analisis hubungan strategi komunikasi pemasaran

advertisement
1
ANALISIS HUBUNGAN STRATEGI KOMUNIKASI
PEMASARAN DENGAN TINGKAT PENDAPATAN
HOMESTAY DI PULAU PRAMUKA KEPULAUANSERIBU
FAUZIAH ROSSY
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013
2
3
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Hubungan
Strategi Komunikasi Pemasaran dengan Tingkat Pendapatan Homestay di Pulau
Pramuka Kepulauan Seribu adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi
manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2013
Fauziah Rossy
I34070118
4
5
ABSTRAK
FAUZIAH ROSSY. Analisis Hubungan Strategi Komunikasi Pemasaran dengan
Tingkat Pendapatan Homestay di Pulau Pramuka Kepulauan Seribu. Dibimbing
oleh YATRI INDAH KUSUMASTUTI.
Penelitian yang berjudul Analisis Hubungan Strategi Komunikasi
Pemasaran dengan Tingkat Pendapatan homestay di Pulau Pramuka ini bertujuan
untuk menganalisis hubungan antara karakteristik homestay dengan tingkat
pendapatan dan hubungan strategi komunikasi pemasaran dengan tingkat
pendapatan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan
kuantitatif yang didukung dengan pendekatan kualitatif. Pengambilan data
menggunakan metode survey dan analisis data statistik menggunakan uji Rank
Spearman untuk mengetahui korelasi antara variabel strategi komunikasi
pemasaran dengan tingkat pendapatan homestay. Hasil uji Rank Spearman
menggunakan program SPSS 17.0 menunjukan bahwa karakteristik usaha
homestay tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan tingkat pendapatan
dan strategi komunikasi pemasaran memiliki hubungan yang signifikan dengan
tingkat pendapatan.
Kata kunci : komunikasi pemasaran, homestay dan pendapatan
ABSTRACT
FAUZIAH ROSSY. Analysis of Relationship Marketing Communication Strategies
by Income Level of homestay at Pramuka Island. Supervised by YATRI INDAH
KUSUMASTUTI.
The research, entitled Analysis of Relationship Marketing Communication
Strategies by Income Level homestay at Pramuka Island to analyze the
relationship between the characteristics of a homestay with income levels and
relationship marketing communication strategies with the income level. The
approach used in this study supported the quantitative approach with a
qualitative approach. Retrieval of data using survey methods and statistical data
analysis using the Spearman Rank test to determine the correlation between
variables of marketing communication strategies with the income level of
homestay. Spearman Rank test results using SPSS 17.0 showed that the
characteristics of homestay does not have a significant relationship with the level
of income and marketing communication strategies have a significant relationship
with income level.
Keywords: marketing communications, homestay and income
6
7
ANALISIS HUBUNGAN STRATEGI KOMUNIKASI
PEMASARAN DENGAN TINGKAT PENDAPATAN
HOMESTAY DI PULAU PRAMUKA KEPULAUAN SERIBU
FAUZIAH ROSSY
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013
8
Judul Skripsi
Nama
NIM
Analisis Hubungan Strategi Komunikasi Pemasaran dengan
Tingkat Pendapatan Homestay di Pulau Pramuka Kepulauan
Seribu
Fauziah Rossy
134070118
Disetujui oleh
Ir. Yatri Indah Kusumastuti, M.Si Pembimbing Diketahui oleh
~,
Tanggal Lulus : 2
2 JUL 2 "3
9
Judul Skripsi
Nama
NIM
: Analisis Hubungan Strategi Komunikasi Pemasaran dengan
Tingkat Pendapatan Homestay di Pulau Pramuka Kepulauan
Seribu
: Fauziah Rossy
: I34070118
Disetujui oleh
Ir. Yatri Indah Kusumastuti, M.Si
Pembimbing
Diketahui oleh
Dr. Ir. Soeryo Adiwibowo, MS
Ketua Departemen
Tanggal Lulus :
10
11
PRAKATA
Alhamdulillah, puji dan syukur ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat,
dan nikmat-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
―Hubungan Strategi Komunikasi Pemasaran dengan Tingkat Pendapatan
Homestay di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu‖.
Penyelesaian penulisan Skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian Skripsi ini, yaitu: Ibu Ir. Yatri indah Kusumastuti, M.Si,
selaku dosen pembimbing Skripsi yang selalu melimpahkan perhatian, kesabaran,
waktu, tenaga, dan pikirannya dalam membantu penulis menyelesaikan Skripsi.
Seksi III Balai Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu.
Ibunda tercinta, Uke Rosita, yang selalu membantu mengirimkan doanya
untuk penulis, menemani penyelesaian Skripsi ini hingga selesai, mencarikan
buku, membuatkan makanan yang enak-enak untuk menemani mengerjakan
Skripsi, kasih sayang beserta perhatian yang tiada hentinya. Ayahanda tekasih,
Hari Gunara, atas doanya yang tiada henti, tetesan keringat yang tercurahkan demi
mencukupi kebutuhan penulis, perhatian, kasih sayang yang tiada henti. Keluarga
Besar Kebon Jae terutama sang Nenek, Ismawati untuk nasihat dan semangatnya
yang tiada henti mengiringi sang penulis. Teman-teman satu angkatan SKPM 44,
Wira, Turasih, Bio, Arsyad, Ira, dan juga yang lainnya yang tidak bisa saya
sebutkan satu persatu terimakasih atas bantuan dan dukungannya selama ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Juli 2013
Fauziah Rossy
12
13
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
viii
ix
x
1
1
Perumusan Masalah
2
Tujuan Penelitian
3
Kegunaan Penelitian
3
Ruang Lingkup Penelitian
3
TINJAUAN PUSTAKA
Komunikasi Pemasaran
5
5
Bauran Komunikasi Pemasaran
5
Proses Komunikasi
7
Tujuan komunikasi Pemasaran
8
Pariwisata
9
Jenis Pariwisata
9
KarakteristikHomestay
10
Lama usaha
10
Kelengkapan
11
Jarak Lokasi
11
Pendapatan
11
Kerangka Pemikiran
12
Hipotesa Penelitian
13
Definisi Operasional
14
METODE
Jenis dan Sumber Data
19
19
Teknik Penentuan Responden
20
Lokasi dan Waktu Penelitian
20
Pengolahan dan Analisis Data
21
Uji Kolerasi Rank Spearman
21
GAMBARAN UMUM
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu
23
23
Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
23
Sebaran dan Komposisi Penduduk
23
Pendidikan
24
14
Mata Pencaharian
25
Potensi Pariwisata
26
Fasilitas Pendukung Kegiatan Pariwisata
27
Transportasi
27
Akomodasi dan Perusahaan Pangan
28
Perusahaan Jasa
29
Karakteristik Responden
GAMBARAN KARAKTERISTIK HOMESTAY DENGAN TINGKAT
PENDAPATAN
Hubungan Karakteristik Homestaydengan Tingkat Pendapatan
30
31
31
Karakteristik Homestay Menurut Lama Usaha dengan Tingkat Pendapatan
32
Karakteristik HomestayMenurut Kelengkapan dengan Tingkat Pendapatan
33
Karakteristik HomestayMenurut Jarak Lokasi dengan Tingkat Pendapatan
34
GAMBARAN STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DENGAN
TINGKAT PENDAPATAN
Hubungan Strategi Komunikasi Pemasaran dengan Tingkat Pendapatan
35
35
Strategi Komunikasi Pemasaran Menurut Bauran Komunikasi Pemasaran
dengan Tingkat Pendapatan
36
Strategi Komunikasi Pemasaran Menurut Penawaran Informasi dengan
Tingkat Pendapatan
37
Strategi Komunikasi Pemasaran Menurut Biaya Komunikasi dengan
Tingkat Pendapatan
38
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
41
41
41
43
15
DAFTAR TABEL
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Variabel Bauran Komunikasi Pemasaran serta Media
dan Bentuk Kegiatan Promosi yang Dapat Digunakan
Kriteria Pengukuran Korelasi
Jumlah Pulau di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu
Jumlah Penduduk Kecamatan Kepulauan Seribu Utara
Jumlah Penduduk Kec. Kepulauan Seribu Utara Menurut
Tingkat Pendidikan.
Mata Pencaharian Penduduk di Kepulauan Seribu
Jumlah Kunjungan Wisatawan Ke Kepulauan Seribu
Tahun 2003-2009
Jumlah dan Presentase Karakteristik Responden
Hasil Uji Korelasi Hubungan Karakteristik Homestay
dengan TingkatPendapatan
Hubungan Karakteristik Homestay Menurut Lama Usaha dengan
Tingkat Pendapatan
Hubungan Karakteristik Homestay Menurut Fasilitas dengan
Tingkat Pendapatan
Hubungan Karakteristik Homestay Menurut Jarak Lokasi
dengan Tingkat Pendapatan
Hasil Uji Korelasi Hubungan Strategi Komunikasi Pemasaran
dengan Tingkat Pendapatan
Hubungan Strategi Komunikasi Pemasaran Menurut Bauran
Komunikasi Pemasaran dengan Tingkat Pendapatan
Hubungan Starategi Komunikasi Pemasaran Menurut Penawaran
Informasi dengan Tingkat Pendapatan
Hubungan Strategi Komunikasi Pemasaran Menurut Biaya
Komuniasi dengan Tingkat Pendapatan
16
21
22
23
23
24
25
30
31
32
33
34
35
36
37
38
16
DAFTAR GAMBAR
Tekss
1.
2.
3.
The Communication Process
Tujuan Komunikasi, Respon Khalayak dan Proses Pembelian
Kerangka Pemikiran
7
8
13
Lampiran
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Alat Transportasi Kapal Kayu Besar
Dermaga Pulau Pramuka
Restaurant Terapung
Sarana Perusahaan Pangan
Media komunikasi Homestay
Kelengkapan Informasi homestay
Kelengkapan homestay
Blog
Facebook
Website
Selebaran
55
55
56
56
57
58
59
60
60
61
62
DAFTAR LAMPIRAN
1.
2.
4.
Data Pendukung Penelitian
DokumentasiSaranaPendukung KegiatanPariwisata
Hasil olahan data dan statistik
45
55
63
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Negara Indonesia adalah Negara kepulauan atau yang sering juga disebut
Nusantara. Negeri ini terdiri dari ± 17.508 buah pulau, dengan jumlah penduduk
menempati urutan keempat terbesar didunia, setelah Cina, India dan Amerika,
Negara Indonesia memiliki garis pantai (pesisir) sepanjang 81.000 km, dengan
luas wilayah 5,8 juta km², yang terdiri dari 0,3 juta km² laut tutorial, 2,8 juta km²
perairan Nusantara (archipagic waters) dan 2,7 juta km² merupakan Zona
Economic Exclusif (ZEE). Dengan kekayaan alam Indonesia yang sangat
melimpah, Negara ini menjadi salah satu daerah tujuan wisata yang menarik bagi
wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Terdapat berbagai jenis objek
wisata alam yang bisa dikunjungi salah satunya adalah wisata bahari (Benardie,
2002).
Destinasi wisata bahari yang menarik dan juga mudah dikunjungi salah
satunya berada di Ibukota Negara Indonesia yaitu Jakarta. Selain tempatnya yang
strategis dan menjadi escape point bagi wisatawan yang berkunjung, alat
transportasi dan juga kekayaan alam baharinya tidak kalah dengan tempat wisata
bahari di berbagai pulau yang ada di seluruh penjuru Indonesia. Tempat wisata
bahari di Jakarta salah satunya berada di Kawasan Taman Nasional Laut
Kepulauan Seribu yang tersusun oleh ekosistem pulau-pulau sangat kecil dan
perairan laut dangkal, yang terdiri dari gugus kepulauan dengan 78 pulau sangat
kecil, 86 gosong pulau dan hamparan laut dangkal pasir karang pulau sekitar
2.136 hektar (reef flat 1.994 ha, laguna 119 ha, selat 18 ha dan teluk 5 ha),
terumbu karang tipe fringing reef, mangrove dan lamun bermedia tumbuh sangat
miskin hara atau lumpur, dan kedalaman laut dangkal sekitar 20-40 m (TNLKPS,
2001).
Dari jumlah pulau yang berada di dalam Kawasan Taman Nasional Laut
Kepulauan Seribu yang berjumlah 78 pulau, diantaranya 20 pulau sebagai pulau
wisata, 6 pulau sebagai hunian penduduk dan sisanya dikelola oleh perorangan
atau badan usaha. Dengan bermodalkan slogan LSM (Lestarikan terumbu karang,
mangrove, lamun dan ekosistemnya; Selamatkan penyu sisik Kepulauan Seribu;
dan Manfaatkan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu melalui wisata bahari
resort wisata, wisata konservasi di pulau pemukiman dan budidaya kelautan
tradisional di Zona Pemukiman), Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu
mengajak seluruh lapisan masyarakat yang ada di Kepulauan Seribu untuk
bersama-sama menjaga kelestarian ekosistem pulau-pulau sangat kecil dan
perairan dangkal (TNLKPS, 2001).
Salah satu upaya untuk mengajak lapisan masyarakat dalam menjaga
keletarian ekosistem alam dan keanekaragaman hayati yang ada di Kepulauan
Seribu adalah dengan mendirikan Paguyuban Mutiara Pesisisir pada tanggal 11
Desember 2009 di Pulau Pramuka sebagai salah satu Pulau Pemukiman dan Pusat
Pemerintahan Kabupaten Kepulauan Seribu dengan maksud untuk menciptakan
hubungan koordinasi yang harmonis antara para pelaku industri pariwisata
mengingat selama ini sudahbanyak pihak yang tertarik untuk mengembangkan
pariwisata di Kepulauan Seribu, diantaramya yaitu resort wisata, masyarakat
2
pengusaha restauran, pengusaha penginapan dan pengusaha tour and travel.
Berbekal dukungan dari Pemda Kabupaten Kepulauan Seribu, adanya Paguyuban
Mutiara Pesisir ini diharapkan dapat membangun koordinasi yang harmonis,
membangun kesepahaman dalam menciptakan produk dan paket-paket ekowisata
bahari yang lestari dan juga sebagai wadah bagi masyarakat pelaku usaha wisata
yang mandiri.
Paguyuban Mutiara Pesisir memiliki prinsip kekeluargaan, kerjasama dan
silaturahmi yang berguna untuk membangun kerjasama dan koordinasi yang
harmonis diantara pelaku usaha wisata, homestay dan catering; memberikan
konstribusi positif bagi masyarakat; membantu pemerintah dibidang pariwisata;
menciptakan keamanan, kebersihan, kenyamanan, ketertiban, dan keindahan; serta
mengupayakan kesejahteraan anggota. Pada prakteknya keberadaan Paguyuban
Mutiara Pesisir ini hanya berlangsung selama kurang lebih satu tahun. Seiring
dengan perkembangan pariwisata yang cukup meningkat di Pulau Pramuka,
banyak dari para anggota yang merasa tidak mendapatkan keuntungan yang
berarti seperti kesejahteraan anggota, maka banyak anggota yang melakukan
inovasi secara individual. Inovasi yang perkembangannya terlihat sangat jelas
adalah pada pengusaha penginapan atau yang biasa disebut homestay. Banyak dari
pengusaha Homestay ini yang menambah jumlah homestay yang dimilikinya,
fasilitas yang diberikan dalam kelengkapan homestay dan juga dalam cara
mempromosikan produk yang dalam hal ini adalah penginapan yang dimilikinya
dengan cara yang relatif beragam, agar mendapatkan pendapatan yang lebih
meningkat.
Industri homestay sangat berkembang di wilayah Pulau Pramuka
Kepulauan Seribu, khususnya sebagai sarana penunjang kegiatan pariwisata.
Masing-masing homestay berupaya untuk dapat meningkatkan kualitas
pelayanannya untuk dapat menarik minat wisatawan yang berkunjung. Selain
kualitas pelayanan, karakteristik homestay menunjang minat wisatawan untuk
berkunjung, seperti lama usaha homestay berdiri, fasilitas atau kelengkapan yang
dimiliki homestay dan jarak lokasi homestay yang strategis tentu akan
memberikan dampak yang berbeda-beda satu dan yang lainnya.
Strategi komunikasi pemasaran yang digunakan oleh para pengusaha
homestay untuk tetap mendapatkan pengunjung, terdiri dari keberagaman media
jenis bauran komunikasi pemasaran yang digunakan, penawaran informasi yang
dicantumkan dalam isi pesan dan juga biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan
komunikasi pemasaran. Dari masing-masing variabel tersebut akan dihubungkan
dengan tingkat pendapatan sehingga akan terlihat bagaimana hubungannya dan
juga keragaman tingkat pendapatannya.
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka disusunlah beberapa
perumusan masalah, sebagai berikut:
1. Bagaimanakah hubungan antara karakteristik homestaydengan tingkat
pendapatan homestay?
2. Bagaimanakah hubungan strategi komunikasi pemasaranhomestay yang
digunakan oleh pemilik homestay dengan tingkat pendapatan homestay?
3
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan, maka ditetapkan beberapa
tujuan penelitian, sebagai berikut:
1. Menganalisis bagaimana hubungan antara karakteristik homestay dengan
tingkat pendapatan yang diperoleh oleh pemilik usaha homestay.
2. Menganalisis bagaimana hubungan antara strategi komunikasi pemasaran
yang digunakan oleh pemilik homestay dengan tingkat pendapatan pemilik
homestay.
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai beragam
karakteristik homestay yang terdapat di Pulau Pramuka, strategi komunikasi
pemasaran yang digunakan oleh pemilik homestay dalam rangka memasarkan
homestaynya dan juga hubungan antara karakteristik homestay dengan tingkat
pendapatan serta hubungan antara strategi komunikasi pemasaran dengan tingkat
pendapatan.
Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai
pihak, diantaranya:
1. Bagi para pelaku industri pariwisata, penelitian ini diharapkan dapat
menambah kesadaran akan pentingnya komunikasi pemasaran sehingga
dapat mengatur beragam strategi untuk mendapatkan pendapatan yang
tinggi dari keberagaman informasi dan juga penggunaan media
komunikasi secara efisien dan juga tepat mengenai sasaran.
2. Bagi Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu, diharapkan penelitian ini
dapat menambah gambaran dari keberadaan homestay beserta komponen
kelengkapan yang dimiliki oleh homestay, serta dapat menambah
pengawasan dan peningkatan akan pengelolaan koordinasi yang lebih
harmonis dan sesuai agar menjadi semakin lestari.
3. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu
pengetahuan, khususnya dalam bidang komunikasi bisnis mengenai
komunikasi pemasaran yang terjadi di salah satu kawasan Taman Nasional
Laaut Kepulauan Seribu, yaitu Pulau Pramuka.
4. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
mengenai kesesuaian kondisi lapangan dengan berbagai teori yang telah
dipelajari mengenai komunikasi bisnis, terutama komunikasi pemasaran
serta hubungannya dengan kesejahteraan bagi masyarakat yaitu tingkat
pendapatan.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini membahas mengenai hubungan strategi komunikasi
pemasaran dan karakteristik homestay dengan tingkat pendapatan homestay.
Sebelum dilakukan pembahasan mengenai strategi komunikasi pemasaran maka
dilakukan pembahasan terlebih dahulu mengenai katakteristik homestay yang
4
terdiri dari lama usaha homestay, kelengkapan fasilitas dan jarak lokasi homestay
yang diukur dari akses utama transportasi yaitu dermaga. Setelah pembahasan
mengenai karakteristik homestay maka dilakukan pembahasan mengenai strategi
komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh pemilik homestay yang terdiri dari
jenis bauran komunikasi pemasaran yang digunakan, kelengkapan informasi yang
disebarkan serta biaya komunikasi yang dikeluarkan oleh para pemilik homestay.
Setelah masing-masing variabel dari karakteristik homestay serta strategi
komunikasi pemasaran dapat diketahui maka dilakukan analisis hubungan
menggunakan Uji Korelasi Rank Spearman dengan tingkat pendapatan guna
menganalisis keberagaman tingkat pendapatan yang diperoleh dari masing-masing
pemilik homestay.
5
TINJAUAN PUSTAKA
Komunikasi Pemasaran
Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang
kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau
perilaku, baik langsung, secara lisan, maupun tak langsung melalui media (Effendi
1986). Kotler diacu dalam Panuju (2000) mendefinisikan bahwa pemasaran
adalah proses sosial dengan mana individu sdan kelompok mendapatkan apa yang
mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan dan mempertukarkan produk
dan nilai dengan individu dan kelompok lainnya. Machfoedz (2010)
mengungkapkan bahwa komunikasi pemasaran merupakan semua elemen dalam
pemasaran yang memberi arti dan mengkomunikasikan nilai kepada konsumen
dan stakeholder sebuah perusahaan. Sehingga pemasaran memang merupakan
suatu konsep yang terintegrasi, mulai dari proses perencanaan, penciptaan barang
sampai penjualan barang.
Dari ketiga para ahli yang mengungkapkan pengertian mengenai
komunikasi, pemasaran dan komunikasi pemasaran, bahwa pada saat ini konsep
pemasaran sering sekali dikaitkan dengan dunia bisnis yang penuh dengan
persaingan sehingga menuntut tiap-tiap produsen untuk berupaya keras agar
mendapatkan konsumen sebanyak mungkin, yang akhirnya akan menghasilkan
laba yang tinggi. Namun pada hakikatnya sesuai dengan pengertian para ahli
diatas, bahwa proses pemasaran tidaklah hanya sekedar menyalurkan lalu menjual
produk kepada konsumen sehingga mendapatkan laba, tetapi mencangkup semua
tahapan dari produksi sampai layanan penjualan, dimana masing-masing pihak
saling berinteraksi.
Bauran Komunikasi Pemasaran
Keberadaan jasa dalam kegiatan komunikasi pemasaran tidak dapat
dipisahkan, mengingat jasa bersifat pada pelayanan dan kinerja, sedangkan
kegiatan komunikasi berguna untuk menyampaikan sebuah informasi kepada
pasar. Dalam kegiatan komunikasi pemasaran berkaitan erat dengan keberadaan
orang dan media dengan perantara saluran, sebagai penyampai jasa yang akan
disampaikan. Pemilihan saluran komunikasi yang baik ditentukan berdasarkan
jumlah dari keterlibatan orang dalam penyampaian komunikasi tersebut. Nirwana
(2012) menyatakan bahwa saluran komunikasi pemasaran dapat terdiri dari
komunikasi personal dan komunikasi non personal. Komunikasi personal
merupakan proses komunikasi dengan melibatkan orang secara langsung dan
bersifat proaktif. Dalam komunikasi personal jumlah keterlibatan orangnya
cenderung dapat lebih sedikit yaitu bisa terdiri dari dua sampai lima orang tanpa
perlu alat atau sarana dan prasarana khusus yang dapat menunjang kegiatan
komunikasi. Sedangkan komunikasi non personal adalah komunikasi yang
melibatkan lebih banyak orang dengan menggunakan sarana dan prasarana khusus
yang dapat menunjang kegiatan komunikasi yang dapat diterima secara lebih
meluas dan meyeluruh.
6
Kegiatan komunikasi pemasaran menurut Lovelock diacu dalam Nirwana
(2012) dapat melibatkan seluruh variabel bauran komunikasi pemasaran
(marketing mix communication) yang terdiri dari variabel komunikasi personal
(personal communication), periklanan (advertising), promosi penjualan
(promotion selling) serta pemberitahuan (publicity). Setiap variabel dari bauran
komunikasi pemasaran, memiliki kriteria yang berbeda dinilai dari segi media
yang digunakan, jangkauan, sasaran, waktu, biaya yang diperlukan, serta
keterlibatan orang dalam promosi. Pada variabel komunikasi pemasaran yang
pertama, Personal Communication adalah kegiatan komunikasi yang bersifat
personal menghendaki adanya keterlibatan orang atau penyedia jasa secara
langsung. Peran orang ini dibutuhkan untuk menginformasikan keberadaan jasa
pada pelanggan, karena keberhasilan pemasaran bergantung kepada kemampuan
dan juga keterampilan tenaga personal yang dapat memberikan wawasan terhadap
jasa yang akan dirtawarkan pada pelanggan. Media yang digunakan biasanya lebih
pada tenaga personal seperti, personal selling, telemarketing, customer service,
customer training, dan word of mouth.
Variabel komunikasi pemasaran yang kedua adalah Advertising, dimana
aktivitas promosinya memanfaatkan dari keberadaan media atau sarana dan
prasarana pendukung kegiatan komunikasi itu sendiri. Media dibutuhkan karena
dapat menjangkau segmen pasar yang lebih luas. Media yang dibutuhkan ini bisa
berupa media cetak maupun media elektronik seperti, koran, majalah, brosur, email, jejaring sosial, internet, televisi dan yang lainnya. Dalam kegiatan
advertising, proses penyampaian informasi terbilangsangat cepat dan juga biaya
yang dibutuhkan tergolong cukup hemat dan juga tidak membutuhkan banyak
tenaga personal (Nirwana, 2012).
Variabel komunikasi pemasaran yang ketiga adalah Sales Promotion atau
promosi penjualan dimana kegiatan promosi ini berguna untuk meningkatkan
penjualan dalam jangka pendek untuk mencapai target penjualan. Kegiatan
promosi ini biasanya dikemas dalam bentuk pameran, event promotion, pemberian
diskon atau potongan harga, dan pemberian hadiah kepada pelanggan atau calon
pelanggan. Dalam pelaksaannya kegiatan promosi ini digunakan ketika sedang
menghadapi persaingan yang semakin tajam dan apabila keadaan respon pasar
sedang menurun kepada keberadaan dari produk dan jasa yang telah dipasarkan.
Mengingat kegiatan sales promotion hanya dilakukan pada kondisi dan situasi
tertentu maka biaya yang dikeluarkan terhitung cukup mahal, karena hampir
melibatkan semua bauran pemasaran seperti, produk, harga, distribusi, promosi
dan juga tenaga personal (Nirwana, 2012).
Variabel komunikasi pemasaran yang keempat adalah Publicity atau
pemberitahuan dimana kegiatan pemasarannya berkaitan langsung dengan media
massa, dengan begitu keberadaan publisitas memiliki bobot kepercayaan publik
yang lebih tinggi, jika dibandingkan dengan kegiatan promosi lainnya. Beberapa
kegiatan komunikasi pemasaran yang termasuk dalam kategori publisitas
diantaranya adalah presentasi, penghargaan publik, kegiatan sosial, press release,
press conferences, special event, exhibition, sponsorship, dan kegiatan lainnya
yang mengandung unsur pemberitaan. Kegiatan publisitas ini tidak menyerap
anggaran yang terlalu tinggi bahkan tidak menutup kemungkinan tanpa ada beban
biaya, terutama jika isi publisitas memang menarik dan juga mengandung unsur
berita (Nirwana, 2012).
7
Proses Komunikasi
Proses komunikasi merupakan kegiatan menyampaikan atau menyebarkan
informasi dari satu pihak kepada pihak lainnya. Menurut Berkowitz dalam
Nirwana (2012) proses komunikasi melibatkan beberapa elemen, seperti yang
tertera pada Gambar 1. Diantaranya source atau sumber pesan, message atau
pesan yang disampaikan, adanya receiver atau penerima pesan, serta encoding dan
decoding.
Source
Encode
Message
Decode
Receive
r
Noise
Field of Experience
Feedback Loop
Noise
Gambar1.The Communication Process
(Sumber: Berkowitz, Kerin, Hartley, Rudelius, 1992, diacudalam: Nirwana
(2012))
Encoding merupakan proses transformasi ide tau gagasan kedalam symbol
yang dapat dipahami. Sedangkan decoding merupakan suatu proses untuk
menerima simbol dan merubahnya dalam bentuk gagasan atau ide. Sumber
informasi dapat berasal dari orang yang ingin menyampaikan informasi atau
memiliki informasi, sedangkan pesan (message) merupakan informasi yang
disampaikan dari sumber informasi kepada penerima informasi (receiver). Dengan
demikian proses informasi melibatkan sumber informasi, pesan yang disampaikan
dan penerima informasi. Proses informasi ini akan berhasil jika pesan yang
disampaikan dapat dipahami sesuai dengan isi pesan, tetapi jika pesan yang
disampaikan tidak dapat diterjemahkan oleh penerima pesan, maka informasi
8
tersebut mengalami kegagalan. Penyebab kegagalan informasi diantaranya ada
gangguan atau noise.
Keberadaan setiap variabel bauran komunikasi berisikan pesan, dimana
setiap isi pesan bersifat informative tentang keberadaan jasa kepada pelanggan.
Dalam komunikasi pemasaran, isi pesan tidak hanya ditujukan kepada pihak
pemasar saja namun juga kepada pasar sehingga cakupannya lebih luas Sebaiknya
dalam menyiapkan isi pesan, pesan yang akan disampaikan harus bersifat
persuasive agar dapat mengarahkan penerima pesan untuk percaya dengan pesan
yang disampaikan atau bahkan ketika pesan tersebut dapat mengarah pada
penguatan daya pengingat tentu akan lebih mudah lagi dalam mendapatkan
konsumen. Untuk pesan komunikasi pemasaran yang bersifat informative,
persuasive dan mengandung daya pengingat, diperlukan adanya strategi
komunikasi yang baik untuk menghindari adanya kegagalan dalasm proses
penyampaian pesan.
Tujuan komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran meliputi tiga tujuan utama menurut Tjiptono
(2008), yaitu untuk menyebarkan informasi (komunikasi informatif),
mempengaruhi untuk melakukan pembelian atau menarik konsumen (komunikasi
persuasif), dan mengingatkan khalayak untuk melakukan pembelian ulang
(komunikasi mengingatkan kembali). Keterkaitan antara tujuan komunikasi,
respon khalayak, dan tahapan-tahapan dalam proses pembelian dapat diringkas
dalam Gambar 2.
Respon yang di berikan oleh konsumen sebagai komunikan adalah
meliputi:
1. Efek kognitif, yaitu kesadaran informasi tertentu.
2. Efek afeksi, yaitu memberikan pengaruh untuk melakukan sesuatu. Yang
diharapakan adalah realisasi pembelian.
3. Efek konatif atau perilaku, yaitu membentuk pola khalayak menjadi
perilaku selanjutnya. Yang diharapkan adalah pembelian ulang.
TUJUAN
KOMUNIKASI
RESPON
KHALAYAK
Informing
Efek Kognitif
Persuading
Efek Afektif
PROSES
PEMBELIAN
Attention
Interest
Trial
Reminding
Efek Konatif
Follow-up
Act
Gambar 2. Tujuan Komunikasi, Respon Khalayak, dan Proses Pembelian
Sumber: Tjiptono (2008).
Tujuan komunikasi dan respon khalayak dalam tahapan proses pembelian
9
1.
2.
3.
4.
5.
terdiri atas :
Menyadari (awarness) produk yang ditawarkan.
Menyukai (interest) dan berusaha unutk mengetahui lebih lanjut.
Mencoba (trial) untuk membandingkan dengan harapannya.
Mengambil tindakan (act) membeli atau tidak membeli.
Tindak lanjut (follow up) membeli kembali atau pindah merek.
Pariwisata
Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu
yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan
untuk berusaha (bussines) atau mencari nafkah ditempat yang dikunjungi, tetapi
semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna pertamasyaan dan rekreasi
atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam (Yoeti, 1980).
Pariwisata adalah suatu gejala yang sangat kompleks di dalam masyarakat;
ada objek wisata, ada hotel, ada souvenir shop,ada pramuwisata, ada angkutan
wisata, ada biro perjalanan, ada rumah makan, dan lain-lainnya. Disamping itu,
ada pula wisatawan dengan segala tingkah lakunya (Soekadijo, 1995). Menurut
Wahab, dalam Pendit (1994) pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang
mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam penyediaan
lapangan pekerjaan, meningkatkan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi
produktivitas lainnya.
Berdasarkan definisi yang diberikan oleh Yoeti, pariwisata bukanlah suatu
kegiatan yang bersifat rutin, sedangkan menurut Soekadijo dan Wahab, bahwa
pariwisata merupakan suatu gejala yang sangat kompleks sehingga bisa menjadi
suatu jenis usaha baru yang mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi dengan
cepat karena satu sama lain komponen yang terdapat dengan kegiatan pariwisata
bisa menghasilkan suatu prospek pekerjaan bagi bidang yang lainnya.
Jenis Pariwisata
Sesuai dengan potensi yang dimiliki atau warisan yang telah ditinggalkan
oleh nenek moyang pada suatu Negara maka timbullah bermacam-macam jenis
pariwisata yang dikembangkan sebagai suatu kegiatan yang lama-kelamaan
mempunyai ciri tersendiri. Menurut Pendit (1994) jenis pariwisata terdiri dari 14
macam, diantaranya adalah Wisata Budaya, Wisata Olahraga, Wisata Pertanian
yang sekarang terkenal dengan sebutan Agrowisata, Wisata Cagar Alam, dan yang
sekarang sedang menjadi tren adalah Wisata Maritim (Marina) atau Wisata
Bahari. Jenis wisata bahari ini banyak dikaitkan dengan olahraga di air, di danau,
bengawan, pantai, teluk atau laut. Kegiatan yang dapat dilakukan diantaranya
adalah memancing, menyelam sambil melakukan pemotretan, kompetisi selancar,
balapan mendayung, berkeliling melihat-lihat taman laut dengan pemandangan
indah di bawah permukaan air serta sebagai rekreasi perairan.
Kawasan Pulau Pramuka tentu sangat cocok untuk menjadi tempat wisata
bahari didukung oleh keberadaan sumber daya tarik alam yang begitu menarik
dari mulai kekayaan akan karang-karang dibawah laut yang masih terawat dengan
10
baik, keanekaragaman jenis ikan dan ekosistem lamun dan mangrove yang terjaga
dan juga tersedia paket-paket wisata yang dapat membantu wisatawan untuk
mendapatkan informasi yang lebih lengkap mengenai daya tarik yang ada di Pulau
Pramuka agar perjalan wisata yang dilakukan lebih terarah. Secara tidak langsung
dapat mendukung apa yang telah dikemukan oleh Surbaktiet al (2008) yang
menyatakan bahwa wisata bahari merupakan wisata minat khusus yang berbentuk
aktivitas yang berkaitan dengan kelautan, baik diatas permukaan laut maupun
kegiatan yang dilakukan dibawah permukaan laut.
Karakteristik Homestay
Terkait dengan kegiatan pariwisata, wisatawan adalah orang yang
melakukan perjalanan untuk sementara waktu ketempat atau daerah yang sama
sekali masih asing baginya. Karena jauh dari tempat tinggalnya, maka ia
memerlukan pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, yaitu
semenjak dari ia berangkat sampai di tempat tujuan, hingga ia kembali ke
rumahnya (Yoeti, 1996). Salah satu pelayanan yang paling penting adalah
keberadaan penginapan. Penginapan di Pulau Pramuka dikenal dengan
namahomestay.
Pendit (1994) mengungkapkan bahwa Homestay merupakan rumah-rumah
penduduk setempat disuatu daerah tujuan wisata yang dipergunakan sebagai
penginapan sementara bagi wisatawan-wisatawan yang tergolong berpendapatan
sedang atau ekonomi lemah. Mereka tinggal sementara bersama masyarakat
setempat dengan cara makan, minum, dan hidup dengan situasi dan lingkungan
setempat. Sedangkan Yoeti (1996) mengungkapkan bahwa homestay adalah jenis
akomodasi yang berasal dari rumah-rumah rakyat yang telah di Up-grade
sedemikian rupa sehingga memenuhi syarat-syarat untuk tempat tinggal sementara
dalam jangka waktu pendek.
Secara umum, baik Pendit maupun Yoeti sependapat bahwa homestay
merupakan rumah-rumah penduduk yang diperuntukkan bagi wisatawan yang
datang untuk tinggal sementara dengan cara sederhana. Sesuai dengan pendapat
yang dikemukakan oleh kedua ahli pariwisata tersebut keberadaan homestay di
Pulau Pramuka memang didominasi oleh rumah-rumah yang berasal dari rumah
penduduk yang disewakan bagi para wisatawan. Setiap homestaydi Pulau
Pramuka memiliki latar belakang yang berbeda-beda sehingga masing-masing
memiliki ciri tersendiri sesuai dengan kebutuhan para pemilik homestay.
Lama usaha
Pendit (1994) mengemukakan ada beberapa syarat atau klasifikasi yang
harus dimiliki untuk menjamin kebutuhan tempat tinggal sementara waktu bagi
orang yang sedang mengadakan perjalanan. Salah satu syaratnya adalah
berdasarkan jangka waktu perusahaan beroperasi, seperti pada saat musim-musim
tertentu baik musim panas maupun musim dingin atau memang dibuka pada
sepanjang musim. Dalam kaitannya dengan keberadaan homestay di Pulau
Pramuka waktu dibukanya selalu sepanjang tahun walau pada musim-musim
tertentu wisatawan yang datang harus bergantung pada musim ombak baik barat
maupun timur. Lama usaha ini merupakan kurun waktu yang terhitung semenjak
berdirinya usaha homestay. Hal ini digunakan untuk mengetahui keeksistensian
11
dari keberadaan pasar dalam menghadapi perubahan
wisatawan yang datang.
maupun perkembangan
Kelengkapan
Pendit (1994) mengungkapkan bahwa ketika wisatawan merencanakan
suatu kegiatan yang lebih dari 24 jam maka para wisatawan tersebut memerlukan
tempat tinggal untuk sementara selama perjalanannya dimana ia dapat beristirahat,
mandi dan makan. Adapun tempat tinggal tersebut tidak harus berupa hotel yang
mewah, namun dapat memenuhi syarat ―comfort” dan kesehatan. Salah satu
syarat ―comfort‖ yang terdapat dalam keberadaan homestay di Pulau Pramuka ini
diwujudkan dalam bentuk Kelengkapan yang diberikan oleh para pemilik
homestay guna memuaskan kebutuhan para wisatawan yang menyewa homestay
mereka. Kelengkapan merupakan bentuk fisik dari berbagai fasilitas yang
ditawarkan oleh para pemilik homestaysebagai daya jual.
Jarak Lokasi
Menurut letaknya, terkait dengan bagaimana pun definisi suatu hotel
maupun penginapan, Pendit (1994) mengungkapkan ada beberapa syarat sehingga
letak penginapan terbagi menjadi penginapan atau hotel kota, pegunungan, pantai
dan pedalaman. Berdasarkan syarat dan jenis penginapan, penginapan yang berada
di Pulau Pramuka termasuk pada penginapan pantai. Hanya saja, harus di garis
bawahi bahwa akses akan objek dan daya tarik wisata, akses sarana dan prasana
dalam kegiatan wisata bahari tidak kalah penting sehingga posisi akan keberadaan
homestay menjadi salah satu perhitungan yang harus dipertimbangkan.
Pertimbangan ini disesuaikan dengan keadaan wilayah geografis Pulau
Pramuka yang dikelilingi oleh lautan sehingga akses utama menuju Pulau
Pramuka dihitung dari keberadaan dermaga. Jarak lokasi homestay menentukan
kemudahan bagi wisatawan dalam mengakses informasi mengenai homestay.
Pendapatan
Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul
akibat aktivitas normal perusahaan selama satu periode. Arus masuk bruto adalah
jumlah pendapatan yang diterima dan dapat diterima oleh perusahaan untuk
dirinya sendiri. Secara garis besar pendapatan timbul karena adanya transaksi dari
peristiwa ekonomi seperti, penjualan barang, penjualan jasa dan penggunaan
aktiva perusahaan oleh pihak-pihak lain yang menghasilkan bunga, royalty dan
deviden (Kuswandi, 2005).
Penjualan barang meliputi barang yang diproduksi oleh perusahaan atau
barang yang dibeli untuk dijual kembali. Penjualan jasa ialah pelaksanaan tugas
yang secara kontraktual telah disepakati untuk dilaksanakan selama satu periode
tertentu, jasa tersebut dapat diselesaikan selama satu periode atau lebih. Pengguna
aktiva perusahaan oleh pihak ketiga dapat menimbulkan pendapatan dalam bentuk
bunga, royalty dan deviden. Bunga adalah pembebanan atas penggunaan kas atau
setara kas atau jumlah terutang kepada perusahaan. Royalty adalah pembebanan
atas penggunaan aktiva jangka panjang perusahaan, sedangkan Deviden adalah
distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas sesuai dengan program dari
jenis ekuitas tersebut.
12
Dengan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah
penerimaan bersih dari hasil operasi perusahaan (baik perusahaan dagang maupun
perusahaan manufaktur). Hal ini serupa dengan yang diungkapkan oleh Arif dan
Wibowo (2002) bahwa pendapatan merupakan kenaikan harta perusahaan yang
disebabkan oleh adanya transaksi dengan pihak ketiga, misalnya penjualan (sales),
pendapatan sewa (rent revenuea), pendapatan deviden (dividen revenuea) dan
pendaptan komisi (commission revenue). Terkait dengan usaha yang dilakukan
oleh para pemilik Homestay, sesuai dengan yang dikemukakan oleh Arif dan
Wibowo maupun Kuswandi, dalam prakteknya pendapatan yang didapat dalam
usaha kepemilikan homestay ini diperoleh dari pendapatan sewa, yang diperoleh
dalam satu periode yang menghasilkan laba, sehingga para pemilik homestay atau
para pengusaha homestay ini mampu bertahan dan berinovasi dalam menjalankan
usahanya.
Kerangka Pemikiran
Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu sebagai salah satu destinasi wisata
bahari yang memiliki beragam daya tarik objek wisata seperti, kunjungan resort
wisata bahari, wisata pendidikan dan konservasi laut, wisata alam bawah laut serta
wisata pulau pemukiman. Salah satu pulau yang menjadi pusat pemerintahan serta
pusat objek dan daya tarik wisata adalah Pulau Pramuka. Di Pulau Pramuka para
wisatawan dapat melakukan bermacam-macam kegiatan dari mulai kegiatan di
permukaan laut, dalam laut maupun di daratan, seperti memancing, snorkeling,
diving, bersepeda dan tentunya kulinari mengenai keragaman masakan khas
Pulau.
Dalam kegiatan pariwisata, hampir setiap tahunnya mengalami
pengingkatan baik dari jumlah kunjungan wisatawan yang datang maupun dari
jumlah sarana dan prasarana penunjang kegiatan pariwisata. Salah satunya yang
menjadi sorotan dengan perkembangan yang cukup signifikan adalah adanya
pertambahan jumlah homestay. Homestay merupakan suatu bentuk bangunan
rumah yang di up-grade sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi standart
bangunan yang bisa disewakan kepada para wisatawan yang datang untuk
menikmati objek dan daya tarik wisata yang ada di Pulau Pramuka. Seiring
dengan bertambahnya jumlah kunjungan wisatawan pun, maka keberadaan
homestay menjadi sarana dan prasarana yang cukup penting mengingat akses akan
jarak perjalanan yang ditempuh tidak semudah seperti di darat, sehingga tempat
penginapan dapat menjadi tempat penampungan bagi wisatawan yang datang
untuk beristrahat, menaruh barang-barang yang dibawa, dengan beragam fasilitas
yang ditawarkan oleh masing-masing homestay.
Pada prakteknya dalam kegiatan pariwisata terutama para pemilik usaha
homestay sebagai sarana dan prasarana penunjang kegiatan pariwisata dituntut
untuk mampu berinovasi dalam mempertahankan usaha yang dijalankannya. Pada
Gambar 3. dijelaskan bahwa para pemilik usaha homestay masing-masing
memiliki karakteristik untuk dapat menunjang keberadaan homestay diukur dari
lama usaha yang telah dijalankannya, fasilitas yang terdapat dalam homestay serta
jarak keberadaan lokasi homestay yang dapat ditempuh dari dermaga. Ketiga
komponen pengukuran ini masing-masing akan diukur untuk dapat menentukan
13
hubungannya dengan tingkat pendapatan yang diperoleh dalam kurun waktu satu
bulan. Tingkat pendapatan yang diperoleh dari adanya usaha homestay salah
satunya di dukung oleh strategi komunikasi pemasaran yang digunakan oleh para
pemilik homestay.
Karakteristik
Homestay
 Lama Usaha
 Kelengkapan
 Jarak Lokasi
Strategi Komunikasi Pemasaran
 Jenis
Bauran Komunikasi
Pemasaran
 Kelengkapan Informasi
 Biaya Komunikasi
Tingkat Pendapatan
Keterangan :
Menjelaskan hubungan
Gambar3. Kerangka Pemikiran
Strategi komunikasi pemasaran yang digunakan oleh pemilik homestay
diukur dari jenis bauran komunikasi yang digunakan, penawaran informasi yang
diberikan untuk dapat memperoleh pelanggan dan juga biaya yang dikeluarkan
dalam kegiatan komunikasi. Ketiga komponen pengukuran ini akan dihubungkan
dengan tingkat pendapatan yang diperoleh dalam kurun waktu satu bulan. Dari
kedua komponen baik karakteristik homestay maupun strategi komunikasi
pemasaran ini dihubungkan dengan tingkat pendapatan guna mendapatkan
gambaran mengenai suatu proses pemasaran yang terjadi dalam kegiatan usaha
kepemilikan homestay karena banyak dari masyarakat Pulau Pramuka yang
menekuni usaha ini.
Hipotesa Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka disusunlah hipotesis penelitian
sebagai berikut:
1. Diduga ada hubungan positif antara karakteristik usaha homestay dengan
tingkat pendapatan.
2. Diduga ada hubungan positif antara strategi komunikasi pemasaran yang
digunakan oleh pelaku usaha homestay dengan tingkat pendapatan.
14
Definisi Operasional
1. Karakteristik Homestay adalah ciri khas tertentu yang dimiliki oleh
pelaku usaha untuk mempertahankan keberadaan dari usaha penginapan
yang dimilikinya. Menurut Yoeti (1996) homestay adalah jenis akomodasi
yang berasal dari rumah-rumah rakyat yang telah di up-grade sedemikian
rupa sehingga memenuhi syarat-syarat kesehatan untuk tempat tinggal
sementara dalam jangka waktu pendek. Dalam proses up-grade tersebut
pada masing-masing homestay tentu memiliki perbedaan tergantung dari
pemilik homestay tersebut. Untuk mengukur perbedaan tersebut,
karakteristik homestay terbagi dalam tiga pengukuran, yaitu:
1) Lama Usaha adalah kurun waktu usaha, semenjak pertama kali homestay
tersebut dibangun dan digunakan untuk penginapan. Lama usaha diukur
dengan skala ordinal dan dikelompokkan menjadi tiga kategori
berdasarkan hasil perhitungan yaitu sebagai berikut:
Nilai Max = 10 tahun
Nilai Min = 1 tahun
∑K = 3
Sehingga, pengukuran lama usaha di kategorikan sebagai berikut:
1. Lama
: ≥9 tahun
2. Sedang : 5-8 tahun
3. Baru
: 1-4 tahun
2) Kelengkapan adalah bentuk fisik dari berbagai fasilitas homestay yang
ditawarkan oleh para pemilik homestay sebagai daya jual dari keberadaan
homestay tersebut. Fasilitas dalam penelitian ini terdiri dari:
i. WC
v. Kipas Angin
ii. Bed
vi.
Kompor
iii. Dispenser
vii.
Dapur
iv.
TV
Fasilitas tersebut diukur dengan skala ordinal yang dikelompokkan
menjadi tiga kategori berdasarkan:
Nilai Max = Terdiri dari 7 macam fasilitas
Nilai Min = Terdiri dari 3 macam fasilitas
∑K = 3
Sehingga, pengukuran fasilitas di kategorikan sebagai berikut:
1. Sangat Lengkap : ≥ 7 macam fasilitas
2. Lengkap
: 5-6 macam fasilitas
3. Kurang Lengkap : 3-4 macam fasilitas
15
3) Jarak Lokasi adalah tempat dimana homestay tersebut berada, dihitung
berdasarkan jarak dari dermaga. Lokasi diukur dengan satuan meter dan
menggunakan skala ordinal yang dikelompokkan menjadi tiga kategori
berdasarkan:
Nilai Max = 500m
Nilai Min = 100m
∑K = 3
Sehingga, pengukuran lokasi dikategorikan sebagai berikut:
1. Jauh : 368- 500m
2. Sedang : 234-367m
3. Dekat : 100-233m
2. Strategi Komunikasi Pemasaran adalah upaya yang dilakukan oleh masingmasing pemilik usaha homestay dalam rangka mempertukarkan informasi
mengenai jasa yang ditawarkan kepada khalayak (promosi). Kotler dalam
Panuju (2000) mendefinisikan bahwa pemasaran adalah proses sosial dengan
nama individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan menciptakan dan mempertukarkan produk dan nilai dengan
individu dan kelompok lainnya. Dalam strategi komunikasi pemasaran
komponen yang akan diukur terbagi menjadi tiga yaitu:
1) Jenis Bauran Komunikasi Pemasaran menurut Lovelock dalam Nirwana
(2012) merupakan salah satu strategi dalam kegiatan komunikasi pemasaran
guna mengatisipasi persaingan yang semakin tajam dalam persaingan bisnis,
selain itu juga berguna untuk memasarkan produk atau jasa agar sampai pada
penerima pesan atau target pasar yang dituju. Ada empat variabel bauran
komunikasi pemasaran dengan media yang berbeda sesuai dengan sasaran,
waktu, biaya, jangkauan dan keterlibatan tenaga promosi yang tercantum
dalam Tabel 1. Pemilihan jenis bauran komunikasi pemasaran dalam
penelitian ini diukur melalui seberapa banyak media ataupun bentuk kegiatan
komunikasi pemasaran yang digunakan oleh pemilik usaha homestay. Setelah
diuraikan beragam media ataupun bentuk kegiatannya maka akan terlihat jenis
bauran komunikasi pemasaran yang mana yang paling banyak digunakan.
Jenis bauran komunikasi pemasaran diukur menggunakan skala ordinal yang
dikelompokkan menjadi tiga kategori berdasarkan:
Nilai Max = Terdiri dari 4 macam bauran komunikasi pemasaran
Nilai Min = Terdiri dari 2 macam bauran komunikasi pemasaran
∑K = 3
Sehingga, Pengukuran jenis media komunikasi yang
dikelompokkan menjadi tiga kategori:
1. Tinggi
: 4 jenis bauran komunikasi pemasaran
2. Sedang
: 2-3 jenis bauran komunikasi pemasaran
3. Rendah : 1 jenis bauran komunikasi pemasaran
digunakan
16
Tabel 1. Variabel Bauran Komunikasi Pemasaran serta Media dan Bentuk
Kegiatan Promosi yang Dapat Digunakan
Variabel Bauran Komunikasi
Media serta Bentuk Kegiatan Promosi
Pemasaran
Personal Selling, Telemarking, Customer Service,
Personal Communication
Customer Training dan World of Mouth
Koran, Majalah, Brosur, Email, Jejaring Sosial,
Advertising
Internet, dan Alat Komunikasi Elektronik
Pameran Produk, Event Promosi, Pemberian
Sales Promotion
Potongan Harga atau Diskon, Pemberian Hadiah
pada pelanggan maupun calon pelanggan
Press Release, Press Conference, Special Event,
Publicity
Exhibition atau Sponsorship
2) Penawaran Informasi adalah upaya untuk menggambarkan atau membuat isi
pesan yang ingin disampaikan kepada khalayak. Jenis penawaran informasi ini
terdiri dari:
i. Nama Homestay
iv. Fasilitas
ii. Nomer Kontak
v. Pelayanan
iii. Harga Sewa
vi. Penawaran Paket Wisata
Penawaran informasi ini diukur dengan skala ordinal yang dikelompokkan
menjadi tiga kategori berdasarkan:
Nilai Max = Terdiri dari 6 macam penawaran informasi
Nilai Min = Terdiri dari 2 macam penawaran informasi
∑K = 3
Sehingga, pengukuran penawaran informasi dikategorikan sebagai berikut:
1. Lengkap
: ≥ 6 macam informasi
2. Kurang Lengkap : 4-5 macam informasi
3. Tidak Lengkap : 2-4 macam informasi
3) Biaya Komunikasi adalah sejumlah uang yang dikeluarkan untuk memenuhi
kegiatan komunikasi pemasaran yang telah dilakukan, biaya pengeluaran ini dihitung
dari biaya satu bulan terakhir. Biaya diukur dengan skala ordinal yang
dikelompokkan menjadi tiga kategori berdasarkan:
Nilai Max = Rp500.000,Nilai Min = Rp20.000,∑K = 3
Sehingga, pengukuran biaya dikategorikan sebagai berikut:
1. Tinggi
: Rp360.000,- ― Rp500.000,2. Sedang
: Rp190.000,- ― Rp350.000,-
17
3. Rendah
: Rp20.000,- ― Rp180.000,-
3. Pendapatan berdasarkan pengertian yang diungkapkan oleh Arif dan Wibowo
(2002) merupakan kenaikan harta perusahaan yang disebabkan oleh adanya transaksi
dengan pihak ketiga, misalnya: penjualan (sales), pendapatan sewa (rent
revenue), pendapatan dividen (dividend revenue) dan pendapatan komisi
(commission revenue), sehingga tingkat pendapatan dalam penetian ini adalah
penerimaan hasil operasi suatu usaha baik usaha dagang maupun jasa yang
dalam hal ini penerimaan tersebut diperoleh dari pendapatan sewa (rent
revenue) homestay dari pemilik homestay kepada penyewa yaitu wisatawan.
Tingkat pendapatan diukur dengan skala ordinal yang dikelompokkan
menjadi tiga kategori berdasarkan:
Nilai Max = Rp8.000.000,Nilai Min = Rp200.000,∑K = 3
Sehingga, pengukuran tingkat pendapatan dikategorikan sebagai berikut:
: Rp5.800.000,- ― Rp8.000.000,1. Tinggi
2. Sedang
: Rp2.900.000,- ― Rp5.700.000,3. Rendah
: Rp200.000,- ― Rp2.800.000,-
18
19
METODE
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif didukung dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif
dilakukan agar dapat memperoleh data statistik objektif melalui perhitungan
ilmiah yang berasal dari sampel orang-orang yang diminta untuk menjawab
pertanyaan dengan instrumen kuesioner mengenai karakteristik homestay, strategi
komunikasi pemasaran dan juga pendapatan. Selain itu, pendekatan kuantitatif
dilakukan untuk menganalisis bagaimana hubungan antara karakteristik usaha
homestay, strategi komunikasi pemasaran dengan tingkat pendapatan homestay
dalam kurun waktu satu bulan terakhir.
Penelitian ini merupakan penelitian survai dengan tipe eksplanatory.
Metode survei adalah penelitian yang mengambil sampel atau populasi dan
menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Sedangkan
penelitian dengan tipe eksplanatory merupakan penelitian yang menjelaskan
hubungan kausal antara variabel-variabel penelitian melalui pengujian hipotesa
(Singarimbun & Effendi, 1989).
Sementara data-data kualitatif dilakukan untuk mendukung data-data
kuantitatif dengan memberikan gambaran atau deskripsi dari Tabel hasil
perhitungan statistik, serta juga melengkapinya dengan hasil wawancara
mendalam yang dilakukan kepada informan. Informan dalam penelitian ini adalah
salah satu perwakilan dari Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu selaku
penjembatan atas keberadaan usaha homestay bagi masyarakat Pulau Pramuka,
aparat desa dari pihak paguyuban, serta tokoh masyarakat di Pulau Pramuka.
Jenis dan Sumber Data
Berdasarkan sumbernya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung oleh
peneliti melalui pengumpulan data dilapangan dengan menggunakan instrumen
berupa kuisioner dan wawancara mendalam. Sebuah kuisioner merupakan
sekumpulan pertanyaan yang disusun untuk menggali informasi dari responden.
Pertanyaan untuk responden disusun dan direncanakan secara mendetail yang
terdiri dari pertanyaan tertutup yang memungkinkan responden untuk memberikan
pilihan jawaban sesuai dengan yang sudah disediakan. Selain itu kuisioner
disusun dengan pertanyaan terbuka yang memungkinkan responden untuk
merespon pertanyaan secara lebih luas tidak hanya terkait dengan jawaban yang
telah diberikan. Sedangkan penggalian informasi untuk informan dilakukan
dengan wawancara mendalam tidak terstruktur.
Subjek dalam penelitian ini terdapat dua jenis, yaitu responden dan
informan. Responden adalah pihak-pihak yang berpotensi memberikan informasi
hanya mengenai dirinya sendiri melului pertanyaan yang diberikan dalam
kuisioner yang telah ditujukan. Responden dalam penelitian ini adalah seluruh
pemilik maupun pengelola yang menjalankan usaha homestay. Sedangkan
informan adalah seorang anggota masyarakat atau pihak—pihak tertentu dari
suatu kelompok yang dapat memberikan informasi tidak hanya mengenai dirinya
sendiri namun juga dapat memberikan informasi mengenai keluarga maupun
20
pihak lain dari kelompoknya maupun dari lingkungannya. Informan dalam
penelitian ini dipilih secara sengaja (purposive) yang terdiri dari perwakilan
Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu, salah satu pemimpin kegiatan pemuda di
Pulau Pramuka, Ketua Paguyuban, dan juga beberapa pemilik jasa wisata di Pulau
Pramuka yang telah terkemuka.
Sumber data sekunder dalam penelitian ini diperoleh melalui hasil
dokumentasi dan studi literatur yang relevan dengan tujuan penelitian ini seperti
data laporan bulanan Kecamatan Kepulauan Seribu Utara yang disusun pada
bulan Maret tahun 2010 mengenai data kependudukan, tulisan yang dikeluarkan
oleh Balai Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu, buku-buku mengenai ilmu
kepariwisataan, ilmu komunikasi dan juga akutansi mengenai pendapatan, selain
itu adapula gambar, brosur dan penawaran paket wisata bahari yang dikeluarkan
oleh beberapa pemilik jasa wisata di Pulau Pramuka dan juga penelusuran studi
pustaka dari skripsi yang terkait dengan keberadaan Pulau Pramuka yang menjadi
salah satu pusat pemerintahan dan pulau pemukiman di kawasan Taman Nasional
Laut Kepulauan Seribu.
Teknik Penentuan Responden
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu (Sugiyono, 2011).
Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah masyarakat Pulau Pramuka yang
memiliki usaha homestay. Unit analisis penelitian ini adalah individu dan metode
yang digunakan dalam menentukan responden adalah dengan sensus. Menurut
Singarimbun dan Effendi (1989) sensus merupakan penambilan informasi yang
dikumpulkan dari seluruh populasi. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Kasie
Ekonomi Kelurahan Pulau Panggang tahun 2011 di Pulau Pramuka terdapat 60
homestay dan 60 homestay inilah yang menjadi populasi dalam penelitian ini.
Berdasarkan hasil sensus yang dilakukan, di Pulau Pramuka hanya
terdapat 56 homestay yang sesuai dalam data dan memang keberadaannya dalam
kondisi layak huni. Sementara 4 rumah diantaranya bukanlah usaha homestay
namun untuk rumah tinggal, adapula rumah yang memang disewakan namun
untuk jangka panjang sehingga tidak termasuk dalam kategori homestay serta ada
beberapa rumah yang tidak berpenghuni dan sedang direnovasi namun bukan
untuk homestay dan juga memang benar-benar rumah yang sama sekali tidak
untuk disewakan, sehingga jumlah responden seluruhnya ada 56 homestay.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Unit Pelaksanaan Teknis Seksi III Balai
Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu yang berada di Pulau Pramuka yaitu
kawasan pulau pemukiman diantara gugusan pulau di kawasan Pulau Seribu.
Penetapan lokasi penelitian ini dilakukan dengan beberapa pertimbangan,
diantaranya:
21
1. Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu memiliki lokasi yang strategis
atas keberadaannya di wilayah DKI. Jakarta sehingga menjadikan ―escape
point‖ yang sangat ideal sebagai tempat wisata bahari.
2. Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu memiliki program kerjasama atau
fasilitator dengan masyarakat yaitu adanya pendirian Paguyuban dari
pelaku usaha yang salah satunya terdiri dari pelaku usaha Homestay yang
dapat mendukung penelitian ini.
3. Sebagai kawasan konservasi tentunya Taman Nasional Laut Kepulauan
Seribu harus menjaga kelestarian alamnya, dalam upaya untuk
mengenalkan kawasan konservasi kepada masyarakat pada umumnya
maupun pengunjung maka penelitian ini dirasa penting untuk
mengembangkan potensi dari keberadaan Objek Wisata Bahari.
Pemilihan tempat penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2011.
Pengolahan dan Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan melalui kuesioner diolah secara kuantitatif.
Data diolah secara statistik dengan menggunakan Microsoft excel 2007 dan SPSS
for Windows versi 17.0. Pengolahan data kuantitatif dilakukan dengan Uji
Korelasi Rank Spearman dan Tabulasi Silang untuk mengukur hubungan antara
karakteristik usaha, dan strategi komunikasi pemasaran dengan tingkat pendapatan
yang didapat oleh para pelaku usaha homestay. Data kualitatif bersifat untuk
memaknai atau melengkapi data kuantitatif. Gabungan antara data kuantitatif dan
kualitatif tersebut diolah dan dianalisa serta disajikan dalam Tabel naratif, bagan,
matriks dan gambar, kemudian ditarik kesimpulan dari semua data yang telah
diolah melalui penjelasan-penjelasan ilmiah.
Uji Kolerasi Rank Spearman
Uji korelasi dilakukan untuk mengetahui hubungan antar dua variabel
yang berskala ordinal dan tidak menentukan prasyarat data terdistribusi normal.
Korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan
antara variabel bebas dan terikat yang berskala ordinal (non parametrik). Korelasi
dapat menghasilkan angka positif (+) dan negatif (-). Korelasi yang menghasilkan
angka positif berarti hubungan kedua variabel bersifat searah, yang berarti jika
variabel besar maka variabel terikat juga besar. Korelasi yang menghasilkan
angka negatif berarti hubungan kedua variabel tidak searah atau bertolak
belakang, sehingga jika variabel bebas kecil maka variabel terikat pun kecil.
Rumus korelasi Rank Spearman:
Keterangan :
rs
= Nilai Koefisien Rank Spearman
di
= Disparitas (x1-x2)
n
= Banyaknya Pengamatan
22
Koefisien korelasi Rank Spearman (rxy) menunjukkan kuat tidaknya
antara indikator x terhadap variabel X dengan indikator y terhadap variabel Y
maupun variabel X terhadap variabel Y sehingga digunakan batasan koefisien
korelasi (r). Kriteria pengukuran dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel. 2 Kriteria Pengukuran Korelasi
Interval Koefisien
0.00 – 0.199
0.20 – 0.399
0.40 – 0.599
0.60 – 0.799
0.80 - 1.000
Sumber: Sugiyono (2011)
Tingkat Hubungan
Menunjukkan hubungan yang sangat rendah
Mununjukkan hubungan yang rendah
Mununjukkan hubungan yang sedang
Menunjukkan hubungan yang kuat
Menunjukkan hubungan yang sangat kuat
Melalui korelasi Rank Spearman dan juga berdasarkan batasan nilai
koefisien korelasi, hubungan antar variabel yang diteliti dilihat dari signifikansi
atau probabilitas atau nilai α. Nilai signifikansi yang digunakan dalam penelitian
ini adalah sebesar (0,1) maka artinya hasil penelitian memiliki tingkat
kepercayaan sebesar 90 persen dan kesalahan sebesar 10 persen. Dasar
pengambilan keputusan melalui:
a. Jika nilai signifikansi hasil penelitian <0,1 maka Ho ditolak. Jadi
hubungan kedua variabel signikan.
b. Jika nilai signifikansi hasil penelitian >0,1 maka Ho diterima. Jadi
hubungan antara variabel tidak signikan.
Setelah itu, hasil analisis tersebut diinterpretasikan untuk memperoleh
suatu kesimpulan sesuai dengan pokok penelitian.
23
GAMBARAN UMUM
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu
Wilayah Kabupaten Kepulauan Seribu secara keseluruhan termasuk ke
dalam wilayah Provinsi DKI Jakarta. Luas daratan Kabupaten Administrasi
Kepulauan Seribu sekitar 864,59 ha atau 8,76 km² dan luas perairan sebesar
474.562 ha atau 4.745,62 km² terdiri dari 2 Kecamatan dan 6 Kelurahan, yakni
Kecamatan Kepulauan Seribu Utara (Keluran Pulau Kelapa, Pulau Harapan dan
Pulau Panggang) dan Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan (Kelurahan Pulau
Tidung, Pulau Pari dan Pulau Untung Jawa). Jumlah pulau di Kabupaten
Administrasi Kepulauan Seribu tercatat 110 pulau, dan ada 4 pulau yang sudah
tenggelam, yaitu P. Dapur, P. Nyamuk Besar, P. Ubi Besar dan P. Ubi Kecil
Kepulauan Seribu yang terletak di lepas pantai utara Jakarta dengan posisi
memanjang dari Utara-Selatan ditandai dengan pulau-pulau kecil berpasir putih
dan gosong-gosong karang. Pulau Untung Jawa merupakan pulau berpenghuni
yang paling selatan atau dekat dengan Jakarta. Sedangkan kawasan paling utara
adalah Pulau Sebira yang berjarak sekitar 150 km dari Jakarta. Sebelum akhir
tahun 2001 Kepulauan Seribu merupakan salah satu kecamatan dalam wilayah
Kabupaten Jakarta Utara dan terdiri dari 4 Kelurahan. Pada tahun 2001, berubah
menjadi Kabupaten Administratif yang merupakan bagian dari DKI Jakarta
dengan Ibukota Kabupaten di Pulau Pramuka. Data jumlah pulau pada tiap
Kelurahan tersaji pada Tabel 3.
Tabel 3. Jumlah Pulau di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu
Kecamatan dan Kelurahan
Jumlah Pulau
Kecamatan Kepulauan Seribu Utara – Berkedudukan di Pulau Kelapa
1. Kelurahan Pulau Panggang
13
2. Kelurahan Pulau Harapan
30
3. Kelurahan Pulau Kelapa
36
Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan – Berkedudukan di Pulau tidung
1. Kelurahan Pulau Untung Jawa
15
2. Kelurahan Pulau tidung
6
3. Kelurahan Pulau Pari
10
Jumlah
110
Sumber: Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Wilayah Kecamatan Kepulauan
Seribu, April 2001 dalam TNLKPS, 2001
Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Sebaran dan Komposisi Penduduk
Jumlah penduduk pada Kecamatan Kepulauan Seribu Utara berdasarkan
data dari Kecamatan Kepulauan Seribu Utara tahun 2010 secara keseluruhan
berjumlah 14.061 jiwa yang tersebar di tiga Kelurahan yaitu Kelurahan Pulau
24
Panggang (5.751 jiwa), Kelurahan Pulau Kelapa (6.128 jiwa) dan Kelurahan
Pulau Harapan (2.182 jiwa). Jika dilihat dari kepadatan penduduk terlihat seolaholah kepadatan penduduk rendah, namun dari beberapa pulau yang berada dalam
satu kelurahan hanya pulau-pulau tertentu yang ditempati untuk pemukiman
sehingga kepadatan penduduk pada pulau-pulau tersebut tetap saja tinggi.
Sebaran Penduduk Kepulauan Seribu Utara, disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Jumlah Penduduk Kecamatan Kepulauan Seribu Utara
Penduduk
Kepala Keluarga
L
P
Jumlah
L
P
Jumlah
1.
P. Panggang
2.928
2.823
5.751
1.320
148
1.468
2.
P. Kelapa
3.055
3.073
6.128
1.368
188
1.556
3.
P. Harapan
1.109
1.073
2.182
494
72
566
Jumlah
7.092
6.969
14.061
3.182
408
3.590
Sumber : Laporan Rekapitulasi Bulanan Penyelenggaraan Pemerintahan Dari
Tiap Kelurahan Di Kecamatan Kepulauan Seribu Utara (Maret, 2010).
No.
Kelurahan
Jumlah penduduk yang telah berkeluarga di Kecamatan Pulau Seribu
secara keseluruhan berjumlah 3.490 jiwa yang tersebar di tiga kelurahan yaitu
Pulau Panggang terdapat (1.468 jiwa), Pulau Kelapa (1.556 jiwa) dan Pulau
Harapan (566 jiwa). Pulau Harapan menempati posisi yang terendah karena
memang jumlah penduduknya yang terbilang cukup sedikit jika dibandingkan
dengan jumlah penduduk yang berada di Kelurahan Pulau Panggang maupun
Pulau Kelapa sehingga tidak mengherankan jumlah penduduk yang telah
berkeluarga hanya seperempat dari jumlah penduduk secara keseluruhan.
Pendidikan
Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Wilayah Kecamatan Kepulauan
Seribu pada bulan Maret 2010 yang tertera dalam Tabel 5, menyatakan bahwa
tingkat pendidikan masyarakat di Kabupaten Pulau Seribu relatif rendah yaitu
46,33 persen merupakan lulusan SD hal ini menunjukkan bahwa sumber daya
manusia masih memprihatinkan, sehingga perlu peningkatan dan perhatian yang
cukup serius. Sementara untuk penduduk yang Tamat SMP terdapat 12,08 persen
dan Tamat SMA 6,82 persen serta Tamat Perguruan Tinggi 2,57 persen.
Tabel
5.
Jumlah Penduduk
TingkatPendidikan.
Kec.
Kepulauan
Seribu
Utara
Menurut
No.
Tingkat Pendidikan
Jumlah
Persentase (%)
1. Tidak Sekolah
1.584
17,10
2. Tidak Tamat SD
1.399
15,10
3. Tamat SD/ MI
4.292
46,33
4. Tamat SMP
1.119
12,08
5. Tamat SMA
632
6,82
6. Tamat Akademi/ Perguruan Tinggi
238
2,57
Jumlah
8.816
100
Sumber : Laporan Rekapitulasi Bulanan Penyelenggaraan Pemerintahan Dari
Tiap Kelurahan Di Kecamatan Kepulauan Seribu Utara (Maret, 2010).
25
Jika dilihat dari bentuk wilayahnya yang berupa kepulauan kecil serta
sarana dan prasaranya, kegiatan perekonomian yang didominasi dengan angkutan
laut (kapal dan perahu motor) baik milik pemerintah daerah, swasta maupun
nelayan, namun banyak lembaga-lembaga (seperti LIPI, Perguruan Tinggi, Sektor
Swasta, Ormas Keagamaan dan Politik, serta LSM) yang melakukan kegiatan di
kawasan ini, dan juga besarnya alokasi APBD serta lengkapnya fasilitas
pendidikan. Seharusnya bisa lebih membuat masyarakat terdedah akan ilmu
pengetahuan, namun sangat disayangkan masih saja ada ketimpangan dalam
pendidikan yang diperoleh masyarakat di Kepulauan Seribu.
Mata Pencaharian
Berdasarkan
Laporan
Rekapitulasi
Bulanan
Penyelenggaraan
Pemerintahan Dari Tiap Kelurahan Kecamatan Kepulauan Seribu Utara (Maret,
2010) yang tertera pada Tabel 6. Jenis mata pencaharian yang dominan berada di
kawasan ini adalah nelayan dengan jumlah sebanyak 3.299 jiwa, karyawan swasta
atau PNS dan juga ABRI dengan jumlah 694 jiwa dan pedagang dengan jumlah
460 jiwa. Sedangkan yang lainnya didominasi oleh pensiunan, pertukangan, fakir
miskin dan lain-lain.
Tabel 6. Mata Pencaharian Penduduk di Kepulauan Seribu
Jenis Mata
Pencaharian
Karyawan swasta/
PNS/ABRI
Pedagang
Nelayan
Pensiunan
Pertukangan
Fakir miskin
Lain-lain
Jumlah
Kelurahan Pulau Kelurahan Pulau Kelurahan Pulau
Jumlah
Panggang
Harapan
Kelapa
348
164
182
694
114
1.772
24
22
58
85
469
2
77
46
261
1058
3
55
168
-
460
3.299
29
154
168
104
4. 908
Sumber : Laporan Rekapitulasi Bulanan Penyelenggaraan Pemerintahan Dari Tiap
Kelurahan Di Kecamatan Kepulauan Seribu Utara (Maret, 2010).
Penduduk dengan mata pencaharian sebagai nelayan ini sudah barang
tentu tidak mengherankan karena memang luasan wilayahnya yang terdiri dari
wilayah kepulauan yang dikelilingi oleh lautan dengan sumber daya alamnya yang
melimpah, serta merupakan pekerjaan yang sudah diwariskan secara turunmenurun sehingga sudah seperti menjadi pekerjaan pokok bagi setiap penduduk.
Ada berbagai jenis nelayan yang terdapat dikawasan ini, diantaranya nelayan
budidaya, nelayan tangkap atau nelayan jaring (jaring muroami, jaring tangsi dan
jaring mayang), nelayan bubu, nelayan pancing dan nelayan ikan hias.
Sistem pengetahuan dan penangkapan ikan yang digunakan oleh nelayan
selain diperoleh secara turun-menurun juga diperoleh dari hasil pengalaman dan
juga pendampingan pelatihan yang diberikan oleh Suku Dinas Perikanan.
Pelatihan tersebut meliputi teknik penangkapan yang ramah lingkungan dan juga
pelatihan mengenai beragam alat tangkap. Dengan begitu pengetahuan yang
dimiliki oleh nelayan saat ini mulai bertambah sebagai upaya untuk
26
mempertahankan pengetahuan lokal juga untuk membekali nelayan agar dapat
mengantisipasi perubahan lingkungan alam yang terjadi dan juga mengantisipasi
pasang surut pendapatan perikanan yang sering tidak tentu akibat perubahan
musim laut yang sering kali sudah tidak bisa diduga akibat adanya pemanasan
global.
Struktur sosial nelayan pada umumnya memiliki pola hubungan patronklien. Setiap nelayan sudah memiliki tengkulak masing-masing dan satu
tengkulak bisa membawahi beberapa nelayan. Tengkulak berperan penting dalam
membantu modal para nelayan seperti pembuatan alat tangkap, dan juga kapal.
Tingkat kesetiaan nelayan pada tengkulak cukup tinggi karena nelayan hanya
akan menjual ikan tangkapannya kepada tengkulak karena merasa memiliki
hutang. Nelayan hanya akan dibebaskan untuk menjual ikannya kemanapun
dengan syarat nelayan tersebut tidak memiliki hutang. Struktur seperti inilah yang
membuat posisi sosial nelayan menjadi rendah dan termaginalkan. Namun karena
kurangnya tingkat pendidikan sehingga mereka tidak bisa mendapatkan akses
yang luas untuk menyampaikan aspirasi yang dirasakan, sehingga mereka
bertahan dengan profesinya sebagai nelayan.
Potensi Pariwisata
Pulau Pramuka merupakan salah satu kawasan Taman Nasional Laut
Kepulauan Seribu yang berpotensi besar untuk pengembangan wisata bahari
mengingat letaknya dengan ibu kota Negara (Jakarta), sehingga menjadikan
kawasan ini mempunyai peluang pengembangan yang baik. Sejalan dengan
perkembangan kota-kota besar, maka semakin banyak orang yang menginginkan
kegiatan yang kembali ke alam atau istilahnya Back to Nature. Kegiatan-kegiatan
yang dapat dilakukan didalam kawasan Pulau Pramuka diantaranya adalah
menyelam (scuba diving), ada 26 spot penyelaman terbaik dalam kawasan ini,
snorkeling, memancing, wisata pendidikan (penanaman pohon mangrove, lamun,
serta rehabilitasi karang, penyu sisik, elang bondol), berjemur di pantai, berkemah
dan lain-lain.
Tabel 7. Jumlah Kunjungan Wisatawan Ke Kepulauan Seribu Tahun 2003-2009
No.
Tahun
Jumlah Pengunjung Perubahan Jumlah Pengunjung (%)
1.
2003
1.000
2.
2004
915
- 8,5
3.
2005
1.739
90,0
4.
2006
712
-59,1
5.
2007
2.127
198,7
6.
2008
7.527
253,8
7.
2009
14.300
89,9
Sumber: TNLKPS, 2001
Hingga saat ini wisatawan yang datang ke Kawasan TNLKpS setiap
tahunnya mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan dengan jumlah kunjungan
wisatawan dari tahun 2003-2009 yang dapat di lihat dalam Tabel 7, ada penurunan
jumlah pengunjung pada tahun 2004 sebesar 8,5 persen dan pada tahun 2006
27
sebesar 59 persen namun pada tahun berikutnya terutama di tahun 2008 jumlah
pengunjung meningkat hingga 253,8 persen. Penambangan jumlah pengunjung
yang cukup signifikan ini menunjukkan bahwa wisata bahari semakin diminati
oleh para wisatawan. Secara keseluruhan jumlah wisatawan ini dari 2003-2009
mengalami peningkatan sebesar 50,4 persen.
Panorama laut di kawasan ini menjadi daya tarik alamiah bagi
wisatawan.Pemandangan seperti pada saat matahari terbit dan matahari terbenam
menjadi daya tarik tersendiri. Beberapa pulau di dalam kawasan Taman Nasional
telah dikembangkan menjadi resort-resort wisata, dengan sarana pariwisata antara
lain dibangunnya dermaga, anjungan pengunjung, restoran dan pondok-pondok
inap yang dikelola oleh pihak swasta. Sedangkan untuk wisatawan yang ingin
melihat kehidupan asli masyarakat di Pulau dapat mengunjungi pulau-pulau
Pemukiman dengan segala kegiatannya dari mulai memperbaiki jaring, membuat
ikan kering, memperkenalkan berbagai alat tangkap yang digunakan oleh nelayan
sehingga menjadi salah satu ciri khas tertentu bagi wisatawan yang datang.
Fasilitas Pendukung Kegiatan Pariwisata
Dalam kaitannya dengan kegiatan pariwisata, wisatawan adalah orang
yang melakukan perjalanan untuk sementara waktu ketempat atau daerah yang
sama sekali masih asing baginya. Karena jauh dari tempat tinggalnya, maka ia
memerlukan pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, yaitu
semenjak dari ia berangkat sampai di tempat tujuan, hingga ia kembali ke
rumahnya (Yoeti, 1996). Pendit (1994) menyatakan ada tiga perlengkapan
pelayanan dalam kegiatan pariwisata yaitu, Transportasi, Akomodasi dan
Perusahaan Pangan serta Perusahaan Jasa.
Transportasi
Transportasi atau pengangkutan yang menentukan jarak dan waktu dalam
perjalanan adalah unsur utama langsung yang merupakan tahap dinamis gejalagejala pariwisata. Moda transportasi inilah yang berperan sebagai pelengkap
perjalanan wisatawan yang bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya.
Perlengkapan transportasi ini memiliki beberapa kategori, diantaranya adalah
pengangkutan dengan kapal, kereta api, mobil bus serta pesawat terbang.
Alat transportasi atau alat pengangkutan yang berperan untuk mencapai
atau mendukung akses moda transportasi menuju Pulau Pramuka adalah dengan
Kapal. Kapal tersebut dapat dijangkau melalui dermaga yang terdapat di Muara
Angke ataupun di Pantai Marina Ancol. Cara termudah dan juga murah untuk
mencapai Pulau Pramuka ini dapat ditempuh melalui dermaga Muara Angke
dengan Kapal Kayu atau yang biasa disebut dengan Kapal Ojek, kapal ini tersedia
pada jam-jam tertentu seperti jam 07.00 pagi dan juga jam 01.00 siang, dengan
waktu tempuh selama ±2,5 jam. Sedangkan jika ditempuh melalui dermaga Pantai
Marina Ancol dengan menggunakanSpeedboat atau kapal dengan motor cepat
sehingga waktu tempuhnya cenderung lebih singkat ±1 jam, namun biaya yang
dikeluarkan pun tentunya lebih tinggi dan jam keberangkatannya pun tertentu
sesuai dengan pemesanan bagi wisatawan yang ingin menggunakannya.
Seiring dengan perkembangan moda transportasi saat ini, pihak Kabupaten
Kepulauan Seribu bekerjasama dengan pihak Pemerintah DKI Jakarta untuk
28
membuat moda transportasi yang lebih mudah dijangkau baik secara harga,
pelayanan, dan juga jarak jempuhnya yang lebih singkat, yaitu dengan keberadaan
speedboat KM. Kerapu dengan jadwal yang lebih fleksibel artinya lebih beragam,
jarak tempuh yang lebih singkat, dan harga yang lebih murah sehingga
memungkinkan wisatawan untuk datang dengan volume yang lebih tinggi dan
juga dari berbagai kalangan.
Akomodasi dan Perusahaan Pangan
Pendit (1994) mengungkapkan bahwa yang dimaksud dengan akomodasi
adalah merupakan sarana penginapan, sedangkan perusahaan pangan yang
dimaksud adalah usaha catering yang menangani makan dan minum bagi
wisatawan maupun lembaga yang memesannya secara khusus untuk keperluan
yang bermacam-macam. Dalam kegiatan pariwisata, sarana penginapan ini
menjadi sangat penting terutama dalam hal penampungan wisatawan-wisatawan
agar lebih banyak jumlahnya, dengan harga yang lebih murah, lebih praktis dan
lebih popular, teristimewa bagi mereka yang tergolong ekonomi lemah tetapi
perlu dan ingin mengadakan perjalanan.
Pulau Pramuka memberikan beragam jenis penginapan yang dapat
menjadi pilihan bagi wisatawan yang datang tentunya sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuan wisatawan itu sendiri. Pilihan-pilihan tersebut terdiri dari adanya
Resort Wisata Bahari seperti Resort Pulau Kotok, Pulau Bira, Pulau Sepa, Pulau
Putri, Pulau Matahari dan Pulau Pantara. Sedangakan untuk Wisata Pendidikan
dan Konservasi Laut berada di kawasan Pulau Pramuka dengan akomodasi yang
terdiri dari Wisma atau Mess Tamu TNlKpS, Villa Delima, Villa Dermaga dan
Homestay milik Penduduk.
Keberadaan homestay di Pulau Pramuka ini berkembang sangat pesat
seiring dengan perkembangan pertambahan wisatawan yang datang ke Pulau
Pramuka. Pendit (1994) mengungkapkan bahwa Homestay merupakan rumahrumah penduduk setempat disuatu daerah tujuan wisata yang dipergunakan
sebagai penginapan sementara bagi wisatawan-wisatawan yang tergolong
berpendapatan sedang atau ekonomi lemah. Mereka tinggal sementara bersama
masyarakat setempat dengan cara makan, minum, dan hidup dengan situasi dan
lingkungan setempat. Homestay tersebut biasanya terdiri dari satu bangunan
lengkap dengan kamar mandi, kamar, tidur, ruang tamu, ruang keluarga dan
dapur. Namun ada beberapa homestay yang hanya terdiri dari kamar-kamar saja
seperti kamar persewaan kost-kostan, setiap bangunan kamar tersebut terdiri dari
kamar utama termasuk tempat untuk tidur dan juga kamar mandi, luasan
bangunannya pun terbilang lebih kecil dibanding dengan bentuk bangunan rumah.
Selain dari beberapa fasilitas yang ditawarkan oleh setiap homestay, akses
akan kedekatan dengan dermaga terhadap homestay pun menjadi bahan
pertimbangan bagi para pemilik homestay maupun para wisatawan, karena
homestay yang memiliki kedekatan paling dekat dengan dermaga maka akses
akan objek dan daya tarik wisatanya pun akan semakin mudah dijangkau. Dengan
keterjangkauan tersebutlah, para pemilik homestay dengan posisi paling dekat
dengan dermagalah yang selalu lebih mudah dalam mendapatkan tamu yang ingin
menyewa homestay. Sedangkan bagi para wisatawan yang datang kedekatan
tersebut dapat mempermudah akses terhadap setiap kegiatan yang akan mereka
lakukan terutama kegiatan yang dilakukan di laut dan juga akses akan transpotasi
29
kedatangan maupun kepergian mereka sehingga waktu yang mereka miliki
terhitung akan lebih hemat.
Perusahaan Jasa
Perusahaan jasa adalah perusahaan yang bergerak dibidang penyedia jasajasa pendukung kegiatan pariwisata yang didalamnya mencangkup biro perjalanan
yang menyiapkan suatu perjalanan bagi seseorang yang merencanakan untuk
melakukan kegiatan pariwisata. Adapun berikutnya Perusahaan Jasa Wisata
Tambahanan seperti, pelayanan pramuwisata, penuntun pariwisata, penunjuk
wisata dan sebagainya, serta Perusahaan Hiburan, Perusahaan Penukaran Uang
dan Asuransi Wisata.
Keberagaman perusahaan yang disebutkan oleh Pendit (1994) jelas sangat
mendukung perputaran arus pariwisata terutama di Pulau Pramuka, karena tren
yang berkembang sekarang ini bahwa wisata bahari menjadi tujuan utama
kegiatan pariwisata sehingga hal ini akan mempermudah wisatawan yang ingin
berkunjung. Para perusahaan jasa yang berada di Pulau Pramuka ini sangat
beragam, ada yang memang kepemilikannya berasal dari orang pribumi Pulau
Pramuka maupun orang yang memang mendirikan perusahaan jasa namun tidak
berada di Pulau Pramuka tetapi menawarkan paket-paket kunjungan wisata ke
Pulau Pramuka.
Perusahaan jasa di Pulau Pramuka, dipelopori oleh keberadaan Elang
Ekowisata yang didirikan atas inisiatif para pemuda di Pulau Pramuka didukung
oleh Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu dan Taman Nasional Laut
Kepulauan Seribu sehingga semua kebutuhan yang terkait dengan perusahaan
diatur dengan jelas dalam sebuah kesepakatan antar kedua belah pihak, salah
satunya adalah dalam upaya untuk melestarikan sumberdaya alam serta
memanfaatkannya dengan bijak serta mempromosikan sumberdaya tersebut
menjadi sebuah objek daya tarik wisata yang ramah terhadap alam.
Semakin berkembangnya Elang Ekowisata, maka berkembang pula
pelatihan-pelatihan bagi masyarakat sekitar terutama para pemuda untuk ikut
berpartisi dalam menangani perkembangan para pengunjung, diantaranya dengan
membekali tambahan cara berkomunikasi yang baik dengan pengunjung
disamping juga menambah pengetahuan akan keahlian yang memang sudah
mereka miliki tentang keadaaan alam laut di sekitar Pulau Pramuka, serta juga
pengenalan alat-alat dan safety procedure yang harus ditaati ketika sedang
membawa tamu terutama untuk kegiatan olahraga yang dilakukan didalam air.
Tidak hanya para pemuda yang tertarik akan kegiatan ini, namun juga ada
beberapa masyarakat yang menjadikan sebagai peluang usaha seperti, mendirikan
persewaan alat-alat olahraga dalam air (diving dan snorkeling) kemudian juga ada
yang mendirikan usaha Agen Pariwisata Pulau Seribu yang didalamnya
mencangkup beragam paket penawaran wisata baik di Pulau Pramuka maupun
disekitarnya. Sehingga pada saat ini keberadaan para pengusaha jasa menjadi
sangat beragam, dan juga sangat bersaing ditambah dengan keberadaan
perusahaan jasa yang berada diluar Pulau Seribu, namun paket-paket wisatanya
sudah merambah ke kawasan Pulau Seribu yang menjadikan semakin tajam lagi
persaingan antara para pengusaha.
30
Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah warga Pulau Pramuka yang
memiliki usaha homestay. Jumlah responden dalam penelitian adalah 38 orang
dengan jumlah homestay sebanyak 56. Ketidaksesuaian jumlah pemilik dengan
keberadaan homestay ini dikarenakan setiap orang mampu memiliki lebih dari
satu homestay. Untuk memudahkan perhitungan dan juga pengolahan data
mengenai hubungan karakteristik homestay dan strategi komunikasi pemasaran
yang digunakan dengan tingkat pendapatan maka jumlah pemilik dan juga jumlah
homestay disesuaikan sehingga jumlahnya sebanyak 56 orang dengan 56
homestay.
Tabel 8. Jumlah dan Presentase Karakteristik Responden
Karakteristik
Responden
Usia
Jenis
Kelamin
Tingkat
Pendidikan
Posisi dalam
Usaha
Kategori
Dewasa awal (18-30 tahun)
Dewasa Pertengahan (31-50 tahun)
Dewasa tua (> 50 tahun)
Laki-laki
Perempuan
Tamat SD
Tamat SMP
Tamat SMA
Tamat D1-S1
Milik Sendiri
Karyawan
Jumlah
(orang)
12
36
8
42
14
2
7
37
10
46
10
Persentase
(%)
21,4
64,3
14,3
75,0
25,0
3,6
12,5
66,1
17,9
82,1
17,9
Usia merupakan jumlah tahun hidup seseorang yang diukur berdasarkan
satuan tahun yang terhitung dari tahun kelahiran hingga saat ini. Kategori umur
dibedakan menjadi tiga kategori yaitu dewasa awal (18-30 tahun), dewasa
pertengahan (31-50 tahun) dan dewasa tua (>50 tahun). Pada Tabel 8, dapat
dilihat bahwa mayoritas pemilik homestay berada pada usia dewasa pertengahan
dengan rentang usia 31-50 tahun sebanyak 64,3 persen. Berikutnya sebanyak 21,4
persen adalah usia dewasa muda dan 14,3 persen dewasa tua. Sebanyak 75 persen
reponden laki-laki dan 25 persen perempuan, yang berarti bahwa usaha homestay
merupakan salah satu mata pencaharianbagi kepala keluarga di Pulau Pramuka.
Tingkat pendidikan responden hanya sebatas sekolah menengah atas (SMA) yaitu
sebesar 66,1 persen. Pendidikan di pulau pramuka tidak begitu berkembang,
karena untuk dapat melanjutkan ke tingkat pendidikan tinggi, mereka harus
merantau keluar pulau yang mebutuhkan biaya yang tinggi. Sebesar 82,1 persen
responden merupakan pemilik homestay dan hanya 17,9 persen yang menjabat
sebagai karyawan.
31
GAMBARAN KARAKTERISTIK HOMESTAY DENGAN
TINGKAT PENDAPATAN
Hubungan Karakteristik Homestaydengan Tingkat Pendapatan
Karakteristik homestayadalah ciri khas tertentu yang dimiliki oleh pelaku
usaha untuk mempertahankan keberadaan dari usaha penginapan yang
dimilikinya. Yoeti (1996) homestayadalah jenis akomodasi yang berasal dari
rumah-rumah rakyat yang telah di up-grade sedemikian rupa sehingga memenuhi
syarat-syarat kesehatan untuk tempat tinggal sementara dalam jangka waktu
pendek. Terdapat tiga variabel yang diukur dalam melihat karakteristik
homestayyang dimiliki oleh para pemilik homestay, yaitu (X1.1) Lama usaha,
(X1.2) Kelengkapan dan (X1.3) Jarak lokasi. Berdasarkan karakteristik homestay
dengan tingkat pendapatan, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ho
: Tidak terdapat hubungan positif antara karakteristik homestay dengan
tingkat pendapatan.
Hı
: Terdapat hubungan positif antara karakteristik homestaydengan tingkat
pendapatan.
Tabel 9. Hasil Uji Korelasi Hubungan Karakteristik Homestaydengan Tingkat
Pendapatan
Korelasi Rank Spearman
Lama Usaha (X1.1)
Karakteristik
Kelengkapan
Homestay
(X1.2)
(X1)
Jarak Lokasi (X1.3)
Keterangan:
*Signifikan pada α (0,05)
**Signifikan pada α (0,01)
Tingkat Pendapatan (Y1)
Koefisien
Sig. (2Korelasi
Tailed)
0,074
0,588
N
56
-0,247
0,066
56
-0,195
0,149
56
Hasil uji korelasi Rank Spearman yang terdapat dalam Tabel 9,
menunjukan bahwa nilai korelasi antara variabel lama usaha (X1.1) dengan
tingkat pendapatan (Y1) sebesar 0,074 memiliki nilai korelasi yang sangat rendah.
Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara lama
usaha dengan tingkat pendapatan.Pada variabel kelengkapan (X1.2) dengan
tingkat pendapatan (Y1) memiliki nilai korelasi dengan nilai -0,247, ini
menunjukkan tidak memiliki hubungan dengan tingkat pendapatan.Variabel
karakteristik homestay menurut jarak lokasi (X1.3)dengan tingkat pendapatan
(Y1)memiliki nilai korelasi sebesar(-0,195), hal ini menunjukan bahwa tidak ada
hubungan antara karakteristik homestay menurut jarak lokasi dengan tingkat
pendapatan.
Hasil uji korelasi ketiga variabel karakteristik homestay diatas
menunjukkan bahwa tingkat pendapatan homestay di Pulau Pramuka, Kepulauan
32
Seribu tidak dipengaruhi oleh lamanya usaha homestay berdiri, jarak lokasi
homestay dan kelengkapan yang dimiliki oleh homestay. Uji korelasi ini
menunjukan bahwa Ho diterima dan Hı ditolak.
Karakteristik Homestay Menurut Lama Usaha dengan Tingkat Pendapatan
Berdasarkan pada hasil perhitungan tabulasi silang yang ditunjukkan
dalam Tabel 10, karakteristik homestay menurut lama usaha dengan kategori baru
mayoritas memiliki tingkat pendapatan yang rendah yaitu sebesar 80 persen. Pada
homestay dengan lama usaha kategori sedang sebanyak 78,6 persen memiliki
tingkat pendapatan yang rendah. Sebanyak 85,2 persen pada kategori lama usaha
yang telah lama pun berada pada tingkat pendapatan yang rendah.
Baik kategori lama maupun kategori baru menandakan bahwa ada
persaingan yang cukup ketat karena walaupun homestay dengan kategori baru
pendapatannya bisa sebanding dengan homestay kategori lama. Sebaliknya bahwa
dalam hal ini homestay dengan kategori lama terbukti mampu bertahan dari
terpaan persaingan yang ada dengan tetap dapat meraih wisatawan untuk dapat
menyewa homestaynya.
Tabel 10. Hubungan Karakteristik Homestay Menurut Lama Usaha dengan
Tingkat Pendapatan
Karakteristik
Homestay
Baru
Lama
Usaha
Sedang
Lama
Jumlah
Tingkat Pendapatan
Tinggi
3
(20,0)
2
(14,3)
3
(11,1)
8
(14,3)
Sedang
0
(0,0)
1
(7,1)
1
(3,7)
2
(3,6)
Rendah
12
(80,0)
11
(78,6)
23
(85,2)
46
(82,1)
Jumlah
15
(100,0)
14
(100,0)
27
(100,0)
56
(100,0)
Dalam perkembangan dan juga pertambahan wisatawan yang datang setiap
tahunnya ke Pulau Pramuka tentu pelanggan pun silih berganti, terutama bagi
wisatawan yang datang secara berkelompok, bagi mereka tentu semua fasilitas
yang diberikan sudah dijamin dari agen sehingga mereka tidak bisa menentukan
sendiri tempat seperti apa yang sebenarnya mereka butuhkan untuk melepas
malamnya di Pulau Pramuka. Dengan begitu para pemilik homestay harus
mempromosikan juga homestay mereka kepada para agen perjalanan yang
menyelenggarakan paket-paket wisata, karena banyak dari para pemilik homestay
yang kurang melakukan lobi dengan agen dan hanya mengandalkan tamu yang
datang pada saat-saat tertentu saja sehingga pendapatannya pun tidak bisa
ditentukan setiap minggunya.
Dengan adanya hubungan baik antara agen dan pemilik homestay tidak
menutup kemungkinan bahwa homestay yang mereka miliki secara tidak langsung
33
akan juga dipromosikan oleh pemilik agen wisata, terutama bagi homestay dengan
karegori usaha lama tidak saja hanya dengan mengandalkan kunjungan wisatawan
secara perorangan melainkan harus juga melakukan beragam inovasi, karena lama
usaha tidak berpengaruh pada tingkat pendapatan pada masing-masing kategori
dalam lama usaha bisa saja mendapatkan pelanggan terlebih dahulu tergantung
dengan bagaimana cara mereka melakukan promosi.
Karakteristik HomestayMenurut Kelengkapan dengan Tingkat Pendapatan
Berdasarkan pada hasil perhitungan tabulasi silang yang ditunjukkan
dalam Tabel 11, karakteristik homestay menurut kelengkapan dengan kategori
sangat lengkap seluruhnya memiliki tingkat pendapatan yang rendah yaitu sebesar
100 persen. Pada homestay dengan kelengkapan kategori lengkap sebanyak 72,7
persen memiliki tingkat pendapatan yang rendah. Sebanyak 83,3 persen pada
kategori kelengkapan yang kurang lengkap pun berada pada tingkat pendapatan
yang rendah.
Pada tingkat pendapatan tinggi tidak terdapat homestay dengan kategori
sangat lengkap. Saat ini sudah banyak warung-warung yang menyediakan
berbagai macam kebutuhan harian bagi para wisatawan sehingga kelengkapan
yang tergolong sangat lengkap pun tidak begitu menjadi pilihan bagi para
wisatawan, terutama jika harga homestay dengan kelengkapan yang sangat
lengkap ini berada diatas harga rata-rata, maka wisatawan menengah kebawah
tentu akan beralih pada homestay lain dengan harga yang lebih murah walau
dengan fasilitas yang standar.
Tabel 11. Hubungan Karakteristik Homestay Menurut Kelengkapan dengan
Tingkat Pendapatan
Karakteristik Homestay
Sangat
Lengkap
Kelengkapan
Lengkap
Kurang
Lengkap
Jumlah
Tingkat Pendapatan
Tinggi
Sedang Rendah
0
0
17
(0,0)
(0,0) (100,0)
7
2
24
(21,2)
(6,1)
(72,7)
1
0
5
(16,7)
(0,0)
(83,3)
8
2
46
(14,3)
(3,6)
(82,1)
Jumlah
17
(100,0)
33
(100,0)
6
(100,0)
56
(100,0)
Selain itu, esensi dari adanya wisata bahari adalah kegiatan yang dilakukan
berupa kegiatan outdoor sehingga para wisatawan terkadang sering
mengesampingkan kelengkapan yang diberikan oleh homestay yang akan mereka
sewa. Berdasarkan hasil perhitungan diatas, menunjukkan bahwa kelengkapan
tidak berhubungan dengan tingkat pendapatan. Salah satunya adalah karena ketika
musim liburan tiba, maka jumlah pengunjung Pulau Pramuka akan meningkat
cukup signifikan dan wisatawan biasanya tidak memikirkan kelengkapan macam
apa yang akan mereka terima, melainkan hanya untuk memenuhi kebutuhan akan
34
tempat tinggal sehingga kelengkapan tidak menjadi ukuran mutlak bagi wisatawan
dalam memenuhi kebutuhannya.
Karakteristik Homestay Menurut Jarak Lokasi dengan Tingkat Pendapatan
Berdasarkan pada hasil perhitungan tabulasi silang yang ditunjukkan
dalam Tabel 12, karakteristik homestay menurut jarak lokasi dengan kategori
dekat mayoritas memiliki tingkat pendapatan yang rendah yaitu sebesar 85,7
persen. Pada homestay dengan jarak lokasi kategori sedang sebanyak 100 persen
atau seluruhnya pada kategori ini memiliki tingkat pendapatan yang rendah.
Sebanyak 68,4 persen pada kategori jarak lokasi yang jauh pun berada pada
tingkat pendapatan yang rendah.
Tabel 12. Hubungan Karakteristik Homestay Menurut Jarak Lokasi dengan
Tingkat Pendapatan
Karakteristik Homestay
Dekat
Jarak Lokasi
Sedang
Jauh
Jumlah
Tingkat Pendapatan
Tinggi
Sedang Rendah
2
2
24
(7,1)
(7,1)
(85,7)
0
0
9
(0,0)
(0,0) (100,0)
6
0
13
(31,6)
(0,0)
(68,4)
8
2
46
(14,3)
(3,6)
(82,1)
Jumlah
28
(100,0)
9
(100,0)
19
(100,0)
56
(100,0)
Ketidakadaan hubungan antara jarak lokasi dengan tingkat pendapatan ini
membuat jarak lokasi tidaklah menjadi kebutuhan penting bagi wisatawan dalam
mengakses keberadaan homestay serta objek dan daya tarik alamnya. Selain itu
juga keberadaan homestay dengan jarak dekat ini tergabung dengan adanya
rumah-rumah penduduk sehingga untuk homestay dengan jarak jauh view atau
pemandangan yang didapat akan jauh lebih bagus karena tidak terganggu dengan
aktivitas penduduk sehingga suasana yang lebih tenang dapat dirasakan oleh
wisatawan.
35
GAMBARAN STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN
DENGAN TINGKAT PENDAPATAN
Hubungan Strategi Komunikasi Pemasaran dengan Tingkat Pendapatan
Strategi komunikasi pemasaran adalah upaya yang dilakukan oleh masingmasing pemilik homestay dalam rangka mempertukarkan informasi mengenai jasa
yang ditawarkan kepada khalayak (promosi). Kotler yang diacu dalam Panuju
(2000) mendefinisikan bahwa pemasaran adalah proses sosial dengan nama
individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
dengan menciptakan dan mempertukarkan produk dan nilai dengan individu dan
kelompok lainnya. Terdapat tiga variabel yang diukur dalam melihat strategi
komunikasi yang digunakan oleh pemilik homestay, yaitu (X2.1) Bauran
komunikasi pemasaran, (X2.2) Penawaran informasi dan (X2.3). Berdasarkan
strategi komunikasi pemasaran homestay dengan tingkat pendapatan, maka
hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ho
: Tidak terdapat hubungan positif antara strategi komunikasi pemasaran
homestay dengan tingkat pendapatan.
Hı
: Terdapat hubungan positif antara strategi komunikasi pemasaran
homestay dengan tingkat pendapatan.
Tabel 13. Hasil Uji Korelasi Hubungan Strategi Komunikasi Pemasaran dengan
Tingkat Pendapatan
Korelasi Rank Spearman
Strategi
Komunikasi
(X2)
Bauran Komunikasi
Pemasaran (X2.1)
Penawaran Informasi
(X2.2)
Biaya Komunikasi
(X2.3)
Tingkat Pendapatan (Y1)
Koefisien Korelasi Sig. (2-Tailed)
N
0,531**
0,000
56
0,301*
0,024
56
0,649**
0,069
56
Keterangan:
*Signifikan pada α (0,05)
**Signifikan pada α (0,01)
Hasil uji korelasi Rank Spearman yang terdapat pada Tabel 13,
menunjukkan bauran komunikasi pemasaran (X2.1) terhadap tingkat pendapatan
(Y1) memiliki nilai korelasi sebesar 0,531 pada α (0,05), hal ini menunjukan
bahwa bauran komunikasi pemasaran memiliki hubungan yang signifikan
terhadap tingkat pendapatan. Pada variabel penawaran informasi (X2.2) memiliki
nilai korelasi sebesar 0,301 pada α (0,01), hasil uji ini menunjukan hubungan yang
ssignifikan antara penawaran komunikasi dengan tingkat pendapatan. Variabel
biaya komunikasi (X2.3) memiliki nilai korelasi sebesar 0,649 pada α (0,05), yang
juga menunjukan hubungan yang signifikan terhadap tingkat pendapatan.
Ketiga variabel strategi komunikasi pemasaran diatas menunjukan bahwa
tingkat pendapatan homestaydi Pulau Pramuka Kepulauan Seribu, sangat
36
dipengaruhi oleh kegiatan strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh
masing-masing pelaku usaha homestay.
Strategi Komunikasi Pemasaran Menurut Bauran Komunikasi Pemasaran
dengan Tingkat Pendapatan
Berdasarkan hasil perhitungan dan data yang ditunjukkan dalam Tabel 14,
strategi komunikasi pemasaran menurut bauran komunikasi pemasaran dengan
kategori tinggi seluruhnya atau sebanyak 100 persen memiliki tingkat pendapatan
yang tinggi. Pada bauran komunikasi pemasaran kategori sedaang sebanyak 86,8
persen homestay berada pada tingkat pendapatan rendah, sebanyak 9,4 persen
pada tingkat pendapatan tinggi dan 3,8 persen berada pada tingkat pendapatan
sedang. Pelaku usaha homestay di Pulau Pramuka tidak ada yang berada pada
kategori bauran komunikasi pemasaran yang rendah. Hal ini menunjukan pelaku
usaha homestay di Pulau Pramuka telah mengenal beragam media bauran
komunikasi pemasaran.
Tabel 14. Hubungan Strategi Komunikasi Pemasaran Menurut Bauran
Komunikasi Pemasaran dengan Tingkat Pendapatan
Strategi Komunikasi
Pemasaran
Tinggi
Bauran
Komunikasi
Pemasaran
Sedang
Rendah
Jumlah
Tingkat Pendapatan
Tinggi
Sedang Rendah
3
0
0
(100,0)
(0,0)
(0,0)
5
2
46
(9,4)
(3,8)
(86,8)
0
0
0
(0,0)
(0,0)
(0,0)
8
2
46
(14,3)
(3,6)
(82,1)
Jumlah
3
(100,0)
53
(100,0)
0
(100,0)
56
(100,0)
Media ataupun bentuk kegiatan yang dilakukan oleh para pemilik
homestay dengan masing-masing kategori yang berupa, Personal Communication
yang terdiri dari Personal Selling dan Word of Mouth. Sedangkan pada saat ini,
ada media atau kegiatan promosi lainnya yang tidak kalah penting yaitu
Advertising yang didalamnya mencangkup penggunaan alat eketronik berupa
telepon genggam, brosur, email, jejaring sosial dan internet. Serta tidak jarang
pemilik homestay melakukan pemberian potongan harga atau diskon pada
pelanggan dan juga melakukan event Promosi. Selanjutnya dalam bauran
komunikasi pemasaran berupa Publicity, Special Event biasanya merupakan
kegiatan yang dilakukan oleh perseorangan dari pemilik homestay untuk
presentasi di beberapa perusahaan terkait dengan beragam produk pariwisata yang
ditawarkan kepada perusahaan.
Dalam bauran komunikasi pemasaran dengan kategori rendah, sama sekali
tidak mendapatkan peroleh angka yang berarti. Hal ini menunjukkan bahwa para
pemilik homestay dalam upaya untuk mempromosikan homestaynya sudah satu
37
langkah lebih maju karena mampu mengkombinasikan 2-3 macam bauran
komunikasi pemasaran yang rata-rata terdiri dari personal Communication,
Advertising dan Sales Promotion. Tidak mudah tentunya dalam mengambil
keputusan untuk menggunakan beragam bauran komunikasi pemasaran ini, namun
dengan seiring berkembangnya teknologi akan komunikasi maka menuntut
mereka menjadi terdedah dan belajar untuk membiasakan diri dengan tren yang
berkembang saat ini. Dan tidak sia-sia bahwa ada dari beberapa pemilik homestay
mendapatkan buah yang manis dari ketekunannya menggunakan keberagaman
bauran komunikasi pemasaran.
Strategi Komunikasi Pemasaran Menurut Penawaran Informasi dengan
Tingkat Pendapatan
Berdasarkan pada perhitungan dan data yang ditunjukkan dalam Tabel 15,
strategi komunikasi pemasaran menurut penawaran informasi dengan kategori
lengkap sebanyak 66,7 persen memiliki tingkat pendapatan yang rendah dan 33,3
persen memiliki tingkat pendapatan yang tinggi. Pada homestay kategori
penawaran informasi yang sedang sebanyak 60 persen memiliki tingkat
pendapatan yang rendah dan masing-masing sebanyak 20 persen berada pada
kategori tingkat pendapatan tinggi dan sedang. Sebanyak 90 persen dari homestay
dengan kategori penawaran infomrasi yang rendah memiliki tingkat pendapatan
yang rendah dan 10 persen memiliki tingkat pendapatan yang tinggi.
Tabel 15. Hubungan Starategi Komunikasi Pemasaran Menurut Penawaran
Informasi dengan Tingkat Pendapatan
Strategi Komunikasi
Pemasaran
Lengkap
Penawaran
Informasi
Sedang
Rendah
Jumlah
Tingkat Pendapatan
Tinggi
Sedang Rendah
2
0
4
(33,3)
(0,0)
(66,7)
2
2
6
(20,0)
(20,0)
(60,0)
4
0
36
(10,0)
(0,0)
(90,0)
8
2
46
(14,3)
(3,6)
(82,1)
Jumlah
6
(100,0)
10
(100,0)
40
(100,0)
56
(100,0)
Hal ini disebabkan oleh adanya persaingan yang cukup ketat dengan
fasilitas yang hampir sama disetiap homestay sedangkan informasi yang diberikan
pun cukup minim dan hampir sama pula sehingga jarang dari wisatawan yang
bernegosiasi mengenai fasilitas maupun isi dari pesan yang disampaikan, ketika
mereka sudah ada di Pulau maka mereka hanya mencari yang mereka butuhkan,
sesuai dengan informasi yang mereka dapat dari internet maupun saran dari teman
ataupun adanya informasi yang diberikan oleh penduduk di sekitar Pulau.
Bagi para penjaga homestay yang tidak berada ditempatnya ketika
dihubungi atau ketika homestaynya sedang dikunjungi maka wisatawan akan
38
dengan segera mencari yang lain. Tingkat pendapatan menjadi minim karena
kurang jelinya para pemilik homestay untuk mengatasi penawaran-penawarn
informasi yang bersifat jangka panjang, dengan membuat penawaran informasi
yang lebih menarik dan lebih lengkap.
Strategi Komunikasi Pemasaran Menurut Biaya Komunikasi dengan
Tingkat Pendapatan
Berdasarkan hasil perhitungan dan data yang ditunjukkan dalam Tabel 16,
strategi komunikasi pemasaran dengan biaya komunikasi kategori tinggi seluruh
pelaku usaha pada kategori ini memiliki tingkat pendapatan yang tinggi. Pada
kategori biaya komunikasi yang sedang sebanyak 60 persen memiliki tingkat
pendapatan yang tinggi dan 40 persen memiliki tingkat pendapatan yang rendah.
Pada homestay dengan kategori biaya komunikasi yang rendah sebanyak 91,6
persen memiliki tingkat pendapatan yang rendah dan masing-masing 4,2 persen
berada pada kategori tingkat pendapatan yang tinggi dan sedang.
Tabel 16. Hubungan Strategi Komunikasi Pemasaran Menurut Biaya Komuniasi
dengan Tingkat Pendapatan
Strategi Komunikasi
Pemasaran
Tinggi
Biaya
Komunikasi
Sedang
Rendah
Jumlah
Tingkat Pendapatan
Tinggi
Sedang Rendah
3
0
0
(100,0)
(0,0)
(0,0)
3
0
2
(60,0)
(0,0)
(40,0)
2
2
44
(4,2)
(4,2)
(91,6)
8
2
46
(14,3)
(3,6)
(82,1)
Jumlah
3
(100,0)
5
(100,0)
48
(100,0)
56
(100,0)
Salah satu bauran komunikasi pemasaran terdapat Advertising yang dalam
kegiatan pelaksanaannya diantaranya bisa menggunakan layanan internet, jejaring
sosial, dan email. Pada saat ini layanan penggunaan internet dapat diakses dengan
harga yang sangat terjangkau, jika menggunakan layanan internet di ―warung
internet atau warnet‖ maka biaya yang dikenakan hanya Rp5.000,- per jam, biaya
ini tentunya sangat murah dan dalam mengakses layanan internet dalam aplikasi
yang terdapat dalam komputer pun sudah banyak aplikasi yang gratis, sehingga
para pemilik homestay dapat melakukan promosi tanpa dibebani biaya yang
berarti. Layanan internet yang paling sering digunakan oleh para pemilik
homestay adalah jejaring sosial Facebook. Selain aplikasi yang gratis, jejaring
pertemanan ini pun menjadi media yang cukup ampuh untuk menarik minat
wisatawan terutama dari kalangan remaja.
Banyak dari pemilik homestay yang hanya menunggu bola yang artinya
tidak mau untuk berperan aktif dalam menggapai pengunjung yang datang dengan
beragam kegiatan promosi yang dilakukan, banyak dari mereka yang hanya
39
mengandal penggunaan media yang telah dilakukannya dan mengunggu
wisatawan yang datang untuk menyewa sehingga biaya yang dikeluarkannya pun
tergolong rendah dan karena itu pendapatannya pun menjadi rendah karena
penyebaran informasinya kurang menyuluruh.
40
41
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Hasil penelitian yang ada ditarik beberapa simpulan sebagai berikut:
1. Ketiga variabel yang terdapat dalam karakteristik homestay yang terdiri
dari lama usaha, kelengkapan dan jarak lokasi tidak memiliki hubungan
dengan tingkat pendapatan.
2. Strategi komunikasi pemasaran yang terdiri dari pemilihan bauran
komunikasi pemasaran, penawaran informasi dan biaya komunikasi
memiliki hubungan dengan tingkat pendapatan. Masing-masing variabel
menunjukan bahwa hipotesis dapat diterima, artinya semakin tinggi
strategi komunikasi pemasaran yang digunakan maka tingkat
pendapatannya pun akan semakin tinggi.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik beberapa hal yang dapat
dijadikan masukan atau saran diantaranya sebagai berikut:
1. Memperbanyak ragam media penyampaian komunikasi pemasaran.
Berdasarkan hasil penelitian, ragam media dalam bauran komunikasi
pemasaran masing-masing homestay masih tergolong sama yang terdiri
dari dua jenis yaitu komunikasi personal dan periklanan.
2. Penggunaan teknologi komunikasi seperti internet dapat lebih
dimanfaatkan bagi para pemilik homestay guna mendapatkan sasaran
pengunjung yang lebih luas, terutama bagi anak muda dan wisatawan
asing yang cenderung lebih melek akan teknologi. Pemanfaatan seperti
media jejaring sosial facebook, twitter serta blog diharapkan dapat
membantu pemilik homestay untuk lebih meminimalisir biaya komunikasi
yang dikeluarkan setiap bulannya.
3. Pemaparan mengenai kelengkapan homestay terutama pada paket wisata
yang ditawarkan akan lebih membantu wisatawan yang datang untuk lebih
terorganisir dalam melakukan kegiatan pariwisata dan juga dengan adanya
penambahan informasi mengenai paket wisata bagi wisatawan yang
tertarik tentunya akan menambah jumlah pendapatan bagi pemilik
homestay.
42
43
DAFTAR PUSTAKA
Arif dan Wibowo.2002. Pengantar Akutansi I Iktisar, Teori dan Soal-soal.
Jakarta: Grafindo.
Benardie, Hakim. 2002. Wawasan Maritim Indonesia: Buku Bacaan Bagi Siswa
Sekolah Dasar. Jakarta: Proyek Pengkajian Kebijakan Kelautan Sekretariat
Jenderal Departemen Kelautan dan Perikanan.
Cangara, Hafied. 2000. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Grafindo
Persada.
Effendi, Uchjana, Onong.1986. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja
Rosdakarya Offset.
IPB.2012. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Edisi ke 3. Bogor (ID): IPB Press.
Kuswandi.2005. Meningkatkan Laba Melalui Pendekatan Akutansi Keuangan dan
Akutansi Biaya. Jakarta: PT Eka Media Komposindo.
[Kecamatan Kepulauan Seribu Utara]. 2010. Laporan Rekapitulasi Bulanan
Penyelenggaraan Pemerintahan Dari Tiap Kelurahan di Kecamatan
Kepulauan Seribu Utara. Kepulauan Seribu (ID): Kecamatan Kepulauan
Seribu.
Machfoedz, Mahmud. 2010. Komunikasi Pemasaran Modern. Yogyakarta: Cakra
Ilmu.
Nirwana. 2012. Pemasaran Jasa. Malang: Alta Pustaka.
Panuju, Redi. 1995. Komunikasi Bisnis: Bisnis sebagai proses komunikasi,
komunikasi sebagai kegiatan bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Pendit, S. Nyoman. 1994 (Edisi revisi). Ilmu Pariwisata: Sebuah Pengantar
Perdana. Jakarta: Pradnya Paramita.
Surbakti M, Imelda L.M, Tomo. 2003. Mengenal Lingkungan Laut: buku Bacaan
Bagi Siswa SLTP. Jakarta: Proyek Pengkajian Kebijakan Kelautan
Sekretariat Jenderal Departemen Perikanan dan Kelautan.
Singarimbun M, Effendi S. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta (ID): LP3ES.
Soekadijo, R. G. 2000. Anatomi Pariwisata (Memahami sebagai ―systemic
linkage”). Jakarta: PT Gramedia.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
CV Alfabeta.
Tjiptono, Fandy. 2008. Straregi Pemasaran. Yogyakarta: Andi Offset.
[TNLKPS] Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu, 2001. Review Rancangan
Pengelolaan Taman Nasional Kepulauan Seribu Tahun 1999-2019. Jakarta
(ID): TNLKPS.
Yoeti, O. A. 1996 (Revisi). Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa.
44
45
Lampiran 1.Data Pendukung
1a. Peta Pulau Pramuka
46
1b. Kuesioner
KUESIONER PENELITIAN
PENGARUH KOMUNIKASI PEMASARAN TERHADAP KUALITAS DAYA
SAING PELAKU USAHA DI PULAU PRAMUKA
(Studi pada Pelaku Usaha Mitra Binaan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu)
Oleh: FauziahRossy
Program Studi Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor
Nomor Responden
Enumerator
Hari, tanggal
:
:
:
I. Identitas Responden
1. Nama
2. Jenis Kelamin
3. Usia
4. Pendidikan terakhir
5. Posisi dalam Usaha
6. Nama Usaha
: ………………………
: ………………………
: ………………………
: ………………………
: ………………………
: ………………………
II. Karakteristik Usaha
 Homestay
Berilah tanda ceklis (√) untuk jawaban yang menurut Anda tepat!
1. Jenis homestay seperti apa yang anda miliki?
a. Rumah dengan 4 kamar
b. Rumah dengan 3 kamar
c. Rumah dengan 2 kamar
d. Rumah dengan 1 kamar
e. Hanya kamar
2. Berapa banyak Homestay yang Anda miliki?
a. ≥ 5 (sebutkan berapa…. . )
b. 4
c. 3
d. 2
e. 1
3. Berapa banyak jumlah Kamar yang Anda miliki?
a. ≥ 5
d. 2
e. 1
b. 4
c. 3
47
4. Dalam satu minggu berapa kali homestay andabiasa digunakan?
a. 7 hari dalam 1 minggu
d. 2 hari dalam 1 minggu
b. 5 hari dalam 1 minggu
e. 1 hari dalam 1 minggu
c. 3 hari dalam 1 minggu
5. Apa saja fasilitas yang ada di Homestay Anda?
a. Kamar mandi, Bed, Dispenser, TV, AC, Dapur, Kompor
b. Kamar mandi, Bed, Dispenser, TV, AC, Dapur
c. Kamar mandi, Bed, Dispenser, TV, AC
d. Kamar mandi, Bed, Dispenser, TV
e. Kamar mandi, Bed, Dispenser
6. Berapa harga sewa homestay Anda (per malam)?
a. ≥ Rp. 500.000
d. Rp. 200.000 – 300.000
b. Rp. 400.000 – 500.000
e. ≤ Rp. 200.000
c. Rp. 300.000 – 400.000
7. Dimana letak lokasi usaha Homestay Anda dari Dermaga?
d. 300 – 400 m
a. ≤ 100 m
e. ≥ 500 m
b. 100 – 200 m
c. 200 – 300 m
8. Berapa jumlah pekerja yang Anda miliki?
a. 9 – 10
b. 7 – 8
c. 5 – 6
d. 3 – 4
e. 1 – 2
9. Berasal dari manakah mayoritas pekerja yang Anda miliki?
a. Keluarga
d. Orang yang tidak dikenal
b. Tetangga
e. Tidak ada
c. Kerabat dekat
10. Bagaimana karakteristik pendidikan mayoritas pekerja yang Anda miliki?
a. Tamat perguruan tinggi
d. Tamat SD
b. Tamat SMA
e. Tidak bersekolah
c. Tamat SMP
III.
Komunikasi Pemasaran
1. Apakah Anda melaksanakan upaya pemasaran untuk mengembangkan usaha?
a. Ya
b. Tidak
48
2. Jenis Komunikasi Pemasaran Apa sajakah yang Anda laksanakan?
 …………………………
 ………………………
 …………………………
 ………………………
 …………………………
3. Apakah Anda melaksanakan kegiatan komunikasi secara rutin?
a. Ya
b. Tidak
4. Seberapa sering Anda melakukan kegiatan komunikasi pemasaran dalam 1 bulan
terakhir?
d. 1 kali
a. 4 kali
b. 3 kali
e. Tidak pernah
c. 2 kali
5. Berapa biaya yang Anda keluarkan untuk melaksanakan kegiatan komunikasi
pemasaran dalam 1 bulan terakhir?
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
………………………………………………………
6. Informasi apa saja yang Anda tawarkan dalam kegiatan komunikasi pemasaran
usaha?
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
………………………………………………………
IV. Daya Saing
1. Sejak kapan usaha Anda berdiri?
a. 9-10 tahun
b. 7-8 tahun
c. 5-6 tahun
d. 3-4 tahun
e. 1-2 tahun
2. Bagaimana latar belakang pendirian usaha Anda?
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………
49
3. Berapa biaya investasi (modal) yang Anda keluarkan ketika membangun usaha?
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
…………………………………. . . .
4. Dari mana Anda memperoleh modal?
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………
5. Berapa pendapatan Anda dalam 1 bulan?
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………
6. Berapa keuntungan yang Anda peroleh dalam 1 bulan?
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………
7. Berasal dari wilayah manakah konsumen Anda?
a. Hingga skala Internasional
d. Hingga skala lokal
b. Hingga skala Nasional
e. Lokal atau sekitar tempat
c. Hingga mencakup beberapa
usaha
kota sekitar
8. Berasal dari kalangan manakah konsumen Anda?
a. Mencakup semua kalangan
c. Hanya kalangan bawah
b. Mencakup kalangan
d. Hanya kalangan menengah
menengah atas dan
e. Hanya kalangan atas
menengah bawah
9. Berasal dari kategori usia manakah konsumen Anda?
a. Semua Usia
c. Dewasa muda
b. Dewasa tua
d. Remaja
e. Anak-anak
10. Apakah usaha Anda memiliki konsumen tetap atau langganan?
a. Ya
b. Tidak
50
Jika ya, sebutkan siapa saja konsumen Anda.
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
………………………………………………………
. . oo00 TerimaKasih 00oo..
52
1c. Data Responden
No
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
NamaPemilik
2
Bun
Jul
TW
Moh
Abd
Syl
Jkc
Rah
Ram
Msy
TW
AH
Mah
AR
Fah
Bah
AH
Nai
Ism
HW
Syl
Ham
Data homestay di PulauPemukiman di Wilayah KelurahanPulauPanggang
KecamatanKepulauanSeribu Utara
KabupatenAdministrasiKepulauanSeribu
Tahun 2010
Alamat Homestay
JenisBangunan
Harga/kamar
3
4
5
P.Pramuka Rt.01/04
Permanen
300.000
P.Pramuka Rt.01/04
Permanen
350.000
P.Pramuka Rt.01/04
Permanen
350.000
P.Pramuka Rt.01/04
Permanen
300.000
P.Pramuka Rt.01/04
Permanen
350.000
P.Pramuka Rt.01/04
Permanen
350.000
P.Pramuka Rt.01/04
Permanen
400.000
P.Pramuka Rt.01/04
Semi Permanen
500.000
P.Pramuka Rt.01/04
Permanen
300.000
P.Pramuka Rt.01/04
Permanen
300.000
P.Pramuka Rt.01/04
Permanen
300.000
P.Pramuka Rt.01/04
Permanen
400.000
P.Pramuka Rt.01/04
Permanen
300.000
P.Pramuka Rt.01/04
Permanen
300.000
P.Pramuka Rt.01/04
Permanen
350.000
P.Pramuka Rt.02/04
Permanen
350.000
P.Pramuka Rt.02/04
Permanen
300.000
P.Pramuka Rt.02/04
Permanen
300.000
P.Pramuka Rt.02/04
Permanen
350.000
P.Pramuka Rt.03/04
Permanen
350.000
P.Pramuka Rt.03/04
Permanen
350.000
P.Pramuka Rt.03/04
Permanen
300.000
Keterangan
6
1 bangunan 1 pintu
1 bangunan 2 pintu
1 bangunan 2 pintu
1 bangunan 4 pintu
1 bangunan 1 pintu
1 bangunan 2 pintu
5 bangunan 10 pintu
1 bangunan 1 pintu
1 bangunan 1 pintu
1 bangunan 3 pintu
1 bangunan 2 pintu
1 bangunan 1 pintu
1 bangunan 2 pintu
1 bangunan 3 pintu
1 bangunan 4 pintu
1 bangunan 1 pintu
1 bangunan 2 pintu
1 bangunan 3 pintu
1 bangunan 1 pintu
2 bangunan 20 pintu
1 bangunan 2 pintu
1 bangunan 2 pintu
51
53
52
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
Abd
Tar
Suh
Klm
AA
SR
Ibr
Eks
Fai
Muj
Htt
MP
AS
AA
Sng
MS
Hdh
Msi
Reb
Sya
Bun
Stb
Sar
ES
Ham
Abd
Abd
Sae
Jak
P.Pramuka Rt.03/04
P.Pramuka Rt.03/04
P.Pramuka Rt.03/04
P.Pramuka Rt.01/05
P.Pramuka Rt.01/05
P.Pramuka Rt.01/05
P.Pramuka Rt.01/05
P.Pramuka Rt.01/05
P.Pramuka Rt.01/05
P.Pramuka Rt.02/04
P.Pramuka Rt.02/04
P.Pramuka Rt.02/04
P.Pramuka Rt.02/04
P.Pramuka Rt.03/04
P.Pramuka Rt.03/04
P.Pramuka Rt.03/04
P.Pramuka Rt.03/04
P.Pramuka Rt.03/04
P.Pramuka Rt.03/04
P.Pramuka Rt.03/04
P. Pramuka Rt.04/05
P. Pramuka Rt.04/05
P. Pramuka Rt.04/05
P. Pramuka Rt.04/05
P. Pramuka Rt.04/05
P. Pramuka Rt.04/05
P. Pramuka Rt.04/05
P. Pramuka Rt.04/05
P. Pramuka Rt.04/05
Permanen
Permanen
Permanen
Permanen
Sementara
Permanen
Permanen
Permanen
Permanen
Permanen
Permanen
Permanen
Permanen
Permanen
Permanen
Permanen
Permanen
Permanen
Permanen
Permanen
Permanen
Permanen
Permanen
Permanen
Permanen
Permanen
Permanen
Permanen
Permanen
300.000
300.000
300.000
300.000
300.000
300.000
300.000
300.000
300.000
350.000
300.000
300.000
300.000
300.000
300.000
300.000
300.000
300.000
300.000
300.000
300.000
300.000
300.000
300.000
300.000
300.000
300.000
300.000
300.000
1 bangunan 1 pintu
1 bangunan 2 pintu
1 bangunan 4 pintu
1 bangunan 2 pintu
1 bangunan 1 pintu
1 bangunan 2 pintu
1 bangunan 1 pintu
1 bangunan 1 pintu
2bangunan 2 pintu
1 bangunan 1pintu
1 bangunan 2pintu
1 bangunan 2pintu
1 bangunan 3pintu
1 bangunan 7pintu
1 bangunan 10pintu
1 bangunan 1pintu
1 bangunan 1 pintu
1 bangunan 2 pintu
1bangunan 1 pintu
1 bangunan 2 pintu
1 bangunan 2 pintu
1 bangunan 1 pintu
2 bangunan 2 pintu
1 bangunan 3 pintu
1 bangunan 2 pintu
1 bangunan 1 pintu
1 bangunan 3 pintu
1 bangunan 2 pintu
54
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
DM
MS
AG
Shi
Sug
Ukm
Mar
Sai
BS
Bun
Htt
AM
Bun
Shn
Htt
P. Pramuka Rt.04/05
P. Pramuka Rt.04/05
P. Pramuka Rt.04/05
P. Pramuka Rt.04/05
P. Pramuka Rt.04/05
P. Pramuka Rt.04/05
P. Pramuka Rt.04/05
P. Pramuka Rt.04/05
P. Pramuka Rt.04/05
P. Pramuka Rt.04/05
P. Pramuka Rt.04/05
P. Pramuka Rt.04/05
P. Pramuka Rt.04/05
P. Pramuka Rt.04/05
P. Pramuka Rt.04/05
Sementara/rusak
Permanen
Permanen
Permanen
Permanen
Permanen
Permanen
Permanen
Permanen
Permanen
Permanen
Permanen
Permanen
Permanen
Permanen
300.000
300.000
300.000
300.000
300.000
300.000
300.000
300.000
300.000
300.000
350.000
300.000
300.000
300.000
350.000
1 bangunan 1 pintu
1 bangunan 1 pintu
1 bangunan 1 pintu
1 bangunan 1pintu
1 bangunan 1pintu
1 bangunan 3 pintu
1 bangunan 1 pintu
1 bangunan 1 pintu
3 bangunan 5 pintu
1 bangunan 2 pintu
1 bangunan 2 pintu
1 bangunan 2 pintu
1 bangunan 4 pintu
1 bangunan 2 pintu
1 bangunan 2 pintu
53
54
1d. Data Responden Olah
Nama Responden
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
AS
1
1. 8
1. 8
1. 8
Alx
2
3. 6
3. 6
5. 4
Ans
1
1. 8
1. 8
7. 1
Atn
3
5. 4
5. 4
12. 5
Arf
1
1. 8
1. 8
14. 3
Ait
2
3. 6
3. 6
17. 9
Bdr
1
1. 8
1. 8
19. 6
Eok
2
3. 6
3. 6
23. 2
Eon
1
1. 8
1. 8
25. 0
HR
1
1. 8
1. 8
26. 8
Hmd
2
3. 6
3. 6
30. 4
Htt
4
7. 1
7. 1
37. 5
Hsn
1
1. 8
1. 8
39. 3
Hlh
1
1. 8
1. 8
41. 1
Azs
1
1. 8
1. 8
42. 9
Msi
1
1. 8
1. 8
44. 6
Win
1
1. 8
1. 8
46. 4
Ykm
1
1. 8
1. 8
48. 2
Jka
1
1. 8
1. 8
50. 0
Klm
1
1. 8
1. 8
51. 8
Mck
1
1. 8
1. 8
53. 6
Mla
2
3. 6
3. 6
57. 1
Mtf
2
3. 6
3. 6
60. 7
Ddi
1
1. 8
1. 8
62. 5
Smn
1
1. 8
1. 8
64. 3
Ymi
1
1. 8
1. 8
66. 1
Pyo
1
1. 8
1. 8
67. 9
Rht
1
1. 8
1. 8
69. 6
Rta
1
1. 8
1. 8
71. 4
Sfn
1
1. 8
1. 8
73. 2
Sfl
3
5. 4
5. 4
78. 6
Stb
2
3. 6
3. 6
82. 1
Sgr
2
3. 6
3. 6
85. 7
Shr
2
3. 6
3. 6
89. 3
Skh
2
3. 6
3. 6
92. 9
Utg
1
1. 8
1. 8
94. 6
Ydi
2
3. 6
3. 6
98. 2
100. 0
Ysf
1
1. 8
1. 8
Total
56
100. 0
100. 0
55
Lampiran 2. Dokumentasi Sarana Pendukung Kegiatan Pariwisata
2a. Dokumentasi Sarana Transportasi
Gambar Lampiran 1. Alat transportasi kapal kayu besar
Gambar Lampiran 2. Dermaga Pulau Pramuka
56
2b. Dokumentasi Sarana Perusahaan Pangan
Gambar Lampiran 3. Restaurant Terapung
Gambar Lampiran 4. Sarana Perusahaan Pangan
57
2c. Dokumentasi media yang digunakan oleh homestay.
Gambar Lampiran 5. Media Komunikasi Homestay
58
Gambar Lampiran 6. Kelangkapan Informasi Homestay
59
Gambar Lampiran 7. Kelengkapan Homestay
60
2d. Dokumentasi Sarana Perusahaan Jasa
Gambar Lampiran 10. Blog
Gambar Lampiran 11. Facebook
61
Gambar Lampiran 12. Website
62
Gambar Lampiran 13. Selebaran
63
Lampiran 3.Hasil olahan data statistik
3a. Hasil tabulasi frekuensi
Informasi mengenai lama usaha homestay
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Lama
15
26. 8
26. 8
26. 8
Sedang
14
25. 0
25. 0
51. 8
Baru
27
48. 2
48. 2
100. 0
Total
56
100. 0
100. 0
Infoemasi mengenai kelengkapan homestay
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Sangat lengkap
17
30. 4
30. 4
30. 4
Lengkap
33
58. 9
58. 9
89. 3
6
10. 7
10. 7
100. 0
56
100. 0
100. 0
Kurang Lengkap
Total
Infoemasi mengenai jarak lokasi homestay
Frequency
Valid
Jauh
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
28
50. 0
50. 0
50. 0
Sedang
9
16. 1
16. 1
66. 1
Dekat
19
33. 9
33. 9
100. 0
Total
56
100. 0
100. 0
Informasi mengenai Pemilihan Media
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Tinggi
3
5. 4
5. 4
5. 4
Sedang
53
94. 6
94. 6
100. 0
Total
56
100. 0
100. 0
64
Informasi mengenai kelengkapan informasi
Frequency
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Percent
Lengkap
6
10. 7
10. 7
10. 7
Sedang
10
17. 9
17. 9
28. 6
Rendah
40
71. 4
71. 4
100. 0
Total
56
100. 0
100. 0
Informasi mengenai biaya komunikasi
Frequency
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Percent
Tinggi
3
5. 4
5. 4
5. 4
Sedang
5
8. 9
8. 9
14. 3
Rendah
48
85. 7
85. 7
100. 0
Total
56
100. 0
100. 0
3b. Hasil tabulasi silang
Lama Usaha * Tingkat Pendapatan Crosstabulation
Count
Tingkat Pendapatan
Tinggi
Lama Usaha
Total
Sedang
Rendah
Total
Lama
3
0
12
15
Sedang
2
1
11
14
Baru
3
8
1
2
23
46
27
56
65
Kelengkapan fasilitas * Tingkat Pendapatan Crosstabulation
Count
Tingkat Pendapatan
Tinggi
Fasilitas
Sedang
Rendah
Total
Sangat lengkap
0
0
17
17
Lengkap
7
2
24
33
Kurang Lengkap
1
8
0
2
5
46
6
56
Total
Jarak lokasi * Tingkat Pendapatan Crosstabulation
Count
Tingkat Pendapatan
Tinggi
Lokasi
Sedang
Rendah
Total
Jauh
2
2
24
28
Sedang
0
0
9
9
Dekat
6
8
0
2
13
46
19
56
Total
Pemilihan Media * Tingkat Pendapatan Crosstabulation
Count
Tingkat Pendapatan
Tinggi
Pemilihan Media
Total
Sedang
Rendah
Total
Tinggi
3
0
0
3
Sedang
5
8
2
2
46
46
53
56
66
Kelengkapan informasi * Tingkat Pendapatan Crosstabulation
Count
Tingkat Pendapatan
Tinggi
Informasi
Sedang
Rendah
Total
Lengkap
2
0
4
6
Sedang
2
2
6
10
Rendah
4
8
0
2
36
46
40
56
Total
Biaya Komunikasi * Tingkat Pendapatan Crosstabulation
Count
Tingkat Pendapatan
Tinggi
Biaya Komunikasi
Sedang
Rendah
Total
Tinggi
3
0
0
3
Sedang
3
0
2
5
Rendah
2
8
2
2
44
46
48
56
Total
3c. Hasil korelasi Rank Spearman
Correlations
Tingkat
Lama Usaha Pendapatan
Spearman's rho Lama Usaha
Tingkat
Pendapatan
Correlation
Coefficient
1. 000
. 074
Sig. (2-tailed)
.
. 588
N
56
56
Correlation
Coefficient
. 074
1. 000
Sig. (2-tailed)
. 588
.
N
56
56
67
Correlations
Spearman's rho Fasilitas
Fasilitas
Tingkat
Pendapatan
Correlation
Coefficient
1. 000
-. 247
Sig. (2-tailed)
.
. 066
N
56
56
-. 247
1. 000
Sig. (2-tailed)
. 066
.
N
56
56
Lokasi
Tingkat
Pendapatan
Correlation
Coefficient
1. 000
-. 195
Sig. (2-tailed)
.
. 149
N
56
56
-. 195
1. 000
Sig. (2-tailed)
. 149
.
N
56
56
Tingkat Pendapatan Correlation
Coefficient
Correlations
Spearman's rho Lokasi
Tingkat Pendapatan Correlation
Coefficient
68
Correlations
Spearman's rho Pemilihan Media
Pemilihan
Media
Tingkat
Pendapatan
Correlation
Coefficient
1. 000
. 531**
Sig. (2-tailed)
.
. 000
N
56
Tingkat Pendapatan Correlation
Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
**. Correlation is significant at the 0. 01 level (2-tailed).
56
**
. 531
1. 000
. 000
.
56
56
Correlations
Tingkat
Informasi Pendapatan
Spearman's rho Informasi
Correlation
Coefficient
1. 000
. 301*
Sig. (2-tailed)
.
. 024
N
56
56
. 301*
1. 000
. 024
.
56
56
Tingkat Pendapatan Correlation
Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
*. Correlation is significant at the 0. 05 level (2-tailed).
69
Correlations
Biaya
Komunikasi
Tingkat
Pendapatan
1. 000
. 649**
Sig. (2-tailed)
.
. 000
N
56
Spearman's rho Biaya Komunikasi Correlation
Coefficient
Tingkat
Pendapatan
56
**
Correlation
Coefficient
. 649
1. 000
Sig. (2-tailed)
. 000
.
N
56
**. Correlation is significant at the 0. 01 level (2-tailed).
56
70
RIWAYAT HIDUP
Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan Hari Gunara
dan Uke Rosita.Penulis dilahirkan di Bogor, Jawa Barat pada tanggal 9 September
1989. Penulis lulus Sekolah Dasar Negeri Polisi V pada tahun 2001 dan lulus dari SLTP
Negeri 14 Bogor pada tahun 2004. Penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah
Atas di SMA PLUS Bina Bangsa Sejahtera Bogor dan lulus pada tahun 2007. Pada
tahun 2007, penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor pada
Departmen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi
Manusia.
Selama menjadi mahasiswa, penulis mengikuti kursus Bahasa Inggrisdi
Lembaga Kursus Bahasa LIA, berbagai pelatihan, seminar dan magang yang
mendukung kegiatan akademik dan pengembangan softskill. Selain itu penulis juga aktif
dalam mengikuti kegiatan non-akademik, seperti kepanitiaan Anggota Kepanitiaan
INDEX 2009 sebagai anggota divisikonsumsi, Anggota Kepanitiaan COMNEX 2010
sebagai Koordinator Konsumsi, Anggota Kepanitian Seminar Lokakarya Lahan
Gambut, Koordinator Konsumsi MPD 45, dan berbagai kepanitiaan lainnya.
Download