DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................. HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ PERNYATAAN ORISINALITAS ......................................................... KATA PENGANTAR ........................................................................... ABSTRAK .............................................................................................. DAFTAR ISI ........................................................................................... DAFTAR TABEL ................................................................................... DAFAR GAMBAR ................................................................................ DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... BAB I BAB II BAB III PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ............................................. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian ..................................... 1.3 Tujuan Penelitian ....................................................... 1.4 Kegunaan Penelitian .................................................. 1.5 Sistematika Penulisan ................................................. KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep ....................................... 2.1.1 Teori Sinyal .................................................... 2.1.2 Saham ............................................................. 2.1.3 Harga Saham .................................................. 2.1.4 Analisis Fundamental...................................... 2.1.2.1 Analisis Ekonomi dan Pasar Modal .. 2.1.2.2 Analisis Industri ................................ 2.1.2.3 Analisis Perusahaan .......................... 2.2 Hipotesis Penelitian .................................................... 2.2.1 Pengaruh CR terhadap Harga Saham.............. 2.2.2 Pengaruh DER terhadap Harga Saham........... 2.2.3 Pengaruh NPM terhadap Harga Saham.......... 2.2.4 Pengaruh EPS terhadap Harga Saham............ 2.2.5 Pengaruh Suku Bunga terhadap Harga Saham. 2.2.5 Pengaruh Pertumbuhan PDB terhadap Harga Saham............................................................... METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ........................................................ 3.2 Lokasi Penelitian atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian .................................................................... 3.3 Obyek Penelitian ......................................................... 3.4 Identifikasi Variabel ................................................... 3.5 Definisi Operasional Variabel .................................... 3.6 Jenis dan Sumber Data................................................ i ii iii iv v vi viii ix x 1 12 12 13 13 15 15 17 18 19 20 24 24 28 28 29 30 31 32 33 36 36 37 37 37 40 3.7 3.8 3.9 3.6.1 Jenis Data ........................................................ 3.6.2 Sumber Data.................................................... Populasi, Sampel, dan Metode Penentuan Sampel ..... Metode Pengumpulan data ......................................... Teknik Analisis Data .................................................. 3.9.1 Statistik Deskriptif .......................................... 3.9.2 Uji Normalitas ................................................. 3.9.3 Uji Asumsi Klasik ........................................... 3.9.4 Regresi Linier Berganda ................................. 3.9.5 Uji Kelayakan Model ...................................... 40 40 40 41 41 42 42 42 44 44 DAFTAR GAMBAR No. Gambar Halaman 3.1 Model Penelitian..........................................................................36 Judul : Pengaruh Kinerja Keuangan dan Variabel Makro Ekonomi terhadap Harga Saham Perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia Nama : Ida Bagus Adytiem Purnama NIM : 1306205011 Abstrak Investasi pada aset finansial dewasa ini merupakan hal yang sudah lumrah dilakukan. Salah satu aset finansial yang populer saat ini adalah saham. Analisis fundamental adalah salah satu analisis yang dapat digunakan sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada suatu saham perusahaan, analisis ini berguna untuk mengetahui kondisi emiten, pertumbuhan industri dan aspek makro suatu negara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham. Faktor-faktor fundamental yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan yang terdiri dari Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), Earning Per Share (EPS), dan variabel makro ekonomi yang diproksikan oleh suku bunga dan pertumbuhan PDB. Teknik penentuan sampel yang digunakan adalah teknik non probability sampling dengan metode sensus pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015 sehingga diperoleh sampel sebanyak 28 perusahaan. Analisis Regresi Linear Berganda digunakan dalam penelitian ini sebagai teknik analisis data. Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa variabel current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), earning per share (EPS) dan pertumbuhan PDB berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Net Profit Margin (NPM) dan suku bunga tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Implikasi dari penelitian ini adalah investor yang ingin melakukan investasi di pasar modal dengan cara membeli saham harus memperhatikan dan menganalisis beberapa faktor internal dan ekternal perusahaan. Faktor internal perusahaan berupa rasio keuangan seperti current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), earning per share (EPS) dan faktor eksternal perusahaan yaitu tingkat pertumbuhan PDB. Kata kunci: Harga Saham, Kinerja Keuangan, Makro Ekonomi, Rasio Keuangan, Analisis Fundamental BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi pada era perekonomian yang bertumbuh pesat seperti sekarang ini adalah salah satu kegiatan yang dapat dilakukan oleh seseorang dengan tujuan memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang. Investasi dapat diartikan sebagai komitmen untuk menanamkan sejumlah dana pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa yang akan datang (Tandelilin, 2010:1). Investasi ini dapat berkaitan dengan berbagai aktivitas. Investasi dapat dilakukan dengan cara menanamkan sejumlah dana pada aset riil ataupun aset finansial. Masyarakat Indonesia dewasa ini melakukan investasi tidak hanya terbatas pada aset riil saja, seperti membeli tanah, emas, rumah dan aset berwujud lainnya. Seiring dengan perkembangan zaman dan berkembangnya wawasan masyarakat terkait dengan investasi, membuat berinvestasi pada aset finansial adalah hal yang lumrah dilakukan. Bentuk investasi pada aset finansial ada berbagai macam, seperti kepemilikan obligasi, saham, deposito, reksadana dan instrumen finansial lainnya. Aset-aset finansial tersebut umumnya dapat dibeli atau disediakan oleh pasar modal, pasar uang, dan perbankan. Pasar modal merupakan salah satu wadah para investor untuk melakukan investasi pada aset finansial. Pasar modal berdasarkan pada Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 tahun 1995 dapat didefinisikan sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Berinvestasi di pasar modal dapat berupa kepemilikan obligasi, saham, reksadana dan instrumen finansial lainnya. Kepemilikan saham adalah investasi yang paling digemari dibandingkan dengan investasi yang lainnya karena memberikan hasil yang tinggi, namun juga dihadapkan pada risiko yang tinggi pula. Saham dalam beberapa dekade terakhir ini menjadi salah satu dari banyak pilihan investasi yang cukup menarik bagi investor asing maupun lokal (Idawati, 2015). Hal ini terjadi karena didukung oleh peraturan yang jelas, terjaminnya keamanan dalam berinvestasi, serta kemudahan akses masuk ke pasar saham. Saham adalah tanda bukti memiliki perusahaan dimana pemiliknya disebut juga sebagai pemegang saham (shareholder atau stockholder) (Samsul, 2006:45). Saham jika dilihat dari sisi investor memiliki fungsi sebagai instrumen investasi yang dapat menghasilkan keuntungan dalam bentuk capital gain (selisih antara harga jual yang lebih besar dengan harga beli) ataupun dividen (pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan yang berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan). Investasi pada pasar modal khususnya saham dapat digunakan oleh investor untuk memperoleh tingkat penghasilan yang tinggi dan juga memiliki risiko yang tinggi terhadap investasi tersebut (Denies, 2012). Investor sebelum melakukan investasi pada suatu perusahaan dengan membeli saham, harus menyimak atau mengamati banyak saham perusahaan yang tersedia di pasar guna memaksimumkan return atau hasil yang mereka harapkan (Anita, 2014). Pada umumnya investor akan melakukan investasi pada perusahaan yang memiliki nilai baik. Nilai perusahaan itu sendiri dicerminkan oleh harga saham perusahaan tersebut. Harga saham tersebut juga digunakan sebagai indikator oleh investor untuk menentukan kapan ia harus membeli atau menjual saham. Investor tidak akan bisa memutuskan akan membeli atau menjual saham dengan hanya mengetahui harga saham perusahaan tersebut, investor harus melakukan analisis terhadap saham tersebut. Setelah melakukan analisis barulah investor dapat membuat keputusan akan membeli ataupun menjual suatu saham. Analisis yang populer digunakan untuk menganalisis saham ada dua, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental merupakan analisis untuk mengetahui kondisi emiten, pertumbuhan industri, dan aspek makro suatu negara (Bambang, 2009:63). Analisis teknikal merupakan teknik untuk memprediksi arah pergerakan harga saham dan indikator pasar saham lainnya berdasarkan pada data pasar historis seperti informasi harga dan volume (Ellen, 2014:8). Analisis terhadap saham perusahaan dapat dilakukan dengan menggunakan salah satu atau mengkombinasikan diantara analisis fundamental dan teknikal untuk memperoleh hasil analisis yang lebih akurat. Penelitian ini akan fokus pada analisis fundamental sebagai alat penilaian suatu saham. Alasan penelitian ini lebih berfokus pada analisis fundamental adalah karena pergerakan indeks harga saham sangat sensitif terhadap perubahan fundamental ekonomi dan perubahan harapan tentang prospek atau ekspektasi masa depan (Gagan and Mandeep, 2010). Sailendra dan Suratno (2014) menyatakan bahwa analisis fundamental mampu memberikan informasi kepada investor mengenai prospek kinerja pasar modal dan kinerja perusahaan kedepannya. Jika dibandingkan dengan analisis teknikal, analisis fundamental mampu memberikan informasi mengenai bagaimana prospek suatu perusahaan dari segi kondisi likuditas, risiko yang dihadapi perusahaan, hingga kemampuan perusahaan dalam memperoleh atau menghasilkan laba. Investor dalam prakteknya pertama kali akan mempertimbangkan bagaimana prospek perusahaan dari segi kinerjanya, baik dari segi kemampuan menghasilkan laba atau pun tingkat likuiditasnya. Setelah investor melihat kinerja perusahaan barulah investor akan melihat dari sisi teknikal perusahaan untuk menentukan kapan investor harus membeli atau menjual suatu saham dengan menggunakan data harga saham dan volume dimasa lalu sebagai bahan pertimbangan (Ellen, 2014:10). Investor dalam melakukan analisis penilaian saham, dapat melakukan analisis fundamental secara top-down untuk menilai prospek perusahaan (Tandelilin, 2010:338). Pertama kali perlu dilakukan analisis terhadap faktor-faktor makro ekonomi yang mempengaruhi kinerja seluruh perusahaan, kemudian dilanjutkan dengan analisis industri, dan pada akhirnya dilakukan analisis terhadap perusahaan yang mengeluarkan sekuritas bersangkutan untuk menilai apakah sekuritas yang dikeluarkannya menguntungkan atau merugikan bagi investor. Analisis fundamental secara top-down yang pertama adalah menganalisis faktor-faktor atau variabel makro ekonomi. Variabel makro ekonomi perlu diperhatikan karena variabel makro ekonomi mempengaruhi operasi perusahaan sehari-hari (Andry, 2014). Nijam, et al (2015) menyatakan bahwa investor akan cenderung mengevaluasi faktor makro ekonomi karena kondisi makro ekonomi berpotensi signifikan dalam menentukan arah dan kondisi pasar modal. Kemampuan investor dalam memahami dan meramalkan kondisi makro dimasa yang akan datang dapat sangat berguna dalam pengambilan keputusan investasi yang menguntungkan, sehingga investor harus memperhatikan beberapa indikator ekonomi makro yang dapat membantu mereka dalam memahami dan meramalkan kondisi ekonomi makro (Tandelilin, 2010:341). Produk Domestik Bruto (PDB), inflasi, tingkat pengangguran, tingkat suku bunga, dan nilai tukar adalah beberapa variabel makro ekonomi yang sering diperhatikan. Penelitian ini menggunakan suku bunga dan pertumbuhan PDB sebagai indikator kondisi makro ekonomi di Indonesia. Tingkat suku bunga adalah salah satu dari variabel makro ekonomi yang dapat mempengaruhi perkembangan perekonomian (Altaf et al, 2013). Tingkat suku bunga mampu mempengaruhi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Teori menyebutkan bahwa tingkat suku bunga yang tinggi merupakan sinyal negatif terhadap harga saham (Tandelilin, 2010:343). Tingkat suku bunga yang meningkat menyebabkan peningkatan suku bunga yang disyaratkan atas investasi pada suatu saham. Peningkatan suku bunga akan berakibat pada meningkatnya tingkat suku bunga simpanan perbankan, sehingga akan menyebabkan investor mengalihkan investasinya ke perbankan dalam bentuk tabungan, deposito, obligasi atau aset-aset keuangan yang berpendapatan tetap (Steven, 2013). Sehingga berinvestasi pada saham akan menjadi tidak menarik bagi investor karena berinvestasi pada saham akan menawarkan return yang sama atau lebih rendah jika dibandingkan dengan instrumen lain namun berinvestasi pada saham akan dihadapkan pada risiko yang lebih tinggi jika dibandingkan instrumen investasi lain. Menurunnya ketertarikan investor berinvestasi pada saham akan menurunkan permintaan pada saham yang dapat menyebabkan menurunnya harga saham. Banyak penelitian mengenai pengaruh suku bunga terhadap harga saham, namun hasil yang ditemukan pada penelitian sebelumnya masih belum konsisten. Penelitian yang dilakukan oleh Harya (2013), Altaf et al (2013), Novia (2015), dan Laila (2014) menemukan bahwa tingkat suku bunga berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham. Namun berbeda dengan temuan penelitian yang dilakukan oleh Sadaf dan Mishal (2015), Lusiana (2013), Rizwan et al (2016), dan Jauhari (2014) menemukan bahwa tingkat suku bunga tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Variabel makro ekonomi selanjutnya yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat pertumbuhan PDB. Nilai PDB suatu negara merujuk pada total nilai semua barang dan jasa yang diproduksi dalam satu periode oleh perekonomian nasional dengan menggunakan faktor-faktor produksi domestik. Sehingga, PDB adalah ukuran jumlah output. Jika PDB naik, jumlah output naik dan selanjutnya mengindikasikan negara mengalami pertumbuhan ekonomi (Ricky dan Ronald, 2007:31). Meningkatnya PDB memiliki pengaruh positif terhadap daya beli konsumen sehingga dapat meningkatkan permintaan terhadap produk perusahaan (Tandelilin, 2010:343). Peningkatan permintaan terhadap produk perusahaan menyebabkan peningkatan penjualan yang menyebabkan meningkatnya keuntungan. Keuntungan yang meningkat adalah sinyal positif bagi investor pada perusahaan tersebut, sehingga dapat meningkatkan permintaan terhadap saham perusahaan dan pada akhirnya membuat harga saham perusahaan meningkat. Pertumbuhan PDB adalah sinyal positif untuk investasi. Pernyataan tersebut didukung oleh beberapa penelitian yang dilakukan oleh Rizwan et al (2016), Nijam et al (2015), dan Hismendi dkk (2013). Ketiga penelitian tersebut menemukan bahwa tingkat pertumbuhan PDB berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham perusahaan. Sebaliknya, penelitian yang dilakukan oleh Suci (2012), Harya (2013) dan Dodi (2014) menemukan bahwa pertumbuhan PDB tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Investor sebelum memutuskan untuk membeli saham suatu perusahaan, investor harus melakukan analisis terhadap perusahaan tersebut. Tahapan analisis perusahaan dalam analisis fundamental bertujuan untuk mengetahui perusahaan yang memiliki prospek bagus dan paling menguntungkan. Analisis rasio dapat digunakan oleh investor untuk menganalisis perusahaan mana yang memiliki prospek bagus dan menguntungkan. Analisis rasio adalah teknik analisis yang menghubungkan antara satu pos dengan pos lainnya baik dalam neraca atau rugi laba maupun kombinasi keduanya untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan (Wiagustini, 2010:75). Rasio-rasio keuangan yang mencerminkan kinerja keuangan perusahaan dapat ditemukan pada laporan keuangan perusahaan itu sendiri, sehingga laporan keuangan perusahaan digunakan sebagai objek dalam analisis fundamental karena laporan keuangan merupakan informasi spesifik yang dapat membantu investor untuk berinvestasi pada suatu saham perusahaan atau tidak (Wang, et al, 2013). Kondisi atau posisi keuangan perusahaan dapat dilihat dalam lima aspek, yaitu aspek likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, aktivitas usaha, dan aspek penilaian/pasar (Wiagustini, 2010:75). Aspek likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban finansialnya dalam jangka pendek dengan dana lancar yang tersedia (Wiagustini, 2010:76). Current Ratio (CR) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayarkan hutang yang akan jatuh tempo (Kasmir, 2011:134). Alasan digunakannya CR dalam penelitian ini adalah karena CR mampu memberikan gambaran kepada investor mengenai sejauhmana kemampuan perusahaan tersebut untuk membayarkan hutang jangka pendeknya dengan aset lancar yang dimiliki. Nilai CR yang tinggi mencerminkan likuiditas perusahaan yang baik sehingga mampu menarik investor untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut dengan membeli saham, sehingga dapat menyebabkan harga saham perusahaan meningkat. Hal tersebut menunjukkan pengaruh positif CR terhadap harga saham. Pernyataan mengenai pengaruh positif CR terhadap harga saham didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Dadrasmoghadam et al (2015), Ines (2013), Wicaksono (2013) dan Bagherzadeh et al (2013) yang menyatakan CR berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Namun hasil yang diperoleh dari penelitian Meythi (2011), Tita (2011), dan Stia (2015) menunjukkan bahwa CR tidak berpengaruh terhadap harga saham. Aspek solvabilitas/leverage mencerminkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang dan dapat pula mengukur seberapa banyak perusahaan dibiayai oleh hutang (Wiagustini, 2010:76). Kinerja leverage ratio pada penelitian ini diproksikan oleh Debt to Equity Ratio (DER). Rasio ini menggambarkan tingkat risiko perusahaan dalam memenuhi kewajiban hutangnya dengan menggunakan modal sendiri (Dina, 2013). DER juga mencerminkan perbandingan antara penggunaan hutang dengan modal yang dimiliki perusahaan. Alasan digunakannya DER dalam penelitian ini adalah karena pertimbangan atas risiko finansial akibat penggunaan hutang yang tinggi dapat mempengaruhi investor dalam memilih saham. Semakin tinggi risiko dari penggunaan lebih banyak hutang akan dapat menurunkan harga saham (Brigham dan Joel, 2013:140). Artinya DER memiliki pengaruh negatif terhadap harga saham perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Dina (2013), Laksmi (2014), dan Wilianto (2012) menemukan bahwa DER berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham. Namun Haghiri & Soleyman (2012), Jauhari (2014), Bintang (2014), dan Purnamawati (2015) menemukan bahwa tidak ada pengaruh DER terhadap harga saham. Prihati (2014), Hilmi (2016), dan Julia (2015) menemukan hal yang berbeda yaitu DER memiliki pengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Aspek profitabilitas digunakan dalam mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba (Wiagustini, 2010:76). Net Profit Margin (NPM) merupakan salah satu rasio profitabilitas perusahaan. NPM digunakan untuk mengukur perbandingan antara pendapatan bersih terhadap penjualan bersih. Semakin besar rasio ini, semakin baik perusahaan dalam menghasilkan laba (Tandelilin, 2010:386). Menurut Syed et al (2012) NPM memperlihatkan teknik perusahaan dalam mengontrol biaya agar efisien. Alasan NPM digunakan dalam penelitian ini adalah karena NPM mampu mencerminkan seberapa efisien perusahaan dalam melakukan operasinya. Semakin tinggi nilai NPM maka mengindikasikan perusahaan semakin efisien dan menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba semakin baik. Ines (2013) dan Erna,dkk (2013) menemukan bahwa NPM tidak berpengaruh terhadap harga saham. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Rescyana (2012) dan Sari dan Rahmat (2014) menemukan bahwa NPM memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap harga saham perusahaan. Aspek penilaian/pasar digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam menciptakan nilai pasarnya diatas biaya investasi (Wiagustini, 2010:77). Earning Per Share (EPS) merupakan salah satu rasio pasar yang sering digunakan investor sebelum mengambil keputusan investasi pada saham suatu perusahaan. EPS merupakan jumlah pendapatan setiap lembar saham yang diperoleh dalam satu periode. EPS digunakan dalam penelitian ini karena EPS dapat memberikan informasi bagi investor mengenai perkembangan suatu perusahaan dan mampu memberikan informasi mengenai berapa proporsi keuntungan yang akan diperoleh para pemegang sahamnya dari setiap lembar saham yang mereka miliki. Sebagian besar penelitan yang dilakukan menemukan bahwa EPS berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham seperti yang ditemukan oleh Hunjra, et al (2014), Menike, et al (2014), Geetha, et al (2015), Darmayanti (2015), Menaje (2012), Kumar, et al (2013), dan Suryanto (2013). Namun penelitian yang dilakukan oleh Meythi (2011), Sharif, et al (2015), dan Hilmi (2016) menemukan bahwa EPS tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan. Perusahaan pertambangan merupakan salah satu pilar pembangunan ekonomi nasional, karena sebagian besar hasil pertambangan di Indonesia diekspor ke luar negeri. Berdasarkan data pendapatan ekspor tahun 2014 yang diterbitkan oleh badan pusat statistik, ekspor dari sektor pertambangan Indonesia sekarang ini merupakan 20% dari total pendapatan ekspor. Jika dilihat dari sisi investor sektor pertambangan merupakan salah satu sektor yang menjanjikan untuk dijadikan tempat berinvestasi (Denies, 2012). Alasannya adalah karena hasil tambang di Indonesia selalu di ekspor ke luar negeri, artinya hasil tambang Indonesia sangat dibutuhkan oleh pasar luar negeri. Hal tersebut dapat menjadi sinyal positif bagi investor untuk berinvestasi di sektor pertambangan. Sektor pertambangan juga salah satu sektor yang tidak menggunakan bahan baku impor, sehingga perusahaan pertambangan tidak memiliki ketergantungan pada pihak luar negeri dalam hal penyediaan bahan baku. Data indeks sektoral yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan bahwa tren dari industri sektor pertambangan dari tahun 2013 sampai 2015 mengalami penurunan (Lampiran 1). Selain itu indeks harga saham sektor pertambangan dari tahun 2013-2105 adalah yang paling rendah dibandingkan dengan sektor lain yang ada di BEI (Lampiran 1). Oleh karena alasan ini, peneliti ingin mengetahui variabel-variabel apa saja yang menyebabkan penurunan indeks harga saham sektor pertambangan periode 2013-2015. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas dan adanya research gap pada hasil penelitian sebelumnya mengenai pengaruh CR, DER, NPM EPS, suku bunga dan pertumbuhan PDB terhadap harga saham, maka hal ini perlu dikaji kembali untuk memperjelas temuan selanjutnya. Penelitian ini dikaji kembali untuk mengetahui pengaruh CR, DER, NPM, EPS, suku bunga dan pertumbuhan PDB terhadap harga saham pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah kinerja keuangan (CR, DER, NPM, dan EPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan sektor pertambangan di BEI ? 2. Apakah variabel makro ekonomi (suku bunga dan pertumbuhan PDB) berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan sektor pertambangan di BEI ? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini berdasarkan latar belakang masalah diatas yaitu: 1. Untuk menguji signifikansi pengaruh kinerja keuangan (CR, DER, NPM, dan EPS) terhadap Harga Saham pada Perusahaan sektor pertambangan di BEI. 2. Untuk menguji signifikansi pengaruh variabel makro ekonomi (suku bunga dan pertumbuhan PDB) terhadap Harga Saham pada Perusahaan sektor pertambangan di BEI. 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kegunaan baik secara teoritis maupun praktis bagi semua pihak yang berkaitan dengan penelitian ini, antara lain: 1. Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah bukti empiris mengenai ilmu pasar modal, khususnya mengenai pengaruh kinerja keuangan dan variabel makro ekonomi terhadap harga saham. Kemudian diharapkan dapat menjadi refrensi bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian serupa. 2. Kegunaan Praktis Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna bagi investor yang ingin berinvestasi di pasar modal khususnya saham agar dapat melakukan analisis yang tepat. 1.5 Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yang telah disusun secara terperinci dan sistematis. Gambaran umum mengenai isi dari masing-masing bab diuraikan sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II : KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Bab ini menguraikan mengenai teori-teori maupun konsep yang relevan sebagai acuan dan landasan dalam memecahkan permasalahan yang ada, pembahasan hasil penelitian sebelumnya, dan rumusan hipotesis. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan mengenai lokasi dan obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data serta teknik analisis data.