HUBUNGAN ANTARA KETERATURAN KUNJUNGAN ANC DENGAN KETERAMPILAN MENYUSUI PADA IBU NIFAS DI RUANG BERSALIN Siti Aisyah* dan Elis Fitriani** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan **Mahasiswa Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan ABSTRAK Keterampilan menyusui merupakan keterampilan yang dipelajarai ibu dan bayi. Kurangnya keterampilan ibu dalam menyusui dapat mengakibatkan kurangnya asupan nutrisi pada bayi. Salah satu penyebab yang mempengaruhi keterampilan menyusui adalah kurangnya informasi yang bisa didapatkan dari kunjungan ANC. Penelitian korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi seluruh ibu menyusui sebanyak 134 responden, sedangkan sampel 34 responden. Teknik non random sampling dengan metode accidental sampling, instrumen menggunakan checlist dan kuesioner. uji korelasi rank spearman. Hasil penelitian bahwa ibu nifas sebanyak 8 responden (53%) tidak melakukan kunjungan ANC dan 15 responden (44%) tidak mampu dalam keterampilan menyusui. Hasil analisis diperoleh nilai ρ = 0,01 α = 0,05 maka dapat dikatakan ρ < α maka H0 ditolak dengan tingkat keeratan 79 % (r = 0,788). Artinya ada hubungan antara keteraturan kunjungan ANC dengan keterampilan menyusui pada ibu nifas, maka penyuluhan tentang keterampilan menyusui yang baik dan benar harus diberikan sejak ibu hamil. Kata Kunci : Keteraturan ANC, Nifas, Keterampilan Menyusui selain ASI. Salah satu masalah dalam menyusui atau dalam pengetahuan tentang menyusui adalah dikarenakan kurang atau salah informasi. Banyak ibu yang merasa bahwa susu formula itu sama baiknya atau malah lebih baik dari ASI sehingga cepat menambah susu formula bila merasa bahwa ASI kurang (Lulu, 2008). Keteraturan dalam antenatal care yang baik akan memberikan pengetahuan tentang ASI eksklusif yang akan berdampak pada pemberian MPASI yang tepat, yaitu setelah bayi berumur 6 bulan. Hal yang mendukung pernyataan tersebut adalah, karena bayi usia 0-6 bulan berada dalam tahap peningkatan dan PENDAHULUAN Keteraturan dalam antenatal care yang baik akan memberikan pengetahuan tentang ASI eksklusif yang akan berdampak pada pemberian MPASI yang tepat, yaitu setelah bayi berumur 6 bulan. Hal yang mendukung pernyataan tersebut adalah, karena bayi usia 0-6 bulan berada dalam tahap peningkatan dan perkembangan sistem pencernaan. Bayi usia 0-6 bulan memerlukan waktu lebih lama dalam menerima dan mencerna makanan yang akan masuk ke dalam tubuh. Kapasitas alat pencernaan, enzim pencernaan, dan kemampuan metabolisme bayi usia 0-6 bulan belum siap untuk menerima makanan tambahan lain 14 Jurnal Midpro, edisi 1 /2013 perkembangan sistem pencernaan. Bayi usia 0-6 bulan memerlukan waktu lebih lama dalam menerima dan mencerna makanan yang akan masuk ke dalam tubuh. Kapasitas alat pencernaan, enzim pencernaan, dan kemampuan metabolisme bayi usia 0-6 bulan belum siap untuk menerima makanan tambahan lain selain ASI. Salah satu masalah dalam menyusui atau dalam pengetahuan tentang menyusui adalah dikarenakan kurang atau salah informasi. Banyak ibu yang merasa bahwa susu formula itu sama baiknya atau malah lebih baik dari ASI sehingga cepat menambah susu formula bila merasa bahwa ASI kurang (Dep.Kes RI, 2008). Dampak dari kurangnya keterampilan ibu dalam menyusui dapat mengakibatkan kurangnya asupan nutrisi pada bayi. Pemberian ASI eksklusif serta proses menyusui yang benar merupakan sarana yang untuk membangun SDM yang berkualitas. Seperti diketahui ASI adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna untuk menjamin tumbuh kembang bayi enam bulan pertama. Pemeriksaan antenatal memegang peranan yang amat penting untuk dapat mengenal faktor risiko secara dini sehingga dapat dihindari kematian atau penyakit yang tidak perlu terjadi. Pemeriksaan kehamilan secara teratur bermanfaat untuk memonitor kesehatan ibu hamil dan bayinya, sehingga bila terdapat permasalahan dapat diketahui secepatnya dan diatasi sedini mungkin. Pada masa moderen seperti saat ini, sebagian ibu muda merasa enggan menyusui anak. Sebenarnya, gejala tersebut sudah membudaya sekian lama, terutama di kota-kota besar. Semula, hal itu dilakukan oleh para ibu muda di Eropa dan Amerika pada awal abad ke 20. Tindakan ini menyebabkan anak mudah terserang penyakit, karena daya tahan tubuhnya lemah (IBI, 2006). TUJUAN PENELITIAN Menganalisis hubungan Antara Keteraturan Kunjungan ANC dengan Keterampilan Menyusui Pada Ibu Nifas di Ruang Bersalin. TINJAUAN PUSTAKA Konsep Dasar Nifas Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan akan pulih dalam 3 bulan. Masa nifas atau post partum disebut juga puerperium yang erasal dari bahasa latin yaitu dari kata “puer” yang artinya bayi dan “Parous” berarti melahirkan. Nifas yaitu darah yang keluar dari rahim karena sebab melahirkan atau setelah melahirkan Tujuan Asuhan Masa Nifas 1. Memulihkan kesehatan umum penderita a. Menyediakan makanan sesuai kebutuhan b. Mengatasi anemia c. Mencegah infeksi dengan memerhatikan kebersihan dan sterilisasi d. Mengembalikan kesehatan umum dengan pergerakan otot untuk memperlancar peredaran darah. 2. Mempertahankan kesehatan psikologis 3. Mencegah infeksi dan komplikasi 15 Jurnal Midpro, edisi 1 /2013 4. Memperlancar pembentukan ASI (Air Susu Ibu) 5. Mengajarkan ibu untuk melaksanakan perawatan mandiri sampai masa nifas selesai dan memelihara bayi dengan baik, sehingga bayi dapat mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang normal. Peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas adalah memberi perawatan dan dukungan sesuai kebutuhan ibu, yaitu melalui kemitraan (partnership) dengan ibu. Selain itu dengan cara (Imbalo, 2007): 13. Mendukung pendidikan kesehatan termasuk pendidikan dalam perannya sebagai orang tua 14. Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan dengan ibu dan anak serta mampu melakukan kegiatan administrasi 15. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan 16. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman. Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas 1. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu nifas 2. Menentukan diagnosa dan kebutuhan asuhan kebidanan pada masa nifas 3. Menyusun rencana asuhan kebidanan berdasarkan prioritas masalah 4. Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana 5. Mengevaluasi bersama klien, asuhan kebidanan yang telah diberikan 6. Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama klien 7. Mendukung dan memantau kesehatan fisik ibu dan bayi 8. Mendukung dan memantau kesehatan emosi, sosial serta memberikan semangat pada ibu 9. Membantu ibu dalam menyusui bayinya 10. Membangun kepercayaan diri ibu dalam perannya sebagai ibu 11. Sebagai promotor hubungan antar ibu dan bayi serta keluarga 12. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman Konsep Dasar Menyusui dan Laktasi Menyusui adalah keterampilan yang dipelajarai ibu dan bayi, dimana keduanya membutuhkan waktu dan kesabaran untuk pemenuhan nutrisi pada bayi.selama enam bulan. Sedangkan laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI. (Tjiptono, 2005). Faktor yang mempengaruhi teknik menyusui Beberapa faktor yang mempengaruhi teknik/keterampilan menyusui pada ibu nifas adalah: 1. Kurangnya informasi yang baik 2. Konsisten mengenai menyusui 3. Kurangnya dorongan dan dukungan 4. Program RS (pemisahan ibu dan bayi) Keuntungan Menyusui untuk Ibu antara lain 1. Menyusui menyebabkan involusi uteri 16 Jurnal Midpro, edisi 1 /2013 2. Menyusui merupakan perlindungan terhadap kanker ovarium 3. Resiko kanker payudara pramenopause menurun, khususnya jika laktasi pertama terjadi sebelum usia 20 tahun dan berlangungsung selama sekurang-kurangnya 6 bulan 4. Resiko osteoporosis dapat dipastikan lebih kecil bagi wanita yang telah hamil dan menyusui bayi mereka 5. Penundaan ovulasi mendukung pengaturan jarak anak 6. Sekresi prolaktin meningkatkan relaksasi dan prolaktin serta oksitosin meningkatkan kelekatan ibuanak 7. Menurut Ruth Lawrence, memberdayakan seorang wanita untuk melakukan sesuatu yang istimewa untuk bayinya. Hubungan seorang ibu dan bayinya melakukan gerakan menghisap payudara mempertimbangkan sebagai ikatan paling kuat pada manusia 8. Menghilangkan penggunaan kaleng formula, botol susu dan pelapis botol menambah keuntungan dari sisi ekonomi Badan bayi dekat, menghadap payudara Kepala bayi menyentuh payudara Dagu bayi menyentuh payudara (belakang bayi ditopang) Dagu tidak menyentuh payudara (hanya bahu atau kepala yang ditopang) RESPONSE (RESPON) Bayi menyentuh Tidak ada payudara ketika ia respon lapar (bayi mencari terhadap payudara) payudara (tidak ada penelusuran) Bayi mencari Bayi tidak payudara dengan berminat untuk lidah menyusu Bayi tenang dan Bayi gelisah siap pada payudara atau menangis Tanda-tanda Bayi pancaran susu menghindar/ter (keluar setelah ada gelincir dari rasa sakit) payudara EMOTIONAL BONDING (IKATAN EMOSI) Pelukan yang Pelukan tidak mantap dan mantap dan percaya diri gugup Perhatian terhadap Tidak ada muka dari si ibu kontak mata ibu-bayi Banyak sentuhan Sedikit belaian dari ibu sentuhan atau menggoyang atau mendorong bayi ANATOMY (ANATOMI) Payudara lembek Payudara setelah menyusui bengkak Puting menonjol Puting rata keluar, memanjang atau masuk ke dalam Tanda-tanda bahwa pemberian ASI berjalan dengan baik dan Tandatanda kemungkinan adanya kesulitan Tanda-tanda Tanda-tanda bahwa pemberian kemungkinan ASI berjalan adanya dengan baik kesulitan BODY POSITION (POSISI TUBUH) Ibu santai & Bahu tegang, nyaman condong kearah bayi 17 Jurnal Midpro, edisi 1 /2013 Badan bayi jauh dari badan ibu Leher bayi berpaling Manfaat secara khusus pengawasan antenatal mempunyai tujuan untuk mengenal sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan, persalinan dan kala nifas. Selain itu untuk mengetahui berbagai resiko dan komplikasi hamil sehingga ibu hamil dapat diartikan untuk melakukan rujukan rumah sakit. Untuk evaluasi kedaan dan kemajuan inpartu dipergunakan partograf, menurut WHO sehingga pada saat mencapai garis waspada penderita sudah dapat dirujuk dari rumah sakit. Disamping itu, adapun manfaat dari perawatan antenatal yaitu memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, kala nifas dan laktasi, aspek keluarga berencana. Kulit tampak sehat Fisura atau kemerahan pada kulit Payudara tampak Payudara membulat sewaktu tampak menyusui meregang atau tertarik SUCKLING (MENGHISAP) Mulut terbuka Mulut tidak lebar terbuka lebar, mengarah ke depan Bibir berputar Bibir bawah keluar beputar ke dalam Lidah berlekuk Lidah bayi sekitar payudara tidak tampak Pipi membulat Pipi tegang dan tertarik kedalam Lebih banyak Lebih banyak areola di atas mulut areola dibawah bayi mulut bayi Mengisap pelan Dapat dan dalam, mengisap cepat diselingi istirahat Dapat melihat atau Dapat mendengar mendengar tegukannya kecapan atau klikan TIME (LAMANYA MENGISAP) Bayi melepaskan Ibu payudara melepaskan bayi dari payudara Hubungan Antara Keterampilan Menyusui Pada Ibu Nifas Dengan Keteraturan Kunjungan ANC Antenatal Care disebut dengan pemeriksaan antenatal (pengawasan kesehatan) yakni pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasikan kesehatan mental ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan memberikan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Saifudin, 2006). Manfaat secara khusus pengawasan antenatal mempunyai tujuan untuk mengenal sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan, persalinan dan kala nifas. Selain itu untuk mengetahui berbagai resiko dan komplikasi hamil sehingga ibu hamil dapat diartikan untuk melakukan rujukan rumah sakit. Untuk evaluasi kedaan dan kemajuan inpartu dipergunakan partograf, menurut WHO sehingga pada saat mencapai garis waspada penderita sudah dapat dirujuk dari Konsep Dasar Kunjungan Antenatal Care Dalam pelaksaan sehari-hari disebut dengan pemeriksaan antenatal (pengawasan antenatal) yakni pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasikan kesehatan mental ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan memberikan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar 18 Jurnal Midpro, edisi 1 /2013 = 0,05) dapat dikatakan ρ < α maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya ada hubungan antara keteraturan kunjungan ANC dengan keterampilan menyusui pada ibu nifas. rumah sakit. Disamping itu, adapun manfaat dari perawatan antenatal yaitu memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, kala nifas dan laktasi, aspek keluarga berencana (Saifuddin, 2006). Dari keterangan diatas maka dapat disimpulkan bahwa keteraturaan kunjungan antenatal secara teratur dapat mempengaruhi teknik menyusui yang benar pada ibu nifas dibandingkan dengan kunjungan antenatal yang tidak rutin. PEMBAHASAN Keteraturan kunjungan ANC pada ibu nifas di Ruang Bersalin Berdasarkan hasil penelitian dapat diinterpretasikan bahwa dari 34 responden hampir setengahnya 15 responden (44 %) dalam kunjungan ANC kurang lengkap dan faktor terbanyak dipengaruhi oleh faktor pekerjaan yaitu sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 8 responden (53 %) dan faktor terkecil dengan pekerjaan PNS sebanyak 1 responden (7 %). Berdasarkan data diatas kunjungan ANC pada ibu hamil dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah dikarenakan faktor sosial budaya dan sosial ekonomi (pendidikan, pekerjaan dan penghasilan) yang dalam hal ini adalah faktor pekerjaan yaitu sebagai ibu rumah tangga, dimana ibu rumah tangga tidak mempunyai penghasilan secara mandiri yang harus bergantung pada pendapatan suami sehingga dapat berpengaruh terhadap keteraturan kunjungan ANC yang membutuhkan biaya. Data diatas menunjukkan bahwa keteraturan kunjungan ANC dipengaruhi oleh faktor pekerjaan ibu sebagai ibu rumah tangga, hal tersebut dipengaruhi oleh faktor sosial ekonominya, sehingga perlu dilakuan adanya penyuluhan untuk ibu hamil agar melakukan kunjungan ANC dilakukan minimal 4 kali selama masa kehamilan karena pada masa kehamilan akan diberikan beberapa informasi mengenai masa HIPOTESIS Ada hubungan antara keteraturan kunjungan ANC dengan keterampilan menyusui pada ibu nifas di ruang bersalin. METODE PENELITIAN Rancangan penelitian analitik korelasional. Dengan pendekatan cross sectional. Berdasarkan ada tidaknya perlakuan termasuk jenis expost facto. Berdasarkan cara pengumpulan data termasuk jenis penelitian survey. Populasi seluruh ibu menyusui di Ruang Bersalin 67 orang. Sampel dengan cara non random sampling dengan menggunakan metode accidental sampling. Analisis statistik uji korelasi rank spearman. HASIL PENELITIAN Hasil uji Korelasi Rank Spearman dari masalah didapatkan r = 0,788 yang artinya keeratan hubungan Keteraturan Kunjungan ANC dengan Keterampilan Menyusui Pada Ibu Nifas adalah cukup kuat dengan arah positif yang artinya semakin teratur kunjungan ANC maka semakin terampil dalam menyusui. Diperoleh nilai ρ = 0,01 dengan tingkat kepercayaan 79 % (α 19 Jurnal Midpro, edisi 1 /2013 kehamilan, persalinan, nifas serta perawatan bayi. Sehingga pemeriksaan ANC secara lengkap sangat dibutuhkan. Kunjungan ANC yang lengkap akan mempengaruhi kondisi kesehatan ibu dan janin dikarenakan dapatnya kelengkapan informasi serta terkontrilnya kondisi ibu dan janin. bergantung pada pendapatan suami sehingga dapat berpengaruh terhadap keteraturan kunjungan ANC yang membutuhkan biaya. Hubungan Keteraturan Kunjungan ANC dengan Keterampilan Menyusui Pada Ibu Nifas di Ruang Bersalin Hasil penelitian bahwa dari 34 responden didapatkan keterampilan menyusui pada ibu nifas dikatakan terampil sebanyak 8 (24 %) sebagian besar di pengaruhi oleh keteraturan ANC lengkap 7 (21 %). Keterampilan menyusui pada ibu nifas dikatakan kurang terampil sebanyak 11 (32 %) sebagian besar di pengaruhi oleh keteraturan ANC kurang lengkap 7 (21 %). Keterampilan menyusui pada ibu nifas dikatakan tidak terampil sebanyak 15 (44 %) sebagian besar di pengaruhi oleh keteraturan ANC tidak ANC 8 (24 %). Sebagian besar keteraturan kunjungan ANC dan keterampilan menyusui dipengaruhi oleh faktor pekerjaan yaitu sebagai ibu rumah tangga. Berdasarkan hasil uji statistik data yang menggunakan uji Korelasi Rank Spearman didapatkan hasil Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji korelasi rank sperman diperoleh nilai ρ = 0,01 dengan tingkat kepercayaan 79 % (α = 0,05) dapat dikatakan ρ < α maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya ada hubungan antara keteraturan kunjungan ANC dengan keterampilan menyusui pada ibu nifas di ruang bersalin. Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa keteraturan kunjungan ANC dipengaruhi oleh pekerjaan ibu sebagai ibu rumah tangga, hal tersebut dapat berpengaruh terhadap sosial Keterampilan menyusui pada ibu nifas di Ruang Bersalin Berdasarkan hasil penelitian dapat diinterpretasikan bahwa dari 34 responden hampir setengahnya 15 responden (44 %) dan faktor terbanyak dipengaruhi oleh faktor pekerjaan yaitu sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 10 responden (67 %). Berdasarkan data diatas, keterampilan ibu menyusui dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya adalah kurangnya informasi yang baik, konsisten mengenai menyusui, kurangnya dorongan dan dukungan dan program RS (pemisahan ibu dan bayi). Dan dari hasil penelitian yang didapatkan dapat diketahui bahwa faktor yang mempengaruhi keterampilan ibu menyusui salah satunya adalah keteraturan kunjungan ANC yang mana data yang didapatkan adalah bahwa seluruh ibu nifas yang tidak terampil adalah tidak melakukan ANC. Dari hal tersebut maka program kedepannya dapat memberikan informasi tentang keteraturan kunjungan ANC agar ibu mendapatkan informasi mengenai keterampilan menyusui yang baik dan benar sehingga kebutuhan ASI dapat terpenuhi yang dalam hal ini adalah faktor pekerjaan yaitu sebagai ibu rumah tangga, dimana ibu rumah tangga tidak mempunyai penghasilan secara mandiri yang harus 20 Jurnal Midpro, edisi 1 /2013 ekonominya dimana ibu rumah tangga tidak mempunyai penghasilan secara mandiri yang harus bergantung pada pendapatan suami sehingga dapat berpengaruh terhadap keteraturan kunjungan ANC yang membutuhkan biaya, sehingga perlu dilakuan adanya penyuluhan untuk ibu hamil agar melakukan kunjungan ANC minimal 4 kali selama masa kehamilan karena pada masa kehamilan akan diberikan beberapa informasi mengenai masa kehamilan, persalinan, nifas serta perawatan bayi. Sehingga pemeriksaan ANC secara lengkap sangat dibutuhkan. Dan pada keterampilan ibu menyusui dapat dipengaruhi oleh keteraturan kunjungan ANC yang mana data yang didapatkan adalah bahwa seluruh ibu nifas yang tidak terampil adalah tidak melakukan ANC. Diakses tanggal 21 Februari 2010 Depkes RI. (2006). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Depkes RI Hanifa, W. (2005). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo IBI. Imbalo, S.P. (2007). Manajemen Mutu Layanan Kesehatan. Jakarta : EGC Lulu, SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Ada Hubungan Keteraturan Kunjungan ANC dengan Keterampilan Menyusui Pada Ibu Nifas di Ruang Bersalin. Vikar. (2008). Manfaat Antenatal Care Bagi Ibu Hamil, Ed V. Jakarta : Rineka Cipta Saifuddin, A. (2006). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Bina Pustaka Saran Sebagai bidan memberikan sosialisasi keteraturan kunjungan ANC dengan standart minimal 4x salah satu tujuan untuk memberikan keterampilan menyusui yang pada ibu nifas. Tjiptono. (2005). Mutu Pelayanan. Jakarta : Balai Pustaka DAFTAR PUSTAKA Alimul, A. (2009). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Departemen Kesehatan RI. (2008). Cakupan K1 dan K4. http://www. bankdata. go.id. 21 Jurnal Midpro, edisi 1 /2013 (2006). Standar Pelayanan Kebidanan. Cetakan ke III. Jakarta : EGC