BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Jantung Jantung adalah organ penting dalam tubuh manusia yang berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh manusia. Jantung merupakan sebuah organ yang unik yang dapat memproduksi muatan listrik. Hal ini telah dibuktikan oleh Von Kolliker (1855) melalui preparat yang dikenal sebagai rheoscopic frog, yaitu bila syaraf dari otot gastroknemius kodok di telentangkan pada permukaan jantung yang sedang berdenyut, maka otot tersebut akan ikut berkontraksi sesuai dengan irama jantung. 1 Tubuh manusia merupakan penghantar yang baik oleh karena itu arus bioelektrik dari jantung dapat menjalar ke seluruh tubuh dan dapat diukur melalui titik tertentu. Gambar 2.1 Struktur Anatomi Jantung 1 EKG dan penanggulangan bebrapa penyakit jantung untuk dokter umum. 5 2.1.1 Sifat Kelistrikan Jantung Jantung dibentuk oleh tiga jenis sel eksitasi, yaitu : a. Sel-sel pace maker sebagai sumber bioelektrik jantung.Pada keadaan normal sel pacemaker dominan berada di nodus SA ( Sino-Atrial Node). b. Sel-sel Konduksi (Jaringan neuromuscular yang membentuk traktus internodal atrium, berkas His atau serat Purkinje) sebagai kawat penghantar arus bioelektrik. c. Sel-sel otot jantung (miokardium) yang berfungsi untuk kontraksi. Pada membran sel – sel otot jantung terdapat banyak ion yang berdifusi, ion tersebut antara lain K+, Na+, dan Cl- yang dipisahkan oleh membran semipermeabel. Ion-ion yang sejenis cenderung membentuk persamaan elektron di dalam dan di luar sel, maka distribusi yang tidak seimbang ini menimbulkan suatu gaya tarik-menarik antara ion-ion dimana ion negative berkumpul di permukaan dalam, sedangkan ion positif (terutama ion Na+) berkumpul dipermukaan luar membran sel. Keadaan ini dikatakan sel berada dalam stadium polarisasi. Pada saat polarisasi terdapat perbedaan potensial (resting membrane potensial) antara permukaan dalam dan luar membran sel sebesar kira-kira -90 mV. Bila diberikan rangsangan terhadap sel tersebut maka akan terjadi perubahan potensial dari nilai negative menuju ke arah yang lebih positif disebut proses depolarisasi. Selisih beda potensial tersebut mencapai +20 mV. Setelah ion Na+ mencapai keseimbangan yang baru dan dinding kembali tidak permeabel terhadap Na+ , ion Na+ tidak lagi berdifusi masuk ke dalam sel, sebaliknya 6 mekanisme pompa natrium memompa Na+ ke luar sel dengan cepat sehingga tegangan didalam sel turun, dan akhirnya kembali ke nilai normalnya yaitu -90 mV. Peristiwa ini dinamakan repolarisasi. Rekaman hasil aktifitas jantung dapat dilihat pada gambar 2.2. Kontraksi Atrium akan menimbulkan gelombang P, ini menunjukan adanya depolarisasi atrium, sedangkan gelombang QRS disebabkan oleh depolarisasi gelombang ventrikel. Pada saat otot ventrikel kembali ke keadaan istirahat (repolarisasi ventrikel) akan muncul gelombang T. Hal ini sesuai dengan asumsi Einthoven bahwa arus boelektrik jantung merambat dari daerah depolarisasi ke daerah polarisasi. Gambar 2.2 Aktifitas bioelektrik Jantung 7 2.2 Electrocardiograph (ECG) Electrocardiograph adalah suatu alat yang digunakan untuk merekam pulsa bioelektrik yang dibangkitkan oleh jantung dengan cara memasang electrode di titik tertentu pada permukaan tubuh. 2.2.1 Jenis-jenis pesawat ECG : Berdasarkan tampilan : a.ECG recorder Output pengukuran ditampilkan di kertas ECG. b.ECG monitor Output pengukukuran ditampilkan di layar LCD . Berdasarkan Jumlah perekaman : a.ECG Single Channel Hanya terdapat satu output sadapan untuk satu kali pemeriksaan, b.ECG Multi Channel Terdapat banyak output sadapan untuk satu kali pemeriksaan, misalnya pada ECG 3 chanel, terdapat 3 output sadapan untuk satu kali pemeriksaan dan ECG 12 Chanel terdapat 12 output sadapan Untuk satu kali pemeriksaan 2.3 Sistem Sadapan pada ECG Sistem sadapan ECG dapat dibagi menjadi 2.3.1 Sadapan Ekstremitas Bipolar (Bipolar Limb Lead ) Sadapan ektremitas bipolar (bipolar limb lead ) ditemukan oleh Einthoven pada tahun 1903, dia berasumsi bahwa : 8 a. Sumber bioelektrik jantung ekuivalen dengan single current dipole , arus listrik ini merambat dengan arah dari daerah depolarisasi ke daerah polarisasi, sehingga membentuk sebuah vector yang dapat diukur perbedaan potensialnya. b. Tiga ekstremitas dapat membentuk puncak-puncak sebuah segitiga sama sisi,dimana sumber bioelektrik jantung terletak di tengah-tengah. c. Semua jaringan dan cairan tubuh dianggap dapat menyalurkan potensial elektrik dengan sama baiknya. Orientasi polaritas dari sumbu-sumbu sadapan ekstremitas bipolar adalah sebagai berikut : Sadapan I : berasal dari elektroda lengan kanan (right arm = RA,negative) ke elektroda lengan kiri ( left arm = LA,positif ). Sadapan II : berasal dari elektroda lengan kanan (RA,negatif)ke elektroda tungkai kiri(left leg = LL,positif). Sadapan III : bersal dari elektroda lengan kiri (LA,negative) ke elektroda tungkai kiri (LL,positif). Gambar 2.3 Segitiga Einthoven 9 Ketiga sadapan ekstremitas bipolar dari Einthoven ini disebut juga sebagai standard limb lead. Hubungan dari ketiga sadapan ekstrenmitas bipolar dari einthoven secara matematis dapat dituliskan menjadi satu persamaan,yaitu : Sandapan I = LA – RA ….........…………………………( 2.1 ) Sandapan II = LL – RA .. …………….………………….( 2.2 ) Sandapan III = LL – LA ...………………………………...( 2.3 ) Berdasarkan hukum Kirchoff tegangan, jumlah aljabar perbedaan potensial darri suatu lingkaran tertutup sama dengan nol. Apabila hukum ini di terapkan pada persamaan Einthoven, maka : I + III + (-II) = 0 (karena sadapan II dipasang kebalikan dari I dan III),sehingga persamaan ini dapat ditulis: I + III = II………………………………………………….…(2.4) 2.3.2 Sadapan Ekstremitas Unipolar ( Unipolar Limb Lead ) Pada tahun 1932 Frank Wilson menciptakan sadapan ekstremitas Unipolar dengan meletakkan tiga elektroda positif mengikuti tiga tempat elektroda sadapan ekstremitas bipolar dari Einhoven, yaitu ditempatkan di lengan kiri (L), lengan kanan (R) dan tungkai kiri (F).kemudian untuk setiap elektroda positif pasangan elektroda negatifnya dibuat dari sambungan antara kedua sambungan elektroda lainnya.Setelah itu elekrtroda-elektroda negative ini digabung menjadi satu agar kekuatan mereka masing-masing saling meniadakan (Zero potensial). Kelemahan dari sadapan ini yaitu : apabila kekuatan bioelektrk jantung di salah satu elektroda terlalu kecil, maka perbedaan potensial antara kedua elektroda sukar diukur. 10 Berhubung sadapan ekstremitas unipolar mengukur voltase (V) arus depolarisasi jantung, maka yang dari sentral terminal ke lengan kiri (left = L) dinamakan sadapan VL, yang ke lengan kanan (right= R)dinamakan sadapan VR, dan yang ke tungkai kiri (foot= F) kiri dinamakan sadapan VF. Jenis sadapan ini kemudian disempurnakan oleh Goldberger, dia menemukan bahwa pemutusan hubungan elektroda – elektroda negative dengan sentral terminal akan memperbesar 50% voltase pencatatan dari elektroda positif.Dengan demikian ketiga sadapan ekstremitas unipolar yang dimodifikasi ini di beri tambahan huruf “a” (augmented) yang saat ini dikenal dengan sadapan aVL, aVR dan aVF. 2.3.3 Hubungan Bipolar Limb Lead dan Unipolar Limb Lead Berdasarkan Polaritas elektroda-elektroda yang telah ditentukan dan arah arus bioelktrik jantung yang berjalan dari kuadran kiri atas menuju ke kuadran kanan bawah,maka dapat dilihat bahwa defleksi ECG di sadapan aVF akan selalu positif dalam hubungannya dengan sadapan aVR pada sadapan II,sedangkan relatif positif terhadap sadapan aVL pada sadapan III. Defleksi ECG di sadapan aVL akan selalu positif dalam hubungannya dengan sadapan aVR pada sadapan I. Hubungan ini dapat disimpulkan dalam persamaan sebagai berikut : I = aVL – aVR……………………………………………(2.5) II = aVF – aVR……………………………………………(2.6) III = aVF- aVL……………………………………………(2.7) 11 2.3.4 Sadapan Prekordial ( Prekordial Lead ) Elektroda – Elektroda sadapan prekordial bunipolar merupakan elektroda positif ditempatkan secara horizontal pada dada mengelilingi jantung.sedangkan elektroda –elektroda negatifnya dihubungkan ke terminal sentral. Pada karya tulis ini, penulis hanya membahas 6 sadapan yang mungkin dapat diukur dengan ECG yaitu pengukuran pada lead I, II, III, aVR, aVL, dan aVF . 2.4 Simulator ECG Simulator ECG adalah alat yang dapat menghasilkan pulsa jantung dengan dengan denyut dan amplitudo yang dapat diatur sesuai dengan pengujian yang dilakukan kepada alat Electrocardiograph. Hasil rekaman pulsa jantung yang dihasilkan oleh ECG di scan dan diperbesar, kemudian dicetak pada kertas millimeter.dengan mengambil sampling rate dari gambar tersebur,maka akan didapat 96data digitasi ECG2 yang dapat dilihat pada table 2.1 Tabel 2.1 Data digitasi ECG 2 Sinyal ke n Nilai Data Sinyal ke n Nilai Data Sinyal ke n Nilai Data Sinyal ke n Nilai Data Sinyal ke n Nilai Data 1 28 21 29 41 28 61 41 81 28 2 28 22 28 42 28 62 35 82 28 3 28 23 28 43 28 63 31 83 28 4 28 24 28 44 28 64 29 84 28 5 28 25 28 45 28 65 28 85 28 6 28 26 28 46 28 66 28 86 28 12 2 7 28 27 28 47 28 67 28 87 28 8 28 28 24 48 32 68 28 88 28 9 28 29 19 49 36 69 28 89 28 10 28 30 53 50 40 70 28 90 28 11 28 31 87 51 44 71 28 91 28 12 31 32 122 52 48 72 28 92 28 13 35 33 73 53 51 73 28 93 28 14 40 34 21 54 54 74 28 94 28 15 45 35 25 55 60 75 28 95 28 16 46 36 26 56 62 76 28 96 28 17 45 37 27 57 63 77 28 18 39 38 28 58 61 78 28 19 32 39 28 59 58 79 28 20 30 40 28 60 60 80 28 .Laporan Akhir penelitian Riset Pembinaan Tenaga Kesehatan, Pengujian Pengujian Akurasi Keluaran Gelombang Fisiologi dari Rancang bangun simulator electrocardiogram (ECG) Terhadap Input Gelombang Fisiologi Data digitasi ECG ini digunakan dalam menentukan waktu delay pada masingmasing pemilihan BPM dengan persamaan sebagai berikut : BPM = 60*f Maka f BPM ……………………………………..…………………(2.8) 60 T 1 ……………………………………………………………(2.9) f 13 Sehingga didapatkan Delay T …………..……………………………………(2.10) 96data Waktu delay ini dibutuhkan untuk mengeluarkan setiap data digitasi ECG. Data Digitasi ini disimpan dalam mikrokontroler dalam bentuk biner.Output yang diharapkan adalah sinyal analog,untuk itu dibutuhkan rangkaian DAC (Digital to Analog Converter). 2.5 Mikrokontroler AT89S52 Mikrokontroler AT89S52 merupakan versi terbaru dibandingkan mikrokontroler AT89S51 yang telah banyak digunakan saat ini. AT89S52 mmpunyai kelebihan yaitu mempunyai flash memori sebesar 8K byte, RAM 256 byte serta 2 buah data pointer 16 bit. Berikut ini adalah spesifikasi penting dari AT89S52. Spesifikasi Mikrokontroler AT89S52 : Kompatibel dengan keluarga mikrokontroler MCS51 sebelumnya 8 K Bytes In system Programmable (ISP) flash memori dengan kemampuan 1000 kali baca/tulis tegangan kerja 4 - 5.0V Bekerja dengan rentang 0 – 33MHz 256x8 bit RAM internal 32 jalur I/0 dapat diprogram 14 3 buah 16 bit Timer/Counter 8 sumber interrupt saluran full dupleks serial UART watchdog timer dual data pointer Mode pemrograman ISP yang fleksibel Konnfigurasi dari AT89S52 dapat dilihat pada gambar 2.4 Gambar 2.4 Konfigurasi pin IC AT89S52 Fungsi dari masing-masing pin AT89S52 adalah a. Port 1 (Pin 1 - 8), berfungsi sebagai port I/O dengan lebar data 8bit. Port 1 juga menerima alamat bytes orde Low selama Flash programming dan proses verifikasi data. 15 Tabel 2.2. Fungsi ISP AT89S52 Port pin Fungsi alternatif P1.5 MOSI (used for in-system programing) P1.6 MISO (used for in-system programing) P1.7 SCK (used for in-system programing) b.Pin 9 (RST), pulsa transisi dari rendah ke tinggi yang diumpankan ke pin RST akan mereset AT89S52. Pin ini dihubungkan dengan rangkaian power on reset. c. Port 3 (Pin 10 - 17), port paralel 8 bit dua arah yang memiliki fungsi khusus. Tabel 2.3 Fungsi Khusus Port 3 Port pin Fungsi alternatif P3.0 RXD ( Serial input port) P3.1 TXD (Serial input port) P3.2 INT 0 (external interupt 0) P3.3 INT 1 (external inteupt 1) P3.4 T0 (Timer 0) P3.5 T1 (Timer 1) P3.6 WR (external data write) P3.7 RD (external data read) d. Pin 18 (XTAL1), merupakan pin masukan ke rangkaian osilator internal. Osilator kristal dan sumber osilator luar dapat digunakan. e. Pin 19 (XTAL2), merupakan pin masukan ke rangkaian osilator internal. Pin ini dipakai bila menggunakan osilator kristal. 16 f. Pin 20 (Ground), dihubungkan ground. g.Port 2 (Pin 21 - 28), port paralel 8 bit dua arah, dapat digunakan sebagai port I/O dengan lebar data 8 bit dan digunakan untuk mengirim byte alamat bila digunakan untuk mengakses memori eksternal. h. Pin 29 ( PSEN /Program Store Enable), merupakan pengontrol yang digunakan untuk mengakses program memori eksternal masuk ke dalam bus selama proses pemberian/pengambilan instruksi. i. Pin 30 (ALE/Adress latch enable), digunakan untuk menahan alamat memori eksternal selama pelaksanaan instruksi. j. Pin 31 ( EA /External Access Enable), bila pin diberikan logika high, maka mikrokontroler akan melaksanakan instruksi dari ROM/EPROM. Bila diberikan logika low, mikrokontroler akan melaksanakan instruksi dari memori program luar. k. Port 0 (Pin 32..39), merupakan port paralel 8 bit open drain dua arah. Port 0 dapat digunakan sebagai port I/O biasa dan dapat juga digunakan untuk memultiplek alamat dengan data pada waktu 2.6 DAC 0808 DAC 0808 merupakan salah satu konverter D/A yang mempunyai 8 bit masukan ( variasi input data sebanyak 28 = 256 variasi data, yaitu dari 0 sampai 255 dan dibangun dengan metode konversi rangkaian R-2R ladder. Dilengkapi dengan 17 sumber tegangan acuan dan delapan buah transistor saklar untuk mengarahkan arus biner. Rangkaian ini berfungsi merubah sinyal input biner (digital) ke bentuk output analog. IC ini tidak memerlukan pewaktuan jadi cukup dengan menyambungkan IC ini dengan benar maka pemrogramannya tidak membutuhkan penanganan khusus lagi. Konfigurasi pin ditunjukkan seperti pada gambar 2.5. Gambar 2.5 Konfigurasi pin IC DAC 0808 Fungsi dari masing-masing pin adalah : a. Pin 1 ( NC ), singkatan dari no connection atau tidak ada hubungan. b. Pin 2 ( GND),dihubungkan ke ground c. Pin 3 ( VEE ), dihubungkan ke tegangan -12V d. Pin 4 (IO), output DAC , output dari DAC berupa arus ,untuk mrngubahnya menjadi tegangan maka di berika op-amp.Op-Amp yang digunakan adalah LM 741. 18 e. Pin 5 – 12, merupakan 8bit masukan data. f. Pin 13 (VCC), Dihubungkan ke catudaya +5V. g. Pin 14 (VREF+), dihubungkan ke catu daya positif melalui hambatan R14 h. Pin 15 (VREF-), dihubungkan ke ground melalui hambatan R15. i. Pin16 (COMP), terdapat kapasitor antara pin 16 dan pin 3 berfungsi untuk memberi kompensasi frekuensi bagi IC ini Gambar 2.6 Rangkaian DAC 0808 Besarnya tegangan pada Vout tergantung dari besarnya IO dan harga resistansi umpan balik pada OP-Amp. Sementara besarnya IO untuk bilangan maksimal adalah sebesar Vref dimana R14 adalah resistor yang tersambung ke R14 pin14 dan Vref adalah tegangan pada ujung lain dari R14.Tegangan keluaran pada rangkaian ini dapat diketahui dengan rumus : Io Iref ( A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 ) ………….............................(2.11) 2 4 8 16 32 64 128 256 19 Dimana, Iref Vref ………………………….………………………………….……………………….....................(2.12) R14 Jadi, Vo R14 xIref ( A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 ) ….........…................(2.13) 2 4 8 16 32 64 128 256 2.7 Penguat Operasional Penguat Operasional (Operasional Amplifier) umumnya digunakan untuk penguat sinyal yang nilai penguatannya dapat di control melalui penggunaan resistor dan komponen lainnya. Penguat operasional memiliki 5 terminal dasar, yaitu 2 untuk mensuplai daya, 2 untuk masukan dan satu untuk keluaran. 2.7.1 Konverter Arus ke Tegangan Rangkaian ini digunakan untuk merubah output dari rangkaian DAC yang masih berupa arus ke bentuk tegangan, tanda minus pada persamaan 2.14 dikarenakan masukan untuk rangkaian ini dimasukan ke kaki inverting ( kaki 2 op-amp ),sehingga outputnya berlawanan polaritas dengan input.besarnya tegangan output dapat dilihat pada persamaan 2.14 . Vout R..in …..………………………..................................( 2.14 ) Dapat pula ditambahkan resistor pada terminal noninverting ( kaki 3 op-amp )dipakai untuk memberikan stabilitas temperatur pada konfigurasi. 20 Gambar 2.7 Rangkaian Konverter Arus ke Tegangan 2.8 Filter Filter adalah sebuah rangkaian yang dirancang untuk melewatkan suatu pita frekuensi tertentu dengan memperlemah semua sinyal diluar pita ini. Pada alat ini penulis menggunakan jenis Low Pass Filter - 40dB/decade. 2.8.1 Low Pass Filter -40dB Low Pass Filter adalah sebuah rangkaian melewatkan sinyal input pada frekuensi rendah,sampai batas frekuensi tertentu fc (frekuensi cutoff ) dan meredam semua sinyal input yang berada diluar sinyal fc. Penyaringan dilakukan oleh jaringan RC sedangkan op-amp digunakan sebagai penguat dengan penguatan satu. Gambar 2.8 Rangkaian Low Pass Filter 21 Rangkaian LPF dengan -40 dB ini memerlukan komponen pasif lebih banyak (tanahan dan kapasitor). Seperti tampak pada gambar , maka perhitungan frekuensi cut off nya adalah ditentukan oleh nilai komponen R2, R3, C2 dan C3 seperti berikut ini : fc 1 2 R 2R3C1C 2 …….......……………………………............( 2.15) Pada rangkaian LPF dengan 40 dB ini persamaan penguatan tegangan absolutnya adalah: Vout Vin Af f 4 1 fc …..…………………………………............( 2.16 ) AF = 1.586 (ketentuan Butterworth untuk order kedua) 2.9 Rangkaian Attenuator Attenuator adalah rangkaian yang berfungsi untuk mengurangi amplitudo sinyal ECG yang dikeluarkan dari Low Pass Filter menjadi orde mV. Gambar 2.9 Rangkaian attenuator 22 Vout R2 Vin …..………………...............……………............( 2.17) R1 R 2 2.10 Liquid Crystal Display (LCD) LCD adalah sebuah display dot-matrix yang berfungsi untuk menampilkan tulisan berupa angka atau huruf sesuai dengan yang diinginkan berdasarkan program yang digunakan untuk mengontrolnya. Penulis menggunakan LCD dengan karakter 2 x 16, Gambar 2.10 Modul LCD karakter 16x2 LCD ini mempunyai 16 pin, fungsi masing-masing pin dapat dilihat pada tabel: Tabel 2.4 Fungsi pin LXD 16x2 23