ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PERPAJAKAN ATAS PPH 21 TAHUNAN KARYAWAN TETAP DALAM UPAYA EFISIENSI BEBAN PAJAK PADA CV. SINTER JURNAL Disusun Oleh: Nama : Putri Adi Novita NIM : 01112018 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2016 ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PERPAJAKAN ATAS PPH 21 TAHUNAN KARYAWAN TETAP DALAM UPAYA EFISIENSI BEBAN PAJAK PADA CV. SINTER JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Derajat Sarjana Ekonomi Disusun Oleh: Putri Adi Novita 01112018 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2016 ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PERPAJAKAN ATAS PPH 21 TAHUNAN KARYAWAN TETAP DALAM UPAYA EFISIENSI BEBAN PAJAK PADA CV. SINTER Oleh: Putri Adi Novita Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi Universitas Narotama, Surabaya, Indonesia Email: [email protected] ABSTRAK menghitung PPh Pasal 21 karyawan pada CV. SINTER dan dampak yang dihasilkan dengan menerapkan metode Gross Up untuk menghitung PPh Pasal 21 karyawan terhadap beban pajak yang harus dibayar oleh perusahaan dibandingkan dengan menerapkan metode Net. Metode penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Deskriptif data yang dikumpulkan berupa dokumen, gambar, catatan lapangan dan kuantitatif yang digunakan adalah menghitung besar PPh Pasal 21, mengaplikasikan perencanaan pajak PPh Pasal 21 metode Net dan Gross Up, menghitung beban pajak setelah perencanaan pajak. Melalui perhitungan terhadap PPh Pasal 21 karyawan dengan menggunakan metode Gross Up dan Net diperoleh hasil yaitu apabila perusahaan menggunakan metode Gross Up, perusahaan akan dapat membayar beban pajak penghasilan badan lebih kecil daripada menggunakan metode Net. Perencanaan pajak PPh Pasal 21 metode Gross Up sudah diterapkan pada CV. SINTER dan diharapkan agar melakukan perencanaan pajak yang lain secara legal. Kata kunci: Perencanaan Pajak, Metode Gross Up PPh Pasal 21, Beban Pajak Badan. ABSTRACT This study aims to determine the application of the method for calculating Gross Up PPh 21 employees on the CV. SINTER and impact generated by applying the method for calculating Gross Up PPh 21 employees of the tax burden to be paid by the company as compared to applying the method of Net. The researh method using quantitative descriptive approach. Descriptive data collected in the form of documents, drawings, field notes and quantitative used are large compute PPh 21, PPh 21 tax planning apply Net and Gross Up method, calculate the tax burden after tax plannng. 1 Through the calculating of the PPh 21 employees using the Gross Up and the Net result is, if companies use the Gross Up method, the company will be able to pay his income tax expense of smaller bodies than using the Net. Tax planning PPh 21 Gross Up method has been applied to the CV. SINTER and is expected to be tax planning another legally. Keywords: Tax Planning, PPh 21 Gross Up Method, Corporate Tax Burden. PENDAHULUAN Latar Belakang Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang paling diandalkan selain minyak bumi dan gas alam. Realisasi penerimaaan pajak selama tahun 2015 tercatat mencapai Rp. 1.060 triliun, yang meliputi PPh non migas dan PPh migas. APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) menargetkan Rp 1.294 triliun, sehingga dapat disimpulkan realisasi tersebut kurang sekitar Rp 234 triliun tetapi dibandingkan dengan tahun lalu mengalami kenaikan mencapai 12%. Ditahun 2014 pajak mencapai 70%, sedangkan ditahun 2015 pajak mencapai hingga 82% (www.kemenku.go.id). Definisi pajak dari Ratag (2013) dalam bisnis untuk perusahaan atau badan usaha, pajak adalah beban tambahan yang berpengaruh yang akan pada berkurangnya laba dari perusahaan atau badan usaha. Pengeluaran beban pajak memengaruhi laba sehingga perlu diperhitungkan dalam setiap kebijakan yang akan digunakan oleh setiap perusahaan. Perencanaan Pajak (tax planning) merupakan upaya meminimlkan jumlah utang pajak kewajiban perpajakan tetapi tetap berada pada bingkai legalitas. (Erly Suandy, 2011:1). Salah satu dari cara legal (tidak melanggar peraturan perpajakan) dalam mengefisiensikan beban pajak, yaitu dengan cara perencanaan pajak (tax planning). Meminimalkan Pajak Penghasilan (PPh) terutang Badan, yaitu dengan cara mengoptimalkan penghasilan yang dikurangkan, memaksimalkan biaya fiskal, meminimalkan biaya yang tidak diperbolehkan sebagai pengurang dan pemilihan dari metode akuntansi. Pajak Penghasilan perusahaan memiliki keterkaitan yang erat dalam membayar pajak perusahaan, dan memiliki ruang besar untuk perencanaan pajaknya. Perencanaan Pajak Penghasilan karyawan bisa dilakukan dengan mengoptimalkan yang dapat dibiayakan, mengalihkannya dalam bentuk memberikan natura, tunjangantunjangan sebagai biaya dan dapat dikurangkan sesuai peraturan perundangundangan perpajakan (Sahilatua dan Noviari, 2013). Perencanaan pajak PPh Pasal 21 juga menjadi kebijakan perusahaan, sebab selain untuk mendapatkan laba perusahaanpun harus memperhatikan kesejahteraan karyawannya (Hussin, 2013). Dengan menggunakan gross-up method perusahaan menjadi efisien (minimal) dalam pembayaran beban pajaknya. Walau tax planning (perencanaan pajak) ini sederhana, akan tetapi berpengaruh terhadap beban pajak yang efisien. Penelitian ini dilakukan di CV. SINTER yaitu perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur bahan pokok (jagung pecah, beras, dan tepung gaplek) yang mulai beroperasi tahun 1985. CV. SINTER merupakan perusahaan yang berorientasi dalam mencari laba. Besarnya pengeluaran suatu perusahaan 2 berpengaruh terhadap laba yang dihasilkan. Salah satu pengeluaran tersebut adalah beban pajak penghasilan. CV. SINTER belum melakukan manajemen pajak secara efisien, sehingga perlu membuat manajemen pajak yang apik dan terorganisir sehingga pajak penghasilan perusahaan efisien tanpa harusberbuat curang. Manajemen pajak dapat dilakukan dengan cara menyusun perencanaan pajak, pelaksanaan kewajiban perpajakan, dan pengendalian pajak yang baik sehingga terhindar dari segala yang menyebabkan peningkatan pajak penghasilan. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa penerapan perencanaan pajak PPh Pasal 21 yang diterapkan pada CV. SINTER berdasarkan legalitas dan menganilisa pengaruh signifikan tidaknya perencanaan pajak penghasilan terhadap pajak badan yang dibayarkan CV. SINTER. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Pajak Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H. dalam Mardiasmo (2013:1) mendefinisikan pajak “Pajak sebagai iuran rakyat kepada kas negara bedasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa-jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum”. Perencanaan Pajak Perencanaan Pajak (tax planning) merupakan upaya meminimlkan jumlah utang pajak kewajiban perpajakan tetapi tetap berada pada bingkai legalitas. (Erly Suandy, 2011:1). Tujuan dari penerapan perencanaan pajak menurut penelitian terdahulu Natakharisma dan Sumadi (2014) adalah untuk menghemat pengeluaran beban pajak, mengetahui perkembangan peraturan perpajakan, mengalihkan biaya-biaya yang tidak dianggap sebagai biaya fiskal. Pajak Penghasilan Pajak Penghasilan adalah Pajak yang dikenakan terhadap suatu penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan lain-lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi. (Mardiasmo, 2013:188). tarif pajak berdasarkan pasal 17 UU No.7/1983 tentang Pajak Penghasilan UU No.36/2008. Lapisan Penghasilan Kena Pajak Sampai dengan Rp 50.000.000 Di atas Rp 50.000.000 sampai Rp 250.000.000 Di atas Rp 250.000.000 sampai Rp 500.000.000 Di atas Rp 500.000.000 Tarif Pajak 5% 15% 25% 30% Sumber: Pasal 17 Undang-undang Pajak Penghasilan No.36 Tahun 2008 Rumus Perhitungan Gross-Up Method Menurut UU PPh No. 36 tahun 2008 Berikut ini adalah rumus untuk menentukan besaran tunjangan pajak yang di Gross-Up: 3 Lapisan Rumus Lapisan 1 PKP s/d Rp 175.000.000 (PKP x 5/95) Lapisan 2 PKP diatas Rp 175.000.000 s/d Rp 217.500.000 ((PKP – 175.000.000) x 15/85) + 25.000.000)) Lapisan 3 PKP diatas Rp 217.500.000 s/d Rp 405.000.000 ((PKP – 217.500.000) x 25/75) + 32.500.000)) Lapisan 4 PKP diatas Rp 405.000.000 ((PKP – 405.000.000) x 30/70) + 95.000.000)) Sumber: www.ortax.org METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu menghitung besar PPh Pasal 21, mengaplikasikan perencanaan pajak PPh Pasal 21 metode net dan gross-up, menghitung beban pajak setelah perencanaan pajak. Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan catatan lapangan, wawancara dan dokumen resmi lainnya. Metode Pengumpulan Data Jenis dan sumber data dalam penelitian ini yang digunakan adalah: 1) Data sekunder Data sekunder dibagi menjadi dua menurut Sugiyono (2013) adalah sebagai berikut: (1) Data Internal: Profil Badan Usaha CV. SINTER, Laporan Laba/Rugi tahun 2014 dan 2015, Perincian gaji karyawan tetap tahun 2015. (2) Data Eksternal: Literatur, Jurnal, Skripsi yang berhubungan dengan permasalahan yang ada serta berguna bagi penyusunan hasil penelitian ini. Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data melalui: 1) Observasi Pada penelitian ini yang dilakukan observasi partisipatif yang pasif, karena peneliti datang di tempat kegiatan orang yang diamati, akan tetapi tidak berperan langsung dalam kegiatan tersebut. 2) Wawancara Berkomunikasi dengan Staf Akuntansi (Arif Hidayat). Hal-hal yang berkaitan dengan struktur organisasi, perhitungan laba/rugi, daftar gaji karyawan. 4 3) Dokumentasi Mengumpulkan data-data dari CV. SINTER berupa data based CV. SINTER arsip atau laporan-laporan lainnya. 4) Triangulasi Pada penelitian ini teknik triangulasi yang digunakan adalah menganalisa laporan laba/rugi dan daftar gaji karyawan, menghitung pph 21 karyawan. Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan metode analisis data adalah dengan cara: 1) Analisis Sebelum di Lapangan Peneliti memperoleh landasan teori mengenai perencanaan pajak dan implementasinya melalui literatur, jurnal, skripsi yang berhubungan dengan permasalahan yang ada serta berguna bagi penyusunan hasil penelitian ini. 2) Analisis selama di Lapangan model Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2013), yaitu: (1) Reduksi Data Penelitian ini memfokuskan pada data gaji karyawan CV. SINTER dengan gaji diatas PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak) dan laporan laba/rugi CV. SINTER 2015. (2) Penyajian Data Laporan laba/rugi dan daftar gaji karyawan 2015 yang kemudian dibandingkan dengan perhitungan pajak yang sudah ditambah dengan variabel lain untuk mendapatkan penghematan beban pajak. (3) Kesimpulan Kesimpulan penelitian penerapan perencanaan pajak dengan pemilihan menggunakan metode net dan gross-up akan berpengaruh terhadap beban pajak badan. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang diteliti. Hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan beban pajak badan dalam penerapan perencanaan pajak terutang PPh Pasal 21, beban pajak akan lebih efisien dengan menggunakan metode gross-up. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Laporan Laba/Rugi CV. SINTER KETERANGAN 2015 PENJUALAN Penjualan Trading Penjualan Trading Rph Penjualan Trading 193.631.843.300 315.642.419 5 2014 229.121.985.833,25 366.159.070,00 Penjualan Manufaktur Penjualan Manufaktur Rph Penjualan Manufaktur PENJUALAN LOKAL BERSIH Penjualan Ekspor Penjualan Ekspor Rph Penjualan Ekspor PENJUALAN EKSPOR BERSIH TOTAL PENJUALAN BERSIH 58.553.748.700 23.498.453 251.846.451.128 63.623.764.500,00 82.363.404,00 292.297.227.859,25 35.120.845.634 614.083.114 34.506.762.520 286.353.213.648 13.354.282.799,00 239.852.361,00 13.114.430.438,00 305.411.658.297,25 87.683.384.872 63.439.703.865 186.637.740.381 3.946.503.931 182.691.236.450 3.350.546.340 18.374.340 3.332.172.000 273.706.793.322 190.293.751.919,14 4.891.445.224,14 185.402.306.695,00 82.489.027.924,24 12.394.034.667,47 70.094.993.256,76 318.937.003.816,76 534.104.000 824.362.234 301.278.371 423.112.090 564.036.370,00 2.573.008.310,84 1.205.390.312 122.764.219 652.862.620 - 2.638.969.859 17.668.500 25.244.500 174.297.220 230.095.830 1.997.104.500,00 20.125.000,00 17.895.000,00 16.266.000,00 685.655.703,00 320.706.246,76 HARGA POKOK PENJUALAN PERSEDIAAN AWAL KOREKSI SALDO AWAL Pembelian Trading Rph Pembelian Trading TOTAL PEMBELIAN TRADING Pembelian Impor Rph Pembelian Impor TOTAL PEMBELIAN IMPOR BARANG TERSEDIA UNTUK DIJUAL BIAYA LANGSUNG Biaya Pembelian Ongkos Angkut Pembelian Ongkos Bongkar Manufaktur Ongkos Bongkar Trading Biaya Impor Biaya Pembelian Lain-lain Biaya Gudang Biaya Gudang Manufaktur Biaya Gudang Trading Biaya Gudang Lain-Lain Bahan Pembantu Plastik Zak Roll Benang Terpal Bahan Bakar Oli Fumigasi 6 4.790.925.775,64 - Bahan pembantu lain2 Listrik Biaya Perawatan dan Pemeliharaan Perawatan Gedung Perawatan Mesin & Peralatan Perawatan Kendaraaan Biaya Penyusutan Biaya Langsung Lain-lain Biaya Sewa Biaya Lain-Lain 130.852.500 755.610.904 139.695.000,00 489.820.286,00 33.257.900 732.625.134 288.462.962 1.119.635.532 2.006.000,00 644.743.194,18 45.064.140,00 1.222.222.279,22 2.244.000.000 445.786.173 1.683.000.000,00 1.552.924.227,20 TOTAL BIAYA LANGSUNG 12.900.380.860 16.765.198.032,85 PERSEDIAAN AKHIR 43.439.703.865 87.683.384.872 243.167.470.317 248.018.816.977,61 43.185.743.331 57.392.841.319,64 BIAYA OPERASIONAL Biaya Penjualan Ongkos Angkut & Muat Penjualan Bi Transfer Bi Penjualan lain2 Bi Ekspor 4.285.370.742 1.383.250 227.132.662 3.475.929.729 2.996.651.601,38 1.357.000,00 182.884.500,00 1.670.026.952,20 TOTAL BIAYA OPERASIONAL 7.989.816.383 4.850.920.053,58 5.946.940.240 1.651.650 - 4.678.342.390,00 4.182.100,00 - 150.000 1.412.235 3.165.000 31.688.816 475.000,00 11.076.285,00 4.325.000,00 44.836.694,53 HARGA POKOK PENJUALAN LABA KOTOR BIAYA UMUM & ADMINISTRASI Biaya Admin Umum Karyawan Gaji Karyawan Lembur Karyawan Tunjangan Karyawan Lain-lain Tunjangan PPH Biaya Admin Umum Aktiva Tetap Perawatan Gedung Perawatan Mesin & Kendaraan Perawatan Inventaris Biaya Penyusutan Biaya Admin Umum Lain’’ 7 Listrik & Telepon Biaya Asuransi Biaya Perjalanan Dinas Biaya ATK Biaya RTK Biaya Admin Bank Biaya Lain-Lain Biaya Pajak Biaya Piutang Tak Tertagih 71.056.143 290.792.522 86.800.481 5.071.400 20.083.250 26.394.225 210.835.521 61.914.585,00 89.896.692,84 4.635.000,00 5.268.673,00 20.072.999,20 42.902.038,66 312.265.290,12 202.150.717,00 751.248.601 7.447.290.084 5.482.343.465,36 27.748.636.864 47.059.577.800,70 20.830.052 180 38.000.000 24.374.309,62 7,25 31.889.416,90 4.578.675.759 4 1.868.333.448 4.445.062.204,99 940,64 208.507.501,00 (840647918) - (4.098.634.486,97) TOTAL PEND & BY DI LUAR USAHA (7.228.826.897) (8.695.941.399,83) LABA SEBELUM PAJAK 20.519.809.967 38.363.636.400,88 TOTAL BIAYA UMUM & ADMIN LABA OPERASI PENDAPATAN & BIAYA DILUAR USAHA Pendapatan Diluar Usaha Pendapatan Jasa Giro Selisih Lebih Pembulatan Pendapatan lain-lain Laba Penjualan Aktiva Tetap Biaya Diluar Usaha Biaya bunga kredit Selisih Kurang Pembulatan Biaya Lain-Lain Selisih Kurs Laba Rugi Kurs Biaya Pajak Biaya Pajak Kini Biaya Pajak Tangguhan Sumber: Data diolah Pembahasan Penelitian Perbandingan PPh 21 Terutang Karyawan CV. SINTER 2015 dengan menerapkan metode net dan gross-up 8 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Nama Karyawan PPh 21 terutang Net (dalam satuan rupiah) Gross-Up (dalam satuan rupiah) Selisih (dalam satuan rupiah) Heru Rininta Ogut Dwi Ratna 453.600 484.475 647.162 784.475 477.474 509.974 681.223 825.763 23.874 25.499 34.061 41.288 Sandra 789.562 831.118 41.556 Meilianti Andrew Puspa Lie Ivan Ny. Soegiantoro Siany Hairyanto Hariadi Merlia 793.975 793.975 799.062 813.213 869.125 27.700.000 73.250.000 240.800.000 322.400.000 344.490.962 835.763 835.763 841.118 856.013 914.868 32.666.667 98.428.571 344.000.000 460.571.429 492.129.946 41.788 41.788 42.056 42.800 45.743 4.966.667 25.178.571 103.200.000 138.171.429 147.638.984 TOTAL 1.015.869.586 1.435.405.690 419.536.104 Sumber: Data diolah, 2015 Total PPh 21 terutang dari 15 karyawan CV. SINTER sebesar Rp. 1.015.869.586,00 untuk metode net, sedangkan sebesar Rp. 1.435.405.690,00 untuk metode gross-up. Selisih PPh 21 terutang untuk dua metode tersebut sebesar Rp. 419.536.104,00. Koreksi Fiskal Net Method (dalam satuan rupiah) A Koreksi Fiskal Positif: 1. Biya PPh 21 B Koreksi Fiskal Negatif: 1. Biaya Penyusutan Biaya lain-lain yang 2. terdapat dalam biaya umum lainlain Pendapatan jasa giro yang 3. terdapat dalam pendapatan diluar usaha Biaya lain-lain yang 4. terdapat dalam biaya diluar usaha Total Gross-Up Method (dalam satuan rupiah) A Koreksi Fiskal Positif: 1.015.869.586 B Koreksi Fiskal Negatif: 224.588.906 1. Biaya Penyusutan Biaya lain-lain yang 2. terdapat dalam biaya umum lain33.175.000 lain Pendapatan jasa giro yang 3. terdapat dalam pendapatan diluar 20.830.052 usaha Biaya lain-lain yang 4. terdapat 20.600.000 dalam biaya diluar usaha 1.315.063.544 Total Sumber: Data diolah, 2015 9 224.588.906 33.175.000 20.830.052 20.600.000 299.193.958 KETERANGAN PENJUALAN Penjualan Trading Penjualan Trading 2014 2015 Net Gross-Up 229.121.985.833,25 193.631.843.300 193.631.843.300 193.631.843.300 366.159.070,00 315.642.419 315.642.419 315.642.419 63.623.764.500,00 58.553.748.700 58.553.748.700 58.553.748.700 82.363.404,00 23.498.453 23.498.453 23.498.453 292.297.227.859,25 251.846.451.128 251.846.451.128 251.846.451.128 13.354.282.799,00 35.120.845.634 35.120.845.634 35.120.845.634 239.852.361,00 614.083.114 614.083.114 614.083.114 PENJUALAN EKSPOR BERSIH 13.114.430.438,00 34.506.762.520 34.506.762.520 34.506.762.520 TOTAL PENJUALAN BERSIH 305.411.658.297,25 286.353.213.648 286.353.213.648 286.353.213.648 Rph Penjualan Trading Penjualan Manufaktur Penjualan Manufaktur Rph Penjualan Manufaktur PENJUALAN LOKAL BERSIH Penjualan Ekspor Penjualan Ekspor Rph Penjualan Ekspor HARGA POKOK PENJUALAN 10 63.439.703.865 87.683.384.872 87.683.384.872 87.683.384.872 190.293.751.919,14 186.637.740.381 186.637.740.381 186.637.740.381 4.891.445.224,14 3.946.503.931 3.946.503.931 3.946.503.931 185.402.306.695,00 182.691.236.450 182.691.236.450 182.691.236.450 Pembelian Impor 82.489.027.924,24 3.350.546.340 3.350.546.340 3.350.546.340 Rph Pembelian Impor 12.394.034.667,47 18.374.340 18.374.340 18.374.340 TOTAL PEMBELIAN IMPOR 70.094.993.256,76 3.332.172.000 3.332.172.000 3.332.172.000 318.937.003.816,76 273.706.793.322 273.706.793.322 273.706.793.322 564.036.370,00 534.104.000 534.104.000 534.104.000 2.573.008.310,84 - PERSEDIAAN AWAL KOREKSI SALDO AWAL Pembelian Trading Rph Pembelian Trading TOTAL PEMBELIAN TRADING BARANG TERSEDIA UNTUK DIJUAL BIAYA LANGSUNG Biaya Pembelian Ongkos Angkut Pembelian Ongkos Bongkar Manufaktur Ongkos Bongkar Trading Biaya Import - 824.362.234 824.362.234 824.362.234 4.790.925.775,64 301.278.371 301.278.371 301.278.371 - 423.112.090 423.112.090 423.112.090 Biaya Pembelian Lain-lain 11 Biaya Gudang Biaya Gudang Manufaktur - 1.205.390.312 1.205.390.312 1.205.390.312 Biaya Gudang Trading - 122.764.219 122.764.219 122.764.219 Biaya Gudang Lain-Lain - 652.862.620 652.862.620 652.862.620 - - - - Zak 1.997.104.500,00 2.638.969.859 2.638.969.859 2.638.969.859 Roll 20.125.000,00 - - - Benang 17.895.000,00 17.668.500 17.668.500 17.668.500 Terpal 16.266.000,00 25.244.500 25.244.500 25.244.500 Bahan Bakar Oli 685.655.703,00 174.297.220 174.297.220 174.297.220 Fumigasi 320.706.246,76 230.095.830 230.095.830 230.095.830 Bahan pembantu lain2 139.695.000,00 130.852.500 130.852.500 130.852.500 Listrik 489.820.286,00 755.610.904 755.610.904 755.610.904 2.006.000,00 33.257.900 33.257.900 33.257.900 644.743.194,18 732.625.134 732.625.134 732.625.134 Bahan Pembantu Plastik Biaya Perawatan dan Pemeliharaan Perawatan Gedung Perawatan Mesin & Peralatan 12 Perawatan Kendaraaan 45.064.140,00 288.462.962 288.462.962 288.462.962 1.222.222.279,22 1.119.635.532 895.046.626 895.046.626 Biaya Sewa 1.683.000.000,00 2.244.000.000 2.244.000.000 2.244.000.000 Biaya Lain-Lain 1.552.924.227,20 445.786.173 445.786.173 445.786.173 16.765.198.032,85 12.900.380.860 12.675.791.954 12.675.791.954 87.683.384.872 43.439.703.865 43.439.703.865 43.439.703.865 248.018.816.977,61 243.167.470.317 242.942.881.411 242.942.881.411 57.392.841.319,64 43.185.743.331 43.410.332.237 43.410.332.237 2.996.651.601,38 4.285.370.742 4.285.370.742 4.285.370.742 Biaya Penyusutan Biaya Langsung Lain-lain TOTAL BIAYA LANGSUNG PERSEDIAAN AKHIR HARGA POKOK PENJUALAN LABA KOTOR BIAYA OPERASIONAL Biaya Penjualan Ongkos Angkut & Muat Penjualan 13 Bi Transfer 1.357.000,00 1.383.250 1.383.250 1.383.250 182.884.500,00 227.132.662 227.132.662 227.132.662 Bi Ekspor 1.670.026.952,20 3.475.929.729 3.475.929.729 3.475.929.729 TOTAL BIAYA OPERASIONAL 4.850.920.053,58 7.989.816.383 7.989.816.383 7.989.816.383 4.678.342.390,00 5.946.940.240 5.946.940.240 5.946.940.240 4.182.100,00 1.651.650 1.651.650 1.651.650 Tunj Karyawan - - - - Lain-Lain - - - - Tunjangan PPH - - 1.435.405.690 Bi Penjualan lain2 BIAYA UMUM & ADMINISTRASI Biaya Admin Umum Karyawan Gaji Karyawan Lembur Karyawan Biaya Admin Umum Aktiva Tetap Perawatan Gedung Perawatan Mesin & Kendaraan Perawatan Inventaris 475.000,00 150.000 150.000 150.000 11.076.285,00 1.412.235 1.412.235 1.412.235 4.325.000,00 3.165.000 3.165.000 3.165.000 14 Biaya Penyusutan 44.836.694,53 31.688.816 31.688.816 31.688.816 Listrik & Telepon 61.914.585,00 71.056.143 71.056.143 71.056.143 Biaya Asuransi 89.896.692,84 290.792.522 290.792.522 290.792.522 Biaya Perjalanan Dinas 4.635.000,00 86.800.481 86.800.481 86.800.481 Biaya ATK 5.268.673,00 5.071.400 5.071.400 5.071.400 Biaya RTK 20.072.999,20 20.083.250 20.083.250 20.083.250 Biaya Admin Bank 42.902.038,66 26.394.225 26.394.225 26.394.225 Biaya Lain-Lain 312.265.290,12 210.835.521 177.660.521 177.660.521 Biaya Pajak 202.150.717,00 751.248.601 751.248.601 751.248.601 5.482.343.465,36 7.447.290.084 7.414.115.084 8.849.520.774 47.059.577.800,70 27.748.636.864 28.006.400.770 26.570.995.080 Biaya Admin Umum Lain'' Biaya Piutang Tak Tertagih TOTAL BIAYA UMUM & ADMIN LABA OPERASI - PENDAPATAN & BIAYA DILUAR USAHA 15 Pendapatan Diluar Usaha Pendapatan Jasa Giro Selisih Lebih Pembulatan Pendapatan Lain-Lain 24.374.309,62 20.830.052 - - 7,25 180 180 180 31.889.416,90 - 38.000.000 - 38.000.000 - 38.000.000 Laba Penjualan Aktiva Tetap - Biaya Diluar Usaha Biaya bunga kredit Selisih Kurang Pembulatan Biaya Lain-Lain 4.445.062.204,99 4.578.675.759 4.578.675.759 4.578.675.759 940,64 4 4 4 208.507.501,00 1.868.333.448 1.847.733.448 1.847.733.448 - Selisih Kurs Laba Rugi Kurs (840647918) (840647918) (840647918) Biaya Pajak - - - Biaya Pajak Kini - - - Biaya Pajak Tangguhan - - - (7.228.826.897) (7.229.056.949) (7.229.056.949) TOTAL PEND & BY DI LUAR USAHA (4.098.634.486,97) (8.695.941.399,83) 16 LABA SEBELUM PAJAK 38.363.636.400,88 20.519.809.967 20.777.343.821 19.341.938.131 Sumber: Data diolah, 2015 Laba sebelum pajak tahun 2014 sebesar Rp. 38.363.636.400,88. Tahun 2015 sebelum melakukan rekonsiliasi sebesar Rp. 20.519.809.967,00. Tahun 2015 setelah dilakukan perencanaan pajak dan rekonsiliasi maka laba sebelum pajak untuk metode net sebesar Rp. 20.777.343.821,00 sedangkan metode gross-up sebesar Rp. 19.341.938.131,00. Besarnya pendapatan dan beban perusahaan maka akan menghasilkan laba sebelum pajak, sedangkan besarnya laba sebelum pajak akan berpengaruh terhadap beban pajak yang akan dibayar oleh perusahaan, semakin tinggi laba sebelum pajak suatu perusahaan maka akan lebih tinngi pula beban pajak yang harus dibayar oleh perusahaan. Perhitungan bagian Peredaran Usaha Bruto Rp. 4.800.000.000,00: (Rp. 4.800.000.000,00 : Peredaran Bruto) x Laba Kena Pajak = (Rp. 4.800.000.000,00 : Rp. 43.410.332.237,00) x Rp. 20.777.343.821,00 = Rp. 2.297.408.133,00 25% x 50% x Rp. 18.479.935.688,00 = Rp. 287.176.017,00 Sisanya 25% x Rp.18.479.935.688,00 = Rp. 4.619.983.922,00 Jadi jumlah Pajak Penghasilan terutang badan CV. SINTER Tahun 2015 dengan menggunakan Net Method adalah sebesar Rp. 287.176.017,00 + Rp. 4.619.983.922,00 = Rp. 4.907.159.939,00. Perhitungan bagian Peredaran Usaha Bruto Rp. 4.800.000.000,00: (Rp. 4.800.000.000,00 : Peredaran Bruto) x Laba Kena Pajak = (Rp. 4.800.000.000,00 : 43.410.332.237,00) x Rp. 19.341.938.131,00 = Rp. 2.138.691.372,00 25% x 50% x Rp. 2.138.691.372,00 = Rp. 267.336.422,00 Sisanya 25% x Rp. 17.203.246.759,00 = Rp. 4.300.811.690,00 Jadi jumlah Pajak Penghasilan terutang badan CV. SINTER pada Tahun 2015 dengan menggunakan metode Gross-Up adalah sebesar Rp. 267.336.422,00 + Rp. 4.300.811.690,00 = Rp. 4.568.148.111,00. 17 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dan analisis yang telah diuraikan sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) CV. SINTER sudah menerapkan perencanaan pajak (tax planning) dengan baik karena telah menerapkan gross-up method, yaitu dengan memberikan tunjangan pajak yang sama besarnya dengan PPh Pasal 21 karyawan. 2) Dengan menerapkan perencanaan pajak PPh Pasal 21 karyawan CV. SINTER dapat mengefisiensi beban pajak. 3) Penghematan pembayaran pajak perusahaan sebesar Rp. 339.011.827,00 cukup signifikan jika CV. SINTER melakukan metode perhitungan PPh Pasal 21 karyawannya dengan menerapkan perencanaan pajak PPh Pasal 21 metode gross-up. 4) Dengan menggunakan net method, perusahaan harus membayar pajak penghasilan terutang badan sebesar Rp. 4.907.159.939,00. 5) Dengan menggunakan metode yang saat ini digunakan perusahaan atau gross-up method, perusahaan harus membayar pajak penghasilan terutang badan sebesar Rp. 4.568.148.112,00. 6) Dengan penerapan metode Gross-Up, perusahaan dapat membayar pajak penghasilan perusahaan yang lebih kecil, yaitu lebih kecil sebesar Rp. 339.011.827,00 dari Net Method. Maka dapat disimpulkan dengan menggunakan metode Gross-Up, CV. SINTER dapat melakukan penghematan pembayaran pajak perusahaan sebesar Rp. 339.011.827,00. Saran Berdasarkan pembahasan dan analisis yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya maka peneliti memberikan saran yang diharapkan dapat menjadi alternatif bagi CV. SINTER dalam membuat suatu perencanaan pajak bagi perusahaan sebagai berikut: 1) Dalam perhitungan PPh Pasal 21 karyawan CV. SINTER tetap menerapkan gross-up method. Karena dengan menggunakan metode Gross-Up, perusahaan akan memperoleh keuntungan-keuntungan sebagai berikut: (1) Perusahaan akan dapat melakukan penghematan pembayaran pajak penghasilan badan (tax saving). (2) Perusahaan tidak akan dirugikan dari segi fiskal, sebab dalam pembayaran PPh Pasal 21 karyawan untuk perusahaan tidak dikenai koreksi fiskal. (3) Perusahaan memberikan take home pay kepada karyawan lebih besar, karyawanpun merasa lebih termotivasi untuk giat dalam bekerja yang pada akhirnya akan membuat kinerja perusahaan menjadi semakin baik. 2) Sebaiknya perusahaan mencari strategi penerapan perencanaan pajak lain yang sesuai dengan Undang-undang perpajakan yang berlaku (secara legal) sehingga penerapan pernecanaan pajak CV. SINTER dapat lebih maksimal. Perencanan pajak yang dapat dilakukan sebagai berikut: (1) Mengganti pemberian tunjangan makan dalam bentuk makan ditempat kerja atau makan bersama, karena pemberian dalam bentuk tunjangan makanan akan ditambahkan kepenghasilan. Dengan memberikan makan bersama atau 18 makan ditempat kerja dapat menambah keakraban antar pegawai, karyawan tidakperlu keluar kantor untuk membeli makan diluar, dan juga menjadi biaya fiskal sehingga dapat mengurangi laba fiskal. (2) Memberikan fasilitas pulsa HP untuk bagian pemasaran atau marketing karena akan dapat dibiayakan, akan dikenakan koreksi fiskal sebesar 50%. (3) Dengan mengadakan seminar atau kursus (pendidikan) maka biaya tersebut juga akan menjadi pengurang laba fiskal (dapat dibiayakan), selain itu juga karyawan akan menambah pengetahuan dan lebih berpotensi yang berhubungan dengan bidang pekerjaannya. 3) CV. SINTER agar mengikuti perkembangan (up to date) dalam peraturanperaturan perpajakan yang ada. DAFTAR PUSTAKA Amanah, L. dan Nurul, I. (2013). Implementasi Tax Planning Pajak Penghasilan Badan PT. Indojaya Mandiri. Vol. 2 No. 10, 1-19. Jurnal Fakultas Ekonomi-Akuntansi, Universitas STIESIA Surabaya. http://ejournal.stiesia.ac.id (Download 10 November 2015). Dewi, S. S. (2014). Penerapan Perencanaan Pajak Untuk Mengoptimalkan Pembayaran Pajak Pada PT. Rutan Di Surabaya. Vol. 3 No.2, 1-12. Jurnal Fakultas Ekonomi-Akuntansi, Universitas Surabaya. http://perpajakan.studentjournal.ub.ac.id (Download 10 November 2015). Gobel, M. (2013). Analisis Efisiensi Biaya Operasional Melalui Pengelolaan Tunjangan Makan dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pada Perusahaan Jasa Outsourcing. Jurnal Emba , Vol.1 No.4, 1868-1878. Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Akuntansi, Universitas Sam Ratulangi Manado. http://ejournal.unsrat.ac.id (Download 4 Desember 2015). Hussin, S. (2013). Analisis Perbandingan Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Metode Gross, Net, Dan Gross Up Dan Dampaknya Terhadap Beban Pajak Penghasilan Badan Koperasi Satya Ardhia Mandiri (Kosami). Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. http://repostory.uinjkt.ac.id (Download 30 September 2015). Kalangi, F. (2014). Perencanaan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pada Hotel Sahid Kawanua Manado. Emba ISSN 2303-1174 , 1-9. Jurnal Fakultas Ekonomi-Akuntansi, Universitas Sam Ratulangi Manado. http://ejournal.unsrat.ac.id (Download 10 November 2015). Mardiasmo. (2013). Perpajakan. Andi Yogyakarta. Noviari, N. dan Sahilatua P. F. (2013). Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Pasal 21 Sebagai Strategi Penghematan Pembayaran Pajak. ISSN: 2302-8556 , 1-20. Jurnal Fakultas Ekonomi-Akuntansi, Universitas Udayana. http://download.portalgaruda.org (Download 17 Oktober 2015). Penerimaaan pajak dan realisasi pendapatan pajak tahun 2015. http://www.kemenku.go.id. Pohan, A.C. (2011). Manajemen Perpajakan Strategi Perencanaan Pajak dan Bisnis. Gramedia Pustaka Utama. Prof. Dr. Lexy J. Moleong, M. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya. 19 Ratag, G. A. (2013). Perencanaan Pajak Melalui Metode Penyusutan Aktiva tetap Untuk Menghitung PPh Badan Pada PT. Bank Sulut. Jurnal Emba , Vol.1 No.3, 950-958. Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Akuntansi, Universitas Sam Ratulangi Manado. http://ejournal.unsrat.ac.id (Download 25 Oktober 2015). Rori, H. (2013). Analisis Penerapan Tax Planning Atas Pajak Penghasilan Badan. Jurnal Emba , Vol.1 No.3, 410-418. Analisis Penerapan Tax Planning Atas Pajak Penghasilan Badan. Jurnal Fakultas Ekonomi-Akuntansi, Universitas Sam Ratulangi Manado. http://ejournal.unsrat.ac.id (Download 10 November 2015). Rumus untuk menentukan besarnya jumlah tunjangan pajak. http//www.ortax.org. Suandy, E. (2011). Perencanaan Perpajakan. Salemba Empat. Sugiyono (2013). Memahami Penelitian Kombinasi. Alfabeta Bandung. Sumadi, K. I dan Nathakharisma V. (2014). Analisis Tax Planning Dalam Meningkatkan Optimalisasi Pembayaran Pajak Penghasilan Pada PT. Chidehafu. ISSN: 2302-8556 , 116. Jurnal Fakultas Ekonomi-Akuntansi, Universitas Udayana. http://download.portalgaruda.org (Download 10 November 2015). Wafa, A.I (2013). Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Pasal 21 Sebagai Strategi Penghematan Pembayaran Pajak Perusahaan (Studi Kasus Pada Pdam Kabupaten Banyuwangi). Fakultas Ekonomi-Akuntansi, Universitas Jember. http://download.repostory.unej.ac.id (Download 9 Oktober 2015). Waluyo. (2014). Perpajakan Indonesia. Salemba Empat. 20