RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 – 2018 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024 3511351 (Hunting) – 3581965 Fax. 024 3517463 Kode Pos 50131 Kotak Pos : 026 Website : dinkesjatengprov.go.id Email : [email protected] i KATA PENGANTAR Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, pembangunan kesehatan dilaksanakan secara sistematis dan berkesinambungan. Dengan telah ditetapkannya Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah nomor 5 tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2013 – 2018, dokumen tersebut sebagai acuan seluruh Satuan kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam menyusun Rencana Strategis (Renstra). Pasal 25 ayat 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, menyebutkan bahwa setiap SKPD wajib menyusun Rencana Strategis yang memuat Visi, Misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya dan ditetapkan oleh Kepala SKPD yang sesuai motto Gubernur Jawa Tengah “Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi” yang kemudian diejawantahkan dalam Visi Provinsi Jawa Tengah yaitu “Menuju Jawa Tengah Sejahtera dan Berdikari” Tantangan pembangunan kesehatan dan permasalahan pembangunan kesehatan makin bertambah berat dan kompleks serta terkadang tidak terduga. Untuk itu peran aktif masyarakat dalam pembangunan kesehatan manjadi sangat penting dalam mengantisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi di Jawa Tengah. Pentingnya peran aktif masyarakat dalam pembangunan kesehatan tercermin dalam strategi dan sasaran utama Rencana Strategis Dinas ii Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 – 2018. Program-program pembangunan kesehatan yang akan diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, diarahkan untuk pengembangan pemberdayaan masyarakat di desa. Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) diharapkan mampu menanggulangi faktor risiko masalah-masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat, sehingga diharapkan seluruh jajaran kesehatan untuk saling bahu membahu dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan guna mewujudkan Visi Dinas Kesehatan yaitu : “Institusi yang Profesional dalam mewujudkan Kesehatan Paripuna di Jawa Tengah”. Kami senantiasa mengharap saran dan masukan guna perbaikan Renstra ini, sehingga bermanfaat tidak saja bagi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) tetapi juga bagi Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota dan Rumah Sakit Umum Daerah serta pemerhati kesehatan. Pada kesempatan ini, kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 – 2018. Akhirnya hanya kepada Allah SWT sajalah kita berlindung danberserah diri. Semoga upaya kita bersama dalam mewujudkan kesehatan paripurna di Jawa Tengah mendapatkan rahmat, hidayah dan ridhoNya. Amien. Semarang, 20 Februari 2014 iii DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………………. i KATA PENGANTAR ………………………………………………………………….. ii SK KEPALA DINAS TENTANG RENSTRA…………………………………….. iv DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….. ix DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………………….. xi BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………. I-1 A. Latar Belakang……………………………………………………… I-1 B. Landasan Hukum………………………………………………….. I-2 C. Maksud dan Tujuan………………………………………………. I-4 D. Sistematika Penulisan……………………………………………. I-4 BAB II TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH………………………………………………………….. II-1 A. Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi………….. II-1 B. Struktur Organisasi……………………………………………….. II-11 C. Sumber Daya……………………………………………………….. II-13 D. Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan………………………… II-22 E. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan…. II-28 BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI……………………………………………………………………. III-1 A. Identifikasi Permasalahan berdasarkan Tugas Pokok Dan Fungsi………………………………………………………….. III-1 B. Telaah Visi, Misi dan Program Gubernur dan Wakil Gubernur……………………………………………………………... III-3 C. Telaah Renstra Kementerian/ Lembaga dan Renstra.. III-5 D. Telaah Rencana tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)……………… III-6 E. Penentuan Isu-isu Strategis………………………………….. III-6 iv BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN………………………………………………………………. IV-1 A. Visi dan Misi Dinas Kesehatan……………………………….. IV-1 B. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah………………….. IV-7 C. Strategi dan Kebijakan…………………………………………. IV-9 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF…….. V-1 BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD………………………………………………………. VI-1 BAB VII PENUTUP…………………………………………………………………. VII-1 v DAFTAR LAMPIRAN 1. Definisi Operasional Indikator 2. Daftar Singkatan 3. Kontributor vi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28h dan Undang-Undang nomor 26 tahun 2009 tentang Kesehatan. Hal ini menjadi unsur pokok pembangunan dalam mencapai Pembangunan kesehatan pembangunan Nasional kesejahteraan merupakan yang bagian bertujuan untuk masyarakat. integral dari meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi - tingginya. Pembangunan kesehatan tersebut merupakan upaya seluruh potensi bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta maupun pemerintah, yang dimotori dan dikoordinasikan oleh Pemerintah. Pemerintah telah menerbitkan Undang-Undang nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN), yang menempatkan periode 2014 – 2019 sebagai tahapan ke tiga untuk memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang. Hal ini dilakukan dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif, perekonomian, berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang berkualitas serta kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus meningkat. Pemerintah daerah, memegang peranan penting dalam pembangunan di wilayahnya termasuk bidang kesehatan dengan berbagai tantangan dan peluang yang ada. Untuk mensinergikan pembangunan kesehatan di Jawa Tengah dengan pembangunan kesehatan Nasional, maka perlu adanya penyelarasan. Oleh karena itu penyelenggaraan pembangunan kesehatan di Provinsi Jawa Tengah I -1 mengacu pada Sistem Kesehatan Nasional berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2012, Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 021/Menkes/SK/I/2011 tentang Rencana Strategis Kementerian kesehatan 2010 – 2014, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RPJPK) Tahun 2005 - 2025. Dalam rangka penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) perlu mempedomani Permendagri 54/2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, Peraturan Daerah Provinsi Jawa Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Daerah dan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah nomor 5 tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Tengah 2013 – 2018. Penyusunan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah sebagai upaya dalam melaksanakan pokok – pokok pikiran visi dan misi Pembangunan Jangka Menengah Daerah Jawa Tengah, terutama misi 6 yaitu meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar melalui paket sehat. Implementasi pelaksanaan upaya tersebut dilandasi dengan nilai keutamaan “mboten korupsi, mboten ngapusi”. B. Landasan Hukum 1. Landasan idiil yaitu Pancasila dan Landasan konstitusional 10 Tahun Undang–Undang Dasar 1945 2. Landasan Operasional yaitu : a. Undang–Undang Nomor Pembentukan Provinsi Jawa Tengah, I -2 1950 tentang b. Undang–Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional c. Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang 33 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. d. Undang–Undang Perimbangan Nomor Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. e. Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) f. Undang–Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. g. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Provinsi Sebagai Daerah Otonom. h. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten / Kota. i. Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional j. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; k. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 741/Menkes/Per/VII/2008 tentang Standard Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota; l. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Tengah I -3 m. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Tengah 2013 – 2018; n. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 63 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi Dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. C. Maksud dan Tujuan Maksud penyusunan rencana strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 – 2018 untuk memberikan arah, pedoman dan penjelasan program makro pembangunan kesehatan di Jawa Tengah dalam rangka pencapaian Visi – Misi Pembangunan Jangka Menengah Daerah Jawa Tengah Tahun 2013 – 2018. Tujuan penyusunan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 – 2018 adalah sebagai berikut : 1. Menjabarkan visi, misi dan program Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah ke dalam kegiatan untuk jangka waktu lima tahun. 2. Sebagai pedoman dalam menyusun rencana kerja tahunan yang dituangkan dalam rencana kerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 3. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan, pengendalian, pengawasan dan evaluasi pembangunan kesehatan. D. Sistematika Penulisan. BAB I PENDAHULUAN Memuat secara ringkas tentang latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan penyusunan Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah serta Sistematika Penulisan. I -4 BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN umum tentang PROVINSI JAWA TENGAH Memuat penjelasan dasar hukum pembentukan, struktur organisasi serta uraian tugas dan fungsi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah; sumber daya yang dimiliki; tingkat pencapaian kinerja; hasil analisis Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) sebagai tantangan dan peluang bagi pengembangan pelayanan kesehatan lima tahun mendatang. BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI Memuat tentang identifikasi permasalahan tugas dan fungsi pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah; telaah visi, misi dan program Pembangunan Jangka Menengah Daerah; telaah Renstra Kementerian/ Lembaga dan Renstra Kabupaten/ Kota; telaah Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) dan KLHS serta penentuan isu-isu strategis. BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Memuat rumusan Visi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah serta pernyataan misi dalam rangka mencapai visi tersebut. Selanjutnya dikemukakan pula nilai-nilai yang melandasi pernyataan misi dalam mencapai visi tersebut, yang sekaligus sebagai pedoman moral dan etika bagi setiap personil Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dalam melaksanakan tugas pengabdiannya. I -5 BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF Memuat tentang rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif dari prioritas program. Pendanaan bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi dan sumber pendanaan lainnya yang sah dalam periode satu tahun dan lima tahun. Indikator kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah yang merupakan refleksi capaian prioritas program dan kegiatan yang telah direncanakan dan terukur. BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Memuat tentang indikator kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah yang merupakan bagian dari indikator RPJMD. Indikator ini bukan hanya menjadi tanggungjawab sektor kesehatan saja namun memerlukan dukungan sektor lain terkait. Indikator kinerja berupa angka, persentase (%) dan penjelasan naratif. BAB VII PENUTUP Memuat kaidah pelaksanaan yang antara lain meliputi penjelasan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah merupakan pedoman dalam penyusunan rencana kerja Dinas Kesehatan, penguatan peran para stakeholders dalam pelaksanaan rencana kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), dasar evaluasi dan pelaporan pelaksanaan atas kinerja tahunan dan lima tahunan serta catatan dan harapan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. LAMPIRAN – LAMPIRAN I -6 BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KSEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH A. Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi 1. Tugas dan Fungsi Sebagaimana diatur dalam pasal 87 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Tengah, kedudukan, tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut: a. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah di bidang kesehatan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. b. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan. c. Dinas Kesehatan menyelenggarakan fungsi: 1) Perumusan kebijakan teknis bidang kesehatan; 2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang kesehatan; 3) Pembinaan dan fasilitasi bidang kesehatan lingkup Provinsi dan Kabupaten / Kota; 4) Pelaksanaan tugas di bidang pembinaan dan pengendalian kemitraan kesehatan dan promosi kesehatan, pembinaan dan pengendalian penyakit, dan penyehatan lingkungan, II - 1 pembinaan dan pengendalian pelayanan kesehatan, pembinaan dan pengendalian sumber daya kesehatan; 5) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang kesehatan; 6) Pelaksanaan kesekretariatan Dinas; 7) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 63 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah menyebutkan bahwa Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah memimpin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi membawahi : a. Sekretariat; b. Bidang Pembinaan dan Pengendalian Kemitraan Kesehatan, dan Promosi Kesehatan; c. Bidang Pembinaan dan Pengendalian Penyakit, dan Penyehatan Lingkungan; d. Bidang Pembinaan dan Pengendalian Pelayanan Kesehatan; e. Bidang Pembinaan dan Pengendalian Sumber Daya Kesehatan; f. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD); g. Kelompok Jabatan Fungsional. Adapun tugas pokok dan fungsi Sekretariat, Bidang, Subagian dan Seksi adalah sebagai berikut : a. Sekretariat 1) Tugas Pokok Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang program, keuangan, umum dan kepegawaian. II - 2 2) Fungsi : a) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi dan pelaksanaan di bidang program; b) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi dan pelaksanaan di bidang keuangan; c) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi dan pelaksanaan di bidang umum dan kepegawaian; d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Sekretariat membawahi : 1) Sub Bagian Program Sub Bagian Program mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang program, meliputi : koordinasi perencanaan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan di lingkungan Dinas 2) Sub Bagian Keuangan Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi II - 3 dan pelaksanaan di bidang keuangan, meliputi : pengelolaan keuangan, verifikasi, dan pembukuan dan akuntansi di lingkungan Dinas 3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi dan pelaksanaan di bidang umum dan kepegawaian, meliputi : pengelolaan administrasi kepegawaian, hukum, humas, organisasi dan tatalaksana, ketatausahaan, rumah tangga dan perlengkapan di lingkungan Dinas. b. Bidang Pembinaan dan Pengendalian Kemitraan Kesehatan dan Promosi Kesehatan 1) Tugas Pokok : Melaksanakan teknis, penyiapan pembinaan dan perumusan pelaksanaan di kebijakan bidang pemberdayaan masyarakat dan kemitraan, pembiayaan dan jaminan kesehatan masyarakat dan promosi kesehatan 2) Fungsi : a) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pemberdayaan masyarakat dan kemitraan; b) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pembiayaan dan jaminan kesehatan masyarakat; c) Penyiapan pembinaan bahan dan perumusan pelaksanaan kesehatan; II - 4 kebijakan di bidang teknis, promosi d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bidang Pembinaan dan Pengendalian Kemitraan Kesehatan, dan Promosi Kesehatan, membawahi : 1) Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pemberdayaan masyarakat dan kemitraan, meliputi: bimbingan dan pengendalian upaya kesehatan pada daerah perbatasan, terpencil, rawan dan kepulauan, penyelenggaraan kerjasama bidang kesehatan dengan luar negeri skala provinsi. 2) Seksi Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan Masyarakat Seksi Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pembiayaan dan jaminan kesehatan masyarakat, meliputi : penyelenggaraan, bimbingan dan pengendalian sistem pembiayaan dan penyelenggaraan jaminan pemeliharaan kesehatan skala provinsi, bimbingan dan pengendalian penyelenggaraan jaminan pemeliharaan kesehatan nasional. 3) Seksi Promosi Kesehatan Seksi Promosi Kesehatan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang promosi kesehatan skala provinsi. II - 5 c. Bidang Pembinaan dan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 1) Tugas Pokok : Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengendalian penyakit, pencegahan penyakit dan penanggulangan kejadian luar biasa dan penyehatan lingkungan. 2) Fungsi : a) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengendalian penyakit; b) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pencegahan penyakit dan penanggulangan kejadian luar biasa; c) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang penyehatan lingkungan; d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bidang Pembinaan dan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, membawahi : 1) Seksi Pengendalian Penyakit Seksi Pengendalian Penyakit mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengendalian penyakit, meliputi : pengendalian dan penanggulangan penyakit menular dan tidak menular. II - 6 2) Seksi Pencegahan Penyakit dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa Seksi Pencegahan Penyakit dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pencegahan penyakit dan penanggulangan kejadian luar biasa, meliputi : penyelenggaraan pencegahan penyakit menular dan tidak menular, pengendalian operasional masalah kesehatan akibat bencana, wabah dan surveilans epidemiologi serta penyelidikan kejadian luar biasa. 3) Seksi Penyehatan Lingkungan Seksi Penyehatan Lingkungan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang penyehatan lingkungan, meliputi : penyelenggaraan pencegahan dan penanggulangan pencemaran lingkungan skala provinsi. d. Bidang Pembinaan dan Pengendalian Pelayanan Kesehatan 1) Tugas Pokok : Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang upaya kesehatan masyarakat, upaya kesehatan rujukan, dan upaya kesehatan keluarga dan gizi. 2) Fungsi : a) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang upaya kesehatan masyarakat; II - 7 b) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang upaya kesehatan rujukan; c) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang upaya kesehatan keluarga dan gizi; d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bidang Pembinaan dan Pengendalian Pelayanan Kesehatan, membawahi : 1) Seksi Upaya Kesehatan Masyarakat Seksi Upaya Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang upaya kesehatan masyarakat, meliputi : koordinasi dan pembinaan penyelenggaraan kesehatan dasar, analisis kebutuhan buffer stock obat, alat kesehatan dan reagensia, dan bimbingan dan pengendalian kesehatan haji skala provinsi. 2) Seksi Upaya Kesehatan Rujukan Seksi Upaya Kesehatan Rujukan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang upaya kesehatan rujukan, meliputi : pengelolaan pelayanan kesehatan rujukan sekunder dan tersier tertentu, registrasi, akreditasi, sertifikasi sarana kesehatan sesuai peraturan perundang – undangan pemberian izin sarana kesehatan meliputi rumah sakit pemerintah kelas B non pendidikan, rumah sakit khusus, rumah sakit swasta serta sarana kesehatan penunjang yang setara. II - 8 3) Seksi Upaya Kesehatan Keluarga dan Gizi Seksi Upaya Kesehatan Keluarga dan Gizi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang upaya kesehatan keluarga dan gizi, meliputi : penetapan kebijakan teknis dan pembinaan penyelenggaraan upaya kesehatan keluarga, penyelenggaraan surveilans gizi buruk, dan pemantauan penanggulangan gizi buruk skala provinsi. e. Bidang Pembinaan dan Pengendalian Sumber Daya Kesehatan 1) Tugas Pokok : Melaksanakan teknis, pembinaan penyiapan dan perumusan pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan sumber daya manusia kesehatan dan organisasi profesi, farmasi, makanan, minuman dan perbekalan kesehatan, dan manajemen informasi dan pengembangan kesehatan. 2) Fungsi : a) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengembangan sumber daya manusia kesehatan dan organisasi profesi; b) Penyiapan pembinaan bahan dan perumusan pelaksanaan kebijakan di bidang teknis, farmasi, makanan, minuman dan perbekalan kesehatan; c) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang manajemen informasi dan pengembangan kesehatan; d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. II - 9 Bidang Pembinaan dan Pengendalian Sumber Daya Kesehatan, membawahi : 1) Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Organisasi Profesi Seksi Kesehatan Pengembangan dan Organisasi Sumber Profesi Daya Manusia mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengembangan sumber daya manusia kesehatan dan organisasi profesi, meliputi: pengusulan strategis, penempatan pemindahan Kabupaten/Kota, tenaga tenaga pendayagunaan kesehatan tertentu tenaga antar kesehatan, pelatihan diklat fungsional dan teknis, registrasi, akreditasi, sertifikasi tenaga kesehatan tertentu skala provinsi sesuai peraturan perundang-undangan dan pemberian rekomendasi izin tenaga kesehatan asing. 2) Seksi Farmasi, Makanan Minuman dan Perbekalan Kesehatan Seksi Farmasi, makanan, Minuman dan Perbekalan Kesehatan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang farmasi, kesehatan, makanan, meliputi: minuman penyediaan dan dan perbekalan pengelolaan bufferstock obat provinsi, alat kesehatan, reagensia dan vaksin lainnya skala provinsi, sertifikasi sarana produksi dan distribusi alat kesehatan rumah tangga kelas II, dan pemberian rekomendasi izin industri komoditi kesehatan, pedagang besar farmasi kesehatan. II - 10 dan pedagang besar alat 3) Seksi Manajemen Informasi dan Pengembangan Kesehatan Seksi Manajemen Informasi dan Pengembangan Kesehatan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang manajemen kesehatan, informasi meliputi: dan pengelolaan pengembangan sistem informasi kesehatan, bimbingan dan pengendalian norma, standar, prosedur dan kriteria bidang kesehatan, penyelenggaraan penelitian dan pengembangan kesehatan yang mendukung perumusan kebijakan provinsi, pengelolaan survey kesehatan daerah (surkesda) skala provinsi, pemantauan pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) kesehatan skala provinsi. B. Struktur Organisasi Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisiasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Tengah, struktur organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah terdiri dari : a. Kepala Dinas b. Sekretariat, yang membawahi tiga Kepala Sub Bagian : 1) Kepala Sub Bagian Program 2) Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian 3) Kepala Sub Bagian Keuangan c. Kepala Bidang Pembinaan dan Pengendalian Kesehatan, membawahi : 1) Kepala Seksi Upaya Kesehatan Masyarakat 2) Kepala Seksi Upaya Kesehatan Rujukan 3) Kepala Seksi Upaya Kesehatan Keluarga dan Gizi II - 11 Pelayanan d. Kepala Bidang Pembinaan dan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, membawahi : 1) Kepala Seksi Pengendalian Penyakit 2) Kepala Seksi Pencegahan penyakit dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa 3) Kepala Seksi Penyehatan Lingkungan e. Kepala Bidang Pembinaan dan Pengendalian Kemitraan Kesehatan dan Promosi Kesehatan, membawahi : 1) Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan 2) Kepala Seksi Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan Masyarakat 3) Kepala Seksi Promosi Kesehatan f. Kepala Bidang Pembinaan dan Pengendalian Sumber Daya Kesehatan, membawahi : 1) Kepala Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Organisasi Profesi 2) Kepala Seksi Farmasi, Makanan Minuman dan Perbekalan Kesehatan 3) Kepala Seksi Manajemen Informasi dan Pengembangan Kesehatan. Selain itu, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah memiliki Kelompok Jabatan Fungsional Kesehatan dan 9 (sembilan) Unit Pelayanan Teknis Dinas (UPTD), yaitu: a. Balai Laboratorium Kesehatan (BLK) Semarang, b. Balai Kesehatan Indera Masyarakat (BKIM) Semarang, c. Balai Pelatihan Teknis Profesi Kesehatan (BPTPK) Gombong, d. Akademi Keperawatan (Akper) Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, e. Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Wilayah Semarang, II - 12 f. Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Wilayah Pati, g. Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Wilayah Klaten, h. Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Wilayah Magelang, i. Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Ambarawa. C. Sumber Daya 1. Sumber daya yang dimiliki Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dalam melaksanakan fungsi koordinasi a. Sumber Daya Manusia Kesehatan 1) Pegawai berdasarkan Golongan Kepegawaian dan Tingkat Pendidikan. Pegawai di lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dan UPTD sampai dengan akhir tahun 2013 sebanyak 750 orang. Jumlah pegawai berdasarkan golongan kepegawaian dapat dilihat pada tabel 2.1 sebagai berikut: Tabel 2.1. Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan Kepegawaian di Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 GOLONGAN KEPEGAWAIAN IV III II I Dinas Kesehatan 37 223 28 7 1 2 Balai Labkes Semarang 4 33 23 1 3 BKIM Semarang 2 30 10 1 4 BPTPK Gombong 1 18 19 0 5 Akademi Keperawatan 3 35 14 2 6 BKPM Semarang 11 43 27 2 7 BKPM Pati 2 29 20 0 8 BKPM Klaten 2 32 11 0 9 BKPM Magelang 1 27 17 1 10 BKPM Ambarawa 2 19 13 0 Jumlah 65 489 182 14 Sumber data : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 NO Institusi II - 13 Jumlah 295 61 43 38 54 83 51 45 46 34 750 Sebagian besar (65,2%) pegawai Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dan UPT Dinas (UPTD) berdasarkan golongan, terbanyak adalah golongan III (489 orang), sedangkan golongan II 24,2% (182 orang) dan golongan IV 8,6% (65 orang). Sisanya sebanyak 1,8% adalah pegawai golongan I (14 orang). Jumlah pegawai berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut: Tabel 2.2: Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 NO INSTITUSI S2 TINGKAT PENDIDIKAN S1 D3 D1 SLTA SLTP SD JML 1 Dinas Kesehatan 75 125 18 1 57 2 Balai Labkes Semarang 4 11 22 0 15 13 3 6 6 295 61 3 BKIM Semarang 4 11 14 0 12 2 0 43 4 BPTPK Gombong 8 0 15 4 4 38 5 1 5 6 Akademi Keperawatan 33 6 0 8 2 0 54 6 BKPM Wil. Semarang 6 20 25 0 28 1 3 83 7 BKPM Wil. Pati 0 9 20 0 19 1 2 51 8 BKPM Wil. Klaten 3 6 17 0 2 17 0 45 9 BKPM Wil. Magelang 0 9 12 0 24 0 1 46 10 BKPM Wil. Ambarawa 2 5 11 0 11 4 1 34 Jumlah 100 235 153 1 191 47 Sumber data : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 23 750 Sebagian besar 31,3% pegawai Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dan UPTD berlatar belakang pendidikan Sarjana (235 orang), sedangkan SLTA 25,4% (191 orang) dan Diploma 3 sebanyak 20,4% (153 orang). 2) Pegawai Fungsional Khusus dan Fungsional Umum. Sebagaimana tercantum dalam Peraturan Gubernur Jawa Tengah no. 63/2008, bahwa Kepala Dinas Kesehatan II - 14 Provinsi Jawa Tengah membawahkan Kelompok Jabatan fungsional. Kelompok Jabatan fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya dan mempunyai tugas sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Jumlah pegawai berdasarkan jabatan fungsional dapat dilihat pada tabel 2.3 berikut: Tabel NO JABATAN DIN KES 2.3: Jumlah pegawai berdasarkan jabatan fungsional khusus dan fungsional umum di Lingkungan Dinkes Prov. Jateng Th. 2013. BA LAB KES BKIM SMG BPTPK GOM BONG AK PER BKPM SMG BKPM PATI BKPM KLA TEN BKPM MGL BKPM AMB JUM LAH A FUNGSIONAL KHUSUS 26 23 0 0 53 27 25 28 20 230 1 Dokter spesialis - - 1 - - 1 - - - - 2 2 Dokter - 1 5 - - 11 3 2 4 4 30 3 Dokter gigi - - 1 - - - - - - - 1 4 Perawat 1 - 8 - - 19 14 10 12 10 74 5 Perawat gigi - - 1 - - - - - - - 1 6 Bidan 7 Penyuluh kesehatan 8 Sanitarian 28 - - - - - - - - - - 0 11 - 2 - - 1 - - 2 - - 3 - - - - 1 - - - - 4 9 Epidemiologi 13 - - - - 2 - - - - 15 10 Pranata lab - 24 2 - - 5 4 6 4 3 48 11 Apoteker - 1 - - 2 - - 1 - - 12 Asisten Apoteker - - 2 - - 3 2 2 3 1 13 13 Refrak. Option - - 1 - - - - - - - 1 14 Fisioterapi - - - - - 2 - 1 - - 3 15 Nutrisionis - - - - - 1 - - - - 1 16 Elektromedik - - - - - 1 1 - - - 2 17 Rekam medik - - - - - 2 1 1 - - 4 18 Radiografer - - - - - 2 2 2 2 2 10 31 16 34 50 26 20 16 14 11 464 B FUNGSIONAL UMUM 246 Sumber data : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 II - 15 Kelompok Jabatan fungsional di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dan UPT terbagi menjadi 2 (dua) yaitu: fungsional khusus dan fungsional umum. Pegawai fungsional khusus sebanyak 230 orang dengan 18 kriteria jabatan fungsional khusus. Sedangkan jabatan fungsional umum sebanyak 464 orang. Jabatan fungsional khusus yang banyak terdapat di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dan UPT antara lain perawat 74 orang (32,2%), pranata laboratorium 48 orang (20,9%) dan dokter 30 orang (13%). b. Perlengkapan Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dilengkapi dengan berbagai fasilitas berupa tanah, gedung, serta berbagai peralatan dengan rincian sebagai berikut: Tabel 2.4. Jenis dan Jumlah Fasilitas Perlengkapan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 NO 1 2 3 JENIS FASILITAS JUMLAH Tanah Gedung dan bangunan 25 bidang 63 unit Peralatan a. Alat besar 42 unit b. Alat angkut 617 unit c. Alat bengkel d. Alat kantor dan rumah tangga 1 unit 20.330 unit e. Alat studio dan komunikasi f. Alat kedokteran g. Alat laboratorium 633 unit 2.230 unit 2.490 unit II - 16 KETERANGAN Lokasi : perkantoran Dinkes Prov, UPTD, Rumah jabatan, rumah dinas, gudang obat (Semarang dan Salatiga) NO 4 JENIS FASILITAS JUMLAH Aset tetap lainnya a. Buku perpustakaan b. Barang bercorak kesenian KETERANGAN 4.165 buku 93 buah Sumber data : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 2. Sumber Daya Kesehatan Dalam Melaksanakan Fungsi Pelayanan Provinsi Jawa Tengah a. Sumber Daya Manusia Kesehatan Sumber daya manusia kesehatan yang mendukung upaya pelayanan kesehatan di Jawa Tengah sebagai berikut: Tabel 2.5: Jumlah Tenaga Kesehatan di Jawa Tengah Tahun 2013 NO. JENIS TENAGA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Dokter Spesialis Dokter Umum Dokter Gigi Dokter Gigi Spesialis Perawat Perawat Gigi Bidan Teknis Kefarmasian Apoteker Kesehatan Masyarakat Sanitarian Gizi Keterapian Fisik : a. Fisioterapis b. Terapis Okupasi c. Terapis Wicara d. Akupuntur Keteknisian Medis : a. Radiografer b. Radioterapis c. Teknisi Elektromedis d. Teknisi Gigi e. Analis Kesehatan f. Refraksionis Optisien g. Ortotik Prostetik h. Rekam Medis 16. BERDASAR PROFESI 2.526 orang 4.175 orang 989 orang 72 orang 28.056 orang 1.050 orang 16.129 orang 3.841 orang 2.177 orang 710 orang 1.261 orang 1.487 orang 656 orang 565 Orang 58 orang 27 orang 6 orang 4.531 orang 849 orang 28 orang 193 orang 17 orang 2.481 orang 39 orang 17 orang 897 orang II - 17 BERDASAR PENDIDIKAN 2.637 orang 4.737 orang 1.133 orang 70 orang 28.377 orang 1.050 orang 16.455 orang 4.349 orang 2.314 orang 1.653 orang 1.344 orang 1.545 orang 665 orang 565 orang 59 orang 35 orang 6 orang 4.541 orang 835 orang 30 orang 201 orang 17 orang 2.488 orang 38 orang 17 orang 905 orang NO. JENIS TENAGA BERDASAR BERDASAR PROFESI PENDIDIKAN i. Teknisi Transfusi Darah 10 orang 10 orang JUMLAH 67.660 orang 70.870 orang Sumber data : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 Jumlah tenaga kesehatan di Jawa Tengah berdasarkan profesi tahun 2013 sebanyak 67.660 orang dengan jenis tenaga terbanyak adalah perawat 28.056 orang (41,47%), bidan 16.129 orang (23,84%) dan dokter umum 4.175 orang (6,17%). Jumlah tenaga kesehatan berdasarkan pendidikan berjumlah 70.870 orang dengan tenaga kesehatan terbanyak adalah perawat sebanyak 28.377 orang (40,04%), bidan sebanyak 16.455 orang (23,22%) dan dokter umum sebanyak 4.737 orang (6,68%). Adanya perbedaan jumlah tenaga kesehatan berdasarkan profesi dan jumlah tenaga kesehatan berdasarkan pendidikan mengindikasikan bahwa ada tenaga kesehatan yang bekerja belum/ tidak sesuai dengan jenjang pendidikannya walaupun bidan, perawat dan dokter merupakan tenaga kesehatan terbanyak, namun dibandingkan dengan jumlah penduduk, jumlah tenaga tersebut masih kurang. Rasio tenaga kesehatan berdasarkan jenis tenaga kesehatan menunjukkan semua jenis tenaga kesehatan masih di bawah target Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2010 – 2014 dan target Indonesia Sehat 2010. b. Sarana Kesehatan Sarana kesehatan yang ada di Jawa Tengah, dapat dilihat pada tabel 2.6 sebagai berikut: II - 18 Tabel 2.6 : Jumlah Sarana Kesehatan di Jawa Tengah tahun 2013 KEPEMILIKAN NO SARANA KESEHATAN DAERAH PUSAT PROV 1 2 3 4 5 6 7 8 Puskesmas / Rawat Inap Puskesmas Pembantu Puskesmas Keliling Balai Besar/Balai Kesehatan Paru Masy. 1 Balai Kesehatan Indra Balai Labkes RSU 2 RS Khusus a. RS Jiwa b. RS Orthopedi 1 c. RS Paru 1 d. RS Bersalin e. RS Rehab Medik f. RS Khusus lain (RSB, RSIA, RS KB, RSO, RSA, RSJ) JUMLAH 5 Sumber data : Dinas Kesehatan Provinsi KAB/KOT 873/ 311 1.827 948 5 1 1 4 4 - 6 35 49 1 - JUMLAH TNI/ POLRI SWASTA - - - 122 139 - 12 1 158 205 69 4 1 1 1 1 61 322 61 4.094 11 1 - 19 3.772 12 Jawa Tengah tahun 2013 873 1.827 948 Selain sarana kesehatan diatas, di Jawa Tengah terdapat beberapa Unit Pelaksana Teknis (UPT) Vertikal, yaitu Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Surakarta, Balai Besar Penelitian Vektor dan Reservoir Penyakit (BBPVRP) Salatiga, Loka Penelitian dan Pengembangan Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang (Lokalitbang P2B2) Banjarnegara, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat Tawangmangu, dan Balai Obat Tradisional Pelatihan Kesehatan (B2P2TO-OT) (Bapelkes) Semarang, Balai Penelitian Pengembangan Gangguan Akibat II - 19 Kekurangan Iodium (BP2 GAKI) Magelang, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Semarang dan KKP Cilacap. Dalam hal sarana pendidikan, berbagai jenis institusi pendidikan kesehatan dari jenjang Diploma III (D III) sampai S1-Profesi terdapat di Jawa Tengah, dapat dilihat pada tabel 2.7 berikut: Tabel 2.7: Jumlah sarana pendidikan kesehatan di Jawa Tengah Tahun 2013 NO SARANA PENDIDIKAN KEPEMILIKAN NEGERI DAERAH TNI/POL JUMLAH SWASTA 1 D3 Keperawatan 7 3 1 41 52 2 D3 Kebidanan 6 2 - 57 65 3 1 - - 18 19 4 D3 Kefarmasian D3 Kesehatan Lingkungan 1 - - 2 3 5 D3 Gizi 1 - - 2 3 6 D3 Keterapian Fisik 4 - - 4 8 7 D3 Keteknisan Medik 5 - - 16 19 8 D3 Jamu 1 - - - 1 9 D4 Keperawatan 4 - - - 4 10 4 - - 2 6 11 D4 Kebidanan D4 Kesehatan Lingkungan 1 - - - 1 12 D4 Gizi 1 - - - 1 13 D4 Keterapian Fisik 4 - - 2 6 14 D4 Keteknisan Medis 2 - - 2 4 15 Kedokteran 3 - - 4 7 16 1 - - 3 4 17 Kedokteran Gigi S1 Kesehatan Masyarakat 3 - - 10 13 18 S1 Keperawatan 2 - - 26 28 19 S1 Farmasi 2 - - 8 10 20 S1 Gizi 2 - - 6 8 21 S1 Fisioterapi - - - 1 1 22 Profesi Dokter 3 - - 2 5 23 Profesi Apoteker - - - 5 5 24 Profesi Ners 2 - - 21 23 60 5 1 232 298 JUMLAH Sumber data : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 II - 20 Jumlah institusi pendidikan kesehatan dari jenjang D III sampai profesi di Jawa Tengah sebanyak 298 institusi, dengan jenjang pendidikan terbanyak D III Kebidanan sebanyak 65 institusi, D III Keperawatan 52 institusi dan S1 Keperawatan 28 institusi. Dari 298 institusi kesehatan tersebut sebanyak 77,85% adalah milik swasta, 21,81% milik pemerintah pusat dan daerah dan 0,34% milik TNI/POLRI. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa peran swasta dalam bidang pendidikan kesehatan sangat menonjol dengan banyaknya institusi pendidikan tenaga kesehatan milik swasta. Diharapkan peran Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dalam pembinaan dan pengendalian terhadap kurikulum, seleksi dan kompetensi lulusan lebih diperketat. Dengan banyaknya institusi pendidikan tenaga kesehatan diharapkan dapat memenuhi kekurangan tenaga kesehatan di Jawa Tengah secara kuantitas dan kualitas. Jumlah industri farmasi, obat tradisional, kosmetika, perbekalan kesehatan rumah tangga di Jawa Tengah dapat dilihat pada tabel 2.8 berikut: Tabel 2.8: Jumlah Industri Farmasi, Obat tradisional, Kosmetika dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga di Jawa Tengah tahun 2013 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 JENIS INDUSTRI Industri farmasi Industri Ekstrak Bahan Alami (IEBA) Industri obat tradisional (IOT) Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT) Usaha Kecil Obat Tradisional (UKOT) Industri kosmetik Industri PKRT Industri alat kesehatan Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) Pedagang Besar Farmasi Penyalur Alat Kesehatan Pusat II - 21 JUMLAH 21 unit 2 unit 15 unit 275 unit 14 unit 52 unit 27 unit 21 unit 15.992 unit 340 unit 82 unit NO JENIS INDUSTRI JUMLAH 12 13 Penyalur Alat Kesehatan Cabang 50 unit Pedagang Besar Bahan Baku Farmasi 4 unit (PBBBF) 14 Apotek 2.305 unit 15 Toko Obat 381 unit 16 Instalasi Farmasi Kab/Kota (IFK) 26 unit 17 Pengelolaan Obat di Seksi Farmasi 9 unit Kab/Kota 18 Pengujian Makanan Minuman Kab/Kota 29 unit Sumber data : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 Sumber daya lain yang dapat digerakkan untuk pemecahan masalah kesehatan yang bersifat emergency, serta untuk meningkatkan cakupan berbagai program, adalah tersedianya berbagai sarana dan peralatan yang diperlukan untuk penanggulangan bencana yang terdiri dari: 1 unit Rumah Sakit Lapangan, 2 Ambulance, 1 mobil Klinik, 8 Perahu karet dan 2 Penjernih Air. Sarana dan peralatan tersebut bantuan Pusat Penanggulangan Krisis untuk Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah yang Tahun 2006 ditetapkan sebagai Pusat Bantuan Regional bantuan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Saka Bhakti Husada yang aktif di 25 Kabupaten/ Kota. Pos Kesehatan Pesantren di Jawa Tengah sebanyak 1.870 unit. D. Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 1. Kinerja Umum Secara umum kinerja Dinas Kesehatan berkaitan dengan fungsi perumusan kebijakan teknis bidang kesehatan, penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum, pembinaan dan fasilitasi bidang kesehatan lingkup Provinsi dan Kabupaten/ Kota, pelaksanaan tugas, pemantauan, evaluasi dan II - 22 pelaporan di bidang pelayanan kesehatan, pencegahan dan penanggulangan penyakit, kesehatan lingkungan, sumber daya manusia kesehatan, masyarakat, promosi kesehatan dan pemberdayaan farmasi dan perbekalan kesehatan, manajemen informasi dan pengembangan kesehatan serta regulasi kesehatan termasuk pelaksanaan kesekretariatan dinas serta pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur. Layanan administrasi Sekretariat meliputi layanan kehumasan, penyusunan dokumen perencanaan dan evaluasi, pengelolaan administrasi keuangan dan tindak lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) oleh aparat pengawas instansi pemerintah. Jumlah dokumen perencanaan dan evaluasi yang dihasilkan pada tahun 2013 sebanyak 8 dokumen, rekomendasi usulan Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Tugas Pembantuan (TP) sebanyak 87 satuan kerja (Satker). Jumlah dokumen laporan pengelolaan administrasi keuangan sebanyak 2 dokumen. Kinerja tindak lanjut penyelesaian LHP aparat pengawas instansi pemerintah pada periode Januari sampai dengan Desember 2013 sebanyak 448 temuan dengan 254 temuan telah selesai ditindaklanjuti dan sebanyak 222 masih dalam proses penyelesaian. Layanan administrasi bidang pembinaan dan pengendalian pelayanan kesehatan meliputi pemberian rekomendasi pelayanan haemodialisa, pemberian ijin penetapan klas rumah sakit klas B, pemberian rekomendasi pemberian ijin rumah sakit klas A yang ditujukan ke Kementerian Kesehatan, pemberian ijin laboratorium klinik madya dan pemberian rekomendasi laboratorium klinik utama, pemberian rekomendasi pelayanan sarana kesehatan Calon Tenaga Kerja Indonesia (CTKI). Pada tahun 2013 telah memberikan rekomendasi terhadap 24 pelayanan haemodialisa, II - 23 pemberian ijin 4 laboratorium klinik madya dan 6 rekomendasi laboratorium klinik utama dan pemberian rekomendasi 6 pelayanan sarana kesehatan CTKI. Layanan administrasi bidang pembinaan dan pengendalian Kemitraan Kesehatan dan Promosi Kesehatan meliputi advokasi penyusunan regulasi bidang kesehatan, di 35 kabupaten/ kota (100%), perjanjian kerjasama bidang kesehatan sebanyak 34 kabupaten/ kota (156 dokumen). Perjanjian kerjasama lintas batas/ Mitra Praja Utama (MPU) bidang kesehatan sebanyak 2 dokumen. Layanan administrasi bidang pembinaan dan pengendalian Sumber Daya Kesehatan meliputi waktu pelayanan perijinan di bidang farmasi dan perbekalan kesehatan sesuai standar, layanan penerbitan Surat Tanda Registrasi Teknis Kefarmasian (STR-TTK), layanan penerbitan Surat Tugas Dokter Spesialis dan pemberian rekomendasi penelitian kesehatan. Pelayanan perijinan di bidang farmasi dan perbekalan kesehatan sesuai standar meliputi rekomendasi Industri Farmasi, dengan standar waktu perijinan paling lama 30 hari sebanyak 5 rekomendasi, Rekomendasi Industri Obat Tradisional (IOT) dan Industri Ekstrak Bahan Alami (IEBA) dengan standar perijinan paling lama 30 hari kerja sebanyak 11 rekomendasi, Ijin Usaha Kecil Obat Tradisional (UKOT) paling lama 14 hari sebanyak 14 ijin, Rekomendasi ijin produksi kosmetika paling lama 21 hari kerja sebanyak 13 rekomendasi, rekomenasi sertifikasi produksi alat kesehatan dan rekomendasi sertifikasi produksi PKRT paling lama 30 hari kerja sebanyak 10 rekomendasi, Rekomendasi ijin PAK dan ijin cabang PAK paling lama 30 hari kerja sebanyak 48 rekomendasi, dan rekomendasi ijin PBF dan pengakuan PBF cabang, paling lama 18 hari kerja sebanyak 99 rekomendasi. II - 24 Jumlah layanan penerbitan surat tanda registrasi teknis kefarmasian sebanyak 5.380 STR-TTK. Jumlah layanan penerbitan Surat Tugas Dokter Spesialis sebanyak 471 surat tugas. Jumlah rekomendasi penelitian kesehatan sebanyak 10 rekomendasi. 2. Kinerja Khusus Kinerja Dinas Kesehatan secara khusus dapat dilihat melalui capaian beberapa indikator yang perkembangannya disajikan tiap 3 bulan. Capaian kinerja Dinas Kesehatan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir dapat dilihat pada tabel 2.9 sebagai berikut : II - 25 Tabel 2.9 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah NO Indikator Target Renstra SKPD Tahun keTarget Kinerja Target Target Indikator sesuai Tugas SPM IKK 2010 2011 2012 2013 Lainnya 2009 dan Fungsi (1) (2) (3) (4) (5) Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke- 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 (16) (17) (18) (19) (20) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) Cakupan 1. kunjungan ibu 95% hamil K4 88% 90% 93% 96% 100% 93,39 92,04 93,71 92,99 92,13 106,125 102,266 100,76 96,86 92,13 Cakupan pertolongan 2. persalinan Nakes 90% 88% 90% 93% 96% 100% 93,03 93,93 96,79 97,14 98,08 105,71 104,37 104,07 101,18 98,08 Cakupan neonatal resti/ 3. 80% komplikasi yang ditangani 80% 85% 90% 95% 100% 23,96 44,90 55,10 66,38 75,36 29,95 52,82 Cakupan 4. kunjungan bayi 50% 60% 75% 90% 100% 95,07 94,14 92,64 96,95 95,59 190,14 156,9 123,52 107,72 95,59 - - - - - 91,95 94,08 95,89 98,05 99 - - 50% 60% 70% 85% 100% 50,29 65,88 69,62 80,21 75,46 100,58 109,8 SPM 5. 90% Desa/ 100% kelurahan UCI Cakupan deteksi dini 6. tumbuh 80% kembang anak Balita dan II - 1 61.22 69,87 75,36 - - - 99,45 94,36 75,46 NO (1) Indikator Target Renstra SKPD Tahun keTarget Kinerja Target Target Indikator sesuai Tugas SPM IKK 2010 2011 2012 2013 Lainnya 2009 dan Fungsi (2) (3) (4) (5) Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke- 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) Cakupan Balita gizi buruk 7. 100% mendapat perawatan 100 100 100 100 100 72,49 100 100 100 100 72,49 100 100 100 100 Penjaringan kesehatan 8. 100% siswa SD dan setingkat 40% 60% 75% 90% 100% 65,61 75 78,72 70,08 71,88 164.025 125 104.96 77,867 71,88 Cakupan 9. peserta aktif KB 70% 77% 82% 87% 95% 100% 78,37 78,25 79,09 75,71 79,52 101,77 95,42 90,90 79,69 79,52 Desa/ kelurahan mengalami 10. 100% KLB yang ditangani < 24 jam 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 prasekolah 100 100 100 Penduduk yang 11. 75% memanfaatkan jamban 28,57% 42,87% 57,14%71,42% 85,71% 72,22 72,95 68 70,46 76,11 252,78 170,16 119,00 98,65 88,79 Cakupan 12. pemanfaatan air bersih 28,57% 42,87% 42,87%71,42% 85,71% 82,38 87,82 63 75,05 78,55 288,34 204,85 146,95 105,08 91,64 63,5% II - 2 NO (1) Indikator Target Renstra SKPD Tahun keTarget Kinerja Target Target Indikator sesuai Tugas SPM IKK 2010 2011 2012 2013 Lainnya 2009 dan Fungsi (2) (3) (4) (5) (8) (9) Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke- 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) 100% 79,38 73,48 83,09 83,72 84,23 126 95,42 (6) (7) Rumah/ bangunan 13. >95% bebas jentik nyamuk Aedes 63% 77% Tempat umum yang 14. 82% memenuhi syarat - - - - - 73,57 69,28 74,9 76,36 78,39 - - - - - 89% 100% 93,35 83,72 84,23 15 Posyandu Purnama 40% - - - - - 32,79 34,94 36,84 35,22 37,91 - - - - - 16. Posyandu Mandiri 40% - - - - - 12,58 13,14 16,08 17,57 18,78 - - - - - 17 Cakupan desa siaga aktif - 50 70 100 100 100 - - - - - - - - - - 55,4% - - - - - 96,7 96,1 93,7 96,4 99,8 - - - - - Cakupan 18 imunisasi campak B DERAJAT KESEHATAN 1 Umur Harapan Hidup (UHH) - 71 71 71,2 71,3 71,5 71,25 71,40 72,6 72,6 - Jumlah 2 Kematian Ibu/ AKI - 110 108 106 104 102 117,02 104,97 116,01 116,34 118,62 II - 3 100,35 100,56 101,96 101,82 106,38 - 97,19 109,44 111,86 116,29 NO (1) Indikator Target Renstra SKPD Tahun keTarget Kinerja Target Target Indikator sesuai Tugas SPM IKK 2010 2011 2012 2013 Lainnya 2009 dan Fungsi (3) (4) Jumlah 3 Kematian Bayi/ AKB (2) - Jumlah 4 Kematian Balita (5) Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke- 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 (16) (17) (18) (19) (20) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) 8,9 9,15 9,12 9,1 9 8,9 10,37 10,62 10,34 10,75 10.41 113,33 116,44 113,62 116,44 116,96 - 9,3 10,1 10 9,7 9,5 9,3 11,74 12,02 11,50 11,85 11,80 116,23 Kasus Balita 5 gizi buruk (BB/TB) - - 1,02% 0,97% 0,92% 0,87% 0,82% 3160 3468 3187 1131 964 - 6 Angka kesakitan DBD - - 28,5% 31,4% 34,2% 40% 45% 57,9 56,8 15,3 19,29 45,52 7 Kesakitan malaria (API) - 100 100% 100% 100% 100% 100% 0,05 0,1 0,1 0,075 0,06 8 Penemuan TB Paru (CDR) - 60 35% 40% 50% 60% 80% 48,15 55,38 59,52 58,45 58,46 9 Kesembuhan TBC Paru - 85 90% 93% 94% 95% 96% 85,01 85,15 82,90 81,36 - 10 Kasus baru HIV – AIDS - 0,6 100% 100% 100% 100% Penemuan/ Kematian 11 Kasus Avian Influenza - - 30% 40% 50% 60% 120,2 118,55 124,73 126,88 - - - - 203,15 180,89 44,73 48,225 101,55 0,05 0,1 0,1 0,075 0,07 137,57 138,45 119,04 97,41 73,07 94,45 91,55 100% 143/430 373/501 755/521 607/797 1045/993 - - - - - 70% - - - - - II - 4 1/1 1/1 0/0 0/0 0/0 88,19 85,64 - NO (1) Indikator Target Renstra SKPD Tahun keTarget Kinerja Target Target Indikator sesuai Tugas SPM IKK 2010 2011 2012 2013 Lainnya 2009 dan Fungsi (3) (4) Penemuan 12 penderita baru kusta PB/ MB (2) - Proporsi penderita 13 kusta cacat tingkat 2 (5) Realisasi Capaian Tahun ke- (10) Rasio Capaian pada Tahun ke- 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) - - - - - (6) (7) (8) (9) - 40% 50% 60% 70% - - 30% 40% 50% 60% 70% 15 12,9 12,49 16,59 14,4 50 32,25 14 Kasus Polio - - - - - - - 0 0 0 0 0 - - - - - Non Polio AFP 15 Rate - 100 - - - - - 2,37 2,16 2,62 2,3 2,70 - - - - - 80% 226/1348 315/1344 348/1678 211/1308 190/2297 Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2013 II - 5 24,98 27,65 20,57 II - 1 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada bebepara indikator kinerja yang tidak tercapai sampai dengan tahun 2013. Indikator tersebut antara lain Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), Penemuan kasus TB Paru, Penemuan HIV AIDS dan Angka Kesakitan dan Kematian DBD. Tidak tercapainya target AKI dan AKB disebabkan antara lain masih rendahnya kunjungan ibu hamil K4, cakupan neonatal risiko tinggi/ komplikasi yang ditangani dan cakupan imunisasi yang masih di bawah target. Penyebab tingginya kematian ibu antara lain : hipertensi, perdarahan, masih rendahnya deteksi dini kehamilan risiko tinggi oleh masyarakat dan masih kurangnya kesiapsiagaan keluarga dalam rujukan kehamilan resiko tinggi. Penyebab kematian bayi antara lain kehamilan resiko tinggi, Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), penyakit kongenital, masih rendahnya pemberian ASI eksklusif serta belum optimalnya pola asuh bayi. Upaya untuk menurunkan AKI dan AKB dilakukan dengan pelayanan kesehatan ibu dan anak di puskesmas PONED dan Rumah Sakit PONEK, namun pelaksanaan pelayanan kesehatan masih belum optimal disebabkan karena belum terpenuhinya prasarana dan sarana, belum meratanya pendayagunaan tenaga kesehatan serta masih kurangnya kompetensi tenaga kesehatan. Sarana pelayanan kesehatan di Jawa Tengah jika dibandingkan dengan jumlah penduduk masih belum proporsional, sehingga masih diperlukan optimalisasi pelayanan kesehatan di tingkat dasar dan rujukan yang sesuai dengan standar. Angka Kesakitan dan Kematian penyakit menular dan tidak menular masih tinggi. Meningkatnya jumlah kasus penyakit menular TB Paru disebabkan belum semua komponen pelaksana penemuan II - 26 kasus di sarana pelayanan kesehatan mendapat pelatihan dan belum optimalnya ketersediaan prasarana dan sarana di Puskesmas dan Rumah Sakit. Angka kesakitan Demam Berdarah masih tinggi dikarenakan iklim yang tidak stabil dan curah hujan yang banyak yang merupakan sarana perkembangbiakan nyamuk Aedes aegepty serta belum optimalnya kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Penemuan infeksi HIV dan AIDS tiap tahun cenderung meningkat, hal ini sebagai hasil penemuan dan pencarian kasus yang semakin intensif melalui Voluntary Conceling and Testing (VCT) di Rumah Sakit Kab/Kota dan UPT BKPM di Jawa Tengah 3. Analisis pengelolaan pendanaan pelayanan SKPD Tabel 2.10 : Proporsi Anggaran Dinas Kesehatan Tahun 2009 2013 APBD (,000) Dinas Provinsi Kesehatan 1 2009 5.692.612.376 130.622.314 2 2010 6.263.446.469 139.477.000 3 2011 8.024.966.580 111.216.000 4 2012 11.928.572.886 156.220.000 5 2013 13.684.684.479 188.737.680 Sumber data : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2013 NO TAHUN % 2,29% 2,22% 1,38% 1,31% 1,38% Anggaran Dinas Kesehatan bersumber APBD Provinsi, pada tahun 2009 – 2013 fluktuatif cenderung mengalami peningkatan. Namun apabila dilihat proporsi anggaran Dinas Kesehatan terhadap anggaran Provinsi selama 5 tahun mengalami penurunan. Anggaran dan realisasi pendanaan pelayanan di Dinas Kesehatan tahun 2009 – 2013, selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2.11 berikut : II - 27 II - 28 Tabel 2.11 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 – 2013 Anggaran pada Tahun Uraian ***) (1) Realisasi Anggaran pada Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) PENDAPATAN DAERAH Pendapatan Asli Daerah - Hasil pajak daerah - Hasil retribusi daerah - Hasil pengelolaan kekayaan dipisahkan - Lain-lain PAD yang Sah Dana Perimbangan daerah yang - Bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak - Dana alokasi umum - Dana alokasi khusus Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah - Pendapatan hibah - Dana darurat - Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya - Dana penyesuaian dan otonomi khusus - Bantuan keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya BELANJA DAERAH Belanja tidak langsung - Belanja pegawai - Belanja bunga - Belanja subsidi - Belanja hibah II - 1 Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 (12) (13) (14) (15) (16) Rata-rata Pertumbuhan Anggaran Realisasi (17) (18) Anggaran pada Tahun Uraian ***) (1) - Belanja bantuan sosial - Belanja bagi provinsi/kabupaten/kota desa - Belanja tidak terduga Belanja langsung Realisasi Anggaran pada Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) hasil kepada dan pemerintahan - Belanja pegawai - Belanja barang dan jasa - Belanja modal PEMBIAYAAN Penerimaan pembiayaan - Sisa lebih perhitungan anggaran anggaran sebelumnya - Pencairan dana cadangan - Hasil penjualan kekayaan daerah dipisahkan - Penerimaan pinjaman daerah tahun yang - Penerimaan kembali pemberian pinjaman - Penerimaan piutang daerah Pengeluaran pembiayaan - Pembentukan dana cadangan - Penyertaan modal (investasi) daerah - Pembayaran pokok utang - Pemberian pinjaman daerah pemerintah Total Sumber : Dinas Kesehatan 2013 (Masih Menunggu data dari Subag Keuangan) II - 2 Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 (12) (13) (14) (15) (16) Rata-rata Pertumbuhan Anggaran Realisasi (17) (18) E. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan 1. Peluang dan Tantangan Eksternal a. Peluang Eksternal 1) Kelembagaan : Adanya perubahan regulasi otonomi daerah memungkinkan untuk mengevaluasi kelembagaan yang ada. 2) Sumber Daya : Antara lain yaitu : a). kesempatan mengalokasikan dan mengajukan formasi kebutuhan tenaga kesehatan melalui seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), Pegawai Tidak Tetap (PTT) untuk bidan; b). memfasilitasi Program Pendidikan Dokter/ Dokter Gigi Spesialis (PPD-DGS), dan formasi khusus dokter, dokter gigi dan dokter spesialis untuk daerah terpencil, daerah konflik, daerah tidak diminati dan daerah bencana; c). kerjasama dengan Perguruan Tinggi Pendidikan Kesehatan dalam rangka mencukupi tenaga kesehatan strategis; d). adanya forum komunikasi organisasi profesi kesehatan di Jawa Tengah; dan e). adanya kesempatan peningkatan pendidikan formal dan informal melalui BKD dan Badan Diklat. 3) Pembiayaan : Terdapat bantuan anggaran dari UNICEF, USAID dan dunia usaha/ masyarakat. b. Tantangan Eksternal 1) Kelembagaan : Dukungan sektor lain terhadap bidang kesehatan masih belum optimal karena masih ada anggapan bahwa II - 3 urusan kesehatan merupakan tanggung jawab Dinas Kesehatan saja. Jaringan kemitraan dengan berbagai pihak termasuk sektor pemerintah dan dunia usaha dalam penanganan masalah kesehatan sudah dilakukan namun belum optimal. Kemitraan yang kepekaan, telah dibangun belum menampakkan kepedulian dan rasa memiliki terhadap permasalahan dan upaya kesehatan. Kemitraan berbagai unsur terkait termasuk stakeholder belum ditata secara baik sesuai peran, fungsi dan tanggung jawab masing – masing dalam pemberdayaan di bidang kesehatan. 2) Sumber Daya (Manusia dan Sarana) : Antara lain yaitu : a) pemenuhan formasi masih tergantung pada kebijakan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi; b). belum adanya regulasi pengangkatan pegawai terutama SDM kesehatan di tingkat pemerintah daerah. 3) Pembiayaan : Kesadaran masyarakat terhadap asuransi kesehatan belum tumbuh dengan baik, terlihat dari masih rendahnya kemandirian masyarakat untuk membiayai jaminan pemeliharaan kesehatannya. Ketersediaan dan pengalokasian pembiayaan kesehatan baik dari pemerintah, masyarakat, swasta dan dunia usaha masih rendah, belum tertata secara terpadu dan terorganisir dan belum terlihat jelas pembagian tugasnya. Pembangunan kesehatan di Kabupaten/ Kota belum sepenuhnya menjadi prioritas daerah karena di beberapa II - 4 kabupaten/ kota alokasi anggaran kesehatan masih rendah (< 10% dari total anggaran kabupaten/ kota). 4) Budaya : Gaya Hidup yang tidak sehat dapat mengakibatkan berbagai macam penyakit, antara lain : sakit jantung, tekanan darah tinggi, kanker, stroke, diabetes, dan lainnya yang kesemuanya disebabkan oleh 3 faktor resiko utama, yaitu : merokok, kurang aktifitas fisik dan kurangnya makan makanan berserat. Untuk mencegah hal tersebut perlu diterapkan gaya hidup sehat setiap hari. Di Provinsi Jawa Tengah masalah sosial budaya masih sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat, terutama masyarakat yang bertempat tinggal di pedesaan. Pengaruh sosial budaya dalam masyarakat akan memberikan peran penting dalam mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Adanya perubahan sosial budaya di suatu daerah dapat memberikan dampak positif maupun negatif. Hubungan antara budaya dan kesehatan sangatlah erat, kebudayaan/kultur ataupun kepercayaan dapat membentuk kebiasaan dan respons masyarakat terhadap kesehatan. Salah satu contoh suatu masyarakat desa yang sederhana dapat bertahan dengan berbagai kebiasaan yang dikaitkan dengan kehamilan, kelahiran, pemberian makanan bayi dan cara-cara pengobatan tertentu sesuai dengan tradisinya, budaya paternalistik dimana pengambil keputusan ada pada suami, orang tua ataupun mertua. II - 5 2. Kelemahan dan Kekuatan Internal a. Kelemahan Internal 1) Kelembagaan (Dinkes dan Mitra): Struktur organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah yang ada saat ini mengakibatkan beban kerja di masing-masing seksi tidak seimbang. Hal ini berakibat pada koordinasi yang dilakukan belum optimal. 2) Sumber Daya (Manusia dan Sarana) : Tenaga kesehatan strategis (dokter, dokter spesialis dasar dan anestesi, dokter gigi, perawat, bidan, sanitarian) masih kurang baik kualitas maupun kuantitas termasuk distribusi penempatan. penempatan tenaga Hal ini kesehatan dapat tidak menyebabklan sesuai dengan kebutuhan. Pengadaan alat kesehatan di beberapa sarana pelayanan kesehatan sudah mengikuti kemajuan teknologi, namun belum diikuti dengan alokasi anggaran untuk pemeliharaan yang memadai, sehingga usia pakai alat kesehatan tidak berumur panjang. Sebagian besar Puskesmas PONED belum berfungsi secara optimal karena keterbatasan sarana prasarana, dan belum didukung kesiapan serta ketersediaan tenaga terlatih. 3) Pembiayaan: Pembiayaan kesehatan lebih mengutamakan kepada penyediaan anggaran kesehatan oleh pemerintah sendiri, selain belum efektif dan efisiensi, penggunaannya belum optimal karena alokasi yang belum sesuai dengan prioritas kesehatan. Proporsi anggaran lebih besar untuk kegiatan kuratif daripada promotif dan preventif. II - 6 b. Kekuatan Internal 1) Kelembagaan Keberadaan UPT Dinas Kesehatan memberi kontribusi dalam pelayanan kepada masyarakat melalui program – program tertentu seperti penyakit paru, penyakit indra (mata, kulit, gigi mulut, THT), penunjang diagnosa, pendidikan dan pelatihan profesi tenaga kesehatan dan pendidikan keperawatan. 2) Sumber Daya (Manusia dan Sarana prasarana) Kesempatan mengalokasikan formasi kebutuhan tenaga melalui jasa pihak ketiga contoh tenaga cleaning service, satpam. Adanya kesempatan peningkatan pendidikan secara formal dan informal tenaga kesehatan melalui dana APBD mapun APBN. Pengusulan ketersediaan/ pemenuhan sarana dan prasarana melalui anggaran bantuan gubernur, DAK dan TP. 3) Pembiayaan Terdapat berbagai sumber alokasi anggaran dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan baik dari Pemerintah Provinsi/ APBD (hibah, bantuan keuangan desa, bantuan sosial, bantuan gubernur, Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau / DBHCHT), Pemerintah pusat (Dekonsentrasi dan tugas pembantuan) dan anggaran bantuan luar negeri (GFATM, dan NLR). II - 7 E. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan 1. Peluang dan Tantangan Eksternal a. Peluang Eksternal 1) Kelembagaan : Adanya perubahan regulasi otonomi daerah memungkinkan untuk mengevaluasi kelembagaan yang ada. 2) Sumber Daya : Antara lain yaitu : a). kesempatan mengalokasikan dan mengajukan formasi kebutuhan tenaga kesehatan melalui seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), Pegawai Tidak Tetap (PTT) untuk bidan; b). memfasilitasi Program Pendidikan Dokter/ Dokter Gigi Spesialis (PPD-DGS), dan formasi khusus dokter, dokter gigi dan dokter spesialis untuk daerah terpencil, daerah konflik, daerah tidak diminati dan daerah bencana; c). kerjasama dengan Perguruan Tinggi Pendidikan Kesehatan dalam rangka mencukupi tenaga kesehatan strategis; d). adanya forum komunikasi organisasi profesi kesehatan di Jawa Tengah; dan e). adanya kesempatan peningkatan pendidikan formal dan informal melalui BKD dan Badan Diklat. 3) Pembiayaan : Terdapat bantuan anggaran dari UNICEF, USAID dan dunia usaha/ masyarakat. b. Tantangan Eksternal 1) Kelembagaan : Dukungan sektor lain terhadap bidang kesehatan masih belum optimal karena masih ada anggapan bahwa II - 28 urusan kesehatan merupakan tanggung jawab Dinas Kesehatan saja. Jaringan kemitraan dengan berbagai pihak termasuk sektor pemerintah dan dunia usaha dalam penanganan masalah kesehatan sudah dilakukan namun belum optimal. Kemitraan yang kepekaan, telah dibangun belum menampakkan kepedulian dan rasa memiliki terhadap permasalahan dan upaya kesehatan. Kemitraan berbagai unsur terkait termasuk stakeholder belum ditata secara baik sesuai peran, fungsi dan tanggung jawab masing – masing dalam pemberdayaan di bidang kesehatan. 2) Sumber Daya (Manusia dan Sarana) : Antara lain yaitu : a) pemenuhan formasi masih tergantung pada kebijakan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi; b). belum adanya regulasi pengangkatan pegawai terutama SDM kesehatan di tingkat pemerintah daerah. 3) Pembiayaan : Kesadaran masyarakat terhadap asuransi kesehatan belum tumbuh dengan baik, terlihat dari masih rendahnya kemandirian masyarakat untuk membiayai jaminan pemeliharaan kesehatannya. Ketersediaan dan pengalokasian pembiayaan kesehatan baik dari pemerintah, masyarakat, swasta dan dunia usaha masih rendah, belum tertata secara terpadu dan terorganisir dan belum terlihat jelas pembagian tugasnya. Pembangunan kesehatan di Kabupaten/ Kota belum sepenuhnya menjadi prioritas daerah karena di beberapa II - 29 kabupaten/ kota alokasi anggaran kesehatan masih rendah (< 10% dari total anggaran kabupaten/ kota). 4) Budaya : Gaya Hidup yang tidak sehat dapat mengakibatkan berbagai macam penyakit, antara lain : sakit jantung, tekanan darah tinggi, kanker, stroke, diabetes, dan lainnya yang kesemuanya disebabkan oleh 3 faktor resiko utama, yaitu : merokok, kurang aktifitas fisik dan kurangnya makan makanan berserat. Untuk mencegah hal tersebut perlu diterapkan gaya hidup sehat setiap hari. Di Provinsi Jawa Tengah masalah sosial budaya masih sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat, terutama masyarakat yang bertempat tinggal di pedesaan. Pengaruh sosial budaya dalam masyarakat akan memberikan peran penting dalam mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Adanya perubahan sosial budaya di suatu daerah dapat memberikan dampak positif maupun negatif. Hubungan antara budaya dan kesehatan sangatlah erat, kebudayaan/kultur ataupun kepercayaan dapat membentuk kebiasaan dan respons masyarakat terhadap kesehatan. Salah satu contoh suatu masyarakat desa yang sederhana dapat bertahan dengan berbagai kebiasaan yang dikaitkan dengan kehamilan, kelahiran, pemberian makanan bayi dan cara-cara pengobatan tertentu sesuai dengan tradisinya, budaya paternalistik dimana pengambil keputusan ada pada suami, orang tua ataupun mertua. II - 30 2. Kelemahan dan Kekuatan Internal a. Kelemahan Internal 1) Kelembagaan (Dinkes dan Mitra): Struktur organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah yang ada saat ini mengakibatkan beban kerja di masing-masing seksi tidak seimbang. Hal ini berakibat pada koordinasi yang dilakukan belum optimal. 2) Sumber Daya (Manusia dan Sarana) : Tenaga kesehatan strategis (dokter, dokter spesialis dasar dan anestesi, dokter gigi, perawat, bidan, sanitarian) masih kurang baik kualitas maupun kuantitas termasuk distribusi penempatan. penempatan tenaga Hal ini kesehatan dapat tidak menyebabklan sesuai dengan kebutuhan. Pengadaan alat kesehatan di beberapa sarana pelayanan kesehatan sudah mengikuti kemajuan teknologi, namun belum diikuti dengan alokasi anggaran untuk pemeliharaan yang memadai, sehingga usia pakai alat kesehatan tidak berumur panjang. Sebagian besar Puskesmas PONED belum berfungsi secara optimal karena keterbatasan sarana prasarana, dan belum didukung kesiapan serta ketersediaan tenaga terlatih. 3) Pembiayaan: Pembiayaan kesehatan lebih mengutamakan kepada penyediaan anggaran kesehatan oleh pemerintah sendiri, selain belum efektif dan efisiensi, penggunaannya belum optimal karena alokasi yang belum sesuai dengan prioritas kesehatan. Proporsi anggaran lebih besar untuk kegiatan kuratif daripada promotif dan preventif. II - 31 b. Kekuatan Internal 1) Kelembagaan Keberadaan UPT Dinas Kesehatan memberi kontribusi dalam pelayanan kepada masyarakat melalui program – program tertentu seperti penyakit paru, penyakit indra (mata, kulit, gigi mulut, THT), penunjang diagnosa, pendidikan dan pelatihan profesi tenaga kesehatan dan pendidikan keperawatan. 2) Sumber Daya (Manusia dan Sarana prasarana) Kesempatan mengalokasikan formasi kebutuhan tenaga melalui jasa pihak ketiga contoh tenaga cleaning service, satpam. Adanya kesempatan peningkatan pendidikan secara formal dan informal tenaga kesehatan melalui dana APBD mapun APBN. Pengusulan ketersediaan/ pemenuhan sarana dan prasarana melalui anggaran bantuan gubernur, DAK dan TP. 3) Pembiayaan Terdapat berbagai sumber alokasi anggaran dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan baik dari Pemerintah Provinsi/ APBD (hibah, bantuan keuangan desa, bantuan sosial, bantuan gubernur, Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau / DBHCHT), Pemerintah pusat (Dekonsentrasi dan tugas pembantuan) dan anggaran bantuan luar negeri (GFATM, dan NLR). II - 32 BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI A. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Mendasarkan pada permasalahan pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah berdasarkan sumber daya kesehatan dan evaluasi kinerja pelayanan umum dan khusus, maka dapat disimpulkan bahwa permasalahan berdasarkan tugas pokok dan fungsi sebagai berikut: 1. Lingkup Koordinasi - Koordinasi lintas program yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi antar Seksi/Sub Bagian, kejelasan peran sebagian kecil tugas pokok fungsi yang memerlukan koordinasi seperti contoh pembinaan UKS (melibatkan Seksi Promosi Kesehatan, Seksi Pemberdayaan, Seksi Upaya Kesehatan Masyarakat dan Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi), Pengawasan dan pembinaan Makanan minuman melibatkan Seksi Farmasi dan Seksi Penyehatan Lingkungan, Pengelolaan tenaga Bidan PTT melibatkan Seksi Sumber Daya Manusia dan Organisasi Profesi dan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, Pemeriksaan calon jamaah haji seharusnya merupakan tupoksi Seksi Upaya Kesehatan Masyarakat dan melibatkan Seksi Pencegahan Penyakit dan Kejadian Luar Biasa, tapi dilaksanakan di Seksi Pencegahan Penyakit dan Kejadian Luar Biasa - Koordinasi Lintas Sektor seperti contoh kegiatan Pembinaan Posyandu melibatkan lintas sektor Bapermades dengan Dinas kesehatan, Penyediaan air bersih (DPU dan Dinkes), Pelayanan III - 1 KB (BP3AKB, BKKBN dan Dinkes), Kesehatan Kerja (Disnakertrans dan Dinkes) - Koordinasi dengan Kab/Kota, antara Dinkes Kab/ Kota dan Dinkes Provinsi tidak ada hubungan hirarki sehingga perhatian kabupaten/ kota terhadap pembangunan kesehatan di tingkat provinsi kurang. Contoh masih adanya usulan Tugas Pembantuan Pembantuan dari kabupaten/ kota yang langsung ke Pusat. - Koordinasi dengan Pusat/vertikal, permasalahan yang timbul antara lain perencanaan yang top down dari Pusat ke Kabupaten/kota, sementara Provinsi diminta pertanggungjawaban dalam pengendalian dan evaluasinya. Contoh TP P2PL, anggaran top down langsung ke kabupaten/ kota. 2. Lingkup Fasilitasi - Fasilitasi dari Provinsi belum semua mendapat dukungan oleh Kabupaten/ Kota termasuk kebijakan dan anggaran. Diharapkan adanya kesinambungan dan dukungan Kabupaten/ Kota dari hasil Fasilitasi Provinsi yang bukan menjadi kewenangan provinsi. Contoh mutasi tenaga kesehatan yang sudah dilatih ketrampilan PONED/PONEK. 3. Lingkup Sinkronisasi - Kebijakan kesehatan di tingkat provinsi belum semuanya selaras dengan kebijakan di Kabupaten/ Kota sehingga berdampak kurang sinkronnya kegiatan di Kabupaten/ Kota dan Provinsi III - 2 B. Telaah Visi, Misi dan Program Pembangunan Jangka Menengah Daerah Jawa Tengah Visi Pembangunan Jangka Menengah Daerah Jawa Tengah 2013 – 2018 adalah “Menuju Jawa Tengah Sejahtera dan Berdikari, Mboten korupsi, mboten ngapusi”. Dalam mewujudkan Visi, terdapat 7 (tujuh) Misi sebagai berikut: 1. Membangun Jawa Tengah berbasis Tri Sakti Bung Karno, berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian di bidang budaya. 2. Mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan, menanggulangi kemiskinan dan pengangguran 3. Mewujudkan penyelenggaraan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang bersih, jujur dan transparan “mboten korupsi, mboten ngapusi 4. Memperkuat kelembagaan sosial masyarakat untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan 5. Memperkuat partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan dan proses pembangunan yang menyangkut hajat hidup orang banyak 6. Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat 7. Meningkatkan infrastruktur dan mempercepat pembangunan Jawa Tengah yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Visi kesejahteraan dan berdikari mengandung makna terpenuhinya kebutuhan dasar rakyat (pangan, sandang, perumahan, air bersih, pendidikan, kesehatan, pekerjaan, rasa aman, berpartisipasi secara optimal). Terjalinnya hubungan antar anggota masyarakat yang saling menghargai perbedaan, inklusif dan tidak membeda-beakan, saling membantu, tepo sliro dan bergotong royong. III - 3 Tersedianya sarana prasarana publik (infrastruktur fisik, non fisik dan sosial) yang nyaman, memadai serta terjangkau. Penyusunan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah sebagai upaya dalam melaksanakan pokok – pokok pikiran visi dan misi pembangunan Jawa Tengah, terutama misi ke 6 yaitu meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar melalui paket sehat. Implementasi pelaksanaan upaya tersebut dilandasi dengan nilai keutamaan “mboten korupsi, mboten ngapusi”. Makna kesejahteraan dalam bidang kesehatan sebagaimana tertuang dalam “paket sehat” adalah meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan berpihak pada publik, antara lain dengan upaya: 1. Melengkapi sarana dan prasarana, fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai khususnya penambahan kamar kelas tiga dan puskesmas rawat inap; 2. Melakukan pemetaan kesehatan warga sekaligus mengembangkan system informasi pelayann kesehatan on line; 3. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya pencegahan (preventif) dengan mensosialisasikan budaya hidup bersih, berolah raga dan mewujudkan rumah sehat; 4. Memberikan jaminan pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan mengutamakan pelayanan khusus bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan lanjut usia; 5. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak dengan memberdayakan posyandu yang terintegrasi dengan pelayanan sosial. III - 4 C. Telaah Renstra Kementerian Kesehatan Visi Kementerian Kesehatan “Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan”. Untuk mencapai masyarakat yang mandiri dan berkeadilan ditempuh dengan Misi sebagai berikut: 1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani. 2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan. 3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan. 4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik. Dari Visi dan Misi tersebut terlihat bahwa Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah mempunyai keinginan yang sama dalam kurun waktu lima tahun ke depan yaitu mewujudkan masyarakat sehat dan berkeadilan dengan melibatkan peran pemerintah, masyarakat dan swasta. Potensi dan permasalahan kesehatan antara Dinas Kesehatan dan Kementerian Kesehatan terdapat kesamaan yaitu Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi, yang masih jauh dari target MDG’s dan masih diperlukan sumber daya manusia yang kompeten. AKI di Jawa Tengah belum mencapai target MDG’s namun sudah lebih rendah dari target angka Nasional. Keberhasilan kinerja dalam penurunan AKI dan AKB di Jawa Tengah memberi kontribusi keberhasilan penurunan AKI dan AKB di tingkat nasional. Mengingat jumlah penduduk di Jawa Tengah yang besar (33.270.000 jiwa) berpotensi terhadap penambahan jumlah kematian ibu. Diharapkan pada tahun yang akan datang dapat menjadi penopang AKI dan AKB tingkat nasional (buffer). III - 5 Secara umum terjadi penurunan angka kesakitan, namun penularan infeksi penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang menonjol. Disamping terjadi peningkatan penyakit menular yang berkontribusi besar terhadap kesakitan dan kematian. Target cakupan imunisasi yang belum tercapai perlu peningkatan upaya preventif dan promotif seiring dengan upaya kuratif dan rehabilitatif. Jumlah dan jenis tenaga kesehatan terus meningkat, namun kebutuhan dan pemerataan distribusi belum terpenuhi. Kualitas tenaga juga masih rendah. Masalah kurangnya tenaga kesehatan baik jumlah, jenis dan distribusinya menimbulkan dampak terhadap rendahnya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas. D. Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Kajian Lingkungan Hidup Startegis (KLHS) Dalam penyusunan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) harus memperhatikan aspek kesehatan, disisi lain dalam paradigma sehat membutuhkan dukungan dari berbagai pihak terkait termasuk peruntukan tata ruang. Pembangunan aspek kesehatan dipastikan tidak akan melanggar rencana tata ruang wilayah. Berdasarkan kajian KLHS yang dilakukan Provinsi Jawa Tengah untuk penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Tengah, terdapat 25 (duapuluh lima) program yang diperkirakan mempengaruhi dampak lingkungan strategis. Dinas Kesehatan selama 5 (lima) tahun ke depan tidak memberikan dampak lingkungan strategis. E. Penentuan Isu-Isu Strategis Berdasarkan telaah capaian indikator kinerja Dinas Kesehatan Provinsi tahun 2008 – 2013 dibandingkan dengan target yang tertuang III - 6 dalam dokumen perencanaan (RPJMD, Renstra, SPM, MDG’s dan RAD PG) maka indikator yang belum tercapai dan menjadi isu strategis adalah sebagai berikut : 1. Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi dan Gizi Buruk Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian bayi (AKB) masih menjadi masalah yang aktual di Jawa Tengah (AKI: 116,34/100.000 KH; AKB: 10,75/1.000 KH) meskipun angka ini sudah lebih baik dibanding target nasional (AKI: 226/100.000 KH; AKB: 24/1.000 KH). Peningkatan AKI di Jawa Tengah disebabkan meningkatnya jumlah kehamilan risiko tinggi, masih rendahnya deteksi dini masyarakat serta kurang mampunya kecepatan dan ketepatan pengambilan keputusan rujukan kehamilan risiko tinggi. Demikian pula dengan AKB yang antara lain disebabkan asfiksia (sesak nafas saat lahir), bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR), infeksi neonatus, pneumonia, diare dan gizi buruk. Status gizi buruk bayi antara lain disebabkan belum tepatnya pola asuh khususnya pemberian ASI eksklusif. Upaya untuk menurunkan AKI dan AKB dengan pelayanan kesehatan ibu dan anak di puskesmas PONED dan Rumah Sakit PONEK, namun pelaksanaan pelayanan kesehatan masih belum optimal disebabkan karena belum terpenuhinya prasarana dan sarana, belum meratanya pendayagunaan tenaga kesehatan serta masih kurangnya kompetensi tenaga kesehatan. Sarana pelayanan kesehatan di Jawa Tengah jika dibandingkan dengan jumlah penduduk masih belum proporsional, sehingga masih diperlukan optimalisasi pelayanan kesehatan di tingkat dasar dan rujukan yang sesuai dengan standar. Peran suami siaga dalam penurunan angka kematian ibu perlu lebih ditingkatkan dengan keikutsertaan suami dalam kelas III - 7 ibu hamil. Masih kurangnya partisipasi wanita dalam merencanakan suatu persalinan dan mengambil keputusan (memutuskan siapa penolong persalinan, dimana tempat melahirkan, alat kontrasepsi yang akan digunakan pasca melahirkan, dll) masih menjadi otoritas suami. Masih adanya gender stereotype (lak-laki sebagai kepala keluarga dan pengambil keputusan) dan anggapan masyarakat bahwa masalah kehamilan dan persalinan menjadi urusan wanita dan merupakan hal yang biasa. Perlu dukungan dan perhatian suami terhadap kehamilan dan persalinan seorang istri. 2. Angka Kesakitan dan Kematian Penyakit Menular dan tidak menular Angka Kesakitan dan Kematian penyakit menular dan tidak menular masih tinggi. Meningkatnya jumlah kasus penyakit menular TB Paru disebabkan belum semua komponen pelaksana penemuan kasus di sarana pelayanan kesehatan mendapat pelatihan dan belum optimalnya ketersediaan prasarana dan sarana di Puskesmas dan Rumah Sakit. Angka kesakitan Demam Berdarah masih tinggi, di atas angka nasional, dikarenakan iklim yang tidak stabil dan curah hujan yang banyak yang merupakan sarana perkembangbiakan nyamuk Aedes aegipty serta tidak maksimalnya kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Penemuan infeksi HIV dan AIDS tiap tahun cenderung meningkat disebabkan upaya penemuan dan pencarian kasus yang semakin intensif melalui VCT di Rumah Sakit. Penyakit-penyakit menular/ infeksi masih menjadi masalah di masyarakat, di sisi lain angka kesakitan dan kematian beberapa penyakit tidak menular dan degeneratif seperti Diabetes mellitus III - 8 (DM), kardiovaskuler, hipertensi cenderung meningkat. III - 9 dan kanker (keganasan) BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN A. Visi Dan Misi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Untuk mencapai sasaran pembangunan kesehatan pada akhir tahun 2018 telah ditetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 – 2018 sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2014. Dengan mempertimbangkan perkembangan dan berbagai kecenderungan masalah kesehatan ke depan, mempertimbangkan Visi dan Misi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah ditetapkan Visi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah yaitu: “Institusi yang Profesionaal dalam Mewujudkan Kesehatan Paripurna di Jawa Tengah” Profesional dimaknai sebagai pola pikir, pola sikap dan pola tindak yang sistematis, transparan dan akuntabel dari para pelaku di jajaran Dinas Kesehatan. Kesehatan Paripurna dimaknai sebagai isu kesehatan yang meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang diperankan oleh semua pelaku kesehatan di Jawa Tengah baik eksekutif, legislatif, yudikatif, dunia usaha dan atau lembaga non pemerintah serta masyarakat secara profesional dan bertanggungjawab termasuk penyediaan sumber daya kesehatan. Dalam rangka mewujudkan Visi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 – 2018, telah ditetapkan 4 (empat) Misi yaitu : IV - 1 1. Melaksanakan pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkeadilan Masyarakat mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan paripurna dengan sebaik – baiknya tanpa membedakan kesenjangan sosial ekonomi maupun geografis, untuk itu penyelenggaraan pelayanan kesehatan harus bermutu, merata, terjangkau, berkesinambungan dan berkeadilan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah, masyarakat dan swasta. Pelayanan kesehatan baik dasar maupun rujukan yang bermutu, merata dan terjangkau, akan terpenuhi apabila ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan juga bermutu, merata dan terjangkau. Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan tersebut, perlu suatu proses yang mencakup aspek penyusunan, implementasi dan monitoring evaluasi yang dapat dipertanggung jawabkan secara transparan dan partisipatif. Setiap upaya pembangunan harus berkontribusi terhadap peningkatan derajat kesehatan baik secara langsung maupun tidak langsung. Upaya tersebut harus dapat menekan sekecil mungkin dampak negatif yang merugikan kesehatan masyarakat beserta lingkungannya. Untuk berperilaku hidup bersih dan sehat, perlu peningkatan kemampuan merencanakan, mengatasi, masyarakat dalam mengenali, memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan dirinya sendiri dan lingkungannya sebagai upaya pengendalian dan pencegahan penyakit dan kejadian luar biasa. Dalam penggalian dana guna menjamin ketersediaan sumberdaya pembiayaan kesehatan, perlu advokasi dan sosialisasi kepada semua penyandang dana, baik pemerintah maupun masyarakat termasuk swasta. IV - 2 Dalam upaya pengelolaan sumberdaya pembiayaan yang efektif dan efisien, khususnya dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat, dikembangkan Sistem Jaminan Kesehatan Daerah. 2. Mewujudkan sumber daya manusia kesehatan yang berdaya saing Semakin ketatnya persaingan global termasuk tenaga kesehatan, diperlukan tenaga kesehatan yang terampil dan kompeten (cakap, berkuasa untuk menentukan/ memutuskan sesuai kewenangan) sehingga mampu bersaing dengan tenaga kesehatan asing, baik yang akan bekerja di institusi pelayanan kesehatan dalam negeri maupun luar negeri, diperlukan upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia kesehatan melalui regulasi di bidang kesehatan dan pengembangan profesionalisme dengan menyiapkan kurikulum yang sesuai pada setiap pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan yang dilakukan Dinas kesehatan Provinsi harus terakreditasi, baik kurikulum, jumlah peserta, pelatih, penyelenggara pelatihan dan tempat pelatihan (sarana, prasarana pelatihan). 3. Mewujudkan peran serta masyarakat dan pemangku kepentingan dalam pembangunan kesehatan Pembangunan kesehatan harus diselenggarakan dengan menggalang kemitraan antara pemerintah, masyarakat dan dunia usaha serta lembaga terkait, dengan mendayagunakan potensi yang dimiliki. Kemitraan diwujudkan dalam suatu jejaring agar diperoleh sinergisme yang mantap. Untuk itulah diperlukan adanya IV - 3 penggerakkan kemitraan dan peran serta masyarakat dalam mewujudkan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat. 4. Melaksanakan Pelayanan Publik yang Bermutu Pelayanan publik di lingkungan Dinas Kesehatan meliputi pelayanan informasi dan administrasi baik internal maupun eksternal. Pelayanan internal meliputi administrasi kepegawaian (Penetapan Angka Kredit bagi tenaga fungsional kesehatan di kabupaten/ kota, UPTD dan Rumah Sakit; penempatan bidan PTT), keuangan (termasuk penggajian bidan PTT) dan aset, yang harus dilakukan secara transparan dan akuntabel dalam rangka mewujudkan good governance. Pelayanan administrasi eksternal meliputi pemberian rekomendasi terkait usulan sarana prasarana dari Rumah Sakit, Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota, pelayanan perijinan di bidang farmasi dan perbekalan kesehatan, peningkatan kelas dan akreditasi rumah sakit umum dan swasta. Pelayanan informasi terdiri dari pelayanan kehumasan dan informasi publik melalui media elektronik (website, televisi, teleconference, radio, dll) dan media cetak (majalah infokes, leaflet, poster, dll), baliho dan spanduk. Visi dan Misi tidak akan terwujud apabila kondisi penduduk Provinsi Jawa Tengah tidak sehat, sehingga perlu perencanaan strategis yang mampu mengatasi berbagai hambatan dan kendala bidang kesehatan. Pengembangan kebijakan pembangunan kesehatan sangat penting mengingat penyelenggaraan pembangunan kesehatan pada saat ini semakin kompleks sejalan dengan permasalahan, IV - 4 perkembangan demokrasi, desentralisasi dan tuntutan globalisasi yang semakin meningkat. Kesehatan merupakan sektor yang kompleks dengan banyak pelaku di lembaga pemerintah, masyarakat, dan kelompok swasta. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan mewujudkan pembangunan berwawasan kesehatan di Provinsi Jawa Tengah, terdapat beberapa pelaku antara lain: (1) Pelaku dalam Stewardship mencakup lembaga yang berfungsi sebagai penetap kebijakan dan regulator dalam sistem kesehatan di Provinsi Jawa Tengah. Disamping itu ada Lembaga dan Unit Pemerintah non Dinas Kesehatan yang terkait dengan sektor Kesehatan sebagai pemangku kepentingan atau SKPD Lain yang terkait sektor kesehatan; (2) Pelaku dalam Financing (Sumber Pendanaan Kesehatan) adalah : Kementerian Kesehatan dan berbagai Kementerian teknis terkait kesehatan yang memberikan Anggaran Pemerintah Pusat; Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah yang memberikan Anggaran Pemerintah Provinsi; Masyarakat dan Swasta yang memberikan kontribusi; (3) Pelaku dalam Pelayanan Kesehatan (Healthcare Delivery), mencakup Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta; Lembaga Pelayanan Kesehatan non Rumah Sakit milik Pemerintah; Lembaga Pelayanan Kesehatan non - Rumah Sakit milik Swasta; Lembaga Pelayanan kesehatan penunjang lainnya : Apotik/ Toko Obat, Klinik, Praktek dokter bersama, Rumah Bersalin, laboratorium, praktek komplementer. Disamping itu terdapat Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Kesehatan dan Organisasi Profesi serta (4) Pelaku dalam Resource Generation adalah berbagai Lembaga Pendidikan Tenaga Kesehatan Pemerintah dan Swasta. Selanjutnya, untuk dapat menjalankan peran secara optimal maka sektor kesehatan perlu menggunakan konsep good governance secara baik. Dalam konsep good governance, Dinas Kesehatan Provinsi IV - 5 Jawa Tengah memiliki tiga peran kunci, yakni sebagai: (1) sebagai regulator, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah harus menjadi penggerak, institusi paling utama, yang terbaik dan paling tahu tentang kesehatan, sebagai panutan, cakap, mampu, proaktif yang dilandasi dengan pola pikir, pola sikap dan pola tindak yang sistematis, transparan dan akuntabel dalam sistem pelayanan kesehatan di wilayahnya untuk mencapai status kesehatan masyarakat yang optimal; (2) sebagai pemberi dana, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Dinas Kesehatan harus menjamin bahwa layanan kesehatan yang diperlukan oleh masyarakat dapat diakses oleh seluruh masyarakat, sehingga jika terjadi barier ekonomi dari kelompok masyarakat yang miskin, maka Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah harus menjadi ujung tombak dan bertanggung jawab menyediakan dana dan atau membuat sistem, supaya pelayanan kesehatan dapat diakses oleh penduduk miskin dengan kualitas yang baik; (3) sebagai pelaksana, maka Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah harus menjadi motivator, leader, dan institusi yang menjadi tumpuan pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam rangka menyediakan layanan kesehatan paripurna yang diperankan oleh semua pelaku di Jawa Tengah baik eksekutif, legislatif, yudikatif, dunia usaha dan atau lembaga-lembaga non pemerintahan secara profesional dan bertanggungjawab, termasuk penyediaan sumber daya kesehatan bagi masyarakat yang bermutu, kompeten, cakap dan bertanggung jawab melalui Unit Pelayanan Teknis (UPT), Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota, Puskesmas, Poliklinik Kesehatan Desa (PKD) serta Rumah Sakit Umum dan Khusus. IV - 6 B. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Tujuan yang akan dicapai oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah secara umum adalah terwujudnya Institusi yang Profesional dalam Mewujudkan Kesehatan Paripurna di Jawa Tengah yang mampu menggerakkan pembangunan bidang kesehatan oleh pemerintah, swasta dan masyarakat dalam rangka meningkatkan status kesehatan, pembiayaan kesehatan dan pelayanan kesehatan yang bermutu. Untuk mencapai tujuan dimaksud, Visi telah dijabarkan dalam 4 (empat) misi. Dalam rangka mencapai Misi-misi tersebut, maka tujuan dan sasaran yang akan dicapai adalah : 1. Misi I : Meningkatkan Pelayanan Kesehatan yang Bermutu dan Berkeadilan Untuk mencapai misi ini, maka tujuan dan sasaran yang akan dicapai adalah : a. Tujuan : Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat b. Sasaran : 1) Meningkatnya kesehatan ibu dan anak 2) Terkendalinya penyakit menular dan tidak menular 3) Meningkatnya fasilitas pelayanan kesehatan yang memenuhi standar 4) Meningkatnya kuantitas dan kualitas kesehatan pemukiman, tempat-tempat umum dan tempat pengolahan makanan 5) Meningkatnya mutu sediaan farmasi, makanan minuman, alat kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT). IV - 7 2. Misi II : Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing Untuk mencapai misi ini, maka tujuan dan sasaran yang akan dicapai adalah : a. Tujuan : 1) Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia kesehatan 2) Meningkatkan pelayanan pendidikan dan pelatihan bidang kesehatan 3) Mendayagunakan sumber daya manusia kesehatan b. Sasaran : 1) Meningkatnya masyarakat yang mengikuti pendidikan di institusi pendidikan kesehatan 2) Meningkatnya kualitas institusi pendidikan kesehatan 3) Meningkatnya sumber daya manusia kesehatan yang mengikuti pendidikan dan pelatihan 4) Meningkatnya pendidikan dan pelatihan yang terakreditasi 5) Meratanya distribusi tenaga kesehatan 3. Misi III : Mewujudkan Peran Serta Masyarakat dan Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan Kesehatan a. Tujuan : 1) Meningkatkan advokasi dan social support pemangku kepentingan b. Sasaran : 1) Meningkatnya peran pemerintah kabupaten/ kota dalam pembangunan kesehatan 2) Meningkatnya peran dunia usaha dalam pembangunan kesehatan IV - 8 3) Meningkatnya peran masyarakat dalam pembangunan kesehatan 4. Misi IV : Melaksanakan Pelayanan Publik yang Bermutu a. Tujuan : 1) Meningkatkan pelayanan administrasi di bidang kesehatan 2) Meningkatkan pelayanan informasi di bidang kesehatan b. Sasaran : 1) Meningkatnya penerbitan ijin dan registrasi sumber daya kesehatan 2) Meningkatnya tata kelola kepegawaian, kehumasan, aset, keuangan, perencanaan dan evaluasi pembangunan kesehatan 3) Meningkatnya tata kelola administrasi perkantoran 4) Meningkatnya masyarakat yang memanfaatkan informasi kesehatan C. Strategi dan Kebijakan Untuk mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran maka strategi yang akan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dalam periode 2013 – 2018 menurut Misi adalah sebagai berikut : 1. Melaksanakan pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkeadilan. a. Strategi : 1) Peningkatan kesehatan ibu, bayi dan anak melalui upaya : a) Penyelenggaraan pelayanan KIA, yang meliputi : i. penemuan kasus risiko tinggi dan tindak lanjutnya ii. penguatan Distric Team Probling Solving (DTPS) Kab/Kota, IV - 9 iii. pelacakan kematian maternal perinatal, iv. pendampingan KIA kab/kota, v. penguatan pelayanan Antenatal Care (ANC) Perinatal Care (PNC) dan SOP kegawatdaruratan obstetri neonatal, vi. Review program KIA Tk. Provinsi, vii. Review pelaksanaan ANC PNC dan SOP kegawatdaruratan obstetri neonatal, viii. Penguatan manajemen dan jejaring pelayanan persalinan dan rujukan tingkat Regional, ix. Penguatan Program Perencanaan Pertolongan Persalinan dan Komplikasi (P4K) Kab/Kota, x. Pembelajaran hasil rekomendasi Audit Maternal Perinatal (AMP) Kab/Kota, xi. Pertemuan koordinasi perencanaan, evaluasi program Gizi, KIA dan validasi data, xii. Peningkatan penanganan kapasitas dan tenaga pelayanan kesehatan kekerasan dalam terhadap perempuan dan anak (KtPA), xiii. Analisis AMP Kab/Kota xiv. Puskesmas mampu tatalaksana PKPR, xv. Pengembangan screening hipotyroid kongenital. b) Pemantauan Wilayah Setempat KIA, yang meliputi : i. Analisis, penelusuran data kohort dan rencana tindak lanjut, ii. Pembinaan teknis program KIA, reproduksi dan KB iii. Penguatan penyeliaan fasilitatif. c) Peningkatan upaya perbaikan meliputi: IV - 10 gizi keluarga, yang i. Pemantauan pertumbuhan Balita, ii. penatalaksanaan kasus gizi buruk, iii. pemberian suplemen gizi, iv. fasilitasi peningkatan ASI eksklusif, v. pemantauan kasus gizi burk pada Balita, vi. peningkatan kapasitas petugas dalam tatalaksana gizi buruk di RS, vii. Peningkatan kapasitas petugas dalam pemantauan pertumbuhan, viii. Peningkatan kapasitas petugas dalam konseling menyusui, ix. Sosialisasi pedoman gizi seimbang, x. Implementasi PP-ASI, xi. Workshop dan lomba kreasi menu seimbang. 2) Pengendalian penyakit menular dan tidak menular melalui upaya: b) Manajemen P2 berbasis wilayah c) Optimalisasi penemuan kasus d) Penguatan tatalaksana kasus e) Peningkatan kualitas SDM f) Penguatan sistem informasi dan Recording Reporting (RR) g) Pengediaan logistik dan perbekalan kesehatan h) Pengendalian faktor risiko Penyakit Tidak Menular (PTM) i) Pelaksanaan penanggulangan KLB dan Bencana atau krisis kesehatan j) Pelaksanaan program imunisasi IV - 11 k) Pelaksanaan surveilans Penyakit dapat Ditanggulangi dengan Imunisasi (PD3I) l) Pelaksanaan kesehatan haji 3) Peningkatan koordinasi pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang memenuhi standar melalui upaya: a) Fasilitasi puskesmas PONED; b) Fasilitasi pembinaan akreditasi puskesmas (program dasar dan pengembangan); c) Pendampingan TPKJM; d) Peningkatan pelayanan kesehatann wanita pekerja (WUS dan Bumil) bagi perusahaan/ tempat kerja; e) Penerapan standar pelayanan fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) rujukan; f) Standarisasi PONEK Rumah Sakit; g) Peningkatan mutu pelayanan kesehatan rujukan; h) Pengembangan sistem informasi dalam pelaporan RS; i) Pelayanan kesehatan komunitas. 4) Peningkatan kuantitas dan kualitas kesehatan pemukiman, tempat-tempat umum dan tempat pengolahan makanan melalui upaya: a) Pengawasan kualitas air dan sanitasi dasar meliputi: i. Surveilans kualitas air; ii. Pembinaan jejaring penyelenggaraan air minum (PDAM, DAMIU, BP SPAM); iii. Pengembangan desa Masyarakat (STBM); IV - 12 Sanitasi Total Berbasis iv. Pendampingan bantuan keuangan desa bidang kesehatan; v. Pengadaan peralatan surveilans kualitas air. b) Pengawasan Hygiene Sanitasi (HS) TTU dan TPM meliputi: i. Pengawasan HS Sarana fasyankes; ii. Pengawasan HS di embarkasi; iii. Pengembangan pasar sehat; iv. Peningkatan HS di pondok pesantren; v. Pembinaan pengawasan TPM; vi. Pengadaan food contamination test kit. 5) Peningkatan mutu sediaan farmasi, makanan minuman, alat kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) melalui kegiatan: a) Koordinasi dan pembinaan pengawasan dan distribusi sediaan farmasi dan berbekalan kesehatan meliputi: i. Fasilitasi dan pembinaan pengawasan obat; ii. Fasilitasi dan pembinaan pengawasan obat tradisional; iii. Fasilitasi dan pembinaan pengawasan kosmetika; iv. Fasilitasi dan pembinaan pengawasan alat kesehatan; v. Fasilitasi dan pembinaan pengawasan PKRT; b) Koordinasi dan pembinaan dan pengawasan Makanan Minuman meliputi: i. Fasilitasi dan pembinaan pengawasan makanan dan pembinaan pengawasan sertifikasi minuman; ii. Fasilitasi industri makanan minuman dan rumah tangga. IV - 13 b. Arah Kebijakan 1) Menurunkan kematian ibu, bayi dan anak balita dan meningkatkan status gizi ibu, bayi dan anak balita 2) Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian penyakit menular, mengendalikan faktor risiko penyakit menular dan tidak menular serta meningkatkan surveilans 3) Meningkatkan sarana prasarana pelayanan kesehatan dasar dan rujukan sesuai standar dan pemenuhan sumber daya manusia kesehatan. 4) Meningkatkan cakupan sanitasi dasar dan tempat-tempat umum dan tempat pengolahan makanan yang memenuhi syarat 5) Meningkatkan distribusi pengawasan sediaan farmasi, kualitas makanan penyediaan dan minuman, alat kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) 2. Mewujudkan sumber daya manusia kesehatan yang berdaya saing a. Strategi 1) Peningkatan pendayagunaan lulusan institusi pendidikan kesehatan melalui kegiatan koordinasi organisasi profesi kesehatan, meliputi: a) Optimalisasi peran organisasi profesi dalam pembangunan kesehatan; b) Fasilitasi sertifikasi dan registrasi tenaga kesehatan; c) Fasilitasi dan pembinaan kuallitas tenaga kesehatan strategis; IV - 14 d) Fasilitasi peningkatan kompetensi SDM Kesehatan. 2) Peningkatan kualitas institusi pendidikan melalui upaya fasilitasi penyelenggaraan institusi pendidikan kesehatan meliputi : a) Rapat koordinasi institusi pendidikan kesehatan, b) Evaluasi pelaksanaan pengabdian masyarakat, c) Fasilitasi sumpah tenaga kesehatan, d) Pemetaan lulusan tenaga kesehatan, e) Fasilitasi pelaksanaan kuliah umum di institusi Diknakes. 3) Peningkatan SDM Kesehatan yang mengikuti pendidikan dan pelatihan melalui upaya penyelenggaraan pelatihan SDM Kesehatan meliputi : a) Koordinasi pelaksanaan pelatihan teknis Dinas Kesehatan; b) Quality control pelaksanaan pendidikan dan pelatihan. 4) Peningkatan pendidikan dan pelatihan yang terakreditasi melalui upaya pelaksanaan akreditasi pelatihan, 5) Pemerataan distribusi tenaga kesehatan b. Arah Kebijakan 1) Menjalin kerjasama/ jejaring antara institusi pendidikan kesehatan dengan pengguna tenaga kesehatan 2) Akreditasi institusi pendidikan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) 3) Memfasilitasi sumber daya manusia kesehatan untuk peningkatan kapasitas dengan mengikuti pendidikan dan pelatihan IV - 15 4) Akreditasi pelatihan bidang kesehatan di Provinsi dan Kab/kota 3. Mewujudkan Peran Serta masyarakat dan pemangku kepentingan dalam pembangunan kesehatan a. Strategi 1) Peningkatan peran pemerintah kabupaten/ kota dalam pembangunan kesehatan melalui upaya: a) Advokasi/ sosialisasi program kesehatan meliputi: i. Advokasi penyusunan regulasi kesehatan (KTR, ASI Eksklusif dan PSN) ii. Pasar dengan garam beryodium b) Pembiayaan kesehatan meliputi: i. Pengembangan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan ii. Pembiayaan kesehatan c) Peningkatan kemitraan kesehatan meliputi : kerjasama bidang kesehatan antar provinsi MPU dan daerah lintas batas 2) Peningkatan peran dunia usaha dalam pembangunan kesehatan melalui upaya: a) kemitraan dengan dunia usaha dan LSM dalam penanganan masalah kesehatan b) kemitraan dengan institusi diknakes dalam pengembangan desa siaga aktif 3) Peningkatan peran masyarakat dalam kesehatan malalui upaya: a) Pemberdayaan Masyarakat, meliputi: i. Peningkatan kualitas desa siaga ii. Revitalisasi dan pengembangan UKBM IV - 16 pembangunan iii. Pembudayaan PHBS b) Peningkatan Kemitraan Kesehatan, meliputi: i. Kemitraan dengan institusi Diknakes dalam pengembangan desa siaga aktif ii. Kemitraan dengan organisasi massa, organisasi pemuda, PKK dalam peningkatan kualitas desa siaga b. Arah Kebijakan 1) Menjadikan pembangunan kesehatan sebagai program prioritas daerah 2) Menjalin kemitraan, dunia usaha, ormas dan LSM dalam mengatasi masalah kesehatan 3) Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan melalui pemberdayaan masyarakat 4. Melaksanakan pelayanan publik yang bermutu a. Strategi 1) Peningkatan mutu pelayanan penerbitan ijin dan registrasi sumber daya kesehatan melalui upaya koordinasi organisasi profesi kesehatan, meliputi : a) optimalisasi peran organisasi profesi, b) Fasilitasi sertifikasi dan registrasi tenaga kesehatan 2) Peningkatan tata kelola kepegawaian, kehumasan, aset, keuangan, perencanaan dan evaluasi pembangunan kesehatan melalui upaya perencanaan dan pengendalian pembangunan kesehatan, meliputi : a) Sinkronisasi dan koordinasi perencanan, penganggaran dan evaluasi Pembangunan kesehatan antara pusat, provinsi dan kabupaten/ kota, IV - 17 b) Penyusunan dokumen perencanaan, penganggaran dan evaluasi pembangunan kesehatan Provinsi Jawa Tengah, c) Fasilitasi dan pendampingan penyusunan perencanaan dan penganggaran pembangunan kesehatan ke Dinas kesehatan kabupaten/ kota, Rumah Sakit Kabupaten/ kota dan UPT, 3) Peningkatan tata kelola administrasi perkantoran melalui upaya penyediaan jasa surat menyurat, penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik, penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan perkantoran, penyediaan jasa kebersihan, penyediaan alat tulis kantor, penyediaan barang cetak dan penggandaan, penyediaan peralatan rumah tangga, penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan, penyediaan bahan logistik kantor, penyediaan makanan minuman, rapat-rapat koordinasi dan konsultasi di dalam dan luar daerah, Peningkatan sarana dan prasarana aparatur, peningkatan disiplin aparatur, peningkatan kapasitas smber daya aparatur, peningkatan jasa pelayanan kesehatan 4) Peningkatan masyarakat yang memanfaatkan informasi kesehatan melalui upaya: a) Penyebarluasan informasi melalui meliputi: Penyebarluasan informasi berbagai media, melalui media cetak, media elektronik dan media luar ruang b) Penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan, meliputi: i. Penyusunan buku Profil Kesehatan ii. Penyusunan buku saku kesehatan IV - 18 iii. Penyusunan buku Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kesehatan kab/Kota iv. Penyusunan buku Data Dasar Puskesmas dan RS b. Arah Kebijakan a) Mempermudah dan menyederhanakan penerbitan ijin dan registrasi sumber daya kesehatan melalui pelayanan satu pintu. b) Meningkatkan tata kelola kepegawaian, kehumasan, aset, keuangan, perencanaan dan evaluasi pembangunan kesehatan sesuai standar dan berbasis teknologi informasi c) Meningkatkan tata kelola administrasi perkantoran dan pembiayaan kesehatan sesuai standar dan berbasis teknologi informasi d) Meningkatkan kualitas berbasis web. IV - 19 layanan informasi kesehatan BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF Mengacu pada visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi, maka program – program pembangunan kesehatan di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah yang disusun untuk kurun waktu 2013 – 2018 adalah sebagai berikut : 1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur 4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 5. Program Jasa Pelayanan Kesehatan 6. Program Pencegahan Dan Penanggulangan Penyakit 7. Program Farmasi Dan Perbekalan Kesehatan 8. Program Pelayanan Kesehatan 9. Program Kesehatan Lingkungan 10. Program Sumber Daya Manusia Kesehatan 11. Program Promosi Kesehatan Dan Pemberdayaan Masyarakat 12. Program Manajemen Informasi Dan Regulasi Kesehatan Adapun keterangan selengkapnya tentang program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif sebagaimana terlampir pada Tabel 5.1. V- 1 V-2 BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Indikator kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 – 2018 mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD, sebagai berikut : A. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Indikator yang akan dicapai yaitu Angka Penemuan Kasus Baru TB (Case Detection Rate/ CDR) ; Angka Penemuan Kasus Baru HIV/AIDS; Angka Penemuan Kasus Baru Kusta; Angka Penemuan Kasusu Diare Balita; Angka Penemuan Kasus ISPA Balita; Angka Kesakitan Malaria; Proporsi kasusu Hipertensi di Fasilitasi Pelayanan Kesehatan; Proporsi Kasus Diabetes Militus di Fasilitasi Pelayanan Kesehatan; Acuate Flaccid Paralysis (AFP) Rate; Cakupan UCI Desa; dan Proporsi Kejadian Luar Biasa Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi( KLB PD3I). B. Program Farmasi dan Perbekalan Kesehatan Indikator yang akan dicapai yaitu Proporsi sarana produksi dan distribusi di bidang farmasi dan perbekes sesuai standar; Proporsi sarana dan pelayanan kefarmasian sesuai standar; Proporsi kabupaten/kota melakukan pembinaan dan pengawasan makanan dan minuman sesuai standar. C. Program Pelayanan Kesehatan Indikator yang akan dicapai yaitu Cakupan persalinan Tenaga Kesehatan; Cakupan Noenatal Komplikasi yang ditangani; Cakupan kunjungan bayi; Prevalensi Gizi Buruk; Proporsi Puskesmas memiliki ijin operasional; Proporsi Puskesmas PONED sesuai standar; Proporsi VI-1 Puskesmas; Rasio Puskesma per jumlah penduduk; Proporsi RS yang memiliki izin operasional; Proporsi RS terakraditasi; Proporsi RS terklarifikasi; Proporsi RS PONEK terstandar; NDR RSUD, BOR RSJD, LOS RSJD, Cakupan Pelayanan Rawat Jalan dan Cakupan Pelayanan Rawat Inap RSJD. D. Program Kesehatan Lingkungan Indikator yang akan dicapai yaitu Proporsi Desa melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM); Proporsi Tempat-Tempat Umum (TTU) yang memenuhi syarat; dan Proporsi Tempat Pengolahan Makanan (TPN) yang memenuhi syarat. E. Program Sumber Daya Manusia Kesehatan Indikator yang akan dicapai yaitu Proporsi tenaga kesehatan tersertifikasi; Proporsi Pelatihan Kesehatan yang terakredirasi; dan Proporsi Institusi Pendidikan Kesehatan yang terakreditasi. F. Program Promosi dan Pemberdayaan Indikator yang akan dicapai yaitu Proporsi Rumah Tangga Sehat; Proporsi kabupaten-kota yang menerbitkan regulasi dibidang kesehatan; Proporsi Pasar yang menyediakan garam beryodium; Proporsi desa/keurahan Siaga Aktif Mandiri; Proporsi penduduk miskin non kuota yang memiliki Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK); dan Presentase kabupaten/kota mengalokasikan 10% APBD untuk Kesehatan. G. Program Manajemen, Informasi dan Regulasi Kesehatan Indikator yang akan dicapai yaitu Jumlah dokumen perencanaan, penganggaran, evaluasi dan informasi kesehatan. VI-2 VI-3 Tabel 6.1 Indikator kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 – 2018 mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD NO A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ASPEK/BIDANG URUSAN/INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN URUSAN KESEHATAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT Angka Kematian DBD (%) Angka Kesakitan DBD(/ 100.000 pddk) Angka penemuan kasus baru TB (CDR) Angka penemuan kasus baru HIV - AIDS (%) Angka penemuan kasus baru kusta Angka penemuan kasus Diare Balita Angka penemuan kasus ISPA Balita Angka kesakitan Malaria Proporsi kasus Hipertensi di fasilitas Pelayanan Kesehatan Proporsi kasus Diabetis KONDISI KINERJA AWAL RPJMD 2012 2013 TARGET KINERJA 2014 2015 2016 2017 2018 KONDISI KINERJA AKHIR RPJMD <1,2 19,29 <1,2 45,52 <1 <20 <1 <20 <1 <20 <1 <20 <1 <20 <1 <20 114,00 115,00 116,00 117,00 118,00 120,00 122,00 122,00 20,00 20,00 18,00 16,00 15,00 14,00 13,00 13,00 5,40 5,8 6,00 6,50 7,00 7,50 8,00 8,00 30,16 35,00 40,00 45,00 50,00 55,00 60,00 60,00 30,60 42,00 45,00 48,00 52,00 56,00 60,00 60,00 0,08 37,00 0,06 <30 0,07 <30 0,07 <25 0,07 <25 0,06 <20 0,06 <20 0,06 <20 60,00 <55 <55 <50 <50 <45 <45 <45 VI-4 11 mellitus di Fasilitas Pelayanan Kesehatan AFP Rate (/100.000) 12 13 Cakupan UCI Proporsi KLB PD3I B PROGRAM FARMASI DAN PERBEKALAN KESEHATAN Proporsi sarana produksi dan distribusi di bidang farmasi dan perbekes sesuai standar Proporsi sarana pelayanan kefarmasian sesuai standar Proporsi kab/kota melakukan binwan makmin sesuai standar 1 2 3 C 1 2 3 PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN Angka Kematian Ibu (/100.000 KH) Angka Kematian Bayi (AKB)/ 1.000 KH) Angka Kematian Balita (/1.000 KH) 2,3/10.000 2/100.000 2/100.000 2/100.000 2/100.000 2/100.000 2/100.000 2/100.000 98,9 98,9 100 98,9 100 98,9 100 99 100 99 100 99 100 99 100 50,00 55,00 60,00 65,00 70,00 75,00 80,00 80,00 22,50 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 80,00 15,00 28,57 42,86 57,14 71,43 85,71 100,00 100,00 116,34 118,62 118 118 117 117 116 116 10,75 10,41 12.5 12,00 12,00 11,50 11,00 11,00 11,85 11,80 11,90 11,85 11,80 11,75 11,00 11,00 VI-5 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 D Prevalensi Gizi buruk Cakupan pertolongan persalinan Nakes Cakupan Neonatal komplikasi yang ditangani Cakupan kunjungan bayi Proporsi puskesmas yg memiliki ijin operasional Proporsi puskesmas terakreditasi Proporsi puskesmas PONED terstandar Rasio puskesmas per jumlah penduduk Proporsi RS yang memiliki ijin operasional Proporsi RS terakreditasi Proporsi RS Terklasifikasi Proporsi RS PONEK terstandar 0,04 0,08 95 0,05 97,5 0,05 98 0,05 98 0,04 98,5 0,04 98,5 0,04 98,5 70 75 80 81 83 84 85 85 86 0 87 0 97 10 97,5 25 97,5 50 98 75 98 100 98 100 6 7 10 12 13 15 15 11 13 16 18 20 22 22 1:38.110 1:37.610 1:37.110 1:36.610 1:36.110 1:35.610 1:35.610 98 0 68,4 6,16 100 100 4,44 6,67 16,33 PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN Desa melaksankan STBM Proporsi TTU memenuhi syarat Proporsi TTM memenuhi syarat VI-6 100 11,11 21,11 24,49 100 18,52 27,41 28,57 100 29,93 36,30 32,65 100 37,04 40,00 40,82 37,04 40,00 40,82 Sumber : RPJMD 2013 – 2018 VI-7 BAB VII PENUTUP Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah merupakan pedoman dalam penyusunan rencana kerja (renja) Dinas Kesehatan untuk lima tahun mendatang sampai tahun 2018. Renstra juga disusun tidak saja sebagai pedoman dalam perencanaan tahunan tetapi juga dijadikan pedoman dasar dalam evaluasi dan pelaporan pelaksanaan atas kinerja tahunan selama lima tahun ke depan. Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah memiliki tujuan dan sasaran yang merupakan bagian integral dari citra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, baik citra aparatur, masyarakat dan lingkungan yang ada di Provinsi Jawa Tengah, sehingga visi dan misi yang tersusun memang layak dimiliki oleh Dinas Kesehatan. Agenda-agenda strategis pembangunan kesehatan harus dijadikan acuan dasar unit kerja terkait dan dijabarkan dalam visi dan misi unit kerjanya, sehingga secara komprehensif rencana strategis ini dapat dijalankan secara bersama-sama. Pelibatan seluruh unsur jajaran kesehatan di Provinsi Jawa Tengah dalam karya nyata dalam rangka menjabarkan visi dan misi merupakan modal yang paling penting, sehingga bukan hanya memiliki visi dan misi yang paling utama tetapi bagaimana visi dan misi itu dituangkan dalam karya yang nyata dalam membangun Jawa Tengah. Untuk itu perlu penguatan peran para stakeholder dalam pelaksanaan rencana kerja dinas kesehatan provinsi demi mewujudkan “Institusi yang Profesional dalam Mewujudkan Kesehatan Paripurna di Jawa Tengah”. Pada saat RPJMD Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 – 2018 belum tersusun dan untuk menjaga kesinambungan pembangunan serta mengisi VII - 1 kekosongan RKPD setelah RPJMD berakhir, maka RPJMD ini menjadi pedoman penyusunan RKPD dan RAPBD tahun pertama dibawah kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) periode berikutnya dengan tetap berpedoman pada RPJPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2025 dan mengacu RPJMN tahun 2015-2019. RPJMD merupakan panduan bagi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah serta pemangku kepentingan lainnya dalam melakukan pembangunan 5 (lima) tahun kedepan. Oleh karena itu , konsistensi, kerjasama, transwparansi, dan inovasi, serta rasa tanggung jawab tinggi diperlukan guna pencapaian target-target yang tlah ditetapkan dalam RPJMD dengan kidah-kaidah pelaksanaan sebagai berikut: a. Gubernur berkewajiban menyebarluaskan Peraturan Daerah tentang RPJMD kepada masyarakat; b. Seluruh SKPD lingkup pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah dan pemangku kepentingan agar mendukung pencapaian target-terget sebagaimana yang telah ditetapkan dalam RPJMD; c. Seluruh SKPD lingkup Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah dan pemangku kepentingan agar melaksanakan program-program yang tercantum didalam rpjmd dengan sebaik-baiknya; d. Seluruh SKPD lingkup Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam menyusun Renstra SKPD berpedoman pada RPJMD; e. Seluruh menyusun Permerintah Rencana Kabupaten/Kota Pembangunan se-Jawa Jangka Tengah Menengah dalam Daerah Kabupaten/Kota harus memperhatikan RPJMD; Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Tengah melaksanakan pengendalian dan evaluasi terhadap hasil pelaksanaan VII - 2 RPJMD, mengkoordinasikan hasil evaluasi Renstra SKPD dilingkup Provinsi Jawa Tengah, dan melakukan fasilitasi pengendalian dan evaluasi Rencana Pembangunan Pemerintah Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah. VII - 3 Tabel 2.9 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 – 2013 NO Indikator Target Renstra SKPD Tahun Kinerja sesuai Target Target Tugas dan SPM IKK 2009 2010 2011 2012 2013 Fungsi (1) (2) (3) (4) Realisasi Capaian Tahun Rasio Capaian pada Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (6) (7) (8) (9) (10) 95% 88% 90% 93% 96% 100% 93,39 92,04 93,71 92,99 92,13 106,125 102,266 100,76 96,86 92,13 Cakupan 2. pertolongan 90% persalinan Nakes 88% 90% 93% 96% 100% 93,03 93,93 96,79 97,14 98,08 105,71 104,37 104,07 101,18 98,08 Cakupan neonatal resti/ 3. 80% komplikasi yang ditangani 80% 85% 90% 95% 100% 23,96 44,90 55,10 66,38 75,36 29,95 52,82 61.22 69,87 75,36 50% 60% 75% 90% 100% 95,07 94,14 92,64 96,95 95,59 190,14 156,9 123,52 107,72 95,59 91,95 94,08 95,89 98,05 99 SPM Cakupan 1. kunjungan ibu hamil K4 4. Cakupan kunjungan bayi 5. Desa/ kelurahan 100% UCI 90% Cakupan deteksi dini tumbuh 6. kembang anak 80% Balita dan prasekolah Cakupan Balita gizi buruk 7. mendapat 100% perawatan 50% 60% 70% 85% 100% 50,29 65,88 69,62 80,21 75,46 100,58 109,8 99,45 94,36 75,46 100 100 100 100 100 72,49 100 100 100 100 72,49 100 Tabel 2.9 - 1 100 100 100 NO (1) Indikator Target Renstra SKPD Tahun Kinerja sesuai Target Target Tugas dan SPM IKK 2009 2010 2011 2012 2013 Fungsi (2) (3) Rasio Capaian pada Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (6) (7) (8) (9) (10) 40% 60% 75% 90% 100% 65,61 75 78,72 70,08 71,88 164.025 125 104.96 77,867 71,88 77% 82% 87% 95% 100% 78,37 78,25 79,09 75,71 79,52 101,77 95,42 90,90 79,69 79,52 Desa/ kelurahan mengalami KLB 10. 100% yang ditangani < 24 jam 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 Penduduk yang 11. memanfaatkan 75% jamban 28,57% 42,87% 57,14%71,42% 85,71% 72,22 72,95 68 70,46 76,11 252,78 170,16 119,00 98,65 88,79 Cakupan 12. pemanfaatan air 63,5% bersih 28,57% 42,87% 42,87%71,42% 85,71% 82,38 87,82 63 75,05 78,55 288,34 204,85 146,95 105,08 91,64 Rumah/ bangunan bebas 13. >95% jentik nyamuk Aedes 63% 79,38 73,48 83,09 83,72 84,23 126 73,57 69,28 74,9 76,36 78,39 40% 32,79 34,94 36,84 35,22 37,91 16. Posyandu Mandiri 40% 12,58 13,14 16,08 17,57 18,78 Penjaringan 8. kesehatan siswa 100% SD dan setingkat 9. Cakupan peserta 70% KB aktif (4) Realisasi Capaian Tahun 77% 89% 100% 100% Tempat umum 14. yang memenuhi 82% syarat 15 Posyandu Purnama Cakupan 17 siaga aktif desa 50 70 100 100 100 Tabel 2.9 - 2 100 95,42 100 100 93,35 83,72 84,23 NO (1) Indikator Target Renstra SKPD Tahun Kinerja sesuai Target Target Tugas dan SPM IKK 2009 2010 2011 2012 2013 Fungsi (2) (3) (4) (6) (7) (8) (9) 18 Cakupan 55,4% imunisasi campak B DERAJAT KESEHATAN 1 Umur Harapan Hidup (UHH) 71 71 71,2 71,3 2 Jumlah Kematian Ibu/ AKI 110 108 106 3 Jumlah Kematian Bayi/ AKB 8,9 9,15 9,12 4 Jumlah Kematian Balita 9,3 10,1 10 5 Kasus Balita gizi buruk (BB/TB) 6 Angka kesakitan DBD 7 Kesakitan malaria (API) 8 Penemuan Paru (CDR) 9 (10) Realisasi Capaian Tahun Rasio Capaian pada Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) 96,7 96,1 93,7 96,4 71,5 71,25 71,40 72,6 72,6 104 102 117,02 104,97 116,01 116,34 118,62 106,38 97,19 9,1 9 8,9 10,37 10,62 10,34 10,75 10.41 113,33 116,44 113,62 116,44 116,96 9,7 9,5 9,3 11,74 12,02 11,50 11,85 11,80 116,23 120,2 1,02% 0,97% 0,92% 0,87% 0,82% 3160 3468 3187 1131 964 28,5% 31,4% 34,2% 40% 45% 57,9 56,8 15,3 19,29 45,52 203,15 180,89 44,73 48,225 101,55 100 100% 100% 100% 100% 100% 0,05 0,1 0,1 0,075 0,06 0,05 60 35% 40% 50% 60% 80% 48,15 55,38 59,52 58,45 58,46 137,57 138,45 119,04 97,41 73,07 Kesembuhan TBC Paru 85 90% 93% 94% 95% 96% 85,01 85,15 82,90 81,36 10 Kasus baru HIV – AIDS 0,6 100% 100% 100% 100% 100% 143/430 373/501 755/521 607/797 1045/993 11 Penemuan/ Kematian Kasus 30% 40% 70% 1/1 TB 50% 60% 1/1 Tabel 2.9 - 3 0/0 0/0 99,8 100,35 100,56 101,96 101,82 94,45 0/0 0,1 91,55 109,44 111,86 116,29 118,55 124,73 126,88 0,1 0,075 0,07 88,19 85,64 NO (1) Indikator Target Renstra SKPD Tahun Kinerja sesuai Target Target Tugas dan SPM IKK 2009 2010 2011 2012 2013 Fungsi (2) (3) (4) Realisasi Capaian Tahun Rasio Capaian pada Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (6) (7) (8) (9) (10) Penemuan 12 penderita baru kusta PB/ MB 40% 50% 60% 70% 80% 226/1348 315/1344 348/1678 211/1308 190/2297 Proporsi 13 penderita kusta cacat tingkat 2 30% 40% 50% 60% 70% 15 12,9 12,49 16,59 14,4 0 0 0 0 0 2,37 2,16 2,62 2,3 2,70 Avian Influenza 14 Kasus Polio 15 Non Polio AFP Rate 100 Tabel 2.9 - 4 50 32,25 24,98 27,65 20,57 Tabel 2.11 Anggaran dan Realisasi Pendapatan Pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa tengah Tahun 2009-2013 2009 (2) 2010 (3) 2011 (4) 2012 (5) 2013 (6) 2009 (7) 2010 (8) 2011 (9) 2012 (10) 2013 (11) 2009 (12) Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun ke 2010 2011 2012 2013 (13) (14) (15) (16) Anggaran (17) Realisasi (18) 5,477,799 7,500,000 9,500,000 11,025,000 12,300,500 8,014,146 8,805,586 10,588,834 11,607,133 14,447,433 1.46 1.17 1.11 1.05 1.17 5,872,936 3,728,911 Anggaran pada Tahun (.000) Uraian ***) (1) Realisasi Anggaran pada Tahun ke - Rata-Rata Pertumbuhan PENDAPATAN DAERAH Pendapatan Asli Daerah - Hasil pajak daerah - Hasil retribusi daerah - Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0 0 5,468,652 7,488,435 9,452,600 11,025,000 12,300,500 7,829,882 8,601,175 10,511,546 11,603,203 11,877,433 1.43 1.15 1.11 1.05 0.97 5,875,223 3,694,411 9,147 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 -2,287 0 - Lain-lain PAD yang Sah 0 11,565 47,400 0 0 184,263 204,411 77,288 3,930 2,570,000 0.00 17.67 1.63 0.00 0.00 0 34,501 Dana Perimbangan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0 0 - Bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0 0 - Dana alokasi umum 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0 0 - Dana alokasi khusus 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0 0 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0 0 - Pendapatan hibah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0 0 - Dana darurat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0 0 - Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0 0 - Dana penyesuaian dan otonomi khusus 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0 0 - Bantuan keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0 0 BELANJA DAERAH 130,622,314 149,942,340 113,360,426 156,221,151 188,737,680 121,271,680 136,926,728 99,636,123 145,819,114 172,352,622 0.93 0.91 0.88 0.93 0.91 33,727,969 21,928,840 Belanja tidak langsung 37,211,777 40,766,818 46,755,658 49,231,745 55,476,067 34,804,009 39,370,140 45,120,153 47,245,274 51,427,466 0.94 0.97 0.97 0.96 0.93 13,581,049 9,541,235 - Belanja pegawai 37,211,777 40,766,818 46,755,658 49,231,745 55,476,067 34,804,009 39,370,140 45,120,153 47,245,274 51,427,466 0.94 0.97 0.97 0.96 0.93 13,581,049 9,541,235 - Belanja bunga 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - Belanja subsidi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - Belanja hibah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - Belanja bantuan sosial 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - Belanja bagi hasil kepada provinsi/kabupaten/kota dan pemerintahan desa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - Belanja tidak terduga 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Belanja langsung 93,410,537 109,175,522 66,604,768 106,989,406 133,261,613 86,467,671 97,556,588 54,515,970 98,573,841 120,925,156 0.93 0.89 0.82 0.92 0.91 20,146,921 12,387,605 - Belanja pegawai 6,954,331 8,315,397 6,434,099 14,911,119 17,255,098 6,377,674 7,466,697 6,098,241 13,002,588 15,342,405 0.92 0.90 0.95 0.87 0.89 8,542,783 6,220,345 - Belanja barang dan jasa 68,973,099 79,185,034 50,929,749 74,497,885 88,463,875 64,058,145 71,117,041 47,608,003 68,398,216 81,836,607 0.93 0.90 0.93 0.92 0.93 9,016,284 3,177,409 2009 (2) 2010 (3) 2011 (4) 2012 (5) 2013 (6) 2009 (7) 2010 (8) 2011 (9) 2012 (10) 2013 (11) 2009 (12) Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun ke 2010 2011 2012 2013 (13) (14) (15) (16) Anggaran (17) Realisasi (18) 17,483,107 21,675,091 9,240,920 17,580,402 27,542,640 16,031,851 18,972,850 809,725 17,173,037 23,746,144 0.92 0.88 0.09 0.98 0.86 2,587,855 2,989,852 PEMBIAYAAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Penerimaan pembiayaan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - Sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - Pencairan dana cadangan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - Penerimaan pinjaman daerah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - Penerimaan kembali pemberian pinjaman 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - Penerimaan piutang daerah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Pengeluaran pembiayaan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - Pembentukan dana cadangan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - Penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - Pembayaran pokok utang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Anggaran pada Tahun (.000) Uraian ***) (1) - Belanja modal - Pemberian pinjaman daerah Total 0 0 130,622,314 149,942,340 113,360,426 156,221,151 Realisasi Anggaran pada Tahun ke - 0 188,737,680 121,271,680 136,926,728 Rata-Rata Pertumbuhan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 99,636,123 145,819,114 172,352,622 2 2 2 2 2 33,727,969 21,928,840 Tabel 4.1 Keterkaitan Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan dalam Pencapaian Misi Renstra Dinas Kesehatan 2013 – 2018 No Sasaran Strategi Arah Kebijakan 1 2 3 4 Misi I : Meningkatkan Pelayanan Kesehatan yang Bermutu dan Berkeadilan 1. Meningkatnya ibu dan anak kesehatan A. Penyelenggaraan pelayanan KIA, yang meliputi : 1. penemuan kasus risiko tinggi dan tindak lanjutnya, 2. penguatan Distric Team Probling Solving (DTPS) Kab/Kota, 3. pelacakan kematian maternal perinatal, 4. pendampingan KIA kab/kota, 5. penguatan pelayanan Antenatal Care (ANC) Perinatal Care (PNC) dan SOP kegawatdaruratan obstetri neonatal, 6. Review program KIA Tk. Provinsi, 7. Review pelaksanaan ANC PNC dan SOP kegawatdaruratan obstetri neonatal, 8. Penguatan manajemen dan jejaring pelayanan persalinan dan rujukan tk. Regional, 9. Penguatan Program Perencanaan Pertolongan Persalinan dan Komplikasi (P4K) Kab/Kota, 10. Pembelajaran hasil rekomendasi Audit Maternal Perinatal (AMP) Kab/Kota, 11. Pertemuan koordinasi perencanaan, evaluasi program Gizi, KIA dan validasi data, 12. Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dalam penanganan dan pelayanan kekerasan terhadap perempuan dan anak (KtPA), 13. Analisis AMP Kab/Kota 14. Puskesmas mampu tatalaksana PKPR, 15. Pengembangan screening hipotyroid kongenital. IV - 1 Menurunkan kematian ibu, bayi dan anak balita dan meningkatkan status gizi ibu, bayi dan anak balita No Sasaran Strategi Arah Kebijakan 1 2 3 4 B. Pemantauan Wilayah Setempat KIA, yang meliputi : 1. Analisis, penelusuran data kohort dan rencana tindak lanjut, 2. Pembinaan teknis program KIA, reproduksi dan KB 3. Penguatan penyeliaan fasilitatif. C. Peningkatan upaya perbaikan gizi keluarga, yang meliputi: 1. Pemantauan pertumbuhan Balita, 2. penatalaksanaan kasus gizi buruk, 3. pemberian suplemen gizi, 4. fasilitasi peningkatan ASI eksklusif, 5. pemantauan kasus gizi burk pada Balita, 6. peningkatan kapasitas petugas dalam tatalaksana gizi buruk di RS, 7. Peningkatan kapasitas petugas dalam pemantauan pertumbuhan, 8. Peningkatan kapasitas petugas dalam konseling menyusui, 9. Sosialisasi pedoman gizi seimbang, 10. Implementasi PP-ASI, 11. Workshop dan lomba kreasi menu seimbang 2 Terkendalinya penyakit Pengendalian penyakit menular dan tidak menular melalui menular dan tidak menular upaya: 1. Manajemen P2 berbasis wilayah 2. Optimalisasi penemuan kasus 3. Penguatan tatalaksana kasus 4. Peningkatan kualitas SDM 5. Penguatan sistem informasi dan Recording Reporting (RR) 6. Pengediaan logistik dan perbekalan kesehatan 7. Pengendalian faktor risiko Penyakit Tidak Menular (PTM) 8. Pelaksanaan penanggulangan KLB dan Bencana atau krisis kesehatan 9. Pelaksanaan program imunisasi 10. Pelaksanaan surveilans Penyakit dapat Ditanggulangi dengan Imunisasi (PD3I) 11. Pelaksanaan kesehatan haji IV - 2 Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian penyakit menular, mengendalikan faktor risiko penyakit menular dan tidak menular serta meningkatkan surveilans No Sasaran Strategi 1 2 3 Arah Kebijakan 4 3 Meningkatnya fasilitas Peningkatan koordinasi pelayanan kesehatan dasar dan pelayanan kesehatan yang rujukan yang memenuhi standar melalui upaya: 1. Fasilitasi memenuhi standar puskesmas PONED; 2. Fasilitasi pembinaan akreditasi puskesmas (program dasar dan pengembangan); 3. Pendampingan Tim Pengarah Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM); 4. Peningkatan pelayanan kesehatann wanita pekerja (WUS dan Bumil) bagi perusahaan/ tempat kerja; 5. penerapan standar pelayanan fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) rujukan; 6. Standarisasi PONEK Rumah Sakit; 7. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan rujukan; 8. Pengembangan sistem informasi dalam pelaporan RS; 9. Pelayanan kesehatan komunitas. Meningkatkan sarana prasarana pelayanan kesehatan dasar dan rujukan sesuai standar dan pemenuhan sumber daya manusia kesehatan. 4 Meningkatnya kuantitas dan kualitas kesehatan pemukiman, tempat-tempat umum dan tempat pengolahan makanan Meningkatkan cakupan sanitasi dasar dan tempat-tempat umum dan tempat pengolahan makanan yang memenuhi syarat Peningkatan kuantitas dan kualitas kesehatan pemukiman, tempat-tempat umum dan tempat pengolahan makanan melalui upaya: A. Pengawasan kualitas air dan sanitasi dasar meliputi: 1. Surveilans kualitas air; 2. Pembinaan jejaring penyelenggaraan air minum (PDAM, DAMIU, BP SPAM); 3. Pengembangan desa Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM); 4. Pendampingan bantuan keuangan desa bidang kesehatan; 5. Pengadaan peralatan surveilans kualitas air. B. Pengawasan Hygiene Sanitasi (HS) TTU dan TPM meliputi: 1. Pengawasan HS Sarana fasyankes; 2. Pengawasan HS di embarkasi; 3. Pengembangan pasar sehat; 4. Peningkatan HS di pondok pesantren; 5. IV - 3 No Sasaran Strategi Arah Kebijakan 1 2 3 4 Pembinaan pengawasan TPM; 6. Pengadaan food contamination test kit. 5 Meningkatnya mutu sediaan farmasi, makanan minuman, alat kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT). Peningkatan mutu sediaan farmasi, makanan minuman, alat kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) melalui kegiatan: A. Koordinasi dan pembinaan pengawasan dan distribusi sediaan farmasi dan berbekalan kesehatan meliputi: 1. Fasilitasi dan pembinaan pengawasan obat; 2. Fasilitasi dan pembinaan pengawasan obat tradisional; 3. Fasilitasi dan pembinaan pengawasan kosmetika; Fasilitasi dan pembinaan pengawasan alat kesehatan; 4. Fasilitasi dan pembinaan pengawasan PKRT; B. Koordinasi dan pembinaan dan pengawasan Makanan Minuman meliputi: 1. Fasilitasi dan pembinaan pengawasan makanan minuman; 2. Fasilitasi dan pembinaan pengawasan sertifikasi industri makanan minuman dan rumah tangga. Misi II: Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing 1 Meningkatnya masyarakat Peningkatan pendayagunaan lulusan institusi pendidikan yang mengikuti pendidikan kesehatan melalui kegiatan koordinasi organisasi profesi di institusi pendidikan kesehatan, meliputi: 1. Optimalisasi peran organisasi kesehatan profesi dalam pembangunan kesehatan; 2. Fasilitasi sertifikasi dan registrasi tenaga kesehatan; 3. Fasilitasi dan pembinaan kuallitas tenaga kesehatan strategis; 4. Fasilitasi peningkatan kompetensi SDM Kesehatan IV - 4 Meningkatkan pengawasan kualitas penyediaan dan distribusi sediaan farmasi, makanan minuman, alat kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) Menjalin kerjasama/ jejaring antara institusi pendidikan kesehatan dengan pengguna tenaga kesehatan No Sasaran Strategi 1 2 3 Arah Kebijakan 4 2 Meningkatnya institusi kesehatan kualitas Peningkatan kualitas institusi pendidikan melalui upaya pendidikan fasilitasi penyelenggaraan institusi pendidikan kesehatan meliputi : 1. Rapat koordinasi institusi pendidikan kesehatan, 2. Evaluasi pelaksanaan pengabdian masyarakat, fasilitasi sumpah tenaga kesehatan, 4. Pemetaan lulusan tenaga kesehatan, 5. Fasilitasi pelaksanaan kuliah umum di institusi Diknakes. Akreditasi institusi pendidikan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) 3 Meningkatnya sumber daya Peningkatan SDM Kesehatan yang mengikuti pendidikan manusia kesehatan yang dan pelatihan melalui upaya penyelenggaraan pelatihan mengikuti pendidikan dan SDM Kesehatan meliputi : 1. Koordinasi pelaksanaan pelatihan pelatihan teknis Dinas Kesehatan; 2. Quality control pelaksanaan pendidikan dan pelatihan Memfasilitasi sumber daya manusia kesehatan untuk peningkatan kapasitas dengan mengikuti pendidikan dan pelatihan 4 Meningkatnya pendidikan Peningkatan pendidikan dan pelatihan yang terakreditasi dan pelatihan yang melalui upaya pelaksanaan akreditasi pelatihan terakreditasi Akreditasi kesehatan Kab/kota 5 Meratanya distribusi tenaga kesehatan pelatihan bidang di Provinsi dan Pemerataan distribusi tenaga kesehatan Misi III : Mewujudkan Peran Serta Masyarakat dan Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan Kesehatan 1 Meningkatnya peran Peningkatan peran pemerintah kabupaten/ kota dalam Menjadikan pembangunan pemerintah kabupaten/ pembangunan kesehatan melalui upaya: kesehatan sebagai program kota dalam pembangunan A. Advokasi/ sosialisasi program kesehatan meliputi: 1. prioritas daerah kesehatan Advokasi penyusunan regulasi kesehatan meliputi Kawasan Tanpa Rokok (KTR), ASI Eksklusif dan PSN 2. IV - 5 No Sasaran Strategi Arah Kebijakan 1 2 3 4 Pasar dengan garam beryodium B. Pembiayaan kesehatan: 1. Pengembangan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 2. Pembiayaan kesehatan C. Peningkatan kemitraan kesehatan: 1. Kerjasama bidang kesehatan antar provinsi MPU dan daerah lintas batas 2 Meningkatnya peran dunia Peningkatan peran dunia usaha dalam pembangunan Menjalin kemitraan, dunia usaha, usaha dalam pembangunan kesehatan melalui upaya: 1. kemitraan dengan dunia usaha ormas dan LSM dalam mengatasi kesehatan dan LSM dalam penanganan masalah kesehatan 2. masalah kesehatan kemitraan dengan institusi diknakes dalam pengembangan desa siaga aktif 3 Meningkatnya peran Peningkatan peran masyarakat dalam pembangunan masyarakat dalam kesehatan melalui upaya: pembangunan kesehatan A. Pemberdayaan Masyarakat, meliputi: 1. Peningkatan kualitas desa siaga 2. Revitalisasi dan pengembangan UKBM 3. Pembudayaan PHBS B. Peningkatan Kemitraan Kesehatan, meliputi: 1. Kemitraan dengan institusi Diknakes dalam pengembangan desa siaga aktif 2. Kemitraan dengan organisasi massa, organisasi pemuda, PKK dalam peningkatan kualitas desa siaga Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan melalui pemberdayaan masyarakat Misi IV : Melaksanakan Pelayanan Publik yang Bermutu 1 Meningkatnya penerbitan Peningkatan mutu pelayanan penerbitan ijin dan registrasi Mempermudah dan ijin dan registrasi sumber sumber daya kesehatan melalui upaya koordinasi menyederhanakan penerbitan ijin daya kesehatan organisasi profesi kesehatan, meliputi : 1. optimalisasi dan registrasi sumber daya IV - 6 No Sasaran Strategi 1 2 3 4 peran organisasi profesi, 2. Fasilitasi sertifikasi dan registrasi tenaga kesehatan kesehatan melalui pelayanan satu pintu. Peningkatan tata kelola kepegawaian, kehumasan, aset, keuangan, perencanaan dan evaluasi pembangunan kesehatan melalui upaya perencanaan dan pengendalian pembangunan kesehatan, meliputi: 1. Sinkronisasi dan koordinasi perencanan, penganggaran dan evaluasi Pembangunan kesehatan antara pusat, provinsi dan kabupaten/ kota, 2. Penyusunan dokumen perencanaan, penganggaran dan evaluasi pembangunan kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 3. Fasilitasi dan pendampingan penyusunan perencanaan dan penganggaran pembangunan kesehatan ke Dinas kesehatan kabupaten/ kota, Rumah Sakit Kabupaten/ kota dan UPT. Meningkatkan tata kelola kepegawaian, kehumasan, aset, keuangan, perencanaan dan evaluasi pembangunan kesehatan sesuai standar dan berbasis teknologi informasi 2 Meningkatnya tata kelola kepegawaian, kehumasan, aset, keuangan, perencanaan dan evaluasi pembangunan kesehatan 3 Meningkatnya tata kelola Peningkatan tata kelola administrasi perkantoran melalui administrasi perkantoran upaya penyediaan jasa surat menyurat, penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik, penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan perkantoran, penyediaan jasa kebersihan, penyediaan alat tulis kantor, penyediaan barang cetak dan penggandaan, penyediaan peralatan rumah tangga, penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan, penyediaan bahan logistik kantor, penyediaan makanan minuman, rapat-rapat koordinasi dan konsultasi di dalam dan luar daerah, Peningkatan sarana dan prasarana aparatur, peningkatan disiplin aparatur, IV - 7 Arah Kebijakan Meningkatkan tata kelola administrasi perkantoran dan pembiayaan kesehatan sesuai standar dan berbasis teknologi informasi No Sasaran Strategi Arah Kebijakan 1 2 3 4 peningkatan kapasitas smber daya aparatur, peningkatan jasa pelayanan kesehatan 4 Meningkatnya masyarakat Peningkatan masyarakat yang memanfaatkan informasi Meningkatkan kualitas layanan yang memanfaatkan kesehatan melalui upaya: informasi kesehatan berbasis informasi kesehatan A. Penyebarluasan informasi melalui berbagai media, web. meliputi: 1. Penyebarluasan informasi melalui media cetak, media elektronik dan media luar ruang B. Penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan, meliputi: 1. Penyusunan buku Profil Kesehatan 2. Penyusunan buku saku kesehatan 3. Penyusunan buku Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kesehatan kab/Kota 4. Penyusunan buku Data Dasar Puskesmas dan RS IV - 8 Tabel 4.2 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Indikator Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 - 2018 Visi : "INSTITUSI YANG PROFESIONAL DALAM MEWUJUDKAN KESEHATAN PARIPURNA DI JAWA TENGAH" MISI TUJUAN SASARAN 1 2 3 1. MELAKSANAKAN PELAYANAN KESEHATAN YANG BERMUTU DAN BERKEADILAN MENINGKATKAN PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT 1. MENINGKATNYA KESEHATAN IBU DAN ANAK CAPAIAN 2012 2013 2014 5 6 7 8 9 10 11 12 0/00.000 116,34 118 118 118 117 116 116 0/.000 0/.000 % % 10,75 11,85 15 16 65 95 12,50 11,90 68 97,5 12 11,85 70 98 12 11,80 72 98 11,50 11,75 75 98,5 11 11 78 98,5 84 70 86 75 70 88 80 72 89 81 74 90 83 76 91 84 76 92 85 % 86 49,06 0,12 100 87 50 0,11 100 97 51 0,05 100 97,5 51,5 0,05 100 97,5 52 0,05 100 98 53 0,04 100 98 55 0,04 100 13 Angka Penemuan kasus baru TB (CDR) 14 Angka penemuan kasus baru HIV - AIDS 15 Angka kesakitan malaria 0/100.000 114 115 116 117 118 120 122 1,404 1,259 18 16 15 14 13 0/1000 0,081 0,08 0,07 0,07 0,07 0,06 0,06 16 Angka kesakitan DBD 17 Angka kematian DBD 18 Angka penemuan kasus baru kusta 19 Cakupan penemuan kasus diare pada balita 20 Cakupan penemuan kasus ISPA pada balita 21 Angka kasus filaria yang ditangani 22 Angka kasus zoonosis a. Angka kasus AI yang ditangani b. Angka kasus anthrax yang ditangani c. Angka GHPR yang ditangani d. Angka kematian penderita Leptospirosis e. Jumlah kasus pes 0/100.000 % 19,29 <1 5,4 53 <1 5,8 <20 <1 6 <20 <1 6,5 <20 <1 7 <20 <1 7,5 <20 <1 8 38,16 40 40 45 50 55 60 30,5 33 35 37 39 42 45 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 0 30 40 60 80 100 15,5 11,4 ≤14 ≤13 ≤12 ≤11 ≤10 0 0 0 0 0 0 0 NO 4 1 Angka Kematian Ibu 2 3 4 5 Angka Kematian Bayi Angka Kematian Balita Cakupan K4 Cakupan pertolongan persalinan Nakes Cakupan peserta KB Aktif Cakupan KN Lengkap Cakupan Neonatal komplikasi yang ditangani Cakupan kunjungan bayi Cakupan ASI Eksklusif Prevalensi Gizi buruk Cakupan Balita gibur mendapat perawatan 6 7 8 9 10 11 12 2. TERKENDALINYA PENYAKIT MENULAR DAN PENYAKIT TDK MENULAR INDIKATOR SASARAN INDIKATOR SATUAN % % % % % TARGET 2015 2016 2017 2018 MISI TUJUAN SASARAN 1 2 3 NO INDIKATOR SASARAN INDIKATOR SATUAN 4 CAPAIAN 2012 2013 2014 6 7 8 9 10 11 12 12 <10 <30 <25 <25 <20 <20 5 <5 <55 <50 <50 <45 <45 69 70 71 72 73 74 75 69 70 71 72 73 74 75 2,3/10.000 98,9 100 2/100.000 98,9 100 100 2/100.000 98,9 100 100 2/100.000 98,9 100 100 2/100.000 99 100 100 2/100.000 99 100 100 2/100.000 99 100 100 0 0 0 0 0 0 0 % 77 78 79 80 81 % 75 80 82 84 85 0 10 25 50 75 100 6 7 10 12 13 15 11 13 16 18 20 22 1:38110 1:37610 1:37110 1:36610 1:36110 1:35610 5 22 Proporsi kasus hipertensi di fasyankes 23 Proporsi kasus Diabetis Mellitus di fasyankes 24 Proporsi fasyankes yang melaporkan kasus hipertensi 25 Proporsi fasyankes yang melaporkan kasus DM 26 27 28 29 AFP Rate Cakupan UCI Desa Proporsi KLB PD3I Proporsi penanganan KLB/Bencana kurang dari 24 jam 30 Proporsi kasus meningitis pada jemaah haji 31 Persentase Penanganan Program Penanganan Gangguan Penglihatan dan Kebutaan (PGPK) 32 Angka kesembuhan TB di BKPM 3. MENINGKATNYA FASILITAS YANKES YANG MEMENUHI STANDAR 4. MENINGKATNYA 33 Proporsi puskesmas yg memiliki ijin operasional 34 Proporsi puskesmas terakreditasi 35 Proporsi puskesmas PONED terstandar 36 Rasio puskesmas per jumlah penduduk 37 Proporsi Pembinaan akreditasi puskesmas 38 Proporsi Pembinaan Puskesmas PONED 39 Proporsi RS yang memiliki ijin operasional 40 Proporsi RS terakreditasi 41 Proporsi RS Terklasifikasi 42 Proporsi RS PONEK terstandar 43 Proporsi Pembinaan Akreditasi RS 44 Proporsi Pembinaan RS PONEK 45 Desa melaksanakan STBM % TARGET 2015 2016 2017 2018 8 8 10 12 16 18 21 16 16 27 38 49 61 72 98 100 100 100 100 100 0 68,4 6,16 4,44 6,67 16,33 11,11 21,11 24,49 18,52 27,41 28,57 29,93 36,30 32,65 37,04 40,00 40,82 10 20 30 40 50 60 8 20 30 40 49 49 26 (2.247) 27 (2.347) 28 (2.447) 29 (2.547) 30 (2.647) 25.94 25 MISI TUJUAN 1 2 SASARAN 3 MENINGKATNYA KUALITAS DAN KUANTITAS KESEHATAN PEMUKIMAN, TTU DAN TPM 5. MENINGKATNYA MUTU SEDIAAN FARMASI, MAMIN, ALKES DAN PKRT 2. MEWUJUDKAN SDM 1. KES YG BERDAYA SAING MENINGKATKAN KOMPETENSI SDM KES CAPAIAN 2012 2013 2014 5 6 7 8 9 10 11 12 46 Proporsi penduduk Akses Air minum % 77.21 77 78 79 80 81 82 47 Proporsi penduduk Akses Jamban 48 Proporsi TTU memenuhi syarat 49 Proporsi TTM memenuhi syarat 50 Proporsi Puskesmas/ RS yang ramah lingkungan (mpy dok SPPL, UPL/UKL dan IPAL) 51 Proporsi Pengelolaan Sampah Rumah Tangga memenuhi syarat 52 Proporsi Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga memenuhi syarat % 74.71 74 75 76 77 78 79 % 77 78 79 80 81 82 % 50 53 56 59 62 65 72/100 72/100 73/100 74/100 75/100 76/100 43 49 50 51 52 53 42 48 49 50 51 52 53 Proporsi sarana produksi dan distribusi di bidang farmasi dan perbekes sesuai standar % 50,00 55,00 60,00 65,00 70,00 75,00 80,00 54 Proporsi sarana pelayanan kefarmasian sesuai standar % 22,50 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 55 Proporsi pembinaan dan pengawasan produksi dan distribusi bid farmasi dan perbekes % 15,00 20,00 30,00 40,00 60,00 80,00 100,00 56 Proporsi pembinaan dan pengawasan pelayanan kefarmasian 57 Proporsi kab/kota melakukan binwan makmin sesuai standar % 25,00 34,61 47,33 60,05 72,77 85,50 100,00 % 15,00 28,57 42,86 57,14 71,43 85,71 100,00 58 Proporsi pembinaan dan evaluasi makmin % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 NO INDIKATOR SASARAN INDIKATOR SATUAN 4 1. 59 Jumlah peserta didik MENINGKATNYA diknakes MASY. JATENG YG MENGIKUTI PENDIDIKAN DI % siswa 0/98 55,350 TARGET 2015 2016 60,880 66,960 2017 73,650 2018 81,000 MISI TUJUAN SASARAN 1 2 3 PENDIDIKAN DI INSTITUSI PENDIDIKAN KESEHATAN NO INDIKATOR SASARAN INDIKATOR SATUAN 4 60 Prosentase lulusan yang kompeten 5 2. MENINGKAT KAN YANAN DIKLAT DI BIDKES 3. MEWUJUDKAN PERAN SERTA MASYARAKAT DAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PEMBANGUNAN KESEHATAN MENINGKATKAN ADVOKASI DAN SOSIAL SUPPORT PEMANGKU KEPENTINGAN 6 7 8 9 10 11 12 80 90 90 90 90 51 51,50 52 52,50 53 60 70 80 85 85 50 50 50 1,235 10 20 10 67 Proporsi tenaga kesehatan tersertifikasi 68 Ratio dokter umum terhadap penduduk 69 Ratio dokter spesialis dasar dan anestesi terhadap penduduk 70 Ratio dokter gigi terhadap penduduk 71 ratio bidan terhadap penduduk 72 Ratio perawat terhadap penduduk 73 Ratio sanitarian terhadap penduduk 1. 74 Proporsi penduduk yang MENINGKATNYA memiliki JPK PERAN 75 Cakupan penduduk miskin PEMKAB/KOT non kuota yang DLM mempunyai JPK PEMBANGUNAN 2014 orang MENINGKAT NYA 65 Proporsi pelatihan DIKLAT YG kesehatan yang TERAKREDITASI terakreditasi 66 Proporsi pelatihan bidang kesehatan yang terakreditasi 3. MERATANYA MENDAYAGUNA DISTRIBUSI KAN SDM KES NAKES 2013 % 2. 61 Proporsi Institusi MENINGKATNYA pendidikan kesehatan yang KUALITAS terakreditasi INSTITUSI 62 Jumlah institusi pendidikan institusi PENDIDIKAN kesehatan yang difasilitasi KESEHATAN 3. 63 Jumlah SDM Kes yg MENINGKATNYA mengikuti Diklat yg SDM KES YG terakreditasi MENGIKUTI 64 Jumlah SDM DinKes yg DIKLAT mengikuti Diklat aparatur CAPAIAN 2012 TARGET 2015 2016 1,360 1,430 2017 1,500 2018 1,575 11 11,50 12 12,50 13 60 70 80 90 100 80 80,5 81 81,5 82 82,5 84 13,30 13,39 13,50 13,60 13,70 13,80 13,90 6,60 6,64 6,65 6,66 6,67 6,68 6,69 3,30 3,36 3,45 3,50 3,55 3,60 3,65 44,0 44,07 45 45,5 45,6 45,7 45,8 78 79,3 80 80,5 81 81,5 82 40,0 41 41,5 42 42,5 43 43,5 % 45 50 52 54 55 57 60 % 0 28,31 28,01 27,79 27,57 27,35 27,12 MISI 1 KESEHATAN TUJUAN 2 KEPENTINGAN SASARAN 3 PEMBANGUNAN KESEHATAN NO INDIKATOR SASARAN INDIKATOR SATUAN 4 76 Persentase kab/kota mengalokasikan 10% APBD utk kesehatan CAPAIAN 2012 2013 2014 5 6 7 8 9 10 11 12 % 8,57(3) 11,42(4) 14,20(5) 17,14(6) 20(7) 22,85(8) 25,71(9) 9 18 27 32 45 77 Persentase kab/kota yang % menyusun regulasi terkait KTR, ASI Ekslkusif dan PSN 78 Proporsi kab/Kota yang % menerbitkan regulasi di bidang kesehatan (KTR, ASI, PSN) 79 Jumlah dokumen dokumen kerjasama bidang kesehatan antar prov MPU dan daerah lintas batas 2. 80 Jumlah BUMN dan BUMD MENINGKATNYA yang melakukan CSR di PERAN DUNIA bidang kesehatan USAHA DLM PEMB KES 1. MENINGKATKAN PELAYANAN INFORMASI DI BIDANG KESEHATAN 2017 2018 0 0 5,71 11,43 17,14 22,86 28,57 2 2 2 2 2 2 2 0 0 3 3 3 4 4 6 7 8 9 10 3. 81 Proporsi desa/ kelurahan MENINGKATNYA siaga aktif mandiri PERAN 82 Proporsi Posyandu mandiri MASYARAKAT 83 Proporsi Rumah tangga DALAM PEMB sehat KES 84 Proporsi pasar yang menyediakan garam beryodium (sentinel) % 50,05 5,15 % 17,57 17,75 18 18 18,5 18,75 19 % 74,8 74,8 74,9 75 75,2 75,4 75,5 % 0 0 70 70 70 70 70 85 Persentase pedagang yang menjual garam beryodium % 30 40 50 60 70 5 7 8 9 10 86 Jumlah ormas/ LSM yang bekerjasama dengan institusi kesehatan 4. MELAKSANAKAN PELAYANAN PUBLIK YG BERMUTU TARGET 2015 2016 MENINGKATNYA 87 Jumlah pengunjung web orang MASYARAKAT site Dinkes Prov. Jateng YANG 88 Jumlah penyuluhan melalui kali MEMANFAATKAN media elektronik INFORMASI 89 Jumlah penyuluhan melalui kali KESEHATAN media cetak 0 187,674 3 250,000 400,000 550,000 700,000 850,000 1,000,000 10 10 12 14 16 18 20 2 2 4 6 8 10 12 MISI TUJUAN SASARAN 1 2 3 NO INDIKATOR SASARAN INDIKATOR SATUAN 4 90 Jumlah penyuluhan luar ruang 2. MENINGKATKAN PELAYANAN ADMINISTRASI DI BIDANG KESEHATAN 1. 91 Jumlah STRTTK yang MENINGKATNYA diterbitkan PENERBITAN 92 Proporsi waktu pelayanan IJIN DAN perijinan di bidang famasi REGISTRASI sesuai standard SUMBERDAYA 2. MENINGKATNYA TATA KELOLA KEPEGAWAIAN, KEHUMASAN, ASET, KEUANGAN, PERENCANAAN DAN EVAL PEMB. KES 5 kali CAPAIAN 2012 2013 2014 6 7 8 9 10 11 12 26 30 35 40 45 50 55 13,854 14,131 14,413 14,702 14,996 dokumen 2017 2018 80 80 80 85 90 95 100 93 Jumlah dokumen dokumen perencanaan, evaluasi dan informasi kesehatan 94 Jumlah PAK yg dokumen diselesaikan 21 21 21 21 21 21 21 95 Dokumen Pengelolaan keuangan 96 Dokumen Pengelolaan barang 97 Jumlah Regulasi bidang Kesehatan (Provinsi) dokumen 2 2 2 2 2 2 2 dokumen 3 3 3 3 3 3 3 dokumen 1 1 1 1 1 1 1 % 100 100 100 100 100 100 100 % 100 100 100 100 100 100 100 % 100 100 100 100 100 100 100 % 100 100 100 100 100 100 100 3. 98 Terpenuhinya administrasi MENINGKATNYA perkantoran di Dinkes dan TATA KELOLA 9 UPT ADMINISTRASI 99 Terpenuhinya sarana prasarana aparatur di PERKANTORAN Dinkes dan 9 UPT 100 Terpenuhinya pakaian dinas di Dinkes dan 9 UPT 101 Meningkatnya kapasitas Sumber daya aparatur % TARGET 2015 2016 2,500 2,600 2,800 2,900 3,000 Tabel 5.1 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF NO 1 PROGRAM Pencegahan dan Penanggu langan Penyakit KEGIATAN Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular INDIKATOR KINERJA 1 ###### 192,200 3,300,000 516,090 3,800,000 4,500,000 1 AFP rate Dinas kab/kota, 2/100.000 puskesmas, RS. Petugas kesehatan. Masyarakat 250,000 2/100.000 2 Cakupan UCI desa 98,9 350,000 98,9 1,250,000 99 1,250,000 99 1,250,000 99 3 4 Dinkes kab/kota, puskesmas, Lintas program. Lintas sektor, petugas kesehatan masyarakat Proporsi KLB PD3I Proporsi penanganan KLB/ Dinkes kab/kota, bencana kurang dari 24 puskesmas, Lintas jam program. Lintas sektor, petugas kesehatan masyarakat Proporsi kasus meningitis Dinkes kab/kota, pada jemaah haji puskesmas, petugas kesehatan, PKHI, calon jamaah haji 100 100 450,000 100 100 1,850,000 100 100 2,100,000 100 100 2,250,000 100 100 0 200,000 0 2 191,551 16 240,345 239,780 748,990 312,000 48,075 0.07 <20 <1 6.5 balita 40 95,550 balita 45 48,075 penderita baru 100 48,075 endemis berisiko berisiko berisiko 120 KONDISI KINERJA AKHIR RPJMD TARGET Rp. (.000) 5,100,000 penduduk beriksiko, usia lanjut 18 0.07 <20 <1 6 penduduk penduduk penduduk penduduk 118 2018 TARGET Rp. (.000) Proporsi kasus hipertensi di Fasyankes Proporsi kasus Diabetis Mellitus di Fasyankes Proporsi Fasyankes yang melaporkan kasus hipertensi Proporsi Fasyankes yang melaporkan kasus DM kelompok berisiko tinggi 117 PENDANAAN INDIKATIF 2016 2017 TARGET Rp. (.000) TARGET Rp. (.000) 1 5 Farmasi dan Perbekalan 116 2015 TARGET Rp. (.000) penduduk berisiko 4 2 2014 TARGET Rp. (.000) Angka penemuan kasus baru TB (CDR) 2 Angka penemuan kasus baru HIV-AIDS 3 Angka kesakitan malaria 4 Angka kesakitan DBD 5 Angka kematian DBD 6 Angka penemuan kasus baru kusta 7 Cakupan penemuan kasus diare pada balita 8 Cakupan penemuan kasus ISPA pada balita 9 Angka kasus filaria yg ditangani 10 Angka kasus Zoonosis a. Angka kasus AI yang ditangani b. Angka kasus anthrax yang ditangani c. Angka GHPR yang ditangani d. Angka kematian penderita Leptospirosis e. Jumlah kasus pes 3 Surveilans Epidemiologi dan penanganan KLB dan bencana (termasuk kesehatan haji dan Imunisasi) KELOMPOK SASARAN 122 122 19,800,000 708,290 15 14 13 13 997,288 0.06 <20 <1 7.5 0.06 <20 <1 8 0.06 <20 <1 8 989,335 551,780 403,750 0.07 <20 <1 7 45 460,120 50 55 60 60 555,670 48 328,300 52 56 60 60 376,375 100 436,360 100 100 100 100 484,435 142,159 805,737 546,090 688,249 kematian unggas 100 100 100 100 100 100 suspect anthrax 100 100 100 100 100 100 hewan penular rabies manusia dan tikus manusia dan tikus 30 40 60 80 100 100 <=14 <=13 <=12 <=11 <=10 <=10 0 <30 0 350,000 <25 500,000 451,825 0 0 0 0 <25 <20 <20 <20 850,000 <55 <50 <50 <45 <45 <45 - 71 72 73 74 75 75 - 71 72 73 74 75 75 - 3,950,000 450,000 300,000 4,020,000 2/100.000 0 550,000 2/100.000 350,000 4,824,000 0 650,000 400,000 5,788,800 2/100.000 0 2/100.000 2,650,000 1,500,000 99 5,600,000 2,500,000 100 100 9,150,000 0 1,750,000 750,000 500,000 6,715,008 25,297,808 NO PROGRAM Perbekalan Kesehatan KEGIATAN Koordinasi dan Pembinaan Pengawasan dan Distribusi Sediaan dan Perbekalan kesehatan INDIKATOR KINERJA 1 Proporsi Sarana Produksi dan Distribusi dibidang Farmasi dan perbekes sesuai Standar 2 Proporsi Sarana Pelayanan kefarmasian sesuai Standar 3 Proporsi Pembinaan dan Pengawasan Produksi dan Distribusi Bidang Farmasi dan perbekes Proporsi Pembinaan dan RS Pemerintah, Pengawasan Pelayanan instalasi farmasi kefarmasiaan Kab/Kota dan Pusk. Perawatan yang melaksanakan yan kefarmasian sesuai standar Proporsi waktu pelayanan Masyarakat Jawa perijinan di bidang Tengah farmasi sesuai standar 4 5 Koordinasi dan Pembinaan dan Pengawasan Makanan dan Minuman 1 2 3 Pelayanan Kesehatan KELOMPOK SASARAN Proporsi Kabupaten/ Kota Melakukan Pembinaan dan Pengawasan Makanan dan Minuman sesuai standar Proporsi Pembinaan dan Evaluasi Makanan dan Minuman 2014 TARGET Rp. (.000) Sarana produksi obat, bahan baku obat, obat tradisional, kosmetika, alkes dan PKRT; Sarana distribusi obat, bahan baku dan alkes; serta sarana sarana kefarmasian yg sesuai standar RS Pemerintah, instalasi farmasi Kab/Kota dan Pusk. Perawatan yang melaksanakan yan kefarmasian sesuai standar Kab/Kota yang melakukan pembinaan dan pengawasan makanan minuman sesuai standar Kab/Kota yang melakukan pembinaan dan pengawasan makanan minuman sesuai standar 2015 TARGET Rp. (.000) 1 2 3 4 5 Koordinasi dan Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Rujukan Proporsi Puskesmas yang Memiliki Ijin Operasional Proporsi Puskesmas Terakreditasi Proporsi Puskesmas PONED Terstandar Rasio Puskesmas per Jumlah Penduduk Proporsi Pembinaan Akreditasi Puskesmas 6 Proporsi Pembinaan Puskesmas PONED 1 Proporsi RS yang Memiliki RSU dan Khusus Ijin Operasional Pemerintah/TNI-POLRI dan Swasta yang belum memiliki ijin operasional sesuai kelasnya dan RS yang masa berlaku ijinnya habis KONDISI KINERJA AKHIR RPJMD TARGET Rp. (.000) 614,700 65 551,170 70 806,287 75 80 80 1,972,157 40 240,300 50 264,330 60 290,763 70 80 80 795,393 30 624,363 40 536,799 60 790,479 80 100 100 1,951,642 85,50 100 100 7,350,308 95 100 100 47,33 2,220,637 80 60,05 2,442,701 85 72,77 2,686,971 90 42,86 168,300 57,14 135,130 71,43 150,643 85,71 100 100 454,073 100 81,700 100 89,870 100 98,857 100 100 100 270,427 Puskesmas yang belum memiliki ijin operasional puskesmas yang belum terakreditasi Puskesmas PONED yang belum terstandar Puskesmas 1: Puskesmas yang mengusulkan pembinaan akreditasi Puskesmas PONED 2018 TARGET Rp. (.000) 60 37,243,442 Koordinasi Pelayanan Kesehatan Dasar PENDANAAN INDIKATIF 2016 2017 TARGET Rp. (.000) TARGET Rp. (.000) 10 7 48,000,000 25 159,000 13 37500 10 66,331,147 50 1,000,000 12 90,000,000 75 1,200,000 13 100 1,440,000 338,574,589 97,000,000 15 100 1,728,000 15 5,527,000 16 18 20 22 22 - 1: 37000 1: 36500 1: 36000 1: 35500 1: 35500 - 10 243,000 12 350,000 16 420,000 18 504,000 21 604,800 21 2,121,800 27 98,000 38 150,000 49 180,000 61 216,000 72 259,200 72 903,200 43.7 57,000 60 62,700 79.26 68,970 97.41 75,860 100 83,440 100 347,970 NO PROGRAM KEGIATAN INDIKATOR KINERJA 2 3 4 5 6 7 8 Koordinasi Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak 1 2 3 4 5 6 7 8 9 KELOMPOK SASARAN Proporsi RS Terakreditasi RSU Pemerintah/TNIPOLRI dan Swasta yang sudah terakreditasi versi baru Proporsi RS Terklasifikasi RSU dan Khusus Pemerintah/TNI-POLRI dan Swasta yang dalam proses penetapan kelas (belum terklasifikasi) Proporsi RS PONEK RSU Pemerintah/TNITerstandar POLRI dan Swasta yang sudah melayani PONEK Proporsi Pembinaan RSU Pemerintah/TNIAkreditasi RS POLRI dan Swasta yang belum terakreditasi versi baru Proporsi Pembinaan RS RSU Pemerintah/TNIPONEK POLRI dan Swasta yang belum melayani PONEK Persentase Penanganan Masyarakat Jawa Program Penanganan Tengah Gangguan Penglihatan dan Kebutaan Angka kesembuhan TB di Masyarakat Jawa BKPM Tengah a. BKPM Pati Masyarakat Jawa Tengah b. BKPM Semarang Masyarakat Jawa Tengah c. BKPM Ambarawa Masyarakat Jawa Tengah d. BKPM Klaten Masyarakat Jawa Tengah e. BKPM Magelang Masyarakat Jawa Tengah Angka Kematian Ibu ibu hamil, bidan desa, bidan Pusk, bidan koordinator, dokter, perawat, Linsek Angka Kematian Bayi Bidan, dokter, perawat, Dinkes, Pusk,RS Angka Kematian Balita Bidan, dokter, perawat, Dinkes, Pusk,RS Cakupan K4 ibu hamil, bidan desa, bidan Pusk, bidan koordinator, dokter, perawat, Linsek Cakupan Pertolongan ibu hamil, bidan desa, Persalinan Nakes bidan Pusk, bidan koordinator, dokter, perawat, Linsek Cakupan Peserta KB aktif ibu hamil, bidan desa, bidan Pusk, bidan koordinator, dokter, perawat, Linsek Cakupan KN Lengkap Bidan, Dokter, Pusk, RS, Keluarga Cakupan Neonatal Bidan, Dokter, Pusk, RS, Komplikasi yang ditangani Keluarga Cakupan Kunjungan Bayi 10 Cakupan ASI Eksklusif Bidan, Dokter, Pusk, RS, Keluarga Masyarakat,Ls/LP. Nakes, di pusk/RS 2014 TARGET Rp. (.000) 2015 TARGET Rp. (.000) PENDANAAN INDIKATIF 2016 2017 TARGET Rp. (.000) TARGET Rp. (.000) 2018 TARGET Rp. (.000) KONDISI KINERJA AKHIR RPJMD TARGET Rp. (.000) 4,44 18,200 11,11 20,020 18,52 22,022 29,93 24,224 37,04 26,649 37,04 111,115 6,67 36,100 21,11 39,710 27,41 43,681 36,30 48,049 40 52,854 40 220,394 16,33 145,628 24,49 160,191 28,57 176,210 32,65 193,831 40 213,214 40,82 889,074 20 18,200 30 20,020 40 22,022 50 24,224 60 26,649 60 111,115 20 25,600 30 28,160 40 30,976 49 34,073 49 37,480 49 156,289 77% 2,504,000 78% 13,000,000 79% 2,600,000 80% 2,700,000 81% 2,800,000 81% 23,604,000 75% 2,920,000 80% 3,179,588 82% 3,500,000 84% 4,100,000 85% 3,800,000 85% 17,499,588 75% 80% 82% 84% 85% 85% 75% 80% 82% 84% 85% 85% 75% 80% 82% 84% 85% 85% 75% 80% 82% 84% 85% 85% 75% 2,920,000 80% 3,179,588 82% 3,500,000 84% 4,100,000 85% 3,800,000 85% 17,499,588 118 1,544,700 118 1,699,170 117 1,869,087 117 2,055,996 116 2,261,595 116 9,430,548 12,50 210,299 12 231,350 12 254,500 11,50 279,950 11 307,945 11 1,284,044 11,90 150,718 11,85 165,790 11,80 182,369 11,75 200,605 11 220,670 11 920,152 68 117,970 70 129,767 72 142,744 75 157,018 78 172,720 78 720,219 97.5 191,060 98 211,156 98 232,271 98.5 255,498 98.5 281,048 98.5 63,250 74 69,575 76 76,533 76 84,186 89 346,770 90 381,450 91 419,600 92 461,560 92 1,924,625 81 150,000 83 165,000 84 181,500 85 199,650 85 696,150 70 57,500 88 315,245 80 72 1,171,033 351,043 97 66,610 97.5 73,275 97.5 80,605 98 88,670 98 97,540 98 406,700 50 97,850 51,5 107,635 52 118,399 53 130,239 55 143,263 55 597,386 - NO 4 PROGRAM Kesehatan Lingkungan KEGIATAN INDIKATOR KINERJA Koordinasi Pelayanan Gizi Masyarakat 1 Pengawasan Kualitas Air Sanitasi Dasar 1 2 2 3 Pengawasan Hygiene Dan Sanitasi TTU dan TPM Sumber Daya Manusia Kesehatan 2014 TARGET Rp. (.000) 2015 TARGET Rp. (.000) 0,05 268,371 0,05 295,208 0,04 324,729 0,04 357,202 0,04 1,489,484 100 758,176 100 833,994 100 917,393 100 1,009,132 100 1,110,045 100 4,628,740 Desa Melaksanakan STBM Stakeholder terkait, Masyarakat Desa Proporsi Penduduk Akses Stakeholder terkait, Air Minum penyelenggaraan air minum dan Masyarakat Proporsi Penduduk Akses Stakeholder terkait, Jamban Masyarakat Berbasis Lingkungan 26 (2.247) Proporsi TPM yang Memenuhi Syarat 3 Proporsi Pukesmas/RS yang Ramah Lingkungan(mempunyai dokumen SPPL, UPL/ UKL dan IPAL) Proporsi Pengelolaan Sampah Rumah Tangga memenuhi syarat Proporsi Pengelolaan Limbah cair Rumah Tangga memenuhi syarat 2 3 4 5 6 7 8 KONDISI KINERJA AKHIR RPJMD TARGET Rp. (.000) 243,974 2 1 2018 TARGET Rp. (.000) 0,05 Stakeholder terkait, Pengelola Institusi dan Masyarakat Stakeholder terkait, Pengelola Institusi dan Masyarakat 950,000 997,500 120,000 27 (2.347) 150,000 28 (2.447) 78 372,000 79 500,000 75 85,000 76 78 373,000 79 2 Prosentase Lulusan yang kompeten Mahasiswa Akper Pemprov Penyelenggaraan Pelatihan SDM Kesehatan (BPTPK 1 Proporsi Pelatihan Kesehatan yang Terakreditasi pelatihan bidang kesehatan di Jawa Tengah 6,054,208 1,295,000 30 (2.647) 375,000 30 (2.647) 80 550,000 81 600,000 82 625,000 82 2,647,000 140,000 77 200,000 78 250,000 79 300,000 79 975,000 750,000 80 800,000 81 875,000 82 950,000 82 3,748,000 62 65 65 - 72/100 73/100 74/100 75/100 76/100 76/100 - 49 50 51 52 53 53 - 48 49 50 51 52 52 - 55,350 Jumlah Peserta Didik Diknakes 1,583,033 350,000 59 13,50 1 1,376,550 300,000 29 (2.547) 56 Ratio Dokter Umum 22 Organisasi Profesi Terhadap Penduduk Kesehatan ; 35 Kab./ Kota Ratio Dokter Spesialis Dasar dan Anestesi Terhadap Penduduk Ratio Dokter Gigi Terhadap Penduduk Ratio Bidan Terhadap Penduduk Ratio Perawat Terhadap Penduduk Ratio Sanitarian Terhadap Penduduk Proporsi Tenaga Kesehatan tersertifikasi Jumlah STRTTK yang diterbitkan Koordinasi Penyelenggaraan Pendidikan Tenaga Kesehatan (Akper Pemprov) 1,147,125 53 5,949,841 Koordinasi Organisai Profesi Kesehatan PENDANAAN INDIKATIF 2016 2017 TARGET Rp. (.000) TARGET Rp. (.000) Balita gizi buruk, nakes (tim asuhan gizi), LS/LP Cakupan Balita Gizi Buruk Tata laksana gizi buruk yang Dapat Perawatan di masyarakat, pusk dan RS dan nakes (tim asuhan gizi) Proporsi TTU yang Memenuhi Syarat 5 5 Prevelensi Gizi Buruk 1 4 KELOMPOK SASARAN 600,000 6,077,000 13,60 800,000 9,000,000 13,70 880,000 9,000,000 13,80 960,000 10,500,000 13,90 1,120,000 13,90 40,526,841 4,360,000 6,65 6,66 6,67 6,68 6,69 6,69 - 3,45 3,50 3,55 3,60 3,65 3,65 - 45 45.5 45,6 45,7 45,8 45,8 - 80 80,5 81 81,5 82 82 - 41,5 42 42,5 43 43,5 43,5 - 81 81,5 82 82,5 83 83 13,854 14,131 14,413 14,702 14,996 14,996 60,880 66,960 73,650 81,000 81,000 90 90 90 90 90 3,000,000 80 11 68,000 11,50 200,000 12 220,000 12,50 250,000 13 300,000 13 3,000,000 1,038,000 NO PROGRAM KEGIATAN Gombong) INDIKATOR KINERJA 2 3 Koordinasi Penyelenggaraan Institusi 6 Promosi dan Pemberdayaan Penyelenggaraan Promosi Kesehatan 2015 TARGET Rp. (.000) PENDANAAN INDIKATIF 2016 2017 TARGET Rp. (.000) TARGET Rp. (.000) 60 70 80 90 1,235 1,360 1,430 1,500 584,000 51,50 700,000 1,575 53 3,839,000 20 267,652,915 2,506,343 12 2,163,465 55 8,371,489 70 2,224,809 12 395,500 1 10,500 Kabupaten/Kota dan Provinsi Masyarakat Jawa Tengah 4 341,394 5 39,725 Kabupaten/Kota dan Provinsi Masyarakat Jawa Tengah Pedagang di pasar sentinel kab/ kota 35 1,321,018 26 100,000 30 351,074 Proporsi pasar yang menyediakan garam beryodium (sentinel) Pasar sentinel 70 Kabupaten/Kota dan Provinsi 9 206,066 18 236,976 27 260,673 32 286,741 45 315,415 45 1,305,871 Kabupaten/Kota dan Provinsi 5,71 264,948 11,43 304,690 17,14 335,159 11,86 368,675 28,57 405,543 28,57 1,679,015 10 6,441,259 5 6 7 Persentase Kab/ Kot yang Menyusun Regulasi Terkait KTR, Asi Ekslusif, PSN Proporsi Kabupaten/ Kota yang Menerbitkan Regulasi di Bidang Kesehatan (KTR, ASI, PSN) 1 Proporsi desa / kelurahan Dinas Kesehatan siaga aktif mandiri Kabupaten/Kota 2 Proporsi Posyandu Mandiri Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Proporsi Rumah Tangga Dinas Kesehatan Sehat Kabupaten/Kota Jumlah BUMN dan BUMD Provinsi dan Kab/Kota yang melakukan CSR bidang Kesehatan Jumlah Ormas/LSM yang Provinsi dan Kab/Kota bekerjasama dgn institusi Kesehatan Jumlah dokumen Provinsi kerjasama bidang kesehatan antar provinsi (MPU dan daerah lintas batas) 3 4 5 6 1 2 Proporsi Penduduk Penduduk Jawa Tengah Mempunyai JPK Proporsi Penduduk Miskin Masyarakat Miskin non non kuota yang PBI Pusat 2 6 40 40 1,055,062 7 8 45 403,735 50 4 10 50 444,109 60 12 55 8 1,276,625 60,000 2,022,016 34 70 70 50,000 522,555 9 250,000 488,519 605,372 5 55,000 1,838,197 32 70,300,000 20 40,000 475,050 8 200,000 70 1,160,568 550,338 50,000 1,671,088 30 60,580,460 18 30,000 431,863 7 150,000 70 6 3 45,000 1,519,171 28 500,308 20,000 392,603 6 50,000,000 16 935,000 - Kabupaten/Kota dan Provinsi Masyarakat Jawa Tengah 454,825 53 1,575 Jumlah Penyuluhan Melalui Media Elektronik Jumlah Penyuluhan Melalui Media Elektronik di BKIM Jumlah Penyuluhan Melalui Media Cetak Jumlah Penyuluhan Melalui Media Cetak di BKIM Jumlah Penyuluhan Luar Ruang Jumlah Penyuluhan Luar Ruang di BKIM Persentase Pedagang yang Menjual garam beryodium 43,400,000 850,000 - 1 14 52,50 100 51 4 770,000 100 KONDISI KINERJA AKHIR RPJMD TARGET Rp. (.000) 297 institusi diknakes di jateng 43,372,455 52 2018 TARGET Rp. (.000) proporsi Institusi Pendidikan Kesehatan yang Terakreditasi 3 Pembiayaan Kesehatan Proporsi Pelatihan di Bidang Kesehatan yang Terakreditasi Jumlah SDM Kesehatan yang mengikuti DIKLAT terakreditasi 2014 TARGET Rp. (.000) 1 2 Penyelenggaraan Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan KELOMPOK SASARAN 300,000 537,371 70 9 1,404,288 70 10 1,544,716 26.72% 1,032,776 20.72% 705,400 22.22% 775,940 23.72% 853,534 25.22% 938,887 74,9 153,296 75 168,626 75,2 185,488 75,4 204,037 3 16,192 3 17,811 3 19,592 4 21,552 4 23,707 4 98,854 5 51,750 7 56,925 8 62,618 9 68,879 10 75,767 10 315,939 68,300 2 75,130 2 82,643 2 90,907 2 99,998 2 416,978 - 54 - 2 52 28,01 36,463,441 27,79 37,000,000 55 27,57 47,000,000 57 27,35 57,000,000 75,5 60 27,12 224,441 70,000,000 26.72% 75,5 60 27,12 4,306,538 935,887 247,463,441 NO 7 PROGRAM Manajemen Informasi dan Regulasi KEGIATAN INDIKATOR KINERJA 3 Persentase Kabupaten/ Kabupaten/Kota Kota Mengalokasikan 10% APBD untuk Kesehatan 1 Jumlah Dukumen Perencanaan penganggaran, Evaluasi, dan Informasi Kesehatan 2 Jumlah PAK yang diselesaikan 3 Dokumen Pengelolaan keuangan Dokumen Pengelolaan barang Pengkajian dan Diseminasi Pembangunan Kesehatan Penyusunan Regulasi Kesehatan Daerah Penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan Pelayanan Administrasi Perkantoran 2014 TARGET Rp. (.000) 14,20 382,014 2015 TARGET Rp. (.000) 17,4 500,000 6,825,000 Perencanaan dan Pengendalian Kesehatan 4 8 KELOMPOK SASARAN 8 Dok Perencanaan Penganggaran, 8 Dok. Informasi, 2 Dok. Keuangan, 3 Dok pengelolaan barang Tenaga Fungsional kesehatan di Jawa Tengah 2,169,935 2,500 20 600,000 21 3,124,706 5,805,000 21 2,603,922 2,600 22,85 700,000 6,385,500 2018 TARGET Rp. (.000) 25,71 3,749,648 2,800 2,900 2,982,014 4,499,577 34,656,782 16,147,788 21 3,000 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 Jumlah Regulasi bidang Kesehatan (Provinsi) 1 Jumlah Pengunjung Website Dinkes Prov Jateng LS, LP, Institusi Diknakes, Masyarakat Umum 400,000 Dinas Kesehatan dan 9 UPT 100% 154,967 100% 185,960 100% 223,152 100% 267,783 100% Dinas Kesehatan dan 9 UPT 100% 3,029,366 100% 3,635,239 100% 4,362,287 100% 5,234,744 Dinas Kesehatan dan 9 UPT 100% 168,000 100% 201,600 100% 241,920 100% Dinas Kesehatan dan 9 UPT 100% 430,000 100% 516,000 100% 619,200 Dinas Kesehatan dan 9 UPT 100% 1,041,000 100% 1,249,200 100% Penyediaan Alat Tulis Kantor Tersedianya perangko, benda pos lain dan terkirimnya paket Terjaminya Kebutuhan daya listrik air, telepon dalam pembangunan kesehatan di dinas Kesehatan dan UPT Kegiatan pelayanan kantor di Dinas Kesehatan Prov Jateng dapat terlaksana dengan baik Terjaminya Kebutuhan daya listrik air, telepon dalam pembangunan kesehatan di dinas Kesehatan dan UPT Kebersihan dan kenyamanan di kantor dan rumdin Dinkes Prov jateng dalam menunjang kinerja pegawai Tersedianya Alat Tulis yang mencukupi Dinas Kesehatan dan 9 UPT 100% 4,823,333 100% 5,788,000 Penyediaan Barang Cetak dan Penggandaan Tersedianya barang Dinas Kesehatan dan 9 cetakan dan penggandaan UPT di Dinkes Prov Jateng 100% 1,595,300 100% Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor Kegiatan pelayanan Dinas Kesehatan dan 9 kantor di Dinas Kesehatan UPT Prov Jateng dapat terlaksana dengan baik 100% 273,730 100% Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor/Rumah Dinas 25,71 3,000 1 Penyediaan Jasa Peralatan dan Perlengkapan Perkantoran Penyediaan Jasa Jaminan Barang Milik Daerah KONDISI KINERJA AKHIR RPJMD TARGET Rp. (.000) 8,297,957 21 Jumlah Pengunjung Website Dinkes Prov Jateng Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik. 800,000 7,343,325 21 1 Penyediaan Jasa Surat Menyurat LS, LP, Institusi Diknakes, Masyarakat Umum 21 PENDANAAN INDIKATIF 2016 2017 TARGET Rp. (.000) TARGET Rp. (.000) 400,000 400,000 550,000 1 500,000 700,000 1 1,400,000 550,000 550,000 850,000 1 605,000 1,000,000 1 665,500 1,000,000 1 1 - 2,720,500 - 1,000,000 9,521,750 321,340 100% 1,153,202 100% 6,281,693 100% 22,543,330 290,304 100% 348,365 100% 1,250,189 100% 743,040 100% 891,648 100% 3,199,888 1,499,040 100% 1,798,848 100% 2,158,618 100% 7,746,706 100% 6,945,600 100% 8,334,719 100% 10,001,663 100% 35,893,315 1,914,360 100% 2,297,232 100% 2,756,678 100% 3,308,014 100% 11,871,584 328,476 100% 394,171 100% 473,005 100% 567,607 100% 2,036,989 1,750,000 700,000 1,925,000 850,000 2,117,500 1,000,000 2,329,250 NO PROGRAM KEGIATAN Penyediaan Peralatan Rumah Tangga 2014 TARGET Rp. (.000) 2015 TARGET Rp. (.000) PENDANAAN INDIKATIF 2016 2017 TARGET Rp. (.000) TARGET Rp. (.000) 2018 TARGET Rp. (.000) KONDISI KINERJA AKHIR RPJMD TARGET Rp. (.000) Dinas Kesehatan dan 9 UPT 100% 1,055,820 100% 1,266,984 100% 1,520,381 100% 1,824,457 100% 2,189,348 100% 7,856,990 Dinas Kesehatan dan 9 UPT 100% 56,000 100% 67,200 100% 80,640 100% 96,768 100% 116,122 100% 416,730 Dinas Kesehatan dan 9 UPT 100% 7,072,000 100% 8,486,400 100% 10,183,680 100% 12,220,416 100% 14,664,499 100% 52,626,995 Dinas Kesehatan dan 9 UPT 100% 868,270 100% 1,041,924 100% 1,250,309 100% 1,500,371 100% 1,800,445 100% 6,461,318 Penyediaan makanan minuman untuk rapatrapat dan tamu tercukupi APBD Provinsi Jawa Tengah Terselesainya tugas pokok dan fungsi di Sekretariat Dinkes Prov Dinas Kesehatan dan 9 UPT 100% 2,582,000 100% 3,098,400 100% 3,718,080 100% 4,461,696 100% 5,354,035 100% 19,214,211 Dinas Kesehatan dan 9 UPT 100% 3,211,170 100% 3,853,404 100% 4,624,085 100% 5,548,902 100% 6,658,682 100% 23,896,243 Pengadaan Kendaraan Dinas/ Operasional Terpeliharanya kendaraan Dinas Kesehatan dan 9 operasional dinas guna UPT mendukung pelayanan 100% 1,562,000 100% 1,874,400 100% 2,249,280 100% 2,699,136 100% 3,238,963 100% 11,623,779 Pengadaan/ Peningkatan Sarana dan Prasarana Gedung Kantor/ Aparatur Pemeliharaan Rutin/ Berkala Rumah Dinas Terwujudnya / Dinas Kesehatan dan 9 terpeliharanya sarana dan UPT prasarana gedung kantor/aparatur 100% 362,000 434,400 100% 521,280 Terpeliharanya aset Dinas Kesehatan dan 9 rumdin Dinkes Prov UPT sehingga dapat dimanfaatkan dengan baik 100% 135,000 100% 162,000 100% 194,400 100% 233,280 100% 279,936 100% 1,004,616 Pemeliharaan Rutin/ Berkala Gedung Kantor Berfungsinya Dinas Kesehatan dan 9 perlengkapan gedung UPT kantor/rumah tangga guna mendukung kegiatan kantor Dinkes Prov Jateng 100% 2,725,000 100% 3,270,000 100% 3,924,000 100% 4,708,800 100% 5,650,560 100% 20,278,360 Pemeliharaan Rutin/ Berkala Kendaraan Dinas/ Operasional Pemeliharaan Rutin/ Berkala Perlengkapan Gedung/ Kantor Pemeliharaan Rutin/ Berkala Peralatan Gedung/ Kantor Terpeliharanya kendaraan Dinas Kesehatan dan 9 dinas. UPT 100% 1,054,162 100% 1,264,994 100% 1,517,993 100% 1,821,592 100% 2,185,910 100% 7,844,652 Terpeliharanya aset Gedung kantor di Dinkes Prov Jateng Dinas Kesehatan dan 9 UPT 100% 493,500 100% 592,200 100% 710,640 100% 852,768 100% 1,023,322 100% 3,672,430 Berfungsinya peralatan Dinas Kesehatan dan 9 Kantor dengan baik guna UPT mendukung kegiatan Kantor di UPT Dinkes Prov Jateng 100% 393,000 100% 471,600 100% 565,920 100% 679,104 100% 814,925 100% 2,924,549 Penyediaan Bahan Logistik Kantor Penyediaan Makanan Minuman Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi di dalam dan luar Daerah Jasa Pelayanan Perkantoran Peningkatan Sarana Prasarana Aparatur KELOMPOK SASARAN Kegiatan pelayanan kantor di Dinas Kesehatan Prov Jateng dapat terlaksana dengan baik Informasi-informasi pembangunan di Jawa Tengah serta peraturanperaturan terutama Bidang Kesehatan dapat diperoleh Tersedianya Bahan logistik dalam meningkatkan Mutu layanan kepada masyarakat di UPT Din Kes Prov jateng Kegiatan pelayanan kantor di Dinas Kesehatan Prov Jateng dapat terlaksana dengan baik Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundangundangan 9 INDIKATOR KINERJA 625,536 750,643 2,693,859 NO PROGRAM KEGIATAN Pemeliharaan Rutin/ Berkala Mebelair Pemeliharaan Rutin/ Berkala Peralatan Kantor dan Rumah Tangga Pemeliharaan Rutin/ Berkala Alat Kedokteran/ Lab Pemeliharaan Bukubuku Perpustakaan Pemeliharaan Rutin/ Berkala Arsip Pemeliharaan Alat Ternak, Tanaman, Taman Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor 10 Peningkatan Disiplin Aparatur Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Perlengkapannya Pengadaan Pakaian Olah Raga 11 Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Pendidikan dan Pelatihan Formal INDIKATOR KINERJA KELOMPOK SASARAN 2014 TARGET Rp. (.000) 2015 TARGET Rp. (.000) PENDANAAN INDIKATIF 2016 2017 TARGET Rp. (.000) TARGET Rp. (.000) 2018 TARGET Rp. (.000) KONDISI KINERJA AKHIR RPJMD TARGET Rp. (.000) Terpeliharanya aset mebeleur Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Terpeliharanya fungsi peralatan kantor dan Rumah tangga kantor dengan baik guna mendukung pelayanan Kesehatan di UPT Terpeliharanya peralatan kedokteran / laboratorium dengan baik guna mendukung kegiatan di Balai Labkes Terpeliharanya bujku buku perpustakaan di Dinas Kesehatan Provinsi dan UPT Terselenggaranya pemeliharaan buku - buku perpustakaan Dinas Kesehatan dan 9 UPT 100% 393,000 100% 471,600 100% 565,920 100% 679,104 100% 814,925 100% 2,924,549 Dinas Kesehatan dan 9 UPT 100% 659,600 100% 791,520 100% 949,824 100% 1,139,789 100% 1,367,747 100% 4,908,479 Dinas Kesehatan dan 9 UPT 100% 834,000 100% 1,000,800 100% 1,200,960 100% 1,441,152 100% 1,729,382 100% 6,206,294 Dinas Kesehatan dan 9 UPT 100% 25,000 100% 30,000 100% 36,000 100% 43,200 100% 51,840 100% 186,040 Dinas Kesehatan dan 9 UPT 100% 12,000 100% 14,400 100% 17,280 100% 20,736 100% 24,883 100% 89,299 Terciptanya kenyamanan dan keindahan di UPT Dinas Kesehatan Prov. Jateng dan UPT Kelancaran pelaksanaan tugas pokok fungsi diDinkes Prov.Jateng Dinas Kesehatan dan 9 UPT 100% 215,000 100% 258,000 100% 309,600 100% 371,520 100% 445,824 100% 1,599,944 Dinas Kesehatan dan 9 UPT 100% 100% 8,165,114 100% 9,798,137 100% 11,757,765 100% 14,109,318 100% 50,634,596 Meningkatkan disiplin PNS dilingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Meningkatkan disiplin PNS dilingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Dinas Kesehatan dan 9 UPT 100% 538,000 100% 645,600 100% 774,720 100% 929,664 100% 1,115,597 100% 4,003,581 Dinas Kesehatan dan 9 UPT 100% 0 100% Jumlah SDM DinKes yg mengikuti Diklat aparatur Dinas Kesehatan dan 9 UPT 100% 922,742 100% 6,804,262 - 1,107,290 100% 100% - 1,328,748 100% 100% - 1,594,498 100% 100% - 1,913,398 100% 100% - 6,866,677 Tabel 6.1 Indikator kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 – 2018 mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD Misi VI : MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN DASAR MASYARAKAT TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KEINDIKATOR KINERJA NO. TUJUAN (1) (2) VI. 1 Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat SASARAN (3) 1. Menurunnya angka kematian dan angka kesakitan 1). 2). 3). 4). 5). 6). 7). 8). (4) Angka Kematian Ibu (AKI) / 100.000 KH Angka Kematian Bayi (AKB)/ 1000 KH Angka Kematian Balita (AKABA)/ 1000 KH Angka Kematian Demam Berdarah Dengue (%) Angka Kesakitan DBD (/100.000 pddk) Prevalensi Gizi Buruk (%) Angka penemuan kasus baru TB Angka penemuan kasus baru HIV /AIDS (%) Kondis i Awal RPJMD (2013) Kondi si SKPD Akhir Penangung RPJM Jawab 2018 D (2018 ) (10) (11) (12) 116 Dinkes 116 2014 2015 2016 2017 (6) (7) (8) (9) 118,62 118 118 117 117 10,41 12,5 12,00 12,00 11,50 11,00 11,80 11,90 11,85 11,80 11,75 11,00 <1,2 <1 <1 <1 <1 <1 45,52 <20 <20 <20 <20 <20 (5) 11,00 11,00 <1 0,08 0,05 0,05 0,05 0,04 0,04 115,00 116,00 117,00 118,00 120,00 122,00 20,00 18,00 16,00 15,00 14,00 13,00 <20 0,04 122,00 13,00 TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KEINDIKATOR KINERJA NO. (1) TUJUAN (2) SASARAN (3) (4) 9). Angka penemuan kasus baru Kusta 10). Angka penemuan kasus Diare Balita 11). Angka penemuan kasus ISPA Balita 12). Angka Kesakitan Malaria 13). Prporsi kasus hipertensi di fasilitas pelayanan kesehatan 14). Proporsi kasus Diabetus Melitus di fasilitas pelayanan kesehatan (5) 5,80 (6) 6,00 Kondi si SKPD Akhir Penangung RPJM Jawab 2015 2016 2017 2018 D (2018 ) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 6,50 7,00 7,50 8,00 8,00 35,00 40,00 45,00 50,00 55,00 60,00 60,00 42,00 45,00 48,00 52,00 56,00 60,00 60,00 0,06 0,07 0,07 0,07 0,06 0,06 0,06 <30 <30 <25 <25 <20 <20 <20 <55 <55 <50 <50 <45 <45 <45 Kondis i Awal RPJMD (2013) 2014 DAFTAR SINGKATAN AKB : Angka Kematian Bayi AKI : Angka Kematian Ibu Akper : Akademi Keperawatan AMP : Audit Maternal Perinatal ANC : Antenatal Care APBD : Anggaran Pendapatan Belanja Daerah APBN : Anggaran Pendapatan Belanja Negara B2P2TO-OT : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional BAN PT : Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Bapelkes : Balai Pelatihan Kesehatan BBKPM : Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat BBLR : Berat Lahir Badan Rendah BBPVRP : Balai Besar Penelitian Vektor dan Reservoir Penyakit BKD : Badan Kepegawaian Daerah BKIM : Balai Kesehatan Indra Masyarakat BKPM : Balai Kesehatan Paru Masyarakat BLK : Balai Laboratorium Kesehatan BP SPAM : Badan Pengelola Sarana Penyediaan Air Minum BP2 GAKI : Balai Penelitian Pengembangan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium KKP : Kantor Kesehatan Pelabuhan BPTPK : Balai Pelatihan Teknis Profesi Kesehatan CPNS : Calon Pegawai Negeri Sipil CTKI : Calon Tenaga Kerja Indonesia DAK : Dana Alokasi Khusus DAMIU : Depot Air Minum Isi Ulang DM : Diabeltis mellitus DTPS : Distric Team Probling Solving Fasyankes : Fasilitas Pelayanan Kesehatan HS : Hygiene Sanitasi IEBA : Industri Ekstrak Bahan Alami IFK : Instalasi Farmasi Kabupaten/ Kota IKOT : Industri Kecil Obat Tradisional IOT : Industri obat tradisional IPTEK : Ilmu Pengetahuan dan Teknologi IRTP : Industri Rumah Tangga Pangan KLHS : Kajian Lingkungan Hidup Strategis KtPA : Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (KtPA) KTR : Kawasan Tanpa Rokok LHP : Laporan Hasil Pemeriksaan Lokalitbang P2B2 : Loka Penelitian dan Pengembangan Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat MDG’s : Millenium Development Goals MPU : Mitra Praja Utama P4K : Program Perencanaan Pertolongan Persalinan dan Komplikasi PBBBF : Pedagang Besar Bahan Baku Farmasi PD3I : Penyakit Dapat Ditanggulangi Dengan Imunisasi PDAM : Perusahaan Daerah Air Minum, PHBS : Perilaku Hidup Bersih Sehat PKK : Pendidikan Kesejahteraan Keluarga PKPR : Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja PKRT : Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga PNC : Perinatal Care PONED : Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar PONEK : Rumah Sakit Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif PPD-DGS : Program Pendidikan Dokter/ Dokter Gigi Spesialis PSN : Pemberantasan Sarang Nyamuk PTM : Penyakit Tidak Menular PTT : Pegawai Tidak Tetap Renstra : Rencana Strategis RPJMD : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJPK : Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan RPJPN : Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional RR : Recording Reporting RTRW : Rencana Tata Ruang dan Wilayah Satker : Satuan Kerja SKPD : Satuan Kerja Perangkat Daerah SPM : Standar Pelayanan Minimal STBM : Sanitasi Total Berbasis Masyarakat STDS : Surat Tugas Dokter Spesialis STR TTK : Surat Tanda Registrasi Teknis Kefarmasian Surkesda : Survei Kesehatan Daerah TP : Tugas Pembantuan TPKJM : Tim Pengarah Kesehatan Jiwa Masyarakat TPM : Tempat Pengolahan Makanan TTU : Tempat-tempat Umum UKBM : Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat UKOT : Usaha Kecil Obat Tradisional UPTD : Unit Pelaksana Teknis Daerah VCT : Voluntary Conceling and Testing WUS : Wanita Usia Subur