INTISARI EVALUASI KELENGKAPAN ADMINISTRATIF RESEP DI APOTEK KIMIA FARMA 383 PINUS SULTAN ADAM DAN APOTEK KIMIA FARMA HASAN BASRI BANJARMASIN PERIODE NOVEMBER 2013 – OKTOBER 2014 Rahminati ¹; Noor Aisyah, S.Farm., Apt ²; Galih Kurnianto, S.Farm., Apt³ Kelengkapan administratif resep merupakan suatu aspek yang sangat penting dalam peresepan karena dapat mengurangi atau mencegah terjadinya kesalahan dalam pengobatan (medication error) yang dapat menyebabkan kegagalan terapi, bahkan dapat timbul efek obat yang tidak diharapkan yang tentunya merugikan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase resep yang lengkap dan persentase resep yang tidak lengkap serta persentase setiap kategori ketidaklengkapan resep dalam hal administratif resep di Apotek Kimia Farma 383 Pinus Sultan Adam dan Apotek Kimia Farma Hasan Basri Banjarmasin pada periode November 2013-Oktober 2014 yang diatur dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1027/MENKES/SK/IX/2004. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan mengambil data retrospektif terhadap resep. Metode pengambilan sampel dengan cara Random Sampling atau secara acak dengan menggunakan rumus Slovin. Instrumen Penelitian yang digunakan yaitu berupa lembar observasi. Hasil penelitian yang dilakukan di Apotek Kimia Farma 383 Pinus Sultan Adam dan Apotek Kimia Farma Hasan Basri Banjarmasin pada periode November 2013-Oktober 2014 dari data 385 lembar resep diperoleh 0% resep yang lengkap dan 100% resep yang tidak lengkap. Persentase kategori ketidaklengkapan resep di peroleh hasil 0,52% tidak tercantum nama dokter, 1,56% tidak tercantum SIP dokter, 0,78% tidak tercantum alamat dokter, 0,78% tidak tercantum tanggal penulisan resep, 0,26% tidak tercantum paraf dokter, 49,35% tidak tercantum alamat pasien, 20,26% tidak tercantum umur pasien dan 100% tidak tercantum BB pasien. Kata Kunci : Resep, Kelengkapan Administratif Resep, Medication Error. ¹,² Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin ³ Apotek Kimia Farma 383 Pinus Sultan Adam xii 13 EVALUATION COMPLETENESS OF ADMINISTRATIVE THE PRESCRIPTION AT APOTEK KIMIA FARMA 383 PINUS SULTAN ADAM AND APOTEK KIMIA FARMA HASAN BASRI BANJARMASIN IN PERIOD NOVEMBER 2013 - OCTOBER 2014 Rahminati ¹; Noor Aisyah, S.Farm., Apt ²; Galih Kurnianto, S.Farm., Apt³ The completeness of administrative the prescription is a very important aspect in prescribing it because can reduce or prevent the occurrence of an errors in treatment (medication error) that can cause the failure of therapy, even can arise unexpected drug effects which is certainly detrimental to the patients. The Research is aimed at knowing the percentage that prescription complete and the percentage that incomplete and the percentage of each category incompleteness prescribed in the terms of administrative prescription at Apotek Kimia Karma 383 Pinus Sultan Adam and Apotek Kimia Farma Hasan Basri Banjarmasin in period November 2013-October 2014 the arranged in Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1027/MENKES/SK/IX/2004. This is a research by talking deskriptif retrospektif of the prescription. A methods of taking sample randomly in order to use the formula slovin. Research instruments used in the form of a sheet of observation. The results of research conducted at Apotek Kimia Farma 383 Pinus Sultan Adam and Apotek Kimia Farma Hasan Basri Banjarmasin in period November 2013-October 2014 to evaluate a prescription for 1 year data from 385 sheets prescription acquired a percentage of 0 % and the percentage of recipes incomplete 100%. The percentage of incompleteness a prescription category in accrued 0,52 % is not mentioned the name of a doctor, 1,56% is not mentioned a SIP of the doctor, 0 78 is not mentioned address doctor, 0,78 % is not mentioned the date of writing a prescription, 0,26% is not mentioned signature of doctor, 49,35% is not mentioned address patients, and 100% not included weight patients. Keywords : Prescription,Completeness of Administrative the Prescription, Medication Error ¹,² Academy of Pharmaceutical ISFI Banjarmasin ³ Apotek Kimia Farma 383 Pinus Sultan Adam BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) kesehatan adalah suatu keadaan sehat yang utuh secara fisik, mental dan sosial serta bukan hanya merupakan bebas dari penyakit. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting agar manusia dapat bertahan hidup dan melakukan aktivitas. Pembangunan sarana kesehatan merupakan peranan penting dalam pelayanan kesehatan yang bertujuan agar terciptanya derajat kesehatan yang optimal. Salah satu sarana kesehatan yaitu Apotek. Apotek adalah tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat (Kepmenkes 2004). Apotek merupakan salah satu sarana kesehatan yang medistribusikan obat secara langsung kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat memperoleh dengan mudah obat yang diperlukan. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004, Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan kepada Apoteker Pengelola Apotek (APA) untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Resep harus ditulis dengan lengkap dan jelas, adapun tujuannya adalah untuk menghindari adanya salah persepsi diantara dokter dan apoteker dalam rangka mengartikan sebuah resep. Resep yang lengkap harus memuat 1 2 nama, alamat, dan nomor Surat Izin Praktik (SIP) dokter, tanggal penulisan resep, tanda tangan/paraf dokter penulis resep, nama pasien, alamat pasien, umur pasien, berat badan pasien, cara pemakaian yang jelas, tanda R/, nama obat, dosis dan jumlah obat. Resep merupakan perwujudan hubungan profesi antara dokter, apoteker dan pasien. Komunikasi antara dokter dengan apoteker yang gagal merupakan salah satu faktor penyebab timbulnya kesalahan dalam pengobatan (medication error). Medication error adalah kejadian yang merugikan pasien akibat pemakaian obat selama dalam penanganan tenaga kesehatan, yang sebetulnya dapat dicegah (Kepmenkes 2004). Kelengkapan administratif resep merupakan suatu aspek yang sangat penting dalam peresepan karena dapat mengurangi atau mencegah terjadinya medication error. Pentingnya kelengkapan administratif resep di dalam penulisan resep masih belum disadari oleh para dokter penulis resep. Ketidakjelasan dan ketidaklengkapan dalam penulisan resep dapat disebabkan karena kurangnya pengetahuan dokter mengenai obat. Penulisan resep yang tidak jelas terjadi karena dokter tidak ingin resepnya dapat di baca oleh pasien. Penelitian oleh Marini (2013) tentang analisis kelengkapan penulisan resep dari aspek kelengkapan resep di apotek di kota Pontianak tahun 2012 terdapat 4,12% tidak mencantumkan nama dokter, 0,99% tidak mencantumkan alamat praktik dokter, 26,29% tidak mencantumkan Surat Izin Praktik (SIP) dokter, 5,86% tidak mencantumkan tanggal penulisan resep, 4,88% tidak mencantumkan tanda R/ pada resep, 0,04% tidak mencantumkan nama setiap 3 setiap obat dan komposisinya, 1,45% tidak mencantumkan aturan pemakaian obat, 71,36% tidak mencantumkan tanda tangan atau paraf dokter, 1,99% tidak mencantumkan nama pasien, 18,00% tidak mencantumkan alamat pasien untuk resep narkotika dan psikotropika, serta 50,58% tidak mencantumkan umur pasien. Penelitian oleh Fenny Azeria Puteri (2014) tentang evaluasi kelengkapan administratif resep di apotek sukma sari di kota Banjarmasin periode JanuariDesember 2013 terdapat 10,50% tidak mencantumkan Surat Izin Prakter (SIP) dokter, 10,14% tidak mencantumkan alamat pasien, 3,26% tidak mencantumkan tanggal penulisan resep, 27,17% tidak mencantumkan paraf dokter, 35,86% tidak mencantumkan alamat pasien, 5,43% tidak mencantumkan umur pasien, dan 99,27% tidak mencantumkan berat badan pasien. Apotek Kimia Farma 383 Pinus Sultan Adam dan Apotek Kimia Farma Hasan Basri terletak di pinggir jalan raya di Banjarmasin Utara yang juga mempunyai praktik dokter bersama sehingga memungkinkan banyak pasien yang berobat di sana. Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Evaluasi Kelengkapan Administratif Resep di Apotek Kimia Farma 383 Pinus Sultan Adam dan Apotek Kimia Farma Hasan Basri Banjarmasin Periode November 2013-Oktober 2014”.