27 PENGARUH JARAK TPA DENGAN SUMUR - E

advertisement
ISSN 1693-7945
Vol.VII No.4 Nov 2016
PENGARUH JARAK TPA DENGAN SUMUR TERHADAP CEMARAN BAKTERI
COLIFORM PADA AIR SUMUR DI SEKITAR TPA DEGAYU KOTA
PEKALONGAN
Oleh:
Mulia Susanti dan Ika Nurasih
Akademi Analis Kesehatan Pekalongan, Jawa Tengah
ABSTRAK
Masalah sampah merupakan hal yang menjadi masalah besar di hampir semua
Negara. Tempat pembuangan akhir (TPA) sampah yang tidak terkelola dengan baik dapat
menimbulkan dampak sosial dan kesehatan pada warga yang bermukim disekitar TPA
tersebut. TPA Degayu merupakan salah satu TPA yang terdapat di Kota Pekalongan. Pada
proses pengelolaan, sebagian besar sampah akan mengalami dekomposisi yang akan
menghasilkan gas dan cairan yang dikenal dengan istilah leachate (air lindi).Mengalirnya
air lindi dapat menyebabkan pencemaran pada air permukaan maupun air sumur di sekitar
TPA sampah. Pencemaran air dapat berupa pencemaran fisik, kimia, maupun mikrobiologi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jarak TPA dengan sumur terhadap
cemaran bakteri coliform air sumur. Jenis penelitian ini adalah asosiatif. Objek penelitian
adalah 13 air sumur di Kelurahan Degayu RT 01 RW 09 Kecamatan Pekalongan Utara
dengan jarak maximal sumur dari TPA 200 m. Hasil pemeriksaan coliform dari 13 sampel
air sumur semuanya tidak memenuhi syarat mikrobiologi berdasarkan Permenkes RI No.
416/Menkes/Per/IX/1990. Jenis bakteri coliform yang terdapat pada air sumur adalah
Escherichia coli sebanyak 69% dan Coliform lain 31%. Hasil uji statistik Regresi Linear
Sederhana didapatkan nilai signifikan 0,000.< 0.05 .Nilai R square sebesar 0.71 Sehingga
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh jarak TPA dengan sumur terhadap kualitas
mikrobiologi air sumur sebesar 71%.
Kata kunci : TPA, air sumur, coliform
PENDAHULUAN
Masalah sampah merupakan hal yang menjadi masalah besar di hampir semua
Negara. Tempat pembuangan akhir (TPA) sampah yang tidak terkelola dengan baik dapat
menimbulkan dampak sosial dan kesehatan pada warga yang bermukim disekitar TPA
tersebut. TPA Degayu merupakan salah satu TPA yang terdapat di Kota Pekalongan. TPA
yang berlokasi di Kelurahan Degayu Kecamatan Pekalongan Utara memanfaatkan lahan
seluas kurang lebih 4,36 hektar dengan kapasitas kurang lebih 600 m3/hari. Di sekitar TPA
Degayu masih banyak terdapat pemukiman penduduk yang bermukim disekitaran lokasi
tersebut.
Sampah yang dibiarkan menumpuk sebagian besar akan mengalami dekomposisi dan
sebagaian sulit atau bahkan tidak dapat terdekomposisi. Sampah yang tidak terdekomposisi
akan menyebabkan pencemaran pada tanah, sedang sampah yang terdekomposisi akan
menghasilkan gas dan cairan yang dikenal dengan istilah leachate (air lindi). Air lindi ini
dapat menyebabkan pencemaran pada air permukaan maupun air sumur di sekitar TPA
sampah1. Pencemaran air dapat berupa pencemaran fisik, kimia, maupun mikrobiologi.
Pencemaran secara mikrobiologi, terutama disebabkan oleh adanya mikroorganisme patogen
dalam air yang berbahaya bagi kesehatan karena dapat menjadi sumber penularan berbagai
jenis penyakit seperti disentri diare, kolera, dan tifus2. Sedangkan gas hasil dekomposisi
sampah dapat menyebabkan bau dan gangguan pernafasan.
27
ISSN 1693-7945
Vol.VII No.4 Nov 2016
Di Indonesia pada tahun 2014 telah terjadi 6 KLB diare yang tersebar di 5 propinsi, 6
kabupaten/kota, dengan jumlah penderita 2.549 orang dengan kematian 29 orang (1,14%).
Secara nasional angka kematian pada KLB diare pada tahun 2014 sebesar 1,14%. Hal
tersebut terutama disebabkan ketersediaan air bersih, sanitasi buruk, dan perilaku buruk yang
tidak sehat3. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, pada tahun 2015 telah
terjadi 4.167 kasus diare di seluruh Kota Pekalongan. Sedangkan pada bulan Januari hingga
Maret 2016 telah terjadi 2.395 kasus diare, yang tersebar dibeberapa kelurahan, salah satu
kelurahan yang memiliki kasus diare adalah kelurahan Degayu yaitu 366 kasus (48.19 %)4
Oleh karena itu, perlu dilakukan peninjauan ulang terkait kelayakan air sumur di
sekitar TPA Degayu. Pemeriksaan air secara mikrobiologi sangat penting dilakukan sebagai
pengukuran derajat pencemaran. Berdasarkan Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990
tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air, pemeriksaan derajat pencemaran air secara
mikrobiologi umumnya ditunjukkan dengan kehadiran bakteri coliform.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah asosiatif. Penelitian dilakukan di TPA Degayu Kota
Pekalongan. Objek dalam penelitian ini adalah air sumur di sekitar TPA Degayu yaitu
Kelurahan Degayu RT 01 RW 09 Kecamatan Pekalongan Utara sejumlah dengan jarak
maksimal dari TPA 200 m. Sampel diambil sebanyak 13 air sumur gali. Pemeriksaan bakteri
coliform dilakukan dengan menggunakan metode Most Probable Number ragam 333
Cara Kerja
Analisis data
28
Vol.VII No.4 Nov 2016
ISSN 1693-7945
Setelah data terkumpul, dibuat tabulasi secara statistik dan dianalisa dengan uji regresi
linear sederhana untuk mengetahui dan membuktikan hipotesis.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1.1
Jumlah Total coliform Air Sumur pada Berbagai Jarak dari TPA Degayu
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Sumur
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Jarak
(m)
39,5 m
60,5 m
64 m
50 m
60,5 m
50 m
85,5 m
98 m
121 m
144 m
164 m
175 m
187 m
I
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Jumlah tabung positif
3x10 ml
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3x1 ml
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Indek MPN per
100 ml
3x0,1 ml
3
3
3
3
3
3
3
3
1
1
1
1
0
≥ 1898
≥ 1898
≥ 1898
≥ 1898
≥ 1898
≥ 1898
≥ 1898
≥ 1898
271
271
271
271
190
Tabel 1.2 Hasil Identifikasi Escherichia coli
Media
Keterangan
MR V
C
M
U
EA
+
+
Merah metalik
E.coli
+
+
+
Merah muda
Negatif
+
+
Merah metalik
E.coli
+
+
Merah metalik
E.coli
+
+
Merah metalik
E.coli
+
+
Negatif
Merah muda
+
+
Negatif
Merah muda
+
+
Merah metalik
E.coli
+
+
Merah metalik
E.coli
+
+
Merah metalik
E.coli
+
+
Merah metalik
E.coli
+
+
Merah muda
Negatif
+
+
Merah metalik
E.coli
Kett :
I : Uji indol
MR: Uji Methyl Red
C: Uji citrat
M: Uji motil
EA: Endo agar
29
Vol.VII No.4 Nov 2016
ISSN 1693-7945
V : Uji Voges proskauer
U: Uji urea
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada air sumur di sekitar TPA Degayu Pekalongan
pada tabel 1.1 terlihat bahwa semua air sumur berbagai varian jarak yang diteliti tidak
memenuhi syarat batas maksimal bakteri totalcoliform yang ditetapkan dalam PERMENKES
Nomor 416/MENKES/PER/IX/1990 yaitu untuk air bukan perpipaan < 50 per 100 ml air.
Hasil pengujian membuktikan bahwa jarak TPA dengan sumur mempengaruhi kualitas
mikrobiologi air sumur. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin jauh jarak sumur dari TPA,
semakin rendah total coliform yang terdapat pada air sumur tersebut. Hal ini dapat dibuktikan
bahwa jarak sumur dari TPA < 100 m total coliform sebanyak ≥ 1898 MPN/100 ml
sedangkan jarak sumur dari TPA > 100 m total coliform sebanyak 190 – 271 MPN/100 ml.
Dari uji statistik regresi linear sederhana antara jarak TPA dengan sumur, didapatkan
nilai sig < 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima (0,000 < 0,05). Dengan demikian,
terdapat pengaruh antara jarak TPA dengan sumur terhadap kualitas mikrobiologi air sumur.
Nilai R square adalah 0,71 dapat disebut koefisien determinasi yang dalam hal ini berarti
71% kualitas mikrobiologi air sumur dipengaruhi oleh jarak TPA
Buruknya kondisi kualitas air sumur di sekitar TPA merupakan indikasi adanya pencemaran
air tanah yang disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, adanya bahan organik di TPA
sehingga akan diikuti oleh jumlah mikroorganisme baik yang tidak patogen maupun patogen
semakin banyak. Jika bahan organik yang harus didekomposisi cukup banyak maka
membutuhkan mikroorganisme yang banyak, dengan cara berkembang biak. Dalam
perkembangbiakan mikroorganisme tersebut tidak tertutup kemungkinan bahwa mikroba
patogen (total koliform) ikut berkembang pula.5
Letak IPAL lindi TPA Degayu Pekalongan menyatu dengan IPLT (Instalasi Pengolahan
Limbah Tinja), sehingga kemungkinan limbah tinja yang berasal dari IPLT ikut masuk ke
dalam IPAL lindi di TPA tersebut. Air lindi tersebut masuk ke sumur bersama-sama air
hujan. Masuknya air hujan ke dalam timbunan sampah akan menghanyutkan komponenkomponen sampah yang telah mengalami proses dekomposisi yang menghasilkan air lindi
sampah (leachate) kemudian merembes keluar dari TPA Sampah sehingga menimbulkan
pencemaran pada air tanah dangkal dan badan air lainnya di sekitar TPA Sampah.Kondisi ini
didukung oleh konstruksi sumur penduduk TPA Degayu yang tidak memenuhi syarat.
Sehingga memudahkan peresapan lindi masuk ke sumur, menyebabkan kualitas air sumur
buruk dan tidak layak sebagai air minum.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Abdul kahar, dkk (2012), bahwa terdapat
pengaruh jarak TPA terhadap jumlah total coliform air sumur penduduk, kondisi tersebut
diduga disebabkan oleh faktor geologis, geografis, dan juga faktor konstruksi IPAL pada
TPA yang tidak sempurna.Memperkuat dugaan terkait dengan cemaran coliform yang
diperoleh pada sampel air sumur di TPA Degayu, maka dilakukan uji penguat dengan
melakukan isolasi mikroba pada tabung yang positif tercemar oleh coliform pada medium
selektif dan hasilnya ditemukan adanya bakteri Escherichia coli sebanyak 69% dan Coliform
lain sebanyak 31%.
KESIMPULAN
Semua sampel air sumur di sekitar TPA Degayu Kota Pekalongan tidak memenuhi syarat
mikrobiologi. Berdasarkan hasil analisis data dengan uji statistik regresi linear sederhana,
terdapat pengaruh jarak TPA dengan sumur terhadap cemaran coliform sebesar 71 %. Dari
hasil uji identifikasi bakteri pada air sumur sekitar TPA Degayu Kota Pekalongan didapatkan
69 % tercemar Escherichia coli dan 31% bakteri coliform lain.
30
ISSN 1693-7945
Vol.VII No.4 Nov 2016
DAFTAR PUSTAKA
Prihastini, Lilis. 2011. Dampak Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Winongo
Terhadap Kualitas Lingkungan Hidup. Jurnal Ilmiah Indonesia. Vol II, No. 1,
diakses24 Maret 2016.
Winarsih, Sri. 2010. Pengetahuan Sanitasi dan Aplikasinya. Semarang: CV Aneka Ilmu. Hal
12-14.
Kementerian Kesehatan RI. 2015. Profil Kesehatan 2014 Indonesia. Jakarta : Kementerian
Kesehatan RI.
Dinas Kesehatan Kota Pekalongan. 2016. Prevalensi kejadian diare di Puskesmas Kota
Pekalongan dan Puskesmas Krapyak
Wardhana. 2001. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta : Andi Offset.
Kahar, A., Ghitarina, Suitsi siswanto. 2012. Pengaruh Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
Sampah Terhadap Kualitas Air Sekitar (Studi Kasus: TPA Bukit Pinang, Kota
Samarinda). Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah
(ATPW).
Anonim, 1990. Peraturan Pemerintah nomor 20 tahun 1990
Anonim. 2011. Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 30 Tahun 2011 Tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kota Pekalongan Tahun 2009 – 2029.
Anonim. 1990. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
416/Menkes/PER/IX/1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air
Bersih. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
31
Download