14 HUBUNGAN ANTARA KETERATURAN KUNJUNGAN ANC

advertisement
HUBUNGAN ANTARA KETERATURAN KUNJUNGAN ANC DENGAN
KETERAMPILAN MENYUSUI PADA IBU NIFAS DI RUANG BERSALIN
Siti Aisyah* dan Elis Fitriani**
*Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan
**Mahasiswa Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan
ABSTRAK
Keterampilan menyusui merupakan keterampilan yang dipelajarai ibu dan
bayi. Kurangnya keterampilan ibu dalam menyusui dapat mengakibatkan
kurangnya asupan nutrisi pada bayi. Salah satu penyebab yang mempengaruhi
keterampilan menyusui adalah kurangnya informasi yang bisa didapatkan dari
kunjungan ANC. Penelitian korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi
seluruh ibu menyusui sebanyak 134 responden, sedangkan sampel 34 responden.
Teknik non random sampling dengan metode accidental sampling, instrumen
menggunakan checlist dan kuesioner. uji korelasi rank spearman.
Hasil penelitian bahwa ibu nifas sebanyak 8 responden (53%) tidak
melakukan kunjungan ANC dan 15 responden (44%) tidak mampu dalam
keterampilan menyusui. Hasil analisis diperoleh nilai ρ = 0,01 α = 0,05 maka
dapat dikatakan ρ < α maka H0 ditolak dengan tingkat keeratan 79 % (r = 0,788).
Artinya ada hubungan antara keteraturan kunjungan ANC dengan keterampilan
menyusui pada ibu nifas, maka penyuluhan tentang keterampilan menyusui yang
baik dan benar harus diberikan sejak ibu hamil.
Kata Kunci : Keteraturan ANC, Nifas, Keterampilan Menyusui
selain ASI. Salah satu masalah dalam
menyusui atau dalam pengetahuan
tentang
menyusui
adalah
dikarenakan kurang atau salah
informasi. Banyak ibu yang merasa
bahwa susu formula itu sama
baiknya atau malah lebih baik dari
ASI sehingga cepat menambah susu
formula bila merasa bahwa ASI
kurang (Lulu, 2008).
Keteraturan dalam antenatal
care yang baik akan memberikan
pengetahuan tentang ASI eksklusif
yang
akan
berdampak
pada
pemberian MPASI yang tepat, yaitu
setelah bayi berumur 6 bulan. Hal
yang mendukung pernyataan tersebut
adalah, karena bayi usia 0-6 bulan
berada dalam tahap peningkatan dan
PENDAHULUAN
Keteraturan dalam antenatal
care yang baik akan memberikan
pengetahuan tentang ASI eksklusif
yang
akan
berdampak
pada
pemberian MPASI yang tepat, yaitu
setelah bayi berumur 6 bulan. Hal
yang mendukung pernyataan tersebut
adalah, karena bayi usia 0-6 bulan
berada dalam tahap peningkatan dan
perkembangan sistem pencernaan.
Bayi usia 0-6 bulan memerlukan
waktu lebih lama dalam menerima
dan mencerna makanan yang akan
masuk ke dalam tubuh. Kapasitas
alat pencernaan, enzim pencernaan,
dan kemampuan metabolisme bayi
usia 0-6 bulan belum siap untuk
menerima makanan tambahan lain
14
Jurnal Midpro, edisi 1 /2013
perkembangan sistem pencernaan.
Bayi usia 0-6 bulan memerlukan
waktu lebih lama dalam menerima
dan mencerna makanan yang akan
masuk ke dalam tubuh. Kapasitas
alat pencernaan, enzim pencernaan,
dan kemampuan metabolisme bayi
usia 0-6 bulan belum siap untuk
menerima makanan tambahan lain
selain ASI. Salah satu masalah dalam
menyusui atau dalam pengetahuan
tentang
menyusui
adalah
dikarenakan kurang atau salah
informasi. Banyak ibu yang merasa
bahwa susu formula itu sama
baiknya atau malah lebih baik dari
ASI sehingga cepat menambah susu
formula bila merasa bahwa ASI
kurang (Dep.Kes RI, 2008).
Dampak dari kurangnya
keterampilan ibu dalam menyusui
dapat mengakibatkan kurangnya
asupan nutrisi pada bayi. Pemberian
ASI eksklusif serta proses menyusui
yang benar merupakan sarana yang
untuk membangun SDM yang
berkualitas. Seperti diketahui ASI
adalah makanan satu-satunya yang
paling sempurna untuk menjamin
tumbuh kembang bayi enam bulan
pertama.
Pemeriksaan
antenatal
memegang peranan yang amat
penting untuk dapat mengenal faktor
risiko secara dini sehingga dapat
dihindari kematian atau penyakit
yang tidak perlu terjadi. Pemeriksaan
kehamilan secara teratur bermanfaat
untuk memonitor kesehatan ibu
hamil dan bayinya, sehingga bila
terdapat
permasalahan
dapat
diketahui secepatnya dan diatasi
sedini mungkin. Pada masa moderen
seperti saat ini, sebagian ibu muda
merasa enggan menyusui anak.
Sebenarnya, gejala tersebut sudah
membudaya sekian lama, terutama di
kota-kota besar. Semula, hal itu
dilakukan oleh para ibu muda di
Eropa dan Amerika pada awal abad
ke 20. Tindakan ini menyebabkan
anak mudah terserang penyakit,
karena daya tahan tubuhnya lemah
(IBI, 2006).
TUJUAN PENELITIAN
Menganalisis
hubungan
Antara Keteraturan Kunjungan ANC
dengan Keterampilan Menyusui Pada
Ibu Nifas di Ruang Bersalin.
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Dasar Nifas
Masa nifas dimulai setelah
plasenta lahir dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti
keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung selama kira-kira 6
minggu atau 42 hari, namun secara
keseluruhan akan pulih dalam 3
bulan. Masa nifas atau post partum
disebut juga puerperium yang erasal
dari bahasa latin yaitu dari kata
“puer” yang artinya bayi dan
“Parous” berarti melahirkan. Nifas
yaitu darah yang keluar dari rahim
karena sebab melahirkan atau setelah
melahirkan
Tujuan Asuhan Masa Nifas
1. Memulihkan kesehatan umum
penderita
a. Menyediakan makanan sesuai
kebutuhan
b. Mengatasi anemia
c. Mencegah infeksi dengan
memerhatikan kebersihan dan
sterilisasi
d. Mengembalikan
kesehatan
umum dengan pergerakan otot
untuk memperlancar peredaran
darah.
2. Mempertahankan
kesehatan
psikologis
3. Mencegah infeksi dan komplikasi
15
Jurnal Midpro, edisi 1 /2013
4. Memperlancar pembentukan ASI
(Air Susu Ibu)
5. Mengajarkan
ibu
untuk
melaksanakan perawatan mandiri
sampai masa nifas selesai dan
memelihara bayi dengan baik,
sehingga bayi dapat mengalami
pertumbuhan dan perkembangan
yang normal.
Peran dan tanggung jawab
bidan dalam masa nifas adalah
memberi perawatan dan dukungan
sesuai kebutuhan ibu, yaitu
melalui kemitraan (partnership)
dengan ibu. Selain itu dengan cara
(Imbalo, 2007):
13. Mendukung
pendidikan
kesehatan termasuk pendidikan
dalam perannya sebagai orang
tua
14. Membuat kebijakan, perencana
program
kesehatan
yang
berkaitan dengan ibu dan anak
serta
mampu
melakukan
kegiatan administrasi
15. Mendeteksi komplikasi dan
perlunya rujukan
16. Memberikan konseling untuk
ibu dan keluarganya mengenai
cara mencegah perdarahan,
mengenali tanda-tanda bahaya,
menjaga gizi yang baik, serta
mempraktekkan kebersihan yang
aman.
Peran dan Tanggung Jawab Bidan
dalam Masa Nifas
1. Mengkaji kebutuhan asuhan
kebidanan pada ibu nifas
2. Menentukan
diagnosa
dan
kebutuhan asuhan kebidanan
pada masa nifas
3. Menyusun
rencana
asuhan
kebidanan berdasarkan prioritas
masalah
4. Melaksanakan asuhan kebidanan
sesuai dengan rencana
5. Mengevaluasi bersama klien,
asuhan kebidanan yang telah
diberikan
6. Membuat rencana tindak lanjut
asuhan kebidanan bersama klien
7. Mendukung dan memantau
kesehatan fisik ibu dan bayi
8. Mendukung dan memantau
kesehatan emosi, sosial serta
memberikan semangat pada ibu
9. Membantu ibu dalam menyusui
bayinya
10. Membangun kepercayaan diri
ibu dalam perannya sebagai ibu
11. Sebagai promotor hubungan
antar ibu dan bayi serta keluarga
12. Mendorong ibu untuk menyusui
bayinya dengan meningkatkan
rasa nyaman
Konsep Dasar Menyusui dan
Laktasi
Menyusui
adalah
keterampilan yang dipelajarai ibu
dan
bayi,
dimana
keduanya
membutuhkan waktu dan kesabaran
untuk pemenuhan nutrisi pada
bayi.selama enam bulan. Sedangkan
laktasi adalah keseluruhan proses
menyusui mulai dari ASI diproduksi
sampai proses bayi menghisap dan
menelan ASI. (Tjiptono, 2005).
Faktor yang mempengaruhi teknik
menyusui
Beberapa
faktor
yang
mempengaruhi teknik/keterampilan
menyusui pada ibu nifas adalah:
1. Kurangnya informasi yang baik
2. Konsisten mengenai menyusui
3. Kurangnya
dorongan
dan
dukungan
4. Program RS (pemisahan ibu dan
bayi)
Keuntungan Menyusui untuk Ibu
antara lain
1. Menyusui
menyebabkan
involusi uteri
16
Jurnal Midpro, edisi 1 /2013
2. Menyusui
merupakan
perlindungan terhadap kanker
ovarium
3. Resiko
kanker
payudara
pramenopause
menurun,
khususnya jika laktasi pertama
terjadi sebelum usia 20 tahun
dan berlangungsung selama
sekurang-kurangnya 6 bulan
4. Resiko osteoporosis dapat
dipastikan lebih kecil bagi
wanita yang telah hamil dan
menyusui bayi mereka
5. Penundaan ovulasi mendukung
pengaturan jarak anak
6. Sekresi
prolaktin
meningkatkan relaksasi dan
prolaktin
serta
oksitosin
meningkatkan kelekatan ibuanak
7. Menurut
Ruth
Lawrence,
memberdayakan
seorang
wanita
untuk
melakukan
sesuatu yang istimewa untuk
bayinya. Hubungan seorang
ibu dan bayinya melakukan
gerakan menghisap payudara
mempertimbangkan
sebagai
ikatan paling kuat pada
manusia
8. Menghilangkan
penggunaan
kaleng formula, botol susu dan
pelapis
botol
menambah
keuntungan dari sisi ekonomi
Badan bayi dekat,
menghadap
payudara
Kepala bayi
menyentuh
payudara
Dagu bayi
menyentuh
payudara (belakang
bayi ditopang)
Dagu tidak
menyentuh
payudara
(hanya bahu
atau kepala
yang ditopang)
RESPONSE (RESPON)
Bayi menyentuh
Tidak ada
payudara ketika ia respon
lapar (bayi mencari terhadap
payudara)
payudara (tidak
ada
penelusuran)
Bayi mencari
Bayi tidak
payudara dengan
berminat untuk
lidah
menyusu
Bayi tenang dan
Bayi gelisah
siap pada payudara atau menangis
Tanda-tanda
Bayi
pancaran susu
menghindar/ter
(keluar setelah ada gelincir dari
rasa sakit)
payudara
EMOTIONAL BONDING
(IKATAN EMOSI)
Pelukan yang
Pelukan tidak
mantap dan
mantap dan
percaya diri
gugup
Perhatian terhadap Tidak ada
muka dari si ibu
kontak mata
ibu-bayi
Banyak sentuhan
Sedikit
belaian dari ibu
sentuhan atau
menggoyang
atau
mendorong
bayi
ANATOMY (ANATOMI)
Payudara lembek
Payudara
setelah menyusui
bengkak
Puting menonjol
Puting rata
keluar, memanjang atau masuk ke
dalam
Tanda-tanda bahwa pemberian ASI
berjalan dengan baik dan Tandatanda kemungkinan adanya kesulitan
Tanda-tanda
Tanda-tanda
bahwa pemberian kemungkinan
ASI berjalan
adanya
dengan baik
kesulitan
BODY POSITION (POSISI
TUBUH)
Ibu santai &
Bahu tegang,
nyaman
condong
kearah bayi
17
Jurnal Midpro, edisi 1 /2013
Badan bayi
jauh dari badan
ibu
Leher bayi
berpaling
Manfaat
secara
khusus
pengawasan antenatal mempunyai
tujuan untuk mengenal sedini
mungkin penyulit yang terdapat saat
kehamilan, persalinan dan kala nifas.
Selain itu
untuk mengetahui
berbagai resiko dan komplikasi hamil
sehingga ibu hamil dapat diartikan
untuk melakukan rujukan rumah
sakit. Untuk evaluasi kedaan dan
kemajuan inpartu dipergunakan
partograf, menurut WHO sehingga
pada saat mencapai garis waspada
penderita sudah dapat dirujuk dari
rumah sakit. Disamping itu, adapun
manfaat dari perawatan antenatal
yaitu memberikan nasehat dan
petunjuk yang berkaitan dengan
kehamilan, persalinan, kala nifas dan
laktasi, aspek keluarga berencana.
Kulit tampak sehat
Fisura atau
kemerahan
pada kulit
Payudara tampak
Payudara
membulat sewaktu tampak
menyusui
meregang atau
tertarik
SUCKLING (MENGHISAP)
Mulut terbuka
Mulut tidak
lebar
terbuka lebar,
mengarah ke
depan
Bibir berputar
Bibir bawah
keluar
beputar ke
dalam
Lidah berlekuk
Lidah bayi
sekitar payudara
tidak tampak
Pipi membulat
Pipi tegang dan
tertarik
kedalam
Lebih banyak
Lebih banyak
areola di atas mulut areola dibawah
bayi
mulut bayi
Mengisap pelan
Dapat
dan dalam,
mengisap cepat
diselingi istirahat
Dapat melihat atau Dapat
mendengar
mendengar
tegukannya
kecapan atau
klikan
TIME (LAMANYA MENGISAP)
Bayi melepaskan
Ibu
payudara
melepaskan
bayi dari
payudara
Hubungan Antara Keterampilan
Menyusui Pada Ibu Nifas Dengan
Keteraturan Kunjungan ANC
Antenatal
Care
disebut
dengan
pemeriksaan
antenatal
(pengawasan
kesehatan)
yakni
pemeriksaan
kehamilan
untuk
mengoptimalisasikan
kesehatan
mental ibu hamil, sehingga mampu
menghadapi persalinan, kala nifas,
persiapan memberikan ASI dan
kembalinya kesehatan reproduksi
secara wajar (Saifudin, 2006).
Manfaat
secara
khusus
pengawasan antenatal mempunyai
tujuan untuk mengenal sedini
mungkin penyulit yang terdapat saat
kehamilan, persalinan dan kala nifas.
Selain itu
untuk mengetahui
berbagai resiko dan komplikasi hamil
sehingga ibu hamil dapat diartikan
untuk melakukan rujukan rumah
sakit. Untuk evaluasi kedaan dan
kemajuan inpartu dipergunakan
partograf, menurut WHO sehingga
pada saat mencapai garis waspada
penderita sudah dapat dirujuk dari
Konsep
Dasar
Kunjungan
Antenatal Care
Dalam pelaksaan sehari-hari
disebut
dengan
pemeriksaan
antenatal (pengawasan antenatal)
yakni pemeriksaan kehamilan untuk
mengoptimalisasikan
kesehatan
mental ibu hamil, sehingga mampu
menghadapi persalinan, kala nifas,
persiapan memberikan ASI dan
kembalinya kesehatan reproduksi
secara wajar
18
Jurnal Midpro, edisi 1 /2013
= 0,05) dapat dikatakan ρ < α maka
H0 ditolak dan H1 diterima, artinya
ada hubungan antara keteraturan
kunjungan
ANC
dengan
keterampilan menyusui pada ibu
nifas.
rumah sakit. Disamping itu, adapun
manfaat dari perawatan antenatal
yaitu memberikan nasehat dan
petunjuk yang berkaitan dengan
kehamilan, persalinan, kala nifas dan
laktasi, aspek keluarga berencana
(Saifuddin, 2006).
Dari keterangan diatas maka
dapat
disimpulkan
bahwa
keteraturaan kunjungan antenatal
secara teratur dapat mempengaruhi
teknik menyusui yang benar pada ibu
nifas
dibandingkan
dengan
kunjungan antenatal yang tidak rutin.
PEMBAHASAN
Keteraturan kunjungan ANC pada
ibu nifas di Ruang Bersalin
Berdasarkan hasil penelitian
dapat diinterpretasikan bahwa dari 34
responden hampir setengahnya 15
responden (44 %) dalam kunjungan
ANC kurang lengkap dan faktor
terbanyak dipengaruhi oleh faktor
pekerjaan yaitu sebagai Ibu Rumah
Tangga (IRT) sebanyak 8 responden
(53 %) dan faktor terkecil dengan
pekerjaan PNS sebanyak 1 responden
(7 %).
Berdasarkan
data
diatas
kunjungan ANC pada ibu hamil
dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor,
diantaranya
adalah
dikarenakan faktor sosial budaya dan
sosial
ekonomi
(pendidikan,
pekerjaan dan penghasilan) yang
dalam hal ini adalah faktor pekerjaan
yaitu sebagai ibu rumah tangga,
dimana ibu rumah tangga tidak
mempunyai
penghasilan
secara
mandiri yang harus bergantung pada
pendapatan suami sehingga dapat
berpengaruh terhadap keteraturan
kunjungan ANC yang membutuhkan
biaya. Data diatas menunjukkan
bahwa keteraturan kunjungan ANC
dipengaruhi oleh faktor pekerjaan ibu
sebagai ibu rumah tangga, hal
tersebut dipengaruhi oleh faktor
sosial ekonominya, sehingga perlu
dilakuan adanya penyuluhan untuk
ibu hamil agar melakukan kunjungan
ANC dilakukan minimal 4 kali
selama masa kehamilan karena pada
masa kehamilan akan diberikan
beberapa informasi mengenai masa
HIPOTESIS
Ada
hubungan
antara
keteraturan kunjungan ANC dengan
keterampilan menyusui pada ibu
nifas di ruang bersalin.
METODE PENELITIAN
Rancangan penelitian analitik
korelasional. Dengan pendekatan
cross sectional. Berdasarkan ada
tidaknya perlakuan termasuk jenis
expost facto. Berdasarkan cara
pengumpulan data termasuk jenis
penelitian survey. Populasi seluruh
ibu menyusui di Ruang Bersalin 67
orang. Sampel dengan cara non
random
sampling
dengan
menggunakan metode accidental
sampling. Analisis statistik uji
korelasi rank spearman.
HASIL PENELITIAN
Hasil uji Korelasi Rank
Spearman dari masalah didapatkan r
= 0,788 yang artinya keeratan
hubungan Keteraturan Kunjungan
ANC
dengan
Keterampilan
Menyusui Pada Ibu Nifas adalah
cukup kuat dengan arah positif yang
artinya semakin teratur kunjungan
ANC maka semakin terampil dalam
menyusui. Diperoleh nilai ρ = 0,01
dengan tingkat kepercayaan 79 % (α
19
Jurnal Midpro, edisi 1 /2013
kehamilan, persalinan, nifas serta
perawatan
bayi.
Sehingga
pemeriksaan ANC secara lengkap
sangat dibutuhkan. Kunjungan ANC
yang lengkap akan mempengaruhi
kondisi kesehatan ibu dan janin
dikarenakan dapatnya kelengkapan
informasi serta terkontrilnya kondisi
ibu dan janin.
bergantung pada pendapatan suami
sehingga dapat berpengaruh terhadap
keteraturan kunjungan ANC yang
membutuhkan biaya.
Hubungan
Keteraturan
Kunjungan
ANC
dengan
Keterampilan Menyusui Pada Ibu
Nifas di Ruang Bersalin
Hasil penelitian bahwa dari
34
responden
didapatkan
keterampilan menyusui pada ibu
nifas dikatakan terampil sebanyak 8
(24 %) sebagian besar di pengaruhi
oleh keteraturan ANC lengkap 7 (21
%). Keterampilan menyusui pada ibu
nifas dikatakan kurang terampil
sebanyak 11 (32 %) sebagian besar
di pengaruhi oleh keteraturan ANC
kurang lengkap 7 (21 %).
Keterampilan menyusui pada ibu
nifas dikatakan tidak terampil
sebanyak 15 (44 %) sebagian besar
di pengaruhi oleh keteraturan ANC
tidak ANC 8 (24 %). Sebagian besar
keteraturan kunjungan ANC dan
keterampilan menyusui dipengaruhi
oleh faktor pekerjaan yaitu sebagai
ibu rumah tangga.
Berdasarkan hasil uji statistik
data yang menggunakan uji Korelasi
Rank Spearman didapatkan hasil
Berdasarkan hasil uji statistik dengan
menggunakan uji korelasi rank
sperman diperoleh nilai ρ = 0,01
dengan tingkat kepercayaan 79 % (α
= 0,05) dapat dikatakan ρ < α maka
H0 ditolak dan H1 diterima, artinya
ada hubungan antara keteraturan
kunjungan
ANC
dengan
keterampilan menyusui pada ibu
nifas di ruang bersalin.
Berdasarkan
data
diatas
menunjukkan bahwa keteraturan
kunjungan ANC dipengaruhi oleh
pekerjaan ibu sebagai ibu rumah
tangga,
hal
tersebut
dapat
berpengaruh
terhadap
sosial
Keterampilan menyusui pada ibu
nifas di Ruang Bersalin
Berdasarkan hasil penelitian
dapat diinterpretasikan bahwa dari 34
responden hampir setengahnya 15
responden (44 %) dan faktor
terbanyak dipengaruhi oleh faktor
pekerjaan yaitu sebagai Ibu Rumah
Tangga
(IRT)
sebanyak
10
responden (67 %).
Berdasarkan data diatas,
keterampilan ibu menyusui dapat
dipengaruhi oleh beberapa hal,
diantaranya
adalah
kurangnya
informasi yang baik, konsisten
mengenai menyusui, kurangnya
dorongan dan dukungan dan program
RS (pemisahan ibu dan bayi). Dan
dari hasil penelitian yang didapatkan
dapat diketahui bahwa faktor yang
mempengaruhi keterampilan ibu
menyusui salah satunya adalah
keteraturan kunjungan ANC yang
mana data yang didapatkan adalah
bahwa seluruh ibu nifas yang tidak
terampil adalah tidak melakukan
ANC. Dari hal tersebut maka
program
kedepannya
dapat
memberikan
informasi
tentang
keteraturan kunjungan ANC agar ibu
mendapatkan informasi mengenai
keterampilan menyusui yang baik
dan benar sehingga kebutuhan ASI
dapat terpenuhi yang dalam hal ini
adalah faktor pekerjaan yaitu sebagai
ibu rumah tangga, dimana ibu rumah
tangga tidak mempunyai penghasilan
secara
mandiri
yang
harus
20
Jurnal Midpro, edisi 1 /2013
ekonominya dimana ibu rumah
tangga tidak mempunyai penghasilan
secara
mandiri
yang
harus
bergantung pada pendapatan suami
sehingga dapat berpengaruh terhadap
keteraturan kunjungan ANC yang
membutuhkan biaya, sehingga perlu
dilakuan adanya penyuluhan untuk
ibu hamil agar melakukan kunjungan
ANC minimal 4 kali selama masa
kehamilan karena pada masa
kehamilan akan diberikan beberapa
informasi mengenai masa kehamilan,
persalinan, nifas serta perawatan
bayi. Sehingga pemeriksaan ANC
secara lengkap sangat dibutuhkan.
Dan pada keterampilan ibu menyusui
dapat dipengaruhi oleh keteraturan
kunjungan ANC yang mana data
yang didapatkan adalah bahwa
seluruh ibu nifas yang tidak terampil
adalah tidak melakukan ANC.
Diakses tanggal 21 Februari
2010
Depkes RI. (2006). Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal.
Jakarta : Depkes RI
Hanifa, W. (2005). Ilmu Kebidanan.
Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka
Sarwono
Prawirohardjo
IBI.
Imbalo, S.P. (2007). Manajemen
Mutu Layanan Kesehatan.
Jakarta : EGC
Lulu,
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Ada Hubungan Keteraturan
Kunjungan
ANC
dengan
Keterampilan Menyusui Pada Ibu
Nifas di Ruang Bersalin.
Vikar. (2008). Manfaat
Antenatal Care Bagi Ibu
Hamil, Ed V. Jakarta : Rineka
Cipta
Saifuddin, A. (2006). Buku Acuan
Nasional
Pelayanan
Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Bina
Pustaka
Saran
Sebagai bidan memberikan
sosialisasi keteraturan kunjungan
ANC dengan standart minimal 4x
salah satu tujuan untuk memberikan
keterampilan menyusui yang pada
ibu nifas.
Tjiptono. (2005). Mutu Pelayanan.
Jakarta : Balai Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
Alimul,
A.
(2009).
Metode
Penelitian Kebidanan dan
Teknik Analisa Data. Jakarta :
Salemba
Departemen Kesehatan RI. (2008).
Cakupan K1 dan K4.
http://www. bankdata. go.id.
21
Jurnal Midpro, edisi 1 /2013
(2006). Standar Pelayanan
Kebidanan. Cetakan ke III.
Jakarta : EGC
Download