1 ANALISIS HUBUNGAN STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DENGAN TINGKAT PENDAPATAN HOMESTAY DI PULAU PRAMUKA KEPULAUANSERIBU FAUZIAH ROSSY DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013 2 3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Hubungan Strategi Komunikasi Pemasaran dengan Tingkat Pendapatan Homestay di Pulau Pramuka Kepulauan Seribu adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Juli 2013 Fauziah Rossy I34070118 4 5 ABSTRAK FAUZIAH ROSSY. Analisis Hubungan Strategi Komunikasi Pemasaran dengan Tingkat Pendapatan Homestay di Pulau Pramuka Kepulauan Seribu. Dibimbing oleh YATRI INDAH KUSUMASTUTI. Penelitian yang berjudul Analisis Hubungan Strategi Komunikasi Pemasaran dengan Tingkat Pendapatan homestay di Pulau Pramuka ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara karakteristik homestay dengan tingkat pendapatan dan hubungan strategi komunikasi pemasaran dengan tingkat pendapatan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif yang didukung dengan pendekatan kualitatif. Pengambilan data menggunakan metode survey dan analisis data statistik menggunakan uji Rank Spearman untuk mengetahui korelasi antara variabel strategi komunikasi pemasaran dengan tingkat pendapatan homestay. Hasil uji Rank Spearman menggunakan program SPSS 17.0 menunjukan bahwa karakteristik usaha homestay tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan tingkat pendapatan dan strategi komunikasi pemasaran memiliki hubungan yang signifikan dengan tingkat pendapatan. Kata kunci : komunikasi pemasaran, homestay dan pendapatan ABSTRACT FAUZIAH ROSSY. Analysis of Relationship Marketing Communication Strategies by Income Level of homestay at Pramuka Island. Supervised by YATRI INDAH KUSUMASTUTI. The research, entitled Analysis of Relationship Marketing Communication Strategies by Income Level homestay at Pramuka Island to analyze the relationship between the characteristics of a homestay with income levels and relationship marketing communication strategies with the income level. The approach used in this study supported the quantitative approach with a qualitative approach. Retrieval of data using survey methods and statistical data analysis using the Spearman Rank test to determine the correlation between variables of marketing communication strategies with the income level of homestay. Spearman Rank test results using SPSS 17.0 showed that the characteristics of homestay does not have a significant relationship with the level of income and marketing communication strategies have a significant relationship with income level. Keywords: marketing communications, homestay and income 6 7 ANALISIS HUBUNGAN STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DENGAN TINGKAT PENDAPATAN HOMESTAY DI PULAU PRAMUKA KEPULAUAN SERIBU FAUZIAH ROSSY Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013 8 Judul Skripsi Nama NIM Analisis Hubungan Strategi Komunikasi Pemasaran dengan Tingkat Pendapatan Homestay di Pulau Pramuka Kepulauan Seribu Fauziah Rossy 134070118 Disetujui oleh Ir. Yatri Indah Kusumastuti, M.Si Pembimbing Diketahui oleh ~, Tanggal Lulus : 2 2 JUL 2 "3 9 Judul Skripsi Nama NIM : Analisis Hubungan Strategi Komunikasi Pemasaran dengan Tingkat Pendapatan Homestay di Pulau Pramuka Kepulauan Seribu : Fauziah Rossy : I34070118 Disetujui oleh Ir. Yatri Indah Kusumastuti, M.Si Pembimbing Diketahui oleh Dr. Ir. Soeryo Adiwibowo, MS Ketua Departemen Tanggal Lulus : 10 11 PRAKATA Alhamdulillah, puji dan syukur ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, dan nikmat-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ―Hubungan Strategi Komunikasi Pemasaran dengan Tingkat Pendapatan Homestay di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu‖. Penyelesaian penulisan Skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Skripsi ini, yaitu: Ibu Ir. Yatri indah Kusumastuti, M.Si, selaku dosen pembimbing Skripsi yang selalu melimpahkan perhatian, kesabaran, waktu, tenaga, dan pikirannya dalam membantu penulis menyelesaikan Skripsi. Seksi III Balai Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu. Ibunda tercinta, Uke Rosita, yang selalu membantu mengirimkan doanya untuk penulis, menemani penyelesaian Skripsi ini hingga selesai, mencarikan buku, membuatkan makanan yang enak-enak untuk menemani mengerjakan Skripsi, kasih sayang beserta perhatian yang tiada hentinya. Ayahanda tekasih, Hari Gunara, atas doanya yang tiada henti, tetesan keringat yang tercurahkan demi mencukupi kebutuhan penulis, perhatian, kasih sayang yang tiada henti. Keluarga Besar Kebon Jae terutama sang Nenek, Ismawati untuk nasihat dan semangatnya yang tiada henti mengiringi sang penulis. Teman-teman satu angkatan SKPM 44, Wira, Turasih, Bio, Arsyad, Ira, dan juga yang lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu terimakasih atas bantuan dan dukungannya selama ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Juli 2013 Fauziah Rossy 12 13 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN Latar Belakang viii ix x 1 1 Perumusan Masalah 2 Tujuan Penelitian 3 Kegunaan Penelitian 3 Ruang Lingkup Penelitian 3 TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi Pemasaran 5 5 Bauran Komunikasi Pemasaran 5 Proses Komunikasi 7 Tujuan komunikasi Pemasaran 8 Pariwisata 9 Jenis Pariwisata 9 KarakteristikHomestay 10 Lama usaha 10 Kelengkapan 11 Jarak Lokasi 11 Pendapatan 11 Kerangka Pemikiran 12 Hipotesa Penelitian 13 Definisi Operasional 14 METODE Jenis dan Sumber Data 19 19 Teknik Penentuan Responden 20 Lokasi dan Waktu Penelitian 20 Pengolahan dan Analisis Data 21 Uji Kolerasi Rank Spearman 21 GAMBARAN UMUM Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu 23 23 Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat 23 Sebaran dan Komposisi Penduduk 23 Pendidikan 24 14 Mata Pencaharian 25 Potensi Pariwisata 26 Fasilitas Pendukung Kegiatan Pariwisata 27 Transportasi 27 Akomodasi dan Perusahaan Pangan 28 Perusahaan Jasa 29 Karakteristik Responden GAMBARAN KARAKTERISTIK HOMESTAY DENGAN TINGKAT PENDAPATAN Hubungan Karakteristik Homestaydengan Tingkat Pendapatan 30 31 31 Karakteristik Homestay Menurut Lama Usaha dengan Tingkat Pendapatan 32 Karakteristik HomestayMenurut Kelengkapan dengan Tingkat Pendapatan 33 Karakteristik HomestayMenurut Jarak Lokasi dengan Tingkat Pendapatan 34 GAMBARAN STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DENGAN TINGKAT PENDAPATAN Hubungan Strategi Komunikasi Pemasaran dengan Tingkat Pendapatan 35 35 Strategi Komunikasi Pemasaran Menurut Bauran Komunikasi Pemasaran dengan Tingkat Pendapatan 36 Strategi Komunikasi Pemasaran Menurut Penawaran Informasi dengan Tingkat Pendapatan 37 Strategi Komunikasi Pemasaran Menurut Biaya Komunikasi dengan Tingkat Pendapatan 38 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA 41 41 41 43 15 DAFTAR TABEL 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. Variabel Bauran Komunikasi Pemasaran serta Media dan Bentuk Kegiatan Promosi yang Dapat Digunakan Kriteria Pengukuran Korelasi Jumlah Pulau di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Jumlah Penduduk Kecamatan Kepulauan Seribu Utara Jumlah Penduduk Kec. Kepulauan Seribu Utara Menurut Tingkat Pendidikan. Mata Pencaharian Penduduk di Kepulauan Seribu Jumlah Kunjungan Wisatawan Ke Kepulauan Seribu Tahun 2003-2009 Jumlah dan Presentase Karakteristik Responden Hasil Uji Korelasi Hubungan Karakteristik Homestay dengan TingkatPendapatan Hubungan Karakteristik Homestay Menurut Lama Usaha dengan Tingkat Pendapatan Hubungan Karakteristik Homestay Menurut Fasilitas dengan Tingkat Pendapatan Hubungan Karakteristik Homestay Menurut Jarak Lokasi dengan Tingkat Pendapatan Hasil Uji Korelasi Hubungan Strategi Komunikasi Pemasaran dengan Tingkat Pendapatan Hubungan Strategi Komunikasi Pemasaran Menurut Bauran Komunikasi Pemasaran dengan Tingkat Pendapatan Hubungan Starategi Komunikasi Pemasaran Menurut Penawaran Informasi dengan Tingkat Pendapatan Hubungan Strategi Komunikasi Pemasaran Menurut Biaya Komuniasi dengan Tingkat Pendapatan 16 21 22 23 23 24 25 30 31 32 33 34 35 36 37 38 16 DAFTAR GAMBAR Tekss 1. 2. 3. The Communication Process Tujuan Komunikasi, Respon Khalayak dan Proses Pembelian Kerangka Pemikiran 7 8 13 Lampiran 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Alat Transportasi Kapal Kayu Besar Dermaga Pulau Pramuka Restaurant Terapung Sarana Perusahaan Pangan Media komunikasi Homestay Kelengkapan Informasi homestay Kelengkapan homestay Blog Facebook Website Selebaran 55 55 56 56 57 58 59 60 60 61 62 DAFTAR LAMPIRAN 1. 2. 4. Data Pendukung Penelitian DokumentasiSaranaPendukung KegiatanPariwisata Hasil olahan data dan statistik 45 55 63 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Negara Indonesia adalah Negara kepulauan atau yang sering juga disebut Nusantara. Negeri ini terdiri dari ± 17.508 buah pulau, dengan jumlah penduduk menempati urutan keempat terbesar didunia, setelah Cina, India dan Amerika, Negara Indonesia memiliki garis pantai (pesisir) sepanjang 81.000 km, dengan luas wilayah 5,8 juta km², yang terdiri dari 0,3 juta km² laut tutorial, 2,8 juta km² perairan Nusantara (archipagic waters) dan 2,7 juta km² merupakan Zona Economic Exclusif (ZEE). Dengan kekayaan alam Indonesia yang sangat melimpah, Negara ini menjadi salah satu daerah tujuan wisata yang menarik bagi wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Terdapat berbagai jenis objek wisata alam yang bisa dikunjungi salah satunya adalah wisata bahari (Benardie, 2002). Destinasi wisata bahari yang menarik dan juga mudah dikunjungi salah satunya berada di Ibukota Negara Indonesia yaitu Jakarta. Selain tempatnya yang strategis dan menjadi escape point bagi wisatawan yang berkunjung, alat transportasi dan juga kekayaan alam baharinya tidak kalah dengan tempat wisata bahari di berbagai pulau yang ada di seluruh penjuru Indonesia. Tempat wisata bahari di Jakarta salah satunya berada di Kawasan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu yang tersusun oleh ekosistem pulau-pulau sangat kecil dan perairan laut dangkal, yang terdiri dari gugus kepulauan dengan 78 pulau sangat kecil, 86 gosong pulau dan hamparan laut dangkal pasir karang pulau sekitar 2.136 hektar (reef flat 1.994 ha, laguna 119 ha, selat 18 ha dan teluk 5 ha), terumbu karang tipe fringing reef, mangrove dan lamun bermedia tumbuh sangat miskin hara atau lumpur, dan kedalaman laut dangkal sekitar 20-40 m (TNLKPS, 2001). Dari jumlah pulau yang berada di dalam Kawasan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu yang berjumlah 78 pulau, diantaranya 20 pulau sebagai pulau wisata, 6 pulau sebagai hunian penduduk dan sisanya dikelola oleh perorangan atau badan usaha. Dengan bermodalkan slogan LSM (Lestarikan terumbu karang, mangrove, lamun dan ekosistemnya; Selamatkan penyu sisik Kepulauan Seribu; dan Manfaatkan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu melalui wisata bahari resort wisata, wisata konservasi di pulau pemukiman dan budidaya kelautan tradisional di Zona Pemukiman), Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu mengajak seluruh lapisan masyarakat yang ada di Kepulauan Seribu untuk bersama-sama menjaga kelestarian ekosistem pulau-pulau sangat kecil dan perairan dangkal (TNLKPS, 2001). Salah satu upaya untuk mengajak lapisan masyarakat dalam menjaga keletarian ekosistem alam dan keanekaragaman hayati yang ada di Kepulauan Seribu adalah dengan mendirikan Paguyuban Mutiara Pesisisir pada tanggal 11 Desember 2009 di Pulau Pramuka sebagai salah satu Pulau Pemukiman dan Pusat Pemerintahan Kabupaten Kepulauan Seribu dengan maksud untuk menciptakan hubungan koordinasi yang harmonis antara para pelaku industri pariwisata mengingat selama ini sudahbanyak pihak yang tertarik untuk mengembangkan pariwisata di Kepulauan Seribu, diantaramya yaitu resort wisata, masyarakat 2 pengusaha restauran, pengusaha penginapan dan pengusaha tour and travel. Berbekal dukungan dari Pemda Kabupaten Kepulauan Seribu, adanya Paguyuban Mutiara Pesisir ini diharapkan dapat membangun koordinasi yang harmonis, membangun kesepahaman dalam menciptakan produk dan paket-paket ekowisata bahari yang lestari dan juga sebagai wadah bagi masyarakat pelaku usaha wisata yang mandiri. Paguyuban Mutiara Pesisir memiliki prinsip kekeluargaan, kerjasama dan silaturahmi yang berguna untuk membangun kerjasama dan koordinasi yang harmonis diantara pelaku usaha wisata, homestay dan catering; memberikan konstribusi positif bagi masyarakat; membantu pemerintah dibidang pariwisata; menciptakan keamanan, kebersihan, kenyamanan, ketertiban, dan keindahan; serta mengupayakan kesejahteraan anggota. Pada prakteknya keberadaan Paguyuban Mutiara Pesisir ini hanya berlangsung selama kurang lebih satu tahun. Seiring dengan perkembangan pariwisata yang cukup meningkat di Pulau Pramuka, banyak dari para anggota yang merasa tidak mendapatkan keuntungan yang berarti seperti kesejahteraan anggota, maka banyak anggota yang melakukan inovasi secara individual. Inovasi yang perkembangannya terlihat sangat jelas adalah pada pengusaha penginapan atau yang biasa disebut homestay. Banyak dari pengusaha Homestay ini yang menambah jumlah homestay yang dimilikinya, fasilitas yang diberikan dalam kelengkapan homestay dan juga dalam cara mempromosikan produk yang dalam hal ini adalah penginapan yang dimilikinya dengan cara yang relatif beragam, agar mendapatkan pendapatan yang lebih meningkat. Industri homestay sangat berkembang di wilayah Pulau Pramuka Kepulauan Seribu, khususnya sebagai sarana penunjang kegiatan pariwisata. Masing-masing homestay berupaya untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanannya untuk dapat menarik minat wisatawan yang berkunjung. Selain kualitas pelayanan, karakteristik homestay menunjang minat wisatawan untuk berkunjung, seperti lama usaha homestay berdiri, fasilitas atau kelengkapan yang dimiliki homestay dan jarak lokasi homestay yang strategis tentu akan memberikan dampak yang berbeda-beda satu dan yang lainnya. Strategi komunikasi pemasaran yang digunakan oleh para pengusaha homestay untuk tetap mendapatkan pengunjung, terdiri dari keberagaman media jenis bauran komunikasi pemasaran yang digunakan, penawaran informasi yang dicantumkan dalam isi pesan dan juga biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan komunikasi pemasaran. Dari masing-masing variabel tersebut akan dihubungkan dengan tingkat pendapatan sehingga akan terlihat bagaimana hubungannya dan juga keragaman tingkat pendapatannya. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka disusunlah beberapa perumusan masalah, sebagai berikut: 1. Bagaimanakah hubungan antara karakteristik homestaydengan tingkat pendapatan homestay? 2. Bagaimanakah hubungan strategi komunikasi pemasaranhomestay yang digunakan oleh pemilik homestay dengan tingkat pendapatan homestay? 3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan, maka ditetapkan beberapa tujuan penelitian, sebagai berikut: 1. Menganalisis bagaimana hubungan antara karakteristik homestay dengan tingkat pendapatan yang diperoleh oleh pemilik usaha homestay. 2. Menganalisis bagaimana hubungan antara strategi komunikasi pemasaran yang digunakan oleh pemilik homestay dengan tingkat pendapatan pemilik homestay. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai beragam karakteristik homestay yang terdapat di Pulau Pramuka, strategi komunikasi pemasaran yang digunakan oleh pemilik homestay dalam rangka memasarkan homestaynya dan juga hubungan antara karakteristik homestay dengan tingkat pendapatan serta hubungan antara strategi komunikasi pemasaran dengan tingkat pendapatan. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, diantaranya: 1. Bagi para pelaku industri pariwisata, penelitian ini diharapkan dapat menambah kesadaran akan pentingnya komunikasi pemasaran sehingga dapat mengatur beragam strategi untuk mendapatkan pendapatan yang tinggi dari keberagaman informasi dan juga penggunaan media komunikasi secara efisien dan juga tepat mengenai sasaran. 2. Bagi Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu, diharapkan penelitian ini dapat menambah gambaran dari keberadaan homestay beserta komponen kelengkapan yang dimiliki oleh homestay, serta dapat menambah pengawasan dan peningkatan akan pengelolaan koordinasi yang lebih harmonis dan sesuai agar menjadi semakin lestari. 3. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang komunikasi bisnis mengenai komunikasi pemasaran yang terjadi di salah satu kawasan Taman Nasional Laaut Kepulauan Seribu, yaitu Pulau Pramuka. 4. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai kesesuaian kondisi lapangan dengan berbagai teori yang telah dipelajari mengenai komunikasi bisnis, terutama komunikasi pemasaran serta hubungannya dengan kesejahteraan bagi masyarakat yaitu tingkat pendapatan. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini membahas mengenai hubungan strategi komunikasi pemasaran dan karakteristik homestay dengan tingkat pendapatan homestay. Sebelum dilakukan pembahasan mengenai strategi komunikasi pemasaran maka dilakukan pembahasan terlebih dahulu mengenai katakteristik homestay yang 4 terdiri dari lama usaha homestay, kelengkapan fasilitas dan jarak lokasi homestay yang diukur dari akses utama transportasi yaitu dermaga. Setelah pembahasan mengenai karakteristik homestay maka dilakukan pembahasan mengenai strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh pemilik homestay yang terdiri dari jenis bauran komunikasi pemasaran yang digunakan, kelengkapan informasi yang disebarkan serta biaya komunikasi yang dikeluarkan oleh para pemilik homestay. Setelah masing-masing variabel dari karakteristik homestay serta strategi komunikasi pemasaran dapat diketahui maka dilakukan analisis hubungan menggunakan Uji Korelasi Rank Spearman dengan tingkat pendapatan guna menganalisis keberagaman tingkat pendapatan yang diperoleh dari masing-masing pemilik homestay. 5 TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi Pemasaran Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung, secara lisan, maupun tak langsung melalui media (Effendi 1986). Kotler diacu dalam Panuju (2000) mendefinisikan bahwa pemasaran adalah proses sosial dengan mana individu sdan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan dan mempertukarkan produk dan nilai dengan individu dan kelompok lainnya. Machfoedz (2010) mengungkapkan bahwa komunikasi pemasaran merupakan semua elemen dalam pemasaran yang memberi arti dan mengkomunikasikan nilai kepada konsumen dan stakeholder sebuah perusahaan. Sehingga pemasaran memang merupakan suatu konsep yang terintegrasi, mulai dari proses perencanaan, penciptaan barang sampai penjualan barang. Dari ketiga para ahli yang mengungkapkan pengertian mengenai komunikasi, pemasaran dan komunikasi pemasaran, bahwa pada saat ini konsep pemasaran sering sekali dikaitkan dengan dunia bisnis yang penuh dengan persaingan sehingga menuntut tiap-tiap produsen untuk berupaya keras agar mendapatkan konsumen sebanyak mungkin, yang akhirnya akan menghasilkan laba yang tinggi. Namun pada hakikatnya sesuai dengan pengertian para ahli diatas, bahwa proses pemasaran tidaklah hanya sekedar menyalurkan lalu menjual produk kepada konsumen sehingga mendapatkan laba, tetapi mencangkup semua tahapan dari produksi sampai layanan penjualan, dimana masing-masing pihak saling berinteraksi. Bauran Komunikasi Pemasaran Keberadaan jasa dalam kegiatan komunikasi pemasaran tidak dapat dipisahkan, mengingat jasa bersifat pada pelayanan dan kinerja, sedangkan kegiatan komunikasi berguna untuk menyampaikan sebuah informasi kepada pasar. Dalam kegiatan komunikasi pemasaran berkaitan erat dengan keberadaan orang dan media dengan perantara saluran, sebagai penyampai jasa yang akan disampaikan. Pemilihan saluran komunikasi yang baik ditentukan berdasarkan jumlah dari keterlibatan orang dalam penyampaian komunikasi tersebut. Nirwana (2012) menyatakan bahwa saluran komunikasi pemasaran dapat terdiri dari komunikasi personal dan komunikasi non personal. Komunikasi personal merupakan proses komunikasi dengan melibatkan orang secara langsung dan bersifat proaktif. Dalam komunikasi personal jumlah keterlibatan orangnya cenderung dapat lebih sedikit yaitu bisa terdiri dari dua sampai lima orang tanpa perlu alat atau sarana dan prasarana khusus yang dapat menunjang kegiatan komunikasi. Sedangkan komunikasi non personal adalah komunikasi yang melibatkan lebih banyak orang dengan menggunakan sarana dan prasarana khusus yang dapat menunjang kegiatan komunikasi yang dapat diterima secara lebih meluas dan meyeluruh. 6 Kegiatan komunikasi pemasaran menurut Lovelock diacu dalam Nirwana (2012) dapat melibatkan seluruh variabel bauran komunikasi pemasaran (marketing mix communication) yang terdiri dari variabel komunikasi personal (personal communication), periklanan (advertising), promosi penjualan (promotion selling) serta pemberitahuan (publicity). Setiap variabel dari bauran komunikasi pemasaran, memiliki kriteria yang berbeda dinilai dari segi media yang digunakan, jangkauan, sasaran, waktu, biaya yang diperlukan, serta keterlibatan orang dalam promosi. Pada variabel komunikasi pemasaran yang pertama, Personal Communication adalah kegiatan komunikasi yang bersifat personal menghendaki adanya keterlibatan orang atau penyedia jasa secara langsung. Peran orang ini dibutuhkan untuk menginformasikan keberadaan jasa pada pelanggan, karena keberhasilan pemasaran bergantung kepada kemampuan dan juga keterampilan tenaga personal yang dapat memberikan wawasan terhadap jasa yang akan dirtawarkan pada pelanggan. Media yang digunakan biasanya lebih pada tenaga personal seperti, personal selling, telemarketing, customer service, customer training, dan word of mouth. Variabel komunikasi pemasaran yang kedua adalah Advertising, dimana aktivitas promosinya memanfaatkan dari keberadaan media atau sarana dan prasarana pendukung kegiatan komunikasi itu sendiri. Media dibutuhkan karena dapat menjangkau segmen pasar yang lebih luas. Media yang dibutuhkan ini bisa berupa media cetak maupun media elektronik seperti, koran, majalah, brosur, email, jejaring sosial, internet, televisi dan yang lainnya. Dalam kegiatan advertising, proses penyampaian informasi terbilangsangat cepat dan juga biaya yang dibutuhkan tergolong cukup hemat dan juga tidak membutuhkan banyak tenaga personal (Nirwana, 2012). Variabel komunikasi pemasaran yang ketiga adalah Sales Promotion atau promosi penjualan dimana kegiatan promosi ini berguna untuk meningkatkan penjualan dalam jangka pendek untuk mencapai target penjualan. Kegiatan promosi ini biasanya dikemas dalam bentuk pameran, event promotion, pemberian diskon atau potongan harga, dan pemberian hadiah kepada pelanggan atau calon pelanggan. Dalam pelaksaannya kegiatan promosi ini digunakan ketika sedang menghadapi persaingan yang semakin tajam dan apabila keadaan respon pasar sedang menurun kepada keberadaan dari produk dan jasa yang telah dipasarkan. Mengingat kegiatan sales promotion hanya dilakukan pada kondisi dan situasi tertentu maka biaya yang dikeluarkan terhitung cukup mahal, karena hampir melibatkan semua bauran pemasaran seperti, produk, harga, distribusi, promosi dan juga tenaga personal (Nirwana, 2012). Variabel komunikasi pemasaran yang keempat adalah Publicity atau pemberitahuan dimana kegiatan pemasarannya berkaitan langsung dengan media massa, dengan begitu keberadaan publisitas memiliki bobot kepercayaan publik yang lebih tinggi, jika dibandingkan dengan kegiatan promosi lainnya. Beberapa kegiatan komunikasi pemasaran yang termasuk dalam kategori publisitas diantaranya adalah presentasi, penghargaan publik, kegiatan sosial, press release, press conferences, special event, exhibition, sponsorship, dan kegiatan lainnya yang mengandung unsur pemberitaan. Kegiatan publisitas ini tidak menyerap anggaran yang terlalu tinggi bahkan tidak menutup kemungkinan tanpa ada beban biaya, terutama jika isi publisitas memang menarik dan juga mengandung unsur berita (Nirwana, 2012). 7 Proses Komunikasi Proses komunikasi merupakan kegiatan menyampaikan atau menyebarkan informasi dari satu pihak kepada pihak lainnya. Menurut Berkowitz dalam Nirwana (2012) proses komunikasi melibatkan beberapa elemen, seperti yang tertera pada Gambar 1. Diantaranya source atau sumber pesan, message atau pesan yang disampaikan, adanya receiver atau penerima pesan, serta encoding dan decoding. Source Encode Message Decode Receive r Noise Field of Experience Feedback Loop Noise Gambar1.The Communication Process (Sumber: Berkowitz, Kerin, Hartley, Rudelius, 1992, diacudalam: Nirwana (2012)) Encoding merupakan proses transformasi ide tau gagasan kedalam symbol yang dapat dipahami. Sedangkan decoding merupakan suatu proses untuk menerima simbol dan merubahnya dalam bentuk gagasan atau ide. Sumber informasi dapat berasal dari orang yang ingin menyampaikan informasi atau memiliki informasi, sedangkan pesan (message) merupakan informasi yang disampaikan dari sumber informasi kepada penerima informasi (receiver). Dengan demikian proses informasi melibatkan sumber informasi, pesan yang disampaikan dan penerima informasi. Proses informasi ini akan berhasil jika pesan yang disampaikan dapat dipahami sesuai dengan isi pesan, tetapi jika pesan yang disampaikan tidak dapat diterjemahkan oleh penerima pesan, maka informasi 8 tersebut mengalami kegagalan. Penyebab kegagalan informasi diantaranya ada gangguan atau noise. Keberadaan setiap variabel bauran komunikasi berisikan pesan, dimana setiap isi pesan bersifat informative tentang keberadaan jasa kepada pelanggan. Dalam komunikasi pemasaran, isi pesan tidak hanya ditujukan kepada pihak pemasar saja namun juga kepada pasar sehingga cakupannya lebih luas Sebaiknya dalam menyiapkan isi pesan, pesan yang akan disampaikan harus bersifat persuasive agar dapat mengarahkan penerima pesan untuk percaya dengan pesan yang disampaikan atau bahkan ketika pesan tersebut dapat mengarah pada penguatan daya pengingat tentu akan lebih mudah lagi dalam mendapatkan konsumen. Untuk pesan komunikasi pemasaran yang bersifat informative, persuasive dan mengandung daya pengingat, diperlukan adanya strategi komunikasi yang baik untuk menghindari adanya kegagalan dalasm proses penyampaian pesan. Tujuan komunikasi Pemasaran Komunikasi pemasaran meliputi tiga tujuan utama menurut Tjiptono (2008), yaitu untuk menyebarkan informasi (komunikasi informatif), mempengaruhi untuk melakukan pembelian atau menarik konsumen (komunikasi persuasif), dan mengingatkan khalayak untuk melakukan pembelian ulang (komunikasi mengingatkan kembali). Keterkaitan antara tujuan komunikasi, respon khalayak, dan tahapan-tahapan dalam proses pembelian dapat diringkas dalam Gambar 2. Respon yang di berikan oleh konsumen sebagai komunikan adalah meliputi: 1. Efek kognitif, yaitu kesadaran informasi tertentu. 2. Efek afeksi, yaitu memberikan pengaruh untuk melakukan sesuatu. Yang diharapakan adalah realisasi pembelian. 3. Efek konatif atau perilaku, yaitu membentuk pola khalayak menjadi perilaku selanjutnya. Yang diharapkan adalah pembelian ulang. TUJUAN KOMUNIKASI RESPON KHALAYAK Informing Efek Kognitif Persuading Efek Afektif PROSES PEMBELIAN Attention Interest Trial Reminding Efek Konatif Follow-up Act Gambar 2. Tujuan Komunikasi, Respon Khalayak, dan Proses Pembelian Sumber: Tjiptono (2008). Tujuan komunikasi dan respon khalayak dalam tahapan proses pembelian 9 1. 2. 3. 4. 5. terdiri atas : Menyadari (awarness) produk yang ditawarkan. Menyukai (interest) dan berusaha unutk mengetahui lebih lanjut. Mencoba (trial) untuk membandingkan dengan harapannya. Mengambil tindakan (act) membeli atau tidak membeli. Tindak lanjut (follow up) membeli kembali atau pindah merek. Pariwisata Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan untuk berusaha (bussines) atau mencari nafkah ditempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam (Yoeti, 1980). Pariwisata adalah suatu gejala yang sangat kompleks di dalam masyarakat; ada objek wisata, ada hotel, ada souvenir shop,ada pramuwisata, ada angkutan wisata, ada biro perjalanan, ada rumah makan, dan lain-lainnya. Disamping itu, ada pula wisatawan dengan segala tingkah lakunya (Soekadijo, 1995). Menurut Wahab, dalam Pendit (1994) pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam penyediaan lapangan pekerjaan, meningkatkan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi produktivitas lainnya. Berdasarkan definisi yang diberikan oleh Yoeti, pariwisata bukanlah suatu kegiatan yang bersifat rutin, sedangkan menurut Soekadijo dan Wahab, bahwa pariwisata merupakan suatu gejala yang sangat kompleks sehingga bisa menjadi suatu jenis usaha baru yang mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi dengan cepat karena satu sama lain komponen yang terdapat dengan kegiatan pariwisata bisa menghasilkan suatu prospek pekerjaan bagi bidang yang lainnya. Jenis Pariwisata Sesuai dengan potensi yang dimiliki atau warisan yang telah ditinggalkan oleh nenek moyang pada suatu Negara maka timbullah bermacam-macam jenis pariwisata yang dikembangkan sebagai suatu kegiatan yang lama-kelamaan mempunyai ciri tersendiri. Menurut Pendit (1994) jenis pariwisata terdiri dari 14 macam, diantaranya adalah Wisata Budaya, Wisata Olahraga, Wisata Pertanian yang sekarang terkenal dengan sebutan Agrowisata, Wisata Cagar Alam, dan yang sekarang sedang menjadi tren adalah Wisata Maritim (Marina) atau Wisata Bahari. Jenis wisata bahari ini banyak dikaitkan dengan olahraga di air, di danau, bengawan, pantai, teluk atau laut. Kegiatan yang dapat dilakukan diantaranya adalah memancing, menyelam sambil melakukan pemotretan, kompetisi selancar, balapan mendayung, berkeliling melihat-lihat taman laut dengan pemandangan indah di bawah permukaan air serta sebagai rekreasi perairan. Kawasan Pulau Pramuka tentu sangat cocok untuk menjadi tempat wisata bahari didukung oleh keberadaan sumber daya tarik alam yang begitu menarik dari mulai kekayaan akan karang-karang dibawah laut yang masih terawat dengan 10 baik, keanekaragaman jenis ikan dan ekosistem lamun dan mangrove yang terjaga dan juga tersedia paket-paket wisata yang dapat membantu wisatawan untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap mengenai daya tarik yang ada di Pulau Pramuka agar perjalan wisata yang dilakukan lebih terarah. Secara tidak langsung dapat mendukung apa yang telah dikemukan oleh Surbaktiet al (2008) yang menyatakan bahwa wisata bahari merupakan wisata minat khusus yang berbentuk aktivitas yang berkaitan dengan kelautan, baik diatas permukaan laut maupun kegiatan yang dilakukan dibawah permukaan laut. Karakteristik Homestay Terkait dengan kegiatan pariwisata, wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan untuk sementara waktu ketempat atau daerah yang sama sekali masih asing baginya. Karena jauh dari tempat tinggalnya, maka ia memerlukan pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, yaitu semenjak dari ia berangkat sampai di tempat tujuan, hingga ia kembali ke rumahnya (Yoeti, 1996). Salah satu pelayanan yang paling penting adalah keberadaan penginapan. Penginapan di Pulau Pramuka dikenal dengan namahomestay. Pendit (1994) mengungkapkan bahwa Homestay merupakan rumah-rumah penduduk setempat disuatu daerah tujuan wisata yang dipergunakan sebagai penginapan sementara bagi wisatawan-wisatawan yang tergolong berpendapatan sedang atau ekonomi lemah. Mereka tinggal sementara bersama masyarakat setempat dengan cara makan, minum, dan hidup dengan situasi dan lingkungan setempat. Sedangkan Yoeti (1996) mengungkapkan bahwa homestay adalah jenis akomodasi yang berasal dari rumah-rumah rakyat yang telah di Up-grade sedemikian rupa sehingga memenuhi syarat-syarat untuk tempat tinggal sementara dalam jangka waktu pendek. Secara umum, baik Pendit maupun Yoeti sependapat bahwa homestay merupakan rumah-rumah penduduk yang diperuntukkan bagi wisatawan yang datang untuk tinggal sementara dengan cara sederhana. Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh kedua ahli pariwisata tersebut keberadaan homestay di Pulau Pramuka memang didominasi oleh rumah-rumah yang berasal dari rumah penduduk yang disewakan bagi para wisatawan. Setiap homestaydi Pulau Pramuka memiliki latar belakang yang berbeda-beda sehingga masing-masing memiliki ciri tersendiri sesuai dengan kebutuhan para pemilik homestay. Lama usaha Pendit (1994) mengemukakan ada beberapa syarat atau klasifikasi yang harus dimiliki untuk menjamin kebutuhan tempat tinggal sementara waktu bagi orang yang sedang mengadakan perjalanan. Salah satu syaratnya adalah berdasarkan jangka waktu perusahaan beroperasi, seperti pada saat musim-musim tertentu baik musim panas maupun musim dingin atau memang dibuka pada sepanjang musim. Dalam kaitannya dengan keberadaan homestay di Pulau Pramuka waktu dibukanya selalu sepanjang tahun walau pada musim-musim tertentu wisatawan yang datang harus bergantung pada musim ombak baik barat maupun timur. Lama usaha ini merupakan kurun waktu yang terhitung semenjak berdirinya usaha homestay. Hal ini digunakan untuk mengetahui keeksistensian 11 dari keberadaan pasar dalam menghadapi perubahan wisatawan yang datang. maupun perkembangan Kelengkapan Pendit (1994) mengungkapkan bahwa ketika wisatawan merencanakan suatu kegiatan yang lebih dari 24 jam maka para wisatawan tersebut memerlukan tempat tinggal untuk sementara selama perjalanannya dimana ia dapat beristirahat, mandi dan makan. Adapun tempat tinggal tersebut tidak harus berupa hotel yang mewah, namun dapat memenuhi syarat ―comfort” dan kesehatan. Salah satu syarat ―comfort‖ yang terdapat dalam keberadaan homestay di Pulau Pramuka ini diwujudkan dalam bentuk Kelengkapan yang diberikan oleh para pemilik homestay guna memuaskan kebutuhan para wisatawan yang menyewa homestay mereka. Kelengkapan merupakan bentuk fisik dari berbagai fasilitas yang ditawarkan oleh para pemilik homestaysebagai daya jual. Jarak Lokasi Menurut letaknya, terkait dengan bagaimana pun definisi suatu hotel maupun penginapan, Pendit (1994) mengungkapkan ada beberapa syarat sehingga letak penginapan terbagi menjadi penginapan atau hotel kota, pegunungan, pantai dan pedalaman. Berdasarkan syarat dan jenis penginapan, penginapan yang berada di Pulau Pramuka termasuk pada penginapan pantai. Hanya saja, harus di garis bawahi bahwa akses akan objek dan daya tarik wisata, akses sarana dan prasana dalam kegiatan wisata bahari tidak kalah penting sehingga posisi akan keberadaan homestay menjadi salah satu perhitungan yang harus dipertimbangkan. Pertimbangan ini disesuaikan dengan keadaan wilayah geografis Pulau Pramuka yang dikelilingi oleh lautan sehingga akses utama menuju Pulau Pramuka dihitung dari keberadaan dermaga. Jarak lokasi homestay menentukan kemudahan bagi wisatawan dalam mengakses informasi mengenai homestay. Pendapatan Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul akibat aktivitas normal perusahaan selama satu periode. Arus masuk bruto adalah jumlah pendapatan yang diterima dan dapat diterima oleh perusahaan untuk dirinya sendiri. Secara garis besar pendapatan timbul karena adanya transaksi dari peristiwa ekonomi seperti, penjualan barang, penjualan jasa dan penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak-pihak lain yang menghasilkan bunga, royalty dan deviden (Kuswandi, 2005). Penjualan barang meliputi barang yang diproduksi oleh perusahaan atau barang yang dibeli untuk dijual kembali. Penjualan jasa ialah pelaksanaan tugas yang secara kontraktual telah disepakati untuk dilaksanakan selama satu periode tertentu, jasa tersebut dapat diselesaikan selama satu periode atau lebih. Pengguna aktiva perusahaan oleh pihak ketiga dapat menimbulkan pendapatan dalam bentuk bunga, royalty dan deviden. Bunga adalah pembebanan atas penggunaan kas atau setara kas atau jumlah terutang kepada perusahaan. Royalty adalah pembebanan atas penggunaan aktiva jangka panjang perusahaan, sedangkan Deviden adalah distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas sesuai dengan program dari jenis ekuitas tersebut. 12 Dengan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah penerimaan bersih dari hasil operasi perusahaan (baik perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur). Hal ini serupa dengan yang diungkapkan oleh Arif dan Wibowo (2002) bahwa pendapatan merupakan kenaikan harta perusahaan yang disebabkan oleh adanya transaksi dengan pihak ketiga, misalnya penjualan (sales), pendapatan sewa (rent revenuea), pendapatan deviden (dividen revenuea) dan pendaptan komisi (commission revenue). Terkait dengan usaha yang dilakukan oleh para pemilik Homestay, sesuai dengan yang dikemukakan oleh Arif dan Wibowo maupun Kuswandi, dalam prakteknya pendapatan yang didapat dalam usaha kepemilikan homestay ini diperoleh dari pendapatan sewa, yang diperoleh dalam satu periode yang menghasilkan laba, sehingga para pemilik homestay atau para pengusaha homestay ini mampu bertahan dan berinovasi dalam menjalankan usahanya. Kerangka Pemikiran Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu sebagai salah satu destinasi wisata bahari yang memiliki beragam daya tarik objek wisata seperti, kunjungan resort wisata bahari, wisata pendidikan dan konservasi laut, wisata alam bawah laut serta wisata pulau pemukiman. Salah satu pulau yang menjadi pusat pemerintahan serta pusat objek dan daya tarik wisata adalah Pulau Pramuka. Di Pulau Pramuka para wisatawan dapat melakukan bermacam-macam kegiatan dari mulai kegiatan di permukaan laut, dalam laut maupun di daratan, seperti memancing, snorkeling, diving, bersepeda dan tentunya kulinari mengenai keragaman masakan khas Pulau. Dalam kegiatan pariwisata, hampir setiap tahunnya mengalami pengingkatan baik dari jumlah kunjungan wisatawan yang datang maupun dari jumlah sarana dan prasarana penunjang kegiatan pariwisata. Salah satunya yang menjadi sorotan dengan perkembangan yang cukup signifikan adalah adanya pertambahan jumlah homestay. Homestay merupakan suatu bentuk bangunan rumah yang di up-grade sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi standart bangunan yang bisa disewakan kepada para wisatawan yang datang untuk menikmati objek dan daya tarik wisata yang ada di Pulau Pramuka. Seiring dengan bertambahnya jumlah kunjungan wisatawan pun, maka keberadaan homestay menjadi sarana dan prasarana yang cukup penting mengingat akses akan jarak perjalanan yang ditempuh tidak semudah seperti di darat, sehingga tempat penginapan dapat menjadi tempat penampungan bagi wisatawan yang datang untuk beristrahat, menaruh barang-barang yang dibawa, dengan beragam fasilitas yang ditawarkan oleh masing-masing homestay. Pada prakteknya dalam kegiatan pariwisata terutama para pemilik usaha homestay sebagai sarana dan prasarana penunjang kegiatan pariwisata dituntut untuk mampu berinovasi dalam mempertahankan usaha yang dijalankannya. Pada Gambar 3. dijelaskan bahwa para pemilik usaha homestay masing-masing memiliki karakteristik untuk dapat menunjang keberadaan homestay diukur dari lama usaha yang telah dijalankannya, fasilitas yang terdapat dalam homestay serta jarak keberadaan lokasi homestay yang dapat ditempuh dari dermaga. Ketiga komponen pengukuran ini masing-masing akan diukur untuk dapat menentukan 13 hubungannya dengan tingkat pendapatan yang diperoleh dalam kurun waktu satu bulan. Tingkat pendapatan yang diperoleh dari adanya usaha homestay salah satunya di dukung oleh strategi komunikasi pemasaran yang digunakan oleh para pemilik homestay. Karakteristik Homestay Lama Usaha Kelengkapan Jarak Lokasi Strategi Komunikasi Pemasaran Jenis Bauran Komunikasi Pemasaran Kelengkapan Informasi Biaya Komunikasi Tingkat Pendapatan Keterangan : Menjelaskan hubungan Gambar3. Kerangka Pemikiran Strategi komunikasi pemasaran yang digunakan oleh pemilik homestay diukur dari jenis bauran komunikasi yang digunakan, penawaran informasi yang diberikan untuk dapat memperoleh pelanggan dan juga biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan komunikasi. Ketiga komponen pengukuran ini akan dihubungkan dengan tingkat pendapatan yang diperoleh dalam kurun waktu satu bulan. Dari kedua komponen baik karakteristik homestay maupun strategi komunikasi pemasaran ini dihubungkan dengan tingkat pendapatan guna mendapatkan gambaran mengenai suatu proses pemasaran yang terjadi dalam kegiatan usaha kepemilikan homestay karena banyak dari masyarakat Pulau Pramuka yang menekuni usaha ini. Hipotesa Penelitian Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka disusunlah hipotesis penelitian sebagai berikut: 1. Diduga ada hubungan positif antara karakteristik usaha homestay dengan tingkat pendapatan. 2. Diduga ada hubungan positif antara strategi komunikasi pemasaran yang digunakan oleh pelaku usaha homestay dengan tingkat pendapatan. 14 Definisi Operasional 1. Karakteristik Homestay adalah ciri khas tertentu yang dimiliki oleh pelaku usaha untuk mempertahankan keberadaan dari usaha penginapan yang dimilikinya. Menurut Yoeti (1996) homestay adalah jenis akomodasi yang berasal dari rumah-rumah rakyat yang telah di up-grade sedemikian rupa sehingga memenuhi syarat-syarat kesehatan untuk tempat tinggal sementara dalam jangka waktu pendek. Dalam proses up-grade tersebut pada masing-masing homestay tentu memiliki perbedaan tergantung dari pemilik homestay tersebut. Untuk mengukur perbedaan tersebut, karakteristik homestay terbagi dalam tiga pengukuran, yaitu: 1) Lama Usaha adalah kurun waktu usaha, semenjak pertama kali homestay tersebut dibangun dan digunakan untuk penginapan. Lama usaha diukur dengan skala ordinal dan dikelompokkan menjadi tiga kategori berdasarkan hasil perhitungan yaitu sebagai berikut: Nilai Max = 10 tahun Nilai Min = 1 tahun ∑K = 3 Sehingga, pengukuran lama usaha di kategorikan sebagai berikut: 1. Lama : ≥9 tahun 2. Sedang : 5-8 tahun 3. Baru : 1-4 tahun 2) Kelengkapan adalah bentuk fisik dari berbagai fasilitas homestay yang ditawarkan oleh para pemilik homestay sebagai daya jual dari keberadaan homestay tersebut. Fasilitas dalam penelitian ini terdiri dari: i. WC v. Kipas Angin ii. Bed vi. Kompor iii. Dispenser vii. Dapur iv. TV Fasilitas tersebut diukur dengan skala ordinal yang dikelompokkan menjadi tiga kategori berdasarkan: Nilai Max = Terdiri dari 7 macam fasilitas Nilai Min = Terdiri dari 3 macam fasilitas ∑K = 3 Sehingga, pengukuran fasilitas di kategorikan sebagai berikut: 1. Sangat Lengkap : ≥ 7 macam fasilitas 2. Lengkap : 5-6 macam fasilitas 3. Kurang Lengkap : 3-4 macam fasilitas 15 3) Jarak Lokasi adalah tempat dimana homestay tersebut berada, dihitung berdasarkan jarak dari dermaga. Lokasi diukur dengan satuan meter dan menggunakan skala ordinal yang dikelompokkan menjadi tiga kategori berdasarkan: Nilai Max = 500m Nilai Min = 100m ∑K = 3 Sehingga, pengukuran lokasi dikategorikan sebagai berikut: 1. Jauh : 368- 500m 2. Sedang : 234-367m 3. Dekat : 100-233m 2. Strategi Komunikasi Pemasaran adalah upaya yang dilakukan oleh masingmasing pemilik usaha homestay dalam rangka mempertukarkan informasi mengenai jasa yang ditawarkan kepada khalayak (promosi). Kotler dalam Panuju (2000) mendefinisikan bahwa pemasaran adalah proses sosial dengan nama individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan dan mempertukarkan produk dan nilai dengan individu dan kelompok lainnya. Dalam strategi komunikasi pemasaran komponen yang akan diukur terbagi menjadi tiga yaitu: 1) Jenis Bauran Komunikasi Pemasaran menurut Lovelock dalam Nirwana (2012) merupakan salah satu strategi dalam kegiatan komunikasi pemasaran guna mengatisipasi persaingan yang semakin tajam dalam persaingan bisnis, selain itu juga berguna untuk memasarkan produk atau jasa agar sampai pada penerima pesan atau target pasar yang dituju. Ada empat variabel bauran komunikasi pemasaran dengan media yang berbeda sesuai dengan sasaran, waktu, biaya, jangkauan dan keterlibatan tenaga promosi yang tercantum dalam Tabel 1. Pemilihan jenis bauran komunikasi pemasaran dalam penelitian ini diukur melalui seberapa banyak media ataupun bentuk kegiatan komunikasi pemasaran yang digunakan oleh pemilik usaha homestay. Setelah diuraikan beragam media ataupun bentuk kegiatannya maka akan terlihat jenis bauran komunikasi pemasaran yang mana yang paling banyak digunakan. Jenis bauran komunikasi pemasaran diukur menggunakan skala ordinal yang dikelompokkan menjadi tiga kategori berdasarkan: Nilai Max = Terdiri dari 4 macam bauran komunikasi pemasaran Nilai Min = Terdiri dari 2 macam bauran komunikasi pemasaran ∑K = 3 Sehingga, Pengukuran jenis media komunikasi yang dikelompokkan menjadi tiga kategori: 1. Tinggi : 4 jenis bauran komunikasi pemasaran 2. Sedang : 2-3 jenis bauran komunikasi pemasaran 3. Rendah : 1 jenis bauran komunikasi pemasaran digunakan 16 Tabel 1. Variabel Bauran Komunikasi Pemasaran serta Media dan Bentuk Kegiatan Promosi yang Dapat Digunakan Variabel Bauran Komunikasi Media serta Bentuk Kegiatan Promosi Pemasaran Personal Selling, Telemarking, Customer Service, Personal Communication Customer Training dan World of Mouth Koran, Majalah, Brosur, Email, Jejaring Sosial, Advertising Internet, dan Alat Komunikasi Elektronik Pameran Produk, Event Promosi, Pemberian Sales Promotion Potongan Harga atau Diskon, Pemberian Hadiah pada pelanggan maupun calon pelanggan Press Release, Press Conference, Special Event, Publicity Exhibition atau Sponsorship 2) Penawaran Informasi adalah upaya untuk menggambarkan atau membuat isi pesan yang ingin disampaikan kepada khalayak. Jenis penawaran informasi ini terdiri dari: i. Nama Homestay iv. Fasilitas ii. Nomer Kontak v. Pelayanan iii. Harga Sewa vi. Penawaran Paket Wisata Penawaran informasi ini diukur dengan skala ordinal yang dikelompokkan menjadi tiga kategori berdasarkan: Nilai Max = Terdiri dari 6 macam penawaran informasi Nilai Min = Terdiri dari 2 macam penawaran informasi ∑K = 3 Sehingga, pengukuran penawaran informasi dikategorikan sebagai berikut: 1. Lengkap : ≥ 6 macam informasi 2. Kurang Lengkap : 4-5 macam informasi 3. Tidak Lengkap : 2-4 macam informasi 3) Biaya Komunikasi adalah sejumlah uang yang dikeluarkan untuk memenuhi kegiatan komunikasi pemasaran yang telah dilakukan, biaya pengeluaran ini dihitung dari biaya satu bulan terakhir. Biaya diukur dengan skala ordinal yang dikelompokkan menjadi tiga kategori berdasarkan: Nilai Max = Rp500.000,Nilai Min = Rp20.000,∑K = 3 Sehingga, pengukuran biaya dikategorikan sebagai berikut: 1. Tinggi : Rp360.000,- ― Rp500.000,2. Sedang : Rp190.000,- ― Rp350.000,- 17 3. Rendah : Rp20.000,- ― Rp180.000,- 3. Pendapatan berdasarkan pengertian yang diungkapkan oleh Arif dan Wibowo (2002) merupakan kenaikan harta perusahaan yang disebabkan oleh adanya transaksi dengan pihak ketiga, misalnya: penjualan (sales), pendapatan sewa (rent revenue), pendapatan dividen (dividend revenue) dan pendapatan komisi (commission revenue), sehingga tingkat pendapatan dalam penetian ini adalah penerimaan hasil operasi suatu usaha baik usaha dagang maupun jasa yang dalam hal ini penerimaan tersebut diperoleh dari pendapatan sewa (rent revenue) homestay dari pemilik homestay kepada penyewa yaitu wisatawan. Tingkat pendapatan diukur dengan skala ordinal yang dikelompokkan menjadi tiga kategori berdasarkan: Nilai Max = Rp8.000.000,Nilai Min = Rp200.000,∑K = 3 Sehingga, pengukuran tingkat pendapatan dikategorikan sebagai berikut: : Rp5.800.000,- ― Rp8.000.000,1. Tinggi 2. Sedang : Rp2.900.000,- ― Rp5.700.000,3. Rendah : Rp200.000,- ― Rp2.800.000,- 18 19 METODE Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif didukung dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan agar dapat memperoleh data statistik objektif melalui perhitungan ilmiah yang berasal dari sampel orang-orang yang diminta untuk menjawab pertanyaan dengan instrumen kuesioner mengenai karakteristik homestay, strategi komunikasi pemasaran dan juga pendapatan. Selain itu, pendekatan kuantitatif dilakukan untuk menganalisis bagaimana hubungan antara karakteristik usaha homestay, strategi komunikasi pemasaran dengan tingkat pendapatan homestay dalam kurun waktu satu bulan terakhir. Penelitian ini merupakan penelitian survai dengan tipe eksplanatory. Metode survei adalah penelitian yang mengambil sampel atau populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Sedangkan penelitian dengan tipe eksplanatory merupakan penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel penelitian melalui pengujian hipotesa (Singarimbun & Effendi, 1989). Sementara data-data kualitatif dilakukan untuk mendukung data-data kuantitatif dengan memberikan gambaran atau deskripsi dari Tabel hasil perhitungan statistik, serta juga melengkapinya dengan hasil wawancara mendalam yang dilakukan kepada informan. Informan dalam penelitian ini adalah salah satu perwakilan dari Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu selaku penjembatan atas keberadaan usaha homestay bagi masyarakat Pulau Pramuka, aparat desa dari pihak paguyuban, serta tokoh masyarakat di Pulau Pramuka. Jenis dan Sumber Data Berdasarkan sumbernya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung oleh peneliti melalui pengumpulan data dilapangan dengan menggunakan instrumen berupa kuisioner dan wawancara mendalam. Sebuah kuisioner merupakan sekumpulan pertanyaan yang disusun untuk menggali informasi dari responden. Pertanyaan untuk responden disusun dan direncanakan secara mendetail yang terdiri dari pertanyaan tertutup yang memungkinkan responden untuk memberikan pilihan jawaban sesuai dengan yang sudah disediakan. Selain itu kuisioner disusun dengan pertanyaan terbuka yang memungkinkan responden untuk merespon pertanyaan secara lebih luas tidak hanya terkait dengan jawaban yang telah diberikan. Sedangkan penggalian informasi untuk informan dilakukan dengan wawancara mendalam tidak terstruktur. Subjek dalam penelitian ini terdapat dua jenis, yaitu responden dan informan. Responden adalah pihak-pihak yang berpotensi memberikan informasi hanya mengenai dirinya sendiri melului pertanyaan yang diberikan dalam kuisioner yang telah ditujukan. Responden dalam penelitian ini adalah seluruh pemilik maupun pengelola yang menjalankan usaha homestay. Sedangkan informan adalah seorang anggota masyarakat atau pihak—pihak tertentu dari suatu kelompok yang dapat memberikan informasi tidak hanya mengenai dirinya sendiri namun juga dapat memberikan informasi mengenai keluarga maupun 20 pihak lain dari kelompoknya maupun dari lingkungannya. Informan dalam penelitian ini dipilih secara sengaja (purposive) yang terdiri dari perwakilan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu, salah satu pemimpin kegiatan pemuda di Pulau Pramuka, Ketua Paguyuban, dan juga beberapa pemilik jasa wisata di Pulau Pramuka yang telah terkemuka. Sumber data sekunder dalam penelitian ini diperoleh melalui hasil dokumentasi dan studi literatur yang relevan dengan tujuan penelitian ini seperti data laporan bulanan Kecamatan Kepulauan Seribu Utara yang disusun pada bulan Maret tahun 2010 mengenai data kependudukan, tulisan yang dikeluarkan oleh Balai Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu, buku-buku mengenai ilmu kepariwisataan, ilmu komunikasi dan juga akutansi mengenai pendapatan, selain itu adapula gambar, brosur dan penawaran paket wisata bahari yang dikeluarkan oleh beberapa pemilik jasa wisata di Pulau Pramuka dan juga penelusuran studi pustaka dari skripsi yang terkait dengan keberadaan Pulau Pramuka yang menjadi salah satu pusat pemerintahan dan pulau pemukiman di kawasan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu. Teknik Penentuan Responden Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu (Sugiyono, 2011). Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah masyarakat Pulau Pramuka yang memiliki usaha homestay. Unit analisis penelitian ini adalah individu dan metode yang digunakan dalam menentukan responden adalah dengan sensus. Menurut Singarimbun dan Effendi (1989) sensus merupakan penambilan informasi yang dikumpulkan dari seluruh populasi. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Kasie Ekonomi Kelurahan Pulau Panggang tahun 2011 di Pulau Pramuka terdapat 60 homestay dan 60 homestay inilah yang menjadi populasi dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil sensus yang dilakukan, di Pulau Pramuka hanya terdapat 56 homestay yang sesuai dalam data dan memang keberadaannya dalam kondisi layak huni. Sementara 4 rumah diantaranya bukanlah usaha homestay namun untuk rumah tinggal, adapula rumah yang memang disewakan namun untuk jangka panjang sehingga tidak termasuk dalam kategori homestay serta ada beberapa rumah yang tidak berpenghuni dan sedang direnovasi namun bukan untuk homestay dan juga memang benar-benar rumah yang sama sekali tidak untuk disewakan, sehingga jumlah responden seluruhnya ada 56 homestay. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Unit Pelaksanaan Teknis Seksi III Balai Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu yang berada di Pulau Pramuka yaitu kawasan pulau pemukiman diantara gugusan pulau di kawasan Pulau Seribu. Penetapan lokasi penelitian ini dilakukan dengan beberapa pertimbangan, diantaranya: 21 1. Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu memiliki lokasi yang strategis atas keberadaannya di wilayah DKI. Jakarta sehingga menjadikan ―escape point‖ yang sangat ideal sebagai tempat wisata bahari. 2. Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu memiliki program kerjasama atau fasilitator dengan masyarakat yaitu adanya pendirian Paguyuban dari pelaku usaha yang salah satunya terdiri dari pelaku usaha Homestay yang dapat mendukung penelitian ini. 3. Sebagai kawasan konservasi tentunya Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu harus menjaga kelestarian alamnya, dalam upaya untuk mengenalkan kawasan konservasi kepada masyarakat pada umumnya maupun pengunjung maka penelitian ini dirasa penting untuk mengembangkan potensi dari keberadaan Objek Wisata Bahari. Pemilihan tempat penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2011. Pengolahan dan Analisis Data Data yang telah dikumpulkan melalui kuesioner diolah secara kuantitatif. Data diolah secara statistik dengan menggunakan Microsoft excel 2007 dan SPSS for Windows versi 17.0. Pengolahan data kuantitatif dilakukan dengan Uji Korelasi Rank Spearman dan Tabulasi Silang untuk mengukur hubungan antara karakteristik usaha, dan strategi komunikasi pemasaran dengan tingkat pendapatan yang didapat oleh para pelaku usaha homestay. Data kualitatif bersifat untuk memaknai atau melengkapi data kuantitatif. Gabungan antara data kuantitatif dan kualitatif tersebut diolah dan dianalisa serta disajikan dalam Tabel naratif, bagan, matriks dan gambar, kemudian ditarik kesimpulan dari semua data yang telah diolah melalui penjelasan-penjelasan ilmiah. Uji Kolerasi Rank Spearman Uji korelasi dilakukan untuk mengetahui hubungan antar dua variabel yang berskala ordinal dan tidak menentukan prasyarat data terdistribusi normal. Korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel bebas dan terikat yang berskala ordinal (non parametrik). Korelasi dapat menghasilkan angka positif (+) dan negatif (-). Korelasi yang menghasilkan angka positif berarti hubungan kedua variabel bersifat searah, yang berarti jika variabel besar maka variabel terikat juga besar. Korelasi yang menghasilkan angka negatif berarti hubungan kedua variabel tidak searah atau bertolak belakang, sehingga jika variabel bebas kecil maka variabel terikat pun kecil. Rumus korelasi Rank Spearman: Keterangan : rs = Nilai Koefisien Rank Spearman di = Disparitas (x1-x2) n = Banyaknya Pengamatan 22 Koefisien korelasi Rank Spearman (rxy) menunjukkan kuat tidaknya antara indikator x terhadap variabel X dengan indikator y terhadap variabel Y maupun variabel X terhadap variabel Y sehingga digunakan batasan koefisien korelasi (r). Kriteria pengukuran dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel. 2 Kriteria Pengukuran Korelasi Interval Koefisien 0.00 – 0.199 0.20 – 0.399 0.40 – 0.599 0.60 – 0.799 0.80 - 1.000 Sumber: Sugiyono (2011) Tingkat Hubungan Menunjukkan hubungan yang sangat rendah Mununjukkan hubungan yang rendah Mununjukkan hubungan yang sedang Menunjukkan hubungan yang kuat Menunjukkan hubungan yang sangat kuat Melalui korelasi Rank Spearman dan juga berdasarkan batasan nilai koefisien korelasi, hubungan antar variabel yang diteliti dilihat dari signifikansi atau probabilitas atau nilai α. Nilai signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar (0,1) maka artinya hasil penelitian memiliki tingkat kepercayaan sebesar 90 persen dan kesalahan sebesar 10 persen. Dasar pengambilan keputusan melalui: a. Jika nilai signifikansi hasil penelitian <0,1 maka Ho ditolak. Jadi hubungan kedua variabel signikan. b. Jika nilai signifikansi hasil penelitian >0,1 maka Ho diterima. Jadi hubungan antara variabel tidak signikan. Setelah itu, hasil analisis tersebut diinterpretasikan untuk memperoleh suatu kesimpulan sesuai dengan pokok penelitian. 23 GAMBARAN UMUM Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Wilayah Kabupaten Kepulauan Seribu secara keseluruhan termasuk ke dalam wilayah Provinsi DKI Jakarta. Luas daratan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu sekitar 864,59 ha atau 8,76 km² dan luas perairan sebesar 474.562 ha atau 4.745,62 km² terdiri dari 2 Kecamatan dan 6 Kelurahan, yakni Kecamatan Kepulauan Seribu Utara (Keluran Pulau Kelapa, Pulau Harapan dan Pulau Panggang) dan Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan (Kelurahan Pulau Tidung, Pulau Pari dan Pulau Untung Jawa). Jumlah pulau di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu tercatat 110 pulau, dan ada 4 pulau yang sudah tenggelam, yaitu P. Dapur, P. Nyamuk Besar, P. Ubi Besar dan P. Ubi Kecil Kepulauan Seribu yang terletak di lepas pantai utara Jakarta dengan posisi memanjang dari Utara-Selatan ditandai dengan pulau-pulau kecil berpasir putih dan gosong-gosong karang. Pulau Untung Jawa merupakan pulau berpenghuni yang paling selatan atau dekat dengan Jakarta. Sedangkan kawasan paling utara adalah Pulau Sebira yang berjarak sekitar 150 km dari Jakarta. Sebelum akhir tahun 2001 Kepulauan Seribu merupakan salah satu kecamatan dalam wilayah Kabupaten Jakarta Utara dan terdiri dari 4 Kelurahan. Pada tahun 2001, berubah menjadi Kabupaten Administratif yang merupakan bagian dari DKI Jakarta dengan Ibukota Kabupaten di Pulau Pramuka. Data jumlah pulau pada tiap Kelurahan tersaji pada Tabel 3. Tabel 3. Jumlah Pulau di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Kecamatan dan Kelurahan Jumlah Pulau Kecamatan Kepulauan Seribu Utara – Berkedudukan di Pulau Kelapa 1. Kelurahan Pulau Panggang 13 2. Kelurahan Pulau Harapan 30 3. Kelurahan Pulau Kelapa 36 Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan – Berkedudukan di Pulau tidung 1. Kelurahan Pulau Untung Jawa 15 2. Kelurahan Pulau tidung 6 3. Kelurahan Pulau Pari 10 Jumlah 110 Sumber: Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Wilayah Kecamatan Kepulauan Seribu, April 2001 dalam TNLKPS, 2001 Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Sebaran dan Komposisi Penduduk Jumlah penduduk pada Kecamatan Kepulauan Seribu Utara berdasarkan data dari Kecamatan Kepulauan Seribu Utara tahun 2010 secara keseluruhan berjumlah 14.061 jiwa yang tersebar di tiga Kelurahan yaitu Kelurahan Pulau 24 Panggang (5.751 jiwa), Kelurahan Pulau Kelapa (6.128 jiwa) dan Kelurahan Pulau Harapan (2.182 jiwa). Jika dilihat dari kepadatan penduduk terlihat seolaholah kepadatan penduduk rendah, namun dari beberapa pulau yang berada dalam satu kelurahan hanya pulau-pulau tertentu yang ditempati untuk pemukiman sehingga kepadatan penduduk pada pulau-pulau tersebut tetap saja tinggi. Sebaran Penduduk Kepulauan Seribu Utara, disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Jumlah Penduduk Kecamatan Kepulauan Seribu Utara Penduduk Kepala Keluarga L P Jumlah L P Jumlah 1. P. Panggang 2.928 2.823 5.751 1.320 148 1.468 2. P. Kelapa 3.055 3.073 6.128 1.368 188 1.556 3. P. Harapan 1.109 1.073 2.182 494 72 566 Jumlah 7.092 6.969 14.061 3.182 408 3.590 Sumber : Laporan Rekapitulasi Bulanan Penyelenggaraan Pemerintahan Dari Tiap Kelurahan Di Kecamatan Kepulauan Seribu Utara (Maret, 2010). No. Kelurahan Jumlah penduduk yang telah berkeluarga di Kecamatan Pulau Seribu secara keseluruhan berjumlah 3.490 jiwa yang tersebar di tiga kelurahan yaitu Pulau Panggang terdapat (1.468 jiwa), Pulau Kelapa (1.556 jiwa) dan Pulau Harapan (566 jiwa). Pulau Harapan menempati posisi yang terendah karena memang jumlah penduduknya yang terbilang cukup sedikit jika dibandingkan dengan jumlah penduduk yang berada di Kelurahan Pulau Panggang maupun Pulau Kelapa sehingga tidak mengherankan jumlah penduduk yang telah berkeluarga hanya seperempat dari jumlah penduduk secara keseluruhan. Pendidikan Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Wilayah Kecamatan Kepulauan Seribu pada bulan Maret 2010 yang tertera dalam Tabel 5, menyatakan bahwa tingkat pendidikan masyarakat di Kabupaten Pulau Seribu relatif rendah yaitu 46,33 persen merupakan lulusan SD hal ini menunjukkan bahwa sumber daya manusia masih memprihatinkan, sehingga perlu peningkatan dan perhatian yang cukup serius. Sementara untuk penduduk yang Tamat SMP terdapat 12,08 persen dan Tamat SMA 6,82 persen serta Tamat Perguruan Tinggi 2,57 persen. Tabel 5. Jumlah Penduduk TingkatPendidikan. Kec. Kepulauan Seribu Utara Menurut No. Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%) 1. Tidak Sekolah 1.584 17,10 2. Tidak Tamat SD 1.399 15,10 3. Tamat SD/ MI 4.292 46,33 4. Tamat SMP 1.119 12,08 5. Tamat SMA 632 6,82 6. Tamat Akademi/ Perguruan Tinggi 238 2,57 Jumlah 8.816 100 Sumber : Laporan Rekapitulasi Bulanan Penyelenggaraan Pemerintahan Dari Tiap Kelurahan Di Kecamatan Kepulauan Seribu Utara (Maret, 2010). 25 Jika dilihat dari bentuk wilayahnya yang berupa kepulauan kecil serta sarana dan prasaranya, kegiatan perekonomian yang didominasi dengan angkutan laut (kapal dan perahu motor) baik milik pemerintah daerah, swasta maupun nelayan, namun banyak lembaga-lembaga (seperti LIPI, Perguruan Tinggi, Sektor Swasta, Ormas Keagamaan dan Politik, serta LSM) yang melakukan kegiatan di kawasan ini, dan juga besarnya alokasi APBD serta lengkapnya fasilitas pendidikan. Seharusnya bisa lebih membuat masyarakat terdedah akan ilmu pengetahuan, namun sangat disayangkan masih saja ada ketimpangan dalam pendidikan yang diperoleh masyarakat di Kepulauan Seribu. Mata Pencaharian Berdasarkan Laporan Rekapitulasi Bulanan Penyelenggaraan Pemerintahan Dari Tiap Kelurahan Kecamatan Kepulauan Seribu Utara (Maret, 2010) yang tertera pada Tabel 6. Jenis mata pencaharian yang dominan berada di kawasan ini adalah nelayan dengan jumlah sebanyak 3.299 jiwa, karyawan swasta atau PNS dan juga ABRI dengan jumlah 694 jiwa dan pedagang dengan jumlah 460 jiwa. Sedangkan yang lainnya didominasi oleh pensiunan, pertukangan, fakir miskin dan lain-lain. Tabel 6. Mata Pencaharian Penduduk di Kepulauan Seribu Jenis Mata Pencaharian Karyawan swasta/ PNS/ABRI Pedagang Nelayan Pensiunan Pertukangan Fakir miskin Lain-lain Jumlah Kelurahan Pulau Kelurahan Pulau Kelurahan Pulau Jumlah Panggang Harapan Kelapa 348 164 182 694 114 1.772 24 22 58 85 469 2 77 46 261 1058 3 55 168 - 460 3.299 29 154 168 104 4. 908 Sumber : Laporan Rekapitulasi Bulanan Penyelenggaraan Pemerintahan Dari Tiap Kelurahan Di Kecamatan Kepulauan Seribu Utara (Maret, 2010). Penduduk dengan mata pencaharian sebagai nelayan ini sudah barang tentu tidak mengherankan karena memang luasan wilayahnya yang terdiri dari wilayah kepulauan yang dikelilingi oleh lautan dengan sumber daya alamnya yang melimpah, serta merupakan pekerjaan yang sudah diwariskan secara turunmenurun sehingga sudah seperti menjadi pekerjaan pokok bagi setiap penduduk. Ada berbagai jenis nelayan yang terdapat dikawasan ini, diantaranya nelayan budidaya, nelayan tangkap atau nelayan jaring (jaring muroami, jaring tangsi dan jaring mayang), nelayan bubu, nelayan pancing dan nelayan ikan hias. Sistem pengetahuan dan penangkapan ikan yang digunakan oleh nelayan selain diperoleh secara turun-menurun juga diperoleh dari hasil pengalaman dan juga pendampingan pelatihan yang diberikan oleh Suku Dinas Perikanan. Pelatihan tersebut meliputi teknik penangkapan yang ramah lingkungan dan juga pelatihan mengenai beragam alat tangkap. Dengan begitu pengetahuan yang dimiliki oleh nelayan saat ini mulai bertambah sebagai upaya untuk 26 mempertahankan pengetahuan lokal juga untuk membekali nelayan agar dapat mengantisipasi perubahan lingkungan alam yang terjadi dan juga mengantisipasi pasang surut pendapatan perikanan yang sering tidak tentu akibat perubahan musim laut yang sering kali sudah tidak bisa diduga akibat adanya pemanasan global. Struktur sosial nelayan pada umumnya memiliki pola hubungan patronklien. Setiap nelayan sudah memiliki tengkulak masing-masing dan satu tengkulak bisa membawahi beberapa nelayan. Tengkulak berperan penting dalam membantu modal para nelayan seperti pembuatan alat tangkap, dan juga kapal. Tingkat kesetiaan nelayan pada tengkulak cukup tinggi karena nelayan hanya akan menjual ikan tangkapannya kepada tengkulak karena merasa memiliki hutang. Nelayan hanya akan dibebaskan untuk menjual ikannya kemanapun dengan syarat nelayan tersebut tidak memiliki hutang. Struktur seperti inilah yang membuat posisi sosial nelayan menjadi rendah dan termaginalkan. Namun karena kurangnya tingkat pendidikan sehingga mereka tidak bisa mendapatkan akses yang luas untuk menyampaikan aspirasi yang dirasakan, sehingga mereka bertahan dengan profesinya sebagai nelayan. Potensi Pariwisata Pulau Pramuka merupakan salah satu kawasan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu yang berpotensi besar untuk pengembangan wisata bahari mengingat letaknya dengan ibu kota Negara (Jakarta), sehingga menjadikan kawasan ini mempunyai peluang pengembangan yang baik. Sejalan dengan perkembangan kota-kota besar, maka semakin banyak orang yang menginginkan kegiatan yang kembali ke alam atau istilahnya Back to Nature. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan didalam kawasan Pulau Pramuka diantaranya adalah menyelam (scuba diving), ada 26 spot penyelaman terbaik dalam kawasan ini, snorkeling, memancing, wisata pendidikan (penanaman pohon mangrove, lamun, serta rehabilitasi karang, penyu sisik, elang bondol), berjemur di pantai, berkemah dan lain-lain. Tabel 7. Jumlah Kunjungan Wisatawan Ke Kepulauan Seribu Tahun 2003-2009 No. Tahun Jumlah Pengunjung Perubahan Jumlah Pengunjung (%) 1. 2003 1.000 2. 2004 915 - 8,5 3. 2005 1.739 90,0 4. 2006 712 -59,1 5. 2007 2.127 198,7 6. 2008 7.527 253,8 7. 2009 14.300 89,9 Sumber: TNLKPS, 2001 Hingga saat ini wisatawan yang datang ke Kawasan TNLKpS setiap tahunnya mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan dengan jumlah kunjungan wisatawan dari tahun 2003-2009 yang dapat di lihat dalam Tabel 7, ada penurunan jumlah pengunjung pada tahun 2004 sebesar 8,5 persen dan pada tahun 2006 27 sebesar 59 persen namun pada tahun berikutnya terutama di tahun 2008 jumlah pengunjung meningkat hingga 253,8 persen. Penambangan jumlah pengunjung yang cukup signifikan ini menunjukkan bahwa wisata bahari semakin diminati oleh para wisatawan. Secara keseluruhan jumlah wisatawan ini dari 2003-2009 mengalami peningkatan sebesar 50,4 persen. Panorama laut di kawasan ini menjadi daya tarik alamiah bagi wisatawan.Pemandangan seperti pada saat matahari terbit dan matahari terbenam menjadi daya tarik tersendiri. Beberapa pulau di dalam kawasan Taman Nasional telah dikembangkan menjadi resort-resort wisata, dengan sarana pariwisata antara lain dibangunnya dermaga, anjungan pengunjung, restoran dan pondok-pondok inap yang dikelola oleh pihak swasta. Sedangkan untuk wisatawan yang ingin melihat kehidupan asli masyarakat di Pulau dapat mengunjungi pulau-pulau Pemukiman dengan segala kegiatannya dari mulai memperbaiki jaring, membuat ikan kering, memperkenalkan berbagai alat tangkap yang digunakan oleh nelayan sehingga menjadi salah satu ciri khas tertentu bagi wisatawan yang datang. Fasilitas Pendukung Kegiatan Pariwisata Dalam kaitannya dengan kegiatan pariwisata, wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan untuk sementara waktu ketempat atau daerah yang sama sekali masih asing baginya. Karena jauh dari tempat tinggalnya, maka ia memerlukan pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, yaitu semenjak dari ia berangkat sampai di tempat tujuan, hingga ia kembali ke rumahnya (Yoeti, 1996). Pendit (1994) menyatakan ada tiga perlengkapan pelayanan dalam kegiatan pariwisata yaitu, Transportasi, Akomodasi dan Perusahaan Pangan serta Perusahaan Jasa. Transportasi Transportasi atau pengangkutan yang menentukan jarak dan waktu dalam perjalanan adalah unsur utama langsung yang merupakan tahap dinamis gejalagejala pariwisata. Moda transportasi inilah yang berperan sebagai pelengkap perjalanan wisatawan yang bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya. Perlengkapan transportasi ini memiliki beberapa kategori, diantaranya adalah pengangkutan dengan kapal, kereta api, mobil bus serta pesawat terbang. Alat transportasi atau alat pengangkutan yang berperan untuk mencapai atau mendukung akses moda transportasi menuju Pulau Pramuka adalah dengan Kapal. Kapal tersebut dapat dijangkau melalui dermaga yang terdapat di Muara Angke ataupun di Pantai Marina Ancol. Cara termudah dan juga murah untuk mencapai Pulau Pramuka ini dapat ditempuh melalui dermaga Muara Angke dengan Kapal Kayu atau yang biasa disebut dengan Kapal Ojek, kapal ini tersedia pada jam-jam tertentu seperti jam 07.00 pagi dan juga jam 01.00 siang, dengan waktu tempuh selama ±2,5 jam. Sedangkan jika ditempuh melalui dermaga Pantai Marina Ancol dengan menggunakanSpeedboat atau kapal dengan motor cepat sehingga waktu tempuhnya cenderung lebih singkat ±1 jam, namun biaya yang dikeluarkan pun tentunya lebih tinggi dan jam keberangkatannya pun tertentu sesuai dengan pemesanan bagi wisatawan yang ingin menggunakannya. Seiring dengan perkembangan moda transportasi saat ini, pihak Kabupaten Kepulauan Seribu bekerjasama dengan pihak Pemerintah DKI Jakarta untuk 28 membuat moda transportasi yang lebih mudah dijangkau baik secara harga, pelayanan, dan juga jarak jempuhnya yang lebih singkat, yaitu dengan keberadaan speedboat KM. Kerapu dengan jadwal yang lebih fleksibel artinya lebih beragam, jarak tempuh yang lebih singkat, dan harga yang lebih murah sehingga memungkinkan wisatawan untuk datang dengan volume yang lebih tinggi dan juga dari berbagai kalangan. Akomodasi dan Perusahaan Pangan Pendit (1994) mengungkapkan bahwa yang dimaksud dengan akomodasi adalah merupakan sarana penginapan, sedangkan perusahaan pangan yang dimaksud adalah usaha catering yang menangani makan dan minum bagi wisatawan maupun lembaga yang memesannya secara khusus untuk keperluan yang bermacam-macam. Dalam kegiatan pariwisata, sarana penginapan ini menjadi sangat penting terutama dalam hal penampungan wisatawan-wisatawan agar lebih banyak jumlahnya, dengan harga yang lebih murah, lebih praktis dan lebih popular, teristimewa bagi mereka yang tergolong ekonomi lemah tetapi perlu dan ingin mengadakan perjalanan. Pulau Pramuka memberikan beragam jenis penginapan yang dapat menjadi pilihan bagi wisatawan yang datang tentunya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan wisatawan itu sendiri. Pilihan-pilihan tersebut terdiri dari adanya Resort Wisata Bahari seperti Resort Pulau Kotok, Pulau Bira, Pulau Sepa, Pulau Putri, Pulau Matahari dan Pulau Pantara. Sedangakan untuk Wisata Pendidikan dan Konservasi Laut berada di kawasan Pulau Pramuka dengan akomodasi yang terdiri dari Wisma atau Mess Tamu TNlKpS, Villa Delima, Villa Dermaga dan Homestay milik Penduduk. Keberadaan homestay di Pulau Pramuka ini berkembang sangat pesat seiring dengan perkembangan pertambahan wisatawan yang datang ke Pulau Pramuka. Pendit (1994) mengungkapkan bahwa Homestay merupakan rumahrumah penduduk setempat disuatu daerah tujuan wisata yang dipergunakan sebagai penginapan sementara bagi wisatawan-wisatawan yang tergolong berpendapatan sedang atau ekonomi lemah. Mereka tinggal sementara bersama masyarakat setempat dengan cara makan, minum, dan hidup dengan situasi dan lingkungan setempat. Homestay tersebut biasanya terdiri dari satu bangunan lengkap dengan kamar mandi, kamar, tidur, ruang tamu, ruang keluarga dan dapur. Namun ada beberapa homestay yang hanya terdiri dari kamar-kamar saja seperti kamar persewaan kost-kostan, setiap bangunan kamar tersebut terdiri dari kamar utama termasuk tempat untuk tidur dan juga kamar mandi, luasan bangunannya pun terbilang lebih kecil dibanding dengan bentuk bangunan rumah. Selain dari beberapa fasilitas yang ditawarkan oleh setiap homestay, akses akan kedekatan dengan dermaga terhadap homestay pun menjadi bahan pertimbangan bagi para pemilik homestay maupun para wisatawan, karena homestay yang memiliki kedekatan paling dekat dengan dermaga maka akses akan objek dan daya tarik wisatanya pun akan semakin mudah dijangkau. Dengan keterjangkauan tersebutlah, para pemilik homestay dengan posisi paling dekat dengan dermagalah yang selalu lebih mudah dalam mendapatkan tamu yang ingin menyewa homestay. Sedangkan bagi para wisatawan yang datang kedekatan tersebut dapat mempermudah akses terhadap setiap kegiatan yang akan mereka lakukan terutama kegiatan yang dilakukan di laut dan juga akses akan transpotasi 29 kedatangan maupun kepergian mereka sehingga waktu yang mereka miliki terhitung akan lebih hemat. Perusahaan Jasa Perusahaan jasa adalah perusahaan yang bergerak dibidang penyedia jasajasa pendukung kegiatan pariwisata yang didalamnya mencangkup biro perjalanan yang menyiapkan suatu perjalanan bagi seseorang yang merencanakan untuk melakukan kegiatan pariwisata. Adapun berikutnya Perusahaan Jasa Wisata Tambahanan seperti, pelayanan pramuwisata, penuntun pariwisata, penunjuk wisata dan sebagainya, serta Perusahaan Hiburan, Perusahaan Penukaran Uang dan Asuransi Wisata. Keberagaman perusahaan yang disebutkan oleh Pendit (1994) jelas sangat mendukung perputaran arus pariwisata terutama di Pulau Pramuka, karena tren yang berkembang sekarang ini bahwa wisata bahari menjadi tujuan utama kegiatan pariwisata sehingga hal ini akan mempermudah wisatawan yang ingin berkunjung. Para perusahaan jasa yang berada di Pulau Pramuka ini sangat beragam, ada yang memang kepemilikannya berasal dari orang pribumi Pulau Pramuka maupun orang yang memang mendirikan perusahaan jasa namun tidak berada di Pulau Pramuka tetapi menawarkan paket-paket kunjungan wisata ke Pulau Pramuka. Perusahaan jasa di Pulau Pramuka, dipelopori oleh keberadaan Elang Ekowisata yang didirikan atas inisiatif para pemuda di Pulau Pramuka didukung oleh Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu dan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu sehingga semua kebutuhan yang terkait dengan perusahaan diatur dengan jelas dalam sebuah kesepakatan antar kedua belah pihak, salah satunya adalah dalam upaya untuk melestarikan sumberdaya alam serta memanfaatkannya dengan bijak serta mempromosikan sumberdaya tersebut menjadi sebuah objek daya tarik wisata yang ramah terhadap alam. Semakin berkembangnya Elang Ekowisata, maka berkembang pula pelatihan-pelatihan bagi masyarakat sekitar terutama para pemuda untuk ikut berpartisi dalam menangani perkembangan para pengunjung, diantaranya dengan membekali tambahan cara berkomunikasi yang baik dengan pengunjung disamping juga menambah pengetahuan akan keahlian yang memang sudah mereka miliki tentang keadaaan alam laut di sekitar Pulau Pramuka, serta juga pengenalan alat-alat dan safety procedure yang harus ditaati ketika sedang membawa tamu terutama untuk kegiatan olahraga yang dilakukan didalam air. Tidak hanya para pemuda yang tertarik akan kegiatan ini, namun juga ada beberapa masyarakat yang menjadikan sebagai peluang usaha seperti, mendirikan persewaan alat-alat olahraga dalam air (diving dan snorkeling) kemudian juga ada yang mendirikan usaha Agen Pariwisata Pulau Seribu yang didalamnya mencangkup beragam paket penawaran wisata baik di Pulau Pramuka maupun disekitarnya. Sehingga pada saat ini keberadaan para pengusaha jasa menjadi sangat beragam, dan juga sangat bersaing ditambah dengan keberadaan perusahaan jasa yang berada diluar Pulau Seribu, namun paket-paket wisatanya sudah merambah ke kawasan Pulau Seribu yang menjadikan semakin tajam lagi persaingan antara para pengusaha. 30 Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah warga Pulau Pramuka yang memiliki usaha homestay. Jumlah responden dalam penelitian adalah 38 orang dengan jumlah homestay sebanyak 56. Ketidaksesuaian jumlah pemilik dengan keberadaan homestay ini dikarenakan setiap orang mampu memiliki lebih dari satu homestay. Untuk memudahkan perhitungan dan juga pengolahan data mengenai hubungan karakteristik homestay dan strategi komunikasi pemasaran yang digunakan dengan tingkat pendapatan maka jumlah pemilik dan juga jumlah homestay disesuaikan sehingga jumlahnya sebanyak 56 orang dengan 56 homestay. Tabel 8. Jumlah dan Presentase Karakteristik Responden Karakteristik Responden Usia Jenis Kelamin Tingkat Pendidikan Posisi dalam Usaha Kategori Dewasa awal (18-30 tahun) Dewasa Pertengahan (31-50 tahun) Dewasa tua (> 50 tahun) Laki-laki Perempuan Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Tamat D1-S1 Milik Sendiri Karyawan Jumlah (orang) 12 36 8 42 14 2 7 37 10 46 10 Persentase (%) 21,4 64,3 14,3 75,0 25,0 3,6 12,5 66,1 17,9 82,1 17,9 Usia merupakan jumlah tahun hidup seseorang yang diukur berdasarkan satuan tahun yang terhitung dari tahun kelahiran hingga saat ini. Kategori umur dibedakan menjadi tiga kategori yaitu dewasa awal (18-30 tahun), dewasa pertengahan (31-50 tahun) dan dewasa tua (>50 tahun). Pada Tabel 8, dapat dilihat bahwa mayoritas pemilik homestay berada pada usia dewasa pertengahan dengan rentang usia 31-50 tahun sebanyak 64,3 persen. Berikutnya sebanyak 21,4 persen adalah usia dewasa muda dan 14,3 persen dewasa tua. Sebanyak 75 persen reponden laki-laki dan 25 persen perempuan, yang berarti bahwa usaha homestay merupakan salah satu mata pencaharianbagi kepala keluarga di Pulau Pramuka. Tingkat pendidikan responden hanya sebatas sekolah menengah atas (SMA) yaitu sebesar 66,1 persen. Pendidikan di pulau pramuka tidak begitu berkembang, karena untuk dapat melanjutkan ke tingkat pendidikan tinggi, mereka harus merantau keluar pulau yang mebutuhkan biaya yang tinggi. Sebesar 82,1 persen responden merupakan pemilik homestay dan hanya 17,9 persen yang menjabat sebagai karyawan. 31 GAMBARAN KARAKTERISTIK HOMESTAY DENGAN TINGKAT PENDAPATAN Hubungan Karakteristik Homestaydengan Tingkat Pendapatan Karakteristik homestayadalah ciri khas tertentu yang dimiliki oleh pelaku usaha untuk mempertahankan keberadaan dari usaha penginapan yang dimilikinya. Yoeti (1996) homestayadalah jenis akomodasi yang berasal dari rumah-rumah rakyat yang telah di up-grade sedemikian rupa sehingga memenuhi syarat-syarat kesehatan untuk tempat tinggal sementara dalam jangka waktu pendek. Terdapat tiga variabel yang diukur dalam melihat karakteristik homestayyang dimiliki oleh para pemilik homestay, yaitu (X1.1) Lama usaha, (X1.2) Kelengkapan dan (X1.3) Jarak lokasi. Berdasarkan karakteristik homestay dengan tingkat pendapatan, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: Ho : Tidak terdapat hubungan positif antara karakteristik homestay dengan tingkat pendapatan. Hı : Terdapat hubungan positif antara karakteristik homestaydengan tingkat pendapatan. Tabel 9. Hasil Uji Korelasi Hubungan Karakteristik Homestaydengan Tingkat Pendapatan Korelasi Rank Spearman Lama Usaha (X1.1) Karakteristik Kelengkapan Homestay (X1.2) (X1) Jarak Lokasi (X1.3) Keterangan: *Signifikan pada α (0,05) **Signifikan pada α (0,01) Tingkat Pendapatan (Y1) Koefisien Sig. (2Korelasi Tailed) 0,074 0,588 N 56 -0,247 0,066 56 -0,195 0,149 56 Hasil uji korelasi Rank Spearman yang terdapat dalam Tabel 9, menunjukan bahwa nilai korelasi antara variabel lama usaha (X1.1) dengan tingkat pendapatan (Y1) sebesar 0,074 memiliki nilai korelasi yang sangat rendah. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara lama usaha dengan tingkat pendapatan.Pada variabel kelengkapan (X1.2) dengan tingkat pendapatan (Y1) memiliki nilai korelasi dengan nilai -0,247, ini menunjukkan tidak memiliki hubungan dengan tingkat pendapatan.Variabel karakteristik homestay menurut jarak lokasi (X1.3)dengan tingkat pendapatan (Y1)memiliki nilai korelasi sebesar(-0,195), hal ini menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara karakteristik homestay menurut jarak lokasi dengan tingkat pendapatan. Hasil uji korelasi ketiga variabel karakteristik homestay diatas menunjukkan bahwa tingkat pendapatan homestay di Pulau Pramuka, Kepulauan 32 Seribu tidak dipengaruhi oleh lamanya usaha homestay berdiri, jarak lokasi homestay dan kelengkapan yang dimiliki oleh homestay. Uji korelasi ini menunjukan bahwa Ho diterima dan Hı ditolak. Karakteristik Homestay Menurut Lama Usaha dengan Tingkat Pendapatan Berdasarkan pada hasil perhitungan tabulasi silang yang ditunjukkan dalam Tabel 10, karakteristik homestay menurut lama usaha dengan kategori baru mayoritas memiliki tingkat pendapatan yang rendah yaitu sebesar 80 persen. Pada homestay dengan lama usaha kategori sedang sebanyak 78,6 persen memiliki tingkat pendapatan yang rendah. Sebanyak 85,2 persen pada kategori lama usaha yang telah lama pun berada pada tingkat pendapatan yang rendah. Baik kategori lama maupun kategori baru menandakan bahwa ada persaingan yang cukup ketat karena walaupun homestay dengan kategori baru pendapatannya bisa sebanding dengan homestay kategori lama. Sebaliknya bahwa dalam hal ini homestay dengan kategori lama terbukti mampu bertahan dari terpaan persaingan yang ada dengan tetap dapat meraih wisatawan untuk dapat menyewa homestaynya. Tabel 10. Hubungan Karakteristik Homestay Menurut Lama Usaha dengan Tingkat Pendapatan Karakteristik Homestay Baru Lama Usaha Sedang Lama Jumlah Tingkat Pendapatan Tinggi 3 (20,0) 2 (14,3) 3 (11,1) 8 (14,3) Sedang 0 (0,0) 1 (7,1) 1 (3,7) 2 (3,6) Rendah 12 (80,0) 11 (78,6) 23 (85,2) 46 (82,1) Jumlah 15 (100,0) 14 (100,0) 27 (100,0) 56 (100,0) Dalam perkembangan dan juga pertambahan wisatawan yang datang setiap tahunnya ke Pulau Pramuka tentu pelanggan pun silih berganti, terutama bagi wisatawan yang datang secara berkelompok, bagi mereka tentu semua fasilitas yang diberikan sudah dijamin dari agen sehingga mereka tidak bisa menentukan sendiri tempat seperti apa yang sebenarnya mereka butuhkan untuk melepas malamnya di Pulau Pramuka. Dengan begitu para pemilik homestay harus mempromosikan juga homestay mereka kepada para agen perjalanan yang menyelenggarakan paket-paket wisata, karena banyak dari para pemilik homestay yang kurang melakukan lobi dengan agen dan hanya mengandalkan tamu yang datang pada saat-saat tertentu saja sehingga pendapatannya pun tidak bisa ditentukan setiap minggunya. Dengan adanya hubungan baik antara agen dan pemilik homestay tidak menutup kemungkinan bahwa homestay yang mereka miliki secara tidak langsung 33 akan juga dipromosikan oleh pemilik agen wisata, terutama bagi homestay dengan karegori usaha lama tidak saja hanya dengan mengandalkan kunjungan wisatawan secara perorangan melainkan harus juga melakukan beragam inovasi, karena lama usaha tidak berpengaruh pada tingkat pendapatan pada masing-masing kategori dalam lama usaha bisa saja mendapatkan pelanggan terlebih dahulu tergantung dengan bagaimana cara mereka melakukan promosi. Karakteristik HomestayMenurut Kelengkapan dengan Tingkat Pendapatan Berdasarkan pada hasil perhitungan tabulasi silang yang ditunjukkan dalam Tabel 11, karakteristik homestay menurut kelengkapan dengan kategori sangat lengkap seluruhnya memiliki tingkat pendapatan yang rendah yaitu sebesar 100 persen. Pada homestay dengan kelengkapan kategori lengkap sebanyak 72,7 persen memiliki tingkat pendapatan yang rendah. Sebanyak 83,3 persen pada kategori kelengkapan yang kurang lengkap pun berada pada tingkat pendapatan yang rendah. Pada tingkat pendapatan tinggi tidak terdapat homestay dengan kategori sangat lengkap. Saat ini sudah banyak warung-warung yang menyediakan berbagai macam kebutuhan harian bagi para wisatawan sehingga kelengkapan yang tergolong sangat lengkap pun tidak begitu menjadi pilihan bagi para wisatawan, terutama jika harga homestay dengan kelengkapan yang sangat lengkap ini berada diatas harga rata-rata, maka wisatawan menengah kebawah tentu akan beralih pada homestay lain dengan harga yang lebih murah walau dengan fasilitas yang standar. Tabel 11. Hubungan Karakteristik Homestay Menurut Kelengkapan dengan Tingkat Pendapatan Karakteristik Homestay Sangat Lengkap Kelengkapan Lengkap Kurang Lengkap Jumlah Tingkat Pendapatan Tinggi Sedang Rendah 0 0 17 (0,0) (0,0) (100,0) 7 2 24 (21,2) (6,1) (72,7) 1 0 5 (16,7) (0,0) (83,3) 8 2 46 (14,3) (3,6) (82,1) Jumlah 17 (100,0) 33 (100,0) 6 (100,0) 56 (100,0) Selain itu, esensi dari adanya wisata bahari adalah kegiatan yang dilakukan berupa kegiatan outdoor sehingga para wisatawan terkadang sering mengesampingkan kelengkapan yang diberikan oleh homestay yang akan mereka sewa. Berdasarkan hasil perhitungan diatas, menunjukkan bahwa kelengkapan tidak berhubungan dengan tingkat pendapatan. Salah satunya adalah karena ketika musim liburan tiba, maka jumlah pengunjung Pulau Pramuka akan meningkat cukup signifikan dan wisatawan biasanya tidak memikirkan kelengkapan macam apa yang akan mereka terima, melainkan hanya untuk memenuhi kebutuhan akan 34 tempat tinggal sehingga kelengkapan tidak menjadi ukuran mutlak bagi wisatawan dalam memenuhi kebutuhannya. Karakteristik Homestay Menurut Jarak Lokasi dengan Tingkat Pendapatan Berdasarkan pada hasil perhitungan tabulasi silang yang ditunjukkan dalam Tabel 12, karakteristik homestay menurut jarak lokasi dengan kategori dekat mayoritas memiliki tingkat pendapatan yang rendah yaitu sebesar 85,7 persen. Pada homestay dengan jarak lokasi kategori sedang sebanyak 100 persen atau seluruhnya pada kategori ini memiliki tingkat pendapatan yang rendah. Sebanyak 68,4 persen pada kategori jarak lokasi yang jauh pun berada pada tingkat pendapatan yang rendah. Tabel 12. Hubungan Karakteristik Homestay Menurut Jarak Lokasi dengan Tingkat Pendapatan Karakteristik Homestay Dekat Jarak Lokasi Sedang Jauh Jumlah Tingkat Pendapatan Tinggi Sedang Rendah 2 2 24 (7,1) (7,1) (85,7) 0 0 9 (0,0) (0,0) (100,0) 6 0 13 (31,6) (0,0) (68,4) 8 2 46 (14,3) (3,6) (82,1) Jumlah 28 (100,0) 9 (100,0) 19 (100,0) 56 (100,0) Ketidakadaan hubungan antara jarak lokasi dengan tingkat pendapatan ini membuat jarak lokasi tidaklah menjadi kebutuhan penting bagi wisatawan dalam mengakses keberadaan homestay serta objek dan daya tarik alamnya. Selain itu juga keberadaan homestay dengan jarak dekat ini tergabung dengan adanya rumah-rumah penduduk sehingga untuk homestay dengan jarak jauh view atau pemandangan yang didapat akan jauh lebih bagus karena tidak terganggu dengan aktivitas penduduk sehingga suasana yang lebih tenang dapat dirasakan oleh wisatawan. 35 GAMBARAN STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DENGAN TINGKAT PENDAPATAN Hubungan Strategi Komunikasi Pemasaran dengan Tingkat Pendapatan Strategi komunikasi pemasaran adalah upaya yang dilakukan oleh masingmasing pemilik homestay dalam rangka mempertukarkan informasi mengenai jasa yang ditawarkan kepada khalayak (promosi). Kotler yang diacu dalam Panuju (2000) mendefinisikan bahwa pemasaran adalah proses sosial dengan nama individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan dan mempertukarkan produk dan nilai dengan individu dan kelompok lainnya. Terdapat tiga variabel yang diukur dalam melihat strategi komunikasi yang digunakan oleh pemilik homestay, yaitu (X2.1) Bauran komunikasi pemasaran, (X2.2) Penawaran informasi dan (X2.3). Berdasarkan strategi komunikasi pemasaran homestay dengan tingkat pendapatan, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: Ho : Tidak terdapat hubungan positif antara strategi komunikasi pemasaran homestay dengan tingkat pendapatan. Hı : Terdapat hubungan positif antara strategi komunikasi pemasaran homestay dengan tingkat pendapatan. Tabel 13. Hasil Uji Korelasi Hubungan Strategi Komunikasi Pemasaran dengan Tingkat Pendapatan Korelasi Rank Spearman Strategi Komunikasi (X2) Bauran Komunikasi Pemasaran (X2.1) Penawaran Informasi (X2.2) Biaya Komunikasi (X2.3) Tingkat Pendapatan (Y1) Koefisien Korelasi Sig. (2-Tailed) N 0,531** 0,000 56 0,301* 0,024 56 0,649** 0,069 56 Keterangan: *Signifikan pada α (0,05) **Signifikan pada α (0,01) Hasil uji korelasi Rank Spearman yang terdapat pada Tabel 13, menunjukkan bauran komunikasi pemasaran (X2.1) terhadap tingkat pendapatan (Y1) memiliki nilai korelasi sebesar 0,531 pada α (0,05), hal ini menunjukan bahwa bauran komunikasi pemasaran memiliki hubungan yang signifikan terhadap tingkat pendapatan. Pada variabel penawaran informasi (X2.2) memiliki nilai korelasi sebesar 0,301 pada α (0,01), hasil uji ini menunjukan hubungan yang ssignifikan antara penawaran komunikasi dengan tingkat pendapatan. Variabel biaya komunikasi (X2.3) memiliki nilai korelasi sebesar 0,649 pada α (0,05), yang juga menunjukan hubungan yang signifikan terhadap tingkat pendapatan. Ketiga variabel strategi komunikasi pemasaran diatas menunjukan bahwa tingkat pendapatan homestaydi Pulau Pramuka Kepulauan Seribu, sangat 36 dipengaruhi oleh kegiatan strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh masing-masing pelaku usaha homestay. Strategi Komunikasi Pemasaran Menurut Bauran Komunikasi Pemasaran dengan Tingkat Pendapatan Berdasarkan hasil perhitungan dan data yang ditunjukkan dalam Tabel 14, strategi komunikasi pemasaran menurut bauran komunikasi pemasaran dengan kategori tinggi seluruhnya atau sebanyak 100 persen memiliki tingkat pendapatan yang tinggi. Pada bauran komunikasi pemasaran kategori sedaang sebanyak 86,8 persen homestay berada pada tingkat pendapatan rendah, sebanyak 9,4 persen pada tingkat pendapatan tinggi dan 3,8 persen berada pada tingkat pendapatan sedang. Pelaku usaha homestay di Pulau Pramuka tidak ada yang berada pada kategori bauran komunikasi pemasaran yang rendah. Hal ini menunjukan pelaku usaha homestay di Pulau Pramuka telah mengenal beragam media bauran komunikasi pemasaran. Tabel 14. Hubungan Strategi Komunikasi Pemasaran Menurut Bauran Komunikasi Pemasaran dengan Tingkat Pendapatan Strategi Komunikasi Pemasaran Tinggi Bauran Komunikasi Pemasaran Sedang Rendah Jumlah Tingkat Pendapatan Tinggi Sedang Rendah 3 0 0 (100,0) (0,0) (0,0) 5 2 46 (9,4) (3,8) (86,8) 0 0 0 (0,0) (0,0) (0,0) 8 2 46 (14,3) (3,6) (82,1) Jumlah 3 (100,0) 53 (100,0) 0 (100,0) 56 (100,0) Media ataupun bentuk kegiatan yang dilakukan oleh para pemilik homestay dengan masing-masing kategori yang berupa, Personal Communication yang terdiri dari Personal Selling dan Word of Mouth. Sedangkan pada saat ini, ada media atau kegiatan promosi lainnya yang tidak kalah penting yaitu Advertising yang didalamnya mencangkup penggunaan alat eketronik berupa telepon genggam, brosur, email, jejaring sosial dan internet. Serta tidak jarang pemilik homestay melakukan pemberian potongan harga atau diskon pada pelanggan dan juga melakukan event Promosi. Selanjutnya dalam bauran komunikasi pemasaran berupa Publicity, Special Event biasanya merupakan kegiatan yang dilakukan oleh perseorangan dari pemilik homestay untuk presentasi di beberapa perusahaan terkait dengan beragam produk pariwisata yang ditawarkan kepada perusahaan. Dalam bauran komunikasi pemasaran dengan kategori rendah, sama sekali tidak mendapatkan peroleh angka yang berarti. Hal ini menunjukkan bahwa para pemilik homestay dalam upaya untuk mempromosikan homestaynya sudah satu 37 langkah lebih maju karena mampu mengkombinasikan 2-3 macam bauran komunikasi pemasaran yang rata-rata terdiri dari personal Communication, Advertising dan Sales Promotion. Tidak mudah tentunya dalam mengambil keputusan untuk menggunakan beragam bauran komunikasi pemasaran ini, namun dengan seiring berkembangnya teknologi akan komunikasi maka menuntut mereka menjadi terdedah dan belajar untuk membiasakan diri dengan tren yang berkembang saat ini. Dan tidak sia-sia bahwa ada dari beberapa pemilik homestay mendapatkan buah yang manis dari ketekunannya menggunakan keberagaman bauran komunikasi pemasaran. Strategi Komunikasi Pemasaran Menurut Penawaran Informasi dengan Tingkat Pendapatan Berdasarkan pada perhitungan dan data yang ditunjukkan dalam Tabel 15, strategi komunikasi pemasaran menurut penawaran informasi dengan kategori lengkap sebanyak 66,7 persen memiliki tingkat pendapatan yang rendah dan 33,3 persen memiliki tingkat pendapatan yang tinggi. Pada homestay kategori penawaran informasi yang sedang sebanyak 60 persen memiliki tingkat pendapatan yang rendah dan masing-masing sebanyak 20 persen berada pada kategori tingkat pendapatan tinggi dan sedang. Sebanyak 90 persen dari homestay dengan kategori penawaran infomrasi yang rendah memiliki tingkat pendapatan yang rendah dan 10 persen memiliki tingkat pendapatan yang tinggi. Tabel 15. Hubungan Starategi Komunikasi Pemasaran Menurut Penawaran Informasi dengan Tingkat Pendapatan Strategi Komunikasi Pemasaran Lengkap Penawaran Informasi Sedang Rendah Jumlah Tingkat Pendapatan Tinggi Sedang Rendah 2 0 4 (33,3) (0,0) (66,7) 2 2 6 (20,0) (20,0) (60,0) 4 0 36 (10,0) (0,0) (90,0) 8 2 46 (14,3) (3,6) (82,1) Jumlah 6 (100,0) 10 (100,0) 40 (100,0) 56 (100,0) Hal ini disebabkan oleh adanya persaingan yang cukup ketat dengan fasilitas yang hampir sama disetiap homestay sedangkan informasi yang diberikan pun cukup minim dan hampir sama pula sehingga jarang dari wisatawan yang bernegosiasi mengenai fasilitas maupun isi dari pesan yang disampaikan, ketika mereka sudah ada di Pulau maka mereka hanya mencari yang mereka butuhkan, sesuai dengan informasi yang mereka dapat dari internet maupun saran dari teman ataupun adanya informasi yang diberikan oleh penduduk di sekitar Pulau. Bagi para penjaga homestay yang tidak berada ditempatnya ketika dihubungi atau ketika homestaynya sedang dikunjungi maka wisatawan akan 38 dengan segera mencari yang lain. Tingkat pendapatan menjadi minim karena kurang jelinya para pemilik homestay untuk mengatasi penawaran-penawarn informasi yang bersifat jangka panjang, dengan membuat penawaran informasi yang lebih menarik dan lebih lengkap. Strategi Komunikasi Pemasaran Menurut Biaya Komunikasi dengan Tingkat Pendapatan Berdasarkan hasil perhitungan dan data yang ditunjukkan dalam Tabel 16, strategi komunikasi pemasaran dengan biaya komunikasi kategori tinggi seluruh pelaku usaha pada kategori ini memiliki tingkat pendapatan yang tinggi. Pada kategori biaya komunikasi yang sedang sebanyak 60 persen memiliki tingkat pendapatan yang tinggi dan 40 persen memiliki tingkat pendapatan yang rendah. Pada homestay dengan kategori biaya komunikasi yang rendah sebanyak 91,6 persen memiliki tingkat pendapatan yang rendah dan masing-masing 4,2 persen berada pada kategori tingkat pendapatan yang tinggi dan sedang. Tabel 16. Hubungan Strategi Komunikasi Pemasaran Menurut Biaya Komuniasi dengan Tingkat Pendapatan Strategi Komunikasi Pemasaran Tinggi Biaya Komunikasi Sedang Rendah Jumlah Tingkat Pendapatan Tinggi Sedang Rendah 3 0 0 (100,0) (0,0) (0,0) 3 0 2 (60,0) (0,0) (40,0) 2 2 44 (4,2) (4,2) (91,6) 8 2 46 (14,3) (3,6) (82,1) Jumlah 3 (100,0) 5 (100,0) 48 (100,0) 56 (100,0) Salah satu bauran komunikasi pemasaran terdapat Advertising yang dalam kegiatan pelaksanaannya diantaranya bisa menggunakan layanan internet, jejaring sosial, dan email. Pada saat ini layanan penggunaan internet dapat diakses dengan harga yang sangat terjangkau, jika menggunakan layanan internet di ―warung internet atau warnet‖ maka biaya yang dikenakan hanya Rp5.000,- per jam, biaya ini tentunya sangat murah dan dalam mengakses layanan internet dalam aplikasi yang terdapat dalam komputer pun sudah banyak aplikasi yang gratis, sehingga para pemilik homestay dapat melakukan promosi tanpa dibebani biaya yang berarti. Layanan internet yang paling sering digunakan oleh para pemilik homestay adalah jejaring sosial Facebook. Selain aplikasi yang gratis, jejaring pertemanan ini pun menjadi media yang cukup ampuh untuk menarik minat wisatawan terutama dari kalangan remaja. Banyak dari pemilik homestay yang hanya menunggu bola yang artinya tidak mau untuk berperan aktif dalam menggapai pengunjung yang datang dengan beragam kegiatan promosi yang dilakukan, banyak dari mereka yang hanya 39 mengandal penggunaan media yang telah dilakukannya dan mengunggu wisatawan yang datang untuk menyewa sehingga biaya yang dikeluarkannya pun tergolong rendah dan karena itu pendapatannya pun menjadi rendah karena penyebaran informasinya kurang menyuluruh. 40 41 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Hasil penelitian yang ada ditarik beberapa simpulan sebagai berikut: 1. Ketiga variabel yang terdapat dalam karakteristik homestay yang terdiri dari lama usaha, kelengkapan dan jarak lokasi tidak memiliki hubungan dengan tingkat pendapatan. 2. Strategi komunikasi pemasaran yang terdiri dari pemilihan bauran komunikasi pemasaran, penawaran informasi dan biaya komunikasi memiliki hubungan dengan tingkat pendapatan. Masing-masing variabel menunjukan bahwa hipotesis dapat diterima, artinya semakin tinggi strategi komunikasi pemasaran yang digunakan maka tingkat pendapatannya pun akan semakin tinggi. Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik beberapa hal yang dapat dijadikan masukan atau saran diantaranya sebagai berikut: 1. Memperbanyak ragam media penyampaian komunikasi pemasaran. Berdasarkan hasil penelitian, ragam media dalam bauran komunikasi pemasaran masing-masing homestay masih tergolong sama yang terdiri dari dua jenis yaitu komunikasi personal dan periklanan. 2. Penggunaan teknologi komunikasi seperti internet dapat lebih dimanfaatkan bagi para pemilik homestay guna mendapatkan sasaran pengunjung yang lebih luas, terutama bagi anak muda dan wisatawan asing yang cenderung lebih melek akan teknologi. Pemanfaatan seperti media jejaring sosial facebook, twitter serta blog diharapkan dapat membantu pemilik homestay untuk lebih meminimalisir biaya komunikasi yang dikeluarkan setiap bulannya. 3. Pemaparan mengenai kelengkapan homestay terutama pada paket wisata yang ditawarkan akan lebih membantu wisatawan yang datang untuk lebih terorganisir dalam melakukan kegiatan pariwisata dan juga dengan adanya penambahan informasi mengenai paket wisata bagi wisatawan yang tertarik tentunya akan menambah jumlah pendapatan bagi pemilik homestay. 42 43 DAFTAR PUSTAKA Arif dan Wibowo.2002. Pengantar Akutansi I Iktisar, Teori dan Soal-soal. Jakarta: Grafindo. Benardie, Hakim. 2002. Wawasan Maritim Indonesia: Buku Bacaan Bagi Siswa Sekolah Dasar. Jakarta: Proyek Pengkajian Kebijakan Kelautan Sekretariat Jenderal Departemen Kelautan dan Perikanan. Cangara, Hafied. 2000. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Grafindo Persada. Effendi, Uchjana, Onong.1986. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset. IPB.2012. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Edisi ke 3. Bogor (ID): IPB Press. Kuswandi.2005. Meningkatkan Laba Melalui Pendekatan Akutansi Keuangan dan Akutansi Biaya. Jakarta: PT Eka Media Komposindo. [Kecamatan Kepulauan Seribu Utara]. 2010. Laporan Rekapitulasi Bulanan Penyelenggaraan Pemerintahan Dari Tiap Kelurahan di Kecamatan Kepulauan Seribu Utara. Kepulauan Seribu (ID): Kecamatan Kepulauan Seribu. Machfoedz, Mahmud. 2010. Komunikasi Pemasaran Modern. Yogyakarta: Cakra Ilmu. Nirwana. 2012. Pemasaran Jasa. Malang: Alta Pustaka. Panuju, Redi. 1995. Komunikasi Bisnis: Bisnis sebagai proses komunikasi, komunikasi sebagai kegiatan bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Pendit, S. Nyoman. 1994 (Edisi revisi). Ilmu Pariwisata: Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: Pradnya Paramita. Surbakti M, Imelda L.M, Tomo. 2003. Mengenal Lingkungan Laut: buku Bacaan Bagi Siswa SLTP. Jakarta: Proyek Pengkajian Kebijakan Kelautan Sekretariat Jenderal Departemen Perikanan dan Kelautan. Singarimbun M, Effendi S. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta (ID): LP3ES. Soekadijo, R. G. 2000. Anatomi Pariwisata (Memahami sebagai ―systemic linkage”). Jakarta: PT Gramedia. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta. Tjiptono, Fandy. 2008. Straregi Pemasaran. Yogyakarta: Andi Offset. [TNLKPS] Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu, 2001. Review Rancangan Pengelolaan Taman Nasional Kepulauan Seribu Tahun 1999-2019. Jakarta (ID): TNLKPS. Yoeti, O. A. 1996 (Revisi). Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa. 44 45 Lampiran 1.Data Pendukung 1a. Peta Pulau Pramuka 46 1b. Kuesioner KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KOMUNIKASI PEMASARAN TERHADAP KUALITAS DAYA SAING PELAKU USAHA DI PULAU PRAMUKA (Studi pada Pelaku Usaha Mitra Binaan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu) Oleh: FauziahRossy Program Studi Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor Nomor Responden Enumerator Hari, tanggal : : : I. Identitas Responden 1. Nama 2. Jenis Kelamin 3. Usia 4. Pendidikan terakhir 5. Posisi dalam Usaha 6. Nama Usaha : ……………………… : ……………………… : ……………………… : ……………………… : ……………………… : ……………………… II. Karakteristik Usaha Homestay Berilah tanda ceklis (√) untuk jawaban yang menurut Anda tepat! 1. Jenis homestay seperti apa yang anda miliki? a. Rumah dengan 4 kamar b. Rumah dengan 3 kamar c. Rumah dengan 2 kamar d. Rumah dengan 1 kamar e. Hanya kamar 2. Berapa banyak Homestay yang Anda miliki? a. ≥ 5 (sebutkan berapa…. . ) b. 4 c. 3 d. 2 e. 1 3. Berapa banyak jumlah Kamar yang Anda miliki? a. ≥ 5 d. 2 e. 1 b. 4 c. 3 47 4. Dalam satu minggu berapa kali homestay andabiasa digunakan? a. 7 hari dalam 1 minggu d. 2 hari dalam 1 minggu b. 5 hari dalam 1 minggu e. 1 hari dalam 1 minggu c. 3 hari dalam 1 minggu 5. Apa saja fasilitas yang ada di Homestay Anda? a. Kamar mandi, Bed, Dispenser, TV, AC, Dapur, Kompor b. Kamar mandi, Bed, Dispenser, TV, AC, Dapur c. Kamar mandi, Bed, Dispenser, TV, AC d. Kamar mandi, Bed, Dispenser, TV e. Kamar mandi, Bed, Dispenser 6. Berapa harga sewa homestay Anda (per malam)? a. ≥ Rp. 500.000 d. Rp. 200.000 – 300.000 b. Rp. 400.000 – 500.000 e. ≤ Rp. 200.000 c. Rp. 300.000 – 400.000 7. Dimana letak lokasi usaha Homestay Anda dari Dermaga? d. 300 – 400 m a. ≤ 100 m e. ≥ 500 m b. 100 – 200 m c. 200 – 300 m 8. Berapa jumlah pekerja yang Anda miliki? a. 9 – 10 b. 7 – 8 c. 5 – 6 d. 3 – 4 e. 1 – 2 9. Berasal dari manakah mayoritas pekerja yang Anda miliki? a. Keluarga d. Orang yang tidak dikenal b. Tetangga e. Tidak ada c. Kerabat dekat 10. Bagaimana karakteristik pendidikan mayoritas pekerja yang Anda miliki? a. Tamat perguruan tinggi d. Tamat SD b. Tamat SMA e. Tidak bersekolah c. Tamat SMP III. Komunikasi Pemasaran 1. Apakah Anda melaksanakan upaya pemasaran untuk mengembangkan usaha? a. Ya b. Tidak 48 2. Jenis Komunikasi Pemasaran Apa sajakah yang Anda laksanakan? ………………………… ……………………… ………………………… ……………………… ………………………… 3. Apakah Anda melaksanakan kegiatan komunikasi secara rutin? a. Ya b. Tidak 4. Seberapa sering Anda melakukan kegiatan komunikasi pemasaran dalam 1 bulan terakhir? d. 1 kali a. 4 kali b. 3 kali e. Tidak pernah c. 2 kali 5. Berapa biaya yang Anda keluarkan untuk melaksanakan kegiatan komunikasi pemasaran dalam 1 bulan terakhir? …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… ……………………………………………………… 6. Informasi apa saja yang Anda tawarkan dalam kegiatan komunikasi pemasaran usaha? …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… ……………………………………………………… IV. Daya Saing 1. Sejak kapan usaha Anda berdiri? a. 9-10 tahun b. 7-8 tahun c. 5-6 tahun d. 3-4 tahun e. 1-2 tahun 2. Bagaimana latar belakang pendirian usaha Anda? …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………… 49 3. Berapa biaya investasi (modal) yang Anda keluarkan ketika membangun usaha? …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………. . . . 4. Dari mana Anda memperoleh modal? …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………… 5. Berapa pendapatan Anda dalam 1 bulan? …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………… 6. Berapa keuntungan yang Anda peroleh dalam 1 bulan? …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………… 7. Berasal dari wilayah manakah konsumen Anda? a. Hingga skala Internasional d. Hingga skala lokal b. Hingga skala Nasional e. Lokal atau sekitar tempat c. Hingga mencakup beberapa usaha kota sekitar 8. Berasal dari kalangan manakah konsumen Anda? a. Mencakup semua kalangan c. Hanya kalangan bawah b. Mencakup kalangan d. Hanya kalangan menengah menengah atas dan e. Hanya kalangan atas menengah bawah 9. Berasal dari kategori usia manakah konsumen Anda? a. Semua Usia c. Dewasa muda b. Dewasa tua d. Remaja e. Anak-anak 10. Apakah usaha Anda memiliki konsumen tetap atau langganan? a. Ya b. Tidak 50 Jika ya, sebutkan siapa saja konsumen Anda. …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… ……………………………………………………… . . oo00 TerimaKasih 00oo.. 52 1c. Data Responden No 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 NamaPemilik 2 Bun Jul TW Moh Abd Syl Jkc Rah Ram Msy TW AH Mah AR Fah Bah AH Nai Ism HW Syl Ham Data homestay di PulauPemukiman di Wilayah KelurahanPulauPanggang KecamatanKepulauanSeribu Utara KabupatenAdministrasiKepulauanSeribu Tahun 2010 Alamat Homestay JenisBangunan Harga/kamar 3 4 5 P.Pramuka Rt.01/04 Permanen 300.000 P.Pramuka Rt.01/04 Permanen 350.000 P.Pramuka Rt.01/04 Permanen 350.000 P.Pramuka Rt.01/04 Permanen 300.000 P.Pramuka Rt.01/04 Permanen 350.000 P.Pramuka Rt.01/04 Permanen 350.000 P.Pramuka Rt.01/04 Permanen 400.000 P.Pramuka Rt.01/04 Semi Permanen 500.000 P.Pramuka Rt.01/04 Permanen 300.000 P.Pramuka Rt.01/04 Permanen 300.000 P.Pramuka Rt.01/04 Permanen 300.000 P.Pramuka Rt.01/04 Permanen 400.000 P.Pramuka Rt.01/04 Permanen 300.000 P.Pramuka Rt.01/04 Permanen 300.000 P.Pramuka Rt.01/04 Permanen 350.000 P.Pramuka Rt.02/04 Permanen 350.000 P.Pramuka Rt.02/04 Permanen 300.000 P.Pramuka Rt.02/04 Permanen 300.000 P.Pramuka Rt.02/04 Permanen 350.000 P.Pramuka Rt.03/04 Permanen 350.000 P.Pramuka Rt.03/04 Permanen 350.000 P.Pramuka Rt.03/04 Permanen 300.000 Keterangan 6 1 bangunan 1 pintu 1 bangunan 2 pintu 1 bangunan 2 pintu 1 bangunan 4 pintu 1 bangunan 1 pintu 1 bangunan 2 pintu 5 bangunan 10 pintu 1 bangunan 1 pintu 1 bangunan 1 pintu 1 bangunan 3 pintu 1 bangunan 2 pintu 1 bangunan 1 pintu 1 bangunan 2 pintu 1 bangunan 3 pintu 1 bangunan 4 pintu 1 bangunan 1 pintu 1 bangunan 2 pintu 1 bangunan 3 pintu 1 bangunan 1 pintu 2 bangunan 20 pintu 1 bangunan 2 pintu 1 bangunan 2 pintu 51 53 52 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 Abd Tar Suh Klm AA SR Ibr Eks Fai Muj Htt MP AS AA Sng MS Hdh Msi Reb Sya Bun Stb Sar ES Ham Abd Abd Sae Jak P.Pramuka Rt.03/04 P.Pramuka Rt.03/04 P.Pramuka Rt.03/04 P.Pramuka Rt.01/05 P.Pramuka Rt.01/05 P.Pramuka Rt.01/05 P.Pramuka Rt.01/05 P.Pramuka Rt.01/05 P.Pramuka Rt.01/05 P.Pramuka Rt.02/04 P.Pramuka Rt.02/04 P.Pramuka Rt.02/04 P.Pramuka Rt.02/04 P.Pramuka Rt.03/04 P.Pramuka Rt.03/04 P.Pramuka Rt.03/04 P.Pramuka Rt.03/04 P.Pramuka Rt.03/04 P.Pramuka Rt.03/04 P.Pramuka Rt.03/04 P. Pramuka Rt.04/05 P. Pramuka Rt.04/05 P. Pramuka Rt.04/05 P. Pramuka Rt.04/05 P. Pramuka Rt.04/05 P. Pramuka Rt.04/05 P. Pramuka Rt.04/05 P. Pramuka Rt.04/05 P. Pramuka Rt.04/05 Permanen Permanen Permanen Permanen Sementara Permanen Permanen Permanen Permanen Permanen Permanen Permanen Permanen Permanen Permanen Permanen Permanen Permanen Permanen Permanen Permanen Permanen Permanen Permanen Permanen Permanen Permanen Permanen Permanen 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 350.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 1 bangunan 1 pintu 1 bangunan 2 pintu 1 bangunan 4 pintu 1 bangunan 2 pintu 1 bangunan 1 pintu 1 bangunan 2 pintu 1 bangunan 1 pintu 1 bangunan 1 pintu 2bangunan 2 pintu 1 bangunan 1pintu 1 bangunan 2pintu 1 bangunan 2pintu 1 bangunan 3pintu 1 bangunan 7pintu 1 bangunan 10pintu 1 bangunan 1pintu 1 bangunan 1 pintu 1 bangunan 2 pintu 1bangunan 1 pintu 1 bangunan 2 pintu 1 bangunan 2 pintu 1 bangunan 1 pintu 2 bangunan 2 pintu 1 bangunan 3 pintu 1 bangunan 2 pintu 1 bangunan 1 pintu 1 bangunan 3 pintu 1 bangunan 2 pintu 54 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 DM MS AG Shi Sug Ukm Mar Sai BS Bun Htt AM Bun Shn Htt P. Pramuka Rt.04/05 P. Pramuka Rt.04/05 P. Pramuka Rt.04/05 P. Pramuka Rt.04/05 P. Pramuka Rt.04/05 P. Pramuka Rt.04/05 P. Pramuka Rt.04/05 P. Pramuka Rt.04/05 P. Pramuka Rt.04/05 P. Pramuka Rt.04/05 P. Pramuka Rt.04/05 P. Pramuka Rt.04/05 P. Pramuka Rt.04/05 P. Pramuka Rt.04/05 P. Pramuka Rt.04/05 Sementara/rusak Permanen Permanen Permanen Permanen Permanen Permanen Permanen Permanen Permanen Permanen Permanen Permanen Permanen Permanen 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 300.000 350.000 300.000 300.000 300.000 350.000 1 bangunan 1 pintu 1 bangunan 1 pintu 1 bangunan 1 pintu 1 bangunan 1pintu 1 bangunan 1pintu 1 bangunan 3 pintu 1 bangunan 1 pintu 1 bangunan 1 pintu 3 bangunan 5 pintu 1 bangunan 2 pintu 1 bangunan 2 pintu 1 bangunan 2 pintu 1 bangunan 4 pintu 1 bangunan 2 pintu 1 bangunan 2 pintu 53 54 1d. Data Responden Olah Nama Responden Frequency Valid Percent Valid Percent Cumulative Percent AS 1 1. 8 1. 8 1. 8 Alx 2 3. 6 3. 6 5. 4 Ans 1 1. 8 1. 8 7. 1 Atn 3 5. 4 5. 4 12. 5 Arf 1 1. 8 1. 8 14. 3 Ait 2 3. 6 3. 6 17. 9 Bdr 1 1. 8 1. 8 19. 6 Eok 2 3. 6 3. 6 23. 2 Eon 1 1. 8 1. 8 25. 0 HR 1 1. 8 1. 8 26. 8 Hmd 2 3. 6 3. 6 30. 4 Htt 4 7. 1 7. 1 37. 5 Hsn 1 1. 8 1. 8 39. 3 Hlh 1 1. 8 1. 8 41. 1 Azs 1 1. 8 1. 8 42. 9 Msi 1 1. 8 1. 8 44. 6 Win 1 1. 8 1. 8 46. 4 Ykm 1 1. 8 1. 8 48. 2 Jka 1 1. 8 1. 8 50. 0 Klm 1 1. 8 1. 8 51. 8 Mck 1 1. 8 1. 8 53. 6 Mla 2 3. 6 3. 6 57. 1 Mtf 2 3. 6 3. 6 60. 7 Ddi 1 1. 8 1. 8 62. 5 Smn 1 1. 8 1. 8 64. 3 Ymi 1 1. 8 1. 8 66. 1 Pyo 1 1. 8 1. 8 67. 9 Rht 1 1. 8 1. 8 69. 6 Rta 1 1. 8 1. 8 71. 4 Sfn 1 1. 8 1. 8 73. 2 Sfl 3 5. 4 5. 4 78. 6 Stb 2 3. 6 3. 6 82. 1 Sgr 2 3. 6 3. 6 85. 7 Shr 2 3. 6 3. 6 89. 3 Skh 2 3. 6 3. 6 92. 9 Utg 1 1. 8 1. 8 94. 6 Ydi 2 3. 6 3. 6 98. 2 100. 0 Ysf 1 1. 8 1. 8 Total 56 100. 0 100. 0 55 Lampiran 2. Dokumentasi Sarana Pendukung Kegiatan Pariwisata 2a. Dokumentasi Sarana Transportasi Gambar Lampiran 1. Alat transportasi kapal kayu besar Gambar Lampiran 2. Dermaga Pulau Pramuka 56 2b. Dokumentasi Sarana Perusahaan Pangan Gambar Lampiran 3. Restaurant Terapung Gambar Lampiran 4. Sarana Perusahaan Pangan 57 2c. Dokumentasi media yang digunakan oleh homestay. Gambar Lampiran 5. Media Komunikasi Homestay 58 Gambar Lampiran 6. Kelangkapan Informasi Homestay 59 Gambar Lampiran 7. Kelengkapan Homestay 60 2d. Dokumentasi Sarana Perusahaan Jasa Gambar Lampiran 10. Blog Gambar Lampiran 11. Facebook 61 Gambar Lampiran 12. Website 62 Gambar Lampiran 13. Selebaran 63 Lampiran 3.Hasil olahan data statistik 3a. Hasil tabulasi frekuensi Informasi mengenai lama usaha homestay Frequency Valid Percent Valid Percent Cumulative Percent Lama 15 26. 8 26. 8 26. 8 Sedang 14 25. 0 25. 0 51. 8 Baru 27 48. 2 48. 2 100. 0 Total 56 100. 0 100. 0 Infoemasi mengenai kelengkapan homestay Frequency Valid Percent Valid Percent Cumulative Percent Sangat lengkap 17 30. 4 30. 4 30. 4 Lengkap 33 58. 9 58. 9 89. 3 6 10. 7 10. 7 100. 0 56 100. 0 100. 0 Kurang Lengkap Total Infoemasi mengenai jarak lokasi homestay Frequency Valid Jauh Percent Valid Percent Cumulative Percent 28 50. 0 50. 0 50. 0 Sedang 9 16. 1 16. 1 66. 1 Dekat 19 33. 9 33. 9 100. 0 Total 56 100. 0 100. 0 Informasi mengenai Pemilihan Media Frequency Valid Percent Valid Percent Cumulative Percent Tinggi 3 5. 4 5. 4 5. 4 Sedang 53 94. 6 94. 6 100. 0 Total 56 100. 0 100. 0 64 Informasi mengenai kelengkapan informasi Frequency Valid Percent Cumulative Percent Valid Percent Lengkap 6 10. 7 10. 7 10. 7 Sedang 10 17. 9 17. 9 28. 6 Rendah 40 71. 4 71. 4 100. 0 Total 56 100. 0 100. 0 Informasi mengenai biaya komunikasi Frequency Valid Percent Cumulative Percent Valid Percent Tinggi 3 5. 4 5. 4 5. 4 Sedang 5 8. 9 8. 9 14. 3 Rendah 48 85. 7 85. 7 100. 0 Total 56 100. 0 100. 0 3b. Hasil tabulasi silang Lama Usaha * Tingkat Pendapatan Crosstabulation Count Tingkat Pendapatan Tinggi Lama Usaha Total Sedang Rendah Total Lama 3 0 12 15 Sedang 2 1 11 14 Baru 3 8 1 2 23 46 27 56 65 Kelengkapan fasilitas * Tingkat Pendapatan Crosstabulation Count Tingkat Pendapatan Tinggi Fasilitas Sedang Rendah Total Sangat lengkap 0 0 17 17 Lengkap 7 2 24 33 Kurang Lengkap 1 8 0 2 5 46 6 56 Total Jarak lokasi * Tingkat Pendapatan Crosstabulation Count Tingkat Pendapatan Tinggi Lokasi Sedang Rendah Total Jauh 2 2 24 28 Sedang 0 0 9 9 Dekat 6 8 0 2 13 46 19 56 Total Pemilihan Media * Tingkat Pendapatan Crosstabulation Count Tingkat Pendapatan Tinggi Pemilihan Media Total Sedang Rendah Total Tinggi 3 0 0 3 Sedang 5 8 2 2 46 46 53 56 66 Kelengkapan informasi * Tingkat Pendapatan Crosstabulation Count Tingkat Pendapatan Tinggi Informasi Sedang Rendah Total Lengkap 2 0 4 6 Sedang 2 2 6 10 Rendah 4 8 0 2 36 46 40 56 Total Biaya Komunikasi * Tingkat Pendapatan Crosstabulation Count Tingkat Pendapatan Tinggi Biaya Komunikasi Sedang Rendah Total Tinggi 3 0 0 3 Sedang 3 0 2 5 Rendah 2 8 2 2 44 46 48 56 Total 3c. Hasil korelasi Rank Spearman Correlations Tingkat Lama Usaha Pendapatan Spearman's rho Lama Usaha Tingkat Pendapatan Correlation Coefficient 1. 000 . 074 Sig. (2-tailed) . . 588 N 56 56 Correlation Coefficient . 074 1. 000 Sig. (2-tailed) . 588 . N 56 56 67 Correlations Spearman's rho Fasilitas Fasilitas Tingkat Pendapatan Correlation Coefficient 1. 000 -. 247 Sig. (2-tailed) . . 066 N 56 56 -. 247 1. 000 Sig. (2-tailed) . 066 . N 56 56 Lokasi Tingkat Pendapatan Correlation Coefficient 1. 000 -. 195 Sig. (2-tailed) . . 149 N 56 56 -. 195 1. 000 Sig. (2-tailed) . 149 . N 56 56 Tingkat Pendapatan Correlation Coefficient Correlations Spearman's rho Lokasi Tingkat Pendapatan Correlation Coefficient 68 Correlations Spearman's rho Pemilihan Media Pemilihan Media Tingkat Pendapatan Correlation Coefficient 1. 000 . 531** Sig. (2-tailed) . . 000 N 56 Tingkat Pendapatan Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N **. Correlation is significant at the 0. 01 level (2-tailed). 56 ** . 531 1. 000 . 000 . 56 56 Correlations Tingkat Informasi Pendapatan Spearman's rho Informasi Correlation Coefficient 1. 000 . 301* Sig. (2-tailed) . . 024 N 56 56 . 301* 1. 000 . 024 . 56 56 Tingkat Pendapatan Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N *. Correlation is significant at the 0. 05 level (2-tailed). 69 Correlations Biaya Komunikasi Tingkat Pendapatan 1. 000 . 649** Sig. (2-tailed) . . 000 N 56 Spearman's rho Biaya Komunikasi Correlation Coefficient Tingkat Pendapatan 56 ** Correlation Coefficient . 649 1. 000 Sig. (2-tailed) . 000 . N 56 **. Correlation is significant at the 0. 01 level (2-tailed). 56 70 RIWAYAT HIDUP Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan Hari Gunara dan Uke Rosita.Penulis dilahirkan di Bogor, Jawa Barat pada tanggal 9 September 1989. Penulis lulus Sekolah Dasar Negeri Polisi V pada tahun 2001 dan lulus dari SLTP Negeri 14 Bogor pada tahun 2004. Penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA PLUS Bina Bangsa Sejahtera Bogor dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007, penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor pada Departmen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia. Selama menjadi mahasiswa, penulis mengikuti kursus Bahasa Inggrisdi Lembaga Kursus Bahasa LIA, berbagai pelatihan, seminar dan magang yang mendukung kegiatan akademik dan pengembangan softskill. Selain itu penulis juga aktif dalam mengikuti kegiatan non-akademik, seperti kepanitiaan Anggota Kepanitiaan INDEX 2009 sebagai anggota divisikonsumsi, Anggota Kepanitiaan COMNEX 2010 sebagai Koordinator Konsumsi, Anggota Kepanitian Seminar Lokakarya Lahan Gambut, Koordinator Konsumsi MPD 45, dan berbagai kepanitiaan lainnya.