BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Pada penelitan

advertisement
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Paradigma
Pada penelitan ini peneliti menggunakan paradigma sebagai arah untuk
memaknai fenomena kemudian menganalisis sejauh mana dapat di tarik benang
merah antara fakta sesuai dengan principal serta filsafah yang benar secara ilmu
pengetahuan.
Paradigma konstruksionis memandang realitas kehidupan sosial bukanlah
realitas yang natural, tetapi terbentuk dari hasil konstruksi. Karenanya,
konsentrasi analisis
pada
paradigma
konstruksionis
adalah
menemukan
bagaimana peristiwa atau realitas tersebut dikonstruksi, dengan cara apa
konstruksi itu dibentuk.
Dalam studi komunikasi, paradigma konstruksionis ini sering sekali
disebut sebagai paradigma produksi dan pertukaran makna. Ia sering dilawankan
dengan paradigma positivis atau paradigma transmisi. paradigma konstruktivisme
menolak pandangan positivisme yang memisahkan subjek dengan objek
komunikasi.
Dalam pandangan konstruktivisme, bahasa tidak lagi hanya dilihat sebagai
alat untuk memahami realitas objektif belaka dan dipisahkan dari subjek sebagai
penyampai pesan.
33
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
Pertama, pendekatan konstruksionis menekankan pada politik pemaknaan
dan proses bagaimana seorang membuat gambaran tentang realitas. Makna
bukanlah sesuatu yang absolut, konsep statik yang ditemukandalam suatu pesan.
Kedua pendekatan konstruksionis memeriksa bagaimana pembentukan
pesan dari sisi komunikator, dan dalam sisi penerima ia memeriksa bagaimana
konstruksi makna individu ketika menerima pesan. Pesan dipandang sebagai
mirror of reality yang menampilkan fakta apa adanya.
Dalam menyampaikan pesan, seseorang menyusun citra tertentu atau
merangkai ucapan tertentu dalam memberikan gambaran tentang realitas. Seorang
komunikator dengan realitas yang ada akan menampilkan fakta tertentu kepada
komunikan, memberikan pemaknaan tersendri terhadap suatu peristiwa gambaran
tentang realitas.
Seorang komunikator dengan realitas yang ada akan menampilkan fakta
tertentu kepada komunikan memberikan tentang pemaknaan tersendiri terhadap
suatu peristiwa dalam pengalaman, pengetahuannya sendiri.
Konstruktivisme justru menganggap subjek (komunikan/decoder) sebagai
faktor sentral dalam kegiatan komunikasi serta hubungan-hubungan sosial. 26
Menurut elvinaro27 konstruktivis memandang bahwa pengetahuan kita
buknanlah realitas dalam arti umum, konstruktivisme mengatakan bahwa kita
tidak pernah dapat mengerti realitas yang sesungguhnya secara ontologis/
konstruktivisme bertujuan mengenal realitas, tetapi lebih hendak melihat
26
Http://Terinspirasikomunikasi.Blogspot.Com/2012/12/Paradigma-Positivisme-Konstruktivisme.Html,
8/3/34 19:34
27
Elvinaro Ardianto Dan Bambang Q-Anees, Filsafat Ilmu Komunikasi, Cetakan Ketiga, 2011, Hal. 80
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
bagaimana kita menjadi tahu akan sesuatu. Boleh juga dikatakan “realitas” bagi
konstruktivisme tidak pernah terpisah dari pengamat. Yang diketahui bukan suatu
realitas “disana” yang berdiri sendiri melainkan kenyataan sejauh yang
dipahamioleh yang menangkapnya.
Dalam perspektif konstrutivisme merujuk pada konstruksi yang sudah ada
dibenak subjek namun pengetahuan pada konstruktivisme juga meyakini bahwa
pengetahuan bukanlah hasil sekali jadi, melainkan proses panjang sejumlah
pengalaman28.
Elvinaro mengutip penyataan robyn penman bahwa konstruktivisme dalam
hubungan dengan ilmu komunikasi antara lain :
1) Tindakan komunikatif sifatnya sukarela. Pembuaat komunikasi adalah
subjek yang memiliki pilihan bebas, walaupun lingkungan sosial
membatasi apa yang dapat dan telah dilakukan. Jadi tindakan komunikatif
dianggap sebagai tindakan sukarela, berdasarkan pilihan subjeknya.
2) Pengetahuanadalah produk sosial. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang
objektif sebagaimana diyakini positivisme, melainkan interaksi dalam
kelompok sosial. Pengetahuan itu dapat ditemukan dalam bahasa, melalui
bahwas itulah konstruksi realitas tercipta.
3) Pengetahuan bersifar konstektual, maksudnya pengetahuan merupakan
produk yang dipengaruhi ruang dan waktu dan akan dapat berubah sesuai
pergeseran waktu.
28
Opcit, elvinaro Elvinaro Ardianto Dan Bambang Q-Anees
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
4) Teori-teori menciptakan dunia. Teori bukanlah alat, melainkan suatu cara
pandang kita terhadap realitas atau dalambatas tertentu. Teori menciptak
dunia. Dunia disini bukanlah “segala sesuatu yang ada” melainkan segala
sesuatu yang menjadi lingkung hidup dan penghayatan hidup manusia”.
Jadi dunia dapat dikatakan sebagai hasil pemahaman manusia.
5) Pengetahuan bersifat sarta nilai.
Elvinaro berpendapat bahwa konstruktivisme menyatakan bahwa individu
menginterpretasikan dan berkas menurut kategori konseptual dari pikiran. Realitas
tidak menggambarkan diri individu namun disaring melalui cara pandang orang
terhadap realitas tertentu29.
3.2. Metode Penelitian
Pada metode penelitian mengenai Pembingkaian Pesan “Skandal Suap
SKK MIGAS” pada program acara Prime Time News di Metro TV terkait
Reputasi SKK MIGAS, penulis memilih menggunakan metode penelitian
analisis framing r.enmant. dimana sekema penelitian analisis framing entman itu
antara lain :
1) Pendefinisian masalah (define problems)
2) Memperkirakan masalah atau sumber masalah (diagnose cause)
3) Membuat keputusan moral (make moral judgement)
29
Lop.cit, Elvinaro ardianto dan bambang q-anees, hal 158
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
4) Menekankan
penyelesaian
(Treatmen
recommendation/sugest
remedies)
Melalui aspek-aspek diatas menurut entman proses seleksi dan penekanan
serta penonjolan realitas yang dikonstruksi sangat mencolok dan ada juga yang
dihilangkan. Semua itu akan diteliti pada bab 4 hasil penelitian dan pembahasan.
Peneliti menggunakan metode wawancara mendalam (depth interview)
dengan narasumber yang relevan yaitu berasal dari media metro tv, yakni dengan
cara mewawancarai reporter prime time news bane raja manalu.
Menurut rachmat kriyantono, metode wawancara mendalam yaitu metode
riset dimana periset melakukan kegiatan wawancara tatap muka secara mendalam
dan terus-menerus (lebih dari satu ahli) untuk menggali informasi dari responden
atau narasumber. Karena itu responden disebut juga juga informan atau
narasumber. Karena wawancara lebih dari sekali maka disebut juga “intensive
interviews”30.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalaha dengan
pendekatan kualitati, dimana penelitian kualitat juga sebagai rangkaian kegiatan
atau proses penyaringan data atau informasi yang bersifat sewajarnya mengenai
suat masalah dalam kondisi, aspek atau bidang tertentu dalam kehidupan
sosialnya31.
30
Rachmat kriyantono, teknik praktis riset disertai contoh praktis
relatins,advertising,komunikasi organisasi, komunikasi pemasaran, 2006, hal.65
31
ibid
http://digilib.mercubuana.ac.id/
riset
media
public
38
3.3. Unit Analisis
Analisis yang dilakukan oleh peneliti yakni melalui streaming pada
program berita Prime Time News Wawancara Rudi.R pada 25 februari 2014,
jam 18.33 WIB, terkait kasus suap SKK MIGAS terkait Reputasi SKK
MIGAS Yaitu pada gambar, audio, serta teks untuk diteliti lebi lanjut melalui
analisis framing r.entman.
Dalam video tersebut terjadi wawancara antara reporter prine times news
dengan rudi dalam tahanan KPK pada saat jeda persidangan. Pembicaraan tersebut
berdurasi lima menit tiga puluh detik (5:34) dimana karena kasus itu sangat
menjadi sorotan publik ditengah persiapan pemilu presiden dan wakil presiden
yang empat puluh tiga hari (43) akan serentak dilaksanakan.
Peneliti melakukan pemaknaan tentang gambar dan audio dimulai dari seleksi
gambar yang sangat menonjol karena ditampilkan berulang-ulang kali kemudian
melakukan analisis pembicaraan lebih lanjut melalui analisis framing Robert
Enmant. Begitu pula sama halnya dengan teks. Teks yang terlihat pada headline,
dan tagline menjadi aspek penelitian sesuai dengan metode analisis yang peneliti.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data terbagi menjadi dua (2), antara lain :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
a. Data Primer
Data primer dalam
pengamatan
melakukan penelitian ini peneliti melakukan
secara seksama terhadap video wawancara antara reporter dan
narasumber, kemudian bagian mana yang terlihat menonjol dimulai dari gambar
frame yang ditampilkan dalam program saat bersamaan dengan wawancara, lalu
audio dari pembicaraan antara keduanya sampai pada teks headline dan tagline
pada media dalam hal ini tenttu media tersebut adalah metro tv.
b. Data Sekunder
Dalam pencarian informasi lebih lanjut, agar peneliti mendapatkan
informasi, juga agar bisa melengkapi data primer, selanjutnya peneliti melakukan
wawancara mendalam, sharing dengan narasumber ahli, juga dialog dengan
mahasiswa yang paham dengan penelitian ini serta studi kepustakaan dengan
membaca buku-buku tentunya hal ini berhubungan dengan permasalahan yang
diteliti.
3.5. Teknik Analisis Data
Mengacu pada metode penelitian analisis framing maka teknik analisis
data dalam Pembingkaian Pesan “SKANDAL SUAP SKK MIGAS” Pada
Program Acara Prime Time News Di Metro TV terkait reputasi SKK
MIGAS, maka peneliti melakukan studi teori-teori ilmu komunikasi. Ilmu
broadcasting, serta bidang ilmu public relations.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
Dalam
melakukan
analisis
vide
penelitiian,
selanjutnya
dengan
menggunkan teknik analisisi framing eriyanto tentang analisis framing, juga
sebagai perbandingan peneliti menggunakan buku rachmat kriyantono tentang
teknik praktis eiset media public relations, advertising, komunikasi organisasi,
komunikasi pemasaran. Selain itu juga buku alex sobur berjudul analisis
semiotika, analisis isis, analisis wacana, analisis framing tentunya dapat dilihat
pada daftar pustka.
Lebih lanjut peneliti melakukan pemaknaan video, menganalisis video dan
audio wawancara serta analisis teks pada headline dan tagline pada bab IV hasil
penelitian dan pembahasan, tentunya teknik analisis data menggunakan analisis
r.entman.
Adapun cara menganalisis melalui teknik analisis framing r.entman seperti
yang telah digambarkan pada bab II yakni dibawah ini :
1. Pendefinisian Masalah
Bagaimana peristiwa dilihat atau isu dilihat? Sebagai
(Define Problems
apa?Atau sebagai masalah apa?
2. Memperkirakan Sumber
Masalah
Peristiwa itu disebabkan
oleh apa? Apa yang
dianggap sebagai penyebab dari suatu masalah?siapa
(aktor) yang dianggap sebagai penyebab masalah.
(Diagnose Causes)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
3. Membuat Keputusan
Nilai moral apa yang disajikan untuk menjelaskan
Moral
masalah? Nilai moral apa? Yang dipakai untuk
menlegitimasi atau mendelegetimasi suatu tindakan?
(Make Moral Judgement)
4.Menekankan penyelesaian Penyelesaian
(treatmen
recommendation/suggest
remedies)
apa
yang
ditawarkan
untul
menlegitimasi masalah atau isu? jalan apa yang
harus ditempuh untuk mengatasi masalah?
Teknik Analisis Framing R.Entman
3.6. Teknik Keabsahan Data
Peneliti Melakukan kajian melalui teknik analisis framing R.entman untuk
selanjutnya sebagai teknik keabsahan data. Selain menggunakan analisis framing
entman, peneliti melakukan wawancara langsung dengan reporter prime time
news metro tv yakni bane raja silalahi yang bertugas untuk mewawancarai rudi
rubiandini. Tentunya hasil wawancara penelitian akan dilampirkan pada lampiran
penelitian.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download