Fikri Al Abqori/ NIM : 091111041 ; Tri Febrianto Pamungkas/ NIM : 091111056 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Yang di maksud dengan proyek (Azwaruddin,2008) adalah suatu usaha Proyek Konstruksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dibatasi oleh waktu dan suber daya yang terbatas. Sehingga pengertian proyek konstruksi adalah suatu upaya untuk mencapai suatu hasil dalam bentuk bangunan atau infrastruktur. Sedangkan proyek konstruksi (Soetrisno,1985) adalah setiap usaha yang direncanakan sebelumnya yang memerlukan sejumlah pembiayaan serta penggunaan masukan lain yang ditujukan untuk mencapai tujuan tertentu dan dilaksanakan dalam waktu tertentu pula. Menurut lewis (2005), proyek adalah suatu usaha yang dilakukan secara bertanggung jawab untuk menghsilkan suatu produk, jasa, atau suatu hasil tertentu. Proyek konstruksi (Gould, 2002) dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk mendirikan suatu bangunan yang membutuhkan sumber daya, baik bbiaya, tenaga kerja, material dan peralata. Proyek konstruksi dilakukan secara detail dan tidak dilakukan berulang. Jadi, proyek konstruksi adalah suatu kegiatan yang mana dalam kegiatannya di batasi oleh waktu dan sumber daya tertentu untuk mencapai tujuan tertentu yang mana kegiatannya selalu berulang sampai tujuan tersebut tercapai. 2.2. Siklus Proyek Siklus proyek menggambarkan urutan langkah-langkah sejak proses awal hingga proses berakhirnya proyek. Dibawah ini di jelaskan siklus proyek konstruksi : 1. Tahap Konseptual Gagasan Tahap ini terdiri atas kegiatan, perumusan gagasaan, kerangka acuan, studi kelayakan awal, indikasi awal, dimensi dan jadwal proyek Tugas Akhir D3 Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung 2012 9 Fikri Al Abqori/ NIM : 091111041 ; Tri Febrianto Pamungkas/ NIM : 091111056 2. Tahap Studi Kelayakan Studi kelayakan dengan tujuan, mendapatkan keputusan tentang kelanjutan investasi pada proyek yang akan dilakukan. Informasi dan data dalam implementassi perencanaan proyek lebih lengkap dari langkah di atas, sehingga penentuan dimensi dan biaya proyek lebih akurat lagi dengan tinjauan terhadap aspek sosial, budaya, ekonomi, finansial, legal, teknis dan administrative yang komprehensif. 3. Tahap Detail Desain Tahapan ini terdiri atas kegiatan, pendalaman berbagai aspek persoalan, design engineering dan pengembangan, pembuatan jadwal induk dan anggaran serta menentukan perencanaan-perencanaan sumber daya, pembelian dini, penyiapan perangkat dan penentuan peserta proyek dengan program lelang. Tujuan tahap ini adalah menetapkan dokumen perencanaan lengkap dan terperinci, secara teknis dan administratif, untuk memudahkan pencapaian sasaran dan tujuan proyek. Pihak yang terlibat dalam tahapan ini adalah Perencana konstruksi yaitu yang memberikan layanan jasa perencanaaan dalam konstruksi yang meliputi rangkaian kegiatan atau bagian-bagian dari kegiatan mulai dari studi pengembangan sampai dengan penyusunan dokumen kontrak kerja konstruksi, ini umumnya disebut Konsultan Perencana. 4. Tahap Pengadaan Tahapan ini adalah memilih kontraktorpelaksana dengan menyertakan dokumen perencanaan, aturan teknis dan administrasi yang lengkap, produk tahapan detail desain. Dari proses ini diperoleh penawaran yang kompetitif dari kontraktor dengan tingkat akuntabilitas dan transparansi yang baik. 5. Tahap Implementasi Tahap ini terdiri atas kegiatan, design engineering yang rinci, pembuatan spesifikasi dan criteria, pembelian peralatan dan material, fabrikasi dan konstruksi, inspeksi mutu, uji coba, start-up, demobilisasi Tugas Akhir D3 Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung 2012 10 Fikri Al Abqori/ NIM : 091111041 ; Tri Febrianto Pamungkas/ NIM : 091111056 dan laporan penutup proyek. Tujuan akhir proyek adalah mendapatkan kinerja biaya, mutu, waktu dan keselamatan kerja paling maksimal, dengan melakukan proses perencanaan, penjadwalan, pelaksanaan dan pengendalian yang lebih cermat serta terperinci dari proses sebelumnya. Ada tahap ini kontraktor memiliki peran dominan dengan tujan akhir sasaran proyek tercapai dan mendapatkan keuntungan maksimal. Peran pemilik proyek pada tahapan ini dilakukan oleh agen pemilik sebagai konsultan pengawas pelaksanaan, dengan tujuan mereduksi segala macam penyimpangan serta melakukan tindakan koreksi yang diperlukan. Pihak yang terlibat dalam proses ini adalah : Pelaksana konstruksi yaitu yang memberikan layanan jasa pelaksanaan dalam pekerjaan konstruksi yang meliputi rangkaian kegiatan atau bagian-bagian dari kegiatan mulai dari penyiapan lapangan sampai dengan penyerahan akhir hasil pekerjaan konstruksi, yang umumnya disebut Kontraktor Konstruksi. Pengawasan konstruksi yaitu kegiatan yang memberikan layanan jasa pengawasan baik sebagian atau keseluruhan pekerjaan pelaksanaan konstruksi mulai dari penyiapan lapangan sampai dengan penyerahan akhir konstruksi, ini biasa disebut Konsultan Pengawas. 6. Tahap Operasi dan Pemeliharaan Tahap ini terdiri atas kegiatan operasi rutin dan pengamatan prestasi akhir proyek serta pemeliharaan fasilitas bangunan yang dapat digunakan untuk kepentingan sosial dan ekonomi masyarakat. Biaya yang dikeluarkan pada tahap ini bersifat rutin dan nilainya cendurung menurun dan pada tahap ini adanya pemasukan dan dari operasional proyek. Tugas Akhir D3 Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung 2012 11 Fikri Al Abqori/ NIM : 091111041 ; Tri Febrianto Pamungkas/ NIM : 091111056 2.3. Dokumen Tender Dokumen tender adalah seperangkat dokumen yg berisikan informasi dan petunjuk tentang ketentuan / peraturan dalam penyelenggaran pelelangan supaya para pihak yg terkait saling mengetahui, memahami dan mematuhi pelaksanaan pelelangan dengan baik, serta mengetahui hak / kewajiban dalam pelaksanaan kontrak. Dokumen tender berfungsi sebagai dasar hukum yg mengikat para pihak dalam rangka pelelangan (antara penyedia barang/jasa dan pengguna barang/jasa sepakat sewaktu pemberian penjelasan dokumen lelang). telah Isi dari dokumen lelang terdiri dari : RAB RKS Gambar Kerja Penjadwalan Proyek 2.3.1 Rencana Anggaran Biaya (RAB) Rencana anggaran biaya suatu bangunan atau proyek adalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan, upah tenaga kerja, serta biaya-biaya lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan bangunan atau proyek. Anggaran biaya merupakan harga dari bahan bangunan yang di hitung dengan teliti, cermat dan memenuhi syarat. Anggaran biaya pada bangunan yang sama akan berbea-beda di masingmasing daerah, disebabkan karena perbedaan harga bahan bangunan dan upah tenaga kerja. Dalam menyusun anggaran biaya dapat dilakukan dengan 2 ( dua ) cara, yaitu : 1. Angka Biaya Kasar Sebagai pedoman dalam menyusun anggaran biaya kasar digunakan harga satuan tiap meter persegi (m2) luas lantai. Anggaran kasar dipakai sebagai pedoman terhaadap anggaran biaya yang dihitung secara teliti. Walaupun namanya anggaran biaya kasar, namun harga satun tiam m2 Tugas Akhir D3 Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung 2012 12 Fikri Al Abqori/ NIM : 091111041 ; Tri Febrianto Pamungkas/ NIM : 091111056 luas lantai tidak terlal jauh berbeda dengan biaya yang dihitung secara teliti. 2. Angka Biaya Teliti Anggaran biaya teliti adalan anggaran biaya bangunan atau proyek yang dihitung dengan teliti dan cermat sesuai dengan ketentuan dan syarat- syarat penyusunan anggaran biaya. Pada anggaran biaya kasar sebagaimana diuraikan terdahulu, harga satuan dihitung berdasarkan harga taksiran setiap luas lantai m2. Taksiran tersebut haruslah berdasarkan harga yang wajar dan tidak terlalu jauh berbeda dengan harga yang dihitung secara teliti. Perhitungan anggaran terperinci dilakukan dengan cara menghitung volume dan harga-harga dari seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan, agar nilai bangunan dapat dipertanggung jawabkan secara benar dan optimal. Cara perhitungan yang benar adalah dengan menyusun semua komponen pekerjaan mulai dari tahapan awal pembangunan (pekerjaan persiapan) sampai dngan tahapan penelesaian pekerjaan (pekerjaan finishing). Perhitungan anggaran biaya pada umumna dibuat berdasarkan 5 (lima) hal pokok, yaitu: 1. Taksiran biaya bahan-bahan. Harga bahan-bahan yang dipakai biasanya harga bahan-bahan di tempat pekerjaan, jadi sudah termasuk biaya transportasi atau angkutan, biaya bongkar muat. 2. Taksiran biaya ekerja. Biaya pekerja sangan dipengaruhi oleh: panjangnya jam kerja, keadaan tempat pekerjaan, keterampilan dan keahlian pekerja yang bersangkutan terutama dalam hal upah pekerja. 3. Taksiran biaya peralatan. Biaya peralatan yang diperlukan untuk satu jenis konstruksi haruslah termasuk didalamnya biaya pembuatan bangunan-bangunan sementara (bedeng), mesin-mesin dan alat-alat tangan (tools). Tugas Akhir D3 Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung 2012 13 Fikri Al Abqori/ NIM : 091111041 ; Tri Febrianto Pamungkas/ NIM : 091111056 4. Taksiran biaya tak terduga atau overhead cost. Biaya tak terduga biasanya dibagi menjadi dua jenis, yaitu; biaya tak terduga umum dan biaya tak terduga proyek. 5. Taksiran keuntungan atau profit. Biata keuntungan untuk pemborong atau kontraktor dinyatakan dalam presentase dari jumlah biaya total yang berkisar 8-15 %. Sebelum menyusun Rencana Anggaran Biaya penting untuk menyusun hal-hal berikut: 1. WBS (Work Breakdown Structure) WBS adalah suatu metode pengorganisaian proyek menjadi struktur pelaporan hierarakis. WBS digunakan untuk melakukan Breakdown atau memecahkan tiap proses pekerjaan menjadi lebih detail. Hal ini dimaksudkan agar proses perencanaan proyek memiliki tingkat yang lebih baik. WBS disusun bedasarkan dasar pembelajaran seluruh dokumen proyek yang meliputi kontrak, gambar-gambar, dan spesifikasi. Proyek kemudian diuraikan menjadi bagian-bagian dengan mengikuti pola struktur dan hirarki tertentu menjadi item-item pekerjaan yang cukup terperinci. WBS juga memudahkan penjadwalan dan pengendalian karena merupakan elemen perencanaan yang terdiri atas kerangka-kerangka seperti di bawah ini: Kerangka penjabaran program Kerangka perencanaan detail Kerangka pembiayaan Kerangka penjadwalan Kerangka cara pelaporan Kerangka penyusunan organisasi Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan WBS secara umum disusun berdasarkan klasifikasi sebagai berikut: Pembagian berdasarkan area/lokasi yang berbeda. Pembagian kategori yang berbeda untuk tenaga kerja, peralatan dan material Tugas Akhir D3 Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung 2012 14 Fikri Al Abqori/ NIM : 091111041 ; Tri Febrianto Pamungkas/ NIM : 091111056 Pembagian subdivisi pekerjaan berdasarkan spesifiasi pekerjaan Pembagian pihak, seperti kontraktor utama, sub-kontraktor dan pemasok. Manfaat Work Breakdown Structure (WBS) 1. Mengurangi kompleksitas 2. Fasilitas penjadwalan dan pengendalian 3. Estimasi Biaya (Cost Estimation) 4. Penyusunan anggaran (Cost Budgeting) 5. Perencanaan manajemen Risiko (Risk Management Planning) 6. Identifikasi aktivitas(Activity Definition) 2. AHS (Analisa Harga Satuan) Analisa harga satuan dilakukan dengan cara pengumpulan data sebagai berikut: a. Analisa Harga Satuan Bahan / Material Berisi seluruh jenis material yang akan digunakan dalam proyek b. Analisa Harga Satuan Upah Analisa upah suatu pekerjaan ialah menghitung banyaknya tenaga yang diperlukan, serta besarnya biaya yang dibutuhkan untuk pekerjaan tersebut. Analisa upah berisi tentang data upah pekerja yang berlaku di daerah lokasi proyek dan atau upah pekerja jika pekerja didatangkan dari luar daerah lokasi proyek. Besarnya upah sangat tergantung dari lokasi proyek, dimana standar penggajiannya didasarkan pada Upah Minimum Regional/Provinsi (UMR/P) daerah tersebut. c. Analisa Harga Satuan Alat Analisa harga satuan alat berisi data alat termasuk data penyewaan alat berat bila digunakan. Alat terdiri dari alat berat dan alat pertukangan. Hal yang harus dipertimbangkan dalam penyewaan alat adalah waktu dan depresiasi. Dalam tugas akhir ini tidak di perhitungkan alat berat. Tugas Akhir D3 Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung 2012 15 Fikri Al Abqori/ NIM : 091111041 ; Tri Febrianto Pamungkas/ NIM : 091111056 2.3.2. RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) Spesifikasi ada 2 macam yaitu spesifikasi administrasi dan spesifikasi teknis. Spesifikasi administrasi memuat syarat- syarat administratif suatu pekerjaan bangunan yang meliputi tata cara dan administrasi pelelangan pekerjaan, sifat pelelangan, pengajuan penawaran, kelengkapan surat penawaran, proses dan evaluasi penawaran, jaminan jaminan penawaran, ruang lingkup pekerjaan, waktu pelaksanaan pekerjaan, tata cara pembayaran. Berkas yang harus disiapkan dalam proses pembangunan adalah Spesifikasi Teknis yang menjadi pedoman tertulis setelah kelengkapan gambar bangunan. Spesifikasi Teknis adalah persyaratan teknis pelaksanaan pekerjaan baik menyangkut metode konstruksi yang harus dilaksanakan mengingat berbagai keadaan pelaksanaan di lokasi pekerjaan, dan juga bisa juga berarti persyaratan bahan bangunan yang akan dipakai dalam bangunan tersebut. Adapun proses untuk penggunaaan bahan tersebut memerlukan acuan standar yang disyaratkan oleh produsen bahan untuk dapat mencapai kualitas hasil yang diharapkan. Spesifikasi teknis pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana juga harus sesuai dan memenuhi persyaratan –persyaratan teknis yang berlaku baik itu merupakan standarstandar yang berlaku di Indonesia maupun bisa mengadopsi peraturanperaturan standar lain yang dipergunakan untuk memenuhi persyaratan kelayakan bangunan yang di buat.Adapun ketentuan-ketentuan, peraturan dan standar ini antara lain : Peraturan Bahan Bangunan Indonesia ( PUBI ) Peraturan Umum Instalasi Listrik ( PUIL ) Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia Peraturan Beton Indonesia Peraturan Bangunan Baja Indonesia Standar-satandar yang berlaku untuk bahan bangunan ( SNI ) Dan lain-lain Tugas Akhir D3 Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung 2012 16 Fikri Al Abqori/ NIM : 091111041 ; Tri Febrianto Pamungkas/ NIM : 091111056 Produk spesifikasi teknis ini dibuat oleh panitia pengadaan berdasar jenis pekerjaan yang akan dilelangkan atau oleh Konsultan Tidak mengarah pada merk/ produk tertentu, tidak tertutup kemungkinan digunakannya produksi dalam negeri. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional ( Perencana dengan ketentuan: SNI) Metode pelaksanaan harus logis, realistis dan dapat dilaksanakan. Jadwal waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metode pelaksanaan. Harus mencantumkan jenis,kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan. Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk. Harus mencantumkan kinerja produk ( output performance) yang diinginkan Harus mencantumkan tatacara pengukuran dan tatacara pembayaran. Spesifikasi teknis pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh pihak Pelaksana Bangunan harus mengikuti peraturan yang berlaku untuk jenis konstruksi maupun penggunaan bahan-bahan yang menenuhi standar ( SNI ) harus dicantumkan secara lengkap. Uraian spesifikasi teknis ini menjelaskan antara lain : Ruang lingkup pekerjaan berisi uraian tentang ruang lingkup item pekerjaan Pelaksanaan Pekerjaan berisi tentang persyaratan bahan yang dipergunakan sesuai dengan ruang lingkup pekerjaan , termasuk jenis peralatan yang dipergunakan serta metode pelaksanaan pekerjaan sampai pengujian hasil pekerjaan yang menunjukan kinerja hasil dan dapat dibuktikan dengan hasil uji laboratorium. Tugas Akhir D3 Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung 2012 17 Fikri Al Abqori/ NIM : 091111041 ; Tri Febrianto Pamungkas/ NIM : 091111056 Tatacara pengukuran hasil kerja ini berisi tentang cara pengukuran hasil pekerjaan sampai pada bobot mana pekerjaan itu dapat diakui bahwa bobot pekerjaan tersebuit telah mencapai prestasi sebagian yang diakui sebagi prestasi pekerjaan atau sampai telah selesai tuntas. Dasar Pembayaran berisi tentang proses pembayaran kemajuan fisik pekerjaan ini dinilai atas prestasi yang telah dicapai, dihitung proporsional terhadap jumlah yang diperhitungkan dan harga satuan yang tercantum dalam kontrak. Uraian mata pembayaran berisi sistem satuan untuk item pekerjaan . Galian tanah ……………………………………………………m3 Galian tanah bored pile diameter 30 cm ……………………… m1 Urutan-urutan pekerjaan dalam spesifikasi ini adalah sebagai berikut : 1. Pekerjaan Persiapan Pekerjaan Persiapan terdiri dari antara lain pekerjaan-pekerjaan pembersihan, penyediaan kantor lapangan, pengukuran/bouwplank,mobilisasi dan demobilisasi, pengurusan ijin mendirikan bangunan ( IMB) , papan nama proyek, persyaratan pengerahan alat, pengangkutan material,pagar lapangan, pembuangan puing, perlengkapan peralatan keselamatan, kesehatan kerja. 2. Pekerjaan Sub Struktur Pekerjaan Sub Struktur ini terdiri dari antara lain pekerjaan-pekerjaan galian tanah pondasi, galian bored pile, galian basement, galian carport, urugan kembali galian pondasi, urugan dan pemadatan peninggian elevasi tanah, urugan pasir bawah pondasi, urugan pasir bawah lantai, pekerjaan struktur pondasi batu kali, struktur pondasi beton bertulang lajur maupun setempat, struktur bored piled beton, baja atau kayu, struktur pondasi beton baik sloof maupun rib balok. Tugas Akhir D3 Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung 2012 18 Fikri Al Abqori/ NIM : 091111041 ; Tri Febrianto Pamungkas/ NIM : 091111056 3. Pekerjaan Struktur Rangka Bangunan. Pekerjaan Struktur Rangka Bangunan bisa terbuat dari elemen struktur baja, struktur beton bertulang, struktur kayu atau kombinasi dari elemen baja dan beton. Struktur Rangka Bangunan beton bertulang terdiri dari pekerjaan sloof, kolom, balok, pelat lantai, tangga, pelat dak atap. Struktur Rangka Bangunan baja terdri dari : Kolom portal , balok atap. Trukutr Rangka kayu terdiri dari : Kolom/tiang kayu dan balok-balok gelagar lantai. 4. Pekerjaan Struktur Atap Pekerjaan Struktur Atap bisa terbuat dari elemen Struktur Baja, Struktur Baja Ringan, Struktur Beton Bertulang ataupun Struktur Kuda-Kuda Kayu. Pekerjaan Struktur Atap baja bisanya terdiri dari struktur portal, gording, trekstang, ikatan angin. Pekerjaan Struktur Baton Bertulang terdiri dari pekerjaan kolom, balok ring, pelat dak luifel atau pelat dak atap. Pekerjaan Struktur Kuda-kuda kayu bisa terdiri dari Struktur kuda-kuda kayu, balok muurplat, gording, nok, jurai dan kelengkapannya.Pekerjaan penutup atap genting bisa terbuat dari elemen kayu,tanah liat, baja, alumunium dan sebagainya. 5. Pekerjaan Arsitektur. Pekerjaan Arsitektur dalam bangunan gedung terdirir dari beberapa macam pekerjaan antara lain : pekerjaan dinding bata , plesteran dan aciannya, pekerjaan rangka plafon, penutup plafon serta asesoriesnya, pekerjaan kusen-kusen pintu, jendela bisa terbuat dari elemen kayu, beton, baja, alumunium demikian juga pekerjaan daun pintu, daun jendela , pekerjaan alat-alat penggantung : engsel, kunci, slot, ramskar, handel pintu, kunci serta kelengkapannya. Pekerjaan lantai beserta penutup lantai antara lain : kayu parquet, ubin semen, keramik tanah liat, granit tile, marmer, batu alam, vinil, karpet. Tugas Akhir D3 Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung 2012 19 Fikri Al Abqori/ NIM : 091111041 ; Tri Febrianto Pamungkas/ NIM : 091111056 6. Pekerjaan Finishing Pekerjaan Finishing terdiri dari pekerjaan pengecatan antara lain : cat dinding, cat kayu, cat besi, cat melamik. 7. Pekerjaan Mekanikal Pekerjaan mekanikal terdiri dari pekerjaan penyediaan air bersih, pembuangan air kotor, penyediaan air panas, gas termasuk instalasi, fitting, fixtures, sanitair beserta asesories kelengkapannya, juga termasuk pengolahan air limbah septic tank beserta sumur rembesannya. 8. Pekerjaan Elektrikal Pekerjaan Elektrikal terdiri dari pekerjaan instalasi catudaya, instalasi titik nyala,instalasi titik stop kontak, instalasi telepon, instalasi tata suara, instalasi TV, instalasi internet, penangkal petir. 9. Pekerjaan Halaman dan taman. Pekerjaan Halaman dan taman terdiri dari pekerjaan saluran keliling bangunan, grill penutup saluran, pembuatan bak bunga dan taman, penanaman pohon, pemasangan paving blok , pagar dan pintu pagar. Spesifikasi administrasi dan spesifikasi teknis ini menjadi suatu kesatuan sehingga Kontraktor Pelaksana Bangunan dapat melaksanakan pekerjaan pembangunan gedung atau rumah tinggal dapat dilaksanakan sesuai dengan gambar desain, peralatan , bahan bangunan dan tenaga kerja yang memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan sehingga dapat memenuhi kebutuhan Pemilik bangunan sesuai dengan fungsi, mutu yang direncanakan dan biaya pembangunan 2.3.3 Gambar Desain Bangunan Gambar Desain Bangunan terdiri dari : 1. Gambar Arsitektural . Gambar Arsitektural adalah gambar rencana yang telah dirancang oleh Konsultan / Arsitek dalam skala 1: 100 beserta detail-detail penjelas dalam skala yang lebih kecil lagi yang dapat lebih menjelaskan detail konstruksi yang Tugas Akhir D3 Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung 2012 20 Fikri Al Abqori/ NIM : 091111041 ; Tri Febrianto Pamungkas/ NIM : 091111056 diinginkan . Gambar ini adalah acuan utama yang masih berupa gambar desain atau gambar perencanaan maka tugas dari kontraktor adalah untuk mewujudkan gambar tersebut di lokasi pekerjaaan di atas tanah yang telah disiapkan baik jenis tanah, data daya dukung tanah, bentuk topografi serta elevasi tanah yang ada. Dengan mempelajari dari data tanah dan gambar desain maka tugas kontraktor adalah menyiapkan Gambar Kerja ( Working Drawing / Shop Drawing ). Apabila gambar kerja itu sama dengan gambar desain maka kontraktor dapat tinggal mengubah judul gambar desain menjadi gambar kerja. Tentu saja dalam format judul gambar ini ada perubahan dan dibubuhi tanda tangan pihak yang terkait antara lain pihak Pemilik, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Kontraktor Pelaksana bahwa gambar kerja ini merupakan perwujudan dari gambar rencana yang telah disesuaikan dengan kondisi lapangan. Apabila dalam pekerjaan rumah tinggal kecil umumnya hanya ada kontraktor sekaligus juga berfungsi rangkap dalam hal ini kontraktor merangkap tugas dan berfungsi sebagai konsultan perencana, konsultan pengawaas sekaligus kontraktor pelaksana. Sebaiknya fungsi-fungsi ini tetap dijalankan dalam hal ini untuk menjamin bahwa gambar desain dilaksanakan dengan berbagi catatan perubahan-perubahan sehubungan dengan kondisi lapangan pekerjaan serta metode kerja yang bisa diterapkan. Gambar Arsitektur ini terdiri dari : a. Gambar Denah Gambar denah adalah gambar perwujudan dari tata letak bangunan terhadap posisi kavling maupun tata letak ruangan yang telah dirancang oleh Arsitek atau Konsultan Perencana. Gambar denah ini terdiri dari : Gambar Denah lokasi bangunan Gambar denah tata letak ruangan Gambar denah pondasi Gambar denah pola lantai Gambar denah pola plafond Gambar denah perletakan kusen-kusen Gambar denah rencana atap Tugas Akhir D3 Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung 2012 21 Fikri Al Abqori/ NIM : 091111041 ; Tri Febrianto Pamungkas/ NIM : 091111056 b. Gambar Tampak Gambar tampak adalah gambar yang tergambar tampak dari berbagai arah untuk lebih menjelaskan rupa bangunan dari masing-masing arah. Gambar tampak ini terdiri dari : Gambar tampak muka Gambar tampak samping kiri Gambar tampak samping kanan Gambar tampak belakang c. Gambar Potongan Gambar potongan dibuat untuk menjelaskan detail potongan prinsip bangunan dimana akan tampak elevasi masing-masing bidang yang secara detail dapat menjelaskan ukuran, elevasi, posisi letak dari elemen bangunan. Gambar potongan pada prinsipnya adalah ada bidang-bidang potongan yang dapat menjelaskan secara lebih rinci posisi perletakan elemen bangunan antara lain : Gambar potongan arah memanjang bangunan Gambar potongan arah melintang bangunan d. Gambar detail-detail Arsitektural Gambar detail arsitektural diperlukan untuk pekerjaan detail-detail yang memerlukan ketelitian ukuran , elevasi, perletakan dan bentuk detail khusus pada perletakan atau gambar tampak . 2. Gambar Struktur Gambar struktur adalah gambar yang dapat menjelaskan seluruh sistem struktur bangunan. Sistem struktur bangunan ini bisa terbuat dari elemen struktur baja, konstruksi beton, kontruksi kayu ataupun kombinasi sistem elemen struktur yang dipakai dari bangunan yang akan dibuat.Gambar ini terdiri dari : a. Gambar Denah struktur bangunan b. Gambar Detail-detail struktur bangunan Tugas Akhir D3 Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung 2012 22 Fikri Al Abqori/ NIM : 091111041 ; Tri Febrianto Pamungkas/ NIM : 091111056 3. Gambar Mekanikal Gambar mekanikal adalah gambar yang menjelaskan seluruh sistem mekanikal pada bangunan dimana tergambar sistem penyediaan air bersih mulai dari instalasi input, penampungan, instalasi distribusi dan perletakan peralatan pompa hisap, pompa distribusi , fixture serta peralatan kelengkapannya. Juga termasuk gambar sistem pembuangan air kotor, sistem instalasi air panas, gas, alat-alat sanitair dan fixture serta sistem pengolahan limbah septic tank dan rembesannya.Gambar mekanikal ini terdiri dari : a. Gambar Denah & Instalasi Penyediaan Air Bersih b. Gambar Denah & Instalasi Pembuangan Air Kotor c. Gambar Denah & Instalasi Gas d. Gambar Denah & Detail Sanitair dan Fixtures e. Gambar Denah & Instalasi Septic Tank serta rembesannya. 4. Gambar Elektrikal . Gambar Elektrikal adalah gambar yang menjelaskan seluruh sistem elektrikal pada bangunan dimana tergambar denah perletakan titik –titik cahaya penerangan, titik-titik stop kontak, penempatan saklar-saklar , fitingfiting serta instrumen lain. Juga terdapat dapat diagram perkabelan ( wiring diagram ) yang dapat menunjukkan catudaya masing-masing titik yang dapat dipergunakan untuk membagi atau menghitung kebutuhan MCB sehingga catudaya dari meteran PLN dapat diperhitungkan dan dibagi merata ke seluruh beban masing-masing MCB. Gambar eletrikal terdiri dari : a. Gambar Diagram Pembagian Catudaya b. Gambar Denah Instalasi titik cahaya, stop kontak dan saklar 5. Gambar Halaman & taman . Gambar Halaman dan taman menjelaskan tataletak, bentuk, elevasi halaman dan taman, jalan masuk, letak saluran dan grill penutup sehingga seluruh sistem bangunan dapat dilaksanakan sesuai dengan rancangan yang telah disiapkan. Tugas Akhir D3 Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung 2012 23 Fikri Al Abqori/ NIM : 091111041 ; Tri Febrianto Pamungkas/ NIM : 091111056 2.3.4 Penjadwalan proyek Penjadwalan proyek merupakan salah satu elemen hasil perencanaan, yang dapat memberikan informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan proyek dalam hal kinerja sumber daya berupa biaya, tenaga kerja, peralatan dan material serta rencana durasi proyek dan progres waktu untuk penyelesaian proyek. Dalam proses penjadwalan, penyusunan kegiatan dan hubungan antar kegiatan dibuat lebih terperinci dan lebih detail hal ini dimaksudkan untuk membantu pelaksanaan evaluasi proyek. Penjadwalan adalah pengalokasian waktu yang tersedia untuk melaksanakan masing-masing pekerjaan dalam rangka menyelesaikan suatu proyek hingga tercapai hasil optimal dengan mempertimbangkan keterbatasanketerbatasn yang ada. Penjadwalan mempunyai manfaat-manfaat seperti berikut: 1. Memberikan pedomann terhadap unit pekerjaan / kegiatan mengenai batas-batas waktu untuk mulai dan akhir dari masing-masing tugas. 2. Memberikan sarana bagi manajaemen untuk koordinasi secara sistematis dan realistis dalam penentuan alokasi prioritas terhadap sumber daya dan waktu. 3. Memberikan sarana untuk menilai kemajuan pekerja. 4. Menghindari pemakaian sumber daya yang berlebihan, dengan harapan proyek dapat selesai sebelum waktu yang ditetapkan. 5. Memberikan kepastian waktu pelaksanaan pekerjaan. 6. Merupakan sarana penting dalam pengendalian proyek. 2.4. Sistem Pengadaan Menurut Perpres No. 54 tahun 2010 pengadaan Barang/Jasa Pemerintah adalah kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi lainnya yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa. Tugas Akhir D3 Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung 2012 24 Fikri Al Abqori/ NIM : 091111041 ; Tri Febrianto Pamungkas/ NIM : 091111056 2.4.1 Menurut Perpres No. 54 tahun 2010 pengadaan Barang/Jasa Prinsip-prinsip Pengadaan Barang dan Jasa menerapkan prinsip-prinsip sebagai berikut: a. Efisien b. Efektif c. Transparan d. Terbuka e. Bersaing f. Adil/tidak diskriminatif g. Akuntabel. 2.4.2. Etika Pengadaan Menurut Perpres No. 54 tahun 2010 para pihak yang terkait dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa harus mematuhi etika sebagai berikut: a. melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab untuk mencapai sasaran, kelancaran dan ketepatan tercapainya tujuan Pengadaan Barang/Jasa; b. bekerja secara profesional dan mandiri, serta menjaga kerahasiaan Dokumen Pengadaan Barang/Jasa yang menurut sifatnya harus dirahasiakan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam Pengadaan Barang/Jasa; c. tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung yang berakibat terjadinya persaingan tidak sehat; d. menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang ditetapkan sesuai dengan kesepakatan tertulis para pihak; e. menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan para pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses Pengadaan Barang/Jasa; f. menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan negara dalam Pengadaan Barang/Jasa; Tugas Akhir D3 Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung 2012 25 Fikri Al Abqori/ NIM : 091111041 ; Tri Febrianto Pamungkas/ NIM : 091111056 g. menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau kolusi dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara; dan h. tidak menerima, tidak menawarkan atau tidak menjanjikan untuk memberi atau menerima hadiah, imbalan, komisi, rabat dan berupa apa saja dari atau kepada siapapun yang diketahui atau patut diduga berkaitan 2.4.3 dengan Pengadaan Barang/Jasa. Pihak-Pihak yang Terlibat Dalam Proses Pengadaan Dalam proses pengadaan ada beberapa pihak yang terlibat didalamnya, yang telah disebutkan didalam Perpres No.54 Tahun 2010 adalah organisasi pengadaan. Dalam organisasi pengadaan Barang/Jasa untuk Pengadaan melalui Penyedia Barang/Jasa terdiri atas: a. PA (Penguna Anggaran) / KPA (Kuasa Pengguna Anggaran); PA (Pengguna Anggaran) adalah Pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Pejabat yang disamakan pada Institusi lain Pengguna APBN/APBD. KPA (Kuasa Pengguna Anggaran) adalah pejabat yang ditetapkan oleh PA untuk menggunakan APBN atau ditetapkan oleh Kepala Daerah untuk menggunakan APBD. Pengguna Anggaran memiliki tugas dan kewenangan sebagai berikut: a. menetapkan Rencana Umum Pengadaan; b. mengumumkan secara luas Rencana Umum Pengadaan paling kurang di website K/L/D/I; c. menetapkan PPK; d. menetapkan Pejabat Pengadaan; e. menetapkan Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan; f. menetapkan pemenang tender g. mengawasi pelaksanaan anggaran; h. menyampaikan laporan keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; Tugas Akhir D3 Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung 2012 26 Fikri Al Abqori/ NIM : 091111041 ; Tri Febrianto Pamungkas/ NIM : 091111056 i. menyelesaikan perselisihan antara PPK dengan ULP/ Pejabat Pengadaan, dalam hal terjadi perbedaan pendapat; dan j. mengawasi penyimpanan dan pemeliharaan seluruh Dokumen Pengadaan Barang/Jasa. b. PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) ; PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) adalah pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa. PPK memiliki tugas pokok dan kewenangan sebagai berikut: a. menetapkan rencana pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa yang meliputi : 1. spesifikasi teknis Barang/Jasa; 2. Harga Perkiraan Sendiri (HPS); dan 3. rancangan Kontrak. b. menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa; c. menandatangani Kontrak; d. melaksanakan Kontrak dengan Penyedia Barang/Jasa; e. mengendalikan pelaksanaan Kontrak; f. melaporkan pelaksanaan/penyelesaian Pengadaan Barang/Jasa kepada PA/KPA; g. menyerahkan hasil pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa kepada PA/KPA dengan Berita Acara Penyerahan h. melaporkan kemajuan pekerjaan termasuk penyerapan anggaran dan hambatan pelaksanaan pekerjaan kepada PA/KPA setiap triwulan; dan i. menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa. Tugas Akhir D3 Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung 2012 27 Fikri Al Abqori/ NIM : 091111041 ; Tri Febrianto Pamungkas/ NIM : 091111056 c. ULP /Pejabat Pengadaan; dan ULP (Unit Layanan Pengadaan adalah unit organisasi pemerintah yang Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah yang bersifat melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa di permanen, dapat berdiri sendiri atau melekat pada unit yang sudah ada. Tugas pokok dan kewenangan ULP/Pejabat Pengadaan meliputi: berfungsi a. menyusun rencana pemilihan Penyedia Barang/Jasa; b. menetapkan Dokumen Pengadaan; c. menetapkan besaran nominal Jaminan Penawaran; d. mengumumkan pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa di website K/L/D/I masing-masing dan papan pengumuman resmi untuk masyarakat serta menyampaikan ke LPSE untuk diumumkan dalam Portal Pengadaan Nasional; e. menilai kualifikasi Penyedia Barang/Jasa melalui prakualifikasi atau pascakualifikasi; f. melakukan evaluasi administrasi, teknis dan harga terhadap penawaran yang masuk; g. khusus untuk ULP: 1. menjawab sanggahan 2. menetapkan pemenang penyedia Barang/Jasa 3. menyerahkan salinan Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa kepada PPK; 4. menyimpan dokumen asli pemilihan Penyedia Barang/Jasa; h. khusus Pejabat Pengadaan: 1. menetapkan pemenang penyedia Barang/Jasa untuk: 2. menyerahkan dokumen asli pemilihan Penyedia Barang/Jasa kepada PA/KPA; i. membuat laporan mengenai proses dan hasil Pengadaan kepada Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah/ Pimpinan Institusi; dan Tugas Akhir D3 Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung 2012 28 Fikri Al Abqori/ NIM : 091111041 ; Tri Febrianto Pamungkas/ NIM : 091111056 j. memberikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan Pengadaan Barang/Jasa kepada PA/KPA. d. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah panitia/ pejabat yang ditetapkan oleh PA/KPA yang bertugas memeriksa dan menerima hasil pekerjaan. Tugas pokok dan kewenangan Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan untuk: a. melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Kontrak; b. menerima hasil Pengadaan Barang/Jasa setelah melalui pemeriksaan/pengujian; dan c. membuat dan menandatangani Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan. 2.5. Macam-Macam Sistem Pengadaan 2.5.1 Sistem Manual Sistem pengadaan manual adalah pengadaan barang/jasa yang dilaksanakan dengan cara mengundang calon-calon penyedia barang/jasa pada waktu dan tempat tertentu dimana penawaran yang sesuai secara tertulis dan/atau lisan ditentukan sebagai pemenang. Untuk memenuhi standar yang di tetapkan oleh Undang-undang, lelang pengadaan harus diumumkan secara luas kepada masyarakat, baik melalui media cetak, elektronik maupun visual. Dalam pelaksanaan pelelangan diperlukan adanya tahapan-tahapan pelaksanaan pelelangan agar kegiatan pelelangan dilakukan dengan urutan yang sistematis dan tertib. Tahap ini terdiri atas: Pengumuman akan dilangsungkannya pelelangan melalui media massa serta papan pengumuman di instansi yang bersangkutan. Tugas Akhir D3 Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung 2012 29 Fikri Al Abqori/ NIM : 091111041 ; Tri Febrianto Pamungkas/ NIM : 091111056 Pendaftaran peserta lelang. Pengambilan dokumen penawaran dari panitia lelang. Penjelasan (aanwijzing), berupa penjelasan administrative dokumen enawaran, tinjauan ke lokasi proyek dengan membuat berita acaranya. Pemasukan dokumen penawaran dari peserta lelang. Pembukaan dokumen penawaran. Penilaian penawaran oleh panitia yang menguasai secara professional mengenai harga penawaran proyek. Usulan calon pemenang penawaran lelang, dengan membuat rangking penilaian terhadap tiga besar penawar rendah. Penetapan pemenang, dilanjutkan pengumuman pemenang lelang, setelah harga penawaran terendah dengan kualifikasi persyaratan. Sanggahan oleh peserta lelang, hal ini boleh dilakukan bila keputusan pemenang lelang tidak sesuai dengan aturan-aturan yang telah di sepakati. Keputusan pemenang lelang oleh pemilik proyek dilakukan bila semua permasalahan selama pelelangan telah di selesaikan. 2.5.2. Sistem E-Procurement Pengadaan secara elektronik atau e-procurement adalah pengadaan barang/jasa yang dilaksanakan dengan menggunakan teknologi informasi dan transaksi lektronik sesuai dengan ketentuan perundang-undangan salah satunya jasa konstruksi. Pengadaan barang/jasa secara elektronik bertujuan untuk: Memperbaiki transparansi dan akuntabilitas; Meningkatkan akses pasar dan persaingan usaha yang sehat; Memperbaiki tingkat efisiensi proses pengadaan; Tugas Akhir D3 Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung 2012 30 Fikri Al Abqori/ NIM : 091111041 ; Tri Febrianto Pamungkas/ NIM : 091111056 Mendukung proses monitoring dan audit. Memenuhi kebutuhan akses informasi yang real time. Ketentuan berkaitan dengan Perpres 54 tahun 2010 bahwa pengadaan secara elektronik dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut 1. E-tendering adalah tata cara pemilihan Penyedia Barang/Jasa yang dilakukan secara terbuka dan dapat diikuti oleh semua Penyedia Barang/Jasa yang terdaftar pada sistem pengadaan secara elektronik dengan cara menyampaikan 1 (satu) kali penawaran dalam waktu yang telah ditentukan. Ruang lingkup e-Tendering meliputi proses pengumuman pengadaan barang/jasa sampai dengan pengumuman pemenang. Para pihak yang terlibat dalam e-Tendering adalah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)/Unit Layanan Pengadaan (ULP)/Pejabat Pengadaan dan Penyedia barang/jasa. Aplikasi e-Tendering wajib memenuhi unsur perlindungan hak atas kekayaan intelektual dan kerahasiaan dalam pertukaran dokumen serta tersedianya sistem keamanan dan penyimpanan dokumen elektronik yang menjamin dokumen elektronik tersebut hanya dapat dibaca pada waktu yang telah ditentukan. E-Tendering dilaksanakan dengan Sistem Pengadaan Secara Elektronik yang diselenggarakan oleh Layanan Pengadaan Secara Elektronik. ULP/Pejabat Pengadaan dapat menggunakan Sistem Pengadaan Secara Elektronik yang diselenggarakan oleh Layanan Pengadaan Secara Elektronik terdekat. Sistem Pengadaan Secara Elektornik yang diselenggarakan oleh Layanan Pengadaan Secara Elektronik wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut: Tugas Akhir D3 Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung 2012 31 Fikri Al Abqori/ NIM : 091111041 ; Tri Febrianto Pamungkas/ NIM : 091111056 a. mengacu pada standar yang telah ditetapkan LKPP berkaitan dengan interoperabilitas dan intergerasi dengan Sistem Pengadaan Secara Elektronik yang dikembangkan oleh LKPP; b. mengacu pada standar proses pengadaan secara elektronik yang ditetapkan oleh LKPP; dan c. bebas lisensi (free lisence) (sumber: http://www.lkpp.go.id/v2/content.php?mid=8474545499) Gambar 2.1 Proses E-Tendering 2. E-purchasing adalah tata cara pembelian Barang/Jasa melalui sistem katalog elektronik sementara katalog elektronik atau e-catalogue adalah sistem informasi elektronik yang memuat daftar, jenis, spesifikasi teknis dan harga barang tertentu dari berbagai Penyedia Barang/Jasa Pemerintah. E-Purchasing diselenggarakan dengan tujuan: a. terciptanya proses pemilihan barang/jasa secara langsung melalui sistem katalog elektronik sehingga memungkinkan semua ULP/Pejabat Pengadaan dapat memilih barang/jasa pada pilihan terbaik; dan Tugas Akhir D3 Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung 2012 32 Fikri Al Abqori/ NIM : 091111041 ; Tri Febrianto Pamungkas/ NIM : 091111056 b. efisiensi biaya dan waktu proses pemilihan barang/jasa dari sisi penyedia barang/jasa dan pengguna. Sistem katalog elektronik diselenggarakan oleh LKPP dan sekurangkurangnya memuat informasi spesifikasi dan harga barang/jasa. Pemuatan informasi dalam sistem katalog elektronik oleh LKPP di lakukan dengan membuat frame work contact dengan penyedia barang/jasa Barang/jasa yang di informasikan pada sistem katalog elektronik di tentukan oleh LKPP Tugas Akhir D3 Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung 2012 33