berbagai kebiasaan yang dikaitkan
dengan kehamilan, kelahiran, pemberian makanan bayi dan
cara-cara pengobatan tertentu sesuai dengan tradisinya,
budaya paternalistik dimana pengambil keputusan ada pada
suami, orang tua ataupun mertua.
II - 5
2. Kelemahan dan Kekuatan Internal
a. Kelemahan Internal
1) Kelembagaan (Dinkes dan Mitra):
Struktur organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah yang ada saat ini mengakibatkan beban kerja di
masing-masing seksi tidak seimbang. Hal ini berakibat pada
koordinasi yang dilakukan belum optimal.
2) Sumber Daya (Manusia dan Sarana) :
Tenaga kesehatan strategis (dokter, dokter spesialis
dasar dan anestesi, dokter gigi, perawat, bidan, sanitarian)
masih kurang baik kualitas maupun kuantitas termasuk
distribusi
penempatan.
penempatan
tenaga
Hal
ini
kesehatan
dapat
tidak
menyebabklan
sesuai
dengan
kebutuhan. Pengadaan alat kesehatan di beberapa sarana
pelayanan kesehatan sudah mengikuti kemajuan teknologi,
namun belum diikuti dengan alokasi anggaran untuk
pemeliharaan yang memadai, sehingga usia pakai alat
kesehatan tidak berumur panjang.
Sebagian besar Puskesmas PONED belum berfungsi
secara optimal karena keterbatasan sarana prasarana, dan
belum didukung kesiapan serta ketersediaan tenaga terlatih.
3) Pembiayaan:
Pembiayaan kesehatan lebih mengutamakan kepada
penyediaan anggaran kesehatan oleh pemerintah sendiri,
selain belum efektif dan efisiensi, penggunaannya belum
optimal karena alokasi yang belum sesuai dengan prioritas
kesehatan.
Proporsi anggaran lebih besar untuk kegiatan kuratif
daripada promotif dan preventif.
II - 6
b. Kekuatan Internal
1) Kelembagaan
Keberadaan UPT Dinas Kesehatan memberi kontribusi
dalam pelayanan kepada masyarakat melalui program –
program tertentu seperti penyakit paru, penyakit indra
(mata,
kulit,
gigi
mulut,
THT),
penunjang
diagnosa,
pendidikan dan pelatihan profesi tenaga kesehatan dan
pendidikan keperawatan.
2) Sumber Daya (Manusia dan Sarana prasarana)
Kesempatan
mengalokasikan
formasi
kebutuhan
tenaga melalui jasa pihak ketiga contoh tenaga cleaning
service, satpam.
Adanya kesempatan peningkatan pendidikan secara
formal dan informal tenaga kesehatan melalui dana APBD
mapun APBN.
Pengusulan ketersediaan/ pemenuhan sarana dan
prasarana melalui anggaran bantuan gubernur, DAK dan TP.
3) Pembiayaan
Terdapat berbagai sumber alokasi anggaran dalam
pelaksanaan pembangunan kesehatan baik dari Pemerintah
Provinsi/ APBD (hibah, bantuan keuangan desa, bantuan
sosial, bantuan gubernur, Dana Bagi Hasil Cukai Hasil
Tembakau / DBHCHT), Pemerintah pusat (Dekonsentrasi dan
tugas pembantuan) dan anggaran bantuan luar negeri (GFATM, dan NLR).
II - 7
E. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan
1. Peluang dan Tantangan Eksternal
a. Peluang Eksternal
1) Kelembagaan :
Adanya
perubahan
regulasi
otonomi
daerah
memungkinkan untuk mengevaluasi kelembagaan yang ada.
2) Sumber Daya :
Antara lain yaitu : a). kesempatan mengalokasikan
dan mengajukan formasi kebutuhan tenaga kesehatan
melalui seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), Pegawai
Tidak Tetap (PTT) untuk bidan; b). memfasilitasi Program
Pendidikan Dokter/ Dokter Gigi Spesialis (PPD-DGS), dan
formasi khusus dokter, dokter gigi dan dokter spesialis untuk
daerah terpencil, daerah konflik, daerah tidak diminati dan
daerah bencana; c). kerjasama dengan Perguruan Tinggi
Pendidikan Kesehatan dalam rangka mencukupi tenaga
kesehatan strategis; d). adanya forum komunikasi organisasi
profesi
kesehatan di Jawa Tengah; dan e). adanya
kesempatan peningkatan pendidikan formal dan informal
melalui BKD dan Badan Diklat.
3) Pembiayaan :
Terdapat bantuan anggaran dari UNICEF, USAID dan
dunia usaha/ masyarakat.
b. Tantangan Eksternal
1) Kelembagaan :
Dukungan sektor lain terhadap bidang kesehatan
masih belum optimal karena masih ada anggapan bahwa
II - 28
urusan
kesehatan
merupakan
tanggung
jawab
Dinas
Kesehatan saja.
Jaringan kemitraan dengan berbagai pihak termasuk
sektor pemerintah dan dunia usaha dalam penanganan
masalah kesehatan sudah dilakukan namun belum optimal.
Kemitraan yang
kepekaan,
telah dibangun belum menampakkan
kepedulian
dan
rasa
memiliki
terhadap
permasalahan dan upaya kesehatan. Kemitraan berbagai
unsur terkait termasuk stakeholder belum ditata secara baik
sesuai peran, fungsi dan tanggung jawab masing – masing
dalam pemberdayaan di bidang kesehatan.
2) Sumber Daya (Manusia dan Sarana) :
Antara lain yaitu : a) pemenuhan formasi masih
tergantung pada kebijakan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi; b). belum adanya regulasi
pengangkatan pegawai terutama SDM kesehatan di tingkat
pemerintah daerah.
3) Pembiayaan :
Kesadaran masyarakat terhadap asuransi kesehatan
belum tumbuh dengan baik, terlihat dari masih rendahnya
kemandirian
masyarakat
untuk
membiayai
jaminan
pemeliharaan kesehatannya.
Ketersediaan
dan
pengalokasian
pembiayaan
kesehatan baik dari pemerintah, masyarakat, swasta dan
dunia usaha masih rendah, belum tertata secara terpadu dan
terorganisir dan belum terlihat jelas pembagian tugasnya.
Pembangunan kesehatan di Kabupaten/ Kota belum
sepenuhnya menjadi prioritas daerah karena di beberapa
II - 29
kabupaten/ kota alokasi anggaran kesehatan masih rendah
(< 10% dari total anggaran kabupaten/ kota).
4) Budaya :
Gaya Hidup yang tidak sehat dapat mengakibatkan
berbagai macam penyakit, antara lain : sakit jantung,
tekanan darah tinggi, kanker, stroke, diabetes, dan lainnya
yang kesemuanya disebabkan oleh 3 faktor resiko utama,
yaitu : merokok, kurang aktifitas fisik dan kurangnya makan
makanan berserat. Untuk mencegah hal tersebut perlu
diterapkan gaya hidup sehat setiap hari.
Di Provinsi Jawa Tengah masalah sosial budaya masih
sangat
berpengaruh
terhadap
kehidupan
masyarakat,
terutama masyarakat yang bertempat tinggal di pedesaan.
Pengaruh sosial budaya dalam masyarakat akan memberikan
peran penting dalam mencapai derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya. Adanya perubahan sosial budaya di suatu
daerah dapat memberikan dampak positif maupun negatif.
Hubungan antara budaya dan kesehatan sangatlah erat,
kebudayaan/kultur ataupun kepercayaan dapat membentuk
kebiasaan dan respons masyarakat terhadap kesehatan.
Salah satu contoh suatu masyarakat desa yang sederhana
dapat bertahan dengan berbagai kebiasaan yang dikaitkan
dengan kehamilan, kelahiran, pemberian makanan bayi dan
cara-cara pengobatan tertentu sesuai dengan tradisinya,
budaya paternalistik dimana pengambil keputusan ada pada
suami, orang tua ataupun mertua.
II - 30
2. Kelemahan dan Kekuatan Internal
a. Kelemahan Internal
1) Kelembagaan (Dinkes dan Mitra):
Struktur organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah yang ada saat ini mengakibatkan beban kerja di
masing-masing seksi tidak seimbang. Hal ini berakibat pada
koordinasi yang dilakukan belum optimal.
2) Sumber Daya (Manusia dan Sarana) :
Tenaga kesehatan strategis (dokter, dokter spesialis
dasar dan anestesi, dokter gigi, perawat, bidan, sanitarian)
masih kurang baik kualitas maupun kuantitas termasuk
distribusi
penempatan.
penempatan
tenaga
Hal
ini
kesehatan
dapat
tidak
menyebabklan
sesuai
dengan
kebutuhan. Pengadaan alat kesehatan di beberapa sarana
pelayanan kesehatan sudah mengikuti kemajuan teknologi,
namun belum diikuti dengan alokasi anggaran untuk
pemeliharaan yang memadai, sehingga usia pakai alat
kesehatan tidak berumur panjang.
Sebagian besar Puskesmas PONED belum berfungsi
secara optimal karena keterbatasan sarana prasarana, dan
belum didukung kesiapan serta ketersediaan tenaga terlatih.
3) Pembiayaan:
Pembiayaan kesehatan lebih mengutamakan kepada
penyediaan anggaran kesehatan oleh pemerintah sendiri,
selain belum efektif dan efisiensi, penggunaannya belum
optimal karena alokasi yang belum sesuai dengan prioritas
kesehatan.
Proporsi anggaran lebih besar untuk kegiatan kuratif
daripada promotif dan preventif.
II - 31
b. Kekuatan Internal
1) Kelembagaan
Keberadaan UPT Dinas Kesehatan memberi kontribusi
dalam pelayanan kepada masyarakat melalui program –
program tertentu seperti penyakit paru, penyakit indra
(mata,
kulit,
gigi
mulut,
THT),
penunjang
diagnosa,
pendidikan dan pelatihan profesi tenaga kesehatan dan
pendidikan keperawatan.
2) Sumber Daya (Manusia dan Sarana prasarana)
Kesempatan
mengalokasikan
formasi
kebutuhan
tenaga melalui jasa pihak ketiga contoh tenaga cleaning
service, satpam.
Adanya kesempatan peningkatan pendidikan secara
formal dan informal tenaga kesehatan melalui dana APBD
mapun APBN.
Pengusulan ketersediaan/ pemenuhan sarana dan
prasarana melalui anggaran bantuan gubernur, DAK dan TP.
3) Pembiayaan
Terdapat berbagai sumber alokasi anggaran dalam
pelaksanaan pembangunan kesehatan baik dari Pemerintah
Provinsi/ APBD (hibah, bantuan keuangan desa, bantuan
sosial, bantuan gubernur, Dana Bagi Hasil Cukai Hasil
Tembakau / DBHCHT), Pemerintah pusat (Dekonsentrasi dan
tugas pembantuan) dan anggaran bantuan luar negeri (GFATM, dan NLR).
II - 32
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS
BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI
A. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan
Fungsi
Mendasarkan pada permasalahan pelayanan Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah berdasarkan sumber daya kesehatan dan
evaluasi kinerja pelayanan umum dan khusus, maka dapat disimpulkan
bahwa permasalahan berdasarkan tugas pokok dan fungsi sebagai
berikut:
1. Lingkup Koordinasi
-
Koordinasi lintas program yang terkait dengan tugas pokok dan
fungsi antar Seksi/Sub Bagian, kejelasan peran sebagian kecil
tugas pokok fungsi yang memerlukan koordinasi seperti contoh
pembinaan UKS (melibatkan Seksi Promosi Kesehatan, Seksi
Pemberdayaan, Seksi Upaya Kesehatan Masyarakat dan Seksi
Kesehatan Keluarga dan Gizi), Pengawasan dan pembinaan
Makanan minuman melibatkan Seksi Farmasi dan Seksi
Penyehatan
Lingkungan,
Pengelolaan
tenaga
Bidan
PTT
melibatkan Seksi Sumber Daya Manusia dan Organisasi Profesi
dan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, Pemeriksaan calon
jamaah haji seharusnya merupakan tupoksi Seksi Upaya
Kesehatan Masyarakat dan melibatkan Seksi Pencegahan
Penyakit dan Kejadian Luar Biasa, tapi dilaksanakan di Seksi
Pencegahan Penyakit dan Kejadian Luar Biasa
-
Koordinasi Lintas Sektor seperti contoh kegiatan Pembinaan
Posyandu melibatkan lintas sektor Bapermades dengan Dinas
kesehatan, Penyediaan air bersih (DPU dan Dinkes), Pelayanan
III - 1
KB
(BP3AKB,
BKKBN
dan
Dinkes),
Kesehatan
Kerja
(Disnakertrans dan Dinkes)
-
Koordinasi dengan Kab/Kota, antara Dinkes Kab/ Kota dan
Dinkes Provinsi tidak ada hubungan hirarki sehingga perhatian
kabupaten/ kota terhadap pembangunan kesehatan di tingkat
provinsi
kurang.
Contoh
masih
adanya
usulan
Tugas
Pembantuan Pembantuan dari kabupaten/ kota yang langsung
ke Pusat.
-
Koordinasi dengan Pusat/vertikal, permasalahan yang timbul
antara lain perencanaan yang top down dari Pusat ke
Kabupaten/kota, sementara Provinsi diminta pertanggungjawaban dalam pengendalian dan evaluasinya. Contoh TP P2PL,
anggaran top down langsung ke kabupaten/ kota.
2. Lingkup Fasilitasi
-
Fasilitasi dari Provinsi belum semua mendapat dukungan oleh
Kabupaten/
Kota
termasuk
kebijakan
dan
anggaran.
Diharapkan adanya kesinambungan dan dukungan Kabupaten/
Kota
dari
hasil
Fasilitasi
Provinsi
yang
bukan
menjadi
kewenangan provinsi. Contoh mutasi tenaga kesehatan yang
sudah dilatih ketrampilan PONED/PONEK.
3. Lingkup Sinkronisasi
-
Kebijakan kesehatan di tingkat provinsi belum semuanya
selaras dengan kebijakan
di
Kabupaten/ Kota
sehingga
berdampak kurang sinkronnya kegiatan di Kabupaten/ Kota dan
Provinsi
III - 2
B. Telaah
Visi,
Misi
dan
Program
Pembangunan
Jangka
Menengah Daerah Jawa Tengah
Visi Pembangunan Jangka Menengah Daerah Jawa Tengah 2013
– 2018 adalah “Menuju Jawa Tengah Sejahtera dan Berdikari, Mboten
korupsi, mboten ngapusi”. Dalam mewujudkan Visi, terdapat 7 (tujuh)
Misi sebagai berikut:
1. Membangun Jawa Tengah berbasis Tri Sakti Bung Karno, berdaulat
di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian di
bidang budaya.
2. Mewujudkan
kesejahteraan
masyarakat
yang
berkeadilan,
menanggulangi kemiskinan dan pengangguran
3. Mewujudkan penyelenggaraan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
yang bersih, jujur dan transparan “mboten korupsi, mboten ngapusi
4. Memperkuat kelembagaan sosial masyarakat untuk meningkatkan
persatuan dan kesatuan
5. Memperkuat partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan
dan proses pembangunan yang menyangkut hajat hidup orang
banyak
6. Meningkatkan
kualitas
pelayanan
publik
untuk
memenuhi
kebutuhan dasar masyarakat
7. Meningkatkan infrastruktur dan mempercepat pembangunan Jawa
Tengah yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Visi
kesejahteraan
dan
berdikari
mengandung
makna
terpenuhinya kebutuhan dasar rakyat (pangan, sandang, perumahan,
air
bersih,
pendidikan,
kesehatan,
pekerjaan,
rasa
aman,
berpartisipasi secara optimal). Terjalinnya hubungan antar anggota
masyarakat yang saling menghargai perbedaan, inklusif dan tidak
membeda-beakan, saling membantu, tepo sliro dan bergotong royong.
III - 3
Tersedianya sarana prasarana publik (infrastruktur fisik, non fisik dan
sosial) yang nyaman, memadai serta terjangkau.
Penyusunan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah sebagai upaya dalam melaksanakan pokok – pokok pikiran visi
dan misi pembangunan Jawa Tengah, terutama misi ke 6 yaitu
meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan
dasar melalui paket sehat. Implementasi pelaksanaan upaya tersebut
dilandasi dengan nilai keutamaan “mboten korupsi, mboten ngapusi”.
Makna kesejahteraan dalam bidang kesehatan sebagaimana
tertuang
dalam “paket sehat” adalah meningkatkan pelayanan
kesehatan yang berkualitas dan berpihak pada publik, antara lain
dengan upaya:
1. Melengkapi sarana dan prasarana, fasilitas pelayanan kesehatan
yang memadai khususnya penambahan kamar kelas tiga dan
puskesmas rawat inap;
2. Melakukan pemetaan kesehatan warga sekaligus mengembangkan
system informasi pelayann kesehatan on line;
3. Meningkatkan
derajat
kesehatan
masyarakat
melalui
upaya
pencegahan (preventif) dengan mensosialisasikan budaya hidup
bersih, berolah raga dan mewujudkan rumah sehat;
4. Memberikan jaminan pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan
mengutamakan pelayanan khusus bagi masyarakat berpenghasilan
rendah dan lanjut usia;
5. Meningkatkan
pelayanan
kesehatan
ibu
dan
anak
dengan
memberdayakan posyandu yang terintegrasi dengan pelayanan
sosial.
III - 4
C. Telaah Renstra Kementerian Kesehatan
Visi Kementerian Kesehatan “Masyarakat Sehat yang Mandiri
dan Berkeadilan”. Untuk mencapai masyarakat yang mandiri dan
berkeadilan ditempuh dengan Misi sebagai berikut:
1. Meningkatkan
derajat
kesehatan
masyarakat,
melalui
pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat
madani.
2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya
upaya
kesehatan
yang
paripurna,
merata,
bermutu
dan
berkeadilan.
3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan.
4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.
Dari Visi dan Misi tersebut terlihat bahwa Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah mempunyai keinginan yang sama dalam kurun
waktu lima tahun ke depan yaitu mewujudkan masyarakat sehat dan
berkeadilan dengan melibatkan peran pemerintah, masyarakat dan
swasta.
Potensi dan permasalahan kesehatan antara Dinas Kesehatan
dan Kementerian Kesehatan terdapat kesamaan yaitu Angka Kematian
Ibu, Angka Kematian Bayi, yang masih jauh dari target MDG’s dan
masih diperlukan sumber daya manusia yang kompeten. AKI di Jawa
Tengah belum mencapai target MDG’s namun sudah lebih rendah dari
target angka Nasional. Keberhasilan kinerja dalam penurunan AKI dan
AKB di Jawa Tengah memberi kontribusi keberhasilan penurunan AKI
dan AKB di tingkat nasional. Mengingat jumlah penduduk di Jawa
Tengah
yang
besar
(33.270.000
jiwa)
berpotensi
terhadap
penambahan jumlah kematian ibu. Diharapkan pada tahun yang akan
datang dapat menjadi penopang AKI dan AKB tingkat nasional (buffer).
III - 5
Secara umum terjadi penurunan angka kesakitan, namun
penularan infeksi
penyakit
menular masih merupakan masalah
kesehatan masyarakat yang menonjol. Disamping terjadi peningkatan
penyakit menular yang berkontribusi besar terhadap kesakitan dan
kematian. Target cakupan imunisasi yang belum tercapai perlu
peningkatan upaya preventif dan promotif seiring dengan upaya kuratif
dan rehabilitatif.
Jumlah dan jenis tenaga kesehatan terus meningkat, namun
kebutuhan dan pemerataan distribusi belum terpenuhi. Kualitas tenaga
juga masih rendah. Masalah kurangnya tenaga kesehatan baik jumlah,
jenis dan distribusinya menimbulkan dampak terhadap rendahnya
akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas.
D. Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Kajian
Lingkungan Hidup Startegis (KLHS)
Dalam penyusunan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW)
harus memperhatikan aspek kesehatan, disisi lain dalam paradigma
sehat membutuhkan dukungan dari berbagai pihak terkait termasuk
peruntukan tata ruang. Pembangunan aspek kesehatan dipastikan
tidak akan melanggar rencana tata ruang wilayah.
Berdasarkan kajian KLHS yang dilakukan Provinsi Jawa Tengah
untuk penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Tengah, terdapat 25
(duapuluh lima) program yang diperkirakan mempengaruhi dampak
lingkungan strategis. Dinas Kesehatan selama 5 (lima) tahun ke depan
tidak memberikan dampak lingkungan strategis.
E. Penentuan Isu-Isu Strategis
Berdasarkan telaah capaian indikator kinerja Dinas Kesehatan
Provinsi tahun 2008 – 2013 dibandingkan dengan target yang tertuang
III - 6
dalam dokumen perencanaan (RPJMD, Renstra, SPM, MDG’s dan RAD
PG) maka indikator yang belum tercapai dan menjadi isu strategis
adalah sebagai berikut :
1. Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi dan Gizi Buruk
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian bayi (AKB)
masih menjadi masalah yang aktual di Jawa Tengah (AKI:
116,34/100.000 KH; AKB: 10,75/1.000 KH) meskipun angka ini
sudah lebih baik dibanding target nasional (AKI: 226/100.000 KH;
AKB: 24/1.000 KH). Peningkatan AKI di Jawa Tengah disebabkan
meningkatnya jumlah kehamilan risiko tinggi, masih rendahnya
deteksi dini masyarakat serta kurang mampunya kecepatan dan
ketepatan pengambilan keputusan rujukan kehamilan risiko tinggi.
Demikian pula dengan AKB yang antara lain disebabkan asfiksia
(sesak nafas saat lahir), bayi lahir dengan berat badan rendah
(BBLR), infeksi neonatus, pneumonia, diare dan gizi buruk. Status
gizi buruk bayi antara lain disebabkan belum tepatnya pola asuh
khususnya pemberian ASI eksklusif.
Upaya untuk menurunkan AKI dan AKB dengan pelayanan
kesehatan ibu dan anak di puskesmas PONED dan Rumah Sakit
PONEK, namun pelaksanaan pelayanan kesehatan masih belum
optimal disebabkan karena belum terpenuhinya prasarana dan
sarana, belum meratanya pendayagunaan tenaga kesehatan serta
masih kurangnya kompetensi tenaga kesehatan. Sarana pelayanan
kesehatan di Jawa Tengah jika dibandingkan dengan jumlah
penduduk masih belum proporsional, sehingga masih diperlukan
optimalisasi pelayanan kesehatan di tingkat dasar dan rujukan yang
sesuai dengan standar.
Peran suami siaga dalam penurunan angka kematian ibu
perlu lebih ditingkatkan dengan keikutsertaan suami dalam kelas
III - 7
ibu hamil. Masih kurangnya partisipasi wanita dalam merencanakan
suatu persalinan dan mengambil keputusan (memutuskan siapa
penolong persalinan, dimana tempat melahirkan, alat kontrasepsi
yang akan digunakan pasca melahirkan, dll) masih menjadi otoritas
suami. Masih adanya gender stereotype (lak-laki sebagai kepala
keluarga dan pengambil keputusan) dan anggapan masyarakat
bahwa masalah kehamilan dan persalinan menjadi urusan wanita
dan merupakan hal yang biasa. Perlu dukungan dan perhatian
suami terhadap kehamilan dan persalinan seorang istri.
2. Angka Kesakitan dan Kematian Penyakit Menular dan tidak menular
Angka Kesakitan dan Kematian penyakit menular dan tidak
menular masih tinggi. Meningkatnya jumlah kasus penyakit menular
TB Paru disebabkan belum semua komponen pelaksana penemuan
kasus di sarana pelayanan kesehatan mendapat pelatihan dan
belum optimalnya ketersediaan prasarana dan sarana di Puskesmas
dan Rumah Sakit.
Angka kesakitan Demam Berdarah masih tinggi, di atas
angka nasional, dikarenakan iklim yang tidak stabil dan curah hujan
yang banyak yang merupakan sarana perkembangbiakan nyamuk
Aedes aegipty serta tidak maksimalnya kegiatan Pemberantasan
Sarang Nyamuk (PSN).
Penemuan infeksi HIV dan AIDS tiap tahun cenderung
meningkat disebabkan upaya penemuan dan pencarian kasus yang
semakin intensif melalui VCT di Rumah Sakit.
Penyakit-penyakit menular/ infeksi masih menjadi masalah di
masyarakat, di sisi lain angka kesakitan dan kematian beberapa
penyakit tidak menular dan degeneratif seperti Diabetes mellitus
III - 8
(DM),
kardiovaskuler,
hipertensi
cenderung meningkat.
III - 9
dan
kanker
(keganasan)
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
A. Visi Dan Misi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
Untuk mencapai sasaran pembangunan kesehatan pada akhir
tahun 2018 telah ditetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
(RPJMD)
Provinsi
Jawa
Tengah tahun
2013
–
2018
sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah
Nomor 5 Tahun 2014. Dengan mempertimbangkan perkembangan dan
berbagai
kecenderungan
masalah
kesehatan
ke
depan,
mempertimbangkan Visi dan Misi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
telah ditetapkan Visi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah yaitu:
“Institusi yang Profesionaal dalam Mewujudkan Kesehatan
Paripurna di Jawa Tengah”
Profesional dimaknai sebagai pola pikir, pola sikap dan pola
tindak yang sistematis, transparan dan akuntabel dari para pelaku di
jajaran Dinas Kesehatan.
Kesehatan Paripurna dimaknai sebagai isu kesehatan yang
meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang
diperankan oleh semua pelaku kesehatan di Jawa Tengah baik
eksekutif, legislatif, yudikatif, dunia usaha dan atau lembaga non
pemerintah
serta
masyarakat
secara
profesional
dan
bertanggungjawab termasuk penyediaan sumber daya kesehatan.
Dalam rangka mewujudkan Visi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah tahun 2013 – 2018, telah ditetapkan 4 (empat) Misi yaitu :
IV - 1
1. Melaksanakan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
berkeadilan
Masyarakat mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan
kesehatan paripurna dengan sebaik – baiknya tanpa membedakan
kesenjangan
sosial
ekonomi
maupun
geografis,
untuk
itu
penyelenggaraan pelayanan kesehatan harus bermutu, merata,
terjangkau,
berkesinambungan
dan
berkeadilan,
baik
yang
diselenggarakan oleh pemerintah, masyarakat dan swasta.
Pelayanan kesehatan baik dasar maupun rujukan yang
bermutu,
merata
dan
terjangkau,
akan
terpenuhi
apabila
ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan juga bermutu, merata
dan
terjangkau.
Dalam
melaksanakan
pelayanan
kesehatan
tersebut, perlu suatu proses yang mencakup aspek penyusunan,
implementasi dan monitoring evaluasi yang dapat dipertanggung
jawabkan secara transparan dan partisipatif.
Setiap upaya pembangunan harus berkontribusi terhadap
peningkatan derajat kesehatan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Upaya tersebut harus dapat menekan sekecil mungkin
dampak negatif yang merugikan kesehatan masyarakat beserta
lingkungannya. Untuk berperilaku hidup bersih dan sehat, perlu
peningkatan
kemampuan
merencanakan,
mengatasi,
masyarakat
dalam
mengenali,
memelihara,
meningkatkan
dan
melindungi kesehatan dirinya sendiri dan lingkungannya sebagai
upaya pengendalian dan pencegahan penyakit dan kejadian luar
biasa.
Dalam penggalian
dana
guna
menjamin ketersediaan
sumberdaya pembiayaan kesehatan, perlu advokasi dan sosialisasi
kepada semua penyandang dana, baik pemerintah maupun
masyarakat
termasuk
swasta.
IV - 2
Dalam
upaya
pengelolaan
sumberdaya pembiayaan yang efektif dan efisien, khususnya dalam
pemeliharaan
kesehatan
masyarakat,
dikembangkan
Sistem
Jaminan Kesehatan Daerah.
2. Mewujudkan
sumber
daya
manusia
kesehatan
yang
berdaya saing
Semakin ketatnya persaingan global
termasuk tenaga
kesehatan, diperlukan tenaga kesehatan yang terampil dan
kompeten (cakap, berkuasa untuk menentukan/ memutuskan
sesuai kewenangan) sehingga mampu bersaing dengan tenaga
kesehatan asing, baik yang akan bekerja di institusi pelayanan
kesehatan dalam negeri maupun luar negeri, diperlukan upaya
meningkatkan mutu sumber daya manusia kesehatan melalui
regulasi di bidang kesehatan dan pengembangan profesionalisme
dengan menyiapkan kurikulum yang sesuai pada setiap pendidikan
dan pelatihan.
Pendidikan dan pelatihan yang dilakukan Dinas kesehatan
Provinsi harus terakreditasi, baik kurikulum, jumlah peserta, pelatih,
penyelenggara pelatihan dan tempat pelatihan (sarana, prasarana
pelatihan).
3. Mewujudkan
peran
serta
masyarakat
dan pemangku
kepentingan dalam pembangunan kesehatan
Pembangunan kesehatan harus diselenggarakan dengan
menggalang kemitraan antara pemerintah, masyarakat dan dunia
usaha serta lembaga terkait, dengan mendayagunakan potensi
yang dimiliki. Kemitraan diwujudkan dalam suatu jejaring agar
diperoleh sinergisme yang mantap. Untuk itulah diperlukan adanya
IV - 3
penggerakkan kemitraan dan peran serta masyarakat dalam
mewujudkan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
4. Melaksanakan Pelayanan Publik yang Bermutu
Pelayanan publik di lingkungan Dinas Kesehatan meliputi
pelayanan informasi dan administrasi baik internal maupun
eksternal. Pelayanan internal meliputi administrasi kepegawaian
(Penetapan Angka Kredit bagi tenaga fungsional kesehatan di
kabupaten/ kota, UPTD dan Rumah Sakit; penempatan bidan PTT),
keuangan (termasuk penggajian bidan PTT) dan aset, yang harus
dilakukan
secara
transparan
dan
akuntabel
dalam
rangka
mewujudkan good governance.
Pelayanan
administrasi
eksternal
meliputi
pemberian
rekomendasi terkait usulan sarana prasarana dari Rumah Sakit,
Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota, pelayanan perijinan di bidang
farmasi
dan
perbekalan
kesehatan,
peningkatan
kelas
dan
akreditasi rumah sakit umum dan swasta.
Pelayanan informasi terdiri dari pelayanan kehumasan dan
informasi publik melalui media elektronik (website, televisi,
teleconference, radio, dll) dan media cetak (majalah infokes,
leaflet, poster, dll), baliho dan spanduk.
Visi dan Misi tidak akan terwujud apabila kondisi penduduk
Provinsi Jawa Tengah tidak sehat, sehingga perlu perencanaan
strategis yang mampu mengatasi berbagai hambatan dan kendala
bidang kesehatan. Pengembangan kebijakan pembangunan kesehatan
sangat penting mengingat penyelenggaraan pembangunan kesehatan
pada saat ini semakin kompleks sejalan dengan permasalahan,
IV - 4
perkembangan demokrasi, desentralisasi dan tuntutan globalisasi yang
semakin meningkat.
Kesehatan merupakan sektor yang kompleks dengan banyak
pelaku di lembaga pemerintah, masyarakat, dan kelompok swasta.
Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan
mewujudkan pembangunan berwawasan kesehatan di Provinsi Jawa
Tengah, terdapat beberapa pelaku antara lain: (1) Pelaku dalam
Stewardship mencakup lembaga yang berfungsi sebagai penetap
kebijakan dan regulator dalam sistem kesehatan di Provinsi Jawa
Tengah. Disamping itu ada Lembaga dan Unit Pemerintah non Dinas
Kesehatan yang terkait dengan sektor Kesehatan sebagai pemangku
kepentingan atau SKPD Lain yang terkait sektor kesehatan; (2) Pelaku
dalam Financing (Sumber Pendanaan Kesehatan) adalah : Kementerian
Kesehatan dan berbagai Kementerian teknis terkait kesehatan yang
memberikan Anggaran Pemerintah Pusat; Pemerintah Daerah Provinsi
Jawa Tengah yang memberikan Anggaran Pemerintah Provinsi;
Masyarakat dan Swasta yang memberikan kontribusi; (3) Pelaku dalam
Pelayanan Kesehatan (Healthcare Delivery), mencakup Rumah Sakit
Pemerintah dan Swasta; Lembaga Pelayanan Kesehatan non Rumah
Sakit milik Pemerintah; Lembaga Pelayanan Kesehatan non - Rumah
Sakit milik Swasta; Lembaga Pelayanan kesehatan penunjang lainnya :
Apotik/ Toko Obat, Klinik, Praktek dokter bersama, Rumah Bersalin,
laboratorium, praktek komplementer. Disamping itu terdapat Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM) Kesehatan dan Organisasi Profesi serta (4)
Pelaku
dalam
Resource
Generation
adalah
berbagai
Lembaga
Pendidikan Tenaga Kesehatan Pemerintah dan Swasta.
Selanjutnya, untuk dapat menjalankan peran secara optimal
maka sektor kesehatan perlu menggunakan konsep good governance
secara baik. Dalam konsep good governance, Dinas Kesehatan Provinsi
IV - 5
Jawa Tengah memiliki tiga peran kunci, yakni sebagai: (1) sebagai
regulator, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah harus menjadi
penggerak, institusi paling utama, yang terbaik dan paling tahu
tentang kesehatan, sebagai panutan, cakap, mampu, proaktif yang
dilandasi dengan pola pikir, pola sikap dan pola tindak yang sistematis,
transparan dan akuntabel dalam sistem pelayanan kesehatan di
wilayahnya untuk mencapai status kesehatan masyarakat yang
optimal; (2) sebagai pemberi dana, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
melalui Dinas Kesehatan harus menjamin bahwa layanan kesehatan
yang
diperlukan
oleh
masyarakat
dapat
diakses
oleh
seluruh
masyarakat, sehingga jika terjadi barier ekonomi dari kelompok
masyarakat yang miskin, maka Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
harus menjadi ujung tombak dan bertanggung jawab menyediakan
dana dan atau membuat sistem, supaya pelayanan kesehatan dapat
diakses oleh penduduk miskin dengan kualitas yang baik; (3) sebagai
pelaksana, maka Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah harus menjadi
motivator, leader, dan institusi yang menjadi tumpuan pemerintah
Provinsi Jawa Tengah dalam rangka menyediakan layanan kesehatan
paripurna yang diperankan oleh semua pelaku di Jawa Tengah baik
eksekutif, legislatif, yudikatif, dunia usaha dan atau lembaga-lembaga
non
pemerintahan
secara
profesional
dan
bertanggungjawab,
termasuk penyediaan sumber daya kesehatan bagi masyarakat yang
bermutu, kompeten, cakap dan bertanggung jawab melalui Unit
Pelayanan
Teknis
(UPT),
Dinas
Kesehatan
Kabupaten/
Kota,
Puskesmas, Poliklinik Kesehatan Desa (PKD) serta Rumah Sakit Umum
dan Khusus.
IV - 6
B. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah
Tujuan yang akan dicapai oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah
secara
umum
adalah
terwujudnya
Institusi
yang
Profesional dalam Mewujudkan Kesehatan Paripurna di Jawa
Tengah yang mampu menggerakkan pembangunan bidang kesehatan
oleh pemerintah, swasta dan masyarakat dalam rangka meningkatkan
status kesehatan, pembiayaan kesehatan dan pelayanan kesehatan
yang bermutu.
Untuk mencapai tujuan dimaksud, Visi telah dijabarkan dalam 4
(empat) misi. Dalam rangka mencapai Misi-misi tersebut, maka tujuan
dan sasaran yang akan dicapai adalah :
1. Misi I : Meningkatkan Pelayanan Kesehatan yang Bermutu
dan Berkeadilan
Untuk mencapai misi ini, maka tujuan dan sasaran yang
akan dicapai adalah :
a. Tujuan : Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat
b. Sasaran :
1) Meningkatnya kesehatan ibu dan anak
2) Terkendalinya penyakit menular dan tidak menular
3) Meningkatnya fasilitas pelayanan kesehatan yang memenuhi
standar
4) Meningkatnya kuantitas dan kualitas kesehatan pemukiman,
tempat-tempat umum dan tempat pengolahan makanan
5) Meningkatnya mutu sediaan farmasi, makanan minuman,
alat kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
(PKRT).
IV - 7
2. Misi II : Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang Berdaya
Saing
Untuk mencapai misi ini, maka tujuan dan sasaran yang
akan dicapai adalah :
a. Tujuan :
1) Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia kesehatan
2) Meningkatkan pelayanan pendidikan dan pelatihan bidang
kesehatan
3) Mendayagunakan sumber daya manusia kesehatan
b. Sasaran :
1) Meningkatnya masyarakat yang mengikuti pendidikan di
institusi pendidikan kesehatan
2) Meningkatnya kualitas institusi pendidikan kesehatan
3) Meningkatnya
sumber
daya
manusia
kesehatan
yang
mengikuti pendidikan dan pelatihan
4) Meningkatnya pendidikan dan pelatihan yang terakreditasi
5) Meratanya distribusi tenaga kesehatan
3. Misi III :
Mewujudkan
Peran
Serta
Masyarakat
dan
Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan Kesehatan
a. Tujuan :
1) Meningkatkan advokasi
dan
social
support
pemangku
kepentingan
b. Sasaran :
1) Meningkatnya peran pemerintah kabupaten/ kota dalam
pembangunan kesehatan
2) Meningkatnya peran dunia usaha dalam pembangunan
kesehatan
IV - 8
3) Meningkatnya
peran
masyarakat
dalam
pembangunan
kesehatan
4. Misi IV : Melaksanakan Pelayanan Publik yang Bermutu
a. Tujuan :
1) Meningkatkan pelayanan administrasi di bidang kesehatan
2) Meningkatkan pelayanan informasi di bidang kesehatan
b. Sasaran :
1) Meningkatnya penerbitan ijin dan registrasi sumber daya
kesehatan
2) Meningkatnya tata kelola kepegawaian, kehumasan, aset,
keuangan,
perencanaan
dan
evaluasi
pembangunan
kesehatan
3) Meningkatnya tata kelola administrasi perkantoran
4) Meningkatnya masyarakat yang memanfaatkan informasi
kesehatan
C. Strategi dan Kebijakan
Untuk mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran maka strategi
yang akan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
dalam periode 2013 – 2018 menurut Misi adalah sebagai berikut :
1. Melaksanakan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
berkeadilan.
a. Strategi :
1) Peningkatan kesehatan ibu, bayi dan anak melalui upaya :
a) Penyelenggaraan pelayanan KIA, yang meliputi :
i. penemuan kasus risiko tinggi dan tindak lanjutnya
ii. penguatan Distric Team Probling Solving (DTPS)
Kab/Kota,
IV - 9
iii. pelacakan kematian maternal perinatal,
iv. pendampingan KIA kab/kota,
v. penguatan pelayanan Antenatal Care (ANC) Perinatal
Care (PNC) dan SOP kegawatdaruratan obstetri
neonatal,
vi. Review program KIA Tk. Provinsi,
vii. Review
pelaksanaan
ANC
PNC
dan
SOP
kegawatdaruratan obstetri neonatal,
viii. Penguatan
manajemen
dan
jejaring
pelayanan
persalinan dan rujukan tingkat Regional,
ix. Penguatan
Program
Perencanaan
Pertolongan
Persalinan dan Komplikasi (P4K) Kab/Kota,
x. Pembelajaran
hasil
rekomendasi
Audit
Maternal
Perinatal (AMP) Kab/Kota,
xi. Pertemuan koordinasi perencanaan, evaluasi program
Gizi, KIA dan validasi data,
xii. Peningkatan
penanganan
kapasitas
dan
tenaga
pelayanan
kesehatan
kekerasan
dalam
terhadap
perempuan dan anak (KtPA),
xiii. Analisis AMP Kab/Kota
xiv. Puskesmas mampu tatalaksana PKPR,
xv. Pengembangan screening hipotyroid kongenital.
b) Pemantauan Wilayah Setempat KIA, yang meliputi :
i. Analisis, penelusuran data kohort dan rencana tindak
lanjut,
ii. Pembinaan teknis program KIA, reproduksi dan KB
iii. Penguatan penyeliaan fasilitatif.
c) Peningkatan
upaya
perbaikan
meliputi:
IV - 10
gizi
keluarga,
yang
i. Pemantauan pertumbuhan Balita,
ii. penatalaksanaan kasus gizi buruk,
iii. pemberian suplemen gizi,
iv. fasilitasi peningkatan ASI eksklusif,
v. pemantauan kasus gizi burk pada Balita,
vi. peningkatan kapasitas petugas dalam tatalaksana gizi
buruk di RS,
vii. Peningkatan kapasitas petugas dalam pemantauan
pertumbuhan,
viii. Peningkatan
kapasitas
petugas
dalam
konseling
menyusui,
ix. Sosialisasi pedoman gizi seimbang,
x. Implementasi PP-ASI,
xi. Workshop dan lomba kreasi menu seimbang.
2) Pengendalian penyakit menular dan tidak menular melalui
upaya:
b) Manajemen P2 berbasis wilayah
c) Optimalisasi penemuan kasus
d) Penguatan tatalaksana kasus
e) Peningkatan kualitas SDM
f) Penguatan sistem informasi dan Recording Reporting
(RR)
g) Pengediaan logistik dan perbekalan kesehatan
h) Pengendalian faktor risiko Penyakit Tidak Menular (PTM)
i) Pelaksanaan penanggulangan KLB dan Bencana atau
krisis kesehatan
j) Pelaksanaan program imunisasi
IV - 11
k) Pelaksanaan surveilans Penyakit dapat Ditanggulangi
dengan Imunisasi (PD3I)
l) Pelaksanaan kesehatan haji
3) Peningkatan koordinasi pelayanan kesehatan dasar dan
rujukan yang memenuhi standar melalui upaya:
a) Fasilitasi puskesmas PONED;
b) Fasilitasi pembinaan akreditasi puskesmas (program
dasar dan pengembangan);
c) Pendampingan TPKJM;
d) Peningkatan pelayanan kesehatann wanita pekerja (WUS
dan Bumil) bagi perusahaan/ tempat kerja;
e) Penerapan
standar
pelayanan
fasilitas
pelayanan
kesehatan (fasyankes) rujukan;
f) Standarisasi PONEK Rumah Sakit;
g) Peningkatan mutu pelayanan kesehatan rujukan;
h) Pengembangan sistem informasi dalam pelaporan RS;
i) Pelayanan kesehatan komunitas.
4) Peningkatan kuantitas dan kualitas kesehatan pemukiman,
tempat-tempat umum dan tempat pengolahan makanan
melalui upaya:
a) Pengawasan kualitas air dan sanitasi dasar meliputi:
i. Surveilans kualitas air;
ii. Pembinaan
jejaring
penyelenggaraan
air
minum
(PDAM, DAMIU, BP SPAM);
iii. Pengembangan
desa
Masyarakat (STBM);
IV - 12
Sanitasi
Total
Berbasis
iv. Pendampingan
bantuan
keuangan
desa
bidang
kesehatan;
v. Pengadaan peralatan surveilans kualitas air.
b) Pengawasan Hygiene Sanitasi (HS) TTU dan TPM
meliputi:
i. Pengawasan HS Sarana fasyankes;
ii. Pengawasan HS di embarkasi;
iii. Pengembangan pasar sehat;
iv. Peningkatan HS di pondok pesantren;
v. Pembinaan pengawasan TPM;
vi. Pengadaan food contamination test kit.
5) Peningkatan mutu sediaan farmasi, makanan minuman, alat
kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT)
melalui kegiatan:
a) Koordinasi dan pembinaan pengawasan dan distribusi
sediaan farmasi dan berbekalan kesehatan meliputi:
i. Fasilitasi dan pembinaan pengawasan obat;
ii. Fasilitasi
dan
pembinaan
pengawasan
obat
tradisional;
iii. Fasilitasi dan pembinaan pengawasan kosmetika;
iv. Fasilitasi dan pembinaan pengawasan alat kesehatan;
v. Fasilitasi dan pembinaan pengawasan PKRT;
b) Koordinasi dan pembinaan dan pengawasan Makanan
Minuman meliputi:
i. Fasilitasi
dan
pembinaan
pengawasan
makanan
dan
pembinaan
pengawasan
sertifikasi
minuman;
ii. Fasilitasi
industri makanan minuman dan rumah tangga.
IV - 13
b. Arah Kebijakan
1) Menurunkan kematian ibu, bayi dan anak balita dan
meningkatkan status gizi ibu, bayi dan anak balita
2) Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian penyakit
menular, mengendalikan faktor risiko penyakit menular dan
tidak menular serta meningkatkan surveilans
3) Meningkatkan sarana prasarana pelayanan kesehatan
dasar dan rujukan sesuai standar dan pemenuhan sumber
daya manusia kesehatan.
4) Meningkatkan cakupan sanitasi dasar dan tempat-tempat
umum dan tempat pengolahan makanan yang memenuhi
syarat
5) Meningkatkan
distribusi
pengawasan
sediaan
farmasi,
kualitas
makanan
penyediaan
dan
minuman,
alat
kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
(PKRT)
2. Mewujudkan
sumber
daya
manusia
kesehatan
yang
berdaya saing
a. Strategi
1) Peningkatan pendayagunaan lulusan institusi pendidikan
kesehatan melalui kegiatan koordinasi organisasi profesi
kesehatan, meliputi:
a) Optimalisasi
peran
organisasi
profesi
dalam
pembangunan kesehatan;
b) Fasilitasi sertifikasi dan registrasi tenaga kesehatan;
c) Fasilitasi dan pembinaan kuallitas tenaga kesehatan
strategis;
IV - 14
d) Fasilitasi peningkatan kompetensi SDM Kesehatan.
2) Peningkatan kualitas institusi pendidikan melalui upaya
fasilitasi penyelenggaraan institusi pendidikan kesehatan
meliputi :
a) Rapat koordinasi institusi pendidikan kesehatan,
b) Evaluasi pelaksanaan pengabdian masyarakat,
c) Fasilitasi sumpah tenaga kesehatan,
d) Pemetaan lulusan tenaga kesehatan,
e) Fasilitasi
pelaksanaan
kuliah
umum
di
institusi
Diknakes.
3) Peningkatan SDM Kesehatan yang mengikuti pendidikan
dan pelatihan melalui upaya penyelenggaraan pelatihan
SDM Kesehatan meliputi :
a) Koordinasi
pelaksanaan
pelatihan
teknis
Dinas
Kesehatan;
b) Quality control pelaksanaan pendidikan dan pelatihan.
4) Peningkatan pendidikan dan pelatihan yang terakreditasi
melalui upaya pelaksanaan akreditasi pelatihan,
5) Pemerataan distribusi tenaga kesehatan
b. Arah Kebijakan
1) Menjalin kerjasama/ jejaring antara institusi pendidikan
kesehatan dengan pengguna tenaga kesehatan
2) Akreditasi institusi pendidikan oleh Badan Akreditasi
Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT)
3) Memfasilitasi sumber daya manusia kesehatan untuk
peningkatan kapasitas dengan mengikuti pendidikan dan
pelatihan
IV - 15
4) Akreditasi pelatihan bidang kesehatan di Provinsi dan
Kab/kota
3. Mewujudkan Peran Serta masyarakat dan pemangku
kepentingan dalam pembangunan kesehatan
a. Strategi
1) Peningkatan peran pemerintah kabupaten/ kota dalam
pembangunan kesehatan melalui upaya:
a) Advokasi/ sosialisasi program kesehatan meliputi:
i. Advokasi penyusunan regulasi kesehatan (KTR, ASI
Eksklusif dan PSN)
ii. Pasar dengan garam beryodium
b) Pembiayaan kesehatan meliputi:
i. Pengembangan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
ii. Pembiayaan kesehatan
c) Peningkatan kemitraan kesehatan meliputi : kerjasama
bidang kesehatan antar provinsi MPU dan daerah lintas
batas
2) Peningkatan peran dunia usaha dalam pembangunan
kesehatan melalui upaya:
a) kemitraan dengan
dunia
usaha
dan
LSM dalam
penanganan masalah kesehatan
b) kemitraan
dengan
institusi
diknakes
dalam
pengembangan desa siaga aktif
3) Peningkatan
peran
masyarakat
dalam
kesehatan malalui upaya:
a) Pemberdayaan Masyarakat, meliputi:
i. Peningkatan kualitas desa siaga
ii. Revitalisasi dan pengembangan UKBM
IV - 16
pembangunan
iii. Pembudayaan PHBS
b) Peningkatan Kemitraan Kesehatan, meliputi:
i. Kemitraan
dengan
institusi
Diknakes
dalam
pengembangan desa siaga aktif
ii. Kemitraan dengan organisasi massa, organisasi
pemuda, PKK dalam peningkatan kualitas desa siaga
b. Arah Kebijakan
1) Menjadikan pembangunan kesehatan sebagai program
prioritas daerah
2) Menjalin kemitraan, dunia usaha, ormas dan LSM dalam
mengatasi masalah kesehatan
3) Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi
masalah kesehatan melalui pemberdayaan masyarakat
4. Melaksanakan pelayanan publik yang bermutu
a. Strategi
1) Peningkatan mutu pelayanan penerbitan ijin dan registrasi
sumber
daya
kesehatan
melalui
upaya
koordinasi
organisasi profesi kesehatan, meliputi :
a) optimalisasi peran organisasi profesi,
b) Fasilitasi sertifikasi dan registrasi tenaga kesehatan
2) Peningkatan tata kelola kepegawaian, kehumasan, aset,
keuangan,
perencanaan
dan
evaluasi
pembangunan
kesehatan melalui upaya perencanaan dan pengendalian
pembangunan kesehatan, meliputi :
a) Sinkronisasi dan koordinasi perencanan, penganggaran
dan evaluasi Pembangunan kesehatan antara pusat,
provinsi dan kabupaten/ kota,
IV - 17
b) Penyusunan dokumen perencanaan, penganggaran dan
evaluasi
pembangunan
kesehatan
Provinsi
Jawa
Tengah,
c) Fasilitasi dan pendampingan penyusunan perencanaan
dan penganggaran pembangunan kesehatan ke Dinas
kesehatan kabupaten/ kota, Rumah Sakit Kabupaten/
kota dan UPT,
3) Peningkatan tata kelola administrasi perkantoran melalui
upaya penyediaan jasa surat menyurat, penyediaan jasa
komunikasi, sumber daya air dan listrik, penyediaan jasa
peralatan dan perlengkapan perkantoran, penyediaan jasa
kebersihan, penyediaan alat tulis kantor, penyediaan
barang cetak dan penggandaan, penyediaan peralatan
rumah tangga, penyediaan bahan bacaan dan peraturan
perundang-undangan, penyediaan bahan logistik kantor,
penyediaan makanan minuman, rapat-rapat koordinasi dan
konsultasi di dalam dan luar daerah, Peningkatan sarana
dan prasarana aparatur, peningkatan disiplin aparatur,
peningkatan kapasitas smber daya aparatur, peningkatan
jasa pelayanan kesehatan
4) Peningkatan masyarakat yang memanfaatkan informasi
kesehatan melalui upaya:
a) Penyebarluasan informasi melalui
meliputi:
Penyebarluasan
informasi
berbagai media,
melalui
media
cetak, media elektronik dan media luar ruang
b) Penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan, meliputi:
i. Penyusunan buku Profil Kesehatan
ii. Penyusunan buku saku kesehatan
IV - 18
iii. Penyusunan buku Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Kesehatan kab/Kota
iv. Penyusunan buku Data Dasar Puskesmas dan RS
b. Arah Kebijakan
a) Mempermudah dan menyederhanakan penerbitan ijin dan
registrasi sumber daya kesehatan melalui pelayanan satu
pintu.
b) Meningkatkan tata kelola kepegawaian, kehumasan, aset,
keuangan,
perencanaan
dan
evaluasi
pembangunan
kesehatan sesuai standar dan berbasis teknologi informasi
c)
Meningkatkan tata kelola administrasi perkantoran dan
pembiayaan kesehatan sesuai standar dan berbasis
teknologi informasi
d) Meningkatkan
kualitas
berbasis web.
IV - 19
layanan
informasi
kesehatan
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF
Mengacu pada visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi, maka
program – program pembangunan kesehatan di Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Tengah yang disusun untuk kurun waktu 2013 – 2018 adalah
sebagai berikut :
1.
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
2.
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
3.
Program Peningkatan Disiplin Aparatur
4.
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
5.
Program Jasa Pelayanan Kesehatan
6.
Program Pencegahan Dan Penanggulangan Penyakit
7.
Program Farmasi Dan Perbekalan Kesehatan
8.
Program Pelayanan Kesehatan
9.
Program Kesehatan Lingkungan
10. Program Sumber Daya Manusia Kesehatan
11. Program Promosi Kesehatan Dan Pemberdayaan Masyarakat
12. Program Manajemen Informasi Dan Regulasi Kesehatan
Adapun keterangan selengkapnya tentang program, kegiatan,
indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif sebagaimana
terlampir pada Tabel 5.1.
V- 1
V-2
BAB VI
INDIKATOR KINERJA SKPD MENGACU PADA
TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Indikator kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun
2013 – 2018 mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD, sebagai berikut :
A. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
Indikator yang akan dicapai yaitu Angka Penemuan Kasus Baru
TB (Case Detection Rate/ CDR) ; Angka Penemuan Kasus Baru
HIV/AIDS; Angka Penemuan Kasus Baru Kusta; Angka Penemuan
Kasusu Diare Balita; Angka Penemuan Kasus ISPA Balita; Angka
Kesakitan Malaria; Proporsi kasusu Hipertensi di Fasilitasi Pelayanan
Kesehatan; Proporsi Kasus Diabetes Militus di Fasilitasi Pelayanan
Kesehatan; Acuate Flaccid Paralysis (AFP) Rate; Cakupan UCI Desa;
dan Proporsi Kejadian Luar Biasa Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan
Imunisasi( KLB PD3I).
B. Program Farmasi dan Perbekalan Kesehatan
Indikator yang akan dicapai yaitu Proporsi sarana produksi dan
distribusi di bidang farmasi dan perbekes sesuai standar; Proporsi
sarana
dan
pelayanan
kefarmasian
sesuai
standar;
Proporsi
kabupaten/kota melakukan pembinaan dan pengawasan makanan dan
minuman sesuai standar.
C. Program Pelayanan Kesehatan
Indikator yang akan dicapai yaitu Cakupan persalinan Tenaga
Kesehatan; Cakupan Noenatal Komplikasi yang ditangani; Cakupan
kunjungan bayi; Prevalensi Gizi Buruk; Proporsi Puskesmas memiliki
ijin operasional; Proporsi Puskesmas PONED sesuai standar; Proporsi
VI-1
Puskesmas; Rasio Puskesma per jumlah penduduk; Proporsi RS yang
memiliki izin operasional; Proporsi RS terakraditasi; Proporsi RS
terklarifikasi; Proporsi RS PONEK terstandar; NDR RSUD, BOR RSJD,
LOS RSJD, Cakupan Pelayanan Rawat Jalan dan Cakupan Pelayanan
Rawat Inap RSJD.
D. Program Kesehatan Lingkungan
Indikator yang akan dicapai yaitu Proporsi Desa melaksanakan
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM); Proporsi Tempat-Tempat
Umum (TTU) yang memenuhi syarat; dan Proporsi Tempat Pengolahan
Makanan (TPN) yang memenuhi syarat.
E. Program Sumber Daya Manusia Kesehatan
Indikator yang akan dicapai yaitu Proporsi tenaga kesehatan
tersertifikasi; Proporsi Pelatihan Kesehatan yang terakredirasi; dan
Proporsi Institusi Pendidikan Kesehatan yang terakreditasi.
F. Program Promosi dan Pemberdayaan
Indikator yang akan dicapai yaitu Proporsi Rumah Tangga
Sehat; Proporsi kabupaten-kota yang menerbitkan regulasi dibidang
kesehatan; Proporsi Pasar yang menyediakan garam beryodium;
Proporsi desa/keurahan Siaga Aktif Mandiri; Proporsi penduduk miskin
non kuota yang memiliki Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK); dan
Presentase
kabupaten/kota
mengalokasikan
10%
APBD
untuk
Kesehatan.
G. Program Manajemen, Informasi dan Regulasi Kesehatan
Indikator
yang
akan
dicapai
yaitu
Jumlah
dokumen
perencanaan, penganggaran, evaluasi dan informasi kesehatan.
VI-2
VI-3
Tabel 6.1
Indikator kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 – 2018 mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD
NO
A
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
ASPEK/BIDANG
URUSAN/INDIKATOR
KINERJA PEMBANGUNAN
URUSAN KESEHATAN
PROGRAM PENCEGAHAN
DAN PENANGGULANGAN
PENYAKIT
Angka Kematian DBD (%)
Angka Kesakitan DBD(/
100.000 pddk)
Angka penemuan kasus
baru TB (CDR)
Angka penemuan kasus
baru HIV - AIDS (%)
Angka penemuan kasus
baru kusta
Angka penemuan kasus
Diare Balita
Angka penemuan kasus
ISPA Balita
Angka kesakitan Malaria
Proporsi kasus Hipertensi
di fasilitas Pelayanan
Kesehatan
Proporsi kasus Diabetis
KONDISI KINERJA
AWAL RPJMD
2012
2013
TARGET KINERJA
2014
2015
2016
2017
2018
KONDISI
KINERJA
AKHIR
RPJMD
<1,2
19,29
<1,2
45,52
<1
<20
<1
<20
<1
<20
<1
<20
<1
<20
<1
<20
114,00
115,00
116,00
117,00
118,00
120,00
122,00
122,00
20,00
20,00
18,00
16,00
15,00
14,00
13,00
13,00
5,40
5,8
6,00
6,50
7,00
7,50
8,00
8,00
30,16
35,00
40,00
45,00
50,00
55,00
60,00
60,00
30,60
42,00
45,00
48,00
52,00
56,00
60,00
60,00
0,08
37,00
0,06
<30
0,07
<30
0,07
<25
0,07
<25
0,06
<20
0,06
<20
0,06
<20
60,00
<55
<55
<50
<50
<45
<45
<45
VI-4
11
mellitus di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
AFP Rate (/100.000)
12
13
Cakupan UCI
Proporsi KLB PD3I
B
PROGRAM FARMASI DAN
PERBEKALAN
KESEHATAN
Proporsi sarana produksi
dan distribusi di bidang
farmasi dan perbekes
sesuai standar
Proporsi sarana
pelayanan kefarmasian
sesuai standar
Proporsi kab/kota
melakukan binwan
makmin sesuai standar
1
2
3
C
1
2
3
PROGRAM PELAYANAN
KESEHATAN
Angka Kematian Ibu
(/100.000 KH)
Angka Kematian Bayi
(AKB)/ 1.000 KH)
Angka Kematian Balita
(/1.000 KH)
2,3/10.000 2/100.000
2/100.000
2/100.000 2/100.000 2/100.000 2/100.000 2/100.000
98,9
98,9
100
98,9
100
98,9
100
99
100
99
100
99
100
99
100
50,00
55,00
60,00
65,00
70,00
75,00
80,00
80,00
22,50
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
80,00
15,00
28,57
42,86
57,14
71,43
85,71
100,00
100,00
116,34
118,62
118
118
117
117
116
116
10,75
10,41
12.5
12,00
12,00
11,50
11,00
11,00
11,85
11,80
11,90
11,85
11,80
11,75
11,00
11,00
VI-5
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
D
Prevalensi Gizi buruk
Cakupan pertolongan
persalinan Nakes
Cakupan Neonatal
komplikasi yang ditangani
Cakupan kunjungan bayi
Proporsi puskesmas yg
memiliki ijin operasional
Proporsi puskesmas
terakreditasi
Proporsi puskesmas
PONED terstandar
Rasio puskesmas per
jumlah penduduk
Proporsi RS yang memiliki
ijin operasional
Proporsi RS terakreditasi
Proporsi RS Terklasifikasi
Proporsi RS PONEK
terstandar
0,04
0,08
95
0,05
97,5
0,05
98
0,05
98
0,04
98,5
0,04
98,5
0,04
98,5
70
75
80
81
83
84
85
85
86
0
87
0
97
10
97,5
25
97,5
50
98
75
98
100
98
100
6
7
10
12
13
15
15
11
13
16
18
20
22
22
1:38.110
1:37.610
1:37.110
1:36.610
1:36.110
1:35.610
1:35.610
98
0
68,4
6,16
100 100
4,44
6,67
16,33
PROGRAM KESEHATAN
LINGKUNGAN
Desa melaksankan STBM
Proporsi TTU memenuhi
syarat
Proporsi TTM memenuhi
syarat
VI-6
100
11,11
21,11
24,49
100
18,52
27,41
28,57
100
29,93
36,30
32,65
100
37,04
40,00
40,82
37,04
40,00
40,82
Sumber : RPJMD 2013 – 2018
VI-7
BAB VII
PENUTUP
Rencana
Strategis
Dinas
Kesehatan
Provinsi
Jawa
Tengah
merupakan pedoman dalam penyusunan rencana kerja (renja) Dinas
Kesehatan untuk lima tahun mendatang sampai tahun 2018. Renstra juga
disusun tidak saja sebagai pedoman dalam perencanaan tahunan tetapi
juga dijadikan pedoman dasar dalam evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
atas kinerja tahunan selama lima tahun ke depan.
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah memiliki
tujuan dan sasaran yang merupakan bagian integral dari citra Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, baik citra aparatur, masyarakat dan
lingkungan yang ada di Provinsi Jawa Tengah, sehingga visi dan misi yang
tersusun memang layak dimiliki oleh Dinas Kesehatan.
Agenda-agenda strategis pembangunan kesehatan harus dijadikan
acuan dasar unit kerja terkait dan dijabarkan dalam visi dan misi unit
kerjanya, sehingga secara komprehensif rencana strategis ini dapat
dijalankan secara bersama-sama.
Pelibatan seluruh unsur jajaran kesehatan di Provinsi Jawa Tengah
dalam karya nyata dalam rangka menjabarkan visi dan misi merupakan
modal yang paling penting, sehingga bukan hanya memiliki visi dan misi
yang paling utama tetapi bagaimana visi dan misi itu dituangkan dalam
karya yang nyata dalam membangun Jawa Tengah. Untuk itu perlu
penguatan peran para stakeholder dalam pelaksanaan rencana kerja dinas
kesehatan provinsi demi mewujudkan “Institusi yang Profesional
dalam Mewujudkan Kesehatan Paripurna di Jawa Tengah”.
Pada saat RPJMD Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 – 2018 belum
tersusun dan untuk menjaga kesinambungan pembangunan serta mengisi
VII - 1
kekosongan RKPD setelah RPJMD berakhir, maka RPJMD ini menjadi
pedoman penyusunan RKPD dan RAPBD tahun pertama dibawah
kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih hasil Pemilihan
Umum Kepala Daerah (Pemilukada) periode berikutnya dengan tetap
berpedoman pada RPJPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2025 dan
mengacu RPJMN tahun 2015-2019.
RPJMD merupakan panduan bagi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
serta pemangku kepentingan lainnya dalam melakukan pembangunan 5
(lima) tahun kedepan. Oleh karena itu , konsistensi, kerjasama,
transwparansi, dan inovasi, serta rasa tanggung jawab tinggi diperlukan
guna pencapaian target-target yang tlah ditetapkan dalam RPJMD dengan
kidah-kaidah pelaksanaan sebagai berikut:
a. Gubernur berkewajiban menyebarluaskan Peraturan Daerah tentang
RPJMD kepada masyarakat;
b. Seluruh SKPD lingkup pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah
Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah dan pemangku kepentingan agar
mendukung
pencapaian
target-terget
sebagaimana
yang
telah
ditetapkan dalam RPJMD;
c. Seluruh SKPD lingkup Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah
Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah dan pemangku kepentingan agar
melaksanakan program-program yang tercantum didalam rpjmd
dengan sebaik-baiknya;
d. Seluruh SKPD lingkup Pemerintah Provinsi
Jawa Tengah dalam
menyusun Renstra SKPD berpedoman pada RPJMD;
e. Seluruh
menyusun
Permerintah
Rencana
Kabupaten/Kota
Pembangunan
se-Jawa
Jangka
Tengah
Menengah
dalam
Daerah
Kabupaten/Kota harus memperhatikan RPJMD;
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Tengah
melaksanakan pengendalian dan evaluasi terhadap hasil pelaksanaan
VII - 2
RPJMD, mengkoordinasikan hasil evaluasi Renstra SKPD dilingkup Provinsi
Jawa Tengah, dan melakukan fasilitasi pengendalian dan evaluasi Rencana
Pembangunan Pemerintah Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah.
VII - 3
Tabel 2.9
Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 – 2013
NO
Indikator
Target Renstra SKPD Tahun
Kinerja sesuai Target Target
Tugas dan
SPM IKK
2009
2010 2011 2012
2013
Fungsi
(1)
(2)
(3)
(4)
Realisasi Capaian Tahun
Rasio Capaian pada Tahun
2009
2010
2011
2012
2013
2009
2010
2011
2012
2013
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
95%
88%
90%
93%
96%
100%
93,39
92,04
93,71
92,99
92,13
106,125 102,266 100,76 96,86 92,13
Cakupan
2. pertolongan
90%
persalinan Nakes
88%
90%
93%
96%
100%
93,03
93,93
96,79
97,14
98,08
105,71 104,37 104,07 101,18 98,08
Cakupan
neonatal
resti/
3.
80%
komplikasi yang
ditangani
80%
85%
90%
95%
100%
23,96
44,90
55,10
66,38
75,36
29,95
52,82
61.22 69,87 75,36
50%
60%
75%
90%
100%
95,07
94,14
92,64
96,95
95,59
190,14 156,9
123,52 107,72 95,59
91,95
94,08
95,89
98,05
99
SPM
Cakupan
1. kunjungan ibu
hamil K4
4.
Cakupan
kunjungan bayi
5.
Desa/ kelurahan
100%
UCI
90%
Cakupan deteksi
dini
tumbuh
6. kembang
anak 80%
Balita
dan
prasekolah
Cakupan
Balita
gizi
buruk
7. mendapat
100%
perawatan
50%
60%
70%
85%
100%
50,29
65,88
69,62
80,21
75,46
100,58 109,8
99,45 94,36 75,46
100
100
100
100
100
72,49
100
100
100
100
72,49
100
Tabel 2.9 - 1
100
100
100
NO
(1)
Indikator
Target Renstra SKPD Tahun
Kinerja sesuai Target Target
Tugas dan
SPM IKK
2009
2010 2011 2012
2013
Fungsi
(2)
(3)
Rasio Capaian pada Tahun
2009
2010
2011
2012
2013
2009
2010
2011
2012
2013
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
40%
60%
75%
90%
100%
65,61
75
78,72
70,08
71,88
164.025 125
104.96 77,867 71,88
77%
82%
87%
95%
100%
78,37
78,25
79,09
75,71
79,52
101,77 95,42
90,90 79,69 79,52
Desa/ kelurahan
mengalami KLB
10.
100%
yang ditangani <
24 jam
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Penduduk yang
11. memanfaatkan 75%
jamban
28,57% 42,87% 57,14%71,42% 85,71% 72,22
72,95
68
70,46
76,11
252,78 170,16 119,00 98,65 88,79
Cakupan
12. pemanfaatan air 63,5%
bersih
28,57% 42,87% 42,87%71,42% 85,71% 82,38
87,82
63
75,05
78,55
288,34 204,85 146,95 105,08 91,64
Rumah/
bangunan bebas
13.
>95%
jentik
nyamuk
Aedes
63%
79,38
73,48
83,09
83,72
84,23
126
73,57
69,28
74,9
76,36
78,39
40%
32,79
34,94
36,84
35,22
37,91
16. Posyandu Mandiri 40%
12,58
13,14
16,08
17,57
18,78
Penjaringan
8. kesehatan siswa 100%
SD dan setingkat
9.
Cakupan peserta
70%
KB aktif
(4)
Realisasi Capaian Tahun
77%
89%
100%
100%
Tempat
umum
14. yang memenuhi 82%
syarat
15
Posyandu
Purnama
Cakupan
17 siaga aktif
desa
50
70
100
100
100
Tabel 2.9 - 2
100
95,42
100
100
93,35 83,72 84,23
NO
(1)
Indikator
Target Renstra SKPD Tahun
Kinerja sesuai Target Target
Tugas dan
SPM IKK
2009
2010 2011 2012
2013
Fungsi
(2)
(3)
(4)
(6)
(7)
(8)
(9)
18
Cakupan
55,4%
imunisasi campak
B
DERAJAT
KESEHATAN
1
Umur
Harapan
Hidup (UHH)
71
71
71,2
71,3
2
Jumlah Kematian
Ibu/ AKI
110
108
106
3
Jumlah Kematian
Bayi/ AKB
8,9
9,15
9,12
4
Jumlah Kematian
Balita
9,3
10,1
10
5
Kasus Balita gizi
buruk (BB/TB)
6
Angka kesakitan
DBD
7
Kesakitan malaria
(API)
8
Penemuan
Paru (CDR)
9
(10)
Realisasi Capaian Tahun
Rasio Capaian pada Tahun
2009
2010
2011
2012
2013
2009
2010
2011
2012
2013
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
96,7
96,1
93,7
96,4
71,5
71,25
71,40
72,6
72,6
104
102
117,02
104,97
116,01
116,34
118,62
106,38 97,19
9,1
9
8,9
10,37
10,62
10,34
10,75
10.41
113,33 116,44 113,62 116,44 116,96
9,7
9,5
9,3
11,74
12,02
11,50
11,85
11,80
116,23 120,2
1,02% 0,97% 0,92% 0,87% 0,82% 3160
3468
3187
1131
964
28,5% 31,4% 34,2% 40%
45%
57,9
56,8
15,3
19,29
45,52
203,15 180,89 44,73 48,225 101,55
100
100%
100% 100% 100%
100%
0,05
0,1
0,1
0,075
0,06
0,05
60
35%
40%
50%
60%
80%
48,15
55,38
59,52
58,45
58,46
137,57 138,45 119,04 97,41 73,07
Kesembuhan TBC
Paru
85
90%
93%
94%
95%
96%
85,01
85,15
82,90
81,36
10
Kasus baru HIV –
AIDS
0,6
100%
100% 100% 100%
100%
143/430 373/501 755/521 607/797 1045/993
11
Penemuan/
Kematian Kasus
30%
40%
70%
1/1
TB
50%
60%
1/1
Tabel 2.9 - 3
0/0
0/0
99,8
100,35 100,56 101,96 101,82
94,45
0/0
0,1
91,55
109,44 111,86 116,29
118,55 124,73 126,88
0,1
0,075 0,07
88,19 85,64
NO
(1)
Indikator
Target Renstra SKPD Tahun
Kinerja sesuai Target Target
Tugas dan
SPM IKK
2009
2010 2011 2012
2013
Fungsi
(2)
(3)
(4)
Realisasi Capaian Tahun
Rasio Capaian pada Tahun
2009
2010
2011
2012
2013
2009
2010
2011
2012
2013
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
Penemuan
12 penderita baru
kusta PB/ MB
40%
50%
60%
70%
80%
226/1348 315/1344 348/1678 211/1308 190/2297
Proporsi
13 penderita kusta
cacat tingkat 2
30%
40%
50%
60%
70%
15
12,9
12,49
16,59
14,4
0
0
0
0
0
2,37
2,16
2,62
2,3
2,70
Avian Influenza
14 Kasus Polio
15
Non Polio AFP
Rate
100
Tabel 2.9 - 4
50
32,25
24,98 27,65 20,57
Tabel 2.11
Anggaran dan Realisasi Pendapatan Pelayanan
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa tengah Tahun 2009-2013
2009
(2)
2010
(3)
2011
(4)
2012
(5)
2013
(6)
2009
(7)
2010
(8)
2011
(9)
2012
(10)
2013
(11)
2009
(12)
Rasio antara Realisasi dan Anggaran
Tahun ke 2010 2011 2012 2013
(13)
(14)
(15)
(16)
Anggaran
(17)
Realisasi
(18)
5,477,799
7,500,000
9,500,000
11,025,000
12,300,500
8,014,146
8,805,586
10,588,834
11,607,133
14,447,433
1.46
1.17
1.11
1.05
1.17
5,872,936
3,728,911
Anggaran pada Tahun (.000)
Uraian ***)
(1)
Realisasi Anggaran pada Tahun ke -
Rata-Rata Pertumbuhan
PENDAPATAN DAERAH
Pendapatan Asli Daerah
- Hasil pajak daerah
- Hasil retribusi daerah
- Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0
0
5,468,652
7,488,435
9,452,600
11,025,000
12,300,500
7,829,882
8,601,175
10,511,546
11,603,203
11,877,433
1.43
1.15
1.11
1.05
0.97
5,875,223
3,694,411
9,147
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
-2,287
0
- Lain-lain PAD yang Sah
0
11,565
47,400
0
0
184,263
204,411
77,288
3,930
2,570,000
0.00
17.67
1.63
0.00
0.00
0
34,501
Dana Perimbangan
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0
0
- Bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0
0
- Dana alokasi umum
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0
0
- Dana alokasi khusus
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0
0
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0
0
- Pendapatan hibah
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0
0
- Dana darurat
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0
0
- Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0
0
- Dana penyesuaian dan otonomi khusus
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0
0
- Bantuan keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0
0
BELANJA DAERAH
130,622,314
149,942,340
113,360,426 156,221,151
188,737,680
121,271,680 136,926,728
99,636,123
145,819,114
172,352,622
0.93
0.91
0.88
0.93
0.91
33,727,969
21,928,840
Belanja tidak langsung
37,211,777
40,766,818
46,755,658
49,231,745
55,476,067
34,804,009
39,370,140
45,120,153
47,245,274
51,427,466
0.94
0.97
0.97
0.96
0.93
13,581,049
9,541,235
- Belanja pegawai
37,211,777
40,766,818
46,755,658
49,231,745
55,476,067
34,804,009
39,370,140
45,120,153
47,245,274
51,427,466
0.94
0.97
0.97
0.96
0.93
13,581,049
9,541,235
- Belanja bunga
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
- Belanja subsidi
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
- Belanja hibah
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
- Belanja bantuan sosial
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
- Belanja bagi hasil kepada provinsi/kabupaten/kota dan pemerintahan
desa
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
- Belanja tidak terduga
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Belanja langsung
93,410,537
109,175,522
66,604,768
106,989,406
133,261,613
86,467,671
97,556,588
54,515,970
98,573,841
120,925,156
0.93
0.89
0.82
0.92
0.91
20,146,921
12,387,605
- Belanja pegawai
6,954,331
8,315,397
6,434,099
14,911,119
17,255,098
6,377,674
7,466,697
6,098,241
13,002,588
15,342,405
0.92
0.90
0.95
0.87
0.89
8,542,783
6,220,345
- Belanja barang dan jasa
68,973,099
79,185,034
50,929,749
74,497,885
88,463,875
64,058,145
71,117,041
47,608,003
68,398,216
81,836,607
0.93
0.90
0.93
0.92
0.93
9,016,284
3,177,409
2009
(2)
2010
(3)
2011
(4)
2012
(5)
2013
(6)
2009
(7)
2010
(8)
2011
(9)
2012
(10)
2013
(11)
2009
(12)
Rasio antara Realisasi dan Anggaran
Tahun ke 2010 2011 2012 2013
(13)
(14)
(15)
(16)
Anggaran
(17)
Realisasi
(18)
17,483,107
21,675,091
9,240,920
17,580,402
27,542,640
16,031,851
18,972,850
809,725
17,173,037
23,746,144
0.92
0.88
0.09
0.98
0.86
2,587,855
2,989,852
PEMBIAYAAN
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Penerimaan pembiayaan
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
- Sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
- Pencairan dana cadangan
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
- Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
- Penerimaan pinjaman daerah
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
- Penerimaan kembali pemberian pinjaman
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
- Penerimaan piutang daerah
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Pengeluaran pembiayaan
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
- Pembentukan dana cadangan
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
- Penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
- Pembayaran pokok utang
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Anggaran pada Tahun (.000)
Uraian ***)
(1)
- Belanja modal
- Pemberian pinjaman daerah
Total
0
0
130,622,314
149,942,340
113,360,426 156,221,151
Realisasi Anggaran pada Tahun ke -
0
188,737,680
121,271,680 136,926,728
Rata-Rata Pertumbuhan
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
99,636,123
145,819,114
172,352,622
2
2
2
2
2
33,727,969
21,928,840
Tabel 4.1
Keterkaitan Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan dalam Pencapaian Misi Renstra Dinas Kesehatan 2013 – 2018
No
Sasaran
Strategi
Arah Kebijakan
1
2
3
4
Misi I : Meningkatkan Pelayanan Kesehatan yang Bermutu dan Berkeadilan
1.
Meningkatnya
ibu dan anak
kesehatan A. Penyelenggaraan pelayanan KIA, yang meliputi : 1.
penemuan kasus risiko tinggi dan tindak lanjutnya, 2.
penguatan Distric Team Probling Solving (DTPS)
Kab/Kota, 3. pelacakan kematian maternal perinatal, 4.
pendampingan KIA kab/kota, 5. penguatan pelayanan
Antenatal Care (ANC) Perinatal Care (PNC) dan SOP
kegawatdaruratan obstetri neonatal, 6. Review program
KIA Tk. Provinsi, 7. Review pelaksanaan ANC PNC dan
SOP kegawatdaruratan obstetri neonatal, 8. Penguatan
manajemen dan jejaring pelayanan persalinan dan
rujukan tk. Regional, 9. Penguatan Program
Perencanaan Pertolongan Persalinan dan Komplikasi
(P4K) Kab/Kota, 10. Pembelajaran hasil rekomendasi
Audit Maternal Perinatal (AMP) Kab/Kota, 11.
Pertemuan koordinasi perencanaan, evaluasi program
Gizi, KIA dan validasi data, 12. Peningkatan kapasitas
tenaga kesehatan dalam penanganan dan pelayanan
kekerasan terhadap perempuan dan anak (KtPA), 13.
Analisis AMP Kab/Kota 14. Puskesmas mampu
tatalaksana PKPR, 15. Pengembangan screening
hipotyroid kongenital.
IV - 1
Menurunkan kematian ibu, bayi
dan
anak
balita
dan
meningkatkan status gizi ibu,
bayi dan anak balita
No
Sasaran
Strategi
Arah Kebijakan
1
2
3
4
B. Pemantauan Wilayah Setempat KIA, yang meliputi : 1.
Analisis, penelusuran data kohort dan rencana tindak
lanjut, 2. Pembinaan teknis program KIA, reproduksi
dan KB 3. Penguatan penyeliaan fasilitatif.
C. Peningkatan upaya perbaikan gizi keluarga, yang
meliputi: 1. Pemantauan pertumbuhan Balita, 2.
penatalaksanaan kasus gizi buruk, 3. pemberian
suplemen gizi, 4. fasilitasi peningkatan ASI eksklusif, 5.
pemantauan kasus gizi burk pada Balita, 6. peningkatan
kapasitas petugas dalam tatalaksana gizi buruk di RS, 7.
Peningkatan kapasitas petugas dalam pemantauan
pertumbuhan, 8. Peningkatan kapasitas petugas dalam
konseling menyusui, 9. Sosialisasi pedoman gizi
seimbang, 10. Implementasi PP-ASI, 11. Workshop dan
lomba kreasi menu seimbang
2
Terkendalinya
penyakit Pengendalian penyakit menular dan tidak menular melalui
menular dan tidak menular
upaya: 1. Manajemen P2 berbasis wilayah 2. Optimalisasi
penemuan kasus 3. Penguatan tatalaksana kasus 4.
Peningkatan kualitas SDM 5. Penguatan sistem informasi
dan Recording Reporting (RR) 6. Pengediaan logistik dan
perbekalan kesehatan 7. Pengendalian faktor risiko
Penyakit
Tidak
Menular
(PTM)
8.
Pelaksanaan
penanggulangan KLB dan Bencana atau krisis kesehatan 9.
Pelaksanaan program imunisasi 10. Pelaksanaan surveilans
Penyakit dapat Ditanggulangi dengan Imunisasi (PD3I) 11.
Pelaksanaan kesehatan haji
IV - 2
Menurunkan angka kesakitan dan
angka
kematian
penyakit
menular, mengendalikan faktor
risiko penyakit menular dan tidak
menular serta meningkatkan
surveilans
No
Sasaran
Strategi
1
2
3
Arah Kebijakan
4
3
Meningkatnya
fasilitas Peningkatan koordinasi pelayanan kesehatan dasar dan
pelayanan kesehatan yang rujukan yang memenuhi standar melalui upaya: 1. Fasilitasi
memenuhi standar
puskesmas PONED; 2. Fasilitasi pembinaan akreditasi
puskesmas (program dasar dan pengembangan); 3.
Pendampingan Tim Pengarah Kesehatan Jiwa Masyarakat
(TPKJM); 4. Peningkatan pelayanan kesehatann wanita
pekerja (WUS dan Bumil) bagi perusahaan/ tempat kerja;
5. penerapan standar pelayanan fasilitas pelayanan
kesehatan (fasyankes) rujukan; 6. Standarisasi PONEK
Rumah Sakit; 7. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan
rujukan; 8. Pengembangan sistem informasi dalam
pelaporan RS; 9. Pelayanan kesehatan komunitas.
Meningkatkan sarana prasarana
pelayanan kesehatan dasar dan
rujukan sesuai standar dan
pemenuhan
sumber
daya
manusia kesehatan.
4
Meningkatnya kuantitas dan
kualitas
kesehatan
pemukiman, tempat-tempat
umum
dan
tempat
pengolahan makanan
Meningkatkan cakupan sanitasi
dasar dan tempat-tempat umum
dan tempat pengolahan makanan
yang memenuhi syarat
Peningkatan kuantitas dan kualitas kesehatan pemukiman,
tempat-tempat umum dan tempat pengolahan makanan
melalui upaya:
A. Pengawasan kualitas air dan sanitasi dasar meliputi: 1.
Surveilans kualitas air; 2. Pembinaan jejaring
penyelenggaraan air minum (PDAM, DAMIU, BP SPAM);
3. Pengembangan desa Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM); 4. Pendampingan bantuan
keuangan desa bidang kesehatan; 5. Pengadaan
peralatan surveilans kualitas air.
B. Pengawasan Hygiene Sanitasi (HS) TTU dan TPM
meliputi: 1. Pengawasan HS Sarana fasyankes; 2.
Pengawasan HS di embarkasi; 3. Pengembangan pasar
sehat; 4. Peningkatan HS di pondok pesantren; 5.
IV - 3
No
Sasaran
Strategi
Arah Kebijakan
1
2
3
4
Pembinaan pengawasan TPM; 6. Pengadaan food
contamination test kit.
5
Meningkatnya mutu sediaan
farmasi,
makanan
minuman, alat kesehatan
dan Perbekalan Kesehatan
Rumah Tangga (PKRT).
Peningkatan mutu sediaan farmasi, makanan minuman,
alat kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
(PKRT) melalui kegiatan:
A. Koordinasi dan pembinaan pengawasan dan distribusi
sediaan farmasi dan berbekalan kesehatan meliputi: 1.
Fasilitasi dan pembinaan pengawasan obat; 2. Fasilitasi
dan pembinaan pengawasan obat tradisional; 3.
Fasilitasi dan pembinaan pengawasan kosmetika;
Fasilitasi dan pembinaan pengawasan alat kesehatan;
4. Fasilitasi dan pembinaan pengawasan PKRT;
B. Koordinasi dan pembinaan dan pengawasan Makanan
Minuman meliputi: 1. Fasilitasi dan pembinaan
pengawasan makanan minuman; 2. Fasilitasi dan
pembinaan pengawasan sertifikasi industri makanan
minuman dan rumah tangga.
Misi II: Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing
1
Meningkatnya masyarakat Peningkatan pendayagunaan lulusan institusi pendidikan
yang mengikuti pendidikan kesehatan melalui kegiatan koordinasi organisasi profesi
di
institusi
pendidikan kesehatan, meliputi: 1. Optimalisasi peran organisasi
kesehatan
profesi dalam pembangunan kesehatan; 2. Fasilitasi
sertifikasi dan registrasi tenaga kesehatan; 3. Fasilitasi dan
pembinaan kuallitas tenaga kesehatan strategis; 4.
Fasilitasi peningkatan kompetensi SDM Kesehatan
IV - 4
Meningkatkan
pengawasan
kualitas penyediaan dan distribusi
sediaan
farmasi,
makanan
minuman, alat kesehatan dan
Perbekalan Kesehatan Rumah
Tangga (PKRT)
Menjalin
kerjasama/
jejaring
antara
institusi
pendidikan
kesehatan dengan pengguna
tenaga kesehatan
No
Sasaran
Strategi
1
2
3
Arah Kebijakan
4
2
Meningkatnya
institusi
kesehatan
kualitas Peningkatan kualitas institusi pendidikan melalui upaya
pendidikan fasilitasi penyelenggaraan institusi pendidikan kesehatan
meliputi : 1. Rapat koordinasi institusi pendidikan
kesehatan,
2.
Evaluasi
pelaksanaan
pengabdian
masyarakat, fasilitasi sumpah tenaga kesehatan, 4.
Pemetaan lulusan tenaga kesehatan, 5. Fasilitasi
pelaksanaan kuliah umum di institusi Diknakes.
Akreditasi institusi pendidikan
oleh Badan Akreditasi Nasional
Perguruan Tinggi (BAN PT)
3
Meningkatnya sumber daya Peningkatan SDM Kesehatan yang mengikuti pendidikan
manusia kesehatan yang dan pelatihan melalui upaya penyelenggaraan pelatihan
mengikuti pendidikan dan SDM Kesehatan meliputi : 1. Koordinasi pelaksanaan
pelatihan
pelatihan teknis Dinas Kesehatan; 2. Quality control
pelaksanaan pendidikan dan pelatihan
Memfasilitasi
sumber
daya
manusia
kesehatan
untuk
peningkatan kapasitas dengan
mengikuti
pendidikan
dan
pelatihan
4
Meningkatnya
pendidikan Peningkatan pendidikan dan pelatihan yang terakreditasi
dan
pelatihan
yang melalui upaya pelaksanaan akreditasi pelatihan
terakreditasi
Akreditasi
kesehatan
Kab/kota
5
Meratanya distribusi tenaga
kesehatan
pelatihan
bidang
di
Provinsi
dan
Pemerataan distribusi tenaga kesehatan
Misi III : Mewujudkan Peran Serta Masyarakat dan Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan Kesehatan
1
Meningkatnya
peran Peningkatan peran pemerintah kabupaten/ kota dalam Menjadikan
pembangunan
pemerintah
kabupaten/ pembangunan kesehatan melalui upaya:
kesehatan
sebagai
program
kota dalam pembangunan A. Advokasi/ sosialisasi program kesehatan meliputi: 1. prioritas daerah
kesehatan
Advokasi penyusunan regulasi kesehatan meliputi
Kawasan Tanpa Rokok (KTR), ASI Eksklusif dan PSN 2.
IV - 5
No
Sasaran
Strategi
Arah Kebijakan
1
2
3
4
Pasar dengan garam beryodium
B. Pembiayaan kesehatan: 1. Pengembangan Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan 2. Pembiayaan kesehatan
C. Peningkatan kemitraan kesehatan: 1. Kerjasama bidang
kesehatan antar provinsi MPU dan daerah lintas batas
2
Meningkatnya peran dunia Peningkatan peran dunia usaha dalam pembangunan Menjalin kemitraan, dunia usaha,
usaha dalam pembangunan kesehatan melalui upaya: 1. kemitraan dengan dunia usaha ormas dan LSM dalam mengatasi
kesehatan
dan LSM dalam penanganan masalah kesehatan 2. masalah kesehatan
kemitraan dengan institusi diknakes dalam pengembangan
desa siaga aktif
3
Meningkatnya
peran Peningkatan peran masyarakat dalam pembangunan
masyarakat
dalam kesehatan melalui upaya:
pembangunan kesehatan
A. Pemberdayaan Masyarakat, meliputi: 1. Peningkatan
kualitas desa siaga 2. Revitalisasi dan pengembangan
UKBM 3. Pembudayaan PHBS
B. Peningkatan Kemitraan Kesehatan, meliputi: 1.
Kemitraan
dengan
institusi
Diknakes
dalam
pengembangan desa siaga aktif 2. Kemitraan dengan
organisasi massa, organisasi pemuda, PKK dalam
peningkatan kualitas desa siaga
Meningkatkan kemandirian
masyarakat dalam mengatasi
masalah kesehatan melalui
pemberdayaan masyarakat
Misi IV : Melaksanakan Pelayanan Publik yang Bermutu
1
Meningkatnya
penerbitan Peningkatan mutu pelayanan penerbitan ijin dan registrasi Mempermudah dan
ijin dan registrasi sumber sumber daya kesehatan melalui upaya koordinasi menyederhanakan penerbitan ijin
daya kesehatan
organisasi profesi kesehatan, meliputi : 1. optimalisasi dan registrasi sumber daya
IV - 6
No
Sasaran
Strategi
1
2
3
4
peran organisasi profesi, 2. Fasilitasi sertifikasi dan
registrasi tenaga kesehatan
kesehatan melalui pelayanan satu
pintu.
Peningkatan tata kelola kepegawaian, kehumasan, aset,
keuangan, perencanaan dan evaluasi pembangunan
kesehatan melalui upaya perencanaan dan pengendalian
pembangunan kesehatan, meliputi: 1. Sinkronisasi dan
koordinasi perencanan, penganggaran dan evaluasi
Pembangunan kesehatan antara pusat, provinsi dan
kabupaten/ kota, 2. Penyusunan dokumen perencanaan,
penganggaran dan evaluasi pembangunan kesehatan
Provinsi Jawa Tengah, 3. Fasilitasi dan pendampingan
penyusunan
perencanaan
dan
penganggaran
pembangunan kesehatan ke Dinas kesehatan kabupaten/
kota, Rumah Sakit Kabupaten/ kota dan UPT.
Meningkatkan tata kelola
kepegawaian, kehumasan, aset,
keuangan, perencanaan dan
evaluasi pembangunan kesehatan
sesuai standar dan berbasis
teknologi informasi
2
Meningkatnya tata kelola
kepegawaian, kehumasan,
aset, keuangan, perencanaan dan evaluasi pembangunan kesehatan
3
Meningkatnya tata kelola Peningkatan tata kelola administrasi perkantoran melalui
administrasi perkantoran
upaya penyediaan jasa surat menyurat, penyediaan jasa
komunikasi, sumber daya air dan listrik, penyediaan jasa
peralatan dan perlengkapan perkantoran, penyediaan jasa
kebersihan, penyediaan alat tulis kantor, penyediaan
barang cetak dan penggandaan, penyediaan peralatan
rumah tangga, penyediaan bahan bacaan dan peraturan
perundang-undangan, penyediaan bahan logistik kantor,
penyediaan makanan minuman, rapat-rapat koordinasi dan
konsultasi di dalam dan luar daerah, Peningkatan sarana
dan prasarana aparatur, peningkatan disiplin aparatur,
IV - 7
Arah Kebijakan
Meningkatkan tata kelola
administrasi perkantoran dan
pembiayaan kesehatan sesuai
standar dan berbasis teknologi
informasi
No
Sasaran
Strategi
Arah Kebijakan
1
2
3
4
peningkatan kapasitas smber daya aparatur, peningkatan
jasa pelayanan kesehatan
4
Meningkatnya masyarakat Peningkatan masyarakat yang memanfaatkan informasi Meningkatkan kualitas layanan
yang
memanfaatkan kesehatan melalui upaya:
informasi kesehatan berbasis
informasi kesehatan
A. Penyebarluasan informasi melalui berbagai media, web.
meliputi: 1. Penyebarluasan informasi melalui media
cetak, media elektronik dan media luar ruang
B. Penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan, meliputi:
1. Penyusunan buku Profil Kesehatan 2. Penyusunan
buku saku kesehatan 3. Penyusunan buku Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Kesehatan kab/Kota 4.
Penyusunan buku Data Dasar Puskesmas dan RS
IV - 8
Tabel 4.2
Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Indikator Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 - 2018
Visi : "INSTITUSI YANG PROFESIONAL DALAM MEWUJUDKAN KESEHATAN PARIPURNA DI JAWA TENGAH"
MISI
TUJUAN
SASARAN
1
2
3
1. MELAKSANAKAN
PELAYANAN KESEHATAN
YANG BERMUTU DAN
BERKEADILAN
MENINGKATKAN
PELAYANAN
KESEHATAN
MASYARAKAT
1.
MENINGKATNYA
KESEHATAN IBU
DAN ANAK
CAPAIAN
2012
2013
2014
5
6
7
8
9
10
11
12
0/00.000
116,34
118
118
118
117
116
116
0/.000
0/.000
%
%
10,75
11,85
15
16
65
95
12,50
11,90
68
97,5
12
11,85
70
98
12
11,80
72
98
11,50
11,75
75
98,5
11
11
78
98,5
84
70
86
75
70
88
80
72
89
81
74
90
83
76
91
84
76
92
85
%
86
49,06
0,12
100
87
50
0,11
100
97
51
0,05
100
97,5
51,5
0,05
100
97,5
52
0,05
100
98
53
0,04
100
98
55
0,04
100
13 Angka Penemuan kasus
baru TB (CDR)
14 Angka penemuan kasus
baru HIV - AIDS
15 Angka kesakitan malaria
0/100.000
114
115
116
117
118
120
122
1,404
1,259
18
16
15
14
13
0/1000
0,081
0,08
0,07
0,07
0,07
0,06
0,06
16 Angka kesakitan DBD
17 Angka kematian DBD
18 Angka penemuan kasus
baru kusta
19 Cakupan penemuan kasus
diare pada balita
20 Cakupan penemuan kasus
ISPA pada balita
21 Angka kasus filaria yang
ditangani
22 Angka kasus zoonosis
a. Angka kasus AI yang
ditangani
b. Angka kasus anthrax
yang ditangani
c. Angka GHPR yang
ditangani
d. Angka kematian
penderita Leptospirosis
e. Jumlah kasus pes
0/100.000
%
19,29
<1
5,4
53
<1
5,8
<20
<1
6
<20
<1
6,5
<20
<1
7
<20
<1
7,5
<20
<1
8
38,16
40
40
45
50
55
60
30,5
33
35
37
39
42
45
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
0
0
30
40
60
80
100
15,5
11,4
≤14
≤13
≤12
≤11
≤10
0
0
0
0
0
0
0
NO
4
1
Angka Kematian Ibu
2
3
4
5
Angka Kematian Bayi
Angka Kematian Balita
Cakupan K4
Cakupan pertolongan
persalinan Nakes
Cakupan peserta KB Aktif
Cakupan KN Lengkap
Cakupan Neonatal
komplikasi yang ditangani
Cakupan kunjungan bayi
Cakupan ASI Eksklusif
Prevalensi Gizi buruk
Cakupan Balita gibur
mendapat perawatan
6
7
8
9
10
11
12
2.
TERKENDALINYA
PENYAKIT
MENULAR DAN
PENYAKIT TDK
MENULAR
INDIKATOR SASARAN
INDIKATOR
SATUAN
%
%
%
%
%
TARGET
2015
2016
2017
2018
MISI
TUJUAN
SASARAN
1
2
3
NO
INDIKATOR SASARAN
INDIKATOR
SATUAN
4
CAPAIAN
2012
2013
2014
6
7
8
9
10
11
12
12
<10
<30
<25
<25
<20
<20
5
<5
<55
<50
<50
<45
<45
69
70
71
72
73
74
75
69
70
71
72
73
74
75
2,3/10.000
98,9
100
2/100.000
98,9
100
100
2/100.000
98,9
100
100
2/100.000
98,9
100
100
2/100.000
99
100
100
2/100.000
99
100
100
2/100.000
99
100
100
0
0
0
0
0
0
0
%
77
78
79
80
81
%
75
80
82
84
85
0
10
25
50
75
100
6
7
10
12
13
15
11
13
16
18
20
22
1:38110
1:37610
1:37110
1:36610
1:36110
1:35610
5
22 Proporsi kasus hipertensi
di fasyankes
23 Proporsi kasus Diabetis
Mellitus di fasyankes
24 Proporsi fasyankes yang
melaporkan kasus
hipertensi
25 Proporsi fasyankes yang
melaporkan kasus DM
26
27
28
29
AFP Rate
Cakupan UCI Desa
Proporsi KLB PD3I
Proporsi penanganan
KLB/Bencana kurang dari
24 jam
30 Proporsi kasus meningitis
pada jemaah haji
31 Persentase Penanganan
Program Penanganan
Gangguan Penglihatan dan
Kebutaan (PGPK)
32 Angka kesembuhan TB di
BKPM
3.
MENINGKATNYA
FASILITAS
YANKES YANG
MEMENUHI
STANDAR
4.
MENINGKATNYA
33 Proporsi puskesmas yg
memiliki ijin operasional
34 Proporsi puskesmas
terakreditasi
35 Proporsi puskesmas
PONED terstandar
36 Rasio puskesmas per
jumlah penduduk
37 Proporsi Pembinaan
akreditasi puskesmas
38 Proporsi Pembinaan
Puskesmas PONED
39 Proporsi RS yang memiliki
ijin operasional
40 Proporsi RS terakreditasi
41 Proporsi RS Terklasifikasi
42 Proporsi RS PONEK
terstandar
43 Proporsi Pembinaan
Akreditasi RS
44 Proporsi Pembinaan RS
PONEK
45 Desa melaksanakan STBM
%
TARGET
2015
2016
2017
2018
8
8
10
12
16
18
21
16
16
27
38
49
61
72
98
100
100
100
100
100
0
68,4
6,16
4,44
6,67
16,33
11,11
21,11
24,49
18,52
27,41
28,57
29,93
36,30
32,65
37,04
40,00
40,82
10
20
30
40
50
60
8
20
30
40
49
49
26 (2.247)
27 (2.347)
28 (2.447)
29 (2.547)
30 (2.647)
25.94
25
MISI
TUJUAN
1
2
SASARAN
3
MENINGKATNYA
KUALITAS DAN
KUANTITAS
KESEHATAN
PEMUKIMAN,
TTU DAN TPM
5.
MENINGKATNYA
MUTU SEDIAAN
FARMASI,
MAMIN, ALKES
DAN PKRT
2. MEWUJUDKAN SDM
1.
KES YG BERDAYA SAING MENINGKATKAN
KOMPETENSI
SDM KES
CAPAIAN
2012
2013
2014
5
6
7
8
9
10
11
12
46 Proporsi penduduk Akses
Air minum
%
77.21
77
78
79
80
81
82
47 Proporsi penduduk Akses
Jamban
48 Proporsi TTU memenuhi
syarat
49 Proporsi TTM memenuhi
syarat
50 Proporsi Puskesmas/ RS
yang ramah lingkungan
(mpy dok SPPL, UPL/UKL
dan IPAL)
51 Proporsi Pengelolaan
Sampah Rumah Tangga
memenuhi syarat
52 Proporsi Pengelolaan
Limbah Cair Rumah
Tangga memenuhi syarat
%
74.71
74
75
76
77
78
79
%
77
78
79
80
81
82
%
50
53
56
59
62
65
72/100
72/100
73/100
74/100
75/100
76/100
43
49
50
51
52
53
42
48
49
50
51
52
53 Proporsi sarana produksi
dan distribusi di bidang
farmasi dan perbekes
sesuai standar
%
50,00
55,00
60,00
65,00
70,00
75,00
80,00
54 Proporsi sarana pelayanan
kefarmasian sesuai standar
%
22,50
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
55 Proporsi pembinaan dan
pengawasan produksi dan
distribusi bid farmasi dan
perbekes
%
15,00
20,00
30,00
40,00
60,00
80,00
100,00
56 Proporsi pembinaan dan
pengawasan pelayanan
kefarmasian
57 Proporsi kab/kota
melakukan binwan makmin
sesuai standar
%
25,00
34,61
47,33
60,05
72,77
85,50
100,00
%
15,00
28,57
42,86
57,14
71,43
85,71
100,00
58 Proporsi pembinaan dan
evaluasi makmin
%
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
NO
INDIKATOR SASARAN
INDIKATOR
SATUAN
4
1.
59 Jumlah peserta didik
MENINGKATNYA
diknakes
MASY. JATENG
YG MENGIKUTI
PENDIDIKAN DI
%
siswa
0/98
55,350
TARGET
2015
2016
60,880
66,960
2017
73,650
2018
81,000
MISI
TUJUAN
SASARAN
1
2
3
PENDIDIKAN DI
INSTITUSI
PENDIDIKAN
KESEHATAN
NO
INDIKATOR SASARAN
INDIKATOR
SATUAN
4
60 Prosentase lulusan yang
kompeten
5
2. MENINGKAT
KAN YANAN
DIKLAT DI
BIDKES
3. MEWUJUDKAN PERAN
SERTA MASYARAKAT
DAN PEMANGKU
KEPENTINGAN DALAM
PEMBANGUNAN
KESEHATAN
MENINGKATKAN
ADVOKASI DAN
SOSIAL
SUPPORT
PEMANGKU
KEPENTINGAN
6
7
8
9
10
11
12
80
90
90
90
90
51
51,50
52
52,50
53
60
70
80
85
85
50
50
50
1,235
10
20
10
67 Proporsi tenaga kesehatan
tersertifikasi
68 Ratio dokter umum
terhadap penduduk
69 Ratio dokter spesialis
dasar dan anestesi
terhadap penduduk
70 Ratio dokter gigi terhadap
penduduk
71 ratio bidan terhadap
penduduk
72 Ratio perawat terhadap
penduduk
73 Ratio sanitarian terhadap
penduduk
1.
74 Proporsi penduduk yang
MENINGKATNYA
memiliki JPK
PERAN
75 Cakupan penduduk miskin
PEMKAB/KOT
non kuota yang
DLM
mempunyai JPK
PEMBANGUNAN
2014
orang
MENINGKAT NYA 65 Proporsi pelatihan
DIKLAT YG
kesehatan yang
TERAKREDITASI
terakreditasi
66 Proporsi pelatihan bidang
kesehatan yang
terakreditasi
3.
MERATANYA
MENDAYAGUNA DISTRIBUSI
KAN SDM KES
NAKES
2013
%
2.
61 Proporsi Institusi
MENINGKATNYA
pendidikan kesehatan yang
KUALITAS
terakreditasi
INSTITUSI
62 Jumlah institusi pendidikan institusi
PENDIDIKAN
kesehatan yang difasilitasi
KESEHATAN
3.
63 Jumlah SDM Kes yg
MENINGKATNYA
mengikuti Diklat yg
SDM KES YG
terakreditasi
MENGIKUTI
64 Jumlah SDM DinKes yg
DIKLAT
mengikuti Diklat aparatur
CAPAIAN
2012
TARGET
2015
2016
1,360
1,430
2017
1,500
2018
1,575
11
11,50
12
12,50
13
60
70
80
90
100
80
80,5
81
81,5
82
82,5
84
13,30
13,39
13,50
13,60
13,70
13,80
13,90
6,60
6,64
6,65
6,66
6,67
6,68
6,69
3,30
3,36
3,45
3,50
3,55
3,60
3,65
44,0
44,07
45
45,5
45,6
45,7
45,8
78
79,3
80
80,5
81
81,5
82
40,0
41
41,5
42
42,5
43
43,5
%
45
50
52
54
55
57
60
%
0
28,31
28,01
27,79
27,57
27,35
27,12
MISI
1
KESEHATAN
TUJUAN
2
KEPENTINGAN
SASARAN
3
PEMBANGUNAN
KESEHATAN
NO
INDIKATOR SASARAN
INDIKATOR
SATUAN
4
76 Persentase kab/kota
mengalokasikan 10%
APBD utk kesehatan
CAPAIAN
2012
2013
2014
5
6
7
8
9
10
11
12
%
8,57(3)
11,42(4)
14,20(5)
17,14(6)
20(7)
22,85(8)
25,71(9)
9
18
27
32
45
77 Persentase kab/kota yang
%
menyusun regulasi terkait
KTR, ASI Ekslkusif dan
PSN
78 Proporsi kab/Kota yang
%
menerbitkan regulasi di
bidang kesehatan (KTR,
ASI, PSN)
79 Jumlah dokumen
dokumen
kerjasama bidang
kesehatan antar prov MPU
dan daerah lintas batas
2.
80 Jumlah BUMN dan BUMD
MENINGKATNYA
yang melakukan CSR di
PERAN DUNIA
bidang kesehatan
USAHA DLM
PEMB KES
1.
MENINGKATKAN
PELAYANAN
INFORMASI DI
BIDANG
KESEHATAN
2017
2018
0
0
5,71
11,43
17,14
22,86
28,57
2
2
2
2
2
2
2
0
0
3
3
3
4
4
6
7
8
9
10
3.
81 Proporsi desa/ kelurahan
MENINGKATNYA
siaga aktif mandiri
PERAN
82 Proporsi Posyandu mandiri
MASYARAKAT
83 Proporsi Rumah tangga
DALAM PEMB
sehat
KES
84 Proporsi pasar yang
menyediakan garam
beryodium (sentinel)
%
50,05
5,15
%
17,57
17,75
18
18
18,5
18,75
19
%
74,8
74,8
74,9
75
75,2
75,4
75,5
%
0
0
70
70
70
70
70
85 Persentase pedagang yang
menjual garam beryodium
%
30
40
50
60
70
5
7
8
9
10
86 Jumlah ormas/ LSM yang
bekerjasama dengan
institusi kesehatan
4. MELAKSANAKAN
PELAYANAN PUBLIK YG
BERMUTU
TARGET
2015
2016
MENINGKATNYA 87 Jumlah pengunjung web
orang
MASYARAKAT
site Dinkes Prov. Jateng
YANG
88 Jumlah penyuluhan melalui kali
MEMANFAATKAN
media elektronik
INFORMASI
89 Jumlah penyuluhan melalui kali
KESEHATAN
media cetak
0
187,674
3
250,000
400,000
550,000
700,000
850,000
1,000,000
10
10
12
14
16
18
20
2
2
4
6
8
10
12
MISI
TUJUAN
SASARAN
1
2
3
NO
INDIKATOR SASARAN
INDIKATOR
SATUAN
4
90 Jumlah penyuluhan luar
ruang
2.
MENINGKATKAN
PELAYANAN
ADMINISTRASI
DI BIDANG
KESEHATAN
1.
91 Jumlah STRTTK yang
MENINGKATNYA
diterbitkan
PENERBITAN
92 Proporsi waktu pelayanan
IJIN DAN
perijinan di bidang famasi
REGISTRASI
sesuai standard
SUMBERDAYA
2.
MENINGKATNYA
TATA KELOLA
KEPEGAWAIAN,
KEHUMASAN,
ASET,
KEUANGAN,
PERENCANAAN
DAN EVAL PEMB.
KES
5
kali
CAPAIAN
2012
2013
2014
6
7
8
9
10
11
12
26
30
35
40
45
50
55
13,854
14,131
14,413
14,702
14,996
dokumen
2017
2018
80
80
80
85
90
95
100
93 Jumlah dokumen
dokumen
perencanaan, evaluasi dan
informasi kesehatan
94 Jumlah PAK yg
dokumen
diselesaikan
21
21
21
21
21
21
21
95 Dokumen Pengelolaan
keuangan
96 Dokumen Pengelolaan
barang
97 Jumlah Regulasi bidang
Kesehatan (Provinsi)
dokumen
2
2
2
2
2
2
2
dokumen
3
3
3
3
3
3
3
dokumen
1
1
1
1
1
1
1
%
100
100
100
100
100
100
100
%
100
100
100
100
100
100
100
%
100
100
100
100
100
100
100
%
100
100
100
100
100
100
100
3.
98 Terpenuhinya administrasi
MENINGKATNYA
perkantoran di Dinkes dan
TATA KELOLA
9 UPT
ADMINISTRASI 99 Terpenuhinya sarana
prasarana aparatur di
PERKANTORAN
Dinkes dan 9 UPT
100 Terpenuhinya pakaian
dinas di Dinkes dan 9 UPT
101 Meningkatnya kapasitas
Sumber daya aparatur
%
TARGET
2015
2016
2,500
2,600
2,800
2,900
3,000
Tabel 5.1
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
NO
1
PROGRAM
Pencegahan
dan Penanggu
langan
Penyakit
KEGIATAN
Pencegahan dan
Penanggulangan
Penyakit Menular
Pencegahan dan
Penanggulangan
Penyakit Tidak
Menular
INDIKATOR KINERJA
1
######
192,200
3,300,000
516,090
3,800,000
4,500,000
1
AFP rate
Dinas kab/kota,
2/100.000
puskesmas, RS. Petugas
kesehatan. Masyarakat
250,000 2/100.000
2
Cakupan UCI desa
98,9
350,000
98,9
1,250,000
99
1,250,000
99
1,250,000
99
3
4
Dinkes kab/kota,
puskesmas, Lintas
program. Lintas sektor,
petugas kesehatan
masyarakat
Proporsi KLB PD3I
Proporsi penanganan KLB/ Dinkes kab/kota,
bencana kurang dari 24
puskesmas, Lintas
jam
program. Lintas sektor,
petugas kesehatan
masyarakat
Proporsi kasus meningitis Dinkes kab/kota,
pada jemaah haji
puskesmas, petugas
kesehatan, PKHI, calon
jamaah haji
100
100
450,000
100
100
1,850,000
100
100
2,100,000
100
100
2,250,000
100
100
0
200,000
0
2
191,551
16
240,345
239,780
748,990
312,000
48,075
0.07
<20
<1
6.5
balita
40
95,550
balita
45
48,075
penderita baru
100
48,075
endemis
berisiko
berisiko
berisiko
120
KONDISI KINERJA AKHIR
RPJMD
TARGET
Rp. (.000)
5,100,000
penduduk beriksiko,
usia lanjut
18
0.07
<20
<1
6
penduduk
penduduk
penduduk
penduduk
118
2018
TARGET
Rp. (.000)
Proporsi kasus hipertensi
di Fasyankes
Proporsi kasus Diabetis
Mellitus di Fasyankes
Proporsi Fasyankes yang
melaporkan kasus
hipertensi
Proporsi Fasyankes yang
melaporkan kasus DM
kelompok berisiko tinggi
117
PENDANAAN INDIKATIF
2016
2017
TARGET
Rp. (.000) TARGET Rp. (.000)
1
5
Farmasi dan
Perbekalan
116
2015
TARGET Rp. (.000)
penduduk berisiko
4
2
2014
TARGET Rp. (.000)
Angka penemuan kasus
baru TB (CDR)
2 Angka penemuan kasus
baru HIV-AIDS
3 Angka kesakitan malaria
4 Angka kesakitan DBD
5 Angka kematian DBD
6 Angka penemuan kasus
baru kusta
7 Cakupan penemuan kasus
diare pada balita
8 Cakupan penemuan kasus
ISPA pada balita
9 Angka kasus filaria yg
ditangani
10 Angka kasus Zoonosis
a. Angka kasus AI yang
ditangani
b. Angka kasus anthrax
yang ditangani
c. Angka GHPR yang
ditangani
d. Angka kematian
penderita Leptospirosis
e. Jumlah kasus pes
3
Surveilans
Epidemiologi dan
penanganan KLB
dan bencana
(termasuk
kesehatan haji dan
Imunisasi)
KELOMPOK SASARAN
122
122
19,800,000
708,290
15
14
13
13
997,288
0.06
<20
<1
7.5
0.06
<20
<1
8
0.06
<20
<1
8
989,335
551,780
403,750
0.07
<20
<1
7
45
460,120
50
55
60
60
555,670
48
328,300
52
56
60
60
376,375
100
436,360
100
100
100
100
484,435
142,159
805,737
546,090
688,249
kematian unggas
100
100
100
100
100
100
suspect anthrax
100
100
100
100
100
100
hewan penular rabies
manusia dan tikus
manusia dan tikus
30
40
60
80
100
100
<=14
<=13
<=12
<=11
<=10
<=10
0
<30
0
350,000
<25
500,000
451,825
0
0
0
0
<25
<20
<20
<20
850,000
<55
<50
<50
<45
<45
<45
-
71
72
73
74
75
75
-
71
72
73
74
75
75
-
3,950,000
450,000
300,000
4,020,000
2/100.000
0
550,000 2/100.000
350,000
4,824,000
0
650,000
400,000
5,788,800
2/100.000
0
2/100.000
2,650,000
1,500,000
99
5,600,000
2,500,000
100
100
9,150,000
0
1,750,000
750,000
500,000
6,715,008
25,297,808
NO
PROGRAM
Perbekalan
Kesehatan
KEGIATAN
Koordinasi dan
Pembinaan
Pengawasan dan
Distribusi Sediaan
dan Perbekalan
kesehatan
INDIKATOR KINERJA
1
Proporsi Sarana Produksi
dan Distribusi dibidang
Farmasi dan perbekes
sesuai Standar
2
Proporsi Sarana
Pelayanan kefarmasian
sesuai Standar
3
Proporsi Pembinaan dan
Pengawasan Produksi dan
Distribusi Bidang Farmasi
dan perbekes
Proporsi Pembinaan dan
RS Pemerintah,
Pengawasan Pelayanan
instalasi farmasi
kefarmasiaan
Kab/Kota dan Pusk.
Perawatan yang
melaksanakan yan
kefarmasian sesuai
standar
Proporsi waktu pelayanan Masyarakat Jawa
perijinan di bidang
Tengah
farmasi sesuai standar
4
5
Koordinasi dan
Pembinaan dan
Pengawasan
Makanan dan
Minuman
1
2
3
Pelayanan
Kesehatan
KELOMPOK SASARAN
Proporsi Kabupaten/ Kota
Melakukan Pembinaan
dan Pengawasan Makanan
dan Minuman sesuai
standar
Proporsi Pembinaan dan
Evaluasi Makanan dan
Minuman
2014
TARGET Rp. (.000)
Sarana produksi obat,
bahan baku obat, obat
tradisional, kosmetika,
alkes dan PKRT; Sarana
distribusi obat, bahan
baku dan alkes; serta
sarana sarana
kefarmasian yg sesuai
standar
RS Pemerintah,
instalasi farmasi
Kab/Kota dan Pusk.
Perawatan yang
melaksanakan yan
kefarmasian sesuai
standar
Kab/Kota yang
melakukan pembinaan
dan pengawasan
makanan minuman
sesuai standar
Kab/Kota yang
melakukan pembinaan
dan pengawasan
makanan minuman
sesuai standar
2015
TARGET Rp. (.000)
1
2
3
4
5
Koordinasi dan
Penyelenggaraan
Pelayanan
Kesehatan Rujukan
Proporsi Puskesmas yang
Memiliki Ijin Operasional
Proporsi Puskesmas
Terakreditasi
Proporsi Puskesmas
PONED Terstandar
Rasio Puskesmas per
Jumlah Penduduk
Proporsi Pembinaan
Akreditasi Puskesmas
6
Proporsi Pembinaan
Puskesmas PONED
1
Proporsi RS yang Memiliki RSU dan Khusus
Ijin Operasional
Pemerintah/TNI-POLRI
dan Swasta yang belum
memiliki ijin operasional
sesuai kelasnya dan RS
yang masa berlaku
ijinnya habis
KONDISI KINERJA AKHIR
RPJMD
TARGET
Rp. (.000)
614,700
65
551,170
70
806,287
75
80
80
1,972,157
40
240,300
50
264,330
60
290,763
70
80
80
795,393
30
624,363
40
536,799
60
790,479
80
100
100
1,951,642
85,50
100
100
7,350,308
95
100
100
47,33
2,220,637
80
60,05
2,442,701
85
72,77
2,686,971
90
42,86
168,300
57,14
135,130
71,43
150,643
85,71
100
100
454,073
100
81,700
100
89,870
100
98,857
100
100
100
270,427
Puskesmas yang belum
memiliki ijin operasional
puskesmas yang belum
terakreditasi
Puskesmas PONED yang
belum terstandar
Puskesmas
1:
Puskesmas yang
mengusulkan
pembinaan akreditasi
Puskesmas PONED
2018
TARGET
Rp. (.000)
60
37,243,442
Koordinasi
Pelayanan
Kesehatan Dasar
PENDANAAN INDIKATIF
2016
2017
TARGET
Rp. (.000) TARGET Rp. (.000)
10
7
48,000,000
25
159,000
13
37500
10
66,331,147
50
1,000,000
12
90,000,000
75
1,200,000
13
100
1,440,000
338,574,589
97,000,000
15
100
1,728,000
15
5,527,000
16
18
20
22
22
-
1: 37000
1: 36500
1: 36000
1: 35500
1: 35500
-
10
243,000
12
350,000
16
420,000
18
504,000
21
604,800
21
2,121,800
27
98,000
38
150,000
49
180,000
61
216,000
72
259,200
72
903,200
43.7
57,000
60
62,700
79.26
68,970
97.41
75,860
100
83,440
100
347,970
NO
PROGRAM
KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA
2
3
4
5
6
7
8
Koordinasi
Pelayanan
Kesehatan Ibu dan
Anak
1
2
3
4
5
6
7
8
9
KELOMPOK SASARAN
Proporsi RS Terakreditasi RSU Pemerintah/TNIPOLRI dan Swasta yang
sudah terakreditasi versi
baru
Proporsi RS Terklasifikasi RSU dan Khusus
Pemerintah/TNI-POLRI
dan Swasta yang dalam
proses penetapan kelas
(belum terklasifikasi)
Proporsi RS PONEK
RSU Pemerintah/TNITerstandar
POLRI dan Swasta yang
sudah melayani PONEK
Proporsi Pembinaan
RSU Pemerintah/TNIAkreditasi RS
POLRI dan Swasta yang
belum terakreditasi versi
baru
Proporsi Pembinaan RS
RSU Pemerintah/TNIPONEK
POLRI dan Swasta yang
belum melayani PONEK
Persentase Penanganan
Masyarakat Jawa
Program Penanganan
Tengah
Gangguan Penglihatan
dan Kebutaan
Angka kesembuhan TB di Masyarakat Jawa
BKPM
Tengah
a. BKPM Pati
Masyarakat Jawa
Tengah
b. BKPM Semarang
Masyarakat Jawa
Tengah
c. BKPM Ambarawa
Masyarakat Jawa
Tengah
d. BKPM Klaten
Masyarakat Jawa
Tengah
e. BKPM Magelang
Masyarakat Jawa
Tengah
Angka Kematian Ibu
ibu hamil, bidan desa,
bidan Pusk, bidan
koordinator, dokter,
perawat, Linsek
Angka Kematian Bayi
Bidan, dokter, perawat,
Dinkes, Pusk,RS
Angka Kematian Balita
Bidan, dokter, perawat,
Dinkes, Pusk,RS
Cakupan K4
ibu hamil, bidan desa,
bidan Pusk, bidan
koordinator, dokter,
perawat, Linsek
Cakupan Pertolongan
ibu hamil, bidan desa,
Persalinan Nakes
bidan Pusk, bidan
koordinator, dokter,
perawat, Linsek
Cakupan Peserta KB aktif ibu hamil, bidan desa,
bidan Pusk, bidan
koordinator, dokter,
perawat, Linsek
Cakupan KN Lengkap
Bidan, Dokter, Pusk, RS,
Keluarga
Cakupan Neonatal
Bidan, Dokter, Pusk, RS,
Komplikasi yang ditangani Keluarga
Cakupan Kunjungan Bayi
10 Cakupan ASI Eksklusif
Bidan, Dokter, Pusk, RS,
Keluarga
Masyarakat,Ls/LP.
Nakes, di pusk/RS
2014
TARGET Rp. (.000)
2015
TARGET Rp. (.000)
PENDANAAN INDIKATIF
2016
2017
TARGET
Rp. (.000) TARGET Rp. (.000)
2018
TARGET
Rp. (.000)
KONDISI KINERJA AKHIR
RPJMD
TARGET
Rp. (.000)
4,44
18,200
11,11
20,020
18,52
22,022
29,93
24,224
37,04
26,649
37,04
111,115
6,67
36,100
21,11
39,710
27,41
43,681
36,30
48,049
40
52,854
40
220,394
16,33
145,628
24,49
160,191
28,57
176,210
32,65
193,831
40
213,214
40,82
889,074
20
18,200
30
20,020
40
22,022
50
24,224
60
26,649
60
111,115
20
25,600
30
28,160
40
30,976
49
34,073
49
37,480
49
156,289
77%
2,504,000
78%
13,000,000
79%
2,600,000
80%
2,700,000
81%
2,800,000
81%
23,604,000
75%
2,920,000
80%
3,179,588
82%
3,500,000
84%
4,100,000
85%
3,800,000
85%
17,499,588
75%
80%
82%
84%
85%
85%
75%
80%
82%
84%
85%
85%
75%
80%
82%
84%
85%
85%
75%
80%
82%
84%
85%
85%
75%
2,920,000
80%
3,179,588
82%
3,500,000
84%
4,100,000
85%
3,800,000
85%
17,499,588
118
1,544,700
118
1,699,170
117
1,869,087
117
2,055,996
116
2,261,595
116
9,430,548
12,50
210,299
12
231,350
12
254,500
11,50
279,950
11
307,945
11
1,284,044
11,90
150,718
11,85
165,790
11,80
182,369
11,75
200,605
11
220,670
11
920,152
68
117,970
70
129,767
72
142,744
75
157,018
78
172,720
78
720,219
97.5
191,060
98
211,156
98
232,271
98.5
255,498
98.5
281,048
98.5
63,250
74
69,575
76
76,533
76
84,186
89
346,770
90
381,450
91
419,600
92
461,560
92
1,924,625
81
150,000
83
165,000
84
181,500
85
199,650
85
696,150
70
57,500
88
315,245
80
72
1,171,033
351,043
97
66,610
97.5
73,275
97.5
80,605
98
88,670
98
97,540
98
406,700
50
97,850
51,5
107,635
52
118,399
53
130,239
55
143,263
55
597,386
-
NO
4
PROGRAM
Kesehatan
Lingkungan
KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA
Koordinasi
Pelayanan Gizi
Masyarakat
1
Pengawasan
Kualitas Air
Sanitasi Dasar
1
2
2
3
Pengawasan
Hygiene Dan
Sanitasi TTU dan
TPM
Sumber Daya
Manusia
Kesehatan
2014
TARGET Rp. (.000)
2015
TARGET Rp. (.000)
0,05
268,371
0,05
295,208
0,04
324,729
0,04
357,202
0,04
1,489,484
100
758,176
100
833,994
100
917,393
100
1,009,132
100
1,110,045
100
4,628,740
Desa Melaksanakan STBM Stakeholder terkait,
Masyarakat Desa
Proporsi Penduduk Akses Stakeholder terkait,
Air Minum
penyelenggaraan air
minum dan Masyarakat
Proporsi Penduduk Akses Stakeholder terkait,
Jamban
Masyarakat Berbasis
Lingkungan
26 (2.247)
Proporsi TPM yang
Memenuhi Syarat
3
Proporsi Pukesmas/RS
yang Ramah
Lingkungan(mempunyai
dokumen SPPL, UPL/ UKL
dan IPAL)
Proporsi Pengelolaan
Sampah Rumah Tangga
memenuhi syarat
Proporsi Pengelolaan
Limbah cair Rumah
Tangga memenuhi syarat
2
3
4
5
6
7
8
KONDISI KINERJA AKHIR
RPJMD
TARGET
Rp. (.000)
243,974
2
1
2018
TARGET
Rp. (.000)
0,05
Stakeholder terkait,
Pengelola Institusi dan
Masyarakat
Stakeholder terkait,
Pengelola Institusi dan
Masyarakat
950,000
997,500
120,000 27 (2.347)
150,000
28 (2.447)
78
372,000
79
500,000
75
85,000
76
78
373,000
79
2
Prosentase Lulusan yang
kompeten
Mahasiswa Akper
Pemprov
Penyelenggaraan
Pelatihan SDM
Kesehatan (BPTPK
1
Proporsi Pelatihan
Kesehatan yang
Terakreditasi
pelatihan bidang
kesehatan di Jawa
Tengah
6,054,208
1,295,000
30 (2.647)
375,000
30 (2.647)
80
550,000
81
600,000
82
625,000
82
2,647,000
140,000
77
200,000
78
250,000
79
300,000
79
975,000
750,000
80
800,000
81
875,000
82
950,000
82
3,748,000
62
65
65
-
72/100
73/100
74/100
75/100
76/100
76/100
-
49
50
51
52
53
53
-
48
49
50
51
52
52
-
55,350
Jumlah Peserta Didik
Diknakes
1,583,033
350,000
59
13,50
1
1,376,550
300,000 29 (2.547)
56
Ratio Dokter Umum
22 Organisasi Profesi
Terhadap Penduduk
Kesehatan ; 35 Kab./
Kota
Ratio Dokter Spesialis
Dasar dan Anestesi
Terhadap Penduduk
Ratio Dokter Gigi
Terhadap Penduduk
Ratio Bidan Terhadap
Penduduk
Ratio Perawat Terhadap
Penduduk
Ratio Sanitarian Terhadap
Penduduk
Proporsi Tenaga
Kesehatan tersertifikasi
Jumlah STRTTK yang
diterbitkan
Koordinasi
Penyelenggaraan
Pendidikan Tenaga
Kesehatan (Akper
Pemprov)
1,147,125
53
5,949,841
Koordinasi
Organisai Profesi
Kesehatan
PENDANAAN INDIKATIF
2016
2017
TARGET
Rp. (.000) TARGET Rp. (.000)
Balita gizi buruk, nakes
(tim asuhan gizi), LS/LP
Cakupan Balita Gizi Buruk Tata laksana gizi buruk
yang Dapat Perawatan
di masyarakat, pusk dan
RS dan nakes (tim
asuhan gizi)
Proporsi TTU yang
Memenuhi Syarat
5
5
Prevelensi Gizi Buruk
1
4
KELOMPOK SASARAN
600,000
6,077,000
13,60
800,000
9,000,000
13,70
880,000
9,000,000
13,80
960,000
10,500,000
13,90
1,120,000
13,90
40,526,841
4,360,000
6,65
6,66
6,67
6,68
6,69
6,69
-
3,45
3,50
3,55
3,60
3,65
3,65
-
45
45.5
45,6
45,7
45,8
45,8
-
80
80,5
81
81,5
82
82
-
41,5
42
42,5
43
43,5
43,5
-
81
81,5
82
82,5
83
83
13,854
14,131
14,413
14,702
14,996
14,996
60,880
66,960
73,650
81,000
81,000
90
90
90
90
90
3,000,000
80
11
68,000
11,50
200,000
12
220,000
12,50
250,000
13
300,000
13
3,000,000
1,038,000
NO
PROGRAM
KEGIATAN
Gombong)
INDIKATOR KINERJA
2
3
Koordinasi
Penyelenggaraan
Institusi
6
Promosi dan
Pemberdayaan Penyelenggaraan
Promosi Kesehatan
2015
TARGET Rp. (.000)
PENDANAAN INDIKATIF
2016
2017
TARGET
Rp. (.000) TARGET Rp. (.000)
60
70
80
90
1,235
1,360
1,430
1,500
584,000
51,50
700,000
1,575
53
3,839,000
20
267,652,915
2,506,343
12
2,163,465
55
8,371,489
70
2,224,809
12
395,500
1
10,500
Kabupaten/Kota dan
Provinsi
Masyarakat Jawa
Tengah
4
341,394
5
39,725
Kabupaten/Kota dan
Provinsi
Masyarakat Jawa
Tengah
Pedagang di pasar
sentinel kab/ kota
35
1,321,018
26
100,000
30
351,074
Proporsi pasar yang
menyediakan garam
beryodium (sentinel)
Pasar sentinel
70
Kabupaten/Kota dan
Provinsi
9
206,066
18
236,976
27
260,673
32
286,741
45
315,415
45
1,305,871
Kabupaten/Kota dan
Provinsi
5,71
264,948
11,43
304,690
17,14
335,159
11,86
368,675
28,57
405,543
28,57
1,679,015
10
6,441,259
5
6
7
Persentase Kab/ Kot yang
Menyusun Regulasi
Terkait KTR, Asi Ekslusif,
PSN
Proporsi Kabupaten/ Kota
yang Menerbitkan
Regulasi di Bidang
Kesehatan (KTR, ASI,
PSN)
1
Proporsi desa / kelurahan Dinas Kesehatan
siaga aktif mandiri
Kabupaten/Kota
2
Proporsi Posyandu Mandiri Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
Proporsi Rumah Tangga Dinas Kesehatan
Sehat
Kabupaten/Kota
Jumlah BUMN dan BUMD Provinsi dan Kab/Kota
yang melakukan CSR
bidang Kesehatan
Jumlah Ormas/LSM yang Provinsi dan Kab/Kota
bekerjasama dgn institusi
Kesehatan
Jumlah dokumen
Provinsi
kerjasama bidang
kesehatan antar provinsi
(MPU dan daerah lintas
batas)
3
4
5
6
1
2
Proporsi Penduduk
Penduduk Jawa Tengah
Mempunyai JPK
Proporsi Penduduk Miskin Masyarakat Miskin non
non kuota yang
PBI Pusat
2
6
40
40
1,055,062
7
8
45
403,735
50
4
10
50
444,109
60
12
55
8
1,276,625
60,000
2,022,016
34
70
70
50,000
522,555
9
250,000
488,519
605,372
5
55,000
1,838,197
32
70,300,000
20
40,000
475,050
8
200,000
70
1,160,568
550,338
50,000
1,671,088
30
60,580,460
18
30,000
431,863
7
150,000
70
6
3
45,000
1,519,171
28
500,308
20,000
392,603
6
50,000,000
16
935,000
-
Kabupaten/Kota dan
Provinsi
Masyarakat Jawa
Tengah
454,825
53
1,575
Jumlah Penyuluhan
Melalui Media Elektronik
Jumlah Penyuluhan
Melalui Media Elektronik
di BKIM
Jumlah Penyuluhan
Melalui Media Cetak
Jumlah Penyuluhan
Melalui Media Cetak di
BKIM
Jumlah Penyuluhan Luar
Ruang
Jumlah Penyuluhan Luar
Ruang di BKIM
Persentase Pedagang
yang Menjual garam
beryodium
43,400,000
850,000
-
1
14
52,50
100
51
4
770,000
100
KONDISI KINERJA AKHIR
RPJMD
TARGET
Rp. (.000)
297 institusi diknakes di
jateng
43,372,455
52
2018
TARGET
Rp. (.000)
proporsi Institusi
Pendidikan Kesehatan
yang Terakreditasi
3
Pembiayaan
Kesehatan
Proporsi Pelatihan di
Bidang Kesehatan yang
Terakreditasi
Jumlah SDM Kesehatan
yang mengikuti DIKLAT
terakreditasi
2014
TARGET Rp. (.000)
1
2
Penyelenggaraan
Pemberdayaan
Masyarakat dan
Kemitraan
KELOMPOK SASARAN
300,000
537,371
70
9
1,404,288
70
10
1,544,716
26.72%
1,032,776
20.72%
705,400
22.22%
775,940
23.72%
853,534
25.22%
938,887
74,9
153,296
75
168,626
75,2
185,488
75,4
204,037
3
16,192
3
17,811
3
19,592
4
21,552
4
23,707
4
98,854
5
51,750
7
56,925
8
62,618
9
68,879
10
75,767
10
315,939
68,300
2
75,130
2
82,643
2
90,907
2
99,998
2
416,978
-
54
-
2
52
28,01
36,463,441
27,79
37,000,000
55
27,57
47,000,000
57
27,35
57,000,000
75,5
60
27,12
224,441
70,000,000
26.72%
75,5
60
27,12
4,306,538
935,887
247,463,441
NO
7
PROGRAM
Manajemen
Informasi dan
Regulasi
KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA
3
Persentase Kabupaten/
Kabupaten/Kota
Kota Mengalokasikan 10%
APBD untuk Kesehatan
1
Jumlah Dukumen
Perencanaan
penganggaran, Evaluasi,
dan Informasi Kesehatan
2
Jumlah PAK yang
diselesaikan
3
Dokumen Pengelolaan
keuangan
Dokumen Pengelolaan
barang
Pengkajian dan
Diseminasi
Pembangunan
Kesehatan
Penyusunan
Regulasi Kesehatan
Daerah
Penyelenggaraan
Sistem Informasi
Kesehatan
Pelayanan
Administrasi
Perkantoran
2014
TARGET Rp. (.000)
14,20
382,014
2015
TARGET Rp. (.000)
17,4
500,000
6,825,000
Perencanaan dan
Pengendalian
Kesehatan
4
8
KELOMPOK SASARAN
8 Dok Perencanaan
Penganggaran, 8 Dok.
Informasi, 2 Dok.
Keuangan, 3 Dok
pengelolaan barang
Tenaga Fungsional
kesehatan di Jawa
Tengah
2,169,935
2,500
20
600,000
21
3,124,706
5,805,000
21
2,603,922
2,600
22,85
700,000
6,385,500
2018
TARGET
Rp. (.000)
25,71
3,749,648
2,800
2,900
2,982,014
4,499,577
34,656,782
16,147,788
21
3,000
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
Jumlah Regulasi bidang
Kesehatan (Provinsi)
1
Jumlah Pengunjung
Website Dinkes Prov
Jateng
LS, LP, Institusi
Diknakes, Masyarakat
Umum
400,000
Dinas Kesehatan dan 9
UPT
100%
154,967
100%
185,960
100%
223,152
100%
267,783
100%
Dinas Kesehatan dan 9
UPT
100%
3,029,366
100%
3,635,239
100%
4,362,287
100%
5,234,744
Dinas Kesehatan dan 9
UPT
100%
168,000
100%
201,600
100%
241,920
100%
Dinas Kesehatan dan 9
UPT
100%
430,000
100%
516,000
100%
619,200
Dinas Kesehatan dan 9
UPT
100%
1,041,000
100%
1,249,200
100%
Penyediaan Alat
Tulis Kantor
Tersedianya perangko,
benda pos lain dan
terkirimnya paket
Terjaminya Kebutuhan
daya listrik air, telepon
dalam pembangunan
kesehatan di dinas
Kesehatan dan UPT
Kegiatan pelayanan
kantor di Dinas Kesehatan
Prov Jateng dapat
terlaksana dengan baik
Terjaminya Kebutuhan
daya listrik air, telepon
dalam pembangunan
kesehatan di dinas
Kesehatan dan UPT
Kebersihan dan
kenyamanan di kantor
dan rumdin Dinkes Prov
jateng dalam menunjang
kinerja pegawai
Tersedianya Alat Tulis
yang mencukupi
Dinas Kesehatan dan 9
UPT
100%
4,823,333
100%
5,788,000
Penyediaan Barang
Cetak dan
Penggandaan
Tersedianya barang
Dinas Kesehatan dan 9
cetakan dan penggandaan UPT
di Dinkes Prov Jateng
100%
1,595,300
100%
Penyediaan
Komponen
Instalasi
Listrik/Penerangan
Bangunan Kantor
Kegiatan pelayanan
Dinas Kesehatan dan 9
kantor di Dinas Kesehatan UPT
Prov Jateng dapat
terlaksana dengan baik
100%
273,730
100%
Penyediaan Jasa
Kebersihan
Kantor/Rumah
Dinas
25,71
3,000
1
Penyediaan Jasa
Peralatan dan
Perlengkapan
Perkantoran
Penyediaan Jasa
Jaminan Barang
Milik Daerah
KONDISI KINERJA AKHIR
RPJMD
TARGET
Rp. (.000)
8,297,957
21
Jumlah Pengunjung
Website Dinkes Prov
Jateng
Jasa Komunikasi,
Sumber Daya Air
dan Listrik.
800,000
7,343,325
21
1
Penyediaan Jasa
Surat Menyurat
LS, LP, Institusi
Diknakes, Masyarakat
Umum
21
PENDANAAN INDIKATIF
2016
2017
TARGET
Rp. (.000) TARGET Rp. (.000)
400,000
400,000
550,000
1
500,000
700,000
1
1,400,000
550,000
550,000
850,000
1
605,000
1,000,000
1
665,500
1,000,000
1
1
-
2,720,500
-
1,000,000
9,521,750
321,340
100%
1,153,202
100%
6,281,693
100%
22,543,330
290,304
100%
348,365
100%
1,250,189
100%
743,040
100%
891,648
100%
3,199,888
1,499,040
100%
1,798,848
100%
2,158,618
100%
7,746,706
100%
6,945,600
100%
8,334,719
100%
10,001,663
100%
35,893,315
1,914,360
100%
2,297,232
100%
2,756,678
100%
3,308,014
100%
11,871,584
328,476
100%
394,171
100%
473,005
100%
567,607
100%
2,036,989
1,750,000
700,000
1,925,000
850,000
2,117,500
1,000,000
2,329,250
NO
PROGRAM
KEGIATAN
Penyediaan
Peralatan Rumah
Tangga
2014
TARGET Rp. (.000)
2015
TARGET Rp. (.000)
PENDANAAN INDIKATIF
2016
2017
TARGET
Rp. (.000) TARGET Rp. (.000)
2018
TARGET
Rp. (.000)
KONDISI KINERJA AKHIR
RPJMD
TARGET
Rp. (.000)
Dinas Kesehatan dan 9
UPT
100%
1,055,820
100%
1,266,984
100%
1,520,381
100%
1,824,457
100%
2,189,348
100%
7,856,990
Dinas Kesehatan dan 9
UPT
100%
56,000
100%
67,200
100%
80,640
100%
96,768
100%
116,122
100%
416,730
Dinas Kesehatan dan 9
UPT
100%
7,072,000
100%
8,486,400
100%
10,183,680
100%
12,220,416
100%
14,664,499
100%
52,626,995
Dinas Kesehatan dan 9
UPT
100%
868,270
100%
1,041,924
100%
1,250,309
100%
1,500,371
100%
1,800,445
100%
6,461,318
Penyediaan makanan
minuman untuk rapatrapat dan tamu tercukupi
APBD Provinsi Jawa
Tengah
Terselesainya tugas pokok
dan fungsi di Sekretariat
Dinkes Prov
Dinas Kesehatan dan 9
UPT
100%
2,582,000
100%
3,098,400
100%
3,718,080
100%
4,461,696
100%
5,354,035
100%
19,214,211
Dinas Kesehatan dan 9
UPT
100%
3,211,170
100%
3,853,404
100%
4,624,085
100%
5,548,902
100%
6,658,682
100%
23,896,243
Pengadaan
Kendaraan Dinas/
Operasional
Terpeliharanya kendaraan Dinas Kesehatan dan 9
operasional dinas guna
UPT
mendukung pelayanan
100%
1,562,000
100%
1,874,400
100%
2,249,280
100%
2,699,136
100%
3,238,963
100%
11,623,779
Pengadaan/
Peningkatan
Sarana dan
Prasarana Gedung
Kantor/ Aparatur
Pemeliharaan
Rutin/ Berkala
Rumah Dinas
Terwujudnya /
Dinas Kesehatan dan 9
terpeliharanya sarana dan UPT
prasarana gedung
kantor/aparatur
100%
362,000
434,400
100%
521,280
Terpeliharanya aset
Dinas Kesehatan dan 9
rumdin Dinkes Prov
UPT
sehingga dapat
dimanfaatkan dengan baik
100%
135,000
100%
162,000
100%
194,400
100%
233,280
100%
279,936
100%
1,004,616
Pemeliharaan
Rutin/ Berkala
Gedung Kantor
Berfungsinya
Dinas Kesehatan dan 9
perlengkapan gedung
UPT
kantor/rumah tangga
guna mendukung kegiatan
kantor Dinkes Prov Jateng
100%
2,725,000
100%
3,270,000
100%
3,924,000
100%
4,708,800
100%
5,650,560
100%
20,278,360
Pemeliharaan
Rutin/ Berkala
Kendaraan Dinas/
Operasional
Pemeliharaan
Rutin/ Berkala
Perlengkapan
Gedung/ Kantor
Pemeliharaan
Rutin/ Berkala
Peralatan Gedung/
Kantor
Terpeliharanya kendaraan Dinas Kesehatan dan 9
dinas.
UPT
100%
1,054,162
100%
1,264,994
100%
1,517,993
100%
1,821,592
100%
2,185,910
100%
7,844,652
Terpeliharanya aset
Gedung kantor di Dinkes
Prov Jateng
Dinas Kesehatan dan 9
UPT
100%
493,500
100%
592,200
100%
710,640
100%
852,768
100%
1,023,322
100%
3,672,430
Berfungsinya peralatan
Dinas Kesehatan dan 9
Kantor dengan baik guna UPT
mendukung kegiatan
Kantor di UPT Dinkes Prov
Jateng
100%
393,000
100%
471,600
100%
565,920
100%
679,104
100%
814,925
100%
2,924,549
Penyediaan Bahan
Logistik Kantor
Penyediaan
Makanan Minuman
Rapat-rapat
Koordinasi dan
Konsultasi di dalam
dan luar Daerah
Jasa Pelayanan
Perkantoran
Peningkatan
Sarana
Prasarana
Aparatur
KELOMPOK SASARAN
Kegiatan pelayanan
kantor di Dinas Kesehatan
Prov Jateng dapat
terlaksana dengan baik
Informasi-informasi
pembangunan di Jawa
Tengah serta peraturanperaturan terutama
Bidang Kesehatan dapat
diperoleh
Tersedianya Bahan
logistik dalam
meningkatkan Mutu
layanan kepada
masyarakat di UPT Din
Kes Prov jateng
Kegiatan pelayanan
kantor di Dinas Kesehatan
Prov Jateng dapat
terlaksana dengan baik
Penyediaan Bahan
Bacaan dan
Peraturan
Perundangundangan
9
INDIKATOR KINERJA
625,536
750,643
2,693,859
NO
PROGRAM
KEGIATAN
Pemeliharaan
Rutin/ Berkala
Mebelair
Pemeliharaan
Rutin/ Berkala
Peralatan Kantor
dan Rumah
Tangga
Pemeliharaan
Rutin/ Berkala Alat
Kedokteran/ Lab
Pemeliharaan Bukubuku Perpustakaan
Pemeliharaan
Rutin/ Berkala
Arsip
Pemeliharaan Alat
Ternak, Tanaman,
Taman
Peningkatan
Sarana dan
Prasarana Kantor
10
Peningkatan
Disiplin
Aparatur
Pengadaan Pakaian
Dinas Beserta
Perlengkapannya
Pengadaan Pakaian
Olah Raga
11
Peningkatan
Kapasitas
Sumber Daya
Aparatur
Pendidikan dan
Pelatihan Formal
INDIKATOR KINERJA
KELOMPOK SASARAN
2014
TARGET Rp. (.000)
2015
TARGET Rp. (.000)
PENDANAAN INDIKATIF
2016
2017
TARGET
Rp. (.000) TARGET Rp. (.000)
2018
TARGET
Rp. (.000)
KONDISI KINERJA AKHIR
RPJMD
TARGET
Rp. (.000)
Terpeliharanya aset
mebeleur Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah
Terpeliharanya fungsi
peralatan kantor dan
Rumah tangga kantor
dengan baik guna
mendukung pelayanan
Kesehatan di UPT
Terpeliharanya peralatan
kedokteran / laboratorium
dengan baik guna
mendukung kegiatan di
Balai Labkes
Terpeliharanya bujku
buku perpustakaan di
Dinas Kesehatan Provinsi
dan UPT
Terselenggaranya
pemeliharaan buku - buku
perpustakaan
Dinas Kesehatan dan 9
UPT
100%
393,000
100%
471,600
100%
565,920
100%
679,104
100%
814,925
100%
2,924,549
Dinas Kesehatan dan 9
UPT
100%
659,600
100%
791,520
100%
949,824
100%
1,139,789
100%
1,367,747
100%
4,908,479
Dinas Kesehatan dan 9
UPT
100%
834,000
100%
1,000,800
100%
1,200,960
100%
1,441,152
100%
1,729,382
100%
6,206,294
Dinas Kesehatan dan 9
UPT
100%
25,000
100%
30,000
100%
36,000
100%
43,200
100%
51,840
100%
186,040
Dinas Kesehatan dan 9
UPT
100%
12,000
100%
14,400
100%
17,280
100%
20,736
100%
24,883
100%
89,299
Terciptanya kenyamanan
dan keindahan di UPT
Dinas Kesehatan Prov.
Jateng dan UPT
Kelancaran pelaksanaan
tugas pokok fungsi
diDinkes Prov.Jateng
Dinas Kesehatan dan 9
UPT
100%
215,000
100%
258,000
100%
309,600
100%
371,520
100%
445,824
100%
1,599,944
Dinas Kesehatan dan 9
UPT
100%
100%
8,165,114
100%
9,798,137
100%
11,757,765
100%
14,109,318
100%
50,634,596
Meningkatkan disiplin PNS
dilingkungan Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah
Meningkatkan disiplin PNS
dilingkungan Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah
Dinas Kesehatan dan 9
UPT
100%
538,000
100%
645,600
100%
774,720
100%
929,664
100%
1,115,597
100%
4,003,581
Dinas Kesehatan dan 9
UPT
100%
0
100%
Jumlah SDM DinKes yg
mengikuti Diklat aparatur
Dinas Kesehatan dan 9
UPT
100%
922,742
100%
6,804,262
-
1,107,290
100%
100%
-
1,328,748
100%
100%
-
1,594,498
100%
100%
-
1,913,398
100%
100%
-
6,866,677
Tabel 6.1
Indikator kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 – 2018 mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD
Misi VI : MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN DASAR MASYARAKAT
TARGET KINERJA SASARAN PADA
TAHUN KEINDIKATOR KINERJA
NO.
TUJUAN
(1)
(2)
VI. 1 Meningkatkan
derajat kesehatan
masyarakat
SASARAN
(3)
1. Menurunnya angka
kematian dan angka
kesakitan
1).
2).
3).
4).
5).
6).
7).
8).
(4)
Angka Kematian Ibu
(AKI) / 100.000 KH
Angka Kematian Bayi
(AKB)/ 1000 KH
Angka Kematian Balita
(AKABA)/ 1000 KH
Angka Kematian
Demam Berdarah
Dengue (%)
Angka Kesakitan DBD
(/100.000 pddk)
Prevalensi Gizi Buruk
(%)
Angka penemuan kasus
baru TB
Angka penemuan kasus
baru HIV /AIDS (%)
Kondis
i Awal
RPJMD
(2013)
Kondi
si
SKPD
Akhir
Penangung
RPJM
Jawab
2018
D
(2018
)
(10)
(11)
(12)
116
Dinkes
116
2014
2015
2016
2017
(6)
(7)
(8)
(9)
118,62
118
118
117
117
10,41
12,5
12,00 12,00
11,50 11,00
11,80
11,90
11,85 11,80
11,75 11,00
<1,2
<1
<1
<1
<1
<1
45,52
<20
<20
<20
<20
<20
(5)
11,00
11,00
<1
0,08
0,05
0,05
0,05
0,04
0,04
115,00
116,00 117,00 118,00 120,00 122,00
20,00
18,00
16,00 15,00
14,00
13,00
<20
0,04
122,00
13,00
TARGET KINERJA SASARAN PADA
TAHUN KEINDIKATOR KINERJA
NO.
(1)
TUJUAN
(2)
SASARAN
(3)
(4)
9). Angka penemuan kasus
baru Kusta
10). Angka penemuan kasus
Diare Balita
11). Angka penemuan kasus
ISPA Balita
12). Angka Kesakitan
Malaria
13). Prporsi kasus hipertensi
di fasilitas pelayanan
kesehatan
14). Proporsi kasus Diabetus
Melitus di fasilitas
pelayanan kesehatan
(5)
5,80
(6)
6,00
Kondi
si
SKPD
Akhir
Penangung
RPJM
Jawab
2015 2016 2017 2018
D
(2018
)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
6,50 7,00
7,50
8,00
8,00
35,00
40,00
45,00 50,00
55,00
60,00
60,00
42,00
45,00
48,00 52,00
56,00
60,00
60,00
0,06
0,07
0,07
0,07
0,06
0,06
0,06
<30
<30
<25
<25
<20
<20
<20
<55
<55
<50
<50
<45
<45
<45
Kondis
i Awal
RPJMD
(2013)
2014
DAFTAR SINGKATAN
AKB
: Angka Kematian Bayi
AKI
: Angka Kematian Ibu
Akper
: Akademi Keperawatan
AMP
: Audit Maternal Perinatal
ANC
: Antenatal Care
APBD
: Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
APBN
: Anggaran Pendapatan Belanja Negara
B2P2TO-OT : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat
dan Obat Tradisional
BAN PT
: Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
Bapelkes
: Balai Pelatihan Kesehatan
BBKPM
: Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat
BBLR
: Berat Lahir Badan Rendah
BBPVRP
: Balai Besar Penelitian Vektor dan Reservoir Penyakit
BKD
: Badan Kepegawaian Daerah
BKIM
: Balai Kesehatan Indra Masyarakat
BKPM
: Balai Kesehatan Paru Masyarakat
BLK
: Balai Laboratorium Kesehatan
BP SPAM
: Badan Pengelola Sarana Penyediaan Air Minum
BP2 GAKI
: Balai Penelitian Pengembangan Gangguan Akibat
Kekurangan Iodium
KKP
: Kantor Kesehatan Pelabuhan
BPTPK
: Balai Pelatihan Teknis Profesi Kesehatan
CPNS
: Calon Pegawai Negeri Sipil
CTKI
: Calon Tenaga Kerja Indonesia
DAK
: Dana Alokasi Khusus
DAMIU
: Depot Air Minum Isi Ulang
DM
: Diabeltis mellitus
DTPS
: Distric Team Probling Solving
Fasyankes
: Fasilitas Pelayanan Kesehatan
HS
: Hygiene Sanitasi
IEBA
: Industri Ekstrak Bahan Alami
IFK
: Instalasi Farmasi Kabupaten/ Kota
IKOT
: Industri Kecil Obat Tradisional
IOT
: Industri obat tradisional
IPTEK
: Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
IRTP
: Industri Rumah Tangga Pangan
KLHS
: Kajian Lingkungan Hidup Strategis
KtPA
: Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (KtPA)
KTR
: Kawasan Tanpa Rokok
LHP
: Laporan Hasil Pemeriksaan
Lokalitbang P2B2 : Loka Penelitian dan Pengembangan Pemberantasan
Penyakit Bersumber Binatang
LSM
: Lembaga Swadaya Masyarakat
MDG’s
: Millenium Development Goals
MPU
: Mitra Praja Utama
P4K
: Program Perencanaan Pertolongan Persalinan dan
Komplikasi
PBBBF
: Pedagang Besar Bahan Baku Farmasi
PD3I
: Penyakit Dapat Ditanggulangi Dengan Imunisasi
PDAM
: Perusahaan Daerah Air Minum,
PHBS
: Perilaku Hidup Bersih Sehat
PKK
: Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
PKPR
: Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
PKRT
: Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
PNC
: Perinatal Care
PONED
: Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar
PONEK
: Rumah Sakit Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif
PPD-DGS
: Program Pendidikan Dokter/ Dokter Gigi Spesialis
PSN
: Pemberantasan Sarang Nyamuk
PTM
: Penyakit Tidak Menular
PTT
: Pegawai Tidak Tetap
Renstra
: Rencana Strategis
RPJMD
: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
RPJPK
: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan
RPJPN
: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
RR
: Recording Reporting
RTRW
: Rencana Tata Ruang dan Wilayah
Satker
: Satuan Kerja
SKPD
: Satuan Kerja Perangkat Daerah
SPM
: Standar Pelayanan Minimal
STBM
: Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
STDS
: Surat Tugas Dokter Spesialis
STR TTK
: Surat Tanda Registrasi Teknis Kefarmasian
Surkesda
: Survei Kesehatan Daerah
TP
: Tugas Pembantuan
TPKJM
: Tim Pengarah Kesehatan Jiwa Masyarakat
TPM
: Tempat Pengolahan Makanan
TTU
: Tempat-tempat Umum
UKBM
: Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
UKOT
: Usaha Kecil Obat Tradisional
UPTD
: Unit Pelaksana Teknis Daerah
VCT
: Voluntary Conceling and Testing
WUS
: Wanita Usia Subur
Download