40 | Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE PENGARUH RASIO

advertisement
PENGARUH RASIO BEBAN KLAIM TERHADAP HARGA SAHAM
STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN ASURANSI YANG
TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
Winda, M. Yamin Noch*, Muthmainnah**
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Yapis Papua
Alamat : Jl. Dr. Sam Ratulangi No. 11 Dok V Atas, Jayapura Papua,
Indonesia
Abstrak
Perusahaan Asuransi merupakan salah satu perusahaan keuangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perkembangan perusahaaan asuransi adalah
rasional dan tidak terelakkan, karena sebagian besar pengusaha dan masyarakat
memiliki kecenderungan untuk menghindari risiko kerugian atau mengalihkan
risiko kerugian keuangan. Hal ini menarik peneliti untuk menganalisis studi tentang
faktor yang mempengaruhi harga saham dari perusahaan asuransi. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh rasio beban klaim perusahaan
asuransi terhadap harga saham. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah perusahaan asuransi yang (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
tahun 2007-2011. Penulis memilih sektor perusahaan ini karena perusahaan ini
mirip dengan bank dimana menyimpan uang nasabah tetapi bedanya perusahaan
ini memproteksi nasabahnya dengan jaminan kesehatan dan berbagai jaminan yang
sesuai dengan keinginan nasabah. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah rasio
beban klaim sedangkan harga saham adalah variabel terikatnya. Harga saham
yang diambil adalah harga saham penutupan (Closing Price) dari sektor asuransi
yang terdaftar di Bursa Efek indonesia (BEI) diperoleh dari Indonesia Capital
Market Directory (ICMD). Variabel Independen (x) adalah rasio Dini Sistem
Peringatan (EWS) salah satunya Rasio Beban Klaim. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan analisis regresi linear sederhana karena penulis hanya menggunaka
dua variabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel independen, yaitu:
variabel X memiliki koefisien regresi sebesar 0.004 dan signifikannya sebesar 0.283 jauh diatas nilai probabilitas sebesar 0.05
hal ini menunjukkan variabel dependen tidak signifikan terhadap variabel dependen
(Harga saham) serta tidak sesuai dengan hipotesis awal yang menyatakan bahwa
rasio beban klaim berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Nilai sebesar
0,004
artinya
pengaruh
variabel
independen
terhadap
variabel
dependen sama dengan 0,4 persen, sementara 99,6 persen dipengaruhi oleh
faktor lain di luar model yang digunakan dalam penelitian ini. Kesimpulan dari
penelitian ini adalah faktor internal perusahaan memiliki efek penting pada investor
untuk membeli saham perusahaan asuransi dengan mempertimbangkan faktor
eksternal dalam memperkirakan kondisi perusahaan dalam hari ke depannya.
Kata Kunci : Rasio Beban Klaim, Harga Saham
40 | Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE
PENDAHULUAN
Perkembangan industri asuransi
yang semakin pesat dewasa ini baik
dalam kuantitas maupun kualitasnya
mencerminkan bahwa masyarakat
kita telah semakin
menerima
keberadaan perusahaan asuransi dan
memahami manfaat dari asuransi.
Perkembangan perusahaaan asuransi
adalah rasional dan tidak terelakkan
karena sebagian besar pengusaha dan
masyarakat memiliki kecenderungan
untuk menghindari risiko kerugian
atau mengalihkan risiko kerugian
keuangan.
Hidup penuh dengan risiko yang
terduga maupun tidak terduga, oleh
karena itulah kita perlu memahami
tentang asuransi. Beberapa kejadian
alam yang terjadi pada tahun-tahun
belakangan ini memakan banyak
korban, baik korban jiwa maupun
harta, seperti mengingatkan kita akan
perlunya asuransi. Bagi setiap
anggota masyarakat termasuk dunia
usaha, risiko untuk mengalami
ketidak beruntungan (misfortune)
seperti ini selalu ada (Kamaludin:
2003)
dikutip
oleh
Fabrozzi,
Mondigliani dan Ferri. Dalam rangka
mengatasi kerugian yang timbul,
manusia
mengembangkan
mekanisme yang saat ini kita kenal
sebagai asuransi.
Asuransi pertanggungan adalah
suatu perjanjian, dengan mana
seseorang penanggung mengikat diri
kepada seorang tertanggung, dengan
menerima
suatu
premi
untuk
memberikan pergantian kepadanya
karena suatu kerugian, kerusakan,
atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan, yang mungkin terjadi
karena suatu peristiwa tak tertentu
(KUHD Pasal 1246).
Syakur
(2009)
menjelaskan
bahwa saham merupakan jenis modal
yang
hanya
terdapat
dalam
perusahaan yang berbentuk perseroan
terbatas (PT) yang diperoleh dengan
cara menerbitkan dan menempatkan
saham-saham tersebut kepada pihak
tertentu atau masyarakat umum. Pihak
yang membeli saham yang di
terbitkan oleh perusahaan disebut
investor atau pemegang saham yang
merupakan bagian dari pemilik
perusahaan. Hak yang
dimiliki
pemegang saham dalam memberikan
kontribusinya dalam merumuskan dan
menetapkan pokok-pokok kebijakan
disebut hak suara. Besar kecilnya hak
suara yang dimiliki pemegang saham
dalam Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) tergantung pada banyaknya
bagian saham yang dikuasainya.
Tingkat beban klaim yang tinggi
akibat adanya klaim tertentu yang
relatif besar akan mengancam
kondisi
keuangan
perusahaan
sehingga meningkatkan risiko bagi
perusahaan.
Berkurangnya
kemampuan
perusahaan
dalam
menghasilkan
keuntungan
akan
mengurangi minat investor dalam
membeli saham asuransi.
Seorang
investor
harus
memperhatikan faktor-faktor yang
bisa mempengaruhi tingkat harga
saham pada perusahaan asuransi,
karena hal tersebut akan sangat
mempengaruhi nilai investasi pada
investor.
Salah
satu
faktor
internalnya adalah rasio beban kalim
yang biasa di analisa melalui laporan
41 | Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE
keuangan yang di terbitakan setiap
tahunnya.
TINJAUAN PUSTAKA
Asuransi
Julius R.L (2011) mengatakan
bahwa Asuransi jiwa (life insurance)
adalah
jenis
asuransi
yang
memberikan
jaminan
terhadap
“kehilangan“ jiwa seseorang. Atau
dengan kata lain suatu jasa yng
diberikan oleh perusahaan asuransi
dalam penanggulangan risiko yang
dikaitkan
dengan
jiwa
atau
meninggalnya
seseorang
yang
dipertanggungkan, meliputi asuransi
kecelakaan diri, asuransi jiwa biasa
seperti asuransi berjangka (term
insurance), asuransi seumur hidup
(Whole life), endowment insurance,
anuitis (annuity), dan asuransi
industri (industrial insurance) di
mana fungsi asuransi jiwa secara
umum dapat dikelompokkan menjadi
beberapa unsur antara lain: 1).
Membantu pihak yang kecelakaan,
2).
Membayar
santunan
bagi
tertanggung yang meninggal, 3).
Membantu usaha dari kerugian yang
disebabkan
oleh
meninggalnya
pejabat kunci perusahaan, 4).
Menghimpun dana untuk persiapan
pensiun.
Harga Saham
Harga saham di tentukan melalui
proses penawaran dan permintaan
pada
pasar
sekunder.
Harga
terbentuk sesuai dengan harga lelang,
dengan proses tawar menawar
didasarkan atas prioritas harga dan
prioritas waktu. Proses penentuan
harga saham dipasar modal secara
objektif dipengaruhi oleh kekuatan
permintaan dan kekuatan penawaran
akan saham tersebut. Faktor yang
mempengaruhi
permintaan
dan
penawarsan saham adalah persepsi
investor
terhadap
saham
itu,
sedangkan persepsi tersebut muncul
dari bermacam isu yang berkembang
dan juga analisis yang telah
dilakukan investor baik di lakukan
sendiri maupun meminta bantuan
pialangnya.
Bila saham tersebut dinilai
terlalu tinggi oleh pasar, maka
jumlah
permintaannya
akan
berkurang. Sebaliknya, bila pasar
menilai bahwa harga saham tersebut
terlalu rendah, jumlah permintaannya
akan meningkat. Tingginya harga
saham akan mengurangi kemampuan
para investor untuk membeli saham
tersebut. Hukum permintaan dan
penawaran kembali akan berlaku dan
sebagai
konsekuensinya,
harga
saham yang tinggi tersebut akan
menurun sampai terciptanya posisi
keseimbangan yang baru.
Oleh
karena
itu,
dalam
menawarkan
saham
kepada
masyarakat,
untuk
dapat
mempertahankan
maupun
meningkatkan permintaan investor
akan saham, Emiten berkewajiban
untuk
meningkatkan
kinerja
fundamentalnya yang dapat dilihat
dari laporan keuangannya dan
khusus perusahaan yang baru
go
public (kurang dari satu tahun) data
keuangannya dapat terlihat dari
prospektus, sehingga dapat diketahui
apakah calon emiten mempunyai
kemampuan untuk menghasilkan
laba atau tidak.
Rasio Beban Klaim
Rasio
ini
mencerminkan
pengalaman klaim (loss ratio) yang
terjadi
serta
kualitas
usaha
penutupannya. Dalam rumus :
42 | Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE
Rasio
Klaim=
Beban
Interprestasi :
Tingginya
rasio
ini
memberikan
informasi
tentang
buruknya proses Underwriting dan
penerimaan penutupan risiko. Masih
perlu dilakukannya analisis terhadap
klaim untuk setiap jenis asuransi.
Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini merupakan pernyataan
singkat yang disimpulkan dari tujuan
penelitian
sebagai
jawaban
sementara atas permasalahan yang
akan diteliti. Berdasarkan latar
belakang masalah, maka dapat
diambil suatu hipotesis sebagai
berikut : Rasio Beban Klaim
Berpengaruh Signifikan Terhadap
Harga Saham pada perusahaan
asuransi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2007-2011.
METODE PENELITIAN
Populasi dan sampel
Adapun kriteria pengambilan
sampel pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Perusahaan Asuransi yang tetap
listing secara terus menerus di
Bursa Efek Indonesia selama
tahun 2007 – 2011.
2. Perusahaan Asuransi yang telah
menerbitkan laporan keuangan
yang lengkap selama 5 tahun
berturut-turut yaitu tahun 2007,
2008, 2009, 2010 dan 2011.
Adapun
sampel
penelitian
tersebut dapat dilihat pada Tabel
3.1 berikut ini:
Tabel sampel
Sampel
Penelitian
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kode Emiten
ABDA
AHAP
AMAG
ASBI
ASDM
ASJT
ASRM
LPGI
MREI
PNIN
Nama Emiten
PT. Asuransi Bina Dana Arta Tbk
PT. Asuransi Harta Aman Pratama Tbk
PT. Asuransi Multi Arta Guna Tbk
PT. Asuransi Bintang Tbk
PT. Asuransi Dayin Mitra Tbk
PT. Asuransi Jasa Tania Tbk
PT. Asuransi Ramayana Tbk
PT. Lippo General Insurance Tbk
PT. Maskapai Reasuransi Tbk
PT. Panin Insurance Tbk
43 | Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE
Berdasarkan probabilitas, Jika
probabilitas ( signifikan) > 0,05/
5% (α) maka variabel bebas
secara
individu
tidak
berpengaruh terhadap harga
saham sehingga H0 ditolak dan
Ha
diterima,
tetapi
Jika
probabilitas (signifikan) < 0,05/
5% (α) maka variabel bebas
secara individu berpengaruh
terhadap harga saham sehingga
H0 diterima dan Ha ditolak.
Teknik Analisis Data
Pengelolaan data bertujuan
untuk
mengidentifikasi
dan
menganalisis. Dalam usaha mencapai
tujuan, maka penulis menggunakan
analisis regresi linier berganda
dimaksud untuk melihat apakah
variabel bebas (independent) secara
individu
mempunyai
pengaruh
terhadap
variabel
tak
bebas
(dependent).
1. Regresi Linier Sederhana
Adapun Formula Dari
Model Regresi Linier Berganda :
Y= α + b1 X1
Dimana :
Y = Harga Saham
α = Konstanta
b1
= Koefisien
Regresi
X
= Rasio Beban
Klaim
2. Uji Hipotesis Secara Parsial
(Uji t)
Pengujian
regresi
dimaksud untuk melihat apakah
variabel bebas (independent)
secara individu mempunyai
variabel takbebas (dependen).
Pengujian dilaksanakan, Sebagai
berikut :
HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
Deskripsi Variabel Penelitian
1. Harga Saham
Harga
saham
yang
digunakan pada penelitian ini
adalah harga saham penutupan
pada akhir tahun (Closing Price)
pada laporan keuangan tahunan
yang
dikeluarkan
oleh
perusahaan sektor asuransi yang
sudah listing di Bursa Efek
Indonesia (BEI) mulai tahun
2007 sampai dengan tahun 2011.
Rasio beban klaim diperoleh
dengan
rumus
(Beban
Klaim/Pendapatan Premi).
2.
Statistik Deskriptif
Tabel 4.1
Descriptive Statistics
Me
Std.
an
Deviation
Log_
Harga_Sah
am
Rasio
_Beban_Kl
aim
2.4
992
.33461
1.9
765
12.12781
44 | Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE
0
0
a. Jumlah pengamatan dalam
penelitian
ini
adalah
sebanyak 10 perusahaan
asuransi, dimana laporan
keuangan yang di teliti
selama lima tahun dari tahun
2007-2011
sehingga
N
statistik 50 data penelitian.
b. Rata-rata harga saham adalah
Rp. 2.4992 dengan standar
deviasi 0.33461 hal ini
menunjukkan tidak terdapat
penyimpangan sehingga data
terdistribusi dengan baik.
c. Rata-rata rasio beban klaim
adalah 1.9765 dengan standar
deviasi 11.59732. hal ini
menunjukka terjadi
penyimpangan sehingga data
tidak terdistribusi dengan
baik.
Analisis dan Hasil Penelitian
1. Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi bertujuan
untuk
mengukur
kekuatan
hubungan antara dua variabel
atau lebih dengan menggunakan
uji SPSS 16.0. Menunjukkan
arah hubungan antara variabel
independent
dan
variabel
dependent,
dengan
menggunakan regresi linear
sederhana Y= α + bx.
Dimana : α =kostanta, Y=
Harga Saham, X= Rasio beban
klaim, B= Koefisien regresi
untuk
variabel
x.
Tabel 4.2
Koefisien
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
B
(Constant)
2.50
8
Rasio_Beban_
Klaim
-.004
Std.
Error
Standar
dized
Coefficients
Sig
52.
382
.048
.004
t
Beta
-.155
1.085
a. Dependent
Variable:Log_Harga_Saham
Dari tabel koefisien dapat
Nilai
konstanta
2.508
Dapat
diambil
persamaan
rupiah menunjukkan bahwa jika
sebagai berikut:
tidak ada pengaruh rasio beban
klaim, maka besarnya harga
Harga Saham = 2.508 + saham sebesar 2.508 rupiah.
0.004 x
Berdasarkan
persamaan
Koefisien regresi pada rasio
regresi sederhana pada tabel 4.2
beban klaim adalah -0.004,
dapat diuraikan sebagai berikut:
Menunjukkan bahwa jika terjadi
45 | Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE
.
.00
0
.28
3
pengaruh sebanyak 1 kali dari
nilai rasio beban klaim maka
2.
akan terjadi perubahan harga
saham sebesar -0.004 rupiah.
Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 4.3
Model Summary b
Model
1
R
.155a
R
Square
Adjusted
R Square
.024
.004
Std.
Error of the
Estimate
.33400
a. Predictors: (Constant), Rasio_Beban_Klaim
b. Dependent Variable: Log_Harga_Saham
a. Nilai R-square atau koefisien
determinasi adalah 0,024,
Uji Hipotesis
Berdasarkan probabilitas, jika
sehingga Pengaruh rasio
probabilitas
> 0,05, maka variabel
beban
klaim
tidak
bebas
secara
individu
tidak
mempunyai kaitan yang erat
berpengaruh
terhadap
harga
saham
terhadap
harga
saham
sehingga H0 diterima dan Ha ditolak,
perusahaan asuransi yang
tetapi jika probabilitas < 0.05/ 5%
listing di BEI. Karena
(α) maka variabel bebas secara
pengaruh rasio beban klaim
individu berpengaruh terhadap harga
terhadap harga saham hanya
saham sehingga H0 ditolak dan Ha
sebesar 2,4%, Sedangkan
diterima. Pada kolom Sig pada tabel
sisanya
sebesar
97,6%
4.1 terlihat bahwa nilai probabilitas
dipengaruhi oleh sebab-sebab
rasio beban klaim terhadap harga
atau variabel lainnya di luar
saham adalah 0,283. Hasil ini
penelitian ini.
menunjukkan H0 dapat diterima dan
b. Nilai standar error of
Ha
ditolak,
karena
nilai
estimate adalah 0.33400 lebih
probabilitasnya jauh di atas 0,05.
besar dibandingkan dengan
Melalui metode ini ditemukan pula
pada tingkat signifikansi 5% variabel
standar deviasi harga saham
rasio beban klaim tidak begitu
sebesar
0.33461
model
berpengaruh terhadap variabel harga
regresi sederhana ini sangat
saham.
kurang pengaruhnya dalam
memprediksi
perubahan
harga saham pada perusahaan
asuransi yang listing di BEI.
46 | Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE
Tabel 4.4
Perbandingan hasil penelitian dengan hipotesis awal
Vari
Hipotesis
Nilai
Signif
Hasil
Kete
abel
awal: pengaruh
ikansi
penelitian
rangan
Koefisien
independe terhadap harga
nt
saham
Rasi
Negatif(-),
-0,004
0.283
Negatif(Hipo
o
Beban Signifikan
),
Tidak tesis
Klaim
signifikan
Ditol
(RBK)
ak
Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data
yang
telah
dilakukan
maka
pembahasan hasil penelitian dapat di
paparkan sebagai berikut:
Hasil uji regresi sederhana
dengan menggunakan SPSS 16.0 di
dapat nilai probabilitas signifikansi
sebesar 0,285 yang berarti lebih
besar dari 0,05, sehingga rasio beban
klaim tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap harga
saham, dengan demikian hipotesis
ditolak, penelitian ini menolak
penelitian yang dilakukan oleh
peneliti
terdahulu
siswandaru
kurniawan yang menyatakan bahwa
rasio beban klaim adalah rasio yang
paling
berpengaruh
signifikan
terhadap harga saham perusahaan
asuransi. Nilai koefisien regresi
beban klaim sebesar -0,004 yang
berarti setiap penurunan 1 persen
dari nilai rasio beban klaim akan
menaikkan harga saham asuransi
hanya sebesar 0,004 rupiah dan
Setiap kenaikan 1 persen dari nilai
rasio beban klaim akan menurunkan
saham asuransi sebesar 0,004 rupiah.
Proses underwriting yang baik
pada
laporan
keuangan
akan
berpengaruh terhadap harga saham
perusahaan, Tingkat beban klaim
yang tinggi akibat adanya klaim
tertentu yang relatif besar akan
mengancam
kondisi
keuangan
perusahaan sehingga meningkatkan
risiko bagi perusahaan. Rasio beban
klaim yang terdapat pada laporan
keuangan perusahaan yang di jadikan
data oleh penulis dalam mengetahui
signifikannya terhadap harga saham
ternyata
bisa
tidak
terlalu
berpengaruh diakibatkan kondisi
eksternal pada perusahaan seperti
Kondisi perekonomian yang kurang
stabil akibat krisis yang terjadi pada
perusahaan yang listing di BEI tahun
2008 insiden ini disebut insiden Dow
Jones, Insiden ini merupakan Crash
(goncangan) yang sangat tertinggi
dalam 21 tahun terakhir. Tidak hanya
itu insiden ini memaksa “tengkurap”
Bursa efek eropa, Asia, dan
Australia, Bahkan Bursa Efek
Indonesia (BEI) tutup tiga hari demi
menyelamatkan IHSG dari kejatuhan
yang lebih parah. Isiden ini
menyebabkan penurunaan drastis
harga saham
seluruh perusahaan
asuransi yang ada di Indonesia.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan teori rasio beban
klaim
berpengaruh
signifikan
terhadap harga saham, tetapi dari
hasil pengolahan data, rasio beban
47 | Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE
klaim tidak berpengaruh signifikan
terhadap harga saham, dikarenakan
Hasil
pengolahan
data
tidak
memenuhi uji signifikasi yang nilai
probabilitasnya di atas 0.05 sebesar
0.285. Berdasarkan koefisien regresi
independent (Rasio beban klaim)
dalam
mempengaruhi
variabel
dependent (Harga saham), dapat
disimpulkan bahwa rasio beban
klaim tidak berpengaruh signifikan
terhadap harga saham asuransi
dengan koefisien sebesar -0.004
yang berarti setiap kenaikan 1 persen
rasio beban klaim akan mendorong
penurunan harga saham sebesar
0.004 persen dan sebaliknya.
Saran
Berdasarkan analisa yang telah
diuraikan, maka saran yang di
sampaikan penulis adalah sebagai
berikut:
1. Kondisi internal perusahaan
perlu diperhatikan oleh para
investor sebagai tolak ukur
dalam berinvestasi. Selain itu
kondisi eksternal juga sangat
berpengaruh dalam perubahan
harga saham suatu perusahaan,
apalagi dalam berinvestasi pada
perusahaan yang listing di Bursa
efek Indonesia. Harga saham
pada perusahaan asuransi yang
listing di bursa Indonesia sendiri
terjadi penurunan yang sangat
drastis bukan hanya di akibatkan
oleh proses underwriting laporan
keuangan tetapi di akibatkan
oleh kejadian yang di sebut
insiden
dow
jones,
yang
mengakibatkan anjloknya harga
saham
seluruh
perusahaan
asuransi yang ada di Indonesia.
2. Data yang digunakan oleh
peneliti selanjutnya sebaiknya
bukan hanya variabel-variabel
internal perusahaan tetapi juga
menambah variabel di luar
kondisi keuangan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, S. A.1995. Dasa-Dasar
Asuransi. Bandung: Tarsito.
Ahmad, S. S. 2009. Intermediate
Acounting.
Jakarta:
AV
Publisher
Djoko, M. 2006. Analisis Faktorfaktor yang Mempengaruhi
Permintaan Asuransi Mitra
Beasiswa Pada AJB Bumi
Putera
1912
Kantor
Operasional
Yogyakarta
Gondoma.
Disertasi
Dipublikasikan,
Sarjana
Ekonomi
Pembangunan,
Universitas Islam Indonesia.
Detik Finance. 2008. Bursa Saham
Dunia Berjatuhan di 2008,
IHSG
Turun
19,61%.
http://www.Financialtimes.com
. Diaskes tanggal 11 Agustus
2008.
Fabroozzi, F.J., Mondigliani, F. &
Ferri, M.G. 1998. Pasar dan
Lembaga Keuangan. Simoa &
Schuster. Practice-Hall
Ghozali, M.2001. Aplikasi Multi
Variate dengan Program SPSS.
Semarang:
Universitas
diponegoro.
Hermen,
B.
2012.
Kawasan
Perbatasan, Perubahan Pola
Ekonomi Kawasan. Forum:
Kawasan
Perbatasan,
http://www.KawasanPerbatasan.com.
Diaskes
tanggal 29 mei 2012.
Julian, N. 2009. “Tingkat Rasio
Klaim” Forum: Investor Daily,
http://www.
Investor
48 | Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE
Daily.com. Diakses tanggal 09
Mei 2012.
Julius, R. L. 2011. Bank dan
Lembaga Keuangan Lain.
Jakarta: Salemba Empat.
Masdar . 2009. “Tingkat Rasio
Klaim” Forum: Investor Daily,
http://www.
Investor
Daily.com. Diakses tanggal 09
Mei 2012.
Munir, S. 2009. ”Tingkat Rasio
Klaim” Forum: Investor Daily,
http://www.
Investor
Daily.com. Diakses tanggal 09
Mei 2012.
Pru Link. 2008. Laporan Tahunan
Pru Link. Jakarta.
Salustra Satria, 1994, Pengukuran
Kinerja Keuangan Perusahaan
Asuransi
Kerugian
Di
Indonesia Dengan Analisis
Rasio
Keuangan
“Early
Warning system”, Kerjasama
Lembaga
Penerbit
FE-UI
dengan PAU FE-UI, Jakarta.
Siregar, R. 2011. Analisis Rasio
Keuangan
Early
Warning
Sistem Terhadap pembentukan
Harga Saham: Studi Empiris
pada Perusahaan Asuransi
yang Terdaftar di BEI.”
Disertasi
Dipublikasikan,
Sarjana Akuntansi, Universitas
Sumatra Utara.
Siswandaru, K. 2006. Analisis
Pengaruh Rasio-Rasio Early
Warning System dan tingkat
Suku Bunga SBI Terhadap
Harga Saham: Studi Empiris
pada Perusahaan Asuransi di
BEJ.
“
Disertasi
Dipublikasikan, Magister sains
Akuntansi,
Universitas
Diponegoro Semarang.
Undang-undang No. 2 Tahun 1992
tentang
Perasuransian.
49 | Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE
PENGARUH LABA KOTOR DAN UKURAN PERUSAHAAN
TERHADAP HARGA SAHAM
(Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia)
Fryta Aningtias, Muthmainnah*, Entar Sutisman** Program
Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Yapis Papua Alamat :
Jl. Dr. Sam Ratulangi No 11 Dok V Atas, Jayapura Papua,
Indonesia
Abstrak
Pasar modal merupakan salah satu wahana yang dapat dimanfaatkan untuk
memobilisasi dana yang bersumber dari masyarakat keberbagai sektor yang
melaksanakan investasi. Investor sebelum menanamkan dananya pada suatu
perusahaan akan melakukan analisis dan prediksi terlebih dahulu atas kondisi
keuangan perusahaan melalui laporan keuangan. Suatu informasi dianggap
informatif jika informasi mampu mengubah kepercayaan para pengambil
keputusan. Parameter kinerja perusahaan yang mendapat perhatian utama bagi
para investor dan kreditur dari laporan keuangan adalah laba. (Febrianto, 2005)
membuktikan bahwa angka laba kotor mempunyai kualitas laba yang lebih baik
dibandingkan kedua angka laba lainnya dalam laporan laba rugi, lebih operatif,
dan lebih mampu memberikan gambaran yang lebih baik tentang hubungan
antara laba dan harga saham. Selain laba sebagai ukuran kinerja tersebut, para
investor dan kreditur juga harus mempertimbangkan karakteristik keuangan
setiap perusahaan. Ukuran perusahaan dapat digunakan untuk mewakili
karakteristik keuangan perusahaan. Ukuran perusahaan bisa diukur dengan
menggunakan total aktiva, penjualan, atau modal dari perusahaan tersebut. Salah
satu tolak ukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan adalah ukuran
aktiva dari perusahaaan tersebut. Perusahaaan yang memiliki total aktiva besar
menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan
dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki
prospek yang baik dalam jangka waktu yang lebih lama, selain itu mencerminkan
perusahaan elatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding
perusahaan dengan total asset yang lebih kecil (Indriani, 2005).
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan data skunder
menggunakan analisis regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh
variabel independen yakni laba kotor dan ukuran perusahaan terhadap variabel
dependen yakni harga saham. Hasil Penelitian secara simultan laba kotor dan
ukuran perusahaan berpengaruh terhadap harga saham. Secara parsial laba
kotor tidak berpengaruh terhadap harga saham,sedangkan ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap harga saham. Berdasarkan koefisien determinasi diketahui
bahwa laba kotor dan ukuran perusahaan dipengaruhi oleh harga saham sebesar
47,5% sedangkan 52,5% dipengaruhi oleh faktor lain.
Kata Kunci : Laba Kotor, Ukuran Perusahaan, dan Harga Saham.
50 | Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE
PENDAHULUAN
Pasar modal merupakan salah
satu
wahana
yang
dapat
dimanfaatkan untuk memobilisasi
dana
yang
bersumber
dari
masyarakat ke berbagai sektor yang
melaksanakan investasi. Kehadiran
pasar modal memperbanyak pilihan
sumber dana (khususnya dana jangka
panjang) bagi perusahaan. Sementara
itu, bagi para investor pasar modal
merupakan wahana yang dapat
dimanfaatkan
untuk
menginvestasikan dananya.
Syarat utama yang diinginkan
oleh investor dalam menyalurkan
dananya salah satunya adalah
perasaan aman dan tingkat return
yang diperoleh dari investasi
tersebut. Return juga memungkinkan
investor
membandingkan
keuntungan aktual atau keuntungan
yang diharapkan yang disediakan
oleh berbagai investasi pada tingkat
pengembalian yang diinginkan. Di
sisi lain return juga memiliki peran
yang
amat
signifikan
dalam
menentukan nilai dari suatu investasi
(Linda, 2005).
Investor sebelum menanamkan
dananya pada suatu perusahaan akan
melakukan analisis dan prediksi
terlebih
dahulu
atas
kondisi
keuangan
perusahaan
melalui
laporan keuangan untuk pengambilan
keputusan.
Parameter
kinerja
perusahaan yang mendapat perhatian
utama bagi para investor dan kreditur
dari laporan keuangan adalah laba.
Febrianto (2005)
membuktikan
bahwa angka laba kotor mempunyai
kualitas laba yang lebih baik
dibandingkan kedua angka laba
lainnya dalam laporan laba rugi,
lebih operatif, dan lebih mampu
memberikan gambaran yang lebih
baik tentang hubungan antara laba
dan harga saham. Pada saat
dihadapkan pada ukuran kinerja
akuntansi keuangan tersebut, maka
investor dan kreditur harus yakin
bahwa ukuran yang menjadi kinerja
yang menjadi fokus perhatian
mereka adalah ukuran kinerja yang
mampu menggambarkan keadaan
ekonomi
perusahaan
serta
pertumbuhan perusahaan dimasa
depan yang lebih baik. Oleh karena
itu, selain laba sebagai ukuran
kinerja tersebut, para investor dan
kreditur
juga
harus
mempertimbangkan
karakteristik
keuangan setiap perusahaan..
Ukuran
perusahaan dapat
digunakan
untuk
mewakili
karakteristik keuangan perusahaan.
Ukuran perusahaan bisa diukur
dengan menggunakan total aktiva,
penjualan,
atau
modal
dari
perusahaan tersebut. Salah satu tolak
ukur yang menunjukkan besar
kecilnya perusahaan adalah ukuran
aktiva dari perusahaaan tersebut.
Perusahaaan yang memiliki total
aktiva besar menunjukkan bahwa
perusahaan tersebut telah mencapai
tahap kedewasaan dimana dalam
tahap ini arus kas perusahaan sudah
positif dan dianggap memiliki
prospek yang baik dalam jangka
waktu yang lebih lama, selain itu
mencerminkan perusahaan relatif
lebih stabil dan lebih mampu
menghasilkan
laba
dibanding
perusahaan dengan total asset yang
lebih kecil (Indriani, 2005).
Penelitian ini mengacu pada
penelitian yang dilakukan oleh Ninna
Daniati (2006) meneliti Pengaruh
Kandungan Informasi Komponen
Laporan Arus Kas, Laba Kotor, dan
Size Perusahaan Terhadap Expected
51 | Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE
Return
Saham.
Penelitian ini
menunjukkan bahwa arus kas dari
investasi, laba kotor, dan size
perusahaan berpengaruh signifikan
terhadap expected return saham.
Rahmat
Febrianto
(2005)
meneliti tiga angka laba akuntansi:
mana yang lebih bermakna bagi
investor. Penelitian ini menunjukkan
bahwa angka laba kotor lebih mampu
memberikan gambaran yang lebih
baik antara laba dengan harga saham.
San Susanto (2006), meneliti
Relevansi Nilai Informasi Laba Dan
Aliran Kas Terhadap Harga Saham
Dalam Kaitannya Dengan Siklus
Hidup Perusahaan. Penelitian ini
menunjukan bahwa variable laba
(EPS), aliran kas operasi (CFOPS)
dan aliran kas pendanaan (CFFPS)
berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap harga saham.
Novy Budi Adiliawan (2010),
meneliti Pengaruh Komponen Arus
Kas dan Laba Kotor Terhadap Harga
Saham. Penelitian ini menunjukkan
bahwa variable arus kas dari operasii
dan investasi dapat dijadikan
indikator dalam memprediksi harga
saham.Sedangkan, variabel arus kas
pendanaan dan laba kotor tidak dapat
dijadikan
indikator
dalam
memprediksi harga saham.
TINJAUAN PUSTAKA
Laba kotor / Gross Profit (LK)
Laba kotor adalah laba yang
diperoleh dari hasil penjualan bersih
dikurangi dengan harga pokok
penjualan (HPP). Laba dapat menjadi
ukuran bagi kinerja dan keberhasilan
perusahaan. Laba bukan saja penting
untuk penentuan prestasi perusahaan
tetapi penting juga sebagai informasi
bagi pembagian laba dan penentuan
kebijakan investasi.
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaaan adalah
besar
kecilnya
suatu
perusahaan.Ukuran perusahaan dapat
diukur dengan menggunakan total
aktiva, penjulan, atau modal dari
perusahaan
tersebut.
Menurut
Undang-undang No. 9 tahun 1995
tentang usaha kecil point b,
menjelaskan bahwa perusahaan yang
memiliki hasil penjualan tahunan
paling
banyak
Rp.
1.000.000.000.000
(satu
milyar
rupiah) digolongkan dalam kelompok
usaha kecil. Dengan ketentuan ini,
maka dapat dinyatakan bahwa
perusahaan yang memiliki hasil
penjualan
tahunan
diatas
Rp.1.000.000.000.000 (satu milyar
rupiah) dapat dikelompokkan ke
dalam industri menengah dan besar.
Harga Saham
Menurut Jogiyanto (2000) harga
saham adalah harga saham yang
terjadi di pasar bursa pada saat tertentu
yang ditentukan oleh pelaku pasar dan
ditentukan oleh permintaan dan
penawaran yang bersangkutan di pasar
modal
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian ini yakni
penelitian kuantitatif dengan sumber
data skunder yaitu sumber data
penelitian yang diperoleh secara
tidak langsung melalui media
perantara,
dengan
rancangan
penelitian menggunakan analisis
regresi linear berganda untuk
mengetahui pengaruh antara variabel
independen yakni laba kotor dan
ukuran perusahaan terhadap variabel
dependen yakni harga saham.
Penelitian ini dilakukan pada
perusahaan
manufaktur
yang
52 | Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama tahun 2006 sampai 2010.
Sedangkan waktu penelitian adalah
di mulai pada bulan februari.
Populasi pada penelitian ini
sebanyak 125 (seratus dua puluh
lima) perusahaan diambil dari
seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama tahun 2006 sampai 2010.
Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini diambil menggunakan
purposive
sampling
sebanyak
sebanyak 13 (tiga belas) perusahaan.
Variabel
Operasional
yang
digunakan dalam penelitian ini
antara lain: Variabel independen
yakni Laba Kotor dan Ukuran
Perusahaan, sedangkan
variabel
dependennnya yakni harga saham.
Analisa data dalam penelitian ini
dilakukan
dengan
pengujian
hipotesis.
Pengujian
hipotesis
dilakukan dengan metode analisa
regresi linier berganda. Analisa
regresi berganda digunakan untuk
menganalisa data lebih dari dua
variabel penelitian. Model persamaan
regresi yang digunakan untuk menguji
hipotesis ialah:
Y
Untuk
menguji
hipotesis
diterima
atau
ditolak,
maka
dilakukan
pengujian
terhadap
variabel-variabel penelitian secara
parsial dan simultan. Pengujian
secara parsial digunakan uji statistik t
(t–test). Pengujian secara simultan
digunakan uji signifikansi simultan
(F-test).
Koefisien Determinasi (R2) pada
intinya untuk mengukur seberapa
jauh kemempuan model dalam
menerangkan variasi variabel terikat.
Nilai koefisien determinasi adalah
diantara nol dan satu (0 < R2 < 1).
Nilai R2 yang mendekati satu berarti
variabel-variabel terikat independen
memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel dependen, dan
apabila nilai R2 semakin kecil
mendekati nol, berarti variabelvariabel independen hampir tidak
memberikan semua informasi yang
dibutuhkan
untuk
memprediksi
variasi variabel dependen.
HASIL
PENELITIAN
PEMBAHASAN
= α + β1χ1 + β2χ2
Dimana :
Y
= harga saham perusahaan
α
= Koofisien konstanta
β1-2 = Koofisien regresi variabel
independen
χ1
= Laba kotor pada periode t
χ2
= Ukuran perusahaan pada
periode
53 | Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE
DAN
Deskripsi data yang ditentukan
dalam penelitian ini adalah ini adalah
Laba Kotor, Ukuran Perusahaan, dan
Harga Saham. Statistik deskriptif
digunakan untuk menganalisa data
dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan
yang
berlaku
umum
atau
generalisasi. Dari data deskriptif
statistik data penelitian diperoleh
data hasil yang mencakup n
(banyaknya data yang diperoleh),
rata-rata (mean), nilai tengah
(median), standar deviasi, variance,
range, nilai minimum dan nilai
maksimum atas variabel-variabel
penelitian.
Descriptive Statistics
N
Lglabakotor
Lgtotalaktiva
Lghargasaham
Valid
N
(listwise)
Minimum Maximum Mean
65
65
65
.05
.26
2.16
2.97
2.05
4.74
1.1738
.9502
3.4364
Std.
Deviation
.88459
.47634
.69930
65
Berdasarkan tabel di atas dapat
diketahui :
1. Jumlah Sampel seluruhnya dari
tahun 2006 sampai 2010 (N) 65
2. Variabel Laba Kotor diperoleh
rata-rata sebesar 1,1738 dengan
nilai tertinggi sebesar 2,97 dan
nilai terendah sebesar 0,05 serta
standar deviasi sebesar 0,88459.
3. Variabel Ukuran perusahaan
yang diukur dengan total aktiva
diperoleh ratarata sebesar
0,9502 dengan nilai tertinggi
sebesar 2,05 dan nilai terendah
sebesar 0,26 serta standar
deviasi sebesar 0,47634.
4. Variabel Harga Saham diperoleh
rata-rata sebesar 3,4364 dengan
nilai tertinggi sebesar 4,74
dengan nilai terendah sebesar
2,16 serta standar
sebesar 0,69930.
54 | Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE
deviasi
Coefficientsa
UnstandardizedCoeff
icients
Standardized
Coefficie
nts
Collinearity
Statistics
Std.
Model
1
B
Error Beta
(Constant 2788.922 1434.670
)
labakotor -5.007
4.334
-.109
T
Sig.
Tolera
n
ce VIF
1.944 .056
-1.155 .252
.917
1.091
totalaktiv
324.338 46.401 .661
6.990 .000 .917 1.091
a
a. Dependent Variable: hargasaham
Dari Tabel uji statistik – t diperoleh:
Variabel Laba Kotor : t hitung =
Model persamaan regresi berganda
-1,155, t tabel = 1,998, dengan
tersebut bermakna :
tingkat probabilitas 0,252. Dengan
1. Nilai
konstanta
sebesar
demikian dapat disimpulkan t
2788,992 artinya apabila nilai
hitung= -1,155 < t tabel = 1,998 dan
variabel independen yakni laba
p = 0,252 > α = 0,05. Maka secara
kotor dan ukuran perusahaan
parsial laba kotor tidak berpengaruh
yang diukur dengan total aktiva
dan tidak signifikan terhadap harga
dianggap konstan maka harga
saham.
saham sebesar 2788,992.
2. Nilai koofisien regresi -5,007X1
Variabel Ukuran Perusahaan
pada variabel laba kotor terdapat
yang diukur dengan total aktiva : t
pengaruh negatif dengan harga
hitung = 6,990, t tabel = 1,998, dengan
saham. Hal ini menunjukkan
tingkat probabilitas 0,000. Dengan
setiap kenaikan 1 persen dari
demikian dapat disimpulkan t hitung
laba kotor akan menyebabkan
= 6,990 > t tabel = 1,998 dan p = 0,000
penurunan harga saham sebesar
< α = 0,05. Maka secara parsial ukuran
koofisiennya.
perusahaan berpengaruh signifikan
3. Nilai
koofisien
regresi
terhadap harga saham.
324,338X2 pada variabel ukuran
Dari uraian tersebut maka
perusahaan yang diukur dengan
dengan demikian dapat disusun
total aktiva terdapat pengaruh
persamaan regresi berganda sebagai
positif dengan harga saham. Hal
berikut :
ini menunjukkan bahwa setiap
kenaikan 1 persen dari total aktiva
Y= 2788,922 - 5,007X1 + 324,338X2
akan menyebabkan kenaikan
harga
saham
sebesar
koofisiennya.
55 | Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE
ANOVAb
Sum
Squares
Model
1
Re
gression
3.675E9
Re
sidual
3.806E9
of
Mean
Square
f
1.837
F ig.
2
9.927 000a
E9
6.139
2
E7
Tot
7.481E9
al
4
a.
Predictors:
(Constant),
totalaktiva,
labakotor
b. Dependent Variable: hargasaham
Berdasarkan hasil uji statistik F
di atas diperoleh F hitung sebesar
29,927 sedangkan F tabel pada
tingkat kepercayaan 95% adalah 3,14
dengan tingkat probabilitas 0,000.
Dengan
demikian
dapat
disimpulkan F hitung = 29,927 > F
tabel = 3,14 dan p = 0,000 < α =0,05,
berarti tolak hipotesis Ho terima
hipotesis Ha2 yang menyatakan
bahwa laba kotor dan ukuran
perusahaan
berpengaruh
secara
simultan terhadap harga saham.
Model Summary b
Model
R
Std.
Adjuste Error of the
DurbinR Square d R Square
Estimate
Watson
.70
7835.21
.491
.475
1.904
a
1
7
a. Predictors: (Constant), totalaktiva, labakotor
b. Dependent Variable: hargasaham
Dari Tabel diatas diperoleh nilai
berpengaruh positif terhadap Harga
Adjusted R Square sebesar 0,475
Saham. Pengaruh tersebut dapat
yang berarti 47,5 persen perubahan
dilihat jika membandingkan nilai F
variabel harga saham dijelaskan oleh
hitung dengan nilai F tabel.
variabel laba kotor dan ukuran
Diketahui bahwa nilai F hitung
perusahaan yang diukur dengan total
(29,927) lebih besar dari nilai F tabel
aktiva, sedangkan sisanya 52,5
(3,14) jadi dapat disimpulkan bahwa
persen dijelaskan oleh sebab-sebab
Laba Kotor dan Ukuran Perusahaan
lain diluar model.
secara bersama-sama berpengaruh
Dari pengujian yang telah
terhadap Harga Saham. Hal ini
dilakukan sebelumnya diperoleh
membuktikan
bahwa
informasi
kesimpulan bahwa secara simultan
laporan keuangan digunakan oleh
Laba Kotor dan Ukuran Perusahaan
1
56 | Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE
investor
sebagai
pengambilan
keputusan.
Hasil
pengujian
secara
individual (parsial) diketahui bahwa
variabel
Laba Kotor tidak
berpengaruh dan tidak signifikan
terhadap Harga Saham. Hasil ini
berbeda dengan penelitian yang
dilakukan oleh Febrianto (2005),
Daniati (2006), dan Susanto (2006)
yang menyatakan bahwa laba kotor
berpengaruh terhadap harga saham.
Tetapi hasil penelitian ini konsisten
dengan penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Adiliawan (2010)
yang menyatakan bahwa laba kotor
tidak berpengaruh terhadap harga
saham.
Sedangkan untuk varibel Ukuran
Prusahaan berpengaruh
dan
signifikan terhadap Harga Saham.
Hasil ini konsisten dengan penelitian
terdahulu yang dilakukan dengan
Daniati (2006) yang menyatakan
bahwa
ukuran
perusahaan
berpengaruh terhadap harga saham.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan uji
hipotesis yang dilakukan, dapat
diambil
beberapa
kesimpulan,
sebagai berikut :
1. Secara simultan Laba Kotor dan
Ukuran Perusahaan berpengaruh
signifikan
terhadap
Harga
Saham. Diperoleh F hitung
sebesar 29,927 sedangkan Ftabel
pada tingkat kepercayaan 95%
adalah 3,14 dengan tingkat
probabilitas
0,000.
Dengan
demikian dapat disimpulkan F
hitung = 29,927 > F tabel = 3,14
dan p = 0,000 < α =0,05.
2. Secara parsial Laba Kotor tidak
berpengaruh dan tidak signifikan
terhadap Harga Saham. Variabel
laba kotor diperoleh t hitung = 1,155, t tabel=1,998, dengan
tingkat
probabilitas
0,252.
Dengan
demikian
dapat
disimpulkan t hitung= -1,155 < t
tabel = 1,998 dan p = 0,252 > α
= 0,05. Sedangkan Ukuran
Perusahaan
seara
parsial
berpengaruh terhadap Harga
Saham.
Variabel
ukuran
perusahaan diperoleh t hitung =
6,990, t tabel = 1,998, dengan
tingkat
probabilitas
0,000.
Dengan
demikian
dapat
disimpulkan t hitung = 6,990 > t
tabel = 1,998 dan p = 0,000 < α
= 0,05.
Saran
1. Diharapkan
bagi
peneliti
selanjutnya dapat menambah
variabel-variabel penelitian yang
lain.
2. Diharapkan
bagi
peneliti
selanjutnya
menggunakan
periode penelitian yang lebih
panjang, sehingga diharapkan
dapat memeperoleh hasil yang
lebih
komprehensif
dari
penelitian yang dilakukan.
3. Diharapkan
bagi
peneliti
selanjutnya menggunakan obyek
penelitian
perusahaan
manufaktur yang lebih banyak,
sehingga dapat memperoleh
hasil yang lebih komprehensif
dari penelitian yang dilakukan.
Daftar Pustaka
Daniati,
N,
2006,
Pengaruh
Kandungan
Informasi
Komponen Laporan Arus Kas,
Laba
Kotor,
Dan
Size
Perusahaan
Terhadap
Expeected Return Saham :
57 | Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE
Simposium Nasional Akuntansi
9 (Padang), K-AKPM 21, hal.116.
Febrianto, 2005, TigaAngka Laba
Akuntansi : Mana Yang Lebih
Bermakna Bagi Investor ? :
Simposium Nasional Akuntansi
8 (Solo), hal. 159-168.
Ghozali, Imam, 2001, Aplikasi
Analisis Multivariate dengan
Program SPSS, Edisi Kedua,
Badan
Penerbit
Undip
:
Semarang.
Gujarati, 2003, Basic Ekonometric,
New York : Mc-Grawhill.
Hartono, Jogyanto, 2000, Teori
Portofolio dan Analisis Investasi
: Edisi Ketiga, BPFE UGM :
Yogyakarta.
Indriantoro, N, dan Bambang
Supomo,
2002,Metodologi
Penelitian Bisnis, BPFE :
Yogyakarta.
Kieso, Donald E and Jerry J
Weygant, 1995, Intermiediate
Accounting, Fourth Edition,
John
Willey
and
Sons:
NewYork.
Linda, Indriani, 2005, Hubungan
Laba Akuntansi, Nilai Buku, dan
Total Arus Kas Dengan Market
Value
:
Studi
Akuntansi
Relevansi Nilai : Jurnal Riset
Akuntansi Indonesia, Vol 8 No 3
: 286-309.
Miswanto, 1999, The Effect of
Operating Leverage, Cyclicality,
and Firm Size on Bussines Risk:
Gajah
Mada
International
Jurnal of Busines, Vol 1 No 1
(Mei) : 29-43.
Adiliawan Budi Novy , 2010,
Pengaruh Komponen Arus Kas
dan Laba Kotor Terhadap
Harga Saham: Studi Kasus Pada
Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar di BEI, Universitas
Diponegoro : Semarang.
Samsul, 2006, Pasar Modal dan
Manajemen
Portofolio,
Erlangga : Jakarta
Sekaran, U, 2006, Research Method
For Bussiness, Salemba Empat :
Jakarta.
Sugiyono, 2007, Metode Penelitian
Bisnis, Alfabeta : Bandung
Susanto, S, 2006,Relevansi Nilai
Informasi Laba dan Aliran Kas
Terhadap Harga Saham Dalam
Kaitannya Dengan Siklus Hidup
Perusahaan:
Simposium
Nasional Akuntansi (Padang),
K-AKPM26, hal 1-17.
http://www.gooogle.com
tentang
Artikel Harga Saham menurut
Sawidji Widoatmojo,1996
http://www.gooogle.com
tentang
Undang-undang No.9 tahun
1995 tentang usaha kecil point b
http:// www.idx.co.id.
58 | Jurnal Manajemen dan Akuntansi FuturE
Download