ABSTRAK PENGARUH INTERAKSI SOSIAL TERHADAP TERBENTUKNYA KELOMPOK PERGAULAN DI SMK NUSANTARA LAMPUNG UTARA (Maya Yulianti, Hermi Yanzi, Yunisca Nurmalisa) Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan seberapa besar pengaruh interaksi sosial siswa terhadap terbentuknya kelompok-kelompok pergaulan di SMK Nusantara Desa Madukoro Kecamatan Kotabumi Kabupaten Lampung Utara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini diambil sebanyak 25% dari 468 jumlah siswa-siswi SMK Nusantara Kotabumi Tahun Pelajaran 2015/2016 dan diperoleh 117 siswa dari kelas sepuluh sampai dengan kelas duabelas. Teknik pengumpulan data yang digunakan angket, Teknik analisis data menggunakan Chi Kuadrat. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) pengaruh Interaksi sosial siswa (X) dominan pada kategori cukup berpengaruh dengan persentase 36%, (2) Kelompok-kelompok pergaulan (Y) dominan pada kategori cukup bermanfaat dengan persentase 50%, (3) hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan yang positif, signifikan, dan kategori keeratan, artinya semakin baik proses interaksi siswa sangat berpengaruh terhadap kelompok pergaulan yang akan terbentuk. Kata Kunci : Interaksi Sosial siswa, Kelompok Pergaulan Formal, Kelompok Pergaulan Informal ABSTRACT THE INFLUENCE OF SOCIAL INTERACTION STUDENTS TO THE ESTABLISHMENT OF THE GROUP INTERCOMMUNICATION IN SMK NUSANTARA KABUPATEN LAMPUNG NORTH (Maya Yulianti, Hermi Yanzi, Yunisca Nurmalisa) This study attempted to explain how big the influence of social interaction to the establishment of group promiscuity in SMK NUSANTARA Madukoro district Lampung Utara . Methods used in research was descriptive quantitative method. Included in this study taken as much as 25 % of 468 number of vocational students of Nusantara Kotabumi and obtained 117 students from class ten to class twelve. Data collecting technique using the questionnaire ,while data analysis techniques was using chi square . The results of the study showed that: ( 1 ) the influence of social interaction students (x) is dominant in enough catagory with the 36 % , ( 2 ) groups of intercommunication ( y ) dominant in quite useful with 50 % , ( 3 ) the results of the study showed that there are positive , significant , and close , it means the better the process interaction students are very influential over the intercommunication is to be formed . Keywords: social interaction students, group intercommunication formal ,group intercommunication informal PENDAHULUAN Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial, yang secara individual membutuhkan orang lain. Ia di tuntut hidup bersama dan berdampingan dengan orang lain dalam upaya mencapai tujuan hidupnya. Tanpa bantuan orang lain, manusia tidak dapat mengaktualisasikan dirinya sehingga tidak dapat meneruskan keberlangsungan hidupnya untuk mencapai posisi sebagai makhluk sosial. Dalam sebuah kehidupan, dalam kaitanya dengan manusia sebagai makhluk sosial, interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktifitas sosial. Dengan demikian, interaksi sosial merupakan kunci kehidupan sosial dimana dalam proses tersebut terjadi hubungan sosial yang dinamis baik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, maupun antara kelompok dengan kelompok. Suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat yaitu, Kontak sosial dan Komunikasi. Adapun suatu kontak sosial dapat berupa kontak primer dan kontak sekunder, Interaksi sosial secara langsung apabila tanpa melalui perantara. Adapun bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerjasama (cooperation), persaingan (competition) dan bahkan dapat juga berbentuk pertentangan atau pertikaian (conflict). Karakteristik Interaksi Sosial Siswa Sekolah Menengah Atas Siswa sekolah menengah atas memiliki karakteristik usia antara 16 sampai 18 tahun, dimana pada usia ini sudah tergolong pada usia remaja. Karakteristik siswa usia remaja menuntut interaksi sosial yang lebih aktif karena pada fase ini manusia sudah memiliki keinginan untuk bergaul dengan banyak teman. Secara garis besar kemampuan siswa dalam berinteraksi sosial dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok, yaitu siswa yang dapat dikategorikan sebagai siswa yang bisa berinteraksi sosial dengan baik atau pandai bergaul dan sebaliknya yaitu siswa yang mengalami kesulitan bergaul atau individu yang tidak bisa berinteraksi sosial dengan baik. Dengan adanya interaksi sosial di sekolah maka terbentuklah kelompok-kelompok pergaulan antar siswa. Dengan adanya kelompok pergaulan menyebabkan munculnya dampak positif dan negatif yaitu terbentuknya kelompok sebaya bersifat informal dan kelompok sebaya formal. Kelompok sebaya yang bersifat informal. Kelompok sebaya ini dibentuk, diatur, dan diatur oleh anak sendiri (child – originated, child-constituted, child-directed ). Kelompok sebaya yang bersifat formal. Di dalam kelompok sebaya yang formal ada bimbinganya, partisipasinya, atau pengarahan dari orang dewasa. Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk mengetahui TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Interaksi Sosial Kata interaksi secara umum dapat diartikan saling berhubungan atau saling bereaksi dan terjadi pada dua orang induvidu atau lebih. Oleh karena itu secara umum interaksi sosial dapat diartika sebagai hubungan yang terjadi dalam sekelompok induvidu yang saling berhubungan baik dalam berkomunikasi maupun melakukan tindakan sosial. Abraham, Amit ,(2005:14): ”Menjelaskan bahwa tindakan interaksi sosial adalah tindakan seorang individu yang dapat mempengaruhi individu-individu lainnya dalam lingkungan sosial. Dalam bertindak atau berperilaku sosial,seorang individu hendaknya memperhitungkan keberadaan individu lain yang ada dalam lingkungannya. Hal tersebut penting diperhatikan karena tindakan interaksi sosial merupakan perwujudan dari hubungan atau interaksi sosial”. Kelompok-kelompok Pergaulan Pengertian Kelompok Pergaulan apakah ada pengaruh interaksi sosial siswa terhadap terbentuknya kelompok-kelompok pergaulan, untuk itu penulis mengambil judul: Pengaruh Interaksi Sosial Siswa Terhadap Terbentuknya Kelompok-Kelompok Pergaulan di SMK Nusantara Desa Madukoro Kecamatan Kotabumi Utara Kabupaten Lampung Utara. Pada hakekatnya manusia disamping sebagai makhluk individu juga sebagai makhluk sosial yang dituntut adanya saling berhubungan antara sesama dalam kehidupannya. Individu dalam kelompok pergaulan merasakan adanya kesamaan satu dengan yang lainnya seperti dibidang usia, kebutuhan dan tujuan yang dapat memperkuat kelompok itu. Menurut Andi Mappiare dalam Abdullah (2011:118) “kelompok teman sepergaulan merupakan lingkungan sosial pertama dimana remaja belajar untuk hidup bersama orang lain yang bukan anggota keluarganya”.Dengan adanya interaksi sosial di sekolah maka terbentuklah kelompokkelompok pergaulan antar siswa. Dengan adanya kelompok pergaulan menyebabkan munculnya dampak positif dan negatif yaitu terbentuknya kelompok sebaya bersifat informal dan kelompok sebaya formal. TUJUAN PENELITIAN Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah : Untuk menjelaskan atau menganalisis bagaimana terjadinya proses interaksi siswa terhadap terbentuknya kelompok-kelompok pergaulan di SMK Nusantara Kotabumi METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian Penelitian ini bersifat kuantitatif yang menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Penelitian korelasi dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya dan seberapa jauh ditemukan korelasi antara dua variabel atau lebih secara kuantitatif. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMK Nusantara Kotabumi tahun pelajaran 2015/2016, yang berjumlah 468 orang siswa. Dengan sampel peneliti mengambil 25% dari jumlah populasi untuk dijadikan sampel penelitian. Sehingga diperoleh jumlah sampelnya adalah 117 orang siswa di SMK Nusantara Kotabumi. Variabel Penelitian Variabel yang digunakan penelitian ini adalah : dalam 1) Variabel bebasnya Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Interaksi Sosial Siswa (X) 2) Variabel terikatnya Variabel terikat penelitian ini dalam adalah Kelompok-kelompok Pergaulan Definisi Konseptual Variabel 1. Interaksi sosial secara konkret,meupakan interaksi sosial yang dapat dipahamioleh semua manusia sejak lahir,karena pada dasarnya kehidupan manusia tidak terlepas dari lingkungan dimana dia berada. Di lingkungan tersebut manusia saling berkomunikasi dan berinterakasi, sehingga secara tidak sadar manusia telah melakukan interaksi sosial. Interaksi sosial tersebut kemudian menjadi ciri khas sikap dan perilaku manusia dalam lingkungan. 2. Kelompok sebaya yang bersifat formal. Di dalam kelompok sebaya yang formal ada bimbinganya, partisipasinya, atau pengarahan dari orang dewasa.Dengan adanya interaksi sosial di sekolah maka terbentuklah kelompokkelompok pergaulan antar siswa. Kelompok pergaulan menyebabkan munculnya dampak positif dan negatif yaitu terbentuknya kelompok sebaya bersifat informal dan kelompok sebaya formal. kepada kelompok sebaya yang bersifat informal tidak ada bimbingan dan partisipasi orang dewasa, bahkan dalam kelompok ini orang dewasa dikeluarkan. Definisi Operasional Variabel 1. 2. Proses interaksi sosial di sekolah dapat di lihat dari faktor sugesti, identifikasi, simpati, imitasi. Kelompok pergaulan di ekolah dapat terbentuk menjadi dua bagian yaitu kelompok pergaulan formal dan kelompok pergaulan informal Teknik Pengumpulan data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Angket (Kuisioner) teknik ini digunakan untuk memperoleh data tentang seberapa besar pengaruh interaksi sosial siswa terhadap terbentuknya kelompok pegaulan. Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Validitas Dalam penelitian ini uji validitas alat tes dilakukan berdasarkan validitas logis yaitu dengan cara mengkonsultasikan dengan dosen pembimbing. Uji Reliabilitas Melakukan uji coba pada 10 orang di luar responden, selanjutnya mengelompokan item ganjil dan genap untuk dikorelasikan menggunakan Product Moment, kemudian untuk mengetahui koefisien seluruh angket digunakan rumus Sperman Brown. Hasil analisis kemudian dibandingkan dengan tingkat reliabilitas Teknik Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini dilakukan setelah data terkumpul. Untuk mendeskripsikan bagaimana pengaruh Interaksi sosial siswa terhadap terbentuknya kelompokkelompok pergaulan di SMK Nusantara, penulis menggunakan uji Chi Kuadrat asosiasi dua faktor. Uji Coba Angket Dari penggabungan hasil skor uji coba angket kepada 10 orang di luar responden dengan indikator item ganjil (X) dan genap (Y). Hasil keseluruhan dari tabel kerja uji coba angket antara item ganjil (X) dan genap (Y) dan dikorelasikan dengan Product Moment guna mengetahui besarnya koefisien korelasi instrumen penelitian sebesar 0,61. Selanjutnya mencari reliabilitasnya alat ukur ini dilanjutkan dengan menggunakan rumus Spearman Brown agar diketahui seluruh item yaitu dikategorikan kedalan reliabilitas sedang yaitu 0,76. HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN DAN Gambaran Umum lokasi Penelitian SMK Nusantara berdiri resmi pada tanggal 19 November 1990 dengan surat keputusan No 1303/L12B4/1990dengan Surat Akreditasi No.430a/BAPSM/12LPG/RKO/2011 dengan Ibu Siti Qutmainah, S.Pd sebagai kepala sekolahnya. Jumlah tenaga pengajar di SMK Nusantara Kotabumi pada tahun pelajaran 2015/2016 adalah berjumlah 45 orang, dengan perincian 28 Orang guru tetap yayasan (GTY), 14 Orang Guru Honor Sekolah, 3 Orang guru PNS. Berdasarkan tabel di atas untuk menunjang kelancaran proses pembelajaran di SMK Nusantara, maka sekolah tersebut telah melengkapi dengan sarana dan prasarana yang diperlukan oleh layaknya suatu sekolah . Terlihat pula adanya ruang bengkel untuk menambah tingkat keoptimalan dalam praktek otomotif maupun elektro. Penyajian Data a) Interaksi Sosial Siswa Diketahui jarak interval dari 117 responden yang didapat adalah 3 interval dimana : Distribusi Frekuensi Indikator pengaruh interaksi sosial siswa adalah : 18-20 sebesar 31% dalam kategori kurang berpengaruh 21-23 sebesar 36% dalam kategori cukup berpengaruh 24-26 sebesar 33% dalam kategori berpengaruh b) Kelompok-kelompok Pergaulan Diketahui jarak interval dari 117 responden yang didapat adalah 3 interval dimana : Distribusi Frekuensi Indikator pengaruh interaksi sosial siswa adalah : 19-21 sebesar 27% dalam kategori kurang bermanfaat 22-24 sebesar 50% dalam kategori cukup bermanfaat 25-27 sebesar 23% dalam kategori bermanfaat c) Kelompok pergaulan formal Diketahui jarak interval dari 117 responden yang didapat adalah 2 interval dimana : Distribusi Frekuensi Indikator pengaruh interaksi sosial siswa adalah : 9-10 sebesar 33% dalam kategori kurang bermanfaat 11-12 sebesar 32% dalam kategori cukup bermanfaat 13-14 sebesar 35% dalam kategori bermanfaat d) Kelompok informal pergaulan Diketahui jarak interval dari 117 responden yang didapat adalah 3 interval dimana : Distribusi Frekuensi Indikator pengaruh interaksi sosial siswa adalah : 6-8 sebesar 5% dalam kategori kurang bermanfaat 9-11 sebesar 33% dalam kategori cukup bermanfaat 12-14 sebesar 62% dalam kategori bermanfaat Pembahasan Setelah penulis melakukan penelitian, kemudian penulis menganalisis data yang diperoleh, maka penulis akan mencoba menggambarkan dan menjelaskan keadaan atau kondisi yang sebenarnya dengan lebih sistematis dan berurutan, faktual, dan akurat sesuai dengan data yang diperoleh, mengenai Pengaruh Interaksi Sosial Siswa Terhadap Terbentuknya Kelompok-Kelompok Pergaulan Di SMK Nusantara desa Madukoro Kecamatan Kotabumi Kabupaten Lampung Utara, agar lebih mudah dimengerti dan dipahami : 1. Interaksi sosial merupakan salah satu prinsip integritas kurikulum pembelajaran yang meliputi keterampilan berkomunikasi, yang bekerja sama yang dapat untuk menumbuhkan komunikasi yang harmonis antara individu dengan lingkungannya (Sardiman, 2011:314). Berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami bahwa interkasi sosial sangat penting diberikan sebagai pengetahuan kepada siswa sejak dibangku sekolah, karena berkenaan dengan keterampilan berkomunikasi dan kerja sama yang dapat menumbuhkan sikap siswa setelah terjun kemasyarakat kelak. Menurut Suryabrata, Sumadi (2007:70) berlangsungnya suatu proses interaksi sosial didasarkan pada berbagai faktor, antara lain, faktor imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati. Faktor- faktor tersebut dapat bergerak sendirisendiri secara terpisah maupun dalam keadaan tergabung. Apabila masing-masing ditinjau secara lebih mendalam, maka faktor imitasi misalnya, mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses interaksi sosial. Salah satu segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yanng berlaku, namun demikian, imitasi mungkin pula mengakibatkan terjadinya hal-hal yang negatif dimana misalnya, yang ditiru adalah tindakan-tindakan yang menyimpang. Kecuali daripada itu, imitasi juga dapat melemahkan atau bahkan mematikan pengembangan daya kreasi seseorang. Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan atau suatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh fihak lain. Jadi proses ini sebenarnya hampir sama dengan imitasi akan tetapi titik tolaknya berbeda. Berlangsungnya sugesti dapat terjadi karena fihak yang menerima dilanda oleh emosi, hal mana menghambat daya fikirnya secara rasional.Mungkin proses sugesti terjadi apabila orang yang memberikan pandangan adalah orang yang berwibawa atau mungkin karena sifatnya yang otoriter. Kiranya mungkin pula bahwa sugesti terjadi oleh sebab yang memberikan pandangan atau sikap merupakan bagian terbesar dari kelompok yang bersangkutan, atau masyarakat. Identifikasi sebenarnya kecendrungan-kecendrungan atau keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan fihak lain. Identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada imiasi, oleh karena kepribadian seseorang dapa terbentuuk atas dasar proses ini. Proses identifikasi dapat berlangsung dengan sendirinya (secara tidak sadar), maupun sengaja oleh karena seringkali seseorang memerlukan tipe-tipe ideal tertentu di dalam proses kehidupanya. Walaupun dapat berlangsung dengan sendirinya, proses identifikasi dapat berlangsung dalam suatu keadaan dimana seseorang yang beridentifikasi benarbenar mengenal fihak lain(yang menjadi idealnya), sehingga pandangan, sikap, maupun kaidah-kaidah yang berlaku pada fihak lain dapat melembaga dan bahkan menjiwainya.nyatalah bahwa berlangsungnya identifikasi mengakibatkan terjadinya pengaruh-pengaruh yang lebih mendalam ketimbang proses imitasi dan sugesti walaupun ada kemungkinan bahwa pada mulanya proses identifikasi diawali oleh imitasi dan atau sugesti. Proses simpati sebenarnya merupakan suatu proses di mana seseorang merasa tertarik oleh fihak lain. Di dalam proses ini perasaan memegang peranan yang sangat penting, walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami fihak lain dan untuk bekerjasama denganya. Inilah perbedaan utamanya dengan identifikasi yang di dorong oleh keinginan untuk belajar dari fihak lain yang di anggap kedudukanya lebih tinggi dan harus dihormati karena mempunyai kelebihankelebihan atau kemampuan – kemampuan tertentu yang patut dijadikan contoh. Proses simpati akan dapat berkembang di dalam suatu keadaan dimana faktor saling mengerti terjamin. Berdasarkan hasil pengolahan data dapat diketahui bahwa sebanyak 36 responden atau 31% siswa menyatakan bahwa kurangnya pengaruh interaksi sosial siswa di sekolah di SMK Nusantara karena belum berjalanya secara optimal proses interaksi tersebut, sebanyak 42 responden atau 36% siswa menyatakan cukup berpengaruh Interaksi sosial siswa di SMK nusantara karena proses interaksi menambah wawasan kita di segala bidang dan sebanyak 39 responden atau 33% siswa menyatakan kategori berpengaruh Interaksi sosial siswa di SMK Nusantara karena kita adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain . Berdasarkan hasil data yang sudah diperoleh tersebut, maka dapat dijelaskan bahwa interaksi sosial merupakan tingkat kemampuan yang dimiliki oleh siswa dalam melakukan hubungan baik antara rekan-rekannya,antara siswa dan guru maupun siswa dengan orang tuanya, baik dalam menerima, maupun menolak dan menilai komunikasi yang diperoleh dalam bentuk proses interaksi. Interaksi sosial seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan dalam menjalin sebuah hubungan yang dinyatakan dalam bentuk prialaku sosial yang baik,yang dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. 2. Menurut A.M., Sardiman (2011:117) sebagaimana fungsi kelompok pergaulan tersebut dapat dijelaskan sebagai berkut: 1. Memberi perhatian yang positif dan saran: mengunjungi, memberikan kejutan/hadiah, saran, menawarkan bantuan, tersenyum, membentuk seseorang dari anak lain yang membutuhkan, percakapan umum. 2. Memberikan sikap dan penerimaan pribadi: secara fisik dan lisan. 3. Sikap tunduk: penerimaan pasif, meniru, sharing, menerima ide orang lain, mengikuti anak lain yang bermain, berkompromi, mengikuti teman yang lain meminta dengan ketenagan dan kerjasama (kooperatif). Berdasarkan hasil pengolahan data tentang kelompokkelompok pergaulan di SMK Nusantara dari 117 responden 31 atau 27% siswa menyatakan kurang adanya manfaat dengan terbentuknya kelompok pergaulan ini , mereka belum sepenuhnya menyadari pentingnya adanya kelompok pegaulan di dalam kehidupan di sekolah .Kemudian sebanyak 59 responden atau sebesar 50% siswa menyatakan bahwa cukup bermanfaatnya kelompok pergaulan di dalam berinteraksi antar warga di sekolah.Selebihnya yaitu sebesar 27 responden atau 23% siswa menyatakan kategori bermanfaat dengan adanya kelompok pergaulan karena menambah wawasan antar anggota kelompok.Berdasarkan hasil pengolahan data tentang kelompok-kelompok pergaulan formal di SMK Nusantara dari 117 responden 39 atau 33% siswa menyatakan kurang adanya manfaat dengan terbentuknya kelompok pergaulan formal ini , mereka belum sepenuhnya menyadari pentingnya adanya kelompok pegaulan di dalam kehidupan di sekolah .Kemudian sebanyak 37 responden atau sebesar 32% siswa menyatakan bahwa cukup bermanfaatnya kelompok pergaulan formal di dalam berinteraksi antar warga di sekolah. Selebihnya yaitu sebesar 41 responden atau 35% siswa menyatakan kategori bermanfaat dengan adanya kelompok pergaulan formal yang secara langsung di awasi oleh orang dewasa serta adanya arahan dalam berinteraksi yang baik antar warga sekolah .Berdasarkan hasil pengolahan data tentang kelompokkelompok pergaulan formal di SMK Nusantara dari 117 responden 6 atau 5% siswa menyatakan kurang adanya manfaat dengan terbentuknya kelompok pergaulan informal ini , mereka menyatakan bahwa kelompok pergaulan ini hanya akan membawa ke arah yang negatif karena tanpa adanya pengawasan dari orang yang lebih dewasa.Kemudian sebanyak 39 responden atau sebesar 33% siswa menyatakan bahwa cukup bermanfaatnya kelompok pergaulan informal di dalam berinteraksi antar warga di sekolah karena mereka merasa memiliki suatu kelompok yang memiliki visi serta misi yang sama. Selebihnya yaitu sebesar 72 responden atau 62% siswa menyatakan kategori bermanfaat dengan adanya kelompok pergaulan informal yang secara tidak langsung mereka memilih teman yang memiliki pandangan hidup yang sama serta menambahnya rasa saling solidaritas antar teman . Jadi dapat disimpulkan bahwa kelompok pergaulan sangat berpengaruh terhadap citra diri remaja. Remaja menjadi lebih dekat dengan kelompok pergaulanya, karena mereka menganggap bahwa kelompok pergaulanya dapat memahami keinginannya sehingga mereka ingin menghabiskan waktunya dengan teman-temannya. Remaja dalam bergaul dengan teman sepergaulanya merasa diberi status dan memperoleh simpati. 3. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukan adanya pengaruh interaksi sosial siswa terhadap terbentuknya kelompok-kelompok pergaulan di SMK Nusantara, hal ini dibuktikan dengan perhitungan yang menggunakan rumus Chi Kuadrat, bahwa X2 hitung lebih besar dari pada X2 tabel sehingga X2 hit > X2 tab, yaitu 50,85 > 9,49 pada taraf signifikan 5% (0,05) dan taraf signifikan 1% (0,01) diperoleh X2 hitung lebih besar dari X2 tabel, (X2 hit > X2 tabel), yaitu 50,85 > 13,3 dengan derajat kebebasan 4, serta mempunyai derajat keeratan pengaruh antar variabel dalam kategori tinggi, yakni dengan koefesien kontingensi C = 0,54, dan koefesien kontingensi Cmaks = 0,812 terletak pada keeratan pengeruh diatas 0,66 (kategori kuat). Sehingga dari hasil pengujian tersebut diketahui bahwa Interaksi Sosial siswa berpengaruh terhadap terbentuknya kelompokkelompok pergaulan di SMK Nusantara. Kelompok pergaulan merupakan gejala universal yang terjadi, manusia tidak mungkin hidup tanpa berkelompok, justru kelompok pergaulanlah yang menjadikan manusia dapat tumbuh dan berkembang sebagaimana wajarnya, melalui kelompok itulah individu dapat memuaskan keseluruhan kebutuhan yang fundamental dan memperoleh kesempurnaan yang besar. Menurut pengertian tersebut diatas, maka kelompok itu adalah unit sosial, yang terdiri dari beberapa individu sebagai anggota kelompok di mana individu-individu tadi mempunyai status atau peran tertentu dan dalam unit sosial tadi berlakulah serangkaian norma-norma yang mengatur tingkah laku kelompok. Suatu unit sosial itu menunjukan adanya hubungan-hubungan sosial.jalinan relasi yang timbal balik. Jadi dapat dilihat pengaruh Interaksi sosial sebesar 0,66 dikarenakan kemampuan siswa dalam berinteraksi sosial dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok, yaitu siswa yang dapat dikategorikan sebagai siswa yang bisa berinteraksi sosial dengan baik atau pandai bergaul dan sebaliknya yaitu siswa yang mengalami kesulitan bergaul atau individu yang tidak bisa berinteraksi sosial dengan baik. Siswa yang bisa berinteraksi sosial dengan baik biasanya dapat mengatasi berbagai persoalan di dalam pergaulan. Mereka tidak mengalami kesulitan untuk menjalani hubungan dengan teman baru, berkomunikasi secara efektif dengan orang lain, terlibat dalam pembicaraan yang menyenangkan, dan dapat mengakhiri pembicaraan tanpa mengecewakan atau menyakiti orang lain. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan analisis atau pembahasan hasil penelitian khususnya analisis data seperti yang telah diuraikan dalam pembahasan, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa : 1. Ada pengaruh yang signifikan mengenai Interaksi Sosial siswa terhadap terbentuknya kelompok-kelompok pergaulan di SMK Nusantara Desa Madukoro Kecamatan Kotabumi Kabupaten Lampung Utara. Berdasarkan hasil perhitungan dan pengolahan data diketahui bahwa mengenai Interaksi Sosial siswa terhadap terbentuknya kelompokkelompok pergaulan di SMK Nusantara cenderung Kuat. Dilihat dari Proses interaksi siswa di dalam kelompok pergaulan formal maupun kelompok pergaulan informal. Proses Interaksi yang baik akan membewa siswa membentuk kelompok pergaulan ke arah yang positif. Sebaliknya Proses interaksi yang kurang baik akan membawa siswa membentuk kelompok pergaulan yang ke arah negatif bahkan merugikan diri sendiri dan orang lain . 2. Dari hasil analisis data diketahui bahwa untuk derajat atau tingkat keeratan pengaruh Interaksi Sosial siswa terhadap terbentuknya kelompokkelompok pergaulan di SMK Nusantara Desa Madukoro Kecamatan Kotabumi Kabupaten Lampung Utara. memiliki tingkat keeratan yang Kuat (0,66), ini menunjukan bahwa pengaruh Interaksi Sosial siswa terhadap terbentuknya kelompokkelompok pergaulan di SMK Nusantara Desa Madukoro Kecamatan Kotabumi Kabupaten Lampung Utara. memiliki hubungan yang erat. Sehingga dengan demikian dapat dinyatakan bahwa Interaksi sosial siswa berpengaruh terhadap terbentuknya kelompokkelompok pergaulan di SMK Nusantara. Saran Setelah penulis menyelesaikan penelitian, membahas, menganalisis data dan mengambil kesimpulan hasil penelitian, maka penulis menyarankan: 1. Kepada Guru Kepada pihak sekolah khususnya SMK Nusantara , Agar Peningkatan Pemahaman proses interaksi sosial dapat dipahami dan di aplikasikan dengan baik oleh siswa didalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya sekedar menyampaikan konsep materi, tetapi lebih menekankan pada tahap pemahaman. Sehingga diharapkan dengan pemahaman proses interaksi yang baik dapat mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok pergaulan yang positif dan membewa mereka ke arah yang lebih baik lagi. 2. Kepada Siswa Sebagai seorang pelajar dan generasi penerus bangsa jadikan diri kita menjadi lebih baik lagi serta membiasakan diri untuk mengamalkan ilmu yang di dapat dalam proses interaksi ke arah yang positif mengajak orang di sekitar kita tidak hanya di lingkungan sekolah tetapi di lingkungan masyarakat untuk tidak saling membentuk kelompokkelompok pergaulan yang negatif tetapi lebih kepada kebersamaan . DAFTARA PUSTAKA Abdullah. 2011. Sosiologi Pendidikan Individu, Masyarakat, dan Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Abraham, Amit. 2005. Mengupas Kepribadian Anda .Jakarta :PT. Bhuana Ilmu Populer Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT Grafindo Persada. Suryabrata, Sumadi. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.