TUGAS AKHIR ALAT PENYELEKSI DAN PENGEPAKAN BENDA MENGGUNAKAN PLC (Programmble Logic Controller) Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Pendidikan Strata Satu ( S1 ) Program Studi Teknik Elektronika Disusun Oleh : Nama : SIGIT NUGROHO NIM : 01402 - 027 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2007 1 LEMBAR PENGESAHAN ALAT PENYELEKSI DAN PENGEPAKAN BENDA MENGGUNAKAN PLC (Programmble Logic Controller) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Teknik Elektronika Disusun Oleh : Nama : SIGIT NUGROHO NIM : 01402-027 Disetujui Oleh : Koordinator/Pembimbing Tugas Akhir ( Ir. Yudhi Gunardi, MT ) Mengetahui, Ketua Jurusan Teknik Elektro Universitas Mercu Buana ( Ir. Budi Yanto Husodo, Msc ) 2 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, penulis panjatkan atas segala nikmat yang telah diberikan, terutama nikmat Islam, Iman dan Kesehatan. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah untuk nabi Muhammad S.A.W dan semoga keselamatan bagi para pengikutnya yang tetap setia dalam memegang panji Islam sampai hari akhir. Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak dan Ibu sebagai orang tua penulis yang senantiasa memberikan dukungan dan doanya kepada penulis hingga tersusunnya tugas akhir ini. Selama penysunan Tugas Akhir ini penulis telah mendapatkan banyak bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Ir. Yudhi Gunardhi, M.T ; selaku Dosen Pembimbing dan Sekretaris Jurusan Teknik Elektro yang merangkap Koordinator Tugas Akhir serta Kepala Laboratorium PLC yang telah banyak memberikan bimbingan, saran dan motivasi dengan penuh kesabaran dan kebaikan sehingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan. 2. Bapak Ir. Budi Yanto Husodo, Msc ; selaku Kepala Jurusan Teknik Elektro dan pembimbing akademik.. 3. Bapak Ir. Eko Ihsanto, M.Eng. ; selaku Dosen Pengajar untuk peminatan Teknik Elektronika yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat kepada penulis. 3 4. Bapak Jaja Kustija, Msc ; selaku Kepala Laboratorium Teknik Elektro yang telah memberikan ilmu pengetahuan, nasehat dan kesempatan kepada penulis untuk menjadi Asisten Lab. 5. Segenap dosen pengajar FTI Jurusan Teknik Elektro Universitas Mercu Buana yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis. 6. Terima kasih kepada Taufik Qurrahman dan Oky Wahyu Restuadhi angkatan Elektro 2000 yang telah memberikan banyak informasi, pengetahuan dan solusi dalam pembuatan tugas akhir ini. 7. Untuk Indah Hadisah ; Terima kasih atas perhatian dan dorongan semangatnya selama ini. 8. Untuk kawan-kawan jurusan teknik Elektro khususnya angkatan 2002 terima kasih atas persahabatannya. 9. Semua pihak yang telah membantu selesainya pembuatan dan penulisan tugas akhir ini Penulis menyadari bahwa dalam laporan tugas akhir ini mungkin masih terdapat kekurangan, baik itu berupa penyusunan maupun penulisannya. Untuk itu saran yang bersifat membangun sangat diharapkan, sehingga penulisan laporan tugas akhir ini bisa menjadi lebih baik dan bermanfaat. Akhir kata, penulis berharap semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Jakarta, September 2007 Penulis 4 ABSTRAK Perkembangan teknologi di era modern ini erat kaitannya dengan perkembangan industri dan elektronika. Perkembangan teknologi bertujuan untuk mempermudah dan membantu kehidupan manusia kearah kehidupan yang lebih mudah dan lebih aman. Pada saat ini didunia industri umumnya menggunakan sistem kontrol yang disebut PLC (Programmable Logic Controller) karena memiliki kelebihan mengontrol suatu benda dan mesinmesin berat lebih mudah dan lebih efisien dibanding dengan sistem kontrol lainnya Salah satunya yaitu alat penyeleksi dan pengepakan benda menggunakan PLC yang bertujuan untuk menyeleksi benda yang berlainan warna dan mengatur tempat penampungannya secara otomatis menggunakan PLC yang diharapkan dapat menghemat waktu dan tenaga manusia. Dari percobaan alat ini benda berwarna hitam atau gelap ditolak dan masuk ketempat pembuangan sedangkan benda berwarna merah atau terang tidak ditolak dan masuk kedalam kotak pengepakan. 5 ABSTRACTION Growth of technology in this modern era sliver the bearing of with growth of electronics and industry. Growth of technology aim to to water down and assist human life toward more peaceful and easier life. At the moment industrial world generally use control systems it is called PLC ( Programmable Logic Controller) because owning excess control more efficient and easier heavy machines and object compared to with other control systems One of them that is selector appliance and packing of object use PLC with aim to to select different object of colour and arrange the relocation place of automatically use expected PLC can economize manpower and time. Attempt of this appliance of dark or black chromatic object refused by while bold or rose colored object do not be refused and enter into packing box. This appliance walk good automatically. 6 DAFTAR ISI Lembar Pengesahan ……………………………………………………….. i Kata Pengantar …………………………………………………………….. ii Absktrak ……………………………………………………………………. iv Abstraction …………………………………………………………………. v Daftar Isi ……………………………………………………………………. vi Daftar Gambar ………………………………………………………………. ix Daftar Tabel …………………………………………………………………. xi Daftar Komponen ……………………………………………………………. xii Daftar Lampiran ……………………………………………………………… xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ……………………………………………….. 1 1.2 Tujuan Penulis ………………………………………………... 2 1.3 Pembatasan Masalah ………………………………………….. 2 1.4 Metode Penulisan ……………………………………………… 2 1.5 Sistematika Penulisan …………………………………………. 3 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tranduser ……………………………………………………. 4 2.1.1 Tranduser Photo / Sensor Photoelektrik………………… 4 2.1.2 Tranduser Kapasitif / Sensor Proximity …………………. 8 2.2 Motor arus searah ( Motor DC ) ………………………………... 10 2.3 Relay …………………………………………………………... 12 7 2.4 Limit Switch ………………………………………………….. 13 2.5 Programmable Logic Controller ( PLC ) ……………………... 13 2.5.1 Konsep Programable Logic Controller ……………….. 14 2.5.2 Sistem komponen dari PLC …………………………… 14 2.5.3 Interface serial data standard RS-232 …………………... 18 2.5.4 Arsitektur dan konfigurasi pin RS-232 ………………... 19 BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT 3.1 Prinsip Perancangan …………………………………………… 22 3.2 Perancangan Model Perangkat Keras ………………………… 22 3.3 Diagram Blok Sistem …………………………………………. 24 3.3.1 Personal Komputer ……………………………………. 25 3.3.2 Pusat Pengendali ………………………………………. 26 3.3.3 Rangkaian Input ………………………………………. 30 3.3.4 Rangkaian Output ……………………………………… 32 3.3.5 Rangkaian Objek ………………………………………. 33 3.4 Rangkaian Catu Daya masukan untuk PLC …………………… 34 3.5 Program PLC ……….. ………………………………………… 35 3.5.1 36 3.6 Proses Inisialisasi ………………………………………. Rangkaian Keseluruhan ……………………………………….. 37 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT 4.1 Spesifikasi Alat Uji ……………………………………………. 42 4.2 Pengujian Sensor Photoelektrik ……………………………….. 42 4.3 Pengujian Sensor Proximity …………………………………… 43 8 4.4 Pengukuran Limit Switch ……………………………………… 44 4.5 Pengukuran Catu Daya ………………………………………… 45 4.6 Pengujian PLC FESTO ………………………………………... 46 4.6.1 Pengujian Fisik PLC …………………………………. 46 4.6.2 Pengujian Program PLC ……………………………… 47 4.7 Analisa Mekanik Bedasarkan Realisasi Rancangan Alat …….. 48 4.8 Uji Alat Keseluruhan …………………………………………. 49 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ……………………………………………………. Daftar Pustaka Lampiran 9 50 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Simbol dan Rangkaian LED Inframerah / Photoelektrik……… 5 Gambar 2.2 Bentuk Fisik Sensor Photoelektrik……………………………. 5 Gambar 2.3 Sensor Photoelektrik Transmitif………………………………. 6 Gambar 2.4 Sensor Photoelektrik Refektif …………………………………. 6 Gambar 2.5 Sensor Photoelektrik Retroreflektif …………………………… 7 Gambar 2.6 Simbol Sensor Proximity………………………………………. 8 Gambar 2.7 Diagram Blok Sensor Proximity Induktif …………………….. 8 Gambar 2.8 Diagram Blok Sensor Proximity Kapasitif…………………….. 10 Gamgar 2.9 Rangkian Dalam Motor DC……………………………………. 10 Gambar 2.10 Perubahan Arah Putaran Motor Akibat Perubahan Polaritas …. 12 Gambar 2.11 Rangkaian Relay NO dan Relay NC……………………………. 12 Gambar 2.12 Simbol dan Bentuk Limit Switch………………………………. 13 Gambar 2.13 Struktur Internal Unit CPU PLC………………………………... 15 Gambar 2.14 Pin RS 232 DB 9 (9 pin )……………………………………….. 19 Gambar 2.15 Sistem Komponen Dari PLC……………………………………. 21 Gambar 3.1 Target Rancangan Mekanik………………………………….…. 23 Gambar 3.2 Diagram Blok Sistem ………………………………………….. 24 Gambar 3.3 Rangkaian PLC ………………………………………………… 29 Gambar 3.4 Diagram Hubungan Photoelektrik Dengan PLC……………….. 31 Gambar 3.5 Diagram Hubungan Proximity Dengan PLC…………………… 32 Gambar 3.6 Diagram Hubungan Limit Switch Dengan PLC……………….. 32 Gambar 3.7 Rangkaian Motor DC konveyer………………………………… 33 10 Gambar 3.8 Rangkaian Motor DC Impeller……………………………… 33 Gambar 3.9 Rangkaian Catu Daya ………………………………………. 34 Gambar 3.10 Gambar Rangkaian keseluruhan tampak atas dan depan …….. 38 Gambar 3.11 Diagram Elektrik ……………………………………………… 40 Gambar 3.12 Flowchart………………………………………………………. 41 Gambar 4.1 Pengukuran Besar Tegangan Pada Rangkaian Sensor Photoelektrik…………………………………………………… Gambar 4.2 43 Pengukuran Besar Tegangan Pada Rangkaian Sensor Proximity………………………………………………. 44 Gambar 4.3 Pengukuran Besar Tegangan Pada Limit Switch ……………… 44 Gambar 4.4 Pengukuran Besar Tegangan Pada Rangkaian Power Supply…. 45 Gambar 4.5 Analisa Gerakan Mekanik Berdasarkan Realisasi Gambar 4.6 Rancangan Alat………………………………………………… 48 Analisa Mekanik Berdasarkan State Diagram ………………… 49 11 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Standard RS 232 ……………………………………………… 20 Tabel 3.1 Konfigurasi Hardware PC minimum untuk PLC……………… 26 Tabel 3.2 Konfigurasi Software PC minimum untuk PLC………………. 26 Tabel 3.3 Alamat input dan kegunaannya ………………………………. 30 Tabel 3.4 Alamat output dan kegunaannya……………………………… 30 Tabel 3.5 Alokasi List …………………………………………………… 37 Tabel 4.1 Spesifikasi alat uji …………………………………………….. 42 Tabel 4.2 Pengukuran tegangan output pada sensor photoelektrik ………. 43 Tabel 4.3 Hasil pengujian sensor proximity………………………………. 44 Tabel 4.4 Hasil pengukuran Limit Switch………………………………… 45 Tabel 4.5 Hasil Pengukuran Power Supply……………………………….. 45 Tabel 4.6 Hasil Pengujian PLC…………………………………………… 46 12 DAFTAR KOMPONEN Relay HRS4H-S- DC5V = 2 buah Relay HRS4H-S- DC24V = 2 buah Motor DC 5 Volt = 1 buah Motor DC 12 Volt = 2 buah Sensor Photoelektrik Transmitif = 1 buah Sensor Photoelektrik Reflektif = 1 buah Sensor Proximity = 1 buah Limit Switch = 2 buah Kapasitor 1000 µF / 25 V = 2 buah Kapasitor 0,1 µF = 1 buah Transformator 2 A = 1 buah Dioda Brits = 1 buah Fuse 2 A = 1 buah Tombol ON/OF = 1 buah 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan teknologi semakin dibutuhkan disetiap bidang kehidupan manusia umumnya didunia industri karena sangat membantu manusia dalam melakukan pekerjaan yang membahayakan keselamatan dan menjadikan aktifitas manusia lebih mudah, praktis dan aman. Perkembangan teknologi ini sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, industri dan elektronika. Pada industri modern saat ini dalam memproduksi barangnya sudah menggunakan sistem kontrol otomatis dan manusia hanya sebagai pemantau dan pengontrol jalannya suatu produksi. Sistem kontrol yang digunakan umumnya adalah PLC (Programmable Logic Controller). PLC (Programmable Logic Controller) adalah sistem kontrol yang menggunakan pemrograman melalui acces Personal Komputer (PC) atau Console yang telah dirancang khusus memiliki input dan output untuk dapat bekerja dilingkungan industri khususnya mengendalikan mesin-mesin. Salah satu contohnya yaitu alat penyeleksi dan pengepakan benda otomatis menggunakan PLC. Alat ini mempunyai prinsip kerja yaitu benda berwarna yang dibawa oleh konveyer akan diseleksi oleh sensor Photoelektrik guna membedakan antara benda berwarna gelap (hitam) dan terang (merah) kemudian benda tersebut akan dipisahkan tempat penampungannya. Jika benda berwarna hitam aakn ditolak dan masuk kedalam kotak pembuangan sedangkan benda berwarna terang (merah) tidak ditolak dan masuk kedalam kotak pengepakan. Kotak pengepakannya dilapisi dengan logam, kotak ini juga dibawa oleh konveyer dan dideteksi oleh sensor proximity. Semua pengontriolan alat ini dikontrol dengan menggunakan PLC. 14 1.2 Tujuan penulisan Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Merealisasikan suatu alat yang dapat menyeleksi benda yang berwarna gelap dan terang kemudian diatur tempat pengepakannya secara otomatis menggunakan PLC (programmable Logic Controller). 1.3 Pembatasan Masalah Pada tugas akhir ini, akan dibatasi masalah hal-hal yang berhubungan dengan alat yang dibuat, yaitu : 1. Benda yang diseleksi pada alat ini menggunakan benda yang berwarna hitam dan merah 2. Sistem kontrol menggunakan PLC FESTO dengan tipe pemrograman Statement List 1.4 Metode Penulisan Metode penulisan Tugas Akhir ini dilakukan dengan beberapa cara yaitu : 1. Metode Kajian Pustaka Yaitu dengan cara melakukan penulisan pustaka melalui referensi-referensi penunjang tema penulisan yang didapat dalam perpustakaan maupun dari buku-buku referensi lainnya. 2. Metode Eksperimen 15 Yaitu dengan cara melakukan pengujian-pengujian rangakaian serta pengukuran pada rancanagan alat secara langsung. 1.5 Sistematika Penulisan Untuk mempermudah serta mengetahui materi yang akan dibahas, maka pada penulisan tugas akhir ini dibagi menjadi lima bab, yaitu : 1. BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan hal-hal yang mendasari pengerjaan tugas akhir ini, yaitu latar belakang, tujuan penulisan, pembatasan masalah, metode penulisan dan sistematika penulisan. 2. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini berisikan tentang landasan teori dan rangkaian yang berhubungan dengan alat yang dibuat. 3. BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI Menjelaskan prinsip kerja alat secara blok diagram dan secara keseluruhan dari tiap-tiap rangkaian berdasarkan sumber sinyal yang menyebabkan alat tersebut dapat bekerja. 4. BAB IV PENGUKURAN DAN PEGUJIAN ALAT Berisikan penjelasan tentang pengujian dari masing-masing rangkaian, untuk mengetahui apakah alat bekerja dengan baik. 5. BAB V PENUTUP Bab ini berisikan kesimpulan dari pembahasan tentang alat yang dibuat terutama dilihat dari hasil pengujian dan pengukuran yang telah dilakukan. 16 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tranduser Transduser adalah sebuah alat yang mengubah besaran non listrik menjadi besaran listrik yang dapat diolah pada pengkondisian sinyal. Sebagai contoh besaran non listrik yang dapat diubah diantaranya besaran panas, intensitas cahaya dan kelembaban. Pada penulisan tugas akhir ini transduser yang digunakan adalah tranduser photo dan tranducer kapasitif. Tranduser jenis photo digunakan pada sensor photo elektrik (sensor infra merah) sedangkan tranduser kapasitif yang digunakan pada sensor besi (sensor proximity kapasitif dan induktif). 2.1.1 Tranduser photo / Sensor Photo Elektrik Tranduser photo adalah tranduser yang prinsip kerjanya dapat mengubah besar arus listrik bila dikenai cahaya. Arus listrik inilah yang dimanfaatkan untuk mengetahui keadaan yang ingin diukur, misalnya gelap terangnya suatu objek benda. Jenis tranduser photo yang digunakan pada perancangan alat ini adalah Sensor photoelektrik. Sensor photoelektrik merupakan sensor yang tergolong dalam jenis sensor optikal. Sensor ini terdiri dari transmitter dan receiver, pada transmitter atau pemancarnya meggunakan Photodiode atau LED (light emiting diode) yang memancarkan sinar inframerah yang terpantul ke receiver (penerima). Led merupakan suatu semikonduktor sambungan P – N yang akan memancarkan cahaya apabila 17 diberi arus maju. Jika ada obyek yang lewat, maka sinar inframerah akan terhalang sehingga akan menentukan keadaan output dari sensor Photoelektrik. Gambar 2.1 Simbol dan Rangkaian Led Inframerah / Photoelektrik Sensor photoelectrik ini digunakan untuk mendeteksi dan merespon kondisi yang berubah pada lingkungan kerja dengan merubah besaran fisik menjadi sinyal elektrik yang dibutuhkan kontroller. Penggunaan sensor dilakukan untuk dapat menentukan variabel kehadiran objek, kecepatan gerak objek, temperatur objek dan masih banyak variabel lainnya yang masih dapat diukur. Bentuk fisik dari sensor photoelectric yang sering digunakan dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Gambar 2.2 Bentuk fisik Sensor Photoelektrik Berdasarkan cara mendeteksi objeknya, digolongkan sebagai berikut : 18 sensor Photoelektrik dapat 1. Sensor PhotoElektrik Transmitif Pada sensor photoelektrik tipe Transmitif, sumber pemancar (Transcifier/Tx) cahaya dan penerima (Rectifier/Rx) terpisah diletakkan berhadapan. Sensor ini merupakan sensor yang terjauh jarak jangkauannya. Bila objek lewat memotong jalur, maka sensor aktif. Jarak antara pemancar dan penerima tergantung karakteristik. Untuk jelasnya dapat dilihat dalam gambar : Gambar 2.3 Sensor PhotoElektrik Transmitif 2. Sensor PhotoElektrik Reflektif Sumber cahaya dan penerima menjadi satu, cahaya yang dipancarkan tersebar. Bila benda yang dideteksi memantulkan cahaya tersebut sehingga cukup kuat diterima oleh penerima, sensor akan aktif. Sensor-sensor ini bekerja berdasarkan dua keadaan, yaitu : a. DARK-ON: Sensor ini akan ON cahaya masuk ke penerima terhalang. b. LIGHT-ON: Sensor akan ON jika ada cahaya masuk ke penerima. Gambar 2.4 Sensor PhotoElektrik Reflektif 19 3. Sensor PhotoElektrik Retroreflektive Pada sensor photoelektrik tipe retroreflektive sumber cahaya dan penerima menjadi satu tetapi penerima hanya dapat menerima cahaya yang dipantulkan pada sudut tertentu oleh cermin khuus. Apabila cahaya tidak diterima oleh penerima maka sensor ini akan aktif. Jarak lensa terhadap sensor tergantung jenis dan besar lensa serta spesifikasi sensor. Gambar 2.5 Sensor PhotoElektrik Retroreflektive Karakteristik-karakteristik didalam memilih sensor antara lain: · Suplay tegangan · Tipe output · Jarak deteksi · Tempat pemasangan · Kecepatan respon Dari karakteristik-karakteristik tersebut penulis menggunakan PhotoElektrik tipe Transmitif dan Refektif. Sensor photoelektrik yang Sensor penulis gunakan mempunyai karakteristik sebagai berikut: • Suplay tegangan yang digunakan antara 12 – 24 volt • Tipe output digital karena hanya mempunyai keluaran high dan low • Jarak deteksi maksimal 13 cm • Menggunakan 3 kabel, 2 kabel sebagai jalur catu daya dan 1 kabel sebagai sinyal output 20 2.1.2 Tranduser Kapasitif / Sensor Proximity Salah satu aplikasi dari tranduser kapasitif yaitu sensor proximity. Sensor proximity adalah sensor yang akan aktif bila benda objek tertentu didekatkan padanya dan bekerjanya tidak membutuhkan kontak langsung dengan objeknya. Berdasarkan jenis objeknya sensor proximity dibedakan menjadi dua jenis yaitu proximity induktif dan proximity kapasitif. Sensor proximity induktif digunakan untuk mendeteksi benda objek yang dapat menghasilkan ‘eddy current’ bila dikenai medan magnet, objek benda biasanya adalah benda logam pada umumnya. Eddy current adalah perubahan arus yang terjadi pada suatu lilitan, ketika lilitan tersebut didekatkan kepada suatu permukaan medan magnet. Gambar 2.6 Simbol Sensor Proximity Gambar 2.7 Diagram blok sensor proximity induktif Osilator adalah untaian yang menghasilkan ragam gelombang keluaran tanpa sumber sinyal eksternal. Satu-satunya masukan bagi osilator adalah catu daya DC, maka osilator dapat dipandang sebagai pembangkit sinyal. Rectifier adalah sebagai penerima sinyal dari osilator, yang kemudian memberikan sinyal pada power supply 21 untuk mengaktifkan LED dan menghasilkan keluaran (output) untuk memberikan sinyal pada input PLC. Switching circuit adalah diagram internal sensor proximity induktif yaitu untuk pengatur tegangan yang masuk dari power supply dan juga untuk menentukan tipe yang dipakai, dimana bila tidak ada logam didekatnya maka sensor proximity tersebut akan OFF, dan apabila ada logam didekatnya maka sensor tersebut akan ON dengan sinyal output yang dikirimkan adalah high Power supply di sensor proximity induktif adalah masukan tegangan dari PLC, sensor proximity induktif membutuhkan tegangan sebesar + 24 V DC dan - 24 V DC dengan arus 400 mA. Oleh karena itu diperlukan sebuah power supply untuk menghasilkan output pada sensor proximity induktif guna memberikan sinyal pada masukan PLC. Sensor proximity kapasitif digunakan untuk mendeteksi benda objek yang mudah terpolarisasi muatan elektrostatis didalamnya bila dikenai medan listrik statis. Objek seperti ini adalah isolator dengan konstanta dielektrikum tinggi dan konduktor. Prinsip kerjanya memanfaatkan efek polarisasi muatan. Bila dua penghantar yang saling berhadapan dan tak saling bersentuhan dihubungkan pada kutub yang berlawanan dari sebuah sumber tegangan, maka pada permukaan penghantar yang berhadapan tersebut akan terkonsentrasi muatan listrik statis yang berlawanan jenis dan sama besar. Bila jaraknya kemudian diubah (missal didekatkan) maka kerapatan muatannya akan berubah (misal membesar). Energi untuk menambah kerapatan muatan diambil dari sumber tegangan tersebut, sehingga perubahan kerapatan muatan menyebabkan perubahan arus dari sumber. 22 Gambar 2.8 Diagram Blok Sensor Proximity Kapasitif Sensor Proximity yang dipakai penuils mempunyai karakteristik : • Menggunakan catu daya sebesar dengan 12-24 V DC. • Proximity tipe Induktif yang mengunakan benda logam dan mempunyai 3 kabel, 2 kabel sebagai jalur catu daya dan 1 kabel sebagai sinyal output 2.2 Motor Arus Searah (Motor DC) Motor DC adalah suatu mesin listrik yang berfungsi untuk merubah tenaga listrik arus searah menjadi tenaga gerak, dimana tenaga gerak tersebut berupa berupa putaran motor. Prinsip kerja dari motor DC ini adalah segulungan kawat yang dialiri arus listrik dan ditempatkan didalam suatu medan magnet, sehingga gulungan kaat ini akan menghasilkan medan magnet yang saling bertolak belakang. Gambar 2.9 Rangkaian Dalam Motor DC 23 Umumnya motor DC terdiri dari tiga bagian yaitu: a. Rotor Rotor terdiri dari jangkar, lilitan jangkar dan komutator. Jangkar dibuat dari bahan ferromagnetic dengan maksud agar lilitan jangkar yang terletak dalam daerah induksi menghasilkan GGL induksi yang lebih besar. b. Stator Stator terdiri dari badan motor, kumparan magnet, sikat arang, kerangka generator, kutub-kutub utama beserta belitannya dan bantalan-bantalan poros. Badan motor berfungsi sebagai tempat mengalirkan flux magnet yang dihasilkan kutub magnet di samping itu juga berfungsi melindungi bagian dalam mesin listrik. c. Celah Udara Celah udara memungkinkan berputarnya jangkar dalam magnet. Kumparan medan magnet berfungsi menghasilkan medan magnet yang dialirkan dari kutub selatan melalui celah udara dan lilitan jangkar kemudian kembali melalui badan motor. Sikat arang menghubungkan arus listrik ke lilitan jangkar melalui komutator. Cara kerja dari motor DC yaitu, arus listrik mengalir ke koil melalui sikatsikat yang selalu berhubungan dengan komutator yang ditekan oleh pegas. Aliran arus pada koil akan menghasilkan medan magnet yang berlawanan dengan medan magnet dari magnet stator sehingga menyebabkan koil berputar berlawanan. Apabila arus tetap mengalir kearah semula, koil akan diam diposisi vertical. Karena berputar 900 , akibatnya komutator akan menghasilkan aliran arus yang mengalir melalui koil kearah semula. Begitulah siklus ini terjadi berulang-ulang. Pergerakan motor dapat diubah arahnya dengan cara membalik kutub arus yang masuk. Jika pada kutub positif diberikan polaritas positif (+) dan kutub negatif 24 diberikan polaritas negatif (-), arah putaran akan ke kanan. Sedangkan bila polaritasnya dibalik, maka arah putaran motorpun akan berubah kekiri. Gambar 2.10 Perubahan Arah Putaran Motor Akibat Perubahan Polaritas 2.3 Relay Relay adalah alat yang dioperasikan dengan listrik yang secara mekanis mengontrol dengan menghubungkan rangkaian listrik. Relay adalah bagian yang penting dari banyak sistem kontrol. Banyak manfaatnya untuk kontrol tegangan dan arus yang rendah maupun yang tinggi. Ketika arus mengalir melalui elektromagnet pada relay kontrol elektromekanis, medan magnet yang menarik lengan besi dari jangkar pada inti terbentuk. Akibatnya, kontak pada jangkar dan kerangka relay terhubung. Relay dapat mempunyai kontak Normally Open (NO) atau kontak Normally Close (NC) atau kombinasi dari keduanya. Gambar 2.11 Rangkian Relay NO dan Relay NC 25 2.4 Limit Switch Limit Switch adalah suatu peralatan yang dapat membuka dan menutup, berfungsi untuk mengatur suatu arus listrik hendak dialihkan atau tidak. Kondisi limit switch pada saat saklar belum aktif adalah Off atau kontak pada kondisi terbuka, sedangkan pada saat aktif adalah On atau kontak pada kondisi tertutup. Limit switch adalah suatu saklar yang mana tekanan harus tetap diberikan bila ingin saklar tersebut dalam keadaan On. Sebuah limit switch suatu push button switch yang dipasang pada suatu kedudukan dimana saklar ini akan aktif oleh kontak fisik dengan benda bergerak. (b) (a) Gambar 2.12 : Simbol dan Bentuk fisik Limit Switch 2.5 Programmable Logic Controller (PLC) PLC adalah suatu alat pengontrol berbasis mikroprosesor yang memanfaatkan memory yang dapat diprogram untuk menyimpan intruksi-instruksi tertentu dengan program khusus. PLC dioptimalkan untuk tugas-tugas pengontrolan dan pengoperasian, umumnya dalam aplikasinya mengontrol alat-alat berat. PLC pertama kali dikembangkan oleh para insinyur dari General Motor pada tahun 1968, yaitu pada saat perusahaan tersebut mencari alternatif lain untuk menggantikan sistem kontrol relay yang rumit. Sistem kontrol PLC ini memiliki keebihan dibandingkan system control konvensional yang menggunakan relay, yaitu : 1. Pemrograman yang sederhana dan mudah diubah-ubah 26 2. Perubahan program tanpa harus merubah sistem secara keseluruhan 3. Lebih kecil dalam ukuran, lebih murah dan dapat diandalkan kinerjanya 4. Aplikasinya Universal 2.5.1 Konsep Programmable Logic Controllers (PLC) Konsep dari PLC adalah sesuai dengan namanya adalah sebagai berikut : · Programmable Menunjukkan kemampuannya yang dapat diubah-ubah sesuai program yang dibuat dan kemampuannya dalam hal memori program yang telah dibuat. · Logic Menunjukkan kemampuannya dalam memproses input secara arimetik (ALU), yakni melakukan operasi penghitungan atau kalkulasi. · Controller Menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur proses sehingga menghasilkan output yang diinginkan. 2.5.2 Sistem Komponen dari PLC Sebuah PLC umumnya memiliki lima komponen dasar, yaitu : CPU, Memory, I/O Module, Catu daya dan Perangkat Pemograman. 1. CPU (Central Procesing Unit) CPU merupakan unit pusat pengolahan data yang digunakan untuk melakukan proses pengolahan data dalam PLC. CPU ini merupakan sebuah mikroprosesor. Selama prosesnya CPU melakukan tiga operasi utama yaitu: 1. membaca data masukan dari perangkat luar via modul input 2. mengeksekusi program kontrol yang tersimpan dimemori PLC 3. meng-update atau membaharui data pada modul output Ketiga proses yang terjadi dalam CPU tersebut dinamakan scanning. 27 Gambar 2.13 Struktur Internal unit CPU PLC 2. Unit Memori Unit memori adalah tempat data serta progran disimpan serta dieksekusi oleh prosesor untuk melaksanakan tindakan-tindakan pengontrolan. Secara umum memori dibagi dua kategori yaitu Volatile dan Non volatile. Program atau data pada memori Volatile akan hilang jika catu daya PLC mati. Kelemahan dari Memori Volatilea atau RAM ini dapat diatasi dengan baterai cadangan. Sedangkan data atau program yang disimpan pada memori non volatile tidak akan hilang walaupun catu daya PLC mati. Yang termasuk memori non volatile diantaranya: ROM, PROM, EPROM, EEPROM. 3. Unit Catu Daya Unit catu daya diperlukan untuk mengkonversikan tegangan AC menjadi tegangan rendah DC (24V) yang dibutuhkan oleh CPU dan unit lainya Umumnya power supply PLC ini membutuhkan tegangan masukan dari sumber AC yang besarnya bervariasi antara 120 – 220 VAC dan hanya sebagian kecil saja yang membutuhkan tegangan dari DC. 28 4. Input/output Module I/O module adalah penghubung antara CPU dengan perangkat keras luar dimana CPU menerima informasi dan mengontrol informasi tersebut ke perangkat eksternal. A. Jenis Input PLC Kehandalan dari sistem otomatis sangat tergantung pada kemampuan dari PLC untuk membaca dari variasi-variasi tipe sensor otomatis dan input manual lainnya. Sensor otomatis dapat berupa proximity switch, sensor photoelektrik dan lainnya. Sedangkan input manual dapat berupa push button, keypad dan limit switch. B. Jenis Output PLC Seperti halnya dengan jenis input ada tiga jenis output PLC yang sering kita jumpai diantaranya: output Relay, output Transistor, output Triak Sedangkan Output devicenya dapat berupa motor, solenoid, indikator relay, kipas, pneumatic dan lain-lainnya. 5. Perangkat Pemrograman Perangkat pemrograman dipergunakan untuk memasukan program yang dibutuhkan kedalam memory PLC. Ada dua perangkat pemrograman yang digunakan yaitu: mini programmer (console) dan personal computer (PC). A. Mini programmer (Console) Mini programmer adalah sebuah perangkat seukuran kalkulator saku yang berfungsi memasukan instruksi-instruksi program kedalam PLC, umumnya instruksi-instruksi program menggunakan Mnemonic. B. Personal Computer (PC) Umumnya vendor-vendor PLC menyertakan perangkat lunak (Software) PC untuk mengimplementasikan pemasukan 29 program ladder, pengeditan, dokumentasi dan program monitoring real time PLC. Pemrograman PLC dengan menggunakan komputer biasanya menggunakan diagram ladder atau statement List, selanjutnya program yang telah dibuat ditransfer ke PLC via modul komunikasi (Port serial atau Port RS-233). C. Dasar Pemrograman PLC FESTO Instruksi-instruksi dasar pemrograman menggunakan statement list : 1. STEP Instruksi ini digunakan sebagai permulaan dari sebuah program. Program akan menunggu sampai kondisinya benar kemudian program akan berlanjut ke step berikutnya. Contoh : STEP 1 IF THEN I0.1 SET O0.1 2. AND Instruksi ini untuk rangkaian seri (logika AND), menggabungkan 2 kondisi inputan untuk menentukan kondisi output Contoh : STEP 2 IF THEN I0.0 AND I0.1 SET O0.2 3. OR Instruksi ini untuk rangkaian parallel (logika OR), pemilihan 2 kondisi intputan untuk menentukan kondisi output Contoh : STEP 3 IF I0.2 30 THEN OR I0.3 SET O0.3 4. TIMER Intruksi ini untuk memberikan delay (waktu). Timer tersebut mempunyai resolusi 0,1 detik. Timer ini adalah timer hitung mundur. Contoh : STEP 4 IF THEN I0.4 SET T1 WITH 3s 5. JMP TO Intruksi ini berfungsi untuk menginterupsikan program, agar tidak melaksanakan program berikutnya tetapi melaksanakan ke program yang diinterupsi atau ke step yang diinginkan programer Contoh : STEP 5 IF I0.5 THEN JMP TO 1 2.5.3 Interface Serial Data Standard RS-232 Standar transmisi data secara serial yang dikenal adalah berasal dari EIA (Electronic Industri Asociation) ataupun CCITT (Commite International Telepohonic et Thelegarpique). EIA merupakan standarisasi utama di Amerika Serikat yang diperluas melalui CCITT. RS 232 merupakan salah satu standar interface yang digunakan untuk keperluan komunikasi antara computer dengan perifal secara serial. Dalam list komunikasi data computer umumnya disebut Data Terminal Equipment (DTE) dalam hal ini DTE diperlengkapi dengan UART/ASART (Universal Asynchrounus / 31 Synchrounus Receiver Transmitter) yang berguna untuk mengubah data parallel ke data serial atau pun sebaliknya. Serial interface RS-232 memberikan ketentuan logic sebagai berikut : 1. Logic 1 ( keadaan 1) disebut “mark” terletak antara -3 sampai -15 volt 2. Logic 0 (keadaan 0) disebut “mark” terletak antara +3 sampai +15 Volt Daerah tegangan antara -3 sampai +3 merupakan invalid level, yaitu keadaan dimana tidak memiliki kedaan logic dan tidak terbaca oleh RS-232 sebagai level mark atau space. Demikian pula pada saluran RS-232 mendapat isyarat logic pada daerah lebih negative dari -15 volt dan lebih +15 volt yang dapat merusak logioc translator atau line driver pada saluran RS-232. 2.5.4 Arsitektur dan Konfigurasi Pin RS-232 Ada dua macam konektor RS 232 pada PC yaitu jenis 25-pin dan 9-pin. Untuk kebutuhan serial interface RS 232 pada tugas akhir ini digunakan jenis 9-pin. Konektor (pin-pin) ini masih bersifat positif, karena yang mengendalikan adalah alat yang disebut sebagai UART/ASART yang berfungsi sebagai adapter untuk mentransmisikan data. Guna masing-masing pin RS 232 adalah sebagai berikut Gambar 2.14 : Pin RS 232 DB9 (9 pin) Berikut ini keterangan mengenai masing-masing pin pada RS 232 standar EIA Tabel 2.1 Standard RS 232 32 Kategori 9 – pin Deskripsi RS 232 Sinyal Direction Abbreviation 3 Receive Data Data dari DCE TD 2 Transmit Data Data ke DTE RD 7 Request To Send Control to DTE RTS 8 Clear To Send Control to DCE CTS 6 Data Set Ready Control from TE DSR 1 Receive Line Signal Control from DCE CD konektor Data Control Detektor Electric 4 Data Transmit Ready Control to DCE DTR 9 Ring Indikator Control from DCE DTR 5 Signal Ground Ground Common SG Fungsi masing-masing pin RS 232 9-pin sebagai berikut : A. Pin 1 : Carrier Detect Sinyal ini diaktifkan oleh DCE yang menandakan bahwa saluran komunikasi dalam keadaan baik dan dapat menerima sinyal dari saluran tersebut. B. Pin 2 : Received Data Sinyal pada pin ini merupakan output dari DCE ke DTE. Apabila bekerja pada Half Duplex atau tidak ada karakter maka pin ini harus berlogika “1” C. Pin 3 : Transmit Data Sinyal dari pin ini merupakan output dari DTE ke DCE. Data seri melewati pin ini dan akan berlogika 1 (mark) apabila tidak ada data yang ditransmsikan. D. Pin 4 : Data Terminal Ready Sinyal ini diaktifkan oleh DTE yang menandakan bahwa DTE siap untuk melakukan komunikasi (mengirim atau menerima). E. Pin 5 : Signal Ground Pin ini merupakan acuan ground bagi seluruh level sinyal 33 F. Pin 6: Data Set Ready Sinyal ini diaktifkan oleh DCE yang menginformasikan pada DTE bahwa DCE telah terhubung dengan saluran komunikasi. G. Pin 7 : Request to Send Pin ini akan aktif apabila berlogic “0” (space) yang dikontrol oleh DTE siap untuk mengirimkan data. Dalam komunikasi half duplex akan berlogic “1” (mark) apabila berada pada mode penerima. H. Pin 8 : Clear to Send Sinyal ini diaktifkan oleh DCE yang meginformasikan bahwa DTE sudah boleh mengirim data. CTS merupakan respon dari sinyal RTS. I. Pin 9: Ring Indikator Sinyal ini diaktifkan oleh DCE yang menandakan ada panggilan. Gambar 2.15 Sistem Komponen dari PLC BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN REALISASI ALAT 34 3.1 Prinsip Perancangan Rancangan yang baik dan matang dari sebuah sistem sangat diperlukan. Sebelum melakukan pembuatan alat, maka langkah awal adalah membuat suatu rancangan atau sketsa untuk memudahkan dalam praktek pembuatannya. Perancangan yang baik dan matang dilakukan dengan membuat suatu diagram blok, dimana setiap blok mempunyai fungsi tertentu dan secara keseluruhan membentuk sistem dari alat yang dibuat sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan. Pada tahap perancangan juga memperhitungkan keadaan finansial yang pasti, agar dapat tercapai apa yang diinginkan, juga dilakukan pemilihan komponen, serta perhitungan-perhitungan secara akademis sehingga alat yang dibuat dapat bekerja secara maksimal. Ketersediaan komponen di pasaran juga merupakan salah satu pertimbangan agar tidak mengalami kesulitan dalam pembuatannya. Setelah diagram blok dibuat maka setiap blok dibuat sketsa rangkaian sesuai dengan fungsinya. Dengan sistem blok ini maka akan memudahkan pengecekan bila terjadi kesalahan dalam rangkaian. 3.2 Perancangan Model Perangkat Keras Perancangan model peraga yang dibuat merupakan bentuk miniatur dari bentuk yang sebenarnya, tentunya akan sangat berbeda dengan bentuk aslinya karena adanya perbedaan-perbedaan yang dilakukan guna mempermudah perancangan dan untuk penghematan biaya karena mahalnya biaya rancang bangun yang sebenarnya. Perancangan model perangkat keras ini menjelaskan secara umum tentang realisasi rancangan alat ini, yaitu : 1. Nama Sistem : 35 Alat Penyeleksi dan Pengepakan Benda menggunakan PLC 2. Tipe Sistem Kontrol: PLC FESTO 3. Target Sistem : Dapat membedakan benda yang berwana terang (merah) dan gelap (hitam) kemudian dipisahkan tempat penampunganya. Benda berwana hitam akan ditolak dan masuk ketempat pembuangan dan benda berwarna merah akan masuk kedalam kotak pengepakann. 4. Target Rancangan : Gambar 3.1 Target Rancangan Mekanik Keterangan : 1. Lokasi A adalah tempat meletakan kotak pengepakan. Lokasi A adalah mekanik konveyer kotak penampungan. 2. Lokasi B adalah posisi berhentinya kotak pengepakam karena terdeteksi oleh sensor proximity. 3. Lokasi C adalah tempat meletakan benda berwarna hitam atau merah. Lokasi C merupakan konveyer benda. 36 4. Lokasi D adalah posisi benda berlaianan warna dipisahkan untuk dibedakan tempat penampungannya. 5. Lokasi E adalah tempat penampungan benda berwarna hitam yang telah diseleksi oleh impeller atau pendorong. 6. Lokasi F adalah tempat berhentinya kotak penampungan dari lokasi B yang telah menampung benda berwarna merah. 3.3 Diagram Blok Sistem Perancangan alat peyeleksi dan pengepakan benda dengan menggunakan PLC ini dirancang dengan menggunakan PLC yang dikeluarkan oleh FESTO sebagai pusat pengendaliannya. Secara keseluruhan sistem pada rancangan alat ini dapat digambarkan dalam diagram blok seperti dibawah ini : Gambar 3.2 Diagram Blok Sistem Sistem pada alat ini dapat dikelompokkan menjadi lima bagian, yaitu : a. Personal Computer ( PC ) Penulisan dan pemrograman dapat dikerjakan menggunakan komputer yang dilengkapi dengan perangkat lunak untuk membuat diagram tangganya (ladder) atau statement list, seperti pada perangkat lunak FST4. Juga bisa sebagai penghubung antara user dengan pusat pengendali, yang merupakan 37 sarana pertama untuk mendownload program ke dalam PLC. Dan setelah program di download ke dalam PLC maka PC tidak digunakan lagi. b. Pusat Pengendali Merupakan rangkaian dari PLC FESTO digunakan sebagai pengendali dari keseluruhan sistem. c. Input Terdiri sensor Photoelectric untuk mendeteksi keberadaan dan warna benda hitam / putih, sensor Proximity sebagai pembeda antara objek besi dan non besi. Limit switch sebagai batas gerakan posisi pendorong benda. d. Output Terdiri dari Impeller atau pendorong dan motor DC berfungsi sebagai pemutar ban pada conveyer. e. Objek Objek terdiri dari benda non logam yang berwarna hitam dan putih serta benda logam 3.3.1 Personal Computer ( PC ) PC diperlukan pada saat pertama kali alat ini dibuat yaitu saat membuat dan mendownload program untuk sistem. Untuk membuat program pada PLC diperlukan suatu software yaitu FST 4.10 yang digunakan untuk membuat program, monitoring dan mengontrol PLC FESTO Untuk dapat digunakan harus memperhatikan keadaan dari PC karena FST membutuhkan konfigurasi hardware dan software yang tertentu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 3.1 : Konfigurasi Hardware PC Minimum Untuk PLC 38 HARDWARE SPESIFIKASI Processor 80386, 80486 atau Pentium Memori utama Minimal terdapat 290 Kbyte Harddisk Minimal terdapat disk kosong sebesar 10 Mbyte Expansion memori 2,9 Mbyte Floppy disk Floppy disk 3,5” 2 HD Keyboard Tombol-tombol yang diperlukan : Home, Escape, Control, Page up, Page down, Backspace, F1 - F10, End, Insert, Delete, Tab Display Color / monochrom EGA / VGA (mode EGA) Tabel 3.2 : Konfigurasi software PC Minimum Untuk PLC SOFTWARE SPESIFIKASI DOS Version 3,20 / versi yang diatasnya Windows Windows 98, 2000 dan XP PC juga dapat diset ke posisi sebagai berikut : 1. Program, yang digunakan untuk membuat program atau membuat modifikasi / perbaikan ke program yang sudah ada. 2. Monitor, yang digunakan ketika mengubah nilai setting dari counter ke timer ketika PLC sedang beroperasi. Pada mode ini kita dapat melakukan online editing. 3. Run, yang digunakan untuk mengoperasikan program tanpa dapat mengubah nilai setting yang dapat diubah pada posisi monitor. 3.3.2 Pusat Pengendali 39 Pusat pengendali merupakan inti dari rancangan alat yang mengatur tata kerja alat secara keseluruhan. Rancangan alat ini dibangun dengan menggunakan PLC yang dikeluarkan oleh FESTO sebagai pusat pengendalinya dengan klasifikasi sebagai berikut : UMUM Ukuran : H x D x W [ mm ] 105 x 35 x 132.4 ( keseluruhan ) 105 x 35 x114.2 ( kerangka ) Berat 380 gram Temperatur maksimal operasi 0 …. 55 0 C Temperatur maksimal mengirim dan - 25 …… + 70 0 C menyimpan Kelembapan relative 0 …… 95 % Tegangan operasi 24 VDC + 25 % / - 15 % Pemakaian daya Kurang dari 4 Watt Tipe proteksi IP 20 Golongan proteksi Proteksi golongan III, Catu daya IEC742/EN60742/VDE0551/PELV memerlukan isolasi hambatan minimum 4 kV atau unit saklar catu daya dengan isolasi penutup EN 60950/VDE 0805 Koneksi I / O Untuk soket buka ( SAC 31 ) Atau terminal soket pasang ( ZC13-S ) EMC EN 61000-6-2, EN 50081-2 INPUT DIGITAL Berjumlah 16 Banyaknya yang dapat dipakai sebagai 2 Counter ( Max 2 kHz ) Input Tegangan / Arus 24VDC / 5 mA Nilai nominal untuk TRUE Minimal 15 VDC 40 Nilai nominal untuk FALSE Maximal 5 VDC Delay sinyal input 5 ms Potensial Isolasi Iya, Optocoupler Panjang kabel yang diperbolehkan Maksimal 30 Meter Status tampilan LED Pilihan sesuai masukan OUTPUT DIGITAL Berjumlah 8 Koneksi Transistor Tegangan / Arus 24 VDC, max 400 mA Resistansi hubung singkat dan overload Iya Lampu keamanan Iya sampai 5 Watt Potensial isolasi Iya, Optoucopler Kecepatan penyambungan Max 1 kHz Potensial isolasi dlm kelompok Iya, setiap 1 byte Arus maximal dlm kelompok 3.2 A Cicle penyambungan Lebih dari 20.000.000 Status tampilan LED Pilihan sesuai masukan ROTARY SWITCH Berjumlah 1 Posisi 16 STOP / RUN 0 = STOP dan 1 ……..F = RUN SERIAL INTERFACE Berjumlah 2 Koneksi Soket RG12 Karakter Serial, asynchronous, TTI kelistrikan tidak memisah Ketika dipakai sebagai RS232C Dibutuhkan SM 14 atau SM 15 Koneksi SM 14 / 15 Transmit, Receive, RTS, CTS 41 level, Ketika dipakai sebagai program interface 9600 Baud, 8/N/1 Ketika dipakai sebagai COM interface 300…9600 Baud, 7N1, 7E1, 7O1, 8N1, universal 8E1, 8O1 Ketiak dipakai sebagi EXT interface 300…115000 Baud, 7N1, 7E1, 7O1, universal 8N1, 8E1, 8O1 STATUS DISPLAY Power LED Indikasi suplai tegangan- hijau Status LED Run-hijau / Stop-Oranye / Error – Red Untuk mengendalikan semua proses dalam rancangan alat ini maka dibutuhkan satu proses sederhana. Gambar 3.3 : Rangkaian PLC Dengan menggunakan PLC ini kebutuhan akan kecepatan operasi, media penyimpanan data dan program telah terpenuhi. Untuk memudahkan dalam pengerjaannya, harus diketahui berapa jumlah masukan dan jumlah keluaran yang diperlukan. Selain itu juga perlu ditentukan komponen mana yang berfungsi sebagai masukan dan komponen mana yang berfungsi sebagai keluaran serta menentukan alamat-alamat yang digunakan sebagai masukan dan keluaran. 42 Setelah data yang diperlukan sudah lengkap maka dalam penyusunan program dapat dengan mudah dilakukan sehingga bahasa pemrograman dari sistem kerja tersebut dapat dibuat dengan efektif dan efisien serta sempurna. Untuk memperlihatkan alamat dari input dan output yang digunakan serta kegunaannya diperlihatkan pada table 3.3 dan 3.4. sebagai berikut ini Tabel 3.3. Alamat Input dan Kegunaannya. ALAMAT INPUT PENGGUNAAN + 24 VDC Sumber Tegangan + 24 VDC pada PLC I0.0 + 24 VDC pada Limit Switch 1 ( NC ) I0.1 + 24 VDC pada Limit Switch 2 ( NC ) I0.2 + 24 VDC pada Sensor Proximity ( Output ) I0.3 + 24 VDC pada PhotoELektrik Reflektif ( Output ) I0.4 + 24 VDC pada PhotoElektrik Transmitif (Output) Tabel 3.4. Alamat Output dan Kegunaannya. ALAMAT OUTPUT 3.3.3 PENGGUNAAN -24 VDC Sumber tegangan – 24 VDC pada PLC COM 00 Ground untuk port output O0.0 COM 01 Ground untuk port output O0.1 O0.0 ( + ) motor konveyer tempat O.01 ( + ) motor konveyer benda O.02 + 24 VDC, Untuk Relay 24 V pada pendorong maju O.03 + 24 VDC, Untuk Relay 24 V pada pendorong mundur COM Common / Ground untuk rangkaian PLC Rangkaian Input Rangkaian input pada perancangan alat ini, terdiri dari 3 rangkaian yaitu : Limit Switch, rangkaian sensor photoelectric transmitif / reflektif dan rangkaian sensor proximity induktif. 43 a. Sensor Photoelectric Sensor Photoelectric adalah sensor yang bekerja menggunakan sarana cahaya. Sebuah sumber cahaya akan mengeluarkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu dan bagian penerimanya (photodetector) akan menerima cahaya tersebut secara langsung ataupun melalui pantulan. Jenis sensor yang digunakan adalah reflective dan transmitif. Sensor ini dapat membedakan terang / gelap dengan sangat kritis. Biasanya dikemas dalam bentuk yang kompak sehingga mudah dipasang dan sensitifitas dari sensor cahaya ini dapat diatur melalui pengatur sensitifitas yang terdapat pada sensor tersebut. Gambar 3.4 Diagram Hubungan Photoelectric Dengan PLC Prinsip kerja : Setelah sensor photoelektrik terhalang oleh obyek benda maka sensor photoelektrik akan memberikan input berupa tegangan. Input inilah yang akan dikirimkan ke PLC. PLC akan mengenali setiap sensor itu bekerja atau tidak, melalui ada atau tidaknya tegangan pada port inputan PLC dari masing-masing sensor. b. Sensor Proximity Sensor Proximity adalah sensor yang akan aktif bila ada benda logam yang didekatkan padanya. Bekerjanya tidak membutuhkan kontak langsung dengan 44 obyek. Sensor proximity yang digunakan disini adalah sensor proximity induktif. Hubungan sensor proximity dengan PLC digambarkan pada gambar 3.5 Gambar 3.5 Diagram Hubungan Proximity Dengan PLC c. Limit Switch Limit switch merupakan saklar On / Off yang cara kerjanya membutuhkan tekanan bila ingin saklar tersebut dalam keadaan On / Off. Sebuah limit switch mempunyai push button switch yang dipasang pada suatu kedudukan dimana saklar ini akan aktif oleh kontak fisik dengan benda bergerak. Hubungan Limit Switch dengan PLC digambarkan pada gambar 3.6 Gambar 3.6 Diagram Hubungan Limit Switch Dengan PLC 45 3.3.4 Rangkaian Output Rangkaian output pada perancangan alat ini adalah Motor DC untuk menggerakan konveyer dan sebagai impeller atau pendorong. a. Motor DC sebagai konveyer Dalam rangkaian konveyer menggunakan motor DC 12 Volt. Motor DC merupakan output yang dikendalikan oleh sensor photoelektrik atau proximity dan limit switch. Gambar 3.7 Rangkaian Motor DC Konveyer b. Motor DC sebagai impeller atau pendorong Dalam rangkaian impeller atau pendorong menggunakan motor DC 5 volt dan dikendaliklan oleh limit switch atau sensor photoelektrik dan proximity. Gambar 3.8 Rangkaian Motor DC Impeller 46 3.3.5 Bagian Objek Objek disini terdiri dari benda yang berwarna hitam dan putih serta kotak/peti untuk pengepakan dan penampungan. Maka untuk penerapannya dibuat sebuah miniatur alat tersebut. Miniatur ini terbuat dari berbagai macam komponen utama maupun komponen pendukung. 3.4 Rangkaian Catu Daya Masukan untuk PLC Rangkaian catu daya pada sistem ini menggunakan tegangan 220 VAC yang dirangkai dengan tombol dan fuse dan juga dengan menggunakan tegangan 24 VDC dari PLC. Serta tegangan sebesar 12 VDC digunakan untuk menggerakan motor DC. Push Button ON / OFF L2 FUSE 2 A 12 + AC - 220 V 12 VDC 0 L1 Gambar 3.9 Rangkaian Catu Daya 3.5 Program PLC Program PLC ini menggunakan software FST4 sebagai media untuk menyusun program pengendali tersebut. Adapun langkah–langkah untuk dapat memakai program PLC FST4 agar program PLC ini dapat berfungsi sebagai mana mestinya, yaitu : 1. Menginstal Software FST4 di komputer. 2. Aktifkan program FST4. 47 3. Buat program / project baru dengan mengklik Project → New kemudian beri nama dan klik OK 4. Pilih jenis controlnya FEC standar atau FEC compact sesuai dengan jenis PLC yang dipakai pada project setting. 5. Kemudian pilih jenis penulisan program menggunakan Statement List atau Diagram Ladder dengan cara mengklik icon New pada toolbar atau menekan Ctrl + N. Jenis penulisan program yang dipakai pada alat ini yaitu Statement List kemudian beri nama program pada Comment. 6. Buat program yang akan digunakan di PLC kemudian simpan dengan cara mengklik icon save lalu beri nama. 7. Untuk mengecek program yang telah dibuat sudah benar atau belum dengan cara menglik kanan mouse lalu klik compile. 8. Untuk mentransfer program ke PLC dengan cara mengklik kanan mouse lalu klik online. Untuk menjalankannya dengan klik icon Play pada toolbar dan menghentikannya dengan cara mengklik Stop pada toolbar. 9. Untuk keluar dari program ini dengan mengklik Project → Exit Pemrograman ini menggunakan bahasa program statement List, yaitu bahasa pemrograman tingkat tinggi, semua hubungan logika dan sekuen dapat dengan mudah deprogram menggunakan bahasa ini. FST-SGT(LIST SGT)-FEC COMPACT P 0 (V1)-LIST SGT STEP 1 IF THEN SET WITH STEP 2 IF THEN AND SET N LS1 T1 1s 'LIMIT SWITCH 1 'TIMER 1 LS1 T1 M1 'LIMIT SWITCH 1 'TIMER 1 'MOTOR KOTAK PENAMPUNGAN STEP 3 48 IF THEN PX M1 T2 1s 'PROXIMITY 'MOTOR KOTAK PENAMPUNGAN 'TIMER 2 T2 M2 'TIMER 2 'MOTOR BENDA PR PT M2 T3 2s 'PHOTOELEKTRIK REFLEKTIF 'PHOTOELEKTRIK TRANSMITIF 'MOTOR BENDA 'TIMER 3 PR T4 1s 'PHOTOELEKTRIK REFLEKTIF 'TIMER 4 N T4 M2 T5 1s 'TIMER 4 'MOTOR BENDA 'TIMER 5 N T5 M2 T6 1s 'TIMER 5 'MOTOR BENDA 'TIMER 6 N T6 K1 'TIMER 6 'PENDORONG MAJU LS2 K1 K2 'LIMIT SWITCH 2 'PENDORONG MAJU 'PENDORONG MUNDUR LS1 K2 M2 'LIMIT SWITCH 1 'PENDORONG MUNDUR 'MOTOR BENDA T3 M1 'TIMER 3 'MOTOR KOTAK PENAMPUNGAN RESET SET WITH STEP 4 IF THEN SET N STEP PILIH IF N AND THEN RESET SET WITH JMP TO 9 IF THEN SET WITH STEP 5 IF THEN RESET SET WITH STEP 6 IF THEN RESET SET WITH STEP 7 IF THEN SET STEP 8 IF THEN RESET SET STEP 9 IF THEN RESET SET JMP TO PILIH STEP 10 IF N THEN SET JMP TO 1 compiling CZ0P00V1 947 Bytes Machine Code 0 Error(s) in statement list CZ0P00V1, 55 Lines 3.5.1 Proses Inisialiasasi 49 Proses Inisialisasi adalah proses penentuan input dan output, serta mendefinisikan timer dan counter sebagai I/O. Proses inisialisasi ini sangat berfungsi dan harus ada dalam pembuatan suatu program, untuk menentukan lokasi atau bit mana saja yang digunakan sebagai input dan output pada sebuah PLC. Dalam program ini, inisialisasinya sebagai berikut : Tabel 3.5 Alokasi List OPPERAND O0.0 O0.1 O0.2 O0.3 I0.0 I0.1 I0.2 I0.3 I0.4 T1 T2 T3 T4 T5 T6 3.6 SYMBOL M1 M2 K1 K2 LS1 LS2 PX PR PT Timer1 Timer2 Timer3 Timer4 Timer5 Timer6 KETERANGAN Motor Kotak Penampungan Motor Benda Pendorong Maju Pendorong Mundur Limit Switch 1 Limit Switch 2 Sensor Proximity Sensor Photoelektrik Reflektif Sensor Photoelektrik Transmitif Timer 1 Timer 2 Timer 3 Timer 4 Timer 5 Timer 6 Rangkaian Keseluruhan Rangkaian keseluruhan dari sistem Aplikasi Programmable Logic Control (PLC) sebagai pendeteksian benda logam non logam ini merupakan gabungan dari keseluruhan blok-blok rangkaian terdiri dari pusat pengendali dalam hal ini adalah rangkaian PLC, rangkaian input yaitu rangkaian sensor photoelectric dan rangkaian proximity, rangkaian output yang terdiri dari rangkaian impeller dan rangkaian konveyer serta rangkaian catu daya yang nantinya akan menggerakkan objek. Alat ini nantinya akan dikontrol menggunakan PLC. Digunakannya PLC sebagai alat kontrol dikarenakan PLC dianggap mempunyai kehandalan untuk 50 mengontrol gerakan-gerakan yang diinginkan serta dapat mengantisipasi gangguan yang mungkin terjadi pada saat alat ini sedang dioperasikan. Gambar 3.10 Gambar Rangkaian keseluruhan tampak atas dan depan Dari gambar dapat dilihat bentuk dari miniature tersebut yang terdiri dari dua buah konveyer sebagai media alas benda yang akan membawa benda dan kotak penampungan, sensor photoelektrik dan proximity sebagai pendeteksi benda dan impeller atau pendorong sebagai penyeleksi benda. 51 Pada saat PLC diaktifkan maka limit switch 1 aktif sehingga mengakibatkan motor konveyer kotak penampungan aktif dan menggerakan konveyer kotak penampungan. Konveyer kotak penampungan akan membawa kotak penampungan hingga terdeteksi oleh sensor proximity. Setelah sensor proximity aktif maka konveyer kotak penampungan berhenti dan selanjutnya motor konveyer benda berwarna aktif menggerakan konveyer benda berwarna dengan tenggang waktu 2 detik (sesuai dengan timer yang didownload kedalam PLC). Konveyer benda tadi membawa benda-benda berwarna hingga jatuh kedalam penampungan, tetapi sebelumnya benda berwarna tersebut dideteksi dan diseleksi terlebih dahulu oleh sensor photoelektrik refklektif dan impeller atau pendorong untuk dipidahkan tempat penampungannya Benda yang berwarna hitam akan ditolak dengan didorong oleh pendorong dan jatuh pada tempat pembuangan dengan cara kerja alat yaitu ketika sensor photoelektik aktif maka konveyer benda berhenti dan pendorong maju aktif mendorong benda hitam dan menyentuh limit switch 2 sehingga limit switch 2 aktif high yang mengakibatkan pendorong mundur aktif high dan kembali meneyentuh limit switch 1 kembali sehingga konveyer benda berjalan kembali. Sedangkan benda berwarna merah tidak ditolak dan akan terus dijalankan hingga jatuh ke kotak penampungan yang sebelumnya terdeteksi oleh sensor photoelektrik transmitif untuk menghentikan jalannya konveyer benda dan mengaktifkan timer 3 yang berfungsi untuk memberikan waktu 2 detik untuk mengatifknan kembali konveyer kotak pengepakan untuk berjalan kembali. Proses tersebut terus berulang hingga user mematikan PLC. 52 Gambar 3.11 Diagram Elektrik 53 Gambar 3.12 Flowchart 54 BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA Dalam bab ini akan dibahas tentang pengujian dan pengukuran pada masingmasing bagian antara lain: spesifikasi alat uii, rangkaian sensor, PLC FESTO dan pengujian alat secara keseluruhan. Pengukuran dilakukan dengan cara menempatkan probe multimeter pada tiap persambungan yang ditentukan pada test point. 4.1 Spesifikasi Alat Uji Alat uji yang dipergunakan untuk mengukur rangkaian sensor dan yang lainnya adalah alat ukur digital, dengan spesifikasi sebagai berikut : Tabel 4.1 Spesifikasi Alat Uji Nama Alat Ukur Merk Type Simbol Fungsi Amperemeter Sanwa 800 I Mengukur Arus Voltmeter Sanwa 800 V Mengukur Tegangan 4.2 Pengujian Sensor Photoelektrik Tujuan dari pengujian ini adalah mengetahui besarnya tegangan yang dihasilkan sensor dalam keadaan aktifdan tidak aktif. Untuk mengetahui besarnya tegangan yang dihasilkan maka objek benda yang akan diukur harus diletakkan didepan sensor photoelektrik tersebut. Pada sensor ini yang diukur adalah tegangannya. Cara pengukurannya adalah negatif dari multimeter dihubungkan dengan negatif pada catu daya PLC dan positif multimeter dihubungkan dengan output sensor, untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah ini. 55 Gambar 4.1 Pengukuran besar tegangan pada rangkaian sensor photoelektrik Tabel 4.2 Pengukuran Tegangan Output pada Sensor Photoelektrik Sensor Photoelektrik Tipe Transmitif Terhalang Benda Volt 24 VDC Tidak terhalang benda 0 Sensor Photoelektrik Tipe Reflektif Volt Terhalang benda gelap ( Hitam ) 24 VDC Terhalang benda terang ( Merah ) 0 Dari hasil pengujian yang tertera pada tabel 4.2 diatas dapat disimpulkan bahwa seluruh sensor yang telah di uji coba pada saat sensor photo elektrik tidak aktif menghasilkan tegangan sebesar 0 Volt sedangkan ketika sensor aktif besar tegangannya 24 Volt. 4.3 Pengujian Sensor Proximity Pengujian terhadap sensor proximity pertama kali yang dharus dilakukan adalah menseting multimeter pada posisi voltmeter sebesar 30 VDC (karena tegangan yang dipakai oleh sensor adalah 24 VDC agar multimeter tidak rusak maka multimeter harus diset lebih besar dari 24 VDC dan kutub negative (-) dihubungkan ke sumber (-) 24 VDC dan kutub (+) dihubungkan ke output sensor. 56 Obyek Benda + - Arus ( + ) pada Output Arus ( + ) pada Output Input PLC 00 Input PLC 00 Arus ( - ) pada Output A. Sensor Proximity terhalang benda + Arus ( - ) pada Output - B. Sensor Proximity tidak terhalang benda Gambar 4.2 Pengukuran besar tegangan pada rangkaian sensor Proximity Tabel 4.3 Hasil pengujian sensor proximity Sensor Proximity Volt Terhalang Benda 24 Tidak terhalang benda 0 Pada saat sensor proximity terhalang benda nilai teganganya adalah 24 volt, sebaliknya pada saat sensor proximity tidak terhalang benda nilai tegangannya 0 Volt. 4.4 Pengukuran Limit Switch Pengujian terhadap limit switch dilakukan dengan cara limit switch tersebut dipasangkan pada rangkaian. Untuk menguji limit switch ini diperlukan multitester yang negative dengan output dari limit switch dan positifnya dihubungkan dengan kutub positif pada catudaya PLC. Gambar 4.3 Pengukuran Limit Switch 57 Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Limit Switch Limit Switch 4.5 Data Pengukuran Pada Keadaan Aktif (V) Tidak Aktif (V) Limit Switch 1 24 0 Limit Switch 2 24 0 Pengukuran Catu Daya Rangkaian catu daya adalah hal pertama yang harus mendapat perhatian mengingat catu daya merupakan sumber arus alat sehingga jika catu daya tidak bekerja maka alat pun tidak akan bekerja. Gambar 4.4 Pengukuran Rangkaian Power Supply Catu daya sesuai perancangan adalah mempunyai tegangan keluaran ± 12 VDC. Berdasarkan pengukuran diperoleh sebagai berikut : Tabel 4.5 Hasil Pengukuran Rangkaian Power Supply Pengukuran Tegangan Arus setelah melewati kapasitor ± 12 VDC Tegangan keluaran dari rangkaian catu daya nampak sudah sesuai dengan perancangan, yaitu sekitar ±12 VDC, dari hasil Vout diatas didapat dari hasil penstabilan power supply yang menggunakan kapasitor 2200uF/50V sebagai penyimpanan arus sementara. Meskipun arus tidak benar-benar keluaran tersebut namun rata–rata catu daya sudah memadai untuk digunakan. 58 4.6 Pengujian PLC FESTO 4.6.1 Pengujian Fisik PLC Pada pengujian PLC FESTO ini menggunakan tampilan LED sebagai indikator ada atau tidaknya tegangan yang melewati input maupun output. Pengujian terhadap PLC dilakukan secara langsung yaitu dapat dilihat pada indicator yang terdapat pada badan PLC. Baik saat PLC tersebut dalam keadaan beroperasi ataupun tidak beroperasi. Untuk itu harus dilakukan prosedur sebagai berikut : Pertama PLC tersebut harus sudah dihubungkan pada sumber arus AC yaitu pada L1 dan L2 nya harus aktif, dimana : Input PLC : Tegangan input : 24 VDC Com : (-) pada tegangan 0 VDC Port : (+) pada tegangan 24 VDC Output PLC : Tegangan output : 12 VDC Com : (+) pada tegangan tersebut Port : (+) pada tegangan tersebut Setelah prosedur diatas dilakukan, lalu dilihat pada indikator ERR dan indicator ALM yang terdapat pada badan PLC. Data hasil pengujian dapat dilihat pada table berikut ini : Tabel 4.6 Hasil Pengujian PLC INDIKATOR STATUS KETERANGAN ERR OFF Tidak terjadi kesalahan kecil ALM OFF Tidak terjadi kesalahan fatal 59 Dari data-data pada tabel 4.6, maka dapat disimpulkan bahwa PLC dalam keadaan baik dan dapat digunakan. Jika pada indikator ERR dalam keadaan ON maka pada PLC terjadi kesalahan kecil, yaitu antara lain : a. Program di dalam PLC terjadi kerusakan. b. Switching kabel ada yang lepas. Semua kesalahan itu dapat diperbaiki secara langsung. Tetapi jika indikator ALM yang ON maka pada PLC terjadi kesalahan yang fatal (fatal error) yang memerlukan perhatian lebih. Fatal error dapat diperbaiki tergantung dari kefatalannya, contohnya saja jika kesalahan itu hanya terjadi pada switching luar saja yang rusak maka cukup dengan mengganti sekring didalam PLC-nya. 4.6.2 Pengujian Program PLC Pengujian ini menitikberatkan pada aspek pengontrolan program yang akan digunakan didalam sebuah PLC. Untuk mengece kondisi PLC dalam keadaan baik, perlu memasukan program seperti dibawah ini : IF THEN NOP LOAD IW0 TO OW0 Dengan mendownload program ini, kita dapat meguji disetiap input dan output dengan catu daya aktif 24 VDC. Tegangan kita hubungkan pada setiap input dan output satu per satu, jika LED strip hijau menyala pada setiap input dan output berarti pin-pin pada PLC dalam keadaan baik dan PLC dapat digunakan sebagai alat konrol. 60 4.7 Analisa Mekanik Berdasarkan Realisasi Rancangan Alat Gambar 4.5 Analisa Gerakan Mekanik berdasarkan Realisasi Rancangan ALat Keterangan : 1. Lokasi A adalah tempat meletakan kotak pengepakan yang dilapaisi logam dan juga merupakan langkah awal dari bekerjanya alat ini. 2. Lokasi B adalah posisi berhentinya kotak pengepakan karena terdeteksi oleh sensor proximity, dimana kotak tersebut berasal dari lokasi A yang dibawa oleh konveyer. Jika kotak pengepakan ini terbuat dari non logam maka akan berhenti dilokasi F. 3. Lokasi C adalah tempat meletakan benda berwarna hitam atau merah. Kemudian benda berwarna tersebut dibawa oleh konveyer dan dideteksi oleh sensor photoelektrik reflektif untuk dibedakan tempat peampungannya. Jika benda berwarna hitam akan ditempatkan dilokasi E, jika benda berwarna merah maka akan diteruskan ke lokasi B dan dideteksi oleh sensor photoelekrik transmitif. Ketika photoeletrik ini aktif maka konveyer yang membawa benda ini berhenti kemudian konveyer yang membawa kotak penampungan akan menuju ke lokasi F. 61 4. Lokasi E adalah tempat penampungan benda berwarna hitam yang telah terdeteksi oleh sensor photoelektrik reflektif dan diseleksi oleh impeller atau pendorong. 5. Lokasi F adalah tempat berhentinya kotak penampungan yang berasal dari lokasi B yang dibawa oleh konveyer. Dilokasi ini merupakan tempat berakhirnya alat ini bekerja. 4.8 Uji Alat Keseluruhan Setelah melakukan 5 kali percobaan dengan 2 buah benda yang berlainan warna yaitu benda berwarna merah dan hitam, maka benda yang berlainan warna tersebut akan dipisahkan tempat penampungannya. Jika benda yang berwarna hitam akan ditolak dengan didorong oleh impeller jatuh kedalam tempat penampungan sedangkan benda berwarna merah akan masuk kedalam kotak pengepakan. Tabel 4.7 Uji Alat Keseluruhan JENIS BENDA TIDAK PERCOBAAN BERWARNA BENDA HITAM PERCOBAAN 1 PERCOBAAN 3 √ √ √ √ BENDA MERAH BENDA HITAM PERCOBAAN 5 √ BENDA MERAH BENDA HITAM PERCOBAAN 4 √ BENDA MERAH BENDA HITAM BENDA MERAH 62 DITOLAK √ BENDA MERAH BENDA HITAM PERCOBAAN 2 DITOLAK √ √ √ BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil percobaan dan pengujian akhir yang dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Alat yang dirancang dapat membedakan dua jenis warna benda yaitu benda berwarna gelap (hitam) akan ditolak dengan cara didorong oleh impeller sedangkan benda berwarna terang (merah) akan masuk kedalam kotak pengepakan. 2. Program Statement List yang digunakan pada PLC FESTO berfungsi dengan baik dalam mengatur semua komponen dan kerja alat. 63 DAFTAR PUSTAKA Malvino, Albert Paul. Ph. D. 1996. Prinsip-Prinsip Elektronika. Penerbit Erlangga, Jakarta. Prastya, Drs.Pambudi. 2004. Sistem Cepat Belajar Elektronika. Penerbit Amanah, Surabaya. Setiawan, Iwan. 2006. Programmable Logic Controller (PLC) dan Teknik Perancangan Sistem Kontrol .Penerbit Andi Offset, Yogyakarta. Festo Didactic, 2004. Learning System For Automatation Programmable Logic Controll, Penerbit PT Festo, Jakarta. Taufik, 2005. Pengepakan Jeruk Otomatis dengan Menggunakan PLC. Putra, Agfianto Eko. 2006. PLC, Konsep, Pemrograman dan aplikasi Omron CPM1A dan ZEN Programblle relay. Penerbit Gava Media, Yogyakarta. 64