BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Erosi Erosi tanah adalah suatu

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Erosi
Erosi tanah adalah suatu proses atau peristiwa hilangnya lapisan permukaan
tanah atas,baik disebabkan oleh pergerakan air maupun angin (Suripin, 2004).
Erosi tanah adalah proses hilangnya lapisan tanah yang jauh lebih cepat dari
proses kehilangan tanah pada peristiwa erosi geologi (geological erosion) (Frevert
1950 dalam Suripin 2004).
Erosi adalah suatu peristiwa hilang atau terkikisnya tanah atau bagian tanah
dari satu tempat ke tempat lain,baik disebabkan oleh pergerakan air, angin,dan
es(Effendi,2006).
Erosi adalah peristiwa berpindahnya atau terangkutnya tanah atau bagianbagian tanah dari suatu tempat ke tempat lain oleh media air atau angin. Pada
daerah iklim tropik basah seperti Indonesia, air merupakan media utama sebagai
penyebab terjadinya erosi, sedangkan angin tidak mempunyai pengaruh yang
berarti (Arsyad, 2010).
Erosi disebut pengikisan atau kelongsoran sesungguhnya yang merupakan
proses penghanyutan tanah oleh desakan- desakan atau kekuatan air dan angin
baik yang berlangsung secara alamiah ataupun sebagai akibat tindakan/perbuatan
manusia (Kartasapoetra, 2010).
Erosi
tanah
adalah
kemampuan
yang
kurang
dari
tanah
untuk
menginfiltrasikan air ke lapisan tanah yang lebih dalam, baik pada waktu terjadi
hujan ataupun dengan adanya air yang mengalir kepermukaan itu, laju aliran air
5
5
Kajian Jenis Tanah…, Rini Triani, FKIP, UMP, 2017
akan terjadi di permukaan tanah tersebut sambil mengangkut atau menghanyutkan
partikel- partikel tanahnya (Russel, 19973 dalam Kartaspoetra, 2010).
Penelitian erosi tanah dilakukan karena nilai tanah sangatlah penting bagi
kehidupan. Maka dari itu study tentang tanah dengan metode survey lapangan
atau penyelidikan sering dilakukan pada skala besar dalam penelitian disuatu
daerah (Xiao,1997dalamM.zhu dkk, 2011)
Erosi tanah diartikan sebagai proses hilangnya lapisan tanah yang lebih
cepat dari proses pemindahan / hilangnya bagian- bagian tanah karena erosi secara
alamiah (geologicaal erosion) (Frevert,1959 dalam Kartasapoetra, 2010).
Bentuk – bentuk Erosi
Menurut Asdak (2010), bentuk erosi dibagi menjadi beberapa, yaitu :
1. Erosi Percikan (Splash erosion)
Erosi Percikan adalah proses terkelupasnya partikel - prtikel tanah bagian
atas oleh tenaga kinetik air hujan bebas atau sebagai air lolos.
2. Erosi Kulit (Shet Erosion)
Erosi Kulit adalah erosi yang terjadi ketika lapisan tipis permukaan tanah di
daerah berlereng terkikis oleh kombinasi air hujan dan air larian (runoff).
3. Erosi Alur (rill erosion)
Erosi Alur adalah pengelupasan yang diikuti dengan pengangkutan
partikel- partikel tanah oleh aliran air larian yang terkonsentrasi di dalamsaluran –
saluran air.
6
Kajian Jenis Tanah…, Rini Triani, FKIP, UMP, 2017
4. Erosi Parit (gully erosion)
Erosi Parit adalah sama dengan erosi alur, sehingga pada mulanya erosi
parit ini dianggap sebagai kelanjutan dari erosi alur. Proses terjadinya erosi parit
dikarenakan awal mulanya pembentukan depresi pada lereng sebagai akibat
adanya bagian lahan atau tanaman penutupnya jarang akibat dari pembakaran
atau perumputan.
5. Erosi Tebing Sungai (streambank erosion)
Erosi Tebing Sungai adalah pengikisan tanah pada tebing – tebing sungai
sungai dan penggerusan dasar sungai oleh aliran air sungai.
6. Erosi Internal Sungai (Internal or subsurfacace erosion)
Erosi Internal adalah proses terangkutnya partikel – partikel tanah ke
bawah masuk celah -celah atau pori – pori akibat adanya aliran bawah permukaan.
Akibat erosi ini tanah menjadi kedap air dan udara, sehingga menurunkan
kapasitas infiltrasi dan meningkatkan aliran permukaan atau erosi alur.
7. Tanah Longsor (land slide)
Tanah Longsor merupakan bentuk erosi dimana pengangkutan atau
gerakan masa tanah terjadi pada suatu saat dalam volume yang relatife besar.
Berbeda dengan jenis erosi yang lain, pada tanah longsor pengangkutan tanah
terjadi sekaligus dalam jumlah yang besar.
B.
Bahaya Erosi
Bahaya Erosi yaitu bentuk erosi di daerah yang tidak berpengaruh oleh
erosi mundur pada parit, kemudian terjadi percabangan dan pelebaran jeram,
7
Kajian Jenis Tanah…, Rini Triani, FKIP, UMP, 2017
degredasi lebih daerah yang terpengaruh dan penurunan produktivitas dapat
diperkirakan,kejadian ini berlangsug secara stimulan(Sutikno,2014).
Bahaya Erosi yaitu kehilangan tanah atau pelepasan sedimen,terlepas
apakah atau tidaknya berbahaya terhadap manusiabeserta aktivitasnya dimasa
yang akan datang(Sutikno,2014).
C.
Sistem Informasi Geografi
Sistem Informasi Geografi. Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan
suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis
dan sumber daya manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk menangkap,
menyimpan,
memperbaiki,
memperbaharui,
mengelola,
memanipulasi,
mengintegrasi, menganalisa dan menampilkan data dalam suatu informasi
berbasis geografis (ESRI,1990 dalam Prahasta, 2005).
Sistem Informasi Geografi adalah sistem berbasis komputer yng
digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi – informasi geografi.
Sistem Informasi Geografi dirancang untuk menganalisis objek – objek dan
fenomena dimana lokasi geografi merupakan karakteristik yang penting untuk
dianalisis (Aronoff,1989 dalam Prahasta, 2005).
Sistem Informasi Geografi Merupakan sistem basis data dengan
kemampuan- kemampuan khusus untuk data yang telah tereferensi atau koordinat
– koordinat secara geografis berikut sekumpulan operasi – operasi yang
mengelola data tersebut (Foote, 1995 dalam Prahasta, 2005).
8
Kajian Jenis Tanah…, Rini Triani, FKIP, UMP, 2017
Teknik Sistem Informasi Geografi dianggap sebagai perangkat yang paling
efektif untuk
mengetahui
persebaran
atau
perkembangan
pembangunan
berkelanjutan dan management lingkungan sumberdaya disuatu daerah (Farhan
dkk, 2016).
D.
Tanah
Tanah adalah tubuh alam gembur yang menyelimuti sebagian besar
permukaan bumi dan mempunyai sifat dan karakteristik fisik, kimia biologi serta
morfologi yang khas sebagai akibat dari serangkaian panjang berbagai proses
yang membentuknya (Junun Sartohadi dkk, 2012).
Menurut Junun Sartohadi, dkk (2012) Jenis - jenis tanah yang ada di
Indonesia antara lain :
1. Tanah organosol atau tanah gambut
Tanah jenis ini berasal dari bahan induk organik dari hutan rawa,
mempunyai ciri – ciri dan sifat sebagai berikut : tidak terjadi diferensiasi horizon
secara jelas, ketebalan lebih dari 50 cm ; warna coklat kehitaman, tekstur debu
lempung tidak berstruktur, konsistensi tidak lekat – agak lekat, kandungan organik
lebih dari 30% untuk tanah tekstur lempung dan lebih dari 20% untuk tanah
tekstur pasir, umumnya bersifat sangat asam(pH 4,0); kandungan unsur hara
tersedia rendah.
2.
Tanah Aluvial
Tanah aluvial dikategorikan sebagai tanah muda karena belum mempunyai
perkembangan lanjut dari bahan induknya. Tanah aluivial mempunyai sifat – sifat
9
Kajian Jenis Tanah…, Rini Triani, FKIP, UMP, 2017
: Tekstur beraneka, belum terbentuk tekstur, konsistensi dalam keadaan basah
lekat, Ph beraneka, Kesuburan umumnya sedang hingga tinggi.
3.
Regosol
Tanah regosol dikategorikan sebagai tanah muda karena belum menunjukan
adanya perkembangan horizon tanah. Tanah regosol tersusun atas bahan induk
yang masih sangat sedikit mengalami alterasi baik mekanik maupun khemik.
Tanah regosol mempunyai sifat- sifat : tekstur pasir, tekstur berbutir tungkal,
konsistensi lepas – lepas, pH umumnya netral, kesuburan sedang, berasal dari
bahan induk material vulkanis piroklatis atau pasir pantai.
4.
Litosol
Litosol adalah merupakan tanah mineral yang tanpa/ sedikit mengalami
perkembangan profil. Ciri utama dari tanah litosol adalah tanah dengan ketebalan
terbatas (< 30 cm) yang menumpang langsung diatas batuan induk yang padu dan
keras. Keterdalaman Litosol sering dalam kondisi berasosiasi dengan singkapan
batuan dasar. Litosol mempunyai rentang sifat- sifat : Struktur beraneka dan pada
umumnya berpasir, umumnya tak berstruktur, warna kandungan batu, kerikil dan
kesuburan bervariasi.
5.
Latosol
Tanah latosol adalah tanah yang telah berkembang atau terjadi
deferensiasi horizon. Latosol mempunyai rentang sifat- sifat : solum dalam,
tekstur lempung struktur remah hingga gumpal, konsistensi gembur hingga
teguh, warna coklat, merah hingga kuning. Latosol tersebar didaerah beriklim
basah , elevasi antara 300- 1000 meter dan berasal dari bahan induk abu gunung
10
Kajian Jenis Tanah…, Rini Triani, FKIP, UMP, 2017
api yang menyelimuti batuan induk tuf, material vulkanik, breksi, batuan beku
intruksi.
6.
Grumusol
Grumusol merupakan tanah yang memiliki mineral dan telah mempunyai
perkembangan profil khas,berupa bidang kilir(slickenside)pada kedalaman >60
cm. Grumusol mempunyai rentang fisik : solum agak tebal,tekstur lempung
berat,struktur kersai (glanular) dilapisan atas dan gumpal hingga pejal dilapisan
bawah,konsistensi bila basah sangat pekat dan plastis, bila kering sangat keras
dan tanah retak – retak. Grumusol mempunyai sifat self mulching sebagai akibat
dari kandungan lempung montmorilonit,umumnya bersifat
alkalis,kejenuhan
basa dan kapasitas adsorpsi tinggi, permeabilitas lambat dan peka erosi. Satuan
tanah grumusol berasal dari batuan gampingan, margel, batuan lempung atau
batuan vulkanis bersifat basa,tersebar di daerah iklim subhumid atau subarid,
curah hujan kurang dari 2500 mm/tahun.
7.
Podsolik Merah – Kuning
Satuan Tanah Podsolik merah – kuning merupakan tanah mineral yang
telah berkembang . Satuan Tanah podsolik merah- kuning mempunyai rentang
sifat – sifat : solum tebal, tekstur lempung hingga lempung berpasir, struktur
gumpal, konsistensi lekat, bersifat agak asam (pH kurang dari 5,5) kesuburan
rendah hingga sedang, warna merah sampai kuning, kejenuhan basa rendah, peka
erosi. Satuan tanah podsolik merah- kuning berasal dari bahan induk lapukan
batu pasir kwarsa, tuf, bersifat asam, tersebar di daerah beriklim basah tanpa
bulan kering, curah hujan lebih dari 2500 mm/tahun.
11
Kajian Jenis Tanah…, Rini Triani, FKIP, UMP, 2017
8.
Podsol
Podsol tergolong ke dalam tanah mineral yang telah mempunyai
perkembangan profil. Podsol mempunyai susunan horizon terdiri dari horizon
Albic (A2) dan spodic (B2h) yang jelas, tekstur lempung hingga pasir, struktur
gumpal konsistensi lekat, kandungan pasir kwarsanya tinggi, sangat masam,
kesuburan rendah, kapasitas pertukaran kation sangat rendah, peka terhadap
erosi, batuan induk pasir dengan kandungan kwarsa tinggi, batuan lempung dan
tuf masam. Persebaran podsol ada didaerah beriklim basah, curah hujan lebih
dari 2000 mm/tahun tanpa bulan kering , relief pegunungan.
9.
Andosols.
Satuan tanah andosols merupakan tanah mineral yang telah mempunyai
perkembangan profil. Andosols mempunyai rentang sifat- sifat : solum agak
tebal, warna coklat kelabu hingga hitam, kandungan organik tinggi, tektur geluh
berdebu, struktur remah, konsistensi gembur dan bersifat licin (smeary), kadang
– kadang bersifat lunak, agak asam, kejenuhan basa tinggi, dan daya adsorpsi
sedang, kelembapan tinggi, bulk density 0,85 gr/cm3 (ringan), mineral alofam
menempati kompleks pertukaran paling menonjol,permeabilitas sedang dan peka
erosi, berasal dari bahan induk abu atau tuf gunungapi. Persebaran didaerah iklim
sedang dengan curah hujan diatas 2500 mm/tahun tanpa bulan kering.
10. Mediteran Merah – Kuning
Satuan tanah Mediteran Merah – Kuning merupakan tanah mineral yang
telah mempunyai perkembangan profil. Satuan tanah mediteran merah – kuning
mempunyai rentang sifat – sifat : solum sedang hingga dangkal ,warna coklat
12
Kajian Jenis Tanah…, Rini Triani, FKIP, UMP, 2017
hingga
merah,
mempunyai
horizon
B
argilik,
tekstur
geluh
hingga
lempung,struktur gumpal bersudut, konsistensi teguh dan lekat bila basah, pH
netral hingga agak basa, kejenuhan basa tinggi, daya adsorbsi sedang, mearbilitas
sedang dan peka erosi, berasal dari batuan gamping keras (limestone) dan tuf
gunung api basa. Persebaran didaerah beriklim sub humid dengan bulan kering
nyata, curah hujan kurang dari 2500 mm/tahun, daerah pegunungan lipatan,
topografi karst dan lereng volkan ketinggian di bawah 400 m. Horizon B pada
Mediteran Merah – kuning mempunyai fragmen batu gamping sisa pelarutan dan
atau gamping sekunder.
11. Aluvial Hidromorf Kelabu (Gleisol)
Satuan tanah Gleisol merupakan tanah mineral yang mempunyai
perkembangan khusus sebagai akibat sebagian besar profil tanah dalam kondisi
anaerob. Gleisol mempunyai rentang sifat – sifat : solum tanah sedang warna
kelabu hingga kekuningan, tekstur geluh hingga lempung, struktur berlumpur
hingga masif, konsistensi lekat, bersifat asam, (pH 4,5-6,0) kandungan bahan
organik tinggi. Ciri khas tanah ini adanya lapisan glei menerus (kontinu) yang
berwarna kelabu pucat pada kedalaman kurang dari 0,5 m akibat dari profil tanah
jenuh air. Penyebaran daerah pada iklim humid hingga sub humid dengan
kedalaman muka air tanah < 1 m , curah hujan lebih dari 2500 mm/tahun.
12. Tanah Sawah (Paddy Soil)
Tanah Sawah ditetapkan sebagai sebuah satuan tanah mandiri karena
telah
dipersawahkan
selama
ratusan
tahun
sehingga
memperlihatkan
perkembangan profil khas, yang menyimpang dari tanah aslinya. Penyimpangan
13
Kajian Jenis Tanah…, Rini Triani, FKIP, UMP, 2017
perkembangan profil satuan tanah sawah antara lain berupa terbentuknya lapisan
bajak yang hampir kedap air disebut padas olah pada kedalaman 25-30 cm. Di
bawah lapisan padas olah pada umumnya terdapat lapisan mangan dan besi,
tebalnya bervariasi antara lain tergantung dari permeabilitas tanah. Lapisan padas
oleh merupakan lapisan yang tek tembus perakaran, terutama bagi tanaman
semusim. Lapisan olah diatas padas olah tampak jelas pada tanah Latosol,
Mediteran, dan Regosol; samar- samar pada tanah Aluvial dan Grumusol.
Tabel 2.1 Klasifikasi Jenis Tanah
Jenis Tanah
Asosiasi Aluvial Kelabu dan Aluvial Coklat Kelabu
Kompleks Podzolik MK,Podzolik Kuning dan Regosol
Asosiasi Latosol, Latosol Coklat dan Regosol
Latosol, coklat
Kompleks Latosol Merah kekuningan dan Pedzolik Merah
Kekuningan
Nilai K
0,16
0,17
0,19
0,23
0,26
Sumber : Asdak, 2010.
E. Penelitian Terdahulu
Tufaila,Dkk.,(2012), penelitian berjudul “Analisis Spasial Tingkat Bahaya
Erosi Di DAS Maromo Dengan Mmenggunakan Sistem Informasi Geografi
(SIG)”. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui Tingkat Bahaya Erosi (TBE)
Di Daerah Aliran Sungai (DAS) Maromo Kabupaten Konawe Selatan. Metode
Penelitian yang digunakan adalah metode survey serta tumpang susun (overlay)
peta-peta tematik seperti peta bentuklahan,peta lereng, peta tanah dan peta
penggunaan lahan menggunakan bantuan Sisten Informasi Geografi (SIG), dan
untuk menentukan bahaya erosi menggunakan Rumus USLE (Universal Soil Loss
Equation) dari Wischmeir dan smith (1978). Berdasarkan penelitian diperoleh 5
14
Kajian Jenis Tanah…, Rini Triani, FKIP, UMP, 2017
kelas TBE secara berturut- turut yaitu sangat ringan , ringan , sedang , berat dan
sangat berat.
Eko Setiawan, (2016), penelitian berjudul “Aplikasi Sistem Informasi
Geografi Untuk Pemodelan Bahaya Erosi Di Sub Daerah Aliran Sungai Logawa
Kabupaten Banyumas”. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui model bahaya
erosi di Sub- Daerah Aliran Sungai Logawa, Kabupaten Banyumas menggunakan
Aplikasi Sistem Informasi Geografis. Metode Penelitian yang digunakan adalah
metode survey serta tumpang susun (overlay) peta-peta tematik seperti peta
bentuklahan,peta lereng, peta tanah dan peta penggunaan lahan menggunakan
lahan menggunakan bantuan Sisten Informasi Geografi (SIG). Hasil yang
diperoleh terdapat 5 kategori bahaya erosi dengan luasan secara berturut turut
adalah kategori erosi tingkat tinggi, kategori erosi tingkat Rendah, kategori erosi
sedang, kategori erosi sangat Rendah, kategori erosi sangat tinggi.
15
Kajian Jenis Tanah…, Rini Triani, FKIP, UMP, 2017
Tabel 2.2 Perbedaan Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti
Tufaila,Dkk.,(201
2)
Judul
Analisis
Spasial
Tingkat Bahaya Erosi
Di DAS Maromo
Dengan
Menggunakan Sistem
Informasi Geografi
(SIG)
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini
adalah mengetahui Tingkat
Bahaya Erosi (TBE) Di Daerah
Aliran Sungai (DAS) Maromo
Kabupaten Konawe Selatan
Eko
Setiawan, Aplikasi
Sistem
(2016)
Informasi Geografi
Untuk
Pemodelan
Bahaya Erosi Di Sub
Daerah Aliran Sungai
Logawa Kabupaten
Banyumas
Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui model bahaya
erosi di Sub- Daerah Aliran
Sungai Logawa, Kabupaten
Banyumas
menggunakan
Aplikasi Sistem Informasi
Geografis
Metode Penelitian
Metode survey serta tumpang
susun
(overlay)
peta-peta
tematik
seperti
peta
bentuklahan,peta lereng, peta
tanah dan peta penggunaan
lahan menggunakan bantuan
Sistem Informasi Geografi
(SIG), dan untuk menentukan
bahaya erosi menggunakan
Rumus USLE (Universal Soil
Loss Equation)
Metode
Penelitian
yang
digunakan
adalah
metode
survey serta tumpang susun dari
beberapa peta(overlay)
Dan menggunakan perangkat
Sistem Informasi Geografi
(SIG)
Rini Triani (2017) Kajian Jenis Tanah
Terhadap
Tingkat
Bahaya Erosi Di
Kecamatan Patikraja
Dengan
Aplikasi
Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui Kajian Jenis Tanah
Terhadap Tingkat Bahaya
Erosi Di Kecamatan Patikraja
Dengan
Aplikasi
Sistem
Metode survey serta tumpang
susun (overlay) beberapa peta
seperti peta lereng,peta curah
hujan, peta tanah dan peta
penggunaan
lahan
Hasil
Hasil dari penelitian diperoleh 5 kelas
TBE secara berturut- turut yaitu sangat
Ringan,Ringan ,sedang ,berat, dan sangat
berat.
Yaitu:
2.685,60
Ha(21,27%),2.359,08Ha(18,68%),903,70
Ha (7,16%),381,63 Ha (3,02%)dan
6.297,94 Ha(49,87%)
Terdapat 5 kategori bahaya erosi dengan
luasan secara berturut- turut adalah
kategori erosi tinggi dengan luas 3.640,56
Ha, kategori erosi Rendah dengan luas
3.071,79 Ha,Kategori erosi sedang dengan
luas 2.986,86 Ha, Kategori erosi sangat
Rendah dengan luas 1.866,24 Ha,dan
kategori erosi sangat sangat Tinggi
dengan luas 63,70 Ha.
Pada jenis tanah Asosiasi Aluvial Kelabu
dan Aluvial Cokelat Kelabu dan Podzolik
MK, Podzolik kuning dan Regosol dengan
5 kategori sangat ringan, ringan, sedang,
berat, sangat berat. Pada Jenis tanah
16
16
Kajian Jenis Tanah…, Rini Triani, FKIP, UMP, 2017
Sistem
Informasi Informasi Geografi (SIG)
Geografi (SIG)
menggunakan bantuan Sistem
Informasi Geografi (SIG), dan
untuk menentukan bahaya erosi
menggunakan Rumus USLE
(Universal Soil Loss Equation)
Latosol Merah Kekuningan dengan 4
kategori sangat ringan, sedang, berat,
sangat berat. Kategori tingkat bahaya
erosi berat dan sangat berat mencangkup
luas 4.014 ha (87,65%) lebih dominan
pada jenis tanah Podzolik MK, Podzolik
Kuning dan Regosol dengan Permeabilitas
yang lambat dengan tekstur liat berdebu.
Sumber : Tufaila, Dkk.,(2012)., Eko Setiawan, (2016) dan Rini Triani, 2017.
17
17
Kajian Jenis Tanah…, Rini Triani, FKIP, UMP, 2017
F.
Kerangka Pikir
Dalam penelitian ini yang akan dibahas adalah Kajian Jenis Tanah
Terhadap Tingkat Bahaya Erosi di Kecamatan Patikraja dengan Aplikasi Sistem
Informasi Geografi (SIG).
Erosi
Jenis Tanah
Kemiringan
Lereng
Curah Hujan
Penggunaan Lahan
Overlay
Peta Tingkat Bahaya
Erosi
Overlay
Peta Jenis Tanah
Peta Tingkat Bahaya Erosi dan Jenis
Tanah
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
G. Hipotesis
Berdasarkan Peta Tingkat Bahaya Erosi dan Jenis Tanah di Kecamatan
Patikraja Kabupaten Banyumas terdapat perbedaan jenis tanah yang berpengaruh
terhadap Tingkat Bahaya Erosi di Kecamatan Patikraja Kabupaten Banyumas.
18
Kajian Jenis Tanah…, Rini Triani, FKIP, UMP, 2017
Download