ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UNTUK MENILAI

advertisement
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 1 (2013)
1
ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UNTUK MENILAI KINERJA
KEUANGAN PT. INTERNATIONAL NICKEL CORPORATION, Tbk
Grace Monica Nuruwael
[email protected]
Sonang Sitohang
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT
The size which is commonly used by the company in assessing the performance of a company is generally stated
in financial ratio. The purpose of this research is to assess the company performance by using financial ratio
analysis at PT Nickel Corporation, Tbk. which is listed in the Indonesia Stock Exchange. This research is
conducted by performing documentation technique such as watching and learning books and notes in the
research object. Then, the data is analyzed by using financial report analysis instruments which consist of
liquidity, solvability, activity and profitability ratios. It can be concluded from the calculation which is
performed by using the analysis instruments above that: the liquidity of PT International Nickel Indonesia, Tbk
during 2007-2011 which is measured by using current ratio and liquid quick ratio. Solvability of PT
International Nickel Indonesia, Tbk during 2007-2011 which is measured by using DER and debt ratio is poor.
Assets of PT International Nickel Indonesia, Tbk during 2007-2011 which is measured by using FATO is
efficient, while TATO is inefficient since the average ratio is under the time series. The profitability of PT
International Nickel Indonesia, Tbk. which is measured by using the NPM, ROI and ROE during 2007-2011 is
said to be efficient.
Keywords: financial report, financial ratio and financial performance.
ABSTRAK
Ukuran yang lazim dipakai oleh perusahaan dalam penilaian kinerja suatu perusahaan biasa
dinyatakan dalam rasio keuangan. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menilai kinerja
perusahaan dengan menggunakan analisa rasio keuangan pada PT. Nickel Corporation, Tbk di Bursa
Efek Indonesia. Teknik analisis data menggunakan analisis laporan keuangan, yang terdiri dari rasio
likuditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas. Berdasarkan hasil analisis dapat
disimpulkan bahwa: likuiditas PT International Nickel Indonesia, Tbk selama tahun 2007-2011 yang
diukur dengan current ratio dan quick ratio likuid. Solvabilitas PT International Nickel Indonesia, Tbk
selama tahun 2007-2011 yang diukur dengan DER dan debt ratio kurang baik. Aktivitas PT
International Nickel Indonesia, Tbk selama tahun 2007-2011 yang diukur dengan FATO efisien,
sedang TATO tidak efisien dikarenakan rata-rata rasio tersebut dibawah time series. Profitabilitas PT
International Nickel Indonesia, Tbk yang diukur dengan NPM, ROI, dan ROE selama tahun 2007-2011
dikatakan efisien.
Kata kunci: laporan keuangan, rasio keuangan dan kinerja keuangan
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 1 (2013)
2
PENDAHULUAN
Perusahaan merupakan salah satu pokok kegiatan perekonomian yang hidup dalam
lingkungan dunia usaha yang berubah cepat dan dinamis. Seiring dengan pertumbuhan
ekonomi di era globalisasi yang cukup pesat, menuntut perusahaan untuk melakukan
pengelolaan usaha yang lebih baik. Hal itu dilakukan untuk menghadapi persaingan antar
perusahaan, baik dari industri yang sejenis maupun industri secara keseluruhan. Masing–
masing perusahaan dituntut untuk bekerja lebih efektif dan efisien khususnya untuk
meningkatkan prestasi perusahaan dalam kinerja keuangannya baik untuk jangka pendek
maupun untuk jangka panjang. Oleh karena itu, perusahaan harus mengambil langkah–
langkah baru untuk tercapainya tujuan perusahaan. Disamping demi tercapainya tujuan
perusahaan, yang utama perusahaan harus mampu mengatur posisi keuangannya. Posisi
keuangan tersebut berfungsi sebagai tolok ukur kinerja keuangan perusahaan yang
digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya kemajuan dan perkembangan didalam
perusahaan. Untuk menilai kinerja keuangan perusahaan, diperlukan suatu informasi yang
relevan yang berkaitan dengan aktivitas perusahaan pada jangka waktu tertentu terhadap
pihak-pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan merupakan sumber-sumber informasi
atau media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomi suatu
perusahaan (Harahap, 2008:105).
Penilaian terhadap posisi keuangan perusahaan dapat dilakukan dua pihak, yaitu
pihak yang ada dalam perusahaan (pihak intern) yang bebas untuk melihat data-data
akuntansi secara terperinci dan memperoleh laporan keuangan dalam bentuk yang asli.
Sedangkan pihak kedua adalah pihak eksternal atau pihak-pihak diluar perusahaan yang
tidak berwenang melihat data-data secara terperinci atau mungkin laporan keuangan yang
diperoleh sudah diolah sedemikian rupa (tidak asli) untuk mendapatkan hasil yang baik.
Dalam hal ini, penulis merupakan pihak ekstern yang mengambil dan mengolah data
keuangan perusahaan yang sudah diaudit oleh kantor akuntan publik dan diterbitkan oleh
Bursa Efek Indonesia. Mengingat pentingnya laporan keuangan dalam memeberikan
informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan, maka laporan keuangan harus bersifat
menyeluruh yang mengakomodasikan kepentingan semua orang (pemilik perusahaan,
manajemen, investor, kreditur, pemerintah, karyawan serta pihak-pihak lainnya).
Kondisi keuangan dan hasil operasi (kinerja) perusahaan yang tercermin pada laporan
keuangan perusahaan pada hakikatnya merupakan hasil dari kegiatan akuntansi
perusahaan yang bersangkutan. Informasi tentang kondisi keuangan dan hasil operasi
perusahaan sangat berguna bagi pihak-pihak yang berada dalam perusahaan (pihak intern)
maupun pihak-pihak yang berada di luar perusahaan (pihak ekstern). Informasi yang
berguna tersebut misalnya tentang kinerja keuangan perusahaan selama beberapa periode
untuk mengetahui perkembangan perusahaan pada jangka pendek, menengah dan panjang.
Penilaian kinerja merupakan pengontrol atas operasional perusahaan. Penilaian tersebut
dapat membantu pihak manajemen dalam mengambil suatu keputusan sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan sejak semula juga berperan dalam menentukan strategi apa
yang akan diambil oleh perusahaan. Upaya peningkatan kinerja ini hanya dapat dicapai
manakala didalam aktivitas operasional perusahaan mampu melakukan optimalisasi
terhadap efektivitas penciptaan nilai. Dengan meningkatnya nilai perusahaan pada
gilirannya nanti diharapkan akan memberikan dampak pada terciptanya kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kesejahteraan semua pihak. Termasuk didalamnya adalah
kesejahteraan para pemegang saham selaku pemilik, kreditur maupun manajemen dan
karyawan sendiri. Ukuran yang dipakai dalam penilaian kinerja suatu perusahaan selama
ini sangat beragam dan kadang sangat berbeda antara industri yang satu dengan industri
yang lain. Ukuran yang lazim dipakai oleh perusahaan dalam penilaian kinerja suatu
perusahaan biasa dinyatakan dalam rasio keuangan. Alat analisis yang digunakan dalam
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 1 (2013)
3
rasio keuangan antara lain ; (1) Rasio Likuiditas, rasio ini mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi keuangan jangka pendeknya pada saat jatuh tempo, (2) Rasio
Solvabilitas, rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua
kewajiban keuangan, (3) Rasio Profitabilitas, rasio ini mengukur kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba, (4) Rasio Aktivitas, rasio ini mengukur kemampuan perusahaan
dalam menggunakan dana yang tersedia yang tercermin dalam perputaran modalnya.
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka perumusan masalah yang
dikemukakan adalah sebagai berikut: “Bagaimana kinerja keuangan PT. International Nickel
Corporation, Tbk di Bursa Efek Indonesia diukur dengan menggunakan analisis rasio
keuangan?”. Tujuan penelitian adalah: untuk menilai kinerja perusahaan dengan
menggunakan analisa rasio keuangan pada PT. Nickel Corporation, Tbk di Bursa Efek
Indonesia.
TINJAUAN TEORETIS
Laporan Keuangan
Munawir (2007:5) mendefinisikan laporan keuangan adalah laporan keuangan itu
terdiri dari neraca dan perhitungan rugi laba serta laporan perubahan modal, di mana
neraca menunjukkan atau menggambarkan jumlah aktiva, hutang dan modal dari suatu
perusahaan pada tanggal tertentu, sedangkan perhitungan (laporan) rugi laba
memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi
selama periode tertentu, dan laporan perubahan modal menunjukkan sumber dan
penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan modal perusahaan. Baridwan
(2008:17) laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan
suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang
bersangkutan. Pengertian lainnya dari laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses
akuntansi yang berguna untuk pengambilan keputusan bagi investor dan kreditor (Sugiri,
2004:21).
Secara rinci menurut Harahap (2008:132) bahwa tujuan dari laporan keuangan
adalah sebagai berikut: (1) Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya
mengenai sumber sumber ekonomi dan kewajiban serta modal suatu perusahaan; (2) Untuk
memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva neto (aktiva
dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka
memperoleh laba; (3) Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para
pemakai laporan didalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba; (4) Untuk
memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva dan kewajiban
suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas pembiyaan dan investasi; dan (5)
Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan
keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai
kebijan akuntansi yang dianut perusahaan. Harahap (2008:120) pengguna laporan keuangan
adalah (1) Pemegang saham; (2) Investor; (3) Analis pasar modal; (4) Manager; (5) Karyawan
dan serikat pekerjanya; (6) Instansi pajak; (7) Pemberi dana (kreditur); (8) Supplier; (9)
Pemerintah dan lembaga pengatur resmi; (10) Langganan/lembaga konsumen; (11)
Lembaga Swadaya Masyarakat; dan (12) Peneliti/akademis/lembaga peringkat.
Analisis laporan Keuangan
Analisis terhadap laporan keuangan merupakan usaha untuk membuat informasi
pada laporan keuangan yang bersifat kompleks kedalam elemen-elemen yang lebih
sederhana dan mudah dipahami. Hal ini sangat bermanfaat bagi analis untuk dapat
mengetahui keadaan dan perkembangan keuangan yang bersangkutan, selain itu dapat
diketahui kelemahan-kelemahan perusahaan serta hasil–hasil yang dianggap cukup baik.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 1 (2013)
4
Sebelum dilakukan analisa, penganalisa selain harus benar-benar memahami laporan
keuangan tersebut, juga harus mampu mengaplikasikan berbagai tehnik atau alat analisis
laporan keuangan dan dapat menggambarkan aktifitas–aktifitas perusahaan yang tercermin
dalam laporan keuangan.
Menganalisis laporan keuangan berarti menggali lebih banyak informasi yang
dikandung suatu laporan keuangan. Pengertian analisis laporan keuangan menurut
Harahap (2011:190): Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang
lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna
antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif
dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam
proses menghasilkan keputusan yang tepat. Informasi yang ada pada laporan keuangan
hanyalah informasi yang berupa angka-angka yang merupakan rekaman dari transaksi yang
terjadi selama satu periode. Alat analitis yang digunakan biasanya adalah analisis laporan
keuangan yang berupa rasio-rasio laporan keuangan (Darsono dan Ashari, 2010:62). Hasil
dari analisis laporan keuangan pada akhirnya akan bisa menghilangkan situasi duga
menduga, ketidakpastian, pertimbangan pribadi, dan lain sebagainya. Sehingga akan
memperkuat keyakinan kita pada informasi yang ada sehingga keputusan yang diambil
akan lebih tepat. Bernstein (dalam Prastowo, 2006:52) menjelaskan bahwa analisis laporan
keuangan merupakan suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu
mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa
lalu, dengan tujuan utama untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin
mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang. Sedangkan menurut
Bactiar dan Nurwahyu (2008:3) analisis laporan keuangan adalah aplikasi dari alat dan
teknik analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data data yang berkaitan
untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis.
Harahap (2008:190) analisis laporan keuangan berarti, mengurangi pos-pos laporan
keuangan menjadi unit informasi yang lebih dan melihat hubungan yang bersifat signifikan
atau mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kualitatif maupun
data non kualitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang
sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.
Kasmir (2008:68) tujuan adanya analisis laporan keuangan secara umum adalah: (1)
Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik harta,
kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode.; (2)
Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan;
(3) Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki; (4) Untuk mengetahui langkahlangkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi
keuangan perusahaan saat ini; (5) Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan
apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal; (6) Dapat
juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka
capai.
Rasio Keuangan
Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan analisis perusahaan
memerlukan beberapa tolak ukur. Tolak ukur yang sering dipakai adalah rasio atau indeks
yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya. Rasio
menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara satu jumlah tertentu dengan
jumlah yang lainnya, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dijelaskan
atau memberi gambaran kepada penganalisis tentang baik atau buruknya keadaan atau
posisi keuangan suatu perusahaan. Mengadakan analisis hubungan dari berbagai pos dalam
suatu laporan keuangan adalah merupakan dasar untuk dapat menginterprestasikan kondisi
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 1 (2013)
5
keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan. Dengan menggunakan alat analisis berupa
rasio akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran tentang baik atau buruknya posisi
keuangan perusahaan.
Prastowo dan Julianty (2005:56) analisis laporan keuangan merupakan suatu proses
yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan
hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan utama untuk
menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja
perusahaan pada masa datang. Sedangkan menurut Hanafi dan Halim (2007:91) analisis
rasio adalah analisis yang disusun dengan menggabungkan gubungan angka angka dalam
dan antara neraca dan laporan laba rugi. Harahap (2008:218) mendefinisikan analisis rasio
keuangan adalah perbandingan antara pos pos tertentu dengan pos lain yang memiliki
hubungan signifikan (berarti). Munawir, (2007:37) menyatakan bahwa analisis rasio
keuangan adalah suatu teknik analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu
dalam neraca atau laporan laba rugi secara individual atau kombinasi dari kedua laporan
tersebut. Kasmir (2008:104) rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angkaangka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka
lainnya.
Keunggulan-keunggulan analisis rasio keuangan menurut Harahap (2008:298) adalah
(1) Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang mudah dibaca dan ditafsirkan;
(2) Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan
keuangan yang rinci dan rumit; (3) Mengetahui posisi perusahaan ditengah industri lain; (4)
Sangat bermanfaat untuk bahan dalam model-model pengambilan keputusan dan model
prediksi (Z-score); (5) Menstandarisir size perusahaan; (6) Lebih mudah memperbandingkan
perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik
atau “time series”; (6) Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi
dimasa yang akan datang. Disamping keunggulan yang dimiliki analisis rasio, analisis ini
juga memiliki beberapa keterbatasan yang harus disadari. Adapun keterbatasan analisis
rasio menurut Harahap (2008:299) sebagai berikut: (1) Kesulitan dalam memiliki rasio yang
tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya; (2) Keterbatasan yang dimiliki
akuntansi atau laporan keuangan juga dapat menjadi keterbatasan analisis seperti: Bahan
pertimbangan rasio untuk laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran dan judgment
yang dapat dinilai bias atau subyektif; Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan
rasio adalah nilai perolehan (cost) bukan harga pasar; Klasifikasi dalam laporan keuangan
bisa berdampak pada angka rasio.
Klasifikasi Rasio Keuangan
Menurut Hanafi dan Halim (2007:76) ada lima jenis rasio keuangan yang sering
digunakan sebagai berikut: (1) Rasio likuiditas: rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjang; (2) Rasio utang/leverage/solvabilitas:
rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi total kewajiban; (3) Rasio aktiva:
rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menggunakan asetnya dengan efisien; (4)
Rasio profitabilitas: rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan
profitabilitas; (5) Rasio pasar: rasio yang mengukur prestasi pasar relatif terhadap nilai
buku, pendapat, atau dividen.
Kinerja Perusahan
Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan tertentu yang ditetapkan
untuk memenuhi harapan bagi pihak yang berkepentingan, baik itu untuk kelangsungan
hidup perusahaan maupun untuk memenuhi harapan penyedia dana. Untuk menilai apakah
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 1 (2013)
6
tujuan yang telah ditetapkan telah dapat dicapai tidaklah mudah dilakukan, karena
menyangkut beberapa aspek manajemen yang harus dipertimbangkan. Penetapan tujuan
yang telah ditetapkan oleh manajemen juga akan berpengaruh terhadap pengukuran kinerja
keuangan. Mahsun (2009:25) Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat diartikan sebagai
prospek atau masa depan, pertumbuhan dan potensi perkembangan yang baik bagi
perusahaan. Untuk dapat mengukur tingkat kinerja perusahaan, pengukurannya dapat
dilakukan dengan rasio keuangan dengan melihat trend setiap tahun dari masing-masing
rasio keuangan. Menurut Mulyadi (2009:428) Kinerja keuangan merupakan kemampuan
atau prestasi, prospek pertumbuhan serta potensi perusahaan dalam menjalankan usahanya
yang secara finansial ditunjukkan dalam laporan keuangan. Penilaian kinerja keuangan
perusahaan diukur melalui pengevaluasian laporan keuangan perusahaan, khususnya
analisa laporan keuangan. Kinerja keuangan dapat dilihat dari segi kualitatif dan kuantitatif
yaitu: (1) Segi kualitatif adalah suatu kinerja perusahaan yang tidak dapat di ukur seperti
keunggulan produk di pasar, pemanfaatan sumber daya manusia, kekompakan tim,
kepatuhan perusahaan terhadap peraturan masyarakat ; (2) Segi kuantitatif adalah kinerja
perusahaan yang dapat diukur dengan menggunakan suatu analisis tertentu (dalam hal ini
analisis laporan keuangan) seperti kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
Tinggi rendahnya kinerja suatu perusahaan merupakan dasar pertimbangan guna pemilihan
tujuan investasi oleh para investor pada umumnya. Apabila kinerja suatu perusahaan baik
dapat dikatakan perusahaan tersebut telah menjalankan usahanya secara efektif dan efisien.
Mulyadi dan Setyawan (2005:353) tujuan utama dalam penilaian kinerja adalah untuk
memotivasi personel dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar
perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang
diinginkan oleh organisasi.”Sedangkan tujuan penilaian kinerja menurut Supriyono
(2006:385) adalah sebagai berikut: (1) Untuk menilai prestasi manajer divisi sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawab yang telah dibebankan kepadanya; (2) Untuk
mengidentifikasi penyebab selisih pelaksanaan dan rencana sesuai dengan ukuran prestasi
manajer divisi yang telah ditentukan; (3) Untuk menentukan besarnya kontribusi divisi
dalam pencapaian tujun organisasi secara keseluruhan; (4) Untuk membuat saran dan
keputusan tindakan perbaikan atas situasi yang diluar kendali; (5) Untuk memotivasi para
manajer divisi dalam meningkatkan prestasi.
Beberapa manfaat yang bisa diambil dari pengukuran kinerja keuangan perusahaan,
menurut Mulyadi (2009:353) manfaat dari pengukuran kinerja keuangan adalah sebagai
berikut: (1) Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian
personel secara maksimum; (2) Membantu pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
penghargaan personel, seperti: promosi, tranfer, dan pemberhentian; (3) Mengidentifikasi
kebutuhan pelatihan dan pengembangan personel dan untuk menyediakan kriteria seleksi
dan evaluasi program pelatihan personel; (4) Menyediakan suatu dasar untuk
mendistribusikan penghargaan.
Penilaian Kinerja Perusahaan
Kinerja keuangan perusahaan sangat ditentukan oleh kualitas kebijakan manajemen
yang diambil dalam upaya mencapai tujuan organisasi, sehingga untuk mengukur kinerja
keuangan perlu dilaksanakan analisa laporan keuangan, karena dalam laporan keuangan
segala hasil kebijakan manajemen terangkai dan terdokumentasi secara memadai dalam
bentuk informasi keuangan. Oleh karena itu, agar laporan keuangan mampu memberikan
informasi sebagaimana yang diinginkan oleh perusahaan, perlu dilakukan analisa dan
interpretasi atas data-data yang terangkum dalam laporan keuangan tersebut sebagai
langkah awal untuk memenuhi kebutuhan informasi tersebut. Kinerja keuangan perusahaan
dapat dilihat dari berbagai sisi tergantung pada tujuan dan sudut pandang penganalisa,
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 1 (2013)
7
karena hal ini akan menentukan jenis rasio dan ukuran lain yang akan digunakan dalam
menilai kinerja keuangn perusahaan. Seperti diketahui analisis rasio merupakan analisis
yang dipakai untuk menilai kinerja keuangan perusahaan. Penilaian dengan analisa rasio
didasarkan pada perbandingan kinerja keuangan perusahaan dalam beberapa periode (time
series analysis) untuk mengetahui prospek perusahaan dimasa depan, dan dapat juga
didasarkan perbaningan kinerja keuangan perusahaan lain yang sejenis (cross sectional
analysis) untuk mengetahui posisi perusahaan tersebut jika dibandingkan dengan
perusahaan sejenis.
Kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu gambaran mengenai kondisi
perusahaan yang meliputi posisi keuangan serta hasil-hasil yang telah dicapai oleh
perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan. Untuk mengetahui kinerja perusahaan
tersebut dilakukan analisis laporan keuangan dengan menggunakan rasio keuangan. Kinerja
keuangan dengan menggunakan rasio keuangan. Kinerja keuangan perusahaan adalah
prestasi atau kemampuan yang dimiliki perusahaan, terutama kemampuan untuk
menghasilkan laba. Kinerja dianalisis dengan mengukur efektivitas manajemen berdasarkan
hasil pengambilan yang dihasilkan dari penjualan dan investasi. Selanjut menurut Sjahrir
(2005:79) keuangan perusahaan yang baik harus didukung oleh pertumbuhan aktiva dan
modal yang masuk akan serta kenaikan penjualan, laba usaha, dan laba bersih yang
memadai.
Penelitian Terdahulu
Topik mengenai analisis laporan keuangan untuk menilai kinerja perusahaan pernah
diangkat sebagai judul skripsi oleh Arvianti (2005) dalam skripsinya yang berjudul “
Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Ukur Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Makanan
dan Minuman Yang Go Publik di Bursa Efek Surabaya tahun 2001-2003”. Hasil perhitungan
analisis rasio keuangan yang telah dilakukan terhadap empat perusahaan makanan dan
minuman yang go publik di Bursa Efek Surabaya, sebagai berikut: (1) Leverage ratio yang
diukur dengan debt ratio menunjukkan hasil rata-rata per tahun yang dimiliki PT Mayora
Indah lebih baik bila dibandingkan dengan tiga perusahaan lainnya; (2) Liquidity ratio PT
Mayora Indah lebih baik bila dibandingkan dengan tiga perusahaan lainnya; (3) Efficienty
ratio menunjukkan PT Aqua Golden Missisippi memiliki rata-rata rasio per tahun yang
paling tinggi bila dibandingkan dengan tiga perusahaan lainnya; (4) Profitability
menunjukkan PT Aqua Golden Missisippi menunjukkan rata-rata rasio pertahun yang
paling baik.
Rerangka Pemikiran
Kinerja keuangan perusahaan sangat ditentukan oleh kualitas kebijakan manajemen
yang diambil dalam upaya mencapai tujuan organisasi, sehingga untuk mengukur kinerja
keuangan perlu dilaksanakan analisis laporan keuangan, karena dalam laporan keuangan
segala hasil kebijakan manajemen terangkai dan terdokumentasi secara memadai dalam
bentuk informasi keuangan. Oleh karena itu, agar laporan keuangan mampu memberikan
informasi sebagaimana yang diinginkan oleh perusahaan, perlu dilakukan analisa dan
interpretasi atas data-data yang terangkum dalam laporan keuangan tersebut sebagai
langkah awal untuk memenuhi kebutuhan informasi tersebut. Disini peneliti menggunakan
analisis rasio keuangan untuk mengukur kinerja keuangan karena sesuai dengan judul yang
digunakan oleh peneliti karena rasio keuangan diarahkan pada pengevaluasian terhadap
aspek-aspek likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas. Dengan cara ini bisa
membantu pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan dalam
menganalisis perkembangan perusahaan serta dapat digunakan oleh manajer untuk
mengevaluasi hasil kinerja perusahaannya selama ini. Dengan analisis rasio keuangan akan
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 1 (2013)
8
dapat mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan dari kinerja perusahaan. Dengan cara
penerapan kebijakan keuangan sebelumnya, yang kemudian perlu melakukan perbaikan
atau penyempurnaan (revisi) pada kebijakan tersebut, sehingga pada akhirnya akan
meningkatkan kinerja perusahaan menjadi lebih baik.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (Obyek Penelitian)
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
dengan menggunakan studi deskriptif. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian
deskriptif, yaitu penelitian yang merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga
memberikan gambaran yang jelas melalui pengumpulan, menyusun dan menganalisis data
sehingga dapat diketahui gambaran umum instansi yang sedang diteliti. Penelitian deskriptif
memiliki tujuan untuk membuat deskripsi, gambaran, serta lukisan secara sistematis,
faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang
diselidiki. Objek yang diteliti PT International Nickel Corporation, Tbk dengan data
sekunder yang digunakan adalah dokumen-dokumen laporan keuangan perusahaan selama
tahun 2007-2011 yang meliputi neraca dan laporan laba rugi.
Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel adalah proses memilih sejumlah elemen secukupnya dari
populasi, sehingga terhadap sampel dan pemahaman tentang sifat atau karakteristiknya
akan dapat membuat kita menggeneralisasikan sifat atau karakteristik pada elemen
populasi. Alasan menggunakan satu perusahaan dalam penelitian ini karena pengambilan
sampel ini menggunakan teknik judgement sampling teknik ini dipilih karena disesuaikan
dengan tujuan atau masalah penelitian, hal yang sama juga diungkapkan oleh Sekaran
(2007:57) yang menyatakan bahwa: ”jugment sampling” adalah pengambilan sampel
berdasarkan pertimbangan tertentu melibatkan pemilihan subyek yang berada pada tempat
yang paling menguntungkan atau dalam posisi terbaik untuk memberikan informasi yang
diperlukan.
Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, merupakan
sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media
perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain) (Indriantoro dan Supomo, 2002:147). Data
sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam
arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan. Data sekunder dalam penelitian ini berupa
data laporan keuangan PT. International Nickel Corporation, Tbk yang bersumber dari Pojok
Bursa Efek Indonesia (BEI) STIESIA Surabaya tahun 2007 - 2011.
Di dalam penelitian ini data yang digunakan peneliti bersumber data
dokumenter, adalah jenis data penelitian yang antara lain berupa faktur, jurnal, surat-surat,
notulen hasil rapat, memo atau dalam bentuk laporan (Indriantoro dan Supomo, 2002:146).
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder karena data yang kami
butuhkan baik berupa sejarah, struktur organisasi, neraca maupun laporan L/R tahun 20072011 PT. International Nickel Corporation, Tbk ini merupakan data yang sudah ada pada
Bursa Efek Indonesia.
Metode pengumpulan data merupakan alat, cara atau teknik yang dapat digunakan
oleh peneliti untuk memperoleh data Adapun metodenya adalah: (1) Studi Pustaka, yaitu
suatu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari literatur
yang ada diperpustakaan dan semua bacaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 1 (2013)
9
Adapun data yang yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data laporan keuangan
serta penelitian terdahulu yang ada kaitannya dengan permasalahan yang digunakan dalam
penelitian ini; (2) Dokumentasi, yaitu cara pengumpulan data yang dibutuhkan yakni
berupa sejarah, struktur organisasi, neracra maupun laporan L/R tahun 2007-2011 pada PT.
International Nickel Corporation, Tbk menggunakan dokumen-dokumen yang sudah ada
pada Pojok Bursa Efek Indonesia (BEI) STIESIA Surabaya.
Definisi Variabel
1. Laporan keuangan adalah Laporan keuangan adalah dua daftar yang disusun oleh
akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan, keua daftar itu adalah neraca dan
laporan laba rugi
2. Kinerja keuangan adalah penilaian mengenai keadaan keuangan perusahaan. Yang
dimaksud kinerja keuangan perusahaan adalah tingkat prestasi yang dicapai oleh
perusahaan yang mencerminkan kondisi kesehatan keuangan dari hasil operasi dari
suatu perusahaan pada waktu tertentu.
Definisi Operasional
Adapun definisi operasional yang dipakai peneliti untuk pembahasan ada sebagai
berikut:
1. Laporan keuangan yang digunakan dalam analisis keuangan ini untuk menilai kinerja
keuangan perusahaan adalah neracra dan laporan laba rugi.
2. Kinerja keuangan, diukur dengan rasio keuangan, yaitu likuiditas, solvabilitas, aktivitas
dan profitabilitas.
Likuiditas Ratio
Likuiditas ratio adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban keuangannya dalam waktu jangka pendek.
Rasio likuiditas terdiri dari:
1) Current Ratio
Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar dapat menutupi kewajiban-kewajiban
lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar semakin tinggi
kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Current ratio dihitung
dengan menggunakan rumus:
Current Ratio
Aktiva Lancar
Hutang Lancar
2) Quick ratio
Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi
hutang lancarnya. Semakin besar rasio ini maka semakin baik. Quick ratio dihitung
dengan menggunakan rumus:
Quick Ratio
Aktiva Lancar Persediaan
Hutang Lancar
Solvabilitas ratio
Adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
semua kewajiban keuangannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Rasio
solvabilitas terdiri atas:
1) Debt to Assets Rasio
Rasio ini menggambarkan sejauh mana pemilik modal dapat menutupi hutang-hutang
kepada pihak luar. Yang dimaksud hutang adalah hutang jangka jangka pendek dan
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 1 (2013)
10
hutang jangka panjang. Semakin tinggi rasio ini semakin besar jumlah modal pinjaman
yang digunakan didalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Debt to Assets
Rasio dihitung dengan menggunakan rumus:
Debt to Assets Ratio
Total Hutang
Total Aktiva
2) Debt to Equity Ratio
Debt to equity ratio adalah bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan
jaminan untuk keseluruhan hutang. Debt to equity Ratio dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
Debt to Equity Ratio
Total Hutang
Total Modal Sendiri
Rasio Aktivitas
Adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan dalam
memanfaatkan sumber daya yang ada. Rasio aktivitas terdiri dari:
1) Fixed Assets Turnover
Rasio ini menunjukkan bagaimana perusahaan menggunakan aktiva tetapnya seperti:
gedung, kendaraan, mesin-mesin dan perlengkapan kantor. Fixed assets turnover
dihitung dengan menggunakan rumus:
Fixed AssetsTurn Over
Penjualan
Aktiva Tetap
2) Total Assets Turnover
Rasio ini menunjukkan bagaimana efektivitas perusahaan menggunakan keseluruhan
aktiva untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan laba. Semakin cepat perputaran
aktiva maka akan semakin baik bagi perusahaan. Total assets turnover dapat dihitung
dengan menggunakan rumus:
Total Assets Turn Over
Penjualan
Total Aktiva
Rasio Profitabilitas
Adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan dengan menggunakan modal yang tertanam didalamnya. Rasio profitabilitas
terdiri dari:
1) Return on Assets (ROA)
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang
digunakan. Return on assets (ROA) dihitung dengan menggunakan rumus:
Return On Assets (ROA)
Laba Setelah Pajak
Total Aktiva
2) Return on Equity (ROE)
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia pemegang
saham perusahaan. Return on Equity (ROE) dihitung dengan menggunakan rumus:
Return On Equity (ROE)
Laba Bersih
Modal Sendiri
3) Net Profit Margin
Rasio ini untuk membandingkan antara keuntungan sesudah pajak dengan penjualan,
sehingga dari perhitungan ini dapat diketahui berapa keuntungan per rupiah penjualan.
Semakin tinggi rasio ini, semakin baik operasi suatu perusahaan. Net profit margin dapat
dihitung dengan menggunakan rumus:
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 1 (2013)
11
Net Profit Margin
Laba Bersih
Penjualan
Teknik Analisis Data
Didalam pembahasan ini, data yang sudah diperoleh dihubungkan dengan data-data
lainnya lalu diolah dan disusun secara sistematis, kemudian dibandingkan dengan teoriteori yang telah penulis pelajari sehingga dapat ditarik kesimpulan dalam menyelesaikan
permasalahan yang diteliti. Sesuai dengan landasan teori yang penulis kemukakan maka
teknik analisa yang penulis gunakan untuk pembahasan ini adalah analisis deskriptif
pendekatan kualitatif. Analisis deskriptif pendekatan kualitatif adalah pelaksanaan analisis
data dimana penulis tidak menggunakan unsur-unsur bilangan, tetapi dilakukan dengan
mengemukakan uraian-uraian serta penjelasan. Metode analisis secara kualitatif ini
bertujuan membandingkan antara data yang diperoleh dari penelitian dengan dasar-dasar
teori yang ada. Selanjutnya dari hasil analisis tersebut ditarik suatu kesimpulan dan sebagai
langkah perbaikan diberi saran yang sekiranya dapat dilakukan dan bermanfaat bagi
perusahaan. Adapun teknik analisis kualitatif yang akan dilakukan yaitu :
1. Menghitung rasio keuangan PT. International Nickel Corporation, Tbk selama periode
2007-2011 yang meliputi rasio likuiditas (current ratio, quick ratio), rasio solvabilitas (debt to
total assets ratio, debt to equity ratio), rasio aktivitas (total assets turnover, fixed assets turnover)
dan rasio profitabilitas (NPM, ROI dan ROE).
2. Menganalisa hasil perhitungan rasio keuangan PT. International Nickel Corporation, Tbk
selama periode 2007-2011.
3. Menyimpulkan hasil perhitungan rasio keuangan PT. International Nickel Corporation,
Tbk.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Gambaran Obyek Penelitian
PT Vale Indonesia Tbk, sebelumnya PT International Nickel Indonesia Tbk
(Perseroan) didirikan pada tanggal 25 Juli 1968 dengan akta No. 49 tanggal 25 Juli 1968, yang
dibuat dihadapan Eliza Pondaag, notaris publi di Jakarta. Anggaran dasar perseroan
disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.
J.A.5/59/18 tanggal 26 JUli 1968 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia
No. 62 tanggal 2 Agustus 1968, Tambahan No. 93. Anggaran Dasar Perseroan telah beberapa
kali mengalami perubahan dengan yang terakhir diubah dengan akta No. 75 tanggal 27
September 2011 yang dibuat dihadapan Poerbaningsih Adi Warsito S.H., notaris di Jakarta
tentang perubahan Anggaran Dasar Perseroan yang telah disetujui dalam Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada tanggal 27 September 2011. Perubahan ini telah
memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
sesuai dengan Surat Keputusan No. AHU-48198.AH.01.02 Tahun 2011 tanggal 4 Oktober
2011. Sekitar 58,73% saham Perseroan dimiliki oleh Vale Canada Limited, sekitar 20,49% oleh
masyarakat melalui Bursa Efek Indonesia, dan sekitar 20,09% oleh SumitomoMetal Mining
Co., Ltd. Pada tanggal 27 September 2011, Perseroan menyelenggarakan RUPSLB yang
menyetujui perubahan Anggaran Dasar Perseroan untuk mengubah nama Perseroan dari PT
International Nickel Indonesia Tbk menjadi PT Vale Indonesia Tbk. Selain dari persetujuan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagaimana tersebut dalamn paragraph 1 di atas,
perubahan namaini juga telah memperoleh persetujuan dari Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral (KESDM), Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara sesuai dengan
suratnya No. 3752/87/DJB/2011 tanggal 1 Nopember 2011 dan persetujuan dari Badan
Koordinasi Penanaman Modal sesuai dengan suratnya No. 3022/A.8/2011 tanggal 1
Desember 2011.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 1 (2013)
12
Pembahasan
Dari hasil analisis tersebut diatas dengan menggunakan rasio keuangan yang terdiri
dari likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas maka dapat dinilai kinerja keuangan
yang ada pada PT. International Nickel Indonesia, Tbk pada kurun waktu 2007–2011 secara
keseluruhan sebagai berikut:
Tabel 1.
Kondisi Keuangan PT. International Nickel Indonesia,Tbk
Keterangan
2007
1. Likuiditas
CR
QR
2. Solvabilitas
DER
Debt Ratio
3. Aktivitas
FATO
TATO
4. Profitabilitas
ROI
ROE
NPM
2008
Tahun
2009
2010
2011
Rata-rata
Rasio PT.
vale
Time
series
Kondisi
402,03%
338,96%
512,87%
318.10%
497,56%
249.21%
683,56%
524.07%
540,24%
374.01%
527,25%
360,87%
200%
100%
Likuid
Likuid
68,28%
40,57%
271,05%
74,43%
355,76%
77,81%
387,14%
79,28%
427,76%
80,82%
302%
70,58%
100%
50%
Il Solvabel
Il Solvabel
4,43x
0,29x
13,87x
2,14x
10,55x
0,98x
15,45x
0,89x
23,82x
0,89x
13,62x
1,04x
2x
2x
Efisien
Tidak Efisien
27,86%
46,88%
94,76%
12,20%
44,76%
5,70%
7,32%
33,49%
7,46%
8,80%
42,99%
9,88%
9,22%
48,80%
10,32%
13,08%
43,38%
25,62%
5%
20%
5%
Efisien
Efisien
Efisien
Sumber: PT. International Nickel Indonesia, Tbk (Diolah)
Dari tabel perhitungan tersebut diatas, maka kondisi keuangan PT. International
Nickel Indonesia, Tbk sebagai berikut:
1. Kondisi Keuangan dilihat dari rasio likuiditas
a. Current Ratio
Secara keseluruhan rata-rata current ratio PT. International Nickel Indonesia, Tbk dari
tahun 2007–2011 sebesar 527,25%. Dengan demikian current ratio PT. International
Nickel Indonesia, Tbk dikatakan Likuid karena diatas rata-rata angka time series.
b. Quick rasio
Secara keseluruhan rata-rata quick ratio PT. International Nickel Indonesia, Tbk dari
tahun 2007–2011 sebesar 360,87%. Dengan demikian quick ratio PT. International
Nickel Indonesia, Tbk dikatakan Likuid karena diatas rata-rata angka time series.
2. Kondisi Keuangan dilihat dari rasio solvabilitas
a. Debt equity ratio (DER)
Secara keseluruhan rata-rata DER PT. International Nickel Indonesia, Tbk dari tahun
2007–2011 sebesar 302%. Dengan demikian DER PT. International Nickel Indonesia,
Tbk dikatakan tidak solvabel karena di atas angka time series.
b. Debt rasio
Secara keseluruhan rata-rata Debt Ratio PT. International Nickel Indonesia, Tbk dari
tahun 2007–2011 sebesar 70,582%. Dengan demikian Debt rasio PT. International
Nickel Indonesia, Tbk dikatakan tidak solvabel karena di atas angka time series.
3. Kondisi Keuangan dilihat dari rasio aktivitas
a. Fixed Assets Turnover (FATO)
Secara keseluruhan rata-rata Fixed Assets Turnover (FATO) PT. International Nickel
Indonesia, Tbk dari tahun 2007–2011 sebesar 13,62x Dengan demikian Fixed Assets
Turnover (FATO) PT. International Nickel Indonesia, Tbk dikatakan tidak efisien
karena di bawah angka time series.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 1 (2013)
13
b. Total Assets Turnover (TATO)
Secara keseluruhan rata-rata Total Assets Turnover (TATO) PT. International Nickel
Indonesia, Tbk dari tahun 2007–2011 sebesar 1,04x Dengan demikian Total Assets
Turnover (TATO) PT. International Nickel Indonesia, Tbk dikatakan tidak efisien
karena di bawah rata-rata angka time series.
4. Kondisi Keuangan dilihat dari rasio profitabilitas
a. Net Profit Margin (NPM)
Secara keseluruhan rata-rata Net Profit Margin (NPM) PT. International Nickel
Indonesia, Tbk dari tahun 2007–2011 sebesar 25,62%. Dengan demikian Net Profit
Margin (NPM) PT. International Nickel Indonesia, Tbk dikatakan efisien karena di atas
angka time series. Tingkat keuntungan yang diperoleh
PT. International Nickel
Indonesia, Tbk dari pendapatan dalam jumlah besar. Setiap tahun pendapatannya
cenderung mengalami peningkatan.
b. Return on Investment (ROI)
Secara keseluruhan rata-rata Return on Investment (ROI) PT. International Nickel
Indonesia, Tbk dari tahun 2007–2011 sebesar 13%. Dengan demikian Return on
Investment (ROI) PT. International Nickel Indonesia, Tbk dikatakan efisien karena di
atas angka time series.
c. Return on Equity (ROE)
Secara keseluruhan rata-rata Return on Equity (ROE) PT. International Nickel
Indonesia, Tbk dari tahun 2007–2011 sebesar 43,38%,. Dengan demikian Return on
Equity (ROE) PT. International Nickel Indonesia, Tbk dikatakan efisien karena di atas
angka time series.
Dengan demikian dapat disimpulkan kinerja keuangan PT. International Nickel
Indonesia, Tbk dilihat dari analisis keuangan dilihat dari rasio profitabilitas dikatakan
memiliki kinerja yang baik dimana, pihak manajemen dapat mengoptimalkan sumber dana
yang ada untuk menciptakan laba yang diharapkan karena semakin tinggi “earning power”
semakin efisien perputaran modal dan atau semakin tinggi profit margin yang diperoleh oleh
perusahaan, dan implikasinya akan meningkatkan nilai perusahaan.Laba yang dicapai oleh
perusahaan merupakan salah satu tujuan pokok perusahaan dan sebagai tolak ukur yang
dipakai manajer, pemegang saham, dan kreditor dalam memprediksi kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba yang akan datang dan dapat mengevaluasi secara
lebih baik tentang peluang untuk bisa memperoleh kembali pembayaran atas investasi.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Dari hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut:
Dari hasil perhitungan dan analisis di atas dengan menggunakan analisis rasio keuangan,
maka dapat diketahui modal kerja yang ada pada PT. International Nickel Indonesia, Tbk
pada kurun waktu 2007-2011 dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Penilaian kinerja terhadap rasio likuiditas; (a) Current Rasio; secara keseluruhan ratarata current rasio PT. International Nickel Indonesia, Tbk dari tahun 2007–2011
dikatakan likuid dan (b) Quick rasio; secara keseluruhan rata-rata quick rasio PT.
International Nickel Indonesia, Tbk dari tahun 2007–2011 dikatakan Likuid
2. Penilaian kinerja terhadap rasio solvabilitas; (a) Debt equity ratio (DER). Secara
keseluruhan rata-rata DER PT. International Nickel Indonesia, Tbk dari tahun 2007–2011
dikatakan il solvable, (b) Debt rasio. Secara keseluruhan rata-rata Debt Ratio PT.
International Nickel Indonesia, Tbk dari tahun 2007–2011 dikatakan ilsolvabel.
3. Penilaian kinerja terhadap rasio aktivitas; (a) Fixed Assets Turnover (FATO). Secara
keseluruhan rata-rata Fixed Assets Turnover (FATO) PT. International Nickel Indonesia,
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 1 (2013)
14
4.
Tbk dari tahun 2007–2011 dikatakan tidak efisien; (b) Total Assets Turnover (TATO).
Secara keseluruhan rata-rata Total Assets Turnover (TATO) PT. International Nickel
Indonesia, Tbk dari tahun 2007–2011 dikatakan tidak efisien.
Penilaian kinerja terhadap rasio profitabilitas; (a) Net Profit Margin (NPM). Secara
keseluruhan rata-rata Net Profit Margin (NPM) PT. International Nickel Indonesia, Tbk
dari tahun 2007–2011 dikatakan efisien, (b) Return on Investment (ROI). Secara
keseluruhan rata-rata Return on Investment (ROI) PT. International Nickel Indonesia,
Tbk dari tahun 2007–2011. Dinamika Energitama Nusantara dikatakan tidak efisien, (c)
Return on Equity (ROE). Secara keseluruhan rata-rata Return on Equity (ROE) PT.
International Nickel Indonesia, Tbk dari tahun 2007–2011 dikatakan efisien.
Saran
Melalui penelitian ini, saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut: (1) PT. International Nickel Indonesia, Tbk hendaknya mempertahankan
kemampuannya dalam menghasilkan laba dengan jalan meminimumkan beban operasinal
perusahaan; (2) PT. International Nickel Indonesia, Tbk, hendaknya dapat mengelola aktiva
lancar dengan lebih baik lagi untuk dapat menghasilkan penjualan yang lebih baik serta
dapat memberikan tingkat keuntungan yang lebih besar untuk tahun-tahun selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arvianti, O. 2005. Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Ukur Untuk Menilai Kinerja
Perusahaan Makanan dan Minuman yang Go Publik di Bursa Efek Surabaya.
Skripsi. Fakultas Ekonomi. Universitas 17 Agustus 1945. Surabaya.
Bactiar, A. dan Nurwahyu. 2008. Manajemen Keuangan Teori, dan Aplikasi. BPFE Yogyakarta.
Baridwan, Z. 2008. Intermediate Accounting, Edisi Delapan. BPFE. Yogyakarta.
Darsono dan Ashari. 2010. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Penerbit Andi.
Yogyakarta.
Hanafi, M. dan A. Halim. 2007. Manajemen Keuangan, Edisi Satu, UPP Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN, Yogyakarta.
Harahap, S.S. 2011. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
__________. 2008. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Indriantoro, N dan B. Supomo. 2006. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi &
Manajemen. Edisi Pertama. Cetakan Ketiga. Penerbit BPFE-UGM. Yogyakarta.
Kasmir. 2008. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Mahsun, M. 2009. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. BPFE.
Yogyakarta:
Mulyadi. 2009. Balanced Scorecard: Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipat Ganda Kinerja
Keuangan Perusahaan. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Jakarta: Salemba Empat.
Mulyadi dan J. Setyawan. 2005. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen: Sistem
Pelipatgandaan Kinerja Perusahaan. Edisi Pertama. Yogyakarta: Aditya Media.
Munawir. S. 2007. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Cetakan Ketiga Belas, Penerbit
Liberty, Yogyakarta.
Prastowo, D. 2006. Analisis Laporan Keuangan (Konsep dan Aplikasi), Edisi Kedua, UPP-AMP
YKPN, Yogyakarta.
Prastowo, D. dan R. Juliaty. 2005. Analisis Laporan Keuangan (Konsep dan Aplikasi). Edisi
kedua. Cetakan pertama. UPP. AMP. YKPN. Yogyakarta:
Sekaran, U. 2007. Research Methods For Business: Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Penerbit
Salemba Empat. Jakarta.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 1 (2013)
15
Sjahrir. 2005. Manajemen Keuangan. Edisi Kesatu. Cetakan Keempat. BPFE. Yogyakarta.
Sugiri. 2004. Manajemen Keuangan. BPFE. Yogyakarta.
Supriyono. 2006. Manajemen Biaya: Suatu Reformasi Pengelolaan Bisnis. Edisi Pertama. Buku
Satu. BPFE. Yogyakarta.
Download