mencontek. Sari juga menjelaskan PENDAHULUAN Papalia (2008) semakin tinggi kepercayaan diri yang mengemukakan bahwa fase remaja dimiliki, maka semakin merupakan fase peralihan seorang perilaku mencontek. rendah Kepercayaan diri merupakan individu dari masa anak-anak hingga dewasa. Di fase ini remaja akan aspek dihadapkan dengan berbagai macam manusia. Seseorang dapat mencapai permasalahan yang baru, mulai dari sebuah keberhasilan yang diinginkan perubahan bentuk tubuh, perubahan dengan sikap percaya diri yang emosional, pembentukan jati diri dan tinggi. Sikap percaya diri pada rasa percaya diri. individu Menurut tanda-tanda mengalami dari Dariyo dalam merupakan kehidupan salah satu (2004) bentuk mengaktualisasikan potensi yang yang ada dalam diri seseorang (Laily, orang kebingungan penting identitas 2015). tidak Komunikasi merupakan salah mampu, tidak percaya diri, tidak satu hal yang tidak dapat dipisahkan berdaya, penurunan harga diri, dan dari akibatnya ia pesimis menghadapi dilakukan orang tua kepada anaknya masa sejak masih didalam kandungan, adalah adanya perasaan depannya.Dalam sebuah manusia. Komunikasi penelitian yang telah dilakukan oleh selain Sari (2008) menyatakan siswa SMK perkembangan kecerdasannya, hal ini yang tidak memiliki rasa percaya diri juga berperan dalam pembentukkan cenderung kepribadian akan melakukan hal untuk yang anak membentuk kelak. Dariyo 3 (2004) mengemukakan orang tua orang tua dengan anak terhadap yang komunikatif merupakan salah kepercayaan diri pada remaja. satu ciri yang akan membantu perkembangan anak untuk mencapai identitas diri yang baik. TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi Interpersonal Menurut Sarwono (2002), Dengan adanya komunikasi komunikasi adalah sebagian dari interpersonal yang efektif antara hubungan atau hal yang membentuk orang tua dengan anak dalam sebuah hubungan antar pribadi. Menurut keluarga akan mengurangi Hardjana (Daryanto, 2011), salah kemungkinan munculnya perilakusatu jenis komunikasi yang frekuensi perilaku menyimpang pada diri anak terjadinya cukup tinggi adalah yang memasuki usia remaja. Hal ini komunikasi interpersonal atau disebabkan karena anak menyadari komunikasi antar pribadi. Saad apa yang menjadi bakat dan yakin (2003) mengungkapkan kualitas dengan kemampuan yang dimiliki sehingga dapat hubungan antar memberi pengaruh pribadi akan yang besar memanfaatkannya pada hal yang positif dan jika terhadap perilaku individu terutama mengalami kegagalan, tidak akan anak dan remaja. melakukan hal menyimpang dan De Vito (Gustiana, 2014), akan segera bangkit. komunikasi interpersonal Tujuan dalan penelitian ini mempunyai lima aspek, yaitu : adalah untuk mengetahui hubungan antara komunikasi interpersonal 4 1. Keterbukaan (Openess) kondusif untuk interkasi yang Kemauan orang tua dan anak untuk menanggapi senang hati dengan informasi 5. Kesetaraan (Equality) yang diterima Pengakuan bahwa orang tua dan anak memiliki kepentingan, 2. Empati (Emphaty) Merasakan dirasakan. efektif kedua pihak sama-sama bernilai, apa Orang yang tua berharga dan saling memerlukan. dapat Kepercayaan Diri memahami apa yang dirasakan dan alasan dari perilaku yang ditampilkan percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang 3. Dukungan (Supportiveness Orang tua dan anak dapat menciptakan situasi mendukung agar yang terjalin komunikasi interpersonal yang efektif. memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu tindakan. Lauster (Gufron, 2010) kepercayaan diri mendefinisikan diperoleh dari pengalaman hidup. Kepercayaan diri 4. Rasa Positif (Positiveness) merupakan Orang tua dan anak harus memiliki Menurut Thantaway (2005) perasaan positif terhadap dirinya, mendorong agar lebih aktif berpartisipasi, dan salah satu aspek kepribadian yang berupa keyakinan akan kemampuan diri seseorang sehingga tidak terpengaruh oleh orang lain dan dapat bertindak sesuai menciptakan situasi komunikasi 5 kehendak, gembira, optimis, cukup toleran, dan bertanggung jawab. Seseorang yang memandang Taylor (2006) menjelaskan rasa percaya diri adalah 3. Objektif sikap percaya dan yakin akan kemampuan yang dimiliki, yang dapat membantu seseorang untuk memandang dirinya permasalahan kebenaran sesuai yang semestinya, bukan menurut dirinya. 4. Bertanggung jawab Adalah kesediaan seseorang secara positif dan realistis sehingga untuk menanggung ia mampu bersosialisasi secara baik sesuatu yang dengan orang lain. Lauster (Gufron, konsekuensinya. 2010) menjelaskan aspek-aspek kepercayaan diri yaitu : dengan telah segala menjadi 5. Rasional dan realistis Yaitu analisis terhadap suatu 1. Keyakinan kemampuan diri masalah, sesuatu hal, dan suatu Keyakinan kemampuan diri kejadian dengan menggunakan adalah sikap positif seseorang pemikiran yang dapat diterima tentang oleh akal dan sesuai dengan dirinya merupakan keyakinan kemampuan diri. kenyataan. 2. Optimis METODE PENELITIAN Seseorang yang memandang permasalahan kebenaran sesuai yang dengan semestinya, bukan menurut dirinya. Penelitian penelitian ini kuantitatif. merupakan Variabel independen (bebas) penelitian ini adalah komunikasi interpersonal dan variabel dependen (tergantung) 6 adalah kepercayaan diri. Penelitian komunikasi ini dilakukan di Universitas Sahid 0,164 dan skala kepercayaan diri Surakarta dengan jumlah sampel sebesar 0,922. Berdasarkan hasil uji sebanyak 50 mahasiswa laki-laki dan normalitas 50 mahasiswi perempuan dengan komunikasi teknik incidental sampling. Metode kepercayaan pengumpulan datanya menggunakan signifikansi p > 0,05, maka nilai skala. skala Teknik menggunakan analisi korelasi data product moment. interpersonal sebaran sebesar dan skala intrepersonal dan diri tersebut diperoleh telah nilai memenuhi distribusi normal. 2. Uji linieritas Berdasarkan HASIL DAN PEMBAHASAN antara uji komunikasi linieritas interpersonal Pengujian Asumsi dengan kepercayaan diri diperoleh 1. Uji Normalitas Uji penelitian ini menggunakan normalitas pada adalah dengan metode uji Hasil uji normalitas dari skala interpersonal (independent) diperoleh signifikansi p < 0,05, maka dapat One- Sample Kolmogorov-Smirnov. komunikasi nilai signifikansi = 0,000. Karena nilai disimpulkan bahwa variabel komunikasi interpersonal dengan kepercayaan diri terdapat hubungan yang linier. Kolmogorov-Smirnov Z = 1,119 dan Pengujian Hipotesis skala kepercayaan diri (dependent) diperoleh nilai Kolmogorov-Smirnov Z = 0,0551. (Asymp.Sig Nilai 2-tailed) signifikansi dari Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan teknik analisis product moment, skala 7 nampak bahwa besarnya koefisien diri pada remaja, berarti semakin korelasi bagus antara komunikasi komunikasi interpersonal interpersonal orang tua dengan anak orang tua, maka semakin tinggi terhadap kepercayaan diri pada remaja. kepercayaan diri pada remaja adalah sebesar 0,573 dengan Deskripsi Hasil Penelitian p = 0,000. Karena p < 0,01 hal ini menunjukkan bahwa ada korelasi positif yang sangat signifikan antara komunikasi interpersonal orang tua dengan anak terhadap kepercayaan Berdasarkan data penelitian yang telah dianalisis maka diperoleh deskripsi statistik variabel yang dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Deskripsi Hasil Penelitian Min Max Variabel masing-masing Mean SD Komunikasi Interpersonal 67 119 95,25 10,85 Kepercayaan Diri 90 153 129,33 12,71 Hasil deskripsi pada tabel diatas menunjukkan variabel komunikasi interpersonal memiliki 90 dan nilai mean atau rata-rata 129,33. Nilai selanjutnya digunakan dalam perhitungan kategorisasi. skor maksimal sebesar 119, skor Kategorisasi minimal 67 dan nilai mean atau ratarata 95,25. Hasil deskripsi variabel kepercayaan diri memiliki skor maksimal sebesar 153, skor minimal Hasil penelitian diketahui variabel komunikasi interpersonal mempunyai rerata (mean) sebesar 95,25. Hal ini berarti komunikasi 8 interpersonal pada subjek penelitian kategorisasi dan frekuensi secara tergolong tinggi. Sedangkan variabel lengkap dapat dilihat pada tabel 2 kepercayaan diri mempunyai rerata dan 3. (mean) sebesar 129,33. Hal ini berarti kepercayaan diri pada subjek penelitian tergolong tinggi. Hasil Tabel 2. Kategorisasi, Frekuensi, dan Prosentase Komunikasi Interpersonal Skor Kriteria Frekuensi Prosentase (%) 30 ≤ X < 48 Sangat Rendah 0 0,0 % 48 ≤ X < 66 Rendah 0 0,0 % 66 ≤ X < 84 Sedang 15 15,0 % 84 ≤ X < 102 Tinggi 52 52,0 % 102 ≤ X < 120 Sangat Tinggi 33 33,0 % 100 100 % Jumlah Hasil frekuensi Rerata Empirik 95,25 dan 52 subjek (52%) dalam kategori prosentase menunjukkan dari 100 komunikasi interpersonal tinggi; dan subjek yang diteliti terdapat 15 33 subjek (15%) memiliki komunikasi komunikasi interpersonal dalam kategori sedang; tinggi. subjek (33%) interpersonal memiliki sangat 4 Tabel 3. Kategorisasi, Frekuensi, dan Prosentase Kepercayaa Diri Skor Kriteria Frekuensi Prosentase (%) 41 ≤ X < 66 Sangat Rendah 0 0,0 % 66 ≤ X < 90 Rendah 0 0,0 % 90 ≤ X < 115 Sedang 13 13,0 % 115 ≤ X < 139 139 ≤ X < 164 Tinggi 61 61,0 % Sangat Tinggi 26 26,0 % 100 100 % Jumlah Hasil frekuensi dan Rerata Empirik 129,33 bahwa koefisien korelasi adalah prosentase menunjukkan dari 100 0,573 dengan p = 0,000 < 0,01. subjek yang diteliti terdapat 13 Dengan demikian maka Ha diterima. subjek (13%) memiliki kepercayaan Hal ini menunjukkan bahwa terdapat diri dalam kategori sedang; 61 subjek korelasi (61%) signifikan memiliki kategori positif yang antara sangat komunikasi kepercayaan diri tinggi; dan 26 interpersonal orang tua dengan anak subjek terhadap (26%) memiliki kategori kepercayaan diri sangat tinggi. kepercayaan remaja. diri Komunikasi pada turut membentuk tumbuhnya rasa percaya PEMBAHASAN Berdasarkan perhitungan korelasi teknik product komunikasi hasil analisis uji moment antara interpersonal dan kepercayaan diri didapatkan hasil diri pada anak. Dengan komunikasi interpersonal keluarga yang baik didalam inilah diharapkan rasa percaya diri anak dapat tumbuh dengan maksimal. Komunikasi 4 interpersonal berperan dalam Hal ini sesuai dengan teori mentransfer pesan/informasi dari dari De Vito (dalam Barus, 2005) seseorang kepada orang lain berupa yang menjelaskan karena sifatnya ide, fakta, pemikiran, serta perasaan. yang Komunikasi komunikasi interpersonal selalu interpersonal inilah, interpersonal maka mampu menimbulkan saling pengertian atau menjadi unsur paling penting dalam saling membentuk pribadi, menggerakkan mempengaruhi seseorang dengan orang antara lain partisipasi, perilaku (Djamadin, 2004). Berdasarkan hasil penelitian besarnya koefisien korelasi antara komunikasi interpersonal orang tua dengan anak terhadap kepercayaan memodifikasi individu, relasi, meningkatkan menyehatkan memberdayakan sikap- individu, jiwa, dan bahkan ampuh dalam mengatasi konflik-konflik penting. Dari diri pada remaja adalah sebesar 0,573 hasil analisis data, lebih besar dari rtabel sebesar 0,195, didapatkan hasil kepercayaan diri menunjukkan bahwa ada korelasi remaja positif antara tinggi. Kepercayaan diri pada remaja komunikasi interpersonal orang tua tumbuh dengan dipengaruhi oleh dengan anak terhadap kepercayaan beberapa faktor, diantaranya adalah diri pada remaja, berarti semakin faktor orang tua. Dukungan dari bagus orang tua berupa kasih sayang, secara signifikan komunikasi interpersonal dengan orang tua, maka semakin tinggi penerimaan, kepercayaan diri pada remaja. kebebasan prosentase dan pada yang memberikan anak-anaknya 4 dengan batasan tertentu serta keadaan keluarga yang baik sangat mempengaruhi pembentukkan rasa terhadap kepercayaan diri pada remaja. 2. Hasil kategori skala komunikasi percaya diri seseorang (Santrock, interpersonal 2003). Remaja yang memiliki rasa bahwa percaya diri dapat menyesuaikan diri interpersonal dengan lingkungan sosialnya serta orang tua kepada anaknya tinggi, dapat hal ini dapat terlihat dari nilai berkomunikasi diberbagai situasi (Hakim, 2005). menunjukkan tingkat komunikasi yang dilakukan rerata empirik yaitu 95,25 dengan prosentase 52% dan (∑N) = 52. PENUTUP 3. Hasil Berdasarkan kategorisasi skala hasil analisis kepercayaan diri menunjukkan pembahasan, penulis tingkat kepercayaan diri pada mengemukakan beberapa kesimpulan remaja tinggi, hal ini dapat dilihat sebagai berikut : dari nilai rerata empirik 129,33, 1. Berdasarkan hasil perhitungan dengan prosentase 61%, dan data dan teknik analisis product moment dari Pearson diperoleh (∑N) = 61. Dari hasil tersebut, penulis nilai koefisien korelasi (rxy) sebesar mengajukan beberapa saran : 0,573. Hasil ini menunjukkan ada Bagi peneliti selanjutnya korelasi yang signifikan antara untuk komunikasi interpersonal yang penelitian lebih lanjut, diharapkan dilakukan orang tua dengan anak bagi peneliti selanjutnya yang ingin meningkatkan kualitas 5 melakukan penelitian dengan tema yang sama, dapat menambahkan variabel atau penyebab lainya yang dianggap mempunyai pengaruh terhadap kepercayaan diri dengan juga melengkapi metode pengumpulan data lainnya seperti wawancara, observasi dan dokumentasi bila perlu. Bagi orang tua penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi orang tua dalam membangun komunikasi anak. hubungan interpersonal Karena komunikasi dengan yang dilakukan oleh orang tua dengan anak secara efektif turut dalam pembentukkan kepribadian anak, terutama dalam hal kepercayaan diri anak. DAFTAR PUSTAKA Barus, Gendon. 2005. Komunikasi Interpersonal Suami-Istri Menuju Keluarga Harmonis. Makassar : Jurnal Intelektual Dariyo,Agoes. 2004.Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor : Ghalia Indonesia Daryanto. 2011. Ilmu Komunikasi. Bandung : PT. Sarana Tutorial Nurani Sejahtera Djamadin, Bahari. 2004. Komunikasi Interpersonal. Jakarta : BPK Gunung Mulia Gufron, dkk. 2010. Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media Gustiana. 2014. Perancangan dan Uji Coba Modul Penelitian Komunikasi Interpersonal Terhadap Peningkatan Komunikasi Interpersonal Ibu Pada Anak.Thesis. Bandung : Program Studi Psikologi Profesi Jenjang Magister Universitas Kristen Maranatha Hakim, Thursan. 2005. Mengatasi Rasa Tidak Percaya diri. Jakarta : Puspa Swara Laily, Ervi. 2015. Perbedaan Kepercayaan Diri Remaja Akhir Ditinjau Dari Persepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua. Jurnal Character. Volume 3 Nomor 2 Universitas Negeri Surabaya Papalia, Diane E. 2008. Human Development (psikologi Perkembangan) Edisi Kesembilan. Jakarta : Kencana Prenada Media Grup 6 Saad, HM. 2003. Perkelahian Pelajar : Potret Siswa SMU di DKI Jakarta. Yogyakarta : Galang Press Sarwono, S.W. 2002. Psikolog Sosial Individu dan Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta : Balai Pustaka Santrock, J.W. 2003. Adolesence : Perkembangan Remaja. Jakarta : Erlangga Taylor, Ros. 2006. Develope Confidence. Jakarta : Erlangga Sari. 2008. Hubungan Kepercayaan diri Dengan Perilaku Mencontek Pada Siswa SMK.Naskah Publikasi. Yogyakarta : Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Thantaway. 2005. Kamus Istilah Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta : Kanisius 7