analisis penerapan perencanaan perpajakan atas pph 21 tahunan

advertisement
ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PERPAJAKAN ATAS PPH
21 TAHUNAN KARYAWAN TETAP DALAM UPAYA EFISIENSI
BEBAN PAJAK PADA CV. SINTER
JURNAL
Disusun Oleh:
Nama : Putri Adi Novita
NIM
: 01112018
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NAROTAMA
SURABAYA
2016
ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PERPAJAKAN
ATAS PPH 21 TAHUNAN KARYAWAN TETAP DALAM
UPAYA EFISIENSI BEBAN PAJAK PADA CV. SINTER
JURNAL
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih
Derajat Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh:
Putri Adi Novita
01112018
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NAROTAMA
SURABAYA
2016
ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PERPAJAKAN
ATAS PPH 21 TAHUNAN KARYAWAN TETAP DALAM
UPAYA EFISIENSI BEBAN PAJAK PADA CV. SINTER
Oleh:
Putri Adi Novita
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi
Universitas Narotama, Surabaya, Indonesia
Email: [email protected]
ABSTRAK
menghitung PPh Pasal 21 karyawan pada CV. SINTER dan dampak yang
dihasilkan dengan menerapkan metode Gross Up untuk menghitung PPh Pasal 21
karyawan terhadap beban pajak yang harus dibayar oleh perusahaan dibandingkan
dengan menerapkan metode Net.
Metode penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Deskriptif data
yang dikumpulkan berupa dokumen, gambar, catatan lapangan dan kuantitatif
yang digunakan adalah menghitung besar PPh Pasal 21, mengaplikasikan
perencanaan pajak PPh Pasal 21 metode Net dan Gross Up, menghitung beban
pajak setelah perencanaan pajak.
Melalui perhitungan terhadap PPh Pasal 21 karyawan dengan menggunakan
metode Gross Up dan Net diperoleh hasil yaitu apabila perusahaan menggunakan
metode Gross Up, perusahaan akan dapat membayar beban pajak penghasilan
badan lebih kecil daripada menggunakan metode Net.
Perencanaan pajak PPh Pasal 21 metode Gross Up sudah diterapkan pada CV.
SINTER dan diharapkan agar melakukan perencanaan pajak yang lain secara
legal.
Kata kunci: Perencanaan Pajak, Metode Gross Up PPh Pasal 21, Beban Pajak
Badan.
ABSTRACT
This study aims to determine the application of the method for calculating Gross
Up PPh 21 employees on the CV. SINTER and impact generated by applying the
method for calculating Gross Up PPh 21 employees of the tax burden to be paid
by the company as compared to applying the method of Net.
The researh method using quantitative descriptive approach. Descriptive data
collected in the form of documents, drawings, field notes and quantitative used
are large compute PPh 21, PPh 21 tax planning apply Net and Gross Up method,
calculate the tax burden after tax plannng.
1
Through the calculating of the PPh 21 employees using the Gross Up and the Net
result is, if companies use the Gross Up method, the company will be able to pay
his income tax expense of smaller bodies than using the Net.
Tax planning PPh 21 Gross Up method has been applied to the CV. SINTER and
is expected to be tax planning another legally.
Keywords: Tax Planning, PPh 21 Gross Up Method, Corporate Tax Burden.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang paling
diandalkan selain minyak bumi dan gas alam. Realisasi penerimaaan pajak selama
tahun 2015 tercatat mencapai Rp. 1.060 triliun, yang meliputi PPh non migas dan
PPh migas. APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) menargetkan Rp
1.294 triliun, sehingga dapat disimpulkan realisasi tersebut kurang sekitar Rp 234
triliun tetapi dibandingkan dengan tahun lalu mengalami kenaikan mencapai
12%. Ditahun 2014 pajak mencapai 70%, sedangkan ditahun 2015 pajak
mencapai hingga 82% (www.kemenku.go.id).
Definisi pajak dari Ratag (2013) dalam bisnis untuk perusahaan atau badan
usaha, pajak adalah beban tambahan yang berpengaruh yang akan pada
berkurangnya laba dari perusahaan atau badan usaha. Pengeluaran beban pajak
memengaruhi laba sehingga perlu diperhitungkan dalam setiap kebijakan yang
akan digunakan oleh setiap perusahaan.
Perencanaan Pajak (tax planning) merupakan upaya meminimlkan jumlah
utang pajak kewajiban perpajakan tetapi tetap berada pada bingkai legalitas. (Erly
Suandy, 2011:1). Salah satu dari cara legal (tidak melanggar peraturan
perpajakan) dalam mengefisiensikan beban pajak, yaitu dengan cara perencanaan
pajak (tax planning). Meminimalkan Pajak Penghasilan (PPh) terutang Badan,
yaitu dengan cara mengoptimalkan penghasilan yang dikurangkan,
memaksimalkan biaya fiskal, meminimalkan biaya yang tidak diperbolehkan
sebagai pengurang dan pemilihan dari metode akuntansi. Pajak Penghasilan
perusahaan memiliki keterkaitan yang erat dalam membayar pajak perusahaan,
dan memiliki ruang besar untuk perencanaan pajaknya. Perencanaan Pajak
Penghasilan karyawan bisa dilakukan dengan mengoptimalkan yang dapat
dibiayakan, mengalihkannya dalam bentuk memberikan natura, tunjangantunjangan sebagai biaya dan dapat dikurangkan sesuai peraturan perundangundangan perpajakan (Sahilatua dan Noviari, 2013).
Perencanaan pajak PPh Pasal 21 juga menjadi kebijakan perusahaan, sebab
selain untuk mendapatkan laba perusahaanpun harus memperhatikan
kesejahteraan karyawannya (Hussin, 2013). Dengan menggunakan gross-up
method perusahaan menjadi efisien (minimal) dalam pembayaran beban pajaknya.
Walau tax planning (perencanaan pajak) ini sederhana, akan tetapi berpengaruh
terhadap beban pajak yang efisien.
Penelitian ini dilakukan di CV. SINTER yaitu perusahaan yang bergerak
dibidang manufaktur bahan pokok (jagung pecah, beras, dan tepung gaplek) yang
mulai beroperasi tahun 1985. CV. SINTER merupakan perusahaan yang
berorientasi dalam mencari laba. Besarnya pengeluaran suatu perusahaan
2
berpengaruh terhadap laba yang dihasilkan. Salah satu pengeluaran tersebut
adalah beban pajak penghasilan.
CV. SINTER belum melakukan manajemen pajak secara efisien, sehingga
perlu membuat manajemen pajak yang apik dan terorganisir sehingga pajak
penghasilan perusahaan efisien tanpa harusberbuat curang. Manajemen pajak
dapat dilakukan dengan cara menyusun perencanaan pajak, pelaksanaan
kewajiban perpajakan, dan pengendalian pajak yang baik sehingga terhindar dari
segala yang menyebabkan peningkatan pajak penghasilan.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa penerapan perencanaan
pajak PPh Pasal 21 yang diterapkan pada CV. SINTER berdasarkan legalitas dan
menganilisa pengaruh signifikan tidaknya perencanaan pajak penghasilan
terhadap pajak badan yang dibayarkan CV. SINTER.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Pajak
Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H. dalam Mardiasmo (2013:1)
mendefinisikan pajak
“Pajak sebagai iuran rakyat kepada kas negara bedasarkan undang-undang (yang
dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa-jasa timbal (kontraprestasi) yang
langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran
umum”.
Perencanaan Pajak
Perencanaan Pajak (tax planning) merupakan upaya meminimlkan jumlah
utang pajak kewajiban perpajakan tetapi tetap berada pada bingkai legalitas. (Erly
Suandy, 2011:1). Tujuan dari penerapan perencanaan pajak menurut penelitian
terdahulu Natakharisma dan Sumadi (2014) adalah untuk menghemat pengeluaran
beban pajak, mengetahui perkembangan peraturan perpajakan, mengalihkan
biaya-biaya yang tidak dianggap sebagai biaya fiskal.
Pajak Penghasilan
Pajak Penghasilan adalah Pajak yang dikenakan terhadap suatu
penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan lain-lain dengan nama
dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan
kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi. (Mardiasmo, 2013:188).
tarif pajak berdasarkan pasal 17 UU No.7/1983 tentang Pajak Penghasilan
UU No.36/2008.
Lapisan Penghasilan Kena Pajak
Sampai dengan Rp 50.000.000
Di atas Rp 50.000.000 sampai Rp 250.000.000
Di atas Rp 250.000.000 sampai Rp 500.000.000
Di atas Rp 500.000.000
Tarif
Pajak
5%
15%
25%
30%
Sumber: Pasal 17 Undang-undang Pajak Penghasilan No.36 Tahun 2008
Rumus Perhitungan Gross-Up Method
Menurut UU PPh No. 36 tahun 2008 Berikut ini adalah rumus untuk
menentukan besaran tunjangan pajak yang di Gross-Up:
3
Lapisan
Rumus
Lapisan 1
PKP s/d Rp 175.000.000
(PKP x 5/95)
Lapisan 2
PKP diatas Rp 175.000.000 s/d Rp 217.500.000
((PKP – 175.000.000) x
15/85) + 25.000.000))
Lapisan 3
PKP diatas Rp 217.500.000 s/d Rp 405.000.000
((PKP – 217.500.000) x
25/75) + 32.500.000))
Lapisan 4
PKP diatas Rp 405.000.000
((PKP – 405.000.000) x
30/70) + 95.000.000))
Sumber: www.ortax.org
METODE PENELITIAN
Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu
menghitung besar PPh Pasal 21, mengaplikasikan perencanaan pajak PPh Pasal 21
metode net dan gross-up, menghitung beban pajak setelah perencanaan pajak.
Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan catatan lapangan,
wawancara dan dokumen resmi lainnya.
Metode Pengumpulan Data
Jenis dan sumber data dalam penelitian ini yang digunakan adalah:
1) Data sekunder
Data sekunder dibagi menjadi dua menurut Sugiyono (2013) adalah
sebagai berikut:
(1) Data Internal: Profil Badan Usaha CV. SINTER, Laporan
Laba/Rugi tahun 2014 dan 2015, Perincian gaji karyawan tetap
tahun 2015.
(2) Data Eksternal: Literatur, Jurnal, Skripsi yang berhubungan dengan
permasalahan yang ada serta berguna bagi penyusunan hasil
penelitian ini.
Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data melalui:
1) Observasi
Pada penelitian ini yang dilakukan observasi partisipatif yang pasif,
karena peneliti datang di tempat kegiatan orang yang diamati, akan
tetapi tidak berperan langsung dalam kegiatan tersebut.
2) Wawancara
Berkomunikasi dengan Staf Akuntansi (Arif Hidayat). Hal-hal yang
berkaitan dengan struktur organisasi, perhitungan laba/rugi, daftar gaji
karyawan.
4
3) Dokumentasi
Mengumpulkan data-data dari CV. SINTER berupa data based CV.
SINTER arsip atau laporan-laporan lainnya.
4) Triangulasi
Pada penelitian ini teknik triangulasi yang digunakan adalah
menganalisa laporan laba/rugi dan daftar gaji karyawan, menghitung
pph 21 karyawan.
Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode analisis data adalah dengan cara:
1) Analisis Sebelum di Lapangan
Peneliti memperoleh landasan teori mengenai perencanaan pajak dan
implementasinya melalui literatur, jurnal, skripsi yang berhubungan
dengan permasalahan yang ada serta berguna bagi penyusunan hasil
penelitian ini.
2) Analisis selama di Lapangan model Miles dan Huberman dalam
Sugiyono (2013), yaitu:
(1) Reduksi Data
Penelitian ini memfokuskan pada data gaji karyawan CV.
SINTER dengan gaji diatas PTKP (Penghasilan Tidak Kena
Pajak) dan laporan laba/rugi CV. SINTER 2015.
(2) Penyajian Data
Laporan laba/rugi dan daftar gaji karyawan 2015 yang kemudian
dibandingkan dengan perhitungan pajak yang sudah ditambah
dengan variabel lain untuk mendapatkan penghematan beban
pajak.
(3) Kesimpulan
Kesimpulan penelitian penerapan perencanaan pajak dengan
pemilihan menggunakan metode net dan gross-up akan
berpengaruh terhadap beban pajak badan.
Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang diteliti.
Hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan beban pajak badan dalam
penerapan perencanaan pajak terutang PPh Pasal 21, beban pajak akan lebih
efisien dengan menggunakan metode gross-up.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Laporan Laba/Rugi CV. SINTER
KETERANGAN
2015
PENJUALAN
Penjualan Trading
Penjualan Trading
Rph Penjualan Trading
193.631.843.300
315.642.419
5
2014
229.121.985.833,25
366.159.070,00
Penjualan Manufaktur
Penjualan Manufaktur
Rph Penjualan Manufaktur
PENJUALAN LOKAL BERSIH
Penjualan Ekspor
Penjualan Ekspor
Rph Penjualan Ekspor
PENJUALAN EKSPOR BERSIH
TOTAL PENJUALAN BERSIH
58.553.748.700
23.498.453
251.846.451.128
63.623.764.500,00
82.363.404,00
292.297.227.859,25
35.120.845.634
614.083.114
34.506.762.520
286.353.213.648
13.354.282.799,00
239.852.361,00
13.114.430.438,00
305.411.658.297,25
87.683.384.872
63.439.703.865
186.637.740.381
3.946.503.931
182.691.236.450
3.350.546.340
18.374.340
3.332.172.000
273.706.793.322
190.293.751.919,14
4.891.445.224,14
185.402.306.695,00
82.489.027.924,24
12.394.034.667,47
70.094.993.256,76
318.937.003.816,76
534.104.000
824.362.234
301.278.371
423.112.090
564.036.370,00
2.573.008.310,84
1.205.390.312
122.764.219
652.862.620
-
2.638.969.859
17.668.500
25.244.500
174.297.220
230.095.830
1.997.104.500,00
20.125.000,00
17.895.000,00
16.266.000,00
685.655.703,00
320.706.246,76
HARGA POKOK PENJUALAN
PERSEDIAAN AWAL
KOREKSI SALDO AWAL
Pembelian Trading
Rph Pembelian Trading
TOTAL PEMBELIAN TRADING
Pembelian Impor
Rph Pembelian Impor
TOTAL PEMBELIAN IMPOR
BARANG TERSEDIA UNTUK DIJUAL
BIAYA LANGSUNG
Biaya Pembelian
Ongkos Angkut Pembelian
Ongkos Bongkar Manufaktur
Ongkos Bongkar Trading
Biaya Impor
Biaya Pembelian Lain-lain
Biaya Gudang
Biaya Gudang Manufaktur
Biaya Gudang Trading
Biaya Gudang Lain-Lain
Bahan Pembantu
Plastik
Zak
Roll
Benang
Terpal
Bahan Bakar Oli
Fumigasi
6
4.790.925.775,64
-
Bahan pembantu lain2
Listrik
Biaya Perawatan dan Pemeliharaan
Perawatan Gedung
Perawatan Mesin & Peralatan
Perawatan Kendaraaan
Biaya Penyusutan
Biaya Langsung Lain-lain
Biaya Sewa
Biaya Lain-Lain
130.852.500
755.610.904
139.695.000,00
489.820.286,00
33.257.900
732.625.134
288.462.962
1.119.635.532
2.006.000,00
644.743.194,18
45.064.140,00
1.222.222.279,22
2.244.000.000
445.786.173
1.683.000.000,00
1.552.924.227,20
TOTAL BIAYA LANGSUNG
12.900.380.860
16.765.198.032,85
PERSEDIAAN AKHIR
43.439.703.865
87.683.384.872
243.167.470.317
248.018.816.977,61
43.185.743.331
57.392.841.319,64
BIAYA OPERASIONAL
Biaya Penjualan
Ongkos Angkut & Muat Penjualan
Bi Transfer
Bi Penjualan lain2
Bi Ekspor
4.285.370.742
1.383.250
227.132.662
3.475.929.729
2.996.651.601,38
1.357.000,00
182.884.500,00
1.670.026.952,20
TOTAL BIAYA OPERASIONAL
7.989.816.383
4.850.920.053,58
5.946.940.240
1.651.650
-
4.678.342.390,00
4.182.100,00
-
150.000
1.412.235
3.165.000
31.688.816
475.000,00
11.076.285,00
4.325.000,00
44.836.694,53
HARGA POKOK PENJUALAN
LABA KOTOR
BIAYA UMUM & ADMINISTRASI
Biaya Admin Umum Karyawan
Gaji Karyawan
Lembur Karyawan
Tunjangan Karyawan
Lain-lain
Tunjangan PPH
Biaya Admin Umum Aktiva Tetap
Perawatan Gedung
Perawatan Mesin & Kendaraan
Perawatan Inventaris
Biaya Penyusutan
Biaya Admin Umum Lain’’
7
Listrik & Telepon
Biaya Asuransi
Biaya Perjalanan Dinas
Biaya ATK
Biaya RTK
Biaya Admin Bank
Biaya Lain-Lain
Biaya Pajak
Biaya Piutang Tak Tertagih
71.056.143
290.792.522
86.800.481
5.071.400
20.083.250
26.394.225
210.835.521
61.914.585,00
89.896.692,84
4.635.000,00
5.268.673,00
20.072.999,20
42.902.038,66
312.265.290,12
202.150.717,00
751.248.601
7.447.290.084
5.482.343.465,36
27.748.636.864
47.059.577.800,70
20.830.052
180
38.000.000
24.374.309,62
7,25
31.889.416,90
4.578.675.759
4
1.868.333.448
4.445.062.204,99
940,64
208.507.501,00
(840647918)
-
(4.098.634.486,97)
TOTAL PEND & BY DI LUAR USAHA
(7.228.826.897)
(8.695.941.399,83)
LABA SEBELUM PAJAK
20.519.809.967
38.363.636.400,88
TOTAL BIAYA UMUM & ADMIN
LABA OPERASI
PENDAPATAN & BIAYA DILUAR
USAHA
Pendapatan Diluar Usaha
Pendapatan Jasa Giro
Selisih Lebih Pembulatan
Pendapatan lain-lain
Laba Penjualan Aktiva Tetap
Biaya Diluar Usaha
Biaya bunga kredit
Selisih Kurang Pembulatan
Biaya Lain-Lain
Selisih Kurs
Laba Rugi Kurs
Biaya Pajak
Biaya Pajak Kini
Biaya Pajak Tangguhan
Sumber: Data diolah
Pembahasan Penelitian
Perbandingan PPh 21 Terutang Karyawan CV. SINTER 2015 dengan
menerapkan metode net dan gross-up
8
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Nama Karyawan
PPh 21 terutang
Net
(dalam satuan
rupiah)
Gross-Up
(dalam satuan
rupiah)
Selisih
(dalam satuan
rupiah)
Heru
Rininta
Ogut
Dwi Ratna
453.600
484.475
647.162
784.475
477.474
509.974
681.223
825.763
23.874
25.499
34.061
41.288
Sandra
789.562
831.118
41.556
Meilianti
Andrew
Puspa
Lie
Ivan
Ny. Soegiantoro
Siany
Hairyanto
Hariadi
Merlia
793.975
793.975
799.062
813.213
869.125
27.700.000
73.250.000
240.800.000
322.400.000
344.490.962
835.763
835.763
841.118
856.013
914.868
32.666.667
98.428.571
344.000.000
460.571.429
492.129.946
41.788
41.788
42.056
42.800
45.743
4.966.667
25.178.571
103.200.000
138.171.429
147.638.984
TOTAL
1.015.869.586
1.435.405.690
419.536.104
Sumber: Data diolah, 2015
Total PPh 21 terutang dari 15 karyawan CV. SINTER sebesar Rp.
1.015.869.586,00 untuk metode net, sedangkan sebesar Rp. 1.435.405.690,00
untuk metode gross-up. Selisih PPh 21 terutang untuk dua metode tersebut
sebesar Rp. 419.536.104,00.
Koreksi Fiskal
Net Method
(dalam satuan rupiah)
A Koreksi Fiskal Positif:
1. Biya PPh 21
B Koreksi Fiskal Negatif:
1. Biaya Penyusutan
Biaya lain-lain yang
2. terdapat
dalam biaya umum lainlain
Pendapatan jasa giro yang
3. terdapat
dalam pendapatan diluar
usaha
Biaya lain-lain yang
4. terdapat
dalam biaya diluar usaha
Total
Gross-Up Method
(dalam satuan rupiah)
A Koreksi Fiskal Positif:
1.015.869.586
B Koreksi Fiskal Negatif:
224.588.906
1. Biaya Penyusutan
Biaya lain-lain yang
2. terdapat
dalam biaya umum lain33.175.000
lain
Pendapatan jasa giro yang
3. terdapat
dalam pendapatan diluar
20.830.052
usaha
Biaya lain-lain yang
4. terdapat
20.600.000
dalam biaya diluar usaha
1.315.063.544
Total
Sumber: Data diolah, 2015
9
224.588.906
33.175.000
20.830.052
20.600.000
299.193.958
KETERANGAN
PENJUALAN
Penjualan Trading
Penjualan Trading
2014
2015
Net
Gross-Up
229.121.985.833,25
193.631.843.300
193.631.843.300
193.631.843.300
366.159.070,00
315.642.419
315.642.419
315.642.419
63.623.764.500,00
58.553.748.700
58.553.748.700
58.553.748.700
82.363.404,00
23.498.453
23.498.453
23.498.453
292.297.227.859,25
251.846.451.128
251.846.451.128
251.846.451.128
13.354.282.799,00
35.120.845.634
35.120.845.634
35.120.845.634
239.852.361,00
614.083.114
614.083.114
614.083.114
PENJUALAN EKSPOR BERSIH
13.114.430.438,00
34.506.762.520
34.506.762.520
34.506.762.520
TOTAL PENJUALAN BERSIH
305.411.658.297,25
286.353.213.648
286.353.213.648
286.353.213.648
Rph Penjualan Trading
Penjualan Manufaktur
Penjualan Manufaktur
Rph Penjualan Manufaktur
PENJUALAN LOKAL BERSIH
Penjualan Ekspor
Penjualan Ekspor
Rph Penjualan Ekspor
HARGA POKOK PENJUALAN
10
63.439.703.865
87.683.384.872
87.683.384.872
87.683.384.872
190.293.751.919,14
186.637.740.381
186.637.740.381
186.637.740.381
4.891.445.224,14
3.946.503.931
3.946.503.931
3.946.503.931
185.402.306.695,00
182.691.236.450
182.691.236.450
182.691.236.450
Pembelian Impor
82.489.027.924,24
3.350.546.340
3.350.546.340
3.350.546.340
Rph Pembelian Impor
12.394.034.667,47
18.374.340
18.374.340
18.374.340
TOTAL PEMBELIAN IMPOR
70.094.993.256,76
3.332.172.000
3.332.172.000
3.332.172.000
318.937.003.816,76
273.706.793.322
273.706.793.322
273.706.793.322
564.036.370,00
534.104.000
534.104.000
534.104.000
2.573.008.310,84
-
PERSEDIAAN AWAL
KOREKSI SALDO AWAL
Pembelian Trading
Rph Pembelian Trading
TOTAL PEMBELIAN TRADING
BARANG TERSEDIA UNTUK DIJUAL
BIAYA LANGSUNG
Biaya Pembelian
Ongkos Angkut Pembelian
Ongkos Bongkar Manufaktur
Ongkos Bongkar Trading
Biaya Import
-
824.362.234
824.362.234
824.362.234
4.790.925.775,64
301.278.371
301.278.371
301.278.371
-
423.112.090
423.112.090
423.112.090
Biaya Pembelian Lain-lain
11
Biaya Gudang
Biaya Gudang Manufaktur
-
1.205.390.312
1.205.390.312
1.205.390.312
Biaya Gudang Trading
-
122.764.219
122.764.219
122.764.219
Biaya Gudang Lain-Lain
-
652.862.620
652.862.620
652.862.620
-
-
-
-
Zak
1.997.104.500,00
2.638.969.859
2.638.969.859
2.638.969.859
Roll
20.125.000,00
-
-
-
Benang
17.895.000,00
17.668.500
17.668.500
17.668.500
Terpal
16.266.000,00
25.244.500
25.244.500
25.244.500
Bahan Bakar Oli
685.655.703,00
174.297.220
174.297.220
174.297.220
Fumigasi
320.706.246,76
230.095.830
230.095.830
230.095.830
Bahan pembantu lain2
139.695.000,00
130.852.500
130.852.500
130.852.500
Listrik
489.820.286,00
755.610.904
755.610.904
755.610.904
2.006.000,00
33.257.900
33.257.900
33.257.900
644.743.194,18
732.625.134
732.625.134
732.625.134
Bahan Pembantu
Plastik
Biaya Perawatan dan Pemeliharaan
Perawatan Gedung
Perawatan Mesin & Peralatan
12
Perawatan Kendaraaan
45.064.140,00
288.462.962
288.462.962
288.462.962
1.222.222.279,22
1.119.635.532
895.046.626
895.046.626
Biaya Sewa
1.683.000.000,00
2.244.000.000
2.244.000.000
2.244.000.000
Biaya Lain-Lain
1.552.924.227,20
445.786.173
445.786.173
445.786.173
16.765.198.032,85
12.900.380.860
12.675.791.954
12.675.791.954
87.683.384.872
43.439.703.865
43.439.703.865
43.439.703.865
248.018.816.977,61
243.167.470.317
242.942.881.411
242.942.881.411
57.392.841.319,64
43.185.743.331
43.410.332.237
43.410.332.237
2.996.651.601,38
4.285.370.742
4.285.370.742
4.285.370.742
Biaya Penyusutan
Biaya Langsung Lain-lain
TOTAL BIAYA LANGSUNG
PERSEDIAAN AKHIR
HARGA POKOK PENJUALAN
LABA KOTOR
BIAYA OPERASIONAL
Biaya Penjualan
Ongkos Angkut & Muat Penjualan
13
Bi Transfer
1.357.000,00
1.383.250
1.383.250
1.383.250
182.884.500,00
227.132.662
227.132.662
227.132.662
Bi Ekspor
1.670.026.952,20
3.475.929.729
3.475.929.729
3.475.929.729
TOTAL BIAYA OPERASIONAL
4.850.920.053,58
7.989.816.383
7.989.816.383
7.989.816.383
4.678.342.390,00
5.946.940.240
5.946.940.240
5.946.940.240
4.182.100,00
1.651.650
1.651.650
1.651.650
Tunj Karyawan
-
-
-
-
Lain-Lain
-
-
-
-
Tunjangan PPH
-
-
1.435.405.690
Bi Penjualan lain2
BIAYA UMUM & ADMINISTRASI
Biaya Admin Umum Karyawan
Gaji Karyawan
Lembur Karyawan
Biaya Admin Umum Aktiva Tetap
Perawatan Gedung
Perawatan Mesin & Kendaraan
Perawatan Inventaris
475.000,00
150.000
150.000
150.000
11.076.285,00
1.412.235
1.412.235
1.412.235
4.325.000,00
3.165.000
3.165.000
3.165.000
14
Biaya Penyusutan
44.836.694,53
31.688.816
31.688.816
31.688.816
Listrik & Telepon
61.914.585,00
71.056.143
71.056.143
71.056.143
Biaya Asuransi
89.896.692,84
290.792.522
290.792.522
290.792.522
Biaya Perjalanan Dinas
4.635.000,00
86.800.481
86.800.481
86.800.481
Biaya ATK
5.268.673,00
5.071.400
5.071.400
5.071.400
Biaya RTK
20.072.999,20
20.083.250
20.083.250
20.083.250
Biaya Admin Bank
42.902.038,66
26.394.225
26.394.225
26.394.225
Biaya Lain-Lain
312.265.290,12
210.835.521
177.660.521
177.660.521
Biaya Pajak
202.150.717,00
751.248.601
751.248.601
751.248.601
5.482.343.465,36
7.447.290.084
7.414.115.084
8.849.520.774
47.059.577.800,70
27.748.636.864
28.006.400.770
26.570.995.080
Biaya Admin Umum Lain''
Biaya Piutang Tak Tertagih
TOTAL BIAYA UMUM & ADMIN
LABA OPERASI
-
PENDAPATAN & BIAYA DILUAR
USAHA
15
Pendapatan Diluar Usaha
Pendapatan Jasa Giro
Selisih Lebih Pembulatan
Pendapatan Lain-Lain
24.374.309,62
20.830.052
-
-
7,25
180
180
180
31.889.416,90
-
38.000.000
-
38.000.000
-
38.000.000
Laba Penjualan Aktiva Tetap
-
Biaya Diluar Usaha
Biaya bunga kredit
Selisih Kurang Pembulatan
Biaya Lain-Lain
4.445.062.204,99
4.578.675.759
4.578.675.759
4.578.675.759
940,64
4
4
4
208.507.501,00
1.868.333.448
1.847.733.448
1.847.733.448
-
Selisih Kurs
Laba Rugi Kurs
(840647918)
(840647918)
(840647918)
Biaya Pajak
-
-
-
Biaya Pajak Kini
-
-
-
Biaya Pajak Tangguhan
-
-
-
(7.228.826.897)
(7.229.056.949)
(7.229.056.949)
TOTAL PEND & BY DI LUAR USAHA
(4.098.634.486,97)
(8.695.941.399,83)
16
LABA SEBELUM PAJAK
38.363.636.400,88
20.519.809.967
20.777.343.821
19.341.938.131
Sumber: Data diolah, 2015
Laba sebelum pajak tahun 2014 sebesar Rp. 38.363.636.400,88. Tahun 2015 sebelum melakukan rekonsiliasi sebesar Rp.
20.519.809.967,00. Tahun 2015 setelah dilakukan perencanaan pajak dan rekonsiliasi maka laba sebelum pajak untuk metode net
sebesar Rp. 20.777.343.821,00 sedangkan metode gross-up sebesar Rp. 19.341.938.131,00.
Besarnya pendapatan dan beban perusahaan maka akan menghasilkan laba sebelum pajak, sedangkan besarnya laba sebelum
pajak akan berpengaruh terhadap beban pajak yang akan dibayar oleh perusahaan, semakin tinggi laba sebelum pajak suatu
perusahaan maka akan lebih tinngi pula beban pajak yang harus dibayar oleh perusahaan.
Perhitungan bagian Peredaran Usaha Bruto Rp. 4.800.000.000,00:
(Rp. 4.800.000.000,00 : Peredaran Bruto) x Laba Kena Pajak
= (Rp. 4.800.000.000,00 : Rp. 43.410.332.237,00) x Rp. 20.777.343.821,00
= Rp. 2.297.408.133,00
25% x 50% x Rp. 18.479.935.688,00 = Rp. 287.176.017,00
Sisanya 25% x Rp.18.479.935.688,00 = Rp. 4.619.983.922,00
Jadi jumlah Pajak Penghasilan terutang badan CV. SINTER Tahun 2015 dengan menggunakan Net Method adalah sebesar
Rp. 287.176.017,00 + Rp. 4.619.983.922,00 = Rp. 4.907.159.939,00.
Perhitungan bagian Peredaran Usaha Bruto Rp. 4.800.000.000,00:
(Rp. 4.800.000.000,00 : Peredaran Bruto) x Laba Kena Pajak
= (Rp. 4.800.000.000,00 : 43.410.332.237,00) x Rp. 19.341.938.131,00
= Rp. 2.138.691.372,00
25% x 50% x Rp. 2.138.691.372,00 = Rp. 267.336.422,00
Sisanya 25% x Rp. 17.203.246.759,00 = Rp. 4.300.811.690,00
Jadi jumlah Pajak Penghasilan terutang badan CV. SINTER pada Tahun 2015 dengan menggunakan metode Gross-Up adalah
sebesar Rp. 267.336.422,00 + Rp. 4.300.811.690,00 = Rp. 4.568.148.111,00.
17
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan analisis yang telah diuraikan sebelumnya, maka
kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) CV. SINTER sudah menerapkan perencanaan pajak (tax planning) dengan baik
karena telah menerapkan gross-up method, yaitu dengan memberikan tunjangan
pajak yang sama besarnya dengan PPh Pasal 21 karyawan.
2) Dengan menerapkan perencanaan pajak PPh Pasal 21 karyawan CV. SINTER
dapat mengefisiensi beban pajak.
3) Penghematan pembayaran pajak perusahaan sebesar Rp. 339.011.827,00 cukup
signifikan jika CV. SINTER melakukan metode perhitungan PPh Pasal 21
karyawannya dengan menerapkan perencanaan pajak PPh Pasal 21 metode
gross-up.
4) Dengan menggunakan net method, perusahaan harus membayar pajak
penghasilan terutang badan sebesar Rp. 4.907.159.939,00.
5) Dengan menggunakan metode yang saat ini digunakan perusahaan atau gross-up
method, perusahaan harus membayar pajak penghasilan terutang badan sebesar
Rp. 4.568.148.112,00.
6) Dengan penerapan metode Gross-Up, perusahaan dapat membayar pajak
penghasilan perusahaan yang lebih kecil, yaitu lebih kecil sebesar Rp.
339.011.827,00 dari Net Method. Maka dapat disimpulkan dengan menggunakan
metode Gross-Up, CV. SINTER dapat melakukan penghematan pembayaran
pajak perusahaan sebesar Rp. 339.011.827,00.
Saran
Berdasarkan pembahasan dan analisis yang telah diuraikan pada bab-bab
sebelumnya maka peneliti memberikan saran yang diharapkan dapat menjadi alternatif
bagi CV. SINTER dalam membuat suatu perencanaan pajak bagi perusahaan sebagai
berikut:
1) Dalam perhitungan PPh Pasal 21 karyawan CV. SINTER tetap menerapkan
gross-up method. Karena dengan menggunakan metode Gross-Up, perusahaan
akan memperoleh keuntungan-keuntungan sebagai berikut:
(1) Perusahaan akan dapat melakukan penghematan pembayaran pajak
penghasilan badan (tax saving).
(2) Perusahaan tidak akan dirugikan dari segi fiskal, sebab dalam pembayaran
PPh Pasal 21 karyawan untuk perusahaan tidak dikenai koreksi fiskal.
(3) Perusahaan memberikan take home pay kepada karyawan lebih besar,
karyawanpun merasa lebih termotivasi untuk giat dalam bekerja yang pada
akhirnya akan membuat kinerja perusahaan menjadi semakin baik.
2) Sebaiknya perusahaan mencari strategi penerapan perencanaan pajak lain yang
sesuai dengan Undang-undang perpajakan yang berlaku (secara legal) sehingga
penerapan pernecanaan pajak CV. SINTER dapat lebih maksimal. Perencanan
pajak yang dapat dilakukan sebagai berikut:
(1) Mengganti pemberian tunjangan makan dalam bentuk makan ditempat kerja
atau makan bersama, karena pemberian dalam bentuk tunjangan makanan
akan ditambahkan kepenghasilan. Dengan memberikan makan bersama atau
18
makan ditempat kerja dapat menambah keakraban antar pegawai, karyawan
tidakperlu keluar kantor untuk membeli makan diluar, dan juga menjadi
biaya fiskal sehingga dapat mengurangi laba fiskal.
(2) Memberikan fasilitas pulsa HP untuk bagian pemasaran atau marketing
karena akan dapat dibiayakan, akan dikenakan koreksi fiskal sebesar 50%.
(3) Dengan mengadakan seminar atau kursus (pendidikan) maka biaya tersebut
juga akan menjadi pengurang laba fiskal (dapat dibiayakan), selain itu juga
karyawan akan menambah pengetahuan dan lebih berpotensi yang
berhubungan dengan bidang pekerjaannya.
3) CV. SINTER agar mengikuti perkembangan (up to date) dalam peraturanperaturan perpajakan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Amanah, L. dan Nurul, I. (2013). Implementasi Tax Planning Pajak Penghasilan Badan PT.
Indojaya Mandiri. Vol. 2 No. 10, 1-19. Jurnal Fakultas Ekonomi-Akuntansi, Universitas
STIESIA Surabaya. http://ejournal.stiesia.ac.id (Download 10 November 2015).
Dewi, S. S. (2014). Penerapan Perencanaan Pajak Untuk Mengoptimalkan Pembayaran Pajak
Pada PT. Rutan Di Surabaya. Vol. 3 No.2, 1-12. Jurnal Fakultas Ekonomi-Akuntansi,
Universitas Surabaya. http://perpajakan.studentjournal.ub.ac.id (Download 10
November 2015).
Gobel, M. (2013). Analisis Efisiensi Biaya Operasional Melalui Pengelolaan Tunjangan Makan
dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pada Perusahaan Jasa Outsourcing. Jurnal Emba ,
Vol.1 No.4, 1868-1878. Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Akuntansi, Universitas
Sam Ratulangi Manado. http://ejournal.unsrat.ac.id (Download 4 Desember 2015).
Hussin, S. (2013). Analisis Perbandingan Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Metode
Gross, Net, Dan Gross Up Dan Dampaknya Terhadap Beban Pajak Penghasilan Badan
Koperasi Satya Ardhia Mandiri (Kosami). Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. http://repostory.uinjkt.ac.id (Download 30
September 2015).
Kalangi, F. (2014). Perencanaan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pada Hotel Sahid Kawanua
Manado. Emba ISSN 2303-1174 , 1-9. Jurnal Fakultas Ekonomi-Akuntansi, Universitas
Sam Ratulangi Manado. http://ejournal.unsrat.ac.id (Download 10 November 2015).
Mardiasmo. (2013). Perpajakan. Andi Yogyakarta.
Noviari, N. dan Sahilatua P. F. (2013). Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Pasal 21
Sebagai Strategi Penghematan Pembayaran Pajak. ISSN: 2302-8556 , 1-20. Jurnal
Fakultas Ekonomi-Akuntansi, Universitas Udayana. http://download.portalgaruda.org
(Download 17 Oktober 2015).
Penerimaaan pajak dan realisasi pendapatan pajak tahun 2015. http://www.kemenku.go.id.
Pohan, A.C. (2011). Manajemen Perpajakan Strategi Perencanaan Pajak dan Bisnis. Gramedia
Pustaka Utama.
Prof. Dr. Lexy J. Moleong, M. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya.
19
Ratag, G. A. (2013). Perencanaan Pajak Melalui Metode Penyusutan Aktiva tetap Untuk
Menghitung PPh Badan Pada PT. Bank Sulut. Jurnal Emba , Vol.1 No.3, 950-958.
Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Akuntansi, Universitas Sam Ratulangi Manado.
http://ejournal.unsrat.ac.id (Download 25 Oktober 2015).
Rori, H. (2013). Analisis Penerapan Tax Planning Atas Pajak Penghasilan Badan. Jurnal Emba ,
Vol.1 No.3, 410-418. Analisis Penerapan Tax Planning Atas Pajak Penghasilan Badan.
Jurnal Fakultas Ekonomi-Akuntansi, Universitas Sam Ratulangi Manado.
http://ejournal.unsrat.ac.id (Download 10 November 2015).
Rumus untuk menentukan besarnya jumlah tunjangan pajak. http//www.ortax.org.
Suandy, E. (2011). Perencanaan Perpajakan. Salemba Empat.
Sugiyono (2013). Memahami Penelitian Kombinasi. Alfabeta Bandung.
Sumadi, K. I dan Nathakharisma V. (2014). Analisis Tax Planning Dalam Meningkatkan
Optimalisasi Pembayaran Pajak Penghasilan Pada PT. Chidehafu. ISSN: 2302-8556 , 116.
Jurnal
Fakultas
Ekonomi-Akuntansi,
Universitas
Udayana.
http://download.portalgaruda.org (Download 10 November 2015).
Wafa, A.I (2013). Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Pasal 21 Sebagai Strategi
Penghematan Pembayaran Pajak Perusahaan (Studi Kasus Pada Pdam Kabupaten
Banyuwangi).
Fakultas
Ekonomi-Akuntansi,
Universitas
Jember.
http://download.repostory.unej.ac.id (Download 9 Oktober 2015).
Waluyo. (2014). Perpajakan Indonesia. Salemba Empat.
20
Download