ISSN 1693-7945 Vol.VII No.4 Nov 2016 PENGARUH JARAK TPA DENGAN SUMUR TERHADAP CEMARAN BAKTERI COLIFORM PADA AIR SUMUR DI SEKITAR TPA DEGAYU KOTA PEKALONGAN Oleh: Mulia Susanti dan Ika Nurasih Akademi Analis Kesehatan Pekalongan, Jawa Tengah ABSTRAK Masalah sampah merupakan hal yang menjadi masalah besar di hampir semua Negara. Tempat pembuangan akhir (TPA) sampah yang tidak terkelola dengan baik dapat menimbulkan dampak sosial dan kesehatan pada warga yang bermukim disekitar TPA tersebut. TPA Degayu merupakan salah satu TPA yang terdapat di Kota Pekalongan. Pada proses pengelolaan, sebagian besar sampah akan mengalami dekomposisi yang akan menghasilkan gas dan cairan yang dikenal dengan istilah leachate (air lindi).Mengalirnya air lindi dapat menyebabkan pencemaran pada air permukaan maupun air sumur di sekitar TPA sampah. Pencemaran air dapat berupa pencemaran fisik, kimia, maupun mikrobiologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jarak TPA dengan sumur terhadap cemaran bakteri coliform air sumur. Jenis penelitian ini adalah asosiatif. Objek penelitian adalah 13 air sumur di Kelurahan Degayu RT 01 RW 09 Kecamatan Pekalongan Utara dengan jarak maximal sumur dari TPA 200 m. Hasil pemeriksaan coliform dari 13 sampel air sumur semuanya tidak memenuhi syarat mikrobiologi berdasarkan Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990. Jenis bakteri coliform yang terdapat pada air sumur adalah Escherichia coli sebanyak 69% dan Coliform lain 31%. Hasil uji statistik Regresi Linear Sederhana didapatkan nilai signifikan 0,000.< 0.05 .Nilai R square sebesar 0.71 Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh jarak TPA dengan sumur terhadap kualitas mikrobiologi air sumur sebesar 71%. Kata kunci : TPA, air sumur, coliform PENDAHULUAN Masalah sampah merupakan hal yang menjadi masalah besar di hampir semua Negara. Tempat pembuangan akhir (TPA) sampah yang tidak terkelola dengan baik dapat menimbulkan dampak sosial dan kesehatan pada warga yang bermukim disekitar TPA tersebut. TPA Degayu merupakan salah satu TPA yang terdapat di Kota Pekalongan. TPA yang berlokasi di Kelurahan Degayu Kecamatan Pekalongan Utara memanfaatkan lahan seluas kurang lebih 4,36 hektar dengan kapasitas kurang lebih 600 m3/hari. Di sekitar TPA Degayu masih banyak terdapat pemukiman penduduk yang bermukim disekitaran lokasi tersebut. Sampah yang dibiarkan menumpuk sebagian besar akan mengalami dekomposisi dan sebagaian sulit atau bahkan tidak dapat terdekomposisi. Sampah yang tidak terdekomposisi akan menyebabkan pencemaran pada tanah, sedang sampah yang terdekomposisi akan menghasilkan gas dan cairan yang dikenal dengan istilah leachate (air lindi). Air lindi ini dapat menyebabkan pencemaran pada air permukaan maupun air sumur di sekitar TPA sampah1. Pencemaran air dapat berupa pencemaran fisik, kimia, maupun mikrobiologi. Pencemaran secara mikrobiologi, terutama disebabkan oleh adanya mikroorganisme patogen dalam air yang berbahaya bagi kesehatan karena dapat menjadi sumber penularan berbagai jenis penyakit seperti disentri diare, kolera, dan tifus2. Sedangkan gas hasil dekomposisi sampah dapat menyebabkan bau dan gangguan pernafasan. 27 ISSN 1693-7945 Vol.VII No.4 Nov 2016 Di Indonesia pada tahun 2014 telah terjadi 6 KLB diare yang tersebar di 5 propinsi, 6 kabupaten/kota, dengan jumlah penderita 2.549 orang dengan kematian 29 orang (1,14%). Secara nasional angka kematian pada KLB diare pada tahun 2014 sebesar 1,14%. Hal tersebut terutama disebabkan ketersediaan air bersih, sanitasi buruk, dan perilaku buruk yang tidak sehat3. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, pada tahun 2015 telah terjadi 4.167 kasus diare di seluruh Kota Pekalongan. Sedangkan pada bulan Januari hingga Maret 2016 telah terjadi 2.395 kasus diare, yang tersebar dibeberapa kelurahan, salah satu kelurahan yang memiliki kasus diare adalah kelurahan Degayu yaitu 366 kasus (48.19 %)4 Oleh karena itu, perlu dilakukan peninjauan ulang terkait kelayakan air sumur di sekitar TPA Degayu. Pemeriksaan air secara mikrobiologi sangat penting dilakukan sebagai pengukuran derajat pencemaran. Berdasarkan Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air, pemeriksaan derajat pencemaran air secara mikrobiologi umumnya ditunjukkan dengan kehadiran bakteri coliform. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah asosiatif. Penelitian dilakukan di TPA Degayu Kota Pekalongan. Objek dalam penelitian ini adalah air sumur di sekitar TPA Degayu yaitu Kelurahan Degayu RT 01 RW 09 Kecamatan Pekalongan Utara sejumlah dengan jarak maksimal dari TPA 200 m. Sampel diambil sebanyak 13 air sumur gali. Pemeriksaan bakteri coliform dilakukan dengan menggunakan metode Most Probable Number ragam 333 Cara Kerja Analisis data 28 Vol.VII No.4 Nov 2016 ISSN 1693-7945 Setelah data terkumpul, dibuat tabulasi secara statistik dan dianalisa dengan uji regresi linear sederhana untuk mengetahui dan membuktikan hipotesis. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1.1 Jumlah Total coliform Air Sumur pada Berbagai Jarak dari TPA Degayu No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Sumur 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Jarak (m) 39,5 m 60,5 m 64 m 50 m 60,5 m 50 m 85,5 m 98 m 121 m 144 m 164 m 175 m 187 m I + + + + + + + + + Jumlah tabung positif 3x10 ml 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3x1 ml 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 Indek MPN per 100 ml 3x0,1 ml 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 0 ≥ 1898 ≥ 1898 ≥ 1898 ≥ 1898 ≥ 1898 ≥ 1898 ≥ 1898 ≥ 1898 271 271 271 271 190 Tabel 1.2 Hasil Identifikasi Escherichia coli Media Keterangan MR V C M U EA + + Merah metalik E.coli + + + Merah muda Negatif + + Merah metalik E.coli + + Merah metalik E.coli + + Merah metalik E.coli + + Negatif Merah muda + + Negatif Merah muda + + Merah metalik E.coli + + Merah metalik E.coli + + Merah metalik E.coli + + Merah metalik E.coli + + Merah muda Negatif + + Merah metalik E.coli Kett : I : Uji indol MR: Uji Methyl Red C: Uji citrat M: Uji motil EA: Endo agar 29 Vol.VII No.4 Nov 2016 ISSN 1693-7945 V : Uji Voges proskauer U: Uji urea Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada air sumur di sekitar TPA Degayu Pekalongan pada tabel 1.1 terlihat bahwa semua air sumur berbagai varian jarak yang diteliti tidak memenuhi syarat batas maksimal bakteri totalcoliform yang ditetapkan dalam PERMENKES Nomor 416/MENKES/PER/IX/1990 yaitu untuk air bukan perpipaan < 50 per 100 ml air. Hasil pengujian membuktikan bahwa jarak TPA dengan sumur mempengaruhi kualitas mikrobiologi air sumur. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin jauh jarak sumur dari TPA, semakin rendah total coliform yang terdapat pada air sumur tersebut. Hal ini dapat dibuktikan bahwa jarak sumur dari TPA < 100 m total coliform sebanyak ≥ 1898 MPN/100 ml sedangkan jarak sumur dari TPA > 100 m total coliform sebanyak 190 – 271 MPN/100 ml. Dari uji statistik regresi linear sederhana antara jarak TPA dengan sumur, didapatkan nilai sig < 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima (0,000 < 0,05). Dengan demikian, terdapat pengaruh antara jarak TPA dengan sumur terhadap kualitas mikrobiologi air sumur. Nilai R square adalah 0,71 dapat disebut koefisien determinasi yang dalam hal ini berarti 71% kualitas mikrobiologi air sumur dipengaruhi oleh jarak TPA Buruknya kondisi kualitas air sumur di sekitar TPA merupakan indikasi adanya pencemaran air tanah yang disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, adanya bahan organik di TPA sehingga akan diikuti oleh jumlah mikroorganisme baik yang tidak patogen maupun patogen semakin banyak. Jika bahan organik yang harus didekomposisi cukup banyak maka membutuhkan mikroorganisme yang banyak, dengan cara berkembang biak. Dalam perkembangbiakan mikroorganisme tersebut tidak tertutup kemungkinan bahwa mikroba patogen (total koliform) ikut berkembang pula.5 Letak IPAL lindi TPA Degayu Pekalongan menyatu dengan IPLT (Instalasi Pengolahan Limbah Tinja), sehingga kemungkinan limbah tinja yang berasal dari IPLT ikut masuk ke dalam IPAL lindi di TPA tersebut. Air lindi tersebut masuk ke sumur bersama-sama air hujan. Masuknya air hujan ke dalam timbunan sampah akan menghanyutkan komponenkomponen sampah yang telah mengalami proses dekomposisi yang menghasilkan air lindi sampah (leachate) kemudian merembes keluar dari TPA Sampah sehingga menimbulkan pencemaran pada air tanah dangkal dan badan air lainnya di sekitar TPA Sampah.Kondisi ini didukung oleh konstruksi sumur penduduk TPA Degayu yang tidak memenuhi syarat. Sehingga memudahkan peresapan lindi masuk ke sumur, menyebabkan kualitas air sumur buruk dan tidak layak sebagai air minum. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Abdul kahar, dkk (2012), bahwa terdapat pengaruh jarak TPA terhadap jumlah total coliform air sumur penduduk, kondisi tersebut diduga disebabkan oleh faktor geologis, geografis, dan juga faktor konstruksi IPAL pada TPA yang tidak sempurna.Memperkuat dugaan terkait dengan cemaran coliform yang diperoleh pada sampel air sumur di TPA Degayu, maka dilakukan uji penguat dengan melakukan isolasi mikroba pada tabung yang positif tercemar oleh coliform pada medium selektif dan hasilnya ditemukan adanya bakteri Escherichia coli sebanyak 69% dan Coliform lain sebanyak 31%. KESIMPULAN Semua sampel air sumur di sekitar TPA Degayu Kota Pekalongan tidak memenuhi syarat mikrobiologi. Berdasarkan hasil analisis data dengan uji statistik regresi linear sederhana, terdapat pengaruh jarak TPA dengan sumur terhadap cemaran coliform sebesar 71 %. Dari hasil uji identifikasi bakteri pada air sumur sekitar TPA Degayu Kota Pekalongan didapatkan 69 % tercemar Escherichia coli dan 31% bakteri coliform lain. 30 ISSN 1693-7945 Vol.VII No.4 Nov 2016 DAFTAR PUSTAKA Prihastini, Lilis. 2011. Dampak Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Winongo Terhadap Kualitas Lingkungan Hidup. Jurnal Ilmiah Indonesia. Vol II, No. 1, diakses24 Maret 2016. Winarsih, Sri. 2010. Pengetahuan Sanitasi dan Aplikasinya. Semarang: CV Aneka Ilmu. Hal 12-14. Kementerian Kesehatan RI. 2015. Profil Kesehatan 2014 Indonesia. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. Dinas Kesehatan Kota Pekalongan. 2016. Prevalensi kejadian diare di Puskesmas Kota Pekalongan dan Puskesmas Krapyak Wardhana. 2001. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta : Andi Offset. Kahar, A., Ghitarina, Suitsi siswanto. 2012. Pengaruh Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Terhadap Kualitas Air Sekitar (Studi Kasus: TPA Bukit Pinang, Kota Samarinda). Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW). Anonim, 1990. Peraturan Pemerintah nomor 20 tahun 1990 Anonim. 2011. Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 30 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pekalongan Tahun 2009 – 2029. Anonim. 1990. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 416/Menkes/PER/IX/1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. 31