Sugeng Widodo, Iwan Suyatna dan Hamdhani STUDI HASIL TANGKAPAN SAWARAN (SET NET) DI DANAU SEMAYANG KECAMATAN KOTA BANGUN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA (Study of Catches Sawaran (Set Net) at Semayang Lake, Kota Bangun Subdistrict, Kutai Kartanegara District) SUGENG WIDODO1), IWAN SUYATNA2) dan HAMDHANI2) 1) Mahasiswa Jurusan MSP-FPIK, Unmul 2) Staf Pengajar Jurusan MSP-FPIK, Unmul Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Mulawarman Jl. Gunung Tabur No. 1 Kampus Gunung Kelua Samarinda E-mail: [email protected] ABSTRACT The study aimed to determine Catches on Sawaran at Semayang Lake Kota Bangun Subdistrict, Kutai Kartanegara District. This study was done at Semayang Lake, Kota Bangun Subdistrict Kutai Kartanegara District during three months from August 1st to October 30th, 2014. During the study, 31 species was identified from 907 individuals, with total weight of 42.725 gr. The most species caught during the study was 178 Repang (Osteochilus repang) with total weight 345,8 gr, and the species with longest and the heaviest size was Stingray (Himantura signifer) with a total length 83 cm and weight 16.500 gr. From the calculation result, the highest relative abundance was Repang fish (Osteochilus repang) by 19,62 %, while the lowest relative abundance went to Stingray (Himantura signifer) by 0,11 %. The diversity, the spread of individual of each species and the stability were medium. The Uniformity 0,421 showed a range of close to 1 which meant in a state of relatively stable and higher. The dominance of fish in the catch on Sawaran at Semayang Lake showed a high dominance. CPUE (Catch Per Unit Of Effort) on Sawaran on the average 4 – 5 fish per hour. Keywords: Set Net, Semayang Lake , Fish, Index of Relative Abundance, Index of Diversity, Index of Dominace, CPUE (Catch Per Unit Of Effort). PENDAHULUAN Kota Bangun merupakan satu diantara pemukiman pesisir yang terletak di wilayah administratif Kabupaten Kutai Kartanegara. Sebagian besar penduduk di Kota Bangun bermata pencaharian sebagai nelayan yang memanfaatkan sumberdaya perikanan Sungai, Rawa, dan Danau. Alat tangkap yang digunakan oleh masyarakat Kota Bangun untuk menangkap ikan diantaranya adalah sawaran. Sawaran (set net) merupakan alat tangkap yang memanfaatkan komunitas tumbuhan air yang digunakan oleh ikan sebagai habitatnya. Alat tangkap sawaran terdiri dari empat bagian utama yang masing-masing bagianya disebut penajo (main fase / leading net), sayap (wing), badan (body) dan bunuhan (crib). Badan terdiri dari kamar-kamar (chumber). Banyaknya kamar bervariasi tergantung ukuran dari sawaran. Penajo (main fase / leading net) merupakan penghalang atau penghalau ikan. Alat tangkap ini dipasang secara menetap dalam air, dipasang selama 24 jam dalam sehari dan juga tahan lama Suyatna (1999). Jurnal Ilmu Perikanan Tropis. Vol. 21. No. 1, Oktober 2015:077–085 Diterima 25 Maret 2015. Semua hak pada materi terbitan ini dilindungi.Tanpa izin penerbit dilarang untuk mereproduksi atau memindahkan isi terbitan ini untuk diterbitkan kembali secara elektronik atau mekanik. Jurnal Ilmu Perikanan Tropis Vol. 21. No. 1, Oktober 2015 – ISSN 1412-2006 77 Sugeng Widodo, Iwan Suyatna dan Hamdhani Alat tangkap sawaran prinsipnya adalah menghadang, penghalang atau penghalau gerombolan ikan dalam renang ruayanya khususnya ikan-ikan yang beruaya pada saat air pasang naik dan surut turun. Ikan yang berenang menelusuri penajo ke arah tempat yang lebih dalam kemudian kemudian masuk ke kamar kamar sawaran dan akhirnya sampai ke bagian bunuhan (crib). Pada umumnya pemasangan penajo diletakan tegak lurus dengan daratan. Bagian sayap berfungsi sebagai penghalang atau tepatnya berfungsi untuk mempercepat perjalanan ikan masuk ke dalam badan atau kamar-kamar sawaran. Bagian depan dari kamar-kamar sawaran tersebut di pasang jaring yang mudah ditutup dan dibuka pada waktu operasi penangkapan Menurut Subani dan Barus dalam: Wulandari (2006). Studi ini bertujuan untuk mengetahui hasil tangkapan sawaran di Danau Semayang Kecamatan Kota Bangun Kabupaten Kutai Kartanegara. Hasil dari penelitian ini di harapkan dapat memberikan informasi yang aktual dan berguna bagi nelayan sekitar tentang hasil tangkapan sawaran. Selain itu, sebagai bahan acuan bagi peneliti selanjutnya dan juga sebagai bahan kajian pada pengelolaan wilayah Danau Semayang. METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Studi ini dilaksanakan di Danau Semayang Kecamatan Kota Bangun Kabupaten Kutai Kartanegara selama kurun waktu tiga bulan yakni dari tanggal 1 Agustus sampai dengan 30 Oktober 2014. Gambar 1. Peta lokasi penelitian di Danau Semayang 78 Jurnal Ilmu Perikanan Tropis Vol. 21. No. 1, Oktober 2015 – ISSN 1412-2006 Sugeng Widodo, Iwan Suyatna dan Hamdhani Alat dan Bahan Yang Digunakan Alat yang digunakan dalam studi ini adalah Sawaran, GPS (Global Positioning System), penggaris, timbangan digital, kamera, alat tulis, cool box, thermometer, tiang berskala, alat titrasi DO, seichi disc, pH meter, alat ukur kualitas air merk Horiba, kapal motor (cas ) 20 horse power, pelampung, ember ukuran sedang, alat tangkap sawaran, kantong plastik ukuran besar. Bahan yang digunakan semua spesies hasil tangkapan, formalin, aquades. Analisis Data Analisis data yang digunakan untuk mencapai tujuan studi. Untuk mengetahui Kelimpahan relatif spesies ikan yang tertangkap dengan sawaran dihitung dengan menggunakan rumus (Magurran, 1987) dalam Erawati 2010. K = 𝑛𝑖/𝑁 x 100% Keterangan: K = Kelimpahan Relatif Ikan Yang Tertangkap (%) ni = Jumlah Individu Tiap Jenis N = Jumlah Individu Seluruh Jenis Untuk mengetahui keanekaragaman spesies hasil tangkapan yang tertangkap dengan sawaran digunakan Indeks Diversitas Shannon (Soegianto, 1994)) yaitu: H' = - 𝚺 Pi. Ln Pi Keterangan: H' = Indeks diversitas Shannon Pi = Proporsi spesies ke-i (pi = ni/N ) ni = Jumlah spesies ke-i N = Jumlah total individu. Untuk mengetahui keseragaman ikan yang tertangkap dengan sawaran digunakan rumus Indeks Keseragaman (E) (Odum, 1993) yaitu: E= Keterangan: E = Indeks Keseragaman H' = Indeks Diversitas Shannon N = Jumlah total individu Indeks Dominansi digunakan untuk mengetahui spesies yang mendominasi suatu komunitas pada hasil tangkapan dengan rumus (Odum, 1993) sebagai berikut: C = (ni/N)2 Keterangan: C = Indeks Dominansi Simpson ni = Jumlah Individu tiap spesies N = Jumlah Individu seluruh spesies Untuk mengetahui hasil tangkapan per unit usaha yang tertangkap dengan sawaran digunakan rumus CPUE (Catch Per Unit Of Effort) digunakan untuk mengetahui hasil tangkapan per unit upaya (Gulland, 1983) dalam Nugraha 2012 sebagai berikut: Jurnal Ilmu Perikanan Tropis Vol. 21. No. 1, Oktober 2015 – ISSN 1412-2006 79 Sugeng Widodo, Iwan Suyatna dan Hamdhani ∑ Keterangan: CPUE ∑ tangkapan Unit upaya = Hasil tangkapan per unit usaha = Hasil tangkapan selama 1 (satu) trip = Jumlah jam yang digunakan selama penangkapan Teknik Sampling Sampling dilakukan dengan cara menyerok ikan di bagian bunuhan sawaran yang dipasang di Danau Semayang. Waktu pengambilan spesies ikan dilakukan pada pagi hari. Determinasi spesies ikan merujuk pada buku Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan Jilid I dan II (Saanin H, 1984) dan Freswater Fishes of Western Indonesia and Sulawesi (Ikan Air Tawar Indonesia Bagian Barat dan Sulawesi) (KOTTELAT, 1993). HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan studi hasil tangkapan alat tangkap sawaran diperoleh hasil spesies, jumlah dan berat total spesies, kisaran panjang, berat tubuh setiap sepesies serta hasil pengukuran parameter penunjang yang meliputi parameter kimia dan fisika perairan sebagai berikut: Spesies, Jumlah, dan Berat Total Spesies Spesies dan jumlah ikan hasil tangkapan sawaran di lokasi studi selama dua bulan sebanyak 3 stasiun dengan tiga kali ulangan sampling disajikan dalam Tabel 1 berikut: Tabel 1. spesies, jumlah dan berat total spesies yang tertangkap sawaran selama studi No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 80 Hasil tangkapan Ikan Baung (Mystus nemurus) Ikan Belida (Notopterus borneensis) Ikan Bentilap (Notopterus borneensis) Ikan Berukung (Barbichthys laevis) Ikan Betutu (Oxyeleotris marmorata) Ikan Betutu Cina (Channa lucius) Ikan Biawan (Helostoma temmincki) Ikan Curing (Chela oxygaster) Ikan Gabus (Channa striata) Ikan Jelawat (Leptobarbus hoeveni) Ikan Kelibere (Mystus nigriceps) Ikan Kendia (Thynnichthys vaillanti) Ikan lais (Cryptopterus micronema) Ikan Lalang (Chella oxygastroides) Ikan Lancang (Pangasius micronema) Ikan Lepok (Ompok sabanus) Ikan Mas (Cyprinus carpio) Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Jumlah individu spesies (ekor) Total berat semua spesies (gr) 15 14 26 42 14 3 54 20 13 15 21 128 26 98 7 15 6 17 764,5 2103,7 738,7 1338,9 1156,9 161,5 2086 380,5 705,3 642 247,4 1144,3 227,2 815 169,3 440,9 140,9 238,9 Jurnal Ilmu Perikanan Tropis Vol. 21. No. 1, Oktober 2015 – ISSN 1412-2006 Sugeng Widodo, Iwan Suyatna dan Hamdhani 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Ikan Parang-Parang (Macrochirichthys apogon) Ikan Patin (Pangasius pangasius) Ikan Papuyu (Anabas testudineus) Ikan Puyau (Osteochilus hasselti) Ikan Repang (Osteochilus repang) Ikan Salap (Puntius schwanefeldi) Ikan Sebelah (Cynoglossus lingua) Ikan Sepat Siam (Trichogaster pectoralis) Ikan Tebal Dada (Osteochilus microcephalus) Ikan Tempe (Polycanthus hasselti) Ikan Tilan (Mastacembelus naculatus) Ikan Toman (Ophiocephalus micropeltes) Ikan Pari (Himantura signifer) JUMLAH 7 5 26 18 178 13 8 17 36 51 11 2 1 907 167 789.7 915,6 361,9 3453,8 269,1 148 556,4 698 1043,9 519,7 3800 16.500 42.725 Berdasarkan tabel di atas spesies yang tertangkap selama studi teridentifikasi sebanyak 31 spesies dengan jumlah total individu 907 ekor dengan berat total 42.725 gr. Spesies yang paling banyak tertangkap selama penelitian adalah spesies ikan Repang (Osteochilus repang) sebanyak 178 ekor dengan berat total 3453,8 gr. Hal ini menandakan bahwa ikan Repang (Osteochilus repang) memiliki distribusi atau penyebaran yang merata dengan jumlah individu terbesar pada setiap pengambilan hasil tangkapan. Sedangkan spesies yang paling sedikit tertangkap selama penelitian adalah spesies ikan Pari (Himantura signifer) sebanyak 1 ekor dengan berat total 16.500 gr. Hal ini menandakan bahwa ikan Pari (Himantura signifer) memiliki distribusi atau penyebaran yang paling sedikit dengan jumlah individu terkecil pada setiap pengambilan hasil tangkapan dan selama studi hanya ditemukan satu ekor saja. Kisaran Panjang dan Berat Tubuh Setiap Spesies Kisaran panjang dan berat tubuh setiap spesies hasil tangkapan sawaran selama studi dapat dilihat pada tabel 2 berikut. Tabel 2. Kisaran panjang dan berat tubuh setiap spesies hasil tangkapan sawaran selama studi. No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Hasil Tangkapan Ikan Baung (Mystus nemurus) Ikan Belida (Notopterus borneensis) Ikan Bentilap (Cryptopterus apogon) Ikan Berukung (Barbichthys laevis) Ikan Betutu (Oxyeleotris marmorata) Ikan Betutu Cina (Channa lucius) Ikan Biawan (Helostoma temmincki) Ikan Curing (Chela oxygaster) Ikan Gabus (Channa striata) Ikan Jelawat (Leptobarbus hoeveni) Kisaran Panjang Tubuh Ikan (cm) Kisaran Berat Tubuh Ikan (gram) Panjang Pendek Berat Ringan 27,3 33,0 24,2 17,8 25,0 20,2 21,3 15,2 20,7 22,3 12,0 5,2 17,0 12,5 12,9 18,6 8,4 9,4 10,3 5,2 194,2 334,5 61,4 60,0 203,8 59,6 166 26.3 98.2 111 14,7 12,3 17,4 22,0 22,3 42,3 9,9 11,3 23,5 8,6 Jurnal Ilmu Perikanan Tropis Vol. 21. No. 1, Oktober 2015 – ISSN 1412-2006 81 Sugeng Widodo, Iwan Suyatna dan Hamdhani 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Ikan Kelibere (Mystus nigriceps) Ikan Kendia (Thynnichthys vaillanti) Ikan lais (Cryptopterus micronema) Ikan Lalang (Chella oxygastroides) Ikan Lancang (Pangasius micronema) Ikan Lepok (Ompok sabanus) Ikan Mas (Cyprinus carpio) Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Ikan Parang-Parang (Macrochirichthys apogon) Ikan Patin (Pangasius pangasius) Ikan Papuyu (Anabas testudineus) Ikan Puyau (Osteochilus hasselti) Ikan Repang (Osteochilus repang) Ikan Salap (Puntius schwanefeldi) Ikan Sebelah (Cynoglossus lingua) Ikan Sepat Siam (Trichogaster pectoralis) Ikan Tebal Dada (Osteochilus microcephalus) Ikan Tempe (Polycanthus hasselti) Ikan Tilan (Mastacembelus naculatus) Ikan Toman (Ophiocephalus micropeltes) Ikan Pari (Himantura signifer) 15,7 13,5 23,6 14,1 20,3 22,2 15,4 11,3 9,5 9,5 10,5 7,2 12,2 12,3 10,3 5,4 23 17,0 49,8 19,8 34,7 62,7 55,3 18,7 5,4 6,9 5,3 4,8 17,4 8,6 12.4 4,8 23,1 24,6 17,2 15,7 21,0 18,2 15,2 17,3 15,6 20,2 10,3 9 6,5 10,6 9,2 3,6 51,9 176,3 68,5 44.7 115,7 46,9 39,6 56,2 13,6 124,4 19 7,5 2,3 11,8 6,7 5,6 14,5 14,3 26,2 20,4 0 8,4 7,9 18,8 15,2 83 31,1 29,8 93,9 2.300 0 5,4 13,8 26,9 1.500 16.500 Berdasarkan tabel di atas kisaran panjang dan berat tubuh setiap spesies hasil tangkapan sawaran selama studi dari sampling pertama hingga sampling ke-sembilan adalah Spesies ikan terpanjang yang tertangkap selama penelitian adalah spesies ikan Pari (Himantura signifer) dengan panjang 83 cm dan spesies ikan terpendek adalah spesies Ikan Sepat Siam (Trichogaster pectoralis) dengan panjang 3,6 cm. Sedangkan spesies ikan terberat adalah ikan Pari (Himantura signifer) dengan berat 16.500 gr, dan spesies ikan dengan berat teringan adalah Ikan Repang (Osteochilus repang) dengan berat 2,3 gr. Parameter Kimia dan Fisika Perairan Berikut ini hasil pengukuran perameter kimia dan fisika perairan Danau Semayang selama studi: Tabel 3. Hasil pengukuran parameter kimia dan fisika perairan Danau Semayang sebagai data penunjang selama studi. A. Parameter Kimia Perairan Berdasarkan standart baku mutu air PP No.82 No. Parameter Satuan Hasil Tahun 2001 (kelas II) 1 pH 6,91 – 8,23 6-9 2 DO mg/L 4,19 – 4,23 >4 82 Jurnal Ilmu Perikanan Tropis Vol. 21. No. 1, Oktober 2015 – ISSN 1412-2006 Sugeng Widodo, Iwan Suyatna dan Hamdhani B. Parameter fisika perairan Berdasarkan standart baku mutu air PP No.82 No. Parameter Satuan Tahun 2001 (kelas II) ⁰C 1 Suhu 27 - 28.2 27 - 30 2 Kekeruhan NTU 136 - 330 3 Kedalaman cm 43 - 75 4 Kecerahan cm 18 - 32 5 Arus m/s 0,16 – 0,27 Dari data tabel di atas menunjukkan bahwa kualitas kimia dan fisika perairan di Danau Semayang dengan pH 6,91 – 8,23, Do (oxygen terlarut) 4,19 – 4,23 mg/L kondisi ini masih normal, suhu antara 27 – 28,2⁰C kekeruhan 136 – 330, kedalaman 43 – 75 cm, kecerahan 18 -32 cm dan Arus 0,16 – 0,27 m/s keadaan ini masih sesuai dengan standar baku mutu air Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 Pengelolaan Kualitas Air dan Pengelolaan Pencemaran Air (kelas II) dan masih berada dalam batas alami serta masih layak untuk kehidupan biota perairan tersebut. ANALISIS DATA Hasil analisis data yang diperoleh dari studi hasil tangkapan alat tangkap sawaran meliputi Kelimpahan Relatif (K), Indeks Keanekaragaman (H’), Indeks Keseragaman (E’), Indeks Dominansi (C), CPUE (Catch Per Unit Of Effort) sebagai beriukut: Kelimpahan Relatif (K) Hasil perhitungan Kelimpahan Relatif (K) ikan pada hasil tangkapan sawaran di Danau Semayang adalah Ikan Baung (Mystus nemurus) 1,65 %, Ikan Belida (Notopterus borneensis) 1,54%, ikan Bentilap (Cryptopterus apogon) 2,86 %, ikan Berukung (Barbichthys laevis) 4,63 %, ikan Betutu (Oxyeleotris marmorata) 1,54 %, ikan Betutu Cina (Channa lucius) 0,33 %, ikan Biawan (Helostoma temmincki) 5,95 %, ikan Curing (Chela oxygaster) 2,20 %, ikan Gabus (Channa striata) 1,43 %, ikan Jelawat (Leptobarbus hoeveni) 1,65 %, ikan Kelibere (Mystus nigriceps) 2,31 %, ikan Kendia (Thynnichthys vaillanti) 14,11 %, ikan lais (Cryptopterus micronema) 2,86 %, ikan Lalang (Chella oxygastroides) 10,80 %, ikan Lancang (Pangasius micronema) 0,77 %, ikan Lepok (Ompok sabanus) 1,65 %, ikan Mas (Cyprinus carpio) 0,66%, ikan Nila (Oreochromis niloticus) 1,87 %, ikan Parang-Parang (Macrochirichthys apogon) 0,77 %, ikan Patin (Pangasius pangasius) 0,55 %, ikan Papuyu (Anabas testudineus) 2,86 %, ikan Puyau (Osteochilus hasselti) 1,98 %, ikan Repang (Osteochilus repang) 19,62 %, ikan Salap (Puntius schwanefeldi) 1,43 %, ikan Sebelah (Cynoglossus lingua) 0,88 %, ikan Sepat Siam (Trichogaster pectoralis) 1,87 %, ikan Tebal Dada (Osteochilus microcephalus) 3,96 %, ikan Tempe (Polycanthus hasselti) 5,62 %, ikan Tilan (Mastacembelus naculatus) 1,21 %, ikan Toman (Ophiocephalus micropeltes) 0,22 %, ikan Pari (Himantura signifer) 0,11 %. Dengan demikian diperoleh kelimpahan relatif tertinggi adalah ikan Repang (Osteochilus repang) sebesar 19, 62 %, sedangkan kelimpahan relatif terendah adalah ikan Pari (Himantura signifer) sebesar 0,11 %. Indeks Keanekaragaman (H’) Hasil perhitungan indeks keanekaragaman (H’) ikan pada hasil tangkapan sawaran di Danau Semayang adalah 2,866 menunjukkan suatu 1 ≤ H' ≤ 3 yang berarti keanekaragaman sedang, penyebaran individu tiap spesies sedang dan kestabilan komunitas sedang. Indeks Keseragaman (E’) Hasil perhitungan indeks keseragaman (E’) ikan pada hasil tangkapan sawaran di Danau Semayang adalah Hasil perhitungan indeks keseragaman (E’) ikan pada hasil sawaran di Danau Semayang adalah Jurnal Ilmu Perikanan Tropis Vol. 21. No. 1, Oktober 2015 – ISSN 1412-2006 83 Sugeng Widodo, Iwan Suyatna dan Hamdhani 0,421 menunjukkan suatu kisaran mendekati 1 yang berarti tersebut dalam keadaan relatif stabil dan semakin tinggi, artinya jumlah individu setiap spesies relatif sama atau seragam. Indeks Dominansi (C) Hasil perhitungan Indeks Dominansi (C) ikan pada hasil tangkapan sawaran di Danau Semayang adalah 1 menujukkan dominansi tinggi, dimana semakin kecil nilai indeks dominansi maka menunjukan bahwa tidak ada spesies yang mendominsi sebaliknya semakin besar dominansi maka menunjukan ada spesies tertentu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat spesies yang mendominasi jenis spesies yang lainnya pada hasil tangkapan sawaran di Danau Semayang. CPUE (Catch Per Unit Of Effort) Hasil perhitungan CPUE (Catch Per Unit Of Effort) ikan pada hasil tangkapan sawaran di danau Semayang pada trip pertama stasiun satu sebesar 4,08333 ekor, pada trip kedua stasiun satu sebesar 4,75 ekor, pada trip ketiga stasiun satu sebesar 4,16667 ekor, pada trip pertama stasiun dua sebesar 3,95833 ekor, pada trip kedua stasiun dua sebesar 4,875 ekor, pada trip ketiga stasiun dua sebesar 3,95833 ekor, pada trip pertama stasiun tiga sebesar 4,04167 ekor, pada trip kedua stasiun tiga sebesar 3,95833 ekor, pada trip ketiga stasiun tiga sebesar 4 ekor. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Studi hasil tangkapan menggunakan sawaran teridentifikasi 31 spesies dengan jumlah individu yang diperoleh 907 ekor dan berat total 42.725 gr. Spesies yang paling banyak tertangkap dengan sawaran selama studi adalah ikan Repang (Osteochilus repang) sebanyak 178 ekor. Spesies dengan ukuran tubuh terpanjang dan terberat adalah ikan Ikan Pari (Himantura signifer) dengan panjang tubuh 83 cm dengan berat 16.500 gr. 2. Sifat fisik dan kimia perairan di wilayah Danau Semayang dari hasil pengukuran masing- masing stasiun di lapangan kondisi perairan Danau Semayang masih layak untuk biota perairan karena sesuai dengan kondisi di lapangan. 3. Hasil perhitungan Kelimpahan Relatif (K) menunjukan kelimpahan tertinggi adalah ikan Repang (Osteochilus repang) dengan jumlah total 19,62 %, sedangkan kelimpahan terendah adalah ikan Pari (Himantura signifer) dengan jumlah total 0,11 %. 4. Hasil perhitungan Indeks Keanekaragaman (H’) adalah 2,866 menunjukkan suatu 1 ≤ H' ≤ 3 yang berarti keanekaragaman sedang, penyebaran individu tiap spesies sedang dan kestabilan komunitas sedang. 5. Hasil perhitungan Indeks Keseragaman (E) adalah 0,421 menunjukkan suatu kisaran mendekati 1 yang berarti tersebut dalam keadaan relatif stabil dan semakin tinggi, artinya jumlah individu setiap spesies relatif sama atau seragam. 6. Hasil perhitungan Indeks Dominansi (C) adalah 1 menujukkan suatu kisaran, bahwa terdapat spesies yang mendominasi pada hasil tangkapan sawaran di Danau Semayang yaitu ikan Repang (Osteochilus repang). 7. Hasil perhitungan CPUE (Catch PerUnit of Effort) ikan hasil tangkapan sawaran di Danau Semayang pada stasiun I, II, dan III rata - rata menunjukan spesies ikan yang masuk ke dalam alat tangkap sawaran antara 4 – 5 ekor/jam. Saran 1. Sebaiknya penggunaan alat tangkap sawaran di Danau Semayang Kecamatan Kota Bangun Kabupaten Kutai Kartanegara menggunakan mata jarring dengan 1-2 inchi, agar dapat di ketahui tingkat keselektifitasanya dan keramah lingkunganya. 2. Perlu adanya pengawasan terhadap penggunaan sawaran mulai dari jumlah pemasangan sawaran dan ukuran mata jaring yang di gunakan. 84 Jurnal Ilmu Perikanan Tropis Vol. 21. No. 1, Oktober 2015 – ISSN 1412-2006 Sugeng Widodo, Iwan Suyatna dan Hamdhani DAFTAR PUSTAKA Erawati, 2010. Diversity and Abundance of Grasshopper and Its Relatives (Orthoptera) on Two Mountainous Ecosystems of Gunung Halimun-Salak National Park. Jurnal. Entomol. Indon.. No. 2 Tahun 2010 Institute Pertanian Bogor. Bogor. Gulland, J.A. 1983. Fish Stock Assesment: A Manual Of Basic Method. Food and Agricultural Organization. Jhon willey and Sons INC. New York. Kottelat, M., A. J. Whitten., S. N. Kartikasari dan S. Wiroatmodjo. 1993 Freswater Fishes of Western Indonesia and Sulawesi (Ikan Air Tawar Indonesia Bagian Barat dan Sulawesi). Periplus Editions Limited. Munich, Germany. Magurran AE. 1987. Ecological Diversity and Its Measurement. London Nugraha, E. Potensi Lestari dan Pemanfaatan Ikan Kurisi (Nemipterus japonicas) Di Perairan Teluk Banten. Jurnal Perikanan dan Kelautan No. 1 Tahun 2012. Universitas Padjajaran. Odum, E.P, 1993. Fundemantals of Ecology, 3rd ed. Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengelolaan Pencemaran Air. Pemerintah republik Indonesia. Jakarta. Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Jilid I dan II. Bina Cipta. Bandung. Subani W. dan H.R. Barus. 1992. Alat Penangkapan Ikan dan Udang laut di Indonesia. Jurnal Penelitian Perikanan Laut No. 50 Tahun 1988/1989.Badan Penelitian Perikanan Laut. Jakarta. Sugianto, A. 1994. Ekologi Kuantitatif : Metode Analisa Populasi Dan Komunitas. Usaha Nasional. Surabaya. Suyatna, Iwan. 1999. Metode Sederhana Estimasi Populasi Nener (Chanos-chanos) – Benur (Penaeus Sp) Serta Daerah Penangkapan Di Kaltim. Jurusan perikanan. Universitas Mulawarman.Samarinda. Wulandari, R, 2006. Hubungan Ketinggian Pasang terhadap Hasil Tangkapan Belat di Perairan Bontang Kuala. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Mulawarman, Samarinda. Jurnal Ilmu Perikanan Tropis Vol. 21. No. 1, Oktober 2015 – ISSN 1412-2006 85