Sesi 5.indd

advertisement
Kurikulum 2013
Kel a s
Sosiologi
XII
KETIMPANGAN SOSIAL
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut.
1.
Memahami hakikat, bentuk, dan faktor penyebab ketimpangan sosial.
2.
Memahami teori ketimpangan global.
3.
Memahami akibat dari ketimpangan sosial.
4.
Memahami upaya mengatasi ketimpangan sosial.
A. Hakikat dan Bentuk-Bentuk Ketimpangan Sosial
Keadaan yang tidak seimbang menyebabkan adanya ketidakberdayaan di suatu negara
ataupun masyarakat. Keadaan tersebut dapat memperburuk kondisi suatu negara jika
tidak diimbangi dengan kesiapan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu,
kita perlu memahami hakikat dan bentuk ketimpangan sosial sebagai berikut.
1.
Hakikat Ketimpangan Sosial
Hakikat ketimpangan sosial menurut para ahli, di antaranya sebagai berikut.
a.
Menurut Naidoo dan Wills, ketimpangan sosial adalah perbedaan-perbedaan dalam
pemasukan (income), sumber daya (resources), kekuasaan (power), dan status di dalam
dan di antara masyarakat. Ketimpangan ini dipertahankan oleh orang-orang yang
berkuasa melalui institusi dan proses-proses sosial. Maksudnya, ketimpangan sosial
dapat terjadi ketika seseorang memiliki pendapatan lebih besar (income), sumber
daya, dan kekuasaan, misalnya seorang CEO di sebuah perusahaan perkebunan
memiliki mobil mewah dan memiliki bawahan atau staf yang bisa membantunya
dalam melakukan berbagai pekerjaan. Hal itu berbeda dengan orang yang tidak
memiliki pendapat besar, tidak menguasai sumber daya, dan tidak memiliki
kekuasaan.
SUPER "Solusi Quipper"
Ketimpangan sosial menurut Naidoo & Wills
ingat dengan satu singkatan : SUPIR (Status, Power, Income & Resource).
b.
Menurut Andrianof Chaniago, ketimpangan sosial adalah hasil dari pembangunan
yang hanya berfokus pada aspek ekonomi dan melupakan aspek sosial. Dalam hal
ini, pengambil kebijakan mengabaikan sikap dan perilaku sosial individu, corak
ekonomi tradisional, serta keunikan yang terdapat di berbagai negara. Contohnya,
semakin banyak pembangunan pusat perbelanjaan modern (supermarket) di dekat
pasar tradisional.
SUPER "Solusi Quipper"
Ketimpangan sosial menurut Andrianof Chaniago
Eko (ekonomi) modern, Pasya (pasar) masih tradisional.
Dengan demikian, ketimpangan sosial ditandai dengan ketidaksetaraan peluang
dan penghargaan untuk posisi sosial yang berbeda atau status dalam kelompok atau
masyarakat. Akan tetapi, ketimpangan sosial tidaklah sama dengan perbedaan sosial,
seperti stratifikasi dan diferensiasi sosial. Sebab, ketimpangan sosial dapat dikategorikan
sebagai masalah sosial karena adanya ketidakadilan dalam pemberian kontribusi kepada
masyarakat dari berbagai aspek kehidupan.
2.
Bentuk-Bentuk Ketimpangan Sosial
Ketimpangan sosial masih menjadi masalah di berbagai negara dunia sampai saat ini.
Ketimpangan sosial tidak hanya terjadi di negara berkembang, tetapi juga di negara
maju. Indonesia yang termasuk negara berkembang juga mengalami ketimpangan sosial.
Menurut Andrianof Chaniago, ada enam ketimpangan yang terjadi di Indonesia, yaitu
sebagai berikut.
a.
Ketimpangan antara desa dan kota.
b.
Kesenjangan pembangunan sumber daya manusia antarwilayah di Indonesia.
2
3.
c.
Semakin meningkatnya kesenjangan ekonomi antargolongan dalam masyarakat.
d.
Ketimpangan penyebaran aset di kalangan swasta yang sebagian besar kepemilikan
asetnya terkonsentrasi pada skala besar.
e.
Ketimpangan antarsektor ekonomi dengan ciri sebagian sektor saja yang mendapat
tempat yang istimewa. Contoh: pembangunan properti apartemen mewah
mendapat tempat yang istimewa dibandingkan rumah susun.
f.
Ketimpangan antarwilayah dan subwilayah dengan ciri konsentrasi ekonomi terpusat
pada wilayah perkotaan dan ibu kota sehingga daerah hanya mendapatkan ekonomi
yang sangat kecil. Contoh: wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang,
dan Bekasi) menjadi pusat perkotaan sehingga pelayanan ekonomi, kesehatan, dan
pendidikan lebih baik, sedangkan di wilayah terpencil, seperti Pulau Mursala akses
pelayanan ekonomi, kesehatan, dan pendidikan kurang memadai.
Teori Ketimpangan Global
Teori ketimpangan global digunakan untuk menganalisis terjadinya ketimpangan secara
global. Ada berbagai teori yang menjelaskan mengenai ketimpangan global, di antaranya
sebagai berikut.
a.
Teori Kolonialisme
Teori ini merujuk pada satu negara yang menjadikan banyak wilayah sebagai negara
koloninya. Menurut Horrison, negara industri (negara kapitalis) menanamkan
sebagian keuntungannya ke dalam persenjataan yang tangguh dan kapal cepat,
kemudian digunakan untuk menyerbu negara yang lemah untuk dijadikan koloninya.
Setelah bangsa yang lemah takluk, lalu negara industri akan meninggalkan
kekuatan pengendali untuk mengelola negara koloni tersebut. Jadi, kolonialisme
mengeksploitasi rakyat dan sumber daya suatu bangsa demi keuntungan negara
kapitalis (induk).
b.
Teori Sistem Dunia
Teori sistem dunia dikemukakan oleh Immanuel Wallerstein. Immanuel menganalisis bahwa industrialisasi menghasilkan tiga kelompok bangsa, yaitu sebagai berikut.
1.)
Negara inti, yaitu negara yang lebih dulu melakukan industrialisasi dan
mendominasi negara yang lemah. Contoh: negara-negara yang tergabung
dalam organisasi G8 (Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Rusia, Inggris, dan
Amerika Serikat).
2.)
Negara semiperiferi, yaitu negara yang bergantung pada perdagangan negara
inti. Contoh: negara-negara di kawasan Timur Tengah.
3.)
Negara periferi, yaitu negara pinggiran. Contoh: negara-negara di kawasan
Asia dan Afrika.
3
c.
Teori Ketergantungan (Dependensi)
Teori ketergantungan menjelaskan bahwa keterbelakangan sebagai akibat suatu
sistem kapitalis internasional yang dominan (perusahaan-perusahaan multinasional)
dan bersekutu dengan elite lokal di dunia ketiga yang menggunakan kelebihan
mereka yang istimewa untuk mempertahankan kedudukan. Dunia ketiga adalah
negara-negara berkembang yang tidak masuk dunia pertama (negara kapitalis)
dan dunia kedua (negara komunis). Contohnya, banyaknya investor asing yang
menanamkan modal di Indonesia membuat Indonesia menjadi ketergantungan
dengan modal asing.
d.
Pendekatan Struktural
Pendekatan struktural adalah cara lain untuk memandang ketimpangan dunia dalam
hal kesejahteraan dan kekuasaan. Pendekatan ini memandang bahwa kemiskinan
dan kebergantungan dunia ketiga tidak disebabkan oleh keputusan kebijakan yang
sengaja dibuat di Amerika Serikat, Inggris, ataupun Rusia. Akan tetapi, berasal dari
struktur sistem internasional yang konstruksinya dibuat sedemikian rupa sehingga
bangsa pengekspor bahan mentah terpaksa kehilangan bagiannya dari keuntungan
produksi. Contohnya, Indonesia mengekspor benang ke Tiongkok, kemudian negara
Tiongkok mengimpor barang hasil dari benang menjadi bahan lain seperti, baju,
celana, dan lain sebagainya yang harganya lebih mahal dari bahan baku benang
tersebut.
e.
Teori Fungsionalis
Teori fungsionalis menjelaskan bahwa ketidaksetaraan tidak bisa dihindari dan
memainkan fungsi penting dalam masyarakat. Menurut Kingsley Davis dan Wilbert
Moore, penyebab ketidaksetaraan dan stratifikasi masyarakat, yaitu:
1.)
masyarakat harus memastikan bahwa posisi-posisinya terisi;
2.)
beberapa posisi lebih penting daripada yang lain;
3.)
posisi-posisi yang lebih penting harus diisi oleh orang yang berkualifikasi;
4.)
untuk memotivasi orang yang lebih berkualifikasi agar mengisi posisi-posisi ini,
masyarakat harus menawarkan imbalan lebih besar.
Dalam teori ini, posisi-posisi dengan tanggung jawab lebih besar menuntut
pertanggungjawaban yang lebih besar juga. Jadi, posisi penting dalam masyarakat
memerlukan lebih banyak pelatihan sehingga harus menerima imbalan lebih tinggi.
Contohnya, seseorang yang menduduki posisi Gubernur Bank Indonesia, memperoleh
pendapatan dan tunjangan yang besar karena memiliki tanggungjawab yang besar
dalam mengatur perekonomian Indonesia.
4
f.
Teori Konflik
Teori konflik melihat ketimpangan sebagai akibat dari kelompok dengan kekuatan
(power) mendominasi kelompok yang kurang kuat. Perspektif ini melihat masyarakat
sebagai suatu komunitas yang memiliki ciri khas atas adanya ketidaksamaan. Dalam
hal ini, masyarakat akan selalu mengalami konflik secara terus-menerus, baik di
dalam kelompok maupun kelas sosial.
Para tokoh teori konflik, di antaranya sebagai berikut.
g.
1.)
Karl Marx, menyatakan bahwa kapitalisme akan memperuncing perbedaan
kelas antarindividu. Perbedaan antarkelas dibagi menjadi tiga, yaitu kelas
pemilik modal (kaum borjuis), pemilik tanah, dan kelas yang tidak memiliki
keduanya yang hanya memiliki tenaga (kaum proletar).
2.)
Lewis Coser, menyatakan bahwa suatu perjuangan mengenai nilai serta
tuntutan atas status, kekuasaan, dan sumber daya yang bersifat langka.
Tujuannya adalah untuk menetralkan atau melenyapkan pihak lawan.
3.)
Ralf Dahrendoft, menyatakan bahwa masyarakat terdiri dari organisasiorganisasi yang didasarkan pada kekuasaan atau wewenang. Dalam hal ini, ada
pihak penguasa dan pihak yang dikuasai.
Teori Pertumbuhan Neoklasik
Teori ini memunculkan sebuah prediksi tentang hubungan antara tingkat
pembangunan ekonomi nasional suatu negara dengan ketimpangan pembangunan
antarwilayah. Teori neoklasik beranggapan bahwa mobilitas faktor produksi, baik
modal maupun tenaga kerja pada awal proses pembangunan kurang lancar. Hal ini
berakibat modal dan tenaga kerja meluas. Namun, bila proses pembangunan terus
berlanjut dengan makin baiknya sarana dan prasarana komunikasi serta mobilitas
modal dan tenaga kerja akan semakin lancar. Jadi, nantinya setelah negara menjadi
maju, maka ketimpangan pembangunan regional akan berkurang.
SUPER "Solusi Quipper"
Teori ketimpangan global
KODOK SO KLIK
Kolonialisme, Dependensi, NeOklasik StruKtural, Sistem dunia, Fungsionalis, Konflik
5
4.
Ketimpangan Sosial dalam Sejarah
Ketimpangan sosial dalam sejarah adalah sebagai berikut.
5.
a.
Masa Romawi, pembangunan dilakukan oleh para budak.
b.
Muncul sistem feodal di mana budak mengelola tanah.
c.
Terjadinya revolusi industri mengubah struktur masyarakat.
d.
Munculnya mobilitas sosial.
Pengaruh Ketimpangan Global
PBB melalui lembaga United Nations Development Programme (UNDP), mengeluarkan
laporan mengenai jurang pendapatan antara seperlima penduduk dunia yang hidup
di negara-negara kaya dengan seperlima yang hidup di negara-negara miskin terus
meningkat. Meskipun integrasi ekonomi global telah terjadi selama beberapa dekade
ini, tetapi ketimpangan global juga mengalami peningkatan secara cepat. Dalam hal ini,
pengaruh ketimpangan global akan membawa pengaruh pada kelompok rakyat miskin
dan kelas menengah yang dijelaskan sebagai berikut.
a.
Melihat Ketimpangan Global dalam Sejarah
Koefisien gini atau yang biasa disebut rasio gini digunakan untuk mengukur tingkat
ketimpangan distribusi pendapatan di suatu negara ataupun antarnegara. Rasio
gini menghitung ketimpangan pemasukan dengan jarak 0–1. Suatu distribusi
pendapatan makin merata jika rasio gini mendekati nol (0). Sebaliknya, suatu distribusi
pendapatan dikatakan makin tidak merata jika nilai rasio gini-nya mendekati satu (1).
Jadi, makin besar rasio gini, makin besar kesenjangan pendapatan rumah tangga di
suatu negara.
Jika menggunakan rasio gini untuk melihat perkembangan ketimpangan
global dalam sejarah, maka bisa menggunakan hasil penelitian Branko Milanovic.
Rasio gini dunia selama 200 tahun (tahun 1820-2002) terjadi peningkatan bertahap.
Artinya, terjadi peningkatan ketimpangan pendapatan antarnegara di dunia,
utamanya pada tahun 1980–2002.
Perkiraan Rasio Gini, 1820-2002
Tahun
Rasio Gini
1820
0.43
1850
0.53
1870
0.56
1913
0.61
6
b.
1929
0.62
1950
0.64
1960
0.64
1980
0.66
2002
0.71
Pengaruh Ketimpangan Global pada Rakyat Miskin
Sekitar 22% populasi dunia (1,2 miliar orang) hidup dengan pendapatan kurang
dari $1,25 per hari, kemudian sekitar 40% populasi dunia (2,2 miliar orang) hidup
dengan pendapatan kurang dari $2 per hari. Selain itu, sekitar 1% (61 juta orang
masuk ke dalam orang terkaya di dunia) memiliki pendapatan yang sama dengan
56% penduduk termiskin di dunia (3,5 miliar orang).
c.
Pengaruh Ketimpangan Global pada Kelas Menengah
Menurut Ortiz dan Cummins yang mengambil data UNDP, Bank Dunia, dan Eurostat,
pada negara dengan pendapatan rendah dan tinggi, rakyat miskin dan kelompok
menengah mengalami kemunduran pendapatan. Hal tersebut menimbulkan
perdebatan bagaimana negara harus memenuhi kebutuhan seluruh rakyatnya,
termasuk juga kelas menengah yang merupakan kelompok penting dalam
pembangunan bangsa.
6.
Faktor Penyebab Ketimpangan Sosial
Faktor penyebab ketimpangan sosial dapat dinilai dari dua faktor, yakni faktor struktural
dan faktor kultural.
a.
Faktor Struktural
Faktor struktural merupakan kebijakan yang diambil oleh pemerintah dalam
menangani masyarakat, baik yang bersifat legal, formal, maupun dalam pelaksanaan
kebijakannya. Dalam hal ini, faktor struktural sebagai penyalur energi yang memberi
aset ke masyarakat agar dapat dioptimalkan energinya untuk pembangunan diri dan
bangsa. Pemerintah harus mampu menjadi dinamisator, mediator, dan katalisator
sehingga kebijakan pemerintah dapat sama benar dengan keinginan masyarakat.
Penjelasannya adalah sebagai berikut.
1.)
Dinamisator yaitu pemerintah berkewajiban menciptakan simpati para
aparatur negara terhadap masyarakat, begitu juga sebaliknya.
2.)
Mediator yaitu pemerintah harus mampu berlaku adil dalam menyelesaikan
masalah di masyarakat dan memiliki wawasan kebangsaan yang kuat.
7
Contohnya, kepolisian menjadi mediator untuk menyelesaikan tawuran
warga.
3.)
b.
Katalisator yaitu pemerintah harus mampu mengarahkan diri sebagai
pengatur dan pengendali permasalahan yang muncul dari kebijakan yang
dikeluarkannya. Contohnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membuat program
rumah susun sederhana hak milik (rusunami) untuk permukiman warga korban
penggusuran.
Faktor Kultural
Faktor kultural sebagai energi penggerak kehidupan masyarakat. Hal itu berkaitan
dengan karakter masyarakat dalam melaksanakan kehidupannya. Dalam hal ini,
kultur masyarakat berkaitan dengan nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat.
Jadi, faktor kultur sangatlah penting untuk dibenahi agar dapat menciptakan nilainilai produktif dalam mengatasi ketimpangan sosial sehingga terjadi keadilan sosial.
Contohnya, budaya legowo pada masyarakat Jawa membuat adanya orientasi bahwa
hidup merupakan keadaan yang diberikan oleh sang pencipta, sehingga keadaan
miskin, tidak berdaya, kekurangan dapat diterima.
SUPER "Solusi Quipper"
Faktor penyebab ketimpangan sosial
SuP KiloMeter (Struktural, Pemerintah, Kultural, Masyarakat).
7.
Akibat Ketimpangan Sosial
Dampak positif
a.
Mendorong wilayah lain yang kurang maju untuk dapat bersaing.
b.
Meningkatkan pertumbuhan untuk kesejahteraan masyarakat.
Dampak negatif
Ketimpangan sosial menimbulkan enam dampak negatif di masyarakat, yaitu sebagai
berikut.
a.
Melemahnya Jiwa Wirausaha
Melemahnya jiwa wirausaha (entrepreneurship) dapat mengganggu perkembangan
perekonomian bangsa, sebab pengembangannya membutuhkan kemampuan
dana, tenaga, manajemen, dan peluang berusaha termasuk pasar. Dalam hal ini,
entrepreneurship membutuhkan sikap mental yang ulet, cerdas, jujur, kreatif, serta
pandai mencari dan memanfaatkan peluang. Jadi, jika ketimpangan sosial dapat
melemahkan jiwa kewirausahaan maka pembangunan di suatu negara akan
8
terganggu. Contohnya, masyarakat yang takut berwirausaha biasanya melakukan
jalan pintas dengan cara mengikuti undian berhadiah dan investasi yang illegal.
b.
Kemiskinan
Kemiskinan adalah keadaan seseorang yang tidak sanggup memelihara dirinya
sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan tidak mampu memanfaatkan
tenaga, baik mental maupun fisiknya dalam kelompoknya. Contoh, adanya
masyarakat yang buta huruf dan balita yang mengalami gizi buruk.
Secara umum, kemiskinan dibedakan atas dua bentuk, sebagai berikut.
1.)
Kemiskinan yang bersifat alamiah (kultural), yaitu kemiskinan yang disebabkan
oleh individu itu sendiri. Contoh: sifat malas serta kurangnya kemampuan
intelektual dan keterampilan.
2.)
Kemiskinan yang bersifat struktural, yaitu akibat sistem dan struktur yang ada.
Contoh: pajak yang tinggi dan biaya pendidikan yang mahal disebabkan oleh
kebijakan pemerintah.
Meskipun kemiskinan menjadi suatu masalah sosial, tetapi menurut Davis
dengan teori fungsionalis dari stratifikasi, kemiskinan memiliki sejumlah fungsi
sebagai berikut.
c.
1)
Ekonomi, yaitu menyediakan tenaga kerja untuk pekerjaan tertentu,
memunculkan dana sosial, membuka lapangan kerja baru, dan memanfaatkan
barang bekas pakai. Contohnya, pemerintah membuat program pemberdayaan
masyarakat nasional.
2)
Sosial, yaitu mendatangkan kebaikan spontan dan perasaan sebagai sumber
imajinasi kesulitan hidup bagi si kaya, ukuran kemajuan bagi kelas lain, dan
memicu munculnya badan amal. Contohnya, pemerintah membentuk badan
amil zakat nasional (BAZNAS).
3)
Kultural, yaitu sebagai sumber inspirasi kebijakan teknokrat, inspirasi bagi
sastrawan, dan memperkaya budaya saling melindungi antarmanusia.
Contohnya, pemerintah aktif dalam organisasi World Culture Forum untuk
memajukan kebudayaan nasional.
4)
Politik, yaitu berfungsi sebagai kelompok masyarakat terpinggirkan (marginal).
Contohnya, maraknya organisasi-organisasi masyarakat yang bersifat kedaerahan.
Kemerosotan Moral
Kemerosotan moral muncul sebagai akibat dari ketimpangan sosial yang tidak hanya
9
dilakukan oleh kelompok masyarakat yang kurang mampu, tetapi juga kelompok
masyarakat yang mampu yang dipicu oleh berkembangnya sikap individualistis dan
materialistis. Kemerosotan moral yang terjadi dalam kelompok masyarakat yang
mampu, yaitu sikap kurang peduli terhadap sesama dan menganggap masyarakat
marginal sebagai alat untuk memuaskan keinginannya. Hal itu karena mereka
menganggap uang dan kekuasaan adalah segala-galanya yang bisa membeli segala
yang diinginkan.
Adapun kemerosotan moral yang terjadi dalam kelompok masyarakat yang
kurang mampu dipicu oleh ketidakmampuannya dalam memenuhi kebutuhan
primer dan sekundernya. Akibatnya, mereka terpaksa menjalankan hidup dengan
segala cara demi untuk kelangsungan hidup, meskipun terkadang harus melanggar
norma yang berlaku, seperti pencurian, penipuan, dan perampokan.
d.
Kriminalitas
Kriminalitas atau kejahatan dalam sosiologi, di antaranya sebagai berikut.
e.
1.)
Kejahatan kerah biru (blue collar crime), yaitu kejahatan yang dilakukan oleh
masyarakat kelas sosial bawah. Contohnya, mencopet di dalam kereta commuter
line ketika sedang padat penumpang.
2.)
Kejahatan kerah putih (white collar crime), yaitu kejahatan yang dilakukan
oleh orang yang terpandang atau berstatus sosial tinggi dalam pekerjaannya.
Contoh, oknum pejabat yang korupsi dan menggelapkan pajak.
Monopoli
Monopoli adalah suatu penguasaan pasar yang dilakukan oleh seseorang atau
perusahaan untuk menguasai penjualan produk barang dan jasa di pasar yang
ditujukan kepada para pelanggannya. Ciri-ciri monopoli adalah sebagai berikut.
f.
1.)
Penguasaan pasar oleh sebagian pihak saja.
2.)
Produk yang ditawarkan oleh produsen tidak memiliki saingan.
Pencemaran Lingkungan Alam
Pencemaran lingkungan alam adalah rusaknya tata lingkungan yang disebabkan
oleh manusia. Pencemaran lingkungan karena manusia sangatlah sulit diperbaiki bila
manusia tidak cepat sadar untuk menghentikannya. Contohnya, kebakaran hutan
yang dilakukan oleh manusia dapat mengakibatkan kerusakan ekosistem maupun
kematian flora dan fauna. Hal itu berbeda jika lingkungan rusak karena faktor alam
maka secara alamiah alam akan memperbaikinya kembali. Contohnya, abu dari
gunung yang meletus dapat menyuburkan tanah di sekitar wilayah gunung.
10
8.
Upaya Mengatasi Ketimpangan Sosial
Ketimpangan sosial memiliki beberapa masalah seperti kemiskinan, kemerosotan moral,
kriminalitas dan sebagainya. Keadaan tersebut perlu adanya usaha untuk menanggulangi
atau dicarikan solusi agar masyarakat tidak terlalu jatuh pada keadaan tidak menentu.
Analisa dan metode penyelesaian masalah harus ditanggani oleh semua kalangan
masyarakat baik pemerintah maupun lembaga sosial lainnya, hal ini dilakukan agar
kebijakan dapat digunakan dengan efektif dan tepat sasaran. Oleh karena itu perlu adanya
identifikasi masalah yang ditimbulkan sebelum mencari berbagai solusi, langkah yang
harus diambil adalah sebagai berikut.
a.
Tentukan masalah yang akan dicari solusinya.
b.
Identifikasi faktor penyebab masalah.
c.
Mencari beberapa alternatif solusi.
d.
Mengklasifikasi masalah dengan mencari mana yang lebih penting atau berat
sehingga melanjutkan ke penyelesaian berikutnya.
SUPER "Solusi Quipper"
Upaya Mengatasi Ketimpangan Sosial
TUMPAS (TentUkan Masalah Penyebab Alternatif klaSifikasi).
Menyelesaikan masalah adalah kewajiban setiap individu untuk tegas dan menaati
setiap aturan yang ditetapkan. Jika solusi telah didapatkan maka untuk memperkuat
sebuah kebijakan atau regulasi perlu adanya kejelasan tindakan hukum yang tegas bagi
semua anggota masyarakat. Sanksi dan hukuman perlu diterapkan dengan pandangan
bahwa setiap aturan diyakini dan dimiliki bukan untuk dilanggar. Oleh karena itu,
selain upaya mengatasi ketimpangan maka harus dibarengi dengan melatih diri untuk
melakukan hal-hal sebagai berikut.
a.
Menjalankan perintah Tuhan dan menjauhi segala larangan-Nya (takwa).
b.
Belajar dan membiasakan diri mencintai sesama manusia.
c.
Menanamkan kesadaran dan rasa cinta kepada tanah air, bangsa, dan negara.
d.
Melatih dan membiasakan diri hidup serta bergaul dan bersikap demokratis.
e.
Melatih dan membiasakan diri bersikap adil dan berjiwa sosial.
11
Download