ABSTRAK PENGARUH INTERAKSI SOSIAL TERHADAP

advertisement
ABSTRAK
PENGARUH INTERAKSI SOSIAL TERHADAP TERBENTUKNYA
KELOMPOK PERGAULAN DI SMK NUSANTARA
LAMPUNG UTARA
(Maya Yulianti, Hermi Yanzi, Yunisca Nurmalisa)
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan seberapa besar pengaruh interaksi sosial
siswa terhadap terbentuknya kelompok-kelompok pergaulan di SMK Nusantara Desa
Madukoro Kecamatan Kotabumi Kabupaten Lampung Utara.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif.
Sampel dalam penelitian ini diambil sebanyak 25% dari 468 jumlah siswa-siswi SMK
Nusantara Kotabumi Tahun Pelajaran 2015/2016 dan diperoleh 117 siswa dari kelas
sepuluh sampai dengan kelas duabelas. Teknik pengumpulan data yang digunakan
angket, Teknik analisis data menggunakan Chi Kuadrat.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) pengaruh Interaksi sosial siswa (X) dominan
pada kategori cukup berpengaruh dengan persentase 36%, (2) Kelompok-kelompok
pergaulan (Y) dominan pada kategori cukup bermanfaat dengan persentase 50%, (3)
hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan yang positif, signifikan, dan kategori
keeratan, artinya semakin baik proses interaksi siswa sangat berpengaruh terhadap
kelompok pergaulan yang akan terbentuk.
Kata Kunci : Interaksi Sosial siswa, Kelompok Pergaulan Formal, Kelompok
Pergaulan Informal
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF SOCIAL INTERACTION STUDENTS TO THE
ESTABLISHMENT OF THE GROUP INTERCOMMUNICATION
IN SMK NUSANTARA KABUPATEN LAMPUNG NORTH
(Maya Yulianti, Hermi Yanzi, Yunisca Nurmalisa)
This study attempted to explain how big the influence of social interaction to the
establishment of group promiscuity in SMK NUSANTARA Madukoro district
Lampung Utara .
Methods used in research was descriptive quantitative method. Included in this study
taken as much as 25 % of 468 number of vocational students of Nusantara Kotabumi
and obtained 117 students from class ten to class twelve. Data collecting technique
using the questionnaire ,while data analysis techniques was using chi square .
The results of the study showed that: ( 1 ) the influence of social interaction students
(x) is dominant in enough catagory with the 36 % , ( 2 ) groups of
intercommunication ( y ) dominant in quite useful with 50 % , ( 3 ) the results of the
study showed that there are positive , significant , and close , it means the better the
process interaction students are very influential over the intercommunication is to be
formed .
Keywords: social interaction students, group intercommunication formal ,group
intercommunication informal
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk
sosial, yang secara individual
membutuhkan orang lain. Ia di
tuntut
hidup
bersama
dan
berdampingan dengan orang lain
dalam upaya mencapai tujuan
hidupnya. Tanpa bantuan orang
lain,
manusia
tidak
dapat
mengaktualisasikan
dirinya
sehingga tidak dapat meneruskan
keberlangsungan hidupnya untuk
mencapai posisi sebagai makhluk
sosial.
Dalam sebuah kehidupan, dalam
kaitanya dengan manusia sebagai
makhluk sosial, interaksi sosial
merupakan
syarat
utama
terjadinya aktifitas sosial. Dengan
demikian,
interaksi
sosial
merupakan kunci kehidupan sosial
dimana dalam proses tersebut
terjadi hubungan sosial yang
dinamis baik antara individu
dengan individu, individu dengan
kelompok,
maupun
antara
kelompok dengan kelompok.
Suatu interaksi sosial tidak akan
mungkin terjadi apabila tidak
memenuhi dua syarat yaitu,
Kontak sosial dan Komunikasi.
Adapun suatu kontak sosial dapat
berupa kontak primer dan kontak
sekunder, Interaksi sosial secara
langsung apabila tanpa melalui
perantara.
Adapun bentuk-bentuk interaksi
sosial dapat berupa kerjasama
(cooperation),
persaingan
(competition) dan bahkan dapat
juga berbentuk pertentangan atau
pertikaian (conflict).
Karakteristik Interaksi Sosial
Siswa Sekolah Menengah Atas
Siswa sekolah menengah atas
memiliki karakteristik usia antara
16 sampai 18 tahun, dimana pada
usia ini sudah tergolong pada usia
remaja. Karakteristik siswa usia
remaja menuntut interaksi sosial
yang lebih aktif karena pada fase
ini manusia sudah memiliki
keinginan untuk bergaul dengan
banyak teman. Secara garis besar
kemampuan
siswa
dalam
berinteraksi
sosial
dapat
dikategorikan ke dalam dua
kelompok, yaitu siswa yang dapat
dikategorikan sebagai siswa yang
bisa berinteraksi sosial dengan
baik atau pandai bergaul dan
sebaliknya yaitu siswa yang
mengalami kesulitan bergaul atau
individu
yang
tidak
bisa
berinteraksi sosial dengan baik.
Dengan adanya interaksi sosial di
sekolah
maka
terbentuklah
kelompok-kelompok
pergaulan
antar siswa. Dengan adanya
kelompok
pergaulan
menyebabkan munculnya dampak
positif
dan
negatif
yaitu
terbentuknya kelompok sebaya
bersifat informal dan kelompok
sebaya formal. Kelompok sebaya
yang bersifat informal. Kelompok
sebaya ini dibentuk, diatur, dan
diatur oleh anak sendiri (child –
originated,
child-constituted,
child-directed ).
Kelompok sebaya yang bersifat
formal. Di dalam kelompok
sebaya
yang
formal
ada
bimbinganya, partisipasinya, atau
pengarahan dari orang dewasa.
Berdasarkan uraian latar belakang
masalah tersebut di atas, maka
penulis tertarik untuk mengetahui
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Interaksi Sosial
Kata interaksi secara umum dapat
diartikan saling berhubungan atau
saling bereaksi dan terjadi pada dua
orang induvidu atau lebih. Oleh karena
itu secara umum interaksi sosial dapat
diartika sebagai hubungan yang terjadi
dalam sekelompok induvidu yang
saling berhubungan baik dalam
berkomunikasi maupun melakukan
tindakan sosial. Abraham, Amit
,(2005:14):
”Menjelaskan
bahwa
tindakan interaksi sosial adalah
tindakan seorang individu yang dapat
mempengaruhi
individu-individu
lainnya dalam lingkungan sosial.
Dalam bertindak atau berperilaku
sosial,seorang individu hendaknya
memperhitungkan keberadaan individu
lain yang ada dalam lingkungannya.
Hal tersebut penting diperhatikan
karena tindakan interaksi sosial
merupakan perwujudan dari hubungan
atau interaksi sosial”.
Kelompok-kelompok Pergaulan
Pengertian Kelompok Pergaulan
apakah ada pengaruh interaksi
sosial siswa terhadap terbentuknya
kelompok-kelompok pergaulan,
untuk itu penulis mengambil
judul:
Pengaruh Interaksi Sosial Siswa
Terhadap
Terbentuknya
Kelompok-Kelompok Pergaulan
di
SMK
Nusantara
Desa
Madukoro Kecamatan Kotabumi
Utara Kabupaten Lampung Utara.
Pada hakekatnya manusia disamping
sebagai makhluk individu juga sebagai
makhluk sosial yang dituntut adanya
saling berhubungan antara sesama
dalam kehidupannya. Individu dalam
kelompok
pergaulan
merasakan
adanya kesamaan satu dengan yang
lainnya
seperti
dibidang
usia,
kebutuhan dan tujuan yang dapat
memperkuat kelompok itu. Menurut
Andi Mappiare dalam Abdullah
(2011:118)
“kelompok
teman
sepergaulan merupakan lingkungan
sosial pertama dimana remaja belajar
untuk hidup bersama orang lain yang
bukan anggota keluarganya”.Dengan
adanya interaksi sosial di sekolah
maka
terbentuklah
kelompokkelompok pergaulan antar siswa.
Dengan adanya kelompok pergaulan
menyebabkan munculnya dampak
positif dan negatif yaitu terbentuknya
kelompok sebaya bersifat informal dan
kelompok sebaya formal.
TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan rumusan masalah
tersebut, maka tujuan penelitian ini
adalah :
Untuk menjelaskan atau menganalisis
bagaimana terjadinya proses interaksi
siswa
terhadap
terbentuknya
kelompok-kelompok pergaulan di
SMK Nusantara Kotabumi
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian
Penelitian ini bersifat kuantitatif yang
menggunakan
metode
deskriptif
kuantitatif.
Penelitian
korelasi
dilakukan untuk melihat ada atau
tidaknya dan seberapa jauh ditemukan
korelasi antara dua variabel atau lebih
secara kuantitatif.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa SMK Nusantara Kotabumi tahun
pelajaran 2015/2016, yang berjumlah
468 orang siswa. Dengan sampel
peneliti mengambil 25% dari jumlah
populasi untuk dijadikan sampel
penelitian. Sehingga diperoleh jumlah
sampelnya adalah 117 orang siswa di
SMK Nusantara Kotabumi.
Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan
penelitian ini adalah :
dalam
1) Variabel bebasnya
Variabel
bebas
dalam
penelitian ini adalah Interaksi
Sosial Siswa (X)
2) Variabel terikatnya
Variabel
terikat
penelitian
ini
dalam
adalah
Kelompok-kelompok
Pergaulan
Definisi Konseptual Variabel
1. Interaksi
sosial
secara
konkret,meupakan
interaksi
sosial yang dapat dipahamioleh
semua
manusia
sejak
lahir,karena pada dasarnya
kehidupan
manusia
tidak
terlepas
dari
lingkungan
dimana
dia
berada.
Di
lingkungan tersebut manusia
saling berkomunikasi
dan
berinterakasi, sehingga secara
tidak sadar manusia telah
melakukan interaksi sosial.
Interaksi
sosial
tersebut
kemudian menjadi ciri khas
sikap dan perilaku manusia
dalam lingkungan.
2. Kelompok sebaya yang bersifat
formal. Di dalam kelompok
sebaya yang formal ada
bimbinganya, partisipasinya,
atau pengarahan dari orang
dewasa.Dengan
adanya
interaksi sosial di sekolah maka
terbentuklah
kelompokkelompok pergaulan antar
siswa. Kelompok pergaulan
menyebabkan
munculnya
dampak positif dan negatif
yaitu terbentuknya kelompok
sebaya bersifat informal dan
kelompok
sebaya
formal.
kepada kelompok sebaya yang
bersifat informal tidak ada
bimbingan dan partisipasi
orang dewasa, bahkan dalam
kelompok ini orang dewasa
dikeluarkan.
Definisi Operasional Variabel
1.
2.
Proses interaksi sosial di
sekolah dapat di lihat dari
faktor sugesti, identifikasi,
simpati, imitasi.
Kelompok pergaulan di ekolah
dapat terbentuk menjadi dua
bagian
yaitu
kelompok
pergaulan
formal
dan
kelompok pergaulan informal
Teknik Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
Angket
(Kuisioner)
teknik
ini
digunakan untuk memperoleh data
tentang seberapa besar pengaruh
interaksi sosial siswa terhadap
terbentuknya kelompok pegaulan.
Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji Validitas
Dalam penelitian ini uji validitas alat
tes dilakukan berdasarkan validitas
logis
yaitu
dengan
cara
mengkonsultasikan dengan dosen
pembimbing.
Uji Reliabilitas
Melakukan uji coba pada 10 orang di
luar
responden,
selanjutnya
mengelompokan item ganjil dan genap
untuk dikorelasikan menggunakan
Product Moment, kemudian untuk
mengetahui koefisien seluruh angket
digunakan rumus Sperman Brown.
Hasil analisis kemudian dibandingkan
dengan tingkat reliabilitas
Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini
dilakukan setelah data terkumpul.
Untuk mendeskripsikan bagaimana
pengaruh Interaksi sosial siswa
terhadap terbentuknya kelompokkelompok
pergaulan
di
SMK
Nusantara, penulis menggunakan uji
Chi Kuadrat asosiasi dua faktor.
Uji Coba Angket
Dari penggabungan hasil skor uji coba
angket kepada 10 orang di luar
responden dengan indikator item ganjil
(X) dan genap (Y). Hasil keseluruhan
dari tabel kerja uji coba angket antara
item ganjil (X) dan genap (Y) dan
dikorelasikan dengan Product Moment
guna mengetahui besarnya koefisien
korelasi instrumen penelitian sebesar
0,61.
Selanjutnya
mencari
reliabilitasnya alat ukur ini dilanjutkan
dengan
menggunakan
rumus
Spearman Brown agar diketahui
seluruh item yaitu dikategorikan
kedalan reliabilitas sedang yaitu 0,76.
HASIL
PENELITIAN
PEMBAHASAN
DAN
Gambaran Umum lokasi Penelitian
SMK Nusantara berdiri resmi pada
tanggal 19 November 1990 dengan
surat
keputusan
No
1303/L12B4/1990dengan
Surat
Akreditasi
No.430a/BAPSM/12LPG/RKO/2011 dengan Ibu Siti
Qutmainah, S.Pd sebagai kepala
sekolahnya.
Jumlah tenaga pengajar
di SMK Nusantara Kotabumi pada
tahun pelajaran 2015/2016 adalah
berjumlah 45 orang, dengan perincian
28 Orang guru tetap yayasan (GTY),
14 Orang Guru Honor Sekolah, 3
Orang guru PNS.
Berdasarkan tabel di atas untuk
menunjang
kelancaran
proses
pembelajaran di SMK Nusantara,
maka sekolah tersebut
telah
melengkapi dengan sarana dan
prasarana yang diperlukan oleh
layaknya suatu sekolah . Terlihat pula
adanya
ruang
bengkel
untuk
menambah tingkat keoptimalan dalam
praktek otomotif maupun elektro.
Penyajian Data
a) Interaksi Sosial Siswa
Diketahui jarak interval dari
117 responden yang didapat
adalah 3 interval dimana :
Distribusi Frekuensi Indikator
pengaruh interaksi sosial siswa
adalah :
18-20 sebesar 31% dalam
kategori kurang berpengaruh
21-23 sebesar 36% dalam
kategori cukup berpengaruh
24-26 sebesar 33% dalam
kategori berpengaruh
b) Kelompok-kelompok
Pergaulan
Diketahui jarak interval dari
117 responden yang didapat
adalah 3 interval dimana :
Distribusi Frekuensi Indikator
pengaruh interaksi sosial siswa
adalah :
19-21 sebesar 27% dalam
kategori kurang bermanfaat
22-24 sebesar 50% dalam
kategori cukup bermanfaat
25-27 sebesar 23% dalam
kategori bermanfaat
c) Kelompok pergaulan formal
Diketahui jarak interval dari
117 responden yang didapat
adalah 2 interval dimana :
Distribusi Frekuensi Indikator
pengaruh interaksi sosial siswa
adalah :
9-10 sebesar 33% dalam
kategori kurang bermanfaat
11-12 sebesar 32% dalam
kategori cukup bermanfaat
13-14 sebesar 35% dalam
kategori bermanfaat
d) Kelompok
informal
pergaulan
Diketahui jarak interval dari
117 responden yang didapat
adalah 3 interval dimana :
Distribusi Frekuensi Indikator
pengaruh interaksi sosial siswa
adalah :
6-8 sebesar 5% dalam kategori
kurang bermanfaat
9-11 sebesar 33% dalam
kategori cukup bermanfaat
12-14 sebesar 62% dalam
kategori bermanfaat
Pembahasan
Setelah penulis melakukan penelitian,
kemudian penulis menganalisis data
yang diperoleh, maka penulis akan
mencoba
menggambarkan
dan
menjelaskan keadaan atau kondisi
yang sebenarnya dengan lebih
sistematis dan berurutan, faktual, dan
akurat sesuai dengan data yang
diperoleh,
mengenai
Pengaruh
Interaksi Sosial Siswa Terhadap
Terbentuknya Kelompok-Kelompok
Pergaulan Di SMK Nusantara desa
Madukoro
Kecamatan
Kotabumi
Kabupaten Lampung Utara, agar lebih
mudah dimengerti dan dipahami :
1. Interaksi sosial merupakan
salah satu prinsip integritas
kurikulum pembelajaran yang
meliputi
keterampilan
berkomunikasi, yang bekerja
sama yang dapat untuk
menumbuhkan
komunikasi
yang harmonis antara individu
dengan
lingkungannya
(Sardiman,
2011:314).
Berdasarkan pendapat tersebut
dapat dipahami bahwa interkasi
sosial sangat penting diberikan
sebagai pengetahuan kepada
siswa sejak dibangku sekolah,
karena
berkenaan
dengan
keterampilan
berkomunikasi
dan kerja sama yang dapat
menumbuhkan sikap siswa
setelah terjun kemasyarakat
kelak.
Menurut Suryabrata, Sumadi
(2007:70)
berlangsungnya
suatu proses interaksi sosial
didasarkan
pada
berbagai
faktor, antara lain, faktor
imitasi, sugesti, identifikasi,
dan simpati. Faktor- faktor
tersebut dapat bergerak sendirisendiri secara terpisah maupun
dalam keadaan tergabung.
Apabila
masing-masing
ditinjau secara lebih mendalam,
maka faktor imitasi misalnya,
mempunyai peranan yang
sangat penting dalam proses
interaksi sosial. Salah satu segi
positifnya adalah bahwa imitasi
dapat mendorong seseorang
untuk mematuhi kaidah-kaidah
dan nilai-nilai yanng berlaku,
namun
demikian,
imitasi
mungkin pula mengakibatkan
terjadinya hal-hal yang negatif
dimana misalnya, yang ditiru
adalah tindakan-tindakan yang
menyimpang. Kecuali daripada
itu,
imitasi
juga
dapat
melemahkan
atau
bahkan
mematikan
pengembangan
daya kreasi seseorang.
Faktor sugesti berlangsung
apabila seseorang memberi
suatu pandangan atau suatu
sikap yang berasal dari dirinya
yang kemudian diterima oleh
fihak lain. Jadi proses ini
sebenarnya
hampir
sama
dengan imitasi akan tetapi titik
tolaknya
berbeda.
Berlangsungnya sugesti dapat
terjadi karena fihak yang
menerima dilanda oleh emosi,
hal mana menghambat daya
fikirnya
secara
rasional.Mungkin
proses
sugesti terjadi apabila orang
yang memberikan pandangan
adalah orang yang berwibawa
atau mungkin karena sifatnya
yang otoriter. Kiranya mungkin
pula bahwa sugesti terjadi oleh
sebab
yang
memberikan
pandangan
atau
sikap
merupakan bagian terbesar dari
kelompok yang bersangkutan,
atau masyarakat.
Identifikasi
sebenarnya
kecendrungan-kecendrungan
atau
keinginan-keinginan
dalam diri seseorang untuk
menjadi sama dengan fihak
lain. Identifikasi sifatnya lebih
mendalam daripada imiasi,
oleh
karena
kepribadian
seseorang dapa terbentuuk atas
dasar proses ini. Proses
identifikasi dapat berlangsung
dengan sendirinya (secara tidak
sadar), maupun sengaja oleh
karena seringkali seseorang
memerlukan tipe-tipe ideal
tertentu di dalam proses
kehidupanya. Walaupun dapat
berlangsung dengan sendirinya,
proses
identifikasi
dapat
berlangsung
dalam
suatu
keadaan dimana seseorang
yang beridentifikasi benarbenar mengenal fihak lain(yang
menjadi idealnya), sehingga
pandangan, sikap, maupun
kaidah-kaidah yang berlaku
pada
fihak
lain
dapat
melembaga
dan
bahkan
menjiwainya.nyatalah bahwa
berlangsungnya
identifikasi
mengakibatkan
terjadinya
pengaruh-pengaruh yang lebih
mendalam ketimbang proses
imitasi dan sugesti walaupun
ada kemungkinan bahwa pada
mulanya proses identifikasi
diawali oleh imitasi dan atau
sugesti.
Proses simpati sebenarnya
merupakan suatu proses di
mana seseorang merasa tertarik
oleh fihak lain. Di dalam
proses ini perasaan memegang
peranan yang sangat penting,
walaupun dorongan utama
pada simpati adalah keinginan
untuk memahami fihak lain dan
untuk bekerjasama denganya.
Inilah perbedaan utamanya
dengan identifikasi yang di
dorong oleh keinginan untuk
belajar dari fihak lain yang di
anggap kedudukanya lebih
tinggi dan harus dihormati
karena mempunyai kelebihankelebihan atau kemampuan –
kemampuan tertentu yang patut
dijadikan
contoh.
Proses
simpati akan dapat berkembang
di dalam suatu keadaan dimana
faktor saling mengerti terjamin.
Berdasarkan hasil pengolahan
data dapat diketahui bahwa
sebanyak 36 responden atau
31% siswa menyatakan bahwa
kurangnya pengaruh interaksi
sosial siswa di sekolah di
SMK Nusantara karena belum
berjalanya
secara
optimal
proses
interaksi
tersebut,
sebanyak 42 responden atau
36% siswa menyatakan cukup
berpengaruh Interaksi sosial
siswa di SMK nusantara karena
proses interaksi menambah
wawasan kita di segala bidang
dan sebanyak 39 responden
atau 33% siswa menyatakan
kategori berpengaruh Interaksi
sosial siswa di SMK Nusantara
karena kita adalah makhluk
sosial
yang
selalu
membutuhkan orang lain .
Berdasarkan hasil data yang
sudah diperoleh tersebut, maka
dapat
dijelaskan
bahwa
interaksi sosial merupakan
tingkat
kemampuan
yang
dimiliki oleh siswa dalam
melakukan hubungan baik
antara rekan-rekannya,antara
siswa dan guru maupun siswa
dengan orang tuanya, baik
dalam menerima, maupun
menolak
dan
menilai
komunikasi yang diperoleh
dalam bentuk proses interaksi.
Interaksi
sosial
seseorang
sesuai
dengan
tingkat
keberhasilan dalam menjalin
sebuah
hubungan
yang
dinyatakan
dalam
bentuk
prialaku sosial yang baik,yang
dapat
diketahui
setelah
diadakan evaluasi.
2. Menurut
A.M.,
Sardiman
(2011:117) sebagaimana fungsi
kelompok pergaulan tersebut
dapat
dijelaskan
sebagai
berkut:
1. Memberi perhatian yang
positif
dan
saran:
mengunjungi, memberikan
kejutan/hadiah,
saran,
menawarkan
bantuan,
tersenyum,
membentuk
seseorang dari anak lain
yang
membutuhkan,
percakapan umum.
2. Memberikan sikap dan
penerimaan pribadi: secara
fisik dan lisan.
3. Sikap tunduk: penerimaan
pasif, meniru, sharing,
menerima ide orang lain,
mengikuti anak lain yang
bermain,
berkompromi,
mengikuti teman yang lain
meminta dengan ketenagan
dan kerjasama (kooperatif).
Berdasarkan hasil pengolahan
data
tentang
kelompokkelompok pergaulan di SMK
Nusantara dari 117 responden
31 atau 27% siswa menyatakan
kurang adanya manfaat dengan
terbentuknya
kelompok
pergaulan ini , mereka belum
sepenuhnya
menyadari
pentingnya adanya kelompok
pegaulan di dalam kehidupan
di sekolah .Kemudian sebanyak
59 responden atau sebesar 50%
siswa
menyatakan
bahwa
cukup
bermanfaatnya
kelompok pergaulan di dalam
berinteraksi antar warga di
sekolah.Selebihnya
yaitu
sebesar 27 responden atau 23%
siswa menyatakan kategori
bermanfaat dengan adanya
kelompok pergaulan karena
menambah wawasan antar
anggota kelompok.Berdasarkan
hasil pengolahan data tentang
kelompok-kelompok pergaulan
formal di SMK Nusantara dari
117 responden 39 atau 33%
siswa menyatakan kurang
adanya
manfaat
dengan
terbentuknya
kelompok
pergaulan formal ini , mereka
belum sepenuhnya menyadari
pentingnya adanya kelompok
pegaulan di dalam kehidupan
di sekolah .Kemudian sebanyak
37 responden atau sebesar 32%
siswa
menyatakan
bahwa
cukup
bermanfaatnya
kelompok pergaulan formal di
dalam berinteraksi antar warga
di sekolah. Selebihnya yaitu
sebesar 41 responden atau 35%
siswa menyatakan kategori
bermanfaat dengan adanya
kelompok pergaulan formal
yang secara langsung di awasi
oleh orang dewasa serta adanya
arahan dalam berinteraksi yang
baik antar warga sekolah
.Berdasarkan hasil pengolahan
data
tentang
kelompokkelompok pergaulan formal di
SMK Nusantara dari 117
responden 6 atau 5% siswa
menyatakan kurang adanya
manfaat dengan terbentuknya
kelompok pergaulan informal
ini , mereka menyatakan bahwa
kelompok pergaulan ini hanya
akan membawa ke arah yang
negatif karena tanpa adanya
pengawasan dari orang yang
lebih
dewasa.Kemudian
sebanyak 39 responden atau
sebesar 33% siswa menyatakan
bahwa cukup bermanfaatnya
kelompok pergaulan informal
di dalam berinteraksi antar
warga di sekolah karena
mereka merasa memiliki suatu
kelompok yang memiliki visi
serta misi yang sama.
Selebihnya yaitu sebesar 72
responden atau 62% siswa
menyatakan
kategori
bermanfaat dengan adanya
kelompok pergaulan informal
yang secara tidak langsung
mereka memilih teman yang
memiliki pandangan hidup
yang sama serta menambahnya
rasa saling solidaritas antar
teman .
Jadi dapat disimpulkan bahwa
kelompok pergaulan sangat
berpengaruh terhadap citra diri
remaja. Remaja menjadi lebih
dekat
dengan
kelompok
pergaulanya, karena mereka
menganggap bahwa kelompok
pergaulanya dapat memahami
keinginannya sehingga mereka
ingin menghabiskan waktunya
dengan
teman-temannya.
Remaja dalam bergaul dengan
teman sepergaulanya merasa
diberi status dan memperoleh
simpati.
3. Berdasarkan hasil pengujian
hipotesis menunjukan adanya
pengaruh interaksi sosial siswa
terhadap
terbentuknya
kelompok-kelompok pergaulan
di SMK Nusantara, hal ini
dibuktikan dengan perhitungan
yang menggunakan rumus Chi
Kuadrat, bahwa X2 hitung lebih
besar dari pada X2 tabel
sehingga X2 hit > X2 tab, yaitu
50,85 > 9,49 pada taraf
signifikan 5% (0,05) dan taraf
signifikan 1% (0,01) diperoleh
X2 hitung lebih besar dari X2
tabel, (X2 hit > X2 tabel), yaitu
50,85 > 13,3 dengan derajat
kebebasan 4, serta mempunyai
derajat keeratan pengaruh antar
variabel dalam kategori tinggi,
yakni
dengan
koefesien
kontingensi C = 0,54, dan
koefesien kontingensi Cmaks =
0,812 terletak pada keeratan
pengeruh diatas 0,66 (kategori
kuat). Sehingga dari hasil
pengujian tersebut diketahui
bahwa Interaksi Sosial siswa
berpengaruh
terhadap
terbentuknya
kelompokkelompok pergaulan di SMK
Nusantara.
Kelompok
pergaulan merupakan gejala
universal yang terjadi, manusia
tidak mungkin hidup tanpa
berkelompok, justru kelompok
pergaulanlah yang menjadikan
manusia dapat tumbuh dan
berkembang
sebagaimana
wajarnya, melalui kelompok
itulah
individu
dapat
memuaskan
keseluruhan
kebutuhan yang fundamental
dan memperoleh kesempurnaan
yang besar.
Menurut pengertian tersebut
diatas, maka kelompok itu
adalah unit sosial, yang terdiri
dari beberapa individu sebagai
anggota kelompok di mana
individu-individu
tadi
mempunyai status atau peran
tertentu dan dalam unit sosial
tadi berlakulah serangkaian
norma-norma yang mengatur
tingkah laku kelompok. Suatu
unit sosial itu menunjukan
adanya
hubungan-hubungan
sosial.jalinan relasi yang timbal
balik.
Jadi dapat dilihat pengaruh
Interaksi sosial sebesar 0,66
dikarenakan kemampuan siswa
dalam berinteraksi sosial dapat
dikategorikan ke dalam dua
kelompok, yaitu siswa yang
dapat dikategorikan sebagai
siswa yang bisa berinteraksi
sosial dengan baik atau pandai
bergaul dan sebaliknya yaitu
siswa
yang
mengalami
kesulitan bergaul atau individu
yang tidak bisa berinteraksi
sosial dengan baik.
Siswa yang bisa berinteraksi
sosial dengan baik biasanya
dapat
mengatasi
berbagai
persoalan di dalam pergaulan.
Mereka
tidak
mengalami
kesulitan untuk menjalani
hubungan dengan teman baru,
berkomunikasi secara efektif
dengan orang lain, terlibat
dalam
pembicaraan
yang
menyenangkan, dan dapat
mengakhiri pembicaraan tanpa
mengecewakan atau menyakiti
orang lain.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan analisis atau pembahasan
hasil penelitian khususnya analisis data
seperti yang telah diuraikan dalam
pembahasan, maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa :
1. Ada pengaruh yang signifikan
mengenai Interaksi Sosial
siswa terhadap terbentuknya
kelompok-kelompok pergaulan
di SMK Nusantara Desa
Madukoro
Kecamatan
Kotabumi Kabupaten Lampung
Utara.
Berdasarkan hasil perhitungan
dan pengolahan data diketahui
bahwa mengenai Interaksi
Sosial
siswa
terhadap
terbentuknya
kelompokkelompok pergaulan di SMK
Nusantara cenderung Kuat.
Dilihat dari Proses interaksi
siswa di dalam kelompok
pergaulan formal maupun
kelompok pergaulan informal.
Proses Interaksi
yang baik
akan
membewa
siswa
membentuk
kelompok
pergaulan ke arah yang positif.
Sebaliknya Proses interaksi
yang kurang baik
akan
membawa siswa membentuk
kelompok pergaulan yang ke
arah negatif bahkan merugikan
diri sendiri dan orang lain .
2. Dari hasil analisis data
diketahui bahwa untuk derajat
atau tingkat keeratan pengaruh
Interaksi Sosial siswa terhadap
terbentuknya
kelompokkelompok pergaulan di SMK
Nusantara Desa Madukoro
Kecamatan
Kotabumi
Kabupaten Lampung Utara.
memiliki tingkat keeratan yang
Kuat (0,66), ini menunjukan
bahwa pengaruh Interaksi
Sosial
siswa
terhadap
terbentuknya
kelompokkelompok pergaulan di SMK
Nusantara Desa Madukoro
Kecamatan
Kotabumi
Kabupaten Lampung Utara.
memiliki hubungan yang erat.
Sehingga dengan demikian
dapat
dinyatakan
bahwa
Interaksi
sosial
siswa
berpengaruh
terhadap
terbentuknya
kelompokkelompok pergaulan di SMK
Nusantara.
Saran
Setelah penulis menyelesaikan
penelitian,
membahas,
menganalisis
data
dan
mengambil kesimpulan hasil
penelitian,
maka
penulis
menyarankan:
1. Kepada Guru
Kepada
pihak
sekolah
khususnya SMK Nusantara ,
Agar
Peningkatan
Pemahaman proses interaksi
sosial dapat dipahami dan di
aplikasikan dengan baik
oleh
siswa
didalam
kehidupan sehari-hari, tidak
hanya
sekedar
menyampaikan
konsep
materi,
tetapi
lebih
menekankan pada tahap
pemahaman.
Sehingga
diharapkan
dengan
pemahaman proses interaksi
yang
baik
dapat
mengarahkan siswa untuk
membentuk
kelompok
pergaulan yang positif dan
membewa mereka ke arah
yang lebih baik lagi.
2. Kepada Siswa
Sebagai seorang pelajar dan
generasi penerus bangsa
jadikan diri kita menjadi
lebih baik lagi serta
membiasakan diri untuk
mengamalkan ilmu yang di
dapat dalam proses interaksi
ke arah yang positif
mengajak orang di sekitar
kita
tidak
hanya
di
lingkungan sekolah tetapi di
lingkungan
masyarakat
untuk
tidak
saling
membentuk
kelompokkelompok pergaulan yang
negatif tetapi lebih kepada
kebersamaan .
DAFTARA PUSTAKA
Abdullah. 2011. Sosiologi Pendidikan
Individu, Masyarakat, dan
Pendidikan. Jakarta: Rajawali
Pers.
Abraham, Amit. 2005. Mengupas
Kepribadian Anda .Jakarta :PT.
Bhuana Ilmu Populer
Sardiman. 2011. Interaksi dan
Motivasi Belajar-Mengajar.
Jakarta: PT Grafindo Persada.
Suryabrata, Sumadi. 2007. Psikologi
Pendidikan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Download