BAB I - USU Repository

advertisement
PELAKSANAAN TRANSAKSI FORWARD CONTRACT
DI PASAR UANG INDONESIA SETELAH
DI KELUARKANNYA PBI No.3/3/PBI/2001
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
OLEH:
ILHAM P. LUBIS
040200222
DEPARTEMEN HUKUM EKONOMI
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
PELAKSANAAN TRANSAKSI FORWARD CONTRACT
DI PASAR UANG INDONESIA SETELAH
DI KELUARKANNYA PBI No.3/3/PBI/2001
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
OLEH:
ILHAM P. LUBIS
040200222
DEPARTEMEN HUKUM EKONOMI
Disetujui oleh:
Ketua Departemen Hukum Ekonomi
Prof. Dr. Bismar Nasution S.H M.H
NIP. 195603291986011001
PEMBIMBING I
PEMBIMBING II
Prof. Dr. Bismar Nasution S.H M.H
NIP. 195603291986011001
Dr. Sunarmi S.H, M.Hum
NIP. 196302151989032002
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur selalu kepada Tuhan Yang Maha Baik pemilik langit dan
bumi yang senantiasa memberikan kasih karunia dan anugerah selama penulis
hidup. Atas perkenan-Nya juga penulis dapat mengecap studi di kampus serta
menyelesaikan pembuatan skripsi ini.
Adalah sebuah sukacita besar dan kesempatan yang luar biasa manakala
penulis dapat merampungkan pembuatan skripsi ini. Seperti kita ketahui bahwa
skripsi merupakan merupakan salah satu syarat bagi Mahasiswa/i pada umumnya
dan Mahasiswa/i Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara pada khususnya
guna melengkapi tugas-tugas dan syarat-syarat guna memperoleh titel Sarjana
Hukum. Merasa tertarik dengan program studi kekhususan Perdata BW, pada
akhirnya penulis memilih judul “PELAKSANAAN TRANSAKSI FORWARD
CONTRACT
DI
PASAR
UANG
INDONESIA
SETELAH
DI
KELUARKANNYA PBI No.3/3/PBI/2001” untuk dituangkan dalam tulisan
skripsi ini.
Tak ada gading yang tak retak. Kira-kira pepatah demikianlah yang sangat
cocok untuk mendeskripsikan keadaan skripsi ini yang masih sangat jauh dari kata
sempurna. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan
disana-sini dalam isi maupun bagian skripsi ini. Namun atas dasar sifat manusiawi
yang bisa dan sering melakukan kesalahan, dengan segala hormat penulis meminta
maaf. Oleh karenanya tak pelak bahwa saran, kritik, dan ide-ide baru yang
konstruktif mengomentari bagian skripsi ini sangat penulis butuhkan dan
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
karenanya akan diterima dengan senang hati serta penuh bijaksana. Di atas
semuanya, perkenankanlah dengan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Runtung, S.H.,M.Hum. selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof.DR. Suhaidi, SH, MH, selaku Pembantu Dekan I, Syafruddin
Hasibuan, S.H.,MH.,DFM selaku Pembantu Dekan II ,Muhammad Husni,
SH, M.Hum selaku Pembantu Dekan III Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara.
3. Bapak Prof. DR Bismar Nasution S.H M.H selaku Ketua Departemen
Ekonomi Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah berkenan
membantu dan memperhatikan Mahasiswa/i Perdata
4. Bapak Prof. DR Bismar Nasution S.H M.H selaku Dosen Pembimbing I
yang dengan penuh kesabaran menghadapi penulis selama menulis skripsi.
Dengan segala ketulusan saya berdoa kiranya Tuhan memberikan kesehatan
dan sukacita yang penuh.
5. Ibu DR. Sunarmi S.H M.Hum selaku Dosen Pembimbing II yang banyak
menuntun penulis dari awal sampai akhir pembuatan skripsi
6. Seluruh staff pengajar Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang
telah banyak memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis ketika duduk di
bangku perkuliahan.
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
7. Seluruh Pegawai Administrasi Fakultas Hukum Universitas Sumatera
Utara.
Akhir kata semoga penulisan skripsi ini dapat menambah pengetahuan dan
membuka sebuah cakrawala berpikir yang baru bagi kita semua yang
membacanya.
Medan,
November 2009
Penulis
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .......................................................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan .......................................................... 5
D. Keaslian Penulisan............................................................................ 6
E. Tinjauan Kepustakaan....................................................................... 6
F. Metode Penelitian ............................................................................. 8
G. Sistematika Penulisan ....................................................................... 10
BAB II :
PERJANJIAN TRANSAKSI FORWARD CONTRACT DALAM
HUKUM PERBANKAN
A. Pengertian Transaksi Forward contract di Indonesia ......................... 12
B. Dasar Hukum Transaksi Forward contract ........................................ 13
C. Sifat-sifat dan pelaksanaan Transaksi Forward contract .................... 23
D. Pelarangan dan pembatasan Transaksi .............................................. 26
BAB III :
PERANAN BANK INDONESIA DALAM
FORWARD CONTRACT DI INDONESIA
TRANSAKSI
A. Sejarah Perkembangan Bank Indonesia ............................................. 30
B. Tujuan dan tugas Bank Indonesia ...................................................... 36
C. Peran Bank Indonesia dalam pembangunan nasional ......................... 37
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
D. Bentuk Transaksi Forward contract di Indonesia ............................... 42
E. Sistem pemberian Transaksi Forward contract Bank Indonesia ......... 45
BAB IV:
PELAKSANAAN TRANSAKSI FORWARD CONTRACT DI
PASAR UANG INDONESIA SETELAH DI KELUARKANNYA
PBI NO.3/3/PBI/2001
A. Proses transaksi forward contract di pasar uang Indonesia ................ 45
B. Manfaat dari penerapan contract forward bagi perusahaan ................ 47
C. Pelaksanaan transaksi forward contract di pasar uang indonesia
setelah di keluarkannya PBI No.3/3/PBI/2001................................... 49
BAB V :
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ....................................................................................... 55
B. Saran ................................................................................................. 56
DAFTAR PUSTAKA
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
ABSTRAKSI
Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar Uang Indonesia Setelah Di
Keluarkannya PBI No.3/3/Pbi/2001
Penulisan skripsi ini dilatar belakangi oleh ketertarikan penulis terhadap
masalah transaksi forward contract. Dalam penulisan skripsi ini yang menjadi
permasalahan adalah bagaimana perjanjian transaksi forward contract dalam
hukum perbankan, peranan Bank Indonesia dalam transaksi forward contract di
Indonesia dan Pelaksanaan transaksi forward contract di pasar uang Indonesia
setelah di keluarkannya PBI No.3/3/PBI/2001.
Adapun metode penelitian dilakukan dengan pengembilan data, dan
pengumpulan data yang dilakukan dengan mencari informasi berdasarkan
dokumen-dokumen maupun arsip. Berdasarkan hasil penelitian penulis
bahwaPerjanjian transaksi forward contract dalam hukum perbankan
merupakan Kontrak yang dikonsep dengan baik akan sangat membantu
memastikan bahwa pihak-pihak yang memiliki latar belakang budaya berbeda
mencapai pemahaman bersama dengan mempertimbangkan hak dan kewajiban
masing-masing. Semua pihak yang menjalin kontrak hadir dengan ekspektasi
masing-masing, yang pada gilirannya mewarnai pemahaman mereka terhadap
persyaratan-persyaratan yang dicantumkan dalam kontrak. Peranan Bank
Indonesia dalam transaksi forward contract di Indonesia yakni mengalami
perubahan paradigma, namun bukan berarti kebijakan dan strategi untuk
mendukung transaksi forward contract menjadi berkurang tetapi disesuaikan
dengan perundang-undangan baru yang berlaku. Untuk itulah, kebijakan Bank
Indonesia dalam pengembangan dan pemberdayaan adalah dalam rangka
mendorong peningkatan fungsi intermediasi perbankan serta untuk mendukung
sistem perbankan yang sehat, sehingga dapat mendukung pertumbuhan
ekonomi nasional. Pelaksanaan transaksi forward contract di pasar uang
Indonesia setelah di keluarkannya PBI No.3/3/PBI/2001 adalah dengan
penerapan system nilai tukar mengambang bebas ini peran Bank Indonesia
dalam menjaga, mengatur dan mengawasi nilai tukar mata uang relatif terbatas,
yaitu melalui kebijakan-kebijakan moneter. Apa yang dilakukan oleh Bank
Indonesia melalui Peraturan Bank Indonesia Nomor 3/3/PBI/2001 tersebut
merupakan salah satu bentuk kontrol yang dilakukan oleh BI terhadap mata
uang rupiah.
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu ciri dari era globalisasi yang sedang atau akan kita hadapi di
masa depan, ditandai dengan adanya perdagangan bebas. Perdagangan bebas
mendatang yang akan kita hadapi, diwarnai dengan semakin meningkatnya
persaingan serta gejolak harga pasar yang membuat ketidakpastian usaha
semakin meningkat untuk mempertahankan usahanya, maka perusahaan
dituntut untuk mampu mengembangkan usaha hingga ke dunia internasional.
Akibatnya perusahaan akan melakukan transaksi dengan perusahaan di luar
negeri.
Perdagangan dua negara tidaklah sama dengan perdagangan satu negara
yang memakai satu mata uang, karena untuk perdagangan dua negara memakai
dua mata uang yang sangat berbeda. Adanya transaksi dengan pasar uang yang
berbeda dapat menimbulkan risiko keuangan bagi perusahaan akibat adanya
perubahan pasar uang. Risiko tersebut dapat dihindari dengan melakukan
transaksi tunai. Namun tidak semua transaksi yang terjadi pada perusahaan
dapat dilakukan secara tunai, akibatnya akan timbul hutang dan piutang dalam
mata uang asing.
Tidak hanya perusahaan yang bekerja sama dengan perusahaan di luar
negeri yang akan menghadapi risiko keuangan akibat fluktuasi nilai pasar uang
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
asing. Tetapi risiko ini juga akan dihadapi oleh para importir serta perusahaanperusahaan yang bertransaksi atau mempunyai kewajiban dan aktiva dalam
bentuk pasar uang. Bahkan tidak hanya itu, perusahaan yang tidak bertransaksi
dalam valuta asing pun (tidak melakukan aktivitas internasional, ekpor maupun
impor ) juga akan terpengaruh oleh risiko nilai tukar.
Untuk itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perusahaanperusahaan yang sering kali atau kerap bertransaksi dengan segala sesuatu yang
berhubungan dengan nilai tukar dan suku bunga.
Kontrak forward diimplementasikan menggunakan kurs forward
(forward rate). Kurs forward mewakili kurs penukaran valuta pada suatu waktu
di masa depan. Jika sebuah perusahaan multinasional memperkirakan akan
adanya kebutuhan atau penerimaan suatu valuta asing tertentu di masa depan,
perusahaan tersebut dapat melakukan kontrak forward untuk mengunci kurs
pembelian atau penjualan valuta tersebut. Strategi ini digunakan untuk
berlindung dan kemungkinan valuta yang dimaksud mengalami depresiasi di
kemudian hari. Periode forward yang paling umum adalah 30, 60, 90, 180, 360
hari, walaupun periode-periode lain juga tersedia. Kurs forward dari suatu
valuta biasanya akan bervariasi menurut panjangnya periode forward. Dalam
dunia nyata sekarang, semua perusahaan multinasional mengggunakan kontrak
forward. 1
1
Badan Pembina Pasar Uang dan Modal. 1994. Kamus Khusus Pasar uang dan Modal.
Jakarta: PT Kualamas
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
Beberapa alasan mengapa teknik ini lebih sering digunakan adalah
adanya keluwesan yang dimiliki oleh kontrak forward ,yaitu dengan
mengijinkan pembeli untuk mendapatkan valuta asing pada setiap hari selama
beberapa hari sebelum periode kontrak sehingga keluwesan ini dapat
membebaskan pembeli dari ketidak pastian. 2
Kontrak forward dengan bank dapat dibuat untuk setiap jumlah yang
diinginkan sedangkan untuk kontrak futures dan opsi valuta, jumlah nilai
kontrak dan tanggal jatuh tempo telah terstandarisasi, tidak fleksibel seperti
kontrak forward. Selain itu kontrak forward memiliki jangka waktu kontrak
maksimum yang relatif panjang, yaitu beberapa tahun dibanding dengan
kontrak futures dan opsi valuta yang hanya memiliki waktu maksimum 12
bulan dan 9 bulan. Selain itu, di pasar forward tidak terdapat aturan formal dan
universal untuk melakukan penyesuaian terhadap simpanan karena fluktuasi
kurs spot mendatang yang diharapkan dan nilai kontrak forward. Di pasar
forward tidak terdapat persyaratan marjin yang formal dan universal. 3
Sehingga dengan adanya keluwesan dalam menentukan nilai kontrak
forward, biaya yang dikeluarkan pun relatif lebih rendah daripada teknik lain,
cara mempertahankan marjin, serta tidak adanya risiko marking to market (
risiko yang disebabkan oleh variabilitas tingkat bunga dimana penyesuaian
marjin dilakukan setiap hari, yang seringkali dihadapi oleh kontrak futures ),
2
M.Irsan Nasarudin dan Indera Surya 2004. Aspek Hukum Pasar Uang Indonesia.
Kencana Jakarta
3
Head, John W., 2002, Seri Dasar Hukum Ekonomi 1-Pengantar Umum Hukum Ekonomi
Edisi Bahasa Indonesia dan Inggris, ELIPS, Jakarta
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
membuat kontrak forward lebih sering digunakan daripada teknik hedging
lainnya oleh importir, eksportir, peminjam, dan investor yang ingin secara tepat
membatasi risiko valuta asing dan eksposure.
Kontrak forward antara sebuah perusahaan multinasional dengan
banknya dapat dibuat khusus untuk mengakomodasi kebutuhan-kebutuhan dari
perusahaan tersebut. Periode-periode kontrak forward untuk 2 tahun atau lebih
tersedia untuk berbagai valuta. Sejumlah bank bahkan menawarkan kontrak
forward berjangka waktu 5 tahun bagi sejumlah perusahaan besar. Kontrak
forward semacam ini ditujukan untuk mengakomodasi kebutuhan-kebutuhan
perusahaan-perusahaan besar, nilainya biasanya lebih dari $ 1 juta. Kontrak
forward jarang digunakan oleh konsumen atau perusahaan-perusahaan kecil.
Periode jatuh tempo kontrak forward selama satu (1) tahun adalah
diperkirakan sepanjang tahun 2002 terjadi ketidakstabilan nilai tukar mata uang
asing akibat memburuknya kondisi ekonomi yang masih berkelanjutan dari
tahun sebelumnya, yaitu tahun 2001 (tahun 2001, perusahaan bahkan
menanggung rugi selisih kurs sebesar Rp. 16.429.328.545). Sehingga apabila
perusahaan tidak melakukan tindakan untuk melindungi aktiva/kewajibannya
dalam mata uang asing, dikhawatirkan akan memperburuk beban pendanaan
perusahaan yang nantinya juga akan mempengaruhi laba perusahaan sepanjang
tahun 2002. Sehingga perusahaan melakukan antisipasi dengan melakukan
hedging kontrak forward selama satu (1) tahun untuk menghindari kerugian
yang mungkin diderita perusahaan selama sepanjang tahun 2002 dan
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
diperkirakan pada tahun 2003 kondisi perekonomian dan nilai tukar mata uang
asing telah kembali stabil. 4
Dengan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk membuat karya tulis
dalam bentuk skripsi dengan judul “Pelaksanaan Transaksi Forward Contract
Di Pasar Uang Indonesia Setelah Di Keluarkannya PBI No.3/3/Pbi/2001.”
B. Perumusan Masalah
Adapun yang merupakan permasalah yang timbul dalam penulisan ini
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana perjanjian transaksi forward contract dalam hukum perbankan?
2. Bagaimana peranan Bank Indonesia dalam transaksi forward contract di
Indonesia?
3. Bagaimana Pelaksanaan transaksi forward contract di pasar uang Indonesia
setelah di keluarkannya PBI No.3/3/PBI/2001?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Tujuan Penulisan
Tujuan penulis melaksanakan penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui perjanjian transaksi forward contract dalam hukum
perbankan.
b. Untuk mengetahui peranan Bank Indonesia dalam transaksi forward
contract di Indonesia.
4
M.Irsan Nasarudin dan Indera Surya. Op.cit.
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
c. Untuk mengetahui Pelaksanaan transaksi forward contract di pasar uang
Indonesia setelah di keluarkannya PBI No.3/3/PBI/2001.
2. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat Penulisan skripsi yang akan penulis lakukan adalah:
a. Secara Teoritis
Guna mengembangkan khasanah ilmu pengetahuan hukum perdata,
khususnya mengenai Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
Uang Indonesia Setelah Di keluarkannya PBI No.3/3/Pbi/2001.
b. Secara Praktis
1) Agar masyarakat mengetahui Transaksi Forward Contract Di Pasar
Uang Indonesia.
2) Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan tambahan tentang
bagaimana pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar Uang
Indonesia Setelah Di keluarkannya PBI No.3/3/Pbi/2001.
D. Keaslian Penulisan
Adapun judul tulisan ini adalah Pelaksanaan Transaksi Forward Contract
Di Pasar Uang Indonesia Setelah Di keluarkannya PBI No.3/3/Pbi/2001, judul
skripsi ini belum pernah ditulis, sehingga tulisan ini asli dalam hal tidak ada
judul
yang sama. Dengan demikian ini keaslian
skripsi ini dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
E. Tinjauan Kepustakaan
Forward Contract adalah perjanjian antara bank dan pelanggan untuk
menyerahkan sejumlah mata uang tertentu dengan yang lain pada waktu
tertentu di masa datang dengan kurs yang ditetapkan pada saat kontrak
disepakati /saat ini. 5 Kontrak-kontrak tersebut dapat digunakan oleh
perusahaan-perusahaan dengan transaksi-transaksi mata uang dimasa datang
untuk mengurangi risiko nilai tukar mata uang. Satu pihak setuju untuk
membeli, pihak lain menjual, untuk suatu harga yang telah disetujui
sebelumnya.
Saat
terjadi
transaksi
forward,
belum
terjadi
pertukaran/pembayaran uang. Pembayaran dan pengiriman barang dilakukan
sesuai dengan jadwal dan aturan yang telah disepakati. Spekulan-spekulan
secara aktif memposisikan diri mereka terhadap risiko valas untuk memperoleh
manfaat dari expected movements (pergerakan-pergerakan yang diharapkan)
atas kurs valas.
Kebanyak transaksi jenis ini dilakukan melalui telepon,
telex dan faksimili (over the counter), baik secara langsung maupun melalui
broker dan dealer, dan negosiasinya sering didasarkan pada harga-harga yang
terbentuk dibursa berjangka.
Secara prinsip forward dan futures contracts bisa dispesifikasi untuk
setiap komoditi, jasa atau aset; dalam praktek (pada pasar valas forward)
kontrak-kontrak tersebut hanya diperdagangkan secara kontinu untuk valas
tertentu dan sebagai forward rate agreement (FRA). Sedangkan futures
5
Badan Pembina Pasar Uang dan Modal, Op.cit.
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
contracts
memperdagangkan
berbagai
komoditas,
instrumen-instrumen
keuangan dan valas. Oleh karena itu sifat paralel forward dan futures markets
adalah jarang/tidak banyak. Futures contracts yang dibentuk untuk valas sama
seperti/sebagaimana
FRA;
transaksi-transaksi
forward
implisitnya
bisa
dilakukan pada/dalam bank bills dan government bonds.
Dalam system keuangan, pasar uang (money market) dan pasar modal
(capital market) merupakan bagian dari pasar keuangan (financial market).
Pasar uang adalah suatu kelompok pasar untuk instrument kredit jangka pendek,
yang biasanya berkualitas tinggi diperjualbelikan.Jangka waktu instrument
pasar uang biasanya jatuh tempo dalam waktu 1 tahun atau kurang.
Pasar uang adalah pasar yang menyediakan sarana pengalokasian dan
pinjaman dana jangka pendek, karena itu pasar uang merupakan pasar likuiditas
primer. Sedangkan pasarmodal berkaitan dengan surat-surat berharga yang
berjangka panjang. Dana yang diperjual belikan dalam pasar modal berupa dana
permanent atau semi permanent. Selain itu perbedaan pasar modal dengan pasar
uang ada pada tempat pelaksanaan transaksi. Pasar modal memeliki tempat
transaksi tertentu yang disebut bursa efek.Transaksi dalam pasar uang
dilakukan melalui sarana telekomunikasi, sehingga pasar ini sering pula disebut
sebagai pasar abstrak karena pelaksanaan transaksi tidak dilakukan di tempat
tertentu seperti halnya pada pasarmodal yang melalui bursa efek. Pasar uang
juga merupakan suatu bentuk pasar yang tak terorganisasi (unorganized
market).
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
F. Metode Penelitian
a. Sifat dan jenis penelitian
Sifat penelitian ini adalah deskriptif dimana penulis berupaya untuk
menggambarkan Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar Uang
Indonesia Setelah Di Keluarkannya PBI No.3/3/Pbi/2001.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian normatif, yakni
sebuah jenis penelitian yang mencoba untuk melihat kesesuaian aturanaturan hak ditingkat normatif, yakni PBI No.3/3/Pbi/2001.
b. Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,
berupa buku, jurnal, dokumen perusahaan, majalah hukum, kamus hukum
dan UU/peraturan.
c. Teknik pengumpulan dan analisis data
Langkah pertama yang saya lakukan adalah dengan mengumpulkan
bahan
hkum
terkait.
Selanjutnya
saya
mulai
membuat
klasifikasi/ketegornisasi sesuai perusahaan penelitian. Kemudian saya
melakukan harmonisasi/melihat kesesuian antar pasal-pasal di dalam PBI
No.3/3/Pbi/2001 setelah itu ditarik kesimpulan.
d. Jadwal penelitian
Penelitian ini terdiri dari 3 tahap.
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
Tahap I, persiapan yakni dimulai dengan pemilihan judul, konsultasi
akademik dengan departemen dan pembimbing. Tahap ini berlangsung
dari bulan Oktober s/d November 2009.
Tahap II, pengumpulan data berlangsung dari bulan November s/d
Desember 2009.
G. Sistematika Penulisan
Skripsi ini diuraikan dalam 5 bab, dan tiap-tiap bab berbagi atas
beberapa sub-sub bab, untuk mempermudah dalam memaparkan materi dari
skripsi ini yang dapat digambarkan sebagai berikut :
BAB I
:
Pendahuluan, bab ini merupakan gambaran umum yang berisi
tentang Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan
Penulisan dan Manfaat Penulisan, Keaslian Penulisan, Tinjauan
Kepustakaan, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.
BAB II
:
Perjanjian transaksi forward contract dalam hukum perbankan.
Dalam bab ini berisi tentang Pengertian Transaksi dan Forward
contract, dasar hukum transaksi forward contract, sifat-sifat dan
pelaksanaan
transaksi
forward
contract,
pelarangan
dan
pembatasan transaksi.
BAB III :
Peranan Bank Indonesia dalam transaksi forward contract di
Indonesia. Bab ini berisikan peranan Bank Indonesia dalam
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
transaksi forward contract di Indonesia, sejarah perkembangan
Bank Indonesia, tujuan dan tugas Bank Indonesia, peran Bank
Indonesia dalam pembangunan Nasional, dan bentuk transaksi
forward contract di Indonesia
BAB IV :
Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar Uang
Indonesia Setelah Di Keluarkannya PBI No.3/3/PBI/2001. Bab
ini berisi tentang Proses transaksi forward contract di pasar uang
Indonesia, Pelaksanaan transaksi forward contract di pasar uang
indonesia setelah di keluarkannya PBI No.3/3/PBI/2001 dan
Manfaat dari penerapan contract forward bagi perusahaan.
BAB V
:
Kesimpulan dan Saran. Merupakan bab penutup dari seluruh
rangkaian bab-bab sebelumnya, yang berisikan kesimpulan yang
dibuat berdasarkan uraian skripsi ini, yang dilengkapi dengan
saran-saran.
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
BAB II
PERJANJIAN TRANSAKSI FORWARD CONTRACT DALAM
HUKUM PERBANKAN
A. Pengertian Transaksi Forward contract di Indonesia
Forward Contract (kontrak berjangka) adalah pembelian atau
penjualan dari suatu jumlah tertentu dari suatu barang, surat berharga
pemerintah, mata uang asing atau instrumen keuangan lainnya pada harga yang
ditetapkan saat ini dengan penyerahan dan penyelesaian pada tanggal tertentu
pada masa datang. Kontrak berjangka (forward Contract) ke depan merupakan
kontrak yang lengkap yang berlawanan dengan kontrak opsi yang pemiliknya
mempunyai pilihan untuk menyelesaikan atau tidak menyelesaikan kontrak
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
berjangka ke depan yang dapat merupakan penutupan atas penjualan dari
kontrak berjangka (forward Contract). 6
Forward Contract merupakan suatu kontrak dimana salah satu pihak
setuju untuk membeli komoditas dengan harga tertentu pada tanggal tertentu
dimasa depan dan pihak lainnya setuju untuk melaksanakan penjualan ni.
Penyerahan fisik lalu terjadi. Forward Contract dapat juga diartikan perjanjian
antara dua pihak. Salah satu pihak diwajibkan (diharuskan) menyerahkan
sejumlah tertentu dari aktiva tertentu pada tanggal tertentu yang akan datang
dan pihak lainnya wajib membayar sesuai dengan jumlah tertentu yang disebut
invoice amount yang dikenakan atas aktiva pada tanggal penyerahan. Tujuan
dari kontrak adalah untuk melindungi kedua belah pihak dari fluktuasi nilai
aktiva yang mungkin terjadi selama kurun waktu tertentu, yaitu sejak kontrak
ditandatangani hingga penyerahan atau pembayaran dilakukan.
Kontrak penyerahan kemudian (forward contract) sama dengan
kontrak berjangka (futures) yakni sama-sama merupakan kesepakatan antara
dua pihak untuk membeli dan menjual aktiva yang dilakukan pada tanggal
tertentu dimasa yang akan datang dan pada harga tertentu yang telah disepakati
pada saat kontrak ditandatangani. Tetapi futures diperdagangkan di bursa yang
6
Ridwan Khairandi, Itikad Baik dalam Kebebasan Berkontrak. (Jakarta: Pascasarjana
FH-UI, 2003) hlm. 81
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
terorganisir sementara forward contract diperdagangkan diluar bursa atau over
the counter market. 7
Sebagai kesepakatan pribadi antara dua pihak, forward contracts
diatur secara khusus untuk memenuhi kebutuhan masing-masing pihak, oleh
karena itu disebut sifatnya adalah private (tergantung pada pribadi kedua belah
pihak). Faktor lain forward contracts adalah kedua belah pihak tidak perlu
menyediakan margin (uang).
B. Dasar Hukum Transaksi Forward contract
Dalam
kontrak
mengandung
unsur-unsur:
pihak-pihak
yang
berkompeten, pokok yang disetujui, pertimbangan hukum, persetujuan timbal
balik, dan kewajiban timbal balik. Ciri kontrak yang utama adalah dia
merupakan satu tulisan yang memuat persetujuan dari para pihak, lengkap
dengan syarat-syarat, serta yang berfungsi sebagai alat bukti tentang adanya
kewajiban. Unsur-unsur kontrak seperti dirinci di atas, secara tegas memberikan
gambaran yang membedakan antara kontrak dengan pernyataan sepihak.
8
Akhirnya secara singkat dapat dikatakan bahwa kontrak adalah
persetujuan yang dibuat secara tertulis yang melahirkan hak dan kewajiban para
pihak yang membuat kontrak.
7
Warjiyo, Perry. 2004. Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia. Pusat
Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK), Bank Indonesia. Jakarta, hlm 87
8
M. Yahya Hrp, Segi Hukum Perjanjian, Alumni 1996, Bandung, hlm 56
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
Kontrak dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai “perjanjian”.
Meskipun demikian, apa yang dalam bahasa Indonesia disebut perjanjian,
dalam bahasa Inggris tidak selalu sepadan dengan contract. Istilah contract
digunakan dalam kerangka hukum nasional atau internasional yang bersifat
perdata. Dalam kerangka hukum internasional publik, yang kita sebut
“perjanjian”, dalam bahasa Inggris seringkali disebut treaty atau kadang-kadang
juga covenant. Sejauh yang dapat kita ketahui, tidak pernah ada dua pihak
swasta atau lebih membuat treaty atau covenant, sebaliknya, tidak pernah
terekam dua negara yang diwakili oleh pemerintah masing-masing membuat
suatu contract.
Perlindungan hukum terhadap hubungan antar orang atau antar
perusahaan yang bersifat lintas batas negara dapat dilakukan secara publik
maupun
privat.
Perlindungan
secara
publik
dilakukan
dengan
cara
memanfaatkan fasilitas perlindungan yang disediakan oleh ketentuan-ketentuan
yang bersifat publik, seperti peraturan perundang – undangan domestik dan
perjanjian-perjanjian
internasional,
bilateral
maupun
universal,
yang
dimaksudkan demikian. Perlindungan secara privat dapat dilakukan dengan cara
memanfaatkan fasilitas perlindungan hukum yang bersifat privat, yaitu dengan
cara berkontrak yang cermat. 9
9
Qirom S. Meliala, Pokok-pokok Hukum Perjanjian Beserta perkembangan, Liberty,
Yogyakarta, 1995. hlm 67
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
Dalam dunia bisnis, jenis hukum privat merupakan pilihan yang paling
populer. Jenis ini digunakan secara luas oleh masyarakat bisnis yang terlibat
dalam transaksi lintas batas negara. Beberapa alasan yang mengakibatkan
penggunaan seperti adalah: pertama; berubahnya orientasi masyarakat dunia
setelah Perang Dunia II ke arah pembangunan ekonomi global. Kedua; pesatnya
pertumbuhan kebijakan, bentuk dan materi transaksi bisnis internasional.
Ketiga; kurang lengkapnya materi hukum publik (sistem perundang-undangan)
berkaitan dengan variasi bentuk dan materi transaksi.
Sebelum menjalin kontrak dengan seseorang yang berkewarganegaraan
lain, terlebih dahulu harus memahami sistem hukum yang mempengaruhi
kontrak di negara tersebut. Juga harus memahami perbedaan sistem hukum di
negara masing-masing. Pengetahuan ini sama pentingnya dengan mengecek
latar belakang calon mitra masing-masing, karena dua alasan. Pertama, hukum
di kedua negara akan menentukan aspek tertentu dalam hubungan kontraktual.
Kedua, hukum di salah satu negara mungkin lebih menguntungkan dari pada di
negara lain.
Setelah mengetahui kesulitan yang dihadapi oleh pihak-pihak yang
menjalin kontrak lintas negara, masyarakat internasional mulai mengadopsi
sitem hukum dan peraturan yang bisa diterapkan dalam transaksi pihak-pihak
yang berlokasi di negara yang berbeda. Tujuan dari pengadopsian hukum
internasional yang seragam adalah untuk memastikan bahwa semua pihak yang
melakukan transaksi lintas batas negara menjadi subjek seperangkat peraturan
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
yang sama, tidak peduli bahwa hukum yang berlaku di negaranya masingmasing berbeda.
Secara umum sangatlah tidak bijaksana mendasarkan persyaratan
kontrak pada hukum, bahkan hukum internasioanal sekalipun. Penerapan
hukum internasional untuk menafsirkan sebuah kontrak bisa mengarah pada
hasil yang tidak diduga dan tidak diinginkan.
Misalnya, dalam suatu kontrak jual beli internasional, penjual gagal
memenuhi batas waktu pengiriman yang ditetapkan. Kemudian pembeli
menuntut penjual karena kegagalan memenuhi batas waktu pengiriman satu
bulan. Di negara pembeli, kontrak tersebut mungkin dianggap tidak valid
karena ada persyaratan penting yang tidak dimasukkan. Tetapi jika di
pengadilan menerapkan hukum internasional, berdasarkan praktek yang biasa
berjalan dalam industri tersebut mungkin akan menetapkan dua bulan sebagai
waktu penyerahan yang masuk akal sehingga mungkin bisa menegakkan
kontrak tersebut.
Untuk menghindari hasil yang tidak menyenangkan dan di duga, ketika
melakukan kontrak dengan pihak negara lain, harus didefinisikan dengan tepat
hak dan kewajiban dalam kontrak tertulis. Kontrak harus menyatakan secara
jelas persyaratan-persyaratannya sehingga kedua pihak akan memahami apa
yang harus dilakukan dan apa yang harus diterima.
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
Kontrak yang dikonsep dengan baik akan sangat membantu memastikan
bahwa pihak-pihak yang memiliki latar belakang budaya berbeda mencapai
pemahaman bersama dengan mempertimbangkan hak dan kewajiban masingmasing. Semua pihak yang menjalin kontrak hadir dengan ekspektasi masingmasing, yang pada gilirannya mewarnai pemahaman mereka terhadap
persyaratan-persyaratan yang dicantumkan dalam kontrak. Sesuatu yang masuk
akal bagi satu pihak, mungkin tidak bisa diterima akal pihak lain, hal mana
perlu di bicarakan bersama sehingga muncul pemahaman yang sama. Hal ini
merupakan elemen penting dalam pembuatan sebuah kontrak agar bisa
dijalankan dan ditegakkan.
Kontrak yang mencerminkan ekspektasi budaya masing-masing pihak
kemungkinan besar bisa dijalankan secara memuaskan bagi kedua pihak.
Pemahaman bersama tidak sekedar berarti bahwa masing-masing pihak
memahami hak dan kewajibannya sebelum membubuhkan tanda tangan, tetapi
pihak-pihak tersebut harus memiliki kesepakatan yang tuntas mengenai hak dan
kewajiban. Persengketaan biasanya muncul ketika salah satu pihak menafsirkan
hak dan kewajiban dengan cara yang berbeda dengan pihak lain. 10
Dalam rangka pembangunan ekonomi diperlukan tabungan dalam negeri
baik yang bersumber dari pemerintah maupun dari masyarakat. Mengingat
kelangkaan sumber-sumber dana dalam negeri maka mobilisasi dana terutama
10
R. Subekti, Aneka Perjanjian, Cetakan Kesepuluh, Penerbit PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung. 1996. hlm. 46
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
dana rupiah seyogyanya ditujukan untuk keperluan pembangunan ekonomi di
dalam negeri.
Tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara stabilitas nilai
rupiah. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Indonesia bertugas menetapkan
dan melaksanakan kebijakan moneter yang dilakukan antara lain melalui
pengendalian jumlah uang beredar dan suku bunga. Efektifitas pelaksanaan
tugas ini memerlukan dukungan sistem pembayaran yang efisien, cepat, aman
dan andal yang merupakan sasaran dari pelaksanaan tugas mengatur dan
menjaga kelancaran sistem pembayaran. Sistem pembayaran yang efisien,
cepat, aman dan andal tersebut memerlukan sistem perbankan yang sehat, yang
merupakan sasaran tugas mengatur dan mengawasi bank. Selanjutnya sistem
perbankan yang sehat akan mendukung pengendalian moneter mengingat
pelaksanaan kebijakan moneter terutama dilakukan melalui sistem perbankan. 11
Penerapan sistem devisa bebas di Indonesia telah mempercepat
perkembangan dan integrasi pasar keuangan Indonesia dengan pasar keuangan
dunia.
Perkembangan
pasar
keuangan
tercermin
pada
bertambahnya
keanekaragaman produk jasa keuangan hasil berbagai inovasi di industri
keuangan dunia. Integrasi pasar keuangan antara lain terlihat pada penggunaan
mata uang domestik baik di dalam negeri maupun luar negeri. Pada awalnya
mata uang domestik di dalam negeri digunakan pula oleh warga negara asing
dan badan-badan asing, namun selanjutnya penggunaan tersebut meluas ke luar
11
Kuncoro, Mudrajad & Suhardjono, (2002), Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi,
BPFE, Yogyakarta, hlm 68
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
negeri baik oleh warga negara Indonesia dan badan-badan hukum Indonesia
maupun oleh warga negara asing dan badan-badan asing.
Sebagai akibat perkembangan dan integrasi pasar keuangan di atas,
peningkatan transaksi rupiah antara bank dengan warga negara asing dan
badan-badan asing yang terjadi dewasa ini dalam perkembangannya turut
memberikan kontribusi terhadap berbagai persoalan moneter dalam negeri,
khususnya tekanan terhadap nilai tukar rupiah. 12
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu dilakukan upaya untuk
mengurangi tekanan yang lebih dalam atas kondisi moneter Indonesia dengan
menetapkan pembatasan-pembatasan yang diperlukan. Oleh karena itu, untuk
mengurangi dampak fluktuatif terhadap nilai rupiah, perlu dilakukan pengaturan
terhadap transaksi rupiah antara bank dengan warga negara asing, badan hukum
asing atau badan asing lainnya, warga negara Indonesia yang memiliki status
permanen residen negara lain dan tidak berdomisili di Indonesia, perwakilan
negara asing dan lembaga internasional di Indonesia, dan kantor Bank atau
badan hukum Indonesia di luar negeri serta pengaturan pemberian kredit valuta
asing oleh bank kepada pihak-pihak tersebut. Pembatasan transaksi rupiah
antara bank dengan pihak-pihak tersebut sebagai langkah kehati-hatian dalam
melindungi integritas dan stabilitas sistem keuangan Indonesia pada dasarnya
tidak bertentangan baik dengan ketentuan sistem devisa bebas maupun
ketentuan-ketentuan internasional yang lazim berlaku.
12
Muhammad Jumhana, Hukum Perbankan di Indonesia, Penerbit Citra Aditya, Bandung,
1996, hlm 114
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
Salah satu ciri dari era globalisasi yang sedang atau akan kita hadapi di
masa depan, ditandai dengan adanya perdagangan bebas. Perdagangan bebas
mendatang yang akan kita hadapi, diwarnai dengan semakin meningkatnya
persaingan serta gejolak harga pasar yang membuat ketidakpastian usaha
semakin meningkat untuk mempertahankan usahanya, maka perusahaan
dituntut untuk mampu mengembangkan usaha hingga ke dunia internasional.
Akibatnya perusahaan akan melakukan transaksi dengan perusahaan di luar
negeri.
Perdagangan dua negara tidaklah sama dengan perdagangan satu negara
yang memakai satu mata uang, karena untuk perdagangan dua negara memakai
dua mata uang yang sangat berbeda. Adanya transaksi dengan mata uang yang
berbeda dapat menimbulkan risiko keuangan bagi perusahaan akibat adanya
perubahan kurs mata uang. Risiko tersebut dapat dihindari dengan melakukan
transaksi tunai. Namun tidak semua transaksi yang terjadi pada perusahaan
dapat dilakukan secara tunai, akibatnya akan timbul hutang dan piutang dalam
mata uang asing. Sehingga apabila terjadi perubahan nilai tukar valuta asing,
perusahaan akan mengalami kerugian/keuntungan akibat perubahan tersebut.
Tidak hanya perusahaan yang bekerja sama dengan perusahaan di luar
negeri yang akan menghadapi risiko keuangan akibat fluktuasi nilai tukar mata
uang asing. Tetapi risiko ini juga akan dihadapi oleh para importir / eksportir
serta perusahaan-perusahaan yang bertransaksi atau mempunyai kewajiban dan
aktiva dalam bentuk mata uang asing. Bahkan tidak hanya itu, perusahaan yang
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
tidak bertransaksi dalam valuta asing pun (tidak melakukan aktivitas
internasional, ekpor maupun impor) juga akan terpengaruh oleh risiko nilai
tukar. 13
Untuk itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perusahaanperusahaan yang sering kali atau kerap bertransaksi dengan segala sesuatu yang
berhubungan dengan nilai tukar dan suku bunga. Diantaranya yaitu perusahaan
harus melakukan peramalan pergerakan kurs valuta asing, memonitor kinerja
perusahaan terhadap risiko kerugian yang ditimbulkan oleh fluktuasi valuta
asing, serta merancang strategi untuk menghindari kerugian dari risiko fluktuasi
valuta asing. Untuk itu sangat penting artinya bagi perusahaan melakukan
tindakan lindung nilai.
Hedging merupakan suatu tindakan melindungi perusahaan untuk
menghindari atau mengurangi risiko kerugian atas valuta asing sebagai akibat
dari terjadinya transaksi bisnis. Sehingga
perusahaan dapat melakukan
penjualan atau pembelian sejumlah mata uang, untuk menghindari risiko
kerugian akibat selisih kurs yang terjadi karena adanya transaksi bisnis yang
dilakukan perusahaan tersebut. 14
Hedging sangat bermanfaat bagi perusahaan yang memiliki usaha dan
kerap bertransaksi yang berkaitan dengan suku bunga atau nilai tukar. Jika
perusahaan mempunyai hutang dalam valuta asing dan suku bunga
13
Salim H. S. Perkembangan Hukum Kontrak Innominati di Indonesia, Penerbit Sinar
Grafika, Jakarta, 2003. hlm 77
14
Subekti, Jaminan Untuk Pemberian Perjanjian menurut hukum Indonesia, Penerbit Citra
Aditya Bakti, Bandung, 1999
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
mengambang, mereka pasti akan terpengaruh. Menghadapi suku bunga yang
cenderung naik dan nilai tukar berfluktuatif, kebutuhan hedging juga dirasakan
semakin besar khususnya oleh perusahaan-perusahaan umum yang kerap
melakukan ekspor dan impor.
Hedging juga dapat mengurangi kemungkinan bangkrut, memungkinkan
perusahaan untuk mendapatkan kredit dari kreditor dengan lebih mudah,
menjalin kerjasama yang lebih baik dengan pemasok, dan barangkali
memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan pinjaman dengan suku bunga
yang lebih rendah (karena risiko yang dirasakan oleh pemberi pinjaman lebih
rendah). Hedging juga dapat memungkinkan perusahaan untuk meramalkan
pengeluaran dan penerimaan kas di masa depan dengan lebih akurat, sehingga
dapat mempertinggi kualitas dari keputusan penganggaran kas.
Jika perusahaan multinasional memutuskan untuk melakukan lindung
nilai ( Hedging ) sebagian atau seluruh exposure transaksinya, perusahaan dapat
menggunakan perangkat-perangkat hedging berupa kontrak forward. kontrak
forward, instrumen pasar uang, dan opsi valuta. Salah satu teknik hedging yang
banyak disukai dan digunakan oleh perusahaan multinasional yaitu hedging
contract forward.
Kontrak forward diimplementasikan menggunakan kurs forward
(forward rate). Kurs forward mewakili kurs penukaran valuta pada suatu waktu
di masa depan. Jika sebuah perusahaan multinasional memperkirakan akan
adanya kebutuhan atau penerimaan suatu valuta asing tertentu di masa depan,
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
perusahaan tersebut dapat melakukan kontrak forward untuk mengunci kurs
pembelian atau penjualan valuta tersebut. Strategi ini digunakan untuk
berlindung dan kemungkinan valuta yang dimaksud mengalami depresiasi di
kemudian hari. Periode forward yang paling umum adalah 30, 60, 90, 180, 360
hari, walaupun periode-periode lain juga tersedia. Kurs forward dari suatu
valuta biasanya akan bervariasi menurut panjangnya periode forward. Dalam
dunia nyata sekarang, semua perusahaan multinasional mengggunakan kontrak
forward. 15
C. Sifat-sifat dan pelaksanaan Transaksi Forward contract
Momentum terjadinya kontrak pada umumnya adalah ketika telah
tercapai kata sepakat yang ditandai dengan penandatanganan kontrak sebagai
bentuk kesepakatan oleh para pihak. Fungsi kontrak adalah demi memberikan
kepastian hukum bagi para pihak. Agar mereka tenang dan mengetahui dengan
jelas akan hak dan kewajiban mereka.
Kontrak ada 2 macam yaitu Kontrak Nominaat atau bernama dan
Innominaat atau tidak bernama. Maksud dari kontrak Nominaat adalah bahwa
kontrak tersebut telah dikenal dan diatur oleh KUHPerdata sedang Innominaat
maksudnya adalah bahwa jenis kontrak tersebut belum dikenal dalam
KUHPerdata dan pengaturannya diluar KUHPerdata. Sifat pengaturan buku III
ini adalah terbuka (open) artinya dimungkinkan dilakukan suatu bentuk
perjanjian lain selain yang telah diatur dalam KUHPerdata. Hal ini didasarkan
15
Head, John W., Op.Cit. 25
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
pada asas kebebasan berkontrak sehingga seiring kebutuhan hidup manusia
dalam memenuhi kebutuhannya ada saja suatu bentuk kontrak/perjanjian yang
belum dikenal oleh KUHPerdata. Kontrak forward contohnya adalah tentang
jual beli, sewa menyewa, tukar menukar, hibah dll. Sementara itu Innominaat
adalah franchise, joint venture, kontrak rahim, leasing, belisewa, production
sharing dll yang akan muncul sesuai perkembangan zaman dan sesuai
kebutuhan manusia. Yang paling mendasar Anda ketahui lebih dulu adalah,
pengertian kontrak berjangka. Kontrak berjangka adalah suatu perjanjian yang
mengikat secara hukum diantara 2 pihak, untuk membeli atau menjual komoditi
yang menjadi subjek Kontrak Berjangka, dalam jumlah, mutu, jenis dan tempat
tertentu yang telah ditetapkan.
16
Transaksi dilakukan di Bursa Berjangka yang telah memperoleh izin
usaha dari BAPPEBTI. Pembeli dan penjual Kontrak Berjangka menyetujui
harga tertentu untuk komoditi yang bersangkutan, untuk penyerahan
dikemudian hari. Meskipun penyerahan komoditi secara fisik dapat terjadi
sebagai wujud dari pemenuhan kontrak, namun sebagian besar Kontrak
Berjangka umumnya diakhiri dengan cara "off-set" sebelum kontrak jatuh
waktu.
"Offset" adalah melakukan transaksi (beli/jual) untuk Kontrak
Berjangka yang sama, serta dalam jumlah dan untuk bulan penyerahan yang
16
Suharnoko, Hukum Perjanjian Teori dan Analisis Kasus, Penerbit Perdana Media,
Jakarta, 2004. hlm 81
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
sama, yang berlawanan dengan posisi "terbuka" Kontrak Berjangka yang
dimiliki sebelumnya (kontrak jual/beli). 17
Pasar kontrak berjangka tidak memiliki emiten dan tidak mengenal
pernyataan pendaftaran. Fungsinya adalah memfasilitasi penggeseran risiko
(risk shifting) dan price discovery. Karena itu fungsi utama otoritas pasar
kontrak berjangka adalah menjaga integritas pasar dalam proses price discovery
tersebut. Bursa efek dengan demikian menyediakan pasar sekunder yang
merupakan forum jual beli efek. Sementara bursa berjangka menyediakan
fasilitas transaksi kontrak berjangka yang memungkinkan para hedgers
memperoleh perlindungan dari risiko fluktuasi harga.
Kontrak berjangka selalu memiliki hari jatuh tempo. Jadi tak
mungkin disimpan untuk jangka waktu tidak terbatas. Pada saat jatuh tempo
tersebut, apabila suatu kontrak tidak ditutup dengan transaksi yang berlawanan
(ofsetting transaction) maka penyerahan pisik menjadi kewajiban yang harus
dipenuhi sebagai penyelesaian transaksi. Apabila penyerahan pisik tidak
dimungkinkan, seperti halnya dalam perdagangan stock index futures, maka
penyelesaian tunai pada hari jatuh tempo harus diatur dengan sangat rinci dan
jelas.
Transaksi kontrak berjangka menciptakan fasilitas financial leverage,
yaitu peluang memperoleh keuntungan atau menderita kerugian dalam jumlah
besar atas jumlah modal yang relatif kecil. Bagi yang berhasil, transaksi kontrak
17
M.Irsan Nasarudin dan Indera Surya, Op.Cit. 61
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
berjangka memberikan tingkat keuntungan yang sangat tinggi. Sebaliknya bagi
pemain yang gagal, harus bersedia memikul risiko kerugian yang sangat tinggi
pula. Dalam bahasa yang lebih makro, transaksi kontrak berjangka ditandai oleh
perubahan harga yang relatif lebih cepat ketimbang transaksi saham.
Kontrak Berjangka, yaitu suatu bentuk kontrak yang standar untuk
membeli atau menjual komoditi dalam jumlah, mutu, jenis, tempat dan waktu
penyerahan di kemudian hari yang telah ditetapkan oleh bursa.
D. Pelarangan dan pembatasan Transaksi
Adanya pelarangan dan pembatasan dalam melakukan berbagai macam
transaksi tersebut dengan sendirinya berpengaruh terhadap intensitas transaksi
rupiah di bank-bank asing menjadi menurun dibandingkan dengan sebelum
pemberlakuan kebijakan Bank Indonesia tersebut. Disamping itu, dampak
lainnya adalah semakin meningkatnya suku bunga deposito rupiah di bank-bank
asing, misalnya Citibank di Singapura dari 14-15 persen menjadi 19 persen,
bahkan suku bunga deposito jangka waktu satu bulan mencapai 20,7 persen.
Kenaikan yang terjadi tersebut akan memukul bank-bank asing dimana
sebelumnya mereka meminjam rupiah dengan suku bunga yang rendah, dan
kini mereka harus membayar bunga yang lebih tinggi.
Memuat peraturan bank indonesia nomor : 3/ 3 /PBI/2001 Tentang
pembatasan transaksi rupiah dan pemberian kredit valuta asing oleh bank pasal
2 mengenai pelarangan dan pembatasan transaksi
(1) Bank dilarang melakukan transaksi-transaksi tertentu dengan:
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
a. warga negara asing;
b. badan hukum asing atau badan asing lainnya;
c. warga negara Indonesia yang memiliki status penduduk tetap (permanent
resident) negara lain dan tidak berdomisili di Indonesia;
d. perwakilan negara asing dan lembaga internasional di Indonesia;
e. kantor Bank/badan hukum Indonesia di luar negeri.
(2) Transaksi-transaksi tertentu yang dilarang sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) meliputi :
a. Pemberian Kredit, cerukan, dalam rupiah dan atau valuta asing kepada
pihak-pihak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1);
b. Penempatan Dana dalam rupiah kepada pihak-pihak sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), termasuk transfer rupiah ke bank di luar
negeri;
c. Pembelian Surat-surat Berharga dalam rupiah yang diterbitkan oleh
pihakpihak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1);
d. Transaksi Antar Kantor dalam rupiah;
e. Penyertaan dalam rupiah kepada pihak-pihak sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1).
(3) Bank dilarang melakukan tindakan-tindakan yang secara langsung atau tidak
langsung mengakibatkan terjadinya pelanggaran terhadap ketentuan dalam
Pasal 2 ini.
Pasal 3
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
1) Bank hanya dapat melakukan Transaksi forward valuta asing terhadap
rupiah dengan pihak-pihak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat
(1) sampai batas maksimum nominal tertentu setiap saat, baik untuk
setiap transaksi individual maupun posisi (outstanding) Transaksi
Derivatif per Bank.
2) Batas maksimum nominal baik untuk setiap transaksi individual maupun
posisi (outstanding) Transaksi forward per Bank sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) untuk pertama kali ditetapkan sebesar USD 3.000.000,(tiga juta US dolar) atau ekivalen dan apabila diperlukan perubahan atas
batas maksimum nominal tersebut akan ditetapkan dalam Surat Edaran
Bank Indonesia.
3) Jenis Transaksi forward yang dibatasi sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) meliputi :
a. Transaksi forward jual, termasuk transaksi valuta tomorrow dan spot
yang di-rollover dan disintetiskan sebagai forward jual valuta asing;
b. Transaksi swap jual termasuk di dalamnya overnite swap dan tom
next; dan atau
c. Transaksi option untuk jual valuta asing call atau beli valuta asing
put terhadap rupiah.
4) Pembatasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak berlaku apabila
dilakukan untuk keperluan lindung-nilai (hedging) dalam rangka
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
investasi di Indonesia oleh pihak-pihak sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (1).
5) Transaksi forward sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) wajib disertai
dengan
dokumen-dokumen
pendukung
kegiatan
investasi
yang
bersangkutan secara lengkap.
6) Nilai Transaksi forward sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) hanya
dapat dilakukan dengan nilai maksimum sebesar nilai yang tercantum
dalam dokumen pendukung.
7) Dokumen pendukung transaksi yang dipergunakan dalam rangka
investasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) wajib disimpan oleh
Bank guna kepentingan pemeriksaan di kemudian hari (post audit) oleh
Bank Indonesia.
8) Bank dilarang melakukan tindakan-tindakan yang secara langsung atau
tidak
langsung
mengakibatkan
terjadinya
pelanggaran
terhadap
ketentuan dalam Pasal 3 ini.
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
BAB III
PERANAN BANK INDONESIA DALAM TRANSAKSI
FORWARD CONTRACT DI INDONESIA
A. Sejarah Perkembangan Bank Indonesia
Perjalanan sejarah Bank Indonesia amatlah panjang dan berliku-liku,
namun secara singkat dapatlah kita lihat bahwa Bank Indonesia sebagai Bank
Sentral, lahir pada 1 Juli 1953. Kelahiran Bank Indonesia ini didasarkan pada
UU Pokok Bank Indonesia atau UU No 11 Tahun 1953, hampir delapan tahun
sesudah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.
Lahirnya Bank Indonesia ini merupakan hasil nasionalisasi dari De
Javasche Bank, sebuah bank Belanda yang pada masa kolonial diberi tugas oleh
pemerintah Belanda sebagai bank sirkulasi di Hindia Belanda. Jadi, riwayatnya
dulu, De Javasche Bank inilah yang menjadi cikal bakal dari lahirnya Bank
Indonesia.
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
Kalau melihat dari usia De Javasche Banknya sendiri sih sudah lebih
dari 172 tahun, karena didirikan pada tahun 1828 dan dahulu berfungsi sebagai
bank sirkulasi selain juga melakukan kegiatan komersial. De Javasche Bank
kemudian ditetapkan menjadi bank sentral pada tahun 1949 berdasarkan hasil
Konperensi Meja Bundar.
Namun sebagai Bank Sentral saat itu, De Javasche Bank juga tetap
melakukan kegiatan komersial. Pada tahun 1953. De Javasche Bank
dinasionalisasi menjadi BANK INDONESIA yang juga ditetapkan sebagai
Bank Sentral. Tapi, seperti juga sebelumnya, Bank Indonesia juga tetap
melakukan kegiatan komersial.
Dengan peran ganda yang dilakukan oleh Bank Indonesia pada masa itu
tentu saja mengakibatkan perkembangan moneter yang tidak sehat bagi
perkembangan perekonomian. Atas dasar keadaan tersebut, pada tahun 1968
melalui UU No 13 tahun 1968 tentang Bank Sentral, peran Bank Indonesia
diubah lagi dan didudukkan secara murni sebagai Bank Sentral.
Hal ini berarti Bank Indonesia tidak melakukan kegiatan komersial lagi
selain menjalankan tugas dan fungsi yang telah ditetapkan. Dalam
perkembangan selanjutnya, UU No. 13 Tahun 1968 dirasakan sudah tidak
sesuai lagi dengan perkembangan yang terjadi.
Beberapa ketentuan dalam undang-undang tersebut dalam kenyataannya
belum memberikan jaminan yang cukup untuk terselenggaranya fungsi suatu
bank sentral yang independen. Penetapan status dan kedudukan Bank Indonesia
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
sebagai pembantu Pemerintah misalnya, membuka peluang terjadinya campur
tangan dari pihak luar yang pada gilirannya menyebabkan kebijakan yang
diambil menjadi kurang bahkan tidak efektif.
Dengan latar belakang tersebut, maka pada tanggal 17 Mei 2000 lahirlah
Undang-undang No. 23 Tahun 1999 sebagai pengganti UU No. 13 Tahun 1968
yang memberikan status dan kedudukan kepada Bank Indonesia sebagai suatu
bank sentral yang independen dan bebas dari campur tangan pihak luar
termasuk Pemerintah.
Saat kembali menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
pada 17 Agustus 1950, struktur perekonomian Indonesia, masih didominasi
oleh struktur kolonial. Meskipun saat itu struktur perbankan Indonesia boleh
dikatakan merupakan komponen sarana moneter yang tidak banyak berperan
dalam operasi perbankan, tetapi kondisi semacam ini menimbulkan keinginan
kuat masyarakat untuk memasukkan lebih banyak unsur nasional dalam struktur
ekonomi Indonesia.
Bank Indonesia lahir setelah berlakunya Undang-Undang (UU) Pokok
Bank Indonesia pada 1 Juli 1953. Sesuai dengan UU tersebut, BI sebagai bank
sentral bertugas untuk mengawasi bank-bank. Namun demikian, aturan
pelaksanaan ketentuan pengawasan tersebut baru ditetapkan dalam Peraturan
Pemerintah (PP) No. 1/1955 yang menyatakan bahwa BI, atas nama Dewan
Moneter, melakukan pengawasan bank terhadap semua bank yang beroperasi di
Indonesia, guna kepentingan solvabilitas dan likuiditas badan-badan kredit
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
tersebut dan pemberian kredit secara sehat yang berdasarkan asas-asas
kebijakan bank yang tepat. Dari pengawasan dan pemeriksaan BI, terungkap
berbagai praktik yang tidak wajar yang dilakukan, seperti penyetoran modal
fiktif atau bahkan praktik bank dalam bank. Untuk mengatasi kondisi perbankan
itu, dikeluarkan Keputusan Dewan Moneter No. 25/1957 yang melarang bankbank untuk melakukan kegiatan di luar kegiatan perbankan.
Pada November 1957, diadakan Musyawarah Nasional Pembangunan
(MUNAP) yang antara lain memutuskan pengambilalihan perusahaanperusahaan milik Belanda, termasuk bank. Langkah awal untuk nasionalisasi
bank-bank Belanda diprakarsai oleh KSAD selaku penguasa militer yang
menetapkan bahwa pengawasan atas penyelenggaraan bank-bank Belanda
dipercayakan kepada Badan Pengawasan Bank- Bank Belanda Pusat. Badan
pengawasan tersebut didirikan pada setiap daerah yang terdapat bank cabang
milik Belanda dengan nama Badan Pengawasan Bank-Bank
Daerah dengan tujuan mencegah berlangsungnya run pada bank-bank
Belanda sehubungan dengan tindakan nasionalisasi yang dilakukan pemerintah.
Pengawasan terhadap bank-bank Belanda dilakukan secara langsung dengan
cara menempatkan tim pengawas pada setiap bank. Peranan Bank Indonesia
dalam pengawasan ini sangat penting karena hanya Bank Indonesia yang
memiliki personel yang menguasai teknik pengawasan dan pemeriksaan bank. 18
18
Thomas Suyatno, et. Al. Dasar-dasar Perbankan, Penerbit PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, 1999
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
Kebijakan pemerintah untuk menasionalisasi perusahaan-perusahaan
Belanda ditetapkan dalam UU No. 86/1958 yang berlaku surut hingga 3
Desember 1957. Nasionalisasi bank-bank Belanda yang merupakan bank devisa
dilakukan berdasarkan prinsip kehati-hatian agar tidak terjadi kerugian
cadangan
devisa
negara.
Untuk
itu,
Badan
Pengawas
Bank
Pusat
mempertahankan direksi lama bank yang diawasi. Beberapa bank Belanda yang
dinasionalisasi pada saat itu adalah Nationale Handelsbank yang pada 1959
menjadi Bank Umum Negara (BUNEG), Escomptobank pada 1960 diubah
menjadi Bank Dagang Negara (BDN), dan Nederlandsch Handel Maatschappij
N.V. (Factorij) yang pada 1957 digabungkan ke dalam Bank Koperasi Tani dan
Nelayan (BKTN) yang merupakan hasil peleburan Bank Rakyat Indonesia
(BRI) dengan Bank Tani dan Nelayan (BTN). Jika bank-bank milik Belanda
dinasionalisasi oleh pemerintah, maka lain halnya dengan bank-bank asing yang
bukan milik Belanda. Dengan prinsip berdikari dan semangat nasionalisme
yang terus menggelora, pada masa 1950-an pemerintah menyatakan penutupan
beberapa bank asing (bukan Belanda), yaitu Overseas Chinese Banking
Corporation, Bank of China, serta Hong Kong and Shanghai Banking Corp.
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 2/1959.
Kebutuhan akan lembaga keuangan yang bertindak sebagai lembaga
intermediasi antara surplus unit dan defisit unit tidak dapat dilepaskan dari
kehidupan suatu perekonomian. Lembaga ini terbagi atas dua jenis utama yaitu
bank dan non-bank. Berbicara masalah bank/perbankan, bahasan kali ini akan
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
mengupas tentang perkembangan perbankan di Indonesia hingga tahun 1959.
Selain itu, yang juga penting adalah ulasan mengenai ketentuan dalam hal
pengawasan bank. Sistem perbankan pada hakekatnya merupakan bagian dari
sistem keuangan yang mempunyai cakupan luas yaitu lembaga keuangan
sebagai lembaga intermediasi, instrumen keuangan seperti saham, obligasi,
surat berharga pasar uang, treasury note, dan pasar sebagai tempat perdagangan
instrumen keuangan seperti bursa saham dan pasar uang antar bank. Lembaga
keuangan memberikan jasa intermediasi berupa jembatan antara surplus unit
dengan defisit unit dalam ekonomi, dan semua bank termasuk golongan ini.
Secondary
financial
intermediation,
adalah
lembaga
keuangan
yang
memanfaatkan dana pinjaman dari lembaga keuangan lain, yang termasuk ke
dalam kategori ini adalah lembaga keuangan bukan bank. 19
Jelaslah, bahwa lembaga keuangan terdiri atas bank, lembaga keuangan
bukan bank, (di antaranya lembaga pembiayaan pembangunan, lembaga
perantara penerbitan dan perdagangan surat-surat berharga) dan lembaga
keuangan jenis lain, seperti asuransi, dana pensiun, modal ventura, dan leasing.
Sejarah bank di Indonesia makin lengkap dengan dinasionalisasikannya
beberapa bank Belanda di tahun 1959 hingga 1960 seperti: Nationale Handels
Bank NV yang berubah menjadi Bank Umum Negara, Escomptobank berubah
nama menjadi Bank Dagang Negara dan Nederlandsche Handels Maatschappij
menjadi Bank Ekspor Impor Indonesia.
19
Harry Waluya, Ekonomi Moneter, Uang dan Perbankan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta,
1999. hlm 107
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
Kegiatan berbagai bank sebelum diberlakukan Undang-undang Pokok
Bank Indonesia No.11/1953 sangat beragam. Bank-bank pemerintah umumnya
masih berbenah diri, misalnya BNI pada periode ini masih aktif membantu para
pengusaha pendatang baru melalui sistem importir benteng melalui fasilitas
devisa, kredit bank dan subsidi pemerintah. Bank Rakyat Indonesia gencar
mendorong pertumbuhan bank desa, dari 1769 buah di tahun 1951 menjadi
4640 buah tahun 1954.
20
B. Tujuan dan tugas Bank Indonesia
Tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai
rupiah. Tujuan utamanya adalah agar Bank Indonesia dapat menentukan
kebijakannya secara jernih, rasional dan berwawasan jangka panjang, bebas dari
tarik-menarik kepentingan politik. Independensi bank sentral sekarang diadopsi
oleh sebagian besar negara di dunia. Independensi akan menjadi bekal ampuh
apabila diartikan dan diterapkan dengan benar.
Independensi tidak berarti bahwa kebijakan Bank Indonesia boleh
berjalan sendiri tanpa memperhatikan kebijakan-kebijakan yang dijalankan
institusi lain di tanah air. Ia tidak berarti bahwa Bank Indonesia dalam
menjalankan fungsinya tidak perlu berkoordinasi dengan lembaga-lembaga lain.
20
Munir Fuady. 2001. Hukum Perbankan Indonesia. PT. CirtraAditya Bakti Bandung. hlm
66
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
Ia juga tidak berarti bahwa dalam urusan internal, Bank Indonesia bisa
mengatur tatakerjanya, tatakelola keuangannya tanpa memperhatikan kaidahkaidah good governance dan kepatutan yang berlaku di negeri ini, dan bebas
dari supervisi pihak luar. Menerjemahkan independensi secara operasional ke
dalam mekanisme pengambilan keputusan kebijakan, tatakerja dan tatakelola di
dalam Bank Indonesia dan forum konsultasi dengan institusi lain adalah proses
yang berkelanjutan dan harus menjadi program berkelanjutan pula.
Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, Bank
Indonesia mempunyai tugas sebagai berikut:
1. menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter;
2. mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran;
3. mengatur dan mengawasi Bank
Tugas Bank Indonesia di atas dan menggarisbawahi sejumlah langkah
penting yang perlu dilakukan beberapa waktu ke depan ini. Pertama, bidang
kebijakan moneter dan keuangan. Langkah penting yang perlu dituntaskan
dalam waktu dekat ini adalah penyusunan landasan hukum serta protokol rinci
mengenai pengambilan keputusan kebijakan moneter, perbankan dan fiskal
dalam situasi krisis. Dalam keadaan krisis tidak ada waktu yang cukup untuk
berdebat. Keputusan-keputusan mendasar harus diambil cepat, terkoordinasi
dan dilaksanakan dengan cepat dan terkoordinasi pula. Perundangan yang ada
sekarang belum dapat menampung pengambilan keputusan kebijakan dalam
situasi krisis. Yang perlu segera disusun adalah suatu RUU Jaring Pengaman
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
Keuangan yang mengatur pengambilan keputusan dalam menghadapi krisis,
seperti diamanatkan dalam UU Nomor 3 Tahun 2004. Bersamaan dengan RUU
tersebut harus disusun mekanisme dan protokol rinci mengenai pengambilan
keputusan pada tingkat pelaksanaannya. Penyusunan RUU, mekanisme dan
protokol ini sudah dimulai oleh Forum Stabilitas Sektor Keuangan (FSSK) –
suatu forum bersama Bank Indonesia dan Departemen Keuangan. Tugas ini
harus diprioritaskan untuk diselesaikan, sebab krisis dapat terjadi sewaktuwaktu. Tanpa payung hukum, mekanisme dan protokol tersebut tidak ada
pejabat yang dapat atau mau mengambil keputusan.
C. Peran Bank Indonesia dalam pembangunan nasional
Sebagai
otoritas
moneter,
Bank
Indonesia
menetapkan
dan
melaksanakan kebijakan moneter untuk mencapai dan memelihara kestabilan
nilai rupiah. Arah kebijakan didasarkan pada sasaran laju inflasi yang ingin
dicapai dengan memperhatikan berbagai sasaran ekonomi makro lainnya, baik
dalam jangka pendek, menengah, maupun panjang.
Implementasi kebijakan moneter ini dilakukan dengan menetapkan
sasaran operasional, yaitu uang primer (base money). Sebagaimana kita
melakukan suatu pekerjaan, pasti kita membutuhkan alat untuk mempermudah
terlaksananva Dekeriaan tersebut.
Demikian pula dengan Bank Indonesia. Untuk melaksanakan tugas di
bidang moneter, Bank Indonesia punya alat-alat canggih yang dikenal dengan
piranti moneter, Piranti moneter tersebut adalah, Operasi Pasar Terbuka,
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
penentuan tingkat diskonto, dan penetapan cadangan wajib minimum bagi
perbankan (reserve requirements). 21
Berkaitan dengan peranannya di bidang moneter ini, Bank Indonesia
juga menentukan kebijakan nilai tukar, mengelola cadangan devisa, dan
berperan sebagai lender of the last resort. Dalam melaksanakan fungsinya
sebagai lender of the last resort, Bank Indonesia dapat memberikan kredit atau
pembiayaan kepada bank yang mengalami kesulitan likuditas jangka pendek
yang disebabkan oleh terjadinya mismatch dalam pengelolaan dana dengan
tetap memperhatikan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dalam UU No. 23 Tahun 1999.
Selain tugasnya di bidang moneter dan perbankan, tugas Bank Indonesia
lain yang tidak kalah pentingnya adalah menyelenggarakan sistem pembayaran.
Antara lain dengan jalan memperluas, memperlancar, dan mengatur lalu lintas
pembayaran giral dan menyelenggarakan kliring antar bank. Program
pengembangan sistem pembayaran nasional yang telah dikembangkan, antara
lain, Sistem Kliring Elektronik Jakarta (SKEJ), Penetapan Jadwal Kliring T+ 0,
Bank Indonesia Layanan Informasi dan Transaksi antar Bank secara Elektronis
(BI-LINE), Sistem Real Time Gross Settlement (RTGS), dan Sistem Transfer
Dana dalam US dollar di Indonesia. Bank Indonesia terus berupaya
meningkatkan efisiensi sistem pembayaran nasional dan memperkuat sistem
pengawasan (oversight) sistem pengawasan dengan mewujudkan perlindungan
21
Mishkin, Frederic S. 2008. Ekonomi Uang, Perbankan dan Pasar Keuangan. Salemba
Empat. Jakarta. hlm 84
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
konsumen sistem pembayaran di Indonesia. Di samping itu, terkait dengan
tugasnya dalam bidang sistem pembayaran, Bank Indonesia merupakan satusatunya lembaga yang berwenang mengeluarkan. 22
Sesuai dengan fungsinya, dalam jangka panjang kita menginginkan
Bank Indonesia sebagai lembaga yang dapat menjadi jangkar kestabilan
moneter dan keuangan di tanah air, baik dalam masa normal maupun dalam
masa yang kurang normal, seperti apabila terjadi gejolak atau bahkan krisis
ekonomi. Berperan sebagai jangkar kestabilan ini adalah khittah atau alasan
eksistensi bank sentral. 23
Namun di sejumlah negara, termasuk Indonesia, bank sentral dituntut
pula untuk mendukung, dalam batas-batas yang dimungkinkan khittahnya,
sasaran-sasaran pembangunan ekonomi lain. Undang-undang Bank Indonesia
mengatakan bahwa dalam melaksanakan kebijakannya lembaga ini “harus
mempertimbangkan kebijakan umum pemerintah di bidang perekonomian”.
Bank Indonesia bukanlah pulau terpencil dalam sistem perekonomian
nasional. 24
Sasaran pembangunan ekonomi lain tersebut adalah pertumbuhan
ekonomi dan pemerataan, yang pada dasarnya merupakan domain dari institusiinstitusi pemerintahan lain. Melaksanakan fungsi dasarnya (menjaga stabilitas)
sebaik-baiknya, sambil mendukung secara pas sasaran pembangunan lain
22
23
Romli Atmasasmita, 2003. Pengantar Hukum Bisnis, Sinar Harapan. Jakarta. hlm 57
Indra darmawan, Pengantar Uang dan Perbankan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta 1999,
hlm 69
24
Sanusi Bintang & Dahlan, 2000, Pokok-Pokok Hukum Ekonomi dan Bisnis, Bandung;
Citra Aditya Bakti, hlm 107
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
(pertumbuhan, pemerataan) adalah tugas yang harus dilaksanakan dengan arif
oleh Bank Indonesia.
Apabila timbul konflik, Bank Indonesia harus tahu mana yang
diprioritaskan. Namun untungnya, konflik itu tidak selalu timbul. Dalam jangka
panjang, apabila pembangunan kita artikan sebagai proses yang berkelanjutan
atau sustainable, sebenarnya ketiga sasaran tersebut sejalan dan bahkan
bersinergi satu sama lain. Konflik biasanya timbul karena masing-masing
sasaran dilihat dari perspektif waktu yang berbeda. Marilah kita dalami sedikit
apa yang kita maksud.
Proses pembangunan yang berkelanjutan secara sederhana dapat dilihat
sebagai proses interaksi yang saling menunjang antara stabilitas, pertumbuhan
dan pemerataan. Dalam suasana yang tertib, aman dan stabil masyarakat
bergairah untuk berusaha dan berinovasi sehingga kegiatan ekonomi tumbuh
dan berkembang. Pertumbuhan ekonomi ini merupakan sumber peningkatan
manfaat yang dapat disebarkan kepada masyarakat baik melalui proses pasar
maupun melalui intervensi Pemerintah. Manfaat yang tersebar di masyarakat
tersebut akan makin memantapkan kestabilan suasana, yang selanjutnya akan
mendorong pertumbuhan ekonomi.
Peningkatan
pertumbuhan
ekonomi
selanjutnya
memungkinkan
penyebaran manfaat kepada masyarakat yang, apabila dikelola sehingga
manfaat itu tersebar merata, akan makin memantapkan stabilitas. Apabila
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
proses interaksi itu terus berlanjut maka terjadi pembangunan ekonomi yang
berkelanjutan.
Dalam konteks yang lebih luas, proses pembangunan ekonomi yang
berkesinambungan itu merupakan bagian dari proses kemajuan bangsa, yang
juga memerlukan kombinasi dan interaksi dari tiga elemen: keteraturan atau
order, perubahan atau change dan keadilan atau justice. Kemajuan adalah an
orderly and just change.
Tentu, proses itu tidak datang dengan sendirinya, tetapi harus dimulai,
dijaga dan kadangkala dikoreksi pada setiap tahapnya agar sinergi dari
stabilitas, pertumbuhan dan pemerataan itu berlanjut. Ini tugas kita semua. Bank
Indonesia sesuai dengan peran utamanya sebagai institusi penjaga stabilitas. Ia
harus pandai-pandai menempatkan diri dan memainkan peranannya dalam
proses interaksi yang saling menunjang tersebut. Dan untuk itu Bank Indonesia
memiliki bekal, antara lain independensinya dalam dalam melaksanakan
kebijakannya.
Dalam era globalisasi, Bank Indonesia harus meningkatkan kemampuan
koordinasinya dan kemampuan diplomasinya dengan bank sentral lain.
Sekarang ini, banyak forum internasional yang melibatkan dan menuntut peran
bank sentral. Misalnya, dalam bidang moneter, Bank Indonesia telah
menandatangani Bilateral Swap Agreements (BSA) dengan sejumlah bank
sentral di Asia. Fasilitas ini berguna karena memberikan peluang bagi
pesertanya untuk saling meminjam dana jangka pendek secara cepat apabila
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
diperlukan, misalnya untuk menghadapi tekanan sementara di pasar devisanya.
Fasilitas ini penting karena menambah fleksibilitas cadangan devisa kita.
Namun mekanisme dan protokolnya harus diuji apakah dapat berjalan dengan
lancar apabila nanti benar-benar dibutuhkan. 25
D. Bentuk Transaksi Forward contract di Indonesia
Kontrak dapat disamaartikan dengan perjanjian, hal mendasar perbedaan
pengertian kontrak dan perjanjian, yaitu kontrak merupakan suatu perjanjian
yang dibuat secara tertulis, sedangkan perjanjian merupakan semua bentuk
hubungan antara dua pihak dimana pihak yang satu berjanji kepada pihak yang
lain untuk melakukan sesuatu hal. Perjanjian tidak membedakan apakah
perjanjian tersebut dibuat tertulis maupun tidak, sehingga kontrak dapat
diartikan sebagai perjanjian secara sempit, yaitu hanya yang berbentuk tertulis.
Hal ini memberikan arti bahwa kontrak dapat disamakan dengan perjanjian.
Perjanjian terjadi antara kedua belah pihak yang saling berjanji, kemudian
timbul kesepakatan yang mengakibatkan adanya suatu perikatan diantara kedua
belah pihak tersebut.
Transaksi forward, yaitu transaksi pembelian dan penjualan valas yang
nilainya ditetapkan pada saat sekarang dan diberlakukan untuk waktu yang akan
datang, antara 2x24 jam sampai dengan satu tahun. Hukumnya adalah haram,
karena harga yang digunakan adalah harga yang diperjanjikan (muwa'adah) dan
25
Widiyono, Try, Aspek Hukum Operasional Transaksi kontrak berjangka Di Indonesia.
Penerbit Rineka Cipta, Jakarta, 2006. hlm 57
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
penyerahannya dilakukan di kemudian hari, padahal harga pada waktu
penyerahan tersebut belum tentu sama dengan nilai yang disepakati, kecuali
dilakukan dalam bentuk forward agreement untuk kebutuhan yang tidak dapat
dihindari (lil hajah).
Banyak permasalahan yang terjadi pada suatu Transaksi Forward
contract bila tidak tersusun dengan baik, rapi dan jelas. Permasalahan tersebut
akan semakin merugikan pihak yang lemah kedudukannya dalam Transaksi
Forward contract tersebut bila terjadi perselisihan dan terpaksa memasuki jalur
pengadilan. Oleh karena itu, kita harus memperhatikan dengan seksama efek
atau akibat kontrak tersebut sebelum menandatanganinya. Apakah kita telah
memiliki kedudukan yang seimbang atau tidak.
Mengingat pengaturan hukum kontrak yang memang tidak berubah
sejak masa pemerintahan Hindia Belanda, tidak ada salahnya bagi kita para
praktisi, bisnis, masyarakat maupun akademis untuk mempelajari dan mengerti.
Tak kalah penting pula untuk memperhatikan peratuan perundang-undangan
lain yang terkait dengan kontrak yang hendak dilakukan. 26
26
Salim HS, Perkembangan Hukum Kontrak di Indonesia, Jakarta: Rajawali Press, 2004,
cet. 1, hlm 79
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
BAB IV
PELAKSANAAN TRANSAKSI FORWARD CONTRACT DI
PASAR UANG INDONESIA SETELAH DI KELUARKANNYA
PBI NO.3/3/PBI/2001
A. Proses transaksi forward contract di pasar uang Indonesia
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
Produsen, pengolah, pedagang, eksportir dan konsumen menggunakan
Kontrak Berjangka (Forward contract) sebagai alat untuk melindungi dirinya
dari resiko fluktuasi harga. Pasar berjangka menjanjikan kestabilan pendapatan
bagi produsen karena harga komoditinya dapat diprediksi dan di”kunci” dengan
baik.
Di samping “hedger”, yaitu yang menggunakan Kontrak Berjangka
(Forward contract) untuk mengurangi resiko, dipihak sebaliknya ada yang
disebut “investor/specular” yaitu mereka yang ingin mencari keuntungan dari
adanya fluktuasi harga. Investor atau spekulator biasanya membeli Kontrak
Berjangka (Forward contract) pada saat harga rendah dan menjualnya pada saat
harga naik, atau sebaliknya menjual Kontrak Berjangka pada saat harga
diperkirakan akan mengalami penurunan dan membelinya kembali pada saat
harga rendah. 27
Membaiknya arus informasi yang berhubungan dengan harga, produksi,
konsumsi, volume perdagangan, dan juga perkiraan (ekspektasi) pasar,
membuat pasar berjangka lebih transparan dan bersaing (competitive). Semakin
banyak informasi tentang pasar diketahui orang, akan membuat mereka
semakin mampu mengantisipasi pembentukan harga di pasar. Untuk menilai
manfaat khusus pasar berjangka bagi ekonomi memang sulit. Namun menurut
suatu hasil studi tentang pasar berjangka ternyata bahwa pendapatan (income)
yang diperoleh mereka yang menggunakan pasar berjangka untuk tujuan
27
Sanusi Bintang & Dahlan, Op.Cit. hlm 41
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
hedging lebih stabil dibandingkan dengan mereka yang tidak menggunakannya.
Meskipun mereka tidak selalu memperoleh harga tertinggi, namun mereka juga
jarang memperoleh harga terendah. Bagi para penggunanya, pasar berjangka
memberi kesempatan untuk menstabilkan pendapatan mereka. Didalam suatu
industri yang mengedepankan persaingan, keuntungan yang diperoleh tersebut
pada akhirnya akan beralih/diserap ke/oleh sektor ekonomi lainnya, yang akan
membuat alokasi sumber ekonomi menjadi lebih baik.
Dalam penerapan system nilai tukar mengambang bebas ini peran Bank
Indonesia dalam menjaga, mengatur dan mengawasi nilai tukar mata uang
relatif terbatas, yaitu melalui kebijakan-kebijakan moneter. Apa yang dilakukan
oleh Bank Indonesia melalui Peraturan Bank Indonesia Nomor 3/3/PBI/2001
tersebut merupakan salah satu bentuk kontrol yang dilakukan oleh BI terhadap
mata uang rupiah.
Yang namanya spekulan selalu berorientasi pada motif keuntungan
melalui kejeliannya melihat sinyal-sinyal suatu mata uang di pasar uang. Bukan
tidak mustahil, para spekulan rupiah akan tetap mencari peluang-peluang yang
bisa mereka gunakan untuk meraih keuntungan pribadi meskipun hal itu
berdampak menggoyang rupiah. Meskipun para spekulan rupiah merasa
dibatasi aktifitasnya dalam melakukan transaksi rupiah, maka hal itu bisa jadi
mendorong munculnya peluang baru yaitu pasar illegal atau pasar gelap rupiah
(rupiah black market). Spekulan rupiah dapat diibaratkan dengan seekor belut
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
yang licin, mudah berkelit, pandai mencari terobosan-terobosan baru, dan tidak
akan mati meskipun terbenam dalam kubangan lumpur.
28
Yang masih tersisa dalam benak pikiran kita adalah apakah cukup puas
dengan sekedar membatasi ruang gerak para spekulan rupiah, sementara factorfaktor yang menjadikan rupiah bergoyang kurang mendapat perhatian serius.
Semoga kita tersadarkan untuk kembali menemukan resep yang mujarab dan
komprehensif bagi penguatan rupiah
B. Manfaat dari penerapan contract forward bagi perusahaan
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
semakin pesat, maka perdagangan yang pada awalnya dilakukan secara bertemu
langsung dan bertatap muka antar para pihaknya juga mengalami perubahan.
Perkembangan teknologi tersebut diantaranya adalah dengan ditemukannya
teknologi internet, dimana internet merupakan suatu teknologi yang
memungkinkan kita melakukan pertukaran informasi dengan siapapun dan
dimanapun orang tersebut berada tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.
Perkembangan Forward contract menciptakan pengaruh terhadap sektor
hukum yaitu dengan menimbulkan permasalahan yang berkaitan dengan hukum
perjanjian terutama dalam kontrak forward. Perjanjian dalam Forward contract
termasuk ke dalam kontrak jual valas, kontrak yang menggunakan perbankan
sebagai media utamanya. Perjanjian dalam forward tidaklah berbeda sangat
28
Sugiyono, F.X. 2004. Operasi Pasar Terbuka. Pusat Pendidikan dan Studi
Kebanksentralan (PPSK). Bank Indonesia. Jakarta
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
jauh dengan perjanjian biasa, yang membedakan hanya pada bentuk dan
berlakunya. Secara umum perjanjian dalam forward terjadi karena adanya
kesepakatan antar para pihak, hal ini tidak berbeda dengan perjanjian biasa.
Perjanjian atau kontrak forward menggunakan media yang ada hanya form atau
blanko klausul perjanjian yang dibuat salah satu pihak (merchant) yang ditulis
atau dibuat dan ditampilkan dalam transaksi forward, kemudian pihak yang lain
(customer) cukup menekan tombol yang disediakan untuk setuju mengikatkan
diri terhadap perjanjian tersebut. Sehingga menimbulkan berbagai macam
persoalan di dalam perjanjian secara forward mengenai sah tidaknya perjanjian
tersebut ditinjau dari hukum perjanjian di Indonesia. kontrak yang terjadi dalam
forward terjadi karena adanya kesepakatan, untuk menentukan kapan suatu
kesepakatan kehendak terjadi dapat digunakan sebagai suatu patokan untuk
menentukan keterikatan seseorang pada perjanjian tertutup sehingga perjanjian
dianggap telah mulai berlaku,
Kontrak forward yang dibuat haruslah memenuhi normanorma yang
hidup dalam masyarakat, bedasar hasil penelitian maka ditemukan bahwa di
dalam persyaratan mengadakan pendaftaran anggota sebagai syarat untuk
melakukan transaksi pihak merchant (eBay) menegaskan dan mengharuskan
customer untuk membaca dan memperhatikan bagian Prohibited and Restricted
Items yang mana bagian tersebut berisi mengenai apa saja produk yang tidak
boleh diperdagangkan. 29
29
Widiyono, Try, Op.Cit, hlm 56
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
Adanya aturan yang jelas mengenai hal-hal apa saja yang boleh dan
tidak boleh dilakukan beserta sanksinya yang disebutkan oleh eBay
memberikan pengertian bahwa kontrak yang terjadi dalam forward secara tidak
langsung telah memenuhi syarat suatu sebab yang halal, bahwa kontrak atau
perjanjian yang dilakukan antar para pihaknya mempunyai sebab yang halal
sebagai dasar perjanjian.
C. Pelaksanaan transaksi forward contract di pasar uang indonesia setelah
di keluarkannya PBI No.3/3/PBI/2001
Pelaksanaan kontrak forward secara konvensional dalam kenyataanya
tidak mungkin terlepas dari suatu permasalahan, demikian juga halnya
pelaksanaan kontrak forward. Meskipun memiliki berbagai kemudahan dan
keuntungan yang ditawarkan, pelaksanaannya juga tidak terlepas berbagai
permasalahan.
Permasalahanpermasalahan
dalam
pelaksanaan
atau
implementasi kontrak perdagangan melalui transaksi kontrak forward
diantaranya yaitu: tidak dapat dirubah isinya. Kemudian agar data yang telah
dienskripsi tersebut dapat dibaca kembali maka perlu dilakukan proses deskripsi
dengan menggunakan ke dua kunci tersebut. Sehingga hal ini memberikan suatu
keaslian data yang disampaikan.
1. Keabsahan (validity)
Bila ditinjau dari keabsahannya maka yang menjadi tolak ukurnya
adalah mengenai pemenuhan syarat-syarat dari kontrak forward. Jika kontrak
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
forward telah memenuhi syarat-syarat dari suatu perjanjian maka kontrak
forward dapat dikatakan terjadi dan sah menurut hukum.
Kesepakatan
yang
terjadi dalam kontrak
forward
sangat erat
hubungannya dengan penerimaan atas absah dan otentik data message yang
memuat kesepakatan. Hal tersebut menjadi pertimbangan karena data message
dalam kontrak forward tidak tertulis asli di atas kertas, melainkan dalam wujud
data record yang abstrak serta dibubuhi dengan tanda tangan elektronik yang
tentunya terjadi diluar kebiasaan pelaksanaan kontrak pada umumnya.
Kemudian wujud dari kontrak forward yang disertai tanda tangan digital
(digital signature) tersebut menimbulkan pertanyaan sah atau tidaknya kontrak
e-commerce tersebut menurut hukum yang berlaku. Digital signature adalah
suatu sistem pengamanan yang menggunakan public key cryptography system.
Tujuan dari suatu tandatangan dalam suatu dokumen adalah untuk memastikan
otentisitas dari dokumen tersebut. Suatu digital signature sebenarnya adalah
bukan suatu tanda tangan seperti yang kita kenal selama ini, ia menggunakan
cara yang berbeda untuk menandai suatu dokumen atau data sehingga ia tidak
hanya mengidentifikasi dari pengirim, namun ia juga memastikan keutuhan dari
dokumen tersebut tidak berubah selama proses transmisi. 30
30
Hendry, Arisson Et, al, Perbankan secara Praktisi dalam mengungkapkan sistem
kontrak, Muamalat Institute, Jakarta, 1999
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
Suatu digital signature didasarkan dari isi dari pesan itu sendiri. maka
keabsahan suatu kontrak yang telah dibuat diragukan. Hal ini tentu saja
memberikan hambatan tersendiri bagi kontrak dalam forward.
2. Kerahasiaan (confidentiality/privacy)
Kerahasiaan merupakan salah satu hal yang tidak kalah penting dalam
penyusunan kontrak. Kerahasiaan yang dimaksud dalam hal ini adalah
mengenai kerahasiaan data. Kerahasiaan merupakan suatu hal yang sangat
penting dalam penyusunan kontrak. Data transaksi dalam forward merupakan
data digital yang sangat berbeda dengan data dalam kontrak konvensional.
Adanya kelemahan yang muncul dalam kontrak sebagai forward tentu
saja berpengaruh terhadap kerahasiaan data tersebut. Dimana dengan adanya
kelemahan dalam transaksi forward maka seseorang yang tidak berhak dapat
melakukan pencurian data transaksi dalam forward data tersebut dapat berupa
nomor kartu kredit.
Sehingga hal ini tentu saja memberikan kekhawatiran tersendiri terhadap
kontrak untuk melakukan transaksi dalam forward.
3. Keberadaan barang (availability)
Keberadaan barang merupakan salah faktor penentu dalam transaksi
forward, yang mana dengan informasi yang benar mengenai ketersedian barang
tentu saja membuat kontrak menjadi yakin bagi ia untuk melakukan transaksi,
namun hal tersebut menjadi tidak mungkin ketika informasi yang disampaikan
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
ternyata tidak benar, karena tidak adanya itikad baik dari pihak merchant. Hal
ini tentu saja berpengaruh terhadap pemenuhan syarat sahnya suatu kontrak.
4. Pembuktian kecakapan para pihak
Kecakapan para pihak dalam kontrak forward sulit untuk dibuktikan,
karena kontrak tersebut terjadi melalui internet dalam dunia maya yang tidak
memepertemukan para pihaknya secara langsung sehingga memungkinkan
terjadinya penipuan. Hal ini tentu saja memberikan hambatan terhadap
pemenuhan syarat sahnya suatu kontrak yang tentu saja berakibat dari
keabsahan terhadap kontrak tersebut, dimana dimungkinkannnya terjadi
perbedaan mengenai apa yang dinyatakan dengan keadaan sebenarnya.
5. Yurisdiksi
Pelaksanaan kontrak dalam forward pada umumnya terjadi antar para
pihak yang berkedudukan berlainan negara. Sementara setiap negara tentu saja
mempunyai sistem hukum sendiri. Sehingga hal ini tentu saja menimbulkan
suatu ketidakpastian hukum, ketika terjadi suatu sengketa antar para pihak yang
berlainan negara maka akan menimbulkan hambatan dalam pemilihan hukum
negara mana yang akan digunakan. Hal ini tentu saja tidak dapat diabaikan
begitu saja. Karen masalah yuridiksi merupakan faktor penting dalam
pembentukan kontrak.
Genderang perang yang ditabuh para bankir dan pemain pasar uang di
Singapura dalam menyikapi PBI No. 3/3/PBI/2001 melalui transaksi nondelivery forward (NDF) nampaknya kurang mendapat respon dari Bank
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
Indonesia. Ini terlihat dari pernyataan para petinggi BI yang tidak terlalu
khawatir terhadap jenis transaksi tersebut. Salah satu alasannya adalah bahwa
transaksi tersebut tak akan banyak berpengaruh terhadap nilai rupiah karena
market-nya ada di luar negeri.
Berlakunya PBI No. 3/3/PBI/2001 mengakibatkan transaksi forward
sebagai salah satu instrumen hedging menjadi tak memungkinkan lagi. Ini
berarti, tak ada lagi instrumen yang dapat memberi perlindungan bagi aktivitasaktivitas bisnis. Padahal jelas, kebutuhan akan instrumen ini akan terus ada
yang antara lain dipergunakan untuk menyelesaikan transaksi forward atau
swap yang sudah telanjur terjadi sebelum PBI diberlakukan. Selain itu,
transaksi ini juga masih diperlukan oleh pihak perbankan untuk menyamakan
posisi devisa bersih (nett open position) sebagaimana aturan Bank Indonesia.
Ketiadaan sarana hedging ditengah kebutuhan hedging tersebut mau
tidak mau mengakibatkan investor (terutama asing) enggan melakukan aktivitas
bisnis karena tak ada sarana pelindung risiko yang bisa dimanfaatkan. Hal lain
yang lebih membahayakan adalah adanya potensi yang tersembunyi
menimbulkan gejolak rupiah. Sebab, kebutuhan forward sebagai sarana hedging
yang tak dapat diperoleh di dalam negeri akan membuat para pelaku bisnis
mempergunakan NDF sebagai instrumen hedging. Akibat harga dollar NDF di
pasar Singapura yang hampir selalu melaju lebih tinggi dan cepat dibanding
harga spot di Jakarta, maka pasar di dalam dan luar negeri akan saling
terintegrasi melalui arbitrase. Jika hal ini terus menerus terjadi, maka rupiah
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
punya potensi untuk terus melemah. Bagaimana dengan kekhawatiran rupiah
bakal dijadikan ajang spekulasi ? 31 Untuk mencegah hal tersebut, maka setiap
jenis transaksi derivatif yang terjadi melalui bursa berjangka harus didasarkan
pada underlying transaction.
31
Mark Akousen, Op.Cit. hlm 30
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Perjanjian
transaksi forward contract dalam hukum perbankan
merupakan Kontrak yang dikonsep dengan baik akan sangat membantu
memastikan bahwa pihak-pihak yang memiliki latar belakang budaya
berbeda mencapai pemahaman bersama dengan mempertimbangkan hak
dan kewajiban masing-masing. Semua pihak yang menjalin kontrak
hadir dengan ekspektasi masing-masing, yang pada gilirannya mewarnai
pemahaman mereka terhadap persyaratan-persyaratan yang dicantumkan
dalam kontrak. Sesuatu yang masuk akal bagi satu pihak, mungkin tidak
bisa diterima akal pihak lain, hal mana perlu di bicarakan bersama
sehingga muncul pemahaman yang sama. Hal ini merupakan elemen
penting dalam pembuatan sebuah kontrak agar bisa dijalankan dan
ditegakkan.
2. Peranan Bank Indonesia dalam transaksi forward contract di Indonesia
yakni mengalami perubahan paradigma, namun bukan berarti kebijakan
dan strategi untuk mendukung transaksi forward contract menjadi
berkurang tetapi disesuaikan dengan perundang-undangan baru yang
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
berlaku. Untuk itulah, kebijakan Bank Indonesia dalam pengembangan
dan pemberdayaan adalah dalam rangka mendorong peningkatan fungsi
intermediasi perbankan serta untuk mendukung sistem perbankan yang
sehat, sehingga dapat mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Dukungan Bank Indonesia melalui kebijakan yang bersifat demand side
maupun supply side bertujuan untuk lebih meningkatkan upaya-upaya
akses transaksi forward contract kepada perbankan melalui mekanisme
hubungan
bisnis
yang
saling
menguntungkan
sehingga
dapat
berkesinambungan. Upaya-upaya ini diharapkan dapat membangun
sinergi, karena pada dasarnya bank dan saling membutuhkan sehingga
mampu menjembatani gap antara aspek kehati-hatian yang diterapkan
dalam operasi perbankan dengan transaksi forward contract yang
potensial namun belum bankable.
3. Pelaksanaan transaksi forward contract di pasar uang Indonesia setelah
di keluarkannya PBI No.3/3/PBI/2001 adalah dengan penerapan system
nilai tukar mengambang bebas ini peran Bank Indonesia dalam menjaga,
mengatur dan mengawasi nilai tukar mata uang relatif terbatas, yaitu
melalui kebijakan-kebijakan moneter. Apa yang dilakukan oleh Bank
Indonesia melalui Peraturan Bank Indonesia Nomor 3/3/PBI/2001
tersebut merupakan salah satu bentuk kontrol yang dilakukan oleh BI
terhadap mata uang rupiah.
B. Saran
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
1. Dalam hal pelaksanaan transaksi forward contract di pasar uang
Indonesia kepada perusahaan hendaknya bank memberikan keringanan
dalam hal perjanjian yang harus disediakan debitur sehingga pengusaha
dapat menambah modalnya.
2. Pihak bank hendaknya turun kelapangan yaitu pada perusahaan untuk
dapat melihat lebih jauh tentang kendala-kendala operasional transaksi
forward contract di pasar uang Indonesia itu sendiri dalam hal
penggunaan rupiah yang diberikan oleh Bank.
3. Kepada bank disarankan hendaknya dalam pemberian forward contract
kepada masyarakat untuk lebih memperhatikan para ekonomi ke bawah
dan memperhatikan juga jalan keluar dari permasalahan sistem kontrak
sebagai syarat mutlak pada valas oleh bank tersebut. Atau dengan kata
lain bank dapat lebih melunakkan kontrak jual valas bagi para ekonomi
di Indonesia.
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pembina Pasar Uang dan Modal. 1994. Kamus Khusus Pasar uang dan
Modal. Jakarta: PT Kualamas.
Harry Waluya, Ekonomi Moneter, Uang dan Perbankan, Penerbit Rineka Cipta,
Jakarta, 1999.
Head, John W., 2002, Seri Dasar Hukum Ekonomi 1-Pengantar Umum Hukum
Ekonomi Edisi Bahasa Indonesia dan Inggris, ELIPS, Jakarta.
Hendry, Arisson Et, al, Perbankan secara Praktisi dalam mengungkapkan sistem
kontrak, Muamalat Institute, Jakarta, 1999
Indra darmawan, Pengantar Uang dan Perbankan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
1999.
Kuncoro, Mudrajad & Suhardjono, (2002), Manajemen Perbankan Teori dan
Aplikasi, BPFE, Yogyakarta
Mark Akousen, 2005, Sejarah Pemikiran Ekonomi Sang Maestro Teori-Teori
Pasar Modal, Penerbit Prena Media, Jakarta
M.Irsan Nasarudin dan Indera Surya 2004. Aspek Hukum Pasar Uang Indonesia.
Kencana Jakarta.
Mishkin, Frederic S. 2008. Ekonomi Uang, Perbankan dan Pasar Keuangan.
Salemba Empat. Jakarta.
Muhammad Jumhana, Hukum Perbankan di Indonesia, Penerbit Citra Aditya,
Bandung, 1996
Munir Fuady, 1994, Hukum Bisnis dalam Teori dan Praktek, Buku Kedua, Penerbit
PT. Citra Adtya Bakti, Bandung
Munir Fuady. 2001. Hukum Perbankan Indonesia. PT. CirtraAditya Bakti
Bandung.
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
Romli Atmasasmita, 2003. Pengantar Hukum Bisnis, Sinar Harapan. Jakarta.
Salim HS, Perkembangan Hukum Jaminan di Indonesia, Jakarta: Rajawali Press,
2004, cet. 1
Sugiyono, F.X. 2004. Operasi Pasar Terbuka. Pusat Pendidikan dan Studi
Kebanksentralan (PPSK). Bank Indonesia. Jakarta.
Thomas Suyatno, et. Al. Dasar-dasar Perbankan, Penerbit PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, 1999
Widiyono, Try, Aspek Hukum Operasional Transaksi Kontrak Berjangka Di
Indonesia. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta, 2006.
Warjiyo, Perry. 2004. Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia.
Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK), Bank Indonesia.
Jakarta.
Peraturan dan Perundang-undangan
1. Peraturan Bank Indonesia No.3/3/PBI/2001
2. UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
Ilham P. Lubis : Pelaksanaan Transaksi Forward Contract Di Pasar
No.3/3/PBI/2001, 2009.
Uang
Indonesia
Setelah Di Keluarkannya PBI
Download