Buletin Sariputra, Juni 2015 Vol. 5 (2) FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI IBU HAMIL MELAKUKAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI POLIKLINIK KEBIDANAN SILOAM HOSPITALS KOTA MANADO FACTORS ASSOCIATED WITH THE MOTIVATION OF PREGNANT WOMEN VISITING ANTENATAL CARE IN OBSTERTICS POLYCLINIC SILOAM HOSPITALS MANADO Anita Welna Munaimbala, Tinneke Tanjipajung, Rooije R.H. Rumende Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon Abstrak ANC pada ibu dapat dideteksi sedini mungkin sehingga diharapkan ibu dapat merawat dirinya selama hamil dan mempersiapkan persalinannya.Pentingnya pelayanan ANC karena setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat.Itu sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan selama kehamilannya. Dari hasil survey pendahuluan yang dilakukan di Poliklinik Kebidanan Siloam Hospitals Manado ditemukan ada 7 orang ibu hamil (38,8%) dari 18 orang yang ditanya mengatakan bahwa dia tidak melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur sesuai jadwal dan 11 orang ibu hamil (61,1%) melakukan pemeriksaan kehamilan yang pertama setelah usia kehamilan lebih dari 12 minggu. Tujuan penelitian Untuk mengetahui Faktor (Pendidikan, Status Ekonomi, Dukungan Suami) yang berhubungan dengan motivasi ibu hamil melakukan kunjungan Antenatal Care di Poliklinik Kebidanan Siloam Hospitals Manado. Metode penelitian deskriptifanalitik dengan pendekatan Cross Cectional.Sampel dengan teknik Total Sampling, menggunakan uji statistik Spearman Rho. Hasil penelitian menunjukan pendidikan tinggi dengan motivasi ibu p-value 0.003, ekonomi dengan motivasi ibu p-value 0.000, dukungan suami dengan motivasi ibu p-value 0.000. Kata kunci : Motivasi Ibu Hamil, Kunjungan Antenatal Care Abstract ANC in the mother can be detected as early as possible so hopefully she can take care of themselves during pregnancy and prepare for labor. ANC importance because every pregnancy can develop into a problem or complication at any time. That's why pregnant women require monitoring during pregnancy. From the results of a preliminary survey conducted in Siloam Hospitals Manado Obstetrics Clinic found there seven pregnant women (38.8%) of the 18 people who were asked said that he did not do regular prenatal care schedule and 11 pregnant women (61.1% ) do a first pregnancy after the age of more than 12 weeks gestation. Purpose of this research is to know factors (education, economic status, Support Husband) associated with the motivation of pregnant women visiting antenatal Care in Obstetrics Polyclinic Siloam Hospitals Manado.This type of research is descriptive analytic using cross sectional approach. How to sampling with accidental sampling technique. Data was collected using questionnaires were analyzed using univariate and bivariate.The research results of higher education with the highest maternal motivation p-value of 0.003, high economy with good maternal motivation p-value 0.000, good support with good maternal motivation p-value of 0.000. Keywords: Motivation Pregnancy, Antenatal Care Visits PENDAHULUAN Target Milleneum Development Goals (MDGs) 30,3%.2 Neonatal dengan BBLR beresiko sampai dengan tahun 2015 adalah mengurangi mengalami kematian 6,5 kali lebih besar angka kematian bayi dan balita sebesar dua daripada bayi yang lahir dengan berat badan per tiga dari tahun 1990 yaitu sebesar 20 per normal. Disamping itu BBLR memiliki risiko 1000 kelahiran hidup.Angka kematian bayi di kematian yang lebih tinggi dibandingkan bayi Indonesia menurut SDKI 2002-2003, 57% dengan berat badan normal ketika dilahirkan, angka kematian bayi terjadi pada umur dibawah khususnya kematian pada masa perinatal 1 bulan. Penyebab tersebut antara lain karena (Colti, 2008). gangguan perinatal dan bayi dengan berat BBLR dapat berakibat jangka panjang terhadap badan lahir rendah. Berat Badan Lahir Rendah tumbuh kembang anak di masa yang akan (BBLR) dan prematur merupakan penyebab datang. Dampak dari bayi lahir dengan berat kematian neonatal yang tinggi yaitu sebesar badan rendah ini adalah pertumbuhannya akan 1 Buletin Sariputra, Juni 2015 Vol. 5 (2) lambat, kecenderungan memiliki penampilan intelektual yang lebih rendah daripada bayi yang berat lahirnya normal. Selain itu bayi BBLR dapat mengalami gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh kembang selanjutnya sehingga membutuhkan biaya perawatan yang tinggi (Colti, 2008). Dari hasil survey pendahuluan yang dilakukan di Poliklinik Kebidanan Siloam Hospitals Manado ditemukan ada 7 orang ibu hamil (38,8%) dari 18 orang yang ditanya mengatakan bahwa dia tidak melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur sesuai jadwal yang ditentukan oleh petugas kesehatan karena tidak ada keluhan, merasa dirinya sehat dan pada kehamilan yang lalupun tidak melakukan kunjungan kehamilan tetapi tidak mengalami komplikasi baik dalam kehamilan, persalinan maupun nifas, dan 11 orang ibu hamil (61,1%) melakukan pemeriksaan kehamilan yang pertama setelah usia kehamilan lebih dari 12 minggu. Pemeriksaan kehamilan yang dikenal dengan Antenatal Care (ANC) merupakan salah satu program safe motherhood diwujudkan sebagai 4 pilar safe Motherhood dan Gerakan Sayang Ibu. Adapun 4 pilar safe motherhood terdiri dari keluarga berencana (KB), pelayanan antenatal, persalinan yang aman, pelayanan obstetri esensial yang merupakan pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan janinnya oleh tenaga professional meliputi pemeriksaan kehamilan sesuai dengan standar pelayanan yaitu minimal 4 kali pemeriksaan selama kehamilan, 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II, dan 2 kali pada trimester III. Dengan pemeriksaan ANC pada ibu dapat dideteksi sedini mungkin sehingga diharapkan ibu dapat merawat dirinya selama hamil dan mempersiapkan persalinannya.Pentingnya pelayanan ANC karena setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat.Itu sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan selama kehamilannya (Rochjati, 2009). Berdasarkan data di atas dan pendapat beberapa ahli maka peneliti tertarik mengambil judul “faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi ibu hamil melakukan kunjungan Antenatal Care di Poliklinik Kebidanan Siloam Hospitals” METODE PENELITIAN Jenis penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu untuk mempelajari dinamika korelasi dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat. (Nursalam, 2008).Sampel penelitian ini adalah semua ibu nifas yang berkunjung di Poliklinik Kebidanan Siloam Hospitals.Dengan Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Total Sampling yaitu mengambil seluruh populasi untuk dijadikan sampel penelitian (Notoatmodjo, 2010).Alat ukur menggunakan kuesioner mengenai faktor (Pendidikan, Status Ekonomi, Dukungan Suami) dengan motivasi ibu hamil melakukan kunjungan Antenatal Care terdiri dari 7 pertanyaan dukungan suami, 10 pertayaan motivasi ibu. Untuk melihat hubungan antara Faktor (Pendidikan, Status Ekonomi, Dukungan Suami) dengan motivasi ibu hamil melakukan kunjungan Antenatal Care di Poliklinik Kebidanan Siloam Hospitals Manado digunakan uji statistic spearman rho dengan nilai signifikansi p=0,05, menggunakan software computer program SPSS 19. PEMBAHASAN Karakteristik Responden :Berdasarkan distribusi frekuensi tertinggi menurut umur responden yaitu 26-30 Tahun sebanyak 22 (49%) ibu, hasil tertinggi untuk karakteristik menurut pekerjaan responden yaitu Swasta sebanyak 21 (46,7%) ibu,hasil tertinggi untuk karakteristik menurut jumlah anak responden yaitu 2 Anak sebanyak 19 (42,2%) ibu. 1. Analisa Univariat 0% Pendidikan 47% 53% SD-SMP SMA D3-Sarjana Gambar 5.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden 2 Buletin Sariputra, Juni 2015 Vol. 5 (2) Berdasarkan data pada gambar 5.4 diatas, diperoleh hasil tertinggi menurut tingkat pendidikan responden yaitu SMA sebanyak 24 . (53 %) ibu dan terendah yaitu D3-Sarjana sebanyak 21 (47 %) ibu Ekonomi 20% Rendah 55,6 % 24,4% Menengah Tinggi Gambar 5.5 Distribusi Frekuensi Ekonomi Responden Dari data pada gambar 5.5 diperoleh hasil tertinggi menurut ekonomi keluarga responden yaitu Tinggi sebanyak 25 (55,6 %) dan terendah yaitu rendah sebanyak 9 (20 %). Dukungan Suami 28,9% 62,2 % 8,9% Kurang Cukup Baik Gambar 5.6 Distribusi Frekuensi Dukungan Suami Responden Dari data pada gambar 5.6 diperoleh hasil tertinggi menurut dukungan suami responden yaitu baik sebanyak 28 (62,2 %) dan terendah yaitu kurang sebanyak 4 (8,9 %). Motivasi 11,1% 31,1% 57,8 % Kurang Cukup Baik Gambar 5.7 Distribusi Frekuensi Motivasi Responden 3 Buletin Sariputra, Juni 2015 Vol. 5 (2) Dari data pada gambar 5.7 diperoleh hasil tertinggi menurut motivasi responden yaitu baik sebanyak 26 (57,8 %) dan terendah yaitu kurang sebanyak 5 (11,1 %). 2. Analisa Bivariat Tabel 5.1 Hubungan Pendidikan Dan Motivasi Ibu Pendidikan Rendah Menengah Tinggi Total Kurang Motivasi Cukup Baik 0 0 0 0 0% 0% 0% 0% 4 11 9 24 8,9 % 24,4 % 20 % 53,3 % 1 3 17 21 2,2 % 6,7 % 37,8 % 46,7 % 5 14 26 45 11,1 % 31,1 % 57,8 % 100 % Sig 2 Tailed = r = Berdasarkan data pada tabel 5.1 tentang hubungan Pendidikan dan Motivasi Ibu melakukan kunjungan Antenatal Care Di Poliklinik Kebidanan Siloam Hospitals Kota Manado, diperoleh hasil tertinggi yaitu pendidikan tinggi dengan motivasi ibu yang berkategori baik sebanyak 17 (37,8 %). Dari hasil uji statistic menggunakan Spearman Rho, di peroleh nilai p-value .003 α < 0,05. Dengan kata lain ada hubungan antara Pendidikan dan Motivasi Ibu melakukan kunjungan Antenatal Care Di Poliklinik Kebidanan Siloam Hospitals Kota Manado, serta diperoleh nilai kekuatan korelasi sebesar 42,8 %. Asumsi peneliti bahwa ada hubungannya antara Pendidikan dan Motivasi Ibu melakukan kunjungan Antenatal Care tidak terlepas dari karakteristik responden pada penelitian ini, dimana rata-rata ibu berpendidikan SMA sampai Sarjana. Menurut Notoatmojo (2010) tingkat pendidikan merupakan upaya yang memberikan pengetahuan sehingga terjadi perbedaan perilaku positif yang meningkat. Dalam hal ini ibu hamil yang memiliki tingkat pendidikan SMA Total 0,003 42,8 % dapat dikatakan sudah memiliki pendidikan menengah dimana ibu sudah bisa lebih memahami dan mendapat informasi tentang kunjungan pemeriksaan kehamilan meskipun hal tersebut tidak diperoleh dalam pendidikan formal tetapi bisa diperoleh dengan cara lain misalnya mendapatkan konseling dari tenaga kesehatan atau bidan, membaca buku tentang kehamilan atau buku KIA. Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (2010) dengan judul faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan antenatal care (ANC) Pada Ibu Hamil Trimester III di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tunggangri Kecamatan Kalidawir Kabupaten Tulungagung. Dimana diperoleh hasil analisa nilai p-value sebesar 0,751 > 0,05. Responden yang berpendidikan tinggi akan lebih mudah menerima informasi sehingga pengalamannya akan lebih banyak dan kecenderungan untuk patuh terhadap ANC akan besar dibandingkan dengan responden yang pendidikannya lebih rendah. Responden yang berpendidikan tinggi, menyadari bahwa apabila tidak patuh akan merugikan dirinya sendiri. Tetapi kondisi ini bukan berarti semua 4 Buletin Sariputra, Juni 2015 Vol. 5 (2) yang berpendidikan yang lebih tinggi akan mampu berpikir lebih luas. Tabel 5.2 Hubungan Ekonomi Keluarga Dan Motivasi Ibu Ekonomi Kurang Motivasi Cukup Total Baik Rendah 5 2 2 9 Menengah 11,1 % 0 4,4 % 7 4,4 % 4 20 % 11 0% 15,6 % 8,9 % 24,4 % 0 5 20 25 0% 11,1 % 44,4 % 55,6 % 5 14 26 45 57,8 % 0,000 100 % Tinggi Total 11,1 % 31,1 % Sig 2 Tailed = r = 58,2 % Ekonomi juga selalu menjadi faktor penentu dalam proses kehamilan yang sehat. Keluarga dengan ekonomi yang cukup dapat memeriksakan kehamilannya secara rutin, Berdasarkan data pada tabel 5.2 tentang hubungan ekonomi keluarga dan Motivasi Ibu melakukan kunjungan Antenatal Care Di Poliklinik Kebidanan Siloam Hospitals Kota Manado, diperoleh hasil tertinggi yaitu ekonomi tinggi dengan motivasi ibu yang berkategori baik sebanyak 20 (44,4 %). Dari hasil uji statistic menggunakan Spearman Rho, di peroleh nilai p-value .000 α < 0,05. Dengan kata lain ada hubungan antara Ekonomi Keluarga dan Motivasi Ibu melakukan kunjungan Antenatal Care Di Poliklinik Kebidanan Siloam Hospitals Kota Manado, serta diperoleh nilai kekuatan korelasi sebesar 58,2 %. Peneliti berasumsi bahwa ada hubungannya antara Ekonomi Keluarga dengan Motivasi Ibu melakukan kunjungan Antenatal Care dikarenakan sebagian besar responden memiliki tingkat ekonomi tinggi.Siloam Hospitals di Kota Manado,merupakan Rumah Sakit terbaik dari segi fasilitas dan pelayanan, dimana hampir seluruh masyarakat yang datang berobat di Siloam Hospitals memiliki latar belakang ekonomi menengah keatas. Namun walaupun demikian Rumah Sakit ini juga tetap memberikan pelayanan bagi masyarakat dengan ekonomi menengah kebawah yang menjadi peserta BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan. merencanakan persalinan ditenaga kesehatan dan melakukan persiapan lainnya dengan baik (Indrayani, 2013). Keadaan ekonomi sangat mempengaruhi kahamilan ibu karena berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan ibu selama kehamilan antara lain makanan sehat, bahan persiapan kelahiran, obat-obatan, tenaga kesehatan dan transportasi/saran anggkutan (Rukiyah, 2009). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2009), adanya hubungan status ekonomi terhadap rendahnya kunjungan ibu hamil dan ibu nifas pada pemeriksaan kehamilan karena status ekonomi adalah sebuah komponen kelas sosial, yang mengacu pada tingkat pendapatan keluarga dan sumber pendapatan.Pendapatan yang mencukupi kebutuhan-kebutuhan sebuah keluarga umumnya berasal dari pekerjaan para anggota keluarga.Salah satu fungsi keluarga dari segi ekonomi yaitu mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga saat ini dan menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga untuk masa depannya, sedangkan fungsi tersebut sulit dipenuhi oleh keluarga yang berada dibawah 5 Buletin Sariputra, Juni 2015 Vol. 5 (2) garis kemiskinan. Dan dengan demikian hal ini sangat berpengaruh terhadap ibu hamil yang akan melakukan pelaksanaan dan perawatan antenatal care. Tabel 5.3 Hubungan Dukungan Suami Dan Motivasi Ibu Dukungan Kurang Motivasi Cukup Baik Kurang 4 0 0 4 Cukup 8,9 % 1 0% 10 0% 2 8,9 % 13 Baik 2,2 % 0 22,2 % 4 4,4 % 24 28,9 % 28 Total 0% 5 8,9 % 14 53,3 % 26 62,2 % 45 11,1 % 31,1 % Sig 2 Tailed = 57,8 % 0,000 100 % r Berdasarkan data pada tabel 5.3 tentang hubungan dukungan suami dan Motivasi Ibu melakukan kunjungan Antenatal Care Di Poliklinik Kebidanan Siloam Hospitals Kota Manado, diperoleh hasil tertinggi yaitu dukungan baik dengan motivasi ibu yang berkategori baik sebanyak 24 (53,3 %). Dari hasil uji statistic menggunakan Spearman Rho, di peroleh nilai p-value .000 α < 0,05. Dengan kata lain ada hubungan antara Dukungan Suami dengan Motivasi Ibu melakukan kunjungan Antenatal Care Di Poliklinik Kebidanan Siloam Hospitals Kota Manado, serta diperoleh nilai kekuatan korelasi sebesar 78,4 %. Asumsi peneliti terhadap adanya hubungan dukungan suami dan motivasi ibu melakukan kunjungan Antenatal Care dapat ditinjau dari banyak faktor.Salah satunya adalah pekerjaan suami. Ibu yang memiliki suami dengan pekerjaan tetap akan cenderung lebih rutin melakukan kunjungan ANC. Wanita hamil tidak hidup sendiri tetapi dalam lingkungan keluarga dan budaya yang kompleks atau bermacam-macam.Pada Total = 78,4 % kenyataanya peranan suami dan keluarga sangat besar bagi ibu hamil dalam mendukung perilaku atau tindakan ibu hamil dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan. Teori Snehendu B. Kar (Notoatmodjo, 2010) menyimpulkan bahwa perilaku kesehatan seseorang ditentukan antara lain oleh ada atau tidaknya dukungan masyarakat sekitarnya (social support). Orang yang tinggal dilingkungan yang menjunjung tinggi aspek kesehatan akan lebih antusias dalam menjaga kesehatannya. Sebaliknya mereka yang tinggal dilingkungan dengan pola hidup tidak sehat/tidak memperhatikan kesehatan akan cenderung tidak peduli dengan pencegahan penyakit atau pemeriksan kesehatan secara teratur. Derajat kesehatan ibu hamil perlu ditingkatkan, maka dalam upaya perbaikannya perlu pendekatan-pendekatan yang dilakukan secara holistik dan integratif yang tidak hanya terbatas pada bidang kesehatan secara medis saja, tetapi juga ekonomi, pendidikan dan sosial budaya (Maas,2007). SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan : Berdasarakan distribusi frekuensi tentang tingkat pendidikan diperoleh hasil tertinggi yaitu SMA sebanyak 24 (53 %) ibu. Hasil tertinggi menurut ekonomi keluarga responden yaitu ekonomi tinggi sebanyak 25 (55,6 %). Hasil tertinggi menurut dukungan suami responden 6 Buletin Sariputra, Juni 2015 Vol. 5 (2) yaitu baik sebanyak 28 (62,2 %).Hasil tertinggi Suami dengan Motivasi Ibu melakukan menurut motivasi responden yaitu baik kunjungan Antenatal Care Di Poliklinik sebanyak 26 (57,8 %).Ada hubungan antara Kebidanan Siloam Hospitals Kota Manado. Pendidikan, Ekonomi Keluarga, Dukungan Saran : 1. Bagi Tempat Penelitian Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi secara objektif tentang Faktor-faktor yang berhubungan dengan rendahnya kunjungan ANC Ibu dalam memeriksakan kehamilanya, dan juga dapat dijadikan pedoman dalam memberikan penyuluhan kepada ibu-ibu hamil. Hendaknya penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi atau bahan informasi tentang Antenatal Care. 3. Bagi Peneliti Mengingat keterbatasan penelitian ini, hendaknya dapat dilakukan penelitian lebih lanjut dengan mengembangkan variable penelitian agar ruang lingkup penelitian lebih luas sehinggah mendapatkan hasil yang lebih optimal. 2. Bagi Institusi Pendidikan KEPUSTAKAAN Colti Sistiarani, 2008. Faktor Maternal Dan Kualitas Pelayanan Antenatal Yang Berisiko Terhadap Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Studi Pada Ibu Yang Periksa Hamil Ke Tenaga Kesehatan dan Melahirkan di RSUD Banyumas. Tesis, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang. Rochjati.P, 2009, Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil, Surabaya.Airlangga University Press. Rukiyah.Ai Yeyeh. 2009. Asuhan Kebidanan 1, Trans Info Medika : Jakarta. Yanti.TI, 2010, Hubungan Peran Serta Suami Dengan Kunjungan Pemeriksaan Ibu Hamil (ANC) di Wilayah Kerja Puskesmas Pasar Gambir KotaTebing Tinggi Tahun 2010, Medan. Indrayani, 2013.Aplikasi Teori Dan Konsep Keperawatan Maternitas Postpartum dengan Kematian Janin. Ar-Ruzz Media : Yogyakarta. Wiknjosastro, H., 2007. Ilmu Kebidanan, Yogyakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta 7